Sambutan-sambutan:
1. Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ........................................
iii
2. Ketua Badan Pelaksana Harian Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia ...
iv
Himpunan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal Dan Lembaga Keuangan Tentang
Pasar Modal Syariah:
1. Peraturan Nomor IX.A.13 Tentang Penerbitan Efek Syariah: .........................................
15
16
18
18
Definisi ......................................................................................................................
20
20
22
24
26
3. Peraturan Nomor II.K.1 Tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah: ...........
28
28
30
Pihak Yang Disetujui Bapepam dan LK Sebagai Penerbit Daftar Efek Syariah .......
31
33
Lampiran 1 ................................................................................................................
35
Daftar Isi
Lampiran 2 .................................................................................................................. 37
Lampiran 3 .................................................................................................................. 38
Lampiran 4 .................................................................................................................. 39
Kumpulan Fatwa Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia Terkait
Pasar Modal Syariah:
1. Fatwa Nomor: 07/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Pembiayaan Mudharabah (Qiradh) ...... 43
2. Fatwa Nomor: 08/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Pembiayaan Musyarakah ...................... 49
3. Fatwa Nomor: 09/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Pembiayaan Ijarah ................................ 54
4. Fatwa Nomor: 10/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Wakalah ............................................... 59
5. Fatwa Nomor: 11/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Kafalah ................................................. 63
6. Fatwa Nomor: 20/DSN-MUI/IV/2001 Tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi
Untuk Reksa Dana Syariah ................................................................................................. 67
7. Fatwa Nomor: 32/DSN-MUI/IX/2002 Tentang Obligasi Syariah ................................... 76
8. Fatwa Nomor: 33/DSN-MUI/IX/2002 Tentang Obligasi Syariah Mudharabah ............. 81
9. Fatwa Nomor: 40/DSN-MUI/X/2003 Tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum
Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal ............................................................. 86
10. Fatwa Nomor: 41/DSN-MUI/III/2004 Tentang Obligasi Syariah Ijarah ......................... 95
11. Fatwa Nomor: 50/DSN-MUI/III/2006 Tentang Akad Mudharabah Musytarakah ......... 104
12. Fatwa Nomor: 59/DSN-MUI/V/2007 Tentang Obligasi Syariah
Mudharabah Konversi ......................................................................................................... 110
13. Fatwa Nomor: 65/DSN-MUI/III/2008 Tentang Hak Memesan Efek Terlebih
Dahulu Syariah (HMETD) Syariah ..................................................................................... 116
14. Fatwa Nomor: 66/DSN-MUI/III/2008 Tentang Waran Syariah....................................... 125
15. Fatwa Nomor: 69/DSN-MUI/VI/2008 Tentang Surat Berharga Syariah Negara ............ 134
16. Fatwa Nomor: 70/DSN-MUI/VI/2008 Tentang Metode Penerbitan Surat
Berharga Syariah Negara ..................................................................................................... 140
17. Fatwa Nomor: 71/DSN-MUI/VI/2008 Tentang Sale and Lease Back ............................... 147
18. Fatwa Nomor: 72/DSN-MUI/VI/2008 Tentang Surat Berharga Syariah Negara
Ijarah Sale and Lease Back .................................................................................................... 152
Daftar Istilah Pasar Modal Syariah .......................................................................................... 158
ii
Daftar Isi
iii
Jakarta,
April 2010
ttd
iv
Sambutan - Sambutan
Himpunan Peraturan
Badan Pengawas Pasar Modal
dan Lembaga Keuangan
Tentang Pasar Modal Syariah
Mengingat
Ditetapkan di
pada tanggal
: Jakarta
: 30 Juni 2009
LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor
: Kep-181/BL/2009
Tanggal
: 30 Juni 2009
PERATURAN NOMOR IX.A.13 : PENERBITAN EFEK SYARIAH
1. KETENTUAN UMUM
a. Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:
1) Akad Syariah adalah perjanjian/kontrak yang sesuai dengan Prinsip-prinsip Syariah
di Pasar Modal sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Nomor IX.A.14 dan/
atau akad lainnya yang tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar
Modal.
2) Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal adalah Prinsip-prinsip hukum Islam dalam
kegiatan di bidang Pasar Modal berdasarkan fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis
Ulama Indonesia (DSN-MUI), sepanjang fatwa dimaksud tidak bertentangan
dengan Peraturan ini dan/atau Peraturan Bapepam dan LK yang didasarkan pada
fatwa DSN-MUI.
3) Efek Syariah adalah Efek sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Pasar
Modal dan peraturan pelaksanaannya yang akad, cara, dan kegiatan usaha yang
menjadi landasan penerbitannya tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah
di Pasar Modal.
4) Reksa Dana Syariah adalah Reksa Dana sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya yang pengelolaannya tidak
bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal.
5) Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset Syariah adalah kontrak antara Manajer
Investasi dan Bank Kustodian yang mengikat pemegang Efek Beragun Aset di mana
Manajer Investasi diberi wewenang untuk mengelola portofolio investasi kolektif
dan Bank Kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan Penitipan Kolektif, yang
pelaksanaannya tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal.
6) Efek Beragun Aset Syariah adalah Efek yang diterbitkan oleh Kontrak Investasi
Kolektif Efek Beragun Aset Syariah yang portofolionya terdiri dari aset keuangan
yang tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal.
7) Sukuk adalah Efek Syariah berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai
sama dan mewakili bagian yang tidak tertentu (tidak terpisahkan atau tidak terbagi
(syuyu/undivided share)) atas:
a) aset berwujud tertentu (ayan maujudat);
b) nilai manfaat atas aset berwujud (manafiul ayan) tertentu baik yang sudah ada
maupun yang akan ada;
LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor
: Kep-181/BL/2009
Tanggal
: 30 Juni 2009
c) jasa (al khadamat) yang sudah ada maupun yang akan ada;
d) aset proyek tertentu (maujudat masyru muayyan); dan/atau
e) kegiatan investasi yang telah ditentukan (nasyath ististmarin khashah).
b. Kegiatan usaha yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip syariah antara lain:
1) perjudian dan permainan yang tergolong judi;
2) perdagangan yang dilarang menurut syariah, antara lain:
a) perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan barang/jasa; dan
b) perdagangan dengan penawaran/permintaan palsu;
3) jasa keuangan ribawi, antara lain:
a) bank berbasis bunga; dan
b) perusahaan pembiayaan berbasis bunga;
4) jual beli risiko yang mengandung unsur ketidakpastian (gharar) dan/atau judi (maisir),
antara lain asuransi konvensional;
5) memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan dan/atau menyediakan antara
lain:
a) barang atau jasa haram zatnya (haram li-dzatihi);
b) barang atau jasa haram bukan karena zatnya (haram li-ghairihi) yang ditetapkan
oleh DSN-MUI; dan/atau
c) barang atau jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.
6) melakukan transaksi yang mengandung unsur suap (risywah);
c. Setiap Pihak yang melakukan penerbitan Efek Syariah dan menyatakan bahwa kegiatan
usaha serta cara pengelolaannya berdasarkan Prinsip-prinsip syariah wajib memenuhi:
1) Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal, Peraturan ini, dan peraturan perundangundangan di bidang Pasar Modal yang terkait dengan Efek Syariah yang ditawarkan;
2) kepatuhan terhadap Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal yang terkait dengan Efek
Syariah yang diterbitkan.
LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor
: Kep-181/BL/2009
Tanggal
: 30 Juni 2009
d. Efek Syariah tidak lagi memenuhi Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal apabila kegiatan
usaha, cara pengelolaan, kekayaan Reksa Dana, dan/atau kekayaan Kontrak Investasi
Kolektif Efek Beragun Aset dari Pihak yang menerbitkan Efek tersebut bertentangan
dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal yang terkait dengan Efek Syariah yang
diterbitkan.
e. Pihak yang menerbitkan Efek Syariah dan menyatakan bahwa kegiatan usaha serta cara
pengelolaannya berdasarkan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal wajib menyatakan
bahwa:
1) kegiatan usaha serta cara pengelolaan usaha Pihak yang melakukan Penawaran
Umum dilakukan berdasarkan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal sebagaimana
tertuang dalam Anggaran Dasar Perseroan atau Kontrak Investasi Kolektif;
2) jenis usaha, produk barang, jasa yang diberikan, aset yang dikelola, akad, dan cara
pengelolaan perusahaan Pihak yang melakukan Penawaran Umum tidak bertentangan
dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal;
3) untuk Emiten dan Perusahaan Publik, wajib memiliki anggota direksi dan anggota
komisaris yang mengerti kegiatan-kegiatan yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip
Syariah di Pasar Modal; dan
4) untuk Reksa Dana Syariah dan Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset Syariah,
wajib memiliki Wakil Manajer Investasi dan penanggungjawab atas pelaksanaan
kegiatan Kustodian pada Bank Kustodian yang mengerti kegiatan-kegiatan yang
bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal.
2. PENERBITAN ATAU PENDAFTARAN EFEK SYARIAH BERUPA SAHAM
Penerbitan atau pendaftaran Efek Syariah berupa saham yang dilakukan oleh Emiten atau
Perusahaan Publik yang menyatakan bahwa kegiatan usaha serta cara pengelolaan usahanya
berdasarkan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal, wajib memenuhi ketentuan-ketentuan
sebagai berikut:
a. Sepanjang tidak diatur lain dalam Peraturan ini, Pernyataan Pendaftaran dari Emiten
atau Perusahaan Publik wajib:
1) mengikuti ketentuan Peraturan Nomor IX.A.1 atau Peraturan Nomor IX.B.1, serta
ketentuan tentang Penawaran Umum yang terkait lainnya; dan
2) mengungkapkan informasi tambahan dalam Prospektus bahwa:
a) dalam anggaran dasar dimuat ketentuan bahwa kegiatan usaha serta cara
pengelolaan usahanya dilakukan berdasarkan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar
Modal;
Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah
LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor
: Kep-181/BL/2009
Tanggal
: 30 Juni 2009
b) jenis usaha, produk barang, jasa yang diberikan, aset yang dikelola, akad, dan
cara pengelolaan Emiten atau Perusahaan Publik dimaksud tidak bertentangan
dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal; dan
c) Emiten atau Perusahaan Publik memiliki anggota direksi dan anggota komisaris
yang mengerti kegiatan-kegiatan yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip
Syariah di Pasar Modal.
b. Emiten atau Perusahaan Publik yang menerbitkan Efek Syariah berupa saham hanya
dapat mengubah anggaran dasar yang terkait dengan kegiatan dan cara pengelolaan
usahanya menjadi tidak lagi memenuhi Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal hanya
jika:
1) terdapat usulan dari pemegang saham yang memenuhi syarat sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang tentang Perseroan Terbatas; dan
2) usulan tersebut telah disetujui Rapat Umum Pemegang Saham.
c. Pengumuman dan pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham sebagaimana dimaksud
dalam huruf b wajib dilakukan dalam paling kurang satu surat kabar harian berbahasa
Indonesia yang berperedaran nasional dan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
sebagaimana diatur dalam Peraturan Nomor IX.J.1.
d. Pengumuman Rapat Umum Pemegang Saham sebagaimana dimaksud dalam huruf c
wajib memuat informasi:
1) bahwa usulan Rapat Umum Pemegang Saham untuk mengubah anggaran dasar yang
terkait dengan kegiatan dan cara pengelolaan usahanya menjadi tidak lagi memenuhi
Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal berasal dari pemegang saham;
2) penjelasan, pertimbangan dan alasan dilakukannya perubahan anggaran dasar yang
terkait dengan kegiatan usaha dan cara pengelolaan perusahaan;
3) rencana kegiatan dan pengelolaan usaha setelah Emiten tidak memenuhi Prinsipprinsip Syariah di Pasar Modal;
4) cara penyelesaian terhadap pemegang saham yang tidak setuju atas perubahan
tersebut; dan
5) penjelasan bahwa keputusan Rapat Umum Pemegang Saham tentang perubahan
anggaran dasar hanya berlaku efektif setelah memperoleh persetujuan pemegang
saham dan menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang hukum dan hak
asasi manusia.
LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor
: Kep-181/BL/2009
Tanggal
: 30 Juni 2009
e. Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham sebagaimana dimaksud dalam huruf c wajib
dikirimkan dengan surat tercatat atau faksimili ke alamat pemegang saham disamping
melalui surat kabar.
f. Korum dan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham dimaksud dalam huruf b
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan mengenai perubahan anggaran dasar Perseroan
sebagaimana diatur dalam Peraturan Nomor IX.J.1 dengan persyaratan bahwa pemegang
saham yang mengusulkan perubahan anggaran dasar serta afiliasinya tidak dapat
diperhitungkan dalam korum kehadiran.
g. Emiten atau Perusahaan Publik yang mengubah anggaran dasar sebagaimana dimaksud
dalam huruf b wajib menyelesaikan hak-hak pemegang saham yang tidak menyetujui
perubahan anggaran dasar dimaksud dengan cara menjamin pembelian saham pemegang
saham tersebut pada harga wajar dengan ketentuan sebagai berikut:
1) dalam hal sahamnya tidak tercatat di Bursa Efek, maka harga pelaksanaan pembelian
paling kurang sama dengan harga wajar yang ditetapkan oleh Penilai independen;
2) dalam hal sahamnya tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek namun selama
90 (sembilan puluh) hari tidak diperdagangkan atau dihentikan sementara
perdagangannya, maka harga pelaksanaan pembelian paling kurang sebesar harga
tertinggi dalam waktu 12 (dua belas) bulan terakhir sebelum hari perdagangan
terakhir atau hari dihentikan sementara perdagangannya; atau
3) dalam hal sahamnya tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek, maka harga
pelaksanaan pembelian paling kurang sebesar harga tertinggi dalam jangka waktu
90 (sembilan puluh) hari terakhir sebelum pengumuman Rapat Umum Pemegang
Saham perubahan anggaran dasar sebagaimana dimaksud dalam huruf c.
3. PENERBITAN SUKUK
a. Sepanjang tidak diatur lain dalam Peraturan ini, Emiten yang melakukan Penawaran
Umum Sukuk wajib:
1) mengikuti ketentuan Peraturan Nomor IX.A.1 dan ketentuan tentang Penawaran
Umum yang terkait lainnya;
2) menyampaikan kepada Bapepam dan LK, antara lain:
a) hasil pemeringkatan dan kontrak perwaliamanatan Sukuk serta Akad Syariah
yang terkait dengan penerbitan Sukuk dimaksud;
b) surat pernyataan yang menyatakan bahwa:
LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor
: Kep-181/BL/2009
Tanggal
: 30 Juni 2009
(1) kegiatan usaha yang mendasari penerbitan Sukuk tidak bertentangan dengan
Prinsip-prinsip syariah sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf b; dan
(2) selama periode Sukuk kegiatan usaha yang mendasari penerbitan Sukuk tidak
akan bertentangan dengan Prinsip-prinsip syariah sebagaimana dimaksud
dalam angka 1 huruf b.
c) surat pernyataan dari Wali Amanat Sukuk yang menyatakan bahwa Wali Amanat
Sukuk mempunyai pejabat penanggung jawab dan/atau tenaga ahli di bidang
perwaliamanatan dalam penerbitan Sukuk yang mengerti kegiatan-kegiatan yang
bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal;
d) surat pernyataan yang menyatakan kesanggupan Emiten untuk menyampaikan
hasil pemeringkatan tahunan terbaru kepada Bapepam dan LK, Wali Amanat
Sukuk dan Bursa Efek tempat Sukuk dicatatkan serta mengumumkan hasil
pemeringkatan dimaksud paling kurang dalam satu surat kabar harian berbahasa
Indonesia yang berperedaran nasional selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari
setelah berakhirnya masa berlaku hasil pemeringkatan tahunan terakhir;
e) surat pernyataan yang menyatakan kesanggupan Emiten untuk menyampaikan
hasil pemeringkatan terbaru, pernyataan atau pendapat dari perusahaan
pemeringkat efek (termasuk pencabutan/pembatalan peringkat) akibat
terdapatnya fakta material atau kejadian penting yang dapat mempengaruhi
kemampuan Emiten untuk memenuhi kewajibannya dan mempengaruhi risiko
yang dihadapi pemegang Sukuk, kepada Bapepam dan LK, Wali Amanat Sukuk
dan Bursa Efek di mana sukuk tersebut dicatatkan, paling kurang dalam satu
surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional, paling
lambat akhir hari kerja ke-2 (kedua) setelah diterimanya hasil pemeringkatan
baru, pernyataan, atau pendapat dimaksud; dan
3) mengungkapkan informasi dalam Prospektus paling kurang meliputi:
a) kegiatan usaha yang mendasari penerbitan Sukuk tidak bertentangan dengan
Prinsip-prinsip syariah sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf b, dan
Emiten menjamin bahwa selama periode Sukuk kegiatan usaha yang mendasari
penerbitan Sukuk tidak akan bertentangan dengan Prinsip-prinsip syariah
sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf b;
b) Wali Amanat Sukuk mempunyai pejabat penanggungjawab dan/atau tenaga ahli
di bidang perwaliamanatan dalam penerbitan Sukuk yang mengerti kegiatankegiatan yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal;
c) jenis Akad Syariah dan skema transaksi syariah yang digunakan dalam penerbitan
Sukuk, yang disertai dengan penjelasan tentang skema transaksi syariah;
8
LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor
: Kep-181/BL/2009
Tanggal
: 30 Juni 2009
d) ringkasan Akad Syariah atau perjanjian berdasarkan syariah yang dilakukan oleh
para Pihak;
e) sumber pendapatan yang menjadi dasar penghitungan pembayaran bagi hasil,
marjin, atau imbal jasa (fee);
f) besaran nisbah pembayaran bagi hasil, marjin, atau imbal jasa (fee);
g) rencana jadwal dan tata cara pembagian dan/atau pembayaran bagi hasil, marjin,
atau imbal jasa (fee); dan
h) hasil pemeringkatan Sukuk.
b. Kontrak perwaliamanatan penerbitan Sukuk wajib paling kurang memuat:
1) uraian tentang Akad Syariah yang mendasari diterbitkannya Sukuk;
2) penggunaan dana hasil penerbitan Sukuk sesuai dengan karakteristik Akad Syariah;
3) sumber dana yang digunakan untuk melakukan pembayaran imbal hasil sesuai
dengan karakteristik Akad Syariah;
4) besaran nisbah pembayaran bagi hasil, marjin, atau imbal jasa (fee);
5) rencana jadwal dan tata cara pembagian dan/atau pembayaran bagi hasil, marjin,
atau imbal jasa (fee);
6) kewajiban Wali Amanat Sukuk untuk mengambil segala tindakan yang diperlukan
dalam rangka memastikan kepatuhan Emiten terhadap Prinsip-prinsip Syariah di
Pasar Modal;
7) tindakan yang harus dilakukan dalam hal Emiten akan mengubah jenis Akad Syariah,
isi Akad Syariah, kegiatan usaha dan/atau aset tertentu yang mendasari penerbitan
Sukuk;
8) perubahan jenis Akad Syariah, isi Akad Syariah, kegiatan usaha dan/atau aset tertentu
yang mendasari penerbitan Sukuk wajib terlebih dahulu disetujui oleh Rapat Umum
Pemegang Sukuk (RUP Sukuk);
9) mekanisme pemenuhan hak pemegang Sukuk yang tidak setuju terhadap perubahan
dimaksud;
10) ketentuan yang menyebutkan bahwa pelanggaran terhadap ketentuan angka 7), angka
8) dan angka 9) di atas dapat dijadikan alasan untuk menyatakan bahwa Emiten gagal
dalam memenuhi kewajibannya; dan
11) mekanisme penanganan dalam hal terjadi kegagalan dalam memenuhi kewajiban.
LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor
: Kep-181/BL/2009
Tanggal
: 30 Juni 2009
c. Dalam hal terjadi perubahan jenis Akad Syariah, isi Akad Syariah, kegiatan usaha dan/
atau aset tertentu yang mendasari penerbitan Sukuk sehingga bertentangan dengan
Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal, maka Sukuk tersebut menjadi batal demi hukum
dan Emiten wajib menyelesaikan seluruh kewajibannya kepada pemegang Sukuk.
d. Emiten dan Wali Amanat Sukuk wajib melaksanakan seluruh ketentuan yang diatur
dalam kontrak perwaliamanatan.
e. Emiten wajib menggunakan dana hasil Penawaran Umum Sukuk untuk membiayai
kegiatan atau investasi yang tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar
Modal.
f. Emiten wajib menyampaikan laporan kepada Bapepam dan LK dan mengumumkan
kepada masyarakat melalui Bursa Efek paling lambat satu hari kerja setelah terpenuhinya
kondisi sebagai berikut:
1) seluruh dana hasil Penawaran Umum Sukuk telah diterima oleh Emiten; dan/atau
2) dana yang diterima sudah mulai digunakan sesuai dengan tujuan penerbitan
Sukuk.
g. Dalam hal ketentuan sebagaimana dimaksud dalam huruf f butir 1) telah terpenuhi, maka
perdagangan Sukuk selain Sukuk mudharabah dan/atau musyarakah telah memenuhi
Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal.
h. Dalam hal ketentuan sebagaimana dimaksud dalam huruf f belum terpenuhi, maka
perdagangan Sukuk mudharabah dan/atau musyarakah memenuhi Prinsip-prinsip
Syariah di Pasar Modal hanya jika diperdagangkan pada harga nominal.
4. PENERBITAN SAHAM DAN/ATAU UNIT PENYERTAAN KONTRAK INVESTASI
KOLEKTIF REKSA DANA SYARIAH
a. Penerbitan Saham Reksa Dana Syariah
Sepanjang tidak diatur lain dalam peraturan ini, Emiten yang melakukan Penawaran
Umum Saham Reksa Dana Syariah wajib:
1) mengikuti ketentuan Peraturan Nomor IX.A.1, Peraturan Nomor IX.C.4 dan
ketentuan tentang Penawaran Umum yang terkait lainnya; dan
2) mencantumkan ketentuan dalam Kontrak Pengelolaan dan/atau Kontrak
Penyimpanan Reksa Dana serta informasi tambahan dalam Prospektus hal-hal
sebagai berikut:
10
LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor
: Kep-181/BL/2009
Tanggal
: 30 Juni 2009
a) bahwa Manajer Investasi dan Bank Kustodian (wakiliin) bertindak untuk
kepentingan Direksi Reksa Dana Perseroan (muwakil) di mana Manajer Investasi
diberi wewenang untuk melakukan pengelolaan Reksa Dana dan Bank Kustodian
diberi wewenang untuk melaksanakan penyimpanan kekayaan;
b) dalam anggaran dasar Emiten dimuat ketentuan bahwa kegiatan usaha serta cara
pengelolaan usahanya dilakukan berdasarkan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar
Modal;
c) kebijakan investasi Reksa Dana tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip
Syariah di Pasar Modal;
d) aset yang dikelola, akad, dan cara pengelolaan Emiten dimaksud tidak
bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal;
e) memiliki anggota direksi, Wakil Manajer Investasi, dan penanggungjawab atas
pelaksanaan kegiatan Kustodian pada Bank Kustodian yang mengerti kegiatankegiatan yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal;
f) mekanisme pembersihan kekayaan Emiten dari unsur-unsur yang bertentangan
dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal;
g) kata Syariah pada nama Emiten; dan
h) dana kelolaan Reksa Dana Syariahnya hanya dapat diinvestasikan pada:
(1) Saham yang termasuk dalam Daftar Efek Syariah (DES) yang ditetapkan oleh
Bapepam dan LK;
(2) Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) syariah dan Waran syariah;
(3) Sukuk (Obligasi Syariah);
yang telah dijual dalam Penawaran Umum dan/atau diperdagangkan di Bursa
Efek di Indonesia;
(4) Saham yang termasuk dalam Daftar Efek Syariah (DES) yang diterbitkan
oleh Pihak yang disetujui Bapepam dan LK;
(5) Sukuk yang memenuhi Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal yang
diperdagangkan di Bursa Efek di luar negeri, dan termasuk dalam Daftar
Efek Syariah (DES) yang ditetapkan oleh Pihak yang disetujui oleh Bapepam
dan LK;
(6) Efek Beragun Aset Syariah yang memenuhi Prinsip-prinsip Syariah di Pasar
Modal dan sudah mendapat peringkat dari perusahaan pemeringkat Efek;
11
LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor
: Kep-181/BL/2009
Tanggal
: 30 Juni 2009
(7) surat berharga komersial syariah (sharia commercial paper) yang memenuhi
Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal dan sudah mendapat peringkat dari
perusahaan pemeringkat Efek serta termasuk dalam Daftar Efek Syariah
(DES) yang ditetapkan oleh Pihak yang disetujui Bapepam dan LK.
(8) Efek Syariah yang memenuhi Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal yang
diterbitkan oleh lembaga internasional di mana Pemerintah Indonesia
menjadi salah satu anggotanya; dan/atau
(9) Instrumen pasar uang syariah dalam negeri yang mempunyai jatuh tempo
kurang dari satu tahun, baik dalam rupiah maupun dalam mata uang asing.
b. Penerbitan Unit Penyertaan Kontrak Investasi Kolektif Reksa Dana Syariah.
Sepanjang tidak diatur lain dalam Peraturan ini, Pihak yang melakukan Penawaran
Umum Unit Penyertaan Kontrak Investasi Kolektif Reksa Dana Syariah wajib:
1) mengikuti ketentuan Peraturan Nomor IX.A.1, Peraturan Nomor IX.C.5 dan
ketentuan tentang Penawaran Umum yang terkait lainnya; dan
2) mencantumkan ketentuan dalam Kontrak Investasi Kolektif dan informasi tambahan
dalam Prospektus hal-hal sebagai berikut:
a) bahwa Manajer Investasi dan Bank Kustodian (wakiliin) bertindak untuk
kepentingan para pemegang unit penyertaan (muwakil) di mana Manajer
Investasi diberi wewenang untuk mengelola portofolio investasi kolektif dan
Bank Kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan penitipan kolektif;
b) kebijakan investasi Reksa Dana tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip
Syariah di Pasar Modal;
c) Wakil Manajer Investasi yang melaksanakan pengelolaan Reksa Dana dan
penanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan Kustodian pada Bank Kustodian
mengerti kegiatan-kegiatan yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di
Pasar Modal;
d) kata Syariah pada nama Reksa Dana yang diterbitkan;
e) mekanisme pembersihan kekayaan Reksa Dana dari unsur-unsur yang
bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal; dan
f) dana kelolaan Reksa Dana Syariahnya hanya dapat diinvestasikan pada:
(1) Saham yang termasuk dalam Daftar Efek Syariah (DES) yang ditetapkan oleh
Bapepam dan LK;
(2) Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) syariah dan Waran syariah;
12
LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor
: Kep-181/BL/2009
Tanggal
: 30 Juni 2009
(3) Sukuk (Obligasi Syariah);
yang telah dijual dalam Penawaran Umum dan/atau diperdagangkan di Bursa
Efek di Indonesia;
(4) Saham yang termasuk dalam Daftar Efek Syariah (DES) yang diterbitkan
oleh Pihak yang disetujui Bapepam dan LK;
(5) Sukuk yang memenuhi Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal yang
diperdagangkan di Bursa Efek di luar negeri, dan termasuk dalam Daftar
Efek Syariah (DES) yang ditetapkan oleh Pihak yang disetujui oleh Bapepam
dan LK;
(6) Efek Beragun Aset Syariah yang memenuhi Prinsip-prinsip Syariah di Pasar
Modal dan sudah mendapat peringkat dari perusahaan pemeringkat Efek;
(7) surat berharga komersial syariah (sharia commercial paper) yang memenuhi
Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal dan sudah mendapat peringkat dari
perusahaan pemeringkat Efek serta termasuk dalam Daftar Efek Syariah
(DES) yang ditetapkan oleh Pihak yang disetujui Bapepam dan LK;
(8) Efek Syariah yang memenuhi Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal yang
diterbitkan oleh lembaga internasional di mana Pemerintah Indonesia
menjadi salah satu anggotanya; dan/atau
(9) Instrumen pasar uang syariah dalam negeri yang mempunyai jatuh tempo
kurang dari satu tahun, baik dalam rupiah maupun dalam mata uang asing.
c. Direksi, Manajer Investasi, dan/atau Bank Kustodian wajib melaksanakan seluruh
ketentuan yang diatur dalam Kontrak Pengelolaan, Kontrak Penyimpanan, atau Kontrak
Investasi Kolektif.
d. Bank Kustodian wajib menolak instruksi Manajer Investasi secara tertulis dengan
tembusan kepada Bapepam dan LK apabila pelaksanaan instruksi tersebut mengakibatkan
portofolio Reksa Dana terdapat Efek atau instrumen (surat berharga) selain Efek atau
instrumen (surat berharga) sebagaimana diatur dalam huruf a butir 2) poin h) atau huruf
b butir 2) poin f).
e. Dalam hal portofolio Reksa Dana terdapat Efek atau instrumen (surat berharga) selain
Efek atau instrumen (surat berharga) sebagaimana diatur dalam huruf a butir 2) poin h)
atau huruf b butir 2) poin f) yang bukan disebabkan oleh tindakan Manajer Investasi dan
Bank Kustodian, maka:
1) Manajer Investasi wajib menjual secepat mungkin dan diselesaikan paling lambat 10
(sepuluh) hari kerja sejak:
13
LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor
: Kep-181/BL/2009
Tanggal
: 30 Juni 2009
a) Saham tidak lagi tercantum dalam Daftar Efek Syariah, dengan ketentuan selisih
lebih harga jual dari Nilai Pasar Wajar pada saat masih tercantum dalam Daftar
Efek Syariah dipisahkan dari perhitungan Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksa Dana
dan diperlakukan sebagai dana sosial; dan/atau
b) Efek atau instrumen (surat berharga) tidak memenuhi Prinsip-prinsip syariah,
dengan ketentuan selisih lebih harga jual dari Nilai Pasar Wajar pada saat masih
memenuhi Prinsip-prinsip syariah, dipisahkan dari perhitungan Nilai Aktiva
Bersih (NAB) Reksa Dana dan diperlakukan sebagai dana sosial.
