Anda di halaman 1dari 140

PENGARUH PEMBERIAN TUGAS AWAL YANG DIIKUTI

DENGAN SPEED TEST TERHADAP PENCAPAIAN


KOMPETENSI SISWA DALAM PELAJARAN FISIKA
DI KELAS XI SMA N 9 PADANG
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah Umtuk Memenuhi Persyaratan Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
AFRI YENI
404.598
JURUSAN TADRIS IPA-FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
IMAM BONJOL PADANG
1429 H/2008 M
1
BAB I
PENDAHULUAN
i.Latar Belakang Masalah
Dewasa ini perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
sangat pesat, peralatan yang dikenal saat ini mulai dari alat transportasi,
komunikasi hingga alat-alat rumah tangga merupakan hasil penerapan ilmu
pengetahuan alam yang didominasi oleh ilmu fisika yang berteknologi tinggi.
Pemanfaatan teknologi dalam kehidupan telah dijelaskan dalam al-Quran
surat Al Hadid ayat 25 sebagai berikut :
Artinya :
.. dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan
berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) ...
(Q.S:Al Hadid:25)
Dari potongan ayat di atas menyatakan bahwa besi merupakan logam yang
bermanfaat bagi manusia untuk perkembangan teknologi. Peralatan
berteknologi tinggi hampir semuanya terbuat dari logam. Kehadiran peralatan
yang berteknologi tinggi telah memberikan manfaat kepada siapa saja
sehingga hidup terasa mudah dan menyenangkan.
Fisika merupakan tulang punggung tercapainya berbagai teknologi
tersebut. Dominasi fisika terhadap teknologi mengharapkan agar pencapaian
2
kompetensi siswa dalam pelajaran fisika haruslah baik, pencapaian kompetensi
fisika siswa yang memadai diharapkan dapat berkontribusi bagi siswa terhadap
pehaman IPTEK. Kemajuan dalam bidang IPTEK merupakan indikator
kemajuan bagi mata pelajaran Fisika.
Tinjauan terhadap pencapaian kompetensi fisika siswa di sekolah
sangatlah mengecewakan. Sebagai contoh, kondisi ini terlihat dengan
rendahnya nilai mid semester siswa mata pelajaran fisika di kelas XI IPA
SMA N 9 Padang seperti ditunjukkan pada tabel 1.
Tabel 1. Daftar Nilai Rata-rata Mid Semester 1 Kelas XI IPA SMA N 9
Padang Pada Mata Pelajaran Fisika tahun ajaran 2008/2009
No Kelas Rata-rata Nilai
1.
2.
3.
4.
5.
XI IPA1
XI IPA2
XI IPA3
XI IPA4
XI IPA5
24,18
34,00
39,71
51,60
34,23
Sumber: Wakil kepala sekolah bidang kurikulum
Syarat ketuntasan belajar di sekolah minimal 70 (tujuh puluh). Berdasarkan
nilai rata-rata kelas XI IPA pada mid semester 1 tahun ajaran 2008/2009
menunjukkan bahwa rata-rata nilai siswa pada mata pelajaran fisika tidak
mencapai syarat ketuntasan belajar yang telah ditetapkan..
Rendahnya pencapaian kompetensi fisika siswa merupakan tanggung
jawab bersama antara orang tua, guru dan pemerintah. Berbagai usaha telah
dilakukan pemerintah agar tercapainya tujuan pembelajaran di sekolah. Usaha
yang ditempuh pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan antara lain
3
adalah penyempurnaan kurikulum, pemberian dana bantuan kepada sekolah-
sekolah yang memiliki fasilitas terbatas, kegiatan penyetaraan bagi guru-guru
dan lain sebagainya, namun jika dilihat secara keseluruhan belum memberikan
hasil yang maksimal.
Guru merupakan orang yang paling bertanggung jawab terhadap
rendahnya pencapaian kompetensi fisika siswa. Kebanyakan guru di sekolah
langsung memegang buku teks dengan berceramah menyampaikan materi
kepada siswa. Guru cenderung berceramah tanpa adanya persiapan, terkadang
juga salah dalam menyampaikan konsep pelajaran. Hal ini mungkin dapat
menjadi salah satu penyebab rendahnya pencapaian kompetensi siswa. Selain
itu, saat pembelajaran berlangsung siswa hanya duduk diam, mencatat dan
mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru. Pembelajaran seperti ini akan
membuat pembelajaran fisika menjadi monoton dan membosankan.
Hasil observasi menunjukkan kurang terlibatnya siswa secara aktif baik
fisik maupun mental dalam proses belajar mengajar terlihat dari cara siswa
mengikuti pelajaran, sebagai berikut :
1. Ketika diberi tugas mengerjakan latihan di kelas siswa
cenderung menunggu jawaban dari teman yang pintar atau
menunggu pembahasan dari guru
2. Siswa keluar masuk ketika guru menyajikan pelajaran.
3. Tidak mengulang pelajaran di rumah dengan alasan tidak
ada PR
4. Siswa cenderung mengalami kesulitan dalam
4
menyampaikan pendapat.
5. Siswa jarang sekali mengajukan pertanyaan dalam
pembelajaran.
Keadaan tersebut memperlihatkan kurangnya persiapan siswa untuk
belajar. Jika hal ini terus dibiarkan akan menimbulkan kesulitan belajar yang
berkelanjutan apalagi saat siswa dituntut memahami materi yang lebih
spesifik. Untuk itu, guru harus mengkondisikan agar siswa masuk kelas tidak
dengan kepala kosong. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang di ungkapkan
oleh Oemar Hamalik (1983 : 16) :
Belajar dengan kepala kosong tanpa menyadari pengalaman
lampau pergi ke sekolah tanpa mempelajari terlebih dahulu tentang
pokok dan bahan yng akan dipelajari besoknya mengakibatkan
kurang dikuasinya atau dipahaminya pengalaman baru itu.
Dari pendapat di atas memperlihatkan bahwa tanpa persiapan sebagai bekal
awal, siswa akan sulit untuk memahami pelajaran dengan baik. Hal ini
megakibatkan siswa kesulitan dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan
oleh guru.
Siswa diharapkan telah memiliki persiapan saat pembelajaran
berlangsung sehingga siswa akan lebih mudah untuk mengikuti materi
pelajaran dibandingkan dengan siswa yang langsung menerima pelajaran dari
guru tanpa mempersiapkan diri sebelumnya. Persiapan yang dilakukan siswa
ini disebut dengan bekal awal. Agar bekal awal yang dimiliki siswa lebih
terarah maka bekal awal ini diatur oleh guru. Bekal awal yang diatur oleh
guru ini dikerjakan oleh siswa dalam bentuk jawaban terhadap serangkain
pertanyaan melalui tugas awal yang diberikan guru.
5
Rangkaian pertanyaan yang terdapat dalam tugas awal yang dikerjakan
siswa akan menuntun siswa mempersiapkan diri dengan sejumlah materi yang
akan dipelajarinya di sekolah, sehingga saat proses belajar mengajar
berlangsung siswa telah memiliki beberapa informasi tentang materi dan
memudahkan dalam memahami pelajaranya. Menurut Syaiful Bahri
Djamarah dan Aswan Zain (2002: 96) :
Tugas dan resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah (PR), tetapi
jauh lebih luas dari itu. Tugas biasanya dilaksanakan di rumah, di
sekolah, di perpustakaan dan di temapat lainnya. Tugas dan resitasi
merangsang anak untuk aktif belajar, baik secara individual maupun
secara kelompok.
Melalui tugas awal diharapkan siswa aktif belajar dan dapat mengembangkan
kreatifitas siswa dalam memenukan jawaban dari tugas yang diberikan. Untuk
mengetahui apakah siswa tersebut mengerjakan sendiri atau tidak, akan lebih
baik jika tugas awal tersebut diperiksa oleh guru dengan melaksanakan suatu
tes yang disebut dengan speed test. Speed test dilakukan pada awal
pertemuan setelah tugas awal dikumpulkan oleh guru.
Tugas awal yang dikerjakan siswa akan menjadi bekal awal siswa dalam
belajar. Persiapan yang dimiliki siswa diperkirakan dapat membuat proses
belajar mengajar lebih interaktif dimana siswa tidak lagi takut salah dalam
menyampaikan pendapat karena mereka telah memiliki sejumlah pengetahuan.
Dengan pengetahuan yang dimiliki siswa melalui tugas awal ini, proses belajar
mengajar diharapkan akan menjadi lebih bermakna bagi siswa dan diharapkan
dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan guru saat PBM
berlangsung sehingga proses belajar yang terjadi lebih interaktif dan
6
diharapkan pencapaian kompetensi dan nilai siswa menjadi lebih baik
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan tersebut
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh
Pemberian Tugas Awal Yang Diikuti Dengan Speed Test Terhadap
Pencapaian Kompetensi Siswa Dalam Pelajaran Fisika Di Kelas XI SMA
N 9 Padang.
ii.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latarbelakang masalah yang telah dikemukakan maka
penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut :
1. Pencapaian kompetensi fisika siswa di kelas XI SMA N 9
Padang masih rendah
2. Siswa kurang dilibatkan dalam proses belajar mengajar
3. Pembelajaran yang dilaksanakan masih berpusat pada guru dan
siswa cenderung pasif
4. Pemberian tugas awal yang diikuti speed test belum terlaksana
dengan baik.
iii.Batasan Masalah
Mengingat keterbatasan waktu, tenaga, biaya dan kemampuan yang ada,
agar penelitian ini lebih terarah dan terpusat, maka penelitian ini dibatasi pada
hal-hal berikut :
1. Speed Test dapat dilakukan pada awal jam pelajaran setiap kali
7
pertemuan.
2. Tugas awal yang diberikan berupa jawaban pertanyaan tentang
materi pelajaran yang akan dipelajari yang mengacu pada
pencapaian indikator berdasarkan kompetensi dasar yang harus
dimiliki siswa.
3. Materi yang disajikan sesuai dengan KTSP di kelas XI SMA N
9 Padang yakni Hukum Kekekalan Energi Mekanik dan
Momentum, Impuls dan Tumbukan .
4. Kompetensi yang harus dimiliki siswa mengacu pada
pencapaian indikator untuk ranah kognitif dan afektif
i.Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dapat
dirumuskan masalah penelitian yaitu Apakah pencapaian kompetensi fisika
siswa melalui penerapan Pembelajaran KTSP yang diawali Tugas Awal dan
Diikuti Speed Test di Kelas XI SMA N 9 Padang lebih baik dibandingkan
dengan tidak di awali tugas awal dan Speed Test bagi siswa kelas XI SMA N 9
Padang?
ii.Tujuan Penelitian
Tujaun penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Pemberian
Tugas Awal Yang Diikuti Dengan Speed Test terhadap Pencapaian
Kompetensi Siswa dalam Pelajaran Fisika di Kelas XI SMA N 9 Padang
8
iii.Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian diharapkan berguna bagi :
1. Penulis sebagai syarat menyelesaikan Sarjana Pendidikan Islam
Fisika di Jurusan Tadris Fisika IAIN IB Padang
2. Guru fisika sebagai salah satu bahan pertimbangan untuk
meningkatkan pencapaian kompetensi siswa.
iv.Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami judul penulisan
skripsi, maka penulis merasa perlu untuk menjelaskan sebagai berikut :
5. Pengaruh : Daya yang ada atau timbul dari sesuatu
yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau
perbuatan sesorang
6. Speed Test
Speed : kecepatan (Kamus Inggris-Indonesia)
Test : ujian (Kamus Inggris-Indonesia)
Speed test : sebuah bentuk tes/ujian yang diberikan kepada siswa
secara cepat atau dalam waktu yang singkat
7. Pencapaian Kompetansi
Pencapaian : proses, cara, perbuatan mencapai
Kompetansi : kemampuan menguasai sesuatu
9
Pencapaian Kompetansi : kemampuan yang telah dikuasai siswa setelah
melalui sebuah proses pembelajaran
10
BAB II
TINJAUAN KEPUTAKAAN
i.Landasan Teori
b. Hakekat Tugas Awal dan Implementasinya dalam
Pembelajaran
Belajar merupakan suatu proses dalam memperoleh pengetahuan
atau pengalaman yang menimbulkan perubahan tingkah laku sebagai
akibat dari pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh. Proses belajar
dan mengajar merupakan upaya untuk membelajarkan siswa.
Pembelajaran menurut I Nyoman Sudana Degeng yang dikutip oleh B.
Uno (2006:2) adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Dalam
pengertian ini terlihat bahwa pembelajaran mengandung kegiatan memilih,
menetapkan, dan mengembangkan metode untuk mencapai hasil
pengajaran yang diinginkan
Dalam mencapai hasil yang maksimal, guru hendaknya
memperhatikan kesiapan siswa sebelum mengikuti pembelajaran. Menurut
B. Uno (2006 : 7) prinsip-prinsip yang harus dijadikan pegangan guru
dalam melaksanakan proses belajar mengajar adalah :
a. Mengajar harus berdasarkan
pengalaman yang sudah
dimiliki siswa
b. Pengetahuan dan
keterampilan yang diajarkan
harus bersifat praktis
c. Mengajar harus
memperhatikan perbedaan
11
10
individual setiap siswa
d. Kesiapan (readiness) dalam
belajar sangat penting
dijadikan landasan dalam
mengajar.
e. Tujuan mengajar harus
diketahui siswa
f. Mengajar harus mengikuti
prinsip psikologis tentang
belajar. Para ahli psikologi
merumuskan prinsip bahwa
belajar itu harus bertahap
dan meningkat.
Berdasarkan prinsip-prinsip pengajaran di atas seorang guru hendaklah
memperhatikan kesiapan belajar.
Persiapan siswa sebelum proses belajar mengajar berlangsung
merupakan bekal awal bagi siswa untuk menghadapi suatu pelajaran.
Dalam menuntun siswa mempersiapkan diri, pemberian tugas awal kepada
siswa merupakan hal yang sangat diperlukan karena dengan adanya tugas
awal akan menunjang pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang
akan dibahas di dalam kelas
Tugas awal yang diberikan kepada siswa adalah berupa tugas
menjawab pertanyaan sebelum pembelajaran berlangsung yang dikerjakan
dirumah. Pertanyaan-pertanayan pada tugas awal mengarah kepada uraian
materi yang akan dipelajarinya. Menurut Roestiyah (1988 : 133) yang
menyatakan bahwa:
Tugas yang diberikan dalam bentuk daftar sejumlah pertanyaan
mengenai mata pelajaran tertentu atau satu perintah yang harus
dibahas dengan diskusi atau perlu di cari uraiannya pada buku
pelajaran. Dapat juga berupa tugas tertulis atau tugas lisan yang
12
lain, dapat ditugaskan mengumpulkan sesuatu, mengadakan
observasi terhadap sesuatu dan bisa juga melakukan eksperimen.
Tugas itu juga dapat berupa perintah, kemudian siswa mempelajari
bersama teman atau dikerjakan sendiri dan menyusun laporan
/resume.
Dengan tugas awal ini diharapkan siswa akan mempunyai pengetahuan
awal tentang materi yang akan dipelajarinya di kelas sebagai bekalnya saat
pembelajaran. Siswa tidak merasa bahwa materi yang dipelajarinya di
dalam kelas sebagai sesuatu yang baru diketahuinya. Dengan demikian
siswa akan lebih mudah dalam mempelajari dan memahami suatu konsep.
Pentingnya tugas awal sebagai persiapan siswa saat pembelajaran
di ungkapkan oleh Oemar Hamalik (1983 : 16) :
Belajar dengan kepala kosong tanpa menyadari pengalaman
lampau pergi ke sekolah tanpa mempelajari terlebih dahulu tentang
pokok dan bahan yng akan dipelajari besoknya mengakibatkan
kurang dikuasinya atau dipahaminya pengalaman baru itu.
Dari pendapat di atas memperlihatkan bahwa tanpa bekal awal siwa akan
sulit untuk memahami pelajaran dengan baik, akibatnya siswa akan
mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan.
Pertanyan-pertanyan yang terdapat pada tugas awal dapat
menimbulkan rasa ingin tahu mereka tentang isi pelajaran tersebut,
sehingga pada waktu guru menerangkan di kelas siswa betul-betul
memperhatikan. Pertanyaan yang tersusun dengan baik akan memberikan
dampak positif. Menurut M. Uzer Usman dalam buku karangan Ahmad
Sabri (2005:65), dampak positif dari pertanyaan yang tersusun dengan baik
adalah :
13
a. meningkatkan partisipasisiswa
dalam kegaiatan belajar megajar
b. membangkitkan minat dan rasa ingin
tahu siswa terhadap sesuatu masalah
yang sedang dihadapi atau
dibicarakan
c. mengembangkan pola dan cara
belajar aktif dari siswa
d. menuntun proses berpikir siswa
sebab pertanyaan yag baik akan
membantu sisw agar dapat
menemukan jawaban yang baik.
Dari pernyataan di atas menunjukkan bahwa pertanyaan yang disusun
dengan baik dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran.
Penyusunan tugas awal agar lebih terarah dilaksanakan sesuai fase-
fase pemberian tugas. Adapun fase-fase pemberian tugas menurut I.L
Pasaribu dan B. Simanjuntak :
Fase pemberian tugas
a. tujuan jelas
Agar hasil belajar memuaskan, maka guru merumuskan tujuan
yang hendak dicapai oleh murid
sifat dari tujuan :
1. merangsang siswa berusaha
lebih baik memupuk inisiatif
bertangggung jawab, berdiri
seniri
2. menyeberkan kegiatan
sekolah ke dalam
penggunaan waktu secara
konstrukti
3. memperkuat hasil belajar
dengan menyelenggarakan
latihan-latihan
b. petunjuk jelas
Guru dalam memberikan tugas hendanya menunjukkan aspek-
aspek yang perlu dipelajari agar para siswa tidak merasa bingung
terhadap apa yang harus dipelajari dan segi mana yang
14
dipentingkan.
Teknik pemberian tugas awal pada pembelajaran bertujuan agar
siswa memiliki kompetensi yang lebih mantap, karena siswa mengerjakan
serangkaian tugas-tugas sehingga pengalaman siswa dalam mempelajari
pelajarannya lebih terintregasi. Hal ini terjadi karena siswa mendalami
pengalaman belajar yang berbeda saat mengerjakan tugas awal di luar jam
pelajaran. Siswa menemukan sendiri pengetahuan yang dicarinya maka
pengetahuan itu akan tinggal lama di dalam jiwanya.
c. Tinjauan Tentang Speed Test dan Pengaruhnya
Terhadap Bekal Awal
Tes secara harfiah berasal dari bahasa Prancis kuno testum
artinya piring untuk menyisihkan logam-logam mulia. Dalam bahasa
Inggris ditulis dengan test yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan
dengan tes ujian atau percobaan. Menurut Sudijono, Anas (1996 :
67):
Tes adalah cara yang dapat dipergunakan dalam rangka pengukuran
dan penilaian di bidang pendidikan yang berbentuk pemberian tugas
atau serangkaian tugas (baik berupa pertanyaan-pertanyaan yang harus
dijawab atau perintah-perintah ( yang harus dikerjakan) oles testee,
sehingga (atas dasar data yang diperoleh dari hasil pengukuran
tersebut) dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau
prestasi testee yang dapat dibandingkan dengan nilai testee yang
lainya. .

