Anda di halaman 1dari 170

DAFTAR ISI

Daftar Isi ...................................................................................................................................

Sambutan-sambutan:
1. Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ........................................

iii

2. Ketua Badan Pelaksana Harian Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia ...

iv

Himpunan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal Dan Lembaga Keuangan Tentang
Pasar Modal Syariah:
1. Peraturan Nomor IX.A.13 Tentang Penerbitan Efek Syariah: .........................................

Salinan Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: KEP-181/BL/2009 ...............

Ketentuan Umum ......................................................................................................

Penerbitan Atau Pendaftaran Efek Syariah Berupa Saham ......................................

Penerbitan Sukuk ......................................................................................................

Penerbitan Saham Dan/Atau Unit Penyertaan Kontrak Investasi Kolektif


Reksa Dana Syariah ................................................................................................... 10
Penerbitan Efek Beragun Aset Syariah ......................................................................

15

Ketentuan Penutup ....................................................................................................

16

2. Peraturan Nomor IX.A.14 Tentang Akad-Akad Yang Digunakan Dalam Penerbitan


Efek Syariah Di Pasar Modal: ...........................................................................................

18

Salinan Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: KEP-131/BL/2006 ...............

18

Definisi ......................................................................................................................

20

Ketentuan Akad Ijarah ..............................................................................................

20

Ketentuan Akad Kafalah ...........................................................................................

22

Ketentuan Akad Mudharabah ...................................................................................

24

Ketentuan Akad Wakalah .........................................................................................

26

3. Peraturan Nomor II.K.1 Tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah: ...........

28

Salinan Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: KEP-180/BL/2009 ...............

28

Daftar Efek Syariah ....................................................................................................

30

Pihak Yang Disetujui Bapepam dan LK Sebagai Penerbit Daftar Efek Syariah .......

31

Ketentuan Penutup ....................................................................................................

33

Lampiran 1 ................................................................................................................

35

Daftar Isi

Lampiran 2 .................................................................................................................. 37
Lampiran 3 .................................................................................................................. 38
Lampiran 4 .................................................................................................................. 39
Kumpulan Fatwa Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia Terkait
Pasar Modal Syariah:
1. Fatwa Nomor: 07/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Pembiayaan Mudharabah (Qiradh) ...... 43
2. Fatwa Nomor: 08/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Pembiayaan Musyarakah ...................... 49
3. Fatwa Nomor: 09/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Pembiayaan Ijarah ................................ 54
4. Fatwa Nomor: 10/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Wakalah ............................................... 59
5. Fatwa Nomor: 11/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Kafalah ................................................. 63
6. Fatwa Nomor: 20/DSN-MUI/IV/2001 Tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi
Untuk Reksa Dana Syariah ................................................................................................. 67
7. Fatwa Nomor: 32/DSN-MUI/IX/2002 Tentang Obligasi Syariah ................................... 76
8. Fatwa Nomor: 33/DSN-MUI/IX/2002 Tentang Obligasi Syariah Mudharabah ............. 81
9. Fatwa Nomor: 40/DSN-MUI/X/2003 Tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum
Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal ............................................................. 86
10. Fatwa Nomor: 41/DSN-MUI/III/2004 Tentang Obligasi Syariah Ijarah ......................... 95
11. Fatwa Nomor: 50/DSN-MUI/III/2006 Tentang Akad Mudharabah Musytarakah ......... 104
12. Fatwa Nomor: 59/DSN-MUI/V/2007 Tentang Obligasi Syariah
Mudharabah Konversi ......................................................................................................... 110
13. Fatwa Nomor: 65/DSN-MUI/III/2008 Tentang Hak Memesan Efek Terlebih
Dahulu Syariah (HMETD) Syariah ..................................................................................... 116
14. Fatwa Nomor: 66/DSN-MUI/III/2008 Tentang Waran Syariah....................................... 125
15. Fatwa Nomor: 69/DSN-MUI/VI/2008 Tentang Surat Berharga Syariah Negara ............ 134
16. Fatwa Nomor: 70/DSN-MUI/VI/2008 Tentang Metode Penerbitan Surat
Berharga Syariah Negara ..................................................................................................... 140
17. Fatwa Nomor: 71/DSN-MUI/VI/2008 Tentang Sale and Lease Back ............................... 147
18. Fatwa Nomor: 72/DSN-MUI/VI/2008 Tentang Surat Berharga Syariah Negara
Ijarah Sale and Lease Back .................................................................................................... 152
Daftar Istilah Pasar Modal Syariah .......................................................................................... 158

ii

Daftar Isi

Sambutan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan


Assalamualaikum Wa Rahmatullahhi Wa Barakatuh.
Puji dan syukur dipanjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karuniaNya, sehingga buku Himpunan Peraturan Bapepam dan LK mengenai Pasar Modal Syariah dan
Kumpulan Fatwa Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) terkait Pasar
Modal Syariah ini dapat tersusun. Buku ini berisi paket peraturan Bapepam dan LK terkait pasar
modal berbasis syariah dan fatwa-fatwa yang telah dikeluarkan oleh DSN-MUI.
Pasar modal berbasis syariah sebagai salah satu pilar dalam industri keuangan syariah telah
memberikan bukti sebagai sebuah industri yang tahan uji dalam menghadapi setiap peluang dan
tantangan yang dihadapi. Hal tersebut tidak terlepas dari ikhtiar Bapepam dan LK, DSN-MUI
dan pihak terkait dalam mengembangkan pasar modal berbasis syariah. Dalam pengembangan
pasar modal berbasis syariah 5 tahun ke depan (2010-2014), Bapepam dan LK menerapkan 3
strategi pengembangan yaitu pengembangan regulasi pasar modal berbasis syariah, pengembangan
produk syariah dan pengembangan sumber daya manusia.
Sebagai wujud dari strategi pengembangan regulasi pasar modal berbasis syariah, Bapepam
dan LK telah menerbitkan paket peraturan yang terkait langsung dengan pasar modal berbasis
syariah pada tanggal 26 Nopember 2006 yaitu Peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.A.13
tentang Penerbitan Efek Syariah dan Nomor IX.A.14 tentang Akad yang digunakan dalam
Penerbitan Efek Syariah serta Peraturan Bapepam dan LK Nomor II.K.1. tentang Kriteria dan
Penerbitan Daftar Efek Syariah pada tanggal 31 Agustus 2007. Sejalan dengan diberlakukannya
Peraturan tersebut, Bapepam dan LK telah menerima banyak masukan dari berbagai pihak dalam
rangka penyempurnaan (revisi) peraturan tersebut. Sebagai tindak lanjut atas hal ini, Bapepam
dan LK telah melakukan revisi Peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.A.13 dan Nomor II.K.1
pada tanggal 30 Juni 2009.
Penerbitan buku ini diharapkan dapat menjadi salah satu media dalam upaya peningkatan
pengetahuan dan pemahaman pelaku pasar maupun masyarakat mengenai penerapan prinsipprinsip syariah di pasar modal. Dengan adanya penerbitan buku ini juga diharapkan dapat
memberikan kemudahan bagi semua pihak yang memiliki minat atau kepentingan terhadap pasar
modal berbasis syariah untuk memahami kerangka dalam penerapan prinsip-prinsip syariah di
pasar modal.
Akhirnya, terima kasih diucapkan kepada DSN-MUI atas bantuan dan kerjasamanya dalam
penerbitan buku ini. Semoga Allah SWT selalu memberikan keberkahan kepada kita semua dari
setiap yang kita usahakan, amin.
Wassalamualaikum Wa Rahmatullahhi Wa Barakatuh.
Jakarta, April 2010
Ketua Bapepam dan LK
ttd
A. Fuad Rahmany
Sambutan - Sambutan

iii

Sambutan Ketua Badan Pelaksana Harian


Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia

Assalamualaikum Wa Rahmatullahhi Wa Barakatuh.


Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT atas karunia dan rahmat-Nya, sehingga
buku Himpunan Peraturan Bapepam dan LK mengenai Pasar Modal Syariah dan Kumpulan
Fatwa Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) terkait Pasar Modal
Syariah ini dapat diterbitkan. Buku ini berisi kumpulan paket peraturan Bapepam dan LK
terkait pasar modal berbasis syariah dan fatwa-fatwa yang telah dikeluarkan oleh DSN-MUI yang
berhubungan dengan pasar modal syariah.
Penerbitan buku ini merupakan salah satu wujud hubungan kerjasama yang erat antara
Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) dengan Bapepam dan LK dalam
rangka mengembangkan pasar modal syariah, khususnya tentang penerapan prinsip-prinsip
syariah di pasar modal Indonesia. Selanjutnya, buku ini diharapkan dapat dijadikan pedoman
bagi masyarakat, khususnya bagi para pelaku pasar modal syariah dalam melaksanakan kegiatan
investasi di pasar modal berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Semoga penerbitan buku ini dapat
makin mendorong perkembangan pasar modal syariah dan meningkatkan pemahaman serta
partisipasi masyarakat terhadap pasar modal syariah di Indonesia.
Akhirnya, kami mengucapkan selamat atas penerbitan buku Himpunan Peraturan Bapepam
dan LK mengenai Pasar Modal Syariah dan Kumpulan Fatwa Dewan Syariah Nasional-Majelis
Ulama Indonesia (DSN-MUI) terkait Pasar Modal Syariah, dan semoga dapat bermanfaat bagi
masyarakat luas.
Wassalamualaikum Wa Rahmatullahhi Wa Barakatuh.

Jakarta,

April 2010

Ketua Badan Pelaksana Harian


Dewan Syariah Nasional MUI

ttd

K.H. Maruf Amin

iv

Sambutan - Sambutan

Himpunan Peraturan
Badan Pengawas Pasar Modal
dan Lembaga Keuangan
Tentang Pasar Modal Syariah

Halaman ini sengaja dikosongkan

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN
SALINAN
KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL
DAN LEMBAGA KEUANGAN
NOMOR: KEP-181/BL/2009
TENTANG
PENERBITAN EFEK SYARIAH
KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL
DAN LEMBAGA KEUANGAN,
Menimbang

: bahwa dalam rangka meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam


penerbitan Efek Syariah serta pengelolaan Reksa Dana Syariah dan
Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset Syariah, dipandang perlu
untuk menyempurnakan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan Nomor IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah,
lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep-130/BL/2006
tanggal 3 Nopember 2006, dengan menetapkan Keputusan Ketua Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan yang baru;

Mengingat

: 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran


Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3608);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan


Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor
86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617) sebagaimana diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2004 (Lembaran
Negara Tahun 2004 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4372);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara
Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995
Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3618);
4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 45/M Tahun 2006.
Memperhatikan

: Surat Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI)


Nomor: B-194/DSN-MUI/VI/2009 tanggal 25 Juni 2009 perihal
Pernyataan DSN-MUI Atas Peraturan Bapepam dan LK;

Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN
MEMUTUSKAN:
Menetapkan

: KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN


LEMBAGA KEUANGAN TENTANG PENERBITAN EFEK SYARIAH.
Pasal 1
Ketentuan mengenai Penerbitan Efek Syariah diatur dalam Peraturan
Nomor IX.A.13 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini.
Pasal 2
Dengan berlakunya Keputusan ini, maka Keputusan Ketua Bapepam
dan LK Nomor: KEP-130/BL/2006 tanggal 23 Nopember 2006 tentang
Penerbitan Efek Syariah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 3
Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal 30 Juni 2009.

Ditetapkan di
pada tanggal

: Jakarta
: 30 Juni 2009

Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan


Lembaga Keuangan
ttd.
A. Fuad Rahmany
NIP 060063058
Salinan sesuai dengan aslinya
Kepala Bagian Umum
ttd.
Prasetyo Wahyu Adi Suryo
NIP 060076008

Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah

LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor
: Kep-181/BL/2009
Tanggal
: 30 Juni 2009
PERATURAN NOMOR IX.A.13 : PENERBITAN EFEK SYARIAH
1. KETENTUAN UMUM
a. Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:
1) Akad Syariah adalah perjanjian/kontrak yang sesuai dengan Prinsip-prinsip Syariah
di Pasar Modal sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Nomor IX.A.14 dan/
atau akad lainnya yang tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar
Modal.
2) Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal adalah Prinsip-prinsip hukum Islam dalam
kegiatan di bidang Pasar Modal berdasarkan fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis
Ulama Indonesia (DSN-MUI), sepanjang fatwa dimaksud tidak bertentangan
dengan Peraturan ini dan/atau Peraturan Bapepam dan LK yang didasarkan pada
fatwa DSN-MUI.
3) Efek Syariah adalah Efek sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Pasar
Modal dan peraturan pelaksanaannya yang akad, cara, dan kegiatan usaha yang
menjadi landasan penerbitannya tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah
di Pasar Modal.
4) Reksa Dana Syariah adalah Reksa Dana sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya yang pengelolaannya tidak
bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal.
5) Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset Syariah adalah kontrak antara Manajer
Investasi dan Bank Kustodian yang mengikat pemegang Efek Beragun Aset di mana
Manajer Investasi diberi wewenang untuk mengelola portofolio investasi kolektif
dan Bank Kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan Penitipan Kolektif, yang
pelaksanaannya tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal.
6) Efek Beragun Aset Syariah adalah Efek yang diterbitkan oleh Kontrak Investasi
Kolektif Efek Beragun Aset Syariah yang portofolionya terdiri dari aset keuangan
yang tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal.
7) Sukuk adalah Efek Syariah berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai
sama dan mewakili bagian yang tidak tertentu (tidak terpisahkan atau tidak terbagi
(syuyu/undivided share)) atas:
a) aset berwujud tertentu (ayan maujudat);
b) nilai manfaat atas aset berwujud (manafiul ayan) tertentu baik yang sudah ada
maupun yang akan ada;

Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah

LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor
: Kep-181/BL/2009
Tanggal
: 30 Juni 2009

c) jasa (al khadamat) yang sudah ada maupun yang akan ada;
d) aset proyek tertentu (maujudat masyru muayyan); dan/atau
e) kegiatan investasi yang telah ditentukan (nasyath ististmarin khashah).
b. Kegiatan usaha yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip syariah antara lain:
1) perjudian dan permainan yang tergolong judi;
2) perdagangan yang dilarang menurut syariah, antara lain:
a) perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan barang/jasa; dan
b) perdagangan dengan penawaran/permintaan palsu;
3) jasa keuangan ribawi, antara lain:
a) bank berbasis bunga; dan
b) perusahaan pembiayaan berbasis bunga;
4) jual beli risiko yang mengandung unsur ketidakpastian (gharar) dan/atau judi (maisir),
antara lain asuransi konvensional;
5) memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan dan/atau menyediakan antara
lain:
a) barang atau jasa haram zatnya (haram li-dzatihi);
b) barang atau jasa haram bukan karena zatnya (haram li-ghairihi) yang ditetapkan
oleh DSN-MUI; dan/atau
c) barang atau jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.
6) melakukan transaksi yang mengandung unsur suap (risywah);
c. Setiap Pihak yang melakukan penerbitan Efek Syariah dan menyatakan bahwa kegiatan
usaha serta cara pengelolaannya berdasarkan Prinsip-prinsip syariah wajib memenuhi:
1) Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal, Peraturan ini, dan peraturan perundangundangan di bidang Pasar Modal yang terkait dengan Efek Syariah yang ditawarkan;
2) kepatuhan terhadap Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal yang terkait dengan Efek
Syariah yang diterbitkan.

Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah

LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor
: Kep-181/BL/2009
Tanggal
: 30 Juni 2009
d. Efek Syariah tidak lagi memenuhi Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal apabila kegiatan
usaha, cara pengelolaan, kekayaan Reksa Dana, dan/atau kekayaan Kontrak Investasi
Kolektif Efek Beragun Aset dari Pihak yang menerbitkan Efek tersebut bertentangan
dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal yang terkait dengan Efek Syariah yang
diterbitkan.
e. Pihak yang menerbitkan Efek Syariah dan menyatakan bahwa kegiatan usaha serta cara
pengelolaannya berdasarkan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal wajib menyatakan
bahwa:
1) kegiatan usaha serta cara pengelolaan usaha Pihak yang melakukan Penawaran
Umum dilakukan berdasarkan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal sebagaimana
tertuang dalam Anggaran Dasar Perseroan atau Kontrak Investasi Kolektif;
2) jenis usaha, produk barang, jasa yang diberikan, aset yang dikelola, akad, dan cara
pengelolaan perusahaan Pihak yang melakukan Penawaran Umum tidak bertentangan
dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal;
3) untuk Emiten dan Perusahaan Publik, wajib memiliki anggota direksi dan anggota
komisaris yang mengerti kegiatan-kegiatan yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip
Syariah di Pasar Modal; dan
4) untuk Reksa Dana Syariah dan Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset Syariah,
wajib memiliki Wakil Manajer Investasi dan penanggungjawab atas pelaksanaan
kegiatan Kustodian pada Bank Kustodian yang mengerti kegiatan-kegiatan yang
bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal.
2. PENERBITAN ATAU PENDAFTARAN EFEK SYARIAH BERUPA SAHAM

Penerbitan atau pendaftaran Efek Syariah berupa saham yang dilakukan oleh Emiten atau
Perusahaan Publik yang menyatakan bahwa kegiatan usaha serta cara pengelolaan usahanya
berdasarkan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal, wajib memenuhi ketentuan-ketentuan
sebagai berikut:
a. Sepanjang tidak diatur lain dalam Peraturan ini, Pernyataan Pendaftaran dari Emiten
atau Perusahaan Publik wajib:
1) mengikuti ketentuan Peraturan Nomor IX.A.1 atau Peraturan Nomor IX.B.1, serta
ketentuan tentang Penawaran Umum yang terkait lainnya; dan
2) mengungkapkan informasi tambahan dalam Prospektus bahwa:
a) dalam anggaran dasar dimuat ketentuan bahwa kegiatan usaha serta cara
pengelolaan usahanya dilakukan berdasarkan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar
Modal;
Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah

LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor
: Kep-181/BL/2009
Tanggal
: 30 Juni 2009
b) jenis usaha, produk barang, jasa yang diberikan, aset yang dikelola, akad, dan
cara pengelolaan Emiten atau Perusahaan Publik dimaksud tidak bertentangan
dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal; dan
c) Emiten atau Perusahaan Publik memiliki anggota direksi dan anggota komisaris
yang mengerti kegiatan-kegiatan yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip
Syariah di Pasar Modal.
b. Emiten atau Perusahaan Publik yang menerbitkan Efek Syariah berupa saham hanya
dapat mengubah anggaran dasar yang terkait dengan kegiatan dan cara pengelolaan
usahanya menjadi tidak lagi memenuhi Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal hanya
jika:
1) terdapat usulan dari pemegang saham yang memenuhi syarat sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang tentang Perseroan Terbatas; dan
2) usulan tersebut telah disetujui Rapat Umum Pemegang Saham.
c. Pengumuman dan pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham sebagaimana dimaksud
dalam huruf b wajib dilakukan dalam paling kurang satu surat kabar harian berbahasa
Indonesia yang berperedaran nasional dan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
sebagaimana diatur dalam Peraturan Nomor IX.J.1.
d. Pengumuman Rapat Umum Pemegang Saham sebagaimana dimaksud dalam huruf c
wajib memuat informasi:
1) bahwa usulan Rapat Umum Pemegang Saham untuk mengubah anggaran dasar yang
terkait dengan kegiatan dan cara pengelolaan usahanya menjadi tidak lagi memenuhi
Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal berasal dari pemegang saham;
2) penjelasan, pertimbangan dan alasan dilakukannya perubahan anggaran dasar yang
terkait dengan kegiatan usaha dan cara pengelolaan perusahaan;
3) rencana kegiatan dan pengelolaan usaha setelah Emiten tidak memenuhi Prinsipprinsip Syariah di Pasar Modal;
4) cara penyelesaian terhadap pemegang saham yang tidak setuju atas perubahan
tersebut; dan
5) penjelasan bahwa keputusan Rapat Umum Pemegang Saham tentang perubahan
anggaran dasar hanya berlaku efektif setelah memperoleh persetujuan pemegang
saham dan menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang hukum dan hak
asasi manusia.

Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah

LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor
: Kep-181/BL/2009
Tanggal
: 30 Juni 2009
e. Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham sebagaimana dimaksud dalam huruf c wajib
dikirimkan dengan surat tercatat atau faksimili ke alamat pemegang saham disamping
melalui surat kabar.
f. Korum dan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham dimaksud dalam huruf b
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan mengenai perubahan anggaran dasar Perseroan
sebagaimana diatur dalam Peraturan Nomor IX.J.1 dengan persyaratan bahwa pemegang
saham yang mengusulkan perubahan anggaran dasar serta afiliasinya tidak dapat
diperhitungkan dalam korum kehadiran.
g. Emiten atau Perusahaan Publik yang mengubah anggaran dasar sebagaimana dimaksud
dalam huruf b wajib menyelesaikan hak-hak pemegang saham yang tidak menyetujui
perubahan anggaran dasar dimaksud dengan cara menjamin pembelian saham pemegang
saham tersebut pada harga wajar dengan ketentuan sebagai berikut:
1) dalam hal sahamnya tidak tercatat di Bursa Efek, maka harga pelaksanaan pembelian
paling kurang sama dengan harga wajar yang ditetapkan oleh Penilai independen;
2) dalam hal sahamnya tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek namun selama
90 (sembilan puluh) hari tidak diperdagangkan atau dihentikan sementara
perdagangannya, maka harga pelaksanaan pembelian paling kurang sebesar harga
tertinggi dalam waktu 12 (dua belas) bulan terakhir sebelum hari perdagangan
terakhir atau hari dihentikan sementara perdagangannya; atau
3) dalam hal sahamnya tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek, maka harga
pelaksanaan pembelian paling kurang sebesar harga tertinggi dalam jangka waktu
90 (sembilan puluh) hari terakhir sebelum pengumuman Rapat Umum Pemegang
Saham perubahan anggaran dasar sebagaimana dimaksud dalam huruf c.
3. PENERBITAN SUKUK
a. Sepanjang tidak diatur lain dalam Peraturan ini, Emiten yang melakukan Penawaran
Umum Sukuk wajib:
1) mengikuti ketentuan Peraturan Nomor IX.A.1 dan ketentuan tentang Penawaran
Umum yang terkait lainnya;
2) menyampaikan kepada Bapepam dan LK, antara lain:
a) hasil pemeringkatan dan kontrak perwaliamanatan Sukuk serta Akad Syariah
yang terkait dengan penerbitan Sukuk dimaksud;
b) surat pernyataan yang menyatakan bahwa:

Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah

LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor
: Kep-181/BL/2009
Tanggal
: 30 Juni 2009
(1) kegiatan usaha yang mendasari penerbitan Sukuk tidak bertentangan dengan
Prinsip-prinsip syariah sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf b; dan
(2) selama periode Sukuk kegiatan usaha yang mendasari penerbitan Sukuk tidak
akan bertentangan dengan Prinsip-prinsip syariah sebagaimana dimaksud
dalam angka 1 huruf b.
c) surat pernyataan dari Wali Amanat Sukuk yang menyatakan bahwa Wali Amanat
Sukuk mempunyai pejabat penanggung jawab dan/atau tenaga ahli di bidang
perwaliamanatan dalam penerbitan Sukuk yang mengerti kegiatan-kegiatan yang
bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal;
d) surat pernyataan yang menyatakan kesanggupan Emiten untuk menyampaikan
hasil pemeringkatan tahunan terbaru kepada Bapepam dan LK, Wali Amanat
Sukuk dan Bursa Efek tempat Sukuk dicatatkan serta mengumumkan hasil
pemeringkatan dimaksud paling kurang dalam satu surat kabar harian berbahasa
Indonesia yang berperedaran nasional selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari
setelah berakhirnya masa berlaku hasil pemeringkatan tahunan terakhir;
e) surat pernyataan yang menyatakan kesanggupan Emiten untuk menyampaikan
hasil pemeringkatan terbaru, pernyataan atau pendapat dari perusahaan
pemeringkat efek (termasuk pencabutan/pembatalan peringkat) akibat
terdapatnya fakta material atau kejadian penting yang dapat mempengaruhi
kemampuan Emiten untuk memenuhi kewajibannya dan mempengaruhi risiko
yang dihadapi pemegang Sukuk, kepada Bapepam dan LK, Wali Amanat Sukuk
dan Bursa Efek di mana sukuk tersebut dicatatkan, paling kurang dalam satu
surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional, paling
lambat akhir hari kerja ke-2 (kedua) setelah diterimanya hasil pemeringkatan
baru, pernyataan, atau pendapat dimaksud; dan
3) mengungkapkan informasi dalam Prospektus paling kurang meliputi:
a) kegiatan usaha yang mendasari penerbitan Sukuk tidak bertentangan dengan
Prinsip-prinsip syariah sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf b, dan
Emiten menjamin bahwa selama periode Sukuk kegiatan usaha yang mendasari
penerbitan Sukuk tidak akan bertentangan dengan Prinsip-prinsip syariah
sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf b;
b) Wali Amanat Sukuk mempunyai pejabat penanggungjawab dan/atau tenaga ahli
di bidang perwaliamanatan dalam penerbitan Sukuk yang mengerti kegiatankegiatan yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal;
c) jenis Akad Syariah dan skema transaksi syariah yang digunakan dalam penerbitan
Sukuk, yang disertai dengan penjelasan tentang skema transaksi syariah;
8

Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah

LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor
: Kep-181/BL/2009
Tanggal
: 30 Juni 2009
d) ringkasan Akad Syariah atau perjanjian berdasarkan syariah yang dilakukan oleh
para Pihak;
e) sumber pendapatan yang menjadi dasar penghitungan pembayaran bagi hasil,
marjin, atau imbal jasa (fee);
f) besaran nisbah pembayaran bagi hasil, marjin, atau imbal jasa (fee);
g) rencana jadwal dan tata cara pembagian dan/atau pembayaran bagi hasil, marjin,
atau imbal jasa (fee); dan
h) hasil pemeringkatan Sukuk.
b. Kontrak perwaliamanatan penerbitan Sukuk wajib paling kurang memuat:
1) uraian tentang Akad Syariah yang mendasari diterbitkannya Sukuk;
2) penggunaan dana hasil penerbitan Sukuk sesuai dengan karakteristik Akad Syariah;
3) sumber dana yang digunakan untuk melakukan pembayaran imbal hasil sesuai
dengan karakteristik Akad Syariah;
4) besaran nisbah pembayaran bagi hasil, marjin, atau imbal jasa (fee);
5) rencana jadwal dan tata cara pembagian dan/atau pembayaran bagi hasil, marjin,
atau imbal jasa (fee);
6) kewajiban Wali Amanat Sukuk untuk mengambil segala tindakan yang diperlukan
dalam rangka memastikan kepatuhan Emiten terhadap Prinsip-prinsip Syariah di
Pasar Modal;
7) tindakan yang harus dilakukan dalam hal Emiten akan mengubah jenis Akad Syariah,
isi Akad Syariah, kegiatan usaha dan/atau aset tertentu yang mendasari penerbitan
Sukuk;
8) perubahan jenis Akad Syariah, isi Akad Syariah, kegiatan usaha dan/atau aset tertentu
yang mendasari penerbitan Sukuk wajib terlebih dahulu disetujui oleh Rapat Umum
Pemegang Sukuk (RUP Sukuk);
9) mekanisme pemenuhan hak pemegang Sukuk yang tidak setuju terhadap perubahan
dimaksud;
10) ketentuan yang menyebutkan bahwa pelanggaran terhadap ketentuan angka 7), angka
8) dan angka 9) di atas dapat dijadikan alasan untuk menyatakan bahwa Emiten gagal
dalam memenuhi kewajibannya; dan
11) mekanisme penanganan dalam hal terjadi kegagalan dalam memenuhi kewajiban.

Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah

LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor
: Kep-181/BL/2009
Tanggal
: 30 Juni 2009
c. Dalam hal terjadi perubahan jenis Akad Syariah, isi Akad Syariah, kegiatan usaha dan/
atau aset tertentu yang mendasari penerbitan Sukuk sehingga bertentangan dengan
Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal, maka Sukuk tersebut menjadi batal demi hukum
dan Emiten wajib menyelesaikan seluruh kewajibannya kepada pemegang Sukuk.
d. Emiten dan Wali Amanat Sukuk wajib melaksanakan seluruh ketentuan yang diatur
dalam kontrak perwaliamanatan.
e. Emiten wajib menggunakan dana hasil Penawaran Umum Sukuk untuk membiayai
kegiatan atau investasi yang tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar
Modal.
f. Emiten wajib menyampaikan laporan kepada Bapepam dan LK dan mengumumkan
kepada masyarakat melalui Bursa Efek paling lambat satu hari kerja setelah terpenuhinya
kondisi sebagai berikut:
1) seluruh dana hasil Penawaran Umum Sukuk telah diterima oleh Emiten; dan/atau
2) dana yang diterima sudah mulai digunakan sesuai dengan tujuan penerbitan
Sukuk.
g. Dalam hal ketentuan sebagaimana dimaksud dalam huruf f butir 1) telah terpenuhi, maka
perdagangan Sukuk selain Sukuk mudharabah dan/atau musyarakah telah memenuhi
Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal.
h. Dalam hal ketentuan sebagaimana dimaksud dalam huruf f belum terpenuhi, maka
perdagangan Sukuk mudharabah dan/atau musyarakah memenuhi Prinsip-prinsip
Syariah di Pasar Modal hanya jika diperdagangkan pada harga nominal.
4. PENERBITAN SAHAM DAN/ATAU UNIT PENYERTAAN KONTRAK INVESTASI
KOLEKTIF REKSA DANA SYARIAH
a. Penerbitan Saham Reksa Dana Syariah

Sepanjang tidak diatur lain dalam peraturan ini, Emiten yang melakukan Penawaran
Umum Saham Reksa Dana Syariah wajib:
1) mengikuti ketentuan Peraturan Nomor IX.A.1, Peraturan Nomor IX.C.4 dan
ketentuan tentang Penawaran Umum yang terkait lainnya; dan
2) mencantumkan ketentuan dalam Kontrak Pengelolaan dan/atau Kontrak
Penyimpanan Reksa Dana serta informasi tambahan dalam Prospektus hal-hal
sebagai berikut:

10

Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah

LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor
: Kep-181/BL/2009
Tanggal
: 30 Juni 2009
a) bahwa Manajer Investasi dan Bank Kustodian (wakiliin) bertindak untuk
kepentingan Direksi Reksa Dana Perseroan (muwakil) di mana Manajer Investasi
diberi wewenang untuk melakukan pengelolaan Reksa Dana dan Bank Kustodian
diberi wewenang untuk melaksanakan penyimpanan kekayaan;
b) dalam anggaran dasar Emiten dimuat ketentuan bahwa kegiatan usaha serta cara
pengelolaan usahanya dilakukan berdasarkan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar
Modal;
c) kebijakan investasi Reksa Dana tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip
Syariah di Pasar Modal;
d) aset yang dikelola, akad, dan cara pengelolaan Emiten dimaksud tidak
bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal;
e) memiliki anggota direksi, Wakil Manajer Investasi, dan penanggungjawab atas
pelaksanaan kegiatan Kustodian pada Bank Kustodian yang mengerti kegiatankegiatan yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal;
f) mekanisme pembersihan kekayaan Emiten dari unsur-unsur yang bertentangan
dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal;
g) kata Syariah pada nama Emiten; dan
h) dana kelolaan Reksa Dana Syariahnya hanya dapat diinvestasikan pada:
(1) Saham yang termasuk dalam Daftar Efek Syariah (DES) yang ditetapkan oleh
Bapepam dan LK;
(2) Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) syariah dan Waran syariah;
(3) Sukuk (Obligasi Syariah);
yang telah dijual dalam Penawaran Umum dan/atau diperdagangkan di Bursa
Efek di Indonesia;
(4) Saham yang termasuk dalam Daftar Efek Syariah (DES) yang diterbitkan
oleh Pihak yang disetujui Bapepam dan LK;
(5) Sukuk yang memenuhi Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal yang
diperdagangkan di Bursa Efek di luar negeri, dan termasuk dalam Daftar
Efek Syariah (DES) yang ditetapkan oleh Pihak yang disetujui oleh Bapepam
dan LK;
(6) Efek Beragun Aset Syariah yang memenuhi Prinsip-prinsip Syariah di Pasar
Modal dan sudah mendapat peringkat dari perusahaan pemeringkat Efek;

Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah

11

LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor
: Kep-181/BL/2009
Tanggal
: 30 Juni 2009
(7) surat berharga komersial syariah (sharia commercial paper) yang memenuhi
Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal dan sudah mendapat peringkat dari
perusahaan pemeringkat Efek serta termasuk dalam Daftar Efek Syariah
(DES) yang ditetapkan oleh Pihak yang disetujui Bapepam dan LK.
(8) Efek Syariah yang memenuhi Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal yang
diterbitkan oleh lembaga internasional di mana Pemerintah Indonesia
menjadi salah satu anggotanya; dan/atau
(9) Instrumen pasar uang syariah dalam negeri yang mempunyai jatuh tempo
kurang dari satu tahun, baik dalam rupiah maupun dalam mata uang asing.
b. Penerbitan Unit Penyertaan Kontrak Investasi Kolektif Reksa Dana Syariah.

Sepanjang tidak diatur lain dalam Peraturan ini, Pihak yang melakukan Penawaran
Umum Unit Penyertaan Kontrak Investasi Kolektif Reksa Dana Syariah wajib:
1) mengikuti ketentuan Peraturan Nomor IX.A.1, Peraturan Nomor IX.C.5 dan
ketentuan tentang Penawaran Umum yang terkait lainnya; dan
2) mencantumkan ketentuan dalam Kontrak Investasi Kolektif dan informasi tambahan
dalam Prospektus hal-hal sebagai berikut:
a) bahwa Manajer Investasi dan Bank Kustodian (wakiliin) bertindak untuk
kepentingan para pemegang unit penyertaan (muwakil) di mana Manajer
Investasi diberi wewenang untuk mengelola portofolio investasi kolektif dan
Bank Kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan penitipan kolektif;
b) kebijakan investasi Reksa Dana tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip
Syariah di Pasar Modal;
c) Wakil Manajer Investasi yang melaksanakan pengelolaan Reksa Dana dan
penanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan Kustodian pada Bank Kustodian
mengerti kegiatan-kegiatan yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di
Pasar Modal;
d) kata Syariah pada nama Reksa Dana yang diterbitkan;
e) mekanisme pembersihan kekayaan Reksa Dana dari unsur-unsur yang
bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal; dan
f) dana kelolaan Reksa Dana Syariahnya hanya dapat diinvestasikan pada:
(1) Saham yang termasuk dalam Daftar Efek Syariah (DES) yang ditetapkan oleh
Bapepam dan LK;
(2) Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) syariah dan Waran syariah;

12

Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah

LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor
: Kep-181/BL/2009
Tanggal
: 30 Juni 2009
(3) Sukuk (Obligasi Syariah);
yang telah dijual dalam Penawaran Umum dan/atau diperdagangkan di Bursa
Efek di Indonesia;
(4) Saham yang termasuk dalam Daftar Efek Syariah (DES) yang diterbitkan
oleh Pihak yang disetujui Bapepam dan LK;
(5) Sukuk yang memenuhi Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal yang
diperdagangkan di Bursa Efek di luar negeri, dan termasuk dalam Daftar
Efek Syariah (DES) yang ditetapkan oleh Pihak yang disetujui oleh Bapepam
dan LK;
(6) Efek Beragun Aset Syariah yang memenuhi Prinsip-prinsip Syariah di Pasar
Modal dan sudah mendapat peringkat dari perusahaan pemeringkat Efek;
(7) surat berharga komersial syariah (sharia commercial paper) yang memenuhi
Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal dan sudah mendapat peringkat dari
perusahaan pemeringkat Efek serta termasuk dalam Daftar Efek Syariah
(DES) yang ditetapkan oleh Pihak yang disetujui Bapepam dan LK;
(8) Efek Syariah yang memenuhi Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal yang
diterbitkan oleh lembaga internasional di mana Pemerintah Indonesia
menjadi salah satu anggotanya; dan/atau
(9) Instrumen pasar uang syariah dalam negeri yang mempunyai jatuh tempo
kurang dari satu tahun, baik dalam rupiah maupun dalam mata uang asing.
c. Direksi, Manajer Investasi, dan/atau Bank Kustodian wajib melaksanakan seluruh
ketentuan yang diatur dalam Kontrak Pengelolaan, Kontrak Penyimpanan, atau Kontrak
Investasi Kolektif.
d. Bank Kustodian wajib menolak instruksi Manajer Investasi secara tertulis dengan
tembusan kepada Bapepam dan LK apabila pelaksanaan instruksi tersebut mengakibatkan
portofolio Reksa Dana terdapat Efek atau instrumen (surat berharga) selain Efek atau
instrumen (surat berharga) sebagaimana diatur dalam huruf a butir 2) poin h) atau huruf
b butir 2) poin f).
e. Dalam hal portofolio Reksa Dana terdapat Efek atau instrumen (surat berharga) selain
Efek atau instrumen (surat berharga) sebagaimana diatur dalam huruf a butir 2) poin h)
atau huruf b butir 2) poin f) yang bukan disebabkan oleh tindakan Manajer Investasi dan
Bank Kustodian, maka:
1) Manajer Investasi wajib menjual secepat mungkin dan diselesaikan paling lambat 10
(sepuluh) hari kerja sejak:

Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah

13

LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor
: Kep-181/BL/2009
Tanggal
: 30 Juni 2009
a) Saham tidak lagi tercantum dalam Daftar Efek Syariah, dengan ketentuan selisih
lebih harga jual dari Nilai Pasar Wajar pada saat masih tercantum dalam Daftar
Efek Syariah dipisahkan dari perhitungan Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksa Dana
dan diperlakukan sebagai dana sosial; dan/atau
b) Efek atau instrumen (surat berharga) tidak memenuhi Prinsip-prinsip syariah,
dengan ketentuan selisih lebih harga jual dari Nilai Pasar Wajar pada saat masih
memenuhi Prinsip-prinsip syariah, dipisahkan dari perhitungan Nilai Aktiva
Bersih (NAB) Reksa Dana dan diperlakukan sebagai dana sosial.
2) Bank Kustodian wajib menyampaikan kepada Bapepam dan LK serta pemegang Efek
Reksa Dana, informasi tentang perolehan selisih lebih penjualan Efek sebagaimana
dimaksud dalam huruf e butir 1) dan informasi tentang penggunaannya sebagai dana
sosial selambat-lambatnya pada hari ke-12 (kedua belas) setiap bulan (jika ada).
f. Dalam hal karena tindakan Manajer Investasi dan Bank Kustodian mengakibatkan
portofolio Reksa Dana terdapat Efek atau instrumen (surat berharga) selain Efek atau
instrumen (surat berharga) sebagaimana diatur dalam huruf a butir 2) poin h) atau huruf
b butir 2) poin f)., maka Bapepam dan LK dapat:
1) melarang Manajer Investasi untuk melakukan penjualan Unit Penyertaan Reksa
Dana baru;
2) melarang Manajer Investasi dan Bank Kustodian untuk mengalihkan kekayaan Reksa
Dana selain dalam rangka pembersihan kekayaan Reksa Dana dari unsur-unsur yang
bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal;
3) mewajibkan Manajer Investasi dan Bank Kustodian secara tanggung renteng untuk
membeli portfolio yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal
sesuai dengan harga perolehan dalam waktu yang ditetapkan oleh Bapepam dan LK;
dan/atau
4) mewajibkan Manajer Investasi untuk mengumumkan kepada publik larangan dan/
atau kewajiban yang ditetapkan Bapepam dan LK sebagaimana dimaksud pada
butir 1), butir 2), dan butir 3), sesegera mungkin paling lambat akhir hari kerja ke-2
(kedua) setelah diterimanya surat Bapepam dan LK, dalam 2 (dua) surat kabar harian
berbahasa Indonesia dan berperedaran nasional atas biaya Manajer Investasi dan
Bank Kustodian.
g. Dalam hal Manajer Investasi dan/atau Bank Kustodian tidak mematuhi larangan dan/
atau tidak melaksanakan kewajiban yang telah ditetapkan Bapepam dan LK sebagaimana
dimaksud dalam huruf f, maka Bapepam dan LK berwenang untuk:

14

Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah

LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor
: Kep-181/BL/2009
Tanggal
: 30 Juni 2009
1) mengganti Manajer Investasi dan/atau Bank Kustodian; atau
2) membubarkan Reksa Dana tersebut.
5. PENERBITAN EFEK BERAGUN ASET SYARIAH
a. Sepanjang tidak diatur lain dalam Peraturan ini, Pihak yang melakukan Penawaran
Umum Efek Beragun Aset Syariah wajib:
1) mengikuti ketentuan Peraturan Nomor IX.A.1, Peraturan Nomor IX.C.9 dan
ketentuan tentang Penawaran Umum yang terkait lainnya;
2) mencantumkan ketentuan dalam Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset
Syariah dan informasi tambahan dalam Prospektus hal-hal sebagai berikut:
a) bahwa Manajer Investasi dan Bank Kustodian (wakiliin) bertindak untuk
kepentingan para pemegang Efek Beragun Aset Syariah (muwakil) di mana
Manajer Investasi diberi wewenang untuk mengelola portofolio investasi kolektif
dan Bank Kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan Penitipan Kolektif;
b) bahwa aset yang menjadi portofolio Efek Beragun Aset Syariah tidak bertentangan
dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal;
c) Wakil Manajer Investasi yang melaksanakan pengelolaan Kontrak Investasi
Kolektif Efek Beragun Aset Syariah dan penanggungjawab atas pelaksanaan
kegiatan Kustodian pada Bank Kustodian mengerti kegiatan-kegiatan yang
bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal;
d) kata Syariah pada nama Efek Beragun Aset yang diterbitkan;
e) mekanisme pembersihan portofolio dan dana Efek Beragun Aset Syariah dari
unsur-unsur yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal;
f) bahwa pengelolaan dana Efek Beragun Aset Syariah dilarang bertentangan
dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal;
g) Akad Syariah dan skema transaksi syariah yang digunakan dalam penerbitan
Efek;
h) ringkasan Akad Syariah yang dilakukan oleh para Pihak;
i) besarnya nisbah pembayaran bagi hasil, marjin, atau imbal jasa (fee); dan
j) rencana jadwal dan tata cara pembagian dan/atau pembayaran bagi hasil, marjin,
atau imbal jasa (fee).

Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah

15

LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor
: Kep-181/BL/2009
Tanggal
: 30 Juni 2009
b. Dalam hal karena tindakan Manajer Investasi dan Bank Kustodian, mengakibatkan
kekayaan Efek Beragun Aset Syariah terdapat unsur kekayaan yang bertentangan dengan
Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal, maka Bapepam dan LK dapat:
1) melarang Manajer Investasi dan Bank Kustodian untuk mengalihkan kekayaan Efek
Beragun Aset selain dalam rangka pembersihan kekayaan Efek Beragun Aset dari
unsur-unsur yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal;
2) mewajibkan Manajer Investasi dan Bank Kustodian secara tanggung renteng wajib
untuk membeli aset portofolio Efek Beragun Aset dengan harga perolehan atau
membersihkan dana Efek Beragun Aset yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip
Syariah di Pasar Modal dalam waktu yang ditetapkan oleh Bapepam dan LK dan/atau
secepat mungkin, paling lambat akhir hari kerja ke-2 (kedua) setelah ditemukannya
pelanggaran tersebut; dan/atau
3) mewajibkan Manajer Investasi untuk mengumumkan kepada publik larangan dan/
atau kewajiban yang ditetapkan Bapepam dan LK sebagaimana dimaksud pada butir
1) dan butir 2), sesegera mungkin paling lambat akhir hari kerja ke-2 (kedua) setelah
diterimanya surat Bapepam dan LK, dalam 2 (dua) surat kabar harian berbahasa
Indonesia dan berperedaran nasional atas biaya Manajer Investasi dan Bank
Kustodian.
c. Dalam hal Manajer Investasi dan/atau Bank Kustodian tidak mematuhi larangan dan/
atau tidak melaksanakan kewajiban yang telah ditetapkan Bapepam dan LK sebagaimana
dimaksud dalam huruf b, maka Bapepam dan LK berwenang untuk:
1) mengganti Manajer Investasi dan/atau Bank Kustodian; atau
2) membubarkan Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset tersebut.
6. KETENTUAN PENUTUP
Dengan tidak mengurangi ketentuan pidana di bidang Pasar Modal, Bapepam dan LK dapat
mengenakan sanksi terhadap setiap pelanggaran ketentuan peraturan ini, termasuk Pihak
yang menyebabkan terjadinya pelanggaran tersebut.

16

Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah

LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor
: Kep-181/BL/2009
Tanggal
: 30 Juni 2009
Ditetapkan di : Jakarta pada
Pada tanggal : 30 Juni 2009
Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan
ttd.
A. Fuad Rahmany
NIP 060063058
Salinan sesuai dengan aslinya
Kepala Bagian Umum
ttd.
Prasetyo Wahyu Adi Suryo
NIP 060076008

Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah

17

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN
SALINAN
KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL
DAN LEMBAGA KEUANGAN
NOMOR: KEP-131/BL/2006
TENTANG
AKAD-AKAD YANG DIGUNAKAN DALAM PENERBITAN EFEK SYARIAH DI PASAR
MODAL
KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL
DAN LEMBAGA KEUANGAN,
Menimbang

a. bahwa kegiatan ekonomi berbasis syariah harus dilaksanakan berdasarkan


asas kesepakatan diantara para pelaku kegiatan ekonomi;

b. bahwa dalam syariah Islam asas-asas kesepakatan dalam kegiatan


ekonomi diatur dalam berbagai bentuk perjanjian (akad);

c. bahwa dalam rangka memberikan kerangka hukum yang memadai


terhadap akad syariah yang menjadi dasar kegiatan ekonomi di Pasar
Modal Indonesia, dipandang perlu untuk menetapkan Peraturan
Bapepam dan Lembaga Keuangan tentang Akad-akad Yang Digunakan
Dalam Penerbitan Efek Syariah Di Pasar Modal;

Mengingat

: 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran


Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3608);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan


Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor
86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617) sebagaimana diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2004 (Lembaran Negara
Tahun 2004 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4372);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara


Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995
Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3618);

4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 45/M Tahun 2006;

5. Peraturan Nomor IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah

18

Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN


LEMBAGA KEUANGAN TENTANG AKADAKAD YANG DIGUNAKAN
DALAM PENERBITAN EFEK SYARIAH DI PASAR MODAL.
Pasal 1
Ketentuan mengenai Akad-akad Yang Digunakan Dalam Penerbitan Efek
Syariah Di Pasar Modal diatur dalam Peraturan Nomor IX.A.14 sebagaimana
dimuat dalam Lampiran Keputusan ini.
Pasal 2
Keputusan ini mulai berlaku sejak ditetapkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Keputusan
ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 23 Nopember 2006
Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan,
ttd.
A. Fuad Rahmany
NIP 060063058
Salinan sesuai dengan aslinya
Pjs. Sekretaris Badan

ttd.

