Keterangan: X
1
= Skor yang diperoleh siswa ke-1
X
t
= Skor rata-rata
S = Simpangan Baku
c. Dengan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian
dihitung peluang F(Z Z
t
)
d. Dengan menggunakan proporsi Z
1
, Z
2
, Z
3
,, Z
n
yang lebih kecil
atau sama dengan Z
1,
jika proporsi dinyatakan dengan S (Z
1
)
maka:
( )
N
Z yang Z Z Z BanyaknyaZ
Zi S
t n
,..., , ,
3 2
b. Menghitung selisih F(Z1)-S(Z1) yang kemudian tentukan harga
mutlaknya.
c. Diambil harga yang paling besardiantara harga mutlak selisih,
disebut Lo.
d. Membandingkan nilai Lo dengan nilai kritis A yang
terdapat pada = 0,05. criteria yaitu hipotesis
tersebut normal jika Lo lebih kecil dari A.
30
Harga mutlak terbesar dinyatakan dengan L
0
.
Untuk menolak atau menerima hipotesis nol di bandingkan antara
L
0
dengan nilai kritis L pada uji Lilifort.
Kriteria pengujiaanya:
Jika
o
L
<
tabel
L
berarti data sampel berdistribusi normal
Jika
o
L
>
tabel
L
berarti data sampel tidak berdistribusi normal
Berdasarkan perhitungan uji normalitas diperoleh :
Tabel 5. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Populasi dengan
menggunakan Uji Liliefors
No Kelas Lo Ltabel Kesimpulan Keterangan
1 XI IPA1 0.01153 0.1543 Lo < L tabel
maka terima Ho
Data
Normal
2 XI IPA2 0.0720 0.1543 Lo < L tabel
maka terima Ho
Data
Normal
3 XI IPA3 0.1221 0.1566 Lo < L tabel
maka terima Ho
Data
Normal
4 XI IPA4 0.2157 0.1519 Lo > L tabel
maka tolak Ho
Data Tak
Normal
5 XI IPA5 0.1467 0.1497 Lo < L tabel
maka tolak Ho
Data
Normal
Setelah dilakukan pengujian normalitas terhadap masing-masing
kelas diperoleh kelas XI IPA1, XI IPA2, XI IPA3, dan XI IPA5
berdistribusi normal dan kelas XI IPA4 tidak terdistribusi normal.
Maka dapat disimpulakan bahwa kelas yang dapat dijadikan sebagai
kelas sampel adalah kelas yang berdistribusi normal yaitu terdapat
empat kelas yaitu: XI IPA1, XI IPA2, XI IPA3, dan XI IPA5.
Perhitungan yang lebih jelas untuk pengujian normalitas populasi
31
disajikan pada lampiran II.
c. Uji Homogenitas Variansi
Uji homogenitas variansi ini bertujuan untuk melihat apakah kedua
sampel mempunyai varian yang homogen atau tidak. Adapun langkah-
langkah uji homogenitas variansi menutrut Sudjana (2002:263) adalah
sebagai berikut:
a. Mencari varians masing-masing
sampel dengan rumus :
S =
) 1 (
) (
2 2
n n
x x n
i i
Keterangan : n = banyak sampel
i
x
= data ke i
b. Hitung varians gabungan dari
semua kelompok sampel dengan
rumus
) 1 (
) 1 (
2
2
n
S n
S
i i
Keterangan : S = varians gabungan
Si = varian dari tiap-tiap sampel
c. Hitung harga satuan Barlet
32
dengan rumus
) 1 ( ) (log
2
i
n S B
Keterangan : B = Harga satuan barlet
d. Hitung harga Chi Kuadrat (
2
)
dengan rumus
} log ) 1 ( { 10 ln
2 2
i i
S n B
, dengan ln 10 = 0,2.303
e. Guanakan tabel
2
untuk
=
0.05 dan taraf nyata = 95% =
0.95
f. Kriteia pengujian adalah terima
Hipotesis H
0
jika
2
) 1 , 1 (
2
K hitung
Berdasarkan pengujian diperoleh
2
hitung
= 5.94 dan
2
tabel
=9.49 karena
2
) 1 , 1 (
2
K hitung
yaitu (5.94 < 9.49) sehingga Ho
diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa kelima kelas populasi
mempunyai variansi yang homogen pada taraf kepercayaan 95%.
Perhitungan yang lebih jelas disajikan pada lampiran III.
d. Uji kesamaan rata-rata
Uji kesamaan rata-rata dilakukan dengan tujuan untuk melihat
33
apakah populasi mempunyai kesamaan rata-rata atau tidak. Menurut
Sudjana pasangan hipotesis yang diuji adalah:
H G F E D
H :
0
:
1
H
Paling sedikit satu tanda sama dengan tidak berlaku
Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam uji kesamaan
rata-rata adalah sebagai berikut :
1) Menghitung jumlah Kuadrat rata-rata
JK(R) =
N
X
2
2) Menghitung kuadrat dari semua nilai dengan rumus :
JK(A) =
) (
2
R JK
n
X
i
i
2
X
4) Hitung jumlah kuadrat dalam kelompok dengan rumus :
JK(D) = JK(T) JK(A) JK(R)
5) Menghitung rata-rata jumlah antar kelompok dengan rumus :
RJK(A) =
1
) (
k
A JK
6) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat dalam kelompok dengan
rumus:
RJK(D) =
k n
D JK
) (
34
7) Menguji sugnifikan dari kelompok dengan rumus :
F =
) (
) (
D RJK
A RJK
8) Menyusun hasil perhitungan 1-7 ke dalam tabel analisis
variansi seperti pada tabel berikut ini :
Tabel 6. Format Analisi Variansi Untuk Uji Kesamaan Rata-Rata
! DK JK RJK F
tabel
Rataan 1 R
y
1
y
R
R
D
A
F
Antar
Kelompok
K=1 A
y
( ) 1
k
A
A
y
Dalam
Kelompok
( ) 1
i
n D
y
( ) 1
i
y
n
D
D
Total
i
n
2
Y
Kriteria pengujian adalah : jika
) 1 , 1 )( 1 (
<
n k hitung
F F
pada taraf
kepercayaan 95% (Sudjana, 2002 :305 ) maka populasi memiliki rata-
rata yang tidak jauh berbeda. Dari perhitungan diperoleh F hitung < F
tabel (0,087 < 2,06) maka dapat disimpulkan bahwa keemapt sample
mempunyai rata-rata yang tidak jauh berbeda. Perhitungan yang lebih
jelas disajikan pada lampiran IV
e. Menentukan sampel
Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas terdapat
empat kelas yang memenuhi syarat yaitu : XI IPA1, XI IPA 2, XI IPA
3 dan XI IPA 5. kelas sampel yang digunakan pada penelitian ini
35
hanya yang berdistribusi normal dan homogen. Jadi populasi menjadi
XI IPA1, XI IPA 2, XI IPA 3 dan XI IPA 5. Berdasarkan uji kesamaan
rata-rata ternyata ke empat kelas memiliki rata-rata yang tidak jauh
berbeda. Kemudian ditentukan secara acak satu kelas sebagai kelas
eksperimen dan satu kelas sebagai kelas kontrol.
Berdasarkan pengujian diperoleh bahwa 4 kelas berdistribusi
normal, populasi homogan dan memiliki kesamaan rata-rata, maka
untuk pengambilan sampel dilakukan secara acak atau random dengan
cara undian. Kelas yang terpilih pertama sebagai kelas eksperimen
yaitu XI IPA2 dan kelas yang terambil kedua sebagai kelas kontrol
yaitu kelas XI IPA3
C. Variabel dan Data
1. Variabel
a. Variable bebas
Variabel bebas adalah perlakuan yang diberikan kepada siswa.
Sebagai variabel bebas dalam penelitian ini yaitu perlakuan berupa
pembelajaran dengan melalui pemberian tugas awal diikuti denga
speed test.
b. Variable terikat
Variabel terikat adalah variabel yang di pengaruhi oleh variabel
bebas. Variabel terikatnya yaitu kompetensi siswa dalam pelajaran
fisika untuk kelas sampel pada mata pelajaran fisika pada pokok
36
bahasan Hukum Kekelan Energi Mekanik dan Momentum, Impuls dan
Tumbukan
2. Data
a. Jenis data
1) Data primer
Data primer adalah data yang diambil secara langsung dari
sampel. Data primer dalam penelitian ini adalah data yang
diperoleh langsung dari sampel berupa data pencapaian kompetensi
siswa dalam mata pelajaran fisika dari kelas sampel.
2) Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain.
Sebagai data sekunder adalah data tentang jumlah siswa kelas XI
IPA SMA 9 Padang
b. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah :
1) Siswa kelas XI SMA N 9 Padang yang
terpilih sebagai sampel berupa kompetensi
siswa
2) Tata usaha SMA 9 Padang berupa jumlah
siswa
3) Guru fisika yang mengajar di kelas XI SMA
N 9 Padang untuk memperoleh nilai rapor
siswa
37
D. Prosedur Penelitian
Untuk mencapai tujuan penelitian yang telah di tetapkan, perlu disusun
prosedur yang sistematis. Secara umum prosedur penelitian dapat dibagi
menjadi tiga tahap yaitu tahap persiapan, pelaksanaan dan penyelesaian.
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini dilakukan :
a. Melakukan observasi ke sekolah tersebut guna melihat
proses pembelajaran yang diterapkan di dalam kelas
b. Mengurus surat izin penelitian ke jurusan Tadris IPA-
Fisika IAIN IB Padang
c. Mengurus surat izin penelitian ke Dinas Pendidikan
Kota Padang
d. Menakonsultasikan jadwal penelitian pada guru bidang
studi fisika kelas XI IPA SMA 9 Padang
e. Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan
dengan pelaksanaan penelitian antara lain:
1) memahami dan mempersiapkan perangkat
pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan bahan ajar.
Setelah itu RPP diberikan pada dosen dan
guru bidang studi fisika kelas XI IPA SMA
9 Padang untuk divalidasi. Hal ini bertujuan
untuk mengetahui apakah RPP sudah layak
38
digunakan dalam pengajaran.
2) menentukan populasi sampel dan
menetapkan kelas eksperimen dan kelas
sampel.
f. Melakukan sosialisasi penelitian yang dilaksanakan
pada kedua kelas sampel. Saat sosialisasi di kelas
eksperimen guru menjelaskan kepada siswa bagaimana
pelaksanaan pembelajaran dan menjelaskan tugas yang
harus dikerjakan siswa.
g. Membuat kisi-kisi soal tes berdasarkan kompetensi
dasar (lihat lampiran V )
h. Membuat butir-butir soal uji coba tes berdasarkan kisi-
kisi uji coba tes. (lihat lampiran VI )
i. Menkonsultasikan jadwal pelaksanaan uji coba tes
dengan guru bidang studi fisika kelas XI IPA SMA N 9
Padang.
2. Tahap pelaksanaan
a. Memberi orientasi awal kepada siswa
tentang cara pembelajaran yang akan
ditawarkan kepada siawa pada pertemuan
berikutnya serta urutan materi pelajaran
yang akan dipelajari kepada siswa.
39
b. Memberikan tugas awal kepada siswa
berupa pertanyaan-pertanyaan yang
berhubungan dengan materi yang akan
dipelajari sebagai pengetahuan awal bagi
siswa. Pertanyaan ini diharapkan dapat
dijawab siswa di rumah dan di serahkan
kepada guru saat pelajaran akan dimulai.
Tabel 7. Pelaksanaan Penelitian
No. Kelas eksperimen Kelas kontrol
1
2
Pendahuluan
a. Guru memberi
appersepsi
b. Memotivasi siswa
c. Guru menyebutkan
kompetensi yang
akan dicapai setelah
proses belajar
mengajar berlangsung
d. Guru mengumpulkan
tugas awal yang
dikerjakan siswa
Kegiatan inti
a. Guru memberikan speed
test kepada siswa dengan
langkah-langkah sebagi
berikut :
1) guru
memb
erikan
bebera
pa
pertan
yaan
kepad
a
siswa
2) guru
menga
Pendahuluan
a. Guru memberi
appersepsi
b. Memotivasi siswa
c. Guru menyebutkan
kompetensi yang akan
dicapai stelah proses
belajar mengajar
berlangsung
Kegiatan inti
a. Guru menerangkan
materi pelajaran
sampai selesai sesuai
dengan yang ada pada
KTSP
b. Guru memberikan
contoh soal dan
latihan sesuai dengan
konsep yang telah
dipelajari
40
3 wasi
siswa
dalam
melak
sanaka
n tes
3) guru
mengu
mpulk
an
jawab
an
siswa
b. Guru menerangkan
materi pelajaran sampai
selesai sesuai dengan
yang ada pada KTSP
c. Guru memberikan contoh
soal sesuai dengan
konsep yang telah
dipelajari.
Penutup
a. Guru bersama siswa
menyimpulkan materi
pada hari itu
b. Guru memberikan
tugas awal untuk
pertemuan berikutnya
Penutup
a. Guru bersama siswa
menyimpulkan materi
pada hari itu
Guru memberikan tugas
rumah
Pembelajaran di kelas dimulai dengan melakukan speed test yang
disusun sedemikian rupa sesuai dengan jawaban pertanyaan pada tugas
awal. Speed test dilakukan setiap pertemuan dan di awal pertemuan
pembelajaran.
c. Tahap pelaksanaan tes akhir
Setelah pembelajaran berlangsung pada kedua kelas sampel
kemudian dilaksanakan tes akhir. Tujuan dilaksanakan tes akhir
adalah mengetahui pencapaian kompetensi fisika siswa pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Tes disusun sesuai dengan kompetensi
41
dasar berdasarkan KTSP. Pada tes akhir soal yang diberikan kepada
siswa dalam bentuk objektif. Soal terlebih dahulu dilakukan uji coba
tes. Setelah di uji coba kemudian di berikan kepada kelas sampel.