Proses pembelajaran dapat berlangsung efektif jika seluruh siswa
dalam kelas dapat mengikuti proses belajar mengajar dengan baik.
15
Keefektifan suatu proses belajar mengajar dapat dilihat dari perhatian
siswa terhadap pelajaran tersebut dan pencapaian kompetensi yang di
peroleh siswa. Pencapaian kompetensi siswa dapat diketahui dengan
melakukan test. Menurut Arikunto (1997, 29) :
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang
digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan,
intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau
kelompok.
Berdasarkan definisi tersebut, dapat dijelaskan bahwa tes merupakan alat
ukur yang berbentuk pertanyaan atau latihan, dipergunakan untuk
mengukur kemampuan yang ada pada seseorang atau sekelompok orang.
Sebagai alat ukur dalam bentuk pertanyaan, maka tes harus dapat
memberikan informasi mengenai pengetahuan dan kemampuan obyek
yang diukur. Sedangkan sebagai alat ukur berupa latihan, maka tes harus
dapat mengungkap keterampilan dan bakat seseorang atau sekelompok
orang.
Tes merupakan alat ukur yang standar dan obyektif sehingga dapat
digunakan secara meluas untuk mengukur dan membandingkan keadaan
psikis atau tingkah laku individu. Dengan demikian berarti sudah dapat
dipastikan akan mampu memberikan informasi yang tepat dan obyektif
tentang obyek yang hendak diukur baik berupa psikis maupun tingkah
lakunya, sekaligus dapat membandingkan antara seseorang dengan orang
lain.
Jadi dapat disimpulkan bahwa tes adalah suatu cara atau alat untuk
mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas atau serangkaian tugas
16
yang harus dikerjakan oleh siswa atau sekelompok siswa sehingga
menghasilkan nilai tentang tingkah laku atau prestasi siswa tersebut.
Prestasi atau tingkah laku tersebut dapat menunjukkan tingkat pencapaian
kompetensi siswa atau tingkat penguasaan terhadap seperangkat materi
yang telah diberikan dalam proses pembelajaran.
Dalam kaitan dengan rumusan tersebut, sebagai alat evaluasi hasil
belajar, menurut Sudijono, Anas (1996: 67) tes minimal mempunyai dua
fungsi, yaitu:
a. Untuk mengukur tingkat penguasaan terhadap
seperangkat materi atau tingkat pencapaian
terhadap seperangkat tujuan tertentu. lebih
dititikberatkan untuk mengukur keberhasilan
program pembelajaran,
b. Untuk menentukan kedudukan atau perangkat
siswa dalam kelompok, tentang penguasaan
materi atau pencapaian tujuan pembelajaran
tertentu, lebih dititikberatkan untuk mengukur
keberhasilan belajar masing-masing individu
peserta tes.
Tes dapat dilakukan di awal, tengah ataupun di akhir pelajaran. Tes
yang diberikan kepada siswa hendaklah dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa. Suatu tes harus cukup menantang bagi siswa, sehingga
siswa dapat belajar lebih baik (Sirait, Bistok, 1989, 81). Salah satu bentuk
tesnya adalah speed test. Menurut Bistok Sirait (1989:151)
Speed test adalah tes yang digunakan , direncanakan untuk
memastikan seberapa cepat siswa dapat mengerjakan serangkaian
tugas-tugas yang mudah. Tes ini lebih banyak mengukur
kecepatan reaksi dari pada banyaknya pengetahuan peserta
didik.
Jadi speed test adalah suatu bentuk tes yang diberikan kepada siswa guna
17
melihat seberapa cepat siswa dapat memahami suatu materi yang telah
dipelajari dalam waktu yang singkat. Dalam tes ini siswa dihadapkan pada
soal-soal tes yang taraf kesukarannya biasanya relatif mudah, sehingga
siswa akan mampu mengerjakannya dengan benar apabila waktu untuk
mengerjakannya sedikti lebih banyak.
Speed test merupakan suatu alat untuk melihat apakah siswa
mengerjakan tugas awal yang diberikan dengan baik. Hal ini sesuai
dengan pendapat Roestiyah N. K (1988 : 133) bahwa :
Diharapkan bila guru telah memberikan tugas kepada siswa, hari
berikutnya harus dicek apakah sudah dikerjakan atau belum karena
akan memberi motivasi belajar siswa.
Speed test adalah suatu cara untuk mengecek kemampuan siswa yang
diperoleh melalui tugas awal. Siswa yang tidak mengerjakan tugas awal
akan kesulitan dalam mengerjakan speed test ini, karena tidak mempunyai
persiapan yang tidak memadai untuk menghadapi test ini. Pertanyan pada
speed test ini dirancang berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang terdapat
pada tugas awal.
Speed test dirancang sedemikian rupa sehingga siswa benar-benar
berkonsentrasi dan berupaya menggunakan kemampuan berpikirnya untuk
dapat mengerjakan tes tersebut dengan cepat. Sirait (1989 :190)
mengatakan :
sebuah tes cepat jika mempunyai standar untuk semua siswa
haruslah mencakup butir-butir tes yang lebih banyak dari jumlah
yang dapat dijawab oleh tiap siswa dalam batas waktu yang telah
disediakan.
Dalam mengerjakan speed test siswa dituntut untuk dapat
18
menggunakan waktu yang disediakan seoptimal mungkin, karena siswa
dikondisikan sedemikian rupa sehingga dalam waktu tersebut siswa harus
dapat mengerjakan soal-soal yang ada sebanyak mungkin. Dengan ujian
singkat berupa speed test ini peluang siswa untuk melakukan
ketidakjujuran akademis sangat kecil. Siswa yang tidak mengerjakan
tugas awal dengan baik tidak akan mampu mengerjakan soal dengan baik.
Waktu yang singkat akan membatasi siswa untuk berdiskusi dengan
temannya atau melakukan kecurangan lain.
Melalui pemberian Speed test di setiap awal pembelajaran ini,
diharapkan siswa dapat lebih termotivasi untuk mempersiapkan diri lebih
baik sehingga proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan bermakna
bagi siswa. Pembelajaran yang bermakna bagi siswa dapat meningkatkan
pencapaian kompetensi fisika siswa dapat ditingkatkan.
d. Tinjauan tentang Pencapaian Kompetensi
a. Pegertian pencapaian kompetensi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995: 552) pencapaian
adalah suatu proses, cara, atau perbuatan mencapai, sedangkan
kompetensi didefinisikan sebagai : kemampuan menguasai gramatika
suatu bahasa secara abstrak atau batiniah. Jadi pecapaian kompetensi
berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah suatu proses atau
perbuatan untuk mencapai suatu kemampuan menguasai gramatika
suatu bahasa baik secara abstrak atau batiniah.
19
Kompetensi yang dimaksudkan pada Kurkulum Tingkat Satuan
Pendidikan yang dikemukakan dalam buku Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan karangan Mulyasa (2007: 215) adalah:
Kompetensi merupakan sesuatu yang ingin dimiliki oleh peserta
didik dan merupakan kompenen utama yang harus dirumuskan dalam
pembelajaran yang memiliki peran penting dalam dalam menentukan
arah pembelajaran.
Jadi pencapaian kompeteansi adalah suatu proses dimana serangkaian
kemampuan agar dimiliki oleh peserta didik. Kompetensi yang
dimiliki peserta didik perlu dinyatakan sedemikian rupa agar diperoleh
nilai, sebagai wujud pencapaian kompetensi yang mengacu pada
pengalaman langsung.
Peserta didik perlu mengetahui tujuan belajar dan tingkat-
tingakat pengausaan yang akan digunakan sebagai kriteria pencapaian
secara eksplisit , dikembangkan berdasarkan tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan, dan memiliki kontribusi terhadap kompetensi-kompetansi
yang dipelajari. Penilaian pencapaian kompetensi perlu dilakukan
secar objektif berdasarkan kinerja peserta didik dengan bukti
pengusaan mereka terhadap suatu kompetensi sebagai hasil belajar
b. Kompetensi dalam pelajaran fisika untuk
konsep Hukum kekekalan energi mekanik dan
impuls, momentum dan tumbukan
I. Standar kompetensi : menganalisis gejala alam dan keteraturannya
20
dalam cakupan mekanika benda titik
II. Kompetensi dasar :
1. Menerapkan hukum kekelan
energi mekanik untuk
menganalisis gerak dalam
kehidupan sehari-hari
2. Menunjukkan hubungan antara
konsep impuls dan momentum
untuk menyelesaikan masalah
tumbukan
Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus
dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai
rujukan penyusunan indikator kompetensi. Kompetensi yang jelas
pada setiap materi pembelajaran akan memberi petunjuk yang jelas
pula terhadap metode dan media serta memberi petunjuk terhadap
penilaian.
III. Indikator kompetensi:
Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat di ukur
dan/atau di observasi untuk menunjukkan ketercapaian
kompetensi dasar. Adapun indikator kompetensi pada
penelitian ini adalah :
1. menerpakan hukum kekelan energi mekanik pada gerak
jatuh bebas, gerak parabola da gerak harmonis sederhana
21
2. menerpkan hukum kekelan energi mekanik pada gerak
dalam bidang miring
3. menerapkan kekelan energi mekanik pada gerak benda
pada bidang lingkaran
4. menerapkan hukum kekelan energi mekanik pada gerak
satelit
5. menerapkan kekelan energi mekanik pada gerak getaran
6. memformulasikan konsep impuls dan momentum ,
keterkaitan antar keduanya, serta aplikasinya dalam
kehidupan (misalnya pada roket)
7. merumuskan hukum kekelan momentum untuk sistem
tanpa gaya luar
8. mengintregasikan hukum kekelan energi dan kekelan
momentum untuk berbagai peristiwa tumbukan
IV. Langkah-langkah pembelajaran :
1. kegiatan awal
a. guru mengucapkan salam dan mengabsensi siswa
b. guru memberikan motivasi kepada siswa
c. guru menyampaikan tujuan pembelajaran
d. guru mengumpulkan tugas awal siswa
2. kegiatan inti
a. guru memberikan speed test (10 menit) dengan langkah-
22
langkah sebagai berikut :
1) guru memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa
2) guru mengawasi siswa dalam melaksanakan tes
3) guru mengumpulkan jawaban siswa
b. guru memberikan ulasan jika ada jawaban yang sulit di
jawab oleh siswa (disesuaikan dengan kondisi siswa saat
pembelajaran)
c. guru menerangkan materi pelajaran sampai selesai sesuai
dengan KTSP
d. guru memberikan contoh soal sesuai dengan konsep yang
dipelajari
3. kegiatan penutup
a) guru bersama siswa merangkum materi pelajaran
b) guru memberikan tugas awal untuk pertemuan berikunya
a. Kerangka Konseptual
Dengan diterapkannya pembelajaran KTSP yang sertai tugas awal akan
menuntun siswa untuk mempersiapkan diri dengan sejumlah materi pelajaran
yang akan dipelajarinya. Materi ini diberikan guru pada pertemuan
sebelumnya dalam bentuk beberapa buah pertanyaan untuk dikerjakan di
rumah yang mengarahkan siswa kepada materi yang dipelajarinya sehingga
siswa belajar tidak dengan kepala kosong. Di sekolah guru akan
memeberiakan Speed test untuk melihat persiapan belajar yang telah
23
dikerjakan siswa melalui tugas awal. Dengan adanya persiapan siswa yang
lebih baik saat pembelajaran dimulai diharapkan pencapaian kompetensi siswa
meningkat
Guru menerangkan materi pelajaran berdasarkan tugas yang dikerjakan
siswa dan memberikan konsep-konsep penting dalam materi tersebut. Dengan
persiapan yang telah dimiliki siswa, pembelajaran diharapkan lebih bermakna
pada siswa karena siswa telah siap untuk belajar. Penerapan metode ini
diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa. Jika dibandingkan
dengan pembelajaran dengan KTSP saja.
Proses pembelajaran yang terjadi antara guru dan siswa berdasarkan
KTSP. Pada kelas eksperimen diterapkan tugas awal yang diikuti dengan
speed test dan dikelas kontrol tidak diterapkan. Kompetensi siswa pada sapek
kognitif yang diperoleh melalui tes akhir dibandingkan antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol sehingga dapat di ambil suatu kesimpulan.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dibuat kerangka konseptual
sebagai berikut :
24
b. Penelitian Terkait
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Titik Efnita tahun 2002
yang berjudul Efektifitas pembelajaran yang berorientasi
lingkungan melalui tugas awal dalam meningkatkan hasil
belajar fisika siswa di kelas 1 SLTPN 13 Padang.
Kesimpulan yang diperoleh adalah terdapatnya
peningkatan pencapaian kompetensi fisika siswa dengan
metode pembelajaran yang berorientasi lingkungan melalui
tugas awal.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Murnaiti tahun 2002 yang
berjudul Studi perbandingan hasil belajar fisika siswa
yang diberi speed test dengan embeded test pada kelas 1
SMU Pertiwi 1 Padang. Kesimpulan yang diperoleh
adalah tidak terdapat perbedaan yang berarti antara hasil
belajar siswa yang pembelajarannya diberi speed test dan
emborded test.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Triharnita tahun 2007 yang
berjudul Pengaruh bekal awal dalam bentuk pembuatan
resume dan aplikasi konsep dalam model pembelajaran
kooperatif terhadap hasil belajar fisika kelas X SMA
Pembangunan KORPRI UNP. Kesimpulan yang
diperoleh adalah terdapanya peningkatan pencapaian
25
kompetensi siswa dengan bekal awal dalam bentuk
pembuatan resume dan aplikasi konsep dalam model
pembelajaran kooperatif.
Berdasarkan hasil penelitian di atas maka penulis tertarik melakukan
penelitian tentang Pengaruh pemberian tugas awal yang diikuti dengan speed
test terhadap pencapaian kompetansi siswa dalam pelajaran Fisika di kelas XI
SMA N 9 Padang. Penelitian yang penulis lakukan lebih menekankan pada
bekal awal siswa berupa tugas awal yang diikuti dengan speed test.
c. Hipotesis
Untuk menemukan jawaban sementara berdasarkan landasan teoritis dan
kerangka konseptual, maka dapat dikemukakan hipotesis dalam penelitian ini
adalah :
Ho : Tidak terdapat pengaruh berarti terhadap pencapaian kompetensi
fisika siswa melalui pemeberian tugas awal yang diikuti dengan
Speed Test di kelas XI SMA N 9 Padang
H
1
: Terdapat pengaruh berarti terhadap pencapaian kompetensi fisika
siswa melalui pemeberian tugas awal yang diikuti dengan Speed
Test di kelas XI SMA N 9 Padang
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan maka penelitian ini
adalah penelitian eksperimental. Penelitian eksperimen menurut Suharsimi
Arikunto (2005:207) :
Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan
untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari suatu yang dikenakan
pada subjek selidik. Dengan kata lain penelitian eksperimen
mencoba meneliti ada tidaknya hubungan sebab akibat, caranya
adalah dengan membandingkan satu atau lebih kelompok
eksperimen yang diberi perlakuan dengan satu atau lebih kelompok
pembanding yang tidak menerima perlakuan.
Penelitian eksperimen ini terdiri atas dua kelas yaitu kelas eksperimen
dan kelas kontrol. Pada setiap kelas sampel diberikan perlakuan yang berbeda.
Kelas pertama sebagai kelas eksperimen diberikan perlakuan berupa
pemberian tugas awal yang diikuti dengan Speed Test. Kelas kedua sebagai
kelas kontrol diberikan penerapan pembelajaran yang tidak menerapkan
pemberian tugas awal yang diikuti dengan Speed Test. Rancangan penelitian
ini tergolong bentuk randomized control group only design, yaitu:
27
27
Tabel 2. Rancangan penelitian
Kelas Treatment Postest
Kelas eksperimen X
T
Kelas kontrol - T
Keterangan :
X : Tugas Awal diikuti dengan Speed Test
T : Tes Akhir
B. Populasi dan sampel
2. Populasi
Populasi adalah keseluruhan anggota dari subjek penelitian. Menurut
Sudjana (2002:6):
populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil
menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif
mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang
lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA 9 Padang yang
terdaftar tahun ajaran 2008 / 2000 terdiri dari kelas XI IPA1, XI IPA2, XI
IPA3, XI IPA4, dan XI IPA5
Tabel 3. Populasi Kelas XI IPA SMA 9 Padang
No Kelas Jumlah Siswa
1. XI IPA1 33
2. XI IPA2 33
3. XI IPA3 32
4. XI IPA4 34
5. XI IPA5 35
Jumlah 167
28
Sumber: Tata Usaha SMA N 9 Padang
3. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti.
Sampel yang diperlukan terdiri dari 2 kelas yaitu kelas eksperimen dan
kelas kontrol. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini
adalah cluster random sampling. Adapun langkah-langkah dalam
pengambilan sampel adalah sebagai berikut:
a. Mengumpulkan data hasil pencapaian kompetensi
fisika seluruh siswa kelas XI IPA berupa nilai rapor
pada mid semester I yang disajikan pada lampiran I,
kemudian dihitung rata-rata dan simpangan bakunya.
Maka didapatkan seperti tabel berikut:
Tabel. 4 : Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku Siswa Kelas XI IPA
SMA N 9 Padang
Kelas XI IPA
1
XI IPA
2
XI IPA
3
XI IPA
4
XI IPA
5
x
24,51 34.30 39.72 32.70 51.60
S
12.54 13.25 11.54 18.31 18.57
b. Nilai yang diperoleh kemudian dilakukan analisis
berupa uji normalitas. Uji normalitas bertujuan untuk
melihat apakah kelas sampel berasal dari populasi yang
berdistribusi normal atau tidak.
Adapun langkah-langkahnya menurut Sudjana (2002:466)
adalah sebagai berikut:
29
a. Data X
1
, X
2
, X
3
,, X
n
yang diperoleh dari data yang terkecil
hingga yang terbesar.
b. Data X
1
, X
2
, X
3
,, X
n
dijadikan bilangan baku Z
1
, Z
2
, Z
3
,, Z
t
dengan rumus:
S
Z
x x 2 1

Keterangan: X
1
= Skor yang diperoleh siswa ke-1
X
t
= Skor rata-rata
S = Simpangan Baku
c. Dengan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian
dihitung peluang F(Z Z
t
)
d. Dengan menggunakan proporsi Z
1
, Z
2
, Z
3
,, Z
n
yang lebih kecil
atau sama dengan Z
1,
jika proporsi dinyatakan dengan S (Z
1
)

maka:
( )
N
Z yang Z Z Z BanyaknyaZ
Zi S
t n

,..., , ,
3 2
b. Menghitung selisih F(Z1)-S(Z1) yang kemudian tentukan harga
mutlaknya.
c. Diambil harga yang paling besardiantara harga mutlak selisih,
disebut Lo.
d. Membandingkan nilai Lo dengan nilai kritis A yang
terdapat pada = 0,05. criteria yaitu hipotesis
tersebut normal jika Lo lebih kecil dari A.
30
Harga mutlak terbesar dinyatakan dengan L
0
.
Untuk menolak atau menerima hipotesis nol di bandingkan antara
L
0
dengan nilai kritis L pada uji Lilifort.
Kriteria pengujiaanya:
Jika
o
L
<
tabel
L
berarti data sampel berdistribusi normal
Jika
o
L
>
tabel
L
berarti data sampel tidak berdistribusi normal
Berdasarkan perhitungan uji normalitas diperoleh :
Tabel 5. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Populasi dengan
menggunakan Uji Liliefors
No Kelas Lo Ltabel Kesimpulan Keterangan
1 XI IPA1 0.01153 0.1543 Lo < L tabel
maka terima Ho
Data
Normal
2 XI IPA2 0.0720 0.1543 Lo < L tabel
maka terima Ho
Data
Normal
3 XI IPA3 0.1221 0.1566 Lo < L tabel
maka terima Ho
Data
Normal
4 XI IPA4 0.2157 0.1519 Lo > L tabel
maka tolak Ho
Data Tak
Normal
5 XI IPA5 0.1467 0.1497 Lo < L tabel
maka tolak Ho
Data
Normal
Setelah dilakukan pengujian normalitas terhadap masing-masing
kelas diperoleh kelas XI IPA1, XI IPA2, XI IPA3, dan XI IPA5
berdistribusi normal dan kelas XI IPA4 tidak terdistribusi normal.
Maka dapat disimpulakan bahwa kelas yang dapat dijadikan sebagai
kelas sampel adalah kelas yang berdistribusi normal yaitu terdapat
empat kelas yaitu: XI IPA1, XI IPA2, XI IPA3, dan XI IPA5.
Perhitungan yang lebih jelas untuk pengujian normalitas populasi
31
disajikan pada lampiran II.
c. Uji Homogenitas Variansi
Uji homogenitas variansi ini bertujuan untuk melihat apakah kedua
sampel mempunyai varian yang homogen atau tidak. Adapun langkah-
langkah uji homogenitas variansi menutrut Sudjana (2002:263) adalah
sebagai berikut:
a. Mencari varians masing-masing
sampel dengan rumus :
S =
) 1 (
) (
2 2


n n
x x n
i i

Keterangan : n = banyak sampel

i
x
= data ke i
b. Hitung varians gabungan dari
semua kelompok sampel dengan
rumus

) 1 (
) 1 (
2
2
n
S n
S
i i
Keterangan : S = varians gabungan
Si = varian dari tiap-tiap sampel
c. Hitung harga satuan Barlet
32
dengan rumus

) 1 ( ) (log
2
i
n S B
Keterangan : B = Harga satuan barlet
d. Hitung harga Chi Kuadrat (
2

)
dengan rumus
} log ) 1 ( { 10 ln
2 2


i i
S n B
, dengan ln 10 = 0,2.303
e. Guanakan tabel
2

untuk

=
0.05 dan taraf nyata = 95% =
0.95
f. Kriteia pengujian adalah terima
Hipotesis H
0
jika
2
) 1 , 1 (
2

K hitung

Berdasarkan pengujian diperoleh
2
hitung

= 5.94 dan
2
tabel

=9.49 karena
2
) 1 , 1 (
2

K hitung


yaitu (5.94 < 9.49) sehingga Ho
diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa kelima kelas populasi
mempunyai variansi yang homogen pada taraf kepercayaan 95%.
Perhitungan yang lebih jelas disajikan pada lampiran III.
d. Uji kesamaan rata-rata
Uji kesamaan rata-rata dilakukan dengan tujuan untuk melihat
33
apakah populasi mempunyai kesamaan rata-rata atau tidak. Menurut
Sudjana pasangan hipotesis yang diuji adalah:
H G F E D
H :
0
:
1
H
Paling sedikit satu tanda sama dengan tidak berlaku
Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam uji kesamaan
rata-rata adalah sebagai berikut :
1) Menghitung jumlah Kuadrat rata-rata
JK(R) =

N
X
2
2) Menghitung kuadrat dari semua nilai dengan rumus :
JK(A) =
) (
2
R JK
n
X
i
i

3) Menghitung kuadrat dari semua nilai dengan rumus :


JK(T) =

2
X
4) Hitung jumlah kuadrat dalam kelompok dengan rumus :
JK(D) = JK(T) JK(A) JK(R)
5) Menghitung rata-rata jumlah antar kelompok dengan rumus :
RJK(A) =
1
) (
k
A JK
6) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat dalam kelompok dengan
rumus:
RJK(D) =
k n
D JK

) (
34
7) Menguji sugnifikan dari kelompok dengan rumus :
F =
) (
) (
D RJK
A RJK
8) Menyusun hasil perhitungan 1-7 ke dalam tabel analisis
variansi seperti pada tabel berikut ini :
Tabel 6. Format Analisi Variansi Untuk Uji Kesamaan Rata-Rata
! DK JK RJK F
tabel
Rataan 1 R
y
1
y
R
R
D
A
F
Antar
Kelompok
K=1 A
y
( ) 1

k
A
A
y
Dalam
Kelompok
( ) 1
i
n D
y
( ) 1

i
y
n
D
D
Total
i
n
2
Y
Kriteria pengujian adalah : jika
) 1 , 1 )( 1 (
<
n k hitung
F F

pada taraf
kepercayaan 95% (Sudjana, 2002 :305 ) maka populasi memiliki rata-
rata yang tidak jauh berbeda. Dari perhitungan diperoleh F hitung < F
tabel (0,087 < 2,06) maka dapat disimpulkan bahwa keemapt sample
mempunyai rata-rata yang tidak jauh berbeda. Perhitungan yang lebih
jelas disajikan pada lampiran IV
e. Menentukan sampel
Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas terdapat
empat kelas yang memenuhi syarat yaitu : XI IPA1, XI IPA 2, XI IPA
3 dan XI IPA 5. kelas sampel yang digunakan pada penelitian ini
35
hanya yang berdistribusi normal dan homogen. Jadi populasi menjadi
XI IPA1, XI IPA 2, XI IPA 3 dan XI IPA 5. Berdasarkan uji kesamaan
rata-rata ternyata ke empat kelas memiliki rata-rata yang tidak jauh
berbeda. Kemudian ditentukan secara acak satu kelas sebagai kelas
eksperimen dan satu kelas sebagai kelas kontrol.
Berdasarkan pengujian diperoleh bahwa 4 kelas berdistribusi
normal, populasi homogan dan memiliki kesamaan rata-rata, maka
untuk pengambilan sampel dilakukan secara acak atau random dengan
cara undian. Kelas yang terpilih pertama sebagai kelas eksperimen
yaitu XI IPA2 dan kelas yang terambil kedua sebagai kelas kontrol
yaitu kelas XI IPA3