Robinson Simbolon
NIP 060047831

Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah

19

LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor
: Kep-131/BL/2006
Tanggal
: 23 Nopember 2006
PERATURAN NOMOR IX.A.14

: AKAD-AKAD YANG DIGUNAKAN DALAM


PENERBITAN EFEK SYARIAH DI PASAR
MODAL

1. Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan:


a. Ijarah adalah perjanjian (akad) di mana Pihak yang memiliki barang atau jasa (pemberi
sewa atau pemberi jasa) berjanji kepada penyewa atau pengguna jasa untuk menyerahkan
hak penggunaan atau pemanfaatan atas suatu barang dan atau memberikan jasa yang
dimiliki pemberi sewa atau pemberi jasa dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa
dan atau upah (ujrah), tanpa diikuti dengan beralihnya hak atas pemilikan barang yang
menjadi obyek Ijarah.
b. Kafalah adalah perjanjian (akad) di mana Pihak penjamin (kafiil/guarantor) berjanji
memberikan jaminan kepada Pihak yang dijamin (makfuul anhu/ashil/debitur) untuk
memenuhi kewajiban Pihak yang dijamin kepada Pihak lain (makfuul lahu/kreditur).
c. Mudharabah (qiradh) adalah perjanjian (akad) di mana Pihak yang menyediakan dana
(Shahib al-mal) berjanji kepada pengelola usaha (mudharib) untuk menyerahkan modal
dan pengelola (mudharib) berjanji untuk mengelola modal tersebut.
d. Wakalah adalah perjanjian (akad) di mana Pihak yang memberi kuasa (muwakkil)
memberikan kuasa kepada Pihak yang menerima kuasa (wakil) untuk melakukan
tindakan atau perbuatan tertentu.
2. Ijarah wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. Persyaratan Pihak yang dapat menjadi pemberi sewa atau pemberi jasa dan penyewa atau
pengguna jasa

Pihak yang dapat menjadi pemberi sewa atau pemberi jasa dan penyewa atau pengguna
jasa wajib memiliki kecakapan dan kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum
baik menurut syariah Islam maupun peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b. Hak dan kewajiban pemberi sewa atau pemberi jasa dan penyewa atau pengguna jasa
1) Hak dan kewajiban pemberi sewa atau pemberi jasa adalah:
a) menerima pembayaran harga sewa atau upah (ujrah) sesuai yang disepakati dalam
Ijarah;
b) menyediakan barang yang disewakan atau jasa yang diberikan;
c) menanggung biaya pemeliharaan barang yang disewakan;
d) menjamin bila terdapat cacat pada barang yang disewakan;
20

Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah

LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor
: Kep-131/BL/2006
Tanggal
: 23 Nopember 2006
e) bertanggung jawab atas kerusakan barang yang disewakan yang bukan disebabkan
oleh pelanggaran dari penggunaan yang dibolehkan atau bukan karena kelalaian
Pihak penyewa; dan
f) menyatakan secara tertulis bahwa pemberi sewa atau pemberi jasa menyerahkan
hak penggunaan atau pemanfaatan atas suatu barang dan atau memberikan jasa
yang dimilikinya kepada penyewa atau pengguna jasa (pernyataan ijab).
2) Hak dan kewajiban penyewa atau pengguna jasa adalah:
a) manfaatkan barang dan atau jasa sesuai yang disepakati dalam Ijarah;
b) membayar harga sewa atau upah (ujrah) sesuai yang disepakati dalam Ijarah;
c) bertanggung jawab untuk menjaga keutuhan barang serta menggunakannya
sesuai yang disepakati dalam Ijarah;
d) menanggung biaya pemeliharaan barang yang sifatnya ringan (tidak material)
sesuai yang disepakati dalam Ijarah;
e) bertanggung jawab atas kerusakan barang yang disewakan yang disebabkan oleh
pelanggaran dari penggunaan yang dibolehkan atau karena kelalaian Pihak
penyewa; dan
f) menyatakan secara tertulis bahwa penyewa atau penerima jasa menerima hak
penggunaan atau pemanfaatan atas suatu barang dan atau memberikan jasa yang
dimiliki pemberi sewa atau pemberi jasa (pernyataan qabul).
c. Persyaratan obyek Ijarah

Obyek Ijarah dapat berupa barang dan atau jasa yang memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
1) manfaat barang atau jasa harus dapat dinilai dengan uang;
2) manfaat atas barang dan jasa dapat diserahkan kepada penyewa atau pengguna jasa;
3) manfaat barang atau jasa harus yang bersifat tidak dilarang oleh syariah Islam (tidak
diharamkan);
4) manfaat barang atau jasa harus ditentukan dengan jelas; dan
5) spesifikasi barang atau jasa harus dinyatakan dengan jelas, antara lain melalui
identifikasi fisik, kelaikan, dan jangka waktu pemanfaatannya.

Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah

21

LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor
: Kep-131/BL/2006
Tanggal
: 23 Nopember 2006
d. Persyaratan penetapan harga sewa atau upah (ujrah)

Penetapan harga sewa atau upah (ujrah) wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1) besarnya harga sewa atau upah (ujrah) dan cara pembayarannya ditetapkan secara
tertulis dalam Ijarah; dan
2) alat pembayaran harga sewa atau upah adalah uang atau bentuk lain termasuk jasa
(manfaat lain) dari jenis yang sama dengan barang atau jasa yang menjadi obyek
dalam Ijarah; dan

e. Ketentuan lain yang dapat diatur dalam Ijarah


Selain wajib memenuhi ketentuan pada angka 2 Peraturan ini, dalam Ijarah dapat
disepakati antara lain hal-hal sebagai berikut:
1) para pihak dapat menentukan harga sewa atau upah untuk periode waktu tertentu
dan meninjau kembali harga sewa atau upah yang berlaku untuk periode berikutnya;
dan atau
2) penunjukan Pihak lain untuk menyelesaikan perselisihan antara pemberi sewa atau
pemberi jasa dan penyewa atau pengguna jasa.

3. Kafalah wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut:


a. Persyaratan Pihak yang terlibat dalam Kafalah

Pihak penjamin (kafiil/guarantor), Pihak yang dijamin (makfuul anhu/ashiil/debitur), dan


Pihak lain (makfuul lahu/kreditur) yang terlibat dalam Kafalah wajib memiliki kecakapan
dan kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum baik menurut syariah Islam
maupun peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b. Kewajiban Pihak yang terlibat dalam Kafalah


1) Kewajiban Pihak penjamin (kafiil/guarantor) adalah sebagai berikut:
a) memiliki harta yang cukup untuk menjamin kewajiban Pihak yang dijamin
(makfuul anhu/ashiil/debitur) kepada Pihak lain (makfuul lahu/kreditur);
b) memiliki kewenangan penuh untuk menggunakan hartanya sebagai jaminan atas
pemenuhan kewajiban Pihak yang dijamin (makfuul anhu/ashiil/debitur) kepada
Pihak lain (makfuul lahu/kreditur); dan
c) menyatakan secara tertulis bahwa Pihak penjamin (kafiil/guarantor) menjamin
kewajiban Pihak yang dijamin (makfuul anhu/ashiil/debitur) kepada Pihak lain
(makfuul lahu/kreditur) (pernyataan ijab).

22

Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah

LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor
: Kep-131/BL/2006
Tanggal
: 23 Nopember 2006
2) Kewajiban Pihak yang dijamin (makfuul anhu/ashiil/debitur) adalah sebagai berikut:
a) menyerahkan kewajibannya (hutangnya) kepada Pihak penjamin (kafiil/guarantor);
dan
b) menyatakan secara tertulis bahwa Pihak yang dijamin (makfuul anhu/ashiil/
debitur) menerima jaminan dari Pihak penjamin (kafiil/guarantor) (pernyataan
qabul).
c. Bentuk penjaminan dalam Kafalah

Penjaminan dalam Kafalah dapat berupa jaminan kebendaan dan atau jaminan umum,
seperti jaminan perusahaan (corporate guarantee) dan jaminan pribadi (personal guarantee).

d. Persyaratan obyek Kafalah (makfuul bihi)


Obyek Kafalah adalah kewajiban (piutang) Pihak yang dijamin (makfuul anhu/ashiil/
debitur) kepada Pihak lain (makfuul lahu/kreditur) yang memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
1) kewajiban dimaksud dapat berupa kewajiban pembayaran sejumlah uang, penyerahan
barang, dan atau pelaksanaan pekerjaan;
2) kewajiban dimaksud harus jelas nilai, jumlah, dan spesifikasinya;
3) kewajiban dimaksud bukan merupakan kewajiban yang timbul dari hal-hal yang
bertentangan dengan syariah Islam; dan
4) harus merupakan piutang mengikat (lazim) yang tidak mungkin hapus kecuali setelah
dibayar atau dibebaskan.

e. Ketentuan lain yang dapat diatur dalam Kafalah


Selain wajib memenuhi ketentuan pada angka 3 Peraturan ini, dalam Kafalah dapat
disepakati antara lain hal-hal sebagai berikut:
1) para Pihak dapat menetapkan besarnya imbalan (fee) atas penjaminan yang dilakukan
oleh Pihak penjamin (kafiil/guarantor). Dalam hal para Pihak menyepakati adanya
imbalan (fee) sebagaimana tersebut di atas, maka Kafalah tersebut bersifat mengikat
dan tidak dapat dibatalkan secara sepihak;
2) penunjukan Pihak lain untuk menyelesaikan perselisihan antara para Pihak dalam
Kafalah; dan atau
3) jangka waktu penjaminan dalam Kafalah.

Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah

23

LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor
: Kep-131/BL/2006
Tanggal
: 23 Nopember 2006
4. Mudharabah wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. Persyaratan Pihak yang dapat menjadi shahib al-mal dan mudharib

Pihak yang dapat menjadi shahib al-mal dan mudharib wajib memiliki kecakapan dan
kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum baik menurut syariah Islam maupun
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b. Hak dan kewajiban shahib al-mal dan mudharib


1) Hak dan kewajiban shahib al-mal adalah:
a) menerima bagian laba tertentu sesuai yang disepakati dalam Mudharabah;
b) meminta jaminan dari mudharib atau pihak ketiga yang dapat digunakan apabila
mudharib melakukan pelanggaran atas akad Mudharabah. Jaminan tersebut
dapat berupa jaminan kebendaan dan atau jaminan umum, seperti jaminan
perusahaan (corporate guarantee) dan jaminan pribadi (personal guarantee);
c) mengawasi pelaksanaan kegiatan usaha yang dilakukan oleh mudharib;
d) menyediakan seluruh modal yang disepakati;
e) menanggung seluruh kerugian usaha yang tidak diakibatkan oleh kelalaian,
kesengajaan dan atau pelanggaran mudharib atas Mudharabah; dan
f) menyatakan secara tertulis bahwa shahib al-mal menyerahkan modal kepada
mudharib untuk dikelola oleh Mudharib sesuai dengan kesepakatan (pernyataan
ijab).
2) Hak dan kewajiban mudharib adalah:
a) menerima bagian laba tertentu sesuai yang disepakati dalam Mudharabah;
b) mengelola kegiatan usaha untuk tercapainya tujuan Mudharabah tanpa campur
tangan shahib al-mal.
c) mengelola modal yang telah diterima dari shahib al-mal sesuai dengan kesepakatan,
dan memperhatikan syariah Islam serta kebiasaan yang berlaku;
d) menanggung seluruh kerugian usaha yang diakibatkan oleh kelalaian, kesengajaan
dan atau pelanggaran mudharib atas Mudharabah; dan
e) menyatakan secara tertulis bahwa mudharib telah menerima modal dari shahib
al-mal dan berjanji untuk mengelola modal tersebut sesuai dengan kesepakatan
(pernyataan qabul).

24

Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah

LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor
: Kep-131/BL/2006
Tanggal
: 23 Nopember 2006
c. Persyaratan modal yang dapat dikelola dalam Mudharabah

Modal yang dapat dikelola dalam Mudharabah wajib memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
1) berupa sejumlah uang dan atau aset, baik berupa benda berwujud maupun tidak
berwujud, yang dapat dinilai dengan uang;
2) jika modal yang diberikan dalam bentuk selain uang, maka nilai benda tersebut
harus disepakati pada waktu akad;
3) tidak berupa piutang atau tagihan, baik tagihan kepada mudharib maupun kepada
Pihak lain; dan
4) dapat diserahkan kepada mudharib dengan cara seluruh atau sebagian pada waktu
dan tempat yang telah disepakati.

d. Persyaratan kegiatan usaha dalam Mudharabah


Kegiatan usaha yang dapat dijalankan dalam Mudharabah wajib memenuhi ketentuan
sebagai berikut:
1) tidak bertentangan dengan ketentuan angka 2 huruf a Peraturan Nomor IX.A.13
tentang Penerbitan Efek Syariah; dan
2) dilarang dikaitkan (muallaq) dengan sebuah kejadian di masa yang akan datang yang
belum tentu terjadi.

e. Pembagian keuntungan dalam Mudharabah


Pembagian keuntungan dalam Mudharabah wajib memenuhi ketentuan sebagai


berikut:
1) keuntungan Mudharabah adalah selisih lebih dari kekayaan Mudharabah dikurangi
dengan modal Mudharabah dan kewajiban kepada Pihak lain yang terkait dengan
kegiatan Mudharabah;
2) keuntungan Mudharabah merupakan hak shahib al-mal dan mudharib dengan
besarnya bagian sesuai dengan kesepakatan; dan
3) besarnya bagian keutungan masing-masing pihak wajib dituangkan secara tertulis
dalam bentuk persentase (nisbah).

Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah

25

LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor
: Kep-131/BL/2006
Tanggal
: 23 Nopember 2006
f. Ketentuan lain yang dapat diatur dalam Mudharabah

Selain wajib memenuhi ketentuan pada angka 4 Peraturan ini, dalam Mudharabah dapat
disepakati antara lain hal-hal sebagai berikut:
1) jangka waktu tertentu untuk masa berlakunya Mudharabah;
2) Mudharib menyediakan biaya operasional sesuai kesepakatan dalam Mudharabah;
dan atau
3) penunjukan Pihak lain untuk menyelesaikan perselisihan antara Shahib al-mal dengan
Mudharib.

5. Wakalah wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut:


a. Persyaratan Pihak yang dapat menjadi pemberi kuasa (muwakkil) dan yang penerima
kuasa (wakil)

Pihak yang memberi kuasa (muwakkil) dan Pihak yang menerima kuasa (wakil) wajib
memiliki kecakapan dan kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum baik menurut
syariah Islam maupun peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b. Kewajiban Pihak yang memberi kuasa (muwakkil) dan Pihak yang menerima kuasa (wakil)
dalam Wakalah
1) kewajiban Pihak yang memberi kuasa (muwakkil) adalah sebagai berikut:
a) memiliki kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum terhadap hal-hal
yang boleh dikuasakan; dan
b) menyatakan secara tertulis bahwa Pihak yang memberi kuasa (muwakkil)
memberikan kuasa kepada Pihak penerima kuasa (wakil) untuk melakukan
perbuatan hukum tertentu (pernyataan ijab).
2) kewajiban Pihak yang menerima kuasa (wakil) adalah sebagai berikut:
a) memiliki kemampuan untuk melaksanakan perbuatan hukum yang dikuasakan
kepadanya;
b) melaksanakan perbuatan hukum yang dikuasakan kepadanya serta dilarang
memberi kuasa kepada Pihak lain kecuali atas persetujuan Pihak yang memberi
kuasa (muwakkil); dan
c) menyatakan secara tertulis bahwa Pihak yang menerima kuasa (wakil) menerima
kuasa dari Pihak yang memberi kuasa (muwakkil) untuk melakukan perbuatan
hukum tertentu (pernyataan qabul).

26

Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah

LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor
: Kep-131/BL/2006
Tanggal
: 23 Nopember 2006
d) persyaratan obyek Wakalah

Obyek Wakalah adalah perbuatan hukum yang memenuhi syarat sebagai


berikut:
(1) diketahui dengan jelas jenis perbuatan hukum yang dikuasakan serta cara
melaksanakan perbuatan hukum yang dikuasakan tersebut;
(2) tidak bertentangan dengan syariah Islam; dan
(3) dapat dikuasakan menurut syariah Islam.

c. Ketentuan lain yang dapat diatur dalam Wakalah


Selain wajib memenuhi ketentuan pada angka 5 Peraturan ini, dalam Wakalah dapat
disepakati antara lain hal-hal sebagai berikut:
1) para Pihak dapat menetapkan besarnya imbalan (fee) atas pelaksanaan perbuatan
hukum yang dikuasakan. Dalam hal para Pihak menyepakati adanya imbalan
(fee), maka Wakalah tersebut bersifat mengikat dan tidak dapat dibatalkan secara
sepihak;
2) penunjukan Pihak lain untuk menyelesaikan perselisihan antara para Pihak dalam
Kafalah; dan atau
3) jangka waktu pemberian kuasa.

Ditetapkan di
Pada tanggal

: Jakarta
: 23 Nopember 2006

Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan


Lembaga Keuangan
ttd.
A. Fuad Rahmany
NIP. 060063058
Salinan sesuai dengan aslinya
Pjs. Sekretaris Badan

ttd

Robinson Simbolon
NIP 060047831
Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah

27

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN
SALINAN
KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL
DAN LEMBAGA KEUANGAN
NOMOR: KEP-180/BL/2009
TENTANG
KRITERIA DAN PENERBITAN DAFTAR EFEK SYARIAH
KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL
DAN LEMBAGA KEUANGAN,
Menimbang

: bahwa dalam rangka meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam penerbitan


Daftar Efek Syariah, dipandang perlu untuk menyempurnakan Peraturan
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor II.K.1 tentang
Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah, lampiran Keputusan Ketua
Bapepam dan LK Nomor: Kep-314/BL/2007 tanggal 31 Agustus 2007,
dengan menetapkan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan yang baru;

Mengingat

: 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran


Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3608);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan


Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor
86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617) sebagaimana diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2004 (Lembaran Negara
Tahun 2004 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4372);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara


Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995
Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3618);

4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 45/M Tahun 2006;

Memperhatikan : Surat Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) Nomor:


B-194/DSN-MUI/VI/2009 tanggal 25 Juni 2009 perihal Pernyataan DSNMUI Atas Peraturan Bapepam dan LK;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan

28

: KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN


LEMBAGA KEUANGAN TENTANG KRITERIA DAN PENERBITAN
DAFTAR EFEK SYARIAH.

Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN
Pasal 1
Ketentuan mengenai Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah diatur
dalam Peraturan Nomor II.K.1 sebagaimana dimuat dalam Lampiran
Keputusan ini.
Pasal 2
Dengan berlakunya Keputusan ini, maka Keputusan Ketua Bapepam
dan LK Nomor: KEP- 314/BL/2007 tanggal 31 Agustus 2007 tentang
Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah dicabut dan dinyatakan
tidak berlaku.
Pasal 3
Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal 30 Juni 2009.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 30 Juni 2009
Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan
ttd.
A. Fuad Rahmany
NIP 060063058
Salinan sesuai dengan aslinya
Kepala Bagian Umum
ttd.
Prasetyo Wahyu Adi Suryo
NIP 060076008

Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah

29

LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor
: Kep-180/BL/2006
Tanggal
: 30 Juni 2009
PERATURAN NOMOR II.K.1: KRITERIA
SYARIAH

DAN

PENERBITAN

DAFTAR

EFEK

1. DAFTAR EFEK SYARIAH


a. Daftar Efek Syariah adalah kumpulan Efek yang tidak bertentangan dengan Prinsipprinsip Syariah di Pasar Modal, yang ditetapkan oleh Bapepam dan LK atau Pihak yang
disetujui Bapepam dan LK.
b. Efek yang dapat dimuat dalam Daftar Efek Syariah yang ditetapkan oleh Bapepam dan
LK meliputi:
1) Surat berharga syariah yang diterbitkan oleh Negara Republik Indonesia;
2) Efek yang diterbitkan oleh Emiten atau Perusahaan Publik yang menyatakan bahwa
kegiatan usaha serta cara pengelolaan usahanya dilakukan berdasarkan prinsip
syariah sebagaimana tertuang dalam anggaran dasar;
3) Sukuk yang diterbitkan oleh Emiten termasuk Obligasi Syariah yang telah diterbitkan
oleh Emiten sebelum ditetapkannya Peraturan ini;
4) Saham Reksa Dana Syariah;
5) Unit Penyertaan Kontrak Investasi Kolektif Reksa Dana Syariah;
6) Efek Beragun Aset Syariah;
7) Efek berupa saham, termasuk Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) syariah
dan Waran syariah, yang diterbitkan oleh Emiten atau Perusahaan Publik yang
tidak menyatakan bahwa kegiatan usaha serta cara pengelolaan usahanya dilakukan
berdasarkan prinsip syariah, sepanjang Emiten atau Perusahaan Publik tersebut:
a) tidak melakukan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf b
Peraturan Nomor IX.A.13;
b) memenuhi rasio-rasio keuangan sebagai berikut:
(1) total utang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total ekuitas tidak
lebih dari 82% (delapan puluh dua per seratus);
(2) total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya dibandingkan
dengan total pendapatan usaha (revenue) dan pendapatan lain-lain tidak
lebih dari 10% (sepuluh per seratus);

30

Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah

LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor
: Kep-180/BL/2006
Tanggal
: 30 Juni 2009
8) Efek Syariah yang memenuhi Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal yang diterbitkan
oleh lembaga internasional di mana Pemerintah Indonesia menjadi salah satu
anggotanya; dan
9) Efek Syariah lainnya.
c. Efek yang dapat dimuat dalam Daftar Efek Syariah yang diterbitkan oleh Pihak yang telah
disetujui Bapepam dan LK meliputi:
1) Saham dan/atau Sukuk yang memenuhi Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal yang
diperdagangkan di Bursa Efek di luar negeri; dan
2) surat berharga komersial syariah (sharia commercial paper) yang memenuhi Prinsipprinsip Syariah di Pasar Modal dan sudah mendapat peringkat dari perusahaan
pemeringkat Efek.
d. Pihak yang disetujui Bapepam dan LK sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dapat
menerbitkan Daftar Efek Syariah sepanjang Efek yang dimuat dalam Daftar Efek Syariah
tersebut disusun dengan menggunakan kriteria sebagaimana dimaksud dalam huruf b
butir 7) poin a) dan poin b), untuk Efek berupa saham.
2. PIHAK YANG DISETUJUI BAPEPAM DAN LK SEBAGAI PENERBIT DAFTAR EFEK
SYARIAH
a. Untuk menjadi Pihak sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf d, maka Pihak
dimaksud wajib:
1) Memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a) berbentuk badan hukum yang berkedudukan di Indonesia;
b) memiliki sumber daya manusia yang berkompeten di bidang syariah yang berasal
dari dalam perusahaan atau dari luar perusahaan;
c) memiliki standar prosedur operasi penyusunan Daftar Efek Syariah yang paling
kurang meliputi:
(1) prosedur pengumpulan data termasuk mekanisme permintaan informasi
tambahan;
(2) prosedur penelaahan, baik periodik maupun insidentil;
(3) tujuan penerbitan Daftar Efek Syariah;
(4) prosedur pemantauan Daftar Efek Syariah; dan
(5) prosedur perubahan Daftar Efek Syariah.

Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah

31

LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor
: Kep-180/BL/2006
Tanggal
: 30 Juni 2009
d) bersedia menjalani review yang dilakukan oleh Bapepam dan LK; dan
2) Mengajukan permohonan kepada Bapepam dan LK dan telah mendapat persetujuan
Bapepam dan LK.
b. Permohonan sebagaimana dimaksud dalam huruf a butir 2) diajukan dalam rangkap 2
(dua) dengan menggunakan Formulir II.K.1-1 lampiran 1 Peraturan ini dan wajib disertai
dengan dokumen-dokumen sebagai berikut:
1) dokumen yang menyangkut pemohon:
a) fotokopi akta pendirian beserta akta perubahannya;
b) fotokopi dokumen Nomor Pokok Wajib Pajak atas nama pemohon;
c) daftar sumber daya manusia yang berkompeten di bidang syariah beserta daftar
riwayat hidupnya;
d) dalam hal sumber daya manusia yang berkompeten di bidang syariah berasal dari
luar pemohon, maka wajib dilengkapi dengan surat penunjukan dari direksi
pemohon;
e) fotokopi dokumen standar prosedur operasi penyusunan Daftar Efek Syariah;
dan
f) surat pernyataan direksi yang menyatakan bahwa pemohon bersedia menjalani
review Bapepam dan LK.
2) dokumen yang menyangkut prosedur dan tata cara penetapan Efek yang masuk
dalam Daftar Efek Syariah:
a) nama dan jenis Efek yang akan dimuat dalam Daftar Efek Syariah; dan
b) dokumen kertas kerja penelaahan Efek yang dimuat dalam Daftar Efek Syariah
yang wajib memuat kriteria yang digunakan dalam penelaahan termasuk tetapi
tidak terbatas pada akad dan skema atau struktur masing-masing Sukuk atau
Efek Syariah lainnya yang dimasukkan dalam Daftar Efek Syariah.
c. Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud dalam huruf a poin 2) tidak memenuhi
syarat, maka Bapepam dan LK memberikan surat pemberitahuan kepada pemohon yang
menyatakan bahwa:
1) permohonan tidak lengkap dengan menggunakan Formulir Nomor II.K.1-2 lampiran
2 Peraturan ini; atau
2) permohonan ditolak dengan menggunakan Formulir Nomor II.K.1-3 lampiran 3
Peraturan ini;

32

Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah

LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor
: Kep-180/BL/2006
Tanggal
: 30 Juni 2009
d. Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud dalam huruf a poin 2) memenuhi
syarat, maka Bapepam dan LK memberikan surat persetujuan kepada pemohon dengan
menggunakan Formulir Nomor II.K.1-4 lampiran 4 Peraturan ini.
e. Bapepam dan LK dapat meminta tambahan dokumen dan/atau informasi berkaitan
dengan permohonan sebagaimana dimaksud dalam huruf a poin 2).
f. Setiap Pihak sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf d dapat mengumumkan Daftar
Efek Syariah yang diterbitkan atau menggunakannya secara terbatas untuk kepentingan
Pihak tertentu.
g. Dalam hal Pihak sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf d mengumumkan
Daftar Efek Syariah kepada masyarakat, maka Pihak tersebut wajib melaporkan kepada
Bapepam dan LK serta wajib mengumumkan setiap perubahan Daftar Efek Syariah yang
diterbitkannya dalam paling sedikit satu surat kabar harian berbahasa Indonesia yang
berperedaran nasional paling lambat akhir hari kerja ke-2 (kedua) setelah terjadinya
perubahan Daftar Efek Syariah dimaksud.
h. Dalam hal Pihak sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf d menerbitkan Daftar
Efek Syariah secara terbatas untuk kepentingan Pihak tertentu, maka penerbit Daftar
Efek Syariah wajib melaporkan kepada Bapepam dan LK dan memberitahukan kepada
Pihak tertentu tersebut atas setiap perubahan Daftar Efek Syariah yang diterbitkan pada
hari yang sama dengan terjadinya perubahan tersebut.
i. Setiap Pihak sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf d wajib melaporkan Daftar
Efek Syariah yang diterbitkannya kepada Bapepam dan LK setelah pelaporan terakhir
sebagaimana dimaksud dalam huruf b atau huruf c per tanggal 31 Mei dan 30 Nopember
dan disampaikan paling lambat setiap tanggal 5 bulan berikutnya.
j. Pihak sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf d wajib menyimpan seluruh dokumen
yang terkait dengan Efek dalam Daftar Efek Syariah yang diterbitkannya untuk jangka
waktu sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan tentang dokumen
perusahaan.
3. KETENTUAN PENUTUP
a. Setiap Pihak yang menerbitkan indeks Efek Syariah atau menyusun daftar portofolio
investasi Efek Syariah wajib menggunakan Daftar Efek Syariah yang disusun sesuai
dengan ketentuan Peraturan ini.
b. Bapepam dan LK berwenang:
1) mencabut persetujuan yang telah diberikan kepada Pihak sebagaimana dimaksud
dalam angka 1 huruf d, jika dikemudian hari ditemukan pelanggaran; dan/atau

Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah

33

LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor
: Kep-180/BL/2006
Tanggal
: 30 Juni 2009
2) memerintahkan kepada Pihak sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf d
untuk mengeluarkan Efek yang tidak memenuhi kriteria sebagaimana dimaksud
dalam angka 1 huruf b butir 7) poin a) dan poin b) dari Daftar Efek Syariah yang
diterbitkannya.
c. Dengan tidak mengurangi ketentuan pidana di bidang Pasar Modal, Bapepam dan
LK berwenang mengenakan sanksi terhadap setiap Pihak yang melanggar ketentuan
peraturan ini atau Pihak yang menyebabkan terjadinya pelanggaran ketentuan peraturan
ini.

Ditetapkan di
Pada tanggal

: Jakarta pada
: 30 Juni 2009

Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan


Lembaga Keuangan
ttd.
A. Fuad Rahmany
NIP 060063058
Salinan sesuai dengan aslinya
Kepala Bagian Umum
ttd.
Prasetyo Wahyu Adi Suryo
NIP 060076008

34

Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN
FORMULIR NOMOR: II.K.1-1

LAMPIRAN: 1
Peraturan Nomor: II.K.1

Nomor
:
Lampiran
:
Perihal
: Permohonan Persetujuan sebagai
Pihak Penerbit Daftar Efek Syariah

Jakarta, ....................20...

Yth.


Ketua Badan Pengawas Pasar Modal


dan Lembaga Keuangan
di
...............................

Dengan ini kami mengajukan permohonan persetujuan sebagai Pihak Penerbit Daftar
Efek Syariah. Untuk bahan pertimbangan, bersama ini kami sampaikan data sebagai berikut :
1. Nama pemohon

: .......................................................................................

2. Alamat pemohon

: .......................................................................................

.......................................................................................

(Nama Jalan & Nomor)

: .......................................................................................

(Kota & Kode Pos)

3. Nomor Telepon, Faksimile,


dan Email

: .......................................................................................

4.


Nomor dan tanggal


pengesahan Anggaran Dasar oleh
Departemen Hukum
Dan Hak Asasi Manusia

: .......................................................................................

5. Nomor Pokok Wajib Pajak

: .......................................................................................

Melengkapi permohonan ini, kami lampirkan dokumen-dokumen sebagai berikut:


1. Fotokopi akta pendirian beserta akta perubahannya;
2. Fotokopi dokumen Nomor Pokok Wajib Pajak atas nama pemohon;
3. Daftar sumber daya manusia yang berkompeten di bidang syariah beserta daftar riwayat
hidupnya;

Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah

35

4. Surat penunjukan dari direksi pemohon kepada sumber daya manusia yang berkompeten di
bidang syariah;*)
5. Fotokopi dokumen standar prosedur operasi penyusunan Daftar Efek Syariah;
6. Surat pernyataan direksi yang menyatakan bahwa pemohon bersedia menjalani review
Bapepam dan LK
7. Nama dan jenis Efek yang akan dimuat dalam Daftar Efek Syariah; dan
8. Dokumen kertas kerja penelaahan Efek yang dimuat dalam Daftar Efek Syariah yang memuat
kriteria yang digunakan dalam penelaahan termasuk tetapi tidak terbatas pada akad dan
skema atau struktur masing-masing Sukuk atau Efek Syariah lainnya yang dimasukkan dalam
Daftar Efek Syariah

Demikianlah permohonan ini kami ajukan dan atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Pemohon,
materai

(Nama Lengkap )
*) Jika sumber daya manusia yang berkompeten
berasal dari luar perusahaan pemohon

36

Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

FORMULIR NOMOR: II.K.1-2


Nomor
Lampiran
Perihal

LAMPIRAN: 2
Peraturan Nomor: II.K.1

: .../BL/20...
Jakarta, .......................20...
:
: Perubahan dan atau tambahan informasi atas
Permohonan Persetujuan sebagai Pihak Penerbit
Daftar Efek Syariah

Kepada
Yth.....................................
di..................................
Setelah diadakan penelaahan atas dokumen yang Saudara sampaikan melalui surat
Nomor ......................... tanggal ......................... perihal ........................., maka Saudara diminta
untuk menyampaikan perubahan dan atau tambahan informasi yang bersangkutan kepada
Bapepam dan LK sebagai berikut:
1. Perubahan yang perlu dilaksanakan adalah:

..............................................................................................................................................

2. Tambahan informasi yang wajib disampaikan adalah:


..............................................................................................................................................

Sebelum hal tersebut di atas dipenuhi, permohonan Saudara untuk memperoleh


persetujuan belum dapat dipertimbangkan.
Demikian agar Saudara maklum.
Badan Pengawas Pasar Modal
dan Lembaga Keuangan
Ketua,
...
NIP..........................
Tembusan Kepada Yth :
1. Sekretaris Bapepam dan LK;
2. Kepala Biro Pengelolaan Investasi, Bapepam dan LK; dan
3. Kepala Biro Standar Akuntansi dan Keterbukaan, Bapepam dan LK.

Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah

37

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

FORMULIR NOMOR: II.K.1-3


LAMPIRAN: 3
Peraturan Nomor: II.K.1

Nomor
: ../BL/20...
Jakarta, ...................20...
Lampiran
:
Perihal
: Penolakan Atas Permohonan
Persetujuan sebagai Pihak Penerbit Daftar Efek Syariah

Kepada
Yth ............................
di.........................
Setelah diadakan penelaahan atas dokumen yang Saudara sampaikan melalui surat
Nomor ......................... tanggal ......................... perihal ........................., maka dengan ini
diputuskan bahwa permohonan Saudara ditolak dengan pertimbangan sebagai berikut:
1. ..............................................................................................................................................
2. ..............................................................................................................................................
3. ..............................................................................................................................................

Demikian agar Saudara maklum.

Badan Pengawas Pasar Modal


dan Lembaga Keuangan
Ketua,
...
NIP .........................
Tembusan Kepada Yth :
1. Sekretaris Bapepam dan LK;
2. Kepala Biro Pengelolaan Investasi, Bapepam dan LK; dan
3. Kepala Biro Standar Akuntansi dan Keterbukaan, Bapepam dan LK.

38

Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

FORMULIR NOMOR: II.K.1-4


LAMPIRAN: 4
Peraturan Nomor: II.K.1

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN
KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL
DAN LEMBAGA KEUANGAN
NOMOR : KEP- .../BL/20..
TENTANG
PERSETUJUAN SEBAGAI PIHAK PENERBIT DAFTAR EFEK SYARIAH
KEPADA PT ...........................................................................
(NPWP : ............................)
KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL
DAN LEMBAGA KEUANGAN

Membaca

: Surat permohonan memperoleh persetujuan sebagai Pihak Penerbit


Daftar Efek Syariah Nomor . tanggal ..
serta tambahan kelengkapan dokumen terakhir yang telah disampaikan
dengan surat Nomor tanggal ..

Menimbang

: bahwa
permohonan
Saudara
telah
memenuhi
persyaratan
dan atas dasar itu dapat dipertimbangkan untuk diberikan
persetujuan sebagai Pihak Penerbit Daftar Efek Syariah.

Memperhatikan : 1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor ;


2. Peraturan
Nomor
IX.A.13
Lampiran
Keputusan
Ketua
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
Nomor: Kep-...../BL/20... tanggal tentang Penerbitan Efek
Syariah;
3. Peraturan Nomor II.K.1 Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas
Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: Kep-.../BL/20.... tanggal
....... tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah.

Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah

39

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN
MEMUTUSKAN:
Menetapkan

: KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN


LEMBAGA KEUANGAN TENTANG PEMBERIAN PERSETUJUAN
SEBAGAI PIHAK PENERBIT DAFTAR EFEK SYARIAH KEPADA
PT..
Pasal 1
Memberikan persetujuan sebagai Pihak Penerbit Daftar Efek Syariah kepada
PT ..... dengan alamat kantor pusat .
Pasal 2
Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Pasal 3
Apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini,
dapat diadakan perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal :
Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan

NIP. .......

Tembusan Keputusan ini disampaikan kepada:


1. Sekretaris Bapepam dan LK;
2. Kepala Biro Pengelolaan Investasi, Bapepam dan LK;
3. Kepala Biro Standar Akuntansi dan Keterbukaan, Bapepam dan LK;
4. Asosiasi Manajer Investasi (AMI);
5. Asosiasi Bank Kustodian Indonesia (ABKI); dan
6. Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia (APRDI).

40

Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah

Kumpulan Fatwa

Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia


TERKAIT PASAR MODAL SYARIAH

Halaman ini sengaja dikosongkan

FATWA
DEWAN SYARIAH NASIONAL
NO: 07/DSN-MUI/IV/2000
Tentang
PEMBIAYAAN MUDHARABAH (QIRADH)

Dewan Syariah Nasional, setelah:


Menimbang

: a. bahwa dalam rangka mengembangkan dan meningkatkan dana lembaga


keuangan syariah (LKS), pihak LKS dapat menyalurkan dananya kepada
pihak lain dengan cara mudharabah, yaitu akad kerjasama suatu usaha
antara dua pihak di mana pihak pertama (malik, shahib al-mal, LKS)
menyediakan seluruh modal, sedang pihak kedua (amil, mudharib,
nasabah) bertindak selaku pengelola, dan keuntungan usaha dibagi di
antara mereka sesuai kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak;

dilakukan
sesuai
dengan syariah Islam,
b. bahwa agar cara tersebut

DSN memandang perlu menetapkan fatwa tentang mudharabah untuk


dijadikan pedoman: oleh LKS. 1.
Mengingat
Firman Allah QS. al-

Mengingat
:
1.
Firman Allah QS. al: 1. Firman
Nisa
[4]: Allah
29: QS. al-Nisa [4]: 29:
Nisa [4]: 29:

...


...

Hai orang yang beriman! Janganlah kalian saling memakan (mengambil)


Mengingat

2.
2.2.

harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
berlaku dengan sukarela di antaramu.

Firman Allah QS. al-Maidah [5]: 1:


[5]: 1:

QS.[5]:
al-Maidah
FirmanFirman
Allah QS.Allah
al-Maidah
1:

Hai orang yang beriman! Penuhilah akad-akad itu.

3.
3.

4.

Firman Allah QS. al-Baqarah [2]: 283:


Firman Allah QS. al-Baqarah [2]: 283:
...
..
... Kumpulan
Fatwa
DSN-MUI
Terkait
Pasar
Modal
Syariah

43
..
Hadis Nabi riwayat Thabrani:

Mengingat
:
1. Firman
1:Allah
...
QS.
al
2.
Firman Allah
QS.
al-Maidah
[5]:

Nisa [4]: 29:



Mengingat
: 1.
Firman
Allah
QS.
al
3.
Firman
Allah
QS.
al-Baqarah
[2]:
283:
Nisa
29:
Firman
Allah QS.
[5]: 1: ...
3. 2.
Firman[4]:
Allah
QS. al-Baqarah
[2]: al-Maidah
283:
3. ...
Firman
Allah

[2]:
283:
QS.
al-Baqarah


..

... yang

Maka, jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, hendaklah


2.
Firman
Allah
QS.
al-Maidah
[5]:
1:
...

..
dipercayai itu menunaikan amanatnya dan hendaklah ia bertakwa kepada
4.
Hadis Nabi riwayat Thabrani:
Allah Tuhannya.
3.
Firman Allah QS. al-Baqarah
[2]:
283:

2.
Allah
4.
Hadis
riwayat
4. Nabi
Hadis
Firman
Nabi
Thabrani:
riwayat
QS.
al-Maidah
Thabrani:
[5]:

5.

6.

7.

1:



..
...


Firman

al-Baqarah



[2]:

3.
Allah
QS.
283:
.(



)
4.
Nabi
Hadis


riwayat


Thabrani:

...
..
.(
al-Baqarah
[2]:

3.
Firman Allah
QS.
283: )



Abdul Muthallib jika menyerahkan harta sebagai mudharabah, ia
5.
Abbas
bin
Hadis
Nabi
riwayat
Ibnu
Majah
dari
Shuhaib:

mensyaratkan
tidak
4.
...Hadis
kepada
Nabi
mudharib-nya
riwayat
agar
Thabrani:

mengarungi
lautan

dan
tidak
..
menuruni
lembah,


tidak
membeli


hewan
ternak.

persyaratan
itu

serta
Jika
5.
Hadis
Nabi
riwayat
Ibnu
Majah
dari
Shuhaib:
: .(

:




ia(mudharib)
harus
menanggung

resikonya.


persyaratan
) yang

dilanggar,
Ketika
( Abbas
itu
didengar
) Rasulullah,
beliau

(HR.

ditetapkan
Hadis
:
riwayat
:

4.
Thabrani:


Nabi

membenarkannya.

Thabrani
dari
Ibnu
Abbas).
(

riwayat
Ibnu
.(

Ibnu

Majah


dari


)
5.
Hadis NabiHadis
Majah
dari
Shuhaib:
6.
Nabi
riwayat
Tirmizi
dari
AmrShuhaib:
bin Auf:

6.
Hadis

Amr
bin

Nabi

:
Tirmizi
dari
Auf:

riwayat

.
)

)

.(

(5.

Hadis
Nabi
riwayat
Ibnu

Majah
dari
Shuhaib:

mengandung
berkah:

tidak

secara

Nabi bersabda, Ada tiga.hal


yang
jualbeli
muqaradhah
: (mudharabah),
:dan
mencampur
gandum

dengan
jewawut

tunai,
7.
Hadis Nabi:
6.(
Nabi
Amr

tangga,
riwayat
) bukan
Tirmizi
dijual.
dari
(HR.
dari

Ibnu

bin
Majah
Auf:
dari

5.
Hadis
Nabi
riwayat
Ibnu
Majah
Shuhaib:
untuk keperluan
rumah
untuk

7. Hadis
Shuhaib).
Nabi:


:
.

:


Amr

Hadis
Nabi
riwayat Nabi
Tirmizidari
bin Auf:
6.
Tirmizi
Auf:
( Hadis
riwayat
)
dari
Amr

bin


(



7.
Hadis Nabi:
.riwayat
Tirmizi
dari
Amr
bin
Auf:


10.
Kaidah
fiqh:
6.
Hadis
Nabi

muslimin
) kecuali
perdamaian

Perdamaian
dapat
dilakukan
di
antara
kaum
10.
fiqh:
yang
mengharamkan
Kaidah
.yang
yang
(

dan
kaum
halal
atau
menghalalkan

haram;

7.
Hadis
Nabi:
.

muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan


.

yang halal atau menghalalkan yang haram.


(
Hadis Nabi:Kaidah fiqh:
10.
7.
Hadis Nabi:



)
. (



10.
Kaidah fiqh:

Tidak boleh membahayakan diri sendiri maupun orang lain


(HR, Ibnu Majah, Daraquthni, dan yang lain dari Abu Said al-Khudri).

44

Firman


Mengingat . : 1.
10.
Kaidah
fiqh:
Allah
QS. Shad [38]: 24:
Mengingat
1.
Firman
:
Kumpulan FatwaAllah
DSN-MUI
Terkait
Pasar
Modal24:
QS.
Shad
[38]:
Syariah


.

7.

Hadis Nabi:

8. Ijma. Diriwayatkan, sejumlah sahabat menyerahkan (kepada orang,



anak


) tak
ada
seorang

mudharib)
harta
yatim
sebagai mudharabah
dan
(

pun mengingkari mereka. Karenanya, hal itu dipandang sebagai ijma


(Wahbah Zuhaily, al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu, 1989, 4/838).

9. Qiyas. Transaksi mudharabah diqiyaskan kepada transaksi musaqah.

10. fiqh: Kaidah fiqh:


10. Kaidah

.

Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil
yang mengharamkannya.
Memperhatikan : Pendapat peserta Rapat Pleno Dewan Syariah Nasional pada hari Selasa,
tanggal 29 Dzulhijjah 1420 H./4
April
2000

MEMUTUSKAN
Menetapkan

: FATWAMengingat
TENTANG PEMBIAYAAN MUDHARABAH
(QIRADH)
: 1.
Firman

Pertama

Allah
QS. Shad [38]: 24:
: Ketentuan
Pembiayaan:
1. Pembiayaan Mudharabah adalah pembiayaan yang disalurkan oleh LKS



kepada pihak lain untuk suatu usaha yang produktif.

2. Dalam pembiayaan ini LKS sebagai shahibul maal (pemilik dana)


membiayai 100 % kebutuhan suatu proyek (usaha), sedangkan pengusaha
(nasabah) bertindak sebagai mudharib atau pengelola usaha.

2.

Firman Allah QS. al-Maidah [5]: 1:

3. Jangka waktu usaha, tata cara pengembalian dana, dan pembagian


keuntungan ditentukan berdasarkan kesepakatan
belah
pihak
kedua

(LKS dengan pengusaha).


4. Mudharib boleh melakukan berbagai macam usaha yang telah disepakati
bersama dan sesuai dengan syariah; dan LKS tidak ikut serta dalam
managemen perusahaan atau proyek tetapi mempunyai hak untuk
melakukan pembinaan dan pengawasan.
5. Jumlah dana pembiayaan harus dinyatakan dengan jelas dalam bentuk
tunai dan bukan piutang.
6. LKS sebagai penyedia dana menanggung semua kerugian akibat dari
mudharabah kecuali jika mudharib (nasabah) melakukan kesalahan
yang disengaja, lalai, atau menyalahi perjanjian.
7. Pada prinsipnya, dalam pembiayaan mudharabah tidak ada jaminan,
namun agar mudharib tidak melakukan penyimpangan, LKS dapat
meminta jaminan dari mudharib atau pihak ketiga. Jaminan ini hanya
dapat dicairkan apabila mudharib terbukti melakukan pelanggaran
terhadap hal-hal yang telah disepakati bersama dalam akad.

Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah

45

8. Kriteria pengusaha, prosedur pembiayaan, dan mekanisme pembagian


keuntungan diatur oleh LKS dengan memperhatikan fatwa DSN.
9. Biaya operasional dibebankan kepada mudharib.
10. Dalam hal penyandang dana (LKS) tidak melakukan kewajiban atau
melakukan pelanggaran terhadap kesepakatan, mudharib berhak
mendapat ganti rugi atau biaya yang telah dikeluarkan.
Kedua

: Rukun dan Syarat Pembiayaan:


1. Penyedia dana (sahibul maal) dan pengelola (mudharib) harus cakap
hukum.
2. Pernyataan ijab dan qabul harus dinyatakan oleh para pihak untuk
menunjukkan kehendak mereka dalam mengadakan kontrak (akad),
dengan memperhatikan hal-hal berikut:
a. Penawaran dan penerimaan harus secara eksplisit menunjukkan
tujuan kontrak (akad).
b. Penerimaan dari penawaran dilakukan pada saat kontrak.
c. Akad dituangkan secara tertulis, melalui korespondensi, atau
dengan menggunakan cara-cara komunikasi modern.
3. Modal ialah sejumlah uang dan/atau aset yang diberikan oleh penyedia
dana kepada mudharib untuk tujuan usaha dengan syarat sebagai
berikut:
a. Modal harus diketahui jumlah dan jenisnya.
b. Modal dapat berbentuk uang atau barang yang dinilai. Jika modal
diberikan dalam bentuk aset, maka aset tersebut harus dinilai
pada waktu akad.
c. Modal tidak dapat berbentuk piutang dan harus dibayarkan
kepada mudharib, baik secara bertahap maupun tidak, sesuai
dengan kesepakatan dalam akad.
4. Keuntungan mudharabah adalah jumlah yang didapat sebagai
kelebihan dari modal. Syarat keuntungan berikut ini harus dipenuhi:
a. Harus diperuntukkan bagi kedua pihak dan tidak boleh
disyaratkan hanya untuk satu pihak.
b. Bagian keuntungan proporsional bagi setiap pihak harus diketahui
dan dinyatakan pada waktu kontrak disepakati dan harus dalam
bentuk prosentasi (nisbah) dari keuntungan sesuai kesepakatan.
Perubahan nisbah harus berdasarkan kesepakatan.

46

Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah

c. Penyedia dana menanggung semua kerugian akibat dari


mudharabah, dan pengelola tidak boleh menanggung kerugian
apapun kecuali diakibatkan dari kesalahan disengaja, kelalaian,
atau pelanggaran kesepakatan.
5. Kegiatan usaha oleh pengelola (mudharib), sebagai perimbangan
(muqabil) modal yang disediakan oleh penyedia dana, harus
memperhatikan hal-hal berikut:
a. Kegiatan usaha adalah hak eksklusif mudharib, tanpa campur
tangan penyedia dana, tetapi ia mempunyai hak untuk melakukan
pengawasan.
b. Penyedia dana tidak boleh mempersempit tindakan pengelola
sedemikian rupa yang dapat menghalangi tercapainya tujuan
mudharabah, yaitu keuntungan.
c. Pengelola tidak boleh menyalahi hukum Syariah Islam dalam
tindakannya yang berhubungan dengan mudharabah, dan harus
mematuhi kebiasaan yang berlaku dalam aktifitas itu.
Ketiga

: Beberapa Ketentuan Hukum Pembiayaan:


1. Mudharabah boleh dibatasi pada periode tertentu.
2. Kontrak tidak boleh dikaitkan (muallaq) dengan sebuah kejadian di
masa depan yang belum tentu terjadi.
3. Pada dasarnya, dalam mudharabah tidak ada ganti rugi, karena pada
dasarnya akad ini bersifat amanah (yad al-amanah), kecuali akibat dari
kesalahan disengaja, kelalaian, atau pelanggaran kesepakatan.
4. Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi
perselisihan di antara kedua belah pihak, maka penyelesaiannya
dilakukan melalui Badan Arbitrasi Syariah setelah tidak tercapai
kesepakatan melalui musyawarah.

Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah

47

Ditetapkan di
Tanggal

: Jakarta
: 29 Dzulhijjah 1420 H.
4 April
2000 M

DEWAN SYARIAH NASIONAL


MAJELIS ULAMA INDONESIA
Ketua,

Sekretaris,


Prof. KH. Ali Yafie

48

Drs. H.A. Nazri Adlani

Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah









.( )
5.

Hadis Nabi riwayat Ibnu Majah dari Shuhaib:

: :

( )

FATWA

6.

DEWAN SYARIAH NASIONAL


Hadis Nabi riwayat Tirmizi
NO: 08/DSN-MUI/IV/2000

dari Amr bin Auf:


Tentang



.

PEMBIAYAAN MUSYARAKAH

7.
Hadis Nabi:
)
(
Dewan Syariah Nasional, setelah:
Menimbang

: a. bahwa kebutuhan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan dan


usaha terkadang memerlukan dana dari pihak lain, antara lain melalui
pembiayaanKaidah
musyarakah,
10.
fiqh:yaitu pembiayaan berdasarkan akad kerjasama
antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, di mana
masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan
.dan

akan
ditanggung
bersama
sesuai
dengan


bahwa keuntungan
resiko
kesepakatan;

b. bahwa pembiayaan musyarakah yang memiliki keunggulan dalam


kebersamaan dan keadilan, baik dalam berbagi keuntungan maupun
resiko kerugian, kini telah dilakukan oleh lembaga keuangan syariah

(LKS);
c. bahwa agar cara tersebut dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah
Islam, DSN memandang perlu menetapkan fatwa tentang musyarakah
untuk dijadikan pedoman oleh LKS. :
Mengingat
1.
Firman
Mengingat

[38]:
24:24:
: 1. Allah
Firman QS.
AllahShad
QS. Shad
[38]:



Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang bersyarikat itu sebagian


dari mereka berbuat zalim kepada sebagian lain, kecuali orang yang beriman dan
2.
Allah
QS. sedikitlah
al-Maidah
1:
mengerjakanFirman
amal shaleh;
dan amat
mereka[5]:
ini.


Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah

49

2. Firman Allah QS. al-Maidah [5]: 1:

Hai orang yang beriman! Penuhilah akad-akad itu.

3. Hadis riwayat Abu Daud dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW berkata:

Allah swt. berfirman: Aku adalah pihak ketiga dari dua orang yang bersyarikat
selama salah satu pihak tidak mengkhianati pihak yang lain. Jika salah satu
pihak telah berkhianat, Aku keluar dari mereka. (HR. Abu Daud, yang
dishahihkan oleh al-Hakim, dari Abu Hurairah).

4. Hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari Amr bin Auf:

Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum muslimin kecuali perdamaian


yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram; dan kaum
muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan
yang halal atau menghalalkan yang haram.

5. Taqrir Nabi terhadap kegiatan musyarakah yang dilakukan oleh


masyarakat pada saat itu.
6. Ijma Ulama atas kebolehan musyarakah.
7. Kaidah fiqh:

Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil
yang mengharamkannya.

Memperhatikan : Pendapat peserta Rapat Pleno Dewan Syariah Nasional pada hari Kamis,
tanggal 8 Muharram 1421 H./13 April 2000.
MEMUTUSKAN
Menetapkan

: FATWA TENTANG PEMBIAYAAN MUSYARAKAH

Beberapa Ketentuan:
1. Pernyataan ijab dan qabul harus dinyatakan oleh para pihak untuk
menunjukkan kehendak mereka dalam mengadakan kontrak (akad),
dengan memperhatikan hal-hal berikut:

50

Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah

a. Penawaran dan penerimaan harus secara eksplisit menunjukkan


tujuan kontrak (akad).
b. Penerimaan dari penawaran dilakukan pada saat kontrak.
c. Akad dituangkan secara tertulis, melalui korespondensi, atau dengan
menggunakan cara-cara komunikasi modern.
2. Pihak-pihak yang berkontrak harus cakap hukum, dan memperhatikan
hal-hal berikut:
a. Kompeten dalam
perwakilan.

memberikan

atau

diberikan

kekuasaan

b. Setiap mitra harus menyediakan dana dan pekerjaan, dan setiap


mitra melaksanakan kerja sebagai wakil.
c. Setiap mitra memiliki hak untuk mengatur aset musyarakah dalam
proses bisnis normal.
d. Setiap mitra memberi wewenang kepada mitra yang lain untuk
mengelola aset dan masing-masing dianggap telah diberi wewenang
untuk melakukan aktifitas musyarakah dengan memperhatikan
kepentingan mitranya, tanpa melakukan kelalaian dan kesalahan
yang disengaja.
e. Seorang mitra tidak diizinkan untuk mencairkan
menginvestasikan dana untuk kepentingannya sendiri.

atau

3. Obyek akad (modal, kerja, keuntungan dan kerugian)


a. Modal
1) Modal yang diberikan harus uang tunai, emas, perak atau yang
nilainya sama.

Modal dapat terdiri dari aset perdagangan, seperti barangbarang, properti, dan sebagainya. Jika modal berbentuk aset,
harus terlebih dahulu dinilai dengan tunai dan disepakati oleh
para mitra.

2) Para pihak tidak boleh meminjam, meminjamkan,


menyumbangkan atau menghadiahkan modal musyarakah
kepada pihak lain, kecuali atas dasar kesepakatan.
3) Pada prinsipnya, dalam pembiayaan musyarakah tidak ada
jaminan, namun untuk menghindari terjadinya penyimpangan,
LKS dapat meminta jaminan.

Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah

51

b. Kerja
1) Partisipasi para mitra dalam pekerjaan merupakan dasar
pelaksanaan musyarakah; akan tetapi, kesamaan porsi kerja
bukanlah merupakan syarat. Seorang mitra boleh melaksanakan
kerja lebih banyak dari yang lainnya, dan dalam hal ini ia boleh
menuntut bagian keuntungan tambahan bagi dirinya.
2) Setiap mitra melaksanakan kerja dalam musyarakah atas nama
pribadi dan wakil dari mitranya. Kedudukan masing-masing
dalam organisasi kerja harus dijelaskan dalam kontrak.
c. Keuntungan
1) Keuntungan harus dikuantifikasi dengan jelas untuk
menghindarkan perbedaan dan sengketa pada waktu alokasi
keuntungan atau penghentian musyarakah.
2) Setiap keuntungan mitra harus dibagikan secara proporsional
atas dasar seluruh keuntungan dan tidak ada jumlah yang
ditentukan di awal yang ditetapkan bagi seorang mitra.
3) Seorang mitra boleh mengusulkan bahwa jika keuntungan
melebihi jumlah tertentu, kelebihan atau prosentase itu
diberikan kepadanya.
4) Sistem pembagian keuntungan harus tertuang dengan jelas
dalam akad.
d. Kerugian

Kerugian harus dibagi di antara para mitra secara proporsional


menurut saham masing-masing dalam modal.

4. Biaya Operasional dan Persengketaan


a. Biaya operasional dibebankan pada modal bersama.
b. Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi
perselisihan di antara para pihak, maka penyelesaiannya dilakukan
melalui Badan Arbitrasi Syariah setelah tidak tercapai kesepakatan
melalui musyawarah.

52

Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah


Ditetapkan di

Tanggal

: Jakarta
: 08 Muharram 1421 H.
13 April
2000 M

DEWAN SYARIAH NASIONAL


MAJELIS ULAMA INDONESIA
Ketua,

Sekretaris,


Prof. KH. Ali Yafie

Drs. H.A. Nazri Adlani

Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah

53

FATWA
SYARIAH
3. DEWAN
Hadis
riwayatNASIONAL
Abu Daud dari Abu Hurairah,
NO:
09/DSN-MUI/IV/2000
Rasulullah SAW berkata:
Tentang



:

PEMBIAYAAN IJARAH .


Mengingat
4.

Dewan Syariah
Nasional,
setelah:
Nisa
[4]: 29:
Menimbang

2.

:Hadis Nabi
1. riwayat
Firman
Allah dari
QS. Amr
al- bin Auf:
Tirmidzi

kebutuhan
untuk

suatu
barang


: a.
bahwa
masyarakat
memperoleh
manfaat

.

sering memerlukan pihak lain melalui akad ijarah, yaitu akad pemindahan
...
hak guna (manfaat) atas suatu barang dalam waktu tertentu dengan
pembayaran sewa (ujrah), tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan
barang
itu sendiri;
7.
Kaidah fiqh:
Firman Allah QS. al-Maidah [5]: 1:

b. bahwa kebutuhan masyarakat untuk memperoleh jasa pihak lain guna


melakukan pekerjaan
dengan
akad
ijarah

pembayaran
.tertentu

melalui



upah (ujrah/fee);
c. bahwa kebutuhan akan ijarah kini dapat dilayani oleh lembaga keuangan
3.
Firman(LKS)
Allah
QS. al-Baqarah
syariah
melalui
akad
ijarah;
pembiayaan
[2]:
283:


d. bahwa agar akad tersebut sesuai dengan ajaran Islam, DSN memandang
...
menetapkan
fatwa
tentang
akad
ijarah

untuk
dijadikan
..
perlu
pedoman
oleh
LKS.
Mengingat
:
1.
Firman Allah QS. alMengingat

Zukhruf
[43]:
32:
4. : 1. Firman
Hadis Allah
Nabi
riwayat
Thabrani:
QS.
al-Zukhruf
[43]: 32









.
.( )

5.

Apakah mereka yang membagi-bagikan rahmat Tuhanmu? Kami telah


menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan
Kami
telah Firman
meninggikan
sebagian
mereka
atas sebagian
yang lain beberapa
2.
Allah
QS.
al-Baqarah
[2]: 233:
Hadis agar
Nabisebagian
riwayat
Ibnudapat
Majah
dari Shuhaib:
derajat,
mereka
mempergunakan
sebagian yang lain. Dan
rahmat
Tuhanmu
lebih
baik
dari

apa
yang
mereka
kumpulkan.
...

: :



( ) .


54

Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah

6.

Hadis Nabi riwayat Tirmizi dari Amr bin Auf:

3.

Firman Allah QS. al-Qashash [28]: 26:




..

2.
Firman Allah QS. al-Baqarah [2]: 233: ..
2. 2.
Firman
Allah
QS.
al-Baqarah
[2]:
233:
2. Firman
[2]:
233:
Allah
Firman
QS.
al-Baqarah
Allah

QS.
al-Baqarah
[2]:
233:
...

2.
Firman
Allah

QS.
al-Baqarah

.Allah


...
[2]:233:
233:
2. Firman
QS.
al-Baqarah
[2]:
..



...
...

Dan jika kamu ingin


anakmu
disusukan
oleh
orang
lain,
tidak
dosa
bagimu
.

.
QS.
al-Qashash
[28]:


3.
Firman
Allah
26:

apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertaqwalah

Allah;
dan Allah
ketahuilah
bahwa
Allah Maha[28]:
Melihat
apa yang kamu
3.
Firman
AllahQS.
QS.
al-Qashash
[28]:
26:
3. kepada
Firman
al-Qashash
26:


kerjakan. .

.Firman
QS.


QS.
al-Qashash
26:

3.Firman.
QS.
3. 3.
Allah
Firman

al-Qashash
Allah
Allah
[28]:
al-Qashash
[28]:
[28]:
26:
26:

4.
Hadis
riwayat
Ibn

Umar,

..


Majah
dari
Ibnu
bahwa

Nabi seorang
bersabda:
Salah
dari kedua
wanitaIbn
itu berkata,
Hai
Ambillah
ia
sebagai
4.
Hadis
riwayat
Majahdari
dariayahku!
IbnuUmar,
Umar, bahwa
bahwa
4. orang
Hadis
riwayat
Ibnkarena
Majah
Ibnu
yang
bekerja
(pada
kita),
sesungguhnya
orang
yang
paling
baik
Nabi bersabda:
Nabi
yangbersabda:
kamu ambil untuk bekerja (pada.kita)
adalah
orang
yang
kuat
lagi
dapat


4.dipercaya.Hadis
Hadis riwayat
riwayat Ibn
Ibn Majah
Majah dari
dari Ibnu
Ibnu Umar,
Umar, bahwa
bahwa
4.
.



Nabi
bersabda:
. Umar,
bahwa
Nabi



4. Nabi
Hadisbersabda:
riwayat Ibn Majah dari Ibnu
bersabda:

5.
Hadis riwayat Abd

dari

..ar-Razzaq
Abu

HurairahHadis
dan Abu
SaidAbd
al-Khudri,
Nabidari
s.a.w.
bersabda:
5.
riwayat
ar-Razzaq
Abu
upah pekerja sebelum keringatnya kering.
5. Berikanlah
Hadis
riwayat Abd ar-Razzaq dari Abu
Hurairah dan Abu Said al-Khudri, Nabi s.a.w. bersabda:
5.
Hadis
riwayat
Abd
ar-Razzaq
dari Abu .Nabi
Hurairah
Abu
s.a.w.
dan
bersabda:
Said
al-
Hurairah dan Abu Said
al-Khudri,
Khudri,
Nabi
s.a.w.
bersabda:
5.
Hadis
riwayat
Abd
ar-Razzaq
dari
Abu
5.
Hadis riwayat Abd ar-Razzaq dari Abu
.
Hurairah dan
dan Abu
Abu Said
Said al-Khudri,
al-Khudri,
Nabi
bersabda:
Hurairah
. Nabi
s.a.w.
s.a.w.
bersabda:

6.
Hadis
riwayatpekerja,
Abu Daud
dari Sa`d
Ibn Abi
Barang
siapa
mempekerjakan
beritahukanlah
upahnya.
.
Waqqash,Hadis
ia berkata:
6.
riwayat Abu Daud.dari
Sa`d Ibn Abi

6. Hadis riwayat Abu Daud dari Sa`d Ibn Abi Waqqash, ia berkata:

6. Waqqash,
Hadis
riwayat Abu Daud dari Sa`d Ibn Abi
ia berkata:


Waqqash, ia berkata:
6.
Hadis
riwayat
Daud
Ibn

Daud
Sa`d
Ibn

6.
Hadis
riwayat
Abu
Abi

Abu
dari
dari
Sa`d

Abi

.

Waqqash,
ia
berkata:
berkata:

Waqqash,
ia

Kami pernah menyewakan tanah dengan (bayaran) hasil pertaniannya; .maka,





kami
melakukan
haltersebut
danmemerintahkan
agar
Rasulullah
melarang

kami

menyewakannya
dengan
emas
atau
perak.

7.
Hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari Amr bin Auf:
7. Hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari Amr bin Auf:

..



.

Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum muslimin kecuali perdamaian


yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram; dan kaum

9.

Kaidah fiqh:

Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah

55

7.
Hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari Amr bin Auf:
7.
Hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari Amr bin Auf:



terikat
dengan
syarat-syarat
.mereka


yang

mengharamkan

muslimin
kecuali
syarat
.

yang halal atau menghalalkan yang haram.


8. Ijma ulama tentang kebolehan melakukan akad sewa menyewa.

9.

Kaidah fiqh:

9. Kaidah
9. fiqh: Kaidah fiqh:

.

.

Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil
yang mengharamkannya.

Menghindarkan mafsadat (kerusakan, bahaya) harus didahulukan atas


mendatangkan kemaslahatan.

Memperhatikan : Pendapat peserta Rapat PlenoDewan


pada hari Kamis,
Syariah
Nasional

tanggal 8 Muharram 1421 H./13 April 2000.

Menetapkan
Pertama

Mengingat
:
1.
Firman Allah QS. alMEMUTUSKAN
Mengingat
:
1.
Firman Allah QS. alKahfi [18]: 19:
Kahfi
[18]:
19:
: FATWA TENTANG PEMBIAYAAN IJARAH
Syarat
Ijarah:

: Rukundan


1. Sighat
yaitu
ijab
dan
qabul
berupa
pernyataan
dari
kedua
belah
.Ijarah,



pihak.yang
berakad
(berkontrak),
baik
secara
verbal
atau
dalam
bentuk


lain.

2. Pihak-pihak yang berakad: terdiri atas pemberi sewa/pemberi jasa dan


2.
Firman
Allah dalam QS. Yusuf [12]: 55 tentang
penyewa/pengguna
jasa.

2.
Firman
Allahraja:
dalam QS. Yusuf [12]: 55 tentang
ucapan
Yusuf
kepada

3. Obyek
akadYusuf
ijarah adalah
: raja:
ucapan
kepada

a. manfaat barang dan sewa; atau


.
b. manfaat jasa dan upah.
Kedua

: Ketentuan Obyek Ijarah:

3. dari penggunaan
Firman Allah
al-Baqarah
1. Obyek ijarah adalah manfaat
barangQS.
dan/atau
jasa.
[2]: 283:

3.

Firman Allah QS. al-Baqarah

2. Manfaat
barang atau jasa harus bisa dinilai dan dapat dilaksanakan
[2]: 283:
dalam kontrak.

...
...

... atau
jasa
harus
yang
bersifat
dibolehkan

(tidak
...
3. Manfaat barang
diharamkan).
4.
Firman
Allah
QS. al-Maidah
2: sesuai dengan
4. Kesanggupan
memenuhi
manfaat
harus nyata[5]:
dan
4.
Firman Allah QS. al-Maidah [5]: 2:
syariah.
.

.

56

5.
Hadis-hadis Nabi, antara lain:
5.
Hadis-hadis Nabi, antara lain:
Kumpulan Fatwa DSN-MUI
Terkait
Pasar

Modal
Syariah




(


( )

5. Manfaat harus dikenali secara spesifik sedemikian rupa untuk


menghilangkan jahalah (ketidaktahuan) yang akan mengakibatkan
sengketa.
6. Spesifikasi manfaat harus dinyatakan dengan jelas, termasuk jangka
waktunya. Bisa juga dikenali dengan spesifikasi atau identifikasi fisik.
7. Sewa atau upah adalah sesuatu yang dijanjikan dan dibayar nasabah
kepada LKS sebagai pembayaran manfaat. Sesuatu yang dapat dijadikan
harga dalam jual beli dapat pula dijadikan sewa atau upah dalam Ijarah.
8. Pembayaran sewa atau upah boleh berbentuk jasa (manfaat lain) dari
jenis yang sama dengan obyek kontrak.
9. Kelenturan (flexibility) dalam menentukan sewa atau upah dapat
diwujudkan dalam ukuran waktu, tempat dan jarak.
Ketiga

: Kewajiban LKS dan Nasabah dalam Pembiayaan Ijarah


1. Kewajiban LKS sebagai pemberi manfaat barang atau jasa:
a. Menyediakan barang yang disewakan atau jasa yang diberikan
b. Menanggung biaya pemeliharaan barang.
c. Menjamin bila terdapat cacat pada barang yang disewakan.
2. Kewajiban nasabah sebagai penerima manfaat barang atau jasa:
a. Membayar sewa atau upah dan bertanggung jawab untuk menjaga
keutuhan barang serta menggunakannya sesuai kontrak.
b. Menanggung biaya pemeliharaan barang yang sifatnya ringan (tidak
materiil).
c. Jika barang yang disewa rusak, bukan karena pelanggaran dari
penggunaan yang dibolehkan, juga bukan karena kelalaian pihak
penerima manfaat dalam menjaganya, ia tidak bertanggung jawab
atas kerusakan tersebut.

Keempat

: Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi
perselisihan di antara para pihak, maka penyelesaiannya dilakukan melalui
Badan Arbitrasi Syariah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui
musyawarah.

Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah

57

Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal
: 08 Muharram 1421 H.

13 April 2000 M
DEWAN SYARIAH NASIONAL
MAJELIS ULAMA INDONESIA
Ketua,

Sekretaris,


Prof. KH. Ali Yafie

58

Drs. H.A. Nazri Adlani

Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah

7.

Hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari Amr bin Auf:


FATWA




DEWAN SYARIAH
.NASIONAL


NO: 10/DSN-MUI/IV/2000
Tentang

9.

Kaidah
W A fiqh:
KALAH
.

Dewan Syariah Nasional, setelah:


Menimbang

: a. bahwa dalam rangka mencapai suatu


tujuan
sering
diperlukan
pihak
lain

untuk mewakilinya melalui akad wakalah, yaitu pelimpahan kekuasaan


oleh satu pihak kepada pihak lain dalam hal-hal yang boleh diwakilkan;

b. bahwa praktek wakalah pada LKS dilakukan sebagai salah satu bentuk
pelayanan jasa perbankankepada
nasabah;

c. bahwa agar praktek wakalah tersebut dilakukan sesuai dengan ajaran
Islam, DSN memandang perlu menetapkan fatwa tentang wakalah untuk
dijadikan pedoman oleh
Mengingat
: LKS. 1.
Firman Allah QS. alMengingat

19: al-Kahfi [18]: 19:


: 1. Kahfi
Firman [18]:
Allah QS.


.

Dan demikianlah Kami bangkitkan mereka agar saling bertanya di antara


mereka sendiri. Berkata salah seorang di antara mereka: Sudah berapa lamakah
kamu berada (di sini)? Mereka menjawab: Kita sudah berada (di sini) satu atau
2.
Firman Allah dalam QS. Yusuf [12]: 55 tentang
setengah hari. Berkata (yang lain lagi): Tuhan kamu lebih mengetahui berapa
ucapan
raja: suruhlah salah seorang kamu pergi ke kota
lama kamuYusuf
berada kepada
(di sini). Maka
dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah ia lihat manakah makanan
yang lebih baik, maka hendaklah
makanan
.ia membawa

itu
untukmu,
dan

hendaklah ia berlaku lemah lembut, dan janganlah sekali-kali menceritakan


halmu kepada seseorang pun.

3.

Firman Allah QS. al-Baqarah

[2]: 283:
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah

59

...
...

.


Allah
dalam
QS.
Yusuf
[12]:
55
tentang


2..
Firman
ucapan Yusuf
kepada
raja:
2.
Firman
Allah
dalam
QS.
Yusuf
[12]:
55
tentang
2.
Firman Allah
Allah dalam
dalam QS.
QS. Yusuf
Yusuf [12]:
[12]: 55
55 tentang
tentang
2.
Firman
2. ucapan
Firman Allah
dalam
QS.
Yusuf
[12]: 55 tentang ucapan Yusuf kepada
Yusuf
kepada
raja:
ucapan Yusuf
Yusuf kepada
kepada raja:
ucapan
raja:
. QS.
Yusuf
[12]:
55tentang

2.
Firman Allahraja:
dalam

ucapan Yusuf kepada raja:



...

Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir). Sesungguhnya aku adalah orang


.Firman
Allah
QS.
al-Baqarah

yang pandai menjaga lagi3.
berpengalaman.

[2]: 283:
3. Firman
Allah QS. al-Baqarah
[2]:Firman
283:
3.
3.

Allah QS.
QS. al-Baqarah
al-Baqarah
3.
Firman Allah
[2]:
283:
[2]: 283:
283:...
[2]:
...
3.
Firman Allah QS. al-Baqarah

Maka,
yang
[2]:
283:
..jika
....sebagian

kamu
mempercayai
sebagian
lain,

hendaklah

yang
......

hendaklah

kepada

dipercayai...itu
menunaikan
amanatnya
dan
iabertakwa
Allah
4. Tuhannya.
...Firman
Allah
QS.
al-Maidah
[5]:
2:

...

4. 4.
Firman Allah
QS.
[5]:
2: [5]:
.al-Maidah
Allah
QS.

al-Maidah
2:
Firman

4.
4.

Firman Allah
Allah QS.
QS. al-Maidah
al-Maidah [5]:
[5]: 2:
2:
Firman
QS.


[5]:
2:

al-Maidah
Firman
...Allah

4.
Dan
dalam
(mengerjakan)
kebajikan dan taqwa, dan
5. tolong-menolonglah
Hadis-hadis
. dalam
Nabi,
(mengerjakan)
antara
lain:
dosa
dan
pelanggaran.

janganlah tolong-menolong



5.
Hadis-hadis
Nabi,
antara lain:
lain:
5.
Hadis-hadis
Nabi, antara
5. 5.
Hadis-hadisHadis-hadis
Nabi, antara lain:
Nabi,
( )

Nabi,
antara

Hadis-hadis



5.


lain:


)
(((

)




Rasulullah

SAW
mewakilkan
kepada
Abu
Rafi
dan
Anshar


(
) seorang
untuk

(qabul
perkawinan

:Nabi
dengan)
Maimunah
r.a.
(HR.

Malik

mengawinkan
.


dalam
al-Muwaththa).


:
(

)::


..
.

. : .
:
Hadis
dari
6.
((

Nabi

riwayat

):Tirmidzi

Amr
bin

Auf:


(
))

. : .
:
Hadis
Nabi
riwayat
Tirmidzi

dari
bin
Auf:


6.
Hadis
Nabi
riwayat
6.
Amr

( Hadis

) dari

6.
Nabi.
riwayat
Tirmidzi
Amr
bin
Auf:


laki-laki
datang
kepada
Nabi
kepada


Seorang
riwayat

dari
SAW
untuk
6.

Hadis
Nabi

Tirmidzi

menagih
Amr
hutang
bin
Auf:


beliau dengan cara kasar, sehingga


... para
sahabat

berniat

untuk

menanganinya.

lalu
Beliau
bersabda,
Kaidah
Biarkan
fiqh:
ia,
sebab
pemilik

hakberhak
untuk
berbicara;

8.
sabdanya, Berikanlah (bayarkanlah)
. kepada
orang
ini
unta
umur
setahun

seperti

untanya (yang dihutang itu). Mereka menjawab, Kami tidak mendapatkannya


8.
Kaidah
fiqh:
8.
Kaidah
fiqh:
kecuali yangKaidah
lebih tua. fiqh:
Rasulullah kemudian bersabda: Berikanlah kepada-nya.
8.

Sesungguhnya orang yang paling baik di antara kalian adalah orang yang paling

8.
Kaidah
fiqh:
baik di dalam
membayar.
(HR. Bukhari dari Abu Hurairah).

60

Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah


:

. : .
:
( )

6. 6.
Hadis NabiHadis
riwayatNabi
Tirmidzi
dari Amr
bin Auf:dari Amr
riwayat
Tirmidzi

bin Auf:

Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum muslimin kecuali perdamaian


yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram; dan kaum
muslimin terikat
denganfiqh:
syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan
8.
Kaidah
yang halal atau menghalalkan yang haram.

7. Umat Islam ijma atas kebolehkan wakalah, bahkan memandangnya


sebagai sunnah, karena hal itu termasuk jenis taawun (tolong-menolong)
atas dasar kebaikan dan taqwa, yang oleh al-Quran dan hadis.
8. Kaidah fiqh:

.

Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil
yang mengharamkannya.

Memperhatikan : Pendapat peserta Rapat Pleno


Dewan
pada hari Kamis,
Syariah
Nasional

tanggal 8 Muharram 1421 H./13 April 2000.

MengingatMEMUTUSKAN
:
1.
QS. Yusuf [12]: 72::

Firman Allah dalam

Menetapkan

: FATWA TENTANG WAKALAH

Pertama

: Ketentuan tentang Wakalah:


.


1. Pernyataan ijab dan qabul harus dinyatakan oleh para pihak untuk
menunjukkan kehendak mereka dalam mengadakan kontrak (akad).

2.

Firman Allah QS. al-Maidah [5]: 2:

2. Wakalah dengan imbalan bersifat mengikat dan tidak boleh dibatalkan


secara sepihak. .
Kedua

: Rukun dan Syarat Wakalah:


1. Syarat-syarat muwakkil (yang mewakilkan)

3.

Hadis Nabi riwayat Bukhari:

a. Pemilik sah yang dapat bertindak terhadap sesuatu yang diwakilkan.

b. Orang mukallaf atau anak mumayyiz dalam batas-batas tertentu,


: :
yakni dalam hal-hal yang bermanfaat baginya seperti mewakilkan

: : : :
untuk menerima hibah, menerima sedekah dan sebagainya.
.

2. Syarat-syarat wakil (yang mewakili)


a. Cakap hukum,

4.

Sabda Rasulullah SAW :

b. Dapat mengerjakan tugas yang diwakilkan kepadanya,

. amanat.


c. Wakil adalah orang yang diberi
5.

Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah

61

Hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari Amr bin Auf:

3. Hal-hal yang diwakilkan


a. Diketahui dengan jelas oleh orang yang mewakili,
b. Tidak bertentangan dengan syariah Islam,
c. Dapat diwakilkan menurut syariah Islam.
Ketiga

: Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi
perselisihan di antara para pihak, maka penyelesaiannya dilakukan melalui
Badan Arbitrasi Syariah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui
musyawarah.

Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal
: 08 Muharram 1421 H.

13 April 2000 M
DEWAN SYARIAH NASIONAL
MAJELIS ULAMA INDONESIA
Ketua,

Sekretaris,


Prof. KH. Ali Yafie

62

Drs. H.A. Nazri Adlani

Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah

FATWA
DEWAN SYARIAH NASIONAL
NO: 11/DSN-MUI/IV/2000
Tentang
KAFALAH

Dewan Syariah Nasional, setelah:


Menimbang

: a. bahwa dalam rangka menjalankan usahanya, seseorang sering


memerlukan penjaminan dari pihak lain melalui akad kafalah, yaitu
jaminan yang diberikan oleh penanggung (kafiil) kepada pihak ketiga
untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung (makfuul
.

anhu, ashil);

b. bahwa untuk memenuhi


Lembaga
. kebutuhan
usaha
tersebut,

Keuangan


Syariah (LKS) berkewajiban untuk menyediakan satu skema penjaminan
(kafalah) yang berdasarkan prinsip-prinsip syariah;

c. bahwa agar kegiatan kafalah tersebut dilakukan sesuai dengan ajaran


Islam, DSN memandang perlu
menetapkan
fatwa
tentang kafalah untuk
Mengingat
: LKS. 1.
Firman Allah dalam
dijadikan
pedoman oleh
Mengingat

QS. Yusuf
[12]:QS.
72::Yusuf [12]: 72:
: 1. Firman
Allah dalam

Mengingat
:
1.
Firman Allah dalam
QS. Yusuf [12]:
. 72::


Penyeru-penyeru itu berseru: Kami kehilangan piala Raja; dan barang siapa
.


yang dapat mengembalikannya, akan memperoleh bahan makanan (seberat)
2. unta, dan
Firman
Allah QS.
al-Maidah [5]: 2:
beban
aku menjamin
terhadapnya.

2. Firman Allah QS.


.al-Maidah
[5]:
2:

2.

Firman Allah QS. al-Maidah [5]: 2:

.
3. tolong-menolonglah
Hadis Nabidalam
riwayat
Bukhari:kebajikan dan taqwa, dan
Dan
(mengerjakan)
janganlah tolong-menolong dalam (mengerjakan) dosa dan pelanggaran.

Nabi
riwayat

Bukhari:

3.
Hadis
: :

:

:


:

Kumpulan
Fatwa

.Pasar
Modal
Syariah


DSN-MUI Terkait
63
: : : :
.

Mengingat
:
1.
Firman Allah dalam
Mengingat
:
1.
Firman Allah dalam
.


QS. Yusuf [12]: 72::
. 72::



QS. Yusuf [12]:
.



2.
Firman Allah QS. al-Maidah [5]: 2:
.



QS.

:
2:

2.
al-Maidah
Firman
. Allah


[5]:
:
2.
Firman
Allah
QS.
al-Maidah
[5]:
2:
: .

:
: :

.Nabi
riwayat
Bukhari:
.




3.
Hadis
3.
Hadis Nabi riwayat Bukhari:
Telah dihadapkan kepada Rasulullah SAW jenazah seorang laki-laki untuk


disalatkan.
ia mempunyai
utang?
Sahabat

Rasulullah
Nabi
saw
bertanya,


Apakah
:
3.
Hadis
riwayat

Bukhari:

Kemudian

dihadapkan

3.
Hadis
Nabi
riwayat
Bukhari:
menjawab,
Tidak.
Maka,
beliau
mensalatkannya.
4.
Sabda
Rasulullah
SAW
:

:: :
::lagi

jenazah
Sahabat

lain,
Rasulullah
pun
bertanya,

Apakah
iamempunyai
utang?

Ya.
Rasulullah
:

:
temanmu

itu

(beliau


sendiri
:

berkata,
.
Salatkanlah
.

menjawab,


: :

: menjamin

mau
Lalu
:.Qatadah

:tidak
mensalatkannya).
Abu
: :berkata,
Saya
:
:utangnya,
ya
Rasulullah.
Maka
:Rasulullah
:pun
menshalatkan
jenazah
:
.Akwa).


tersebut.
(HR.
Bukhari
dari
Salamah
bin
.

4.
Sabda Nabi
Rasulullah
SAW
:
5.
Hadis
riwayat
Tirmidzi
dari Amr bin Auf:
4.
Sabda
Rasulullah
SAW
:

.Nabi
Allah
riwayat
QS.

al-Maidah
Bukhari:
[5]:
2:

3. Hadis
riwayat
Bukhari:
2. NabiHadis
Firman
3.

4. Sabda Rasulullah SAW :


Sabda
Rasulullah
.SAW



4.
.SAW
::

4.
Sabda Rasulullah
.

Allah menolong hamba selama.hamba
menolong
saudaranya.


. Tirmidzi


5. Nabi Hadis
riwayat
5. Hadis
riwayat Nabi
Tirmidzi
dari Amr bin Auf:dari Amr bin Auf:
5.
Hadis
Nabi
riwayat
Tirmidzi
dari
Amr
bin
Auf:
6.
Kaidah fiqh:



5.
Hadis
Nabi
riwayat
Tirmidzi
dari
Amr
bin
Auf:

5.
Hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari Amr bin Auf:
.

dapat
di antara

muslimin
perdamaian



Perdamaian

dilakukan
kaum

kecuali


.

yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram; dan kaum
.

6.
Kaidah
fiqh:

muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan


6.
Kaidah
fiqh:
yang halal atau menghalalkan yang haram.
.

Kaidah
fiqh:
.

6. 6.
Kaidah fiqh:
6.
Kaidah fiqh:
.

.

Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali


ada
dalil

(al-taradi), (al-adalah ) (laa dharara walaa


yang
mengharamkannya.
dhiraar- ).




Mengingat
: dihilangkan.
Allah SWT.,
1.
Firman

Bahaya
(beban berat) harus
antara
lain:
Memperhatikan : Pendapat
peserta Rapat
Pleno
hari walaa
Kamis,
(al-adalah
Dewan
Syariah
)
Nasional
(laa pada
(al-taradi),
dharara
April
2000.

tanggal
8
Muharram
1421
H./13
(al-taradi),
)
((al-adalah
).:)
(laa
dharara

walaa

dhiraar

dhiraar
(al-adalah
).
(al-taradi),
(laa dharara
walaa
Mengingat
: (al-adalah
1. )
Firman
Allah SWT.,
(al-taradi-),
)
(laa dharara
walaa
dhiraar

).
Mengingat
:
1.
Firman
Allah
SWT.,
antara
lain:
dhiraar lain:



).

antara
Mengingat
: ( :
1. ) (Firman

:
Allah
)

SWT.,
SWT.,


Mengingat
:
1.
Firman
Allah
antara lain:
( :)

antara lain:

64

Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal


( Syariah
:)




(


(
:
)

MEMUTUSKAN
Menetapkan

: FATWA TENTANG KAFALAH

Pertama

: Ketentuan Umum Kafalah

1. Pernyataan ijab dan qabul harus dinyatakan oleh para pihak untuk
menunjukkan kehendak mereka dalam mengadakan kontrak (akad).
2. Dalam akad kafalah, penjamin dapat menerima imbalan (fee) sepanjang
tidak memberatkan.
3. Kafalah dengan imbalan bersifat mengikat dan tidak boleh dibatalkan
secara sepihak.
Kedua

: Rukun dan Syarat Kafalah

1. Pihak Penjamin (Kafiil)


a. Baligh (dewasa) dan berakal sehat.
b. Berhak penuh untuk melakukan tindakan hukum dalam urusan
hartanya dan rela (ridha) dengan tanggungan kafalah tersebut.
2. Pihak Orang yang berutang (Ashiil, Makfuul anhu)
a. Sanggup menyerahkan tanggungannya (piutang) kepada penjamin.
b. Dikenal oleh penjamin.
3. Pihak Orang yang Berpiutang (Makfuul Lahu)
a. Diketahui identitasnya.
b. Dapat hadir pada waktu akad atau memberikan kuasa.
c. Berakal sehat.
4. Obyek Penjaminan (Makful Bihi)
a. Merupakan tanggungan pihak/orang yang berutang, baik berupa
uang, benda, maupun pekerjaan.
b. Bisa dilaksanakan oleh penjamin.
c. Harus merupakan piutang mengikat (lazim), yang tidak mungkin
hapus kecuali setelah dibayar atau dibebaskan.
d. Harus jelas nilai, jumlah dan spesifikasinya.
e. Tidak bertentangan dengan syariah (diharamkan).
Ketiga

: Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi
perselisihan di antara para pihak, maka penyelesaiannya dilakukan melalui
Badan Arbitrasi Syariah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui
musyawarah.

Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah

65

Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal
: 08 Muharram 1421 H.

13 April 2000 M
DEWAN SYARIAH NASIONAL
MAJELIS ULAMA INDONESIA
Ketua,

Sekretaris,


Prof. KH. Ali Yafie

66

Drs. H.A. Nazri Adlani

Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah

. .


3. Bukhari:
Nabi riwayat Bukhari:
3.Hadis Nabi
Hadis
Nabi
riwayatHadis
Bukhari:
riwayat

:::
:


: :

:
::

:: ::

.

. .

3.

4.

4.
Sabda: Rasulullah SAW :
4.Sabda
Sabda Rasulullah
Rasulullah
SAW : SAW
FATWA



. .
.

DEWAN SYARIAH NASIONAL
NOMOR: 20/DSN-MUI/IV/2001
5.

Tentang

5. Tirmidzi
riwayat
Tirmidzi
5.Hadis Nabi
Hadis
Nabi
riwayatHadis
Tirmidzi
dari
bin Auf:d
riwayat
dariNabi
Amr
binAmr
Auf:

PEDOMAN PELAKSANAAN INVESTASI




UNTUK

SYARIAH



REKSA
DANA


. .

Dewan Syariah Nasional, setelah:


6.
Menimbang

6.
6.Kaidah fiqh:
Kaidah fiqh:

Kaidah fiqh:

: a. bahwa Islam sangat menganjurkan umatnya .untuk




.
melakukan

aktifitas ekonomi (muamalah) dengan cara yang benar dan baik,


serta melarang penimbunan barang, atau membiarkan harta (uang)
tidak produktif, sehingga aktifitas ekonomi yang dilakukan dapat


meningkatkan ekonomi umat;

b. bahwa aktifitas ekonomi dalam Islam, selain bertujuan untuk


memperoleh keuntungan, harus memperhatikan etika dan hukum


ekonomi Syariah;

c. bahwa aktifitas ekonomi dalam Islam dilakukan atas dasar suka sama
(al-taradi(al-adalah
suka
(al-taradi),),
berkeadilan
(al-adalah
) dan
tidak
(al-taradi(al-adalah
)
(laa
dharara
walaa
(al-taradi),
(al-adalah
)),
(laa
dharara
walaa )
saling
merugikan
(laa
dharara
walaa
dhiraar).
dhiraar

).
dhiraar- dhiraar

). ).

d. bahwa salah satu bentuk muamalah


pada masa kini adalah
Reksa
:
1.
Firm
Mengingat
:Mengingat
1.Firman Firman
Allah
SWT.,
Mengingat
:
1.
Allah
SWT.,
Dana;

antara lain:
antara lain:

antara lain:

e. bahwa dalam Reksa Dana konvensional masih banyak terdapat unsurunsur yang bertentangan (dengan
Syariah
( )
:Islam,

(
akad,

)baik
dari
segi
:
pelaksanaan investasi, maupun dari segi pembagian keuntungan.
Oleh karena itu, perlu adanya Reksa Dana yang mengatur hal-hal
tersebut sesuai dengan Syariah Islam;

sesuai
Syariah

DSN
agar
kegiatan
Reksa
Dana

dengan
Islam,

f. bahwa
(
)

( :reksa
(
)dana
:
untuk


memandang perlu menetapkan fatwa tentang
djadikan pedoman oleh LKS.

 )(:

 ( :
)
(:
)
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah

67

6.

Memperhatikan

.

Kaidah
.fiqh:

.

Kaidah fiqh:
: a. Keputusan dan Rekomendasi Lokakarya Alim Ulama

tentang

.tanggal
24-25
Rabiul
Awal
1417
H/29-30

Juli

Reksadana Syariah,


1997 M.

6.

b. Undang-Undang RI nomor
8Tahun
1995
tentang Pasar Modal.

Investment
Management,

c. Surat dari PT. Danareksa
nomor S-09/01/
PS-DIM.

(al-taradi-), (al-adalah ) (laa dharara walaa

d. dhiraarPendapat
peserta
hari
(al-taradi),
dhararapada
walaa

Rapat

).Dewan
(al-adalah
Pleno
)
Syariah
(laaNasional
Senin, 15 Muharram 1422 H./9 April 2001 dan hari Rabu, 24
dhiraar
).
Muharram 1422 H./18
Mengingat
: April 2001.
1.
Firman Allah SWT.,
Mengingat

(al-taradi),
(al-adalah
(laa dharara
walaa
Mengingat
1. )
Firman
Allah SWT.,
: 1. antara
Firmanlain:
Allah
SWT., :antara
lain:

dhiraar ).
antara lain:
( :)

Mengingat
: ( :
1. ) Firman
Allah

SWT.,

antara
dan lain:
Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba... (QS. al

Baqarah [2]: 275).

( :
)


(
:
)

( :)

Hai
orang
yang
beriman!
Janganlah
kamu
saling
memakan
harta

sesamamu dengan jalan yang
kecuali
 (batil,
:
) dengan
(
:dengan

)jalan

perniagaan

yang berlaku dengan suka sama


( :suka
di) antara
kamu,
(QS.
al-Nisa
[4]:

29).

 ( :)

Hai orang yang beriman! Penuhilah akad-akad itu (QS. al-Maidah


[5]: 1).

.( :)

.(
dianiaya


kamu tidak (boleh) menganiaya
dan:
tidak) (pula)
(QS.
al.(


Baqarah [2]: 279).





Tidak ada dosa bagimu
mencariNabi
karunia
dari Tuhanmu
(QS.
2. untukHadis
s.a.w.,
antara
lain:
al-Baqarah [2]: 198).

2.2.

Hadis

Nabi
s.a.w.,
antara
lain:


2. Hadis Nabi s.a.w., antara
lain: Hadis Nabi s.a.w., antara lain:

.(

)

) .(

.(
)
()


Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
68
(


(

3.
Kaidah Fiqh:




2.

Hadis Nabi s.a.w., antara lain:

Perdamaian dapat dilakukan


di antara kaum
muslimin kecuali
perdamaian
2. Hadis

Nabi
s.a.w.,
antara
lain:


yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram; dan

kaum
muslimin
terikat
dengan
syarat-syarat

mereka
kecuali
syarat

yang

.(
Tirmizi

mengharamkan
yang
halal
atau
menghalalkan
yang
haram
(HR.
)

dari Amr bin Auf).

.(

)
(
)
Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan tidak boleh
(pula
membahayakan

orang lain (HR. Ibn Majah dari Ubadah bin Shamit, Ahmad dari Ibn

 Abbas, dan Malik dari3.Yahya). Kaidah Fiqh:

3.  Kaidah Fiqh: .3. Kaidah


Fiqh:




.


Pada dasarnya, segala bentuk muamalah boleh dilakukan sepanjang tidak

 ada dalil yang mengharamkannya.
Al-Maidah
[5]:1:
Firman Allah
SWT,QS.
MEMUTUSKAN


FirmanTENTANG
Allah SWT,
QS. Al-Maidah
[5]:1:
Menetapkan
: FATWA
PEDOMAN
PELAKSANAAN
INVESTASI
UNTUK
REKSA
DANA
SYARIAH

Firman Allah SWT, QS. Al-Isra [17]: 34:


BAB

I
KETENTUAN
UMUM
Firman Allah SWT, QS.
Al-Isra [17]: 34:
Pasal
Firman
Allah
SWT.,
1QS.
Al-Baqarah

[2]: 275:

1. Reksa Dana adalah wadah


yang
dipergunakan


untuk
menghimpun
dana
dari
masyarakat

pemodal untuk selanjutnya
diinvestasikan
kembali
dalam
portofolio
efek
Firman
Allah
SWT.,
QS.
Al-Baqarah
[2]:
275:

oleh
Manajer

Investasi.



2. Portofolio Efek adalah kumpulan


efek
yang

secara
bersama

(kolektif)
oleh
para

dimiliki
pemodal dalam Reksa Dana.

3. Manajer Investasi adalah
mengelola
Portofolio
Efek untuk
para
Hadis
pihak
yang
kegiatan
riwayat

usahanya
Imam

Nabi
al-Tirmidzi
dari Amr
bin Auf
nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah.

al-Muzani, Nabi s.a.w. bersabda:

4. Emiten adalah perusahaan


kepada
Hadis
yang
Nabi
menerbitkan
riwayat
Efek
Imam
untuk
al-Tirmidzi
ditawarkan

dari
Amr
publik.
bin

Auf

.bersabda:
utang,
surat
berharga
komersial,
saham,


al-Muzani,
Nabi
s.a.w.
5. Efek adalah surat berharga,
yaitu surat
pengakuan
obligasi, tanda bukti utang,
unit
penyertaan
kontrak
investasi
kolektif,
kontrak
berjangka
atas


efek, dan setiap derivatif dari efek.


.

Hadis Nabi riwayat Imam Ibnu Majah, al-Daruquthni, dan

6. Reksa Dana Syariah adalah Reksa Dana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip
yang
lain,akad
dariantara
Abu Said
al-Khudri,
Nabi harta
s.a.w.(sahib
bersabda:
Syariah Islam, baik dalam
bentuk
pemodal
sebagai pemilik
al-mal/
Hadis
Nabi
riwayat
Imam
Ibnu
Majah,
al-Daruquthni,
Rabb al Mal) dengan Manajer Investasi sebagai
wakil
shahib al-mal,
(

maupun
) antara
Manajer
dan

Investasi sebagai wakil yang


shahib lain,
al-maldari
dengan
pengguna
investasi.
Abu Said al-Khudri, Nabi s.a.w. bersabda:

Kaidah Fiqih:( )
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah

69

Kaidah Fiqih:

7. Mudharabah/qirad adalah suatu akad atau sistem di mana seseorang memberikan hartanya
kepada orang lain untuk dikelola dengan ketentuan bahwa keuntungan yang diperoleh
(dari hasil pengelolaan tersebut) dibagi antara kedua pihak, sesuai dengan syarat-syarat
yang disepakati oleh kedua belah pihak, sedangkan kerugian ditanggung oleh shahib al-mal
sepanjang tidak ada kelalaian dari mudharib.
8. Prospektus adalah setiap informasi tertulis sehubungan dengan Penawaran Umum dengan
tujuan agar pihak lain membeli Efek.
9. Bank Kustodian adalah pihak yang kegiatan usahanya adalah memberikan jasa penitipan Efek
dan harta lain yang berkaitan dengan Efek serta jasa lain, termasuk menerima deviden, dan
hak-hak lain, menyelesaikan transaksi Efek, dan mewakili pemegang rekening yang menjadi
nasabahnya.

BAB II
MEKANISME KEGIATAN REKSA DANA SYARIAH
Pasal 2
1. Mekanisme operasional dalam Reksa Dana Syariah terdiri atas:
a. antara pemodal dengan Manajer Investasi dilakukan dengan sistem wakalah, dan
b. antara Manajer Investasi dan pengguna investasi dilakukan dengan sistem mudharabah.
2. Karakteristik sistem mudarabah adalah:
a. Pembagian keuntungan antara pemodal (sahib al-mal) yang diwakili oleh Manajer Investasi
dan pengguna investasi berdasarkan pada proporsi yang telah disepakati kedua belah
pihak melalui Manajer Investasi sebagai wakil dan tidak ada jaminan atas hasil investasi
tertentu kepada pemodal.
b. Pemodal hanya menanggung resiko sebesar dana yang telah diberikan.
c. Manajer Investasi sebagai wakil tidak menanggung resiko kerugian atas investasi yang
dilakukannya sepanjang bukan karena kelalaiannya (gross negligence/tafrith).