2) Bank Kustodian wajib menyampaikan kepada Bapepam dan LK serta pemegang Efek
Reksa Dana, informasi tentang perolehan selisih lebih penjualan Efek sebagaimana
dimaksud dalam huruf e butir 1) dan informasi tentang penggunaannya sebagai dana
sosial selambat-lambatnya pada hari ke-12 (kedua belas) setiap bulan (jika ada).
f. Dalam hal karena tindakan Manajer Investasi dan Bank Kustodian mengakibatkan
portofolio Reksa Dana terdapat Efek atau instrumen (surat berharga) selain Efek atau
instrumen (surat berharga) sebagaimana diatur dalam huruf a butir 2) poin h) atau huruf
b butir 2) poin f)., maka Bapepam dan LK dapat:
1) melarang Manajer Investasi untuk melakukan penjualan Unit Penyertaan Reksa
Dana baru;
2) melarang Manajer Investasi dan Bank Kustodian untuk mengalihkan kekayaan Reksa
Dana selain dalam rangka pembersihan kekayaan Reksa Dana dari unsur-unsur yang
bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal;
3) mewajibkan Manajer Investasi dan Bank Kustodian secara tanggung renteng untuk
membeli portfolio yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal
sesuai dengan harga perolehan dalam waktu yang ditetapkan oleh Bapepam dan LK;
dan/atau
4) mewajibkan Manajer Investasi untuk mengumumkan kepada publik larangan dan/
atau kewajiban yang ditetapkan Bapepam dan LK sebagaimana dimaksud pada
butir 1), butir 2), dan butir 3), sesegera mungkin paling lambat akhir hari kerja ke-2
(kedua) setelah diterimanya surat Bapepam dan LK, dalam 2 (dua) surat kabar harian
berbahasa Indonesia dan berperedaran nasional atas biaya Manajer Investasi dan
Bank Kustodian.
g. Dalam hal Manajer Investasi dan/atau Bank Kustodian tidak mematuhi larangan dan/
atau tidak melaksanakan kewajiban yang telah ditetapkan Bapepam dan LK sebagaimana
dimaksud dalam huruf f, maka Bapepam dan LK berwenang untuk:
14
LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor
: Kep-181/BL/2009
Tanggal
: 30 Juni 2009
1) mengganti Manajer Investasi dan/atau Bank Kustodian; atau
2) membubarkan Reksa Dana tersebut.
5. PENERBITAN EFEK BERAGUN ASET SYARIAH
a. Sepanjang tidak diatur lain dalam Peraturan ini, Pihak yang melakukan Penawaran
Umum Efek Beragun Aset Syariah wajib:
1) mengikuti ketentuan Peraturan Nomor IX.A.1, Peraturan Nomor IX.C.9 dan
ketentuan tentang Penawaran Umum yang terkait lainnya;
2) mencantumkan ketentuan dalam Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset
Syariah dan informasi tambahan dalam Prospektus hal-hal sebagai berikut:
a) bahwa Manajer Investasi dan Bank Kustodian (wakiliin) bertindak untuk
kepentingan para pemegang Efek Beragun Aset Syariah (muwakil) di mana
Manajer Investasi diberi wewenang untuk mengelola portofolio investasi kolektif
dan Bank Kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan Penitipan Kolektif;
b) bahwa aset yang menjadi portofolio Efek Beragun Aset Syariah tidak bertentangan
dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal;
c) Wakil Manajer Investasi yang melaksanakan pengelolaan Kontrak Investasi
Kolektif Efek Beragun Aset Syariah dan penanggungjawab atas pelaksanaan
kegiatan Kustodian pada Bank Kustodian mengerti kegiatan-kegiatan yang
bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal;
d) kata Syariah pada nama Efek Beragun Aset yang diterbitkan;
e) mekanisme pembersihan portofolio dan dana Efek Beragun Aset Syariah dari
unsur-unsur yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal;
f) bahwa pengelolaan dana Efek Beragun Aset Syariah dilarang bertentangan
dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal;
g) Akad Syariah dan skema transaksi syariah yang digunakan dalam penerbitan
Efek;
h) ringkasan Akad Syariah yang dilakukan oleh para Pihak;
i) besarnya nisbah pembayaran bagi hasil, marjin, atau imbal jasa (fee); dan
j) rencana jadwal dan tata cara pembagian dan/atau pembayaran bagi hasil, marjin,
atau imbal jasa (fee).
15
LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor
: Kep-181/BL/2009
Tanggal
: 30 Juni 2009
b. Dalam hal karena tindakan Manajer Investasi dan Bank Kustodian, mengakibatkan
kekayaan Efek Beragun Aset Syariah terdapat unsur kekayaan yang bertentangan dengan
Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal, maka Bapepam dan LK dapat:
1) melarang Manajer Investasi dan Bank Kustodian untuk mengalihkan kekayaan Efek
Beragun Aset selain dalam rangka pembersihan kekayaan Efek Beragun Aset dari
unsur-unsur yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal;
2) mewajibkan Manajer Investasi dan Bank Kustodian secara tanggung renteng wajib
untuk membeli aset portofolio Efek Beragun Aset dengan harga perolehan atau
membersihkan dana Efek Beragun Aset yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip
Syariah di Pasar Modal dalam waktu yang ditetapkan oleh Bapepam dan LK dan/atau
secepat mungkin, paling lambat akhir hari kerja ke-2 (kedua) setelah ditemukannya
pelanggaran tersebut; dan/atau
3) mewajibkan Manajer Investasi untuk mengumumkan kepada publik larangan dan/
atau kewajiban yang ditetapkan Bapepam dan LK sebagaimana dimaksud pada butir
1) dan butir 2), sesegera mungkin paling lambat akhir hari kerja ke-2 (kedua) setelah
diterimanya surat Bapepam dan LK, dalam 2 (dua) surat kabar harian berbahasa
Indonesia dan berperedaran nasional atas biaya Manajer Investasi dan Bank
Kustodian.
c. Dalam hal Manajer Investasi dan/atau Bank Kustodian tidak mematuhi larangan dan/
atau tidak melaksanakan kewajiban yang telah ditetapkan Bapepam dan LK sebagaimana
dimaksud dalam huruf b, maka Bapepam dan LK berwenang untuk:
1) mengganti Manajer Investasi dan/atau Bank Kustodian; atau
2) membubarkan Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset tersebut.
6. KETENTUAN PENUTUP
Dengan tidak mengurangi ketentuan pidana di bidang Pasar Modal, Bapepam dan LK dapat
mengenakan sanksi terhadap setiap pelanggaran ketentuan peraturan ini, termasuk Pihak
yang menyebabkan terjadinya pelanggaran tersebut.
16
LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor
: Kep-181/BL/2009
Tanggal
: 30 Juni 2009
Ditetapkan di : Jakarta pada
Pada tanggal : 30 Juni 2009
Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan
ttd.
A. Fuad Rahmany
NIP 060063058
Salinan sesuai dengan aslinya
Kepala Bagian Umum
ttd.
Prasetyo Wahyu Adi Suryo
NIP 060076008
17
Mengingat
18
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 23 Nopember 2006
Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan,
ttd.
A. Fuad Rahmany
NIP 060063058
Salinan sesuai dengan aslinya
Pjs. Sekretaris Badan
ttd.
Robinson Simbolon
NIP 060047831
19
LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor
: Kep-131/BL/2006
Tanggal
: 23 Nopember 2006
PERATURAN NOMOR IX.A.14
Pihak yang dapat menjadi pemberi sewa atau pemberi jasa dan penyewa atau pengguna
jasa wajib memiliki kecakapan dan kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum
baik menurut syariah Islam maupun peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Hak dan kewajiban pemberi sewa atau pemberi jasa dan penyewa atau pengguna jasa
1) Hak dan kewajiban pemberi sewa atau pemberi jasa adalah:
a) menerima pembayaran harga sewa atau upah (ujrah) sesuai yang disepakati dalam
Ijarah;
b) menyediakan barang yang disewakan atau jasa yang diberikan;
c) menanggung biaya pemeliharaan barang yang disewakan;
d) menjamin bila terdapat cacat pada barang yang disewakan;
20
LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor
: Kep-131/BL/2006
Tanggal
: 23 Nopember 2006
e) bertanggung jawab atas kerusakan barang yang disewakan yang bukan disebabkan
oleh pelanggaran dari penggunaan yang dibolehkan atau bukan karena kelalaian
Pihak penyewa; dan
f) menyatakan secara tertulis bahwa pemberi sewa atau pemberi jasa menyerahkan
hak penggunaan atau pemanfaatan atas suatu barang dan atau memberikan jasa
yang dimilikinya kepada penyewa atau pengguna jasa (pernyataan ijab).
2) Hak dan kewajiban penyewa atau pengguna jasa adalah:
a) manfaatkan barang dan atau jasa sesuai yang disepakati dalam Ijarah;
b) membayar harga sewa atau upah (ujrah) sesuai yang disepakati dalam Ijarah;
c) bertanggung jawab untuk menjaga keutuhan barang serta menggunakannya
sesuai yang disepakati dalam Ijarah;
d) menanggung biaya pemeliharaan barang yang sifatnya ringan (tidak material)
sesuai yang disepakati dalam Ijarah;
e) bertanggung jawab atas kerusakan barang yang disewakan yang disebabkan oleh
pelanggaran dari penggunaan yang dibolehkan atau karena kelalaian Pihak
penyewa; dan
f) menyatakan secara tertulis bahwa penyewa atau penerima jasa menerima hak
penggunaan atau pemanfaatan atas suatu barang dan atau memberikan jasa yang
dimiliki pemberi sewa atau pemberi jasa (pernyataan qabul).
c. Persyaratan obyek Ijarah
Obyek Ijarah dapat berupa barang dan atau jasa yang memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
1) manfaat barang atau jasa harus dapat dinilai dengan uang;
2) manfaat atas barang dan jasa dapat diserahkan kepada penyewa atau pengguna jasa;
3) manfaat barang atau jasa harus yang bersifat tidak dilarang oleh syariah Islam (tidak
diharamkan);
4) manfaat barang atau jasa harus ditentukan dengan jelas; dan
5) spesifikasi barang atau jasa harus dinyatakan dengan jelas, antara lain melalui
identifikasi fisik, kelaikan, dan jangka waktu pemanfaatannya.
21
LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor
: Kep-131/BL/2006
Tanggal
: 23 Nopember 2006
d. Persyaratan penetapan harga sewa atau upah (ujrah)
Penetapan harga sewa atau upah (ujrah) wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1) besarnya harga sewa atau upah (ujrah) dan cara pembayarannya ditetapkan secara
tertulis dalam Ijarah; dan
2) alat pembayaran harga sewa atau upah adalah uang atau bentuk lain termasuk jasa
(manfaat lain) dari jenis yang sama dengan barang atau jasa yang menjadi obyek
dalam Ijarah; dan
Selain wajib memenuhi ketentuan pada angka 2 Peraturan ini, dalam Ijarah dapat
disepakati antara lain hal-hal sebagai berikut:
1) para pihak dapat menentukan harga sewa atau upah untuk periode waktu tertentu
dan meninjau kembali harga sewa atau upah yang berlaku untuk periode berikutnya;
dan atau
2) penunjukan Pihak lain untuk menyelesaikan perselisihan antara pemberi sewa atau
pemberi jasa dan penyewa atau pengguna jasa.
22
LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor
: Kep-131/BL/2006
Tanggal
: 23 Nopember 2006
2) Kewajiban Pihak yang dijamin (makfuul anhu/ashiil/debitur) adalah sebagai berikut:
a) menyerahkan kewajibannya (hutangnya) kepada Pihak penjamin (kafiil/guarantor);
dan
b) menyatakan secara tertulis bahwa Pihak yang dijamin (makfuul anhu/ashiil/
debitur) menerima jaminan dari Pihak penjamin (kafiil/guarantor) (pernyataan
qabul).
c. Bentuk penjaminan dalam Kafalah
Penjaminan dalam Kafalah dapat berupa jaminan kebendaan dan atau jaminan umum,
seperti jaminan perusahaan (corporate guarantee) dan jaminan pribadi (personal guarantee).
Obyek Kafalah adalah kewajiban (piutang) Pihak yang dijamin (makfuul anhu/ashiil/
debitur) kepada Pihak lain (makfuul lahu/kreditur) yang memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
1) kewajiban dimaksud dapat berupa kewajiban pembayaran sejumlah uang, penyerahan
barang, dan atau pelaksanaan pekerjaan;
2) kewajiban dimaksud harus jelas nilai, jumlah, dan spesifikasinya;
3) kewajiban dimaksud bukan merupakan kewajiban yang timbul dari hal-hal yang
bertentangan dengan syariah Islam; dan
4) harus merupakan piutang mengikat (lazim) yang tidak mungkin hapus kecuali setelah
dibayar atau dibebaskan.
Selain wajib memenuhi ketentuan pada angka 3 Peraturan ini, dalam Kafalah dapat
disepakati antara lain hal-hal sebagai berikut:
1) para Pihak dapat menetapkan besarnya imbalan (fee) atas penjaminan yang dilakukan
oleh Pihak penjamin (kafiil/guarantor). Dalam hal para Pihak menyepakati adanya
imbalan (fee) sebagaimana tersebut di atas, maka Kafalah tersebut bersifat mengikat
dan tidak dapat dibatalkan secara sepihak;
2) penunjukan Pihak lain untuk menyelesaikan perselisihan antara para Pihak dalam
Kafalah; dan atau
3) jangka waktu penjaminan dalam Kafalah.
23
LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor
: Kep-131/BL/2006
Tanggal
: 23 Nopember 2006
4. Mudharabah wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. Persyaratan Pihak yang dapat menjadi shahib al-mal dan mudharib
Pihak yang dapat menjadi shahib al-mal dan mudharib wajib memiliki kecakapan dan
kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum baik menurut syariah Islam maupun
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
24
LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor
: Kep-131/BL/2006
Tanggal
: 23 Nopember 2006
c. Persyaratan modal yang dapat dikelola dalam Mudharabah
Modal yang dapat dikelola dalam Mudharabah wajib memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
1) berupa sejumlah uang dan atau aset, baik berupa benda berwujud maupun tidak
berwujud, yang dapat dinilai dengan uang;
2) jika modal yang diberikan dalam bentuk selain uang, maka nilai benda tersebut
harus disepakati pada waktu akad;
3) tidak berupa piutang atau tagihan, baik tagihan kepada mudharib maupun kepada
Pihak lain; dan
4) dapat diserahkan kepada mudharib dengan cara seluruh atau sebagian pada waktu
dan tempat yang telah disepakati.
Kegiatan usaha yang dapat dijalankan dalam Mudharabah wajib memenuhi ketentuan
sebagai berikut:
1) tidak bertentangan dengan ketentuan angka 2 huruf a Peraturan Nomor IX.A.13
tentang Penerbitan Efek Syariah; dan
2) dilarang dikaitkan (muallaq) dengan sebuah kejadian di masa yang akan datang yang
belum tentu terjadi.
25
LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor
: Kep-131/BL/2006
Tanggal
: 23 Nopember 2006
f. Ketentuan lain yang dapat diatur dalam Mudharabah
Selain wajib memenuhi ketentuan pada angka 4 Peraturan ini, dalam Mudharabah dapat
disepakati antara lain hal-hal sebagai berikut:
1) jangka waktu tertentu untuk masa berlakunya Mudharabah;
2) Mudharib menyediakan biaya operasional sesuai kesepakatan dalam Mudharabah;
dan atau
3) penunjukan Pihak lain untuk menyelesaikan perselisihan antara Shahib al-mal dengan
Mudharib.
Pihak yang memberi kuasa (muwakkil) dan Pihak yang menerima kuasa (wakil) wajib
memiliki kecakapan dan kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum baik menurut
syariah Islam maupun peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Kewajiban Pihak yang memberi kuasa (muwakkil) dan Pihak yang menerima kuasa (wakil)
dalam Wakalah
1) kewajiban Pihak yang memberi kuasa (muwakkil) adalah sebagai berikut:
a) memiliki kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum terhadap hal-hal
yang boleh dikuasakan; dan
b) menyatakan secara tertulis bahwa Pihak yang memberi kuasa (muwakkil)
memberikan kuasa kepada Pihak penerima kuasa (wakil) untuk melakukan
perbuatan hukum tertentu (pernyataan ijab).
2) kewajiban Pihak yang menerima kuasa (wakil) adalah sebagai berikut:
a) memiliki kemampuan untuk melaksanakan perbuatan hukum yang dikuasakan
kepadanya;
b) melaksanakan perbuatan hukum yang dikuasakan kepadanya serta dilarang
memberi kuasa kepada Pihak lain kecuali atas persetujuan Pihak yang memberi
kuasa (muwakkil); dan
c) menyatakan secara tertulis bahwa Pihak yang menerima kuasa (wakil) menerima
kuasa dari Pihak yang memberi kuasa (muwakkil) untuk melakukan perbuatan
hukum tertentu (pernyataan qabul).
26
LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor
: Kep-131/BL/2006
Tanggal
: 23 Nopember 2006
d) persyaratan obyek Wakalah
Selain wajib memenuhi ketentuan pada angka 5 Peraturan ini, dalam Wakalah dapat
disepakati antara lain hal-hal sebagai berikut:
1) para Pihak dapat menetapkan besarnya imbalan (fee) atas pelaksanaan perbuatan
hukum yang dikuasakan. Dalam hal para Pihak menyepakati adanya imbalan
(fee), maka Wakalah tersebut bersifat mengikat dan tidak dapat dibatalkan secara
sepihak;
2) penunjukan Pihak lain untuk menyelesaikan perselisihan antara para Pihak dalam
Kafalah; dan atau
3) jangka waktu pemberian kuasa.
Ditetapkan di
Pada tanggal
: Jakarta
: 23 Nopember 2006
ttd
Robinson Simbolon
NIP 060047831
Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah
27
Mengingat
28
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 30 Juni 2009
Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan
ttd.
A. Fuad Rahmany
NIP 060063058
Salinan sesuai dengan aslinya
Kepala Bagian Umum
ttd.
Prasetyo Wahyu Adi Suryo
NIP 060076008
29
LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor
: Kep-180/BL/2006
Tanggal
: 30 Juni 2009
PERATURAN NOMOR II.K.1: KRITERIA
SYARIAH
DAN
PENERBITAN
DAFTAR
EFEK
30
LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor
: Kep-180/BL/2006
Tanggal
: 30 Juni 2009
8) Efek Syariah yang memenuhi Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal yang diterbitkan
oleh lembaga internasional di mana Pemerintah Indonesia menjadi salah satu
anggotanya; dan
9) Efek Syariah lainnya.
c. Efek yang dapat dimuat dalam Daftar Efek Syariah yang diterbitkan oleh Pihak yang telah
disetujui Bapepam dan LK meliputi:
1) Saham dan/atau Sukuk yang memenuhi Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal yang
diperdagangkan di Bursa Efek di luar negeri; dan
2) surat berharga komersial syariah (sharia commercial paper) yang memenuhi Prinsipprinsip Syariah di Pasar Modal dan sudah mendapat peringkat dari perusahaan
pemeringkat Efek.
d. Pihak yang disetujui Bapepam dan LK sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dapat
menerbitkan Daftar Efek Syariah sepanjang Efek yang dimuat dalam Daftar Efek Syariah
tersebut disusun dengan menggunakan kriteria sebagaimana dimaksud dalam huruf b
butir 7) poin a) dan poin b), untuk Efek berupa saham.
2. PIHAK YANG DISETUJUI BAPEPAM DAN LK SEBAGAI PENERBIT DAFTAR EFEK
SYARIAH
a. Untuk menjadi Pihak sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf d, maka Pihak
dimaksud wajib:
1) Memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a) berbentuk badan hukum yang berkedudukan di Indonesia;
b) memiliki sumber daya manusia yang berkompeten di bidang syariah yang berasal
dari dalam perusahaan atau dari luar perusahaan;
c) memiliki standar prosedur operasi penyusunan Daftar Efek Syariah yang paling
kurang meliputi:
(1) prosedur pengumpulan data termasuk mekanisme permintaan informasi
tambahan;
(2) prosedur penelaahan, baik periodik maupun insidentil;
(3) tujuan penerbitan Daftar Efek Syariah;
(4) prosedur pemantauan Daftar Efek Syariah; dan
(5) prosedur perubahan Daftar Efek Syariah.
31
LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor
: Kep-180/BL/2006
Tanggal
: 30 Juni 2009
d) bersedia menjalani review yang dilakukan oleh Bapepam dan LK; dan
2) Mengajukan permohonan kepada Bapepam dan LK dan telah mendapat persetujuan
Bapepam dan LK.
b. Permohonan sebagaimana dimaksud dalam huruf a butir 2) diajukan dalam rangkap 2
(dua) dengan menggunakan Formulir II.K.1-1 lampiran 1 Peraturan ini dan wajib disertai
dengan dokumen-dokumen sebagai berikut:
1) dokumen yang menyangkut pemohon:
a) fotokopi akta pendirian beserta akta perubahannya;
b) fotokopi dokumen Nomor Pokok Wajib Pajak atas nama pemohon;
c) daftar sumber daya manusia yang berkompeten di bidang syariah beserta daftar
riwayat hidupnya;
d) dalam hal sumber daya manusia yang berkompeten di bidang syariah berasal dari
luar pemohon, maka wajib dilengkapi dengan surat penunjukan dari direksi
pemohon;
e) fotokopi dokumen standar prosedur operasi penyusunan Daftar Efek Syariah;
dan
f) surat pernyataan direksi yang menyatakan bahwa pemohon bersedia menjalani
review Bapepam dan LK.
2) dokumen yang menyangkut prosedur dan tata cara penetapan Efek yang masuk
dalam Daftar Efek Syariah:
a) nama dan jenis Efek yang akan dimuat dalam Daftar Efek Syariah; dan
b) dokumen kertas kerja penelaahan Efek yang dimuat dalam Daftar Efek Syariah
yang wajib memuat kriteria yang digunakan dalam penelaahan termasuk tetapi
tidak terbatas pada akad dan skema atau struktur masing-masing Sukuk atau
Efek Syariah lainnya yang dimasukkan dalam Daftar Efek Syariah.
c. Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud dalam huruf a poin 2) tidak memenuhi
syarat, maka Bapepam dan LK memberikan surat pemberitahuan kepada pemohon yang
menyatakan bahwa:
1) permohonan tidak lengkap dengan menggunakan Formulir Nomor II.K.1-2 lampiran
2 Peraturan ini; atau
2) permohonan ditolak dengan menggunakan Formulir Nomor II.K.1-3 lampiran 3
Peraturan ini;
32
LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor
: Kep-180/BL/2006
Tanggal
: 30 Juni 2009
d. Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud dalam huruf a poin 2) memenuhi
syarat, maka Bapepam dan LK memberikan surat persetujuan kepada pemohon dengan
menggunakan Formulir Nomor II.K.1-4 lampiran 4 Peraturan ini.
e. Bapepam dan LK dapat meminta tambahan dokumen dan/atau informasi berkaitan
dengan permohonan sebagaimana dimaksud dalam huruf a poin 2).
f. Setiap Pihak sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf d dapat mengumumkan Daftar
Efek Syariah yang diterbitkan atau menggunakannya secara terbatas untuk kepentingan
Pihak tertentu.
g. Dalam hal Pihak sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf d mengumumkan
Daftar Efek Syariah kepada masyarakat, maka Pihak tersebut wajib melaporkan kepada
Bapepam dan LK serta wajib mengumumkan setiap perubahan Daftar Efek Syariah yang
diterbitkannya dalam paling sedikit satu surat kabar harian berbahasa Indonesia yang
berperedaran nasional paling lambat akhir hari kerja ke-2 (kedua) setelah terjadinya
perubahan Daftar Efek Syariah dimaksud.
h. Dalam hal Pihak sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf d menerbitkan Daftar
Efek Syariah secara terbatas untuk kepentingan Pihak tertentu, maka penerbit Daftar
Efek Syariah wajib melaporkan kepada Bapepam dan LK dan memberitahukan kepada
Pihak tertentu tersebut atas setiap perubahan Daftar Efek Syariah yang diterbitkan pada
hari yang sama dengan terjadinya perubahan tersebut.
i. Setiap Pihak sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf d wajib melaporkan Daftar
Efek Syariah yang diterbitkannya kepada Bapepam dan LK setelah pelaporan terakhir
sebagaimana dimaksud dalam huruf b atau huruf c per tanggal 31 Mei dan 30 Nopember
dan disampaikan paling lambat setiap tanggal 5 bulan berikutnya.
j. Pihak sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf d wajib menyimpan seluruh dokumen
yang terkait dengan Efek dalam Daftar Efek Syariah yang diterbitkannya untuk jangka
waktu sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan tentang dokumen
perusahaan.
3. KETENTUAN PENUTUP
a. Setiap Pihak yang menerbitkan indeks Efek Syariah atau menyusun daftar portofolio
investasi Efek Syariah wajib menggunakan Daftar Efek Syariah yang disusun sesuai
dengan ketentuan Peraturan ini.
b. Bapepam dan LK berwenang:
1) mencabut persetujuan yang telah diberikan kepada Pihak sebagaimana dimaksud
dalam angka 1 huruf d, jika dikemudian hari ditemukan pelanggaran; dan/atau
33
LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor
: Kep-180/BL/2006
Tanggal
: 30 Juni 2009
2) memerintahkan kepada Pihak sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf d
untuk mengeluarkan Efek yang tidak memenuhi kriteria sebagaimana dimaksud
dalam angka 1 huruf b butir 7) poin a) dan poin b) dari Daftar Efek Syariah yang
diterbitkannya.
c. Dengan tidak mengurangi ketentuan pidana di bidang Pasar Modal, Bapepam dan
LK berwenang mengenakan sanksi terhadap setiap Pihak yang melanggar ketentuan
peraturan ini atau Pihak yang menyebabkan terjadinya pelanggaran ketentuan peraturan
ini.
Ditetapkan di
Pada tanggal
: Jakarta pada
: 30 Juni 2009
34
LAMPIRAN: 1
Peraturan Nomor: II.K.1
Nomor
:
Lampiran
:
Perihal
: Permohonan Persetujuan sebagai
Pihak Penerbit Daftar Efek Syariah
Jakarta, ....................20...
Yth.
Dengan ini kami mengajukan permohonan persetujuan sebagai Pihak Penerbit Daftar
Efek Syariah. Untuk bahan pertimbangan, bersama ini kami sampaikan data sebagai berikut :
1. Nama pemohon
: .......................................................................................
2. Alamat pemohon
: .......................................................................................
.......................................................................................
: .......................................................................................
dan Email
: .......................................................................................
4.
: .......................................................................................
: .......................................................................................
35
4. Surat penunjukan dari direksi pemohon kepada sumber daya manusia yang berkompeten di
bidang syariah;*)
5. Fotokopi dokumen standar prosedur operasi penyusunan Daftar Efek Syariah;
6. Surat pernyataan direksi yang menyatakan bahwa pemohon bersedia menjalani review
Bapepam dan LK
7. Nama dan jenis Efek yang akan dimuat dalam Daftar Efek Syariah; dan
8. Dokumen kertas kerja penelaahan Efek yang dimuat dalam Daftar Efek Syariah yang memuat
kriteria yang digunakan dalam penelaahan termasuk tetapi tidak terbatas pada akad dan
skema atau struktur masing-masing Sukuk atau Efek Syariah lainnya yang dimasukkan dalam
Daftar Efek Syariah
Demikianlah permohonan ini kami ajukan dan atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Pemohon,
materai
(Nama Lengkap )
*) Jika sumber daya manusia yang berkompeten
berasal dari luar perusahaan pemohon
36
Nomor
Lampiran
Perihal
LAMPIRAN: 2
Peraturan Nomor: II.K.1
: .../BL/20...