C. Variabel dan Data
1. Variabel
a. Variable bebas
Variabel bebas adalah perlakuan yang diberikan kepada siswa.
Sebagai variabel bebas dalam penelitian ini yaitu perlakuan berupa
pembelajaran dengan melalui pemberian tugas awal diikuti denga
speed test.
b. Variable terikat
Variabel terikat adalah variabel yang di pengaruhi oleh variabel
bebas. Variabel terikatnya yaitu kompetensi siswa dalam pelajaran
fisika untuk kelas sampel pada mata pelajaran fisika pada pokok
36
bahasan Hukum Kekelan Energi Mekanik dan Momentum, Impuls dan
Tumbukan
2. Data
a. Jenis data
1) Data primer
Data primer adalah data yang diambil secara langsung dari
sampel. Data primer dalam penelitian ini adalah data yang
diperoleh langsung dari sampel berupa data pencapaian kompetensi
siswa dalam mata pelajaran fisika dari kelas sampel.
2) Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain.
Sebagai data sekunder adalah data tentang jumlah siswa kelas XI
IPA SMA 9 Padang
b. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah :
1) Siswa kelas XI SMA N 9 Padang yang
terpilih sebagai sampel berupa kompetensi
siswa
2) Tata usaha SMA 9 Padang berupa jumlah
siswa
3) Guru fisika yang mengajar di kelas XI SMA
N 9 Padang untuk memperoleh nilai rapor
siswa
37
D. Prosedur Penelitian
Untuk mencapai tujuan penelitian yang telah di tetapkan, perlu disusun
prosedur yang sistematis. Secara umum prosedur penelitian dapat dibagi
menjadi tiga tahap yaitu tahap persiapan, pelaksanaan dan penyelesaian.
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini dilakukan :
a. Melakukan observasi ke sekolah tersebut guna melihat
proses pembelajaran yang diterapkan di dalam kelas
b. Mengurus surat izin penelitian ke jurusan Tadris IPA-
Fisika IAIN IB Padang
c. Mengurus surat izin penelitian ke Dinas Pendidikan
Kota Padang
d. Menakonsultasikan jadwal penelitian pada guru bidang
studi fisika kelas XI IPA SMA 9 Padang
e. Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan
dengan pelaksanaan penelitian antara lain:
1) memahami dan mempersiapkan perangkat
pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan bahan ajar.
Setelah itu RPP diberikan pada dosen dan
guru bidang studi fisika kelas XI IPA SMA
9 Padang untuk divalidasi. Hal ini bertujuan
untuk mengetahui apakah RPP sudah layak
38
digunakan dalam pengajaran.
2) menentukan populasi sampel dan
menetapkan kelas eksperimen dan kelas
sampel.
f. Melakukan sosialisasi penelitian yang dilaksanakan
pada kedua kelas sampel. Saat sosialisasi di kelas
eksperimen guru menjelaskan kepada siswa bagaimana
pelaksanaan pembelajaran dan menjelaskan tugas yang
harus dikerjakan siswa.
g. Membuat kisi-kisi soal tes berdasarkan kompetensi
dasar (lihat lampiran V )
h. Membuat butir-butir soal uji coba tes berdasarkan kisi-
kisi uji coba tes. (lihat lampiran VI )
i. Menkonsultasikan jadwal pelaksanaan uji coba tes
dengan guru bidang studi fisika kelas XI IPA SMA N 9
Padang.
2. Tahap pelaksanaan
a. Memberi orientasi awal kepada siswa
tentang cara pembelajaran yang akan
ditawarkan kepada siawa pada pertemuan
berikutnya serta urutan materi pelajaran
yang akan dipelajari kepada siswa.
39
b. Memberikan tugas awal kepada siswa
berupa pertanyaan-pertanyaan yang
berhubungan dengan materi yang akan
dipelajari sebagai pengetahuan awal bagi
siswa. Pertanyaan ini diharapkan dapat
dijawab siswa di rumah dan di serahkan
kepada guru saat pelajaran akan dimulai.
Tabel 7. Pelaksanaan Penelitian
No. Kelas eksperimen Kelas kontrol
1
2
Pendahuluan
a. Guru memberi
appersepsi
b. Memotivasi siswa
c. Guru menyebutkan
kompetensi yang
akan dicapai setelah
proses belajar
mengajar berlangsung
d. Guru mengumpulkan
tugas awal yang
dikerjakan siswa
Kegiatan inti
a. Guru memberikan speed
test kepada siswa dengan
langkah-langkah sebagi
berikut :
1) guru
memb
erikan
bebera
pa
pertan
yaan
kepad
a
siswa
2) guru
menga
Pendahuluan
a. Guru memberi
appersepsi
b. Memotivasi siswa
c. Guru menyebutkan
kompetensi yang akan
dicapai stelah proses
belajar mengajar
berlangsung
Kegiatan inti
a. Guru menerangkan
materi pelajaran
sampai selesai sesuai
dengan yang ada pada
KTSP
b. Guru memberikan
contoh soal dan
latihan sesuai dengan
konsep yang telah
dipelajari
40
3 wasi
siswa
dalam
melak
sanaka
n tes
3) guru
mengu
mpulk
an
jawab
an
siswa
b. Guru menerangkan
materi pelajaran sampai
selesai sesuai dengan
yang ada pada KTSP
c. Guru memberikan contoh
soal sesuai dengan
konsep yang telah
dipelajari.
Penutup
a. Guru bersama siswa
menyimpulkan materi
pada hari itu
b. Guru memberikan
tugas awal untuk
pertemuan berikutnya
Penutup
a. Guru bersama siswa
menyimpulkan materi
pada hari itu
Guru memberikan tugas
rumah
Pembelajaran di kelas dimulai dengan melakukan speed test yang
disusun sedemikian rupa sesuai dengan jawaban pertanyaan pada tugas
awal. Speed test dilakukan setiap pertemuan dan di awal pertemuan
pembelajaran.
c. Tahap pelaksanaan tes akhir
Setelah pembelajaran berlangsung pada kedua kelas sampel
kemudian dilaksanakan tes akhir. Tujuan dilaksanakan tes akhir
adalah mengetahui pencapaian kompetensi fisika siswa pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Tes disusun sesuai dengan kompetensi
41
dasar berdasarkan KTSP. Pada tes akhir soal yang diberikan kepada
siswa dalam bentuk objektif. Soal terlebih dahulu dilakukan uji coba
tes. Setelah di uji coba kemudian di berikan kepada kelas sampel.
E. Instrumen Penelitian
1. Instrumen pembelajaran
a. Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah susunan
rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan pada saat proses belajar
mengajar berlangsung. Pada penelitian ini RPP dibuat berdasarkan
ketentuan Guru kelas pada SMA N 9 Padang yang disusun sesuai
dengan pelaksanaan penelitian..
b. Lembar Materi Guru
Lembar materi guru adalah rangkaian materi yang akan di
berikan kepada siswa dari awal hingga akhir penelitian. Adapun Materi
pada penelitian ini adalah tentang Hukum Kekekalan Energi Mekanik:
dan Momentum, Impuls dan Tumbukan.
2. Instrumen Pengumpulan Data
Dalam memeperoleh data dalam suatu penelitian dapat diberikan
tes kepada kelas sampel. Agar tes yang didapat benar-benar valid, reliable,
42
memperhatikan taraf kesukaran dan daya beda soal maka terlebih dahulu
dilakukan uji coba tes dilakukan analisis soal seperti yang di ungkapkan
Arikunto (1997:211) yaitu:
Analisis soal bertujuan untuk mengadakan identifikasi soal-soal
yang baik dan jelek. Dengan analisis soal dapat diperoleh
kejelekan sebuah soal dan petunjuk untuk mengadakan perbaikan.
Berdasarkan kutipan tersebut maka suatu soal perlu dianalisis yang
bertujuan untuk mengetahui kualitas soal. Dalam penelitian ini digunakan
instrumen berbentuk tes pencapaian kompetensi fisika siswa yang
silaksanakan setelah eksperimen berlangsung. Adapun langkah-langkah
yang dilakukan dalam menganalisis soal adalah:
a. Menyusun Tes
1) Menentukan tujuan mengadakan tes yaitu untuk mendapatkan nilai
pencapaian kompetensi siswa.
2) Membuat pembatasan terhadap bahan yang akan diteskan kepada
siswa berdasarkan kompetensi dasar.
3) Membuat kisi-kisi soal tes.
Kisi-kisi tes hasil belajar merupakan rencana konkrit yang
dipersiapkan sebagai petunjuk arah pengembangn tes sesuai
dengan tujuan peneliian. Kisi-kisi soal tes ini dapat memberikan
pedoman dalam artian memberikan informasi tentang pokok-pokok
bahasan materi ajar atau tingkat kemampuan atau keterampilan
43
yang akan diteskan. Sehingga pilihan contoh butir soal dapat
mewakili keseluruhan materi ajar.
4) Menyusun butir soal menjadi bentuk tes akhir yang akan diujikan
Penyusunan soal tes dilakukan berdasarkan kisi-kisi yang telah
disusun dan sesuai dengan indikator.
5) Validitas tes
Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi,
dimana soal tes diberikan kepada beberapa ahli yaitu dosen
pembimbing dan guru mata pelajaran fisika kelas XI SMA N 9
Padang.
b. Uji coba tes
Hasil penelitian dapat dipercaya jika alat pengumpul data yang
digunakan betul-betul akurat. Sehubungan dengan hal itu maka soal yang
dibuat perlu di ujicobakan terlebih dahulu sebelum diberikan kepada kelas
sampel.
c. Analisis item soal
1) Validitas
Suatu soal dikatakan valid apabila soal itu dapat mengukur apa
yang hendak diukur. Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut
dapat mengukur tujuan khusus tertentu sesuai dengan materi dan
perlakuan yang diberikan. Oleh sebab itu, dalam penyusunan tes ini
harus berpedoman pada kurikulum dan indikator yang sesuai dengan
materi pelajaran.
44
Untuk mendapatkan soal yanng memiliki validitas yang tinggi
maka soal perlu dilakukan validasi. Pada penelitian ini soal tes
divalidasi oleh pembimbing dan guru mata pelajaran.
2) Reliabilitas
Reliabilitas adalah ketepatan suatu tes apabila diteskan kepada
subyek yang sama. Untuk menentukan reabilitas tes dipakai rumus
Kuder Richardson- 21 yang dilkemukakan oleh Slameto (1988:215):
1
]
1

2
(
1
1
t
nSD
N n M
N
n
r
Dengan :
M =
n
X


S =
) 1 (
) (
2 2


n n
x x n
i i
Keterangan: r = reabilitas secara keseluruhan
n = jumlah butir soal
M = rata-rata skor tes
N = jumlah pengikut tes
S = Standar deviasi dari tes
xi = data ke-i
Tabel 8. Klasifikasi indeks reliabilitas soal
No Indeks Reliabilitas Klasifikasi
1
2
3
0,00-0,20
0,20-0,40
0,40-0,60
Sangat rendah
Rendah
Sedang
45
4
5
0,60-0,80
0,80-1,00
Tinggi
Sangat tinggi
Slameto (1988 :215)
Dari hasil perhitungan di peroleh bahwa tingkat reliabilitas
uji coba soal tes akhir sangat tinggi yaitu dengan tingkat reliabilitas
0,99. Perhitungan yang lebih jelas dapat dilihat pada lampiran VIII
3) Tingkat kesukaran soal (P).
Tingkat kesukaran soal merupakan bilangan yang menunjukkan
sukar dan mudahnya suatu soal. Rumus yang digunakan seperti yang
dikemukakan oleh Arikunto (1997: 212) yaitu:

JS
B
P
Keterangan :
P = tingkat kesukaran
B = jumlah siswa yang menjawab pertanyaan benar
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Tabel. 9. Klasifikasi tingkat kesukaran soal
No Indeks kesukaran Klasifikasi
1
2
3
0,00-0,30
0,30-0,70
0,70-1,00
Sangat rendah
Rendah
sedang
Sumber: Arikunto (1997:214)
Soal yang diambil adalah soal yang indeks kesukarannya antara
0,3 sampai 0,8. Berdasarkan hasil perhitungan menurut persamaan di
atas, adapun yang memenuhi kriteria tersebut adalah sebanyak 30
buah butir soal dari 50 buah butir soal. Sisanya soal sebanyak 20 buah,
46
berdasarkan pengujian ini tidak layak digunakan sebagai soal tes akhir
karena tidak memenuhi persyaratan. Perhitungan yang lebih jelas
disajikan pada lampiran IX dan X
4) Daya beda (D)
Daya pembeda soal merupakan suatu indikator untuk
membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa kurang pandai.
Dalam menentukan daya beda dapat menggunakan persamaan yang
dikemukakan oleh Arikunto (2002: 218):
b
b
a
a
J
B
J
B
D
Keterangan : D = daya pembeda
Ba= jumlah kelompok atas yang menjawab benar
Bb= jumlah kelompok bawah yang menunjuk benar
Ja= jumlah kelompok atas
Jb= jumlah kelompok bawah
Tabel.10. Klasifikasi indeks daya beda soal
No Indeks daya beda Klasifikasi
1
2
3
4
5
0,00-0,20
0,20-0,40
0,40-0,70
0,70-1,00
Minus
Jelek
Cukup
Baik
Baik sekali
Tidak baik
Sumber: Arikunto (1997:223)
Indeks daya beda yang digunakan untuk tes dalam penelitian ini
adalah dari 0,4 sampai 0,7 dalam kategori cukup dan baik. Adapun
yang memenuhi kriteria tersebut adalah sebanyak 30 dari 50 soal.
47
Dapat dilihat pada lampiran IX dan X
F. Teknik Analisis Data
Analisis terhadap data penelitian dilakukan bertujuan untuk menguji
kebenaran hipotesis yang diajukan dalam penelitian. Analisis data yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis induktif.
Analisis deskriptif dilakukan untuk menentukn rata-rata dan
simpangan baku kedua kelas sampel. Analisis induktif dilakukan untuk
melihat apakah perbedaan dua kelas sampel, ini berarti dilakukan uji t. Untuk
melakukan uji t harus dipenuhi dua syarat yaitu: kelas sampel berasal dari
populasi yang terdistribusi normal dan kedua kelas memiliki dan mempunyai
varians yang homogen. Oleh sebab itu terlebih dahulu dilakukan uji normalitas
dan homogenitas. Uji hipotesis yang akan digunakan sesuai dengan data yang
diperoleh nantinya dari hasil penelitian.
1. Aspek kognitif
a. Uji normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah sampel berasal
dari populasi yang berdistribusi normal. Adapun langkah-langkah yang
dilakukan untuk uji normalitas menurut Sudjana (2002:466) adalah
sebagai berikut:
48
a. Data X
1
, X
2
, X
3
,, X
n
yang diperoleh
dari data yang terkecil hingga yang
terbesar.
b. Data X
1
, X
2
, X
3
,, X
n
dijadikan
bilangan baku Z
1
, Z
2
, Z
3
,, Z
t
dengan
rumus:
S
Z
x x 2 1

Keterangan:
X
1
= Skor yang diperoleh siswa ke-1
X
t
= Skor rata-rata
S = Simpangan Baku
c. Dengan menggunakan daftar distribusi
normal baku, kemudian dihitung
peluang F(Z Z
t
)
Dengan menggunakan proporsi Z
1
, Z
2
, Z
3
,, Z
n
yang lebih kecil atau sama dengan
Z
1,
jika proporsi dinyatakan dengan S (Z
1
)

maka:
( )
N
Z y a n g Z Z Z B a n y a k n y a Z
Z i S
t n

, . . . , , ,
3 2
49
d. Menghitung selisih F(Z1)-S(Z1) yang
kemudian tentukan harga mutlaknya.
e. Diambil harga yang paling besardiantara
harga mutlak selisih, disebutLo.
f. Membandingkan nilai Lo dengan nilai
kritis A yang terdapat pada =
0,05. criteria yaitu hipotesis
tersebut normal jika Lo lebih
kecil dari A
Harga mutlak terbesar dinyatakan dengan L
0
.
Untuk menolak atau menerima hipotesis nol di bandingkan antara
L
0
dengan nilai kritis L pada uji Lilifort.
Kriteria pengujiaanya:
Jika
o
L
<
tabel
L
berarti data sampel berdistribusi normal
Jika
o
L
>
tabel
L
berarti data sampel tidak berdistribusi normal
b. Uji Homogenitas
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah kedua sampel mempunyai
varian yang homogen atau tidak. Untuk mengujinya dilakukan uji F.
Uji ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai beriktu :
1) mencari varians masing-masing data kemudian
dihitung harga F dengan rumus
50

2
2
2
1
S
S
F
Dimana :
F = varians kelompok data
2
1
S
= varians hasil belajar kelas eksperimen
2
2
S
= varians hasol belajar kelas kontrol
2) Jika harga sudah didaptkan maka dibandingkan
F tersebut dengan harga F yang terdapat dalam
daftar distribusi F pada taraf kepercayaan 5 %
dan dk pembilang = n
1
- 1, dk penyebut = n
2
-1.
Bila harga F hitung < harga F tabel, maka kedua kelompok data
varians hasil belajar kelas mempunyai varians yang homogen dan
sebaliknya. (Sudjana, 2002 : 249)
c. Uji Hipotesis
Hasil uji normalitas dan homogenitas menimbulkan beberapa
kemungkinan yaitu:
1) Jika data terdistribusi normal dan kedua
kelompok data homogen, maka dalam pengujian
hipotesis static digunakan adalah uji kesamaan
dua rata-rata dua pihak dengan statistik :
Ho :
1

=
2

51
H
1
:
1


n n
x x
S
t
2 1
2 1
1 1
+



dengan S (standar deviasi) adalah sebagai berikut :

2
) 1 ( ) 1 (
2 1
2
2 2
2
1
2
+
+

n n
s n s
s
n

Keterangan : X1 = nilai rata-rata kelas eksperimen
X2 = nilai rata-rata kelas kontrol
S1 = standar deviasi kelas eksperimen
S2 = standar deviasi kelas kontrol
S = standar deviasi gabungan
n
1
= jumlah siswa kelas eksperimen
n
2
= jumlah siswa kelas kontrol
Kriteria pengujian yang diperlukan harga t hitung
dibandingkan dengan t tabel, yang terdapat pada tabel distribusi t
1-
0,5
< t < t
1-0,5
pada taraf signifikasi 0,005 untuk
harga lainnya Ho ditolak.
2) Jika data terdistribusi normal dan kelompok
data tidak mempunyai varians yang homogen,
maka rumus yang digunakan adalah:
52

n
s
n
s
x x
S
t
2
2
2
1
2
1
2 1
+


Kriteria pengujian yang sebagai mana yang dikemukakan oleh
Sudjana (2002 :241) terima Ho jika:
2 1
2 2 1 1 ,
2 1
2 2 1 1
W W
t W t W
t
W W
t W t W
+
+

+
+

Dimana:

n
s
n
s
W W
2
2
2
2
1
2
1
1
;


t
1
= t
(1- ). (n1-1)
; t
2
= t
(1- ).(n2-1)
2. Aspek afektif
Format penilaian afektif berdasarkan tabel berikut :
Tabel 11. Format penilaian afektif
No Nama
Siswa
Aspek yang dinilai
Kehadiran Bertanya Menanggapi
Penilaian aspek afektif adalah dengan menghitung proporsi masing-masing
indikator. Menghitung proporsi (Sudjana, 2002 :204) adalah :
Sebuah sampel acak berukuran n diambil dari populasi itu. Misalkan
terdapat x perisriwa A, sehingga proporsi sampel untuk peristiwa A = (
n
x
). Jadi titik taksiran untuk

adalah
n
x

Untuk analisis satu peristiwa A untuk sampel n dinyatakan A=


n
x
dimana
53
A adalah proporsi untuk satu perisriwa A, x adalah banyaknya sampel
yang mengalami perisriwa A dan n adalah jumlah sampel keseluruhan.
Proporsi A dapat dinyatakan dalam % dengan mengali setiap peristiwa
dengan 100%.