BAB III
HUBUNGAN, HAK, DAN KEWAJIBAN
Pasal 3
Hubungan dan Hak Pemodal
1. Akad antara Pemodal dengan Manajer Investasi dilakukan secara wakalah.
2. Dengan akad wakalah sebagaimana dimaksud ayat 1, pemodal memberikan mandat kepada
Manajer Investasi untuk melaksanakan investasi bagi kepentingan Pemodal, sesuai dengan
ketentuan yang tercantum dalam Prospektus.

70

Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah

3. Para pemodal secara kolektif mempunyai hak atas hasil investasi dalam Reksa Dana
Syariah.
4. Pemodal menanggung risiko yang berkaitan dalam Reksa Dana Syariah.
5. Pemodal berhak untuk sewaktu-waktu menambah atau menarik kembali penyertaannya
dalam Reksa Dana Syariah melalui Manajer Investasi.
6. Pemodal berhak atas bagi hasil investasi sampai saat ditariknya kembali penyertaan tersebut.
7. Pemodal yang telah memberikan dananya akan mendapatkan jaminan bahwa seluruh
dananya akan disimpan, dijaga, dan diawasi oleh Bank Kustodian.
8. Pemodal akan mendapatkan bukti kepemilikan yang berupa Unit Penyertaan Reksa Dana
Syariah.

Pasal 4
Hak dan Kewajiban Manajer Investasi dan Bank Kustodian
1. Manajer Investasi berkewajiban untuk melaksanakan investasi bagi kepentingan Pemodal,
sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Prospektus.
2. Bank Kustodian berkewajiban menyimpan, menjaga, dan mengawasi dana Pemodal dan
menghitung Nilai Aktiva Bersih per-Unit Penyertaan dalam Reksa Dana Syariah untuk
setiap hari bursa.
3. Atas pemberian jasa dalam pengelolaan investasi dan penyimpanan dana kolektif tersebut,
Manajer Investasi dan Bank Kustodian berhak memperoleh imbal jasa yang dihitung atas
persentase tertentu dari Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Syariah.
4. Dalam hal Manajer Investasi dan/atau Bank Kustodian tidak melaksanakan amanat dari
Pemodal sesuai dengan mandat yang diberikan atau Manajer Investasi dan/atau Bank
Kustodian dianggap lalai (gross negligence/tafrith), maka Manajer Investasi dan/atau Bank
Kustodian bertanggung jawab atas risiko yang ditimbulkannya.

Pasal 5
Tugas dan Kewajiban Manajer Investasi
Manajer Investasi berkewajiban untuk:
a. Mengelola portofolio investasi sesuai dengan kebijakan investasi yang tercantum dalam
kontrak dan Prospektus;
b. Menyusun tata cara dan memastikan bahwa semua dana para calon pemegang Unit Penyertaan
disampaikan kepada Bank Kustodian selambat-lambatnya pada akhir hari kerja berikutnya;
c. Melakukan pengembalian dana Unit Penyertaan; dan
d. Memelihara semua catatan penting yang berkaitan dengan laporan keuangan dan pengelolaan
Reksa Dana sebagaimana ditetapkan oleh instansi yang berwenang.

Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah

71

Pasal 6
Tugas dan Kewajiban Bank Kustodian

Bank Kustodian berkewajiban untuk:


a. Memberikan pelayanan Penitipan Kolektif sehubungan dengan kekayaan Reksa Dana;
b. Menghitung nilai aktiva bersih dari Unit Penyertaan setiap hari bursa;
c. Membayar biaya-biaya yang berkaitan dengan Reksa Dana atas perintah Manajer Investasi;
d. Menyimpan catatan secara terpisah yang menunjukkan semua perubahan dalam jumlah Unit
Penyertaan, jumlah Unit Penyertaan, serta nama, kewarganegaraan, alamat, dan indentitas
lainnya dari para pemodal;
e. Mengurus penerbitan dan penebusan dari Unit Penyertaan sesuai dengan kontrak;
f. Memastikan bahwa Unit Penyertaan diterbitkan hanya atas penerimaan dana dari calon
pemodal.

BAB IV
PEMILIHAN DAN PELAKSANAAN INVESTASI
Pasal 7
Jenis dan Instrumen Investasi
1. Investasi hanya dapat dilakukan pada instrumen keuangan yang sesuai dengan Syariah
Islam.
2. Instrumen keuangan yang dimaksud ayat 1 meliputi:
a. Instrumen saham yang sudah melalui penawaran umum dan pembagian dividen
didasarkan pada tingkat laba usaha;
b. Penempatan dalam deposito pada Bank Umum Syariah;
c. Surat hutang jangka panjang yang sesuai dengan prinsip Syariah;

Pasal 8
Jenis Usaha Emiten
1. Investasi hanya dapat dilakukan pada efek-efek yang diterbitkan oleh pihak (Emiten) yang
jenis kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan Syariah Islam.
2. Jenis kegiatan usaha yang bertentangan dengan Syariah Islam, antara lain, adalah:
a. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang;
b. Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi), termasuk perbankan dan asuransi
konvensional;

72

Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah

c. Usaha yang memproduksi, mendistribusi, serta memperdagangkan makanan dan


minuman yang haram;
d. Usaha yang memproduksi, mendistribusi, dan/atau menyediakan barang-barang ataupun
jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.

Pasal 9
Jenis Transaksi yang Dilarang
1. Pemilihan dan pelaksanaan transaksi investasi harus dilaksanakan menurut prinsip kehatihatian (prudential management/ihtiyath), serta tidak diperbolehkan melakukan spekulasi yang
di dalamnya mengandung unsur gharar .
2. Tindakan yang dimaksud ayat 1 meliputi:
a. Najsy, yaitu melakukan penawaran palsu;
b. Bai al-Madum yaitu melakukan penjualan atas barang yang belum dimiliki (short selling);
c. Insider trading yaitu menyebarluaskan informasi yang menyesatkan atau memakai informasi
orang dalam untuk memperoleh keuntungan transaksi yang dilarang;
d. Melakukan investasi pada perusahaan yang pada saat transaksi tingkat (nisbah) hutangnya
lebih dominan dari modalnya.

Pasal 10
Kondisi Emiten yang Tidak Layak
Suatu Emiten tidak layak diinvestasikan oleh Reksa Dana Syariah:
a. apabila struktur hutang terhadap modal sangat bergantung kepada pembiayaan dari hutang
yang pada intinya merupakan pembiayaan yang mengandung unsur riba;
b. apabila suatu emiten memiliki nisbah hutang terhadap modal lebih dari 82% (hutang 45%,
modal 55 %);
c. apabila manajemen suatu perusahaan diketahui telah bertindak melanggar prinsip usaha
yang Islami.

BAB V
PENENTUAN DAN PEMBAGIAN HASIL INVESTASI
Pasal 11
1. Hasil investasi yang diterima dalam harta bersama milik pemodal dalam Reksa Dana Syariah
akan dibagikan secara proporsional kepada para pemodal.

Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah

73

2. Hasil investasi yang dibagikan harus bersih dari unsur non-halal, sehingga Manajer Investasi
harus melakukan pemisahan bagian pendapatan yang mengandung unsur non-halal dari
pendapatan yang diyakini halal (tafriq al-halal min al-haram).
3. Penghasilan investasi yang dapat diterima oleh Reksa Dana Syariah adalah:
a. Dari saham dapat berupa:
- Dividen yang merupakan bagi hasil atas keuntungan yang dibagikan dari laba yang
dihasilkan emiten, baik dibayarkan dalam bentuk tunai maupun dalam bentuk
saham.
- Rights yang merupakan hak untuk memesan efek lebih dahulu yang diberikan oleh
emiten.
- Capital gain yang merupakan keuntungan yang diperoleh dari jual-beli saham di
pasar modal.
b. Dari Obligasi yang sesuai dengan syariah dapat berupa:
- Bagi hasil yang diterima secara periodik dari laba emiten.
c. Dari Surat Berharga Pasar Uang yang sesuai dengan syariah dapat berupa:
- Bagi hasil yang diterima dari issuer.
d. Dari Deposito dapat berupa:
- Bagi hasil yang diterima dari bank-bank Syariah.
4. Perhitungan hasil investasi yang dapat diterima oleh Reksa Dana Syariah dan hasil investasi
yang harus dipisahkan dilakukan oleh Bank Kustodian dan setidak-tidaknya setiap tiga bulan
dilaporkan kepada Manajer Investasi untuk kemudian disampaikan kepada para pemodal
dan Dewan Syariah Nasional.
5. Hasil investasi yang harus dipisahkan yang berasal dari non halal akan digunakan untuk
kemaslahatan umat yang penggunaannya akan ditentukan kemudian oleh Dewan Syariah
Nasional serta dilaporkan secara transparan.

BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 12
1. Hal-hal yang belum diatur dalam Pedoman Pelaksanaan ini akan diatur kemudian oleh
Dewan Syariah Nasional.
2. Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi perselisihan di antara
para pihak, maka penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrasi Syariah setelah tidak
tercapai kesepakatan melalui musyawarah.

74

Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah

3. Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan jika di kemudian
hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan disempurnakan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal
: 24 Muharram 1422 H.
18
April 2001 M.
DEWAN SYARIAH NASIONAL
MAJELIS ULAMA INDONESIA
Ketua,

Sekretaris,


K.H.M.A. Sahal Mahfudh

Prof. Dr. H.M. Din Syamsuddin

Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah

75

FATWA

.( :)
.( :)

DEWAN SYARIAH NASIONAL


Nomor: 32/DSN-MUI/IX/2002
Tentang
OBLIGASI SYARIAH



2.

Dewan Syariah Nasional, setelah:


Menimbang

Hadis Nab
2.
Hadis Nabi s.a

: a. bahwa salah satu bentuk instrumen investasi pada pasar modal


(konvensional) adalah obligasi yang selama ini didefinisikan sebagai suatu
surat berharga jangka panjang yang bersifat
yang
dikeluarkan
oleh
utang


Emiten kepada Pemegang Obligasi dengan kewajiban membayar bunga

pada periode tertentu dan melunasi pokok pada saat jatuh tempo kepada
(

pemegang obligasi;


b. bahwa obligasi sebagaimana pengertian
atas, yang Kaidah Fiq
 butir a. tersebut di 3.
telah diterbitkan selama ini, masih belum sesuai dengan ketentuan

3.
Kaidah Fiqh:
syariah sehingga belum dapat mengakomodir
kebutuhan
.masyarakat

akan obligasi yang sesuai dengan syariah;

c. bahwa agar obligasi dapat diterbitkan


 sesuai dengan prinsip syariah,
Dewan Syariah Nasional memandang perlu menetapkan fatwa mengenai


hal tersebut untuk dijadikan pedoman.



 Firman Allah SWT, QS. Al-Maidah
Allah
SWT,
QS.
Al-Maidah

Firman
[5]:


Hai orang yang beriman! Penuhilah aqad-aqad itu.
Firman Allah SWT, QS. Al-Isra [17]
2. Firman Allah SWT, QS. Al-Isra [17]: 34:
Allah
SWT,
QS.
Al-Isra
[17]: 34
Firman


Firman Allah SWT., QS. Al-Baqarah
dan penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan
Allah

SWT.,

QS.

Al-Baqarah
[2]:

Firman
jawabnya.


Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
76





Mengingat

: 1. Firman Allah SWT, QS. Al-Maidah [5]:1:


(
Firman
Allah SWT,3.QS. Al-Isra
34:

Kaidah[17]:
Fiqh:
Fiqh:
  3. Kaidah

..



3.
Kaidah
Fiqh:

3. Firman
Allah SWT., QS. Al-Baqarah [2]: 275:
Firman
Allah SWT., QS. Al-Baqarah [2]: 275:

Firman
 Allah
Al-Maidah
[5]:1:




SWT,
.
QS.








 
Firman
Allah
SWT,
QS.
Al-Maidah
[5]:1:

FirmanAllah
AllahSWT,
SWT,QS.
QS.
Al-Isra
Al-Maidah
[17]:
[5]:1:
34:
Firman

Orang
yang makan
tidak dapat[5]:1:
berdiri melainkan seperti
Firman
Allah (mengambil)
SWT, QS.riba
Al-Maidah

Hadis
Nabi
riwayat
Imam
al-Tirmidzi
dari
Amrpenyakit
bin Auf
berdirinya
orang
lantaran
(tekanan)
gila.
Firman
Allah
[17]:
34:
Allah
Allah
yang
SWT.,
SWT,
kemasukan
QS.
Al-Isra
Al-Isra
syaitan

Firman
SWT,
QS.
[17]:
34:275:mereka berkata
Firman
QS.
Al-Baqarah
[2]:
Keadaan
mereka
yang
demikian
itu
adalah
disebabkan
al-Muzani,
Nabi
s.a.w.
bersabda:

(berpendapat),
jual
sama dengan
riba,

sesungguhnya

beli

itu

padahal
Allah

telah

Firman
menghalalkan

[17]:
riba.

Orang
yang
telah


sampai

AllahjualSWT,
QS.
Al-Isra
34:
beli
dan
mengharamkan
.

terus

riba),

kepadanya
berhenti
(dari
mengambil
Firman
Allah
[2]:
275:
larangan
SWT.,
dari
Tuhannya,
QS.
QS.
Al-Baqarah
lalu

Firman
Allah
SWT.,
Al-Baqarah
[2]:
275:

maka
baginya


apa
yang

telah

diambilnya


dahulu
(sebelum

datang
larangan);

dan

urusannya
Orang yang mengulangi (mengambil riba),

(terserah)
kepada

Allah.

Firman
Nabi

adalah
SWT.,
penghuni-penghuni
Imam
QS.
Ibnu

275:
kekal
dan

Hadis
riwayat
Majah,
al-Daruquthni,
maka
ituAllah
neraka;
orang

Al-Baqarah

mereka
[2]:

didalamnya.

dari
Abu



Nabi
s.a.w.
bersabda:

Said

lain,
riwayat
Imam

al-Tirmidzi
al-Khudri,
al-Tirmidzi
dari
Amr
bin
Amr
Auf
al-Muzani,

4. yang
Hadis
Nabi
Hadis
Nabi
riwayat
Imam
dari
bin
Auf

s.a.w.
bersabda:
(

Nabi
Nabi

)
al-Muzani,
s.a.w.
bersabda:

Hadis

riwayat

dari
Amr
bin

Auf

al-Tirmidzi
Imam
Hadis Nabi
Nabi riwayat
Imam
al-Tirmidzi
dari
Amr
bin
Auf
.

Kaidah
Fiqih:
al-Muzani,
al-Muzani, Nabi
Nabi s.a.w.
s.a.w. bersabda:
bersabda:
Hadisboleh
Nabidilakukan
riwayat
Imam
dari
Amr
bin
Auf
Perjanjian
di
antara al-Tirmidzi
kaummuslimin
kecuali
perjanjian
yang

al-Muzani,
Nabi
s.a.w.
bersabda:
mengharamkan
yang
halal
atau
menghalalkan
yang
haram;
dan
kaum
muslimin
Ibnu
Majah,

Hadis Nabi riwayat ..Imam


al-Daruquthni,
dan
yang
mengharamkan


terikat
syarat-syarat
lain,
dengan
dari
Abu
Said
mereka
al-Khudri,
kecuali
syarat

Nabi
s.a.w.
bersabda:

yang

yang
halal atau menghalalkan yang.haram.


(

dan

Hadis
Nabi
riwayat
Imam
Ibnu
Majah,
al-Daruquthni,
5. Hadis
Nabi
riwayat
ImamImam
Ibnu Majah,
al-Daruquthni,
danyang
lain,
Hadis
Nabi
riwayat
Ibnu Majah,
al-Daruquthni,
dan
dari
Abu
Said
al-Khudri,
Nabi
s.a.w.
bersabda:
yang
Nabi
s.a.w.
s.a.w.

bersabda:

yang lain,
lain, dari
dari Abu
Abu Said
Said al-Khudri,
al-Khudri,
Nabi
bersabda:
Hadis Nabi riwayat Imam Ibnu Majah, al-Daruquthni, dan

((


Kaidah
yangFiqih:
lain, dari
Abu Said
al-Khudri,


Nabi
))s.a.w.
bersabda:

Tidak boleh membahayakan


lain.

)orang

(
(merugikan)

diri

sendiri

maupun

Kaidah
Fiqih:
6. Kaidah
Fiqih:
Kaidah
Fiqih:

Kaidah Fiqih:




Pada dasarnya, semua
dalil
bentuk
muamalah
boleh
dilakukan
kecuali
ada

yang mengharamkannya.

Kesulitan dapat menarik kemudahan.







Terkait
Pasar
Modal Syariah 77
Kumpulan FatwaDSN-MUI

Keperluan dapat menduduki posisi darurat.

Sesuatu yang berlaku berdasarkan adat kebiasaan sama dengan sesuatu yang
tidak
bertentangan
berlaku berdasarkan syara (selama
dengan syariat).

Memperhatikan : 1. Pendapat para ulama tentang keharaman bunga;


2. Pendapat para ulama tentang keharaman obligasi konvensional yang
berbasis bunga;
3. Pendapat para ulama tentang obligasi syariah yang meliputi obligasi yang
menggunakan prinsip mudharabah, murabahah, musyarakah, istishna,
ijarah dan salam;
4. Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 20/DSN/IV/2001 tentang
Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk Reksa Dana Syariah;
5. Fatwa-fatwa Dewan Syariah Nasional MUI tentang Murabahah,
Mudharabah, Musyarakah, Istishna, Jual Beli Salam, dan Ijarah;
6. Surat dari PT. AAA Sekuritas No. Ref:08/IB/VII/02 tanggal 5 Juli 2002
tentang Permohonan Fatwa Obligasi Syariah;
7. Pendapat para peserta Rapat Pleno Dewan Syariah Nasional MUI tanggal
14 September 2002 tentang obligasi syariah.
MEMUTUSKAN
Menetapkan

: FATWA TENTANG OBLIGASI SYARIAH

Pertama

: Ketentuan Umum
1. Obligasi yang tidak dibenarkan menurut syariah yaitu obligasi yang
bersifat utang dengan kewajiban membayar berdasarkan bunga;
2. Obligasi yang dibenarkan menurut syariah yaitu obligasi yang berdasarkan
prinsip-prinsip syariah;
3. Obligasi Syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan
prinsip syariah yang dikeluarkan Emiten kepada pemegang Obligasi
Syariah yang mewajibkan Emiten untuk membayar pendapatan kepada
pemegang Obligasi Syariah berupa bagi hasil/margin/fee serta membayar
kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo.

78

Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah

Kedua

: Ketentuan Khusus
1. Akad yang dapat digunakan dalam penerbitan obligasi syariah antara
lain:
a. Mudharabah (Muqaradhah) / Qiradh
b. Musyarakah
c. Murabahah
d. Salam
e. Istishna
f. Ijarah;
2. Jenis usaha yang dilakukan Emiten (Mudharib) tidak boleh bertentangan
dengan syariah dengan memperhatikan substansi Fatwa DSN-MUI
Nomor 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi
untuk Reksa Dana Syariah;
3. Pendapatan (hasil) investasi yang dibagikan Emiten (Mudharib) kepada
pemegang Obligasi Syariah Mudharabah (Shahibul Mal) harus bersih dari
unsur non halal;
4. Pendapatan (hasil) yang diperoleh pemegang Obligasi Syariah sesuai
akad yang digunakan;
5. Pemindahan kepemilikan obligasi syariah mengikuti akad-akad yang
digunakan.

Ketiga

: Penyelesaian Perselisihan
Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi
perselisihan di antara pihak-pihak terkait, maka penyelesaiannya dilakukan
melalui Badan Arbitrasi Syariah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui
musyawarah.

Keempat

: Penutup
Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika di
kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan disempurnakan
sebagaimana mestinya.

Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah

79

Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal
: 06 Rajab 1423 H.

14 September 2002 M.
DEWAN SYARIAH NASIONAL
MAJELIS ULAMA INDONESIA
Ketua,

Sekretaris,


K.H.M.A. Sahal Mahfudh

80

Prof. Dr. H.M. Din Syamsuddin

Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah

.( :)
FATWA
DEWAN SYARIAH NASIONAL
Nomor: 33/DSN-MUI/IX/2002

Tentang
OBLIGASI SYARIAH MUDHARABAH

2.

Hadis Nab



)
Dewan Syariah Nasional, setelah:
Menimbang

: a. bahwa salah satu bentuk instrumen investasi pada pasar modal


(konvensional) adalah obligasi yang selama ini didefinisikan sebagai suatu


surat berharga jangka panjang yang bersifat
hutang
yang
dikeluarkan
oleh
Emiten kepada Pemegang Obligasi dengan kewajiban membayar bunga
pada periode tertentu dan melunasi pokok pada saat jatuh tempo kepada

pemegang obligasi;

b. bahwa obligasi sebagaimana pengertian


 butir a. tersebut di3.atas yangKaidah Fiq
telah diterbitkan selama ini, masih belum sesuai dengan ketentuan
.masyarakat

syariah sehingga belum dapat mengakomodir kebutuhan
akan obligasi yang sesuai dengan syariah;


c. bahwa agar obligasi dapat diterbitkan sesuai dengan prinsip syariah,


Dewan Syariah Nasional memandang perlu menetapkan fatwa mengenai

hal tersebut untuk dijadikan pedoman.
Mengingat

: 1. Firman Allah, QS. Al-Maidah [5]: 1


Firman Allah SWT, QS. Al-Maidah [

Hai orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu

Firman
Allah
QS.ra.Al-Isra [17]
HadisNabi
Nabi
SAW
riwayat
Al-Thabrani
dari Ibn
Abbas
2. Hadis
SAW
riwayat
Al-Thabrani
dari
Ibn Abbas
ra.SWT,






Allah


Firman
.
SWT.,
QS.
Al-Baqarah

)
(



Hadis Nabi SAW riwayat Ibnu Majah
dari
Shuhaib


Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
81
, : :
Hadis
Nabi
riwayat

, Imam
al-Tirmidz

Hadis Nabi SAW riwayat Al-Thabrani dari Ibn Abbas ra.


Hadis Nabi SAW riwayat Al-Thabrani dari Ibn Abbas ra.
Nabi
SAW
riwayat
Al-Thabrani
dari

Ibn

Abbas

Hadis


ra.

bin
Abdul
Mutthalib

jika
menyerahkan

harta
sebagai
Abbas
Mudharabah
ia
mensyaratkan


nya
agar
tidak

dan

tidak


kepada

mudharib

.mengarungi

lautan

membeli

(hewan

Ibn
Abbas

menuruni
itu
SAW
dari

Hadis

Nabi
lembah,

serta
riwayat
tidak
Al-Thabrani
.ternak.

Jika

persyaratan
) ra.

dilanggar, ia (mudharib) harus menanggung


risikonya.
Ketika
persyaratan
yang


.
ditetapkan
beliau
Abbas
itudidengar
Rasulullah,

membolehkannya.



)
(

Hadis
SAW
riwayat
Ibnu Majah
Shuhaib
HadisNabi
Nabi
SAW
riwayat
Ibnudari
Majah
dari Shuhaib
Hadis
Nabi
riwayat

SAW


Ibnu

Majah
.dari
Shuhaib

(

)
, Nabi
: riwayat
Ibnu
:Majah
dari
Shuhaib

Hadis
, SAW
:


,

,
, bersabda:
Ada
: tiga
hal
yang
mengandung
:
jual
beli
tidak
secara

Nabi
berkah:
Hadis
Nabi
SAW
riwayat
Ibnu
Majah
dari
Shuhaib
tunai, muqaradhah (mudharabah),
danmencampur
gandum

halus
, dengan

Hadis
Nabi(jewawut)
SAW riwayat
al-Tirmidzi
dari bukan
Amruntuk
bin dijual.
Auf
gandum kasar
untuk keperluan
rumah tangga,
Hadis
binAuf
, Nabi
SAW
: riwayat
al-Tirmidzi
: dari
Amr


3. Hadis
dari
Nabi
SAW
riwayat
al-Tirmidzi

Amr
bin
Auf


Hadis
Nabi
SAW
riwayat
.al-Tirmidzi

dari
Amr
Auf

bin

.




Hadis Nabi SAW riwayat
Amr
. al-Tirmidzi
dari

bin
Auf


Hadis Nabi SAW riwayat Ibnu Majah, al-Daraquthni, dan
Nabi
SAW
riwayat
diantara
Ibnu
kaum
Majah,

muslimin
al-Daraquthni,
kecuali
perjanjian

dan
yang

Hadis
Perjanjian
yang laindapat
daridilakukan
Abu Said
Al-Khudri:
.

mengharamkan
yang
halal
atau
menghalalkan
yang
haram;
dan
kaum
muslimin
yang lain
dari
Aburiwayat
Said Al-Khudri:
Hadis
Nabi
SAW
Majah,
al-Daraquthni,
terikat dengan
syarat-syarat
merekaIbnu
kecuali
syarat yang
mengharamkan dan
yang
( )
yang
lainyang
dari
Said
halal atau
menghalalkan
yangAl-Khudri:
haram. )
(Abu

 Hadis Nabi SAW riwayat Ibnu Majah, al-Daraquthni, dan


Hadis
Nabi SAW(riwayat
Majah, al-Daraquthni,
yang
dari

Ibnu

) dan

lain

Abu
Said
Al-Khudri:
yang
lain
dari
Abu
Said
Al-Khudri:


( )



Seseorang
tidak boleh membahayakan diri sendiri maupun orang lain.


4. Hadis
Nabi riwayat Abu Dawud dan Al-Tirmidzi:



(



)

( )

Nabi
SAW menyerahkan satu dinar kepada(Hakim
bin
Hizam


untuk
) membeli

Kaidah
Fiqih
hewan qurban
(HR. Abu Dawud dan Al-Tirmidzi)
Kaidah
Fiqih

kebolehan
menggunakan

Mudharabah
)

5. Ijma para ulamatentang


prinsip

dijelaskan
(oleh
Ibnu
Qudamah

Kaidah
Fiqihsebagaimana
dalam investasi
dalam alMughni (V/135)dengan
mengutip
dalam
Al
keterangan
Ibnul
Mundzir

dalam


Subulus

Ijma,
Al-Kasani
Al-Shanani
Kaidah
Fiqih dalam Bada-i Al-Shanai,


Salam (III/103), Al-Zarqani dalam Syarhu Al-Muwattha (IV/319) dan



Wahbah Al-Zuhaily dalam Al-Fiqh al-Islamy
Adillatuhu
Wa


(IV/838).

82














Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
Mengingat
: 1. Firman
Allah SWT.,

Mengingat
:
1.
Firman Allah SWT.,
antara lain:
antara lain:



)
(

( )
6. Kaidah
Fiqih
Kaidah
Fiqih

Kaidah Fiqih


bentuk
muamalah
boleh
dilakukan

ada
dalil

Pada dasarnya semua


kecuali
yang
mengharamkannya.

Keperluan dapat menduduki posisi darurat.

Sesuatu yang berlaku berdasarkan adat kebiasaan sama dengan sesuatu yang

berlaku berdasarkan syara (selama
tidak
bertentangan
dengan syariat).

bolehnya
mem-fasakh

Memperhatikan : 1. Pendapat para ulama tentang
akad Mudharabah,
Mengingat
:
1.
Firman
Allah
SWT.,
karena berpandangan bahwa akad Mudharabah
adalah
ghairu
lazim,
Mengingat
:
1.
Firman
Allah
SWT.,
diantaranya:
Al-Khatib
al-Syarbini
dalam
Mughni
al-Muhtaj,
Juz II hal
antara lain:
319;
Ibnulain:
Qudamah dalam al-Mughni, V hal 179; Al-Kasani dalam
antara
Bada-i Al-Sana-i, Juz VIII hal 3655;
( :)

2. Pendapat ulama tentang bolehnya


pembagian
( :
) pendapatan
Mudharabah


sebelum jatuh tempo selama disepakati dalam akad. Lihat: Ibnu
Qudamah, al-Mughni, Juz V/57;

3. Pendapat
ulama
tentang
kewajiban

Mudharib



.para

untuk
menjamin

pengembalian dana Mudharabah dalam.(hal
terjadi
taaddi
(melampaui

-
:
)
batas), taqshir (lalai), atau mukhalafah al-syuruth (pelanggaran syarat
.(- :)
akad). Lihat: Wahbah Al-Zuhaily dalam Al-Fiqh Al-Islamy Wa Adillatuhu
(V/3944) dan Muhammad Abdul Munim Abu Zaid dalam Nahwa
Tathwir
Nidzam
Al-Mudharabah
fi al-Masharif
al-Islamiyah
(hal.127);

para
ulama

membolehkan
pengalihan
(
:
kepemilikan
)

porsi

4. Pendapat
yang
() suatu surat berharga selama disepakati(dan
:diizinkan
) oleh
pemilik

porsi lain dari suatu surat berharga (bi-idzni syarikihi). Lihat: Wahbah AlZuhaili dalam
Al-Fiqh Al-Islami
wa Adillatuhu;
6)
Keputusan
Muktamar
ke-7 Majma Fiqh Islami
...

1992
diAAA
5. tahun
Surat dari
PT...
Sekuritas
Jeddah:

No.
Ref:08/IB/VII/02
tanggal
5Juli
2002

tentang Permohonan Fatwa Obligasi Syariah;
.

6. Pendapat para peserta Rapat Pleno Dewan Syariah Nasional MUI tanggal
14 September 2002.

7)

Sharia Standards AAOIFI no. 12:




.

8)
Pendapat Wahbah al-Zuhaili dalam alMuamalat al-Maliyah al-Muashirah (Bairut: Dar alFikr, 2006, h. 511):

Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah



...

83

MEMUTUSKAN
Menetapkan

: FATWA TENTANG OBLIGASI SYARIAH MUDHARABAH

Pertama

: Ketentuan Umum
1. Obligasi Syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan
prinsip syariah yang dikeluarkan Emiten kepada pemegang Obligasi
Syariah yang mewajibkan Emiten untuk membayar pendapatan kepada
pemegang Obligasi Syariah berupa bagi hasil/margin/fee serta membayar
kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo.
2. Obligasi Syariah Mudharabah adalah Obligasi Syariah yang berdasarkan
akad Mudharabah dengan memper-hatikan substansi Fatwa Dewan
Syariah Nasional MUI No. 7/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan
Mudharabah.
3. Emiten dalam Obligasi Syariah Mudharabah adalah Mudharib sedangkan
pemegang Obligasi Syariah Mudharabah adalah Shahibul Mal

Kedua

: Ketentuan Khusus
1. Akad yang digunakan dalam Obligasi Syariah Mudharabah adalah akad
Mudharabah;
2. Jenis usaha yang dilakukan Emiten (Mudharib) tidak boleh bertentangan
dengan syariah dengan memperhatikan substansi Fatwa DSN-MUI
Nomor 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi
untuk Reksa Dana Syariah;
3. Pendapatan (hasil) investasi yang dibagikan Emiten (Mudharib) kepada
pemegang Obligasi Syariah Mudharabah (Shahibul Mal) harus bersih dari
unsur non halal;
4. Nisbah keuntungan dalam Obligasi Syariah Mudharabah ditentukan
sesuai kesepakatan, sebelum emisi (penerbitan) Obligasi Syariah
Mudharabah;
5. Pembagian pendapatan (hasil) dapat dilakukan secara periodik sesuai
kesepakatan, dengan ketentuan pada saat jatuh tempo diperhitungkan
secara keseluruhan;
6. Pengawasan aspek syariah dilakukan oleh Dewan Pengawas Syariah atau
Tim Ahli Syariah yang ditunjuk oleh Dewan Syariah Nasional MUI,
sejak proses emisi Obligasi Syariah Mudharabah dimulai;
7. Apabila Emiten (Mudharib) lalai dan/atau melanggar syarat perjanjian
dan/atau melampaui batas, Mudharib berkewajiban menjamin
pengembalian dana Mudharabah, dan Shahibul Mal dapat meminta
Mudharib untuk membuat surat pengakuan hutang;

84

Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah

8. Apabila Emiten (Mudharib) diketahui lalai dan/atau melanggar syarat


perjanjian dan/atau melampaui batas kepada pihak lain, pemegang
Obligasi Syariah Mudharabah (Shahibul Mal) dapat menarik dana
Obligasi Syariah Mudharabah;
9. Kepemilikan Obligasi Syariah Mudharabah dapat dialihkan kepada
pihak lain, selama disepakati dalam akad.
Ketiga

: Penyelesaian Perselisihan

Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi
perselisihan di antara pihak-pihak terkait, maka penyelesaiannya dilakukan
melalui Badan Arbitrasi Syariah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui
musyawarah.
Keempat

: Ketentuan Penutup

Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika di


kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan disempurnakan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di
: Jakarta
Tanggal
: 06 Rajab 1423 H.
14 September 2002 M.

DEWAN SYARIAH NASIONAL


MAJELIS ULAMA INDONESIA
Ketua,

Sekretaris,


K.H.M.A. Sahal Mahfudh

Prof. Dr. H.M. Din Syamsuddin

Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah

85

Hadis Nabi SAW riwayat al-Tirmidzi dari Amr bin Auf





.

.

Hadis Nabi SAW riwayat Ibnu Majah, al-Daraquthni, dan
Hadis Nabi SAW riwayat Ibnu Majah, al-Daraquthni, dan
yang lain dari Abu Said Al-Khudri:
yang lain dari Abu Said Al-Khudri:
( )
( )


FATWA


DEWAN SYARIAH NASIONAL

NO: 40/DSN-MUI/X/2003

Tentang


PASAR
MODAL
DAN
PEDOMAN
UMUM

PRINSIP

DI
BIDANG
(

PENERAPAN
SYARIAH
PASAR
MODAL


)
( )
Kaidah Fiqih
Kaidah Fiqih
Dewan Syariah Nasional, setelah:




Menimbang

: a. bahwa perkembangan ekonomi suatu negara tidak lepas dari


perkembangan pasar modal;

b. bahwa pasar modal berdasarkan prinsip syariah telah dikembangkan di


berbagai negara;

Modal
yang
aktivitasnya


c. bahwa umat Islam Indonesia memerlukan Pasar
sejalan dengan prinsip syariah; 


d. bahwa oleh karena itu, untuk


tersebut, Dewan
memenuhi
kebutuhan

perlu
menetapkan

Syariah Nasional MUI memandang


fatwa tentang
Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang
Mengingat
:
1.
Firman Allah SWT.,
Pasar
Modal.
Mengingat
:
1.
Firman Allah SWT.,
Mengingat

antara lain:

: 1. Firman
antaraAllah
lain:SWT., antara lain:

( :)

( :)

dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba... (QS. alBaqarah [2]: 275).

.
.






.(


:
)

-

.(- :)





(
:
)

( :)
86

Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah

...
...

antara lain:

( :)

( :)

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan


sisa
riba
.(yang
belum
dipungut)
jika
kamu
orang-orang
yang
beriman.
Maka

jika
riba)
maka
ketahuilah
bahwa
kamu
.tidak
mengerjakan


(meninggalkan

sisa

Dan
jika
kamu
bertaubat
(dari

Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu..(

riba)
maka

bagimu
pokok
hartamu;

kamu
tidak
(boleh)
menganiaya

pengambilan

- :)
dan tidak (pula) dianiaya (QS. al-Baqarah.([2]:
278-279).

(
:
)

Hai orang yang beriman! Janganlah kamu saling


memakan
harta
sesamamu
( :)
dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan
suka sama suka di antara kamu, (QS. al-Nisa [4]: 29).

...
...

Apabila telah ditunaikan sholat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi


dan carilah karunia Allah (QS. Al Jumuah [62]: 10).

( :)
( :)

Hai orang yang beriman! Penuhilah


( :akad-akad
) itu
(QS.
al-Maidah
[5]:

( :)
1).

2.

2. Hadis Nabi s.a.w., antara


2. lain:

Hadis Nabi s.a.w., antara lain:


Hadis Nabi s.a.w., antara lain:

2. Hadis
Nabi


s.a.w.,
) antara
lain:

s.a.w.,
2. Hadis
Nabi

) antara
lain:

(
(

membahayakan
sendiri
tidak

)pula

membahayakan


Tidak
boleh
diri
dan
boleh

dari

orang lain (HR. Ibn Majah dari Ubadah bin Shamit,(


Ahmad
Ibn Abbas,
(


dan Malik dari Yahya).( )

( )
( )
Janganlah
yang
padamu
kamu
menjual
sesuatu


tidak
ada

(HR.
Al
Khomsah

Hukaim
bin
Hizam)


dari
)
)

.(


.(

)
)
.(
.(



(menetapkan)



Tidak
(memberikan)
halal
halal

) pinjaman
danpenjualan,

tidak



dua syarat dalam suatu jual beli, tidak halal keuntungan sesuatu yang((tidak


) dan
tidak
halal
(melakukan)

penjualan
sesuatu


yang

ditanggung
resikonya,
)



tidak ada padamu (HR. Al Khomsah dari Amr bin Syuaib dari ayahnya(
dari
(
kakeknya).
( )


( )


( )


( )


Kumpulan
) Fatwa
DSN-MUI


Modal

Syariah
87

Terkait
Pasar
) (



(
)

)
))

.(.(

.(


.(


(




)))


.(

((

(
Rasulullah s.a.w. melarang jual beli (yang mengandung) gharar (HR.
Al

dari
Ibnu
Umar)


Baihaqi


)
(((


)))

.(
( )

)))

) )

(

)


((


(
(

Nabi SAW melarang pembelian ganda pada satu transaksi


pembelian
(HR.

Rasulullah s.a.w. melarang (untuk) melakukan penawaran palsu (Muttafaq


alaih)

Abu Dawud, al-Tirmidzi, dan al-Nasai).

) (

((


))

Tidak boleh menjual sesuatu hingga kamu memilikinya (HR Baihaqi dari

Hukaim bin Hizam)

.(

) .(

.(
Perdamaian
dapat
dilakukan
di antara
kaum

muslimin
kecuali
perdamaian


yang
mengharamkan
yang
halal
atau
menghalalkan
yang
haram;
dan

:::

:
::

kaum

terikat
(dengan

muslimin
syarat-syarat
mereka
kecuali
syarat
yang
mengharamkan
.(

menghalalkan

Al-Tirmizi

dari

)))halal

atau

yang
:haram

bin

(HR.

yang
Amr

(((

Auf).)

::

:


((

.(

( )

(
Rasulullah SAW bersabda, Allah Taala berfirman:Aku adalah Pihak ketiga

dua
:yang

3.
selama


tidak
Kaidah
Fiqh:
satu
dari

Pihak

:berserikat
3.


Kaidah
:salah
Fiqh:
Pihak


mengkhianati
)

3.
Kaidah
Fiqh:
(

yang lainnya. Maka, apabila


salah
satu
Pihak
mengkhianati
yang
lain,
Aku
3.
Kaidah
Fiqh:
)


pun meninggalkan.keduanya
(HR
Dawud,

Abu
(
al-Daraquthni,

al-Hakim,

dan

al-Baihaqi).
.

: 3.



Kaidah
Fiqh:

(
)

Dari Mamar bin


SAW
Tidaklah
.Abdullah,
dari
Rasulullah



bersabda:



melakukan ihtikar (penimbunan/monopoli) kecuali orang yang bersalah (HR
Muslim).

88

Pendapat
Ibnu
Qudamah
dalam
Al-Mughni
juz 5/173,
3.
Kaidah
Pendapat Ibnu
Ibnu Qudamah
Qudamah
dalam Fiqh:
Al-Mughni juz
Pendapat
dalam
Al-Mughni
5/173,
[Beirut:
Dar
al-Fikr,
tanpa
thn]
:
Pendapat
Ibnu
Qudamah
tanpa
thn]
dalam
:: Al-Mughni
juz
5/173,


[Beirut:Dar
Dar
al-Fikr,
thn]
[Beirut:
al-Fikr,
tanpa
.

[Beirut:
Dar
al-Fikr,
tanpa
thn]
:


Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah


Pendapat Ibnu Qudamah dalam Al-Mughni juz 5/173,
[Beirut:
Dar
tanpa
al-Zuhaili
thn]
:dalam
Al-Fiqh
Al-Islami


Pendapat
Dr.al-Fikr,
Wahbah


))
((

:
( )
3. Kaidah Fiqh:

3.
3.

Kaidah Fiqh:
Fiqh:
Kaidah

Kaidah



..3.

Fiqh:

Pada dasarnya, segala bentuk muamalah boleh dilakukan sepanjang tidak ada
.

dalil yang mengharamkannya.

Tidak boleh melakukan perbuatan


hukum
atas
milik
orang
lain
tanpa


seizinnya.
Pendapat Ibnu Qudamah dalam Al-Mughni juz 5/173,

Pendapat Ibnu Qudamah dalam Al-Mughni juz 5/173,

[Beirut:
Dar al-Fikr,
al-Fikr,
tanpa thn]
thn] ::
Memperhatikan : 1. Pendapat
ulama,
antara
lain:
[Beirut:
Dar
tanpa
Pendapat
Ibnu
Qudamah
dalam Al-Mughni
juz 5/173,
Pendapat
dalam
Al-Mughni
al Ibnu
Dar
Qudamah
al-Fikr,
tanpa
thn]
:
juz
5/173,
[Beirut:


Dar

[Beirut:

Fikr, tanpa thn] :


Pendapat
Dr. Wahbah
Wahbah
al-Zuhaili
dalam
Al-Fiqh
Al-Islami
Jika
salah seorang
dari
dua orang
berserikatdalam
membeliAl-Fiqh
porsi mitraAl-Islami
serikatnya,
Pendapat
Dr.
al-Zuhaili
wa Adillatuhu
Adillatuhu
juzia3/1841:
3/1841:
hukumnya
boleh karena
membeli milik pihak lain.
wa
juz
Pendapat Dr. Wahbah al-Zuhaili dalam Al-Fiqh Al-Islami
Pendapat Dr. Wahbah al-Zuhaili dalam Al-Fiqh Al-Islami wa Adillatuhu
wa Adillatuhu juz 3/1841:
juz 3/1841:

Bermuamalah dengan (melakukan kegiatan transaksi atas) saham hukumnya


boleh, karena pemilik saham adalah mitra dalam perseroan sesuai dengan saham
yang
dimilikinya.
()


Pendapat
ulama
yang menyatakan
para

:kebolehan
jual
beli
saham
pada

lain
perusahaan-perusahaan
yang
memiliki
bisnis
yang
mubah,
antara

dikemukakan
oleh
Dr.
Muhammad
Abdul
Ghaffar
al-Syarif
(al-Syarif,


Buhuts Fiqhiyyah Muashirah, [Beirut: Dar Ibn Hazm, 1999], h.78-79); Dr.
.


Muhammad Yusuf Musa (Musa, al-Islam wa Musykilatuna al-Hadhirah,
[t.t.: Silsilah al-Tsaqafah al-Islamiyah, 1958], h. 58); Dr. Muhammad
Rawas Qalahji, (Qalahji, al-Muamalat al-Maliyah al-Muashirah fi
Keputusan
al-Fiqh
Muktamar
wa
al-Syariah,

ke-7
[Beirut:

Dar
al-Nafais,
Fiqh
Islami
1999],
tahun

h.56).

Dhawi
Majma
Syaikh
Dr.
Umar
bin
Abdul
Aziz
al-Matrak
(Al-Matrak,
al-Riba
wa
.

al
1992 di Jeddah:
Muamalat al-Mashrafiyyah, [Riyadh: Dar al-Ashimah, 1417 H], h. 369375) menyatakan:
.

()
:

a. QS.
al-Maidah

[5]:1:

.
...

Keputusan
Muktamar
ke-7 Majma
Islami tahun
Kumpulan
Fatwa DSN-MUI
Terkait PasarFiqh
Modal Syariah
89
1992 di Jeddah:
b.
Firman Allah QS. al-Baqarah

(Jenis kedua), adalah saham-saham yang terdapat dalam perseroan yang


dibolehkan,
seperti
perusahaan

dagang
atau
perusahaan
manufaktur


yang dibolehkan. Ber-musahamah (saling bersaham). dan
ber-syarikah

(berkongsi) dalam perusahaan tersebut serta menjualbelikan sahamnya,
jika perusahaan itu dikenal serta tidak mengandung ketidakpastian dan
ketidak-jelasan yang signifikan, hukumnya boleh. Hal itu disebabkan
saham
adalah

darimodal
yang
dapat
memberikan
()
karena
bagian
keuntungan
kepada pemiliknya

sebagai
:hasil
dari
usaha
perniagaan
dan

manufaktur.
Hal
itu
hukumnya
halal,
tanpa
diragukan.

para
ulama
yang
membolehkan

pengalihan
kepemilikan

Pendapat
.

oleh

porsi () suatu surat berharga selama disepakati dan diizinkan


pemilik porsi lain dari suatu surat berharga (bi-idzni syarikihi). Lihat: AlMajmu
dan Al-Fiqh
Al-IslamiFiqh
wa Adillatuhu
6) Syarh al-Muhazdzab
Keputusan IX/265
Muktamar
ke-7 Majma
Islami
IV/881.
Keputusan
tahun 1992Muktamar
di Jeddah: ke-7 Majma Fiqh Islami tahun

1992 di Muktamar
Jeddah: ke-7 Majma Fiqh Islami tahun 1992 di Jeddah:
Keputusan

saham
dengan

Boleh menjual atau menjaminkan


tetap memperhatikan
peraturan
yang
berlaku
pada
perseroan.
7)
Sharia Standards AAOIFI no. 12:

.

.

2. Keputusan dan Rekomendasi Lokakarya Alim Ulama tentang Reksa



Awal
1417
H/
29-30


Dana
a. Syariah tanggal 24-25 Rabiul
QS. al-Maidah
[5]:1: Juli 1997 M.

3. Undang-Undang RI nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.

...

4. SK DSN-MUI No. 01 Tahun 2001 tentang Pedoman Dasar Dewan


Syariah
Pendapat Wahbah al-Zuhaili dalam al 8) Nasional.

al-Muashirah
(Bairut:
Dar 14
al-Maret
5. Nota Muamalat
Kesepahamanal-Maliyah
antara DSN-MUI
dengan Bapepam
tanggal
Fikr,
2006,
h.
511):
b.
Firman
Allah
QS.
al-Baqarah
2003 M./ 11 Muharram 1424 H dan Pernyataan Bersama Bapepam, APEI,
dan
SRO
tanggal 14 Maret 2003 tentang Kerjasama Pengembangan dan
[2]:
233:


Implementasi Prinsip Syariah di Pasar Modal Indonesia.
...

Kesepahaman
antara

DSN-MUI
dengan
SRO
tanggal
10
Juli
...
6. Nota
.

Jum.
Awal
1424
H
tentang
Kerjasama
Pengembangan


dan

2003 M/10

Implementasi Prinsip Syariah di Pasar Modal Indonesia.




7. Workshop Pasar Modal Syariah di Jakarta pada 14-15 Maret 2003 M/11Firman Allah QS. al-Qashash
12c.Muharram 1424 H.

[28]: 26:
8. Pendapat
Rapat Pleno
Syariah
Nasional
pada hari
9) peserta
Pendapat
TaqiDewan
Usmani
dalam
BuhutsMUI
fi Qadhaya
Sabtu,Fiqhiy-yah
tanggal 08 Syaban
1424 H./04 (Darul
Oktober 2003
M. Damaskus,
Muashirah
Qalam,
.

halaman 248):
MEMUTUSKAN

Menetapkan




Hadis
Qudsi riwayat
Hurairah:
.a
: FATWA
TENTANG
PASAR.Muslim
MODAL
dari
DAN

Abu

PEDOMAN
UMUM
PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DI BIDANG PASAR

:
:



)


MODAL

90


.

