Anda di halaman 1dari 20

APA YANG ANDA LAKUKAN

JIKA

MELAKUKAN PENAMBANGAN BATUBARA

BAGIAN I

PENAMBANGAN BATUBARA
(dikutip dari laporan PT. Indominco)

I. 1. Sistem Dan Tata Cara Penambangan Sistem penambangan yang dilakukan selama ini adalah dengan sistem tambang terbuka dengan menggunakan metode penimbunan kembali tanah penutup ke lokasi bekas penambangan, kecuali pada awal pembukaan tambang, tanah penutup ditimbun pada lokasi yang sama sekali tidak bernilai eknomis. Adapun tata cara penambangan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : Penebangan dan pembersihan lahan Pengupasan tanah pucuk Pengupasan tanah / batuan penutup Penggalian / penambangan batubara Perencanaan penambangan dan penimbunan/penumpukan tanah pucuk serta tanah/batuan penutup dilakukan oleh PT., sedangkan operasionalnya dilaksanakan oleh kontraktor. I. 2. Lokasi Dan Luas Bukaan Daerah Yang Ditambang Lokasi penambangan berlangsung pada lapisan batubara (pit) dengan luas bukaan lokasi tambang (dilihat pada peta top), lokasi penimbunan tanah penutup dan lokasi-lokasi lain dapat dilihat pada tabel. I.3. Hasil Penambangan Lapisan penutup

Rencana/target pengupasan lapisan penutup sebesar .. BCM. Kumulatif kemajuan pengupasan lapisan penutup (per triwulan) sudah mencapai .. BCM atau . % dari rencana. Lapisan batubara Rencana target penggalian batubara (dapat setiap tahun) sebesar .. ton. Kumulatif kemajuan penggalian/penambangan batubara (dapat per triwulan) ini mencapai . ton atau . % dari rencana. (Secara rinci hasil kemajuan penambangan dapat dilihat pada tabel.) Tabel 1. Hasil Kemajuan Penambangan Hasil / kemajuan No. Penggalian Unit Penambangan A Tanah Pucuk BCM 1. Seam .. 2. Seam 3. Seam 4. Seam .. Sub Total BCM B. 1. 2. 3. 4. C. Tanah/Batuan Penutup Seam 1 Seam 2 Seam 3 Seam 4 Sub Total Batubara Ton Periode I Kumulatif

BAGIAN II

PENGOLAHAN DAN PENCUCIAN

Perusahaan dapat memiliki fasilitas untuk pencucian batubara. Pengolahan batubara dilakukan hanya menggunakan mesin peremuk atau crusher untuk menghasilkan batubara ukuran -50 mm. Hopper yang dimiliki oleh crusher ini juga digunakan sebagai tempat untuk mencampur batubara dari lokasi penambangan yang mempunyai kualitas yang berbeda-beda untuk mendapatkan kualitas yang diinginkan oleh konsumen. Hasil pengolahan batubara dari crusher sebesar .. ton dengan kualitas sebagai berikut : 1) Total Moisture 2) Proximate (ABD) - Moisture (%) - Ash - Volatile Matter (%) - Fixed Carbon (%) 3) Calorifiec Value (calo/g) 4) Total Sulfur (%) : 12,70 : 10 : 45 : 40 60 : 45 30 : 6.600 6.700 : 0,60 0,80

BAGIAN III

PENGANGKUTAN DAN PENIMBUNAN

III.1 Tata Cara / System Batubara yang telah diolah oleh crusher yang berada di Mine Stockayard diangkut dengan menggunakan tuck gandeng (dolly) yang masing-masing truck menarik dua gandengan (vessel) dengan total kapasitas angkut 90 ton/truck. Pengangkutan dapat dilakukan oleh kontraktor. III.2 Jumlah Dan Tujuan Pengangkutan Maksud dan tujuan pengangkutan adalah untuk membawa batubara yang sudah diolah di Mine Stockayard ke lokasi penimbunan di Port Stockayard yang berjarak sekitar 40 km dan kemudian batubara tersebut dikapalkan. Jumlah pengangkutan batubara pada periode ini adalah 598.281 ton. III.3. Lokasi Penimbunan Lokasi penimbunan batubara berada di dua lokasi yaitu : a) Mine Stockayard: terletak disekitar area penambangan yang diperuntukkan sebagai lokasi penimbunan batubara yang sudah diolah. b) Port Stockayard : terletak disekitar area pelabuhan yang diperuntukkan sebagai lokasi penimbunan batubara yang akan dikapalkan