E. Instrumen Penelitian
1. Instrumen pembelajaran
a. Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah susunan
rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan pada saat proses belajar
mengajar berlangsung. Pada penelitian ini RPP dibuat berdasarkan
ketentuan Guru kelas pada SMA N 9 Padang yang disusun sesuai
dengan pelaksanaan penelitian..
b. Lembar Materi Guru
Lembar materi guru adalah rangkaian materi yang akan di
berikan kepada siswa dari awal hingga akhir penelitian. Adapun Materi
pada penelitian ini adalah tentang Hukum Kekekalan Energi Mekanik:
dan Momentum, Impuls dan Tumbukan.
2. Instrumen Pengumpulan Data
Dalam memeperoleh data dalam suatu penelitian dapat diberikan
tes kepada kelas sampel. Agar tes yang didapat benar-benar valid, reliable,
42
memperhatikan taraf kesukaran dan daya beda soal maka terlebih dahulu
dilakukan uji coba tes dilakukan analisis soal seperti yang di ungkapkan
Arikunto (1997:211) yaitu:
Analisis soal bertujuan untuk mengadakan identifikasi soal-soal
yang baik dan jelek. Dengan analisis soal dapat diperoleh
kejelekan sebuah soal dan petunjuk untuk mengadakan perbaikan.
Berdasarkan kutipan tersebut maka suatu soal perlu dianalisis yang
bertujuan untuk mengetahui kualitas soal. Dalam penelitian ini digunakan
instrumen berbentuk tes pencapaian kompetensi fisika siswa yang
silaksanakan setelah eksperimen berlangsung. Adapun langkah-langkah
yang dilakukan dalam menganalisis soal adalah:
a. Menyusun Tes
1) Menentukan tujuan mengadakan tes yaitu untuk mendapatkan nilai
pencapaian kompetensi siswa.
2) Membuat pembatasan terhadap bahan yang akan diteskan kepada
siswa berdasarkan kompetensi dasar.
3) Membuat kisi-kisi soal tes.
Kisi-kisi tes hasil belajar merupakan rencana konkrit yang
dipersiapkan sebagai petunjuk arah pengembangn tes sesuai
dengan tujuan peneliian. Kisi-kisi soal tes ini dapat memberikan
pedoman dalam artian memberikan informasi tentang pokok-pokok
bahasan materi ajar atau tingkat kemampuan atau keterampilan
43
yang akan diteskan. Sehingga pilihan contoh butir soal dapat
mewakili keseluruhan materi ajar.
4) Menyusun butir soal menjadi bentuk tes akhir yang akan diujikan
Penyusunan soal tes dilakukan berdasarkan kisi-kisi yang telah
disusun dan sesuai dengan indikator.
5) Validitas tes
Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi,
dimana soal tes diberikan kepada beberapa ahli yaitu dosen
pembimbing dan guru mata pelajaran fisika kelas XI SMA N 9
Padang.
b. Uji coba tes
Hasil penelitian dapat dipercaya jika alat pengumpul data yang
digunakan betul-betul akurat. Sehubungan dengan hal itu maka soal yang
dibuat perlu di ujicobakan terlebih dahulu sebelum diberikan kepada kelas
sampel.
c. Analisis item soal
1) Validitas
Suatu soal dikatakan valid apabila soal itu dapat mengukur apa
yang hendak diukur. Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut
dapat mengukur tujuan khusus tertentu sesuai dengan materi dan
perlakuan yang diberikan. Oleh sebab itu, dalam penyusunan tes ini
harus berpedoman pada kurikulum dan indikator yang sesuai dengan
materi pelajaran.
44
Untuk mendapatkan soal yanng memiliki validitas yang tinggi
maka soal perlu dilakukan validasi. Pada penelitian ini soal tes
divalidasi oleh pembimbing dan guru mata pelajaran.
2) Reliabilitas
Reliabilitas adalah ketepatan suatu tes apabila diteskan kepada
subyek yang sama. Untuk menentukan reabilitas tes dipakai rumus
Kuder Richardson- 21 yang dilkemukakan oleh Slameto (1988:215):
1
]
1
2
(
1
1
t
nSD
N n M
N
n
r
Dengan :
M =
n
X
S =
) 1 (
) (
2 2
n n
x x n
i i
Keterangan: r = reabilitas secara keseluruhan
n = jumlah butir soal
M = rata-rata skor tes
N = jumlah pengikut tes
S = Standar deviasi dari tes
xi = data ke-i
Tabel 8. Klasifikasi indeks reliabilitas soal
No Indeks Reliabilitas Klasifikasi
1
2
3
0,00-0,20
0,20-0,40
0,40-0,60
Sangat rendah
Rendah
Sedang
45
4
5
0,60-0,80
0,80-1,00
Tinggi
Sangat tinggi
Slameto (1988 :215)
Dari hasil perhitungan di peroleh bahwa tingkat reliabilitas
uji coba soal tes akhir sangat tinggi yaitu dengan tingkat reliabilitas
0,99. Perhitungan yang lebih jelas dapat dilihat pada lampiran VIII
3) Tingkat kesukaran soal (P).
Tingkat kesukaran soal merupakan bilangan yang menunjukkan
sukar dan mudahnya suatu soal. Rumus yang digunakan seperti yang
dikemukakan oleh Arikunto (1997: 212) yaitu:
JS
B
P
Keterangan :
P = tingkat kesukaran
B = jumlah siswa yang menjawab pertanyaan benar
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Tabel. 9. Klasifikasi tingkat kesukaran soal
No Indeks kesukaran Klasifikasi
1
2
3
0,00-0,30
0,30-0,70
0,70-1,00
Sangat rendah
Rendah
sedang
Sumber: Arikunto (1997:214)
Soal yang diambil adalah soal yang indeks kesukarannya antara
0,3 sampai 0,8. Berdasarkan hasil perhitungan menurut persamaan di
atas, adapun yang memenuhi kriteria tersebut adalah sebanyak 30
buah butir soal dari 50 buah butir soal. Sisanya soal sebanyak 20 buah,
46
berdasarkan pengujian ini tidak layak digunakan sebagai soal tes akhir
karena tidak memenuhi persyaratan. Perhitungan yang lebih jelas
disajikan pada lampiran IX dan X
4) Daya beda (D)
Daya pembeda soal merupakan suatu indikator untuk
membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa kurang pandai.
Dalam menentukan daya beda dapat menggunakan persamaan yang
dikemukakan oleh Arikunto (2002: 218):
b
b
a
a
J
B
J
B
D
Keterangan : D = daya pembeda
Ba= jumlah kelompok atas yang menjawab benar
Bb= jumlah kelompok bawah yang menunjuk benar
Ja= jumlah kelompok atas
Jb= jumlah kelompok bawah
Tabel.10. Klasifikasi indeks daya beda soal
No Indeks daya beda Klasifikasi
1
2
3
4
5
0,00-0,20
0,20-0,40
0,40-0,70
0,70-1,00
Minus
Jelek
Cukup
Baik
Baik sekali
Tidak baik
Sumber: Arikunto (1997:223)
Indeks daya beda yang digunakan untuk tes dalam penelitian ini
adalah dari 0,4 sampai 0,7 dalam kategori cukup dan baik. Adapun
yang memenuhi kriteria tersebut adalah sebanyak 30 dari 50 soal.
47
Dapat dilihat pada lampiran IX dan X
F. Teknik Analisis Data
Analisis terhadap data penelitian dilakukan bertujuan untuk menguji
kebenaran hipotesis yang diajukan dalam penelitian. Analisis data yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis induktif.
Analisis deskriptif dilakukan untuk menentukn rata-rata dan
simpangan baku kedua kelas sampel. Analisis induktif dilakukan untuk
melihat apakah perbedaan dua kelas sampel, ini berarti dilakukan uji t. Untuk
melakukan uji t harus dipenuhi dua syarat yaitu: kelas sampel berasal dari
populasi yang terdistribusi normal dan kedua kelas memiliki dan mempunyai
varians yang homogen. Oleh sebab itu terlebih dahulu dilakukan uji normalitas
dan homogenitas. Uji hipotesis yang akan digunakan sesuai dengan data yang
diperoleh nantinya dari hasil penelitian.
1. Aspek kognitif
a. Uji normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah sampel berasal
dari populasi yang berdistribusi normal. Adapun langkah-langkah yang
dilakukan untuk uji normalitas menurut Sudjana (2002:466) adalah
sebagai berikut:
48
a. Data X
1
, X
2
, X
3
,, X
n
yang diperoleh
dari data yang terkecil hingga yang
terbesar.
b. Data X
1
, X
2
, X
3
,, X
n
dijadikan
bilangan baku Z
1
, Z
2
, Z
3
,, Z
t
dengan
rumus:
S
Z
x x 2 1
Keterangan:
X
1
= Skor yang diperoleh siswa ke-1
X
t
= Skor rata-rata
S = Simpangan Baku
c. Dengan menggunakan daftar distribusi
normal baku, kemudian dihitung
peluang F(Z Z
t
)
Dengan menggunakan proporsi Z
1
, Z
2
, Z
3
,, Z
n
yang lebih kecil atau sama dengan
Z
1,
jika proporsi dinyatakan dengan S (Z
1
)
maka:
( )
N
Z y a n g Z Z Z B a n y a k n y a Z
Z i S
t n
, . . . , , ,
3 2
49
d. Menghitung selisih F(Z1)-S(Z1) yang
kemudian tentukan harga mutlaknya.
e. Diambil harga yang paling besardiantara
harga mutlak selisih, disebutLo.
f. Membandingkan nilai Lo dengan nilai
kritis A yang terdapat pada =
0,05. criteria yaitu hipotesis
tersebut normal jika Lo lebih
kecil dari A
Harga mutlak terbesar dinyatakan dengan L
0
.
Untuk menolak atau menerima hipotesis nol di bandingkan antara
L
0
dengan nilai kritis L pada uji Lilifort.
Kriteria pengujiaanya:
Jika
o
L
<
tabel
L
berarti data sampel berdistribusi normal
Jika
o
L
>
tabel
L
berarti data sampel tidak berdistribusi normal
b. Uji Homogenitas
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah kedua sampel mempunyai
varian yang homogen atau tidak. Untuk mengujinya dilakukan uji F.
Uji ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai beriktu :
1) mencari varians masing-masing data kemudian
dihitung harga F dengan rumus
50
2
2
2
1
S
S
F
Dimana :
F = varians kelompok data
2
1
S
= varians hasil belajar kelas eksperimen
2
2
S
= varians hasol belajar kelas kontrol
2) Jika harga sudah didaptkan maka dibandingkan
F tersebut dengan harga F yang terdapat dalam
daftar distribusi F pada taraf kepercayaan 5 %
dan dk pembilang = n
1
- 1, dk penyebut = n
2
-1.
Bila harga F hitung < harga F tabel, maka kedua kelompok data
varians hasil belajar kelas mempunyai varians yang homogen dan
sebaliknya. (Sudjana, 2002 : 249)
c. Uji Hipotesis
Hasil uji normalitas dan homogenitas menimbulkan beberapa
kemungkinan yaitu:
1) Jika data terdistribusi normal dan kedua
kelompok data homogen, maka dalam pengujian
hipotesis static digunakan adalah uji kesamaan
dua rata-rata dua pihak dengan statistik :
Ho :
1
=
2
51
H
1
:
1
n n
x x
S
t
2 1
2 1
1 1
+
dengan S (standar deviasi) adalah sebagai berikut :
2
) 1 ( ) 1 (
2 1
2
2 2
2
1
2
+
+
n n
s n s
s
n
Keterangan : X1 = nilai rata-rata kelas eksperimen
X2 = nilai rata-rata kelas kontrol
S1 = standar deviasi kelas eksperimen
S2 = standar deviasi kelas kontrol
S = standar deviasi gabungan
n
1
= jumlah siswa kelas eksperimen
n
2
= jumlah siswa kelas kontrol
Kriteria pengujian yang diperlukan harga t hitung
dibandingkan dengan t tabel, yang terdapat pada tabel distribusi t
1-
0,5
< t < t
1-0,5
pada taraf signifikasi 0,005 untuk
harga lainnya Ho ditolak.
2) Jika data terdistribusi normal dan kelompok
data tidak mempunyai varians yang homogen,
maka rumus yang digunakan adalah:
52
n
s
n
s
x x
S
t
2
2
2
1
2
1
2 1
+
Kriteria pengujian yang sebagai mana yang dikemukakan oleh
Sudjana (2002 :241) terima Ho jika:
2 1
2 2 1 1 ,
2 1
2 2 1 1
W W
t W t W
t
W W
t W t W
+
+
+
+
Dimana:
n
s
n
s
W W
2
2
2
2
1
2
1
1
;
t
1
= t
(1- ). (n1-1)
; t
2
= t
(1- ).(n2-1)
2. Aspek afektif
Format penilaian afektif berdasarkan tabel berikut :
Tabel 11. Format penilaian afektif
No Nama
Siswa
Aspek yang dinilai
Kehadiran Bertanya Menanggapi
Penilaian aspek afektif adalah dengan menghitung proporsi masing-masing
indikator. Menghitung proporsi (Sudjana, 2002 :204) adalah :
Sebuah sampel acak berukuran n diambil dari populasi itu. Misalkan
terdapat x perisriwa A, sehingga proporsi sampel untuk peristiwa A = (
n
x
). Jadi titik taksiran untuk
adalah
n
x
dengan S (standar deviasi) adalah sebagai berikut :
2
) 1 ( ) 1 (
2 1
2
2 2
2
1
2
+
+
n n
s n s
s
n
Kriteria pengujian ini adalah Hipotesis nol (Ho) diterima
apabila t
hitung
< t
tabel
dan tolak Ho apabila t
hiutng
> t
tabel
.