Jakarta, .......................20...
:
: Perubahan dan atau tambahan informasi atas
Permohonan Persetujuan sebagai Pihak Penerbit
Daftar Efek Syariah
Kepada
Yth.....................................
di..................................
Setelah diadakan penelaahan atas dokumen yang Saudara sampaikan melalui surat
Nomor ......................... tanggal ......................... perihal ........................., maka Saudara diminta
untuk menyampaikan perubahan dan atau tambahan informasi yang bersangkutan kepada
Bapepam dan LK sebagai berikut:
1. Perubahan yang perlu dilaksanakan adalah:
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
37
LAMPIRAN: 3
Peraturan Nomor: II.K.1
Nomor
: ../BL/20...
Jakarta, ...................20...
Lampiran
:
Perihal
: Penolakan Atas Permohonan
Persetujuan sebagai Pihak Penerbit Daftar Efek Syariah
Kepada
Yth ............................
di.........................
Setelah diadakan penelaahan atas dokumen yang Saudara sampaikan melalui surat
Nomor ......................... tanggal ......................... perihal ........................., maka dengan ini
diputuskan bahwa permohonan Saudara ditolak dengan pertimbangan sebagai berikut:
1. ..............................................................................................................................................
2. ..............................................................................................................................................
3. ..............................................................................................................................................
38
LAMPIRAN: 4
Peraturan Nomor: II.K.1
Membaca
Menimbang
: bahwa
permohonan
Saudara
telah
memenuhi
persyaratan
dan atas dasar itu dapat dipertimbangkan untuk diberikan
persetujuan sebagai Pihak Penerbit Daftar Efek Syariah.
39
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal :
Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan
NIP. .......
40
Kumpulan Fatwa
FATWA
DEWAN SYARIAH NASIONAL
NO: 07/DSN-MUI/IV/2000
Tentang
PEMBIAYAAN MUDHARABAH (QIRADH)
dilakukan
sesuai
dengan syariah Islam,
b. bahwa agar cara tersebut
Mengingat
:
1.
Firman Allah QS. al: 1. Firman
Nisa
[4]: Allah
29: QS. al-Nisa [4]: 29:
Nisa [4]: 29:
...
...
2.
2.2.
harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
berlaku dengan sukarela di antaramu.
QS.[5]:
al-Maidah
FirmanFirman
Allah QS.Allah
al-Maidah
1:
3.
3.
4.
43
..
Hadis Nabi riwayat Thabrani:
Mengingat
:
1. Firman
1:Allah
...
QS.
al
2.
Firman Allah
QS.
al-Maidah
[5]:
[2]:
283:
QS.
al-Baqarah
..
... yang
..
dipercayai itu menunaikan amanatnya dan hendaklah ia bertakwa kepada
4.
Hadis Nabi riwayat Thabrani:
Allah Tuhannya.
3.
Firman Allah QS. al-Baqarah
[2]:
283:
2.
Allah
4.
Hadis
riwayat
4. Nabi
Hadis
Firman
Nabi
Thabrani:
riwayat
QS.
al-Maidah
Thabrani:
[5]:
5.
6.
7.
1:
..
...
Firman
al-Baqarah
[2]:
3.
Allah
QS.
283:
.(
)
4.
Nabi
Hadis
riwayat
Thabrani:
...
..
.(
al-Baqarah
[2]:
3.
Firman Allah
QS.
283: )
Abdul Muthallib jika menyerahkan harta sebagai mudharabah, ia
5.
Abbas
bin
Hadis
Nabi
riwayat
Ibnu
Majah
dari
Shuhaib:
mensyaratkan
tidak
4.
...Hadis
kepada
Nabi
mudharib-nya
riwayat
agar
Thabrani:
mengarungi
lautan
dan
tidak
..
menuruni
lembah,
tidak
membeli
hewan
ternak.
persyaratan
itu
serta
Jika
5.
Hadis
Nabi
riwayat
Ibnu
Majah
dari
Shuhaib:
: .(
:
ia(mudharib)
harus
menanggung
resikonya.
persyaratan
) yang
dilanggar,
Ketika
( Abbas
itu
didengar
) Rasulullah,
beliau
(HR.
ditetapkan
Hadis
:
riwayat
:
4.
Thabrani:
Nabi
membenarkannya.
Thabrani
dari
Ibnu
Abbas).
(
riwayat
Ibnu
.(
Ibnu
Majah
dari
)
5.
Hadis NabiHadis
Majah
dari
Shuhaib:
6.
Nabi
riwayat
Tirmizi
dari
AmrShuhaib:
bin Auf:
6.
Hadis
Amr
bin
Nabi
:
Tirmizi
dari
Auf:
riwayat
.
)
)
.(
(5.
Hadis
Nabi
riwayat
Ibnu
Majah
dari
Shuhaib:
mengandung
berkah:
tidak
secara
tangga,
riwayat
) bukan
Tirmizi
dijual.
dari
(HR.
dari
Ibnu
bin
Majah
Auf:
dari
5.
Hadis
Nabi
riwayat
Ibnu
Majah
Shuhaib:
untuk keperluan
rumah
untuk
7. Hadis
Shuhaib).
Nabi:
:
.
:
Amr
Hadis
Nabi
riwayat Nabi
Tirmizidari
bin Auf:
6.
Tirmizi
Auf:
( Hadis
riwayat
)
dari
Amr
bin
(
7.
Hadis Nabi:
.riwayat
Tirmizi
dari
Amr
bin
Auf:
10.
Kaidah
fiqh:
6.
Hadis
Nabi
muslimin
) kecuali
perdamaian
Perdamaian
dapat
dilakukan
di
antara
kaum
10.
fiqh:
yang
mengharamkan
Kaidah
.yang
yang
(
dan
kaum
halal
atau
menghalalkan
haram;
7.
Hadis
Nabi:
.
10.
Kaidah fiqh:
44
Firman
Mengingat . : 1.
10.
Kaidah
fiqh:
Allah
QS. Shad [38]: 24:
Mengingat
1.
Firman
:
Kumpulan FatwaAllah
DSN-MUI
Terkait
Pasar
Modal24:
QS.
Shad
[38]:
Syariah
.
7.
Hadis Nabi:
) tak
ada
seorang
mudharib)
harta
yatim
sebagai mudharabah
dan
(
.
Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil
yang mengharamkannya.
Memperhatikan : Pendapat peserta Rapat Pleno Dewan Syariah Nasional pada hari Selasa,
tanggal 29 Dzulhijjah 1420 H./4
April
2000
MEMUTUSKAN
Menetapkan
: FATWAMengingat
TENTANG PEMBIAYAAN MUDHARABAH
(QIRADH)
: 1.
Firman
Pertama
Allah
QS. Shad [38]: 24:
: Ketentuan
Pembiayaan:
1. Pembiayaan Mudharabah adalah pembiayaan yang disalurkan oleh LKS
kepada pihak lain untuk suatu usaha yang produktif.
2.
45
46
47
Ditetapkan di
Tanggal
: Jakarta
: 29 Dzulhijjah 1420 H.
4 April
2000 M
Sekretaris,
Prof. KH. Ali Yafie
48
.( )
5.
: :
( )
FATWA
6.
Tentang
.
PEMBIAYAAN MUSYARAKAH
7.
Hadis Nabi:
)
(
Dewan Syariah Nasional, setelah:
Menimbang
bahwa keuntungan
resiko
kesepakatan;
[38]:
24:24:
: 1. Allah
Firman QS.
AllahShad
QS. Shad
[38]:
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
49
3. Hadis riwayat Abu Daud dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW berkata:
Allah swt. berfirman: Aku adalah pihak ketiga dari dua orang yang bersyarikat
selama salah satu pihak tidak mengkhianati pihak yang lain. Jika salah satu
pihak telah berkhianat, Aku keluar dari mereka. (HR. Abu Daud, yang
dishahihkan oleh al-Hakim, dari Abu Hurairah).
Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil
yang mengharamkannya.
Memperhatikan : Pendapat peserta Rapat Pleno Dewan Syariah Nasional pada hari Kamis,
tanggal 8 Muharram 1421 H./13 April 2000.
MEMUTUSKAN
Menetapkan
Beberapa Ketentuan:
1. Pernyataan ijab dan qabul harus dinyatakan oleh para pihak untuk
menunjukkan kehendak mereka dalam mengadakan kontrak (akad),
dengan memperhatikan hal-hal berikut:
50
memberikan
atau
diberikan
kekuasaan
atau
Modal dapat terdiri dari aset perdagangan, seperti barangbarang, properti, dan sebagainya. Jika modal berbentuk aset,
harus terlebih dahulu dinilai dengan tunai dan disepakati oleh
para mitra.
51
b. Kerja
1) Partisipasi para mitra dalam pekerjaan merupakan dasar
pelaksanaan musyarakah; akan tetapi, kesamaan porsi kerja
bukanlah merupakan syarat. Seorang mitra boleh melaksanakan
kerja lebih banyak dari yang lainnya, dan dalam hal ini ia boleh
menuntut bagian keuntungan tambahan bagi dirinya.
2) Setiap mitra melaksanakan kerja dalam musyarakah atas nama
pribadi dan wakil dari mitranya. Kedudukan masing-masing
dalam organisasi kerja harus dijelaskan dalam kontrak.
c. Keuntungan
1) Keuntungan harus dikuantifikasi dengan jelas untuk
menghindarkan perbedaan dan sengketa pada waktu alokasi
keuntungan atau penghentian musyarakah.
2) Setiap keuntungan mitra harus dibagikan secara proporsional
atas dasar seluruh keuntungan dan tidak ada jumlah yang
ditentukan di awal yang ditetapkan bagi seorang mitra.
3) Seorang mitra boleh mengusulkan bahwa jika keuntungan
melebihi jumlah tertentu, kelebihan atau prosentase itu
diberikan kepadanya.
4) Sistem pembagian keuntungan harus tertuang dengan jelas
dalam akad.
d. Kerugian
52
Ditetapkan di
Tanggal
: Jakarta
: 08 Muharram 1421 H.
13 April
2000 M
Sekretaris,
Prof. KH. Ali Yafie
53
FATWA
SYARIAH
3. DEWAN
Hadis
riwayatNASIONAL
Abu Daud dari Abu Hurairah,
NO:
09/DSN-MUI/IV/2000
Rasulullah SAW berkata:
Tentang
:
PEMBIAYAAN IJARAH .
Mengingat
4.
Dewan Syariah
Nasional,
setelah:
Nisa
[4]: 29:
Menimbang
2.
:Hadis Nabi
1. riwayat
Firman
Allah dari
QS. Amr
al- bin Auf:
Tirmidzi
kebutuhan
untuk
suatu
barang
: a.
bahwa
masyarakat
memperoleh
manfaat
.
sering memerlukan pihak lain melalui akad ijarah, yaitu akad pemindahan
...
hak guna (manfaat) atas suatu barang dalam waktu tertentu dengan
pembayaran sewa (ujrah), tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan
barang
itu sendiri;
7.
Kaidah fiqh:
Firman Allah QS. al-Maidah [5]: 1:
pembayaran
.tertentu
melalui
upah (ujrah/fee);
c. bahwa kebutuhan akan ijarah kini dapat dilayani oleh lembaga keuangan
3.
Firman(LKS)
Allah
QS. al-Baqarah
syariah
melalui
akad
ijarah;
pembiayaan
[2]:
283:
d. bahwa agar akad tersebut sesuai dengan ajaran Islam, DSN memandang
...
menetapkan
fatwa
tentang
akad
ijarah
untuk
dijadikan
..
perlu
pedoman
oleh
LKS.
Mengingat
:
1.
Firman Allah QS. alMengingat
Zukhruf
[43]:
32:
4. : 1. Firman
Hadis Allah
Nabi
riwayat
Thabrani:
QS.
al-Zukhruf
[43]: 32
.
.( )
5.
apa
yang
mereka
kumpulkan.
...
: :
( ) .
54
6.
3.
..
2.
Firman Allah QS. al-Baqarah [2]: 233: ..
2. 2.
Firman
Allah
QS.
al-Baqarah
[2]:
233:
2. Firman
[2]:
233:
Allah
Firman
QS.
al-Baqarah
Allah
QS.
al-Baqarah
[2]:
233:
...
2.
Firman
Allah
QS.
al-Baqarah
.Allah
...
[2]:233:
233:
2. Firman
QS.
al-Baqarah
[2]:
..
...
...
.
QS.
al-Qashash
[28]:
3.
Firman
Allah
26:
Allah;
dan Allah
ketahuilah
bahwa
Allah Maha[28]:
Melihat
apa yang kamu
3.
Firman
AllahQS.
QS.
al-Qashash
[28]:
26:
3. kepada
Firman
al-Qashash
26:
kerjakan. .
.Firman
QS.
QS.
al-Qashash
26:
3.Firman.
QS.
3. 3.
Allah
Firman
al-Qashash
Allah
Allah
[28]:
al-Qashash
[28]:
[28]:
26:
26:
4.
Hadis
riwayat
Ibn
Umar,
..
Majah
dari
Ibnu
bahwa
Nabi seorang
bersabda:
Salah
dari kedua
wanitaIbn
itu berkata,
Hai
Ambillah
ia
sebagai
4.
Hadis
riwayat
Majahdari
dariayahku!
IbnuUmar,
Umar, bahwa
bahwa
4. orang
Hadis
riwayat
Ibnkarena
Majah
Ibnu
yang
bekerja
(pada
kita),
sesungguhnya
orang
yang
paling
baik
Nabi bersabda:
Nabi
yangbersabda:
kamu ambil untuk bekerja (pada.kita)
adalah
orang
yang
kuat
lagi
dapat
4.dipercaya.Hadis
Hadis riwayat
riwayat Ibn
Ibn Majah
Majah dari
dari Ibnu
Ibnu Umar,
Umar, bahwa
bahwa
4.
.
Nabi
bersabda:
. Umar,
bahwa
Nabi
4. Nabi
Hadisbersabda:
riwayat Ibn Majah dari Ibnu
bersabda:
5.
Hadis riwayat Abd
dari
..ar-Razzaq
Abu
HurairahHadis
dan Abu
SaidAbd
al-Khudri,
Nabidari
s.a.w.
bersabda:
5.
riwayat
ar-Razzaq
Abu
upah pekerja sebelum keringatnya kering.
5. Berikanlah
Hadis
riwayat Abd ar-Razzaq dari Abu
Hurairah dan Abu Said al-Khudri, Nabi s.a.w. bersabda:
5.
Hadis
riwayat
Abd
ar-Razzaq
dari Abu .Nabi
Hurairah
Abu
s.a.w.
dan
bersabda:
Said
al-
Hurairah dan Abu Said
al-Khudri,
Khudri,
Nabi
s.a.w.
bersabda:
5.
Hadis
riwayat
Abd
ar-Razzaq
dari
Abu
5.
Hadis riwayat Abd ar-Razzaq dari Abu
.
Hurairah dan
dan Abu
Abu Said
Said al-Khudri,
al-Khudri,
Nabi
bersabda:
Hurairah
. Nabi
s.a.w.
s.a.w.
bersabda:
6.
Hadis
riwayatpekerja,
Abu Daud
dari Sa`d
Ibn Abi
Barang
siapa
mempekerjakan
beritahukanlah
upahnya.
.
Waqqash,Hadis
ia berkata:
6.
riwayat Abu Daud.dari
Sa`d Ibn Abi
6. Hadis riwayat Abu Daud dari Sa`d Ibn Abi Waqqash, ia berkata:
6. Waqqash,
Hadis
riwayat Abu Daud dari Sa`d Ibn Abi
ia berkata:
Waqqash, ia berkata:
6.
Hadis
riwayat
Daud
Ibn
Daud
Sa`d
Ibn
6.
Hadis
riwayat
Abu
Abi
Abu
dari
dari
Sa`d
Abi
.
Waqqash,
ia
berkata:
berkata:
Waqqash,
ia
kami
melakukan
haltersebut
danmemerintahkan
agar
Rasulullah
melarang
kami
menyewakannya
dengan
emas
atau
perak.
7.
Hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari Amr bin Auf:
7. Hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari Amr bin Auf:
..
.
9.
Kaidah fiqh:
55
7.
Hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari Amr bin Auf:
7.
Hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari Amr bin Auf:
terikat
dengan
syarat-syarat
.mereka
yang
mengharamkan
muslimin
kecuali
syarat
.
9.
Kaidah fiqh:
9. Kaidah
9. fiqh: Kaidah fiqh:
.
.
Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil
yang mengharamkannya.
Menetapkan
Pertama
Mengingat
:
1.
Firman Allah QS. alMEMUTUSKAN
Mengingat
:
1.
Firman Allah QS. alKahfi [18]: 19:
Kahfi
[18]:
19:
: FATWA TENTANG PEMBIAYAAN IJARAH
Syarat
Ijarah:
: Rukundan
1. Sighat
yaitu
ijab
dan
qabul
berupa
pernyataan
dari
kedua
belah
.Ijarah,
pihak.yang
berakad
(berkontrak),
baik
secara
verbal
atau
dalam
bentuk
lain.
2.
Firman
Allahraja:
dalam QS. Yusuf [12]: 55 tentang
ucapan
Yusuf
kepada
3. Obyek
akadYusuf
ijarah adalah
: raja:
ucapan
kepada
3. dari penggunaan
Firman Allah
al-Baqarah
1. Obyek ijarah adalah manfaat
barangQS.
dan/atau
jasa.
[2]: 283:
3.
2. Manfaat
barang atau jasa harus bisa dinilai dan dapat dilaksanakan
[2]: 283:
dalam kontrak.
...
...
... atau
jasa
harus
yang
bersifat
dibolehkan
(tidak
...
3. Manfaat barang
diharamkan).
4.
Firman
Allah
QS. al-Maidah
2: sesuai dengan
4. Kesanggupan
memenuhi
manfaat
harus nyata[5]:
dan
4.
Firman Allah QS. al-Maidah [5]: 2:
syariah.
.
.
56
5.
Hadis-hadis Nabi, antara lain:
5.
Hadis-hadis Nabi, antara lain:
Kumpulan Fatwa DSN-MUI
Terkait
Pasar
Modal
Syariah
(
( )
Keempat
: Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi
perselisihan di antara para pihak, maka penyelesaiannya dilakukan melalui
Badan Arbitrasi Syariah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui
musyawarah.
57
Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal
: 08 Muharram 1421 H.
13 April 2000 M
DEWAN SYARIAH NASIONAL
MAJELIS ULAMA INDONESIA
Ketua,
Sekretaris,
Prof. KH. Ali Yafie
58
7.
DEWAN SYARIAH
.NASIONAL
NO: 10/DSN-MUI/IV/2000
Tentang
9.
Kaidah
W A fiqh:
KALAH
.
b. bahwa praktek wakalah pada LKS dilakukan sebagai salah satu bentuk
pelayanan jasa perbankankepada
nasabah;
c. bahwa agar praktek wakalah tersebut dilakukan sesuai dengan ajaran
Islam, DSN memandang perlu menetapkan fatwa tentang wakalah untuk
dijadikan pedoman oleh
Mengingat
: LKS. 1.
Firman Allah QS. alMengingat
3.
[2]: 283:
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
59
...
...
.
Allah
dalam
QS.
Yusuf
[12]:
55
tentang
2..
Firman
ucapan Yusuf
kepada
raja:
2.
Firman
Allah
dalam
QS.
Yusuf
[12]:
55
tentang
2.
Firman Allah
Allah dalam
dalam QS.
QS. Yusuf
Yusuf [12]:
[12]: 55
55 tentang
tentang
2.
Firman
2. ucapan
Firman Allah
dalam
QS.
Yusuf
[12]: 55 tentang ucapan Yusuf kepada
Yusuf
kepada
raja:
ucapan Yusuf
Yusuf kepada
kepada raja:
ucapan
raja:
. QS.
Yusuf
[12]:
55tentang
2.
Firman Allahraja:
dalam
...
[2]: 283:
3. Firman
Allah QS. al-Baqarah
[2]:Firman
283:
3.
3.
Allah QS.
QS. al-Baqarah
al-Baqarah
3.
Firman Allah
[2]:
283:
[2]: 283:
283:...
[2]:
...
3.
Firman Allah QS. al-Baqarah
Maka,
yang
[2]:
283:
..jika
....sebagian
kamu
mempercayai
sebagian
lain,
hendaklah
yang
......
hendaklah
kepada
dipercayai...itu
menunaikan
amanatnya
dan
iabertakwa
Allah
4. Tuhannya.
...Firman
Allah
QS.
al-Maidah
[5]:
2:
...
4. 4.
Firman Allah
QS.
[5]:
2: [5]:
.al-Maidah
Allah
QS.
al-Maidah
2:
Firman
4.
4.
Firman Allah
Allah QS.
QS. al-Maidah
al-Maidah [5]:
[5]: 2:
2:
Firman
QS.
[5]:
2:
al-Maidah
Firman
...Allah
4.
Dan
dalam
(mengerjakan)
kebajikan dan taqwa, dan
5. tolong-menolonglah
Hadis-hadis
. dalam
Nabi,
(mengerjakan)
antara
lain:
dosa
dan
pelanggaran.
janganlah tolong-menolong
5.
Hadis-hadis
Nabi,
antara lain:
lain:
5.
Hadis-hadis
Nabi, antara
5. 5.
Hadis-hadisHadis-hadis
Nabi, antara lain:
Nabi,
( )
Nabi,
antara
Hadis-hadis
5.
lain:
)
(((
)
Rasulullah
SAW
mewakilkan
kepada
Abu
Rafi
dan
Anshar
(
) seorang
untuk
(qabul
perkawinan
:Nabi
dengan)
Maimunah
r.a.
(HR.
Malik
mengawinkan
.
dalam
al-Muwaththa).
:
(
)::
..
.
. : .
:
Hadis
dari
6.
((
Nabi
riwayat
):Tirmidzi
Amr
bin
Auf:
(
))
. : .
:
Hadis
Nabi
riwayat
Tirmidzi
dari
bin
Auf:
6.
Hadis
Nabi
riwayat
6.
Amr
( Hadis
) dari
6.
Nabi.
riwayat
Tirmidzi
Amr
bin
Auf:
laki-laki
datang
kepada
Nabi
kepada
Seorang
riwayat
dari
SAW
untuk
6.
Hadis
Nabi
Tirmidzi
menagih
Amr
hutang
bin
Auf:
beliau dengan cara kasar, sehingga
... para
sahabat
berniat
untuk
menanganinya.
lalu
Beliau
bersabda,
Kaidah
Biarkan
fiqh:
ia,
sebab
pemilik
hakberhak
untuk
berbicara;
8.
sabdanya, Berikanlah (bayarkanlah)
. kepada
orang
ini
unta
umur
setahun
seperti
Sesungguhnya orang yang paling baik di antara kalian adalah orang yang paling
8.
Kaidah
fiqh:
baik di dalam
membayar.
(HR. Bukhari dari Abu Hurairah).
60
:
. : .
:
( )
6. 6.
Hadis NabiHadis
riwayatNabi
Tirmidzi
dari Amr
bin Auf:dari Amr
riwayat
Tirmidzi
bin Auf:
.
Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil
yang mengharamkannya.
MengingatMEMUTUSKAN
:
1.
QS. Yusuf [12]: 72::
Menetapkan
Pertama
2.
3.
: : : :
untuk menerima hibah, menerima sedekah dan sebagainya.
.
4.
. amanat.
c. Wakil adalah orang yang diberi
5.
61
: Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi
perselisihan di antara para pihak, maka penyelesaiannya dilakukan melalui
Badan Arbitrasi Syariah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui
musyawarah.
Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal
: 08 Muharram 1421 H.
13 April 2000 M
DEWAN SYARIAH NASIONAL
MAJELIS ULAMA INDONESIA
Ketua,
Sekretaris,
Prof. KH. Ali Yafie
62
FATWA
DEWAN SYARIAH NASIONAL
NO: 11/DSN-MUI/IV/2000
Tentang
KAFALAH
QS. Yusuf
[12]:QS.
72::Yusuf [12]: 72:
: 1. Firman
Allah dalam
Mengingat
:
1.
Firman Allah dalam
QS. Yusuf [12]:
. 72::
Penyeru-penyeru itu berseru: Kami kehilangan piala Raja; dan barang siapa
.
yang dapat mengembalikannya, akan memperoleh bahan makanan (seberat)
2. unta, dan
Firman
Allah QS.
al-Maidah [5]: 2:
beban
aku menjamin
terhadapnya.
2.
.
3. tolong-menolonglah
Hadis Nabidalam
riwayat
Bukhari:kebajikan dan taqwa, dan
Dan
(mengerjakan)
janganlah tolong-menolong dalam (mengerjakan) dosa dan pelanggaran.
Nabi
riwayat
Bukhari:
3.
Hadis
: :
:
:
:
Kumpulan
Fatwa
.Pasar
Modal
Syariah
DSN-MUI Terkait
63
: : : :
.
Mengingat
:
1.
Firman Allah dalam
Mengingat
:
1.
Firman Allah dalam
.
QS. Yusuf [12]: 72::
. 72::
QS. Yusuf [12]:
.
2.
Firman Allah QS. al-Maidah [5]: 2:
.
QS.
:
2:
2.
al-Maidah
Firman
. Allah
[5]:
:
2.
Firman
Allah
QS.
al-Maidah
[5]:
2:
: .
:
: :
.Nabi
riwayat
Bukhari:
.
3.
Hadis
3.
Hadis Nabi riwayat Bukhari:
Telah dihadapkan kepada Rasulullah SAW jenazah seorang laki-laki untuk
disalatkan.
ia mempunyai
utang?
Sahabat
Rasulullah
Nabi
saw
bertanya,
Apakah
:
3.
Hadis
riwayat
Bukhari:
Kemudian
dihadapkan
3.
Hadis
Nabi
riwayat
Bukhari:
menjawab,
Tidak.
Maka,
beliau
mensalatkannya.
4.
Sabda
Rasulullah
SAW
:
:: :
::lagi
jenazah
Sahabat
lain,
Rasulullah
pun
bertanya,
Apakah
iamempunyai
utang?
Ya.
Rasulullah
:
:
temanmu
itu
(beliau
sendiri
:
berkata,
.
Salatkanlah
.
menjawab,
: :
: menjamin
mau
Lalu
:.Qatadah
:tidak
mensalatkannya).
Abu
: :berkata,
Saya
:
:utangnya,
ya
Rasulullah.
Maka
:Rasulullah
:pun
menshalatkan
jenazah
:
.Akwa).
tersebut.
(HR.
Bukhari
dari
Salamah
bin
.
4.
Sabda Nabi
Rasulullah
SAW
:
5.
Hadis
riwayat
Tirmidzi
dari Amr bin Auf:
4.
Sabda
Rasulullah
SAW
:
.Nabi
Allah
riwayat
QS.
al-Maidah
Bukhari:
[5]:
2:
3. Hadis
riwayat
Bukhari:
2. NabiHadis
Firman
3.
Sabda
Rasulullah
.SAW
4.
.SAW
::
4.
Sabda Rasulullah
.
Allah menolong hamba selama.hamba
menolong
saudaranya.
. Tirmidzi
5. Nabi Hadis
riwayat
5. Hadis
riwayat Nabi
Tirmidzi
dari Amr bin Auf:dari Amr bin Auf:
5.
Hadis
Nabi
riwayat
Tirmidzi
dari
Amr
bin
Auf:
6.
Kaidah fiqh:
5.
Hadis
Nabi
riwayat
Tirmidzi
dari
Amr
bin
Auf:
5.
Hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari Amr bin Auf:
.
dapat
di antara
muslimin
perdamaian
Perdamaian
dilakukan
kaum
kecuali
.
yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram; dan kaum
.
6.
Kaidah
fiqh:
6. 6.
Kaidah fiqh:
6.
Kaidah fiqh:
.
.
Mengingat
: dihilangkan.
Allah SWT.,
1.
Firman
Bahaya
(beban berat) harus
antara
lain:
Memperhatikan : Pendapat
peserta Rapat
Pleno
hari walaa
Kamis,
(al-adalah
Dewan
Syariah
)
Nasional
(laa pada
(al-taradi),
dharara
April
2000.
tanggal
8
Muharram
1421
H./13
(al-taradi),
)
((al-adalah
).:)
(laa
dharara
walaa
dhiraar
dhiraar
(al-adalah
).
(al-taradi),
(laa dharara
walaa
Mengingat
: (al-adalah
1. )
Firman
Allah SWT.,
(al-taradi-),
)
(laa dharara
walaa
dhiraar
).
Mengingat
:
1.
Firman
Allah
SWT.,
antara
lain:
dhiraar lain:
).
antara
Mengingat
: ( :
1. ) (Firman
:
Allah
)
SWT.,
SWT.,
Mengingat
:
1.
Firman
Allah
antara lain:
( :)
antara lain:
64
(
(
:
)
MEMUTUSKAN
Menetapkan
Pertama
1. Pernyataan ijab dan qabul harus dinyatakan oleh para pihak untuk
menunjukkan kehendak mereka dalam mengadakan kontrak (akad).