BAGIAN IV

PENJUALAN

IV.1

Sistem

Sistem penjualan yang dipakai dalam memasarkan batubara yaitu : untuk didalam negeri / lokal, penjualan langsung dilakukan kepada pembeli. Untuk keluar negeri / ekspor, penjualan dilakukan langsung dan juga melalui tender IV.2 Jenis dan kadar produk batubara Jennis batubara yang ada di PT. Indominco Mandiri adalah subituminus B dengan kadar kwalitas dari batubara yang telah diolah adalah : Total Moisture As Received Inherent Moisture Air Dried Ash Content Air Dried Volatile Matter Air Dried Fixed Carbon Air Dried Sulfur Air Dried Gross Calorific Value Air Dried Hardgrove Grindability Index Size 13,50 % Approx 9,50 % Approx 5,00 % Approx 40,40 % Approx 45,60 % Approx 0,80 % Approx 6.700 Kcal/kg Approx 47 Approx 0 50 MM

Pada tahun jumlah batubara yang telah dikapalkan /dijual sebesar ton. IV.3 Tujuan / Lokasi Penjualan Sebagian besar tujuan/lokasi penjualan batubara adalah keluar negeri. Kegiatan penjualan pengapalan batubara dapat dilihat pada Tabel ... Tabel . Kegiatan Pengapalan / Penjualan No. 1. 2. 3. Tujuan/lokasi Sumitomo - Jepang Marubeni - Jepang Tjiwi Kimia - Indonesia Total Triwulan I .. (ton) Januari Febuari Maret

IV.4 Stock akhir Stock akhir batubara yang ada di pelabuhan dapat dilihat pada Tabel ... Tabel .. Stock Batubara di Pelabuhan NO 1. 2. 3. 4. 5. ITEM Stock awal Penambahan (In flow) Stock adjustment Penjualan/pengapalan (out flow) Stock akhir JUMLAH ( TON )

BAGIAN V

PENGOLAHAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN

V.1

Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan

Pelaksanaan pengelolaan lingkungan yang dilakukan oleh Perusahaan saat ini berorientasi pada kegiatan penambangan dan penanganan batubara yang dilakukan dengan tetap memperhatikan dampak yang mungkin timbul dari kegiatan pada fasilitas-fasilitas yang ada. Kegiatan konstruksi perlu dibicarakan dalam laporan. Secara rinci mengenai pelaksanaan pengelolaan lingkungan yang dimaksud adalah meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut : V.1.1 Penebasan atau pembersihan lahan

Kegiatan penebasan atau pembersihan lahan untuk persiapan area penambangan dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan dan rencana penambangan, sehingga lahan yang terbuka hanya terbatas pada daerahdaerah yang akan ditambang serta lokasi penimbunan tanah dan batuan penutup. Kayu yang mempunyai nilai ekonomis dari daerah kegiatan ini ditebang dan diambil (oleh PT. INHUTANI II) sebagai pemegang ijin Pemanfaatan Kayu (IPK) dilokasi, sehingga kegiatan pembersihan dan penanganan yang dilakukan terhadap pohon-pohon kecil dan semak perdu adalah dengan mendorong kemudian menimbunnya pada lembah-lembah atau alur-alur dengan tanah dan batuan penutup. Luas daerah yang sudah terbuka (hingga tahun ..) ini untuk kegiatan penambangan adalah seperti pada Tabel di bawah ini. TABEL .. Luas Daerah Yang Sudah Terbuka Pada Kegiatan Penambangan N O A. LOKASI LUAS DAERAH YANG TERBUKA ( Ha ) Sampai tahun .. SEAM 2 Area tambang seam 2 Lokasi penumpukan batuan penutup Sub total SEAM 4 Area tambang seam 4 Lokasi penumpukan tanah/ Triwulan . I Akumulasi luas daerah