Diperoleh : t
hiutng
= 3.4
dk = n
1
+ n
2
2 = 33 + 32 - 2 = 63
t
,
_
2
1
1
dengan dk = 63 adalah t
0.975
= 1.98
Dengan demikian t
hitung
> t
,
_
2
1
1
yaitu 3.4 > 1.98, maka H
1
diterima sehingga pencapaian kompetensi kelas eksperimen lebih baik
dari pada pencapaian kompetensi kelas kontrol. Di sini dapat diambil
suatu kesimpulan bahwa terdapat pengaruh berarti antara kelas kontrol
dan kelas eksperimen. Perhitungan yang lebih jelas disajiakn pada
lampiran XIII
Dari deskripsi data rata-rata kelas eksperimen adalah 61.03
dan rata-rata kelas kontrol adalah 52.65 terlihat rata-rata kelas
eksperimen lebih besar dari rata-rata kelas kontrol. Dari uji hipotesis
ternyata terdapat pengaru berarti. Oleh sebab itu H
1
yang berbunyi :
62
Indikator Kehadiran
95
96
97
98
99
100
101
1 2 3 4 5 6 7
Pertemuan
P
e
r
s
e
n
t
a
s
e
k
e
h
a
d
i
r
a
n
ekspermen
kontrol
Indikator Bertanya
0
5
10
15
20
25
30
1 2 3 4 5 6 7
Pertemuan
P
e
r
s
e
n
t
a
s
e
B
e
r
t
a
n
y
a
eksperimen
kontrol
terdapat pengaruh berarti terhadap pencapaian kompetensi fisika siswa
melalui pemeberian tugas awal yang diikuti dengan Speed Test di kelas
XI SMA N 9 Padang diterima pada taraf nyata 0.05.
2. Aspek afektif
Analisis yang dilakukan pada aspek afektif adalah dengan
menghitung proporsi masing-masing indikator. Masing-masing indikator
ditentukan rata-rata proporsi tiap-tiap indikator. Selanjutnya data
dipindahkan ke dalam grafik. Grafik tersebut memperlihatkan aktivitas
kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Indikator kehadiran
Grafik 1 : Aspek afektif siswa indikator kehadiran
Dari grafik pertama yang merupakan peniliaian afektif adalah
indikator kehadiran siswa. Pada grafik terlihat persentase kehadiran
siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan hasil
yang hapir bersamaan.
Indikator Bertanya
63
Indikator Menanggapi
0
5
10
15
20
1 2 3 4 5 6 7
Pertemuan
P
e
r
s
e
n
t
a
s
e
M
e
n
a
n
g
g
a
p
i
eksperimen
kontrol
Grafik 2 : aspek afektif indicator bertanya
Dari grafik yang ke dua merupakan aspek afektif pada indicator
bertanya. Berdasarkan grafik telihat bahwa persentase jumlah siwa
yang bertanya pada kelas eksperimen lebih tinggi dari persentase kelas
control.
Indikator Menanggapi
Grafik 3 : Aspek afektif indikator menanggapi
Berdasarkan grafik aspek afektif pada indikator menanggapi
menunjukkan adanya perbedaan. Pada kelas eksperimen menunjukkan
persentase menanggapi lebih besar dibandingkan kelas eksperimen.
iii.Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian tentang pencapaian kompetensi siswa
pada aspek kognitif dan afektif dapat dilihat bahwa pencapaian kompetensi
fisika siswa yang pembelajaranya diterapkan pemberian tugas awal yang
disertai speed test dan pembelajaran tanpa pemberian tugas awal yang disetai
64
speed test dalam proses belajar mengajar terlihat adanya perbedaan. Terdapat
atau tidaknya perbedaan pencapaian kompetensi fisika siswa pada kelas
eksperimen dan kontrol menunjukkan ada atau tidaknya pengaruh yang berarti
antara pencapaian kompetensi fisika siswa dengan penerapan pemberian tugas
awal yang disetai speed test.
Pada kelas eksperimen pada saat observasi siswa diberikan gambaran
cara mengajar yang akan diberikan. Hal ini bertujuan untuk memacu motivasi
siswa untuk giat belajar karena mengetahui prosedur belajar mengajar yang
akan berlangsung di kelas. Tugas awal untuk pertemuan pertama diberikan
pada saat observasi ini, agar pada pertemuan pertama siswa langsung diberikan
speed test.
Pada awal pertemuan pertama guru mengumpulkan tugas awal siswa,
kemudian guru melaksanakan speed test selama 10 menit untuk melihat
persiapan siswa dalam menghadapi proses belajar mengajar. Setelah
dilaksanakan speed test kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa
tentang soal pada speed test.
Pada pertemuan pertama siswa diperintahkan dulu untuk
mengumpulkan tugas awal. Saat mengumpulkan tugas awal masih ada siswa
yang mengerjakan saat akan dikumpulkan. Siswa yang mengerjakan tugas
awal di kelas terlihat kesulitan saat speed test. Ada sebagian siswa
mengerjakan tugas awal dengan mencontek tugas teman dan ada sebagian
yang belum menyelesaikannya sehingga hasilnya belum maksimal
Pada pertemuan kedua siswa lebih siap untuk speed test. Hal ini
65
terlihat dari tugas awal yang dikerjakan dengan lebih lengkap sesuai dengan
jumlah pertanyaan yang diberikan. Nilai speed test yang diperoleh siswa
sudah lebih baik dari pertemuan sebelumnya.
Pada pertemuan selanjutnya siswa sudah mulai terbiasa dengan teknik
pengajaran yang diterapkan. Siswa mengumpulkan tugas awal kepada ketua
kelas sebelum guru datang. Ketika guru masuk kelas, ketua kelas langsung
menyerahkan tugas awal kepada guru dan siswa telah menyediakan lembaran
jawaban yang digunakan untuk speed test. Hal ini menunjukkan kesiapan
siswa dalam melaksanakan pembelajaran.
Pada kelas kontrol tidak diterapkan pembelajaran seperti ini. Proses
pembelajaran berlangsung sesuai dengan KTSP. Siswa belajar dengan
memperhatikan apa yang dijelaskan guru, kemudian memindahkanya ke buku
catatan mereka masing-masing. Pembelajran terasa kurang efektif dan bahkan
terkesan monoton. Hal ini terlihat dari aktifitas siswa ketika diberikan latihan
untuk mengerjakan soal ke depan kelas. Siswa yang bersedia mengerjakan ke
depan kelas hanya siswa yang sama, sementara siswa yang tidak mengerti
berdiam diri menunggu jawaban dari siswa lain atau menunggu jawaban guru
untuk menjelaskan.
Pada kelas eksperimen nilai rata-rata kelas 61,03 sedangkan pada kelas
kontrol nilai rata-rata siswa adalah 52,65. Tingginya rata-rata hasil pencapaian
kompetensi fisika siswa kelas eksperimen tidak terlepas dari aktivitas yang
dilakukan oleh siswa karena pada prinsipnya belajar itu adalah berbuat. Jika
telah berbuat maka akan ada hasil yang akan diperoleh dari perbuatan tersebut.
66
Setelah dilakukan uji t pada taraf nyata 0.05 dengan derajat kebebasan
63 di peroleh t
hitung
3.4 sedangkan t
tabel
1.98 berarti t
hitung
lebih besar dari t
tabel
.
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis kerja (H
1
) yang
berbunyi : Terdapat pengaruh berarti terhadap pencapaian kompetensi fisika
siswa melalui pemeberian tugas awal yang diikuti dengan Speed Test di kelas
XI SMA N 9 Padang diterima pada tarf nyata 0.05.
Hal ini membuktikan bahwa penerapan pembelajaran dengan
pemberian tugas awal yang diikuti dengan speed test mampu meningkatkan
pencapaian kompetensi siswa pada aspek kognitif.
Pada grafik 1 adalah penilaian aspek afektif pada indikator kehadiran
siswa terlihat persentase kelas ekperimen dan kelas kontrol yang hampir
bersamaan, kecuali pada pertemuan II dan VII. Siswa yang tidak hadir pada
kelas sampel tersebut karena sakit sehingga tidak dapat mengikuti pelajaran
dan adanya kegiatan OSIS.
Pada grafik 2 adalah penilaian afektif pada indikator bertanya, terlihat
bahwa siswa yang memberikan pertanyaan pada kelas eksperimen memiliki
persentase lebih besar dari pada kelas kontrol. Hal ini disebabkan tugas awal
yang dikerjakan siswa sehingga siswa belajar tidak dengan kepala kosong.
Siswa yang kurang memahami tugas awal yang dikerjakan tanpa ragu bertanya
kepada guru karena siswa telah berusaha menemukan sendiri pengetahuan
sebelum pembelajaran berlangsung.
Pada grafik 3 adalah aspek penilaian afektif pada indikator
menanggapi, terlihat bahwa siswa yang menanggapi pada kelas eksperimen
67
memiliki persentase lebih besar dari pada kelas kontrol. Indikator menanggapi
ini siswa diberikan kesempatan menjawab pertanyaan yang disampaiakan
temannya sebelum dijawab oleh guru.
Berdasarkan ketiga aspek penilaian aspek tersebut dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh pencapaian kompetensi siswa aspek afektif antara
pemeberain tugas awal diikuti dengan speed test dengan tanpa tugas awal dan
speed test.
68
68
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
a. KESIMPULAN
Berdasarkan analisi data dan pembahsan, dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Pencapaian kompetensi siswa aspek kognitif kelas eksperimen
adalah 61.03 dan hasil belajar kelas kontrol adalah 52,65.
berdasrkan uji t diperoleh t
hitung
dal;ah 3.4 sedangkan t
tabel
pada
taraf nyata 0,05 dan dk 63 adalah 1.98. Dalam hal ini t
hitung
> t
tabel
dan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan pemberian
tugas awal disertai speed test mampu meningkatkan hasil belajar
fisika siswa.
2. Aspek afektif pada indikator kehadiran, bertanya dan menanggapi
berpengaruh tehadap pencapaian kompetensi siswa.
3. Kelas yang diterapkan pembelajaran dengan pemberian tugas awal
disertai speed test mendapatkan hasil belajar yang lebih baik jika
dibandingkan dengan siswa yang tidak diterapkan pembelajaran
dengan pemberian tugas awal disertai speed test.
b. Saran
Bertitik tolak dari kesimpulan di atas maka dikemukakan beberapa saran
sebagai berikut :
1. Dalam rangka meningkatkan hasil belajar fisika
69
siswa diharapkan kepada guru agar dapat
menerpakan pembelajaran dengan pemberian
tugas awal disertai speed test
2. Penelitian ini masih terbatas pada konsep
Hukum Kekekalan Energi Mekanik dan Impuls,
Momentum dan Tumbukan, oleh sebab itu
diharapkan penelitian lebih lanjut untuk
permasalahan yang lebih spesifik dan ruang
lingkup yang lebih luas.
70
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1997. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi
Aksara.
Arikunto, Suharsimi, 2005, Manajemen Penelitian, Jakarta: PT. Rineka Cipta
B. Uno, Hamzah. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.1995 Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta : Balai Pustaka
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar,
Jakarta: Rineka cipta.
Gulo, W. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo.
Hamalik, Oemar. 1983. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung : Bumi Aksara
Pasaribu, I.L, dan B. Simanjuntak. 1980. Proses Belajar Mengajar. Bandung :
Tasrsito
Mulyasa. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung : PT. Remaja
Rosda Karya
Roestiyah. 1988. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.
Sabri, Ahmad. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Ciputat Pres
Slameto. 1988. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bina Aksara
Sirait, Bistok. 1989. Bahan Pengajaran Untuk Mata Kuliah Belajar Siswa. Buku
1, Jakarta: PPLTK. Depdikbud.
Sudijono, Anas. 1996 Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
. 2004. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Tarsito
71
LAMPIRAN I
DISTRIBUSI NILAI MID SEMESRTER I KELAS XI IPA SMA N 9
PADANG
TAHUN AJARAN 2008/2009
No IPA I IPA II IPA III IPA IV IPA V
1 6 14 18 20 26
2 8 14 21 20 26
3 9 16 24 20 32
4 9 18 30 20 32
5 11 18 30 20 35
6 12 18 32 20 35
7 12 20 32 20 35
8 13 22 32 20 35
9 14 24 32 20 35
10 15 26 32 20 39
11 15 27 34 23 39
12 16 28 34 23 39
13 18 29 36 23 39
14 18 30 36 25 39
15 21 33 36 26 39
16 21 34 36 30 45
17 24 34 36 30 45
18 26 37 38 32 45
19 28 38 38 32 45
20 28 39 40 33 48
21 28 40 41 35 58
22 28 41 44 35 58
23 29 41 46 39 58
24 29 43 46 40 58
25 34 44 46 42 65
26 35 44 52 43 68
27 38 44 54 45 68
28 40 45 56 52 68
29 41 46 56 52 68
30 42 48 58 52 71
31 44 51 62 58 71
32 46 56 63 61 74
33 51 70 - 65 81
34 - - - 68 87
35 - - - - 100
n n
x x n
i i
=
) 1 33 ( 33
) 809 ( ) 24864 ( 33
2
=
1056
654481 820512
S =
1056
166031
=
23 . 157
= 12.53889
12.54
4. menentukan bilangan baku
Zi =
S
x x
i
Z1 =
54 , 12
51 , 24 6
= -1,48 dan seterusnya seperti yang di tunjukkan pada tabel
5. Berdasarkan tabel z pada maka di peroleh F (Z1)
z 0,00 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08 0,09
-1,40 . . . .. .. . .. 0,0694 .
