Anda di halaman 1dari 8

Apendisitis Infiltrat Definisi Periapendikular infiltrat (PAI) adalah proses radang apendiks yang penyebarannya dapatdibatasi oleh omentum

dan usus-usus dan peritoneum disekitarnya sehinggamembentuk massa(appendiceal mass). Umumnya massa apendiks terbentuk pada hari ke-4 sejak peradangan mulaiapabila tidak terjadi peritonitis umum. Massa apendiks lebih sering dijumpai pada pasien berumur lima tahun atau lebih karena daya tahan tubuh telah berkembang dengan baik dan omentum telahcukup panjang dan tebal untuk membungkus proses radang.P e r i a p e n d i k u l a r i n f i l t r a t ( P A I ) m e r u p a k a n t a h a p p a t o l o g i a p en d i s i t i s y a n g d i m u l a i dimukosa dan melibatkan seluruh lapisan dinding apendiks dalam waktu 24-48 jam pertama, inimerupakan usaha pertahanan tubuh dengan membatasi proses radang dengan menutup apendiksdengan omentum, usus halus, atau adneksa sehingga terbentuk massa periapendikular. Didalamnyadapat terjadi nekrosis jaringan berupa abses yang dapat mengalami perforasi. Jika tidak terbentuk abses, apendisitis akan sembuh dan massa periapendikular akan menjadi tenang untuk selanjutnyaakan mengurai diri secara lambatPada anak-anak, karena omentum lebih pendek dan apendiks lebih panjang, dindingapendiks lebih tipis. Keadaan tersebut ditambah dengan daya tahan tubuh yang masih kurangmemudahkan terjadinya perforasi. Sedangkan pada orang tua perforasi mudah terjadi karena telahada gangguan pembuluh darah. Kecepatan rentetan peristiwa tersebut tergantung pada virulensimikroorganisme, dayatahan tubuh, fibrosis pada dinding apendiks, omentum, usus yang lain peritoneum parietale dan juga organ lain seperti vesika urinaria, uterus tuba, mencoba membatasidan melokalisir proses peradangan ini. Bila proses melokalisir ini belum selesai dan sudah terjadi perforasi maka akantimbul peritonitis. Walaupun proses melokalisir sudah selesai tetapi masih belum cukup kuatmenahan tahanan atau tegangan dalam cavum abdominalis, oleh karena itu pendeita harus benar-benar istirahat (bedrest). Diagnosisklinis Riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik masih merupakan dasar diagnosis apendisitis dankomplikasinya. Penegakkan diagnosis terutama didasarkan pada riwayat penyakit dan pemeriksaanfisik. Pemeriksaan tambahan hanya dikerjakan bila ada keragu-raguan atau untuk menyingkirkand i a g n o s i s . K e s a l a h a n d i a g n o s i s l e b i h s e r i n g t e r j a d i p a d a p e r e m p u a n d i b a n d i n g l a k i - l a k i , perempuan dua kali lebih banyak mempunyai apendiks normal daripada laki-laki dalam kasusapendektomi, Hal-hal penting yang dapat membantu penegakkan diagnosis apendisitis akut adalah bahwa apendisitis biasanya mempunyai perjalanan akut atau cepat. Dalam beberapa jam sudaht i m b u l g e j a l a a t a u b a h k a n m e m b u r u k o l e h k a r e n a n y e r i , p en d e r i t a b i a s a n y a c e n d e r u n g mempertahankan posisi untuk tidak bergerak. Penderita tampak apatis dan menahan nyeri. Olehkarena nyeri yang sangat, penderita segera dibawa ke rumah sakit. GejalaKlinis Periapendikular infiltrat didahului oleh keluhan appendisitis akut yang kemudian disertaiadanya massa periapendikular. Gejala klasik apendisitis akut biasanya bermula dari nyeri di daerahumbilikus atau periumbilikus yang berhubungan dengan muntah dan anoreksia. Dalam 2-12 jamnyeri beralih ke kuadran kanan, yang akan menetap dan diperberat bila berjalan atau batuk. Nyerimenetap dan terus menerus, tapi tidak begitu berat dan diikuti dengan kejang ringan didaerahepigastrium, kadang diikuti pula dengan muntah, kemudian beberapa saat nyeri pindah ke