B.

tanah/

C D

batuan penutup Lokasi penumpukan tanah pucuk Sub total Jalan tambang Sub total Lain lain ( kolam sediment ) Sub total Total

V.1.2

Pengupasan dan penimbunan tanah penutup

a) Tanah Pucuk Pada periode triwulan tahun .., pengupasan dan pengumpulan tanah pucuk dilakukan di daerah tambang Pengamanan dan pemeliharaan yang dilakukan adalah mengupas tanah pucuk terlebih dahulu dengan ketebalan sesuai pada titik panduan yang telah ditentukan di lapangan saat dilakukan pemboran kualitas tanah. Dari lokasi pengupasan ini tanah pucuk dikumpulkan kemudian diangkut untuk disebar pada daerah timbunan tanah dan batuan penutup (waste dump) yang telah selesai dilakukan pengaturan bentuk dan permukaan nya. Sedang sebagian lainnya yang belum dimanfaatkan dikumpulkan pada lokasi penumpukan (topsoil stockpile) dan ditanami dengan tanaman penutup tanah untuk mencegah penguapan dan kerusakan akibat erosi yang dapat menurunkan kualitas tanah karena terlarutnya unsure-unsur hara. Jumlah tanah pucuk yang telah dikumpulkan hingga . (akhir triwulan pertama ) tahun .. adalah seperti disajikan pada Tabel di bawah ini. b) Tanah Dan Batuan Penutup Sistem penambangan menggunakan metode gali / timbun (back filling) dimana setelah kegiatan penambangan batubara dari satu lokasi kegiatan selesai dilakukan, maka area penambangan tersebut akan segera direklamasi dengan cara menutup dan menimbun kembali dengan tanah atau batuan penutup. Pengamanan dan pemeliharaan yang dilakukan terhadap tanah dan batuan penutup adalah dengan cara menimbunnya pada tempat penumpukan (waste dump) ataupun pada daerah back filling dengan sistem teras berjenjang atau teras bangku. Lebar bidang olah adalah antara 20 30 meter, tinggi 10 meter, sedang kemiringan lereng (slope) berkisar 38. Untuk mengurangi laju erosi pada bidang lereng, makla pada bidang olah dibuat kemiringan sekitar 3 % kearah kaki lereng tersebut dibuat saluran-saluran pengeringan.

Lokasi penimbunan tanah dan batuan penutup (waste dump) ditempatkan pada lokasi timbunan yang lama dan sebagian lainnya adalah merupakan kegiatan back filling yaitu bekas tambang .. Adapun volume timbunan tanah dan batuan penutup adalah seperti disajikan pada Tabel Tabel Volume Timbunan Tanah Pucuk Dan Tanah Penutup Pada Daerah Penambangan
NO

MATERIAL TANAH PUCUK Tanah pucuk . Tanah pucuk seam-4 Tanah pucuk seam-7 dan 8 Tanah pucuk dari lokasi timbunan tanah/batuan penutup Subtotal TANAH PENUTUP Tanah penutup dari daerah seam-2 Tanah penutup dari daerah seam-4 Tanah penutup dari . dan .. Sub total Total

VOLUME ( BCM ) Sampai Triwulan I Akumulasi Tahun . Tahun .