2. Dalam akad kafalah, penjamin dapat menerima imbalan (fee) sepanjang
tidak memberatkan.
3. Kafalah dengan imbalan bersifat mengikat dan tidak boleh dibatalkan
secara sepihak.
Kedua
: Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi
perselisihan di antara para pihak, maka penyelesaiannya dilakukan melalui
Badan Arbitrasi Syariah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui
musyawarah.
65
Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal
: 08 Muharram 1421 H.
13 April 2000 M
DEWAN SYARIAH NASIONAL
MAJELIS ULAMA INDONESIA
Ketua,
Sekretaris,
Prof. KH. Ali Yafie
66
. .
3. Bukhari:
Nabi riwayat Bukhari:
3.Hadis Nabi
Hadis
Nabi
riwayatHadis
Bukhari:
riwayat
:::
:
: :
:
::
:: ::
.
. .
3.
4.
4.
Sabda: Rasulullah SAW :
4.Sabda
Sabda Rasulullah
Rasulullah
SAW : SAW
FATWA
. .
.
DEWAN SYARIAH NASIONAL
NOMOR: 20/DSN-MUI/IV/2001
5.
Tentang
5. Tirmidzi
riwayat
Tirmidzi
5.Hadis Nabi
Hadis
Nabi
riwayatHadis
Tirmidzi
dari
bin Auf:d
riwayat
dariNabi
Amr
binAmr
Auf:
SYARIAH
REKSA
DANA
. .
6.
6.Kaidah fiqh:
Kaidah fiqh:
Kaidah fiqh:
.
melakukan
meningkatkan ekonomi umat;
c. bahwa aktifitas ekonomi dalam Islam dilakukan atas dasar suka sama
(al-taradi(al-adalah
suka
(al-taradi),),
berkeadilan
(al-adalah
) dan
tidak
(al-taradi(al-adalah
)
(laa
dharara
walaa
(al-taradi),
(al-adalah
)),
(laa
dharara
walaa )
saling
merugikan
(laa
dharara
walaa
dhiraar).
dhiraar
).
dhiraar- dhiraar
). ).
antara lain:
antara lain:
antara lain:
e. bahwa dalam Reksa Dana konvensional masih banyak terdapat unsurunsur yang bertentangan (dengan
Syariah
( )
:Islam,
(
akad,
)baik
dari
segi
:
pelaksanaan investasi, maupun dari segi pembagian keuntungan.
Oleh karena itu, perlu adanya Reksa Dana yang mengatur hal-hal
tersebut sesuai dengan Syariah Islam;
sesuai
Syariah
DSN
agar
kegiatan
Reksa
Dana
dengan
Islam,
f. bahwa
(
)
( :reksa
(
)dana
:
untuk
memandang perlu menetapkan fatwa tentang
djadikan pedoman oleh LKS.
)(:
( :
)
(:
)
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
67
6.
Memperhatikan
.
Kaidah
.fiqh:
.
Kaidah fiqh:
: a. Keputusan dan Rekomendasi Lokakarya Alim Ulama
tentang
.tanggal
24-25
Rabiul
Awal
1417
H/29-30
Juli
Reksadana Syariah,
1997 M.
6.
b. Undang-Undang RI nomor
8Tahun
1995
tentang Pasar Modal.
Investment
Management,
c. Surat dari PT. Danareksa
nomor S-09/01/
PS-DIM.
d. dhiraarPendapat
peserta
hari
(al-taradi),
dhararapada
walaa
Rapat
).Dewan
(al-adalah
Pleno
)
Syariah
(laaNasional
Senin, 15 Muharram 1422 H./9 April 2001 dan hari Rabu, 24
dhiraar
).
Muharram 1422 H./18
Mengingat
: April 2001.
1.
Firman Allah SWT.,
Mengingat
(al-taradi),
(al-adalah
(laa dharara
walaa
Mengingat
1. )
Firman
Allah SWT.,
: 1. antara
Firmanlain:
Allah
SWT., :antara
lain:
dhiraar ).
antara lain:
( :)
Mengingat
: ( :
1. ) Firman
Allah
SWT.,
antara
dan lain:
Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba... (QS. al
( :
)
(
:
)
( :)
Hai
orang
yang
beriman!
Janganlah
kamu
saling
memakan
harta
sesamamu dengan jalan yang
kecuali
(batil,
:
) dengan
(
:dengan
)jalan
perniagaan
29).
( :)
.( :)
.(
dianiaya
kamu tidak (boleh) menganiaya
dan:
tidak) (pula)
(QS.
al.(
Baqarah [2]: 279).
Tidak ada dosa bagimu
mencariNabi
karunia
dari Tuhanmu
(QS.
2. untukHadis
s.a.w.,
antara
lain:
al-Baqarah [2]: 198).
2.2.
Hadis
Nabi
s.a.w.,
antara
lain:
2. Hadis Nabi s.a.w., antara
lain: Hadis Nabi s.a.w., antara lain:
.(
)
) .(
.(
)
()
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
68
(
(
3.
Kaidah Fiqh:
2.
yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram; dan
kaum
muslimin
terikat
dengan
syarat-syarat
mereka
kecuali
syarat
yang
.(
Tirmizi
mengharamkan
yang
halal
atau
menghalalkan
yang
haram
(HR.
)
dari Amr bin Auf).
.(
)
(
)
Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan tidak boleh
(pula
membahayakan
orang lain (HR. Ibn Majah dari Ubadah bin Shamit, Ahmad dari Ibn
.
Pada dasarnya, segala bentuk muamalah boleh dilakukan sepanjang tidak
ada dalil yang mengharamkannya.
Al-Maidah
[5]:1:
Firman Allah
SWT,QS.
MEMUTUSKAN
FirmanTENTANG
Allah SWT,
QS. Al-Maidah
[5]:1:
Menetapkan
: FATWA
PEDOMAN
PELAKSANAAN
INVESTASI
UNTUK
REKSA
DANA
SYARIAH
I
KETENTUAN
UMUM
Firman Allah SWT, QS.
Al-Isra [17]: 34:
Pasal
Firman
Allah
SWT.,
1QS.
Al-Baqarah
[2]: 275:
untuk
menghimpun
dana
dari
masyarakat
pemodal untuk selanjutnya
diinvestasikan
kembali
dalam
portofolio
efek
Firman
Allah
SWT.,
QS.
Al-Baqarah
[2]:
275:
oleh
Manajer
Investasi.
secara
bersama
(kolektif)
oleh
para
dimiliki
pemodal dalam Reksa Dana.
3. Manajer Investasi adalah
mengelola
Portofolio
Efek untuk
para
Hadis
pihak
yang
kegiatan
riwayat
usahanya
Imam
Nabi
al-Tirmidzi
dari Amr
bin Auf
nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah.
dari
Amr
publik.
bin
Auf
.bersabda:
utang,
surat
berharga
komersial,
saham,
al-Muzani,
Nabi
s.a.w.
5. Efek adalah surat berharga,
yaitu surat
pengakuan
obligasi, tanda bukti utang,
unit
penyertaan
kontrak
investasi
kolektif,
kontrak
berjangka
atas
6. Reksa Dana Syariah adalah Reksa Dana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip
yang
lain,akad
dariantara
Abu Said
al-Khudri,
Nabi harta
s.a.w.(sahib
bersabda:
Syariah Islam, baik dalam
bentuk
pemodal
sebagai pemilik
al-mal/
Hadis
Nabi
riwayat
Imam
Ibnu
Majah,
al-Daruquthni,
Rabb al Mal) dengan Manajer Investasi sebagai
wakil
shahib al-mal,
(
maupun
) antara
Manajer
dan
Kaidah Fiqih:( )
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
69
Kaidah Fiqih:
7. Mudharabah/qirad adalah suatu akad atau sistem di mana seseorang memberikan hartanya
kepada orang lain untuk dikelola dengan ketentuan bahwa keuntungan yang diperoleh
(dari hasil pengelolaan tersebut) dibagi antara kedua pihak, sesuai dengan syarat-syarat
yang disepakati oleh kedua belah pihak, sedangkan kerugian ditanggung oleh shahib al-mal
sepanjang tidak ada kelalaian dari mudharib.
8. Prospektus adalah setiap informasi tertulis sehubungan dengan Penawaran Umum dengan
tujuan agar pihak lain membeli Efek.
9. Bank Kustodian adalah pihak yang kegiatan usahanya adalah memberikan jasa penitipan Efek
dan harta lain yang berkaitan dengan Efek serta jasa lain, termasuk menerima deviden, dan
hak-hak lain, menyelesaikan transaksi Efek, dan mewakili pemegang rekening yang menjadi
nasabahnya.
BAB II
MEKANISME KEGIATAN REKSA DANA SYARIAH
Pasal 2
1. Mekanisme operasional dalam Reksa Dana Syariah terdiri atas:
a. antara pemodal dengan Manajer Investasi dilakukan dengan sistem wakalah, dan
b. antara Manajer Investasi dan pengguna investasi dilakukan dengan sistem mudharabah.
2. Karakteristik sistem mudarabah adalah:
a. Pembagian keuntungan antara pemodal (sahib al-mal) yang diwakili oleh Manajer Investasi
dan pengguna investasi berdasarkan pada proporsi yang telah disepakati kedua belah
pihak melalui Manajer Investasi sebagai wakil dan tidak ada jaminan atas hasil investasi
tertentu kepada pemodal.
b. Pemodal hanya menanggung resiko sebesar dana yang telah diberikan.
c. Manajer Investasi sebagai wakil tidak menanggung resiko kerugian atas investasi yang
dilakukannya sepanjang bukan karena kelalaiannya (gross negligence/tafrith).
BAB III
HUBUNGAN, HAK, DAN KEWAJIBAN
Pasal 3
Hubungan dan Hak Pemodal
1. Akad antara Pemodal dengan Manajer Investasi dilakukan secara wakalah.
2. Dengan akad wakalah sebagaimana dimaksud ayat 1, pemodal memberikan mandat kepada
Manajer Investasi untuk melaksanakan investasi bagi kepentingan Pemodal, sesuai dengan
ketentuan yang tercantum dalam Prospektus.
70
3. Para pemodal secara kolektif mempunyai hak atas hasil investasi dalam Reksa Dana
Syariah.
4. Pemodal menanggung risiko yang berkaitan dalam Reksa Dana Syariah.
5. Pemodal berhak untuk sewaktu-waktu menambah atau menarik kembali penyertaannya
dalam Reksa Dana Syariah melalui Manajer Investasi.
6. Pemodal berhak atas bagi hasil investasi sampai saat ditariknya kembali penyertaan tersebut.
7. Pemodal yang telah memberikan dananya akan mendapatkan jaminan bahwa seluruh
dananya akan disimpan, dijaga, dan diawasi oleh Bank Kustodian.
8. Pemodal akan mendapatkan bukti kepemilikan yang berupa Unit Penyertaan Reksa Dana
Syariah.
Pasal 4
Hak dan Kewajiban Manajer Investasi dan Bank Kustodian
1. Manajer Investasi berkewajiban untuk melaksanakan investasi bagi kepentingan Pemodal,
sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Prospektus.
2. Bank Kustodian berkewajiban menyimpan, menjaga, dan mengawasi dana Pemodal dan
menghitung Nilai Aktiva Bersih per-Unit Penyertaan dalam Reksa Dana Syariah untuk
setiap hari bursa.
3. Atas pemberian jasa dalam pengelolaan investasi dan penyimpanan dana kolektif tersebut,
Manajer Investasi dan Bank Kustodian berhak memperoleh imbal jasa yang dihitung atas
persentase tertentu dari Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Syariah.
4. Dalam hal Manajer Investasi dan/atau Bank Kustodian tidak melaksanakan amanat dari
Pemodal sesuai dengan mandat yang diberikan atau Manajer Investasi dan/atau Bank
Kustodian dianggap lalai (gross negligence/tafrith), maka Manajer Investasi dan/atau Bank
Kustodian bertanggung jawab atas risiko yang ditimbulkannya.
Pasal 5
Tugas dan Kewajiban Manajer Investasi
Manajer Investasi berkewajiban untuk:
a. Mengelola portofolio investasi sesuai dengan kebijakan investasi yang tercantum dalam
kontrak dan Prospektus;
b. Menyusun tata cara dan memastikan bahwa semua dana para calon pemegang Unit Penyertaan
disampaikan kepada Bank Kustodian selambat-lambatnya pada akhir hari kerja berikutnya;
c. Melakukan pengembalian dana Unit Penyertaan; dan
d. Memelihara semua catatan penting yang berkaitan dengan laporan keuangan dan pengelolaan
Reksa Dana sebagaimana ditetapkan oleh instansi yang berwenang.
71
Pasal 6
Tugas dan Kewajiban Bank Kustodian
BAB IV
PEMILIHAN DAN PELAKSANAAN INVESTASI
Pasal 7
Jenis dan Instrumen Investasi
1. Investasi hanya dapat dilakukan pada instrumen keuangan yang sesuai dengan Syariah
Islam.
2. Instrumen keuangan yang dimaksud ayat 1 meliputi:
a. Instrumen saham yang sudah melalui penawaran umum dan pembagian dividen
didasarkan pada tingkat laba usaha;
b. Penempatan dalam deposito pada Bank Umum Syariah;
c. Surat hutang jangka panjang yang sesuai dengan prinsip Syariah;
Pasal 8
Jenis Usaha Emiten
1. Investasi hanya dapat dilakukan pada efek-efek yang diterbitkan oleh pihak (Emiten) yang
jenis kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan Syariah Islam.
2. Jenis kegiatan usaha yang bertentangan dengan Syariah Islam, antara lain, adalah:
a. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang;
b. Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi), termasuk perbankan dan asuransi
konvensional;
72
Pasal 9
Jenis Transaksi yang Dilarang
1. Pemilihan dan pelaksanaan transaksi investasi harus dilaksanakan menurut prinsip kehatihatian (prudential management/ihtiyath), serta tidak diperbolehkan melakukan spekulasi yang
di dalamnya mengandung unsur gharar .
2. Tindakan yang dimaksud ayat 1 meliputi:
a. Najsy, yaitu melakukan penawaran palsu;
b. Bai al-Madum yaitu melakukan penjualan atas barang yang belum dimiliki (short selling);
c. Insider trading yaitu menyebarluaskan informasi yang menyesatkan atau memakai informasi
orang dalam untuk memperoleh keuntungan transaksi yang dilarang;
d. Melakukan investasi pada perusahaan yang pada saat transaksi tingkat (nisbah) hutangnya
lebih dominan dari modalnya.
Pasal 10
Kondisi Emiten yang Tidak Layak
Suatu Emiten tidak layak diinvestasikan oleh Reksa Dana Syariah:
a. apabila struktur hutang terhadap modal sangat bergantung kepada pembiayaan dari hutang
yang pada intinya merupakan pembiayaan yang mengandung unsur riba;
b. apabila suatu emiten memiliki nisbah hutang terhadap modal lebih dari 82% (hutang 45%,
modal 55 %);
c. apabila manajemen suatu perusahaan diketahui telah bertindak melanggar prinsip usaha
yang Islami.
BAB V
PENENTUAN DAN PEMBAGIAN HASIL INVESTASI
Pasal 11
1. Hasil investasi yang diterima dalam harta bersama milik pemodal dalam Reksa Dana Syariah
akan dibagikan secara proporsional kepada para pemodal.
73
2. Hasil investasi yang dibagikan harus bersih dari unsur non-halal, sehingga Manajer Investasi
harus melakukan pemisahan bagian pendapatan yang mengandung unsur non-halal dari
pendapatan yang diyakini halal (tafriq al-halal min al-haram).
3. Penghasilan investasi yang dapat diterima oleh Reksa Dana Syariah adalah:
a. Dari saham dapat berupa:
- Dividen yang merupakan bagi hasil atas keuntungan yang dibagikan dari laba yang
dihasilkan emiten, baik dibayarkan dalam bentuk tunai maupun dalam bentuk
saham.
- Rights yang merupakan hak untuk memesan efek lebih dahulu yang diberikan oleh
emiten.
- Capital gain yang merupakan keuntungan yang diperoleh dari jual-beli saham di
pasar modal.
b. Dari Obligasi yang sesuai dengan syariah dapat berupa:
- Bagi hasil yang diterima secara periodik dari laba emiten.
c. Dari Surat Berharga Pasar Uang yang sesuai dengan syariah dapat berupa:
- Bagi hasil yang diterima dari issuer.
d. Dari Deposito dapat berupa:
- Bagi hasil yang diterima dari bank-bank Syariah.
4. Perhitungan hasil investasi yang dapat diterima oleh Reksa Dana Syariah dan hasil investasi
yang harus dipisahkan dilakukan oleh Bank Kustodian dan setidak-tidaknya setiap tiga bulan
dilaporkan kepada Manajer Investasi untuk kemudian disampaikan kepada para pemodal
dan Dewan Syariah Nasional.
5. Hasil investasi yang harus dipisahkan yang berasal dari non halal akan digunakan untuk
kemaslahatan umat yang penggunaannya akan ditentukan kemudian oleh Dewan Syariah
Nasional serta dilaporkan secara transparan.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 12
1. Hal-hal yang belum diatur dalam Pedoman Pelaksanaan ini akan diatur kemudian oleh
Dewan Syariah Nasional.
2. Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi perselisihan di antara
para pihak, maka penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrasi Syariah setelah tidak
tercapai kesepakatan melalui musyawarah.
74
3. Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan jika di kemudian
hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan disempurnakan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal
: 24 Muharram 1422 H.
18
April 2001 M.
DEWAN SYARIAH NASIONAL
MAJELIS ULAMA INDONESIA
Ketua,
Sekretaris,
K.H.M.A. Sahal Mahfudh
75
FATWA
.( :)
.( :)
2.
Hadis Nab
2.
Hadis Nabi s.a
b. bahwa obligasi sebagaimana pengertian
atas, yang Kaidah Fiq
butir a. tersebut di 3.
telah diterbitkan selama ini, masih belum sesuai dengan ketentuan
3.
Kaidah Fiqh:
syariah sehingga belum dapat mengakomodir
kebutuhan
.masyarakat
akan obligasi yang sesuai dengan syariah;
Firman Allah SWT, QS. Al-Maidah
Allah
SWT,
QS.
Al-Maidah
Firman
[5]:
Hai orang yang beriman! Penuhilah aqad-aqad itu.
Firman Allah SWT, QS. Al-Isra [17]
2. Firman Allah SWT, QS. Al-Isra [17]: 34:
Allah
SWT,
QS.
Al-Isra
[17]: 34
Firman
Firman Allah SWT., QS. Al-Baqarah
dan penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan
Allah
SWT.,
QS.
Al-Baqarah
[2]:
Firman
jawabnya.
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
76
Mengingat
(
Firman
Allah SWT,3.QS. Al-Isra
34:
Kaidah[17]:
Fiqh:
Fiqh:
3. Kaidah
..
3.
Kaidah
Fiqh:
3. Firman
Allah SWT., QS. Al-Baqarah [2]: 275:
Firman
Allah SWT., QS. Al-Baqarah [2]: 275:
Firman
Allah
Al-Maidah
[5]:1:
SWT,
.
QS.
Firman
Allah
SWT,
QS.
Al-Maidah
[5]:1:
FirmanAllah
AllahSWT,
SWT,QS.
QS.
Al-Isra
Al-Maidah
[17]:
[5]:1:
34:
Firman
Orang
yang makan
tidak dapat[5]:1:
berdiri melainkan seperti
Firman
Allah (mengambil)
SWT, QS.riba
Al-Maidah
Hadis
Nabi
riwayat
Imam
al-Tirmidzi
dari
Amrpenyakit
bin Auf
berdirinya
orang
lantaran
(tekanan)
gila.
Firman
Allah
[17]:
34:
Allah
Allah
yang
SWT.,
SWT,
kemasukan
QS.
Al-Isra
Al-Isra
syaitan
Firman
SWT,
QS.
[17]:
34:275:mereka berkata
Firman
QS.
Al-Baqarah
[2]:
Keadaan
mereka
yang
demikian
itu
adalah
disebabkan
al-Muzani,
Nabi
s.a.w.
bersabda:
(berpendapat),
jual
sama dengan
riba,
sesungguhnya
beli
itu
padahal
Allah
telah
Firman
menghalalkan
[17]:
riba.
Orang
yang
telah
sampai
AllahjualSWT,
QS.
Al-Isra
34:
beli
dan
mengharamkan
.
terus
riba),
kepadanya
berhenti
(dari
mengambil
Firman
Allah
[2]:
275:
larangan
SWT.,
dari
Tuhannya,
QS.
QS.
Al-Baqarah
lalu
Firman
Allah
SWT.,
Al-Baqarah
[2]:
275:
maka
baginya
apa
yang
telah
diambilnya
dahulu
(sebelum
datang
larangan);
dan
urusannya
Orang yang mengulangi (mengambil riba),
(terserah)
kepada
Allah.
Firman
Nabi
adalah
SWT.,
penghuni-penghuni
Imam
QS.
Ibnu
275:
kekal
dan
Hadis
riwayat
Majah,
al-Daruquthni,
maka
ituAllah
neraka;
orang
Al-Baqarah
mereka
[2]:
didalamnya.
dari
Abu
Nabi
s.a.w.
bersabda:
Said
lain,
riwayat
Imam
al-Tirmidzi
al-Khudri,
al-Tirmidzi
dari
Amr
bin
Amr
Auf
al-Muzani,
4. yang
Hadis
Nabi
Hadis
Nabi
riwayat
Imam
dari
bin
Auf
s.a.w.
bersabda:
(
Nabi
Nabi
)
al-Muzani,
s.a.w.
bersabda:
Hadis
riwayat
dari
Amr
bin
Auf
al-Tirmidzi
Imam
Hadis Nabi
Nabi riwayat
Imam
al-Tirmidzi
dari
Amr
bin
Auf
.
Kaidah
Fiqih:
al-Muzani,
al-Muzani, Nabi
Nabi s.a.w.
s.a.w. bersabda:
bersabda:
Hadisboleh
Nabidilakukan
riwayat
Imam
dari
Amr
bin
Auf
Perjanjian
di
antara al-Tirmidzi
kaummuslimin
kecuali
perjanjian
yang
al-Muzani,
Nabi
s.a.w.
bersabda:
mengharamkan
yang
halal
atau
menghalalkan
yang
haram;
dan
kaum
muslimin
Ibnu
Majah,
Nabi
s.a.w.
bersabda:
yang
yang
halal atau menghalalkan yang.haram.
(
dan
Hadis
Nabi
riwayat
Imam
Ibnu
Majah,
al-Daruquthni,
5. Hadis
Nabi
riwayat
ImamImam
Ibnu Majah,
al-Daruquthni,
danyang
lain,
Hadis
Nabi
riwayat
Ibnu Majah,
al-Daruquthni,
dan
dari
Abu
Said
al-Khudri,
Nabi
s.a.w.
bersabda:
yang
Nabi
s.a.w.
s.a.w.
bersabda:
yang lain,
lain, dari
dari Abu
Abu Said
Said al-Khudri,
al-Khudri,
Nabi
bersabda:
Hadis Nabi riwayat Imam Ibnu Majah, al-Daruquthni, dan
((
Kaidah
yangFiqih:
lain, dari
Abu Said
al-Khudri,
Nabi
))s.a.w.
bersabda:
)orang
(
(merugikan)
diri
sendiri
maupun
Kaidah
Fiqih:
6. Kaidah
Fiqih:
Kaidah
Fiqih:
Kaidah Fiqih:
Pada dasarnya, semua
dalil
bentuk
muamalah
boleh
dilakukan
kecuali
ada
yang mengharamkannya.
Terkait
Pasar
Modal Syariah 77
Kumpulan FatwaDSN-MUI
Sesuatu yang berlaku berdasarkan adat kebiasaan sama dengan sesuatu yang
tidak
bertentangan
berlaku berdasarkan syara (selama
dengan syariat).
Pertama
: Ketentuan Umum
1. Obligasi yang tidak dibenarkan menurut syariah yaitu obligasi yang
bersifat utang dengan kewajiban membayar berdasarkan bunga;
2. Obligasi yang dibenarkan menurut syariah yaitu obligasi yang berdasarkan
prinsip-prinsip syariah;
3. Obligasi Syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan
prinsip syariah yang dikeluarkan Emiten kepada pemegang Obligasi
Syariah yang mewajibkan Emiten untuk membayar pendapatan kepada
pemegang Obligasi Syariah berupa bagi hasil/margin/fee serta membayar
kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo.
78
Kedua
: Ketentuan Khusus
1. Akad yang dapat digunakan dalam penerbitan obligasi syariah antara
lain:
a. Mudharabah (Muqaradhah) / Qiradh
b. Musyarakah
c. Murabahah
d. Salam
e. Istishna
f. Ijarah;
2. Jenis usaha yang dilakukan Emiten (Mudharib) tidak boleh bertentangan
dengan syariah dengan memperhatikan substansi Fatwa DSN-MUI
Nomor 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi
untuk Reksa Dana Syariah;
3. Pendapatan (hasil) investasi yang dibagikan Emiten (Mudharib) kepada
pemegang Obligasi Syariah Mudharabah (Shahibul Mal) harus bersih dari
unsur non halal;
4. Pendapatan (hasil) yang diperoleh pemegang Obligasi Syariah sesuai
akad yang digunakan;
5. Pemindahan kepemilikan obligasi syariah mengikuti akad-akad yang
digunakan.
Ketiga
: Penyelesaian Perselisihan
Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi
perselisihan di antara pihak-pihak terkait, maka penyelesaiannya dilakukan
melalui Badan Arbitrasi Syariah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui
musyawarah.
Keempat
: Penutup
Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika di
kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan disempurnakan
sebagaimana mestinya.
79
Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal
: 06 Rajab 1423 H.
14 September 2002 M.
DEWAN SYARIAH NASIONAL
MAJELIS ULAMA INDONESIA
Ketua,
Sekretaris,
K.H.M.A. Sahal Mahfudh
80
.( :)
FATWA
DEWAN SYARIAH NASIONAL
Nomor: 33/DSN-MUI/IX/2002
Tentang
OBLIGASI SYARIAH MUDHARABAH
2.
Hadis Nab
)
Dewan Syariah Nasional, setelah:
Menimbang
surat berharga jangka panjang yang bersifat
hutang
yang
dikeluarkan
oleh
Emiten kepada Pemegang Obligasi dengan kewajiban membayar bunga
pada periode tertentu dan melunasi pokok pada saat jatuh tempo kepada
pemegang obligasi;
Firman Allah SWT, QS. Al-Maidah [
Firman
Allah
QS.ra.Al-Isra [17]
HadisNabi
Nabi
SAW
riwayat
Al-Thabrani
dari Ibn
Abbas
2. Hadis
SAW
riwayat
Al-Thabrani
dari
Ibn Abbas
ra.SWT,
Allah
Firman
.
SWT.,
QS.
Al-Baqarah
)
(
Hadis Nabi SAW riwayat Ibnu Majah
dari
Shuhaib
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
81
, : :
Hadis
Nabi
riwayat
, Imam
al-Tirmidz
Ibn
Abbas
Hadis
ra.
bin
Abdul
Mutthalib
jika
menyerahkan
harta
sebagai
Abbas
Mudharabah
ia
mensyaratkan
nya
agar
tidak
dan
tidak
kepada
mudharib
.mengarungi
lautan
membeli
(hewan
Ibn
Abbas
menuruni
itu
SAW
dari
Hadis
Nabi
lembah,
serta
riwayat
tidak
Al-Thabrani
.ternak.
Jika
persyaratan
) ra.
)
(
Hadis
SAW
riwayat
Ibnu Majah
Shuhaib
HadisNabi
Nabi
SAW
riwayat
Ibnudari
Majah
dari Shuhaib
Hadis
Nabi
riwayat
SAW
Ibnu
Majah
.dari
Shuhaib
(
)
, Nabi
: riwayat
Ibnu
:Majah
dari
Shuhaib
Hadis
, SAW
:
,
,
, bersabda:
Ada
: tiga
hal
yang
mengandung
:
jual
beli
tidak
secara
Nabi
berkah:
Hadis
Nabi
SAW
riwayat
Ibnu
Majah
dari
Shuhaib
tunai, muqaradhah (mudharabah),
danmencampur
gandum
halus
, dengan
Hadis
Nabi(jewawut)
SAW riwayat
al-Tirmidzi
dari bukan
Amruntuk
bin dijual.
Auf
gandum kasar
untuk keperluan
rumah tangga,
Hadis
binAuf
, Nabi
SAW
: riwayat
al-Tirmidzi
: dari
Amr
3. Hadis
dari
Nabi
SAW
riwayat
al-Tirmidzi
Amr
bin
Auf
Hadis
Nabi
SAW
riwayat
.al-Tirmidzi
dari
Amr
Auf
bin
.