abdomen kanan bawah. Nyeri menjadi terlokalisir, yang menyebabkan ketidakenakan waktu bergerak, jalan atau batuk. Penderita kadang juga mengalami konstipasi. Sebaliknya karena adag a n g g u a n f u n g s i u s u s b i s a m en g a k i b a t k a n d i a r e , d a n h a l i n i s e r i n g d i k a c a u k a n d e n g a n gastroenteritis acute. Penderita appendicitis acute biasanya ditemukan terbaring di tempat tidur s e r t a m e m b e r i k a n p e n a m p i l a n k e s a k i t a n . M u d a h t i d a k n y a g e r a k a n p e n d e r i t a u n t u k menelentangkan diri merupakan tanda ada atau tidaknya rangsang peritoneum ( somatic pain).Pemeriksaan pada abdomen kanan bawah, menghasilkan nyeri terutama bila penderita disuruh batuk.. Pada palpasi dengan satu jari di regio kanan bawah ini, akan teraba defans musculer ringan . Tujuan palpasi adalah untuk menentukan apakah penderita sudah mengalami iritasi peritoneum atau belum. Pada pemeriksaan auskultasi, peristaltik usus masih dalam batas normal,atau kadang sedikit menurun. Suhu tubuh sedikit naik, kira-kira 7,8 der.C, pada kasus appendixyang belum mengalami komplikasi. Nyeri di epigastrium kadang merupakan awal dari appendicitisyang letaknya retrocaecal/ retroileal Untuk appendix yang terletak retrocaecal tersebut,kadanglokasi nyeri sulit ditentukan bahkan tak ada nyeri di abdomen kanan bawah. Karena letak appendixyang dekat dengan uretra pada lokasi retrocaecal ini, sehingga menyebabkan frekuensi urinasi bertambah dan bahkan hematuria. Sedang pada appendix yang letaknya pelvical, kadangmenimbulkan gejala seperti gastroenteritis akut.Massa apendiks dengan proses radang yang masih aktif ditandai dengan:1.keadaan umum pasien masih terlihat sakit, suhu tubuh masih tinggi; 2. pemeriksaan lokal pada abdomen kuadran kanan bawah masih jelas terdapat tandatanda peritonitis3.laboratorium masih terdapat lekositosis dan pada hitung jenis terdapat pergeseran ke kiri. Massa apendiks dengan proses radang yang telah mereda dengan ditandai dengan 1. keadaan umum telah membaik dengan tidak terlihat sakit, suhu tubuh tidak tinggi lagi;2.pemeriksaan lokal abdomen tenang, tidak terdapat tanda-tanda peritonitis dan hanyaterabamassa dengan batas jelas dengan nyeri tekan ringan 3. laboratorium hitung lekosit dan hitung jenis normal.U n t u k a p p e n d i s i t i s a k u t y a n g t e l a h m e n g a l a m i k o m p l i k a s i , m i s a l p e r f o r a s i , peritonitis dan infiltrat atau abses, gejala klinisnya seperti dibawah ini (Ellis, 1989).1 . P e r f o r a s i : Terjadi pada 20% penderita terutama usia lanjut. Rasa nyeri bertambahd a s y a t d a n m u l a i d i r a s a m e n y e b a r , d e m a m t i n g g i ( r a t a - r a t a 3 8 , 3 d e r . C ) . Jumlah lekosit yang meninggi merupakan tanda khas kemungkinan sudah t e r j a d i perforasi.2 . P e r i t o n i t i s : P e r i t o n i t i s l o k a l m e r u p a k a n a k i b a t d a r i m i k r o p e r f o r a s i d a r i a p p e n d i c i t i s y a n g t e l a h m e n g a l a m i g a n g r e n e . S e d a n g k a n p e r i t o n i t i s u m u m a d a l a h m e r u p a k a n t i n d a k l a n j u t d a r i p a d a p e r i t o n i t i s l o k a l t e r s e b u t . Bertambahnya rasa nyeri, defans musculer yang meluas, distensi abdomen,

