OLEH :
DWI UTARI KUSUMA, S.Pd
NIP. 19910529 201903 2 016
GURU MATA PELAJARAN FISIKA
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam proses belajar mengajar, aktivitas siswa merupakan sesuatu yang sangat
penting. Siswa yang memiliki aktivitas positif akan memperoleh hasil belajar yang
lebih baik dan sebaliknya siswa yang memiliki aktivitas negatif akan memperoleh
Sadirman (1996: 95), aktivitas belajar adalah suatu prilaku siswa yang selalu
atau prestasi yang gemilang dari perubahan tingkah laku yang diperoleh dari
pengalaman dan latihan. Masalah yang sering timbul dalam dunia pendidikan adalah
rendahnya hasil belajar siswa, salah satu penyebabnya adalah kurangnya aktivitas
siswa dalam belajar. Faktor keberhasilan siswa dalam belajar sangat tergantung
pelajaran yang diajarkan pada jenjang pendidikan formal sangat memegang peranan
dilakukan upaya peningkatan kualitas pembelajaran fisika di sekolah. Upaya ini dapat
dilihat antara lain dari langkah penyempurnaan kurikulum yang terus dilakukan,
peningkatan kualitas guru bidang studi, penyediaan dan pembaruan buku ajar,
belajar fisika tidak hanya sekedar menerima materi, mengingat dan menghafal saja
sehingga siswa tidak hanya Sekedar menerima materi dari guru tanpa tanggapan
apapun, tetapi siswa harus bepikir untuk memecahkan masalah dan menemukan
jawaban dari permasalahan itu agar siswa dapat benar-benar mengerti dan dapat
setiap peserta didik mendapatkan kesempatan untuk berpendapat tentang apa yang
konsep fisika itu sendiri. Banyak siswa menganggap bahwa fisika adalah pelajaran
yang tidak menyenangkan, membosankan, dan pelajaran yang sulit dimengerti. Selain
itu, siswa juga menganggap bahwa pelajaran fisika adalah pelajaran monoton
Salah satu contoh rendahnya hasil belajar siswa yaitu di SMK Negeri 1 Sutera
yang akan penulis jadikan sebagai tempat penelitian. SMK ini merupakan SMK
Negeri yang terletak di Kecamatan SUTERA Kabpaten Pesisir Selatan. Hal di atas
Dapat di lihat dari hasil Ujian Akhir Semester kelas X Teknik Audio Video
SMK Negeri 1 Sutera tahun pelajaran 2020/2021. Dari 31 orang siswa hanya 2 orang
sedangkan yang lainnya mendapatkan nilai di bawah KKM. Sementara itu KKM yang
ditetapkan sekolah adalah 75. Hal ini menunjukkan bahwa selama proses belajar
mengajar mata pelajaran fisika di kelas X Teknik Audio Video di SMK Negeri 1
Sutera, guru hanya berpatokan pada pada perangkat pembelajaran yang sudah ada,
dengan ceramah dan hanya mendemonstrasikan beberapa buah contoh alat didepan
kelas. Sesekali guru mencatat beberapa hal penting mengenai materi yang sedang
kelas saja dan terdapat sebagian siswa yang mencatat hal penting yang telah dicatat
oleh guru dipapan tulis. Kurang aktifnya siswa ini disebabkan karena siswa hanya
menerima saja apa yang disampaikan oleh guru tanpa bertanya ketika mereka tidak
mengerti atau mengalami kesulitan dalam belajar. Sehingga membuat siswa kurang
menyukai mata pelajaran fisika dan menganggap mata pelajaran fisika merupakan
mata pelajaran yang sangat sulit. Hasil belajar siswa pada pelajaran fisika juga belum
Untuk dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa diperlukan suatu model
membuat fisika menjadi pelajaran yang sulit bagi siswa. Salah satu alternatif untuk
dapat menciptakan kondisi aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan bagi siswa.
siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas. Dengan menerapakan model
materi pelajaran dengan baik dan dapat terjadi interaksi antara siswa melalui diskusi
Numbered Head Together (NHT) Pada Mata Pelajaran Fisika Kelas X Teknik
B. Identifikasi Masalah
2. Rendahnya hasil belajar siswa yang teridentifikasi dari nilai ulangan harian Fisika
C. Batasan Masalah
pembahasan penelitian ini maka penulis perlu membatasi masalah yang akan diteliti
yaitu mengenai Upaya peningkatan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Fisika,
dengan model pembelajaran Kooperatif tipe NHT di kelas X Teknik Audio Video
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk melihat dan memberikan gambaran
hasil belajar siswa pada mata pelajaranFisika kelas X Teknik Audio Video SMK
Negeri 1 Sutera.