(
(

)
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah


10)

Pendapat Jumhur Ulama sebagaimana dikutip

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Fatwa ini yang dimaksud dengan :
1. Pasar Modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan
Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan
profesi yang berkaitan dengan Efek.
2. Emiten adalah Pihak yang melakukan Penawaran Umum.
3. Efek Syariah adalah efek sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di
bidang Pasar Modal adalah surat berharga yang akad, pengelolaan perusahaannya, maupun
cara penerbitannya memenuhi Prinsip-prinsip Syariah.
4. Shariah Compliance Officer (SCO) adalah Pihak atau pejabat dari suatu perusahaan atau
lembaga yang telah mendapat sertifikasi dari DSN-MUI dalam pemahaman mengenai
Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal.
5. Pernyataan Kesesuaian Syariah adalah pernyataan tertulis yang dikeluarkan oleh DSNMUI terhadap suatu Efek Syariah bahwa Efek tersebut sudah sesuai dengan Prinsip-prinsip
Syariah.
6. Prinsip-prinsip Syariah adalah prinsip-prinsip yang didasarkan atas ajaran Islam yang
penetapannya dilakukan oleh DSN-MUI, baik ditetapkan dalam fatwa ini maupun dalam
fatwa terkait lainnya.

BAB II
PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DI BIDANG PASAR MODAL
Pasal 2
Pasar Modal
1. Pasar Modal beserta seluruh mekanisme kegiatannya terutama mengenai emiten, jenis Efek
yang diperdagangkan dan mekanisme perdagangannya dipandang telah sesuai dengan Syariah
apabila telah memenuhi Prinsip-prinsip Syariah.
2. Suatu Efek dipandang telah memenuhi prinsip-prinsip syariah apabila telah memperoleh
Pernyataan Kesesuaian Syariah.
BAB III
EMITEN YANG MENERBITKAN EFEK SYARIAH
Pasal 3
Kriteria Emiten atau Perusahaan Publik
1. Jenis usaha, produk barang, jasa yang diberikan dan akad serta cara pengelolaan perusahaan
Emiten atau Perusahaan Publik yang menerbitkan Efek Syariah tidak boleh bertentangan
dengan Prinsip-prinsip Syariah.

Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah

91

2. Jenis kegiatan usaha yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 3 angka 1 di atas, antara lain:
a. perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang;
b. lembaga keuangan konvensional (ribawi), termasuk perbankan dan asuransi
konvensional;
c. produsen, distributor, serta pedagang makanan dan minuman yang haram; dan
d. produsen, distributor, dan/atau penyedia barang-barang ataupun jasa yang merusak
moral dan bersifat mudarat.
e. melakukan investasi pada Emiten (perusahaan) yang pada saat transaksi tingkat (nisbah)
hutang perusahaan kepada lembaga keuangan ribawi lebih dominan dari modalnya;
3. Emiten atau Perusahaan Publik yang bermaksud menerbitkan Efek Syariah wajib untuk
menandatangani dan memenuhi ketentuan akad yang sesuai dengan syariah atas Efek Syariah
yang dikeluarkan.
4. Emiten atau Perusahaan Publik yang menerbitkan Efek Syariah wajib menjamin bahwa
kegiatan usahanya memenuhi Prinsip-prinsip Syariah dan memiliki Shariah Compliance
Officer.
5. Dalam hal Emiten atau Perusahaan Publik yang menerbitkan Efek Syariah sewaktu-waktu
tidak memenuhi persyaratan tersebut di atas, maka Efek yang diterbitkan dengan sendirinya
sudah bukan sebagai Efek Syariah.

BAB IV
KRITERIA DAN JENIS EFEK SYARIAH
Pasal 4
Jenis Efek Syariah
1. Efek Syariah mencakup Saham Syariah, Obligasi Syariah, Reksa Dana Syariah, Kontrak
Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK EBA) Syariah, dan surat berharga lainnya yang
sesuai dengan Prinsip-prinsip Syariah.
2. Saham Syariah adalah bukti kepemilikan atas suatu perusahaan yang memenuhi kriteria
sebagaimana tercantum dalam pasal 3, dan tidak termasuk saham yang memiliki hak-hak
istimewa.
3. Obligasi Syariah adalah surat berharga jangka panjang berdasarkan Prinsip Syariah yang
dikeluarkan Emiten kepada pemegang Obligasi Syariah yang mewajibkan Emiten untuk
membayar pendapatan kepada pemegang Obligasi Syariah berupa bagi hasil/margin/fee serta
membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo.

92

Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah

4. Reksa Dana Syariah adalah Reksa Dana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip
Syariah Islam, baik dalam bentuk akad antara pemodal sebagai pemilik harta (shahib al-mal/
rabb al-mal) dengan Manajer Investasi, begitu pula pengelolaan dana investasi sebagai wakil
shahib al-mal, maupun antara Manajer Investasi sebagai wakil shahib al-mal dengan pengguna
investasi.
5. Efek Beragun Aset Syariah adalah Efek yang diterbitkan oleh kontrak investasi kolektif EBA
Syariah yang portofolio-nya terdiri dari aset keuangan berupa tagihan yang timbul dari surat
berharga komersial, tagihan yang timbul di kemudian hari, jual beli pemilikan aset fisik oleh
lembaga keuangan, Efek bersifat investasi yang dijamin oleh pemerintah, sarana peningkatan
investasi/arus kas serta aset keuangan setara, yang sesuai dengan Prinsip-prinsip Syariah.
6. Surat berharga komersial Syariah adalah surat pengakuan atas suatu pembiayaan dalam
jangka waktu tertentu yang sesuai dengan Prinsip-prinsip syariah .

BAB V
TRANSAKSI EFEK
Pasal 5
Transaksi yang dilarang
1. Pelaksanaan transaksi harus dilakukan menurut prinsip kehati-hatian serta tidak
diperbolehkan melakukan spekulasi dan manipulasi yang di dalamnya mengandung unsur
dharar, gharar, riba, maisir, risywah, maksiat dan kezhaliman.
2. Transaksi yang mengandung unsur dharar, gharar, riba, maisir, risywah, maksiat dan kezhaliman
sebagaimana dimaksud ayat 1 di atas meliputi:
a. Najsy, yaitu melakukan penawaran palsu;
b. Bai al-madum, yaitu melakukan penjualan atas barang (Efek Syariah) yang belum dimiliki
(short selling);
c. Insider trading, yaitu memakai informasi orang dalam untuk memperoleh keuntungan
atas transaksi yang dilarang;
d. Menimbulkan informasi yang menyesatkan;
e. Margin trading, yaitu melakukan transaksi atas Efek Syariah dengan fasilitas pinjaman
berbasis bunga atas kewajiban penyelesaian pembelian Efek Syariah tersebut; dan
g. Ihtikar (penimbunan), yaitu melakukan pembelian atau dan pengumpulan suatu Efek
Syariah untuk menyebabkan perubahan harga Efek Syariah, dengan tujuan mempengaruhi
Pihak lain;
h. Dan transaksi-transaksi lain yang mengandung unsur-unsur diatas.

Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah

93

Pasal 6
Harga Pasar Wajar
Harga pasar dari Efek Syariah harus mencerminkan nilai valuasi kondisi yang sesungguhnya dari
aset yang menjadi dasar penerbitan Efek tersebut dan/atau sesuai dengan mekanisme pasar yang
teratur, wajar dan efisien serta tidak direkayasa.

BAB VI
PELAPORAN DAN KETERBUKAAN INFORMASI
Pasal 7
Dalam hal DSN-MUI memandang perlu untuk mendapatkan informasi, maka DSN-MUI
berhak memperoleh informasi dari Bapepam dan Pihak lain dalam rangka penerapan Prinsipprinsip Syariah di Pasar Modal.

BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 8
1. Prinsip-prinsip Syariah mengenai Pasar Modal dan seluruh mekanisme kegiatan terkait di
dalamnya yang belum diatur dalam fatwa ini akan ditetapkan lebih lanjut dalam fatwa atau
keputusan DSN-MUI.
2. Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika di kemudian hari ternyata
terdapat kekeliruan, akan diperbaiki dan disempurnakan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di :
Pada Tanggal
:

Jakarta
23 Oktober 2002 M.
16 Syaban 1423 H.

DEWAN SYARIAH NASIONAL


MAJELIS ULAMA INDONESIA
Ketua,

Sekretaris,


K.H.M.A. Sahal Mahfudh

94

Prof. Dr. H.M. Din Syamsuddin

Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah

FATWA
DEWAN SYARIAH NASIONAL

NO:
41/DSN-MUI/III/2004




.

Tentang
.
OBLIGASI SYARIAH IJARAH

()




:
(
)



:

Dewan Syariah Nasional, setelah:



Menimbang
: a. bahwa Obligasi Syariah yang telah diterbitkan melalui fatwa DSN.

MUI adalah Obligasi Syariah Mudharabah, sehingga belum dapat


mengakomodasi kebutuhan masyarakat terhadap Obligasi Syariah yang
lainnya;
Keputusan Muktamar ke-7 Majma Fiqh Islami tahun

1992
di Jeddah:
Keputusan
Majma
Fiqh
Islami tahun
b. bahwa
dewasa
iniMuktamar
dibutuhkan ke-7
instrumen
obligasi
berdasarkan
prinsip
1992
di
Jeddah:
Syariah untuk membiayai transaksi sewa-menyewa, sehingga diperlukan
.

fatwa tentang Obligasi Syariah Ijarah;

Ijarah
dapat
diterbitkan,

c. bahwa agar Obligasi Syariah


maka Dewan
perlu
menetapkan
fatwa mengenai hal
Syariah Nasional memandang
tersebut untuk dijadikan pedoman.
Mengingat

a. Allah SWT., antara lain: QS. al-Maidah [5]:1:


: 1. Firman
a. a.
QS. al-Maidah [5]:1:

QS. al-Maidah [5]:1:


...
...


Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu
b.
Firman Allah QS. al-Baqarah
[2]: 233:
b. b.
Firman
Allah QS. al-BaqarahFirman
[2]: 233: Allah QS. al-Baqarah
[2]: 233:

...
.

...
anakmu
 disusukan
oleh
orang
lain,

dosa

Dan
jika kamu.ingin
tidak


bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut.

Bertaqwalah kepada Allah; dan


 ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat
c.
Firman Allah QS. al-Qashash
apa yang kamu kerjakan.
[28]:
26:
c.
Firman Allah QS. al-Qashash
[28]: 26:.

Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah

95

Firman Allah QS. al-Baqarah


 b.
...
 [2]: 233:

b.
Firman Allah QS. al-Baqarah
233:

Firman
Allah
Allah
QS.
QS.
al-Qashash
...
c. b.
Firman
al-Baqarah
[2]:
.


c.
Firman
Allah
QS.
al-Qashash
[28]:
26:
[28]:
b.
Firman Allah QS. al-Baqarah
[2]:26:
233:


 ...
[2]:
 233:

.
.

...
c.
Firman
Allah
QS.
al-Qashash

itu
berkata,
Hai
ayahku!


Salah
seorang
dari
.kedua

wanita

Ambillah
...ia
 sebagai

orang yang
bekerja
(pada
kita),
karena
sesungguhnya
orang
yang
[28]:
26:
.

paling Qudsi
 dari Abu
Hadis
Muslim
.a yang
baik yangriwayat
kamu ambil
untuk bekerja
(padaHurairah:
kita) adalah orang
c.
.
dipercaya.
Firman
QS.
al-Qashash

 kuat lagi dapat
 Allah
Firman
Allah
QS.
[28]:
c.

)

:al-Qashash


26:
2. Hadis-hadis
c.[28]:
26:
Nabi
s.a.w.,

antara
Firman
lain:
Allah


QS.
al-Qashash
(

Qudsi

riwayat
Muslim
dari
Abu
(
Hurairah:

)
.a
a.
Hadis
riwayat
[28]:
26:.Qudsi
Hadis
.

Muslim
dari
Abu
Hurairah:

:

.
)

Qudsi
riwayat

Muslim
dari
Abu

Hurairah:

.a(
Hadis
Abu
Hurairah:
b. Hadis Qudsi riwayat Muslim
Hadis dari
Riwayat
Ibn
(
) Majah
.adari

Ibnu
Umar,
Hadis
riwayat

Subhanahu
) bahwa

wa
Nabi

Taala
Muslim
:bersabda:
berfirman:
dari
Abu

Hurairah:
tiga
kelompok
: yang
.a
Aku

Allah
Ada
 Qudsi

menjadi
musuh
mereka


pada
Hari
Kiamat

nanti.

Pertama,

orang
(yang

bersumpah
)

atas nama-Ku laluHadis


ia mengkhianatinya.
( Ibn
) Kedua,
Majah
orang
dari
yang

b.
Riwayat
menjual
orang
merdeka

(bukan
budak
belian),

lalu
ia
memakan
(mengambil)
(
Ibnu Umar, bahwa Nabi bersabda:
 keuntungannya.
Ketiga, orang yang memperkerjakan
( )seseorang,
lalu
pekerja

itu memenuhi kewajibannya, sedangkan orang itu tidak membayarkan

Majah

. .
b. b.
upahnya (HR. Muslim). Hadis
HadisRiwayat
Riwayat Ibn
Ibn Majah dari
dari
Ibnu
Umar,
bahwa
Nabi
bersabda:

Ibnu
Umar,
bahwa
Nabi
bersabda:
b. Hadis Riwayat Ibn Majah dari Ibnu Umar, bahwa Nabi bersabda:
b.
Hadis Riwayat Ibn Majah dari

Abu
Daud

. . riwayat
.

Ibnu
d. Umar, bahwa Nabi bersabda:
Hadis
dari
Sa`d
Berikanlah
pekerja sebelum
keringatnya kering.
Waqqash,
ia berkata:
 Ibn Abiupah

c. Hadis riwayat Abd ar-Razzaq dari Abu Hurairah dan Abu Said al Abu
Daud

dari
d.
Khudri,
Nabi
s.a.w.
bersabda:
Hadis
riwayat


. .

Sa`d
Ibn
Abi
Waqqash,
iaberkata:




 
. .

siapa
mempekerjakan
pekerja,
beritahukan-lah
riwayat
Abu
Daud
dari

Hadis
d.
Barang
 d.
Hadis
riwayat
Abuupahnya.
Daud dari



Sa`d
Abi
Waqqash,
berkata:
d.
Hadis
riwayat
Abu
Daud dari
Sa`d
Ibn Abi Waqqash, ia berkata:
Sa`d
IbnIbn
Abi
Waqqash,
iaiaberkata:
.

d.
Hadis riwayat Abu Daud dari
Ibn


Sa`d
Abi
Waqqash,
ia
berkata:


pernah
menyewakan
tanah
dengan
(bayaran)

hasil
pertaniannya;



Kami
 maka, Rasulullah melarang kami melakukan hal tersebut dan memerintahkan
.
agar kami menyewakannya dengan emas atau perak.

96

Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah

e.
Hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari
Amr
bin
Auf:
e. Hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari Amr bin Auf:

e.
Hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari

Nabi

riwayat
Tirmidzi

dari

Amr
bin
Auf:
e.
Hadis
e.
Hadis
Nabi
riwayat
Tirmidzi
dari
.

e.
Hadis
Nabi
riwayat
Tirmidzi
dari
e. bin Auf:
Hadis Nabi riwayat Tirmidzi
Amr
Amr
bin
Auf:
Perjanjian
bin
bin
Auf:
boleh
dilakukan
diantara

kaum
muslimin
kecuali
perjanjian


Auf:
Amr
Amr
halal
atau

yang

yang
mengharamkan
.yang

menghalalkan
haram;


dan

syarat-syarat

4.
yang

fiqih
syarat


kaum
muslimin

terikat
.
dengan

Kaidah

mereka
:
kecuali


...atau

mengharamkan yang halal


menghalalkan
yang
haram.

4. ulama tentang


.kebolehan
melakukan
akad
sewa
menyewa
(Al-Fiqh


3. Ijma
Kaidah fiqih :
 
al-Islami wa Adillatuh, Dr. Wahbah al-Zuhaili).
4.
Kaidah fiqih :
4.
Kaidah
fiqih
fiqih
:::

4. 4. fiqih : . Kaidah
Kaidah
fiqih
4. Kaidah
.

.


...

Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil
.

yang a.
mengharamkannya.
Imam
al-Syairazi,
al..

394:


..

Muhadzdzab, juz I, Kitab al-Ijarah,


hal.


Di
di sana terdapatal-Syairazi,
hukum Allah..
a. mana terdapat kemaslahatan,Imam

... al

Memperhatikan : 1. Pendapat
antara
Muhadzdzab,
394:
para
ulama;
juz

I,
Kitab
lain:
Imam
al-Ijarah,
Imam
hal.
al-Syairazi,

al
a. a.
al-Syairazi,
al-

a.
Imam
al-Syairazi,
alMuhadzdzab,
 juz
I,
al-Ijarah,
... hal.
394:


Muhadzdzab,
juz
I,Kitab
Kitab
al-Ijarah,
hal.
394:

......


...

...



Ibnu

al-Mughni,
juz
b.

Qudamah,

VIII,
hal.
7:

..

Boleh
melakukan akad ijarah (sewa menyewa) atas manfaat
yang

 dibolehkan
karena keperluan
terhadap
manfaat
sama
dengan
keperluan
b.
.

Ibnu Qudamah, al-Mughni, juz



terhadap benda. Oleh karena akad jual beli atas benda dibolehkan, maka
b.
IbnuQudamah,
Qudamah, al-Mughni,
al-Mughni, juz
juz
VIII,
7:
 hal.
b.
Ibnu
sudah
seharusnya
boleh pula akad
ijarah
atas manfaat.
b.
Ibnu
Qudamah,
al-Mughni,
juz
VIII,
hal.
7:
b.
Ibnu
Qudamah,
al-Mughni,
juz
VIII,
hal.
7:
b.
Ibnu
Qudamah,
al-Mughni, juz VIII, hal. 7:
VIII,
c. hal.
. Ibnu
Qudamah,
al-Mughni,
( ) juz

VIII,
hal. 7:
7:

VIII, hal. 54: .. (())


..


((

))


 Ijarah adalah jual beli
manfaat;

dan
manfaat
berkedudukan
sama
dengan


c.
Ibnu Qudamah, al-Mughni, juz
 benda.
a. Imam
Imam
al-Syairazi,
al.394:

a.
al-Syairazi,
al-Muhadzdzab,
juz I, Kitab
al-Ijarah,
Muhadzdzab,
juzjuz
I, I,
Kitab
al-Ijarah,
hal.
394:
Muhadzdzab,
Kitab
al-Ijarah,
hal.
394: hal.

c.
Ibnu Qudamah, al-Mughni, juz
VIII, hal. 54:
c.
Ibnu
c.
Ibnu Qudamah,
Qudamah, al-Mughni,
al-Mughni, juz
juz
VIII,
hal. 54:
Ianah
al-Thalibin,
juz
III,
hal.
108:
VIII,
hal.
54:


VIII, hal. 54:


 Penyewa boleh menyewakan

benda
yang
disewa
[
jika
] iatelah
menerima

...



benda tersebut.
.




 hal.
VIII,
54: al-Mughni,Ibnu
c.
Qudamah,
al-Mughni, juz
c.
Ibnu
Qudamah,
juz VIII,
hal. 54:

Ianah
al-Thalibin,
juzjuzIII,
 Ianah
al-Thalibin,
III,hal.
hal.108:
108:

Ianah al-Thalibin, juz III, hal. 108:
Ianah
al-Thalibin,
III,
hal.
108:
al-Majmu
e.
juz

Imam
[al-Nawawi,

Ianah
al-Thalibin,
juz


III,

hal.
108:
[] ]
...
...
Kumpulan Fatwa DSN-MUI
Terkait
Pasar
Modal
Syariah
XV,

383:

...
[hal.

]
97
Syarah
al-Muhadzdzah,
..juz


[[
]
...


.

]
...


(..

c.
VIII, hal. 54:
VIII, hal. 54:



Ibnu Qudamah, al-Mughni, juz







d. Imam al-Nawawi, al-Majmu Syarah al-Muhadzdzab, juz XV, hal. 308;


Ianah al-Thalibin,
al-Syarbini,
Mughni al-Muhtaj,
hal. 332; al-Dimyathi, Ianah
juz III, juz
hal.II,108:
Ianah al-Thalibin,
al-Thalibin,
juz III, hal. juz
108:III, hal. 108:

Ianah
al-Thalibin,
III,

juz

hal.
108:
[] ...
.
[

]
...

]
...
.
[


.adanya
akad
ijarah

(sewa
menyewa),

sebab

kebutuhan
orang
mendorong

tidak setiap orang memiliki kendaraan, tempat tinggal dan pelayan (pekerja).

e.
Imam al-Nawawi, al-Majmu
Oleh
sebagaimana
dibolehkanal-Majmu
juga menjual
e. karena itu, ijarah dibolehkan
Imam
al-Nawawi,
Syarah al-Muhadzdzah, juz XV, hal. 383:
benda.
e.
Imam
al-Nawawi,
al-Majmu
Syarah al-Muhadzdzah, juz
XV, hal.
383:
Syarah
e. Imam
al-Nawawi,
Syarah

al-Muhadzdzah,
al-Majmu
(juz
XV,
al-Muhadzdzah,
) hal.
383:
juz
XV,
hal.
383:

( ) :


( ) :
:


( )

()

()

(
)
.

)

.
(
)
.



(
)

.

)

.

)
.yang
disewa
kepada
pihak

Jika penyewa bermaksud menyewakan benda

lain sebelum benda itu diterima, maka mengenai kebolehan penyewaan


(kedua) tersebut terdapat tiga pendapat. Pertama, tidak boleh, sebagaimana
halnya benda yang dibeli; artinya, tidak boleh menjual benda yang dibeli
sebelum diterima; sedangkan ijarah (sewa menyewa) sama dengan jual beli
(bai) sebagaimana keterangan terdahulu.

98

Kedua, penyewaan (kedua oleh penyewa) hukumnya boleh (sah), karena


obyek ijarah adalah manfaat; sedangkan manfaat tidak dipandang telah
diterima hanya dengan pemberi sewa telah menyerahkan benda yang
disewakannya. Oleh karena itu, penyerahan benda tidak menimbulkan
pengaruh hukum terhadap manfaat.

Ketiga, boleh hukumnya menyewakan benda yang disewa tersebut kepada


pemberi sewa (pertama), karena benda itu berada pada tangannya; namun
tidak boleh menyewakannya kepada selain pemberi sewa (orang lain), karena
benda itu tidak berada pada tangannya.

Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah

f.
Ibnu Qudamah, Al-Mughni, juz
f. VIII,
Ibnu
hal. 56:
f.
IbnuQudamah,
Qudamah, Al-Mughni,
Al-Mughni, juz
juz
f. Ibnu Qudamah, Al-Mughni, juz VIII, hal. 56:
VIII,
hal.
56:
f.
Ibnu Qudamah, Al-Mughni, juz
VIII, hal. 56:
hal.
. 56:
.Ibnu
Qudamah,
Al-Mughni,
juz


f.
VIII,

..
..
.

VIII,

hal. 56:
.


..

.
.


Penyewa
dengan
sejumlah
 . boleh

menyewakan

. benda
.yang
disewanya



bayaran
(sewa)
yang
sama
atau
lebih
tinggi.
Hal
tersebut
telah
ditegaskan
.


 .

oleh Imam Ahmad. Pendapat yang sama dikemukakan pula Atha, al
g.
Ibnu Qudamah, al-Mughni,.juz

Hasan,
dan al-Zuhri; demikian juga dikemukakan oleh Iman Syafii, Abu
VIII,
hal.
113:
g. dan Ibn al-Munzir. Ibnu
Ibnu Qudamah,
Qudamah, al-Mughni,
al-Mughni, juz
g. Tsaur
g.
Ibnu Qudamah, al-Mughni, juz
VIII,
hal.
113:
VIII,
hal.
113:
g. Ibnu Qudamah, al-Mughni, juz VIII, hal. 113:
.hal.
113:
Ibnu
Qudamah,
al-Mughni,

juz

VIII,
g.
hal.




..

VIII,
113:
.

 Benda
yang disewa adalah amanah di tangan penyewa; jika rusak bukan

h.
Al-Sayyid
Sabiq
dalam
Fiqh
disebabkan
penyewa
tidak
diminta
harus
bertanggung

jawab
al
 . kelalaian,
h.
Al-Sayyid
Sabiq
dalam
Fiqh
alSunnah
(Beirut:
Dar
al-Fikr,
1983),
Juz
3,
Cet.
Ke-4,
hal.
(mengganti).
h. 
Al-Sayyid Sabiq dalam Fiqh alh.
Al-Sayyid
Sabiq
Fiqh
alSunnah
(Beirut:
DarFiqh
al-Fikr,
1983),
JuzDar
Cet.
Ke-4,
hal.
208,
h.
Al-Sayyid
Sabiq dalam
al-Sunnah
(Beirut:
al-Fikr,
1983),
Juz
Sunnah
(Beirut:
Dar
al-Fikr,
1983),
Juz
3,3,dalam
Cet.
Ke-4,
hal.
Sunnah
(Beirut:
Dar al-Fikr,
1983), Sabiq
Juz 3, dalam
Cet. Ke-4,
208,
h.
Al-Sayyid
Fiqhhal.
al3,
Cet. Ke-4,
hal. 208,
208,
208,

...

Sunnah
(Beirut: Dar al-Fikr, 1983), Juz 3, Cet. Ke-4, hal.
.
...


208,

...

.

...

 .

... barang
boleh

Penyewa
boleh
.
menyewakan
sewaan.

Ia(penyewa)

 (mustajir)
Wahbah
al-Zuhaili,
al-Fiqh
 i.
pula
menyewakan
kembali
dengan
harga
yang
sama
pada
saat
ia
menyewa,
. al

i. banyak
Wahbah
al-Zuhaili,
lebih
lebih sedikit.
Islami
wa atau
Adillatuhu,
Cet.4
Juz 5; hal.
3842: al-Fiqh ali. i.Islami wa Adillatuhu, Cet.4
Wahbah
al-Fiqh
alWahbah
al-Zuhaili,
al-Fiqh
alJuz wa
5;al-Zuhaili,
hal. 3842:Cet.4
i. Wahbah
al-Zuhaili, al-Fiqh al-Islami
Adillatuhu,
Juz 5; hal.
Islami

wa

Islami
Adillatuhu,
Cet.4
Juz
5;
hal.
3842:
wa
Adillatuhu,
Cet.4
Juz
5;
hal.
3842:
i.3842:
Wahbah al-Zuhaili, al-Fiqh al


Islami

wa
Cet.4
5;
hal.

Adillatuhu,

Juz
3842:



..


Dr. tokoAliatauMuhyiddin
al-
 j.
Jika
seseorang menyewa rumah,
tempat
.lainnya,
Ali
ia
boleh


memanfaatkannya
sesuai dengan
kehendaknya,
baik ditempatihal.
sendiri
atau
j.
Dr.
Ali Muhyiddin
Ali 352alQarahdaghi,
Buhuts
fi al-Iqtishad
al-Islami,
dengan
menempatkan
orangfilain
ke dalamnya
melalui
akad sewa
menyewa
j.Qarahdaghi,
Dr.
Ali Muhyiddin
Muhyiddin
Ali
j. 353:
Dr.
Ali
Ali
alBuhuts
al-Iqtishad
al-Islami,
hal.
352atau dengan cara meminjamkan; ia (penyewa) boleh juga menaruh
Qarahdaghi,
Buhutsfi fial-Iqtishad
al-Iqtishad
al-Islami, hal.
hal.
353:
Qarahdaghi,
Buhuts
al-Islami,
j.(memasukkan)
Dr.
Alitempat
Muhyiddin
Ali 352albenda
orang
lain
di dalam
tersebut.



353:
353:
Qarahdaghi,
.Muhyiddin

al-Qarahdaghi,
)fi
al-Iqtishad
Buhuts
al-Islami,

hal.

(Ali
Buhuts
Ali

fial-Iqtishad

al-Islami,

352j. Dr.
353:
hal.
352-353:
.

( )


.

(.


k. . Ibnu
Qudamah,
al-Mughni,
juz


 V,
k. hal. 173:
Ibnu Qudamah, al-Mughni, juz
V, hal. 173:
Ibnu Qudamah,
Qudamah, al-Mughni,
al-Mughni, juz
juz
k. k.
Ibnu
V,
hal.
173:

V,k.
173:
hal.

(


Ibnu

Qudamah,

:
al-Mughni,

juz
)
V,
hal.
173:

Kumpulan
(

Fatwa

)
Terkait Pasar Modal Syariah
 (

DSN-MUI



:

99
)

 (

)
l.
Ianah
al-Thalibin,
( Al-Dimyathi,
:

353:
( )


.
( )


.

Demikian pula dimungkinkan penerbitan Obligasi Ijarah biasa (bukan

Ijarah
k.
Qudamah,
al-Mughni,
juz
Muntahiya Bittamlik), Ibnu
baik ijarah
atas barang
(ayan), bergerak
maupun
tidak
bergerak, ataupun ijarah atas jasa tenaga kerja.
V,
hal.
173:
k.
Ibnu Qudamah, al-Mughni, juz

k. V,
Ibnu
Qudamah,
hal.
173: al-Mughni, juz V, hal. 173:


( : )

( : )


Jika salah seorang dari dua orang berserikat membeli porsi mitra serikatnya,
l.
Al-Dimyathi,
Ianah al-Thalibin,
hukumnya
boleh, karena ia membeli
milik pihak lain.
juz
III,
hal.
9:
Al-Dimyathi,
l. l.
Al-Dimyathi, Ianah al-Thalibin,
juz III, hal. 9:Ianah al-Thalibin,
juz III, hal. 9:


... ( ) ...


:
... ( ) ...


:

( )





Wakil
tidak boleh menjual kepada
dirinya
sendiri dan
kepada
(

)
orang

yang


ada di bawah pengampuannya, walaupun hal itu telah diizinkan dan telah

pula ditentukan harganya. Hal ini berbeda dengan pendapat Ibnu Rifah;
m.
Wahbah al-Zuhaili, al-Fiqh almaksudnya, menurut Ibnu Rifah, wakil boleh menjual kepada dirinya
Islami
wa
Adillatuhu,
juz
V,
4094:
sendiri
dan
kepada
orang
yang
adahal.
di bawah
pengampuannya...
m.
Wahbah
al-Zuhaili,
al-FiqhSayyid
al-

Umar al-Bashri
menulis sebagai
berikut:
Pendapat Ibnu Rifah tersebut
Islami
wa Adillatuhu,
juz V,
hal. 4094:
adalah pendapat yang sangat berbobot dan mempunyai landasan hukum,
dilihat dari sudut makna (semangat hukum). Hanya saja, dilihat dari sisi
naql, pendapat jumhur-yang memandang kuat bahwa wakil (dalam hibah)
tidak boleh memberikan (hibah) kepada diri sendiri-menolak pendapat Ibnu
Rifah tersebut.

m. Wahbah al-Zuhaili, al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu, juz V, hal. 4094:

...




( )

100


Diriwayatkan
dari Imam Malik bahwa wakil tidak boleh membeli sesuatu
untuk dirinya. Dengan demikian, nampak jelas bahwa ulama mazhab
Hanafi
secara mutlak tidak membolehklan
wakilMualajah
melakukan penjualan
n.
Munzir Qahf,
al-Ajz
untuk (kepada) diri sendiri. Sementara itu, jumhur (mayoritas ulama) tidak
fi al-Mizaniyyah al-Ammah fi al-Nizham al-Islami, h. 14
membolehkan cara penjualan tersebut kecuali pihak yang mewakilkan
dan 16: penjualan kepada diri sendiri.
mengizinkan











) .
(

Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah


n.
Munzir Qahf, Mualajah al-Ajz
fi
al-Mizaniyyah
al-Ammah
n. Munzir Qahf, Mualajah al-Ajz fi
fi al-Nizham
al-Mizaniyyahal-Islami,
al-Ammahh.fi14
aldan
16:al-Islami, h. 14 dan 16:
Nizham










) .
(






( )

Penerbitan shukuk (obligasi) ijarah dapat dilakukan terhadap (untuk)


aktiva (asset) tetap yang telah ada. Kepemilikan aktiva tersebut beralih
kepemegang
shukuk;
dan (karena itu), penyewaan dilakukan dari mereka.
Demikian juga, shukuk ijarah dapat diterbitkan terhadap (untuk) aktiva
tetap di mana pemerintah membeli aktiva tersebut sebagai wakil dari
pemegang shukuk, kemudian menyewaya dari mereka.

Jika shukuk ijarah ditawarkan


kepada
untuk kepentingan
taman
Mengingat
:
1. publik
Firman
Allah SWT,
umum yang belum ada (belum dibangun), maka pemerintah tidak dapat
antara lain:
menggunakan dana terkumpul untuk selain pembangunan taman. Hal itu
karena pemerintah hanya dalam penggunaan dana tersebut hanya berstatus

wakil
dari
pemiliknya.
(
sebagai

( :)

2. Fatwa DSN-MUI nomor 9/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan


Ijarah; Fatwa DSN-MUI
nomor
10/DSN-MUI/IV/2000
tentang
(
Wakalah; Fatwa
DSN-MUI
nomor
29/DSN-MUI/VI/2002
tentang


PRKS; Fatwa DSN-MUI nomor 32/DSN-MUI/IX/2002 tentang
( :) 
Obligasi Syariah; Fatwa DSN-MUI nomor 40/DSN-MUI/X/2003
tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di
Bidang Pasar Modal;

Pleno


Syariah

MUI
tanggal
(12
3. Pendapat Rapat
Dewan
Nasional
Muharram(
1425/4
Maret

:
) 2004;
4. Surat dari PT. Mandiri Sekuritas No.062/MS/DIR/II/04 perihal


 Syariah Ijarah.
permohonan
Fatwa
Obligasi

( :) ... ...

(

.( :)


Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah


(
101

:)

MEMUTUSKAN
Menetapkan

: FATWA TENTANG OBLIGASI SYARIAH IJARAH

Pertama

: Ketentuan Umum

1. Obligasi Syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan


prinsip syariah yang dikeluarkan oleh Emiten kepada pemegang obligasi
syariah yang mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada
pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil/marjin/fee serta membayar
kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo.
2. Obligasi Syariah Ijarah adalah Obligasi Syariah berdasarkan akad Ijarah
dengan memperhatikan substansi Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI
No. 09/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Ijarah.
3. Pemegang Obligasi Syariah Ijarah (OSI) dapat bertindak sebagai Mustajir
(penyewa) dan dapat pula bertindak sebagai Mujir (pemberi sewa).
4. Emiten dalam kedudukannya sebagai wakil Pemegang OSI dapat
menyewa ataupun menyewakan kepada pihak lain dan dapat pula
bertindak sebagai penyewa.
Kedua

: Ketentuan Khusus

1. Akad yang digunakan dalam Obligasi Syariah Ijarah adalah Ijarah


dengan memperhatikan substansi Fatwa DSN-MUI nomor 9/DSNMUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Ijarah, terutama mengenai rukun
dan syarat akad.
2. Obyek Ijarah harus berupa manfaat yang dibolehkan.
3. Jenis usaha yang dilakukan Emiten tidak boleh bertentangan dengan
syariah dengan memperhatikan substansi Fatwa DSN-MUI nomor 20/
DSN-MUI/IX/2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk
Reksadana Syariah dan nomor 40/DSN-MUI/X/2003 tentang Pasar
Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar
Modal.
4. Emiten dalam kedudukannya sebagai penerbit obligasi dapat
mengeluarkan OSI baik untuk asset yang telah ada maupun asset yang
akan diadakan untuk disewakan.
5. Pemegang OSI sebagai pemilik aset (ayan) atau manfaat (manafi) dalam
menyewakan (ijarah) asset atau manfaat yang menjadi haknya kepada
pihak lain dilakukan melalui Emiten sebagai wakil.
6. Emiten yang bertindak sebagai wakil dari Pemegang OSI dapat menyewa
untuk dirinya sendiri atau menyewakan kepada pihak lain.

102

Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah

7. Dalam hal Emiten bertindak sebagai penyewa untuk dirinya sendiri, maka
Emiten wajib membayar sewa dalam jumlah dan waktu yang disepakati
sebagai imbalan (iwadh malum) sebagaimana jika penyewaan dilakukan
kepada pihak lain.
8. Pengawasan aspek syariah dilakukan oleh Dewan Pengawas Syariah atau
Tim Ahli Syariah yang ditunjuk oleh Dewan Syariah Nasional MUI,
sejak proses emisi Obligasi Syariah Ijarah dimulai.
9. Kepemilikan Obligasi Syariah Ijarah dapat dialihkan kepada pihak lain,
selama disepakati dalam akad
Ketiga

: Penyelesaian Perselisihan
Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi
perselisihan di antara kedua belah pihak, maka penyelesaiaannya dilakukan
melalui Badan Arbitrasi Syariah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui
musyawarah.

Keempat

: Ketentuan Penutup
Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan, jika di
kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan disempurnakan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di
: Jakarta
Tanggal
: 12 Muharram 1425 H
04 Maret 2004 M
DEWAN SYARIAH NASIONAL
MAJELIS ULAMA INDONESIA
Ketua,

Sekretaris,


K.H.M.A. Sahal Mahfudh

Prof. Dr. H.M. Din Syamsuddin

Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah

103

FATWA
DEWAN SYARIAH NASIONAL
NO: 50/DSN-MUI/III/2006
Tentang
AKAD MUDHARABAH MUSYTARAKAH

Dewan Syariah Nasional, setelah:


Menimbang

: a. bahwa beberapa fatwa DSN yang memuat mudharabah, seperti Fatwa No.
1/DSN-MUI/IV/2000 tentang Giro, Fatwa No. 2/DSN-MUI/IV/2000
tentang Tabungan, Fatwa No.3/DSN-MUI/IV/2000 tentang Deposito,
Fatwa No. 7/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Mudharabah dan
Fatwa No. 21/DSN-MUI/X/2001 tentang Pedoman Umum Asuransi
Syariah khususnya mengenai akad Tijarah (Mudharabah) belum memuat
akad Mudharabah Musytarakah;

b. bahwa akad Mudharabah Musytarakah, yaitu salah satu bentuk akad


Mudharabah di mana pengelola (mudharib) turut menyertakan modalnya
dalam kerjasama investasi; diperlukan karena mengandung unsur
kemudahan dalam pengelolaannya serta dapat memberikan manfaat
yang lebih besar bagi para pihak;
c. bahwa oleh karena itu, Dewan Syariah Nasional memandang perlu
menetapkan fatwa tentang Mudharabah Musytarakah untuk dijadikan
Mengingat
:
1.
Firman Allah
pedoman.
Mengingat

SWT, antara
lain: antara lain:
: 1. Firman
Allah SWT,

( :)

Hai orang yang beriman! Tunaikanlah akad-akad itu. Dihalalkan
bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu.
(Yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika
sedang
mengerjakan
haji.
Sesungguhnya
Allah
menetapkan

kamu
:hukum-hukum
) menurut
yang
dikehendaki-Nya.

(QS.
al-Maidah

(
[5]: 1)

104

Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah



( :)

Mengingat
( :) :
1.
Firman
Allah
SWT, antara lain:

Mengingat
:
1.
Firman Allah

(
Mengingat
antara
lain:
: 1.
Firman
Allah

(
SWT,
(

Mengingat
:
1.
Firman
Allah
:

SWT, antara lain:


SWT,
antara
lain:
(

(
Sesungguhnya
Allah
menyuruh
kamu
menyampaikan
amanat
kepada
(
:
)


(
yang
dan

apabila

hukum
di
(
(:berhak
)menerimanya


kamiu

menetapkan

:antara

)manusia,

hendaklah
dengan
adil

Sesungguhnya


Allah
memberi

( :

yang
sebaik-baiknya

kepadamu.
Sesungguhnya
Allah

(
pengajaran
(
( :
) Melihat
(QS.
an-Nisa
[4]:

adalah
Maha
Mendengar
lagi
Maha

(
58).
:
)


(
)


(
(
:

(
:
)

( :) ... (
...
(

( :) (

Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar,

berjudi,
(berkorban

untuk)
berhala,
mengundi
nasib
dengan
panah,

adalah

termasuk
:
syaitan.
jauhilah


Maka
perbuatan
(keji

)perbuatan

(
...keberuntungan
.(
:
...

(
itu

:
)mendapat
perbuatan-perbuatan
kamu
:agar
)

(QS.
)
al-Maidah [5]: 90) ( :)

(
(

( :) ... ...


(
:
)...


...
Dan Allah menghalalkan
jual
beli
dan
mengharamkan
(

)
...

:riba....
( :) .(

...)

(
(

(
(

(QS. Al-Baqarah [2]: 275)


(
 .(
:
)
(


(
.( :)
( :) .(

:
)
2. orang yang
Hadis-hadis
Nabi shallallahu
alaihi
wasallam,
Hai
beriman! Bertaqwalah
kepada Allah dan
tinggalkan

sisa
riba jika
antara
lain:kamu orang yang beriman (QS. al-Baqarah [2]: 278).

(
:
)

(
(

:
)

...
(

(.

( :) Hadis-hadis
Nabi
shallallahu


alaihi

wasallam,
)
(

2.
Hai orang-orang
yang beriman, janganlah kalian memakan
lain:
 antara

(mengambil)
harta orang lain secara batil, kecuali jika berupa

perdagangan yang dilandasi atas sukarela di antara kalian. Dan


) Hadis-hadis

alaihi

...
((
2..janganlah
wasallam,
Nabi
sesungguhnya
shallallahu

Maha

kamu
membunuh dirimu;
Allah alaihi
adalah
2.
Hadis-hadis
Nabi
shallallahu
wasallam,
(

)
(Hadis-hadis
(QS.

antara
lain:
Penyayang
dirimu.
an-Nisa
[4]
:
29).
2.
Nabi
shallallahu
alaihi
wasallam,
antara lain:
antara lain:
2. Hadis-hadis Nabi shallallahu alaihi wasallam, antara lain:
.
...
(
. (

...)
(

)
(

...
(

)
( (

)
(

)

(

)  3. Kaidah
fiqh,

antara
lain: (


)((

105
Kumpulan
Fatwa
DSN-MUI
Terkait
Pasar
Modal
Syariah

)
((
)

lain: Hadis-hadis Nabi shallallahu alaihi wasallam,


2.
 antara

2. antara lain:
Hadis-hadis Nabi shallallahu alaihi wasallam,
.
...
(
2. lain: Hadis-hadis Nabi shallallahu alaihi wasallam,
antara
terikat dengan
syarat-syarat
mereka
buat
2.Kaum muslimin
Hadis-hadis
Nabi
shallallahu
alaihi
wasallam,
(
yang


)
. lain:
syarat
yang
mengharamkan
yang
halal

atau
menghalalkan
...
(
antara
kecuali
antara
lain:
(

)
. yang
haram.
(HR.
Tirmidzi
dariAmr
bin

Auf)
...
(
. (

...)
(
.

)

...
((
(

)
(

)
(
)

(

melarang
 jual

Rasulullah
yang
mengandung
gharar
(HR.
(SAW

beli

Muslim,
) Tirmizi,
Nasai,
Abu
Daud,
dan
Ibnu
Majah

dari

(
Abu




(
Hurairah).
(

((

(


)
(


(

)
(

Tidak


dan
) tidak
boleh
pula

(
boleh
membahayakan
diri
sendiri


) fiqh,
antara
lain: (

3.(Hadis
Kaidah

Majah

membahayakan
orang
lain.
Nabi
riwayat
Ibnu

(
(

dari
Ubadah
bin
Shamit,
riwayat
Ahmad
dari
Ibnu
Abbas,
(



3.
Kaidah fiqh, antara lain:
dan Malikdari
Yahya).


(

 3.


(
3.  Kaidah fiqh,
Kaidah
 antara lain: 3.
Kaidahfiqh,
fiqh,antara
antara lain:
lain:
 
Kaidah
antara

3. 3.
Kaidah
fiqh,fiqh,
antara
lain:lain:
.




(((






(
dilakukan
kecuali

(
Pada dasarnya, semua bentuk muamalah.boleh

ada dalil yang mengharamkannya.

....
.

106

((
((

Segala mudharat harus dihindarkan sedapat mungkin.

Memperhatikan
:
1.
Pendapat para
..

ulama,
antara
lain:

((
Memperhatikan
:
1.
para
.
Pendapat

Segala
(bahaya) harus dihilangkan.
ulama,mudharat
antara lain:


(
4. Ijma,
sebagaimana
dikemukakan
oleh
Wahbah
Zuhaili:

Ijma,
sebagaimana
dikemukakan
oleh
Wahbah
Zuhaili:
Memperhatikan
Pendapat
para
::: 1.1.


para
(
Memperhatikan
Pendapat
Memperhatikan
Pendapat
para
:. 1.

) .
ulama,
antara
lain:

ulama,
antara
antara
lain:
lain:
(
.



ulama,

:.

)



) .
(

(((



.(
.



Mengenai
bahwa
harta

:.


Ijma,

.
diriwayatkan
:.

sejumlah

sahabat

menyerahkan
)))...
(

:.

anak
yatim
sebagai
mudharabah,
dan
tidak
ada
seorang
pun
megingkarinya.
(

) (
(
.

Memperhatikan

karena
itu,.hal
tersebut
.:

Pendapat

para
ulama,
(
1.
Oleh
adalah
ijma.
(Wahbah
al-Zuhaili,
(
.

al-Fiqh al
)

Islami
wa
Adillatuhu,
[Damsyiq:
Dar
al-Fikr,
2004],
juz
V,
h.
3925).
antara lain:
( .

)..

) )
(
.

:.

)
(.
.

Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah

( .

.
1.
Pendapat

(
para


:. ) .
( .:

Memperhatikan
1. Pendapat

Memperhatikan
:
Memperhatikan : 1. Pendapat
para ulama,
ulama, antara
lain: antara lain:

Nabi
shallallahu
alaihi wa sallam pergi berniaga sebagai mudharib
ulama,
antara lain:
ke Syam dengan harta Sayyidah Khadijah binti Khuwailid sebelum
menjadi nabi; setelah menjadi nabi, beliau menceritakan perniagaan

.




sebagai
(taqrir).
(Ibn

tersebut
penegasan
Hisyam,
al-Sirah
alNabawiyah,

) [al-Qahirah:
Dar
al-Hadis,
2004],
juz
I,h.

141;

:. Abu
(

Tathwir

) .al
Zaid,
.

Muhammad
Abd
al-Munim
Nahwa
(

Mudharabah, [al-Qahirah: Maktabah al-Mahad al-Alami li-alFikr al-Islami, 2000], h. 411).


.
)
( .

para
((

Mudharabah adalah akad yang disyariatkan tanpa ada perbedaan


pendapat di kalangan ahli fiqh. Dalil pensyariatan tersebut
ditetapkan dengan ijma yang didasarkan pada sunnah taqririyah.
(Muhammad Abd al-Munim Abu Zaid, Nahwa Tathwir alMudharabah, [al-Qahirah: Maktabah al-Mahad al-Alami lial-Fikr al-Islami, 2000], h. 411).

: :




..




..









:
]

) ...
:
]
) ...
(:.
:.:.:.[
[

((

) )

(.
.

((

Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah

107

Bagian keempat: bermusyarakah dua modal dengan badan (orang)


pemilik salah satu modal tersebut. Bentuk ini mengga-bungkan syirkah
dengan mudharabah; dan hukumnya sah. Apabila di antara dua orang
ada 3000 (tiga ribu) dirham: salah seorang memiliki 1000 dan yang
lain memiliki 2000, lalu pemilik modal 2000 mengizinkan kepada
pemilik modal 1000 untuk mengelola seluruh modal dengan ketentuan
keuntungan
dibagi
dua
antara

mereka
(50:50),
maka
: hukumnya

bahwa
Pemilik
modal
1000


.1/3

pertiga)


sah.
memperoleh
(satu
keuntungan,
yaitu
2/3
(dua
pertiga)

dibagi
dua
antara
mereka:
pemilik

sisanya
modal

2000
.memperoleh

(tiga

perempat)-nya
dan
amil
(mudharib)

memperoleh
memperoleh
(seperempat)-nya;
hal
inikarena
amil



(setengah)
keuntungan.
Oleh
karena
itu,
keuntungan
(sisa?)

tersebut

kita
jadikan
6(enam)
bagian;
3 (tiga)
bagian
untuk
amil,
(yaitu)

porsi

(keuntungan) modalnya 2 (dua) bagian dan 1 (satu) bagian ia peroleh



sebagai bagian karena ia mengelola modal mitranya; sedangkan porsi
:]
mitranya
) ...
4 (empat)
bagian,
untuk
amil

(keuntungan)
modal
adalah
( :. (Ibn
:.Qudamah,
[

1 (satu) bagian, yaitu (seperempat).


al-Mughni,
[Kairo: Dar al-Hadis, 2004], juz 6, h. 348).