bahkani l e u s p a r a l i t i k , m peritonitis umum. Bila t i m b u l g e j a l a - g e m e n u n j u k k a n p e r

erupakan gejala-gejala demam makint i n g g i d a n j a l a s e p s i s , i t o n i t i s y a n g makin berat

3 . A b s e s / i n f i l t r a t Merupakan akibat lain dari perforasi. Teraba masa lunak di abdomen kanan bawah.S e p e r t i t e r s e b u t d i a t a s k a r e n a p e r f o r a s i t e r j a d i l a h w a l l i n g o f f ( p e m b e n t u k a n d i n d i n g ) o l e h o m e n t u m a t a u v i s c e r a l a i n n y a , s e h i n g g a t e r a b a l a h m a s s a ( i n f i l t r a t ) d i r e g i o a b d o m e n k a n a n b a w a h t e r s e b u t . Masa mula-mula bisa berupa plegmon,kemudian berkembang m e n j a d i r o n g g a yang berisi pus. Dengan USG bisa dideteksi adanya bentukan abses ini. Untuk massa atauinfiltrat ini, beberapa ahli menganjurkan antibiotika dulu, setelah 6 minggu kemudiandilakukan appendektomi. Hal ini untuk menghindari penyebaran infeksi

Definisi Apendisitis infiltrate adalah proses radang apendiks yang penyebarannya dapatdibatasi oleh omentum dan usus-usus dan peritoneum disekitarnya sehinggamembentuk massa (appendiceal mass). Umumnya massa apendiks terbentukpada hari ke-4 sejak peradangan mulai apabila tidak terjadi peritonitis umum.Massa apendiks lebih sering dijumpai pada pasien berumur lima tahun atau lebihkarena daya tahan tubuh telah berkembang dengan baik dan omentum telahcukup panjang dan tebal untuk membungkus proses radang. Etiologi Obstruksi lumen merupakan penyebab utama apendisitis. Fekalit merupakanpenyebab tersering dari obstruksi apendiks. Penyebab lainnya adalah hipertrofi jaringan limfoid, sisa barium dari pemeriksaan roentgen, diet rendah serat, dancacing usus termasuk ascaris. Trauma tumpul atau trauma karena colonoscopydapat mencetuskan inflamasi pada apendiks. Post operasi apendisitis juga dapatmenjadi penyebab akibat adanya trauma atau stasis fekal. 2,8 Frekuensi obstruksimeningkat dengan memberatnya proses inflamasi. Fekalit ditemukan pada 40%dari kasus apendisitis akut, sekitar 65% merupakan apendisitis gangrenous tanparupture dan sekitar 90% kasus apendisitis gangrenous dengan rupture. 2

Penyebab lain yang diduga dapat menyebabkan apendisitis adalah erosi mukosaapendiks karena parasit seperti E. Histolytica . Penelitian epidemiologimenunjukkan peran kebiasaan makan makanan rendah serat dan pengaruhkonstipasi terhadap timbulnya apendisitis. Konstipasi akan meningkatkan tekananintrasekal, yang berakibat timbulnya sumbatan fungsional apendiks danmeningkatnya pertumbuhan kuman flora kolon biasa. Semuanya akanmempermudah terjadinya apendisits akut