Maka diperoleh F (-1,48) = 0,0694
6. Untuk nilai S (Zi) diperoleh dengan
( )
N
Z yang Z Z Z BanyaknyaZ
Zi S
t n
,..., , ,
3 2
Maka di peroleh S (Z1) =
0303 , 0
33
1
7. Kemudian tentukan
) ( ) (
i i
Z S Z F
73
Dari perhitungan diperoleh data seperti pada tabel berikut :
No Xi Xi
2
F (Zi) S (Zi)
1 6 36 -1,48 0,0694 0,0303 0,0391
2 8 64 -1,32 0,0934 0,0606 0,0328
3 9 81 -1,24 0,1075 0,0909 0,0166
4 9 81 -1,24 0,1075 0,0909 0,0166
5 11 121 -1,08 0,1401 0,1515 0,0114
6 12 144 -1,00 0,1587 0,1818 0,0231
7 12 144 -1,00 0,1587 0,1818 0,0231
8 13 169 -0,92 0,1788 0,2424 0,0636
9 14 196 -0,84 0,2005 0,2727 0,0722
10 15 225 -0,76 0,2236 0,3030 0,0794
11 15 225 -0,76 0,2236 0,3030 0,0794
12 16 256 -0,68 0,2483 0,3636 0,1153
13 18 324 -0,52 0,3015 0,3939 0,0924
14 18 324 -0,52 0,3015 0,3939 0,0924
15 21 441 -0,28 0,3897 0,4545 0,0648
16 21 441 -0,28 0,3897 0,4545 0,0648
17 24 576 -0,04 0,5160 0,5151 0,0009
18 26 676 0,12 0,5478 0,5454 0,0024
19 28 784 0,28 0,6103 0,5757 0,0346
20 28 784 0,28 0,6103 0,5757 0,0346
21 28 784 0,28 0,6103 0,5757 0,0346
22 28 784 0,28 0,6103 0,5757 0,0346
23 29 841 0,36 0,6406 0,6969 0,0563
24 29 841 0,36 0,6406 0,6969 0,0563
25 34 1156 0,76 0,7764 0,7575 0,0189
26 35 1225 0,84 0,7995 0,7878 0,0117
27 38 1444 1,08 0,8599 0,8181 0,0418
28 40 1600 1,24 0,8925 0,8484 0,0441
29 41 1681 1,32 0,9066 0,8787 0,0279
30 42 1764 1,40 0,9192 0,9090 0,0102
31 44 1936 1,56 0,9406 0,9393 0,0013
32 46 2116 1,72 0,9573 0,9696 0,0123
33 51 2601 2,12 0,9830 1 0,017
809 24684
74
Lo adalah haraga
) ( ) (
i i
Z S Z F
tebesar,
Dari tabel di atas diperoleh Lo = 0,1153
n = 33
=0,05
Ltabel =
n
886 , 0
=
33
886 , 0
= 0,1543
Kriteria pengujian : terima Ho jika Lo < L tabel
0,1153 < 0,1543
Dengan demikian kelas XI IPA1 berdistribusi normal pada taraf
kepercayaan 95%
B. Uji Normalitas Kelas IPA 2
1. Data di urutkan mulai dari yang terkecil hingga terbesar
2. Data ditentukan nilai rata-ratanya
X
=
n
X X X X
n
+ + + + ...
3 2 1
X
=
33
12713
X
= 34,3
3. Menentukan simpangan baku
S =
) 1 (
) (
2 2
n n
x x n
i i
=
) 1 33 ( 33
) 1132 ( ) 44446 ( 33
2
=
1056
1281424 1466718
S =
1056
185294
=
468 , 175
= 13,2464
13,25
4. menentukan bilangan baku
75
Zi =
S
x x
i
Z1 =
25 , 13
3 , 34 14
= -1,53 dan seterusnya seperti yang di tunjukkan pada tabel
5. Berdasarkan tabel z pada maka di peroleh F (Z1)
z 0,00 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08 0,09
-1,50 . . . 0,0630 . . .. . . ..
Maka untuk diperoleh F (-1,53) = 0,0630
6. Untuk nilai S (Zi) diperoleh dengan
( )
N
Z yang Z Z Z BanyaknyaZ
Zi S
t n
,..., , ,
3 2
Maka di peroleh S (Z1) =
0303 , 0
33
1
7. Kemudian tentukan
) ( ) (
i i
Z S Z F
Dari perhitungan diperoleh data seperti pada tabel berikut
No Xi Xi
2
) (
s
x x
Z
i
i
F (Zi) S (Zi)
) ( ) (
i i
Z S Z F
1. 14 196 -1,53 0,0630 0,0303 0,0327
2. 14 196 -1,53 0,0630 0,0303 0,0327
3 16 256 -1,38 0,0838 0,0909 0,0071
4 18 324 -1,23 0,1093 0,1212 0,0119
5 18 324 -1,23 0,1093 0,1212 0,0119
6 18 324 -1,23 0,1093 0,1212 0,0119
7 20 400 -1,08 0,1401 0,2121 0,0720
8 22 484 -0,93 0,1762 0,2424 0,0662
9 24 576 -0,78 0,2177 0,2727 0,0550
10 26 676 -0,63 0,2643 0,3030 0,0387
11 27 729 -0,55 0,2912 0,3333 0,0421
12 28 784 -0,47 0,3192 0,3636 0,0444
13 29 841 -0,39 0,3483 0,3939 0,0456
14 30 900 -0,34 0,3669 0,4242 0,0573
15 33 1089 -0,10 0,4602 0,4545 0,0057
16 34 1156 -0,02 0,4920 0,4848 0,0072
17 34 1156 -0,02 0,4920 0,4848 0,0072
18 37 1369 0,20 0,5793 0,5454 0,0339
19 38 1444 0,28 0,6103 0,5757 0,0346
20 39 1521 0,35 0,6368 0,6060 0,0308
21 40 1600 0,43 0,6664 0,6363 0,0301
76
22 41 1681 0,51 0,6950 0,6666 0,0284
23 41 1681 0,51 0,6950 0,6666 0,0284
24 43 1849 0,66 0,7454 0,7272 0,0182
25 44 1936 0,73 0,7673 0.7575 0,0098
26 44 1936 0,73 0,7673 0,7575 0,0098
27 44 1936 0,73 0,7673 0,7575 0,0098
28 45 2025 0,81 0,7910 0,8484 0,0574
29 46 2116 0,88 0,8106 0,8787 0,0681
30 48 2304 1,03 0,8485 0,9090 0,0605
31 51 2601 1,26 0,8962 0,9393 0,0431
32 56 3136 1,64 0,9495 0,9696 0,0201
33 70 4900 2,69 0,9964 1,00 0,0036
1132 44446
Lo adalah haraga
) ( ) (
i i
Z S Z F
tebesar,
Dari tabel di atas diperoleh Lo = 0,0720
n = 33
=0,05
Ltabel =
n
886 , 0
=
33
886 , 0
= 0,1543
Criteria pengujian : terima Ho jika Lo < L tabel
0,0720 < 0,1543
Dengan demikian kelas XI IPA2 berdistribusi normal pada taraf
kepercayaan 95%
C. Uji Normalitas Kelas IPA 3
1. Data di urutkan mulai dari yang terkecil hingga terbesar
2. Data ditentukan nilai rata-ratanya
X
=
n
X X X X
n
+ + + + ...
3 2 1
77
X
=
32
1271
X
= 39,72
3. Menentukan simpangan baku
S =
) 1 (
) (
2 2
n n
x x n
i i
=
) 1 32 ( 32
) 1271 ( ) 54611 ( 32
2
=
992
1615441 1747552
S =
992
132111
=
1764 , 133
= 11,540208
11,54
4. menentukan bilangan baku
Zi =
S
x x
i
Z1 =
54 , 11
72 , 39 18
= -1,88 dan seterusnya seperti yang di tunjukkan pada
tabel
5. Berdasarkan tabel z pada maka di peroleh F (Z1)
z 0,00 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08 0,09
-1,80 0,0301
Maka diperoleh F (-1,88 ) = 0,0301
6. Untuk nilai S (Zi) diperoleh dengan
( )
N
Z yang Z Z Z BanyaknyaZ
Zi S
t n
,..., , ,
3 2
Maka di peroleh S (Z1) =
0303 , 0
33
1
7. Kemudian tentukan
) ( ) (
i i
Z S Z F
78
Dari perhitungan diperoleh data seperti pada tabel berikut
No Xi
2
i
x
) (
s
x x
Z
i
i
F (Zi) S (Zi)
) ( ) (
i i
Z S Z F
1 18 324 -1,88 0,0301 0,0312 0,0011
2 21 441 -1,62 0,0526 0,0625 0,0099
3 24 576 -1,36 0,0869 0,0937 0,0068
4 30 900 -0,84 0,2005 0,1250 0,0755
5 30 900 -0,84 0,2005 0,1250 0,0755
6 32 1024 -0,76 0,2514 0,1875 0,0639
7 32 1024 -0,76 0,2514 0,1875 0,0639
8 32 1024 -0,76 0,2514 0,1875 0,0639
9 32 1024 -0,76 0,2514 0,1875 0,0639
10 32 1024 -0,76 0,2514 0,1875 0,0639
11 34 1156 -0,49 0,3121 0,3437 0,0316
12 34 1156 -0,49 0,3121 0,3437 0,0316
13 36 1296 -0,32 0,3745 0,4062 0,0317
14 36 1296 -0,32 0,3745 0,4062 0,0317
15 36 1296 -0,32 0,3745 0,4062 0,0317
16 36 1296 -0,32 0,3745 0,4062 0,0317
17 36 1296 -0,32 0,3745 0,4062 0,0317
18 38 1444 -0,15 0,4404 0,5625 0,1221
19 38 1444 -0,15 0,4404 0,5625 0,1221
20 40 1600 0,02 0,5080 0,6250 0,1170
21 41 1681 0,11 0,5438 0,6562 0,1124
22 44 1936 0,37 0,6443 0,6875 0,0432
23 46 2116 0,54 0,7054 0,7187 0,0133
24 46 2116 0,54 0,7054 0,7187 0,0133
25 46 2116 0,54 0,7054 0,7187 0,0133
26 52 2704 1,06 0,8554 0,8125 0,0429
27 54 2916 1,24 0,8925 0,84375 0,0488
28 56 3136 1,41 0,9207 0,8750 0,0457
29 56 3136 1,41 0,9207 0,8750 0,0457
30 58 3364 1,58 0,9429 0,9375 0,0054
31 62 3844 1,93 0,9732 0,9687 0,045
32 63 3969 2,02 0,9783 1 0,0217
1271 54611
Lo adalah haraga
) ( ) (
i i
Z S Z F
tebesar,
Dari tabel di atas diperoleh Lo = 0.1221
n = 32
=0,05
79
Ltabel =
n
886 , 0
=
32
886 , 0
= 0,1566
Criteria pengujian : terima Ho jika Lo < L tabel
0,1221 < 0,1566
Dengan demikian kelas XI IPA3 berdistribusi normal pada taraf
kepercayaan 95%
D. Uji Normalitas Kelas IPA 4
1. Data di urutkan mulai dari yang terkecil hingga terbesar
2. Data ditentukan nilai rata-ratanya
X
=
n
X X X X
n
+ + + + ...
3 2 1
=
34
1112
X
= 32,74
3. Menentukan simpangan baku
S =
) 1 (
) (
2 2
n n
x x n
i i
=
) 1 34 ( 34
) 1112 ( ) 47436 ( 34
2
=
1122
1236544 1612824
S =
1122
376280
=
365 . 335
= 18,31
4. Menentukan bilangan baku
Zi =
S
x x
i
Z1 =
54 , 11
72 , 39 18
= -1,88
dan seterusnya seperti yang di tunjukkan pada tabel
5. Berdasarkan tabel z pada maka di peroleh F (Z1)
80
z 0,00 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08 0,09
-1,80 0,0301
Maka diperoleh F (-1,88) = 0,0301
6. Untuk nilai S (Zi) diperoleh dengan
( )
N
Z yang Z Z Z BanyaknyaZ
Zi S
t n
,..., , ,
3 2
Maka di peroleh S (Z1) =
0294 , 0
34
1
7. Kemudian tentukan
) ( ) (
i i
Z S Z F
Dari perhitungan diperoleh data seperti pada tabel berikut
No Xi
2
i
x
) (
s
x x
Z
i
i
1112 47436
Lo adalah haraga
) ( ) (
i i
Z S Z F
tebesar,
Dari tabel di atas diperoleh Lo = 0.2157
n = 34
=0,05
Ltabel =
n
886 , 0
=
34
886 , 0
= 0,1519
Criteria pengujian : terima Ho jika Lo < L tabel
0,2157 < 0,1519
tolak Ho
Dengan demikian kelas XI IPA4 tidak berdistribusi normal pada taraf
kepercayaan 95%
E. Uji Normalitas Kelas IPA 5
1. Data di urutkan mulai dari yang terkecil hingga terbesar
2. Data ditentukan nilai rata-ratanya
X
=
n
X X X X
n
+ + + + ...