V.1.3

Penambangan

a) Penanganan air kerja dan limbah (jenis, jumlah dan lokasi) Penanganan terhadap air permuka kerja adalah memompakan air kaluar dari area penambangan, kemudian dikelola dalam kolam-kolam sedimen sebelum dialirkan ke perairan bebas, demikian juga halnya dengan air dari lokasi timbunan tanah dan batuan penutup terlebih dahulu dikelola dengan proses yang sama. Secara rutin kualitas air ini selalu dipantau sekali dalam seminggu dengan menggunakan alat portable water quality checker. Parameter yang dipantau adalah pH, konduktifitas, kekeruhan (turbidity), oksigen terlarut (dissolved oxygen), temperature dan salinitas. Dari hasil tes mingguan yang dilakukan diketahui bahwa nilai pH air permuka kerja dari kegiatan penambangan masih berada dalam nilai ambang batas (NAB)

yaitu berkisar antara .. (6,00 sampai 7,81) sehingga tidak ada penambahan bahan-bahan kimia. Adapun jumlah, jenis dan lokasi limbah pada kegiatan penambangan adalah seperti Tabel 9. Tabel 9 Volume, Jenis Dan Lokasi Limbah Pada Kegiatan Penambangan NO
1. 2. 3. 4. 5.

JENIS LIMBAH
Limbah air tambang Limbah air tambang Limbah air tambang Limbah air tambang Limbah air tambang

SARANA
Kolam sedimen Kolam sedimen Kolam sedimen Kolam sedimen Kolam sedimen 1 2 3 4 5

VOLUME (m)

LOKASI
Seam-4 (center) Seam-4 (center) Seam-4 (south) Seam-4 (north) Seam-13

b) Penangannan Debu, Kebisingan Dan Getaran

Penanganan terhadap debu


Penanganan terhadap debu dilakukan dengan melakukan penyiraman pada tempat-tempat yang padat kegiatan, khususnya jalan-jalan tambang maupun jalan angkut batubara ke pelabuhan. Penyiraman dilakukan setiap hari dengan frekwensi antara 1 3 kali sehari tergantung pada kebutuhan dilapangan.

Penanganan terhadap kebisingan dan getaran


Kebisingan dan getaran pada daerah kegiatan penambangan berasal dari beberapa sumber seperti alat berat, mesin bor maupun aktifitas peledakan. Tingkat kebisingan ini diukur terlebih dahulu dengan sound level meter sehingga alat pelindung diri yang akan digunakan dapat disesuaikan. Penanganan yang akan dilakukan untuk mengurangi pengaruh kebisingan terhadap pendengaran adalah menetapkan peraturan terhadap penggunaan alat pelindung telinga seperti ear flug dan ear muff. Getaran yang berasal dari aktifitas peledakan tanah dan batuan penutup dikurangi dengan pengaturan pola peledakan yang benar dan mengisolasi daerah peledakan yaitu dengan menyingkirkan semua manusia dan peralatan serta menghentikan aktifitas dengan jarak minimal 500 meter dari lokasi peledakan. Menutup semua jalan masuk dan melarang masuk orang pada daerah peledakan serta membunyikan sirene peringatan pada saat peledakan. Setelah selesai peledakan, petugas safety memastikan bahwa daerah peledakan dinyatakan aman.

V.1.4 Pengolahan Dan Pemurnian a) Penanganan air kerja limbah (jenis, jumlah dan lokasi) Hingga saat ini proses penanganan batubara belum memerlukan proses pencucian, sehingga tidak ada limbah cair yang berupa limpasan air permukaan (run off) dari lokasi penumpukan batubara (stock file), ditampung dan dikelola dalam kolam-kolam pengelolaan (settling pond). Jenis, volume dan lokasi pengelolaan limbah air kerja permuka pada proses pengolahan dan pemurnian adalah seperti ditampilkan pada Tabel ... Tabel Volume, Jenis Dan Lokasi Limbah Pada Proses Pengolahan Dan Pemurnian
NO

JENIS LIMBAH
Limpasan (run off) Limpasan (run off) Limpasan (run off) Limpasan (run off)

SARANA

VOL (m)

LOKASI
Mine Facility Pelabuhan (Barge) Pelabuhan (P.Stockyard) Pelabuhan (P.Stockyard)