54
54
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan tentang temuan hasil penelitian yang
berjudul Pengaruh Pemberian Tugas Awal yang diikuti dengan Speed Test
terhadap Pencapaian Kompetensi Siswa dalam Pelajaran Fisika di Kelas XI SMA
N 9 Padang. Hasil penelitian ini nantinya menjadi menjadi dasar dalam pengujian
hipotesis dan penarikan kesimpulan. Untuk mempermudah dalam
menginterpretasikan hasil penelitian, maka bab ini dibagi dalam beberapa sub
bagian yaitu deskripsi data, analisis data, dan pembahasan hasil penelitian.
Adapun data penelitian ini meliputi dua aspek yaitu aspek kognitif dan aspek
afektif
i.Deskripsi Data
1. Aspek kognitif
Data tentang penacapaian kompetensi siswa kelas eksperimen
dan kelas kontrol pada aspek kognitif yang dikumpulkan pada penelitian
ini diperoleh selama proses belajar mengajar. Adapun data hasil penelitian
pada aspek kognitif ditunujukkan pada tabel berikut ini :
Tabel 12. Data kompetensi siswa aspek kognitif siswa kelas eksperimen
dan kelas kontrol
55
Nilai kompetensi siswa
kelas eksperimen
Nilai kompetensi siswa
Kelas kontrol
Nilai Frekuensi Nilai Frekuensi
31 40 3 31 40 -
41 50 2 41 50 17
51 60 9 51 60 10
61 70 15 61 70 5
71 80 4 71 80 -
Jumlah 33 Jumlah 32
Dari data skor hasil belajar aspek kognitif tes akhir dilakukan
perhitungan terhadap skor rata-rata(
X
), simpangan baku (s) dan
varians(S
2
) kelas eksperimen dan kelas kontrol . Nilai rata-rata(
X
) ,
simpangan baku (s) dan varians (S
2
) kelas eksperimen dan kelas kontrol
serta nilai tertinggi dan nilai tertendah pada kelas kontrol dan kelas
ekperimen dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel. 13. Hasil analisis data tes akhir
Kelas N x S
2
S
X
maks
X
min
Eksperimen
Kontrol
33
32
61.03
52.05
110.67
79.21
10,52
8,90
80
75
40
42
a. Data pencapaian kompetensi
fisika siswa dengan
menerapkan tugas awal yang
diikuti dengan speed test
pada kelas eksperimen
Data hasil pencapaian kompetensi fisiska siswa kelas XI IPA
2
SMA N 9 Padang diperoleh melalui tes akhir. Data tersebut merupakan
56
nilai kemampuan siswa yang diperoleh melalui tes objektif setelah
dilakukan proses pembelajaran dengan menerapkan pemberian tugas
awal yang diikuti dengan speed test selama mengikuti fisika.
Pembelajaran menggunakan ini merupakan suatu pembelajaran yang
dilaksanakan dengan tujuan untuk melihat pengaruhnya dalam
meningkatkan kualitas peningkatan pencapaian kompetensi fisika.
Adapun jumlah siswa kelas XI IPA
2
SMA N 9 Padang yang menjadi
sampel pada kelas eksperimen sebanyak 32 orang.
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui rentang nilai pada
kelas eksperimen dengan nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 40
dengan rata-rata nilai pada kelas eksperimen 61.03. Variansi
kompetensi siswa pada kelas eksperimen adalah 110,67, dan dengan
standar deviasi 10,52.
b. Data pencapaian kompetensi
fisika siswa dengan tidak
menerapkan tugas awal yang
diikuti dengan speed test
pada kelas kontrol
Data hasil pencapaian kompetensi fisiska siswa kelas XI IPA
3
SMA N 9 Padang diperoleh melalui tes akhir. Data tersebut merupakan
nilai kemampuan siswa yang diperoleh melalui tes objektif pada kelas
yang tidak menerapkan pemberian tugas awal yang diikuti dengan
speed test selama mengikuti fisika. Pada kelas ini tidak diterapkan
57
pembelajaran tugas awal yang diikuti dengan speed test karena kelas
ini adalah kelas kontrol yang menjadi pembanding pencapaian
kompetensi. Tujuannya agar dapat menganalisis besar pengaruh yang
diberikan pembelajaran tugas awal yang diikuti dengan speed test.
Adapun jumlah siswa kelas XI IPA
3
SMA N 9 Padang yang menjadi
sampel pada kelas control adalah sebanyak 32 orang.
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui rentang nilai pada
kelas eksperimen dengan nilai tertinggi 75 dan nilai terendah 42
dengan rata-rata nilai pada kelas eksperimen 52,05. Variansi
kompetensi siswa pada kelas eksperimen adalah 79,21 dan dengan
standar deviasi 8,90. Pencapaian kompetensi fisika siswa pada kelas
eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol.
2. Aspek afektif
Data hasol belajar afektif diambil selama proses belajar mengajar
berlangsung. Data ini di ambil dengan format penilaian afektif pada bab.
III. Data afektif selama penelitian dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 14. Data penilaian aspek afektif kelas eksperimen
No Aspek Yang
Dinilai
Proporsi kelas eksperimen
Pertemuan
1 2 3 4 5 6 7
1 Kehadiran 100 100 96,96 96.96 100 100 100
2 Bertanya 9,09 15,15 18,18 24,24 21,21 24,24 15,15
3 Menanggapi 3.03 9.09 9,09 3,03 15,15 15,15 24,24
58
Tabel 15 .Data penilaian aspek afektif kelas kontrol
No Aspek Yang
Dinilai
Proporsi kelas eksperimen
Pertemuan
1 2 3 4 5 6 7
1 Kehadiran 100 96,87 96,87 96,87 100 100 96,87
2 Bertanya 3.12 3.12 6,25 3.12 9,38 3,12 9,38
3 Menanggapi 0 3,12 3,12 0 3.12 9,37 3,12
ii.Analisis Data
1. Aspek kognitif
Analisis data dilakukan untuk menguji kebenaran hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini. Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
Ho : Tidak terdapat pengaruh berarti terhadap pencapaian kompetensi
fisika siswa melalui pemeberian tugas awal yang diikuti dengan
Speed Test di kelas XI SMA N 9 Padang
H
1
: Terdapat pengaruh berarti terhadap pencapaian kompetensi fisika
siswa melalui pemeberian tugas awal yang diikuti dengan Speed
Test di kelas XI SMA N 9 Padang
Guna mengetahui apakah hipotesis ini diterima atau ditolak maka
hasil belajar fisika siswa pada kelas eksperimen dengan hasil belajar fisika
siswa pada kelas kontrol. Pada kelas eksperimen pembelajaran
berlangsung sesuai dengan tahap-tahap pembelajran tugas awal yang
disertai dengan speed test sedangkan pada kelas kontrol pembelajaran yang
dipakai dalah pembelajran KTSP biasa.
59
Sebelum membuktikan hipotesis diterima atau di tolak maka
langkah-langkah yang perlu dilakukan terlebih dahulu adalah melakukan
uji normalitas dan uji homogenitas. Kemudian melakukan uji kesamaan
rata-rata.
a. Uji Normalitas
Dalam uji normalitas ini penulis menggunakan uji Lilifors.
Setelah melakukan tes akhir pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
diperoleh data seperti tercantum pada tabel 4.3 berikut :
Tabel 16. Hasil uji normalitas kelas sampel dengan menggunakan
Uji Lilifors
No Kelas Lo Ltabel Kesimpulan Keteran
gan
1 Eksperimen 0,1206 0,1543 Lo < L tabel
maka terima Ho
Data
normal
2 Kontrol 0,1296 0,1566 Lo < L tabel
maka terima Ho
Data
normal
Dari data di atas pada kelas eksperimen diperoleh Lo<Ltabel
sehingga dapat diambil kesimpulan kelas eksperiemn berdistribusi
normal. Untuk kelas kontorl diperoleh Lo < L tabel sehingga kelas
control berasal dari populasi yang terdistribusi normal. Perhitungan
yang lebih jelas untuk uji normalitas kelas eksperimen dan kelas
kontrol dapat dilihat pada lampiran XI
b. Uji Homogenitas
Hasil uji homogenitas kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat
60
dilihat pada tabel 17 berikut ini :
Kelas N
X
S S
2
Eksperimen 33 61.03 10.52 110.67
Kontrol 32 52.65 8.90 79,21
Dari data diperoleh :
F hitung =
l ianterkeci
r ianterbesa
var
var
=
21 . 79
67 . 110
= 1.4
Dari uji homogenitas diperoleh F hitung = 1.4 dan F tabel =
1,82. pada taraf kepercayaan 0.05, dk1 = 33 dan dk2 = 32. Hal ini
menunjukkan bahwa F hitung kecil dari F tabel. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
mempunyai varians yang homogen. Perjitungan yang lebih jelas dapat
dilihat pada lampiran XII.
c. Uji Hipotesis
Setelah melakukan uji normalitas dan uji homogenitas seperti
telah dijelaskan di atas, dapat diketahui bahwa skor tes hasil belajar
siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol terdistribusi normal dan
kedua kelas mempunyai varian yang homogen. Untuk menentukan
apakah terdapat pengaruh yang berarti antara kelas eksperimen yang
diterapkan pembelajaran dengan tugas awal yang disertai speed test
dan kelas kontrol yang tidak diterapkan metode tersebut. rumus yang
digunakan adalah rumus yang dikemukakan oleh Sudjana (2002 : 239).
61
n n
x x
S
t
2 1
2 1
1 1
+



dengan S (standar deviasi) adalah sebagai berikut :


2
) 1 ( ) 1 (
2 1
2
2 2
2
1
2
+
+

n n
s n s
s
n

Kriteria pengujian ini adalah Hipotesis nol (Ho) diterima
apabila t
hitung
< t
tabel
dan tolak Ho apabila t
hiutng
> t
tabel
.
Diperoleh : t
hiutng
= 3.4
dk = n
1
+ n
2
2 = 33 + 32 - 2 = 63
t

,
_


2
1
1
dengan dk = 63 adalah t
0.975
= 1.98
Dengan demikian t
hitung
> t

,
_


2
1
1
yaitu 3.4 > 1.98, maka H
1
diterima sehingga pencapaian kompetensi kelas eksperimen lebih baik
dari pada pencapaian kompetensi kelas kontrol. Di sini dapat diambil
suatu kesimpulan bahwa terdapat pengaruh berarti antara kelas kontrol
dan kelas eksperimen. Perhitungan yang lebih jelas disajiakn pada
lampiran XIII
Dari deskripsi data rata-rata kelas eksperimen adalah 61.03
dan rata-rata kelas kontrol adalah 52.65 terlihat rata-rata kelas
eksperimen lebih besar dari rata-rata kelas kontrol. Dari uji hipotesis
ternyata terdapat pengaru berarti. Oleh sebab itu H
1
yang berbunyi :
62
Indikator Kehadiran
95
96
97
98
99
100
101
1 2 3 4 5 6 7
Pertemuan
P
e
r
s
e
n
t
a
s
e

k
e
h
a
d
i
r
a
n
ekspermen
kontrol
Indikator Bertanya
0
5
10
15
20
25
30
1 2 3 4 5 6 7
Pertemuan
P
e
r
s
e
n
t
a
s
e

B
e
r
t
a
n
y
a
eksperimen
kontrol
terdapat pengaruh berarti terhadap pencapaian kompetensi fisika siswa
melalui pemeberian tugas awal yang diikuti dengan Speed Test di kelas
XI SMA N 9 Padang diterima pada taraf nyata 0.05.
2. Aspek afektif
Analisis yang dilakukan pada aspek afektif adalah dengan
menghitung proporsi masing-masing indikator. Masing-masing indikator
ditentukan rata-rata proporsi tiap-tiap indikator. Selanjutnya data
dipindahkan ke dalam grafik. Grafik tersebut memperlihatkan aktivitas
kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Indikator kehadiran

Grafik 1 : Aspek afektif siswa indikator kehadiran
Dari grafik pertama yang merupakan peniliaian afektif adalah
indikator kehadiran siswa. Pada grafik terlihat persentase kehadiran
siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan hasil
yang hapir bersamaan.
Indikator Bertanya
63
Indikator Menanggapi
0
5
10
15
20
1 2 3 4 5 6 7
Pertemuan
P
e
r
s
e
n
t
a
s
e

M
e
n
a
n
g
g
a
p
i
eksperimen
kontrol
Grafik 2 : aspek afektif indicator bertanya
Dari grafik yang ke dua merupakan aspek afektif pada indicator
bertanya. Berdasarkan grafik telihat bahwa persentase jumlah siwa
yang bertanya pada kelas eksperimen lebih tinggi dari persentase kelas
control.
Indikator Menanggapi
Grafik 3 : Aspek afektif indikator menanggapi
Berdasarkan grafik aspek afektif pada indikator menanggapi
menunjukkan adanya perbedaan. Pada kelas eksperimen menunjukkan
persentase menanggapi lebih besar dibandingkan kelas eksperimen.
iii.Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian tentang pencapaian kompetensi siswa
pada aspek kognitif dan afektif dapat dilihat bahwa pencapaian kompetensi
fisika siswa yang pembelajaranya diterapkan pemberian tugas awal yang
disertai speed test dan pembelajaran tanpa pemberian tugas awal yang disetai
64
speed test dalam proses belajar mengajar terlihat adanya perbedaan. Terdapat
atau tidaknya perbedaan pencapaian kompetensi fisika siswa pada kelas
eksperimen dan kontrol menunjukkan ada atau tidaknya pengaruh yang berarti
antara pencapaian kompetensi fisika siswa dengan penerapan pemberian tugas
awal yang disetai speed test.
Pada kelas eksperimen pada saat observasi siswa diberikan gambaran
cara mengajar yang akan diberikan. Hal ini bertujuan untuk memacu motivasi
siswa untuk giat belajar karena mengetahui prosedur belajar mengajar yang
akan berlangsung di kelas. Tugas awal untuk pertemuan pertama diberikan
pada saat observasi ini, agar pada pertemuan pertama siswa langsung diberikan
speed test.
Pada awal pertemuan pertama guru mengumpulkan tugas awal siswa,
kemudian guru melaksanakan speed test selama 10 menit untuk melihat
persiapan siswa dalam menghadapi proses belajar mengajar. Setelah
dilaksanakan speed test kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa
tentang soal pada speed test.
Pada pertemuan pertama siswa diperintahkan dulu untuk
mengumpulkan tugas awal. Saat mengumpulkan tugas awal masih ada siswa
yang mengerjakan saat akan dikumpulkan. Siswa yang mengerjakan tugas
awal di kelas terlihat kesulitan saat speed test. Ada sebagian siswa
mengerjakan tugas awal dengan mencontek tugas teman dan ada sebagian
yang belum menyelesaikannya sehingga hasilnya belum maksimal
Pada pertemuan kedua siswa lebih siap untuk speed test. Hal ini
65
terlihat dari tugas awal yang dikerjakan dengan lebih lengkap sesuai dengan
jumlah pertanyaan yang diberikan. Nilai speed test yang diperoleh siswa
sudah lebih baik dari pertemuan sebelumnya.
Pada pertemuan selanjutnya siswa sudah mulai terbiasa dengan teknik
pengajaran yang diterapkan. Siswa mengumpulkan tugas awal kepada ketua
kelas sebelum guru datang. Ketika guru masuk kelas, ketua kelas langsung
menyerahkan tugas awal kepada guru dan siswa telah menyediakan lembaran
jawaban yang digunakan untuk speed test. Hal ini menunjukkan kesiapan
siswa dalam melaksanakan pembelajaran.
Pada kelas kontrol tidak diterapkan pembelajaran seperti ini. Proses
pembelajaran berlangsung sesuai dengan KTSP. Siswa belajar dengan
memperhatikan apa yang dijelaskan guru, kemudian memindahkanya ke buku
catatan mereka masing-masing. Pembelajran terasa kurang efektif dan bahkan
terkesan monoton. Hal ini terlihat dari aktifitas siswa ketika diberikan latihan
untuk mengerjakan soal ke depan kelas. Siswa yang bersedia mengerjakan ke
depan kelas hanya siswa yang sama, sementara siswa yang tidak mengerti
berdiam diri menunggu jawaban dari siswa lain atau menunggu jawaban guru
untuk menjelaskan.
Pada kelas eksperimen nilai rata-rata kelas 61,03 sedangkan pada kelas
kontrol nilai rata-rata siswa adalah 52,65. Tingginya rata-rata hasil pencapaian
kompetensi fisika siswa kelas eksperimen tidak terlepas dari aktivitas yang
dilakukan oleh siswa karena pada prinsipnya belajar itu adalah berbuat. Jika
telah berbuat maka akan ada hasil yang akan diperoleh dari perbuatan tersebut.
66
Setelah dilakukan uji t pada taraf nyata 0.05 dengan derajat kebebasan
63 di peroleh t
hitung
3.4 sedangkan t
tabel
1.98 berarti t
hitung
lebih besar dari t
tabel
.
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis kerja (H
1
) yang
berbunyi : Terdapat pengaruh berarti terhadap pencapaian kompetensi fisika
siswa melalui pemeberian tugas awal yang diikuti dengan Speed Test di kelas
XI SMA N 9 Padang diterima pada tarf nyata 0.05.
Hal ini membuktikan bahwa penerapan pembelajaran dengan
pemberian tugas awal yang diikuti dengan speed test mampu meningkatkan
pencapaian kompetensi siswa pada aspek kognitif.
Pada grafik 1 adalah penilaian aspek afektif pada indikator kehadiran
siswa terlihat persentase kelas ekperimen dan kelas kontrol yang hampir
bersamaan, kecuali pada pertemuan II dan VII. Siswa yang tidak hadir pada
kelas sampel tersebut karena sakit sehingga tidak dapat mengikuti pelajaran
dan adanya kegiatan OSIS.
Pada grafik 2 adalah penilaian afektif pada indikator bertanya, terlihat
bahwa siswa yang memberikan pertanyaan pada kelas eksperimen memiliki
persentase lebih besar dari pada kelas kontrol. Hal ini disebabkan tugas awal
yang dikerjakan siswa sehingga siswa belajar tidak dengan kepala kosong.
Siswa yang kurang memahami tugas awal yang dikerjakan tanpa ragu bertanya
kepada guru karena siswa telah berusaha menemukan sendiri pengetahuan
sebelum pembelajaran berlangsung.
Pada grafik 3 adalah aspek penilaian afektif pada indikator
menanggapi, terlihat bahwa siswa yang menanggapi pada kelas eksperimen
67
memiliki persentase lebih besar dari pada kelas kontrol. Indikator menanggapi
ini siswa diberikan kesempatan menjawab pertanyaan yang disampaiakan
temannya sebelum dijawab oleh guru.
Berdasarkan ketiga aspek penilaian aspek tersebut dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh pencapaian kompetensi siswa aspek afektif antara
pemeberain tugas awal diikuti dengan speed test dengan tanpa tugas awal dan
speed test.
68
68
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
a. KESIMPULAN
Berdasarkan analisi data dan pembahsan, dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Pencapaian kompetensi siswa aspek kognitif kelas eksperimen
adalah 61.03 dan hasil belajar kelas kontrol adalah 52,65.
berdasrkan uji t diperoleh t
hitung
dal;ah 3.4 sedangkan t
tabel
pada
taraf nyata 0,05 dan dk 63 adalah 1.98. Dalam hal ini t
hitung
> t
tabel
dan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan pemberian
tugas awal disertai speed test mampu meningkatkan hasil belajar
fisika siswa.
2. Aspek afektif pada indikator kehadiran, bertanya dan menanggapi
berpengaruh tehadap pencapaian kompetensi siswa.
3. Kelas yang diterapkan pembelajaran dengan pemberian tugas awal
disertai speed test mendapatkan hasil belajar yang lebih baik jika
dibandingkan dengan siswa yang tidak diterapkan pembelajaran
dengan pemberian tugas awal disertai speed test.
b. Saran
Bertitik tolak dari kesimpulan di atas maka dikemukakan beberapa saran
sebagai berikut :
1. Dalam rangka meningkatkan hasil belajar fisika
69
siswa diharapkan kepada guru agar dapat
menerpakan pembelajaran dengan pemberian
tugas awal disertai speed test
2. Penelitian ini masih terbatas pada konsep
Hukum Kekekalan Energi Mekanik dan Impuls,
Momentum dan Tumbukan, oleh sebab itu
diharapkan penelitian lebih lanjut untuk
permasalahan yang lebih spesifik dan ruang
lingkup yang lebih luas.
70
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1997. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi
Aksara.
Arikunto, Suharsimi, 2005, Manajemen Penelitian, Jakarta: PT. Rineka Cipta
B. Uno, Hamzah. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.1995 Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta : Balai Pustaka
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar,
Jakarta: Rineka cipta.
Gulo, W. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo.
Hamalik, Oemar. 1983. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung : Bumi Aksara
Pasaribu, I.L, dan B. Simanjuntak. 1980. Proses Belajar Mengajar. Bandung :
Tasrsito
Mulyasa. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung : PT. Remaja
Rosda Karya
Roestiyah. 1988. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.
Sabri, Ahmad. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Ciputat Pres
Slameto. 1988. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bina Aksara
Sirait, Bistok. 1989. Bahan Pengajaran Untuk Mata Kuliah Belajar Siswa. Buku
1, Jakarta: PPLTK. Depdikbud.
Sudijono, Anas. 1996 Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
. 2004. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Tarsito
71
LAMPIRAN I
DISTRIBUSI NILAI MID SEMESRTER I KELAS XI IPA SMA N 9
PADANG
TAHUN AJARAN 2008/2009
No IPA I IPA II IPA III IPA IV IPA V
1 6 14 18 20 26
2 8 14 21 20 26
3 9 16 24 20 32
4 9 18 30 20 32
5 11 18 30 20 35
6 12 18 32 20 35
7 12 20 32 20 35
8 13 22 32 20 35
9 14 24 32 20 35
10 15 26 32 20 39
11 15 27 34 23 39
12 16 28 34 23 39
13 18 29 36 23 39
14 18 30 36 25 39
15 21 33 36 26 39
16 21 34 36 30 45
17 24 34 36 30 45
18 26 37 38 32 45
19 28 38 38 32 45
20 28 39 40 33 48
21 28 40 41 35 58
22 28 41 44 35 58
23 29 41 46 39 58
24 29 43 46 40 58
25 34 44 46 42 65
26 35 44 52 43 68
27 38 44 54 45 68
28 40 45 56 52 68
29 41 46 56 52 68
30 42 48 58 52 71
31 44 51 62 58 71
32 46 56 63 61 74
33 51 70 - 65 81
34 - - - 68 87
35 - - - - 100