)
( .

Mudharib (pengelola) boleh menyertakan dana ke dalam akumulasi


modal dengan seizin rabbul mal (pemilik modal yang awal).
Keuntungan dibagi (terlebih duhulu) atas dasar musyarakah (antara
mudharib sebagai penyetor modal/dana dengan shahibul mal) sesuai
porsi modal masing-masing. Kemudian mudharib mengambil porsinya
dari keuntungan atas dasar jasa pengelolaan dana. Hal itu dinamakan
Mengingat
:
1.
Firman Allah
mudharabah musytarakah. (Wahbah al-Zuhaili, al-Muamalat alSWT.,
antara
lain:
Maliyyah al-Muashirah, [Dimasyq: Dar al-Fikr, 2002], h. 107)

2. Pendapat dan saran


peserta
Rapat
(
:
) Pleno
Dewan
Syariah

Nasional
pada
(
23 Shafar 1427 H/23 Maret 2006.
MEMUTUSKAN
Menetapkan
Pertama

.
: FATWA TENTANG AKAD MUDHARABAH MUSYTARAKAH



: Ketentuan Umum
( - : )

Mudharabah Musytarakah adalah bentuk akad Mudharabah di mana


pengelola (mudharib) menyertakan modalnya dalam kerjasama investasi
tersebut.
108


( : )

Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah

Kedua

: Ketentuan Hukum
Mudharabah Musytarakah boleh dilakukan oleh LKS, karena merupakan
bagian dari hukum Mudharabah.

Ketiga

: Ketentuan Akad
1. Akad yang digunakan adalah akad Mudharabah Musytarakah, yaitu
perpaduan dari akad Mudharabah dan akad Musyarakah.
2. LKS sebagai mudharib menyertakan modal atau dananya dalam investasi
bersama nasabah.
3. LKS sebagai pihak yang menyertakan dananya (musytarik) memperoleh
bagian keuntungan berdasarkan porsi modal yang disertakan.
4. Bagian keuntungan sesudah diambil oleh LKS sebagai musytarik dibagi
antara LKS sebagai mudharib dengan nasabah dana sesuai dengan
nisbah yang disepakati.
5. Apabila terjadi kerugian maka LKS sebagai musytarik menanggung
kerugian sesuai dengan porsi modal yang disertakan.

Keempat

: Ketentuan Penutup
1. Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi
perselisihan di antara para pihak, maka penyelesaiannya dilakukan
melalui Badan Arbitrase Syariah setelah tidak tercapai kesepakatan
melalui musyawarah.
2. Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan jika
di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan
disempurnakan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di
: Jakarta
Pada Tanggal
: 23 Shafar 1427 H
23 Maret 2006 M
DEWAN SYARIAH NASIONAL
MAJELIS ULAMA INDONESIA
Ketua,

Sekretaris,


K.H.M.A. Sahal Mahfudh

Drs. H.M. Ichwan Sam

Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah

109

FATWA
DEWAN SYARIAH NASIONAL
NO: 59/DSN-MUI/V/2007
Tentang
OBLIGASI SYARIAH MUDHARABAH KONVERSI

Dewan Syariah Nasional, setelah:


Menimbang

: a. bahwa obligasi syariah adalah termasuk instrumen investasi pada pasar


modal syariah;

b. bahwa obligasi syariah dimungkinkan untuk dikonversi ke saham syariah


yang diperjanjikan di depan pada saat penerbitan obligasi syariah;
c. bahwa
 agar obligasi yang kemudian dikonversi ke saham dapat diterbitkan
sesuai
 dengan prinsip syariah, Dewan Syariah Nasional memandang perlu
menetapkan fatwa mengenai hal tersebut untuk dijadikan pedoman.
Mengingat

: 1. Firman Allah SWT; antara lain:

a.

QS. al-Maidah [5]: 1:

a. a.
QS. al-Maidah
1:
QS. [5]:
al-Maidah
[5]: 1:

Hai orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu

b. b.
QS. l-Baqarah
282:
QS. [2]:
l-Baqarah
[2]: 282:

b.
QS. l-Baqarah [2]: 282:




...


...

tidak
secara

Hai orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah


tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya.
Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya
. dengan

benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya .sebagaimana
Allah

mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang

110

b.
Hadis Nabi riwayat Imam al-Thabrani dan alb.
Hadis
Baihaqi dari
IbnNabi
Abbasriwayat
ra.: Imam al-Thabrani dan alKumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
Baihaqi dari Ibn Abbas ra.:





a.
QS. al-Maidah [5]: 1:
a.
QS. al-Maidah [5]: 1:
berutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia
b.
QS. l-Baqarah [2]: 282:
bertakwa kepada
Allah Tuhannya,
janganlah ia mengurangi sedikitpun
b.
QS. l-Baqarah
[2]: dan
282:

daripada hutangnya.

2. Hadis
lain:

s.a.w.;

antara


Nabi


b.
QS.
l-Baqarah
[2]:
282:

Majah
...

a. b.
Hadis NabiQS.
riwayat
Imam Muslim
dari Abu Hurairah, Ibnu
l-Baqarah
[2]: 282:
...Ibnu
Umar
dan
Abu
Burdah

dari Abu al-Hamra, dan Ahmad dari

Niyar;

s.a.w.
bersabda:

bin
Nabi

...

.

.


...

Barang siapa menipu kami, maka ia tidak termasuk golongan kami.

Imam
al-Thabrani
b. b.
Hadis NabiHadis
riwayatNabi
Imam riwayat
al-Thabrani
dan al-Baihaqi
.dari
Ibn
dan
Abbas
al
b.
Hadis
dan
alra.:
Baihaqi
dari
IbnNabi
Abbasriwayat
ra.: Imam al-Thabrani
.

Baihaqi dari Ibn Abbas ra.:





b.
Hadis
Nabi
Imam
al

riwayat
al-Thabrani


dan
b.


Hadis

Nabi
riwayat

al
Imam
al-Thabrani
dan
Baihaqi
Ibn
Abbas
ra.:
dari
.


.
Baihaqi dari
Abbas
. Ibn

ra.:

.

Abbas
Abdul
harta
bin

Mutthalib
jika
menyerahkan

sebagai

Mudharabah


ia
mensyaratkan
kepada
mudharib-nya
agar
tidak
mengarungi

lautan

dan

tidak
lembah,
serta
tidak
membeli
hewan
ternak.
Jika
persyaratan
Nabi
riwayat
Imam
Ibnu
Majah
dari
c.
menuruni
Hadis

.
riwayat
Imam


Majah
.dari

c.
Hadis
Nabi
Ibnu
itu dilanggar,
(mudharib)
Shuhaib,
bersabda:
.Nabi
ia
s.a.w.

harus
menanggung

risikonya.
Kemudian
.
Abbas melaporkan
persyaratan
tersebut kepada Rasulullah, maka beliau
Shuhaib,
Nabi s.a.w.
bersabda:
membolehkannya.

:
c.
Hadis
riwayat
dari
Nabi

riwayat

Nabi
Imam

Majah
Imam

Ibnu
Shuhaib,
: Majah
Nabi
.
c. Hadis
Ibnu
dari
s.a.w.

c.
Hadis
Nabi
riwayat
Imam
Ibnu
Majah
Shuhaib,
.dari

bersabda: Nabi s.a.w. bersabda:
Shuhaib, Nabi s.a.w. bersabda:

:
d.
Hadis


Nabi
riwayat
Imam
al-Tirmidzi
: dan
.
Ibn

d.
HadisAmr
Nabi bin
riwayat
al-Tirmidzi
Ibn
Majah dari
AufImam
al-Muzani,
Nabidan
s.a.w.
.


Nabi
bersabda:
tiga halbin
yang Auf
mengandung
berkah: jualNabi
beli tidak
secara
Majah
dari Ada
Amr
al-Muzani,
s.a.w.
bersabda:
tunai, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum halus dengan
bersabda:
gandum
kasar
(jewawut)
keperluan
tangga, bukan
d.
Hadis
Nabi untuk
riwayat
Imamrumah
al-Tirmidzi
dan untuk
Ibn
Hadis
Nabi
riwayat
Imam

al-Tirmidzi
dan

Ibn

dijual.
d.
Majah
dari
Amr
.bin
Auf

al-Muzani,
Nabi
s.a.w.

dari
Amr
d. Majah
Hadis Nabi
riwayat
Imam
dan
Amr
bersabda:
.bin
al-Tirmidzi
Auf
al-Muzani,
Ibn
Majah
Nabi
dari

s.a.w.

bin

Auf
al-Muzani, Nabi s.a.w. bersabda:
bersabda:


. .

Perjanjian dapat dilakukan diantara kaum muslimin kecuali perjanjian

yang mengharamkan
yang halal atau menghalalkan .yang
haram;
4.
Kaidah Fiqih

dan

4.
Kaidah
Fiqih
kaum muslimin
terikat
dengan syarat-syarat mereka kecuali
yang
.syarat

mengharamkan yang
halal
atau
yang
menghalalkan
yang
haram.




4.
Kaidah Fiqih
4.
Kaidah Fatwa
FiqihDSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah 111
Kumpulan




d.
Hadis Nabi riwayat Imam al-Tirmidzi dan Ibn
dari
Amr

bin
Auf
al-Muzani,
: Nabi
s.a.w.

Majah


::
.

..
bersabda:

e. Hadis
Nabi
riwayat
Imam
Ibnu
Majah

dari
Ubadah
bin
al-Shamit,


d.
Hadis
Nabi
riwayat
Imam
al-Tirmidzi
dan
Ibn
Ahmad
dari
Ibn
Abbas,
Malik
dari
Amr
bin
Yahya
al-Mazini,
.

al
d.
Hadis Nabi
Nabi riwayat
riwayat Imam
Imam al-Tirmidzi
al-Tirmidzi dan
dan
Ibn
d.
Hadis
Ibn
Daraquthni,
danAmr
yang lain,
Abu al-Muzani,
Said al-Khudri,
Nabis.a.w.
s.a.w.
Majah dari
bin dari
Auf
Nabi
Majah
Majah dari
dari Amr
Amr bin
bin Auf
Auf al-Muzani,
al-Muzani, Nabi
Nabi s.a.w.
s.a.w.
bersabda:
bersabda:

bersabda:
bersabda:

.



.

..

menggunakan



prinsip

Mudharabah

3. Ijma para ulama tentang kebolehan


Fiqihdijelaskan oleh Ibnu Qudamah dalam aldalam4.investasi Kaidah
sebagaimana

boleh

sendiri

lain.


Seseorang

tidak

membahayakan


diri


maupun

orang

Mughni (V/135) dengan mengutip keterangan Ibnul Mundzir dalam


.
Al-Ijma, Al-Kasani dalam
..dalam

Subulus

Bada-i
Al-Shanai,
Al-Shanani

Salam (III/103), Al-Zarqani dalam Syarhu Al-Muwattha (IV/319) dan


Wahbah Al-Zuhaily dalam Al-Fiqh al-Islamy Wa Adillatuhu (IV/838).

4. Fiqih Kaidah Fiqih


4. Kaidah
4.
Kaidah
Fiqih
4.
Kaidah Fiqih

Pada dasarnya semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang


mengharamkannya.

Keperluan dapat menduduki posisi darurat.

Sesuatu yang berlaku berdasarkan adat kebiasaan sama dengan sesuatu yang
berlaku berdasarkan syara (selama tidak bertentangan dengan syariat).

Memperhatikan : 1. Pendapat para ulama tentang bolehnya mem-fasakh akad Mudharabah,


karena berpandangan bahwa akad Mudha-rabah adalah ghairu lazim,
diantaranya: Al-Khatib al-Syarbini dalam Mughni al-Muhtaj, Juz II hal
319; Ibnu Qudamah dalam al-Mughni, V hal 179; Al-Kasani dalam
Bada-i Al-Sana-i, Juz VIII hal 3655;
2. Pendapat ulama tentang bolehnya pembagian pendapatan Mudharabah
sebelum jatuh tempo selama disepakati dalam akad. Lihat: Ibnu
Qudamah, al-Mughni, Juz V/57;
3. Pendapat para ulama tentang kewajiban Mudharib untuk menjamin
pengembalian dana Mudharabah dalam hal terjadi taaddi (melampaui
batas), taqshir (lalai), atau mukhalafah al-syuruth (pelanggaran syarat
akad). Lihat: Wahbah Al-Zuhaily dalam Al-Fiqh Al-Islamy Wa Adillatuhu
(V/3944) dan Muhammad Abdul Munim Abu Zaid dalam Nahwa
Tathwir Nidzam Al-Mudharabah fi al-Masharif al-Islamiyah (hal.127);

112

Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah

4. Pendapat para ulama yang membolehkan pengalihan kepemilikan porsi


() suatu surat berharga selama disepakati dan diizinkan oleh pemilik
porsi lain dari suatu surat berharga (bi-idzni syarikihi). Lihat: Wahbah AlZuhaili dalam
Al-Fiqh Al-Islami
wa Adillatuhu;
6)
Keputusan
Muktamar
ke-7 Majma Fiqh Islami

di Jeddah:
5. tahun
Surat 1992
dari PT
Bank Ekspor Indonesia No. BS.0060/DIR/03/2007
tanggal 1 Maret 2007 tentang Permohonan Fatwa Obligasi Syariah


Konversi..
6. Pendapat peserta Rapat Pleno Dewan Syariah Nasional MUI pada hari
Rabu, 13 Jumadil Awal 1428 H. / 29 Mei 2007.

7)

Sharia Standards AAOIFI no. 12:


MEMUTUSKAN

Menetapkan




: FATWA TENTANG OBLIGASI
. SYARIAH
MUDHARABAH


KONVERSI (CONVERTIBLE MUDARABA BONDS)

Pertama

: Ketentuan Umum

8)
Pendapat Wahbah al-Zuhaili dalam alMuamalat al-Maliyah al-Muashirah (Bairut: Dar al a. Fikr,
Obligasi
Syariah
adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan
2006,
h. 511):
Dalam fatwa ini, yang dimaksud dengan

prinsip syariah yang dikeluarkan oleh Emiten kepada investor (pemegang

obligasi)
yang

mewajibkan
emiten
untuk
membayar
pendapatan
kepada
... serta
membayar

kembali
dana
investor berupa bagi hasil/marjin/fee
investasi pada saat jatuh tempo.




b.
Obligasi

Syariah
Mudharabah

Konversi
(Convertible

Mudaraba
Bonds)
adalah obligasi syariah yang diterbitkan
berdasarkan
. oleh
Emiten


prinsip
Mudharabah dalam rangka menambah kebutuhan modal kerja, dengan
opsi investor dapat mengkonversi obligasi menjadi saham Emiten pada
saat jatuh tempo (maturity).

9)

Pendapat Taqi Usmani dalam Buhuts fi Qadhaya

c. Fiqhiy-yah
Saham SyariahMuashirah
adalah sertifikat (Darul
yang menunjukkan
bukti kepemilikan
Qalam, Damaskus,
suatu perusahaan
halaman
248): yang diterbitkan oleh Emiten yang kegiatan usaha
maupun cara pengelolaannya tidak bertentangan dengan prinsip
syariah.



Kedua

: Ketentuan Akad

Akad
yang
digunakan


Obligasi
Syariah
Mudharabah
Konversi

1.
dalam
.

substansi
Fatwa
DSNadalah akad mudharabah dengan memperhatikan
MUI Nomor 7/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Mudharabah,
Fatwa DSN-MUI Nomor 32/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi
Syariah, Fatwa
DSN-MUI
10)
Pendapat
JumhurNomor
Ulama33/DSN-MUI/IX/2002
sebagaimana dikutiptentang
Obligasi
Syariah Mudharabah.
oleh
Wahbah
Zuhaily dalam al-Fiqhul Islamy wa

cetakan
IV,Syariah
tahunMudharabah
2004, juz IV,
hal 2878:
2. Adillatuh,
Emiten dalam
Obligasi
Konversi
bertindak sebagai
Mudharib, sedangkan Pemegang Obligasi Syariah Mudharabah Konversi
bertindak
sebagai
Shahibul
Mal.
Dalam
:hal
pemegang
obligasi

syariah



.

Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah

113

konversi menggunakan haknya untuk mengonversi obligasi tersebut


menjadi saham emiten, akad yang digunakan adalah akad Musyarakah,
di mana Pemegang Obligasi Syariah Mudharabah Konversi bertindak
sebagai pemegang saham (Hamil al-sahm).
Ketiga

: Ketentuan Khusus

1. Jenis usaha yang dilakukan Emiten tidak boleh bertentangan dengan


prinsip syariah dengan memperhatikan substansi Fatwa DSN-MUI
Nomor 20/DSN-MUI/IX/2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi
untuk Reksadana Syariah dan Nomor 40/DSN-MUI/X/2003 tentang
Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang
Pasar Modal.
2. Pendapatan (hasil) investasi yang dibagikan oleh Emiten (Mudharib)
kepada Pemegang Obligasi Syariah Mudharabah Konversi (Shahibul Mal)
harus bersih dari unsur non-halal.
3. Nisbah keuntungan dalam Obligasi Syariah Mudharabah Konversi antara
Emiten (Mudharib) dengan Pemegang Obligasi Syariah Mudharabah
Konversi (Shahibul Mal) ditentukan sesuai dengan kesepakatan, sebelum
emisi (penerbitan) Obligasi Syariah Mudharabah Konversi.
4. Pembagian pendapatan (hasil) dapat dilakukan secara periodik sesuai
kesepakatan, dengan ketentuan pada saat jatuh tempo diperhitungkan
secara keseluruhan.
5. Pengawasan aspek syariah dilakukan oleh Dewan Pengawas Syariah atau
Tim Ahli Syariah yang ditunjuk oleh Dewan Syariah Nasional MUI,
sejak proses emisi Obligasi Syariah Mudharabah Konversi dimulai.
6. Kepemilikan Obligasi Syariah Mudharabah Konversi dapat dialihkan
kepada pihak lain selama disepakati dalam akad.
7. Dalam hal investor melaksanakan opsi untuk mengonversi obligasi
menjadi saham emiten, penentuan harga dilakukan pada saat jatuh
tempo (maturity) dan sesuai dengan harga pasar saham saat itu atau harga
yang disepakati.
Keempat

: Ketentuan Penutup

1. Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi
perselisihan di antara para pihak, maka penyelesaiannya dilakukan
melalui Badan Arbitrasi Syariah atau Pengadilan Agama setelah tidak
tercapai kesepakatan melalui musyawarah.
2. Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan, jika
di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan
disempurnakan sebagaimana mestinya.

114

Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah

Ditetapkan di :
Pada Tanggal :

Jakarta
13 Jumadil Awal 1428 H
30
Mei
2007 M

DEWAN SYARIAH NASIONAL


MAJELIS ULAMA INDONESIA

Ketua,

Sekretaris,


DR. K.H. M.A. Sahal Mahfudh

DRS. H.M. Ichwan Sam

Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah

115



.
:

. FATWA


DEWAN
SYARIAH
NASIONAL

NOMOR:

65/DSN-MUI/III/2008




Tentang
:
]


) ...

HAK MEMESAN
DAHULU
:EFEK
] TERLEBIH

)
...
(HMETD)
:.[
SYARIAH

( :.
(

:.

:.

(
(


(


(

Dewan Syariah Nasional,


setelah:




:
1.

Firman

Allah

SWT.,

Mengingat

Menimbang
: a. bahwa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD)
merupakan
produk


antara lain:
(
.mengembangkan

pasar modal yang keberadaannya diperlukan


guna
( .
industri pasar modal secara umum;
( : )

(
b. bahwa Fatwa No. 20/DSN-MUI/IV/2001 & 40/DSN-MUI/X/2003
belum memuat secara khusus tentang HMETD;

c. bahwa oleh karena itu, Dewan Syariah Nasional MUI memandang perlu

(
menetapkan fatwa tentang HMETD Syariah.
Mengingat

Mengingat

: 1.
.Firman

Allah
: 1. Firman
Allah
SWT.,
(
-antara
:
) 1.
Firman

Mengingat
: lain:
Allah
SWT., antara lain:
SWT., antara lain:

( : )

(
:
)

(
dan Allah menghalalkan
jual
beli
dan
mengharamkan
( : ) riba...
(QS.

al-Baqarah [2]: 275).

.
.

(

...

(
-

:
) (
:
)
( - : )
( : )
(

(
:
)


( : )
116

(
(
(
(

(
(

Kumpulan
DSN-MUI
Terkait
Pasar Modal
Syariah
2. Fatwa Hadis
Nabi
s.a.w.,
antara
lain:

...

...




)
(:(
)

(
(

SWT., antara lain:


Mengingat
1.
Firman Allah
Allah
Mengingat
::
1.
Firman
(

SWT.,
antara
lain:
Mengingat
:
1.
Firman Allah
SWT., antara lain:
Mengingat
:
1.
Firman Allah
SWT.,
antara
lain: Bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan
Hai orang
yang beriman!
SWT.,
antara
lain:

Maka

sisa riba (yang belum


dipungut)
jika
kamu
((
::
))
orang
yang
beriman.


.jika
kamu
tidak
mengerjakan
(
:
(meninggalkan
)

sisa
riba,


ketahuilah

Dan

jika

bahwa
Allah
dan
(Rasul-Nya

:

akan
) memerangimu.
kamu

bertaubat (dari pengambilan riba) maka bagimu pokok hartamu;

.tidak
tidak
.kamu
(boleh)
menganiaya
dan
(pula)
dianiaya
(QS.
al-

[2]:

278-279).

.Baqarah

. (

--
::
))


( - :
)
( : )

((
(
(
(
((
(

((

...




...
(

... (:
))

...
telah
ditunaikan
(:
sholat,
)
maka
bertebaranlah

Apabila
kamu
(
:
di
)
(

muka bumi dan carilah karunia Allah (QS. al-Jumuah [62]:)

((
(

((

10).

))

(( ::
(Nabi
:
) antara

Hadis
s.a.w.,
( :
) lain:

((
(
(

Nabi

antara
lain:
)
2.
Hadis
s.a.w.,
2.
Hadis
Nabi s.a.w.,
antara lain:
(
2.
Hadis Nabi s.a.w., antara lain:
2.
HadisNabi

s.a.w.,

antara

lain:

))
(

Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan tidak boleh pula


(

( )
(





)
(


)
)



Janganlah kamu menjual sesuatu
yang
tidak
ada
padamu.
(HR.

bin
.(

dari
Alkhamsah
Hakim

Hizam)

))


.(.(

)

)


.(


.(

((
(

((
(

((

Hai orang yang beriman! Penuhilah akad-akad itu (QS. AlMaidah [5]: 1).

2. Hadis Nabi s.a.w., antara lain:

((
(

Hai
beriman!
Janganlah
kamusaling
memakan
harta
orang
yang
sesamamu
dengan
jalan
yang
batil,
kecuali
dengan
jalan
perniagaan

yang
berlaku
dengan

sama
suka

di
))

(QS.

al((
::

suka
antara
kamu,
...
Nisa

[4]:

29).

(
:
)

( : ) (

: )

2.

membahayakan orang lain (HR. Ibn Majah dari Ubadah bin


Shamit, Ahmad
dariIbn
Abbas,
dan Malik
(


)dari
Yahya).

))

) (




()

Kumpulan Fatwa DSN-MUI


Terkait
Modal
Syariah
(
Pasar


))




((

((
(

((

((
(
(
(

117

((

(
)
)

((
(



)

((


) )

.(

(
(

(menetapkan)
dua
syarat

suatu
jual

halal


keuntungan

dalam




beli,
tidak

sesuatu


yang

tidak

ditanggung

resikonya,


dan
tidak

halal
)(melakukan)

)sesuatu

yang

.(

ada

padamu.

Al-khamsah



penjualan
tidak
(HR.

.(

dari Amr bin Syuaib dari


ayahnya
dari
kakeknya;
hadis
ini
(

.(

Tidak halal (memberikan) pinjaman dan jual beli, tidak halal

(
(
(
(

)
)

(

) (


Rasulullah s.a.w. melarang jual(
beli (yang
gharar.
mengandung)

(
((
(

) )


( )
(


( )

(
(

)

) (



) (

(
(
(

dinyatakan shahih oleh Tirmizi, Ibn Khuzaimah, dan Hakim).

(HR. Muslim, Tirmizi, dan Nasai dari Ibnu Umar).

Rasulullah s.a.w. melarang (untuk) melakukan penawaran palsu


(Muttafaq alaih).

Nabi s.a.w. melarang dua jual beli dalam satu jual beli. (HR. Abu
Dawud, al-Tirmidzi, dan al-Nasai).

(
(

(
(


) (

(
(

Janganlah menjual sesuatu hingga kamu menguasainya. (HR.


Baihaqi dari Hakim bin Hizam).

Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum muslimin kecuali


perdamaian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan

yang
haram;
:dan

kaum

muslimin
: terikat
dengan

syarat-syarat

mereka

kecuali
syarat

mengharamkan
:
yang

:yang

halal

atau
menghalalkan

yang
(
(HR.
Al-Tirmizi

dari


bin

Auf).

)
haram
Amr

( )

:
:
( )
( )
118

(
(

Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah

3.
3.

Kaidah Fiqh:
Kaidah Fiqh:

(
(

(




(

) :

:
(

( )

(
(
((

Rasulullah

bersabda,

berfirman:Aku
adalah

((
:s.a.w.
:Allah

Taala

Pihak
Ketiga
dari
dua
pihak
yang
berserikat
selama
salah
satu
pihak


) :


:lainnya.
Maka,

apabila


salah
satu

mengkhianati
:

tidak
yang

(
(

pihak

mengkhianati

yang
lain,
Aku
pun
meninggalkan
keduanya.
(HR
(

( )

al-Hakim,
al-Daraquthni,

dan
al-Baihaqi).
)

Abu( Dawud,



(

:

:3.

Kaidah
Fiqh:


(
(


((

Dari Mamar
bin
Abdullah,
dari
Rasulullah
s.a.w.
bersabda:
(

(

)
(

Tidaklah melakukan ihtikar (penimbunan/monopoli) kecuali orang


yang
bersalah.
:(HR

Muslim).

Pada dasarnya, segala bentuk muamalah boleh dilakukan sepanjang


dalil
yang
mengharamkannya.

tidak:ada

(
3.
Kaidah Fiqh:

3. Kaidah
Fiqh:
:
3.

Kaidah
Fiqh:

(

(3.
Kaidah

Fiqh:


) (

( )


(


(

(
(
3. :
Kaidah
Mengingat
1. ( Fiqh:
Firman
) Allah


(
SWT.,antara
lain:

(


Yang mengikuti itu sama hukumnya dengan yang diikuti.

3. ) Kaidah
( :
Fiqh:


(
:
1.
Firman Allah
Memperhatikan : 1. Mengingat
Pendapat ulama, antara lain:
lain:
: 1.
Firman

SWT., antara
Allah ((
Mengingat
1) Pendapat Ibnu Qudamah
juz Firman
5/173 [Beirut:
Mengingat
: dalam Al-Mughni
1.
Allah Dar
SWT.,
antara
lain:
al-Fikr,
tanpa
tahun] :
SWT.,
antara
lain:
( : )

(
.
((

)



:


((
(
:
)

Jika salah(seorang
dari dua
orang) berserikat
-
:
membeli
porsi
mitra
serikatnya,
hukumnya boleh karena ia membeli milik pihak lain.



(
.2)
Dr.
Pendapat

Wahbah

al-Zuhaili
dalam
Al-Fiqh
Al-Islami

wa

Adillatuhu

juz

3/1841:


. (
. (
-

():
)

:
)



( - : ) .
menyatakan:
halaman
dengan
saham
...

Bermuamalah

369-375)

(melakukan
kegiatan

transaksi

atas)

((
hukumnya boleh, karena pemilik
saham
adalah
mitra
dalam
perseroan
(

sesuai
dengan
saham
yang
dimilikinya.
(
:
)
(
369-375)



(
halaman

menyatakan:
(
:

()
)

(
:
: )



()
...
( :
)


(
(

: (
:
)
. Fatwa

... Kumpulan

Pasar
DSN-MUI

Modal


Terkait

Syariah

)119
...
(:


(
:
)
.

( )

:

:


(



(

) (
:
(
3) Pendapat para ulama yang menyatakan boleh jual beli saham pada
( )
perusahaan-perusahaan yang memiliki bisnis yang mubah, antara
lain
:

dikemukakan

oleh
Dr.

Muhammad

Abdul

Ghaffar

al-Syarif
(

(al-Syarif, Buhuts Fiqhiyyah Muashirah, ([Beirut:


Dar) Ibn

Hazm,
1999],

3.
Kaidah
Fiqh:
halaman 78-79); Dr. Muhammad Yusuf Musa (Musa, al-Islam wa

Musykilatuna
al-Hadhirah, [tanpa tempat: Silsilah al-Tsaqafah al

(
Islamiyah,
1958],
halaman

3. 58);
Kaidah
Dr.
Muhammad
Fiqh:
Rawas
Qalahji,


(Qalahji, al-Muamalat al-Maliyah al-Muashirah fi .Dhawi
al-Fiqhi
wa

al-Syariah,
[Beirut:
Dar
al-Nafais,
1999],
halaman
56).

4) Syaikh Dr. Umar bin Abdul Aziz al-Matrak (Al-Matrak, al-Riba wa


al-Muamalat al-Mashrafiyyah, [Riyadh: Dar al-Ashimah, 1417 H],
halaman 369-375) menyatakan:
halaman 369-375) menyatakan:

(


()
:




. .

kedua),
adalah

saham-saham
yang
terdapat
dalam
perseroan


(Jenis
.


yang dibolehkan, seperti perusahaan dagang atau perusahaan
(

)
halaman
369-375)
menyatakan:
manufaktur yang dibolehkan. Ber-musahamah (saling bersaham)
dan ber-syarikah (berkongsi) dalam perusahaan tersebut serta
6) Keputusan
sahamnya,
Muktamar
jika
perusahaan
ke-7
Majma
itu
dikenal
Fiqh
serta
Islami
tidak
()
menjual-belikan
halaman
369-375)
menyatakan:
tahun
1992
di
Jeddah:
mengandung
ketidakpastian
dan
ketidak-jelasan
: yang
signifikan,

hukumnya
boleh.
Hal
itukarena
saham
adalah
bagian
dari
modal

dapat


keuntungan

kepada
pemiliknya
(

)
yang
.memberikan




sebagai

hasil dari usaha perniagaan


itu
hukumnya
. dan
manufaktur.
Hal


halal, tanpa diragukan.

Sharia
Standards

no.

12:

7) para
AAOIFI
5) Pendapat
ulama
yang
.
membolehkan
pengalihan
kepemilikan

porsi () suatu surat berharga selama disepakati dan diizinkan
oleh
pemilik

porsi
lain
dari
suatu



surat berharga (bi-idzni syarikihi).
.

Keputusan
Muktamar
ke-7dan
Majma
Islami
Lihat:6)
Al-Majmu
Syarh al-Muhazdzab
IX/265
Al-FiqhFiqh
Al-Islami
(

)
wa Adillatuhu
IV/881.
tahun 1992
di Jeddah:
6) Keputusan
Muktamar ke-7
Majma ke-7
Fiqh Majma
Islami tahun
6)
Keputusan
Muktamar
Fiqh 1992
Islamidi
al-Zuhaili
dalam
al
. Wahbah

8)
Pendapat
Jeddah:
tahun 1992 di Jeddah:

120

Muamalat al-Maliyah al-Muashirah (Bairut: Dar alFikr, 2006,



.h.511):

7)
Sharia Standards AAOIFI no. 12:
Boleh
menjual

atau
menjaminkan
saham
dengan
memperhatikan
peraturan

yang berlaku
pada
perseroan.
...





7)
Sharia Standards AAOIFI
no.
12:
.




.

8)
Pendapat Wahbah al-Zuhaili dalam alMuamalat al-Maliyah al-Muashirah (Bairut: Dar alKumpulan Fatwa DSN-MUI Fikr,
Terkait2006,
Pasar Modal
Syariah
h. 511):
8)
Pendapat Wahbah al-Zuhaili dalam alMuamalat
al-Maliyah

al-Muashirah
(Bairut:
Dar
al
Fikr, 2006, h. 511):

tahun 1992
Jeddah:

.di

.

7) Sharia
Standards
no. 12:
7)
ShariaAAOIFI
Standards
AAOIFI no. 12:

7)

Sharia
Standards
AAOIFI
no.
12:


.




Boleh menjual saham dengan .memperhatikan
peraturan
yang

ditetapkan

oleh perseroan sepanjang tidak menyalahi hukum syariah, seperti aturan


8)
Pendapat
Wahbah
dalam Saham
alperseroan
tentang
Hak Prioritas
Pemegangal-Zuhaili
Saham untuk Membeli
Muamalat al-Maliyah al-Muashirah (Bairut: Dar alBaru.

8)
Pendapat
Fikr, 2006,
h. 511): Wahbah

al-Zuhaili

dalam

al-

8) Pendapat
Wahbah
al-Zuhailial-Muashirah
dalam al-Muamalat
al-Maliyah
alMuamalat
al-Maliyah
(Bairut:
Dar alMuashirah
(Bairut:
Dar
al-Fikr,
2006,
h.
511):
Fikr,
2006,

h.
511):

...



...

Menerbitkan dua opsi (Hak Prioritas Pemegang Saham untuk Membeli


Saham Baru - HMETD - dan Waran) ini hukumnya boleh menurut syariah
9)
Pendapat
Taqikarena
Usmani
fi Qadhaya
sepanjang
yang
saya tahu,
hal dalam
itu tidakBuhuts
menimbulkan
bahaya
(kerugian)
hukum
atau
Muashirah
Fiqhiy-yah
atau
pelanggaran
terhadap
(Darul

Qalam,
kaidah
syara...
Damaskus,

halaman

boleh
248):
mengalihkan
dua

hak
(opsi)
ini
kepada
pihak

ketiga
dengan

Tidak
. untuk
membeli
tidak

dapat

imbalan, karena hak semata (mujarrad)





dipertukarkan dengan imbalan sebagaimana yang telah kami bahas pada
.


masalah akad-akad opsi. Hak tersebut boleh dilepaskan secara cuma-cuma
(gratis)
9)

kepada
Pendapat
orang
lain.
Taqi
Usmani

dalam
Buhuts
fi Qadhaya

Fiqhiy-yah
Muashirah
(Darul
Qalam,

Fiqhiy-yah

Damaskus,
Muashirah

9) Pendapat
Taqi Usmani
dalam Buhuts
fi.Qadhaya
halaman
248):
(Darul
Qalam,
Damaskus, halaman 248):



hal 2878:
.


:






.


.

Pendapat yang dipilih di kalangan ulama mutaakhirin dari madzhab


Hanafi menyatakan bahwa jika hak-hak ini berkaitan dengan aset tetap
hal 2878:
maka hal itu adalah harta secara hukum yang boleh dijual dan dibelikan.

(kebiasaan
masyarakat)
mempunyai
:untuk
sebagian


Urf
peran
memasukkan
ke
dalam
(kategori)
harta,
karena

sesuatu
dinyatakan
harta

hak
bila
masyarakat menganggapnya sebagai harta, sebagaimana.pendapat
Ibnu

Mengingat
:
1.
Firman Allah SWT.,
Abidin.
antara lain:

( : )

Terkait
Pasar
Modal Syariah
Kumpulan FatwaDSN-MUI
Mengingat

1.

(
121

Firman Allah SWT.,

10) Pendapat Jumhur Ulama sebagaimana dikutip oleh Wahbah Zuhaily


dalam al-Fiqhul Islamy wa Adillatuh, cetakan IV, tahun 2004, juz IV,
hal
hal2878:
2878:

Jumhur fuqaha selain Hanafi berpendapat: bahwa ia (hak manfaat, hak


yang berhubungan dengan harta dan hak semata) dipandang sebagai harta
karena dapat dikuasai dengan menguasai pokok dan sumbernya, juga
karena manfaat adalah tujuan yang dimaksudkan dari benda, dan kalau
benda
tidak
akan
dicari dan diinginkan
bukan karena manfaatnya,suatu
oleh manusia.

Mengingat

1.

Firman Allah SWT.,

2. Keputusan dan Rekomendasi Lokakarya Alim Ulama tentang Reksa Dana


Syariahantara
tanggallain:
24-25 Rabiul Awal 1417 H / 29-30 Juli 1997 M.
3. Fatwa DSN-MUI (
No.20:
Tahun
) 2001
tentang

Pedoman
Pelaksanaan
(
Investasi Reksa Dana Syariah dan No. 40 Tahun 2003 tentang Pasar Modal
dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal.
4. Nota Kesepahaman antara DSN-MUI dengan Bapepam tanggal 14 Maret
2003 M.
APEI,
/ 11
Muharram
1424
Hdan
Pernyataan
Bersama
Bapepam,

(
dan SRO
tanggal
14
Maret
2003
tentang
Kerjasama
Pengembangan


.dan

Implementasi Prinsip Syariah di Pasar Modal Indonesia.

( - : )

5. Nota Kesepahaman antara DSN-MUI dengan SRO tanggal 10 Juli 2003 M /


10 Jum. Awal 1424 H tentang Kerjasama Pengembangan dan Implementasi
PrinsipSyariah
di Pasar

Modal
Indonesia.

(

( :
)
pada
14-15

6. Hasil Keputusan Workshop Pasar Modal


Syariah
diJakarta
Maret 2003 M / 11-12 Muharram 1424 H.
7. Pendapat peserta Rapat Pleno Dewan Syariah Nasional MUI pada hari
28
Shafar
1429
H/6
Maret
2008
M.

(
Kamis,...tanggal

( : )

MEMUTUSKAN
Menetapkan

: FATWA TENTANG HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU


( BERDASARKAN
SYARIAH

( : )
(HMETD)
PRINSIP

Pertama

: Ketentuan Umum

Dalam Fatwa ini yang dimaksud dengan :

2. adalah
Hadis
s.a.w., antara
lain: Umum.
1. Emiten
PihakNabi
yang melakukan
Penawaran
)
(
(
122

Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah

( )

2. Efek Syariah adalah efek sebagaimana dimaksud dalam peraturan


perundang-undangan di bidang Pasar Modal yang akad, pengelolaan
perusahaan, maupun cara penerbitannya memenuhi Prinsip-prinsip
Syariah.
3. Prinsip-prinsip Syariah adalah prinsip-prinsip yang didasarkan atas
ajaran Islam yang penetapannya dilakukan oleh DSN-MUI, baik
ditetapkan dalam fatwa ini maupun dalam fatwa terkait lainnya.
4. Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) Syariah adalah hak
yang melekat pada saham yang termasuk dalam Daftar Efek Syariah
(DES) yang memungkinkan para pemegang saham yang ada untuk
membeli Efek baru; termasuk saham, efek yang dapat dikonversikan
menjadi saham dan waran, sebelum ditawarkan kepada Pihak lain. Hak
tersebut wajib dapat dialihkan.
5. Harga pelaksanaan HMETD Syariah adalah harga yang telah ditetapkan
oleh Emiten bagi pemegang HMETD Syariah untuk membeli efek yang
baru diterbitkan selama periode yang ditetapkan.
Kedua

: Ketentuan Hukum
1. Emiten boleh menerbitkan HMETD Syariah sebagaimana dimaksud
dalam angka 4 Ketentuan Umum fatwa ini.
2. Pemegang HMETD Syariah boleh mengalihkan HMETD Syariah yang
dimilikinya kepada pihak lain dengan memperoleh imbalan.
3. Pemegang HMETD Syariah hanya boleh melaksanakan (exercise)
haknya, dengan ketentuan Efek hasil pelaksanaan tersebut merupakan
Efek Syariah.
4. Harga pelaksanaan yang ditawarkan dalam HMETD Syariah didasarkan
atas prinsip wad (janji) yang dinyatakan bersifat mengikat bagi
emiten.
5. Harga pelaksanaan dari HMETD Syariah harus mencerminkan
kondisi yang sesungguhnya dari aset yang menjadi dasar penerbitan
Efek tersebut dan/atau sesuai dengan mekanisme pasar yang teratur,
wajar dan efisien serta tidak direkayasa. (Ref. Bab V Pasal 6, Fatwa No.
40/DSN-MUI/X/2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum
Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal).
6. Transaksi atas HMETD Syariah harus dilakukan menurut prinsip
kehati-hatian serta tidak diperbolehkan untuk melakukan spekulasi
dan manipulasi.

Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah

123

Ketiga

: Ketentuan Penutup
1. Prinsip-prinsip Syariah mengenai HMETD Syariah di Pasar Modal
dan seluruh mekanisme kegiatan terkait di dalamnya yang belum
diatur dalam fatwa ini akan ditetapkan lebih lanjut dalam fatwa atau
keputusan DSN-MUI.
2. Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika di
kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diperbaiki dan
disempurnakan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 28 Shafar 1428 H
06 Maret 2008 M
DEWAN SYARIAH NASIONAL
MAJELIS ULAMA INDONESIA
Ketua,

Sekretaris,


K.H.M.A. Sahal Mahfudh

124

Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah

Drs. H.M. Ichwan Sam

)

((

((

::

::




((

))

((

FATWA
DEWAN
SYARIAH
NASIONAL
::

NOMOR:

66/DSN-MUI/III/2008








((

((

Tentang

WARAN SYARIAH

3.
3.

Kaidah
Kaidah Fiqh:
Fiqh:

((

Dewan Syariah Nasional, setelah:


Menimbang

: a. Bahwa Waran merupakan produk pasar modal yang keberadaannya


diperlukan guna mengembangkan industri pasar modal
secara
umum;(

b. bahwa Fatwa No. 20/DSN-MUI/IV/2001 dan 40/DSN-MUI/X/2003


belum memuat secara khusus tentang Waran;
c. bahwa oleh karena itu, Dewan Syariah Nasional MUI memandang perlu
Mengingat
1.
Firman Allah
Mengingat
1.
menetapkan fatwa tentang:: Waran Syariah.
Mengingat

SWT.,
antara
lain:
antaraSWT.,
lain:antara lain:
: 1. SWT.,
Firman Allah

((

::
))

dan Allah menghalalkan jual beli dan meng-haramkan riba...


(QS. al-Baqarah [2]: 275).

..




((
--
::
))

Hai orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan


sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang yang beriman. Maka
jika
kamu
(meninggalkan
sisa
riba,
ketahuilah

tidak
mengerjakan
bahwa Allah dan Rasul-Nya akan
jikakamu
((
memerangimu.
::
) Dan


bertaubat (dari pengambilan riba) maka bagimu pokok hartamu;
kamu tidak (boleh) menganiaya dan tidak (pula) dianiaya (QS. alBaqarah [2]: 278-279).



...

...
( : )
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah

))

(( ::

(
125

SWT.,
(

antara
lain:
:

(
:
) )


(
-
:


. (
:
)


.


)

:
.
-

. (
-
(
):
)

.Hai

:


orang
yang
(
beriman!
-
Janganlah
) kamu

saling
memakan
harta
(

dengan

jalan

kecuali
dengan
jalan

sesamamu
yang
batil,
perniagaan

yang
berlaku
dengan
suka
samasuka
di
kamu,
(QS.

antara
)

al
...


(
-

:
(
):

[4]: 29).
(

Nisa
(
:
)


)
(
:
)

)
...


(
:


)(

)
... (:

:
)

kamu
telah
ditunaikan
sholat,
maka
di)
...Apabila
bertebaranlah
(:
bumi
dan
carilah


(:
[62]:
)
...muka
(QS.
al-Jumuah
karunia
Allah

10).

)
)

... (:
( Nabi
: s.a.w.,
) antara
lain:
(
:
)
2.
Hadis
( : )
(:

Hai orang yang beriman!


Penuhilah
akad-akad
itu(QS.
Al(Nabi
:
) antara
(
lain:

Maidah [5]: 1).


Hadis
s.a.w.,
2.
Hadisantara
Nabilain:
s.a.w., antara lain:
2. 2.
Hadis Nabi s.a.w.,
s.a.w.,
antara
lain:
)
2.
HadisNabi
2.
Hadis
Nabi
s.a.w.,
antara
lain:
(

))

2.
Hadis
Nabi
s.a.w.,
antara
lain:
(

)
(

Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan


tidak boleh
pula
(

membahayakan
(HR.
Majah
Ubadah

bin
(
orang

lain

Ibn

) dari

dari Ibn Abbas, dan Malik dari Yahya).


Shamit,
Ahmad
(




)
)
.(

( )

( )


(


)ada
padamu.
(HR.

Janganlah
kamu
menjual
yang




sesuatu


tidak

)

Alkhamsah
bin


) dari
Hakim

.(
Hizam)





.(


.(

)

.(


)




.(

) (


Tidak halal (memberikan) pinjaman dan jual beli, tidak halal
(

) dua
syarat
dalam
suatu
jual

beli,

halal

keuntungan


(menetapkan)
tidak

) tidak
ditanggung
resikonya,
(

(melakukan)


sesuatu
yang
dan
tidak
halal
(

)sesuatu
yang
tidak
ada
padamu.



penjualan
(HR. Al-khamsah
(
hadis

dari Amr bin Syuaib dari ayahnya


darikakeknya;
ini

126

dinyatakan shahih oleh Tirmizi, Ibn Khuzaimah, dan Hakim).

Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah

(
(

((
(

((
(
(
(

((
(
(

(
((

(
(

(
(
(
((

(
(

(
(
(
((
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(

(
(
(

.(

)



(

Rasulullah s.a.w. melarang jual beli (yang mengandung) gharar.


(HR. Muslim, Tirmizi, dan Nasai dari Ibnu Umar).

( )


(

palsu

Rasulullah
s.a.w.)
melarang
penawaran
(
(untuk)
melakukan




(Muttafaq
alaih).

( )


)

) (



) (

) )

Abu
Nabi s.a.w. melarang dua jual beli dalam satu jual beli. (HR.
(

Dawud, al-Tirmidzi, dan al-Nasai).


(
(
(
(
(
(
(
(

(
(
()



(HR.

(
Janganlah menjual sesuatu hingga kamu menguasainya.

(
(
(

Baihaqi
dari
Hakim
bin
Hizam).

(
(
(
(

muslimin

Perdamaian
:dapat


dilakukan
: di
antara
kaum

kecuali

halal

atau


:
yang

mengharamkan

:
yang

perdamaian
menghalalkan

:

:

yang


dan
kaum
muslimin
terikat
dengan

syarat-syarat
mereka

haram;

kecuali

syarat yang
mengharamkan
yanghalal
(


atau
) menghalalkan


yang

(HR.

Al-Tirmizi

dari

(haram

Amr bin Auf).



( )

((
(

(
(

::

((
)

)
: (


)
(


( )

((
(

(
(

) (

((

) (

Rasulullah s.a.w. bersabda, Allah Taala berfirman:Aku adalah

dari
dua pihak
yang berserikat selama salah satu pihak
3.Pihak
Fiqh:
3. KetigaKaidah
Kaidah
Fiqh:
tidak
mengkhianati
yangFiqh:
lainnya. Maka, apabila salah satu pihak
3.
Kaidah
:
mengkhianati
yang
lain,
Aku pun
meninggalkan
(HR
3.
Kaidah
Fiqh:

)keduanya.

al-Daraquthni,

al-Hakim,
(
dan

al-Baihaqi).

Abu
Dawud,




3.

Kaidah Fiqh:




Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah

(
((

(
(

(
(
(

127

::

(((

(
)



(

((






))

:
:

(

:



:


(

((
Dari
::

Mamar

bin
Abdullah,
dari
(

) s.a.w.
bersabda:


Rasulullah

)
Tidaklah melakukan ihtikar
(penimbunan/monopoli)
kecuali
( orang

yang bersalah. (HR Muslim).

3.

Kaidah Fiqh:

3. Kaidah
Fiqh:
3.
Kaidah
Fiqh:

3. :
Kaidah


Fiqh:

((
( )


((


Memperhatikan: 1.

Pada dasarnya, segala bentuk muamalah boleh dilakukan sepanjang


3. ada dalil
Kaidah
Fiqh:
tidak
yang mengharamkannya.

(((

3.

Kaidah Fiqh:

Yang mengikuti itu sama hukumnya dengan yang diikuti.