1. 2. 3. 4.

air permukaan Kolam pengendap (tailing pond) air permukaan Kolam pengendap A (settling pond A) air permukaan Kolam pengendap B (settling pond B) air permukaan Kolam pengendap C (settling pond C)

b) Penanganan bahan beracun dan berbahaya Limbah minyak pelumas bekas (oli bekas) tewrmasuk dalam kategori bahan berbahaya dan beracun (limbah B-3), maka usaha yang dilakukan untuk menangani limbah tersebut adalah dengan mengumpulkannya dalam drumdrum, kemudian disalurkan kepada perusahaan pengumpul oli bekas yang telah mendapat ijin resmi dari pemerintah. Untuk mencegah ceceran atau tumpahan minyak pelumas bekas yang dapat mencemari tanah maupun air disekitar kegiatan proyek, pada kegiatan perbengkelan telah dilengkapi dengan sarana panangkap ceceran minyak (oil trap) baik oleh PT. maupun oleh kontraktor . Selama triwulan I tahun .. jumlah oli bekas yang terkumpul dan yang sudah disalurkan dari kegiatan PT. .maupun kontraktor-kontraktor adalah seperti dalam Tabel ...

Tabel Jumlah Minyak Pelumas Bekas yang Dikumpulkan & Disalurkan


NO PERUSAHAAN DIKUMPULKAN (Drum)

Samp ai thn 1. 2. PT. ..

TW I

TOT

DISALURKAN (Drum) BELUM Samp TW I TOT DISALURKAN ai thn thn ..

Kontraktor TOTAL TWI = Triwulan 1

c) Penanganan kebisingan dan getaran Kebisingan dan getaran pada daerah kegiatan pengolahan dan pemurnian berasal dari beberapa sumber seperti alat berat, mesin pemecah batubara dan generator. Penanganan yang dilakukan untuk mengurangi pengaruh kebisingan terhadap pendengaran adalah dengan penggunaan alat pelindung telinga seperti ear flug dan ear muf. Selain itu untuk mengurangi kebisingan dan getaran yang ditimbulkan oleh mesin generator, ruang kerja alat tersebut dilengkapi dengan dinding peredam maupun menempatkannya dalam ruangan bersekat. V.1.5 Sarana Penunjang

a) Penanganan limbah Penanganan terhadap limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah tangga base camp, kegiatan kantor, kegiatan bengkel dan lain-lain dilaksanakan secara terpisah berdasarkan jenis limbah yang dihasilkan : Limbah dari WC ditampung dalam septic tank, dengan demikian limbah akan terurai dan habis melalui proses pembusukan ; Limbah air mandi dan dan air bekas cuci dibuang ke sungai melalui saluran saluran pipa; Sampah dari hasil sisa-sisa kegiatan rumah tangga base camp, perkantoran, perbengkelan dan lain-lain dibuang pada bekas, perkantoran, perbengkelan dan lain-lain dibuang pada bekas penambangan (back filling area) dan segera ditimbun. b) Penyediaan air Semua kebutuhan air untuk kegiatan tambang dapat terpenuhi dengan memanfaatkan air danau maupun air sungai yang ada disekitar lokasi kegiatan. Hal ini dimungkinkan karena pada saat ini adalah musim hujan, sehingga air yang tersedia cukup banyak untuk kebutuhan tersebut.