809 1132 1271 1112 1806



X
24,51 34,30 39,72 32,70 51,60
LAMPIRAN II
72
UJI NORMALITAS POPULASI
A. Uji Normalitas Kelas IPA 1
1. Data di urutkan mulai dari yang terkecil hingga terbesar
2. Data ditentukan nilai rata-ratanya
X
=
n
X X X X
n
+ + + + ...
3 2 1
X
=
33
809
X
= 24,51
3. Menentukan simpangan baku
S =
) 1 (
) (
2 2


n n
x x n
i i
=
) 1 33 ( 33
) 809 ( ) 24864 ( 33
2

=
1056
654481 820512
S =
1056
166031
=
23 . 157
= 12.53889

12.54
4. menentukan bilangan baku
Zi =
S
x x
i

Z1 =
54 , 12
51 , 24 6
= -1,48 dan seterusnya seperti yang di tunjukkan pada tabel
5. Berdasarkan tabel z pada maka di peroleh F (Z1)
z 0,00 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08 0,09
-1,40 . . . .. .. . .. 0,0694 .
Maka diperoleh F (-1,48) = 0,0694
6. Untuk nilai S (Zi) diperoleh dengan
( )
N
Z yang Z Z Z BanyaknyaZ
Zi S
t n

,..., , ,
3 2
Maka di peroleh S (Z1) =
0303 , 0
33
1

7. Kemudian tentukan
) ( ) (
i i
Z S Z F
73
Dari perhitungan diperoleh data seperti pada tabel berikut :
No Xi Xi
2
F (Zi) S (Zi)
1 6 36 -1,48 0,0694 0,0303 0,0391
2 8 64 -1,32 0,0934 0,0606 0,0328
3 9 81 -1,24 0,1075 0,0909 0,0166
4 9 81 -1,24 0,1075 0,0909 0,0166
5 11 121 -1,08 0,1401 0,1515 0,0114
6 12 144 -1,00 0,1587 0,1818 0,0231
7 12 144 -1,00 0,1587 0,1818 0,0231
8 13 169 -0,92 0,1788 0,2424 0,0636
9 14 196 -0,84 0,2005 0,2727 0,0722
10 15 225 -0,76 0,2236 0,3030 0,0794
11 15 225 -0,76 0,2236 0,3030 0,0794
12 16 256 -0,68 0,2483 0,3636 0,1153
13 18 324 -0,52 0,3015 0,3939 0,0924
14 18 324 -0,52 0,3015 0,3939 0,0924
15 21 441 -0,28 0,3897 0,4545 0,0648
16 21 441 -0,28 0,3897 0,4545 0,0648
17 24 576 -0,04 0,5160 0,5151 0,0009
18 26 676 0,12 0,5478 0,5454 0,0024
19 28 784 0,28 0,6103 0,5757 0,0346
20 28 784 0,28 0,6103 0,5757 0,0346
21 28 784 0,28 0,6103 0,5757 0,0346
22 28 784 0,28 0,6103 0,5757 0,0346
23 29 841 0,36 0,6406 0,6969 0,0563
24 29 841 0,36 0,6406 0,6969 0,0563
25 34 1156 0,76 0,7764 0,7575 0,0189
26 35 1225 0,84 0,7995 0,7878 0,0117
27 38 1444 1,08 0,8599 0,8181 0,0418
28 40 1600 1,24 0,8925 0,8484 0,0441
29 41 1681 1,32 0,9066 0,8787 0,0279
30 42 1764 1,40 0,9192 0,9090 0,0102
31 44 1936 1,56 0,9406 0,9393 0,0013
32 46 2116 1,72 0,9573 0,9696 0,0123
33 51 2601 2,12 0,9830 1 0,017

809 24684
74
Lo adalah haraga
) ( ) (
i i
Z S Z F
tebesar,
Dari tabel di atas diperoleh Lo = 0,1153
n = 33

=0,05
Ltabel =
n
886 , 0
=
33
886 , 0
= 0,1543
Kriteria pengujian : terima Ho jika Lo < L tabel
0,1153 < 0,1543
Dengan demikian kelas XI IPA1 berdistribusi normal pada taraf
kepercayaan 95%
B. Uji Normalitas Kelas IPA 2
1. Data di urutkan mulai dari yang terkecil hingga terbesar
2. Data ditentukan nilai rata-ratanya
X
=
n
X X X X
n
+ + + + ...
3 2 1
X
=
33
12713
X
= 34,3
3. Menentukan simpangan baku
S =
) 1 (
) (
2 2


n n
x x n
i i
=
) 1 33 ( 33
) 1132 ( ) 44446 ( 33
2


=
1056
1281424 1466718
S =
1056
185294
=
468 , 175
= 13,2464

13,25
4. menentukan bilangan baku
75
Zi =
S
x x
i

Z1 =
25 , 13
3 , 34 14
= -1,53 dan seterusnya seperti yang di tunjukkan pada tabel
5. Berdasarkan tabel z pada maka di peroleh F (Z1)
z 0,00 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08 0,09
-1,50 . . . 0,0630 . . .. . . ..
Maka untuk diperoleh F (-1,53) = 0,0630
6. Untuk nilai S (Zi) diperoleh dengan
( )
N
Z yang Z Z Z BanyaknyaZ
Zi S
t n

,..., , ,
3 2
Maka di peroleh S (Z1) =
0303 , 0
33
1

7. Kemudian tentukan
) ( ) (
i i
Z S Z F
Dari perhitungan diperoleh data seperti pada tabel berikut
No Xi Xi
2
) (
s
x x
Z
i
i

F (Zi) S (Zi)
) ( ) (
i i
Z S Z F
1. 14 196 -1,53 0,0630 0,0303 0,0327
2. 14 196 -1,53 0,0630 0,0303 0,0327
3 16 256 -1,38 0,0838 0,0909 0,0071
4 18 324 -1,23 0,1093 0,1212 0,0119
5 18 324 -1,23 0,1093 0,1212 0,0119
6 18 324 -1,23 0,1093 0,1212 0,0119
7 20 400 -1,08 0,1401 0,2121 0,0720
8 22 484 -0,93 0,1762 0,2424 0,0662
9 24 576 -0,78 0,2177 0,2727 0,0550
10 26 676 -0,63 0,2643 0,3030 0,0387
11 27 729 -0,55 0,2912 0,3333 0,0421
12 28 784 -0,47 0,3192 0,3636 0,0444
13 29 841 -0,39 0,3483 0,3939 0,0456
14 30 900 -0,34 0,3669 0,4242 0,0573
15 33 1089 -0,10 0,4602 0,4545 0,0057
16 34 1156 -0,02 0,4920 0,4848 0,0072
17 34 1156 -0,02 0,4920 0,4848 0,0072
18 37 1369 0,20 0,5793 0,5454 0,0339
19 38 1444 0,28 0,6103 0,5757 0,0346
20 39 1521 0,35 0,6368 0,6060 0,0308
21 40 1600 0,43 0,6664 0,6363 0,0301
76
22 41 1681 0,51 0,6950 0,6666 0,0284
23 41 1681 0,51 0,6950 0,6666 0,0284
24 43 1849 0,66 0,7454 0,7272 0,0182
25 44 1936 0,73 0,7673 0.7575 0,0098
26 44 1936 0,73 0,7673 0,7575 0,0098
27 44 1936 0,73 0,7673 0,7575 0,0098
28 45 2025 0,81 0,7910 0,8484 0,0574
29 46 2116 0,88 0,8106 0,8787 0,0681
30 48 2304 1,03 0,8485 0,9090 0,0605
31 51 2601 1,26 0,8962 0,9393 0,0431
32 56 3136 1,64 0,9495 0,9696 0,0201
33 70 4900 2,69 0,9964 1,00 0,0036

1132 44446
Lo adalah haraga
) ( ) (
i i
Z S Z F
tebesar,
Dari tabel di atas diperoleh Lo = 0,0720
n = 33

=0,05
Ltabel =
n
886 , 0
=
33
886 , 0
= 0,1543
Criteria pengujian : terima Ho jika Lo < L tabel
0,0720 < 0,1543
Dengan demikian kelas XI IPA2 berdistribusi normal pada taraf
kepercayaan 95%
C. Uji Normalitas Kelas IPA 3
1. Data di urutkan mulai dari yang terkecil hingga terbesar
2. Data ditentukan nilai rata-ratanya
X
=
n
X X X X
n
+ + + + ...
3 2 1
77
X
=
32
1271
X
= 39,72
3. Menentukan simpangan baku
S =
) 1 (
) (
2 2


n n
x x n
i i
=
) 1 32 ( 32
) 1271 ( ) 54611 ( 32
2

=
992
1615441 1747552
S =
992
132111
=
1764 , 133
= 11,540208

11,54
4. menentukan bilangan baku
Zi =
S
x x
i

Z1 =
54 , 11
72 , 39 18
= -1,88 dan seterusnya seperti yang di tunjukkan pada
tabel
5. Berdasarkan tabel z pada maka di peroleh F (Z1)
z 0,00 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08 0,09
-1,80 0,0301
Maka diperoleh F (-1,88 ) = 0,0301
6. Untuk nilai S (Zi) diperoleh dengan
( )
N
Z yang Z Z Z BanyaknyaZ
Zi S
t n

,..., , ,
3 2
Maka di peroleh S (Z1) =
0303 , 0
33
1

7. Kemudian tentukan
) ( ) (
i i
Z S Z F
78
Dari perhitungan diperoleh data seperti pada tabel berikut
No Xi
2
i
x
) (
s
x x
Z
i
i

F (Zi) S (Zi)
) ( ) (
i i
Z S Z F
1 18 324 -1,88 0,0301 0,0312 0,0011
2 21 441 -1,62 0,0526 0,0625 0,0099
3 24 576 -1,36 0,0869 0,0937 0,0068
4 30 900 -0,84 0,2005 0,1250 0,0755
5 30 900 -0,84 0,2005 0,1250 0,0755
6 32 1024 -0,76 0,2514 0,1875 0,0639
7 32 1024 -0,76 0,2514 0,1875 0,0639
8 32 1024 -0,76 0,2514 0,1875 0,0639
9 32 1024 -0,76 0,2514 0,1875 0,0639
10 32 1024 -0,76 0,2514 0,1875 0,0639
11 34 1156 -0,49 0,3121 0,3437 0,0316
12 34 1156 -0,49 0,3121 0,3437 0,0316
13 36 1296 -0,32 0,3745 0,4062 0,0317
14 36 1296 -0,32 0,3745 0,4062 0,0317
15 36 1296 -0,32 0,3745 0,4062 0,0317
16 36 1296 -0,32 0,3745 0,4062 0,0317
17 36 1296 -0,32 0,3745 0,4062 0,0317
18 38 1444 -0,15 0,4404 0,5625 0,1221
19 38 1444 -0,15 0,4404 0,5625 0,1221
20 40 1600 0,02 0,5080 0,6250 0,1170
21 41 1681 0,11 0,5438 0,6562 0,1124
22 44 1936 0,37 0,6443 0,6875 0,0432
23 46 2116 0,54 0,7054 0,7187 0,0133
24 46 2116 0,54 0,7054 0,7187 0,0133
25 46 2116 0,54 0,7054 0,7187 0,0133
26 52 2704 1,06 0,8554 0,8125 0,0429
27 54 2916 1,24 0,8925 0,84375 0,0488
28 56 3136 1,41 0,9207 0,8750 0,0457
29 56 3136 1,41 0,9207 0,8750 0,0457
30 58 3364 1,58 0,9429 0,9375 0,0054
31 62 3844 1,93 0,9732 0,9687 0,045
32 63 3969 2,02 0,9783 1 0,0217

1271 54611
Lo adalah haraga
) ( ) (
i i
Z S Z F
tebesar,
Dari tabel di atas diperoleh Lo = 0.1221
n = 32

=0,05
79
Ltabel =
n
886 , 0
=
32
886 , 0
= 0,1566
Criteria pengujian : terima Ho jika Lo < L tabel
0,1221 < 0,1566
Dengan demikian kelas XI IPA3 berdistribusi normal pada taraf
kepercayaan 95%
D. Uji Normalitas Kelas IPA 4
1. Data di urutkan mulai dari yang terkecil hingga terbesar
2. Data ditentukan nilai rata-ratanya
X
=
n
X X X X
n
+ + + + ...
3 2 1
=
34
1112
X
= 32,74
3. Menentukan simpangan baku
S =
) 1 (
) (
2 2


n n
x x n
i i
=
) 1 34 ( 34
) 1112 ( ) 47436 ( 34
2

=
1122
1236544 1612824
S =
1122
376280
=
365 . 335
= 18,31
4. Menentukan bilangan baku
Zi =
S
x x
i

Z1 =
54 , 11
72 , 39 18
= -1,88
dan seterusnya seperti yang di tunjukkan pada tabel
5. Berdasarkan tabel z pada maka di peroleh F (Z1)
80
z 0,00 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08 0,09
-1,80 0,0301
Maka diperoleh F (-1,88) = 0,0301
6. Untuk nilai S (Zi) diperoleh dengan
( )
N
Z yang Z Z Z BanyaknyaZ
Zi S
t n

,..., , ,
3 2
Maka di peroleh S (Z1) =
0294 , 0
34
1

7. Kemudian tentukan
) ( ) (
i i
Z S Z F
Dari perhitungan diperoleh data seperti pada tabel berikut
No Xi
2
i
x
) (
s
x x
Z
i
i

F (Zi) S (Zi) F (Zi) - S (Zi)


1 20 400 -0,69 0,2451 0,0294 0.2157
2 20 400 -0,69 0,2451 0,0294 0.2157
3 20 400 -0,69 0,2451 0,0294 0.2157
4 20 400 -0,69 0,2451 0,0294 0.2157
5 20 400 -0,69 0,2451 0,0294 0.2157
6 20 400 -0,69 0,2451 0.0294 0.2157
7 20 400 -0,69 0,2451 0.0294 0.2157
8 20 400 -0,69 0,2451 0.0294 0.2157
9 20 400 -0,69 0,2451 0.0294 0.2157
10 20 400 -0,69 0,2451 0.0294 0.2157
11 23 529 -0,53 0,2981 0.3235 0.0254
12 23 529 -0,53 0,2981 0.3235 0.0254
13 23 529 -0,53 0,2981 0.3235 0.0254
14 25 625 -0,42 0,3372 0.4118 0.0746
15 26 676 -0,36 0,3594 0.4411 0.0817
16 30 900 -0,15 0,4404 0.4706 0.0302
17 30 90 -0,15 0,4404 0.4706 0.0302
18 32 1024 -0,04 0,4840 0.5294 0.0454
19 32 1024 -0,04 0,4840 0.5294 0.0454
20 33 1089 -0,02 0,4920 0.5882 0.0962
21 35 1225 0,13 0,5517 0.6176 0.0659
22 35 1225 0,13 0,5517 0.6176 0.0659
23 39 1521 0,34 0,6331 0.6765 0.0434
24 40 1600 0,39 0,6517 0.7059 0.0542
25 42 1764 0,51 0,6950 0.7353 0.0403
81
26 43 1849 0,56 0,7123 0.7647 0.0524
27 45 2025 0,67 0,7486 0.7941 0.0455
28 52 2704 1,05 0,8531 0.8235 0.0296
29 52 2704 1,05 0,8531 0.8235 0.0.296
30 52 2704 1,05 0,8531 0.8235 0.0296
31 58 3364 1,38 0,9162 0.9118 0.0044
32 61 3721 1,55 0,9394 0.9412 0.0018
33 65 4225 1,76 0,9608 0.9706 0.0098
34 68 4624 1,93 0,9732 1.0000 0.0268

1112 47436
Lo adalah haraga
) ( ) (
i i
Z S Z F
tebesar,
Dari tabel di atas diperoleh Lo = 0.2157
n = 34

=0,05
Ltabel =
n
886 , 0
=
34
886 , 0
= 0,1519
Criteria pengujian : terima Ho jika Lo < L tabel
0,2157 < 0,1519

tolak Ho
Dengan demikian kelas XI IPA4 tidak berdistribusi normal pada taraf
kepercayaan 95%
E. Uji Normalitas Kelas IPA 5
1. Data di urutkan mulai dari yang terkecil hingga terbesar
2. Data ditentukan nilai rata-ratanya
X
=
n
X X X X
n
+ + + + ...
3 2 1
X
=
35
1806
X
= 51.6
3. Menentukan simpangan baku
82
S =
) 1 (
) (
2 2


n n
x x n
i i
=
) 1 35 ( 35
) 1806 ( ) 104920 ( 35
2


=
1190
654481 820512
S =
1190
410564
=
01 . 345
= 18.574444

18.57
4. menentukan bilangan baku
Zi =
S
x x
i

Z1 =
57 . 18
6 . 51 26
= -1,38 dan seterusnya seperti yang di tunjukkan pada
tabel
5. Berdasarkan tabel z pada maka di peroleh F (Z1)
z 0,00 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08 0,09
-1,30 . . . .. .. . 0,0838 .
Maka diperoleh F (-1,38) = 0,0694
6. Untuk nilai S (Zi) diperoleh dengan
( )
N
Z yang Z Z Z BanyaknyaZ
Zi S
t n

,..., , ,
3 2
Maka di peroleh S (Z1) =
0286 , 0
35
1

7. Kemudian tentukan
) ( ) (
i i
Z S Z F
Dari perhitungan diperoleh data seperti pada tabel berikut :
No Xi
2
i
x
) (
s
x x
Z
i
i

F (Zi) S (Zi) F (Zi) - S


(Zi)
1 26 676 -1.38 0.0838 0.0286 0.0552
2 26 676 -1.38 0.0836 0.0286 0.0552
83
3 32 1024 -1.055 0.1469 0.0857 0.0612
4 32 1024 -1.055 0.1469 0.0857 0.0612
5 35 1225 -0.89 0.1867 0.1429 0.0438
6 35 1225 -0.89 0.1867 0.1429 0.0438
7 35 1225 -0.89 0.1867 0.1429 0.0438
8 35 1225 -0.89 0.1867 0.1429 0.0438
9 35 1225 -0.89 0.1867 0.1429 0.0438
10 39 1521 -0.68 0.2483 0.2857 0.0374
11 39 1521 -0.68 0.2483 0.2857 0.0374
12 39 1521 -0.68 0.2483 0.2857 0.0374
13 39 1521 -0.68 0.2483 0.2857 0.0374
14 39 1521 -0.68 0.2483 0.2857 0.0374
15 39 1521 -0.68 0.2483 0.2857 0.0374
16 45 2025 -0.35 0.3632 0.4571 0.0939
17 45 2025 -0.35 0.3632 0.4571 0.0939
18 45 2025 -0.35 0.3632 0.4571 0.0939
19 45 2025 -0.35 0.3632 0.4571 0.0939
20 48 2304 -0.19 0.4247 0.5714 0.1467
21 58 3364 0.34 0.6331 0.6000 0.0331
22 58 3364 0.34 0.6331 0.6000 0.0331
23 58 3364 0.34 0.6331 0.6000 0.0331
24 58 3364 0.34 0.6331 0.6000 0.0331
25 65 4225 0.72 0.7642 0.7143 0.0499
26 68 4624 0.88 0.8106 0.7429 0.0677
27 68 4624 0.88 0.8106 0.7429 0.0677
28 68 4624 0.88 0.8106 0.7429 0.0677
29 68 6424 0.88 0.8106 0.7429 0.0677
30 71 5041 1.04 0.8508 0.8571 0.0063
31 71 5041 1.04 0.8508 0.8571 0.0063
32 74 5476 1.21 0.8869 0.9143 0.0274
33 81 6561 1.58 0.9429 0.9428 0.0001
34 87 7569 1.91 0.9719 0.9714 0.0005
35 100 1000 2.61 0.9955 1 0.0045

1806 104920
Lo adalah haraga
) ( ) (
i i
Z S Z F
tebesar,
Dari tabel di atas diperoleh Lo = 0.1467
n = 35

=0,05
Ltabel =
n
886 , 0
=
35
886 , 0
= 0,1497
84
Kriteria pengujian : terima Ho jika Lo < L tabel
0,1467 < 0,1497
Dengan demikian kelas XI IPA5 berdistribusi normal pada taraf
kepercayaan 95%
85
LAMPIRAN III
UJI HOMOGENITAS POPULASI
Uji homogenitas varins dilakukan dengan menggunakan uji Barlet.
Pengujian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menghitung variansi masing-masing sample dengan rumus
S1 =
) 1 (
) (
2 2


n n
x x n
i i
=
) 1 33 ( 33
) 809 ( ) 24864 ( 33
2

=
1056
654481 820512
S1 =
1056
166031
=
23 . 157
= 12.53889

12.54
S1 = 12,54
Dengan menggunakan rumus dan cara yang sama, dilakukan perhitungan
untuk S2, S3, S4 dan S5. dari perhitungan diperoleh nilai seperti pada tabel
berikut :
Tabel Uji Barlet
No n Dk
=
n-1
Si
2
i
S
log
2
i
S
Dk(
2
i
S
) Dk(log
2
i
S
)
1 33 32 12.5 156.25 2.20 5000 70.4
2 33 32 13.25 175.5625 2.24 5618 71.82
3 32 31 11.54 133.1716 2.12 4128.3197 65.86
4 34 33 18.31 335.2561 2.53 11063.4513 83.74
5 35 34 18.57 344.8449 2.54 11724.7266 86.3

167 162 74.17 1145.0851 11.63 37534.4976 378.12


2. Menghitung varians gabungan dari semua kelompok dengan rumus
86

) 1 (
) 1 (
2
2
n
S n
S
i i
162
4976 . 37534
2
S
= 231,6944
3. Menghitung harga satuan Barkett dengan rumus :

) 1 ( ) (log
2
i
n S B
= (log 231,6944
2
)(162)
= 2,351.162
= 380.7
4. Menghitung harga Chi-Kuadrat (
2