Pendapat ulama, antara lain:

[Beirut:

(
1) Pendapat Ibnu Qudamah dalam Al-Mughni juz 5/173
Dar
al-Fikr, tanpa tahun] :

Jika salah seorang dari dua orang berserikat membeli porsi mitra serikatnya,
hukumnya boleh karena ia membeli milik pihak lain.

2) Pendapat
Pendapat
Dr.Dr.Wahbah
dalam
Al-Fiqh
2)
Pendapat
Wahbahal-Zuhaili
al-Zuhaili
dalam
Al-Fiqh
2)
Dr. Wahbah
al-Zuhaili
dalam
Al-Fiqh
Al-Islami
wa
Adillatuhu
3/1841:
Al-Islami
wajuz
Adillatuhu
juzjuz3/1841:
Al-Islami
wa
Adillatuhu
3/1841:




..

Bermuamalah
dengan (melakukan kegiatan transaksi atas) saham

hukumnya
boleh, karena pemilik saham adalah mitra dalam perseroan
sesuai
dengan
saham yang
dimilikinya.
halaman
369-375)
menyatakan:
halaman
369-375)
menyatakan:

3) Pendapat para ulama yang menyatakan boleh jual beli saham pada


))
perusahaan-perusahaan
yang
yang

mubah,
((
memiliki bisnis
antara

lain
dikemukakan
oleh
Dr.
Muhammad
: Abdul
Ghaffar
al-Syarif

(al-Syarif,
Buhuts
Fiqhiyyah
Muashirah,
[Beirut:
Dar
Ibn
Hazm,
1999],


Muhammad

(Musa,
wa

halaman
78-79);
Dr.
Yusuf

Musa
al-Islam

. [tanpa
tempat:
Silsilah
al-Tsaqafah
al
Musykilatuna al-Hadhirah,
.
Islamiyah, 1958], halaman 58); Dr. Muhammad Rawas Qalahji,
(Qalahji, al-Muamalat al-Maliyah al-Muashirah fi Dhawi al-Fiqhi wa
al-Syariah, [Beirut: Dar al-Nafais, 1999], halaman 56).

128

Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah




.
4)
Syaikh Dr. Umar bin Abdul Aziz al-Matrak (Al-Matrak, al-Riba wa
al-Muamalat al-Mashrafiyyah, [Riyadh: Dar al-Ashimah, 1417 H],
halaman
369-375)
menyatakan:
halaman 369-375)
menyatakan:

()
:



.

(Jenis kedua), adalah saham-saham yang terdapat dalam perseroan


yang dibolehkan, seperti perusahaan dagang atau perusahaan
manufaktur yang dibolehkan. Ber-musahamah (saling bersaham)
dan ber-syarikah (berkongsi) dalam perusahaan tersebut serta
menjual-belikan sahamnya, jika perusahaan itu dikenal serta tidak
mengandung ketidakpastian dan ketidak-jelasan yang signifikan,
hukumnya boleh. Hal itu karena saham adalah bagian dari modal
yang dapat memberikan keuntungan kepada pemiliknya sebagai
hasil dari usaha perniagaan dan manufaktur. Hal itu hukumnya
halal, tanpa diragukan.

5) Pendapat para ulama yang membolehkan pengalihan kepemilikan


porsi () suatu surat berharga selama disepakati dan diizinkan
oleh pemilik porsi lain dari suatu surat berharga (bi-idzni syarikihi).
(

)6)Al-Majmu
Lihat:
Syarh al-Muhazdzab
IX/265
Al-FiqhFiqh
Al-Islami
(
)
Keputusan
Muktamar
ke-7dan
Majma
Islami
wa Adillatuhu IV/881.

tahun 1992 di Jeddah:

Keputusan
Fiqh
Islamidi
6)
Keputusan
Muktamar
ke-7
Majma
Fiqh 1992
6) 6)Keputusan
MuktamarMuktamar
ke-7 Majmake-7
FiqhMajma
Islami tahun
tahun
tahun1992
1992didi.Jeddah:
Jeddah:
Jeddah:


..


Boleh7)
menjual atau
menjaminkan
saham
dengan memperhatikan
peraturan
Sharia
Standards
AAOIFI
no. 12:
yang berlaku pada perseroan.

7) Standards
Standards
no.
12:
Sharia
Sharia

Standards

no.
AAOIFI
AAOIFI

12:


7) 7)Sharia
AAOIFI
12:
no.

.

8)
Pendapat
Wahbah
al-Zuhaili
dalam
Boleh menjual saham dengan memperhatikan peraturan yangal-ditetapkan
Muamalat
al-Maliyah
al-Muashirah
(Bairut:
Daraturan
aloleh perseroan
sepanjang
tidak menyalahi
hukum syariah,
seperti
Fikr,
2006,Hak
h. 511):
perseroan
tentang
Prioritas
Pemegang
Saham
untuk
Membeli
Saham
8)
Pendapat
Wahbah
al-Zuhaili
dalam
al8)
Pendapat Wahbah al-Zuhaili dalam alBaru.
Muamalatal-Maliyah
al-Maliyahal-Muashirah
al-Muashirah (Bairut: Dar
Dar alMuamalat

(Bairut:
al
Fikr,
2006,
h.
511):
Fikr, 2006, h. 511):
...










...


...






Kumpulan
Fatwa
DSN-MUI

Terkait
.Pasar

Modal
Syariah
129

. dalam
Buhuts
fi
Qadhaya


9)
Pendapat Taqi Usmani
Fiqhiy-yah Muashirah
(Darul Qalam, Damaskus,


() . .

6)
Keputusan Muktamar ke-7 Majma Fiqh Islami
8)
Pendapat
Wahbah al-Zuhaili dalam altahun
1992
di Jeddah:
7)
Sharia
Standards
AAOIFI
no.(Bairut:
12:
8) Pendapat
Wahbah
al-Zuhaili
dalam al-Muamalat
al-Maliyah
Muamalat
al-Maliyah
al-Muashirah
Dar al- alMuashirah
(Bairut:
Dar
al-Fikr,
2006,
h.
511):
Fikr, 2006,
h.
511):




.


.


...

7)
Sharia Standards AAOIFI no. 12:



8)
Pendapat Wahbah al-Zuhaili dalam al



Muamalat
Dar al-

al-Maliyah
al-Muashirah
.(Bairut:


Fikr, 2006, h. 511):
.

Menerbitkan dua opsi (Hak Prioritas Pemegang Saham untuk Membeli


Baru

- HMETD
-dan
Waran)
ini
hukumnya
boleh
menurut


Saham
syariah
9)
Pendapat
Taqikarena
Usmani
sepanjang
yang
saya tahu,
itu
...
hal
dalam
tidak
Buhuts
menimbulkan

fiQadhaya
bahaya

8)
Pendapat
Wahbah al-Zuhaili
dalam al-Damaskus,
Fiqhiy-yah
Muashirah
Qalam,
(kerugian)
atau pelanggaran
terhadap(Darul
hukum atau
kaidah syara...

Tidak
Fikr,

2006,
boleh
mengalihkan
h.511):
dua

hak
(opsi)
ini
kepada
pihak

ketiga
dengan

imbalan,
karena
hak
semata
(mujarrad)
untuk
membeli

.

tidak
dapat

dipertukarkan
telah
kami
bahas

dengan
imbalan
.sebagaimana

yang

pada
masalah akad-akad opsi. Hak ...
tersebut
boleh
dilepaskan
secara

cuma-cuma

(gratis)
kepada
orang
lain.

Muamalat
halaman
248):
al-Maliyah
al-Muashirah
(Bairut:
Dar

al

9)
Pendapat
Taqi
Usmani
dalam
Buhuts
fi
Qadhaya


Fiqhiy-yah

Muashirah

9) Pendapat
Taqi Usmani dalam Buhuts
fi.Qadhaya
Fiqhiy-yah

Muashirah

(Darul
Qalam,

Damaskus,

(Darul Qalam, Damaskus, halaman 248):

halaman 248):

10)

Pendapat
Jumhur
Ulama
sebagaimana
dikutip


oleh Wahbah Zuhaily
. dalam

al-Fiqhul

Islamy
wa

9)
Taqitahun
Usmani
dalam
Buhuts
fi Qadhaya
Adillatuh,Pendapat
cetakan IV,
2004,
juz IV,
hal 2878:
Fiqhiy-yah

Muashirah

(Darul
Qalam,
Damaskus,

halaman
248):
:.



yang
dipilih
di
kalangan

ulama
mutaakhirin
dari
madzhab

Pendapat

.


aset
Hanafi menyatakan bahwa jika hak-hak ini berkaitan dengan
tetap
.


maka
adalah harta
secara hukum
yang sebagaimana
boleh dijual dan dibelikan.
10) hal ituPendapat
Jumhur
Ulama
dikutip
oleh

(kebiasaan
Wahbah
masyarakat)
Zuhaily

dalam


al-Fiqhul
memasukkan
Islamy
sebagian
wa

Urf
mempunyai
peran
untuk
Adillatuh,
IV,
harta,
tahun
karena
2004,
.
sesuatu

juz
IV,
dinyatakan

hal
2878:
harta
bila

hak
ke dalamcetakan
(kategori)
masyarakat menganggapnya sebagai  harta, sebagaimana pendapat Ibnu
:

Abidin.



Pendapat
Jumhur
Ulama
sebagaimana
dikutip
10) P10)
endapat Jumhur
Ulama
sebagaimana
dikutip
oleh Wahbah
.
Zuhaily

oleh
Wahbah
Zuhaily
dalam
al-Fiqhul
Islamy
dalam al-Fiqhul Islamy wa Adillatuh, cetakan IV, tahun 2004, juzwa
IV,
a.
QS.
An-Nisaa
[4]:
29
Adillatuh, cetakan IV, tahun 2004, juz IV, hal 2878:
hal 2878:


:

...

.

b.
a.

130

QS. Al-Baqarah [2]: 275


[4]: 29
QS.
An-Nisaa


Kumpulan Fatwa DSN-MUI
Terkait
Pasar
Modal
Syariah



...


Jumhur fuqaha selain Hanafi berpendapat: bahwa ia (hak manfaat, hak


yang berhubungan dengan harta dan hak semata) dipandang sebagai harta
karena dapat dikuasai dengan menguasai pokok dan sumbernya, juga
karena manfaat adalah tujuan yang dimaksudkan dari benda, dan kalau
bukan karena manfaatnya, suatu benda tidak akan dicari dan diinginkan
oleh manusia.

2. Keputusan dan Rekomendasi Lokakarya Alim Ulama tentang Reksa


Dana Syariah tanggal 24-25 Rabiul Awal 1417 H / 29-30 Juli 1997 M.
3. Fatwa DSN-MUI No.20 Tahun 2001 tentang Pedoman Pelaksanaan
Investasi Reksa Dana Syariah dan No.40 Tahun 2003 tentang Pasar
Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar
Modal.
4. Nota Kesepahaman antara DSN-MUI dengan Bapepam tanggal 14 Maret
2003 M. / 11 Muharram 1424 H dan Pernyataan Bersama Bapepam,
APEI, dan SRO tanggal 14 Maret 2003 tentang Kerjasama Pengembangan
dan Implementasi Prinsip Syariah di Pasar Modal Indonesia.
5. Nota Kesepahaman antara DSN-MUI dengan SRO tanggal 10 Juli
2003 M / 10 Jum. Awal 1424 H tentang Kerjasama Pengembangan dan
Implementasi Prinsip Syariah di Pasar Modal Indonesia.
6. Hasil Keputusan Workshop Pasar Modal Syariah di Jakarta pada 14-15
Maret 2003 M / 11-12 Muharram 1424 H.
7. Pendapat peserta Rapat Pleno Dewan Syariah Nasional MUI pada hari
Kamis, tanggal 28 Shafar 1429 H / 6 Maret 2008 M.
MEMUTUSKAN
Menetapkan

: FATWA TENTANG WARAN BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH

Pertama

: Ketentuan Umum

Dalam Fatwa ini yang dimaksud dengan :


1. Emiten adalah Pihak yang melakukan Penawaran Umum.
2. Efek Syariah adalah efek sebagaimana dimaksud dalam peraturan
perundang-undangan di bidang Pasar Modal yang akad, pengelolaan
perusahaan, maupun cara penerbitannya memenuhi Prinsip-prinsip
Syariah.
3. Prinsip-prinsip Syariah adalah prinsip-prinsip yang didasarkan atas
ajaran Islam yang penetapannya dilakukan oleh DSN-MUI, baik
ditetapkan dalam fatwa ini maupun dalam fatwa terkait lainnya.

Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah

131

4. Waran berdasarkan prinsip syariah adalah efek yang diterbitkan oleh


suatu perusahaan yang memberi hak kepada pemegang efek yang
termasuk dalam Daftar Efek Syariah (DES) untuk memesan saham dari
emiten pada harga tertentu untuk jangka waktu 6 (enam) bulan atau
lebih sejak diterbitkannya tersebut.
5. Harga pelaksanaan Waran Syariah adalah harga yang telah ditetapkan
oleh Emiten bagi pemegang waran untuk membeli efek yang baru
diterbitkan selama periode yang ditetapkan.
Kedua

: Ketentuan Hukum
1. Perusahaan boleh menerbitkan Waran Syariah sebagaimana diatur
dalam angka 4 Kententuan Umum fatwa ini;
2. Pemegang Waran Syariah boleh mengalihkan Waran Syariah yang
dimilikinya kepada pihak lain dengan memperoleh imbalan;
3. Pemegang Waran Syariah hanya boleh melaksanakan (exercise) haknya
dengan ketentuan saham hasil pelaksanaan tersebut dapat dikategori
Efek Syariah
4. Harga pelaksanaan yang ditawarkan dalam Waran Syariah didasarkan
atas prinsip wad yang dinyatakan bersifat mengikat bagi emiten.
5. Harga pelaksanaan dari Waran Syariah harus mencerminkan nilai
valuasi kondisi yang sesungguhnya dari aset yang menjadi dasar
penerbitan efek tersebut dan/atau sesuai dengan mekanisme pasar
yang teratur, wajar dan efisien serta tidak direkayasa. (Ref. Bab V Pasal
6, Fatwa No. 40/DSN-MUI/X/2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman
Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal)
6. Pelaksanaan transaksi atas Waran Syariah harus dilakukan menurut
prinsip kehati-hatian serta tidak diperbolehkan melakukan spekulasi
dan manipulasi.

Ketiga

: Ketentuan Penutup
1. Prinsip-prinsip Syariah mengenai Waran Syariah di Pasar Modal
dan seluruh mekanisme kegiatan terkait di dalamnya yang belum
diatur dalam fatwa ini akan ditetapkan lebih lanjut dalam fatwa atau
keputusan DSN-MUI.
2. Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika di
kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diperbaiki dan
disempurnakan sebagaimana mestinya.

132

Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah

Ditetapkan di
: Jakarta
Pada tanggal
: 28 Shafar 1428 H
06 Maret 2008 M
DEWAN SYARIAH NASIONAL
MAJELIS ULAMA INDONESIA
Ketua,

Sekretaris,

DR. K.H. M.A. Sahal Mahfudh

DRS. H.M. Ichwan Sam

Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah

133

8)
Pendapat Wahbah al-Zuhaili dalam alMuamalat al-Maliyah al-Muashirah (Bairut: Dar alFikr, 2006, h. 511):


...










.

FATWA

9)
Pendapat Taqi Usmani dalam Buhuts fi Qadhaya
DEWAN SYARIAH NASIONAL
Fiqhiy-yah
Muashirah
(Darul Qalam, Damaskus,
NO: 69/DSN-MUI/VI/2008
halaman 248):
Tentang





SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA
.



.


Dewan Syariah Nasional, setelah:
Menimbang

: a. bahwa dalam rangka mendorong pengembangan ekonomi dan pasar


10) syariah
Pendapat
Jumhur
Ulamaadanya
sebagaimana
keuangan
dalam negeri
diperlukan
instrumen dikutip
investasi
oleh syariah
Wahbah
Zuhaily
dalam al-Fiqhul
wa
berbasis
untuk
mengoptimalkan
pemanfaatanIslamy
dana-dana
Adillatuh,
cetakan
IV,
tahun
2004,
juz
IV,
hal
2878:
masyarakat;

b. bahwa
sesuai
dengan
Undang-Undang
Nomor
: 19
Tahun
2008
tentang


Surat
Berharga


Syariah
Negara

(SBSN),

Pemerintah
dapat
menerbitkan

surat berharga berbasis syariah dalam rangka menunjang kesinambungan
.

fiskal dan memperluas sumber pembiayaan negara;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam haruf a
dan huruf b, Dewan Syariah
Indonesia (DSNNasional
Majelis
Ulama

MUI) memandang perlu menetapkan fatwa tentang Surat Berharga



Syariah Negara untuk dijadikan pedoman.
Mengingat

: 1. Firman Allah SWT., antara lain:


a. QS. An-Nisaa [4]: 29

a.

QS. An-Nisaa [4]: 29



...

Hai orang yang beriman! Janganlah kalian saling memakan (mengambil)


harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan
yang berlaku dengan sukarela di antaramu.

b.

134

QS. Al-Baqarah [2]: 275












Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah

...

b. Al-Baqarah [2]: 275


b. QS.

QS. Al-Baqarah [2]: 275

Orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti
berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila.
Keadaan mereka yang demikian itu adalah disebabkan mereka berkata
(berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal
Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang yang
telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari
mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum
datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang
mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni
neraka; mereka kekal di dalamnya.

c. QS. Al-Baqarah [2]: 278:

c.
c.

c.

QS. Al-Baqarah [2]: 278:


QS. Al-Baqarah [2]: 278:

QS.
Al-Baqarah
[2]:
278:

Hai orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa
riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman.


QS. Al-Maidah [5]: 1
QS. Al-Maidah [5]: 1

d. Al-Maidah [5]: 1
d. QS.
d.

d.

...
[5]:
1
QS....Al-Maidah

Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu

...

(teks Abu
Dawud),
ia berkata:
2. Hadits-hadits
Nabi
shallallahu
alaihi wa sallam, antara lain:
(teks Abu
Dawud),
ia berkata:

a. Hadits
riwayat
Ahmad,
Abu
Dawud,
dan

Ad-Daruquthni
dari
Sa`d

Abi

Waqqash
Dawud),
(teks
iaAbu
berkata:
Dawud),
ia

berkata:

Ibn
(teks
Abu







.
.






.
b.
Hadits Nabi riwayat
b.
Hadits Nabi riwayat
Thabrani
Ibnu Abbas:
Dulu
kami dari
menyewakan
tanah dengan (bayaran) hasil pertanian yang
Thabrani
dari
Ibnu Abbas:
tumbuh
di bagian
dipinggir
selokan
dan
yang
tumbuh
Hadits

yang
Nabi

dialiri
air;
maka,

b.
melarang
kami
melakukan
hal
tersebut
dan

memerintahkan

riwayat

Rasulullah
Thabrani
dari
Ibnu
Abbas:
agar

menyewakannya
dengan
atau

kami

emas


perak.







)
.(

.( )





.(


)
c.
Hadits
Qudsi
riwayat
c.
Hadits Qudsi riwayat
Abu Dawud dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW berkata:
Abu Dawud dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW berkata:
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah

135

c.
Hadits


Qudsi
:
riwayat



:

.


Abu Dawud dari Abu Hurairah, .Rasulullah
berkata:

SAW

... .




(teks
Abu
Dawud),
iaberkata:



b.(teks Abu Dawud), ia berkata: Hadits Nabi riwayat
.
b. Hadits
riwayat
Nabi
dari
Ibnu
Thabrani
Abbas:
dari
Ibnu
Abbas:

Thabrani

Hadits


.
Nabi


b.b. Hadits
riwayat
.

Thabrani dariIbnu
Ibnu Abbas:
Thabrani
dari

Abbas:



b.
.(



Nabi


Hadits


riwayat
)

b.
Hadits
Nabi
riwayat


Abbas
bin Abdul
jika menyerahkan harta sebagai mudharabah,
Thabrani
dariMuthallib
Ibnu Abbas:
mensyaratkan
kepada


Abbas:

agar
mengarungi

lautan
iaThabrani
dari

tidak

dan

Ibnu
mudharib-nya
.(






tidak
lembah,.(serta
tidak
membeli
hewan
ternak.
Jika
persyaratan

c.menuruni
Hadits
Qudsi
riwayat



ia(mudharib)

harus
resikonya.

itu
dilanggar,
menanggung
Ketika
persyaratan
Abu
dari
SAW

Dawud
Abu
Hurairah,



berkata:
Abbas

Rasulullah,
Rasulullah

yang
ditetapkan
itu
didengar
beliau membenarkannya.

.(

Qudsi
c. Qudsi

Abu

Dawud


dari

Hadits
Hadits
Abu


Hurairah,

Qudsi
:

riwayat
)
c. c.
Hadits
riwayat
Rasulullah
.(

Rasulullah

SAW
berkata:

SAW
berkata:
AbuDawud
Dawuddari
dari Abu
Abu Hurairah,
Hurairah,.Rasulullah
Abu
c.
Hadits Qudsi riwayat

Hadits
Qudsi

riwayat

c.

::


Abu Dawud dari Abu Hurairah, Rasulullah
SAW
berkata:
Hadits
Nabi

SAW
berkata:


d.Abu Dawud dari Abu Hurairah,..Rasulullah
riwayat
Allah
pihak
ketiga
Tirmidzi
SWT
dan
berfirman:
Ibnu
Majah
Aku

adalah
dari
Amr
bin

Auf:
dari
:
dua
orang
yang

bersyarikat
selama
salah
satu
pihak
tidak
mengkhianati
pihak
yang

.

lain.

:
Jika
keluar
Nabi
riwayat
d.salah
satu
pihak
telah
berkhianat,
Aku

.Hadits

mereka.
riwayat

Hadits
dari
Nabi


d.
. dan
Ibnu
Amr
Majah
bin
bin
dari

Amr
bin
Auf:


Tirmidzi
dan
IbnuTirmidzi
Majah
dari
Amr
Auf:
d. Tirmidzi
Hadits
Nabi
riwayat
dan
Ibnu
Majah
dari
Auf:
d.
Hadits Nabi riwayat

Hadits

d.

bin
Auf:
Nabi
riwayat

Tirmidzi
dan Ibnu Majah dari Amr
.

3.
dari
Kaidah
Amr
bin
Auf:


Tirmidzi dan Ibnu.Majah
Fiqih:
dapat
dilakukan
diantara
kaum

muslimin
kecuali
perdamaian


Perdamaian
mengharamkan
.yang

menghalalkan


yang
haram;

.
atau

yang
dan
halal

kaum muslimin terikat dengan 3.


Kaidahmereka
Fiqih:kecuali syarat yang
3.syarat-syarat
Kaidah
Fiqih:
mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram.

3.

Kaidah

..

Fiqih:

3. Kaidah Fiqih:
.

.bentuk
muamalah

boleh
dilakukan

kecuali
ada

Pada dasarnya, semua


Pendapat
para

tentang

dalil

2.
ulama
yang mengharamkannya.
kebijakan pemerintah; antara
lain:




Pendapat
para
ulama
tentang
2. Pendapat
para

ulama
tentang


2.
Tindakan
Imam [pemegang otoritas] terhadap rakyat
harus mengikuti
kebijakan
pemerintah;
antara
lain:

kebijakan
pemerintah;
antara
mashlahat.
(Al-Suyuthi,
Al-Asybah
walain:
al-Nazhair, tahqiq: Muhammad
2.
Pendapat
para
ulama
tentang

al-Mutashim bi Allah al-Baghdadi, [Beirut: Dar al-Kitab al-Arabi,


2.
Pendapat

tentang


233)

pemerintah;

antara

para

ulama

1987],
kebijakan
lain:

kebijakan
pemerintah;
antara
lain:
.


Terkait
Pasar
Modal
Syariah


.
Kumpulan Fatwa DSN-MUI

.
3. Kaidah Fiqih:

136



Memperhatikan : 1. Fatwa-fatwa Dewan Syariah Nasional MUI tentang Ijarah, Mudharabah,
Istishna
dan Musyarakah;
2.
Pendapat para ulama tentang
2. Pendapat
para
ulama tentangantara
kebijakan
pemerintah; antara lain:
kebijakan
pemerintah;
lain:

Imam (kepala negara, pemegang otoritas) boleh melakukan kebijakan terhadap


kekayaan negara untuk hal-hal yang dipandangnnya mengandung maslahat
bagi mereka (warga negara); di antara kemaslahatan tersebut adalah menjual
sebagian kekayaan baitul mal (perbendaharaan negara) guna menghimpun dana
yang cukup untuk membiayai kemaslahatan dan kebutuhan umum mereka.
Hal itu mengingat bahwa kebijakan Imam, apabila didasarkan pada maslahat
yang berhubungan dengan urusan umum, dipandang tidak sah menurut
hukum Syariah kecuali jika sesuai dengan maslahah; jika tidak sesuai dengan
maslahah maka kebijakan tersebut tidak sah (lihat Ibn Nujaim, al-Asybah
wa al-Nazhair, tahqiq: Abd al-Aziz Muhammad al-Wakil, [al-Qahirah:
Muassasah al-Halabi, 1968], h. 124; Walid Khalid al-Syayiji, al-Madkhal
ila al-Maliyah al-Ammah al-Islamiyah, [Yordan: Dar al-Nafais, 2005], h.
201-202).

...


Sultan (kepala negara) boleh menjual tanah baitul mal karena imam (kepala
negara, pemegang otoritas) memiliki kekuasaan umum; dan ia boleh melakukan
kebijakan untuk kemaslahatan umat Islam (lihat Ibn Abidin, Hasyiyah Radd
al-Muhtar, [Beirut: Dar al-Kutub
jilid 6, h. 298).

al-Ilmiyah,
2003],

3. Pendapat para ulama tentang mobilisasi dana untuk menutup defisit


anggaran pemerintah (lihat, antara lain, Mundzir Qahf, al-Siyasah alMaliyah Dawruha wa Dhawabithuha fi al-Iqtishad al-Islami, [Damsyiq: Dar
a.
QS. an-Nisaa[4]: 29
al-Fikr,
2006], h. 60-92);
4. Surat
dari
Direktur
Jenderal
Pengelolaan
Utang
Departemen
Keuangan

Republik Indonesia No. S-158/PU/2008 tanggal 11 Pebruari 2008


tentang Permohonan Fatwa SBSN-Ijarah Sale and Lease Back;
5. Pendapat peserta Rapat Pleno Dewan Syariah Nasional MUI pada hari
Kamis, 22 Jumadil Akhir 1429 H./26 Juni 2008.

b.

QS. al-Baqarah[2]: 275








Modal
Syariah

137

Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar

MEMUTUSKAN
Menetapkan

: FATWA TENTANG SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA

Pertama

: Ketentuan Umum

...

1. Surat Berharga Syariah Negara atau dapat disebut Sukuk Negara adalah
Surat Berharga Negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah,
sebagai bukti atas bagian
bagian () kepemilikan aset SBSN, baik dalam
mata uang rupiah maupun valuta asing.

Lease Back( ).

2. Aset SBSN adalah obyek pembiayaan SBSN dan/atau Barang Milik


Negara (BMN) yang memiliki nilai ekonomis, berupa tanah dan/atau
bangunan, maupun selain tanah dan/atau bangunan yang dalam rangka
penerbitan SBSN dijadikan dasar penerbitan SBSN.
3. Imbalan adalah semua pembayaran yang diberikan kepada Pemegang
SBSN yang dapat berupa ujrah (uang sewa), bagi hasil, atau bentuk
pembayaran lain sesuai dengan akad yang digunakan sampai dengan
jatuh tempo SBSN.
4. Perusahaan Penerbit SBSN adalah badan hukum yang didirikan untuk
melaksanakan kegiatan penerbitan SBSN.
Kedua

: Ketentuan Khusus

1. Akad yang digunakan dalam penerbitan SBSN dapat berupa:


a. Ijarah;

b. Mudharabah;

c. Musyarakah;

d. Istishna;

e. Akad lain sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.

2. Penggunaan akad-akad sebagaimana dimaksud dalam angka 1 butir a


s.d. butir e, harus memperhatikan substansi fatwa DSN-MUI terkait
dengan masing-masing akad.
3. SBSN dapat diterbitkan secara langsung oleh Pemerintah atau melalui
Perusahaan Penerbit SBSN.
4. Penggunaan Aset SBSN harus sesuai dengan prinsip syariah.
5. Penggunaan dana hasil penerbitan SBSN tidak boleh bertentangan
dengan prinsip syariah.
6. Pemindahan kepemilikan SBSN oleh pemegang SBSN di pasar sekunder
harus mengikuti kaidah yang sesuai dengan sifat akad yang digunakan
pada saat penerbitan.

138

Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah

7. Pemerintah wajib membayar imbalan serta nilai nominal atau dana


SBSN kepada pemegang SBSN pada saat jatuh tempo sesuai akad yang
digunakan.
8. Pemerintah boleh membeli sebagian atau seluruh SBSN sebelum jatuh
tempo dengan mengikuti ketentuan dalam akad yang digunakan pada
saat penerbitan.
9. Pemerintah atau Perusahaan Penerbit SBSN boleh menerbitkan kembali
suatu seri SBSN.
Ketiga

: Penutup

1. Jika terjadi perselisihan di antara para pihak, maka penyelesaiannya


dilakukan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
dan sesuai prinsip syariah.
2. Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika
di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan
disempurnakan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di
: Jakarta
Pada Tanggal
: 22 Jumadil Akhir 1429 H.
26
Juni
2008 M.
DEWAN SYARIAH NASIONAL
MAJELIS ULAMA INDONESIA
Ketua,

Sekretaris,

DR. K.H. M.A. Sahal Mahfudh

DRS. H.M. Ichwan Sam

Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah

139

FATWA
NASIONAL
DEWAN
SYARIAH
...


NO: 70/DSN-MUI/VI/2008

Tentang
METODE PENERBITAN SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA


Dewan Syariaha.Nasional, setelah:
Menimbang

QS. an-Nisaa[4]: 29

: a. bahwa untuk menjamin transparansi dan akuntabilitas, penerbitan Surat


Berharga
Syariah
Negara
(SBSN)

umumnya
dilakukan
dengan cara
pada

lelang dan bookbuilding;

b. bahwa untuk menjamin terpenuhinya aspek syariah dalam penerbitan


pelaksanaan
lelang
dan
...bookbuilding
termasuk
penentuan


SBSN,maka
b.
al-Baqarah[2]:
275

harga SBSN harus sesuaiQS.
dengan
prinsip syariah;

dimaksud
c. bahwa


berdasarkan

pertimbangan
sebagaimana

dalam haruf a
dan
huruf
b,
Dewan
Syariah
Nasional
Majelis
Ulama
(DSN
Indonesia

Metode
Penerbitan
MUI)
memandang
perlu
menetapkan
fatwa
tentang


SBSN untuk dijadikan pedoman.


Mengingat

: 1. Firman Allah SWT., antara lain:

c.

a. QS.
a. an-Nisaa[4]: 29

QS.[5]:
an-Nisaa[4]:
29
QS. Al-Maidah
1


...


140

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta

sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
(teks Abu Dawud):
berlaku
b. dengan suka sama-suka di antara
QS.kamu.
al-Baqarah[2]: 275

QS.
Al-Maidah
[5]: 1
c.
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah



...


...


QS. al-Baqarah[2]: 275

a.

QS.
an-Nisaa[4]:
29


a.

QS.
an-Nisaa[4]:

29


Orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti

berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila.

b. b.
QS. al-Baqarah[2]: 275

Keadaan
mereka yang demikian ituQS.
adalah
disebabkan[5]:
mereka
b.
QS.
al-Baqarah[2]:
275
c.
Al-Maidah
1 berkata

(berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal


Allah
Orang
telah
menghalalkan



jual
beli
dan
QS.
mengharamkan
...al-Baqarah[2]:
b.
riba.
275
yang

telah
berhenti
sampai
kepadanya
larangan
dari
Tuhannya,

lalu
terus

(dari

mengambil

riba),

maka


baginya


telah
diambilnya
dahulu
(sebelum

apa
yang

datang
larangan);
dan
urusannya
(terserah)
kepada
Allah.
Orang

yang
(teks Abu Dawud):
mengulangi
orang
(mengambil
riba),
maka

itu
adalah
penghuni-penghuni


neraka;
mereka
kekal
didalamnya.

c. Al-Maidah

[5]:
1

QS.


[5]:
1
c. QS.
Al-Maidah

[5]:
c.

QS.
...
Al-Maidah

Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu



...

2. Hadits-hadits
(teks
Abu
Nabi
Dawud):
shallallahu
alaihi

wasallam,
antara
lain:

a.
Hadits

Nabi
riwayat
Abu
Dawud
dan
Ibn
Majah
dari
Anas
bin
Malik

Abu
Dawud):





(teks
(teks

Abu
Dawud):








b. Hadits
Nabi
riwayat



Tirmizi
bin
Malik:

dari
Anas





b.
Hadits Nabi riwayat
c.
Seorang laki-laki dari kaum Ansar datang
Nabi untuk
Haditsmenemui
Nabi Imam
alTirmizi dari Anas bin Malik:
meminta
(sesuatu
yang dari
ia perlukan).
Nabi
Apakah
di
b.
Hadits
Nabiia
riwayat
Bukhari
dan
Muslim
Nafi dari
Ibnbertanya:
Umar,
berkata
rumahmu ada sesuatu? Ia menjawab: Ada, selembar hils (alas yang

dari
Anas
bin
Malik:

Tirmizi
(teks
Muslim):
biasanya
digelarkan di rumah) yang sebagiannya kami pakai dan



)

.(




.

Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar
Modal
Syariah
141
Hadits
Nabi
Imam
ald.c.
Hadits
Nabi
riwayat
Bukhari
danHukaim
Muslimbin
dariHizam,
Nafi dari
Umar,
ia berkata
Baihaqi
dari
NabiIbn
saw
bersabda:
c.
Hadits Nabi Imam al(teks Muslim):








sebagiannya kami gelar, dan sebuah qab(qadah,
gelas)
yang

biasa

kami gunakan untuk minum air.


Nabi bersabda: Coba anda serahkan kepada saya kedua barang


tersebut.
Laki-laki itu kemudianQS.
mengambil
dan[5]:
menyerahkan
c.
Al-Maidah
1
keduanya kepada Nabi. Nabi pun menerimanya. Kemudian
Nabi menawarkan: Sipakah yang mau
... membeli
dua
barang
ini?

Seseorang berkata: Saya siap membeli keduanya dg harga 1 (satu)


dirham. Nabi menawarkan lagi, hingga dua atau tiga kali: Man yazid
ala
dirhamin
(teks
Abu(siapakah
Dawud):yang mau menambahkan pada satu dirham)?
Seseorang menjawab: Saya mau membeli keduanya dengan harga
dua
dirham.
Nabi
pun
menyerahkan
kedua
benda
itu
kepadanya


dan
dirham,
menerima

dua

lalu

menyerahkan

uang
(dua
dirham)

tadi
kepada
orang
Ansar
tersebut,

dan
bersabda:
Belilah
makanan

dg satu dirham, lalu berikan kepada keluargamu; satu dirham lagi



kamu belikan kapak dan nanti serahkan kepadaku.

Orang
menyerahkan
tersebut
kemudian

kapak
kepada
Nabi;
Nabi

menerimanya
lalu
Nabi
memasangkan

kayu
(memberinya
gagang).

Nabi

bersabda:
Pergilah
mencari
kayu
bakar
(hathab),
dan
juallah!

Saya
tidak
mau
melihatmu
selama
15
hari.

orang
itu
pergi
mencari
kayu

dan

menjualnya.

Kemudian
bakar
itu
-dan
telah

mendapat
uang
10
dirham
- orang
tersebut

Setelah
belikan
makanan
dan

pakaian.

datang lagi; lalu uang tersebut ia
Rasul bersabda: Apa yang kamu lakukan itu lebih baik bagi kamu
daripada kamu meminta-minta yang kelak pada hari kiamat akan
menjadi
nuktah (noda) di wajahmu.... (HR.
Abu Dawud).
b.
Hadits
Nabi riwayat

Tirmizi
Anas
bin Malik:
b. Hadits
Nabidari
riwayat
Tirmizi
dari Anas bin Malik:

Rasulullah saw. menjual sehelai hils (alas yang biasanya digelarkan


dic.rumah) dan sebuah qadah (gelas). Beliau
menawarkan:
Sipakah
Hadits
Nabi Imam
alyang mau membeli hils dan qadah ini? Seseorang berkata: Saya siap
Bukhari
dan
Muslim
dari
Nafi
dari
Ibn
Umar,
ia
berkata
membeli keduanya dg harga 1 (satu) dirham. Nabi menawarkan
(teks
Muslim):
lagi,
hingga
dua kali: Man yazid ala dirhamin (siapakah yang mau
menambahkan pada satu dirham)? Lalu seseorang menyerahkan
(
) Beliau
pun
menjual

kedua
benda


dua dirham kepada
Rasulullah.
itu kepadanya.

d.
Hadits Nabi riwayat
Baihaqi dari Hukaim bin Hizam, Nabi saw bersabda:
( )
142

Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah



.

c.

Hadits Nabi Imam al-

c. Nabidan
Hadits
Nabi
Imam
alc. Hadits
Imam
al-Bukhari
Muslim
dari
dari ia
Ibnberkata
Umar,
Bukhari
Muslim
daridan
Nafi
dari
IbnNafi
Umar,
Bukhari
danMuslim):
Muslim dari Nafi dari Ibn Umar, ia berkata
ia (teks
berkata
(teks
Muslim):

(teks Muslim):
( )


( )

Rasulullah s.a.w. melarang (untuk) melakukan penawaran palsu.


(Muttafaq alaih).

d.

Hadits

Nabi

riwayat

d. Nabidari
Hadits
Nabi Nabi
riwayat
d. Hadits
riwayat
Baihaqi
dari Hukaim
bin
saw
Baihaqi
Hukaim
bin Hizam,
Nabi
sawHizam,
bersabda:
bersabda:
Baihaqi dari Hukaim bin Hizam, Nabi saw bersabda:
( )
( )
e.
Hadits Nabi riwayat Ibn
e.
Janganlah menjual sesuatu hingga kamu memilikinya.
Hadits Nabi riwayat Ibn
Majah dari Ubadah bin Shamit, Ahmad dari Ibn Abbas,
dari riwayat
Ubadah
Shamit,
Ahmad
dariShamit,
Ibn
Abbas,
e. Majah
Hadits
Ibnbin
Majah
dari Ubadah
Ahmad
e. Nabi
Hadits bin
Nabi
riwayat
Ibn
dan
Malik
daridan
Yahya
dari
Ibn
Abbas,
Malikbin
dariShamit,
Yahya Ahmad dari Ibn Abbas,
dan
Malik
dari
Yahya
Majah
dari
Ubadah
Yahya
dan
Malik
dari

)
)
(
()

(

Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan tidak boleh
pula
membahayakan
orang lain (HR.).

f
Hadits Nabi riwayat
Hadits
Nabi
f fTirmidzi
Hadits Nabi
riwayat
Tirmidzi
dan
Ibnu
Majah
Amr binriwayat
Auf:
dan
Ibnu
Majah
dari
Amr
bin dari
Auf:
f
Hadits
Nabi
riwayat
Tirmidzi dan Ibnu Majah dari Amr bin Auf:
Tirmidzi
dan
Ibnu
Majah
dari
Amr

bin
Auf:





.

Perdamaian dapat dilakukan


di
antara
kaum
muslimin
kecuali
perdamaian
.

yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram; dan


kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang
mengharamkan yang halal atau3.menghalalkan
Kaidah Fiqih
haram.


3. Kaidah yang
Fiqih

3. Kaidah Fiqih


3. Kaidah Fiqih
.

.

.

Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada


dalil yang mengharamkannya.

Lelang ( )
Lelang ( )

Memperhatikan : 1. Pendapat
para
mobilisasi dana untuk menutup defisit
Lelang
)
sewa
( ( ulama
)tentang
sewa pemerintah
( )
anggaran
(lihat, antara lain, Mundzir Qahf, al-Siyasah alsewa ( ) (
persekongkolan
) fi al-Iqtishad al-Islami, [Damsyiq: Dar
Maliyah
Dawruha wa Dhawabithuha
persekongkolan
(
)
persekongkolan
); )
al-Fikr,
2006], h.
penipuan
(60-92);
/ (

penipuan ( / );

(Jenderal
/ Pengelolaan
);
2. Surat penipuan
dari Direktur
Utang Departemen Keuangan
( )
Republik Indonesia No. S-158/PU/2008
tanggal 11 Pebruari 2008
( )
(
Sale
)and Lease Back;
tentang Permohonan Fatwa SBSN
- Ijarah


a.
a.a.

Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah

QS. Al-Maidah [5]: 1


QS.
QS.Al-Maidah
Al-Maidah [5]:
[5]: 11

143

Tirmidzi dan Ibnu Majah dari Amr bin Auf:





.

3. Pendapat peserta Rapat Pleno Dewan Syariah Nasional MUI pada hari
Kamis, 22 Jumadil Akhir 1429 H./26 Juni 2008.


3.
MEMUTUSKAN

Kaidah Fiqih

Menetapkan :

FATWA TENTANG
.METODE
PENERBITAN
SURAT
BERHARGA


SYARIAH NEGARA

Pertama :

Ketentuan Umum

1. Lelang
Lelang ( ) SBSN adalah
penjualan SBSN yang dilakukan
e.
Hadits Nabi r
melalui
investor menyampaikan penawaran
sewa
( Agen
) Lelang yang mana
Majah
dari
Ubadah
bin
Shamit,
Ahmad
dari I
pembelian baik secara kompetitif maupun non kompetitif melalui
persekongkolan
(

)
dan Malik dari Yahya
Peserta Lelang.

penipuan ( / );

2. Bookbuilding adalah kegiatan


penjualan
SBSN
kepada

investor
melalui
)
Agen Penjual di mana Agen Penjual mengumpulkan pemesanan
(
(
)
pembelian dalam periode
penawaran
yang telah ditentukan.
3. Peserta Lelang adalah lembaga keuangan yang ditunjuk oleh Menteri
dalam
pelaksanaan

Keuangan untuk ikut serta
lelang SBSN di pasar
f
Hadits
perdana.

Nab
Tirmidzi dan Ibnu Majah dari Amr bin Auf:

4. Penawaran Pembelian Kompetitif adalah pengajuan penawaran


volume
dan
tingkat
imbal
hasil


pembelian dengan mencantumkan
a.
QS. Al-Maidah [5]: 1
.
(yield) yang diinginkan penawar.

... adalah
pengajuan
penawaran

5. Penawaran Pembelian Non Kompetitif
pembelian dengan mencantumkan volume tanpa tingkat imbal hasil
(yield).


3. Kaidah Fiqih

QS. perusahaan
al-Qashashefek
[28]:
26ditunjuk
6. b.
Agen Penjual adalah bank dan/atau
yang
.penjualan
SBSN.

oleh Menteri Keuangan untuk melaksanakan
.

7. Agen Lelang adalah pihak yang ditunjuk untuk melaksanakan lelang


SBSN.

Lelang
(

) [18]:
8. c.
Imbalan adalah semua pembayaran
yang
diberikan
kepada
QS.
al-Kahfii
77 pemegang
SBSN yang dapat berupa sewa
sewa ( ) , bagi hasil, margin, atau
bentuk pembayaran lainnya sesuai dengan
akad


persekongkolan
(
yang
) digunakan
sampai dengan jatuh tempo SBSN.
penipuan ( / );

9. Imbalan Berjalan (accrued return) adalah dana yang dibayarkan oleh


investor kepada Pemerintah yang
diperlakukan sebagai
titipan
d.
QS. al-Baqarah[2]:
275
(
)
(wadiah) dan akan dikembalikan pada saat pembayaran imbalan
pertama kali.

10. Harga Seragam (uniform price) adalah tingkat harga yang sama yang
dibayarkan oleh seluruh investor yang pemesanan pembeliannya
e.dimenangkan.
QS. an-Nisaa[4]: 29

144

a.
QS.
Al-Maidah [5

...
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah

f dan Ibnu Majah dari Amr binHadits


Tirmidzi
Auf: Nabi riw
Tirmidzi dan Ibnu Majah dari Amr bin Auf:



.

11. Harga Beragam (multiple price) adalah harga yang dibayarkan oleh
investor yang pemesanan pembeliannya dimenangkan sesuai dengan
harga penawaran
 masing-masing yang
 diajukan.
3. Kaidah Fiqih

Kedua :


3. Kaidah Fiqih
.

1. Lelang dan bookbuilding dalam penerbitan SBSN boleh dilakukan
.

dengan ketentuan sebagai berikut:


Ketentuan Khusus

a. informasi mengenai ketentuan lelang dan bookbuilding, termasuk


akan
) diterbitkan diumumkan secara
spesifikasiLelang
SBSN ( yang
terbuka kepada
masyarakat;
Lelang
(

)
sewa ( )

sewa ( ()
b. tidak adapersekongkolan
persekongkolan
) diantara para pihak yang
terlibat; penipuan
persekongkolan
)
( / );(
c. tidak ada unsurpenipuan
penipuan ( / );;

(
)
d. pemenang lelang atau investor yang
pemesanan
pembeliannya
(
)
dimenangkan dalam hal bookbuilding, tidak boleh
membatalkan
penawaran lelang atau pemesanan
pembeliannya
secara
sepihak;

termasuk
denda
e. Pemerintah boleh mengenakan sanksi tertentu
(gharamah) untuk memberikan efek jera (tazir) kepada pemenang
lelang atau investor yang membatalkan penawaran lelang atau
a. pembeliannya secara sepihak. QS. Al-Maidah [5]: 1
pemesanan
a.

QS. Al-Maidah [5]: 1

2. Penentuan harga dalam penerbitan SBSN dengan...cara


lelang
atau

bookbuilding boleh menggunakan salah satu dari 2 (dua) metode
...
sebagai berikut:

a. harga ditetapkan
seragam (uniform price)
untuk seluruh
b.
QS. al-Qashash
[28]: 26
penawaran pembelian
yang
dimenangkan,
yang
dapat
berupa [28]: 26
b.
QS.
al-Qashash
harga lebih besar dari
premium),
.
nilai
nominal
(at

lebih
kecil
dari

nilai nominal (at discount)
.
atau
sama
dengan
nilai
nominal
(at

par) SBSN;

c.
al-Kahfii
b. harga ditetapkan
beragam (multiple price) QS.
sesuai
dengan [18]:
harga 77
penawaran masing-masing
investor yang dimenangkan,
yang [18]: 77
c.
QS. al-Kahfii
(at
premium),

dapat berupa harga lebih besar dari nilai nominal
lebih kecil dari nilai nominal (at discount) atau sama dengan
nilai

nominal (at par) SBSN;
3. Ketentuan mengenai
harga SBSN sebagaimana
dimaksud pada 275
d.
QS. al-Baqarah[2]:
angka 2 tidak berlaku
untuk
SBSN
yang
diterbitkan
dengan
akad
d.
QS.
al-Baqarah[2]:
275
Mudharabah dan Musyarakah yang hanya boleh ditetapkan
pada

nilai nominal SBSN (at par).

4. Pada saat penyelesaian (settlement) SBSN, selain harga sebagaimana


e. angka 2, investor dapat QS.
an-Nisaa[4]:
29
dimaksud pada
membayar
Imbalan
Berjalan.
e.
QS. an-Nisaa[4]: 29






Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
145

Ketiga :

Penutup
1. Jika terjadi perselisihan di antara para pihak, maka penyelesaiannya
dilakukan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
dan sesuai prinsip syariah.
2. Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika
di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan
disempurnakan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di
: Jakarta
Pada Tanggal
: 22 Jumadil Akhir 1429 H.
26
Juni
2008 M.
DEWAN SYARIAH NASIONAL
MAJELIS ULAMA INDONESIA
Ketua,

Sekretaris,

DR. K.H. M.A. Sahal Mahfudh

DRS. H.M. Ichwan Sam

146

Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah



e. .

Hadits

Nabi

riwayat Ibn

e.
Hadits
Nabi
riwayat Ibn
.