Kebutuhan air untuk rumah tangga base camp terlebih dahulu dilakukan pengelolaan melalui water treatment dengan menambahkan tawas, kaporit dan soda ash (NaOH), sedangkan untuk kebutuhan air minum dilakukan penyaringan tambahan berupa saringan karbon dan pembasmian bakteri melalui sinar ultra violet. V.1.6 Reklamasi a) Luas dan lokasi daerah penghijauan Pada triwulan I tahun ini, kegiatan penghijauan dilaksanakan di daerah timbunan tanah / batuan penutup (waste dump) dan sisi jalan angkut batubara, dimana pada tahun 1998 yang lalu daerah ini sebagian besar sudah dihijaukan. Pada triwulan I tahun ini kegiatan penghijauan pada daerah timbunan tanah dan batuan penutup maupun didaerah back filling belum dapat terlaksana sepenuhnya berhubung karena lahan-lahan tersebut masih dalam penataan dan perbaikan serta penyebaran tanah pucuk. Luas dan lokasi daerah penghijauan yang telah dilakukan hingga periode triwulan pertama tahun 1999 ini adalah seperti disajikan dalam Tabel ... Tabel Luas Dan Lokasi Daerah Penghijauan Hingga Periode NO. LOKASI PENGHIJAUAN A. 1 2 B. 1 JALAN ANGKUT Jalan angkut bagian Timur Jalan angkut bagian Barat PENAMBANGAN Timbunan tanah dan batuan penutup (WD-4) C. DAERAH TERGANGGU LAINNYA Base camp, Heli pad. Dll Total TW 1 = Triwulan 1 LUAS (Ha) Sampai 1998 83,19 77,34 22,63 1,79 184,95 TW 1999 1,60 8,55 0,10 0,00 10,25 I TOT 84,79 85,89 22,73 1,79 195,20

b) Luas dan lokasi untuk pemanfaatan lain Tidak ada lokasi kegiatan penambangan pemanfaatan lain

yang

dimanfaatkan

untuk

c) Pembibitan ( jenis dan jumlah ) Pada triwulan . Tahun . ini pengembangan bibit dirumah pembibitan tetap dilakukan, bibit ini disiapkan untuk memenuhi kebutuhan bibit pada program penanaman (revegetasi). Hingga bulan .. jumlah bibit yang telah dikembangkan di rumah pembibitan adalah sekitar .. pohon yang terdiri dari .. species. Jumlah bibit yang tersedia di pembibitan saat ini adalah sebanyak .. pohon, terdiri dari .. species termasuk sisa bibit hasil produksi tahun . seperti disajikan dalam Tabel .

V.2

PELAKSANAAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN

Untuk kegiatan pelaksanaan pemantauan lingkungan dilaksanakan terhadap dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan PT. maupun kontraktor, dimana pada saat ini kegiatan terfokus pada operasional penambangan, namun tetap memperhatikan dampak yang mungkin timbul dari kegiatan pada sarana yang ada seperti penjelasan di bawah ini.

V.2.1

Pelaksanaan Pengambilan Contoh Air, Udara Dan Tanah

Dalam pelaksanaan pemantauan terhadap perubahan kualitas air, talah dilakukan pengambilan contoh uji air dan biota perairan dari lokasi titik pemantauan lingkungan yang telah ditentukan dan mengacu pada dokumen AMDAL, selanjutnya contoh uji dikirim ke PT. Sucopindo untuk dilakukan analisa laboratorium dan hasil laboratorium dapat dilihat pada lampiran. Contoh uji air diambil dari sungai-sungai yang ada disekitar kegiatan penambangan, dari kolam-kolam sedimen, air laut dipelabuhan dan dari aliran air di sekitar penumpukan batubara di pelabuhan (port stocklyard). Sedang pengambilan contoh uji untuk biota perairan dilakukan pada badan-badan sungai di sekitar kegiatan dan pelabuhan sesuai dengan lokasi titik pemantauan yang ditentukan dalam dokumen rencana pemantauan lingkungan. Pengambilan contoh uji untuk analisa kualitas udara dilakukan 1(satu) kali dalam satu tahun yang dilakukan pada saat musim kering sesuai dengan dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) dan pada tahun ... ini tidak dilakukan pengambilan contoh uji mengingat keadaan saat ini adalah musim penghuja. Sedang untuk analisa tanah dilakukan 2 (dua) kali dalam setahun dan direncanakan akan di lakukan pada triwulan kedua yang akan datang.