)
} log ) 1 ( { 10 ln
2 2


i i
S n B
, dengan ln 10 = 0,2.303
= 2,303 {380,7 378,12}
= 2,303(2,58)
= 5,942
5. Guanakan tabel
2

untuk

= 0.05 dan taraf nyata = 95% = 0.95


2
tabel

=
) 1 , 1 ( k

=
) 1 5 : 05 , 0 1 (

=
) 4 : 95 , 0

= 9,49
Kriteia pengujian adalah terima H
0
jika
2
) 1 , 1 (
2

K hitung

dengan

= 0,05.
Berdasarkan pengujian diperoleh
2
hitung

= 5.94 dan
2
tabel

=9.49 karena
2
) 1 , 1 (
2

K hitung

(5.94 < 9.49) maka Ho diterima. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa populasi mempunyai variansi yang homogen pada taraf kepercayaan 95%
87
88
LAMPIRAN IV
UJI KESAMAAN DUA RATA-RATA
Uji kesamaan rata-rata dilakukan dengan langkah-langkas sebagai berikut :
1. membuat tabel uji kesamaan rata-rata nilai Mid Semester siswa
kelas XI IPA SMA N 9 Padang
Populasi n n - 1
i
x

2
i
x
i
x
Si
S
2
i
XI IPA 1 33 32 809 654481 24,51 12.5 156.25
XI IPA 2 33 32 1132 1281424 34.30 13.24 175.2976
XI IPA 3 32 31 1271 1615441 39.72 11.54 133.1716
XI IPA 5 35 34 1806 3261636 51.6 18.57 344.8449

133 129 5018 6812982


2. Menghitung jumlah kuadrat rata
JK(R) =
( )

N
X
2
=
133
) 5018 (
2
=
133
25180324
= 189325.74
3. Menghitung kuadrat dari semua nilai dengan rumus :
JK(A) =
) (
2
R JK
n
X
i
i


=
1
]
1

+ + +
35
) 3261636 (
32
) 1615441 (
33
) 1281424 (
33
) 654481 (
- 189325.74
= [(19832.76 + 38831.03 + 50482.53 + 93189.6 ] - 189325.74
= 202335.89 - 189325.74
= 13010.15
4. Menghitung kuadrat dari semua nilai dengan rumus :
JK(T) =

2
X
= 6812982
5. Hitung jumlah kuadrat dalam kelompok dengan rumus :
JK(D) = JK(T) JK(A) JK(R)
89
= 6812982 13010.15 189325.74
= 6610646.11
6. Menghitung rata-rata jumlah antar kelompok dengan rumus :
RJK(A) =
1
) (
k
A JK
=
1 4
15 . 13010

= 4336.717
7. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat dalam kelompok dengan
rumus:
RJK(D) =
1
) (
n
D JK
=
132
11 . 6610646
= 50080.65
8. Menguji sugnifikan dari kelompok dengan rumus :
F =
) (
) (
D RJK
A RJK
=
65 . 50080
717 . 4336
= 0.087
Dari daftar distribusi F dengan dk = (4,133) dan peluang 0,95 dan

= 0.05
didapat F tabel :
= F(1-

),(k-1),

) ( k n
i
= F(1 0,05)(4-1),(133-4)
= F(0,95) ),(3)(129)
= 2,60
dari perhitungan diperoleh f hitung < F tabel (0,087 < 2,06) maka dapat
disimpulkan bahwa keemapt sample mempunyai rata-rata yang tidak jauh berbeda.
90
91
92
LAMPIRAN VI
SOAL UJI COBA KELAS XI IPA SMAN 9 PADANG
1. Dimensi energi adalah
a. LT
2
d. MLT
2
b. ML
2 2
T
e. MLT
c. ML
2 2
T
2. Suatu partikel dengan massa 1 kg di dorong dari pinggir meja hingga jatuh
bebas . Jika kecepatan saat jatuh 2 m/s. Energi mekanik partikel pada saat
ketinggian 1m dari tanah adalah
a. 2 J d. 22 J
b. 10 J e. 24 J
c. 12 J
3. Jika suatu satu benda jatuh bebas, maka
(1). Energi kinetiknya tetap
(2). Energi mekaniknya bertambah
(3). Energi potensialnya tetap
(4). Geraknya dipercepat beraturan
Pernyataan yang benar adalah
a. 1, 2, dan 3 d. hanya 4
b. 1 dan 3 e. semua benar
c. 2 dan 4
4. Sebuah mobil dengan massa 850 kg bergerak dengan kecepatan 20 m/s.
energi kinetic mobil adalah
a. 17000 J d. 8500 J
b. 1700 J e. 850 J
c. 170 J
5. Seseorang mendorong gerobak pada bidang miring hingga mencapai
ketinggian 2m. Apabila berat gerobak 200 N dan jalan dianggap licin
sempurna, usaha yang dilakukan oleh orang tersebut adalah
a. 100 J d. 600 J
b. 200 J e. 800 J
c. 400 J
6. Sebuah benda bermassa 10 kg meluncur tanpa gesekan seperti gambar dari
posisi A ke posisi B seperti tampak pada gambar beriktut ini.
A Jika percepatan garvitasi 10 m/s
2
usaha yang
Di kerjakan gaya berat adalah
a. -1000 J
6 m b. +1000 J
c. + 600 J
d. 600 J
e. + 800J
8 m B
7. Sebuah benda bermassa 1 kg dilempar vertikalke atas dengan kecepatan
93
awal 40 m/s. Bila g = 10 m/s
2
, besar energi kinetic saat ketinggian benda
20 m adalah
a. 300 J d. 600 J
b. 400 J e. 700 J
c. 500 J
8. Perhatikan gambar berikut ! balok yang semula diam meluncur dari titik C
ke A tanpa gesekan. Jika massa balok 3 kg dan g = 10 m/s
2
,usaha yang
dilakukan balok adalah
a. 90 J d. 175 J
b. 115 J e. 200 J
c. 175 J
9. Sebuah bola mainan mempunyai massa 50 gram menggelinding pada
lantai bertingkat dua yang mempunyai ketinggian 4 m dari lantai satu
kemudian jatuh. Apabila saat lepas dari lantai dua kecepatan bola 1 m/s,
kecepatan sesaat bola tersebut dilantai satu adalah
a. 2 m/s d. 9,0 m/s
b. 2,6 m/s e. 26 m/s
c. 8,0 m/s
10. Sebuah batu bermassa 5 kg dilempar vertical ke atas dengan kecepatan 10
m/s. energi potensial batu pada saat mencapai titik tertinggi sebesar
a. 200 J d. 350 J
b. 250 J e. 400 J
c. 300 J
11. Sebuah kelereng yang massanya 25 gr bergerak melingkar sepanjang
bagian dalam suatu lingkaran vertical licin dengan jari-jari 50 cm. Jika g =
10 m/s
2
kecepatan minimum kelereng di titik terendah agar dapat
menempuh satu putaran penuh adalah
a. 5 m/s d. 8 m/s
b. 6 m/s e. 10 m/s
c. 7 m/s
12. Suatu partikel dengan massa 1kg di dorong dari permukaan meja hingga
kecepatan pada saat lepas dari bibir meja = 2 m/s seperti pada gambar
berikut ini.
m Jika g = 10 m/s
2
,energi mekani parti
kel pada saat ketinggian 1 meter dari
tanah adalah .
2m a. 2 J d. 22 J
1m b. 10 J e. 24 J
c. 12 J
13. Sebuah peluru ditembakkan dengan kecepatan awal 40m/s dan sudut
elevasi 37
0
(tan 37
0
= ). Jika massa peluru 0,01 kg dan g = 10 m/s
2
,
94
1,2, dan 3
1 dan 3
2 dan 4
Hanya 4
Semua benar
usaha oleh gaya grafitasi pada peluru sejak ditembakkan sampai jatuh
kembali ke tanah adalah
a. 100 J d. 10 J
b. 40 J e. 0
c. 20 J
14. Sebuah benda ditembakan miring ke atas dengan sudut elevasi 60
0
dan
dengan energi kinetic 400 J. Jika g = 10 m/s
2
, maka energi kinetic benda
pada saat mencapai titik tertinggi adalah
a. 25 J
b. 50 J
c. 100 J
d. 150 J
e. 200 J
15. Sebuah benda dilemparkan dari permukaan tanah dan lintasannya
berbentuk parabola seperti gambar berikut ini.
C
Jika energi kinetic di A = 600 J, energi potensial di
B = 400 J, perbedaan waktu dari A ke B = 1 sekon
dan perbedaan waktu dari A ke D = 3 sekon, maka

B D (1) perbedaan waktu dari A ke C adalah 2 sekon


(2) energi kinetic di B adalah 200 J
(3) energi mekanik di D adalah 600 J
A (4) perbedaan waktu dari C ke D adalah 1 sekon
16. Sebuah pegas dengan tetapan 200 N/m digantungkan beban sebesar 10 N.
Besar energi potensial pegas adalah
a. 0,25 J d. 2000 J
b. 25 J e. 2 J
c. 2500
17. Sebuah pegas dengan konstanta 20 N/m di gantungkan beban sehingga
pegas bertambah panjang dari posisi semula sebesar 4 cm. energi potensial
pegas adalah
a. 0,16 J d. 40 J
b. 0,20 J e. 50 J
c. 0,8 J
18. Sebuah pegas tergantung tanpa beban panjangnya 30 cm. Kemudian ujung
bawah pegas digantungkan beban 100 gram, sehingga panjang pegas
95
menjadi 35 cm. Jika beban tersebut ditarik ke bawah sejauh 5 cm dan
percepatan gravitasi = 10 m/s
2
, maka energi potensial elastic pegas adalah

a. 0,025 J d. 0,25 J
b. 0,05 J e. 0,35 J
c. 0,1 J
19. Sebuah pegas dapat bertambah panjang 5 cm bila ujung pegas di beri
beban 20N. Usaha yang diperlukan untuk meregangkan pegas tersebut
sepanjang 6 cm adalah
a. 720 J d. 0,72 J
b. 72 J e. 0,072 J
c. 7,2 J
20. Sebuah Roller Coaster memiliki rel lingkaran dengan jari-jari 25 m.
kecepatan benda pada saat titik tertinggi tidak jatuh bila g = 10 m/s
2
adalah
a. 2
5
m/s d. 6 m/s
b. 5
10
m/s e. 10
5
m/s
c. 5
50
m/s
21. Sebuah asteroid yang berjari-jari sekitar 500 m dan massa sekitar 4 x 10
16
.
(G = 6,67 x 10
2 2 11
/ kg Nm

Kelajuan lepas sebuah benda dari permukaan


asteroid tersebut adalah
a. 104,4 m/s d. 90,0 m/s
b. 103,4 m/s e. 80,0 m/s
c. 100,2 m/s
22. Sebuah roller Coaster berjari-jari 10 m meluncur dengan kecepatan 15 m/s.
ketinggian kereta saat Start adalah
a. 10 m d. 25 m
b. 15 m e. 30 m
c. 20 m
23. Dimensi Impuls adalah
a. MLT
b. ML
1
T
c. MLT
1
d. MLT
2
e. ML
2 2
T
24. Momentum adalah .
A. Besaran vektor dengan satuan kg.m
B. Besaran skalar dengan satuan kg.m
C. Besaran vektor dengan satuan kg.m/s
D. Besaran skalar dengan satuan kg.m/s
E. Besaran vektor dengan satuan kg.m/s
2
96
25. Persamaan yang benar antara momentum dan impuls adalah
A. P = I.t C. I = P/t E. P = I/t
B. I = P D. I = t/P
26. Pada sebuah benda bermassa m dikerjakan gaya sebesar F selama selang
waktu t. Impuls yang diberikan kepada benda besarnya .
A. I = m/t C. I = m.t E. I = F/t
B. I = F.t D. I = m.F
27. Sebuah mobil bermassa 700 kg bergerak dengan kecepatan 72 km/jam.
Momentum mobil tersebut adalah kg.m/s
A. 50.400 C. 14.000 E. 10.000
B. 25.200 D. 12.000
28. Sebuah bola yang semula diam di pukul hingga kecepatannya 15 m/s. Jika
massa bola 0,2 kg, impuls dari gaya pemukul adalah
a. 2 Ns d. 5 Ns
b. 3 Ns e. 6 Ns
c. 4 Ns
29. Dalam selang waktu 0,02 sekon sebuah benda mengalami perubahan
momentum sebesar 3 kg.m/s. Besar gaya yang mengakibatkan perubahan
tersebut adalah .
a. 0,06 N c. 0,15 N e. 150 N
b. 0,6 N d. 15 N
30. Sebuah truk bermassa 2000 kg sedang melaju dengan kecepatan 36
km/jam.Truk tersebut menabrak pohon di pinggir jalan dan berhenti dalam
waktu 0,1sekon. Gaya rata-rata pada truk selama berlangsungnya tabrakan
adalah
a. 2.10
2
N c. 2.10
4
N e. 2.10
6
N
b. 2.10
3
N d. 2.10
5
N
31. Sebuah balok dipukul dengan gaya 100 N sehingga melambung dengan
kecepatan 200 m/s. Pemukul menyentuh bola dalam waktu 0,2 s. Massa
bola tersebut adalah
A. 0,1 kg C. 0,5 kg E. 10 kg
B. 0,4 kg D. 5 kg
32. Dua buah bola m1 = m2 = 5 kg bergerak saling mendekati dengan
kecepatan masing-masing 25 m/s dan 15 m/s. Jika kedua benda
bertumbukan lenting sempurna, maka perbandingan kecepatan bola
pertama dan bola kedua setelah tumbukan adalah
a. 1:1 d. 2:1
b. 1:2 e. 3:5
c. 5:3
33. Sebuah peluru bermassa 20 gram ditembakkan horizontal dengan
kecepatan 300 m/s dari sebuah senapan bermassa 1,5 kg. kecepatan senjata
mendorong bahu penembak adalah .
a. 0,5 m/s d. 3 m/s
97
b. 1 m/s e. 4 m/s
c. 2 m/s
34. Sebuah benda yang mula-mula diam ditumbuk oleh benda lain. Bila massa
kedua benda sama dan tumbukan lenting sempurna, maka:
(1) Setelah tumbukan, kecepatan benda yang menumbuk menjadi nol dan
benda kedua kecepatannya sama dengan benda pertama sebelum
menumbuk
(2). Koefisien restitusinya Satu
(3). Jumlah momentum linear kedua benda sebelum dan setelah tumbukan
sama besar
(4). Sebelum dan sesudah tumbukan, jumlah energi kinetik kedua benda
itu sama besar
Pernyataan yang benar adalah ..
a.(1), (2) dan (3) d. (4) saja
b. (1) dan (3) e. semua benar
c. (2) dan (4)
35. Sebuah bola yang mempunyai momentum P, menumbuk dinding dan
memantul. Tumbukan bersifat lenting sempurna dan arahnya tegak lurus.
Besar momentum bola adalah ..
a. 0 c. 4P e. 2P
b.
4
P
d. P
36. Sebuah benda bergerak dengan momentum yang besarnya P, tiba-tiba
benda itu pecah menjadi dua bagian yang masing-masing momentumnya
P
1
dan P
2
dalam arah yang saling tegak lurus, maka ..
a. P = P
1
+ P
2
c. P = P
2
P
1
e. P = ( P
1
2
P
2
2
)
1/2
b. P = P
1
P
2
d. P = ( P
1
2
+ P
2
2
)
1/2
37. Nilai koefisien restitusi (e) untuk tumbukan lenting sebagian adalah ..
a. e= 1 c. 0<e<1 e. 0
b. e=

d. 0,5
38. Bola A yang bergerak lurus dan mempunyai momentum mv menumbuk
bola B yang bergerak pada agris lurus yang sama. Jika setelah tumbukan
boal A mempunyai momentum -3mv, perubahan momentum bola B adalah

a. 2 mv d. -4mv
b. -2mv e. 4mv
c. 3mv
39. Dua buah benda massanya sama, masing-masing 2 kg. benda satu bergerak
dengan kecepatan sebesar 10 m/s menumbuk benda dua yang dalam
keadaan diam. Setelah tumbukan keduanya menjadi satu. Kecepatan benda
setelah tumbukan adalah
a. 4m/s d. 7 m/s
b. 5m/s e. 8 m/s
98
c. 6m/s
40. Sebuah peluru dengan massa 4 gram ditembakkan ke sebuah balok kayu
dari 5 kg.peluru mengenai balok dan bersarang di dalamnya. Kecepatan
peluru ketika mengenai balok 300 m/s . Kecepatan system (balok + peluru)
adalah
a. 0,10 m/s d. 0,24 m/s
b. 0,14 m/s e. 0,30 m/s
c. 0,20 m/s
41. Dua bola masing-masing mempunyai massa m
1
= 6 kg dan m
2
= 4 kg
bergerak pada suatu garis lurus dalam arah berlawanan dengan kecepatan
v
1
= 4 m/s dan v
2
= 6 m/s seperti tampak pada gambar berikut ini
VA VB
A
B
Kedua benda kemudian bertumbukan tidak lenting sama sekali. Kecepatan
masing-masing benda sesaat setelah tumbukan adalah .
A. 0
B. V
1
1
= 0 m/s dan v
2
1
= 2 m/s searah
C. V
1
1
= 4 m/s dan v
2
1
= 6 m/s berlawanan arah
D. V
1
1
= 6 m/s dan v
2
1
= 3 m/s berlawanan arah
E. V
1
1
= 12 m/s dan v
2
1
= 0 m/s berlawanan arah
42. Dua buah benda yang memiliki massa m
1
= m
2
= 2 kg bergerak saling
mendekati dengan laju masing-masing v
1
= 10 m/s dan v
2
= 20 m/s seperti
pada gambar.
V1 V2
1 2
Sebelum bertumbukan saat bertumbukan setelah tumbukan
Jika kedua benda bertumbukan lenting sempurna, maka kecepatan masing-
masing benda setelah tumbukan adalah
A. v
1
1
= -20 m/s dan v
2
1
= 20 m/s D. v
1
1
= -10 m/s dan v
2
1
= 10 m/s
B. v
1
1
= -20 m/s dan v
2
1
= 10 m/s E. v
1
1
= -5 m/s dan v
2
1
= 10 m/s
C. v
1
1
= -10 m/s dan v
2
1
= 20 m/s
43. Mobil P yang sedang bergerak dari utara ke selatan dengan kecepatan 30
km/jam bertabrakan dengan mobil Q yang bergerak dari timur ke barat
dengan kecepatan 40 km/jam. Jika massa kedua mobil sama yaitu 2 ton
dan kedua mobil bergerak bergandengan sesudah bertabrakan, kecepatan
kedua mobil sesaat sesudah tabrakan adalah
99
a. 5 km/jam d. 25 km/jam
b. 10 km/jam e. 35 km/jam
c. 18 km/jam
44. Dua orang berada dalam sebuah perahu bermassa 100 kg yang sedang
bergerak ke arah Selatan dengan kelajuan tetap 2 m/s. Tiap anak memiliki
massa 50 kg. Karena sesuatu hal, salah seorang anak terjatuh dari buritan
perahu dan masuki ke dalam air. Kecepatan perahu itu segera setelah
seorang anak terjatuh ke dalam air adalah ..
A. 1,67 m/s D. 2 m/s
B. 2,67 m/s E. 5 m/s
C. 3,67 m/s
45. Dua benda A dan B bergerak di atas lantai licin dengan arah berlawanan.
Suatu saat saling bertumbukan yang bersifat tidak elastis sama
sekali(sempurna). Jika massa A = 2 kg dan Massa B = 4 kg sedangkan
kecepatan A = 10 m/s dan B = 2m/s, maka setelah tumbukan kecepatan
dan arah kedua benda adalah m/s
a. 2 m/s searah dengan kecepatan semula
b. 2 m/s arah tegak lurus gerak benda A semula
c. 2 m/s searah dengan benda B semula
d. 2 m/s searah gerak benda A semula
e. 4,5 m/s searah gerak benda A semula
46. 4,5 m/s searah gerak benda B semulaDua buah balok A dan B massanya
masing-masing 1 kg dan 3 kg dihubungkan dengan sebuah pegas.
Kemudian balok tersebut ditarik dan dilepaskan. Perbandingan kecepatan
A dan B sesaat setelah di lepaskan adalah
a. 1:-3 d. 4:1
b. 1:3 e. 1:4
c. 3:1
47. Syarat berlaku hukum kekekalan momentum adalah
A. Interaksi dua benda tidak dipengaruhi oleh gaya luar
B. Kelajuan dua benda yang berinteraksi sama
C. Kelajuan dua benda yang berinteraksi berbeda
D. Massa dua benda yang berinteraksi sama
E. Massa dua benda yang berinteraksi berbeda
48. Hukum kekekalan momentum tidak berlaku pada peristiwa ..
A. Ledakan granat
B. Sepeda meluncur di jalan menurun
C. Peluru yang ditembakkan
D. Orang meloncat dari perahu
E. Orang bersepatu roda sebelum melemparkan benda
49. Seorang gadis bermassa 40 kg melemparkan sebuah batu 2 kg ke arah
Timur dengan kecepatan 8 m/s. Maka, kecepatan gadis itu terlontar ke
belakang adalah ..
100
A. 0 D. 40 m/s ke Timur
B. 0,4 m/s ke Timur E. 40 m/s ke Barat
C. 0,4 m/s ke Barat
50. Sebuah perahu massanya 100 kg dinaiki oleh seorang anak yang bermassa
50 kg. Mula-mula perahu bergerak dengan kecepatan 10 m/s. Kemudian
orang dalam perahu meloncat ke belakang, berlawanan dengan arah perahu
dengan kecepatan loncatan 2 m/s. Kecepatan perahu pada saat orang
tersebut meloncat adalah..
A. 10 m/s D. 16 m/s
B. 12 m/s E. 18 m/s
C. 14 m/s
Kunci Jawaban
1 C 11 A 21 B 31 A 41 A
2 C 12 B 22 D 32 E 42 B
3 D 13 E 23 C 33 E 43 E
4 A 14 D 24 C 34 C 44 D
5 C 15 E 25 B 35 D 45 B
6 C 16 A 26 B 36 D 46 A
7 D 17 A 27 C 37 C 47 A
8 A 18 A 28 B 38 E 48 B
9 D 19 D 29 E 39 B 49 C
10 B 20 B 30 D 40 D 50 D
101
LAMPIRAN VII
SOAL UJIAN AKHIR KELAS XI IPA SMAN 9 PADANG KUNCI
JAWABAN DAN PENYELESAIANNYA
1. Dimensi energi adalah
a. LT
2
d. MLT
2
b. ML
2 2
T
e. MLT
c. ML
2 2
T
Penyelesaian :
Joule = Nm = kgm
2
/s
2
= ML
2 2
T
Jawaban : C