3 2 1
X
=
35
1806
X
= 51.6
3. Menentukan simpangan baku
82
S =
) 1 (
) (
2 2
n n
x x n
i i
=
) 1 35 ( 35
) 1806 ( ) 104920 ( 35
2
=
1190
654481 820512
S =
1190
410564
=
01 . 345
= 18.574444
18.57
4. menentukan bilangan baku
Zi =
S
x x
i
Z1 =
57 . 18
6 . 51 26
= -1,38 dan seterusnya seperti yang di tunjukkan pada
tabel
5. Berdasarkan tabel z pada maka di peroleh F (Z1)
z 0,00 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08 0,09
-1,30 . . . .. .. . 0,0838 .
Maka diperoleh F (-1,38) = 0,0694
6. Untuk nilai S (Zi) diperoleh dengan
( )
N
Z yang Z Z Z BanyaknyaZ
Zi S
t n
,..., , ,
3 2
Maka di peroleh S (Z1) =
0286 , 0
35
1
7. Kemudian tentukan
) ( ) (
i i
Z S Z F
Dari perhitungan diperoleh data seperti pada tabel berikut :
No Xi
2
i
x
) (
s
x x
Z
i
i
1806 104920
Lo adalah haraga
) ( ) (
i i
Z S Z F
tebesar,
Dari tabel di atas diperoleh Lo = 0.1467
n = 35
=0,05
Ltabel =
n
886 , 0
=
35
886 , 0
= 0,1497
84
Kriteria pengujian : terima Ho jika Lo < L tabel
0,1467 < 0,1497
Dengan demikian kelas XI IPA5 berdistribusi normal pada taraf
kepercayaan 95%
85
LAMPIRAN III
UJI HOMOGENITAS POPULASI
Uji homogenitas varins dilakukan dengan menggunakan uji Barlet.
Pengujian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menghitung variansi masing-masing sample dengan rumus
S1 =
) 1 (
) (
2 2
n n
x x n
i i
=
) 1 33 ( 33
) 809 ( ) 24864 ( 33
2
=
1056
654481 820512
S1 =
1056
166031
=
23 . 157
= 12.53889
12.54
S1 = 12,54
Dengan menggunakan rumus dan cara yang sama, dilakukan perhitungan
untuk S2, S3, S4 dan S5. dari perhitungan diperoleh nilai seperti pada tabel
berikut :
Tabel Uji Barlet
No n Dk
=
n-1
Si
2
i
S
log
2
i
S
Dk(
2
i
S
) Dk(log
2
i
S
)
1 33 32 12.5 156.25 2.20 5000 70.4
2 33 32 13.25 175.5625 2.24 5618 71.82
3 32 31 11.54 133.1716 2.12 4128.3197 65.86
4 34 33 18.31 335.2561 2.53 11063.4513 83.74
5 35 34 18.57 344.8449 2.54 11724.7266 86.3
) 1 (
) 1 (
2
2
n
S n
S
i i
162
4976 . 37534
2
S
= 231,6944
3. Menghitung harga satuan Barkett dengan rumus :
) 1 ( ) (log
2
i
n S B
= (log 231,6944
2
)(162)
= 2,351.162
= 380.7
4. Menghitung harga Chi-Kuadrat (
2
)
} log ) 1 ( { 10 ln
2 2
i i
S n B
, dengan ln 10 = 0,2.303
= 2,303 {380,7 378,12}
= 2,303(2,58)
= 5,942
5. Guanakan tabel
2
untuk
=
) 1 , 1 ( k
=
) 1 5 : 05 , 0 1 (
=
) 4 : 95 , 0
= 9,49
Kriteia pengujian adalah terima H
0
jika
2
) 1 , 1 (
2
K hitung
dengan
= 0,05.
Berdasarkan pengujian diperoleh
2
hitung
= 5.94 dan
2
tabel
=9.49 karena
2
) 1 , 1 (
2
K hitung
(5.94 < 9.49) maka Ho diterima. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa populasi mempunyai variansi yang homogen pada taraf kepercayaan 95%
87
88
LAMPIRAN IV
UJI KESAMAAN DUA RATA-RATA
Uji kesamaan rata-rata dilakukan dengan langkah-langkas sebagai berikut :
1. membuat tabel uji kesamaan rata-rata nilai Mid Semester siswa
kelas XI IPA SMA N 9 Padang
Populasi n n - 1
i
x
2
i
x
i
x
Si
S
2
i
XI IPA 1 33 32 809 654481 24,51 12.5 156.25
XI IPA 2 33 32 1132 1281424 34.30 13.24 175.2976
XI IPA 3 32 31 1271 1615441 39.72 11.54 133.1716
XI IPA 5 35 34 1806 3261636 51.6 18.57 344.8449
N
X
2
=
133
) 5018 (
2
=
133
25180324
= 189325.74
3. Menghitung kuadrat dari semua nilai dengan rumus :
JK(A) =
) (
2
R JK
n
X
i
i
=
1
]
1
+ + +
35
) 3261636 (
32
) 1615441 (
33
) 1281424 (
33
) 654481 (
- 189325.74
= [(19832.76 + 38831.03 + 50482.53 + 93189.6 ] - 189325.74
= 202335.89 - 189325.74
= 13010.15
4. Menghitung kuadrat dari semua nilai dengan rumus :
JK(T) =
2
X
= 6812982
5. Hitung jumlah kuadrat dalam kelompok dengan rumus :
JK(D) = JK(T) JK(A) JK(R)
89
= 6812982 13010.15 189325.74
= 6610646.11
6. Menghitung rata-rata jumlah antar kelompok dengan rumus :
RJK(A) =
1
) (
k
A JK
=
1 4
15 . 13010
= 4336.717
7. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat dalam kelompok dengan
rumus:
RJK(D) =
1
) (
n
D JK
=
132
11 . 6610646
= 50080.65
8. Menguji sugnifikan dari kelompok dengan rumus :
F =
) (
) (
D RJK
A RJK
=
65 . 50080
717 . 4336
= 0.087
Dari daftar distribusi F dengan dk = (4,133) dan peluang 0,95 dan
= 0.05
didapat F tabel :
= F(1-
),(k-1),
) ( k n
i
= F(1 0,05)(4-1),(133-4)
= F(0,95) ),(3)(129)
= 2,60
dari perhitungan diperoleh f hitung < F tabel (0,087 < 2,06) maka dapat
disimpulkan bahwa keemapt sample mempunyai rata-rata yang tidak jauh berbeda.
90
91
92
LAMPIRAN VI
SOAL UJI COBA KELAS XI IPA SMAN 9 PADANG
1. Dimensi energi adalah
a. LT
2
d. MLT
2
b. ML
2 2
T
e. MLT
c. ML
2 2
T
2. Suatu partikel dengan massa 1 kg di dorong dari pinggir meja hingga jatuh
bebas . Jika kecepatan saat jatuh 2 m/s. Energi mekanik partikel pada saat
ketinggian 1m dari tanah adalah
a. 2 J d. 22 J
b. 10 J e. 24 J
c. 12 J
3. Jika suatu satu benda jatuh bebas, maka
(1). Energi kinetiknya tetap
(2). Energi mekaniknya bertambah
(3). Energi potensialnya tetap
(4). Geraknya dipercepat beraturan
Pernyataan yang benar adalah
a. 1, 2, dan 3 d. hanya 4
b. 1 dan 3 e. semua benar
c. 2 dan 4
4. Sebuah mobil dengan massa 850 kg bergerak dengan kecepatan 20 m/s.
energi kinetic mobil adalah
a. 17000 J d. 8500 J
b. 1700 J e. 850 J
c. 170 J
5. Seseorang mendorong gerobak pada bidang miring hingga mencapai
ketinggian 2m. Apabila berat gerobak 200 N dan jalan dianggap licin
sempurna, usaha yang dilakukan oleh orang tersebut adalah
a. 100 J d. 600 J
b. 200 J e. 800 J
c. 400 J
6. Sebuah benda bermassa 10 kg meluncur tanpa gesekan seperti gambar dari
posisi A ke posisi B seperti tampak pada gambar beriktut ini.
A Jika percepatan garvitasi 10 m/s
2
usaha yang
Di kerjakan gaya berat adalah
a. -1000 J
6 m b. +1000 J
c. + 600 J
d. 600 J
e. + 800J
8 m B
7. Sebuah benda bermassa 1 kg dilempar vertikalke atas dengan kecepatan
93
awal 40 m/s. Bila g = 10 m/s
2
, besar energi kinetic saat ketinggian benda
20 m adalah
a. 300 J d. 600 J
b. 400 J e. 700 J
c. 500 J
8. Perhatikan gambar berikut ! balok yang semula diam meluncur dari titik C
ke A tanpa gesekan. Jika massa balok 3 kg dan g = 10 m/s
2
,usaha yang
dilakukan balok adalah
a. 90 J d. 175 J
b. 115 J e. 200 J
c. 175 J
9. Sebuah bola mainan mempunyai massa 50 gram menggelinding pada
lantai bertingkat dua yang mempunyai ketinggian 4 m dari lantai satu
kemudian jatuh. Apabila saat lepas dari lantai dua kecepatan bola 1 m/s,
kecepatan sesaat bola tersebut dilantai satu adalah
a. 2 m/s d. 9,0 m/s
b. 2,6 m/s e. 26 m/s
c. 8,0 m/s
10. Sebuah batu bermassa 5 kg dilempar vertical ke atas dengan kecepatan 10
m/s. energi potensial batu pada saat mencapai titik tertinggi sebesar
a. 200 J d. 350 J
b. 250 J e. 400 J
c. 300 J
11. Sebuah kelereng yang massanya 25 gr bergerak melingkar sepanjang
bagian dalam suatu lingkaran vertical licin dengan jari-jari 50 cm. Jika g =
10 m/s
2
kecepatan minimum kelereng di titik terendah agar dapat
menempuh satu putaran penuh adalah
a. 5 m/s d. 8 m/s
b. 6 m/s e. 10 m/s
c. 7 m/s
12. Suatu partikel dengan massa 1kg di dorong dari permukaan meja hingga
kecepatan pada saat lepas dari bibir meja = 2 m/s seperti pada gambar
berikut ini.
m Jika g = 10 m/s
2
,energi mekani parti
kel pada saat ketinggian 1 meter dari
tanah adalah .
2m a. 2 J d. 22 J
1m b. 10 J e. 24 J
c. 12 J
13. Sebuah peluru ditembakkan dengan kecepatan awal 40m/s dan sudut
elevasi 37
0
(tan 37
0
= ). Jika massa peluru 0,01 kg dan g = 10 m/s
2
,
94
1,2, dan 3
1 dan 3
2 dan 4
Hanya 4
Semua benar
usaha oleh gaya grafitasi pada peluru sejak ditembakkan sampai jatuh
kembali ke tanah adalah
a. 100 J d. 10 J
b. 40 J e. 0
c. 20 J
14. Sebuah benda ditembakan miring ke atas dengan sudut elevasi 60
0
dan
dengan energi kinetic 400 J. Jika g = 10 m/s
2
, maka energi kinetic benda
pada saat mencapai titik tertinggi adalah
a. 25 J
b. 50 J
c. 100 J
d. 150 J
e. 200 J
15. Sebuah benda dilemparkan dari permukaan tanah dan lintasannya
berbentuk parabola seperti gambar berikut ini.
C
Jika energi kinetic di A = 600 J, energi potensial di
B = 400 J, perbedaan waktu dari A ke B = 1 sekon
dan perbedaan waktu dari A ke D = 3 sekon, maka
a. 0,025 J d. 0,25 J
b. 0,05 J e. 0,35 J
c. 0,1 J
19. Sebuah pegas dapat bertambah panjang 5 cm bila ujung pegas di beri
beban 20N. Usaha yang diperlukan untuk meregangkan pegas tersebut
sepanjang 6 cm adalah
a. 720 J d. 0,72 J
b. 72 J e. 0,072 J
c. 7,2 J
20. Sebuah Roller Coaster memiliki rel lingkaran dengan jari-jari 25 m.
kecepatan benda pada saat titik tertinggi tidak jatuh bila g = 10 m/s
2
adalah
a. 2
5
m/s d. 6 m/s
b. 5
10
m/s e. 10
5
m/s
c. 5
50
m/s
21. Sebuah asteroid yang berjari-jari sekitar 500 m dan massa sekitar 4 x 10
16
.
(G = 6,67 x 10
2 2 11
/ kg Nm
d. 0,5
38. Bola A yang bergerak lurus dan mempunyai momentum mv menumbuk
bola B yang bergerak pada agris lurus yang sama. Jika setelah tumbukan
boal A mempunyai momentum -3mv, perubahan momentum bola B adalah
a. 2 mv d. -4mv
b. -2mv e. 4mv
c. 3mv
39. Dua buah benda massanya sama, masing-masing 2 kg. benda satu bergerak
dengan kecepatan sebesar 10 m/s menumbuk benda dua yang dalam
keadaan diam. Setelah tumbukan keduanya menjadi satu. Kecepatan benda
setelah tumbukan adalah
a. 4m/s d. 7 m/s
b. 5m/s e. 8 m/s
98
c. 6m/s
40. Sebuah peluru dengan massa 4 gram ditembakkan ke sebuah balok kayu
dari 5 kg.peluru mengenai balok dan bersarang di dalamnya. Kecepatan
peluru ketika mengenai balok 300 m/s . Kecepatan system (balok + peluru)
adalah
a. 0,10 m/s d. 0,24 m/s
b. 0,14 m/s e. 0,30 m/s
c. 0,20 m/s
41. Dua bola masing-masing mempunyai massa m
1
= 6 kg dan m
2
= 4 kg
bergerak pada suatu garis lurus dalam arah berlawanan dengan kecepatan
v
1
= 4 m/s dan v
2
= 6 m/s seperti tampak pada gambar berikut ini
VA VB
A
B
Kedua benda kemudian bertumbukan tidak lenting sama sekali. Kecepatan
masing-masing benda sesaat setelah tumbukan adalah .