V.2.2 Pemantauan Tingkat Erosi Dari hasil pengamatan terhadap peningkatan erosi selama periode triwulan pertama bulan Januari sampai dengan bulan . tahun ., kondisi dilapangan menunjukan terjadinya erosi pada daerah kegiatan penambangan, seperti lokasi timbunantanah dan batuan penutup (waste dump) maupun pada lereng-lereng disisi kiri dan sisi kanan jalan angkut batubara. Hal ini terlihat dengan adanya pembentukan alur-alur atau galian air pada daerah-daerah yang berlereng serta endapan Lumpur pada saluransaluran pengeringan maupun kolam-kolam sediment. Usaha yang telah dilakukan untuk mengatasi keadaan tersebut adalah dengan membuat parit atau saluran pengeringan di kaki lereng searah dengan kontur, membuat kemiringan bidang olah sekitar 3% kearah kaki lereng, dengan demikian diharapkan air limpasan dari bidang olah tidak mengganggu kestabilan bidang lereng. Serta membuat kolam-kolam sedimen pada setiaplokasi kegiatan penambangan. Sedang pengamanan secara vegetatif telah dilaksanakan dengan melakukan penghijauan berupa penanaman tanaman penutup tanah (cover crop) dan pohan pada daerah jalur hijau jalan angkut batubara serta pada sebagian daerah waste dump yang sudah tidak ada kegiatan lagi. Penghijauan pada daerah waste dump ini akan dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan kemajuan penambangan.

V.2.3

Pemantauan Lereng, Tanggul, Daerah Timbunan Dan Lain-Lain

Pada periode triwulan pertama tahun 1999 ini adalah musim hujan dengan curah hujan yang cukup tinggi, hal ini mengakibatkan perubahan kestabilan tanah seperti terjadinya bidang-bidang lemah dalam tanah karena resapan air yang relatif besar masuk ke dalam rongga-rongga tanah. Dari hasil pemantauan menunjukan adanya terjadi pergerakan tanah khususnya pada daerah-daerah tebing di muka penambangan dan sebagian pada lokasi penimbunan tanah dan batuan penutup, sedang pada tanggul-tanggul kolam sedimen tidak terjadi pergerakan tanah. Hal ini dimungkinkan karena struktur tanah cukup kompak atau padat oleh proses pemadatan pada saat kontruksi tanggul kolam tersebut dilakukan.

V.2.4

Pemantauan keberhasilan penghijauan

Dari hasil pemantauan yang dilakukan, secara umum keberhasilan revegetasi/penghijauan yang telah dilakukan sesuai dengan yang diharapkan, baik dari segi kuantitas (persentase tumbuh) maupun kualitas (pertumbuhan pisik batang dan daun). Rata-rata persentase tumbuh adalah antara 90 95 %. Hal ini tidak terlepas dari faktor cuaca yang angat mendukung pertumbuhan tanaman, disamping perlakuan dan pemeliharaan terhadap tanaman itu sendiri. Untuk tanaman penutup tanah (LCC) di daerah timbunan batuan penutup pertumbuhan cukup baik, namun dibeberapa lokasi seperti daerah lereng di sepanjang jalan angkut batubara pertumbuhannya sangat lambat dan kerdil, bahkan ada yang tidak tumbuh sama sekali. Untuk mengatasi hal ini akan dilakukan tindakan pemupukan dan untuk selanjutnya penanaman LCC di lokasi yang baru akan diusahakan menambah topsoil terlebih dahulu. V.2.5 Pemantauan flora dan fauna Pemantauan terhadap flora dan fauna disekitar kegiatan tambang dilakukan setiap hari dengan cara mengamati keberadaan flora dan fauna disekitar kegiatan. Dari hasil pengamatan menunjukan bahwa jenis-jenis fauna yang dulunya banyak dan sering ditemukan, sampai pada tahun . ini masih jarang terlihat. Hal ini disebabkan karena pada tahun yang lalu ketika musim kemarau panjang berlangsung, telah terjadi kebakaran hutan disebagian besar daerah Kalimantan Timur dan hingga saat ini keadaan hutan belum mampu mendukung hadirnya jenis-jenis fauna tersebut. Adapun jenis fauna yang kelihatan di lokasi PT. . adalah seperti disajikan pada Tabel ... Tabel .. Jenis Fauna Yang Ditemukan Berada Di Lokasi PT No. A. 1. FAMILIA Nama latin Jenis burung Fam. Accipitridae Spizaetus circhatus Bustatur indicus Spilornis cheela Fam. Colombidae Streptopielia chinensis Fam. Picidae Picumnus innominatus Fam. Alcedinidae Halycon concreta NAMA DAERAH KETERANGAN