Hadis Nabi SAW riwayat
Amr
. al-Tirmidzi
dari
bin
Auf
Hadis Nabi SAW riwayat Ibnu Majah, al-Daraquthni, dan
Nabi
SAW
riwayat
diantara
Ibnu
kaum
Majah,
muslimin
al-Daraquthni,
kecuali
perjanjian
dan
yang
Hadis
Perjanjian
yang laindapat
daridilakukan
Abu Said
Al-Khudri:
.
mengharamkan
yang
halal
atau
menghalalkan
yang
haram;
dan
kaum
muslimin
yang lain
dari
Aburiwayat
Said Al-Khudri:
Hadis
Nabi
SAW
Majah,
al-Daraquthni,
terikat dengan
syarat-syarat
merekaIbnu
kecuali
syarat yang
mengharamkan dan
yang
( )
yang
lainyang
dari
Said
halal atau
menghalalkan
yangAl-Khudri:
haram. )
(Abu
) dan
lain
Abu
Said
Al-Khudri:
yang
lain
dari
Abu
Said
Al-Khudri:
( )
Seseorang
tidak boleh membahayakan diri sendiri maupun orang lain.
4. Hadis
Nabi riwayat Abu Dawud dan Al-Tirmidzi:
(
)
( )
Nabi
SAW menyerahkan satu dinar kepada(Hakim
bin
Hizam
untuk
) membeli
Kaidah
Fiqih
hewan qurban
(HR. Abu Dawud dan Al-Tirmidzi)
Kaidah
Fiqih
kebolehan
menggunakan
Mudharabah
)
dijelaskan
(oleh
Ibnu
Qudamah
Kaidah
Fiqihsebagaimana
dalam investasi
dalam alMughni (V/135)dengan
mengutip
dalam
Al
keterangan
Ibnul
Mundzir
dalam
Subulus
Ijma,
Al-Kasani
Al-Shanani
Kaidah
Fiqih dalam Bada-i Al-Shanai,
Salam (III/103), Al-Zarqani dalam Syarhu Al-Muwattha (IV/319) dan
Wahbah Al-Zuhaily dalam Al-Fiqh al-Islamy
Adillatuhu
Wa
(IV/838).
82
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
Mengingat
: 1. Firman
Allah SWT.,
Mengingat
:
1.
Firman Allah SWT.,
antara lain:
antara lain:
)
(
( )
6. Kaidah
Fiqih
Kaidah
Fiqih
Kaidah Fiqih
bentuk
muamalah
boleh
dilakukan
ada
dalil
Sesuatu yang berlaku berdasarkan adat kebiasaan sama dengan sesuatu yang
berlaku berdasarkan syara (selama
tidak
bertentangan
dengan syariat).
bolehnya
mem-fasakh
Memperhatikan : 1. Pendapat para ulama tentang
akad Mudharabah,
Mengingat
:
1.
Firman
Allah
SWT.,
karena berpandangan bahwa akad Mudharabah
adalah
ghairu
lazim,
Mengingat
:
1.
Firman
Allah
SWT.,
diantaranya:
Al-Khatib
al-Syarbini
dalam
Mughni
al-Muhtaj,
Juz II hal
antara lain:
319;
Ibnulain:
Qudamah dalam al-Mughni, V hal 179; Al-Kasani dalam
antara
Bada-i Al-Sana-i, Juz VIII hal 3655;
( :)
sebelum jatuh tempo selama disepakati dalam akad. Lihat: Ibnu
Qudamah, al-Mughni, Juz V/57;
3. Pendapat
ulama
tentang
kewajiban
Mudharib
.para
untuk
menjamin
pengembalian dana Mudharabah dalam.(hal
terjadi
taaddi
(melampaui
-
:
)
batas), taqshir (lalai), atau mukhalafah al-syuruth (pelanggaran syarat
.(- :)
akad). Lihat: Wahbah Al-Zuhaily dalam Al-Fiqh Al-Islamy Wa Adillatuhu
(V/3944) dan Muhammad Abdul Munim Abu Zaid dalam Nahwa
Tathwir
Nidzam
Al-Mudharabah
fi al-Masharif
al-Islamiyah
(hal.127);
para
ulama
membolehkan
pengalihan
(
:
kepemilikan
)
porsi
4. Pendapat
yang
() suatu surat berharga selama disepakati(dan
:diizinkan
) oleh
pemilik
porsi lain dari suatu surat berharga (bi-idzni syarikihi). Lihat: Wahbah AlZuhaili dalam
Al-Fiqh Al-Islami
wa Adillatuhu;
6)
Keputusan
Muktamar
ke-7 Majma Fiqh Islami
...
1992
diAAA
5. tahun
Surat dari
PT...
Sekuritas
Jeddah:
No.
Ref:08/IB/VII/02
tanggal
5Juli
2002
tentang Permohonan Fatwa Obligasi Syariah;
.
6. Pendapat para peserta Rapat Pleno Dewan Syariah Nasional MUI tanggal
14 September 2002.
7)
.
8)
Pendapat Wahbah al-Zuhaili dalam alMuamalat al-Maliyah al-Muashirah (Bairut: Dar alFikr, 2006, h. 511):
...
83
MEMUTUSKAN
Menetapkan
Pertama
: Ketentuan Umum
1. Obligasi Syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan
prinsip syariah yang dikeluarkan Emiten kepada pemegang Obligasi
Syariah yang mewajibkan Emiten untuk membayar pendapatan kepada
pemegang Obligasi Syariah berupa bagi hasil/margin/fee serta membayar
kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo.
2. Obligasi Syariah Mudharabah adalah Obligasi Syariah yang berdasarkan
akad Mudharabah dengan memper-hatikan substansi Fatwa Dewan
Syariah Nasional MUI No. 7/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan
Mudharabah.
3. Emiten dalam Obligasi Syariah Mudharabah adalah Mudharib sedangkan
pemegang Obligasi Syariah Mudharabah adalah Shahibul Mal
Kedua
: Ketentuan Khusus
1. Akad yang digunakan dalam Obligasi Syariah Mudharabah adalah akad
Mudharabah;
2. Jenis usaha yang dilakukan Emiten (Mudharib) tidak boleh bertentangan
dengan syariah dengan memperhatikan substansi Fatwa DSN-MUI
Nomor 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi
untuk Reksa Dana Syariah;
3. Pendapatan (hasil) investasi yang dibagikan Emiten (Mudharib) kepada
pemegang Obligasi Syariah Mudharabah (Shahibul Mal) harus bersih dari
unsur non halal;
4. Nisbah keuntungan dalam Obligasi Syariah Mudharabah ditentukan
sesuai kesepakatan, sebelum emisi (penerbitan) Obligasi Syariah
Mudharabah;
5. Pembagian pendapatan (hasil) dapat dilakukan secara periodik sesuai
kesepakatan, dengan ketentuan pada saat jatuh tempo diperhitungkan
secara keseluruhan;
6. Pengawasan aspek syariah dilakukan oleh Dewan Pengawas Syariah atau
Tim Ahli Syariah yang ditunjuk oleh Dewan Syariah Nasional MUI,
sejak proses emisi Obligasi Syariah Mudharabah dimulai;
7. Apabila Emiten (Mudharib) lalai dan/atau melanggar syarat perjanjian
dan/atau melampaui batas, Mudharib berkewajiban menjamin
pengembalian dana Mudharabah, dan Shahibul Mal dapat meminta
Mudharib untuk membuat surat pengakuan hutang;
84
: Penyelesaian Perselisihan
Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi
perselisihan di antara pihak-pihak terkait, maka penyelesaiannya dilakukan
melalui Badan Arbitrasi Syariah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui
musyawarah.
Keempat
: Ketentuan Penutup
Ditetapkan di
: Jakarta
Tanggal
: 06 Rajab 1423 H.
14 September 2002 M.
Sekretaris,
K.H.M.A. Sahal Mahfudh
85
.
Hadis Nabi SAW riwayat Ibnu Majah, al-Daraquthni, dan
Hadis Nabi SAW riwayat Ibnu Majah, al-Daraquthni, dan
yang lain dari Abu Said Al-Khudri:
yang lain dari Abu Said Al-Khudri:
( )
( )
FATWA
DEWAN SYARIAH NASIONAL
NO: 40/DSN-MUI/X/2003
Tentang
PASAR
MODAL
DAN
PEDOMAN
UMUM
PRINSIP
DI
BIDANG
(
PENERAPAN
SYARIAH
PASAR
MODAL
)
( )
Kaidah Fiqih
Kaidah Fiqih
Dewan Syariah Nasional, setelah:
Menimbang
Modal
yang
aktivitasnya
c. bahwa umat Islam Indonesia memerlukan Pasar
sejalan dengan prinsip syariah;
perlu
menetapkan
antara lain:
: 1. Firman
antaraAllah
lain:SWT., antara lain:
( :)
( :)
dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba... (QS. alBaqarah [2]: 275).
.
.
.(
:
)
-
.(- :)
(
:
)
( :)
86
...
...
antara lain:
( :)
( :)
(meninggalkan
sisa
Dan
jika
kamu
bertaubat
(dari
riba)
maka
bagimu
pokok
hartamu;
kamu
tidak
(boleh)
menganiaya
pengambilan
- :)
dan tidak (pula) dianiaya (QS. al-Baqarah.([2]:
278-279).
(
:
)
...
...
( :)
( :)
2.
2. Hadis
Nabi
s.a.w.,
) antara
lain:
s.a.w.,
2. Hadis
Nabi
) antara
lain:
(
(
membahayakan
sendiri
tidak
)pula
membahayakan
Tidak
boleh
diri
dan
boleh
dari
dan Malik dari Yahya).( )
( )
( )
Janganlah
yang
padamu
kamu
menjual
sesuatu
tidak
ada
(HR.
Al
Khomsah
Hukaim
bin
Hizam)
dari
)
)
.(
.(
)
)
.(
.(
(menetapkan)
Tidak
(memberikan)
halal
halal
) pinjaman
danpenjualan,
tidak
dua syarat dalam suatu jual beli, tidak halal keuntungan sesuatu yang((tidak
) dan
tidak
halal
(melakukan)
penjualan
sesuatu
yang
ditanggung
resikonya,
)
tidak ada padamu (HR. Al Khomsah dari Amr bin Syuaib dari ayahnya(
dari
(
kakeknya).
( )
( )
( )
( )
Kumpulan
) Fatwa
DSN-MUI
Modal
Syariah
87
Terkait
Pasar
) (
(
)
)
))
.(.(
.(
.(
(
)))
.(
((
(
Rasulullah s.a.w. melarang jual beli (yang mengandung) gharar (HR.
Al
dari
Ibnu
Umar)
Baihaqi
)
(((
)))
.(
( )
)))
) )
(
)
((
(
(
) (
((
))
Tidak boleh menjual sesuatu hingga kamu memilikinya (HR Baihaqi dari
.(
) .(
.(
Perdamaian
dapat
dilakukan
di antara
kaum
muslimin
kecuali
perdamaian
yang
mengharamkan
yang
halal
atau
menghalalkan
yang
haram;
dan
:::
:
::
kaum
terikat
(dengan
muslimin
syarat-syarat
mereka
kecuali
syarat
yang
mengharamkan
.(
menghalalkan
Al-Tirmizi
dari
)))halal
atau
yang
:haram
bin
(HR.
yang
Amr
(((
Auf).)
::
:
((
.(
( )
(
Rasulullah SAW bersabda, Allah Taala berfirman:Aku adalah Pihak ketiga
dua
:yang
3.
selama
tidak
Kaidah
Fiqh:
satu
dari
Pihak
:berserikat
3.
Kaidah
:salah
Fiqh:
Pihak
mengkhianati
)
3.
Kaidah
Fiqh:
(
Abu
(
al-Daraquthni,
al-Hakim,
dan
al-Baihaqi).
.
: 3.
Kaidah
Fiqh:
(
)
melakukan ihtikar (penimbunan/monopoli) kecuali orang yang bersalah (HR
Muslim).
88
Pendapat
Ibnu
Qudamah
dalam
Al-Mughni
juz 5/173,
3.
Kaidah
Pendapat Ibnu
Ibnu Qudamah
Qudamah
dalam Fiqh:
Al-Mughni juz
Pendapat
dalam
Al-Mughni
5/173,
[Beirut:
Dar
al-Fikr,
tanpa
thn]
:
Pendapat
Ibnu
Qudamah
tanpa
thn]
dalam
:: Al-Mughni
juz
5/173,
[Beirut:Dar
Dar
al-Fikr,
thn]
[Beirut:
al-Fikr,
tanpa
.
[Beirut:
Dar
al-Fikr,
tanpa
thn]
:
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
Pendapat Ibnu Qudamah dalam Al-Mughni juz 5/173,
[Beirut:
Dar
tanpa
al-Zuhaili
thn]
:dalam
Al-Fiqh
Al-Islami
Pendapat
Dr.al-Fikr,
Wahbah
))
((
:
( )
3. Kaidah Fiqh:
3.
3.
Kaidah Fiqh:
Fiqh:
Kaidah
Kaidah
..3.
Fiqh:
Pada dasarnya, segala bentuk muamalah boleh dilakukan sepanjang tidak ada
.
dalil yang mengharamkannya.
seizinnya.
Pendapat Ibnu Qudamah dalam Al-Mughni juz 5/173,
[Beirut:
Dar al-Fikr,
al-Fikr,
tanpa thn]
thn] ::
Memperhatikan : 1. Pendapat
ulama,
antara
lain:
[Beirut:
Dar
tanpa
Pendapat
Ibnu
Qudamah
dalam Al-Mughni
juz 5/173,
Pendapat
dalam
Al-Mughni
al Ibnu
Dar
Qudamah
al-Fikr,
tanpa
thn]
:
juz
5/173,
[Beirut:
Dar
[Beirut:
Pendapat
Dr. Wahbah
Wahbah
al-Zuhaili
dalam
Al-Fiqh
Al-Islami
Jika
salah seorang
dari
dua orang
berserikatdalam
membeliAl-Fiqh
porsi mitraAl-Islami
serikatnya,
Pendapat
Dr.
al-Zuhaili
wa Adillatuhu
Adillatuhu
juzia3/1841:
3/1841:
hukumnya
boleh karena
membeli milik pihak lain.
wa
juz
Pendapat Dr. Wahbah al-Zuhaili dalam Al-Fiqh Al-Islami
Pendapat Dr. Wahbah al-Zuhaili dalam Al-Fiqh Al-Islami wa Adillatuhu
wa Adillatuhu juz 3/1841:
juz 3/1841:
Pendapat
ulama
yang menyatakan
para
:kebolehan
jual
beli
saham
pada
lain
perusahaan-perusahaan
yang
memiliki
bisnis
yang
mubah,
antara
dikemukakan
oleh
Dr.
Muhammad
Abdul
Ghaffar
al-Syarif
(al-Syarif,
Buhuts Fiqhiyyah Muashirah, [Beirut: Dar Ibn Hazm, 1999], h.78-79); Dr.
.
Muhammad Yusuf Musa (Musa, al-Islam wa Musykilatuna al-Hadhirah,
[t.t.: Silsilah al-Tsaqafah al-Islamiyah, 1958], h. 58); Dr. Muhammad
Rawas Qalahji, (Qalahji, al-Muamalat al-Maliyah al-Muashirah fi
Keputusan
al-Fiqh
Muktamar
wa
al-Syariah,
ke-7
[Beirut:
Dar
al-Nafais,
Fiqh
Islami
1999],
tahun
h.56).
Dhawi
Majma
Syaikh
Dr.
Umar
bin
Abdul
Aziz
al-Matrak
(Al-Matrak,
al-Riba
wa
.
al
1992 di Jeddah:
Muamalat al-Mashrafiyyah, [Riyadh: Dar al-Ashimah, 1417 H], h. 369375) menyatakan:
.
()
:
a. QS.
al-Maidah
[5]:1:
.
...
Keputusan
Muktamar
ke-7 Majma
Islami tahun
Kumpulan
Fatwa DSN-MUI
Terkait PasarFiqh
Modal Syariah
89
1992 di Jeddah:
b.
Firman Allah QS. al-Baqarah
dagang
atau
perusahaan
manufaktur
yang dibolehkan. Ber-musahamah (saling bersaham). dan
ber-syarikah
(berkongsi) dalam perusahaan tersebut serta menjualbelikan sahamnya,
jika perusahaan itu dikenal serta tidak mengandung ketidakpastian dan
ketidak-jelasan yang signifikan, hukumnya boleh. Hal itu disebabkan
saham
adalah
darimodal
yang
dapat
memberikan
()
karena
bagian
keuntungan
kepada pemiliknya
sebagai
:hasil
dari
usaha
perniagaan
dan
manufaktur.
Hal
itu
hukumnya
halal,
tanpa
diragukan.
para
ulama
yang
membolehkan
pengalihan
kepemilikan
Pendapat
.
oleh
1992 di Muktamar
Jeddah: ke-7 Majma Fiqh Islami tahun 1992 di Jeddah:
Keputusan
saham
dengan
.
.
...
al-Muashirah
(Bairut:
Dar 14
al-Maret
5. Nota Muamalat
Kesepahamanal-Maliyah
antara DSN-MUI
dengan Bapepam
tanggal
Fikr,
2006,
h.
511):
b.
Firman
Allah
QS.
al-Baqarah
2003 M./ 11 Muharram 1424 H dan Pernyataan Bersama Bapepam, APEI,
dan
SRO
tanggal 14 Maret 2003 tentang Kerjasama Pengembangan dan
[2]:
233:
Implementasi Prinsip Syariah di Pasar Modal Indonesia.
...
Kesepahaman
antara
DSN-MUI
dengan
SRO
tanggal
10
Juli
...
6. Nota
.
Jum.
Awal
1424
H
tentang
Kerjasama
Pengembangan
dan
2003 M/10
7. Workshop Pasar Modal Syariah di Jakarta pada 14-15 Maret 2003 M/11Firman Allah QS. al-Qashash
12c.Muharram 1424 H.
[28]: 26:
8. Pendapat
Rapat Pleno
Syariah
Nasional
pada hari
9) peserta
Pendapat
TaqiDewan
Usmani
dalam
BuhutsMUI
fi Qadhaya
Sabtu,Fiqhiy-yah
tanggal 08 Syaban
1424 H./04 (Darul
Oktober 2003
M. Damaskus,
Muashirah
Qalam,
.
halaman 248):
MEMUTUSKAN
Menetapkan
Hadis
Qudsi riwayat
Hurairah:
.a
: FATWA
TENTANG
PASAR.Muslim
MODAL
dari
DAN
Abu
PEDOMAN
UMUM
PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DI BIDANG PASAR
:
:
)
MODAL
90
.
(
(
)
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
10)
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Fatwa ini yang dimaksud dengan :
1. Pasar Modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan
Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan
profesi yang berkaitan dengan Efek.
2. Emiten adalah Pihak yang melakukan Penawaran Umum.
3. Efek Syariah adalah efek sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di
bidang Pasar Modal adalah surat berharga yang akad, pengelolaan perusahaannya, maupun
cara penerbitannya memenuhi Prinsip-prinsip Syariah.
4. Shariah Compliance Officer (SCO) adalah Pihak atau pejabat dari suatu perusahaan atau
lembaga yang telah mendapat sertifikasi dari DSN-MUI dalam pemahaman mengenai
Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal.
5. Pernyataan Kesesuaian Syariah adalah pernyataan tertulis yang dikeluarkan oleh DSNMUI terhadap suatu Efek Syariah bahwa Efek tersebut sudah sesuai dengan Prinsip-prinsip
Syariah.
6. Prinsip-prinsip Syariah adalah prinsip-prinsip yang didasarkan atas ajaran Islam yang
penetapannya dilakukan oleh DSN-MUI, baik ditetapkan dalam fatwa ini maupun dalam
fatwa terkait lainnya.
BAB II
PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DI BIDANG PASAR MODAL
Pasal 2
Pasar Modal
1. Pasar Modal beserta seluruh mekanisme kegiatannya terutama mengenai emiten, jenis Efek
yang diperdagangkan dan mekanisme perdagangannya dipandang telah sesuai dengan Syariah
apabila telah memenuhi Prinsip-prinsip Syariah.
2. Suatu Efek dipandang telah memenuhi prinsip-prinsip syariah apabila telah memperoleh
Pernyataan Kesesuaian Syariah.
BAB III
EMITEN YANG MENERBITKAN EFEK SYARIAH
Pasal 3
Kriteria Emiten atau Perusahaan Publik
1. Jenis usaha, produk barang, jasa yang diberikan dan akad serta cara pengelolaan perusahaan
Emiten atau Perusahaan Publik yang menerbitkan Efek Syariah tidak boleh bertentangan
dengan Prinsip-prinsip Syariah.
91
BAB IV
KRITERIA DAN JENIS EFEK SYARIAH
Pasal 4
Jenis Efek Syariah
1. Efek Syariah mencakup Saham Syariah, Obligasi Syariah, Reksa Dana Syariah, Kontrak
Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK EBA) Syariah, dan surat berharga lainnya yang
sesuai dengan Prinsip-prinsip Syariah.
2. Saham Syariah adalah bukti kepemilikan atas suatu perusahaan yang memenuhi kriteria
sebagaimana tercantum dalam pasal 3, dan tidak termasuk saham yang memiliki hak-hak
istimewa.
3. Obligasi Syariah adalah surat berharga jangka panjang berdasarkan Prinsip Syariah yang
dikeluarkan Emiten kepada pemegang Obligasi Syariah yang mewajibkan Emiten untuk
membayar pendapatan kepada pemegang Obligasi Syariah berupa bagi hasil/margin/fee serta
membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo.
92
4. Reksa Dana Syariah adalah Reksa Dana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip
Syariah Islam, baik dalam bentuk akad antara pemodal sebagai pemilik harta (shahib al-mal/
rabb al-mal) dengan Manajer Investasi, begitu pula pengelolaan dana investasi sebagai wakil
shahib al-mal, maupun antara Manajer Investasi sebagai wakil shahib al-mal dengan pengguna
investasi.
5. Efek Beragun Aset Syariah adalah Efek yang diterbitkan oleh kontrak investasi kolektif EBA
Syariah yang portofolio-nya terdiri dari aset keuangan berupa tagihan yang timbul dari surat
berharga komersial, tagihan yang timbul di kemudian hari, jual beli pemilikan aset fisik oleh
lembaga keuangan, Efek bersifat investasi yang dijamin oleh pemerintah, sarana peningkatan
investasi/arus kas serta aset keuangan setara, yang sesuai dengan Prinsip-prinsip Syariah.
6. Surat berharga komersial Syariah adalah surat pengakuan atas suatu pembiayaan dalam
jangka waktu tertentu yang sesuai dengan Prinsip-prinsip syariah .
BAB V
TRANSAKSI EFEK
Pasal 5
Transaksi yang dilarang
1. Pelaksanaan transaksi harus dilakukan menurut prinsip kehati-hatian serta tidak
diperbolehkan melakukan spekulasi dan manipulasi yang di dalamnya mengandung unsur
dharar, gharar, riba, maisir, risywah, maksiat dan kezhaliman.
2. Transaksi yang mengandung unsur dharar, gharar, riba, maisir, risywah, maksiat dan kezhaliman
sebagaimana dimaksud ayat 1 di atas meliputi:
a. Najsy, yaitu melakukan penawaran palsu;
b. Bai al-madum, yaitu melakukan penjualan atas barang (Efek Syariah) yang belum dimiliki
(short selling);
c. Insider trading, yaitu memakai informasi orang dalam untuk memperoleh keuntungan
atas transaksi yang dilarang;
d. Menimbulkan informasi yang menyesatkan;
e. Margin trading, yaitu melakukan transaksi atas Efek Syariah dengan fasilitas pinjaman
berbasis bunga atas kewajiban penyelesaian pembelian Efek Syariah tersebut; dan
g. Ihtikar (penimbunan), yaitu melakukan pembelian atau dan pengumpulan suatu Efek
Syariah untuk menyebabkan perubahan harga Efek Syariah, dengan tujuan mempengaruhi
Pihak lain;
h. Dan transaksi-transaksi lain yang mengandung unsur-unsur diatas.
93
Pasal 6
Harga Pasar Wajar
Harga pasar dari Efek Syariah harus mencerminkan nilai valuasi kondisi yang sesungguhnya dari
aset yang menjadi dasar penerbitan Efek tersebut dan/atau sesuai dengan mekanisme pasar yang
teratur, wajar dan efisien serta tidak direkayasa.
BAB VI
PELAPORAN DAN KETERBUKAAN INFORMASI
Pasal 7
Dalam hal DSN-MUI memandang perlu untuk mendapatkan informasi, maka DSN-MUI
berhak memperoleh informasi dari Bapepam dan Pihak lain dalam rangka penerapan Prinsipprinsip Syariah di Pasar Modal.
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 8
1. Prinsip-prinsip Syariah mengenai Pasar Modal dan seluruh mekanisme kegiatan terkait di
dalamnya yang belum diatur dalam fatwa ini akan ditetapkan lebih lanjut dalam fatwa atau
keputusan DSN-MUI.
2. Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika di kemudian hari ternyata
terdapat kekeliruan, akan diperbaiki dan disempurnakan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di :
Pada Tanggal
:
Jakarta
23 Oktober 2002 M.
16 Syaban 1423 H.
Sekretaris,
K.H.M.A. Sahal Mahfudh
94
FATWA
DEWAN SYARIAH NASIONAL
NO:
41/DSN-MUI/III/2004
.
Tentang
.
OBLIGASI SYARIAH IJARAH
()
:
(
)
:
Dewan Syariah Nasional, setelah:
Menimbang
: a. bahwa Obligasi Syariah yang telah diterbitkan melalui fatwa DSN.
1992
di Jeddah:
Keputusan
Majma
Fiqh
Islami tahun
b. bahwa
dewasa
iniMuktamar
dibutuhkan ke-7
instrumen
obligasi
berdasarkan
prinsip
1992
di
Jeddah:
Syariah untuk membiayai transaksi sewa-menyewa, sehingga diperlukan
.
fatwa tentang Obligasi Syariah Ijarah;
Ijarah
dapat
diterbitkan,
Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu
b.
Firman Allah QS. al-Baqarah
[2]: 233:
b. b.
Firman
Allah QS. al-BaqarahFirman
[2]: 233: Allah QS. al-Baqarah
[2]: 233:
...
.
...
anakmu
disusukan
oleh
orang
lain,
dosa
Dan
jika kamu.ingin
tidak
95
c.
Firman
Allah
QS.
al-Qashash
[28]:
26:
[28]:
b.
Firman Allah QS. al-Baqarah
[2]:26:
233:
...
[2]:
233:
.
.
...
c.
Firman
Allah
QS.
al-Qashash
itu
berkata,
Hai
ayahku!
Salah
seorang
dari
.kedua
wanita
Ambillah
...ia
sebagai
orang yang
bekerja
(pada
kita),
karena
sesungguhnya
orang
yang
[28]:
26:
.
paling Qudsi
dari Abu
Hadis
Muslim
.a yang
baik yangriwayat
kamu ambil
untuk bekerja
(padaHurairah:
kita) adalah orang
c.
.
dipercaya.
Firman
QS.
al-Qashash
kuat lagi dapat
Allah
Firman
Allah
QS.
[28]:
c.
)
:al-Qashash
26:
2. Hadis-hadis
c.[28]:
26:
Nabi
s.a.w.,
antara
Firman
lain:
Allah
QS.
al-Qashash
(
Qudsi
riwayat
Muslim
dari
Abu
(
Hurairah:
)
.a
a.
Hadis
riwayat
[28]:
26:.Qudsi
Hadis
.
Muslim
dari
Abu
Hurairah:
:
.
)
Qudsi
riwayat
Muslim
dari
Abu
Hurairah:
.a(
Hadis
Abu
Hurairah:
b. Hadis Qudsi riwayat Muslim
Hadis dari
Riwayat
Ibn
(
) Majah
.adari
Ibnu
Umar,
Hadis
riwayat
Subhanahu
) bahwa
wa
Nabi
Taala
Muslim
:bersabda:
berfirman:
dari
Abu
Hurairah:
tiga
kelompok
: yang
.a
Aku
Allah
Ada
Qudsi
menjadi
musuh
mereka
pada
Hari
Kiamat
nanti.
Pertama,
orang
(yang
bersumpah
)
b.
Riwayat
menjual
orang
merdeka
(bukan
budak
belian),
lalu
ia
memakan
(mengambil)
(
Ibnu Umar, bahwa Nabi bersabda:
keuntungannya.
Ketiga, orang yang memperkerjakan
( )seseorang,
lalu
pekerja
Majah
. .
b. b.
upahnya (HR. Muslim). Hadis
HadisRiwayat
Riwayat Ibn
Ibn Majah dari
dari
Ibnu
Umar,
bahwa
Nabi
bersabda:
Ibnu
Umar,
bahwa
Nabi
bersabda:
b. Hadis Riwayat Ibn Majah dari Ibnu Umar, bahwa Nabi bersabda:
b.