Patofisiologi Appendisitis biasanya disebabkan oleh penyumbatan lumen apendiks olehhyperplasia folikel limfoid, fekalit, benda asing, striktur karena fibrosis akibatperadangan sebelumnya, atau neoplasma. 1 Obstruksi lumen yang tertutup disebabkan oleh hambatan pada bagianproksimalnya dan berlanjut pada peningkatan sekresi normal dari mukosaapendiks yang distensi. Obstruksi tersebut mneyebabkan mucus yang diproduksimukosa mengalami bendungan. Makin lama mucus tersebut makin banyak,namun elastisitas dinding appendiks mempunyai keterbatasan sehinggamenyebabkan peningkatan intralumen. Kapasitas lumen apendiks normal hanyasekitar 0,1 ml. Jika sekresi sekitar 0,5 dapat meningkatkan tekanan intalumensekitar 60 cmH20. Manusia merupakan salah satu dari sedikit binatang yang dapatmengkompensasi peningkatan sekresi yang cukup tinggi sehingga menjadigangrene atau terjadi perforasi. 2 Tekanan yang meningkat tersebut akan menyebabkan apendiks mengalamihipoksia, menghambat aliran limfe, terjadi ulserasi mukosa dan invasi bakteri.Infeksi menyebabkan pembengkakan apendiks bertambah (edema) dan semakiniskemik karena terjadi trombosis pembuluh darah intramural (dinding apendiks).Pada saat inilah terjadi apendisitis akut fokal yang ditandai oleh nyeri epigastrium.Gangren dan perforasi khas dapat terjadi dalam 24-36 jam, tapi waktu tersebutdapat berbeda-beda setiap pasien karena ditentukan banyak faktor Bila sekresi mukus terus berlanjut, tekanan akan terus meningkat. Hal tersebutakan menyebabkan obstruksi vena, edema bertambah, dan bakteri akanmenembus dinding. Peradangan timbul meluas dan mengenai peritoneumsetempat sehingga menimbulkan nyeri didaerah kanan bawah. Keadaan inidisebut dengan apendisitis supuratif akut . 1 Bila kemudian arteri terganggu akan terjadi infark dinding apendiks yang diikutidengan gangrene. Stadium ini disebut dengan apendisitis gangrenosa. Bila dindingyang telah rapuh itu pecah, akan terjadi apendisitis perforasi . 1 Bila semua proses diatas berjalan lambat, omentum dan usus yang berdekatanakan bergerak kearah apendiks hingga timbul suatu massa local yang disebut infiltrate apendikularis . Peradangan apendiks tersebut dapat menjadi absesatau menghilan

Infiltrat apendikularis merupakan tahap patologi apendisitis yang dimulaidimukosa dan melibatkan seluruh lapisan dinding apendiks dalam waktu 24-48 jam pertama, ini merupakan usaha pertahanan tubuh dengan membatasi prosesradang dengan menutup apendiks dengan omentum, usus halus, atau adneksasehingga terbentuk massa periapendikular. Didalamnya dapat terjadi nekrosis jaringan berupa abses yang dapat mengalami perforasi. Jika tidak terbentuk abses,apendisitis akan sembuh dan massa periapendikular akan menjadi tenang untukselanjutnya akan mengurai diri secara lambat. 7 Pada anak-anak, karena omentum lebih pendek dan apendiks lebih panjang,dinding apendiks lebih tipis. Keadaan tersebut ditambah dengan daya tahan tubuhyang masih kurang memudahkan terjadinya perforasi. Sedangkan pada orang tuaperforasi mudah terjadi karena telah ada gangguan pembuluh darah. 1 Kecepatan rentetan peristiwa tersebut tergantung pada virulensi mikroorganisme,daya tahan tubuh, fibrosis pada dinding apendiks, omentum, usus yang lain,peritoneum parietale dan juga organ lain seperti vesika urinaria, uterus tuba,mencoba membatasi dan melokalisir proses peradangan ini. Bila prosesmelokalisir ini belum selesai dan sudah terjadi perforasi maka akan timbulperitonitis. Walaupun proses melokalisir sudah selesai tetapi masih belum cukupkuat menahan tahanan atau tegangan dalam cavum abdominalis, oleh karena itupendeita harus benar-benar istirahat (bedrest). 3 Apendiks yang pernah meradang tidak akan sembuh sempurna, tetapi akanmembentuk jaringan parut yang menyebabkan perlengketan dengan jaringansekitarnya. Perlengketan ini dapat menimbulkan keluhan berulang diperut kananbawah. Pada suatu ketika organ ini dapat meradang akut lagi dan dinyatakanmengalami eksaserbasi akut. 7 2.6. Manifestasi klinis Appendisitis infiltrat didahului oleh keluhan appendisitis akut yang kemudiandisertai adanya massa periapendikular. Gejala klasik apendisitis akut biasanyabermula dari nyeri di daerah umbilikus atau periumbilikus yang berhubungandengan muntah. Dalam 2-12 jam nyeri beralih kekuadran kanan, yang akanmenetap dan diperberat bila berjalan atau batuk. Terdapat juga keluhananoreksia, malaise, dan demam yang tidak terlalu tinggi. Biasanya juga terdapatkonstipasi tetapi kadang-kadang terjadi diare, mual dan muntah. Pada permulaantimbulnya penyakit belum ada keluhan abdomen yang menetap. Namun dalambeberapa jam nyeri abdomen kanan bawah akan semakin progresif. 1 Apendisitis akut sering tampil dengan gejala khas yang didasari oleh radangmendadak apendiks yang memberikan tanda setempat, disertai maupun tidakdisertai rangsang peritoneum lokal. Umunya nafsu makan menurun. Dalambeberapa jam nyeri akan berpindah ke kanan bawah ke titik McBurney. Disini nyeridirasakan lebih tajam dan lebih jelas letaknya sehingga merupakan somatiksetempat. Kadang tidak ada nyeri epigastrium tetapi terdapat konstipasi sehingga