F. Manfaat Penelitian
a. Bekal pengetahuan dan motivasi bagi penulis guna meningkatkan pola pengajaran
b. Bahan masukan bagi guru bidang studi Fisika dan bidang studi lainnya, khususnya
di SMK Negeri 1 Sutera untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa melalui model
c. Bagi siswa, agar siswa lebih termotivasi untuk meningkatkan hasil belajar dengan
KAJIAN TEORI
A. Aktivitas Belajar
merupakan tuntutan logis dari pengajaran yang seharusnya, tidak ada suatu kegiatan
keaktifan siswa itu dalam proses belajar mengajar. Sedangkan keaktifan siswa itu
sendiri sangat tergantung kepada dorongan atau motivasi yang timbul baik dari dalam
diri seseorang maupun dari luar dirinya, sehingga semakin tinggi dorongan yang
mengamati percobaan.
interupsi.
sendiri.
secara integral.
demokratis.
verbalistis.
a. Mendengarkan
b. Memandang
c. Meraba, membau, dan mencicipi / mengecap
d. Menulis / mencatat
e. Membaca
i. Mengingat
j. Berpikir
Aktivitas dalam kegiatan belajar mengajar bisa dipengaruhi oleh faktor internal
dan faktor eksternal. Faktor internal berupa motivasi siswa itu sendiri dalam kegiatan
belajar mengajar. Siswa yang memiliki motivasi yang tinggi akan menunjukkan
aktivitas yang baik dalam proses belajar mengajar dan begitu sebaliknya. Sedangkan
faktor eksternal berasal dari lingkungan belajar siswa itu sendiri, baik lingkungan
B. Hasil Belajar
proses pembelajaran itu bertujuan untuk terjadinya suatu perubahan. Disini bisa saja
dalam segi keterampilan, sikap dan kebiasaan baru lainnya. Hamalik (2000:155)
tingkahlaku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan
pengetahuan, sikap dan keterampilan”. Hasil belajar siswa yang dimaksud adalah hasil
belajar yang diproleh siswa setelah mengalami proses pembelajaran. Hasil belajar
dapat diungkapkan berupa angka atau huruf yang menggambarkan tingkat penguasaan
kepada siswa. Hasil evaluasi ini berupa nilai yang diproleh siswa dari tes yang
diberikan.
kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan
dalam kegiatan-kegiatan belajar. Dalam hal ini sebagian besar aktifitas pembelajaran
berpusat pada siswa, yakni mempelajari materi pelajaran serta berdiskusi untuk
memecahkan masalah
penguasaan akademik. Tipe ini dikembangkan oleh Kagen dalam Ibrahim (2000: 28)
dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu
dimaksud antara lain berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang
lain, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan
sebagainya.
Kelebihan:
Kelemahan:
1. Tidak terlalu cocok untuk jumlah siswa yang banyak karena membutuhkan waktu
yang lama..
1. Pembentukan kelompok;
2. Diskusi masalah;
Skenario Pembelajaran (SP), Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai dengan
kooperatif tipe NHT. Guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok
yang beranggotakan 3-5 orang siswa. Guru memberi nomor kepada setiap siswa
dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda. Kelompok yang dibentuk
merupakan percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial, ras, suku, jenis
digunakan nilai tes awal (pre-test) sebagai dasar dalam menentukan masing-
masing kelompok.
c. Langkah 3. Tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan
Dalam pembentukan kelompok, tiap kelompok harus memiliki buku paket atau
buku panduan agar memudahkan siswa dalam menyelesaikan LKS atau masalah
Dalam kerja kelompok, guru membagikan LKS kepada setiap siswa sebagai
bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok setiap siswa berpikir bersama
dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau pertanyaan yang telah diberikan
oleh guru. Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang bersifat spesifik sampai yang
bersifat umum.
e. Langkah 5. Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban
Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok
dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada
siswa di kelas.
Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan yang
Ada beberapa manfaat pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap
siswa yang hasil belajar rendah yang dikemukakan oleh Lundgren dalam Ibrahim
b. Memperbaiki kehadiran
Model pembelajaran ini baik digunakan karena model ini mengajarkan kepada
siswa untuk lebih siap dalam menguasai materi serta belajar menerima
keanekaragaman dengan kelompok lain, karna dalam model ini siswa dituntut untuk
bahasan, karena setia model atau metode mengajar masing-masing memiliki kelebihan
dan kekurangan oleh karenanya guru dituntut untuk pandai memilih model
D. Hipotesis Tindakan
hasil belajar Fisika pada siswa kelas X Teknik Audio Video SMK Negeri 1 Sutera.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka penelitian yang
akan dilakukan adalah penelitian tindakan kelas (action research). Tujuan utama
penelitian tindakan kelas ini adalah untuk memeperbaiki dan meningkatkan layanan
berkesinambungan.
Audio Video dengan jumlah siswa sebanyak 31 orang. Waktu pelaksanaan penelitian
Sumber data dari penelitian ini adalah siswa kelas X Teknik Audio Video SMK
Negeri 1 Sutera sebanyak 31 orang. Sedangkan jenis data adalah data primer yang
terdiri dari data hasil belajar pada mata pelajaran Fisika siswa yaitu nilai Ulangan
harian dan aktivitas belajar siswa yang terpantau melalui lembaran observasi aktivitas
siswa.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini akan dilakukan dengan cara
mengajar, dan memberikan nilai kepada siswa yang mampu menjawab pertanyaan
yang diberikan guru, sedangkan data aktivitas siswa diperoleh dengan cara observasi.
E. Tahap Pelaksanaan Tindakan
1. Memberi informasi pada siswa di kelas X Teknik Audio Video SMK Negeri 1
Sutera tentang adanya tambahan nilai bagi siswa yang berpartisipasi dalam proses
proses pembelajaran.
Setelah pelaksanaan metode tanya jawab selesai, adapun cara mengamati hasil
mengumpulkan nilai diatas 51% dari total nilai yang harus dikumpulkan maka
F. Prosedur Penelitian
Pola pelaksanaan pemberian tindakan ini menggunakan “model siklus”. Siklus ini
(1) perencanaan
(2) tindakan
(3) observasi
(4) refleksi.
Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut:
Permasalahan Perencanaan
Tindakan I
Observasi/
Pengumpulan data I
Perencanaan
Tindakan II
Observasi/
Pengumpulan data II
Dalam pelaksanaan penelitian ini penulis membagi dua silkus kegiatan dalam
1. Siklus I
a. Perencanaan
4) Membuat lembaran observasi yaitu data tentang aktivitas siswa dalam proses
belajar mengajar. Alat yang digunakan untuk data ini adalah ceklis
b. Tindakan
1) Pada awal pertemuan yaitu sepuluh menit pertama untuk pembukaan yang
3) Pada akhir jam pelajaran diadakan tes kecil dengan waktu lebih kurang 15
menit
c. Observasi
sebagai dampak dari tindakan yang telah dilakukan. Tahap ini berjalan
berlangsung.
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data berupa kegiatan siswa. Proses
1) Instrumen data
Pada penelitian ini yang dijadikan alat pengumpul data adalah :
Data tentang hasil belajar siswa dengan menggunakan tes dalam bentuk
essay.
rumus:
F
P= ×100 %
N
keterangan:
4) Pelaksanaan tes
Pada penelitian ini tes dilakukan dalam bentuk tes tertulis untuk setiap
indikator yang diajarkan, tes ini digunakan untuk mengukur hasil belajar
refleksi/ perenungan.
pelaksanaan tindakan pada siklus pertama, yang nantinya akan dijadikan sebagai
2. Siklus dua
Siklus dua ini merupakan perbaikan dari siklus pertama, yang disusun
dengan rencana yang matang dengan memperhatikan hasil refleksi dari siklus I.
a. Perencanaan
b. Tindakan
tetapi skenario pembelajaran sedikit berbeda, dimana pada siklus II ini lebih
siklus I.
c. Observasi
berdiskusi dengan teman sejawat. Pada tahap ini dilihat lagi apakah tujuan
G. Indikator Keberhasilan
mengamati aktivitas belajar siswa kelas X Teknik Audio Video peneliti menggunakan
indikator aktivitas belajar. Adapun indikator tersebut dapat dilihat pada tabel 1
sebagai berikut:
Arikunto, Suharsimi. 2006a. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik Edisi VI. Jakarta:
Rineka Cipta.
Suharsimi Arikunto, Suhardjono & Supardi. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Abu Ahmadi & Supriyono Widodo. (2004). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.