Hadis Riwayat Ibn Majah dari
Abu
Daud
. . riwayat
.
Ibnu
d. Umar, bahwa Nabi bersabda:
Hadis
dari
Sa`d
Berikanlah
pekerja sebelum
keringatnya kering.
Waqqash,
ia berkata:
Ibn Abiupah
c. Hadis riwayat Abd ar-Razzaq dari Abu Hurairah dan Abu Said al Abu
Daud
dari
d.
Khudri,
Nabi
s.a.w.
bersabda:
Hadis
riwayat
. .
Sa`d
Ibn
Abi
Waqqash,
iaberkata:
. .
siapa
mempekerjakan
pekerja,
beritahukan-lah
riwayat
Abu
Daud
dari
Hadis
d.
Barang
d.
Hadis
riwayat
Abuupahnya.
Daud dari
Sa`d
Abi
Waqqash,
berkata:
d.
Hadis
riwayat
Abu
Daud dari
Sa`d
Ibn Abi Waqqash, ia berkata:
Sa`d
IbnIbn
Abi
Waqqash,
iaiaberkata:
.
d.
Hadis riwayat Abu Daud dari
Ibn
Sa`d
Abi
Waqqash,
ia
berkata:
pernah
menyewakan
tanah
dengan
(bayaran)
hasil
pertaniannya;
Kami
maka, Rasulullah melarang kami melakukan hal tersebut dan memerintahkan
.
agar kami menyewakannya dengan emas atau perak.
96
e.
Hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari
Amr
bin
Auf:
e. Hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari Amr bin Auf:
e.
Hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari
Nabi
riwayat
Tirmidzi
dari
Amr
bin
Auf:
e.
Hadis
e.
Hadis
Nabi
riwayat
Tirmidzi
dari
.
e.
Hadis
Nabi
riwayat
Tirmidzi
dari
e. bin Auf:
Hadis Nabi riwayat Tirmidzi
Amr
Amr
bin
Auf:
Perjanjian
bin
bin
Auf:
boleh
dilakukan
diantara
kaum
muslimin
kecuali
perjanjian
Auf:
Amr
Amr
halal
atau
yang
yang
mengharamkan
.yang
menghalalkan
haram;
dan
syarat-syarat
4.
yang
fiqih
syarat
kaum
muslimin
terikat
.
dengan
Kaidah
mereka
:
kecuali
...atau
3. Ijma
Kaidah fiqih :
al-Islami wa Adillatuh, Dr. Wahbah al-Zuhaili).
4.
Kaidah fiqih :
4.
Kaidah
fiqih
fiqih
:::
4. 4. fiqih : . Kaidah
Kaidah
fiqih
4. Kaidah
.
.
...
Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil
.
yang a.
mengharamkannya.
Imam
al-Syairazi,
al..
394:
..
Di
di sana terdapatal-Syairazi,
hukum Allah..
a. mana terdapat kemaslahatan,Imam
... al
Memperhatikan : 1. Pendapat
antara
Muhadzdzab,
394:
para
ulama;
juz
I,
Kitab
lain:
Imam
al-Ijarah,
Imam
hal.
al-Syairazi,
al
a. a.
al-Syairazi,
al-
a.
Imam
al-Syairazi,
alMuhadzdzab,
juz
I,
al-Ijarah,
... hal.
394:
Muhadzdzab,
juz
I,Kitab
Kitab
al-Ijarah,
hal.
394:
......
...
...
Ibnu
al-Mughni,
juz
b.
Qudamah,
VIII,
hal.
7:
..
Boleh
melakukan akad ijarah (sewa menyewa) atas manfaat
yang
dibolehkan
karena keperluan
terhadap
manfaat
sama
dengan
keperluan
b.
.
VIII,
hal. 7:
7:
..
((
))
Ijarah adalah jual beli
manfaat;
dan
manfaat
berkedudukan
sama
dengan
c.
Ibnu Qudamah, al-Mughni, juz
benda.
a. Imam
Imam
al-Syairazi,
al.394:
a.
al-Syairazi,
al-Muhadzdzab,
juz I, Kitab
al-Ijarah,
Muhadzdzab,
juzjuz
I, I,
Kitab
al-Ijarah,
hal.
394:
Muhadzdzab,
Kitab
al-Ijarah,
hal.
394: hal.
c.
Ibnu Qudamah, al-Mughni, juz
VIII, hal. 54:
c.
Ibnu
c.
Ibnu Qudamah,
Qudamah, al-Mughni,
al-Mughni, juz
juz
VIII,
hal. 54:
Ianah
al-Thalibin,
juz
III,
hal.
108:
VIII,
hal.
54:
VIII, hal. 54:
Penyewa boleh menyewakan
benda
yang
disewa
[
jika
] iatelah
menerima
...
benda tersebut.
.
hal.
VIII,
54: al-Mughni,Ibnu
c.
Qudamah,
al-Mughni, juz
c.
Ibnu
Qudamah,
juz VIII,
hal. 54:
Ianah
al-Thalibin,
juzjuzIII,
Ianah
al-Thalibin,
III,hal.
hal.108:
108:
Ianah al-Thalibin, juz III, hal. 108:
Ianah
al-Thalibin,
III,
hal.
108:
al-Majmu
e.
juz
Imam
[al-Nawawi,
Ianah
al-Thalibin,
juz
III,
hal.
108:
[] ]
...
...
Kumpulan Fatwa DSN-MUI
Terkait
Pasar
Modal
Syariah
XV,
383:
...
[hal.
]
97
Syarah
al-Muhadzdzah,
..juz
[[
]
...
.
]
...
(..
c.
VIII, hal. 54:
VIII, hal. 54:
Ianah
al-Thalibin,
III,
juz
hal.
108:
[] ...
.
[
]
...
]
...
.
[
.adanya
akad
ijarah
(sewa
menyewa),
sebab
kebutuhan
orang
mendorong
tidak setiap orang memiliki kendaraan, tempat tinggal dan pelayan (pekerja).
e.
Imam al-Nawawi, al-Majmu
Oleh
sebagaimana
dibolehkanal-Majmu
juga menjual
e. karena itu, ijarah dibolehkan
Imam
al-Nawawi,
Syarah al-Muhadzdzah, juz XV, hal. 383:
benda.
e.
Imam
al-Nawawi,
al-Majmu
Syarah al-Muhadzdzah, juz
XV, hal.
383:
Syarah
e. Imam
al-Nawawi,
Syarah
al-Muhadzdzah,
al-Majmu
(juz
XV,
al-Muhadzdzah,
) hal.
383:
juz
XV,
hal.
383:
( ) :
( ) :
:
( )
()
()
(
)
.
)
.
(
)
.
(
)
.
)
.
)
.yang
disewa
kepada
pihak
Jika penyewa bermaksud menyewakan benda
98
f.
Ibnu Qudamah, Al-Mughni, juz
f. VIII,
Ibnu
hal. 56:
f.
IbnuQudamah,
Qudamah, Al-Mughni,
Al-Mughni, juz
juz
f. Ibnu Qudamah, Al-Mughni, juz VIII, hal. 56:
VIII,
hal.
56:
f.
Ibnu Qudamah, Al-Mughni, juz
VIII, hal. 56:
hal.
. 56:
.Ibnu
Qudamah,
Al-Mughni,
juz
f.
VIII,
..
..
.
VIII,
hal. 56:
.
..
.
.
Penyewa
dengan
sejumlah
. boleh
menyewakan
. benda
.yang
disewanya
bayaran
(sewa)
yang
sama
atau
lebih
tinggi.
Hal
tersebut
telah
ditegaskan
.
.
oleh Imam Ahmad. Pendapat yang sama dikemukakan pula Atha, al
g.
Ibnu Qudamah, al-Mughni,.juz
Hasan,
dan al-Zuhri; demikian juga dikemukakan oleh Iman Syafii, Abu
VIII,
hal.
113:
g. dan Ibn al-Munzir. Ibnu
Ibnu Qudamah,
Qudamah, al-Mughni,
al-Mughni, juz
g. Tsaur
g.
Ibnu Qudamah, al-Mughni, juz
VIII,
hal.
113:
VIII,
hal.
113:
g. Ibnu Qudamah, al-Mughni, juz VIII, hal. 113:
.hal.
113:
Ibnu
Qudamah,
al-Mughni,
juz
VIII,
g.
hal.
..
VIII,
113:
.
Benda
yang disewa adalah amanah di tangan penyewa; jika rusak bukan
h.
Al-Sayyid
Sabiq
dalam
Fiqh
disebabkan
penyewa
tidak
diminta
harus
bertanggung
jawab
al
. kelalaian,
h.
Al-Sayyid
Sabiq
dalam
Fiqh
alSunnah
(Beirut:
Dar
al-Fikr,
1983),
Juz
3,
Cet.
Ke-4,
hal.
(mengganti).
h.
Al-Sayyid Sabiq dalam Fiqh alh.
Al-Sayyid
Sabiq
Fiqh
alSunnah
(Beirut:
DarFiqh
al-Fikr,
1983),
JuzDar
Cet.
Ke-4,
hal.
208,
h.
Al-Sayyid
Sabiq dalam
al-Sunnah
(Beirut:
al-Fikr,
1983),
Juz
Sunnah
(Beirut:
Dar
al-Fikr,
1983),
Juz
3,3,dalam
Cet.
Ke-4,
hal.
Sunnah
(Beirut:
Dar al-Fikr,
1983), Sabiq
Juz 3, dalam
Cet. Ke-4,
208,
h.
Al-Sayyid
Fiqhhal.
al3,
Cet. Ke-4,
hal. 208,
208,
208,
...
Sunnah
(Beirut: Dar al-Fikr, 1983), Juz 3, Cet. Ke-4, hal.
.
...
208,
...
.
...
.
... barang
boleh
Penyewa
boleh
.
menyewakan
sewaan.
Ia(penyewa)
(mustajir)
Wahbah
al-Zuhaili,
al-Fiqh
i.
pula
menyewakan
kembali
dengan
harga
yang
sama
pada
saat
ia
menyewa,
. al
i. banyak
Wahbah
al-Zuhaili,
lebih
lebih sedikit.
Islami
wa atau
Adillatuhu,
Cet.4
Juz 5; hal.
3842: al-Fiqh ali. i.Islami wa Adillatuhu, Cet.4
Wahbah
al-Fiqh
alWahbah
al-Zuhaili,
al-Fiqh
alJuz wa
5;al-Zuhaili,
hal. 3842:Cet.4
i. Wahbah
al-Zuhaili, al-Fiqh al-Islami
Adillatuhu,
Juz 5; hal.
Islami
wa
Islami
Adillatuhu,
Cet.4
Juz
5;
hal.
3842:
wa
Adillatuhu,
Cet.4
Juz
5;
hal.
3842:
i.3842:
Wahbah al-Zuhaili, al-Fiqh al
Islami
wa
Cet.4
5;
hal.
Adillatuhu,
Juz
3842:
..
Dr. tokoAliatauMuhyiddin
al-
j.
Jika
seseorang menyewa rumah,
tempat
.lainnya,
Ali
ia
boleh
memanfaatkannya
sesuai dengan
kehendaknya,
baik ditempatihal.
sendiri
atau
j.
Dr.
Ali Muhyiddin
Ali 352alQarahdaghi,
Buhuts
fi al-Iqtishad
al-Islami,
dengan
menempatkan
orangfilain
ke dalamnya
melalui
akad sewa
menyewa
j.Qarahdaghi,
Dr.
Ali Muhyiddin
Muhyiddin
Ali
j. 353:
Dr.
Ali
Ali
alBuhuts
al-Iqtishad
al-Islami,
hal.
352atau dengan cara meminjamkan; ia (penyewa) boleh juga menaruh
Qarahdaghi,
Buhutsfi fial-Iqtishad
al-Iqtishad
al-Islami, hal.
hal.
353:
Qarahdaghi,
Buhuts
al-Islami,
j.(memasukkan)
Dr.
Alitempat
Muhyiddin
Ali 352albenda
orang
lain
di dalam
tersebut.
353:
353:
Qarahdaghi,
.Muhyiddin
al-Qarahdaghi,
)fi
al-Iqtishad
Buhuts
al-Islami,
hal.
(Ali
Buhuts
Ali
fial-Iqtishad
al-Islami,
352j. Dr.
353:
hal.
352-353:
.
( )
.
(.
k. . Ibnu
Qudamah,
al-Mughni,
juz
V,
k. hal. 173:
Ibnu Qudamah, al-Mughni, juz
V, hal. 173:
Ibnu Qudamah,
Qudamah, al-Mughni,
al-Mughni, juz
juz
k. k.
Ibnu
V,
hal.
173:
V,k.
173:
hal.
(
Ibnu
Qudamah,
:
al-Mughni,
juz
)
V,
hal.
173:
Kumpulan
(
Fatwa
)
Terkait Pasar Modal Syariah
(
DSN-MUI
:
99
)
(
)
l.
Ianah
al-Thalibin,
( Al-Dimyathi,
:
353:
( )
.
( )
.
Ijarah
k.
Qudamah,
al-Mughni,
juz
Muntahiya Bittamlik), Ibnu
baik ijarah
atas barang
(ayan), bergerak
maupun
tidak
bergerak, ataupun ijarah atas jasa tenaga kerja.
V,
hal.
173:
k.
Ibnu Qudamah, al-Mughni, juz
k. V,
Ibnu
Qudamah,
hal.
173: al-Mughni, juz V, hal. 173:
( : )
( : )
Jika salah seorang dari dua orang berserikat membeli porsi mitra serikatnya,
l.
Al-Dimyathi,
Ianah al-Thalibin,
hukumnya
boleh, karena ia membeli
milik pihak lain.
juz
III,
hal.
9:
Al-Dimyathi,
l. l.
Al-Dimyathi, Ianah al-Thalibin,
juz III, hal. 9:Ianah al-Thalibin,
juz III, hal. 9:
... ( ) ...
:
... ( ) ...
:
( )
Wakil
tidak boleh menjual kepada
dirinya
sendiri dan
kepada
(
)
orang
yang
ada di bawah pengampuannya, walaupun hal itu telah diizinkan dan telah
pula ditentukan harganya. Hal ini berbeda dengan pendapat Ibnu Rifah;
m.
Wahbah al-Zuhaili, al-Fiqh almaksudnya, menurut Ibnu Rifah, wakil boleh menjual kepada dirinya
Islami
wa
Adillatuhu,
juz
V,
4094:
sendiri
dan
kepada
orang
yang
adahal.
di bawah
pengampuannya...
m.
Wahbah
al-Zuhaili,
al-FiqhSayyid
al-
Umar al-Bashri
menulis sebagai
berikut:
Pendapat Ibnu Rifah tersebut
Islami
wa Adillatuhu,
juz V,
hal. 4094:
adalah pendapat yang sangat berbobot dan mempunyai landasan hukum,
dilihat dari sudut makna (semangat hukum). Hanya saja, dilihat dari sisi
naql, pendapat jumhur-yang memandang kuat bahwa wakil (dalam hibah)
tidak boleh memberikan (hibah) kepada diri sendiri-menolak pendapat Ibnu
Rifah tersebut.
...
( )
100
Diriwayatkan
dari Imam Malik bahwa wakil tidak boleh membeli sesuatu
untuk dirinya. Dengan demikian, nampak jelas bahwa ulama mazhab
Hanafi
secara mutlak tidak membolehklan
wakilMualajah
melakukan penjualan
n.
Munzir Qahf,
al-Ajz
untuk (kepada) diri sendiri. Sementara itu, jumhur (mayoritas ulama) tidak
fi al-Mizaniyyah al-Ammah fi al-Nizham al-Islami, h. 14
membolehkan cara penjualan tersebut kecuali pihak yang mewakilkan
dan 16: penjualan kepada diri sendiri.
mengizinkan
) .
(
n.
Munzir Qahf, Mualajah al-Ajz
fi
al-Mizaniyyah
al-Ammah
n. Munzir Qahf, Mualajah al-Ajz fi
fi al-Nizham
al-Mizaniyyahal-Islami,
al-Ammahh.fi14
aldan
16:al-Islami, h. 14 dan 16:
Nizham
) .
(
( )
wakil
dari
pemiliknya.
(
sebagai
( :)
Pleno
Syariah
MUI
tanggal
(12
3. Pendapat Rapat
Dewan
Nasional
Muharram(
1425/4
Maret
:
) 2004;
4. Surat dari PT. Mandiri Sekuritas No.062/MS/DIR/II/04 perihal
Syariah Ijarah.
permohonan
Fatwa
Obligasi
( :) ... ...
(
.( :)
:)
MEMUTUSKAN
Menetapkan
Pertama
: Ketentuan Umum
: Ketentuan Khusus
102
7. Dalam hal Emiten bertindak sebagai penyewa untuk dirinya sendiri, maka
Emiten wajib membayar sewa dalam jumlah dan waktu yang disepakati
sebagai imbalan (iwadh malum) sebagaimana jika penyewaan dilakukan
kepada pihak lain.
8. Pengawasan aspek syariah dilakukan oleh Dewan Pengawas Syariah atau
Tim Ahli Syariah yang ditunjuk oleh Dewan Syariah Nasional MUI,
sejak proses emisi Obligasi Syariah Ijarah dimulai.
9. Kepemilikan Obligasi Syariah Ijarah dapat dialihkan kepada pihak lain,
selama disepakati dalam akad
Ketiga
: Penyelesaian Perselisihan
Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi
perselisihan di antara kedua belah pihak, maka penyelesaiaannya dilakukan
melalui Badan Arbitrasi Syariah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui
musyawarah.
Keempat
: Ketentuan Penutup
Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan, jika di
kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan disempurnakan
sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di
: Jakarta
Tanggal
: 12 Muharram 1425 H
04 Maret 2004 M
DEWAN SYARIAH NASIONAL
MAJELIS ULAMA INDONESIA
Ketua,
Sekretaris,
K.H.M.A. Sahal Mahfudh
103
FATWA
DEWAN SYARIAH NASIONAL
NO: 50/DSN-MUI/III/2006
Tentang
AKAD MUDHARABAH MUSYTARAKAH
: a. bahwa beberapa fatwa DSN yang memuat mudharabah, seperti Fatwa No.
1/DSN-MUI/IV/2000 tentang Giro, Fatwa No. 2/DSN-MUI/IV/2000
tentang Tabungan, Fatwa No.3/DSN-MUI/IV/2000 tentang Deposito,
Fatwa No. 7/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Mudharabah dan
Fatwa No. 21/DSN-MUI/X/2001 tentang Pedoman Umum Asuransi
Syariah khususnya mengenai akad Tijarah (Mudharabah) belum memuat
akad Mudharabah Musytarakah;
SWT, antara
lain: antara lain:
: 1. Firman
Allah SWT,
( :)
Hai orang yang beriman! Tunaikanlah akad-akad itu. Dihalalkan
bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu.
(Yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika
sedang
mengerjakan
haji.
Sesungguhnya
Allah
menetapkan
kamu
:hukum-hukum
) menurut
yang
dikehendaki-Nya.
(QS.
al-Maidah
(
[5]: 1)
104
( :)
Mengingat
( :) :
1.
Firman
Allah
SWT, antara lain:
Mengingat
:
1.
Firman Allah
(
Mengingat
antara
lain:
: 1.
Firman
Allah
(
SWT,
(
Mengingat
:
1.
Firman
Allah
:
(
Sesungguhnya
Allah
menyuruh
kamu
menyampaikan
amanat
kepada
(
:
)
(
yang
dan
apabila
hukum
di
(
(:berhak
)menerimanya
kamiu
menetapkan
:antara
)manusia,
hendaklah
dengan
adil
Sesungguhnya
Allah
memberi
( :
yang
sebaik-baiknya
kepadamu.
Sesungguhnya
Allah
(
pengajaran
(
( :
) Melihat
(QS.
an-Nisa
[4]:
adalah
Maha
Mendengar
lagi
Maha
(
58).
:
)
(
)
(
(
:
(
:
)
( :) ... (
...
(
( :) (
berjudi,
(berkorban
untuk)
berhala,
mengundi
nasib
dengan
panah,
adalah
termasuk
:
syaitan.
jauhilah
Maka
perbuatan
(keji
)perbuatan
(
...keberuntungan
.(
:
...
(
itu
:
)mendapat
perbuatan-perbuatan
kamu
:agar
)
(QS.
)
al-Maidah [5]: 90) ( :)
(
(
( :) ... ...
(
:
)...
...
Dan Allah menghalalkan
jual
beli
dan
mengharamkan
(
)
...
:riba....
( :) .(
...)
(
(
(
(
(
.(
:
)
(
(
.( :)
( :) .(
:
)
2. orang yang
Hadis-hadis
Nabi shallallahu
alaihi
wasallam,
Hai
beriman! Bertaqwalah
kepada Allah dan
tinggalkan
sisa
riba jika
antara
lain:kamu orang yang beriman (QS. al-Baqarah [2]: 278).
(
:
)
(
(
:
)
...
(
(.
( :) Hadis-hadis
Nabi
shallallahu
alaihi
wasallam,
)
(
2.
Hai orang-orang
yang beriman, janganlah kalian memakan
lain:
antara
(mengambil)
harta orang lain secara batil, kecuali jika berupa
perdagangan yang dilandasi atas sukarela di antara kalian. Dan
) Hadis-hadis
alaihi
...
((
2..janganlah
wasallam,
Nabi
sesungguhnya
shallallahu
Maha
kamu
membunuh dirimu;
Allah alaihi
adalah
2.
Hadis-hadis
Nabi
shallallahu
wasallam,
(
)
(Hadis-hadis
(QS.
antara
lain:
Penyayang
dirimu.
an-Nisa
[4]
:
29).
2.
Nabi
shallallahu
alaihi
wasallam,
antara lain:
antara lain:
2. Hadis-hadis Nabi shallallahu alaihi wasallam, antara lain:
.
...
(
. (
...)
(
)
(
...
(
)
( (
)
(
)
(
) 3. Kaidah
fiqh,
antara
lain: (
)((
105
Kumpulan
Fatwa
DSN-MUI
Terkait
Pasar
Modal
Syariah
)
((
)
atau
menghalalkan
...
(
antara
kecuali
antara
lain:
(
)
. yang
haram.
(HR.
Tirmidzi
dariAmr
bin
Auf)
...
(
. (
...)
(
.
)
...
((
(
)
(
)
(
)
(
melarang
jual
Rasulullah
yang
mengandung
gharar
(HR.
(SAW
beli
Muslim,
) Tirmizi,
Nasai,
Abu
Daud,
dan
Ibnu
Majah
dari
(
Abu
(
Hurairah).
(
((
(
)
(
(
)
(
Tidak
dan
) tidak
boleh
pula
(
boleh
membahayakan
diri
sendiri
) fiqh,
antara
lain: (
3.(Hadis
Kaidah
Majah
membahayakan
orang
lain.
Nabi
riwayat
Ibnu
(
(
dari
Ubadah
bin
Shamit,
riwayat
Ahmad
dari
Ibnu
Abbas,
(
3.
Kaidah fiqh, antara lain:
dan Malikdari
Yahya).
(
3.
(
3. Kaidah fiqh,
Kaidah
antara lain: 3.
Kaidahfiqh,
fiqh,antara
antara lain:
lain:
Kaidah
antara
3. 3.
Kaidah
fiqh,fiqh,
antara
lain:lain:
.
(((
(
dilakukan
kecuali
(
Pada dasarnya, semua bentuk muamalah.boleh
....
.
106
((
((
Memperhatikan
:
1.
Pendapat para
..
ulama,
antara
lain:
((
Memperhatikan
:
1.
para
.
Pendapat
Segala
(bahaya) harus dihilangkan.
ulama,mudharat
antara lain:
(
4. Ijma,
sebagaimana
dikemukakan
oleh
Wahbah
Zuhaili:
Ijma,
sebagaimana
dikemukakan
oleh
Wahbah
Zuhaili:
Memperhatikan
Pendapat
para
::: 1.1.
para
(
Memperhatikan
Pendapat
Memperhatikan
Pendapat
para
:. 1.
) .
ulama,
antara
lain:
ulama,
antara
antara
lain:
lain:
(
.
ulama,
:.
)
) .
(
(((
.(
.
Mengenai
bahwa
harta
:.
Ijma,
.
diriwayatkan
:.
sejumlah
sahabat
menyerahkan
)))...
(
:.
anak
yatim
sebagai
mudharabah,
dan
tidak
ada
seorang
pun
megingkarinya.
(
) (
(
.
Memperhatikan
karena
itu,.hal
tersebut
.:
Pendapat
para
ulama,
(
1.
Oleh
adalah
ijma.
(Wahbah
al-Zuhaili,
(
.
al-Fiqh al
)
Islami
wa
Adillatuhu,
[Damsyiq:
Dar
al-Fikr,
2004],
juz
V,
h.
3925).
antara lain:
( .
)..
) )
(
.
:.
)
(.
.
( .
.
1.
Pendapat
(
para
:. ) .
( .:
Memperhatikan
1. Pendapat
Memperhatikan
:
Memperhatikan : 1. Pendapat
para ulama,
ulama, antara
lain: antara lain:
Nabi
shallallahu
alaihi wa sallam pergi berniaga sebagai mudharib
ulama,
antara lain:
ke Syam dengan harta Sayyidah Khadijah binti Khuwailid sebelum
menjadi nabi; setelah menjadi nabi, beliau menceritakan perniagaan
.
sebagai
(taqrir).
(Ibn
tersebut
penegasan
Hisyam,
al-Sirah
alNabawiyah,
) [al-Qahirah:
Dar
al-Hadis,
2004],
juz
I,h.
141;
:. Abu
(
Tathwir
) .al
Zaid,
.
Muhammad
Abd
al-Munim
Nahwa
(
.
)
( .
para
((
: :
..
..
:
]
) ...
:
]
) ...
(:.
:.:.:.[
[
((
) )
(.
.
((
107
mereka
(50:50),
maka
: hukumnya
bahwa
Pemilik
modal
1000
.1/3
pertiga)
sah.
memperoleh
(satu
keuntungan,
yaitu
2/3
(dua
pertiga)
dibagi
dua
antara
mereka:
pemilik
sisanya
modal
2000
.memperoleh
(tiga
perempat)-nya
dan
amil
(mudharib)
memperoleh
memperoleh
(seperempat)-nya;
hal
inikarena
amil
(setengah)
keuntungan.
Oleh
karena
itu,
keuntungan
(sisa?)
tersebut
kita
jadikan
6(enam)
bagian;
3 (tiga)
bagian
untuk
amil,
(yaitu)
porsi
(keuntungan)
modal
adalah
( :. (Ibn
:.Qudamah,
[
)
( .
Nasional
pada
(
23 Shafar 1427 H/23 Maret 2006.
MEMUTUSKAN
Menetapkan
Pertama
.
: FATWA TENTANG AKAD MUDHARABAH MUSYTARAKAH
: Ketentuan Umum
( - : )
( : )
Kedua
: Ketentuan Hukum
Mudharabah Musytarakah boleh dilakukan oleh LKS, karena merupakan
bagian dari hukum Mudharabah.
Ketiga
: Ketentuan Akad
1. Akad yang digunakan adalah akad Mudharabah Musytarakah, yaitu
perpaduan dari akad Mudharabah dan akad Musyarakah.
2. LKS sebagai mudharib menyertakan modal atau dananya dalam investasi
bersama nasabah.
3. LKS sebagai pihak yang menyertakan dananya (musytarik) memperoleh
bagian keuntungan berdasarkan porsi modal yang disertakan.
4. Bagian keuntungan sesudah diambil oleh LKS sebagai musytarik dibagi
antara LKS sebagai mudharib dengan nasabah dana sesuai dengan
nisbah yang disepakati.
5. Apabila terjadi kerugian maka LKS sebagai musytarik menanggung
kerugian sesuai dengan porsi modal yang disertakan.
Keempat
: Ketentuan Penutup
1. Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi
perselisihan di antara para pihak, maka penyelesaiannya dilakukan
melalui Badan Arbitrase Syariah setelah tidak tercapai kesepakatan
melalui musyawarah.
2. Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan jika
di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan
disempurnakan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di
: Jakarta
Pada Tanggal
: 23 Shafar 1427 H
23 Maret 2006 M
DEWAN SYARIAH NASIONAL
MAJELIS ULAMA INDONESIA
Ketua,
Sekretaris,
K.H.M.A. Sahal Mahfudh
109
FATWA
DEWAN SYARIAH NASIONAL
NO: 59/DSN-MUI/V/2007
Tentang
OBLIGASI SYARIAH MUDHARABAH KONVERSI
a.
a. a.
QS. al-Maidah
1:
QS. [5]:
al-Maidah
[5]: 1:
b. b.
QS. l-Baqarah
282:
QS. [2]:
l-Baqarah
[2]: 282:
b.
QS. l-Baqarah [2]: 282:
...
...
tidak
secara
110
b.
Hadis Nabi riwayat Imam al-Thabrani dan alb.