A. 0
B. V
1
1
= 0 m/s dan v
2
1
= 2 m/s searah
C. V
1
1
= 4 m/s dan v
2
1
= 6 m/s berlawanan arah
D. V
1
1
= 6 m/s dan v
2
1
= 3 m/s berlawanan arah
E. V
1
1
= 12 m/s dan v
2
1
= 0 m/s berlawanan arah
42. Dua buah benda yang memiliki massa m
1
= m
2
= 2 kg bergerak saling
mendekati dengan laju masing-masing v
1
= 10 m/s dan v
2
= 20 m/s seperti
pada gambar.
V1 V2
1 2
Sebelum bertumbukan saat bertumbukan setelah tumbukan
Jika kedua benda bertumbukan lenting sempurna, maka kecepatan masing-
masing benda setelah tumbukan adalah
A. v
1
1
= -20 m/s dan v
2
1
= 20 m/s D. v
1
1
= -10 m/s dan v
2
1
= 10 m/s
B. v
1
1
= -20 m/s dan v
2
1
= 10 m/s E. v
1
1
= -5 m/s dan v
2
1
= 10 m/s
C. v
1
1
= -10 m/s dan v
2
1
= 20 m/s
43. Mobil P yang sedang bergerak dari utara ke selatan dengan kecepatan 30
km/jam bertabrakan dengan mobil Q yang bergerak dari timur ke barat
dengan kecepatan 40 km/jam. Jika massa kedua mobil sama yaitu 2 ton
dan kedua mobil bergerak bergandengan sesudah bertabrakan, kecepatan
kedua mobil sesaat sesudah tabrakan adalah
99
a. 5 km/jam d. 25 km/jam
b. 10 km/jam e. 35 km/jam
c. 18 km/jam
44. Dua orang berada dalam sebuah perahu bermassa 100 kg yang sedang
bergerak ke arah Selatan dengan kelajuan tetap 2 m/s. Tiap anak memiliki
massa 50 kg. Karena sesuatu hal, salah seorang anak terjatuh dari buritan
perahu dan masuki ke dalam air. Kecepatan perahu itu segera setelah
seorang anak terjatuh ke dalam air adalah ..
A. 1,67 m/s D. 2 m/s
B. 2,67 m/s E. 5 m/s
C. 3,67 m/s
45. Dua benda A dan B bergerak di atas lantai licin dengan arah berlawanan.
Suatu saat saling bertumbukan yang bersifat tidak elastis sama
sekali(sempurna). Jika massa A = 2 kg dan Massa B = 4 kg sedangkan
kecepatan A = 10 m/s dan B = 2m/s, maka setelah tumbukan kecepatan
dan arah kedua benda adalah m/s
a. 2 m/s searah dengan kecepatan semula
b. 2 m/s arah tegak lurus gerak benda A semula
c. 2 m/s searah dengan benda B semula
d. 2 m/s searah gerak benda A semula
e. 4,5 m/s searah gerak benda A semula
46. 4,5 m/s searah gerak benda B semulaDua buah balok A dan B massanya
masing-masing 1 kg dan 3 kg dihubungkan dengan sebuah pegas.
Kemudian balok tersebut ditarik dan dilepaskan. Perbandingan kecepatan
A dan B sesaat setelah di lepaskan adalah
a. 1:-3 d. 4:1
b. 1:3 e. 1:4
c. 3:1
47. Syarat berlaku hukum kekekalan momentum adalah
A. Interaksi dua benda tidak dipengaruhi oleh gaya luar
B. Kelajuan dua benda yang berinteraksi sama
C. Kelajuan dua benda yang berinteraksi berbeda
D. Massa dua benda yang berinteraksi sama
E. Massa dua benda yang berinteraksi berbeda
48. Hukum kekekalan momentum tidak berlaku pada peristiwa ..
A. Ledakan granat
B. Sepeda meluncur di jalan menurun
C. Peluru yang ditembakkan
D. Orang meloncat dari perahu
E. Orang bersepatu roda sebelum melemparkan benda
49. Seorang gadis bermassa 40 kg melemparkan sebuah batu 2 kg ke arah
Timur dengan kecepatan 8 m/s. Maka, kecepatan gadis itu terlontar ke
belakang adalah ..
100
A. 0 D. 40 m/s ke Timur
B. 0,4 m/s ke Timur E. 40 m/s ke Barat
C. 0,4 m/s ke Barat
50. Sebuah perahu massanya 100 kg dinaiki oleh seorang anak yang bermassa
50 kg. Mula-mula perahu bergerak dengan kecepatan 10 m/s. Kemudian
orang dalam perahu meloncat ke belakang, berlawanan dengan arah perahu
dengan kecepatan loncatan 2 m/s. Kecepatan perahu pada saat orang
tersebut meloncat adalah..
A. 10 m/s D. 16 m/s
B. 12 m/s E. 18 m/s
C. 14 m/s
Kunci Jawaban
1 C 11 A 21 B 31 A 41 A
2 C 12 B 22 D 32 E 42 B
3 D 13 E 23 C 33 E 43 E
4 A 14 D 24 C 34 C 44 D
5 C 15 E 25 B 35 D 45 B
6 C 16 A 26 B 36 D 46 A
7 D 17 A 27 C 37 C 47 A
8 A 18 A 28 B 38 E 48 B
9 D 19 D 29 E 39 B 49 C
10 B 20 B 30 D 40 D 50 D
101
LAMPIRAN VII
SOAL UJIAN AKHIR KELAS XI IPA SMAN 9 PADANG KUNCI
JAWABAN DAN PENYELESAIANNYA
1. Dimensi energi adalah
a. LT
2
d. MLT
2
b. ML
2 2
T
e. MLT
c. ML
2 2
T
Penyelesaian :
Joule = Nm = kgm
2
/s
2
= ML
2 2
T
Jawaban : C
2. Suatu partikel dengan massa 1 kg di dorong dari pinggir meja hingga jatuh
bebas . Jika kecepatan saat jatuh 2 m/s. Energi mekanik partikel pada saat
ketinggian 1m dari tanah adalah
a. 2 J d. 22 J
b. 10 J e. 24 J
c. 12 J
Penyelesaian :
Diket : m = 1 kg
v = 2 m/s
h = 1m
ditanya : EM = ?
Jawab :
EM = mgh + mv
2
= 1.10.1 + 1. (2)
2
.
= 10 + 2
= 12 J
Jawaban : C
3. Jika suatu satu benda jatuh bebas, maka
(1). Energi kinetiknya tetap
(2). Energi mekaniknya bertambah
(3). Energi potensialnya tetap
(4). Geraknya dipercepat beraturan
Pernyataan yang benar adalah
a. 1, 2, dan 3 d. hanya 4
b. 1 dan 3 e. semua benar
c. 2 dan 4
Penyelesaian :
Semakin ke bawah, EP
h
= F. h
= 200.2
= 400 J
Jawaban : C
6. Sebuah benda bermassa 10 kg meluncur tanpa gesekan seperti gambar dari
posisi A ke posisi B seperti tampak pada gambar beriktut ini.
A Jika percepatan garvitasi 10 m/s
2
usaha yang
Di kerjakan gaya berat adalah
a. -1000 J
6 m b. +1000 J
c. + 600 J
d. 600 J
e. + 800J
8 m B
Penyelesaian :
W = F
x
= m.a.
x
= mgh
= 10.10.6
= +600 J
Jawaban : C
103
7. Sebuah benda bermassa 1 kg dilempar vertikalke atas dengan kecepatan
awal 40 m/s. Bila g = 10 m/s
2
, besar energi kinetic saat ketinggian benda
20 m adalah
a. 300 J d. 600 J
b. 400 J e. 700 J
c. 500 J
Penyelesaian :
Ep1+Ek1= Ep2+Ek2
mgh
1
+ mv
1
2
= mgh
2
+ mv
2
2
0 + .1.(40)
2
= 1.10.20 + Ek
800 = 200 + Ek
Ek = 600 J
Jawaban : D
8. Sebuah bola mainan mempunyai massa 50 gram menggelinding pada
lantai bertingkat dua yang mempunyai ketinggian 4 m dari lantai satu
kemudian jatuh. Apabila saat lepas dari lantai dua kecepatan bola 1 m/s,
kecepatan sesaat bola tersebut dilantai satu adalah
a. 2 m/s d. 9,0 m/s
b. 2,6 m/s e. 26 m/s
c. 8,0 m/s
Penyelesaian :
Ep1+Ek1= Ep2+Ek2
mgh
1
+ mv
1
2
= mgh
2
+ mv
2
2
gh
1
+ v
1
2
= gh
2
+ v
2
2
10. 4 + 1
2
= 0 + v
2
2
40 + 0,5 = v
2
2
(40,5)2 = v
2
2
81 = v
2
2
v
2
= 9 m/s
Jawaban : D
9. Sebuah batu bermassa 5 kg dilempar vertical ke atas dengan kecepatan 10
m/s. energi potensial batu pada saat mencapai titik tertinggi sebesar
a. 200 J d. 350 J
b. 250 J e. 400 J
c. 300 J
Penyelesaian :
Ep1+Ek1= Ep2+Ek2
mgh
1
+ mv
1
2
= mgh
2
+ mv
2
2
0 + mv
1
2
= Ep2 + 0
Ep = mv
1
2
= .5.10
2
104
= 250 J
Jawaban : B
10. Sebuah kelereng yang massanya 25 gr bergerak melingkar sepanjang
bagian dalam suatu lingkaran vertical licin dengan jari-jari 50 cm. Jika g =
10 m/s
2
kecepatan minimum kelereng di titik terendah agar dapat
menempuh satu putaran penuh adalah
a. 5 m/s d. 8 m/s
b. 6 m/s e. 10 m/s
c. 7 m/s
Penyelesaian :
v =
gR 5
=
2
10 . 50 . 10 . 5
=
2
10 . 2500
= 5 m/s
Jawaban : A
11. Suatu partikel dengan massa 1kg di dorong dari permukaan meja hingga
kecepatan pada saat lepas dari bibir meja = 2 m/s seperti pada gambar
berikut ini.
m Jika g = 10 m/s
2
,energi mekani parti
kel pada saat ketinggian 1 meter dari
tanah adalah .
2m a. 2 J d. 22 J
1m b. 10 J e. 24 J
c. 12
Penyelesaian :
Ep1+Ek1= Ep2+Ek2
mgh
1
+ mv
1
2
= mgh
2
+ mv
2
2
mgh
1
+ 0 = EM
1.10.1 = EM
EM = 10 J
Jawaban : B
12. Sebuah pegas dengan tetapan 200 N/m digantungkan beban sebesar 10 N.
Besar energi potensial pegas adalah
a. 0,25 J d. 2000 J
b. 25 J e. 2 J
c. 2500
Penyelesaian :
F = k
x = 1/20
105
W=
) (
2
1
2
1
2
2
x x k
=
2
1
200.(1/20)
2
= 0,25 J
Jawaban : A
13. Sebuah pegas dengan konstanta 20 N/m di gantungkan beban sehingga
pegas bertambah panjang dari posisi semula sebesar 4 cm. energi potensial
pegas adalah
a. 0,016 J d. 40 J
b. 0,20 J e. 50 J
c. 0,8 J
Penyelesaian :
Ep =
) (
2
1
2
1
2
2
x x k
=
2
1
20 (0,04
2
0)
= 10. 0,0016
= 0,016 J
Jawaban : A
14. Sebuah pegas dapat bertambah panjang 5 cm bila ujung pegas di beri
beban 20N. Usaha yang diperlukan untuk meregangkan pegas tersebut
sepanjang 6 cm adalah
a. 720 J d. 0,72 J
b. 72 J e. 0,072 J
c. 7,2 J
Penyelesaian :
F1 = k x1
20 = k 0,05
k = 400 N/m
Ep =
) (
2
1
2
1
2
2
x x k
=
2
1
400 (0,06
2
0)
= 200.0,0036
= 0,72
Jawaban : D
15. Sebuah Roller Coaster memiliki rel lingkaran dengan jari-jari 25 m.
kecepatan benda pada saat titik tertinggi tidak jatuh bila g = 10 m/s
2
adalah
a. 2
5
m/s d. 6 m/s
106
b. 5
10
m/s e. 10
5
m/s
c. 5
50
m/s
Penyelesaian :
v =
gR
=
25 . 10
= 5
10
m/s
Jawaban : B
16. Sebuah asteroid yang berjari-jari sekitar 500 m dan massa sekitar 4 x 10
16
.
(G = 6,67 x 10
2 2 11
/ kg Nm
p
= kgm/s =
MLT
1
Jawaban : C
19. Momentum adalah .
A. Besaran vektor dengan satuan kg.m
B. Besaran skalar dengan satuan kg.m
C. Besaran vektor dengan satuan kg.m/s
D. Besaran skalar dengan satuan kg.m/s
E. Besaran vektor dengan satuan kg.m/s
2
Penyelesaian :
Momentum diperoleh dari hasil kali besaran scalar massa dengan besaran
vector kecepatan sehingga momentum termasuk besaran vector.