penderita merasa memerlukan obat pencahar. Tindakan itu dianggap berbahayakarena bisa mempermudah terjadinya perforasi. Bila terdapat perangsanganperitoneum biasanya pasien mengeluh sakit perut bila berjalan atau batuk. 7 Bila letak apendiks retrosekal di luar rongga perut, karena letaknya terlindungsekum maka tanda nyeri perut kanan bawah tidak begitu jelas dan tidak adarangsangan peritoneal. Rasa nyeri lebih ke arah perut sisi kanan atau nyeri

timbulpada saat berjalan, karena kontraksi otot psoas mayor yang menegang dari dorsal. 7 Apendiks yang terletak di rongga pelvis, bila meradang, dapat menimbulkan gejaladan tanda rangsangan sigmoid atau rektum sehingga peristaltik meningkat,pengosongan rektum akan menjadi lebih cepat dan berulang-ulang. Jika apendikstadi menempel ke kandung kemih, dapat terjadi peningkatan frekuensi kencing,karena rangsangan dindingnya. 7 Pada beberapa keadaan, apendisitis agak sulit didiagnosis sehingga tidakditangani pada waktunya dan terjadi komplikasi. Gejala apendisitis akut pada anaktidak spesifik. Gejala awalnya sering hanya rewel dan tidak mau makan. Anaksering tidak bisa melukiskan rasa nyerinya dalam beberapa jam kemudian akantimbul muntah-muntah dan anak akan menjadi lemah dan letargik. Karena gejalayang tidak khas tadi, sering apendisitis diketahui setelah perforasi. Pada bayi, 80-90 % apendisitis baru diketahui setelah terjadi perforasi Pemeriksaan Fisik Demam biasanya ringan, dengan suhu sekitar 37,5-38,5 C. Bila suhu lebih tinggi,mungkin sudah terjadi perforasi. Bisa terdapat perbedaan suhu aksilar dan rektalsampai 1 C. Pada inspeksi perut tidak ditemukan gambaran spesifik. Kembungsering terlihat pada penderita dengan komplikasi perforasi. Appendisitisinfiltrat atau adanya abses apendikuler terlihat dengan adanya penonjolan diperut kanan bawah. 7 Pada palpasi didapatkan nyeri yang terbatas pada regio iliaka kanan, bisa disertainyeri lepas. Defans muskuler menunjukkan adanya rangsangan peritoneumparietale. Nyeri tekan perut kanan bawah ini merupakan kunci diagnosis. Padapenekanan perut kiri bawah akan dirawakan nyeri di perut kanan bawah yangdisebut tanda Rovsing. Pada apendisitis retrosekal atau retroileal diperlukanpalpasi dalam untuk menentukan adanya rasa nyeri. 7 Jika sudah terbentuk abses yaitu bila ada omentum atau usus lain yang dengancepat membendung daerah apendiks maka selain ada nyeri pada fossa iliakakanan selama 3-4 hari (waktu yang dibutuhkan untuk pembentukan abses) jugapada palpasi akan teraba massa yang fixed dengan nyeri tekan dan tepi atas Pemeriksaan Fisik Demam biasanya ringan, dengan suhu sekitar 37,5-38,5 C. Bila suhu lebih tinggi,mungkin sudah terjadi perforasi. Bisa terdapat perbedaan suhu aksilar dan rektalsampai 1 C. Pada inspeksi perut tidak ditemukan gambaran spesifik. Kembungsering terlihat pada penderita dengan komplikasi perforasi. Appendisitisinfiltrat atau adanya abses apendikuler terlihat dengan adanya penonjolan diperut kanan bawah. 7 Pada palpasi didapatkan nyeri yang terbatas pada regio iliaka kanan, bisa disertainyeri lepas. Defans muskuler menunjukkan adanya rangsangan peritoneumparietale. Nyeri tekan perut kanan bawah ini merupakan kunci diagnosis. Padapenekanan perut kiri bawah akan dirawakan nyeri di perut kanan bawah yangdisebut tanda Rovsing. Pada apendisitis retrosekal atau retroileal diperlukanpalpasi dalam untuk menentukan adanya rasa nyeri. 7