2. Suatu partikel dengan massa 1 kg di dorong dari pinggir meja hingga jatuh
bebas . Jika kecepatan saat jatuh 2 m/s. Energi mekanik partikel pada saat
ketinggian 1m dari tanah adalah
a. 2 J d. 22 J
b. 10 J e. 24 J
c. 12 J
Penyelesaian :
Diket : m = 1 kg
v = 2 m/s
h = 1m
ditanya : EM = ?
Jawab :
EM = mgh + mv
2
= 1.10.1 + 1. (2)
2
.
= 10 + 2
= 12 J
Jawaban : C
3. Jika suatu satu benda jatuh bebas, maka
(1). Energi kinetiknya tetap
(2). Energi mekaniknya bertambah
(3). Energi potensialnya tetap
(4). Geraknya dipercepat beraturan
Pernyataan yang benar adalah
a. 1, 2, dan 3 d. hanya 4
b. 1 dan 3 e. semua benar
c. 2 dan 4
Penyelesaian :
Semakin ke bawah, EP

karena kedudukan batu semakin dekat dengan


102
permukaan tanah (h makin kecil). Ketika ke bawah, EK bertambah. Ketika
bergerak, batu mempunyai kecepatan.
Jawaban : D
4. Sebuah mobil dengan massa 850 kg bergerak dengan kecepatan 20 m/s.
energi kinetic mobil adalah
a. 170000J d. 8500 J
b. 17000 J e. 850 J
c. 170 J
Penyelesaian :
Ek = mv
2

= 850. (20)
2
= 170000 J
Jawaban : A
5. Seseorang mendorong gerobak pada bidang miring hingga mencapai
ketinggian 2m. Apabila berat gerobak 200 N dan jalan dianggap licin
sempurna, usaha yang dilakukan oleh orang tersebut adalah
a. 100 J d. 600 J
b. 200 J e. 800 J
c. 400 J
Penyelesaian :
W = F

h
= F. h
= 200.2
= 400 J
Jawaban : C
6. Sebuah benda bermassa 10 kg meluncur tanpa gesekan seperti gambar dari
posisi A ke posisi B seperti tampak pada gambar beriktut ini.
A Jika percepatan garvitasi 10 m/s
2
usaha yang
Di kerjakan gaya berat adalah
a. -1000 J
6 m b. +1000 J
c. + 600 J
d. 600 J
e. + 800J
8 m B
Penyelesaian :
W = F

x
= m.a.

x
= mgh
= 10.10.6
= +600 J
Jawaban : C
103
7. Sebuah benda bermassa 1 kg dilempar vertikalke atas dengan kecepatan
awal 40 m/s. Bila g = 10 m/s
2
, besar energi kinetic saat ketinggian benda
20 m adalah
a. 300 J d. 600 J
b. 400 J e. 700 J
c. 500 J
Penyelesaian :
Ep1+Ek1= Ep2+Ek2
mgh
1
+ mv
1
2
= mgh
2
+ mv
2
2
0 + .1.(40)
2
= 1.10.20 + Ek
800 = 200 + Ek
Ek = 600 J
Jawaban : D
8. Sebuah bola mainan mempunyai massa 50 gram menggelinding pada
lantai bertingkat dua yang mempunyai ketinggian 4 m dari lantai satu
kemudian jatuh. Apabila saat lepas dari lantai dua kecepatan bola 1 m/s,
kecepatan sesaat bola tersebut dilantai satu adalah
a. 2 m/s d. 9,0 m/s
b. 2,6 m/s e. 26 m/s
c. 8,0 m/s
Penyelesaian :
Ep1+Ek1= Ep2+Ek2
mgh
1
+ mv
1
2
= mgh
2
+ mv
2
2
gh
1
+ v
1
2
= gh
2
+ v
2
2
10. 4 + 1
2
= 0 + v
2
2
40 + 0,5 = v
2
2
(40,5)2 = v
2
2
81 = v
2
2
v
2

= 9 m/s
Jawaban : D
9. Sebuah batu bermassa 5 kg dilempar vertical ke atas dengan kecepatan 10
m/s. energi potensial batu pada saat mencapai titik tertinggi sebesar
a. 200 J d. 350 J
b. 250 J e. 400 J
c. 300 J
Penyelesaian :
Ep1+Ek1= Ep2+Ek2
mgh
1
+ mv
1
2
= mgh
2
+ mv
2
2
0 + mv
1
2
= Ep2 + 0
Ep = mv
1
2
= .5.10
2
104
= 250 J
Jawaban : B
10. Sebuah kelereng yang massanya 25 gr bergerak melingkar sepanjang
bagian dalam suatu lingkaran vertical licin dengan jari-jari 50 cm. Jika g =
10 m/s
2
kecepatan minimum kelereng di titik terendah agar dapat
menempuh satu putaran penuh adalah
a. 5 m/s d. 8 m/s
b. 6 m/s e. 10 m/s
c. 7 m/s
Penyelesaian :
v =
gR 5
=
2
10 . 50 . 10 . 5

=
2
10 . 2500

= 5 m/s
Jawaban : A
11. Suatu partikel dengan massa 1kg di dorong dari permukaan meja hingga
kecepatan pada saat lepas dari bibir meja = 2 m/s seperti pada gambar
berikut ini.
m Jika g = 10 m/s
2
,energi mekani parti
kel pada saat ketinggian 1 meter dari
tanah adalah .
2m a. 2 J d. 22 J
1m b. 10 J e. 24 J
c. 12
Penyelesaian :
Ep1+Ek1= Ep2+Ek2
mgh
1
+ mv
1
2
= mgh
2
+ mv
2
2
mgh
1
+ 0 = EM
1.10.1 = EM
EM = 10 J
Jawaban : B
12. Sebuah pegas dengan tetapan 200 N/m digantungkan beban sebesar 10 N.
Besar energi potensial pegas adalah
a. 0,25 J d. 2000 J
b. 25 J e. 2 J
c. 2500
Penyelesaian :
F = k


x = 1/20
105
W=
) (
2
1
2
1
2
2
x x k
=
2
1
200.(1/20)
2
= 0,25 J
Jawaban : A
13. Sebuah pegas dengan konstanta 20 N/m di gantungkan beban sehingga
pegas bertambah panjang dari posisi semula sebesar 4 cm. energi potensial
pegas adalah
a. 0,016 J d. 40 J
b. 0,20 J e. 50 J
c. 0,8 J
Penyelesaian :
Ep =
) (
2
1
2
1
2
2
x x k
=
2
1
20 (0,04
2
0)
= 10. 0,0016
= 0,016 J
Jawaban : A
14. Sebuah pegas dapat bertambah panjang 5 cm bila ujung pegas di beri
beban 20N. Usaha yang diperlukan untuk meregangkan pegas tersebut
sepanjang 6 cm adalah
a. 720 J d. 0,72 J
b. 72 J e. 0,072 J
c. 7,2 J
Penyelesaian :
F1 = k x1
20 = k 0,05
k = 400 N/m
Ep =
) (
2
1
2
1
2
2
x x k
=
2
1
400 (0,06
2
0)
= 200.0,0036
= 0,72
Jawaban : D
15. Sebuah Roller Coaster memiliki rel lingkaran dengan jari-jari 25 m.
kecepatan benda pada saat titik tertinggi tidak jatuh bila g = 10 m/s
2
adalah
a. 2
5
m/s d. 6 m/s
106
b. 5
10
m/s e. 10
5
m/s
c. 5
50
m/s
Penyelesaian :
v =
gR
=
25 . 10
= 5
10
m/s
Jawaban : B
16. Sebuah asteroid yang berjari-jari sekitar 500 m dan massa sekitar 4 x 10
16
.
(G = 6,67 x 10
2 2 11
/ kg Nm

Kelajuan lepas sebuah benda dari permukaan


asteroid tersebut adalah
a. 104,4 m/s d. 90,0 m/s
b. 103,4 m/s e. 80,0 m/s
c. 100,2 m/s
Penyelesaian :
g =
2
R
Gm
=
2
16 11
500
10 . 4 . 10 . 67 , 6

= 10,67 m/s
2
v =
gR 2
=
500 . 67 , 10 . 2
= 103,4 m/s
Jawaban : B
17. Sebuah roller Coaster berjari-jari 10 m meluncur dengan kecepatan 15 m/s.
ketinggian kereta saat Start adalah
a. 10 m d. 25 m
b. 15 m e. 30 m
c. 20 m
Penyelesaian :
h =
2
5
R =
2
5
10 = 25 m
Jawaban : D
18. Dimensi Impuls adalah
a. MLT
b. ML
1
T
c. MLT
1
d. MLT
2
e. ML
2 2
T
107
Penyelesaian :
I =

p
= kgm/s =
MLT
1
Jawaban : C
19. Momentum adalah .
A. Besaran vektor dengan satuan kg.m
B. Besaran skalar dengan satuan kg.m
C. Besaran vektor dengan satuan kg.m/s
D. Besaran skalar dengan satuan kg.m/s
E. Besaran vektor dengan satuan kg.m/s
2
Penyelesaian :
Momentum diperoleh dari hasil kali besaran scalar massa dengan besaran
vector kecepatan sehingga momentum termasuk besaran vector.
Jawaban : C
20. Persamaan yang benar antara momentum dan impuls adalah
A. P = I.t C. I = P/t E. P = I/t
B. I = P D. I = t/P
Jawaban : B
21. Sebuah mobil bermassa 700 kg bergerak dengan kecepatan 72 km/jam.
Momentum mobil tersebut adalah kg.m/s
A. 50.400 C. 14.000 E. 10.000
B. 25.200 D. 12.000
Penyelesaian :
v = 72 km/jam = 20 m/s
p = mv
= 700.20
= 14000 kg.m/s
Jawaban : C
22. Dalam selang waktu 0,02 sekon sebuah benda mengalami perubahan
momentum sebesar 3 kg.m/s. Besar gaya yang mengakibatkan perubahan
tersebut adalah .
a. 0,06 N c. 0,15 N e. 150 N
b. 0,6 N d. 15 N
Penyelesaian :

p = F

t
3 = F 0,02
F =
02 , 0
3
=150 N
Jawaban : E
23. Sebuah truk bermassa 2000 kg sedang melaju dengan kecepatan 36
km/jam.Truk tersebut menabrak pohon di pinggir jalan dan berhenti dalam
108
waktu 0,1sekon. Gaya rata-rata pada truk selama berlangsungnya tabrakan
adalah
a. 2.10
2
N c. 2.10
4
N e. 2.10
6
N
b. 2.10
3
N d. 2.10
5
N
Penyelesaian :
F

t = m (v2 v1)
F. 0,1 = 2000(10 0)
0,1 F = 20000
F = 2 x 10
5
N
Jawaban : D
24. Sebuah balok dipukul dengan gaya 100 N sehingga melambung dengan
kecepatan 200 m/s. Pemukul menyentuh bola dalam waktu 0,2 s. Massa
bola tersebut adalah
A. 0,1 kg C. 0,5 kg E. 10 kg
B. 0,4 kg D. 5 kg
Penyelesaian :
F

t = m (v2 v1)
100. 0,2 = m (200 0)
20 = 200 m
m = 0,1 kg
Jawaban A
25. Dua buah bola m1 = m2 = 5 kg bergerak saling mendekati dengan
kecepatan masing-masing 25 m/s dan 15 m/s. Jika kedua benda
bertumbukan lenting sempurna, maka perbandingan kecepatan bola
pertama dan bola kedua setelah tumbukan adalah
a. 1:1 d. 2:1
b. 1:2 e. 5:3
c. 3:5
Penyelesaian :
v1 = 25 m/s
v2 = 15 m/s
pada tumbukan lenting sempurna tidak terjadi perubahan energi kinetic
sehingga :
v1 : v2

25 : 15

5 : 3
Jawaban : E
26. Sebuah peluru bermassa 20 gram ditembakkan horizontal dengan
kecepatan 300 m/s dari sebuah senapan bermassa 1,5 kg. kecepatan senjata
mendorong bahu penembak adalah .
a. 0,5 m/s d. 30 m/s
b. 10m/s e. 40 m/s
c. 20 m/s
Penyelesaian :
m
1
v
1
+ m
2
v
2
= m
1
v
1

+ m
2
v
2

109
0 + 0 = 0,2.300 + 1,5 v
2

= 60 +1,5 v
2

v
2

= 40 m/s
Jawaban : E
27. Sebuah benda yang mula-mula diam ditumbuk oleh benda lain. Bila massa
kedua benda sama dan tumbukan lenting sempurna, maka:
(1) Setelah tumbukan, kecepatan benda yang menumbuk menjadi nol dan
benda kedua kecepatannya sama dengan benda pertama sebelum
menumbuk
(2). Koefisien restitusinya Satu
(3). Jumlah momentum linear kedua benda sebelum dan setelah tumbukan
sama besar
(4). Sebelum dan sesudah tumbukan, jumlah energi kinetik kedua benda itu
sama besar
Pernyataan yang benar adalah ..
a. (1), (2) dan (3) d. (4) saja
b. (1) dan (3) e. semua benar
c. (2) dan (4)
Jawaban : C

28. Dua buah benda massanya sama, masing-masing 2 kg. benda satu bergerak
dengan kecepatan sebesar 10 m/s menumbuk benda dua yang dalam
keadaan diam. Setelah tumbukan keduanya menjadi satu. Kecepatan benda
setelah tumbukan adalah
a. 4m/s d. 7 m/s
b. 5m/s e. 8 m/s
c. 6m/s
Penyelesaian :
m
1
v
1
+ m
2
v
2
= (m
1
+ m
2
)v


2 .10 + 0 = (2 + 2) v

20 = 4v

= 5 m/s
Jawaban : B
29. Sebuah peluru dengan massa 4 gram ditembakkan ke sebuah balok kayu
dari 5 kg.peluru mengenai balok dan bersarang di dalamnya. Kecepatan
peluru ketika mengenai balok 300 m/s . Kecepatan system (balok + peluru)
adalah
a. 0,10 m/s d. 0,24 m/s
b. 0,14 m/s e. 0,30 m/s
c. 0,20 m/s
Penyelesaian :
m
1
v
1
+ m
2
v
2
= (m
1
+ m
2
)v


0,004.300 + 0 = (0,004 + 5) v

1,2 = 5,004 v

110
v

= 0,24 m/s
jawaban :D
30. Dua bola masing-masing mempunyai massa m
1
= 6 kg dan m
2
= 4 kg
bergerak pada suatu garis lurus dalam arah berlawanan dengan kecepatan
v
1
= 4 m/s dan v
2
= 6 m/s seperti tampak pada gambar berikut ini
VA VB
A
B
Kedua benda kemudian bertumbukan tidak lenting sama sekali. Kecepatan
masing-masing benda sesaat setelah tumbukan adalah .
A. 0
B. V
1
1
= 0 m/s dan v
2
1
= 2 m/s searah
C. V
1
1
= 4 m/s dan v
2
1
= 6 m/s berlawanan arah
D. V
1
1
= 6 m/s dan v
2
1
= 3 m/s berlawanan arah
E. V
1
1
= 12 m/s dan v
2
1
= 0 m/s berlawanan arah
Penyelesaian :
Untuk tumbukan tidak lenting sama sekali kedua benda setelah bertumbukan
diam, ini berarti V = 0
Jawaban : A
111
LAMPIRAN VIII
RELIABILITAS UJI COBA TES AKHIR
M =
n
X

=
32
1384
= 43,25
S =
) 1 (
) (
2 2


n n
x x n
i i
=
31 . 32
) 1348 ( ) 68952 ( 32
2


=
35 , 293
S
2
= 293.5
Dimana : n = 50
M = 43,25
S
2
= 293.5
1
1
]
1

s
n
N n M
N
n
r
2
) ( 1
1
=
1
]
1

35 , 293 . 50
) 25 , 43 50 ( 25 , 43
1
1 50
50
=
1
]
1

5 , 14667
) 75 , 6 ( 25 , 43
1
49
50
= 1,02
1
]
1

5 , 14667
9375 , 291
1
= 1,02 [1-0,02]
= 0,99
dari hasil yang diperoleh terlihat bahwa reliabilitas uji coba tes sangat tinggi
112
LAMPIRAN IX
Analisis Tingkat Kesukaran Soal(P)
dan Daya Beda(D) Soal Uji Coba Tes Akhir
No Ba Bb D Kriteria P Kriteria Kriteria
Soal
No.
soal
1 11 4 0.64 Baik 0.78 Sedang Pakai 1
2 10 4 0.54 Baik 0.53 rendah Pakai 2
3 7 0 0.64 Baik 0.3 Rendah Pakai 3
4 11 4 0.64 Baik 0.78 Rendah Pakai 4
5 10 6 0.40 Baik 0.78 Sedang Pakai 5
6 11 7 0.40 Baik 0.75 Sedang Pakai 6
7 10 5 0.54 Baik 0.72 Sedang Pakai 7
8 11 9 0.18 Jelek 0.94 Sedang Buang -
9 9 3 0.54 Baik 0.4 Rendah Pakai 8
10 10 2 0.80 Baik 0.66 Rendah Pakai 9
11 11 2 0.80 Baik 0.66 Rendah Pakai 10
12 9 1 0.7 Baik 0.37 Rendah Pakai 11
13 1 1 0 Jelek 0.09 Sangat rendah Buang -
14 2 1 0.09 Jelek 0.125 Sangat rendah Buang -
15 1 2 - 0.09 Jelek 0.22 Sangat rendah Buang -
16 8 1 0.064 Baik 0.3 Rendah Pakai 12
17 11 4 0.063 Baik 0.625 Rendah Pakai 13
18 1 0 0.09 Jelek 0.06 Sangat rendah Buang -
19 9 2 0.063 Baik 0.53 Rendah Pakai 14
20 11 4 0.063 Baik 0.78 Sedang Pakai 15
21 11 5 0.54 Baik 0.65 Rendah Pakai 16
22 11 5 0.54 Baik 0.78 Sedang Pakai 17
23 9 2 0.63 Baik 0.4 Rendah Pakai 18
24 10 3 0.63 Baik 0.66 Rendah Pakai 19
25 10 3 0.63 Baik 0.59 Rendah Pakai 20
26 3 4 - 0.09 Tidak Baik 0.43 Rendah Buang -
27 6 1 0.45 Baik 0.31 Rendah Pakai 21
28 8 5 0.27 Cukup 0.66 Rendah Buang -
29 9 4 0.45 Baik 0.66 Rendah Pakai 22
30 6 0 0.54 Baik 0.3 Rendah Pakai 23
31 9 1 0.72 Baik sekali 0.34 rendah Pakai 24
32 11 4 0.45 Baik 0.72 Sedang Pakai 25
33 10 3 0.63 Baik 0.72 Sedang Pakai 26
34 8 1 0.63 Baik 0.37 Rendah Pakai 27
35 1 1 0 Jelek 0.12 Sangat rendah Buang -
36 1 2 - 0.09 Tidak Baik 0.15 Sangat rendah Buang -
113
37 8 8 0 Jelek 0.71 Rendah Buang -
38 0 1 - 0.09 Tidak Baik 0.06 Sangat rendah Buang -
39 10 4 0.54 Baik 0.67 Rendah Pakai 28
40 0 0 0 Jelek 0.03 Sangat rendah Buang -
41 8 2 0.54 Baik 0.4 Rendah Pakai 29
42 1 0 0.09 Jelek 0.03 Sangat rendah Buang -
43 10 2 0.72 Baik 0.37 Rendah Pakai 30
44 0 1 - 0.09 Tidak Baik 0.03 Sangat rendah Buang -
45 1 0 0.09 Jelek 0.06 Sangat rendah Buang -
46 1 0 0.09 Jelek 0.09 Sangat rendah Buang -
47 1 0 0.09 Jelek 0.03 Sangat rendah Buang -
48 1 2 - 0.09 Jelek 0.12 Sangat rendah Buang -
49 6 4 0.018 Jelek 0.5 Sangat rendah Buang -
50 0 2 - 0.18 Jelek 0.9 Sangat rendah Buang -
114
115
LAMPIRAN XI
UJI NORMALITAS KELAS SAMPEL
1. Uji Normalitas Kelas Kontrol
a. Data diurutkan mulai dari yang terkecil hingga terbesar
b. Data ditentukan nilai rata-ratanya
X
=
n
X X X X
n
+ + + + ...
3 2 1
X
=
32
1685
X
= 52.65
c. Menentukan simpangan baku
S =
) 1 (
) (
2 2


n n
x x n
i i
=
) 1 32 ( 32
) 1603 ( 82269 32
2

S =
65 . 79
= 8.9
d. menentukan bilangan baku
Zi =
S
x x
i

Z1 =
8
1 . 50 34
= -1.20 dan seterusnya seperti yang di tunjukkan pada
tabel
e. Berdasarkan tabel z pada maka di peroleh F (Z1)
z 0,00 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08 0,09
-1,20 0.1112 . . . .. .. . .. .
Maka diperoleh F (-1,20) = 0,1112
f. Untuk nilai S (Zi) diperoleh dengan
116
Maka di peroleh S (Z1) =
32
1
=0.312
g. Kemudian tentukan
) ( ) (
i i
Z S Z F
Dari perhitungan diperoleh data seperti pada tabel berikut
No Xi Xi 2
) (
s
x x
Z
i
i