Jawaban : C
20. Persamaan yang benar antara momentum dan impuls adalah
A. P = I.t C. I = P/t E. P = I/t
B. I = P D. I = t/P
Jawaban : B
21. Sebuah mobil bermassa 700 kg bergerak dengan kecepatan 72 km/jam.
Momentum mobil tersebut adalah kg.m/s
A. 50.400 C. 14.000 E. 10.000
B. 25.200 D. 12.000
Penyelesaian :
v = 72 km/jam = 20 m/s
p = mv
= 700.20
= 14000 kg.m/s
Jawaban : C
22. Dalam selang waktu 0,02 sekon sebuah benda mengalami perubahan
momentum sebesar 3 kg.m/s. Besar gaya yang mengakibatkan perubahan
tersebut adalah .
a. 0,06 N c. 0,15 N e. 150 N
b. 0,6 N d. 15 N
Penyelesaian :
p = F
t
3 = F 0,02
F =
02 , 0
3
=150 N
Jawaban : E
23. Sebuah truk bermassa 2000 kg sedang melaju dengan kecepatan 36
km/jam.Truk tersebut menabrak pohon di pinggir jalan dan berhenti dalam
108
waktu 0,1sekon. Gaya rata-rata pada truk selama berlangsungnya tabrakan
adalah
a. 2.10
2
N c. 2.10
4
N e. 2.10
6
N
b. 2.10
3
N d. 2.10
5
N
Penyelesaian :
F
t = m (v2 v1)
F. 0,1 = 2000(10 0)
0,1 F = 20000
F = 2 x 10
5
N
Jawaban : D
24. Sebuah balok dipukul dengan gaya 100 N sehingga melambung dengan
kecepatan 200 m/s. Pemukul menyentuh bola dalam waktu 0,2 s. Massa
bola tersebut adalah
A. 0,1 kg C. 0,5 kg E. 10 kg
B. 0,4 kg D. 5 kg
Penyelesaian :
F
t = m (v2 v1)
100. 0,2 = m (200 0)
20 = 200 m
m = 0,1 kg
Jawaban A
25. Dua buah bola m1 = m2 = 5 kg bergerak saling mendekati dengan
kecepatan masing-masing 25 m/s dan 15 m/s. Jika kedua benda
bertumbukan lenting sempurna, maka perbandingan kecepatan bola
pertama dan bola kedua setelah tumbukan adalah
a. 1:1 d. 2:1
b. 1:2 e. 5:3
c. 3:5
Penyelesaian :
v1 = 25 m/s
v2 = 15 m/s
pada tumbukan lenting sempurna tidak terjadi perubahan energi kinetic
sehingga :
v1 : v2
25 : 15
5 : 3
Jawaban : E
26. Sebuah peluru bermassa 20 gram ditembakkan horizontal dengan
kecepatan 300 m/s dari sebuah senapan bermassa 1,5 kg. kecepatan senjata
mendorong bahu penembak adalah .
a. 0,5 m/s d. 30 m/s
b. 10m/s e. 40 m/s
c. 20 m/s
Penyelesaian :
m
1
v
1
+ m
2
v
2
= m
1
v
1
+ m
2
v
2
109
0 + 0 = 0,2.300 + 1,5 v
2
= 60 +1,5 v
2
v
2
= 40 m/s
Jawaban : E
27. Sebuah benda yang mula-mula diam ditumbuk oleh benda lain. Bila massa
kedua benda sama dan tumbukan lenting sempurna, maka:
(1) Setelah tumbukan, kecepatan benda yang menumbuk menjadi nol dan
benda kedua kecepatannya sama dengan benda pertama sebelum
menumbuk
(2). Koefisien restitusinya Satu
(3). Jumlah momentum linear kedua benda sebelum dan setelah tumbukan
sama besar
(4). Sebelum dan sesudah tumbukan, jumlah energi kinetik kedua benda itu
sama besar
Pernyataan yang benar adalah ..
a. (1), (2) dan (3) d. (4) saja
b. (1) dan (3) e. semua benar
c. (2) dan (4)
Jawaban : C
28. Dua buah benda massanya sama, masing-masing 2 kg. benda satu bergerak
dengan kecepatan sebesar 10 m/s menumbuk benda dua yang dalam
keadaan diam. Setelah tumbukan keduanya menjadi satu. Kecepatan benda
setelah tumbukan adalah
a. 4m/s d. 7 m/s
b. 5m/s e. 8 m/s
c. 6m/s
Penyelesaian :
m
1
v
1
+ m
2
v
2
= (m
1
+ m
2
)v
2 .10 + 0 = (2 + 2) v
20 = 4v
= 5 m/s
Jawaban : B
29. Sebuah peluru dengan massa 4 gram ditembakkan ke sebuah balok kayu
dari 5 kg.peluru mengenai balok dan bersarang di dalamnya. Kecepatan
peluru ketika mengenai balok 300 m/s . Kecepatan system (balok + peluru)
adalah
a. 0,10 m/s d. 0,24 m/s
b. 0,14 m/s e. 0,30 m/s
c. 0,20 m/s
Penyelesaian :
m
1
v
1
+ m
2
v
2
= (m
1
+ m
2
)v
0,004.300 + 0 = (0,004 + 5) v
1,2 = 5,004 v
110
v
= 0,24 m/s
jawaban :D
30. Dua bola masing-masing mempunyai massa m
1
= 6 kg dan m
2
= 4 kg
bergerak pada suatu garis lurus dalam arah berlawanan dengan kecepatan
v
1
= 4 m/s dan v
2
= 6 m/s seperti tampak pada gambar berikut ini
VA VB
A
B
Kedua benda kemudian bertumbukan tidak lenting sama sekali. Kecepatan
masing-masing benda sesaat setelah tumbukan adalah .
A. 0
B. V
1
1
= 0 m/s dan v
2
1
= 2 m/s searah
C. V
1
1
= 4 m/s dan v
2
1
= 6 m/s berlawanan arah
D. V
1
1
= 6 m/s dan v
2
1
= 3 m/s berlawanan arah
E. V
1
1
= 12 m/s dan v
2
1
= 0 m/s berlawanan arah
Penyelesaian :
Untuk tumbukan tidak lenting sama sekali kedua benda setelah bertumbukan
diam, ini berarti V = 0
Jawaban : A
111
LAMPIRAN VIII
RELIABILITAS UJI COBA TES AKHIR
M =
n
X
=
32
1384
= 43,25
S =
) 1 (
) (
2 2
n n
x x n
i i
=
31 . 32
) 1348 ( ) 68952 ( 32
2
=
35 , 293
S
2
= 293.5
Dimana : n = 50
M = 43,25
S
2
= 293.5
1
1
]
1
s
n
N n M
N
n
r
2
) ( 1
1
=
1
]
1
35 , 293 . 50
) 25 , 43 50 ( 25 , 43
1
1 50
50
=
1
]
1
5 , 14667
) 75 , 6 ( 25 , 43
1
49
50
= 1,02
1
]
1
5 , 14667
9375 , 291
1
= 1,02 [1-0,02]
= 0,99
dari hasil yang diperoleh terlihat bahwa reliabilitas uji coba tes sangat tinggi
112
LAMPIRAN IX
Analisis Tingkat Kesukaran Soal(P)
dan Daya Beda(D) Soal Uji Coba Tes Akhir
No Ba Bb D Kriteria P Kriteria Kriteria
Soal
No.
soal
1 11 4 0.64 Baik 0.78 Sedang Pakai 1
2 10 4 0.54 Baik 0.53 rendah Pakai 2
3 7 0 0.64 Baik 0.3 Rendah Pakai 3
4 11 4 0.64 Baik 0.78 Rendah Pakai 4
5 10 6 0.40 Baik 0.78 Sedang Pakai 5
6 11 7 0.40 Baik 0.75 Sedang Pakai 6
7 10 5 0.54 Baik 0.72 Sedang Pakai 7
8 11 9 0.18 Jelek 0.94 Sedang Buang -
9 9 3 0.54 Baik 0.4 Rendah Pakai 8
10 10 2 0.80 Baik 0.66 Rendah Pakai 9
11 11 2 0.80 Baik 0.66 Rendah Pakai 10
12 9 1 0.7 Baik 0.37 Rendah Pakai 11
13 1 1 0 Jelek 0.09 Sangat rendah Buang -
14 2 1 0.09 Jelek 0.125 Sangat rendah Buang -
15 1 2 - 0.09 Jelek 0.22 Sangat rendah Buang -
16 8 1 0.064 Baik 0.3 Rendah Pakai 12
17 11 4 0.063 Baik 0.625 Rendah Pakai 13
18 1 0 0.09 Jelek 0.06 Sangat rendah Buang -
19 9 2 0.063 Baik 0.53 Rendah Pakai 14
20 11 4 0.063 Baik 0.78 Sedang Pakai 15
21 11 5 0.54 Baik 0.65 Rendah Pakai 16
22 11 5 0.54 Baik 0.78 Sedang Pakai 17
23 9 2 0.63 Baik 0.4 Rendah Pakai 18
24 10 3 0.63 Baik 0.66 Rendah Pakai 19
25 10 3 0.63 Baik 0.59 Rendah Pakai 20
26 3 4 - 0.09 Tidak Baik 0.43 Rendah Buang -
27 6 1 0.45 Baik 0.31 Rendah Pakai 21
28 8 5 0.27 Cukup 0.66 Rendah Buang -
29 9 4 0.45 Baik 0.66 Rendah Pakai 22
30 6 0 0.54 Baik 0.3 Rendah Pakai 23
31 9 1 0.72 Baik sekali 0.34 rendah Pakai 24
32 11 4 0.45 Baik 0.72 Sedang Pakai 25
33 10 3 0.63 Baik 0.72 Sedang Pakai 26
34 8 1 0.63 Baik 0.37 Rendah Pakai 27
35 1 1 0 Jelek 0.12 Sangat rendah Buang -
36 1 2 - 0.09 Tidak Baik 0.15 Sangat rendah Buang -
113
37 8 8 0 Jelek 0.71 Rendah Buang -
38 0 1 - 0.09 Tidak Baik 0.06 Sangat rendah Buang -
39 10 4 0.54 Baik 0.67 Rendah Pakai 28
40 0 0 0 Jelek 0.03 Sangat rendah Buang -
41 8 2 0.54 Baik 0.4 Rendah Pakai 29
42 1 0 0.09 Jelek 0.03 Sangat rendah Buang -
43 10 2 0.72 Baik 0.37 Rendah Pakai 30
44 0 1 - 0.09 Tidak Baik 0.03 Sangat rendah Buang -
45 1 0 0.09 Jelek 0.06 Sangat rendah Buang -
46 1 0 0.09 Jelek 0.09 Sangat rendah Buang -
47 1 0 0.09 Jelek 0.03 Sangat rendah Buang -
48 1 2 - 0.09 Jelek 0.12 Sangat rendah Buang -
49 6 4 0.018 Jelek 0.5 Sangat rendah Buang -
50 0 2 - 0.18 Jelek 0.9 Sangat rendah Buang -
114
115
LAMPIRAN XI
UJI NORMALITAS KELAS SAMPEL
1. Uji Normalitas Kelas Kontrol
a. Data diurutkan mulai dari yang terkecil hingga terbesar
b. Data ditentukan nilai rata-ratanya
X
=
n
X X X X
n
+ + + + ...
3 2 1
X
=
32
1685
X
= 52.65
c. Menentukan simpangan baku
S =
) 1 (
) (
2 2
n n
x x n
i i
=
) 1 32 ( 32
) 1603 ( 82269 32
2
S =
65 . 79
= 8.9
d. menentukan bilangan baku
Zi =
S
x x
i
Z1 =
8
1 . 50 34
= -1.20 dan seterusnya seperti yang di tunjukkan pada
tabel
e. Berdasarkan tabel z pada maka di peroleh F (Z1)
z 0,00 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08 0,09
-1,20 0.1112 . . . .. .. . .. .
Maka diperoleh F (-1,20) = 0,1112
f. Untuk nilai S (Zi) diperoleh dengan
116
Maka di peroleh S (Z1) =
32
1
=0.312
g. Kemudian tentukan
) ( ) (
i i
Z S Z F
Dari perhitungan diperoleh data seperti pada tabel berikut
No Xi Xi 2
) (
s
x x
Z
i
i
F (Zi) S (Zi)
) ( ) (
i i
Z S Z F
1 42 1764 -1.20225 0.1112 0.0312 0.0800
2 42 1764 -0.65776 0.1112 0.0312 0.0800
3 43 1849 -0.57155 0.2843 0.0937 0.1090
4 43 1849 -0.57155 0.2843 0.0937 0.1090
5 43 1849 -0.57155 0.2843 0.0937 0.1090
6 44 1936 -0.48534 0.3156 0.1875 0.1281
7 45 2025 -0.39914 0.3483 0.2187 0.1296
8 45 2025 -0.39914 0.3483 0.2187 0.1296
9 46 2116 -0.31293 0.3783 0.2812 0.0971
10 46 2116 -0.31293 0.3783 0.2812 0.0971
11 48 2304 -0.14052 0.4443 0.3437 0.1006
12 48 2304 -0.14052 0.4443 0.3437 0.1006
13 48 2304 -0.14052 0.4443 0.3437 0.1006
14 50 2500 0.031897 0.488 0.4375 0.0505
15 50 2500 0.031897 0.488 0.4375 0.0505
16 50 2500 0.031897 0.488 0.4375 0.0505
17 50 2500 0.031897 0.488 0.4375 0.0505
18 52 2704 0.20431 0.5812 0.5625 0.0187
117
19 52 2704 0.20431 0.5812 0.5625 0.0187
20 54 2916 0.376724 0.6103 0.5625 0.0478
21 54 2916 0.376724 0.6103 0.5625 0.0478
22 55 3025 0.462931 0.6772 0.5875 0.0897
23 55 3025 0.462931 0.6772 0.5875 0.0897
24 55 3025 0.462931 0.6772 0.5875 0.0897
25 60 3600 0.893966 0.8133 0.7812 0.0321
26 60 3600 0.893966 0.8133 0.7812 0.0321
27 60 3600 0.893966 0.8133 0.7812 0.0321
28 65 4225 1.325 0.9066 0.875 0.0316
29 65 4225 1.325 0.9066 0.875 0.0316
30 70 4900 1.756034 0.9608 0.9375 0.0233
31 70 4900 1.756034 0.9608 0.9375 0.0233
32 75 5625 2.187069 0.9857 1 0.0143
1685 91195
Lo adalah haraga
) ( ) (
i i
Z S Z F
tebesar,
Dari tabel di atas diperoleh Lo = 0,1296
n = 32
=0,05
Ltabel =
n
886 , 0
=
32
886 . 0
= 0,1566
Kriteria pengujian : terima Ho jika Lo < L tabel
0,1296 < 0,1566
118
Dengan demikian kelas kontrol berdistribusi normal pada taraf
kepercayaan 95%
2. Uji Normalitas Kelas Eksperimen
a. Data di urutkan mulai dari yang terkecil hingga terbesar
b. Data ditentukan nilai rata-ratanya
X
=
n
X X X X
n
+ + + + ...