Jika sudah terbentuk abses yaitu bila ada omentum atau usus lain yang dengancepat membendung daerah apendiks maka selain ada nyeri pada fossa iliakakanan selama 3-4 hari (waktu yang dibutuhkan untuk pembentukan abses) jugapada palpasi akan teraba massa yang fixed dengan nyeri tekan dan tepi atas Pemeriksaan Fisik Demam biasanya ringan, dengan suhu sekitar 37,5-38,5 C. Bila suhu lebih tinggi,mungkin sudah terjadi perforasi. Bisa terdapat perbedaan suhu aksilar dan rektalsampai 1 C. Pada inspeksi perut tidak ditemukan gambaran spesifik. Kembungsering terlihat pada penderita dengan komplikasi perforasi. Appendisitisinfiltrat atau adanya abses apendikuler terlihat dengan adanya penonjolan diperut kanan bawah. 7 Pada palpasi didapatkan nyeri yang terbatas pada regio iliaka kanan, bisa disertainyeri lepas. Defans muskuler menunjukkan adanya rangsangan peritoneumparietale. Nyeri tekan perut kanan bawah ini merupakan kunci diagnosis. Padapenekanan perut kiri bawah akan dirawakan nyeri di perut kanan bawah yangdisebut tanda Rovsing. Pada apendisitis retrosekal atau retroileal diperlukanpalpasi dalam untuk menentukan adanya rasa nyeri. 7 Jika sudah terbentuk abses yaitu bila ada omentum atau usus lain yang dengancepat membendung daerah apendiks maka selain ada nyeri pada fossa iliakakanan selama 3-4 hari (waktu yang dibutuhkan untuk pembentukan abses) jugapada palpasi akan teraba massa yang fixed dengan nyeri tekan dan tepi atas massa dapat diraba. Jika apendiks intrapelvinal maka massa dapat diraba padaRT(Rectal Touche) sebagai massa yang hangat. 3 Peristalsis usus sering normal, peristalsis dapat hilang karena ileus paralitik padaperitonitis generalisata akibat apendisitis perforata. Pemeriksaan colok duburmenyebabkan nyeri bila daerah infeksi bisa dicapai dengan jari telunjuk, misalnyapada apendisitis pelvika. 7 Pada apendisitis pelvika tanda perut sering meragukan, maka kunci diagnosisadalah nyeri terbatas sewaktu dilakukan colok dubur. Colok dubur pada anak tidakdianjurkan. Pemeriksaan uji psoas dan uji obturator merupakan pemeriksaan yanglebih ditujukan untuk mengetahui letak apendiks. Uji psoas dilakukan denganrangsangan m. psoas lewat hiperekstensi atau fleksi aktif. Bila apendiks yangmeradang menempel di m.psoas, tindakan tersebut akan menimbulkan nyeri. Ujiobturator digunakan untuk melihat apakah apendiks yang meradang kontakdengan m.obturator internus yang merupakan dinding panggul kecil. Dengangerakan fleksi dan endorotasi sendi panggul pada posisi terlentang, padaapendisitis pelvika akan menimbulkan nyeri. 7 Psoas sign . Nyeri pada saat paha kanan pasien diekstensikan. Pasien dimiringkankekiri. Pemeriksa meluruskan paha kanan pasien, pada saat itu ada hambatanpada pinggul / pangkal paha kanan (tanda bintang). 14 Dasar anatomi dari tes psoas. Apendiks yang mengalami peradangan kontakdengan otot psoas yang meregang saat dilakukan manuver (pemeriksaan). 14 Tes Obturator. Nyeri pada rotasi kedalam secara pasif saat paha pasiendifleksikan. Pemeriksa menggerakkan tungkai bawah kelateral, pada saat itu adatahanan pada sisi samping dari lutut (tanda bintang), menghasilkan rotasi femurkedalam. 14Dasar Anatomi dari tes obturator : Peradangan apendiks dipelvis yang kontakdenhgan otot obturator internus yang meregang saat dilakukan manuver.