Hadis
Baihaqi dari
IbnNabi
Abbasriwayat
ra.: Imam al-Thabrani dan alKumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
Baihaqi dari Ibn Abbas ra.:
a.
QS. al-Maidah [5]: 1:
a.
QS. al-Maidah [5]: 1:
berutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia
b.
QS. l-Baqarah [2]: 282:
bertakwa kepada
Allah Tuhannya,
janganlah ia mengurangi sedikitpun
b.
QS. l-Baqarah
[2]: dan
282:
daripada hutangnya.
2. Hadis
lain:
s.a.w.;
antara
Nabi
b.
QS.
l-Baqarah
[2]:
282:
Majah
...
a. b.
Hadis NabiQS.
riwayat
Imam Muslim
dari Abu Hurairah, Ibnu
l-Baqarah
[2]: 282:
...Ibnu
Umar
dan
Abu
Burdah
Niyar;
s.a.w.
bersabda:
bin
Nabi
...
.
.
...
Imam
al-Thabrani
b. b.
Hadis NabiHadis
riwayatNabi
Imam riwayat
al-Thabrani
dan al-Baihaqi
.dari
Ibn
dan
Abbas
al
b.
Hadis
dan
alra.:
Baihaqi
dari
IbnNabi
Abbasriwayat
ra.: Imam al-Thabrani
.
riwayat
al-Thabrani
dan
b.
Hadis
Nabi
riwayat
al
Imam
al-Thabrani
dan
Baihaqi
Ibn
Abbas
ra.:
dari
.
.
Baihaqi dari
Abbas
. Ibn
ra.:
.
Abbas
Abdul
harta
bin
Mutthalib
jika
menyerahkan
sebagai
Mudharabah
ia
mensyaratkan
kepada
mudharib-nya
agar
tidak
mengarungi
lautan
dan
tidak
lembah,
serta
tidak
membeli
hewan
ternak.
Jika
persyaratan
Nabi
riwayat
Imam
Ibnu
Majah
dari
c.
menuruni
Hadis
.
riwayat
Imam
Majah
.dari
c.
Hadis
Nabi
Ibnu
itu dilanggar,
(mudharib)
Shuhaib,
bersabda:
.Nabi
ia
s.a.w.
harus
menanggung
risikonya.
Kemudian
.
Abbas melaporkan
persyaratan
tersebut kepada Rasulullah, maka beliau
Shuhaib,
Nabi s.a.w.
bersabda:
membolehkannya.
:
c.
Hadis
riwayat
dari
Nabi
riwayat
Nabi
Imam
Majah
Imam
Ibnu
Shuhaib,
: Majah
Nabi
.
c. Hadis
Ibnu
dari
s.a.w.
c.
Hadis
Nabi
riwayat
Imam
Ibnu
Majah
Shuhaib,
.dari
bersabda: Nabi s.a.w. bersabda:
Shuhaib, Nabi s.a.w. bersabda:
:
d.
Hadis
Nabi
riwayat
Imam
al-Tirmidzi
: dan
.
Ibn
d.
HadisAmr
Nabi bin
riwayat
al-Tirmidzi
Ibn
Majah dari
AufImam
al-Muzani,
Nabidan
s.a.w.
.
Nabi
bersabda:
tiga halbin
yang Auf
mengandung
berkah: jualNabi
beli tidak
secara
Majah
dari Ada
Amr
al-Muzani,
s.a.w.
bersabda:
tunai, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum halus dengan
bersabda:
gandum
kasar
(jewawut)
keperluan
tangga, bukan
d.
Hadis
Nabi untuk
riwayat
Imamrumah
al-Tirmidzi
dan untuk
Ibn
Hadis
Nabi
riwayat
Imam
al-Tirmidzi
dan
Ibn
dijual.
d.
Majah
dari
Amr
.bin
Auf
al-Muzani,
Nabi
s.a.w.
dari
Amr
d. Majah
Hadis Nabi
riwayat
Imam
dan
Amr
bersabda:
.bin
al-Tirmidzi
Auf
al-Muzani,
Ibn
Majah
Nabi
dari
s.a.w.
bin
Auf
al-Muzani, Nabi s.a.w. bersabda:
bersabda:
. .
yang mengharamkan
yang halal atau menghalalkan .yang
haram;
4.
Kaidah Fiqih
dan
4.
Kaidah
Fiqih
kaum muslimin
terikat
dengan syarat-syarat mereka kecuali
yang
.syarat
mengharamkan yang
halal
atau
yang
menghalalkan
yang
haram.
4.
Kaidah Fiqih
4.
Kaidah Fatwa
FiqihDSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah 111
Kumpulan
d.
Hadis Nabi riwayat Imam al-Tirmidzi dan Ibn
dari
Amr
bin
Auf
al-Muzani,
: Nabi
s.a.w.
Majah
::
.
..
bersabda:
e. Hadis
Nabi
riwayat
Imam
Ibnu
Majah
dari
Ubadah
bin
al-Shamit,
d.
Hadis
Nabi
riwayat
Imam
al-Tirmidzi
dan
Ibn
Ahmad
dari
Ibn
Abbas,
Malik
dari
Amr
bin
Yahya
al-Mazini,
.
al
d.
Hadis Nabi
Nabi riwayat
riwayat Imam
Imam al-Tirmidzi
al-Tirmidzi dan
dan
Ibn
d.
Hadis
Ibn
Daraquthni,
danAmr
yang lain,
Abu al-Muzani,
Said al-Khudri,
Nabis.a.w.
s.a.w.
Majah dari
bin dari
Auf
Nabi
Majah
Majah dari
dari Amr
Amr bin
bin Auf
Auf al-Muzani,
al-Muzani, Nabi
Nabi s.a.w.
s.a.w.
bersabda:
bersabda:
bersabda:
bersabda:
.
.
..
menggunakan
prinsip
Mudharabah
boleh
sendiri
lain.
Seseorang
tidak
membahayakan
diri
maupun
orang
Subulus
Bada-i
Al-Shanai,
Al-Shanani
Pada dasarnya semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang
mengharamkannya.
Sesuatu yang berlaku berdasarkan adat kebiasaan sama dengan sesuatu yang
berlaku berdasarkan syara (selama tidak bertentangan dengan syariat).
112
di Jeddah:
5. tahun
Surat 1992
dari PT
Bank Ekspor Indonesia No. BS.0060/DIR/03/2007
tanggal 1 Maret 2007 tentang Permohonan Fatwa Obligasi Syariah
Konversi..
6. Pendapat peserta Rapat Pleno Dewan Syariah Nasional MUI pada hari
Rabu, 13 Jumadil Awal 1428 H. / 29 Mei 2007.
7)
Menetapkan
: FATWA TENTANG OBLIGASI
. SYARIAH
MUDHARABAH
KONVERSI (CONVERTIBLE MUDARABA BONDS)
Pertama
: Ketentuan Umum
8)
Pendapat Wahbah al-Zuhaili dalam alMuamalat al-Maliyah al-Muashirah (Bairut: Dar al a. Fikr,
Obligasi
Syariah
adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan
2006,
h. 511):
Dalam fatwa ini, yang dimaksud dengan
obligasi)
yang
mewajibkan
emiten
untuk
membayar
pendapatan
kepada
... serta
membayar
kembali
dana
investor berupa bagi hasil/marjin/fee
investasi pada saat jatuh tempo.
b.
Obligasi
Syariah
Mudharabah
Konversi
(Convertible
Mudaraba
Bonds)
adalah obligasi syariah yang diterbitkan
berdasarkan
. oleh
Emiten
prinsip
Mudharabah dalam rangka menambah kebutuhan modal kerja, dengan
opsi investor dapat mengkonversi obligasi menjadi saham Emiten pada
saat jatuh tempo (maturity).
9)
c. Fiqhiy-yah
Saham SyariahMuashirah
adalah sertifikat (Darul
yang menunjukkan
bukti kepemilikan
Qalam, Damaskus,
suatu perusahaan
halaman
248): yang diterbitkan oleh Emiten yang kegiatan usaha
maupun cara pengelolaannya tidak bertentangan dengan prinsip
syariah.
Kedua
: Ketentuan Akad
Akad
yang
digunakan
Obligasi
Syariah
Mudharabah
Konversi
1.
dalam
.
substansi
Fatwa
DSNadalah akad mudharabah dengan memperhatikan
MUI Nomor 7/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Mudharabah,
Fatwa DSN-MUI Nomor 32/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi
Syariah, Fatwa
DSN-MUI
10)
Pendapat
JumhurNomor
Ulama33/DSN-MUI/IX/2002
sebagaimana dikutiptentang
Obligasi
Syariah Mudharabah.
oleh
Wahbah
Zuhaily dalam al-Fiqhul Islamy wa
cetakan
IV,Syariah
tahunMudharabah
2004, juz IV,
hal 2878:
2. Adillatuh,
Emiten dalam
Obligasi
Konversi
bertindak sebagai
Mudharib, sedangkan Pemegang Obligasi Syariah Mudharabah Konversi
bertindak
sebagai
Shahibul
Mal.
Dalam
:hal
pemegang
obligasi
syariah
.
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
113
: Ketentuan Khusus
: Ketentuan Penutup
1. Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi
perselisihan di antara para pihak, maka penyelesaiannya dilakukan
melalui Badan Arbitrasi Syariah atau Pengadilan Agama setelah tidak
tercapai kesepakatan melalui musyawarah.
2. Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan, jika
di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan
disempurnakan sebagaimana mestinya.
114
Ditetapkan di :
Pada Tanggal :
Jakarta
13 Jumadil Awal 1428 H
30
Mei
2007 M
Ketua,
Sekretaris,
DR. K.H. M.A. Sahal Mahfudh
115
.
:
. FATWA
DEWAN
SYARIAH
NASIONAL
NOMOR:
65/DSN-MUI/III/2008
Tentang
:
]
) ...
HAK MEMESAN
DAHULU
:EFEK
] TERLEBIH
)
...
(HMETD)
:.[
SYARIAH
( :.
(
:.
:.
(
(
(
(
Firman
Allah
SWT.,
Mengingat
Menimbang
: a. bahwa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD)
merupakan
produk
antara lain:
(
.mengembangkan
c. bahwa oleh karena itu, Dewan Syariah Nasional MUI memandang perlu
(
menetapkan fatwa tentang HMETD Syariah.
Mengingat
Mengingat
: 1.
.Firman
Allah
: 1. Firman
Allah
SWT.,
(
-antara
:
) 1.
Firman
Mengingat
: lain:
Allah
SWT., antara lain:
SWT., antara lain:
( : )
(
:
)
(
dan Allah menghalalkan
jual
beli
dan
mengharamkan
( : ) riba...
(QS.
.
.
(
...
(
-
:
) (
:
)
( - : )
( : )
(
(
:
)
( : )
116
(
(
(
(
(
(
Kumpulan
DSN-MUI
Terkait
Pasar Modal
Syariah
2. Fatwa Hadis
Nabi
s.a.w.,
antara
lain:
...
...
)
(:(
)
(
(
SWT.,
antara
lain:
Mengingat
:
1.
Firman Allah
SWT., antara lain:
Mengingat
:
1.
Firman Allah
SWT.,
antara
lain: Bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan
Hai orang
yang beriman!
SWT.,
antara
lain:
Maka
.jika
kamu
tidak
mengerjakan
(
:
(meninggalkan
)
sisa
riba,
ketahuilah
Dan
jika
bahwa
Allah
dan
(Rasul-Nya
:
akan
) memerangimu.
kamu
.tidak
tidak
.kamu
(boleh)
menganiaya
dan
(pula)
dianiaya
(QS.
al-
[2]:
278-279).
.Baqarah
. (
--
::
))
( - :
)
( : )
((
(
(
(
((
(
((
...
...
(
... (:
))
...
telah
ditunaikan
(:
sholat,
)
maka
bertebaranlah
Apabila
kamu
(
:
di
)
(
((
(
((
10).
))
(( ::
(Nabi
:
) antara
Hadis
s.a.w.,
( :
) lain:
((
(
(
Nabi
antara
lain:
)
2.
Hadis
s.a.w.,
2.
Hadis
Nabi s.a.w.,
antara lain:
(
2.
Hadis Nabi s.a.w., antara lain:
2.
HadisNabi
s.a.w.,
antara
lain:
))
(
( )
(
)
(
)
)
Janganlah kamu menjual sesuatu
yang
tidak
ada
padamu.
(HR.
bin
.(
dari
Alkhamsah
Hakim
Hizam)
))
.(.(
)
)
.(
.(
((
(
((
(
((
Hai orang yang beriman! Penuhilah akad-akad itu (QS. AlMaidah [5]: 1).
((
(
Hai
beriman!
Janganlah
kamusaling
memakan
harta
orang
yang
sesamamu
dengan
jalan
yang
batil,
kecuali
dengan
jalan
perniagaan
yang
berlaku
dengan
sama
suka
di
))
(QS.
al((
::
suka
antara
kamu,
...
Nisa
[4]:
29).
(
:
)
( : ) (
: )
2.
)dari
Yahya).
))
) (
()
))
((
((
(
((
((
(
(
(
117
((
(
)
)
((
(
)
((
) )
.(
(
(
(menetapkan)
dua
syarat
suatu
jual
halal
keuntungan
dalam
beli,
tidak
sesuatu
yang
tidak
ditanggung
resikonya,
dan
tidak
halal
)(melakukan)
)sesuatu
yang
.(
ada
padamu.
Al-khamsah
penjualan
tidak
(HR.
.(
.(
(
(
(
(
)
)
(
) (
Rasulullah s.a.w. melarang jual(
beli (yang
gharar.
mengandung)
(
((
(
) )
( )
(
( )
(
(
)
) (
) (
(
(
(
Nabi s.a.w. melarang dua jual beli dalam satu jual beli. (HR. Abu
Dawud, al-Tirmidzi, dan al-Nasai).
(
(
(
(
) (
(
(
yang
haram;
:dan
kaum
muslimin
: terikat
dengan
syarat-syarat
mereka
kecuali
syarat
mengharamkan
:
yang
:yang
halal
atau
menghalalkan
yang
(
(HR.
Al-Tirmizi
dari
bin
Auf).
)
haram
Amr
( )
:
:
( )
( )
118
(
(
3.
3.
Kaidah Fiqh:
Kaidah Fiqh:
(
(
(
(
) :
:
(
( )
(
(
((
Rasulullah
bersabda,
berfirman:Aku
adalah
((
:s.a.w.
:Allah
Taala
Pihak
Ketiga
dari
dua
pihak
yang
berserikat
selama
salah
satu
pihak
) :
:lainnya.
Maka,
apabila
salah
satu
mengkhianati
:
tidak
yang
(
(
pihak
mengkhianati
yang
lain,
Aku
pun
meninggalkan
keduanya.
(HR
(
( )
al-Hakim,
al-Daraquthni,
dan
al-Baihaqi).
)
Abu( Dawud,
(
:
:3.
Kaidah
Fiqh:
(
(
((
Dari Mamar
bin
Abdullah,
dari
Rasulullah
s.a.w.
bersabda:
(
(
)
(
(
3.
Kaidah Fiqh:
3. Kaidah
Fiqh:
:
3.
Kaidah
Fiqh:
(
(3.
Kaidah
Fiqh:
) (
( )
(
(
(
(
3. :
Kaidah
Mengingat
1. ( Fiqh:
Firman
) Allah
(
SWT.,antara
lain:
(
Yang mengikuti itu sama hukumnya dengan yang diikuti.
3. ) Kaidah
( :
Fiqh:
(
:
1.
Firman Allah
Memperhatikan : 1. Mengingat
Pendapat ulama, antara lain:
lain:
: 1.
Firman
SWT., antara
Allah ((
Mengingat
1) Pendapat Ibnu Qudamah
juz Firman
5/173 [Beirut:
Mengingat
: dalam Al-Mughni
1.
Allah Dar
SWT.,
antara
lain:
al-Fikr,
tanpa
tahun] :
SWT.,
antara
lain:
( : )
(
.
((
)
:
((
(
:
)
Jika salah(seorang
dari dua
orang) berserikat
-
:
membeli
porsi
mitra
serikatnya,
hukumnya boleh karena ia membeli milik pihak lain.
(
.2)
Dr.
Pendapat
Wahbah
al-Zuhaili
dalam
Al-Fiqh
Al-Islami
wa
Adillatuhu
juz
3/1841:
. (
. (
-
():
)
:
)
( - : ) .
menyatakan:
halaman
dengan
saham
...
Bermuamalah
369-375)
(melakukan
kegiatan
transaksi
atas)
((
hukumnya boleh, karena pemilik
saham
adalah
mitra
dalam
perseroan
(
sesuai
dengan
saham
yang
dimilikinya.
(
:
)
(
369-375)
(
halaman
menyatakan:
(
:
()
)
(
:
: )
()
...
( :
)
(
(
: (
:
)
. Fatwa
... Kumpulan
Pasar
DSN-MUI
Modal
Terkait
Syariah
)119
...
(:
(
:
)
.
( )
:
:
(
(
) (
:
(
3) Pendapat para ulama yang menyatakan boleh jual beli saham pada
( )
perusahaan-perusahaan yang memiliki bisnis yang mubah, antara
lain
:
dikemukakan
oleh
Dr.
Muhammad
Abdul
Ghaffar
al-Syarif
(
Musykilatuna
al-Hadhirah, [tanpa tempat: Silsilah al-Tsaqafah al
(
Islamiyah,
1958],
halaman
3. 58);
Kaidah
Dr.
Muhammad
Fiqh:
Rawas
Qalahji,
(Qalahji, al-Muamalat al-Maliyah al-Muashirah fi .Dhawi
al-Fiqhi
wa
al-Syariah,
[Beirut:
Dar
al-Nafais,
1999],
halaman
56).
()
:
. .
kedua),
adalah
saham-saham
yang
terdapat
dalam
perseroan
(Jenis
.
yang dibolehkan, seperti perusahaan dagang atau perusahaan
(
)
halaman
369-375)
menyatakan:
manufaktur yang dibolehkan. Ber-musahamah (saling bersaham)
dan ber-syarikah (berkongsi) dalam perusahaan tersebut serta
6) Keputusan
sahamnya,
Muktamar
jika
perusahaan
ke-7
Majma
itu
dikenal
Fiqh
serta
Islami
tidak
()
menjual-belikan
halaman
369-375)
menyatakan:
tahun
1992
di
Jeddah:
mengandung
ketidakpastian
dan
ketidak-jelasan
: yang
signifikan,
hukumnya
boleh.
Hal
itukarena
saham
adalah
bagian
dari
modal
dapat
keuntungan
kepada
pemiliknya
(
)
yang
.memberikan
sebagai
Sharia
Standards
no.
12:
7) para
AAOIFI
5) Pendapat
ulama
yang
.
membolehkan
pengalihan
kepemilikan
porsi () suatu surat berharga selama disepakati dan diizinkan
oleh
pemilik
porsi
lain
dari
suatu
surat berharga (bi-idzni syarikihi).
.
Keputusan
Muktamar
ke-7dan
Majma
Islami
Lihat:6)
Al-Majmu
Syarh al-Muhazdzab
IX/265
Al-FiqhFiqh
Al-Islami
(
)
wa Adillatuhu
IV/881.
tahun 1992
di Jeddah:
6) Keputusan
Muktamar ke-7
Majma ke-7
Fiqh Majma
Islami tahun
6)
Keputusan
Muktamar
Fiqh 1992
Islamidi
al-Zuhaili
dalam
al
. Wahbah
8)
Pendapat
Jeddah:
tahun 1992 di Jeddah:
120
7)
Sharia Standards AAOIFI
no.
12:
.
.
8)
Pendapat Wahbah al-Zuhaili dalam alMuamalat al-Maliyah al-Muashirah (Bairut: Dar alKumpulan Fatwa DSN-MUI Fikr,
Terkait2006,
Pasar Modal
Syariah
h. 511):
8)
Pendapat Wahbah al-Zuhaili dalam alMuamalat
al-Maliyah
al-Muashirah
(Bairut:
Dar
al
Fikr, 2006, h. 511):
tahun 1992
Jeddah:
.di
.
7) Sharia
Standards
no. 12:
7)
ShariaAAOIFI
Standards
AAOIFI no. 12:
7)
Sharia
Standards
AAOIFI
no.
12:
.
Boleh menjual saham dengan .memperhatikan
peraturan
yang
ditetapkan
8)
Pendapat
Fikr, 2006,
h. 511): Wahbah
al-Zuhaili
dalam
al-
8) Pendapat
Wahbah
al-Zuhailial-Muashirah
dalam al-Muamalat
al-Maliyah
alMuamalat
al-Maliyah
(Bairut:
Dar alMuashirah
(Bairut:
Dar
al-Fikr,
2006,
h.
511):
Fikr,
2006,
h.
511):
...
...
halaman
boleh
248):
mengalihkan
dua
hak
(opsi)
ini
kepada
pihak
ketiga
dengan
Tidak
. untuk
membeli
tidak
dapat
kepada
Pendapat
orang
lain.
Taqi
Usmani
dalam
Buhuts
fi Qadhaya
Fiqhiy-yah
Muashirah
(Darul
Qalam,
Fiqhiy-yah
Damaskus,
Muashirah
9) Pendapat
Taqi Usmani
dalam Buhuts
fi.Qadhaya
halaman
248):
(Darul
Qalam,
Damaskus, halaman 248):
hal 2878:
.
:
.
.
(kebiasaan
masyarakat)
mempunyai
:untuk
sebagian
Urf
peran
memasukkan
ke
dalam
(kategori)
harta,
karena
sesuatu
dinyatakan
harta
hak
bila
masyarakat menganggapnya sebagai harta, sebagaimana.pendapat
Ibnu
Mengingat
:
1.
Firman Allah SWT.,
Abidin.
antara lain:
( : )
Terkait
Pasar
Modal Syariah
Kumpulan FatwaDSN-MUI
Mengingat
1.
(
121
Mengingat
1.
.dan
( - : )
( :
)
pada
14-15
( : )
MEMUTUSKAN
Menetapkan
Pertama
: Ketentuan Umum
2. adalah
Hadis
s.a.w., antara
lain: Umum.
1. Emiten
PihakNabi
yang melakukan
Penawaran
)
(
(
122
( )
: Ketentuan Hukum
1. Emiten boleh menerbitkan HMETD Syariah sebagaimana dimaksud
dalam angka 4 Ketentuan Umum fatwa ini.
2. Pemegang HMETD Syariah boleh mengalihkan HMETD Syariah yang
dimilikinya kepada pihak lain dengan memperoleh imbalan.
3. Pemegang HMETD Syariah hanya boleh melaksanakan (exercise)
haknya, dengan ketentuan Efek hasil pelaksanaan tersebut merupakan
Efek Syariah.
4. Harga pelaksanaan yang ditawarkan dalam HMETD Syariah didasarkan
atas prinsip wad (janji) yang dinyatakan bersifat mengikat bagi
emiten.
5. Harga pelaksanaan dari HMETD Syariah harus mencerminkan
kondisi yang sesungguhnya dari aset yang menjadi dasar penerbitan
Efek tersebut dan/atau sesuai dengan mekanisme pasar yang teratur,
wajar dan efisien serta tidak direkayasa. (Ref. Bab V Pasal 6, Fatwa No.
40/DSN-MUI/X/2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum
Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal).
6. Transaksi atas HMETD Syariah harus dilakukan menurut prinsip
kehati-hatian serta tidak diperbolehkan untuk melakukan spekulasi
dan manipulasi.
123
Ketiga
: Ketentuan Penutup
1. Prinsip-prinsip Syariah mengenai HMETD Syariah di Pasar Modal
dan seluruh mekanisme kegiatan terkait di dalamnya yang belum
diatur dalam fatwa ini akan ditetapkan lebih lanjut dalam fatwa atau
keputusan DSN-MUI.
2. Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika di
kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diperbaiki dan
disempurnakan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 28 Shafar 1428 H
06 Maret 2008 M
DEWAN SYARIAH NASIONAL
MAJELIS ULAMA INDONESIA
Ketua,
Sekretaris,
K.H.M.A. Sahal Mahfudh
124
)
((
((
::
::
((
))
((
FATWA
DEWAN
SYARIAH
NASIONAL
::
NOMOR:
66/DSN-MUI/III/2008
((
((
Tentang
WARAN SYARIAH
3.
3.
Kaidah
Kaidah Fiqh:
Fiqh:
((
SWT.,
antara
lain:
antaraSWT.,
lain:antara lain:
: 1. SWT.,
Firman Allah
((
::
))
..
((
--
::
))
tidak
mengerjakan
bahwa Allah dan Rasul-Nya akan
jikakamu
((
memerangimu.
::
) Dan
bertaubat (dari pengambilan riba) maka bagimu pokok hartamu;
kamu tidak (boleh) menganiaya dan tidak (pula) dianiaya (QS. alBaqarah [2]: 278-279).
...
...
( : )
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
))
(( ::
(
125
SWT.,
(
antara
lain:
:
(
:
) )
(
-
:
. (
:
)
.
)
:
.
-
. (
-
(
):
)
.Hai
:
orang
yang
(
beriman!
-
Janganlah
) kamu
saling
memakan
harta
(
dengan
jalan
kecuali
dengan
jalan
sesamamu
yang
batil,
perniagaan
yang
berlaku
dengan
suka
samasuka
di
kamu,
(QS.
antara
)
al
...
(
-
:
(
):
[4]: 29).
(
Nisa
(
:
)
)
(
:
)
)
...
(
:
)(
)
... (:
:
)
kamu
telah
ditunaikan
sholat,
maka
di)
...Apabila
bertebaranlah
(:
bumi
dan
carilah
(:
[62]:
)
...muka
(QS.
al-Jumuah
karunia
Allah
10).
)
)
... (:
( Nabi
: s.a.w.,
) antara
lain:
(
:
)
2.
Hadis
( : )
(:
))
2.
Hadis
Nabi
s.a.w.,
antara
lain:
(
)
(
membahayakan
(HR.
Majah
Ubadah
bin
(
orang
lain
Ibn
) dari
)
)
.(
( )
( )
(
)ada
padamu.
(HR.
Janganlah
kamu
menjual
yang
sesuatu
tidak
)
Alkhamsah
bin
) dari
Hakim
.(
Hizam)
.(
.(
)
.(
)
.(
) (
Tidak halal (memberikan) pinjaman dan jual beli, tidak halal
(
) dua
syarat
dalam
suatu
jual
beli,
halal
keuntungan
(menetapkan)
tidak
) tidak
ditanggung
resikonya,
(
(melakukan)
sesuatu
yang
dan
tidak
halal
(
)sesuatu
yang
tidak
ada
padamu.
penjualan
(HR. Al-khamsah
(
hadis
126
(
(
((
(
((
(
(
(
((
(
(
(
((
(
(
(
(
(
((
(
(
(
(
(
((
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
.(
)
(
( )
(
palsu
Rasulullah
s.a.w.)
melarang
penawaran
(
(untuk)
melakukan
(Muttafaq
alaih).
( )
)
) (
) (
) )
Abu
Nabi s.a.w. melarang dua jual beli dalam satu jual beli. (HR.
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
()
(HR.
(
Janganlah menjual sesuatu hingga kamu menguasainya.
(
(
(
Baihaqi
dari
Hakim
bin
Hizam).
(
(
(
(
muslimin
Perdamaian
:dapat
dilakukan
: di
antara
kaum
kecuali
halal
atau
:
yang
mengharamkan
:
yang
perdamaian
menghalalkan
:
:
yang
dan
kaum
muslimin
terikat
dengan
syarat-syarat
mereka
haram;
kecuali
syarat yang
mengharamkan
yanghalal
(
atau
) menghalalkan
yang
(HR.
Al-Tirmizi
dari
(haram
((
(
(
(
::
((
)
)
: (
)
(
( )
((
(
(
(
) (
((
) (
dari
dua pihak
yang berserikat selama salah satu pihak
3.Pihak
Fiqh:
3. KetigaKaidah
Kaidah
Fiqh:
tidak
mengkhianati
yangFiqh:
lainnya. Maka, apabila salah satu pihak
3.
Kaidah
:
mengkhianati
yang
lain,
Aku pun
meninggalkan
(HR
3.
Kaidah
Fiqh:
)keduanya.
al-Daraquthni,
al-Hakim,
(
dan
al-Baihaqi).
Abu
Dawud,
3.
Kaidah Fiqh:
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
(
((
(
(
(
(
(
127
::
(((
(
)
(
((
))
:
:
(
:
:
(
((
Dari
::
Mamar
bin
Abdullah,
dari
(
) s.a.w.
bersabda:
Rasulullah
)
Tidaklah melakukan ihtikar
(penimbunan/monopoli)
kecuali
( orang
3.
Kaidah Fiqh:
3. Kaidah
Fiqh:
3.
Kaidah
Fiqh:
3. :
Kaidah
Fiqh:
((
( )
((
Memperhatikan: 1.
(((
3.