F (Zi) S (Zi)
) ( ) (
i i
Z S Z F
1 42 1764 -1.20225 0.1112 0.0312 0.0800
2 42 1764 -0.65776 0.1112 0.0312 0.0800
3 43 1849 -0.57155 0.2843 0.0937 0.1090
4 43 1849 -0.57155 0.2843 0.0937 0.1090
5 43 1849 -0.57155 0.2843 0.0937 0.1090
6 44 1936 -0.48534 0.3156 0.1875 0.1281
7 45 2025 -0.39914 0.3483 0.2187 0.1296
8 45 2025 -0.39914 0.3483 0.2187 0.1296
9 46 2116 -0.31293 0.3783 0.2812 0.0971
10 46 2116 -0.31293 0.3783 0.2812 0.0971
11 48 2304 -0.14052 0.4443 0.3437 0.1006
12 48 2304 -0.14052 0.4443 0.3437 0.1006
13 48 2304 -0.14052 0.4443 0.3437 0.1006
14 50 2500 0.031897 0.488 0.4375 0.0505
15 50 2500 0.031897 0.488 0.4375 0.0505
16 50 2500 0.031897 0.488 0.4375 0.0505
17 50 2500 0.031897 0.488 0.4375 0.0505
18 52 2704 0.20431 0.5812 0.5625 0.0187
117
19 52 2704 0.20431 0.5812 0.5625 0.0187
20 54 2916 0.376724 0.6103 0.5625 0.0478
21 54 2916 0.376724 0.6103 0.5625 0.0478
22 55 3025 0.462931 0.6772 0.5875 0.0897
23 55 3025 0.462931 0.6772 0.5875 0.0897
24 55 3025 0.462931 0.6772 0.5875 0.0897
25 60 3600 0.893966 0.8133 0.7812 0.0321
26 60 3600 0.893966 0.8133 0.7812 0.0321
27 60 3600 0.893966 0.8133 0.7812 0.0321
28 65 4225 1.325 0.9066 0.875 0.0316
29 65 4225 1.325 0.9066 0.875 0.0316
30 70 4900 1.756034 0.9608 0.9375 0.0233
31 70 4900 1.756034 0.9608 0.9375 0.0233
32 75 5625 2.187069 0.9857 1 0.0143

1685 91195
Lo adalah haraga
) ( ) (
i i
Z S Z F
tebesar,
Dari tabel di atas diperoleh Lo = 0,1296
n = 32

=0,05
Ltabel =
n
886 , 0
=
32
886 . 0
= 0,1566
Kriteria pengujian : terima Ho jika Lo < L tabel
0,1296 < 0,1566
118
Dengan demikian kelas kontrol berdistribusi normal pada taraf
kepercayaan 95%
2. Uji Normalitas Kelas Eksperimen
a. Data di urutkan mulai dari yang terkecil hingga terbesar
b. Data ditentukan nilai rata-ratanya
X
=
n
X X X X
n
+ + + + ...
3 2 1
X
=
33
2014
X
= 61.03
c. Menentukan simpangan baku
S =
) 1 (
) (
2 2


n n
x x n
i i
=
) 1 33 ( 33
) 2014 ( 126460 33
2

S =
78 , 110
= 10, 52
d. menentukan bilangan baku
Zi =
S
x x
i

Z1 =
52 , 10
03 . 61 40
= -1.99 dan seterusnya seperti yang di tunjukkan pada
tabel
e. Berdasarkan tabel z pada maka di peroleh F (Z1)
z 0,00 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08 0,09
-1,99 . . . .. .. . .. . 0.0288
Maka diperoleh F (-1,48) = 0,0288
f. Untuk nilai S (Zi) diperoleh dengan
119
Maka di peroleh S (Z1) =
32
1
= 0.312
g. Kemudian tentukan
) ( ) (
i i
Z S Z F
Dari perhitungan diperoleh data seperti pada tabel berikut :
No Xi Xi
2
) (
s
x x
Z
i
i

F (Zi) S (Zi)
) ( ) (
i i
Z S Z F
1 40 1600 -1.99905 0.0288 0.0303 -0.0015
2 40 1600 -1.99905 0.0288 0.0303 -0.0015
3 40 1600 -1.99905 0.0288 0.0303 -0.0015
4 47 2209 -1.33365 0.0918 0.1212 -0.0294
5 50 2500 -1.04848 0.1469 0.1515 -0.0046
6 53 2809 -0.76331 0.2236 0.1818 0.0418
7 53 2809 -0.76331 0.2236 0.1818 0.0418
8 53 2809 -0.76331 0.2236 0.1818 0.0418
9 53 2809 -0.76331 0.2236 0.1818 0.0418
10 53 2809 -0.76331 0.2236 0.1818 0.0418
11 57 3249 -0.38308 0.352 0.3333 0.0187
12 57 3249 -0.38308 0.352 0.3333 0.0187
13 60 3600 -0.09791 0.4602 0.3939 0.0663
14 60 3600 -0.09791 0.4602 0.3939 0.0663
15 63 3969 0.187262 0.5753 0.4545 0.1208
16 63 3969 0.187262 0.5753 0.4545 0.1208
17 63 3969 0.187262 0.5753 0.4545 0.1208
18 63 3969 0.187262 0.5753 0.4545 0.1208
19 63 3969 0.187262 0.5753 0.4545 0.1208
20 63 3969 0.187262 0.5753 0.4545 0.1208
21 63 3969 0.187262 0.5753 0.4545 0.1208
22 67 4489 0.56749 0.719 0.6666 0.0524
23 67 4489 0.56749 0.719 0.6666 0.0524
24 67 4489 0.56749 0.719 0.6666 0.0524
25 70 4900 0.852662 0.8023 0.7575 0.0448
26 70 4900 0.852662 0.8023 0.7575 0.0448
27 70 4900 0.852662 0.8023 0.7575 0.0448
28 70 4900 0.852662 0.8023 0.7575 0.0448
29 70 4900 0.852662 0.8023 0.7575 0.0448
30 73 5329 1.137833 0.8729 0.909 -0.0361
31 73 5329 1.137833 0.8729 0.909 -0.0361
32 80 6400 1.803232 0.9641 0.9696 -0.0055
33 80 6400 1.803232 0.9641 0.9696 -0.0055

2014 126460
Lo adalah haraga
) ( ) (
i i
Z S Z F
tebesar,
Dari tabel di atas diperoleh Lo = 0,1208
120
n = 33

=0,05
Ltabel =
n
886 , 0
=
33
886 , 0
= 0,1543
Kriteria pengujian : terima Ho jika Lo < L tabel
0,1208 < 0,1543
Dengan demikian kelas eksperimen berdistribusi normal pada taraf
percayaan 95%
LAMPIRAN XII
UJI HOMOGENITAS TES AKHIR KELAS SAMPEL
S
1
2
= 110.67
S
2
2
= 79,21
n
1
= 33
n
2
= 32
F hitung =
2
2
2
1
S
S
F
=
21 . 79
67 . 110
= 1.4
Dari tabel dengan taraf kepercayaan 95 % atau

= 0.05 dan dk(33,32) di dapat harga


F tabel = 1,82. pada taraf kepercayaan 0.05,.
Karena F
t
> F
h
maka kedua kelas mempunyai varians yang homogen
121
LAMPIRAN XIII
UJI HIPOTESIS KELAS SAMPEL
Berdasrkan uji normalitas dan uji homogenitas diperoleh kedua kelas sapel
berdistribusi normal dan homogen, maka untuk penguhian hipotesis digunakan uji
t dengan langkah sebagai beriktut:

n n
x x
S
t
2 1
2 1
1 1
+



dengan S (standar deviasi) adalah sebagai berikut :


2
) 1 ( ) 1 (
2 1
2
2 2
2
1
2
+
+

n n
s n s
s
n

dengan :
1
X
= 61.03
2
X
= 52.65
n
1
= 33 n
2
= 32
S
1
2
= 110,78 S
2
2
= 96.50
Maka :

2
) 1 ( ) 1 (
2 1
2
2 2
2
1
2
+
+

n n
s n s
s
n
=
2 32 33
50 . 96 ) 1 32 ( 78 . 110 ) 1 33 (
+
+
= 96.50
S = 9.82
=
32
1
33
1
82 . 9
65 . 52 03 . 61
+

=
455 . 2
38 . 8
= 3.4
Dengan demikian t
hitung
> t

,
_


2
1
1
yaitu 3.4 > 1.98, maka H
1
diterima
n n
x x
S
t
2 1
2 1
1 1
+

122
sehingga hasil belajar kelas eksperimen lebih baik dari pada hasil belajar kelas
kontrol.
LAMPIRAN XIV
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas / smtr : XI / II
Materi Pokok : Usaha dan Energi
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit
Standar Kompetensi
Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda
titik
Kompetensi Dasar
Menerapkan hukum kekelan energi mekanik untuk menganalisis gerak dalam
kehidupan sehari-hari
Indikator
menerpakan hukum kekelan energi mekanik pada gerak jatuh bebas, gerak
parabola dan gerak harmonis sederhana
A. Tujuan
Setelah pembelajaran siswa mampu :
1. Memformulasikan hukum kekekalan energi mekanik pada gerak jatuh
bebas
2. Memformulasikan hukum kekekalan energi mekanik pada gerak parabola
3. memformulasikan hukum kekekalan energi mekanik pada gerak harmonis
sederhana
4. menyelesaikan soal-soal yang berhubungan dengan penerapan hukum
kekelam energi mekanik pada gerak jatuh bebas, gerak parabola, dan
123
gerak harmonis sederhana
B. Materi Pelajaran
1. Hukum kekelan energi mekanik
Semakin ke bawah,
EP

karena kedudukan
batu semakin dekat
dengan permukaan tanah
(h makin kecil). Ketika
ke bawah, EK
bertambah. Ketika
bergerak, batu
mempunyai kecepatan.
Karena besar percepatan gravitasi tetap (g = 9,8 m/s
2
), kecepatan batu
bertambah
W = EP
1
- EP
2
= mgh
1
- mgh
2
W = EK
2
- EK
1
= mv
2
2
- mv
1
2
W = W
EP
1
- EP
2
= EK
2
- EK1
mgh
1
- mgh
2
= mv
2
2
- mv
1
2
mgh
1
+ mv
1
2
= mgh
2
+ mv
2
2
Hukum Kekekalan Energi Mekanik :
pada sistem terisolasi ( hanya bekerja gaya berat dam tidak ada gaya luar
yang bekerja) selalu berlaku energi makanik total sistem konstan.
2. gaya berat
F = -w = -mg
124
W = F
x
= -wh
= -mgh (1)
F = -w sin

= -mg sin

sin

=
s
h
sin
h
s
W = F
x
= (-w sin

)s
= (-mg sin

)
sin
h
W = -mgh . (2)
Dari persamaan (1) dan (2), untuk memindahkan benda dari ketinggian
h, walaupun dengan lintasan yang berbeda tetapi usaha atau kerja
adalah sama
Contoh soal :
Budi dan umar akan menaikkan sebuah kotak berisi paket 80kg keatas
mobil boks. Budi menaikkan kotak dengan menggunakan papan
sepanjang 2,5 m yang di set sebagi bidang miring, sedangkan umar
langsung mengangkat ke atas mobil boks. Tinggi boks mobil dengan
lantai adalah 1,5 m. Bagaimana perbandingan usaha yang dilakukan
budi dan umar?
Penyelesaian :
Diketahui : m = 80kg
x = 2,5m
125
h = 1,5
Ditanya : Wbudi : Wumar = ......?
Jawab :
h x
sin

=
5 , 2
5 , 1
= 0,6
Wbudi = F
x
= (mg sin

)s = 80kg. 10m/
2
s
.0,6.2,5m = 1200J
Wumar = F
x
= -mgh = -80kg.10m/
2
s
.1,5m = 1200 J
Wbudi = Wumar
3. gerak parabola
Ep1+Ek1= Ep2+Ek2 = Ep3+Ek3 = Ep4 + Ek4 = Ep5+Ek5 = EM
Ep1+Ek1= Ep2+Ek2 = Ep3+ 0 = Ep4 + Ek4 = 0+Ek5 = EM
Ep1+Ek1= Ep2+Ek2 = Ep3 = Ep4 + Ek4 = Ek5 = EM
4. Gerak harmonis sederhana
126
EpA+ EkB=EpB+EkB=EpC+EkC
EpA+ 0 = 0 + EkB = EpC+0
EpA = EkB = EpC = EM
C. Metode
a. Speed test dan tugas awal
b. Ceramah
c. Tanya jawab
d. Diskusi
D. Kegiatan pembelajaran
No Kegiatan Waktu
(menit)
1 Kegiatan Awal
a. Mengucapkan salam Assalamualaikum Wr.Wb. dan
mengabsensi siswa
b. Guru mengumpulkan tugas awal siswa
c. Guru memberikan appersepsi
sebutkan bunyi hukum kekekalan energi?
5
3
2
2 Kegiatan inti
a. guru melaksanakan speed test
1) guru memberikan beberapa pertanyaan yang
telah di persiapkan kepada siswa
2) guru mengawasi siswa dalam melaksanakan
tes
3) guru mengumpulkan jawaban siswa
b. guru memberikan ulasan jika ada jawaban yang sulit
dijawab oleh siswa
c. Guru menjelaskan tentang hukum kekelan energi
mekanik pada benda yang jatuh bebas
d. Guru menanyakan bagian yang belum dimengerti
siswa
apakah mengerti sampai materi ini?
e. Guru menanggapi pertanyaan siswa (jika ada
pertanyaan)
f. Guru bersama siswa mengerjakan contoh soal
Sebuah bola bermassa 0,25kg dilempar ke atas dengan
kelajuan awal 20m/s. Jika gaya gesekan di udara
15
5
15
5
10
127
diabaikan, berapa ketinggian yang dapat di capai bola
itu?
g. Guru menjelaskan tentang hukum kekekalan energi
mekanik pada gaya berat
h. Guru bersama siswa mengerjakan contoh soal tentang
penerapan hukum kekelan energi mekanik pada gaya
berat
i. Guru menjelaskan tentang hukum kekekalan energi
mekanik pada gerak parabola
j. Guru menjelaskan tentang hukum kekekalan energi
mekanik pada bandul
k. Guru bersama siswa mengerjakan contoh soal tentang
penerapan hukum kekelan energi mekanik pada gerak
parabola dan pada bandul
20
15
15
10
10
3 Kegiatan Penutup
a. guru bersama siswa merangkum materi pelajaran hari
ini
b. guru memberikan tugas rumah berupa tugas awal
untuk pertemuan berikutnya
5
E. Sumber Belajar
Buku-buku Fisika SMA kelas XI yang relevan
F. Penilain
Tes objektif
G. Bentuk Instrumen
1. Tugas awal
a) Sebutkanlah bunyi Hukum Kekelan Energi
Mekanik ?
b) Buah durian tergantung pada tangkai pohonnya
setinggi 8 meter, jika massa durian 2 kg dan
percepatan gravitasi 10m/s
2
, berapa energi potensial
yang dimiliki durian tersebut ?
c) Perhatikan gambar berikut!
128
Tentukanlah formulasi usaha yang diperlukan untuk
mengangkat beban ke atas?
h
w = mg
d) Perhatikan gambar beikut!
Tentukanlah formulasi usaha yang
diperlukan untuk mengangkat beban
menggunakan bidang miring. h

w w sin

e) sebuah peti di tarik sejauh 40m sepanjang lantai


horizontal dengan suatu gaya teatp sebesar 100N
dengan membentuk sudut 37
0
terhadap arah
horizontal. Jika gaya gesekan terhadap lantai di
abaikan, tentukanlah usaha yang diberikan terhadap
peti?
2. Pertanyaan speed test
1. Sebuah bola bermassa 0,25kg
dilempar ke atas dengan kelajuan
awal 20m/s. Jika gaya gesekan di
udara diabaikan, berapa ketinggian
yang dapat di capai bola itu?(40)
129
2. Sebuah balok dengan berat 20N di
luncurkan dari lantai dengan
kemiringan 30
0
. kotak tersenut
meluncur sejauh 2m. apabila gaya
gesekan di abaikan,tentukanlah
besar usaha yang dilakukam gaya
berat tersebut?(60)
130
LAMPIRAN XV
Tugas Awal dan Pertanyaan Speed Test
A. Pertemuan 1
1. Tugas awal
1) Sebutkanlah bunyi Hukum Kekelan Energi Mekanik ?
2) Buah durian tergantung pada tangkai pohonnya setinggi 8
meter, jika massa durian 2 kg dan percepatan gravitasi
10m/s
2
, berapa energi potensial yang dimiliki durian
tersebut ?
3) Perhatikan gambar berikut!
Tentukanlah formulasi usaha yang
diperlukan untuk mengangkat beban ke
atas?
h
w = mg
4) Perhatikan gambar beikut!
Tentukanlah formulasi usaha yang
diperlukan untuk mengangkat beban
menggunakan bidang miring.

5) sebuah peti di tarik sejauh 40m sepanjang lantai horizontal dengan
suatu gaya teatp sebesar 100N dengan membentuk sudut 37
0
terhadap arah horizontal. Jika gaya gesekan terhadap lantai di
abaikan, tentukanlah usaha yang diberikan terhadap peti?
2. Pertanyaan
speed test
1) Sebuah bola bermassa 0,25kg
dilempar ke atas dengan kelajuan
awal 20m/s. Jika gaya gesekan di
udara diabaikan, berapa ketinggian
yang dapat di capai bola itu?(40)
2) Sebuah balok dengan berat 20N di
luncurkan dari lantai dengan
kemiringan 30
0
. kotak tersenut
meluncur sejauh 2m. apabila gaya
131
gesekan di abaikan,tentukanlah
besar usaha yang dilakukam gaya
berat tersebut?(60)
B. Pertemuan 2
1. Tugas awal
a) Perhatikanlah gambar di bawah ini!
Berdasarkan Hukum Kekekalan
Energi Mekanik Jelaskanlah
keadaaan energi kinetik dan energi
potensial pada posisi A, posisi B dan
posisi C?
b) Sebuah balok yang massanya 5 kg digantungkan
pada sebuah pegas dengan konstanta pegas 350N/m.
pegas tersebut ternyata bertambah panjang menjadi
23 cm dari ukuran semula. Tentukanlah gaya yang
bekerja pada pegas tersebut?
2. Pertanyaan speed test
1) Sebuah roller coaster memilii jari- jari 15m. Tentukanlah :(50)
a. kecepatan minimum pada titik tertinggi(15)
b. Ketinggian awal beban(15)
c. kecepatan pada titik terendah(20)
2) sebuah peluncur dengan massa 0,200 kg mula-mula diam pada lintasan
horizontal tanpa gaya gesekan. Peluncur itu dihubungkan dengan pegas
(tetapan pegas k= 5N/m). peluncur kemudian di tarik ke kanan sejauh
0,1m kemudian dilepaskan. Berapakh kecepatan peluncur itu pada saat
posisinya 0,08m? (50)
C. Pertemuan 3
1. Tugas awal
1) Tuliskanlah persamaan gaya
gravitasi Newton?
2) Apakah yang dimaksud dengan
energi potensial garafitasi dan
tuliskanlah persamaanya!
3) Apakah yang dimaksud dengan
132
kelajuan lepas?
4) Apakah yang dimaksud dengan gaya
konsevatif?
2. Pertanyaan speed test
Ketika berada di orbinya sabuah satelit komunikasi menarik bumi dengan
19,0 kN dan energi potensial gravitasi bumi satelit 1,39 x 10
16
Joule.
Tentukanlah :
a. ketinggian satelit di atas permukaan bumi
b. massa satelit
D. Pertemuan 4
1. Tugas awal
1) Apakah yang dimaksud dengan momentum dan tuliskan persamaan
momentum
2) Apakah yang dimaksud dengan impuls dan tuliskan persamaan impuls
3) Apakah satuan impuls menurut sistem SI serta termasuk besaran
apakah impuls?
4) Apakah satuan dari momentum serta termasuk besaran apakah
momentum tersebut?
5) Tuliskan hubungan antara impuls dan momentum
2. Pertanyaan speed test
1) Hitung momentum benda yang bergerak dengan kecepatan
300 m/s, massa benda 20 gram.
2) Sebuah benda bermassa 0.2 kg dalam keaadaan diam
dipukul hingga bergerak dengan kecepatan 14 m/s. jika
gaya bekerja selama 0.001 sekon, maka besar gaya yang
diberikan pada benda adalah.
3) Dua buah benda massanya sama, masing-masing 2 kg.
benda satu bergerak dengan kecepatan sebesar 10 m/s
menumbuk benda dua yang dalam keadaan diam. Setelah
tumbukan keduanya menjadi satu. Hitung kecepatan benda
setelah tumbukan?
E. Pertemuan 5
1. Tugas awal
1) Apa itu tumbukan? dan sebutkan jenis-jenis tumbukan
2) Sebutkan perbedaan masing-masing jenis tumbukan jika ditinjau dari
koefisien restitusi (e) dan energi kinetik (EK) nya
133
3) Sebutkan masing-masing satu contoh ketiga jenis tumbukan
2. Pertanyaan speed spest
1) Sebuah meteor bermassa 2000 kg menumbuk Bum dengan kecepatan
120 m/s. jika massa Bumi 6 x 10
24
kg. berapakah kecepatan Bumi
setelah tumbukan bila meteor akhirnya terbenam ke Bumi?
2) sebuah bola tennis dilepakan dari ketinggian tertentu hingga
menumbuk lantai dan akhirnya memantul. Apabila tinggi pantulan
pertama dan kedua masing-masing 3m dan 1,5 m. Tentukan
ketinggian bola tennis mula-mula
134
135
136
137
138
139
140

Anda mungkin juga menyukai