14 2.7.2. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Laboratorium, pada darah lengkap didapatkan leukosit ringanumumnya pada apendisitis sederhana. Lebih dari 13.000/mm3 umumnya padaapendisitis perforasi. Tidak adanya leukositosis tidak menyingkirkan apendisitis.Hitung jenis leukosit terdapat pergeseran kekiri. Pada pemeriksaan urin, sedimendapat normal atau terdapat leukosit dan eritrosit lebih dari normal bila apendiksyang meradang menempel pada ureter atau vesika. 13 Pemeriksaan Radiologi, foto polos abdomen dikerjakan apabila hasil anamnesa atau pemeriksaanfisik meragukan. Tanda-tanda peritonitis kuadran kanan bawah. Gambaranperselubungan mungkin terlihat ileal atau caecal ileus (gambaran garispermukaan air-udara disekum atau ileum). Patognomonik bila terlihatgambar fekalit USG atau CT Scan. USG dilakukan khususnya untuk melihat keadaankuadran kanan bawah atau nyeri pada pelvis pada pasien anak atau wanita.Adanya peradangan pada apendiks menyebabkan ukuran apendiks lebihdari normalnya (diameter 6mm). Kondisi penyakit lain pada kuadran kananbawah seperti inflammatory bowel desease, diverticulitis cecal, divertikulummeckels, endometriosis dan pelvic Inflammatory Disease (PID) dapatmenyebabkan positif palsu pada hasil USG. 14 Pada CT Scan khususnya apendiceal CT, lebih akurat dibanding USG. Selain dapatmengidentifikasi apendiks yang mengalami inflamasi (diameter lebih dari 6 mm) juga dapat melihat adanya perubahan akibat inflamasi pada periapendik.Pemeriksaan Barium enema dan Colonoscopy merupakan pemeriksaan awal untukmenyingkirkan kemungkinan adanya karsinoma colon. 5 Tetapi untuk apendisitisakut pemeriksaan barium enema merupakan kontraindikasi karena dapatmenyebabkan rupture apendiks

Anda mungkin juga menyukai