Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA LINGKUNGAN

Hari, tanggal Materi Praktikum : Selasa, 13 Desember 2011 : Pemeriksaan COD (Chemical Oxygen Demand)

A. TUJUAN Mahasiswa mengerti dan mampu melaksanakan pemeriksaan COD (Chemical Oxygen Demand) B. DASAR TEORI Untuk mengetahui jumlah oksigen yang dipakai oleh bahan-bahan kimia dalam air dilakukan COD (Chemical Oxygen Demand). Sedangkan untuk mengetahui jumlah oksigen yang dipakai oleh mikroorganisme dalam air dilakukan pemeriksaan BOD (Biological Oxygen Demand). Penentuan COD didasarkan pengoksidasian zat organik dalam air sampel oleh kalium dikromat dalam suasana panas (mendidih), asam kuat dan dengan adanya Ag2SO4 sebagai katalisator. Kelebihan kalium dikromat ditetapkan dengan Fero Amonium Sulfat (FAS) dengan indikator feroin. Feroin dalam keadaan komplek dengan ion Fe (II) berwarna coklat kemerahan / coklat bata. Reaksi reduksi-oksidasi yang terjadi dinyatakan sebagai berikut:
(Ag2SO4 + H2SO4)

CnHaOb +

nCr2O72+

+ 8CH+

nCO2 +

H2O + 2cC3+

Dimana c = n +

Adanya ion klorida dapat menghambat kerja katalisator Ag2SO4 karena terbentuknya endapan AgCl. Penentuan BOD didasarkan pada penurunan kadar oksigen dalam jangka waktu dan suhu tertentu. C. ALAT DAN BAHAN 1. Alat: a. Tabung COD (tabung kecil dengan tutup ulir) b. Reaktor COD c. Pipet ukur d. Pipet volume e. Buret asam f. Statif g. Labu erlenmeyer 100 ml 2 buah h. Corong 2. Bahan: a. FAS (Ferro Amonium Sulfat) 0,1 N b. H2SO4 pro COD c. K2Cr2O7 d. HgSO4 kristal e. Indikator feroin 23

f. Aquadest g. Sampel (air limbah hasil industri tahu) D. CARA KERJA 1. Mengambil aquadest dan menggunakannya untuk membilas semua alat yang akan digunakan. 2. Mengambil 2 tabung COD dan memberi label pada tiap tabung (label A untuk tabung yang berisi blanko, dan label B untuk tabung yang berisi sampel). 3. Mengisi tabung blanko dengan 2 ml air sampel, ditambahkan dengan 3 ml H2SO4 pro COD, 1,00 ml K2Cr2O7 dan sepucuk sendok kecil HgSO4 kristal. 4. Tabung sampel diisi dengan 2 ml air sampel, ditambah dengan 3 ml H2SO4 pro COD, 1,00 ml K2Cr2O7 dan sepucuk sendok kecil HgSO4 kristal. 5. Menutup tabung dan menggojognya hingga homogen. 6. Memanaskan kedua tabung di reaktor COD selama 2 jam, lalu didinginkan (namun pada praktikum yang dilakukan kemarin hanya dipanaskan selama 30 menit, karena keterbatasan waktu). 7. Memindahkan larutan tabung A dan larutan tabung B ke dalam labu erlenmeyer yang berbeda. 8. Memberi 10 ml aquadest pada setiap tabung untuk membilas. 9. Memindahkan larutan dalam labu erlenmeyer. 10. Menambahkan 3 tetes indikator Ferroin. 11. Menitrasi dengan FAS 0,1 N hingga berubah warna menjadi merah bata. 12. Cara menghitung kadar COD: x (ml T blanko ml T sampel) x F x BE O x 0,1 = . . . .mg / L E. DATA PRAKTIKUM Dari praktikum yang dilakukan, kita dapat menentukan: 1. Data Praktikum No Kode Volume Awal (ml) Volume Akhir (ml) 1 Blanko (A) 16 19,2 2 Sampel (B) 19,2 19,7 2. Kadar COD = = x (ml T blanko ml T sampel) x F x BE O x 0,1 x (3,2 0,5) x 1 x 8 x 0,1

Volume Titrasi (ml) 3,2 0,5

= 500 x 2,7 x 0,8 = 1080 mg / L F. PEMBAHASAN Dilakukan pemeriksaan pada dua tabung reaksi, yang berisi blanko dan sampel. Tabung blanko berisi 2 ml air sampel, ditambahkan dengan 3 ml H2SO4 pro COD, 1,00 ml 24

K2Cr2O7 dan sepucuk sendok kecil HgSO4 kristal, sedangkan tabung sampel diisi dengan 2 ml air sampel, ditambah dengan 3 ml H2SO4 pro COD, 1,00 ml K2Cr2O7 dan sepucuk sendok kecil HgSO4 kristal. Kedua tabung harus dipanaskan dalam reaktor COD selama 2 jam, untuk kemudian dipindah dalam labu erlenmeyer dan ditambahkan 3 tetes indikator feroin, dan dititrasi dengan FAS 0,1 N hingga berubah warna menjadi merah bata. Kemudian hasil titrasi (volume titrasi) dari blanko dan sampel digunakan untuk menentukan besarnya kadar COD. G. KESIMPULAN Dari hasil praktikum kami dapat diketahui kadar COD pada percobaab pengambilan dan pengukuran air. Untuk kadar COD adalah 1080 mg / L.

25

Anda mungkin juga menyukai