Elang hitam Elang abu-abu Elang gaok Tekukur Burung beo Pelatuk

2. 3. 4.

5.

Fam. Ardeidae Egretta intermedia

Bango putih

B. Jenis reptil 1. Fam. Varanidae Varanus salvator Biawak C. Jenis mammalia ( binatang menyusui )

BAGIAN VI

PELAKSANAAN KONSERVASI MINERAL

VI.1

Upaya memperjelas dan menambah cadangan

Sebagai upaya untuk memperjelas dan menambah cadangan yang ada, eksplorasi tetap dilaksanakan dengan melakukan pemboran dengan jarak lubang bor (50 x 50) dan (250 x 250) meter dan tes treneting. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data mengenai adanya batubara yang mempunyai penyebaran yang relatif kecil dan ketebalan batubara antara 30 50 cm, sehingga cadangan batubara yang akan ditambang bertambah besar dan dimasukan dalam perencanaan penambangan. VI.2 Upaya Meningkatkan Recovery Penambangan, Pengangkutan Dan Pengolahan

Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan recovery penambangan adalah : Penggalian tanah/batuan penutup dilakukan dengan penggunaan alat gali yang berukuran relatif besar hingga kedalaman 30 cm sebelum mencapai lapisan atas batubara (coal floor). Penggalian lapisan penutup batubara yang berukuran 30 cm terssebut dilakukan denganmenggunakan alat gali yang berukuran relatif kecil dan mempunyai bentuk yang rata/plat hingga mencapai permukaan lapisan batubara yang relatif bersih. Alat gali ini juga dipergunakan pada saat menggali batubara lapisan dasar (coal floor). Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan recovery pengangkutan adalah : Memelihara dan memperbaiki jalan angkut batubara. Kemiringan jalan dibuat sekecil mungkin, maksimum 4% untuk jalan angkut batubara dari Mine Stockyard ke Port Stockyard dan maksimum 8% untuk jalan angkut batubara dari lokasi tambang ke Mine Stockyard Pemuatan batubara dilakukan dengan tidak melebihi kapasitas alat angkut. Pengolahan batubara dapat dikatakan tidak menyebabkan adanya batubara hilang/terbuang, kecuali berupa debu, karena pengolahan dilakukan hanya untuk memperoleh batubara yang berukuran minus 50 mm. VI.3 Upaya optimalisasi/upaya peningkatan nilai tambah batubara Hingga kini belum memiliki sarana/fasilitas untuk optimalisasi peningkatan nilai tambah batubara, kecuali crusher.

VI.4 VI.5

Upaya pemanfaatan mineral ikutan Tidak dijumpai adanya mineral ikutan dalam lapisan batubara Upaya pemanfaatan dan pengamanan batubara berkadar marginal Upaya yang dilakukan untuk pemanfaatan dan pengamanan batubara berkadar marginaladalah dengan melakukan pencampuran atau blending dengan batubara yang berkualitas sangat baik sehingga diperoleh kualitas yang diinginkan oleh pembeli. Upaya penanganan batubara yang belum terpasarkan Hingga kini perencanaan dan penambangan batubara disesuaikan dengan rencana pemasaran, sehingga tidak terjadi adanya penumpukan batubara yang belum/tidak terpasarkan.

VI.6

Iah-25-07-2003

Anda mungkin juga menyukai