Ibn Abbas,
Majah
dari
Ubadah
bin
Shamit,
Ahmad
dari
Majah dari Ubadah bin Shamit, Ahmad dari Ibn Abbas,
dan
dan Malik
Malik dari
dari Yahya
Yahya

3.
Kaidah
Fiqih


3.
Kaidah
Fiqih




))

((

.

.




ff
Hadits
Hadits Nabi
Nabi riwayat
riwayat
Tirmidzi
dan
Ibnu
Majah
dari
Amr
bin
Auf:
FATWA
Lelang (
)
Tirmidzi
dan Ibnu Majah dari Amr bin Auf:
Lelang (
)
sewa ( ) DEWAN SYARIAH NASIONAL





sewa ( )

NO:

persekongkolan
(
71/DSN-MUI/VI/2008
) .

persekongkolan (
)
.

penipuan ( / ); Tentang
penipuan ( / );
SALE AND LEASE BACK



( )

3.
( )
3.

Kaidah
Kaidah Fiqih
Fiqih

.

Dewan Syariah Nasional, setelah:

Lelang ( ) QS. Al-Maidah [5]: 1

a.

) berkembang suatu kebutuhan jual beli suatu


Menimbang a. : a. bahwaLelang
dalam (masyarakat
QS. Al-Maidah [5]: 1
sewa
((
aset untuk
sewakemudian
)) pembeli menyewakan kembali aset kepada penjual,

persekongkolan

...
Lease
)) Back;
yang disebut
dengan Sale(( and
...

persekongkolan

((

b. bahwapenipuan
dalam rangka
kebutuhan masyarakat tersebut,
penipuan
// memenuhi
);
);
diperlukan
aturan
Sale
and
Lease
Back
yang 26
sesuai dengan prinsip
b.
QS. al-Qashash [28]:
syariah;
b.
QS. al-Qashash
( [28]:
) 26
( )

berdasarkan
sebagaimana
dalam huruf
c. .bahwa
.
pertimbangan
dimaksud

a dan huruf b, Dewan Syariah


Nasional
Ulama Indonesia


Majelis

memandang perlu menetapkan fatwa tentang Sale and Lease Back untuk
dijadikan pedoman.
c.
QS. al-Kahfii [18]: 77
Mengingat

c.

d.
d.

e.
e.

QS. al-Kahfii [18]: 77


QS.
Al-Maidah
[5]: 1
a.
a. Al-Maidah [5]: 1
QS.
Al-Maidah
[5]: 1
a. QS.
...
...

: 1. Firman Allah SWT., antara lain:

Hai orang-orang yangQS.


beriman,
penuhilah akad-akad
al-Baqarah[2]:
275 itu

QS. al-Baqarah[2]: 275


QS. al-Qashash
[28]: 26
b.
QS.
al-Qashash
[28]: 26

..

Salah seorang dari kedua wanita itu berkata, Hai ayahku! Ambillah ia
QS. an-Nisaa[4]: 29
sebagai orang yang bekerja
(pada kita), karena
QS. an-Nisaa[4]:
29 sesungguhnya orang yang
paling
baik
yang
kamu
ambil
untuk
bekerja
(pada
adalah
orang yang
QS.
c.

al-Kahfii
kita)
[18]:
77
77
kuat
c.lagi
dapat
dipercaya.
QS.
al-Kahfii

[18]:


b. QS.
b. al-Qashash [28]: 26

Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah

d.
d.

QS.
QS. al-Baqarah[2]:
al-Baqarah[2]: 275
275

147

.

.

c.c.

c. al-Kahfii [18]: 77
c. QS.

Musa berkata: Jikalau kamu mau, niscaya kamu mengambil upah untuk
itu.

d.d.

d. al-Baqarah[2]: 275
d. QS.

QS.
QS.al-Kahfii
al-Kahfii [18]:
[18]: 77
77
QS. al-Kahfii [18]: 77



QS.
QS.al-Baqarah[2]:
al-Baqarah[2]: 275
275
QS. al-Baqarah[2]: 275

Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.

e. QS.
e.e. an-Nisaa[4]: 29

QS.
QS.an-Nisaa[4]:
an-Nisaa[4]: 29
e.
QS. an-Nisaa[4]: 29

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta


sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu.

2. Hadits-hadits
Nabi shallallahu alaihi wasallam,
antaraQudsi
lain:
a.
Hadits

riwayat

Ibnu Majah
dariQudsi
Abu Majah
Hurairah
a. Imam
Hadits al-Bukhari,
Imam al-Bukhari,
Ahmad,
Ibnu
dari
a. Qudsi riwayatAhmad,
Hadits
riwayat
Abu Hurairah
(teks al-Bukhari),
Nabi bersabda:
(teks
al-Bukhari),
Nabi bersabda:

Imam al-Bukhari, Ahmad, Ibnu Majah dari Abu Hurairah


a.
(teks
)al-Bukhari),

Nabi
:bersabda:
Hadits
Qudsi
: riwayat


Imam
al-Bukhari,
Ahmad,
Ibnu
Majah
dari
Hurairah

)
:


Abu

:

(teks al-Bukhari), Nabi bersabda:
(





(
Allah Subhanahu wa Taala berfirman:
Ada
tiga
kelompok
yang
)
: (

) :

Aku memusuhi mereka pada Hari Kiamat nanti. Pertama, orang yang



(
bersumpah atas nama-Ku lalu ia mengkhianatinya.
Kedua, orang
b.
Hadits)Riwayat
(
Ibnu

yang menjual orang merdeka (bukan budak belian), lalu ia memakan
Majah
dari Ibnu Umar, bahwa Nabi
bersabda:
b.
Hadits
Riwayat
Ibnu
(mengambil) keuntungannya. Ketiga, orang yang memperkerjakan seseorang,
Majah
dari Ibnu
Umar,
bahwa Nabi
bersabda:
lalu
ia meminta
pekerja
itu memenuhi
kewajibannya,
sedangkan ia tidak
.
b.
Hadits Riwayat Ibnu
membayarkan
upahnya.
. bersabda:

Majah
dari Ibnu
bahwa
b. Hadits
Riwayat
Ibnu Umar,
Majah dari
IbnuNabi
Umar, bahwa Nabi bersabda:

c.
. Hadits
riwayat
Abd
ar
c.
Hadits
riwayat
Abd
arRazzaq
dari
Abu
Hurairah
dan
Abu
Said
al-Khudri,
Nabi
Berikanlah upah pekerja sebelum keringatnya kering.
Razzaq
dari Abu Hurairah dan Abu Said al-Khudri, Nabi
s.a.w.
bersabda:
c. Hadits riwayat Abd ar-Razzaq dari Abu Hurairah dan Abu Said alc.
Hadits riwayat Abd ars.a.w.
bersabda:
Khudri, Nabi s.a.w. bersabda:
. Said
al-Khudri,


Razzaq dari Abu Hurairah dan Abu
Nabi
.

s.a.w. bersabda:

148

Barang siapa mempekerjakan pekerja, beritahukanlah upahnya.

. riwayat
Ahmad,

d.
Hadits
d.
Hadits
riwayat
Ahmad,
Abu Dawud, dan Ad-Daruquthni dari Sa`d Ibn Abi
Abu Dawud,
dan Dawud),
Ad-Daruquthni
dari Sa`d Ibn Abi
Waqqash
(teks Abu
ia berkata:
d.
Hadits riwayat Ahmad,
Waqqash
(teks Abu Dawud), ia berkata:
Kumpulan Fatwa DSN-MUI
Terkait
Abu

Dawud,
Pasar
Modal
dan
Syariah
Ad-Daruquthni
dari
Sa`d
Ibn
Abi

(teks
Abu
Dawud),

ia


Waqqash

berkata:

c.
Hadits riwayat Abd
ar.
.

Razzaq
dari
Abu
Hurairah
dan
Abu
Said
al-Khudri,
Nabi
c.
Hadits riwayat Abd ars.a.w. bersabda:
d.
Hadits
Ahmad,
Razzaq
dari Abu Hurairah dan Abu
Saidriwayat
al-Khudri,
Nabi
Abu
Dawud,
dan
Ad-Daruquthni
dari
Sa`d
Ibn
Abi
c.
Hadits
riwayat
Abd
ars.a.w. riwayat
bersabda:
Hadits
Ahmad,
d. d.
Hadits
Ahmad, Abu Dawud, dan
.Ad-Daruquthni
riwayat
dari
Sa`d

Razzaq
dari
Hurairah
dan
Abu
Said
Waqqash
(teksAbu
Abu
Dawud),
ia berkata:
Ibn
AbiDawud,
Waqqash
(teks
Abu
Dawud),
ia berkata:
Abu
dan
Ad-Daruquthni
dari al-Khudri,
Sa`d Ibn Nabi
Abi
.
s.a.w.
bersabda:
Waqqash (teks Abu Dawud), ia berkata:

Ahmad,
d.

Hadits

.
riwayat

Abu
Dawud,
dan
Ad-Daruquthni
dari
Sa`d
Ibn
Abi
.

d. Hadits
riwayat

Ahmad,



Waqqash
(teks
Abu
Dawud),
ia
berkata:
Dulu
menyewakan
tanah dengan (bayaran)
pertanian
Abu kami
Dawud,
dan Ad-Daruquthni
dari hasil
Sa`d
Ibn .Abi
yang

tumbuh
selokan
dan
yang tumbuh
di
bagian yang
dialiri Ahmad,
air; maka,
d. di pinggir
Hadits
riwayat
Waqqash
(teks
Abu
Dawud),
ia
berkata:
melarang
kami
haltersebut
Hadits
dan
Nabi
riwayat
agar

e.
Rasulullah
Abu Dawud,
dan melakukan
Ad-Daruquthni
dari memerintahkan
Sa`d Ibn Abi

kami
emas
Tirmidzi
e.
riwayat
Waqqash
menyewakannya
dari
(teks
Amr
Abu
dengan
bin
Auf:
atau

Hadits
Nabi

.

Dawud),
iaperak.
berkata:
Nabi
dari
riwayat
Amr
Tirmidzi
bin
Auf:
dari
Amr
bin
Auf:




e. Tirmidzi
Hadits

e.
Hadits
Nabi
riwayat

.

.bin
Auf:


Tirmidzi dari Amr
e.
Hadits
Nabi
riwayat
Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum muslimin kecuali perdamaian
Tirmidzi
mengharamkan
dari
Amr
yang
bin
halal
Auf:
atau
Kaidah
menghalalkan

Fiqih:
yang
haram;

yang
dan
4.
e.
Nabi
kaum muslimin terikat dengan
. syarat-syarat
Hadits
mereka
kecuali
syarat
riwayat

yang

4.Kaidah
Fiqih:
Tirmidzi
bin

dari
.yang

yang
haram.



mengharamkan
Amr

halal

atau
Auf:
menghalalkan

.

3. Ijma
ulama


sewa
menyewa.

tentang
.kebolehan
melakukan

akad

4.
Kaidah
Fiqih:
.

4. Kaidah Fiqih:
juz I Kitab al-Ijarah hal. 394:

. hal.
394:
4. Kaidah
Fiqih:


juz I Kitab al-Ijarah
...

Pada
semua
dasarnya,
bentuk
muamalah
4. Kaidah
boleh
dilakukan
Fiqih:
kecuali
ada
dalil

...


yangmengharamkannya.
.

juz
I Kitab

al-Ijarah
hal.
394:

.antara
lain:
.
Memperhatikan : 1. Pendapat para ulama;

IKitab
al-Muhadzdzab,
al-Ijarah
hal.
juz
394:
I...Kitab
al-Ijarah

394:


juz
a. Al-Syairazi,
hal.

b.
Ibnu
Qudamah,
al
juz I Kitab
al-Ijarah
hal. 394:
.

Mughni,
VIII
/7:
... Ibnu
Qudamah,
al

b.
VIII


Mughni,
/7:

...
( .)

b.

Ibnu
Qudamah,
al
.ijarah
(sewa
menyewa)
atas
manfaat
( .

Boleh melakukan akad


yang
)
Mughni, VIII
dibolehkan
karena/7:
keperluan terhadap manfaat sama dengan keperluan
b.
Qudamah,
alterhadap
benda. Oleh karena akad jual beliIbnu
atas benda
dibolehkan, maka
.akad
ijarah
atas
manfaat.
( )
sudah
seharusnya
boleh
pula
Ianah
al-Thalibin,
Mughni,
VIII /7: III/108:
b.
Ibnu Qudamah, alMughni,
VIII
/7:
b. Ianah
Ibnu
Qudamah,
al-Mughni,
VIII
/7:
al-Thalibin, III/108:
[] (

.
) ...
.

[] ...
Ianah al-Thalibin, III/108:
.dan
manfaat
berkedudukan

sama

dengan

Ijarah adalah jual beli manfaat;


benda.
[] ...

Ianah al-Thalibin, III/108:


.


Ianah al-Thalibin, III/108:
[] ...

Modal

149
...
Kumpulan
Fatwa
DSN-MUI
.


[
]
Syariah

Terkait
Pasar
.

. ( )
c. Imam al-Nawawi, al-Majmu Syarah al-Muhadzdzab, XV/308; alSyarbini, Mughni al-Muhtaj, II/332; al-Dimyathi, Ianah al-Thalibin,
Ianah
III/108: al-Thalibin, III/108:

[] ...
.


kebutuhan orang mendorong adanya akad ijarah (sewa menyewa), sebab


tidak setiap orang memiliki kendaraan, tempat tinggal dan pelayan (pekerja).
Oleh karena itu, ijarah dibolehkan sebagaimana dibolehkan juga menjual
benda.
d.
Ibnu Qudamah, al-

Mughni,
VIII,al-Mughni,
113:
d. Ibnu
Qudamah,
VIII, 113:

Benda yang disewa adalah amanah di tangan penyewa; jika


rusak bukan disebabkan kelalaian, penyewa tidak diminta harus
bertanggung jawab (mengganti).

22 Jumadil Akhir 1429 H. / 26 Juni 2008.

2. Pendapat peserta Rapat Pleno Dewan Syariah Nasional MUI pada hari
Kamis, 22 Jumadil Akhir 1429 H./26 Juni 2008.
MEMUTUSKAN

Menetapkan

: FATWA TENTANG SALE AND LEASE BACK

Pertama

: Ketentuan Umum

Lease Back ( );

Sale and Lease Back adalah jual beli suatu aset yang kemudian pembeli
menyewakan aset tersebut kepada penjual.
Kedua

: Ketentuana.Hukum

QS. Al-Maidah [5]: 1

Sale and Lease Back hukumnya boleh.


Ketiga

: Ketentuan Khusus

...

1. Akad yang digunakan adalah Bai dan Ijarah yang dilaksanakan secara
terpisah.
b.
QS. al-Qashash [28]: 26
2. Dalam akad Bai, pembeli boleh berjanji kepada penjual untuk menjual
.

kembali kepadanya aset yang dibelinya sesuai dengan kesepakatan.
3. Akad Ijarah baru dapat dilakukan setelah terjadi jual beli atas aset yang
akan dijadikan
sebagai obyek Ijarah. QS. al-Kahfii [18]: 77
c.
4. Obyek Ijarah adalah barang yang memiliki manfaat dan nilai ekonomis.

5. Rukun dan syarat Ijarah dalam fatwa Sale and Lease Back ini harus
memperhatikan substansi ketentuan terkait dalam fatwa DSN-MUI
Nomor: 09/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Ijarah.

d.

QS. al-Baqarah[2]: 275


150

Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah

e.

QS. an-Nisaa[4]: 29

6. Hak dan kewajiban setiap pihak harus dijelaskan dalam akad.


7. Biaya-biaya yang timbul dalam pemeliharaan Obyek Sale and Lease Back
diatur dalam akad.
Keempat

: Penutup

1. Jika terjadi perselisihan di antara para pihak, maka penyelesaiannya


dilakukan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
dan sesuai prinsip syariah.
2. Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika
di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan
disempurnakan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada Tanggal : 22 Jumadil Akhir 1429 H.
26
Juni
2008 M.
DEWAN SYARIAH NASIONAL
MAJELIS ULAMA INDONESIA
Ketua,

Sekretaris,

DR. K.H. M.A. Sahal mahfudh

DRS. H.M. Ichwan Sam

Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah

151

d.
Mughni, VIII, 113:

Ibnu

al-

Qudamah,

. FATWA
Ibnu

al

d.
Qudamah,
Mughni, VIII, 113:DEWAN SYARIAH NASIONAL
NO: 72/DSN-MUI/VI/2008

.22

Akhir
1429
H.
/26
Juni
2008.


Jumadil
Tentang

SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA


IJARAH SALE AND LEASE BACK

22 Jumadil Akhird.1429 H. / 26 Juni 2008.


d.

Mughni, VIII, 113:
Mughni, VIII, 113:

Ibnu
Ibnu

Qudamah,
Qudamah,

alal-

.

Dewan Syariah Nasional, setelah:

Menimbang

Lease Back ( );

: a. bahwa masyarakat dan pemerintah memerlukan instrumen keuangan


berbasis syariah berupa Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) yang
22 Jumadil Akhir 1429 H. / 26 Juni 2008.
22 Jumadil
Akhir
1429
H. / 26
Juni 2008.Sale and Lease Back
menggunakan
akad
Ijarah
dengan
mekanisme
a. Back (
QS.);;Al-Maidah [5]: 1
Lease

b. bahwa fatwa DSN-MUI tentang


Sale and
... SBSN
dan
fatwa
tentang

Lease Back belum mencakuppenjelasan


rinci
tentang
SBSN
Ijarah
yang
1
a.
QS. Al-Maidah [5]:
and
Lease
Back;

menggunakan mekanisme Sale

b. c. bahwa berdasarkan pertimbangan


QS.

dalam haruf
...
al-Qashash
sebagaimana
[28]:
26
dimaksud

a dan huruf b, Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia


.memandang

Lease

(menetapkan
fatwa
);
tentang
SBSN
Ijarah
Sale and Lease
perlu
Back

Lease
Back (
);
Back
untuk
dijadikan
pedoman.
b.
QS. al-Qashash [28]: 26
Mengingat

: 1. Firman Allah SWT., antara lain:

c. .
QS.QS.
Al-Maidah
[5]:
a.
al-Kahfii

[18]:
77
11
a. QS.
Al-Maidah
[5]:
a. QS. Al-Maidah [5]: 1

c.

d.
d.

152

b. QS.
26
b. al-Qashash [28]:QS.
QS.
al-Baqarah[2]:

al-Qashash
275
[28]: 26

b.

e.

...

...
[18]: 77akad-akad itu
Hai orang-orangQS.
yangal-Kahfii
beriman, penuhilah
QS. al-Qashash [28]: 26

.


.

Salah seorang dari
wanita itu berkata,
QS.kedua
al-Baqarah[2]:
275 Hai ayahku! Ambillah ia

sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang
paling
ambil
untuk bekerja
adalah
an-Nisaa[4]:
29
c. baik yang kamuQS.
QS.
77orang yang
al-Kahfii
(pada
kita)
[18]:
c. lagi dapat dipercaya. QS.
al-Kahfii
[18]: 77
kuat

Kumpulan
Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar
Modal
Syariah
e.
QS.
an-Nisaa[4]:
29
275
d.
QS.
al-Baqarah[2]:

d.
al-Baqarah[2]:
a.
Hadits QS.
Qudsi
riwayat 275

.

.

.
...
c.

QS. al-Kahfii [18]: 77


QS. al-Kahfii [18]: 77
QS. al-Qashash
[28]: 26
c.
QS.
al-Kahfii
[18]:

77


.




Musa berkata: Jikalau kamu mau, niscaya kamu mengambil upah
untuk

c.
c. QS.
b. al-Kahfii [18]: 77

itu.

d.
d.
d. QS.
c. al-Baqarah[2]: 275
d.

QS. al-Baqarah[2]: 275


QS. al-Baqarah[2]: 275
QS. al-Kahfii [18]: 77
QS. al-Baqarah[2]:
275



riba.

Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan

e. e.
QS. an-Nisaa[4]: 29

QS.
e.
QS.an-Nisaa[4]:
an-Nisaa[4]: 29
29
d.
QS. al-Baqarah[2]: 275
e.
QS.
an-Nisaa[4]:
29

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan


harta

sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang

a.
Hadits
e.a. dengan suka sama-suka di antara
QS. kamu.
an-Nisaa[4]:
29 riwayat
berlaku
Hadits Qudsi
Qudsi
riwayat
Imam
al-Bukhari,
Ahmad,
Ibnu
Majah
dari
Abu
Hurairah
Imam
al-Bukhari,
Ahmad,
Ibnu
Majah
dari
Abu
Hurairah
a.
Hadits
Qudsi
riwayat
2. Hadits-hadits
antara
Nabi
shallallahu
alaihi
wasallam,

lain:

(teks
(teksal-Bukhari),
al-Bukhari),Nabi
Nabibersabda:
bersabda:
Imam
al-Bukhari,
Ahmad,
Ibnu
Majah
dari Ibnu
AbuMajah
Hurairah
dari

a. Hadits Qudsi riwayat Imam al-Bukhari, Ahmad,


(teks
al-Bukhari),
Nabi
bersabda:
Abu
Hurairah
(teks
al-Bukhari),
Nabi
bersabda:

) )


:
:
::


:
a. )
:

Hadits
Qudsi riwayat
((

))

Imam
al-Bukhari,
Ahmad,

Ibnu
Majah

dari

Abu
Hurairah
(
(teks al-Bukhari), Nabi bersabda: ( )

Allah Subhanahu wa Taala berfirman: Ada tiga kelompok yang

b. )
Hadits
Riwayat
b.
Hadits

:
Kiamat

nanti.
Pertama,
Riwayat
: orang

Ibn

Aku
memusuhi mereka
pada
Hari
yang
Majah
dari
Ibnu
Umar,
bahwa
Nabi
bersabda:
Majah
dari
Ibnu
Umar,
bahwa
Nabi
bersabda:
bersumpah
nama-Ku

lalu
ia
mengkhianatinya.
Hadits


Riwayat
Kedua,
(orang

b. atas
Ibn
yang
menjual
orang Umar,
merdekabahwa
(bukan Nabi
budak
belian),
(
) lalu
iamemakan

Majah
dari Ibnu

bersabda:
seseorang,

(mengambil) keuntungannya. Ketiga,..orang


yang
memperkerjakan
lalu ia meminta pekerja itu memenuhi
.
kewajibannya,
sedangkan
iatidak

membayarkan upahnya.

b.

Hadits

Riwayat

Ibn

b. Hadits
Ibn Majah
IbnuNabi
Umar,bersabda:
bahwa Nabi bersabda:
MajahRiwayat
dari Ibnu
Umar,dari
bahwa

.
c.
Hadits
riwayat Abd ar Berikanlah upah pekerja sebelum keringatnya
kering.
Razzaq dari Abu Hurairah dan Abu Said al-Khudri, Nabi
c. Hadits riwayat Abd ar-Razzaq dari Abu Hurairah dan Abu Said als.a.w. Nabi
bersabda:
Khudri,
s.a.w. bersabda:
.

Barang siapa mempekerjakan pekerja, beritahukanlah upahnya.

d.
Hadits riwayat Ahmad,
Abu Dawud, dan Ad-Daruquthni dari Sa`d Ibn Abi
Waqqash (teks Abu Dawud), ia berkata:
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah

153

.Hadits
riwayat
Abd
ar
c.
Razzaq dari Abu Hurairah dan Abu Said al-Khudri, Nabi
c.
Hadits
ard.s.a.w. bersabda:
Hadits riwayat
riwayat Abd
Ahmad,
Razzaq
dari
Abu
Hurairah
dan
Abu
Said
al-Khudri,
Nabi
d.
Hadits
riwayat
Ahmad,
Abu Dawud,
dan Abu
Ad-Daruquthni
dari Sa`d Ibn
Abi
d. Hadits
riwayat Ahmad,
Dawud, dan Ad-Daruquthni
dari Sa`d
. dari
riwayat
Sa`d
Ibn
Abi
ar
s.a.w.
bersabda:
c. AbiDawud,
Abd
Abu
Ad-Daruquthni
Ibn
Waqqash
(teks Abu
Dawud),
ia Hadits
berkata:
Waqqash
(teks dan
Abu
Dawud),
ia berkata:
Razzaq dari
Said al-Khudri, Nabi
Waqqash
(teksAbu
AbuHurairah
Dawud),dan
ia Abu
berkata:


s.a.w.
bersabda:
.
d.
Hadits
riwayat
Ahmad,

Abu
Dawud,
dan
Ad-Daruquthni
.dari

Sa`d

.Abi

Ibn

.yang

d.Waqqash
Hadits riwayat
Ahmad,
Dulu
kami menyewakan
tanah dengan
(bayaran)
hasil pertanian
(teks Abu Dawud),
ia berkata:
tumbuh
di pinggir selokan
yang tumbuh di bagian
dialiriIbn
air; maka,
Abu Dawud,
dan dan
Ad-Daruquthni
dariyang
Sa`d
Abi
Rasulullah
haltersebut
melarang
(teks
Abu
kami
Dawud),
melakukan
ia
Hadits

dan
riwayat
memerintahkan
Ahmad,
agar

Hadits
e.d.
Nabi
riwayat
Waqqash
berkata:
kami
menyewakannya
dengan
emas
atau
perak.

e.
Hadits
riwayat
Abu Dawud,
dan bin
Ad-Daruquthni
dari Nabi
Sa`d Ibn
Abi
Tirmidzi
dari Amr
Auf:
.
Waqqash
Nabi
dari
riwayat
Amr
Abu
Tirmidzi
bin
Auf:
dari
Amr
berkata:
bin
Auf:

e. Tirmidzi
Hadits
(teks
Dawud),
ia

.
e. .


Hadits

Nabi


riwayat

.
Tirmidzi dapat
dari Amr
bindiAuf:
Perdamaian
dilakukan
antara kaum muslimin kecuali perdamaian

yang mengharamkan yang halal


menghalalkan
yang haram;
dan
e.
Hadits
riwayat
4. atau
Kaidah
Fiqih:Nabi
muslimin
terikat
dengan
syarat-syarat

mereka
kecuali
syarat

yang

kaum
4.
Kaidah
Fiqih:
Tirmidzi dari Amr bin
Auf:
.atau
yang

Nabi

mengharamkan
e.
riwayat
.yang
halal

menghalalkan
Hadits
haram.

Amr
bin

sewa
menyewa.

Tirmidzi
Auf:
tentang
dari
.kebolehan

melakukan
akad


3. Ijma
ulama
.

4. Kaidah
4. Kaidah
Fiqih:
I
al-Ijarah
hal.
394:

Fiqih:


juz
Kitab
.hal.
394:


juz
I
Kitab
al-Ijarah
....





4.

...
Kaidah
Fiqih:

Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil

.


yang mengharamkannya.
hal.
4.
394:
Kaidah
Fiqih:
.

juz I Kitab.al-Ijarah

Memperhatikan : 1. Pendapat para ulama; antara lain:



.
...



b. al-Muhadzdzab,
Ibnu
a. Al-Syairazi,

juz
I Kitab
al-Ijarah
hal.
Qudamah,
394:
al

154

juz
I Kitab
al-Ijarah
b.
Ibnu Qudamah,
alMughni,
VIII
/7: hal. 394:
.

Mughni,
juz
I Kitab
VIII
al-Ijarah
/7:
hal.
394:
...


(
)

. ...

(

) alb.

Ibnu
Qudamah,
.

Mughni,
VIII /7:
Boleh
melakukan
akad ijarah (sewa menyewa) atas manfaat
yang
.

al-Dimyathi, Ianah al-Thalibin, III/108:


dibolehkan karena keperluan terhadap manfaat sama dengan keperluan
al-Dimyathi,
Ianah
.al-Thalibin,
akad
jual
beli
III/108:
Ibnu
atas
benda
Qudamah,
dibolehkan,
( )maka

b.
alterhadap benda. Oleh
karena
sudah
seharusnya
boleh
pula

...
akad ijarah atas
manfaat.
Mughni,
VIII /7:
Ibnu
b. .
[
]Qudamah,


al...
Mughni,
VIII al-Mughni,
/7:
b. Ibnu
Qudamah,
VIII
/7:
.

al-Dimyathi, Ianah
al-Thalibin,
.
III/108:
( )
. [
] ( )...
d. Ibnu
Qudamah, al d.
Ijarah adalah jual beli manfaat;.dan
manfaat
III/108:
Ibnu
berkedudukan

Qudamah,
sama

dengan
al
al-Dimyathi,
Ianah
al-Thalibin,
Mughni,
VIII,
113:
benda.
Mughni,
VIII, Ianah
113: al-Thalibin, III/108:
al-Dimyathi,
.


]
[
...



...
.

.

]Qudamah,
al
d.

[Ibnu

.


Mughni,
113: Syariah
Kumpulan Fatwa DSN-MUI
Terkait VIII,
Pasar Modal
2.
Pendapat
Ibnu
para
Qudamah,
ulama
tentang

al
d. . Pendapat
2.
para
ulama tentang

b. b.
Mughni,
VIII
/7:/7:
Mughni,
VIII

Ibnu
Ibnu Qudamah,
Qudamah,

alal-

b.
Ibnu Qudamah, alMughni, VIII /7:
.. (( ))

c. Imam al-Nawawi, al-Majmu Syarah al-Muhadzdzab, XV/308; al.II/332;


al-Dimyathi,
Ianah
( al-Thalibin,
)
Syarbini, Mughni al-Muhtaj,
III/108:
al-Dimyathi,
Ianah
al-Thalibin,III/108:
III/108:
al-Dimyathi,
Ianah
al-Thalibin,

al-Dimyathi, Ianah al-Thalibin, III/108:



...
...

[[]]
.

[
]
...
.

kebutuhan orang mendorong .adanya


akad
ijarah

(sewa
menyewa),

sebab

tidak setiap orang memiliki kendaraan, tempat tinggal dan pelayan (pekerja).
Oleh
juga menjual
d. karena itu, ijarah dibolehkan sebagaimana
Ibnu dibolehkan
Qudamah,
alIbnu
Qudamah,
albenda.
Mughni, VIII, 113:

d.
d. VIII, 113:
Mughni,

d. Ibnu
Qudamah,
VIII, 113:
Mughni,
VIII,al-Mughni,
113:

Ibnu

Qudamah,

al-

.

.

Benda yang disewa adalah amanah di tangan penyewa; jika rusak bukan
disebabkan
kelalaian, penyewa tidakPendapat
diminta harus
jawab
2.
para bertanggung
ulama tentang
(mengganti).
Pendapat
para
ulama
tentang
kebijakan pemerintah; antara lain:

2. 2.
Pendapat para ulama tentang
kebijakan
pemerintah;
antara
lain:
2. Pendapat
para
ulama
tentang
kebijakan
pemerintah; antara lain:
kebijakan pemerintah; antara lain:




..

Imam (kepala negara, pemegang otoritas) boleh melakukan kebijakan


terhadap kekayaan negara untuk hal-hal yang dipandangnnya mengandung
maslahat bagi mereka (warga negara); di antara kemaslahatan tersebut
adalah menjual sebagian kekayaan baitul mal (perbendaharaan negara)
guna menghimpun dana yang cukup untuk membiayai kemaslahatan
dan kebutuhan umum mereka. Hal itu mengingat bahwa kebijakan
Imam, apabila didasarkan pada maslahat yang berhubungan dengan
urusan umum, dipandang tidak sah menurut hukum Syariah kecuali
jika sesuai dengan maslahah; jika tidak sesuai dengan maslahah maka
kebijakan tersebut tidak sah (lihat Ibn Nujaim, al-Asybah wa al-Nazhair,
tahqiq: Abd al-Aziz Muhammad al-Wakil, [al-Qahirah: Muassasah alHalabi, 1968], h. 124; Walid Khalid al-Syayiji, al-Madkhal ila al-Maliyah
al-Ammah al-Islamiyah, [Yordan: Dar al-Nafais, 2005], h. 201-202).

...


Sultan (kepala negara) boleh menjual tanah baitul mal karena imam
(kepala negara, pemegang otoritas) memiliki kekuasaan umum; dan ia
bagian
() kebijakan untuk kemaslahatan umat Islam (lihat Ibn
boleh melakukan

Lease Back( ).


Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah

155

Abidin, Hasyiyah Radd al-Muhtar, [Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah,


2003], jilid 6, h. 298).
3. Pendapat peserta Rapat Pleno Dewan Syariah Nasional MUI pada hari
Kamis, 22 Jumadil Akhir 1429 H./26 Juni 2008.
MEMUTUSKAN
Menetapkan :

FATWA TENTANG SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA


IJARAH SALE AND LEASE BACK

Pertama :

Ketentuan Umum

...

1. Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau dapat disebut Sukuk


Negara adalah surat berharga negara yang diterbitkan berdasarkan
prinsip syariah, sebagai bukti atas bagian
bagian () kepemilikan aset
SBSN.
Lease Back( ).

...

2. Sale and Lease Back adalah jual beli
aset
suatu

yang
kemudian
pembeli
menyewakan aset tersebut kepada penjual.

3. SBSN Ijarah Sale and Lease Back adalah SBSN yang diterbitkan

bagian ()
dengan menggunakan akad Ijarah dengan mekanisme Sale and Lease
Lease Back
Back ( ).
.
Kedua :

Ketentuan Khusus
1. Pemerintah boleh melakukan transaksi dengan Perusahaan Penerbit
SBSN yang didirikan oleh Pemerintah atau dengan pihak lain yang
ditunjuk oleh Pemerintah.

2. Pemerintah menjual aset yang akan dijadikan Obyek Ijarah kepada


Perusahaan Penerbit SBSN atau pihak lain melalui wakilnya yang
berjanji
untuk
menjual
...kembali
aset
yang

ditunjuk dan pembeli

dibelinya sesuai dengan kesepakatan.
3. Pemerintah atau Perusahaan Penerbit SBSN menerbitkan SBSN
sebagai bukti atas bagian
bagian () kepemilikan Obyek Ijarah, yang
dibeli oleh investor pada tingkat harga tertentu sesuai kesepakatan.

Lease Back( ).

4. Pemerintah menyewa Obyek Ijarah dengan memberikan imbalan


(ujrah) kepada Pemegang SBSN selama jangka waktu SBSN.
5. Pemerintah sebagai Penyewa wajib memelihara dan menjaga Obyek
Ijarah sampai dengan berakhirnya masa sewa.
6. Pemerintah dapat membeli sebagian atau seluruh Aset SBSN sebelum
jatuh tempo SBSN dan/atau sebelum berakhirnya masa sewa Aset
SBSN, dengan mebayar sesuai dengan kesepakatan.

156

Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah

7. Untuk pembelian Aset SBSN sebelum jatuh tempo sebagaimana


dimaksud pada angka 6, para pihak melakukan perubahan atau
pengakhiran terhadap akad SBSN.
8. Pemegang SBSN dapat mengalihkan kepemilikan SBSN Ijarah
kepada pihak lain dengan harga yang disepakati.
Ketiga :

Penutup
1. Jika terjadi perselisihan di antara para pihak, maka penyelesaiannya
dilakukan sesuai kesepakatan berdasarkan prinsip syariah.
2. Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika
di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan
disempurnakan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada Tanggal
: 22 Jumadil Akhir 1429 H.
26
Juni
2008 M.

DEWAN SYARIAH NASIONAL


MAJELIS ULAMA INDONESIA
Ketua,

Sekretaris,

DR. K.H. M.A. Sahal Mahfudh

DRS. H.M. Ichwan Sam

Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah

157

Daftar Istilah Pasar Modal Syariah


Akad

Perjanjian atau kontrak yang merupakan pertalian ijab dengan


qabul menurut cara-cara yang disyariatkan dan berpengaruh
terhadap obyeknya

Al-Ijarah

Perjanjian (akad) di mana pihak yang memiliki barang atau


jasa (pemberi sewa atau pemberi jasa) berjanji kepada penyewa
atau pengguna jasa untuk menyerahkan hak penggunaan atau
pemanfaatan atas suatu barang dan atau memberikan jasa yang
dimiliki pemberi sewa atau pemberi jasa dalam waktu tertentu
dengan pembayaran sewa atau upah (ujrah), tanpa diikuti dengan
beralihnya hak atas pemilikan barang yang menjadi obyek ijarah

Al-Qard

Sebuah kontrak pinjaman antara dua pihak atas dasar


kesejahteraan sosial atau untuk memenuhi kebutuhan keuangan
jangka pendek dari peminjam. Jumlah pembayaran harus setara
dengan jumlah yang dipinjam. Namun demikian sah untuk
peminjam membayar lebih dari jumlah yang dipinjam selama
tidak dinyatakan atau disepakati pada saat kontrak.

Amanah

Kepercayaan yang diberikan satu pihak kepada pihak lain untuk


melakukan sesuatu.

Ashil

Disebut juga Makfulanhu, salah satu pihak dalam akad


kafalah yang pada dasarnya mempunyai kewajiban yang harus
dilaksanakan kepada seseorang atau pihak, namun kemudian
kewajibannya itu ditanggung oleh pihak lain.

Asuransi syariah

Usaha saling melindungi dan tolong-menolong di antara


sejumlah pihak/orang melalui investasi dalam bentuk asset
dan atau tabarru yang memberikan pola pengembalian untuk
menghadapi risiko tertentu melalui akad yang sesuai syariah

Badan Arbitrase Syariah

Badan yang dipilih oleh para pihak yang melakukan akad untuk
menyelesaikan suatu permasalahan berdasarkan prinsip syariah.

Bai al-dain

Sebuah transaksi yang melibatkan penjualan dan pembelian


surat berharga atau sertifikat hutang yang sesuai dengan Syariah.
Efek atau sertifikat hutang yang diterbitkan oleh debitur kepada
kreditur sebagai bukti hutang.

Bank Kustodian

Bank yang kegiatan usahanya memberikan jasa penitipan


Efek dan harta lain yang berkaitan dengan Efek serta jasa
lain, termasuk menerima dividen, bunga dan hak-hak lain,
menyelesaikan transaksi Efek, dan mewakili pemegang rekening
yang menjadi nasabahnya

Bathil

Salah, batal; cara yang tidak dibenarkan oleh syariah Islam

158

Daftar Istilah Pasar Modal Syariah

Capital Gain

Keuntungan yang diperoleh dari jual beli surat berharga

Dana sosial

Dana yang disimpan lembaga keuangan syariah untuk keperluan


sosial. Sumber dana dapat berasal dari zakat, infaq dan sadaqah,
atau dari pendapatan non halal

Dividen

Bagian laba bersih yang diberikan oleh perusahaan kepada


pemegang sahamnya

Efek

Surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga


komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan
investasi kolektif (reksadana), kontrak berjangka atas efek, dan
setiap derivatif dari efek

Efek Syariah

Efek yang akad, cara, dan kegiatan usaha yang menjadi landasan
penerbitannya tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip
Syariah di Pasar Modal

Emiten

Pihak yang melakukan penawaran umum

Fatwa

Ketetapan hukum Islam

Fee

Persentase atau jumlah tertentu yang diberikan atas suatu


penyerahan jasa

Gharar

Ketidakjelasan yang menimbulkan perselisihan

Hari Bursa

Hari kerja normal saat transaksi bursa dilaksanakan, mulai hari


Senin sampai Jumat kecuali hari libur nasional dan hari libur
khusus.

Hawalah

Akad pengalihan utang dari satu pihak yang berutang kepada


pihak lain yang wajib menanggung (membayar)-nya

Hibah

Hadiah atau pemberian yang diberikan kepada seseorang

Ikhtiyath

Kehati-hatian

Ijab

Pernyataan pihak pertama dalam suatu akad yang menunjukkan


kehendaknya untuk melakukan akad

Ijma

Ketetapan hukum Islam yang disepakati oleh semua ulama pada


suatu masa

InsiderTrading

Transaksi jual beli efek di bursa berdasarkan keputusan/


informasi signifikan dari orang dalam perusahaan atau pihak
lainnya yang mempunyai keterkaitan transaksi yang erat dengan
perusahaan yang bersangkutan

Istishna

Akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang


tertentu dengan criteria dan persyaratan tertentu yang disepakati
antara pemesan (pembeli, mustashni) dan penjual (pembuat,
shani)

Daftar Istilah Pasar Modal Syariah

159

Jahalah

Ketidakjelasan

Jaminan

Harta berwujud atau surat berharga yang diberikan kepada pihak


yang memberikan dana atas suatu kontrak keuangan, misalnya
kontrak peminjaman uang

Jualah

kontrak yang menjanjikan hadiah untuk tindakan tertentu atau


prestasi yang dicapai

Jumhur ulama

Mayoritas ulama

Kafalah

Perjanjian (akad) di mana Pihak penjamin (kafiil/guarantor)


berjanji memberikan jaminan kepada pihak yang dijamin
(makfuulanhu/debitur) untuk memenuhi kewajiban pihak yang
dijamin kepada pihak lain (makfuul lahu/kreditur)

Kafil

Pihak yang memberikan jaminan untuk menanggung kewajiban


pihak lain dalam akad wakalah

Kaidah Fiqh

Adagium hukum Islam

Lelang

atau muzayadah, yaitu menawarkan suatu barang untuk dijual


dengan cara yang dapat menaikkan harga untuk memperoleh
harga terbaik/tertinggi sedangkan akadnya dilakukan pada salah
satu harga yang muncul

Mustajir

Penyewa (Lessee), pihak yang mengambil manfaat dari


penggunaan asset dalam akad ijarah

Mujir

Pemberi sewa (Lessor), pemilik asset dalam akad ijarah

Maisir

Setiap kegiatan yang melibatkan perjudian di mana pihak yang


memenangkan perjudian akan mengambil taruhannya dan pihak
yang kalah akan kehilangan taruhannya.

Makful anhu

Pihak yang dijamin dalam akad kafalah

Makful Bihi

Kewajiban seseorang atau pihak yang kemudian mendapat


jaminan dari pihak lain dalam akad kafalah

Makful Lahu

Pihak yang meminta jaminan

Manajer Investasi

Pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio Efek untuk


para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif
untuk sekelompok nasabah, kecuali perusahaan asuransi, dana
pension, dan bank yang melakukan sendiri kegiatan usahanya
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku

Muallaq

Bergantung

Muamalah Syariyyah

Hubungan sosial, termasuk kegiatan bisnis yang sejalan atau


didasarkan pada prinsip-prinsip syariah

160

Daftar Istilah Pasar Modal Syariah

Mudharabah

Perjanjian (akad) di mana pihak yang menyediakan dana


(shahib al-mal) berjanji kepada pengelola usaha (mudharib)
untuk menyerahkan modal dan pengelola (mudharib) berjanji
mengelola modal tersebut

Mudharat

Bahaya, kerugian

Mudharib

Pengelola Dana (modal) dalam akad mudharabah; dalam mazhab


SyafiI disebut amil

Muqaradhah

Istilah lain untuk akad mudharabah

Murabahah

Menjual suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada


pembeli dan pembeli membayarnya denga harga yang lebih tinggi
sebagai laba

Mustashni

Orang/pihak yang melakukan pembelian dalam akad istishna

Musyarakah

Akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha
tertentu, di mana masing-masing pihak memberikan kontribusi
dana (modal) dengan ketentuan bahwa keuntungan dan risiko
(kerugian) akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan

Najsy

Penawaran palsu; yakni penawaran atas suatu barang yang


dilakukan bukan Karena motif membeli, tetapi hanya bermotifkan
agar pihak lain berani memberi dengan harga tinggi

Nilai Aktiva Bersih

Jumlah kekayaan reksadana setelah dikurangi seluruh kewajiban

Nisbah

Rasio perbandingan pembagian keuntungan antara para pihak


dalam akad bagi hasil

Over the Counter

Penyerahan transaksi pembelian dan penjualan efek yang


dilakukan di luar bursa

Pemindahbukuan

Proses transaksi dalam bank dengan mengkredit (menambah)


suatu rekening dengan mendebit (mengurangi) rekening lainnya

Penawaran umum

Kegiatan penawaran efek yang dilakukan oleh Emiten untuk


menjual efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang
diatur oleh Undang-undang Pasar Modal dan peraturan lainnya

Pendapatan non halal

Pendapatan yang diterima dari suatu sumber kegiatan atau


transaksi yang tidak sesuai dengan syariah Islam

Portofolio Efek

Kumpulan efek yang dimiliki secara bersama (kolektif) oleh para


pemodal dalam Reksadana

Profit Sharing

Prinsip bagi untung hasil usaha di antara para pihak dalam


suatu bentuk kerja sama yang dihitung dari pendapatan setelah
dikurangi modal dan biaya pengelolaan dana

Daftar Istilah Pasar Modal Syariah

161

Prospektus

Setiap informasi tertulis sehubungan dengan penawaran umum


dengan tujuan agar pihak lain membeli efek

Qabul

Pernyataan penerimaan terhadap suatu akad, sebagai jawaban


terhadap ijab

Qiradh

Istilah lain untuk akad mudharabah

Qiyas

Analogi atau pemisalan. Dalam mazhab Syafi, qiyas menempati


urutan keempat dalam sumber hukum Islam sesudah ALquran,
hadist dan Ijma

Reksa Dana

Wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari


masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam
portofolio Efek oleh Manajer Investasi

Ribawi

Sebuah peningkatan, dalam transaksi pinjaman atau dalam


pertukaran komoditi, masih harus dibayar kepada pemilik
(pemberi pinjaman) tanpa memberikan nilai balas jasa yang
setara dalam pembayaran kepada pihak lain.

Rights

Hak untuk memesan efek terlebih dahulu yang diberikan kepada


pemegang saham untuk melakukan pembelian terlebih dahulu
dalam suatu penawaran dengan ketentuan tertentu

Risywah

Suatu pemberian yang bertujuan untuk mengambil sesuatu yang


bukan haknya, membenarkan yang bathil dan menjadikan yang
bathil sebagai sesuatu yang benar

Rukun

Komponen esensial yang membentuk suatu perbuatan hokum,


dan ketiadaannya membatalkan perbuatan hokum tersebut

Shahib al-mal

Pemilik pemodal; istilah lainnya adalah malik, dan rabb al-mal

Shani

Pembuat, penjual; yakni pihak yang menerima pesanan


pembuatan barang dalam akad istishna

Short Selling

Tindakan spekulasi dengan menjual saham yang tidak dimiliki


terlebih dahulu dengan harapan terjadinya penurunan harga
saham sehingga dapat melakukan pembelian untuk menutupi
penjualan tersebut dan memperoleh keuntungan

Syarat

Hal yang menyebabkan suatu perbuatan hokum sah dilakukan,


dan berada diluar perbuatan hukum tersebut

Taalluq

Keterkaitan. Sebuah akad tidak boleh terkait dengan akad yang


lain

Tabarru

Semua bentuk akad yang dilakukan dengan tujuan kebajikan


dan tolong menolong, bukan semata untuk tujuan komersial

162

Daftar Istilah Pasar Modal Syariah

Tafriq al-halal min al-haram: Pemisahan hal-hal yang halal dari yang haram. Apabila dalam
suatu akad terdapat sesuatu yang haram dan dapat dipisahkan
dari yang halal, maka pihak yang melakukan akad wajib
memisahkan keduanya, yaitu dengan mengambil yang halal dan
membuang yang haram.
Tijarah

Semua bentuk akad yang dilakukan untuk tujuan komersial

Ujrah

Imbalan

Unit Penyertaan

Satuan ukuran yang menunjukkan bagian kepentingan setiap


pihak dalam portofolio investasi kolektif

Wad

Janji yang disampaikan salah satu pihak untuk melaksanakan


suatu transaksi

Wadiah

Titipan yang diberikan satu pihak kepada pihak lain untuk dijaga
dan dikembalikan ketika diminta kembali.

Wakalah

Akad pelimpahan kekuasaan oleh satu pihak kepada pihak lain


dalam hal-hal yang boleh diwakilkan

Wakalah bil ujrah

Akad wakalah dengan memberikan fee atau imbalan kepada


wakil

Wali Amanat

Pihak yang mewakili kepentingan pemegang Efek yang bersifat


utang

Zhulm

Kedzaliman, yaitu suatu perbuatan yang merugikan, mengambil


atau menghalangi hak orang lain yang tidak dibenarkan secara
syariah, sehingga dapat dianggap sebagai salah satu bentuk
penganiayaan.

Daftar Istilah Pasar Modal Syariah

163

Halaman ini sengaja dikosongkan

Anda mungkin juga menyukai