3 2 1
X
=
33
2014
X
= 61.03
c. Menentukan simpangan baku
S =
) 1 (
) (
2 2
n n
x x n
i i
=
) 1 33 ( 33
) 2014 ( 126460 33
2
S =
78 , 110
= 10, 52
d. menentukan bilangan baku
Zi =
S
x x
i
Z1 =
52 , 10
03 . 61 40
= -1.99 dan seterusnya seperti yang di tunjukkan pada
tabel
e. Berdasarkan tabel z pada maka di peroleh F (Z1)
z 0,00 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08 0,09
-1,99 . . . .. .. . .. . 0.0288
Maka diperoleh F (-1,48) = 0,0288
f. Untuk nilai S (Zi) diperoleh dengan
119
Maka di peroleh S (Z1) =
32
1
= 0.312
g. Kemudian tentukan
) ( ) (
i i
Z S Z F
Dari perhitungan diperoleh data seperti pada tabel berikut :
No Xi Xi
2
) (
s
x x
Z
i
i
F (Zi) S (Zi)
) ( ) (
i i
Z S Z F
1 40 1600 -1.99905 0.0288 0.0303 -0.0015
2 40 1600 -1.99905 0.0288 0.0303 -0.0015
3 40 1600 -1.99905 0.0288 0.0303 -0.0015
4 47 2209 -1.33365 0.0918 0.1212 -0.0294
5 50 2500 -1.04848 0.1469 0.1515 -0.0046
6 53 2809 -0.76331 0.2236 0.1818 0.0418
7 53 2809 -0.76331 0.2236 0.1818 0.0418
8 53 2809 -0.76331 0.2236 0.1818 0.0418
9 53 2809 -0.76331 0.2236 0.1818 0.0418
10 53 2809 -0.76331 0.2236 0.1818 0.0418
11 57 3249 -0.38308 0.352 0.3333 0.0187
12 57 3249 -0.38308 0.352 0.3333 0.0187
13 60 3600 -0.09791 0.4602 0.3939 0.0663
14 60 3600 -0.09791 0.4602 0.3939 0.0663
15 63 3969 0.187262 0.5753 0.4545 0.1208
16 63 3969 0.187262 0.5753 0.4545 0.1208
17 63 3969 0.187262 0.5753 0.4545 0.1208
18 63 3969 0.187262 0.5753 0.4545 0.1208
19 63 3969 0.187262 0.5753 0.4545 0.1208
20 63 3969 0.187262 0.5753 0.4545 0.1208
21 63 3969 0.187262 0.5753 0.4545 0.1208
22 67 4489 0.56749 0.719 0.6666 0.0524
23 67 4489 0.56749 0.719 0.6666 0.0524
24 67 4489 0.56749 0.719 0.6666 0.0524
25 70 4900 0.852662 0.8023 0.7575 0.0448
26 70 4900 0.852662 0.8023 0.7575 0.0448
27 70 4900 0.852662 0.8023 0.7575 0.0448
28 70 4900 0.852662 0.8023 0.7575 0.0448
29 70 4900 0.852662 0.8023 0.7575 0.0448
30 73 5329 1.137833 0.8729 0.909 -0.0361
31 73 5329 1.137833 0.8729 0.909 -0.0361
32 80 6400 1.803232 0.9641 0.9696 -0.0055
33 80 6400 1.803232 0.9641 0.9696 -0.0055
2014 126460
Lo adalah haraga
) ( ) (
i i
Z S Z F
tebesar,
Dari tabel di atas diperoleh Lo = 0,1208
120
n = 33
=0,05
Ltabel =
n
886 , 0
=
33
886 , 0
= 0,1543
Kriteria pengujian : terima Ho jika Lo < L tabel
0,1208 < 0,1543
Dengan demikian kelas eksperimen berdistribusi normal pada taraf
percayaan 95%
LAMPIRAN XII
UJI HOMOGENITAS TES AKHIR KELAS SAMPEL
S
1
2
= 110.67
S
2
2
= 79,21
n
1
= 33
n
2
= 32
F hitung =
2
2
2
1
S
S
F
=
21 . 79
67 . 110
= 1.4
Dari tabel dengan taraf kepercayaan 95 % atau
dengan S (standar deviasi) adalah sebagai berikut :
2
) 1 ( ) 1 (
2 1
2
2 2
2
1
2
+
+
n n
s n s
s
n
dengan :
1
X
= 61.03
2
X
= 52.65
n
1
= 33 n
2
= 32
S
1
2
= 110,78 S
2
2
= 96.50
Maka :
2
) 1 ( ) 1 (
2 1
2
2 2
2
1
2
+
+
n n
s n s
s
n
=
2 32 33
50 . 96 ) 1 32 ( 78 . 110 ) 1 33 (
+
+
= 96.50
S = 9.82
=
32
1
33
1
82 . 9
65 . 52 03 . 61
+
=
455 . 2
38 . 8
= 3.4
Dengan demikian t
hitung
> t
,
_
2
1
1
yaitu 3.4 > 1.98, maka H
1
diterima
n n
x x
S
t
2 1
2 1
1 1
+
122
sehingga hasil belajar kelas eksperimen lebih baik dari pada hasil belajar kelas
kontrol.
LAMPIRAN XIV
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas / smtr : XI / II
Materi Pokok : Usaha dan Energi
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit
Standar Kompetensi
Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda
titik
Kompetensi Dasar
Menerapkan hukum kekelan energi mekanik untuk menganalisis gerak dalam
kehidupan sehari-hari
Indikator
menerpakan hukum kekelan energi mekanik pada gerak jatuh bebas, gerak
parabola dan gerak harmonis sederhana
A. Tujuan
Setelah pembelajaran siswa mampu :
1. Memformulasikan hukum kekekalan energi mekanik pada gerak jatuh
bebas
2. Memformulasikan hukum kekekalan energi mekanik pada gerak parabola
3. memformulasikan hukum kekekalan energi mekanik pada gerak harmonis
sederhana
4. menyelesaikan soal-soal yang berhubungan dengan penerapan hukum
kekelam energi mekanik pada gerak jatuh bebas, gerak parabola, dan
123
gerak harmonis sederhana
B. Materi Pelajaran
1. Hukum kekelan energi mekanik
Semakin ke bawah,
EP
karena kedudukan
batu semakin dekat
dengan permukaan tanah
(h makin kecil). Ketika
ke bawah, EK
bertambah. Ketika
bergerak, batu
mempunyai kecepatan.
Karena besar percepatan gravitasi tetap (g = 9,8 m/s
2
), kecepatan batu
bertambah
W = EP
1
- EP
2
= mgh
1
- mgh
2
W = EK
2
- EK
1
= mv
2
2
- mv
1
2
W = W
EP
1
- EP
2
= EK
2
- EK1
mgh
1
- mgh
2
= mv
2
2
- mv
1
2
mgh
1
+ mv
1
2
= mgh
2
+ mv
2
2
Hukum Kekekalan Energi Mekanik :
pada sistem terisolasi ( hanya bekerja gaya berat dam tidak ada gaya luar
yang bekerja) selalu berlaku energi makanik total sistem konstan.
2. gaya berat
F = -w = -mg
124
W = F
x
= -wh
= -mgh (1)
F = -w sin
= -mg sin
sin
=
s
h
sin
h
s
W = F
x
= (-w sin
)s
= (-mg sin
)
sin
h
W = -mgh . (2)
Dari persamaan (1) dan (2), untuk memindahkan benda dari ketinggian
h, walaupun dengan lintasan yang berbeda tetapi usaha atau kerja
adalah sama
Contoh soal :
Budi dan umar akan menaikkan sebuah kotak berisi paket 80kg keatas
mobil boks. Budi menaikkan kotak dengan menggunakan papan
sepanjang 2,5 m yang di set sebagi bidang miring, sedangkan umar
langsung mengangkat ke atas mobil boks. Tinggi boks mobil dengan
lantai adalah 1,5 m. Bagaimana perbandingan usaha yang dilakukan
budi dan umar?
Penyelesaian :
Diketahui : m = 80kg
x = 2,5m
125
h = 1,5
Ditanya : Wbudi : Wumar = ......?
Jawab :
h x
sin
=
5 , 2
5 , 1
= 0,6
Wbudi = F
x
= (mg sin
)s = 80kg. 10m/
2
s
.0,6.2,5m = 1200J
Wumar = F
x
= -mgh = -80kg.10m/
2
s
.1,5m = 1200 J
Wbudi = Wumar
3. gerak parabola
Ep1+Ek1= Ep2+Ek2 = Ep3+Ek3 = Ep4 + Ek4 = Ep5+Ek5 = EM
Ep1+Ek1= Ep2+Ek2 = Ep3+ 0 = Ep4 + Ek4 = 0+Ek5 = EM
Ep1+Ek1= Ep2+Ek2 = Ep3 = Ep4 + Ek4 = Ek5 = EM
4. Gerak harmonis sederhana
126
EpA+ EkB=EpB+EkB=EpC+EkC
EpA+ 0 = 0 + EkB = EpC+0
EpA = EkB = EpC = EM
C. Metode
a. Speed test dan tugas awal
b. Ceramah
c. Tanya jawab
d. Diskusi
D. Kegiatan pembelajaran
No Kegiatan Waktu
(menit)
1 Kegiatan Awal
a. Mengucapkan salam Assalamualaikum Wr.Wb. dan
mengabsensi siswa
b. Guru mengumpulkan tugas awal siswa
c. Guru memberikan appersepsi
sebutkan bunyi hukum kekekalan energi?
5
3
2
2 Kegiatan inti
a. guru melaksanakan speed test
1) guru memberikan beberapa pertanyaan yang
telah di persiapkan kepada siswa
2) guru mengawasi siswa dalam melaksanakan
tes
3) guru mengumpulkan jawaban siswa
b. guru memberikan ulasan jika ada jawaban yang sulit
dijawab oleh siswa
c. Guru menjelaskan tentang hukum kekelan energi
mekanik pada benda yang jatuh bebas
d. Guru menanyakan bagian yang belum dimengerti
siswa
apakah mengerti sampai materi ini?
e. Guru menanggapi pertanyaan siswa (jika ada
pertanyaan)
f. Guru bersama siswa mengerjakan contoh soal
Sebuah bola bermassa 0,25kg dilempar ke atas dengan
kelajuan awal 20m/s. Jika gaya gesekan di udara
15
5
15
5
10
127
diabaikan, berapa ketinggian yang dapat di capai bola
itu?
g. Guru menjelaskan tentang hukum kekekalan energi
mekanik pada gaya berat
h. Guru bersama siswa mengerjakan contoh soal tentang
penerapan hukum kekelan energi mekanik pada gaya
berat
i. Guru menjelaskan tentang hukum kekekalan energi
mekanik pada gerak parabola
j. Guru menjelaskan tentang hukum kekekalan energi
mekanik pada bandul
k. Guru bersama siswa mengerjakan contoh soal tentang
penerapan hukum kekelan energi mekanik pada gerak
parabola dan pada bandul
20
15
15
10
10
3 Kegiatan Penutup
a. guru bersama siswa merangkum materi pelajaran hari
ini
b. guru memberikan tugas rumah berupa tugas awal
untuk pertemuan berikutnya
5
E. Sumber Belajar
Buku-buku Fisika SMA kelas XI yang relevan
F. Penilain
Tes objektif
G. Bentuk Instrumen
1. Tugas awal
a) Sebutkanlah bunyi Hukum Kekelan Energi
Mekanik ?
b) Buah durian tergantung pada tangkai pohonnya
setinggi 8 meter, jika massa durian 2 kg dan
percepatan gravitasi 10m/s
2
, berapa energi potensial
yang dimiliki durian tersebut ?
c) Perhatikan gambar berikut!
128
Tentukanlah formulasi usaha yang diperlukan untuk
mengangkat beban ke atas?
h
w = mg
d) Perhatikan gambar beikut!
Tentukanlah formulasi usaha yang
diperlukan untuk mengangkat beban
menggunakan bidang miring. h
w w sin