Kaidah Fiqh:
[Beirut:
(
1) Pendapat Ibnu Qudamah dalam Al-Mughni juz 5/173
Dar
al-Fikr, tanpa tahun] :
Jika salah seorang dari dua orang berserikat membeli porsi mitra serikatnya,
hukumnya boleh karena ia membeli milik pihak lain.
2) Pendapat
Pendapat
Dr.Dr.Wahbah
dalam
Al-Fiqh
2)
Pendapat
Wahbahal-Zuhaili
al-Zuhaili
dalam
Al-Fiqh
2)
Dr. Wahbah
al-Zuhaili
dalam
Al-Fiqh
Al-Islami
wa
Adillatuhu
3/1841:
Al-Islami
wajuz
Adillatuhu
juzjuz3/1841:
Al-Islami
wa
Adillatuhu
3/1841:
..
Bermuamalah
dengan (melakukan kegiatan transaksi atas) saham
hukumnya
boleh, karena pemilik saham adalah mitra dalam perseroan
sesuai
dengan
saham yang
dimilikinya.
halaman
369-375)
menyatakan:
halaman
369-375)
menyatakan:
3) Pendapat para ulama yang menyatakan boleh jual beli saham pada
))
perusahaan-perusahaan
yang
yang
mubah,
((
memiliki bisnis
antara
lain
dikemukakan
oleh
Dr.
Muhammad
: Abdul
Ghaffar
al-Syarif
(al-Syarif,
Buhuts
Fiqhiyyah
Muashirah,
[Beirut:
Dar
Ibn
Hazm,
1999],
Muhammad
(Musa,
wa
halaman
78-79);
Dr.
Yusuf
Musa
al-Islam
. [tanpa
tempat:
Silsilah
al-Tsaqafah
al
Musykilatuna al-Hadhirah,
.
Islamiyah, 1958], halaman 58); Dr. Muhammad Rawas Qalahji,
(Qalahji, al-Muamalat al-Maliyah al-Muashirah fi Dhawi al-Fiqhi wa
al-Syariah, [Beirut: Dar al-Nafais, 1999], halaman 56).
128
.
4)
Syaikh Dr. Umar bin Abdul Aziz al-Matrak (Al-Matrak, al-Riba wa
al-Muamalat al-Mashrafiyyah, [Riyadh: Dar al-Ashimah, 1417 H],
halaman
369-375)
menyatakan:
halaman 369-375)
menyatakan:
()
:
.
)6)Al-Majmu
Lihat:
Syarh al-Muhazdzab
IX/265
Al-FiqhFiqh
Al-Islami
(
)
Keputusan
Muktamar
ke-7dan
Majma
Islami
wa Adillatuhu IV/881.
Keputusan
Fiqh
Islamidi
6)
Keputusan
Muktamar
ke-7
Majma
Fiqh 1992
6) 6)Keputusan
MuktamarMuktamar
ke-7 Majmake-7
FiqhMajma
Islami tahun
tahun
tahun1992
1992didi.Jeddah:
Jeddah:
Jeddah:
..
Boleh7)
menjual atau
menjaminkan
saham
dengan memperhatikan
peraturan
Sharia
Standards
AAOIFI
no. 12:
yang berlaku pada perseroan.
7) Standards
Standards
no.
12:
Sharia
Sharia
Standards
no.
AAOIFI
AAOIFI
12:
7) 7)Sharia
AAOIFI
12:
no.
.
8)
Pendapat
Wahbah
al-Zuhaili
dalam
Boleh menjual saham dengan memperhatikan peraturan yangal-ditetapkan
Muamalat
al-Maliyah
al-Muashirah
(Bairut:
Daraturan
aloleh perseroan
sepanjang
tidak menyalahi
hukum syariah,
seperti
Fikr,
2006,Hak
h. 511):
perseroan
tentang
Prioritas
Pemegang
Saham
untuk
Membeli
Saham
8)
Pendapat
Wahbah
al-Zuhaili
dalam
al8)
Pendapat Wahbah al-Zuhaili dalam alBaru.
Muamalatal-Maliyah
al-Maliyahal-Muashirah
al-Muashirah (Bairut: Dar
Dar alMuamalat
(Bairut:
al
Fikr,
2006,
h.
511):
Fikr, 2006, h. 511):
...
...
...
Kumpulan
Fatwa
DSN-MUI
Terkait
.Pasar
Modal
Syariah
129
. dalam
Buhuts
fi
Qadhaya
9)
Pendapat Taqi Usmani
Fiqhiy-yah Muashirah
(Darul Qalam, Damaskus,
() . .
6)
Keputusan Muktamar ke-7 Majma Fiqh Islami
8)
Pendapat
Wahbah al-Zuhaili dalam altahun
1992
di Jeddah:
7)
Sharia
Standards
AAOIFI
no.(Bairut:
12:
8) Pendapat
Wahbah
al-Zuhaili
dalam al-Muamalat
al-Maliyah
Muamalat
al-Maliyah
al-Muashirah
Dar al- alMuashirah
(Bairut:
Dar
al-Fikr,
2006,
h.
511):
Fikr, 2006,
h.
511):
.
.
...
7)
Sharia Standards AAOIFI no. 12:
8)
Pendapat Wahbah al-Zuhaili dalam al
Muamalat
Dar al-
al-Maliyah
al-Muashirah
.(Bairut:
Fikr, 2006, h. 511):
.
Tidak
Fikr,
2006,
boleh
mengalihkan
h.511):
dua
hak
(opsi)
ini
kepada
pihak
ketiga
dengan
imbalan,
karena
hak
semata
(mujarrad)
untuk
membeli
.
tidak
dapat
dipertukarkan
telah
kami
bahas
dengan
imbalan
.sebagaimana
yang
pada
masalah akad-akad opsi. Hak ...
tersebut
boleh
dilepaskan
secara
cuma-cuma
(gratis)
kepada
orang
lain.
Muamalat
halaman
248):
al-Maliyah
al-Muashirah
(Bairut:
Dar
al
9)
Pendapat
Taqi
Usmani
dalam
Buhuts
fi
Qadhaya
Fiqhiy-yah
Muashirah
9) Pendapat
Taqi Usmani dalam Buhuts
fi.Qadhaya
Fiqhiy-yah
Muashirah
(Darul
Qalam,
Damaskus,
(Darul Qalam, Damaskus, halaman 248):
halaman 248):
10)
Pendapat
Jumhur
Ulama
sebagaimana
dikutip
oleh Wahbah Zuhaily
. dalam
al-Fiqhul
Islamy
wa
9)
Taqitahun
Usmani
dalam
Buhuts
fi Qadhaya
Adillatuh,Pendapat
cetakan IV,
2004,
juz IV,
hal 2878:
Fiqhiy-yah
Muashirah
(Darul
Qalam,
Damaskus,
halaman
248):
:.
yang
dipilih
di
kalangan
ulama
mutaakhirin
dari
madzhab
Pendapat
.
aset
Hanafi menyatakan bahwa jika hak-hak ini berkaitan dengan
tetap
.
maka
adalah harta
secara hukum
yang sebagaimana
boleh dijual dan dibelikan.
10) hal ituPendapat
Jumhur
Ulama
dikutip
oleh
(kebiasaan
Wahbah
masyarakat)
Zuhaily
dalam
al-Fiqhul
memasukkan
Islamy
sebagian
wa
Urf
mempunyai
peran
untuk
Adillatuh,
IV,
harta,
tahun
karena
2004,
.
sesuatu
juz
IV,
dinyatakan
hal
2878:
harta
bila
hak
ke dalamcetakan
(kategori)
masyarakat menganggapnya sebagai harta, sebagaimana pendapat Ibnu
:
Abidin.
Pendapat
Jumhur
Ulama
sebagaimana
dikutip
10) P10)
endapat Jumhur
Ulama
sebagaimana
dikutip
oleh Wahbah
.
Zuhaily
oleh
Wahbah
Zuhaily
dalam
al-Fiqhul
Islamy
dalam al-Fiqhul Islamy wa Adillatuh, cetakan IV, tahun 2004, juzwa
IV,
a.
QS.
An-Nisaa
[4]:
29
Adillatuh, cetakan IV, tahun 2004, juz IV, hal 2878:
hal 2878:
:
...
.
b.
a.
130
Kumpulan Fatwa DSN-MUI
Terkait
Pasar
Modal
Syariah
...
Pertama
: Ketentuan Umum
131
: Ketentuan Hukum
1. Perusahaan boleh menerbitkan Waran Syariah sebagaimana diatur
dalam angka 4 Kententuan Umum fatwa ini;
2. Pemegang Waran Syariah boleh mengalihkan Waran Syariah yang
dimilikinya kepada pihak lain dengan memperoleh imbalan;
3. Pemegang Waran Syariah hanya boleh melaksanakan (exercise) haknya
dengan ketentuan saham hasil pelaksanaan tersebut dapat dikategori
Efek Syariah
4. Harga pelaksanaan yang ditawarkan dalam Waran Syariah didasarkan
atas prinsip wad yang dinyatakan bersifat mengikat bagi emiten.
5. Harga pelaksanaan dari Waran Syariah harus mencerminkan nilai
valuasi kondisi yang sesungguhnya dari aset yang menjadi dasar
penerbitan efek tersebut dan/atau sesuai dengan mekanisme pasar
yang teratur, wajar dan efisien serta tidak direkayasa. (Ref. Bab V Pasal
6, Fatwa No. 40/DSN-MUI/X/2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman
Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal)
6. Pelaksanaan transaksi atas Waran Syariah harus dilakukan menurut
prinsip kehati-hatian serta tidak diperbolehkan melakukan spekulasi
dan manipulasi.
Ketiga
: Ketentuan Penutup
1. Prinsip-prinsip Syariah mengenai Waran Syariah di Pasar Modal
dan seluruh mekanisme kegiatan terkait di dalamnya yang belum
diatur dalam fatwa ini akan ditetapkan lebih lanjut dalam fatwa atau
keputusan DSN-MUI.
2. Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika di
kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diperbaiki dan
disempurnakan sebagaimana mestinya.
132
Ditetapkan di
: Jakarta
Pada tanggal
: 28 Shafar 1428 H
06 Maret 2008 M
DEWAN SYARIAH NASIONAL
MAJELIS ULAMA INDONESIA
Ketua,
Sekretaris,
133
8)
Pendapat Wahbah al-Zuhaili dalam alMuamalat al-Maliyah al-Muashirah (Bairut: Dar alFikr, 2006, h. 511):
...
.
FATWA
9)
Pendapat Taqi Usmani dalam Buhuts fi Qadhaya
DEWAN SYARIAH NASIONAL
Fiqhiy-yah
Muashirah
(Darul Qalam, Damaskus,
NO: 69/DSN-MUI/VI/2008
halaman 248):
Tentang
SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA
.
.
Dewan Syariah Nasional, setelah:
Menimbang
b. bahwa
sesuai
dengan
Undang-Undang
Nomor
: 19
Tahun
2008
tentang
Surat
Berharga
Syariah
Negara
(SBSN),
Pemerintah
dapat
menerbitkan
surat berharga berbasis syariah dalam rangka menunjang kesinambungan
.
fiskal dan memperluas sumber pembiayaan negara;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam haruf a
dan huruf b, Dewan Syariah
Indonesia (DSNNasional
Majelis
Ulama
a.
...
b.
134
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
...
Orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti
berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila.
Keadaan mereka yang demikian itu adalah disebabkan mereka berkata
(berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal
Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang yang
telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari
mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum
datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang
mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni
neraka; mereka kekal di dalamnya.
c.
c.
c.
QS.
Al-Baqarah
[2]:
278:
Hai orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa
riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman.
QS. Al-Maidah [5]: 1
QS. Al-Maidah [5]: 1
d. Al-Maidah [5]: 1
d. QS.
d.
d.
...
[5]:
1
QS....Al-Maidah
...
(teks Abu
Dawud),
ia berkata:
2. Hadits-hadits
Nabi
shallallahu
alaihi wa sallam, antara lain:
(teks Abu
Dawud),
ia berkata:
a. Hadits
riwayat
Ahmad,
Abu
Dawud,
dan
Ad-Daruquthni
dari
Sa`d
Abi
Waqqash
Dawud),
(teks
iaAbu
berkata:
Dawud),
ia
berkata:
Ibn
(teks
Abu
.
.
.
b.
Hadits Nabi riwayat
b.
Hadits Nabi riwayat
Thabrani
Ibnu Abbas:
Dulu
kami dari
menyewakan
tanah dengan (bayaran) hasil pertanian yang
Thabrani
dari
Ibnu Abbas:
tumbuh
di bagian
dipinggir
selokan
dan
yang
tumbuh
Hadits
yang
Nabi
dialiri
air;
maka,
b.
melarang
kami
melakukan
hal
tersebut
dan
memerintahkan
riwayat
Rasulullah
Thabrani
dari
Ibnu
Abbas:
agar
menyewakannya
dengan
atau
kami
emas
perak.
)
.(
.( )
.(
)
c.
Hadits
Qudsi
riwayat
c.
Hadits Qudsi riwayat
Abu Dawud dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW berkata:
Abu Dawud dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW berkata:
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
135
c.
Hadits
Qudsi
:
riwayat
:
.
Abu Dawud dari Abu Hurairah, .Rasulullah
berkata:
SAW
... .
(teks
Abu
Dawud),
iaberkata:
b.(teks Abu Dawud), ia berkata: Hadits Nabi riwayat
.
b. Hadits
riwayat
Nabi
dari
Ibnu
Thabrani
Abbas:
dari
Ibnu
Abbas:
Thabrani
Hadits
.
Nabi
b.b. Hadits
riwayat
.
Thabrani dariIbnu
Ibnu Abbas:
Thabrani
dari
Abbas:
b.
.(
Nabi
Hadits
riwayat
)
b.
Hadits
Nabi
riwayat
Abbas
bin Abdul
jika menyerahkan harta sebagai mudharabah,
Thabrani
dariMuthallib
Ibnu Abbas:
mensyaratkan
kepada
Abbas:
agar
mengarungi
lautan
iaThabrani
dari
tidak
dan
Ibnu
mudharib-nya
.(
tidak
lembah,.(serta
tidak
membeli
hewan
ternak.
Jika
persyaratan
c.menuruni
Hadits
Qudsi
riwayat
ia(mudharib)
harus
resikonya.
itu
dilanggar,
menanggung
Ketika
persyaratan
Abu
dari
SAW
Dawud
Abu
Hurairah,
berkata:
Abbas
Rasulullah,
Rasulullah
yang
ditetapkan
itu
didengar
beliau membenarkannya.
.(
Qudsi
c. Qudsi
Abu
Dawud
dari
Hadits
Hadits
Abu
Hurairah,
Qudsi
:
riwayat
)
c. c.
Hadits
riwayat
Rasulullah
.(
Rasulullah
SAW
berkata:
SAW
berkata:
AbuDawud
Dawuddari
dari Abu
Abu Hurairah,
Hurairah,.Rasulullah
Abu
c.
Hadits Qudsi riwayat
Hadits
Qudsi
riwayat
c.
::
Abu Dawud dari Abu Hurairah, Rasulullah
SAW
berkata:
Hadits
Nabi
SAW
berkata:
d.Abu Dawud dari Abu Hurairah,..Rasulullah
riwayat
Allah
pihak
ketiga
Tirmidzi
SWT
dan
berfirman:
Ibnu
Majah
Aku
adalah
dari
Amr
bin
Auf:
dari
:
dua
orang
yang
bersyarikat
selama
salah
satu
pihak
tidak
mengkhianati
pihak
yang
.
lain.
:
Jika
keluar
Nabi
riwayat
d.salah
satu
pihak
telah
berkhianat,
Aku
.Hadits
mereka.
riwayat
Hadits
dari
Nabi
d.
. dan
Ibnu
Amr
Majah
bin
bin
dari
Amr
bin
Auf:
Tirmidzi
dan
IbnuTirmidzi
Majah
dari
Amr
Auf:
d. Tirmidzi
Hadits
Nabi
riwayat
dan
Ibnu
Majah
dari
Auf:
d.
Hadits Nabi riwayat
Hadits
d.
bin
Auf:
Nabi
riwayat
Tirmidzi
dan Ibnu Majah dari Amr
.
3.
dari
Kaidah
Amr
bin
Auf:
Tirmidzi dan Ibnu.Majah
Fiqih:
dapat
dilakukan
diantara
kaum
muslimin
kecuali
perdamaian
Perdamaian
mengharamkan
.yang
menghalalkan
yang
haram;
.
atau
yang
dan
halal
3.
Kaidah
..
Fiqih:
3. Kaidah Fiqih:
.
.bentuk
muamalah
boleh
dilakukan
kecuali
ada
2.
ulama
yang mengharamkannya.
kebijakan pemerintah; antara
lain:
Pendapat
para
ulama
tentang
2. Pendapat
para
ulama
tentang
2.
Tindakan
Imam [pemegang otoritas] terhadap rakyat
harus mengikuti
kebijakan
pemerintah;
antara
lain:
kebijakan
pemerintah;
antara
mashlahat.
(Al-Suyuthi,
Al-Asybah
walain:
al-Nazhair, tahqiq: Muhammad
2.
Pendapat
para
ulama
tentang
tentang
233)
pemerintah;
antara
para
ulama
1987],
kebijakan
lain:
kebijakan
pemerintah;
antara
lain:
.
Terkait
Pasar
Modal
Syariah
.
Kumpulan Fatwa DSN-MUI
.
3. Kaidah Fiqih:
136
Memperhatikan : 1. Fatwa-fatwa Dewan Syariah Nasional MUI tentang Ijarah, Mudharabah,
Istishna
dan Musyarakah;
2.
Pendapat para ulama tentang
2. Pendapat
para
ulama tentangantara
kebijakan
pemerintah; antara lain:
kebijakan
pemerintah;
lain:
...
Sultan (kepala negara) boleh menjual tanah baitul mal karena imam (kepala
negara, pemegang otoritas) memiliki kekuasaan umum; dan ia boleh melakukan
kebijakan untuk kemaslahatan umat Islam (lihat Ibn Abidin, Hasyiyah Radd
al-Muhtar, [Beirut: Dar al-Kutub
jilid 6, h. 298).
al-Ilmiyah,
2003],
tentang Permohonan Fatwa SBSN-Ijarah Sale and Lease Back;
5. Pendapat peserta Rapat Pleno Dewan Syariah Nasional MUI pada hari
Kamis, 22 Jumadil Akhir 1429 H./26 Juni 2008.
b.
Modal
Syariah
137
MEMUTUSKAN
Menetapkan
Pertama
: Ketentuan Umum
...
1. Surat Berharga Syariah Negara atau dapat disebut Sukuk Negara adalah
Surat Berharga Negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah,
sebagai bukti atas bagian
bagian () kepemilikan aset SBSN, baik dalam
mata uang rupiah maupun valuta asing.
: Ketentuan Khusus
a. Ijarah;
b. Mudharabah;
c. Musyarakah;
d. Istishna;
138
: Penutup
Ditetapkan di
: Jakarta
Pada Tanggal
: 22 Jumadil Akhir 1429 H.
26
Juni
2008 M.
DEWAN SYARIAH NASIONAL
MAJELIS ULAMA INDONESIA
Ketua,
Sekretaris,
139
FATWA
NASIONAL
DEWAN
SYARIAH
...
NO: 70/DSN-MUI/VI/2008
Tentang
METODE PENERBITAN SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA
Dewan Syariaha.Nasional, setelah:
Menimbang
QS. an-Nisaa[4]: 29
berdasarkan
pertimbangan
sebagaimana
dalam haruf a
dan
huruf
b,
Dewan
Syariah
Nasional
Majelis
Ulama
(DSN
Indonesia
Metode
Penerbitan
MUI)
memandang
perlu
menetapkan
fatwa
tentang
SBSN untuk dijadikan pedoman.
Mengingat
c.
a. QS.
a. an-Nisaa[4]: 29
QS.[5]:
an-Nisaa[4]:
29
QS. Al-Maidah
1
...
140
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
(teks Abu Dawud):
berlaku
b. dengan suka sama-suka di antara
QS.kamu.
al-Baqarah[2]: 275
QS.
Al-Maidah
[5]: 1
c.
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
...
...
QS. al-Baqarah[2]: 275
a.
QS.
an-Nisaa[4]:
29
a.
QS.
an-Nisaa[4]:
29
Orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti
b. b.
QS. al-Baqarah[2]: 275
Keadaan
mereka yang demikian ituQS.
adalah
disebabkan[5]:
mereka
b.
QS.
al-Baqarah[2]:
275
c.
Al-Maidah
1 berkata
jual
beli
dan
QS.
mengharamkan
...al-Baqarah[2]:
b.
riba.
275
yang
telah
berhenti
sampai
kepadanya
larangan
dari
Tuhannya,
lalu
terus
(dari
mengambil
riba),
maka
baginya
telah
diambilnya
dahulu
(sebelum
apa
yang
datang
larangan);
dan
urusannya
(terserah)
kepada
Allah.
Orang
yang
(teks Abu Dawud):
mengulangi
orang
(mengambil
riba),
maka
itu
adalah
penghuni-penghuni
neraka;
mereka
kekal
didalamnya.
c. Al-Maidah
[5]:
1
QS.
[5]:
1
c. QS.
Al-Maidah
[5]:
c.
QS.
...
Al-Maidah
wasallam,
antara
lain:
a.
Hadits
Nabi
riwayat
Abu
Dawud
dan
Ibn
Majah
dari
Anas
bin
Malik
Abu
Dawud):
(teks
(teks
Abu
Dawud):
b. Hadits
Nabi
riwayat
Tirmizi
bin
Malik:
dari
Anas
b.
Hadits Nabi riwayat
c.
Seorang laki-laki dari kaum Ansar datang
Nabi untuk
Haditsmenemui
Nabi Imam
alTirmizi dari Anas bin Malik:
meminta
(sesuatu
yang dari
ia perlukan).
Nabi
Apakah
di
b.
Hadits
Nabiia
riwayat
Bukhari
dan
Muslim
Nafi dari
Ibnbertanya:
Umar,
berkata
rumahmu ada sesuatu? Ia menjawab: Ada, selembar hils (alas yang
dari
Anas
bin
Malik:
Tirmizi
(teks
Muslim):
biasanya
digelarkan di rumah) yang sebagiannya kami pakai dan
)
.(
.
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar
Modal
Syariah
141
Hadits
Nabi
Imam
ald.c.
Hadits
Nabi
riwayat
Bukhari
danHukaim
Muslimbin
dariHizam,
Nafi dari
Umar,
ia berkata
Baihaqi
dari
NabiIbn
saw
bersabda:
c.
Hadits Nabi Imam al(teks Muslim):
sebagiannya kami gelar, dan sebuah qab(qadah,
gelas)
yang
biasa
menyerahkan
uang
(dua
dirham)
tadi
kepada
orang
Ansar
tersebut,
dan
bersabda:
Belilah
makanan
dg satu dirham, lalu berikan kepada keluargamu; satu dirham lagi
kamu belikan kapak dan nanti serahkan kepadaku.
Orang
menyerahkan
tersebut
kemudian
kapak
kepada
Nabi;
Nabi
menerimanya
lalu
Nabi
memasangkan
kayu
(memberinya
gagang).
Nabi
bersabda:
Pergilah
mencari
kayu
bakar
(hathab),
dan
juallah!
Saya
tidak
mau
melihatmu
selama
15
hari.
orang
itu
pergi
mencari
kayu
dan
menjualnya.
Kemudian
bakar
itu
-dan
telah
mendapat
uang
10
dirham
- orang
tersebut
Setelah
belikan
makanan
dan
pakaian.
datang lagi; lalu uang tersebut ia
Rasul bersabda: Apa yang kamu lakukan itu lebih baik bagi kamu
daripada kamu meminta-minta yang kelak pada hari kiamat akan
menjadi
nuktah (noda) di wajahmu.... (HR.
Abu Dawud).
b.
Hadits
Nabi riwayat
Tirmizi
Anas
bin Malik:
b. Hadits
Nabidari
riwayat
Tirmizi
dari Anas bin Malik:
kedua
benda
dua dirham kepada
Rasulullah.
itu kepadanya.
d.
Hadits Nabi riwayat
Baihaqi dari Hukaim bin Hizam, Nabi saw bersabda:
( )
142
.
c.
c. Nabidan
Hadits
Nabi
Imam
alc. Hadits
Imam
al-Bukhari
Muslim
dari
dari ia
Ibnberkata
Umar,
Bukhari
Muslim
daridan
Nafi
dari
IbnNafi
Umar,
Bukhari
danMuslim):
Muslim dari Nafi dari Ibn Umar, ia berkata
ia (teks
berkata
(teks
Muslim):
(teks Muslim):
( )
( )
d.
Hadits
Nabi
riwayat
d. Nabidari
Hadits
Nabi Nabi
riwayat
d. Hadits
riwayat
Baihaqi
dari Hukaim
bin
saw
Baihaqi
Hukaim
bin Hizam,
Nabi
sawHizam,
bersabda:
bersabda:
Baihaqi dari Hukaim bin Hizam, Nabi saw bersabda:
( )
( )
e.
Hadits Nabi riwayat Ibn
e.
Janganlah menjual sesuatu hingga kamu memilikinya.
Hadits Nabi riwayat Ibn
Majah dari Ubadah bin Shamit, Ahmad dari Ibn Abbas,
dari riwayat
Ubadah
Shamit,
Ahmad
dariShamit,
Ibn
Abbas,
e. Majah
Hadits
Ibnbin
Majah
dari Ubadah
Ahmad
e. Nabi
Hadits bin
Nabi
riwayat
Ibn
dan
Malik
daridan
Yahya
dari
Ibn
Abbas,
Malikbin
dariShamit,
Yahya Ahmad dari Ibn Abbas,
dan
Malik
dari
Yahya
Majah
dari
Ubadah
Yahya
dan
Malik
dari
)
)
(
()
(
Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan tidak boleh
pula
membahayakan
orang lain (HR.).
f
Hadits Nabi riwayat
Hadits
Nabi
f fTirmidzi
Hadits Nabi
riwayat
Tirmidzi
dan
Ibnu
Majah
Amr binriwayat
Auf:
dan
Ibnu
Majah
dari
Amr
bin dari
Auf:
f
Hadits
Nabi
riwayat
Tirmidzi dan Ibnu Majah dari Amr bin Auf:
Tirmidzi
dan
Ibnu
Majah
dari
Amr
bin
Auf:
.
3. Kaidah Fiqih
3. Kaidah Fiqih
.
.
.
Lelang ( )
Lelang ( )
Memperhatikan : 1. Pendapat
para
mobilisasi dana untuk menutup defisit
Lelang
)
sewa
( ( ulama
)tentang
sewa pemerintah
( )
anggaran
(lihat, antara lain, Mundzir Qahf, al-Siyasah alsewa ( ) (
persekongkolan
) fi al-Iqtishad al-Islami, [Damsyiq: Dar
Maliyah
Dawruha wa Dhawabithuha
persekongkolan
(
)
persekongkolan
); )
al-Fikr,
2006], h.
penipuan
(60-92);
/ (
penipuan ( / );
(Jenderal
/ Pengelolaan
);
2. Surat penipuan
dari Direktur
Utang Departemen Keuangan
( )
Republik Indonesia No. S-158/PU/2008
tanggal 11 Pebruari 2008
( )
(
Sale
)and Lease Back;
tentang Permohonan Fatwa SBSN
- Ijarah
a.
a.a.
143
3. Pendapat peserta Rapat Pleno Dewan Syariah Nasional MUI pada hari
Kamis, 22 Jumadil Akhir 1429 H./26 Juni 2008.
3.
MEMUTUSKAN
Kaidah Fiqih
Menetapkan :
FATWA TENTANG
.METODE
PENERBITAN
SURAT
BERHARGA
SYARIAH NEGARA
Pertama :
Ketentuan Umum
1. Lelang
Lelang ( ) SBSN adalah
penjualan SBSN yang dilakukan
e.
Hadits Nabi r
melalui
investor menyampaikan penawaran
sewa
( Agen
) Lelang yang mana
Majah
dari
Ubadah
bin
Shamit,
Ahmad
dari I
pembelian baik secara kompetitif maupun non kompetitif melalui
persekongkolan
(
)
dan Malik dari Yahya
Peserta Lelang.
penipuan ( / );
investor
melalui
)
Agen Penjual di mana Agen Penjual mengumpulkan pemesanan
(
(
)
pembelian dalam periode
penawaran
yang telah ditentukan.
3. Peserta Lelang adalah lembaga keuangan yang ditunjuk oleh Menteri
dalam
pelaksanaan
Keuangan untuk ikut serta
lelang SBSN di pasar
f
Hadits
perdana.
Nab
Tirmidzi dan Ibnu Majah dari Amr bin Auf:
pembelian dengan mencantumkan
a.
QS. Al-Maidah [5]: 1
.
(yield) yang diinginkan penawar.
... adalah
pengajuan
penawaran
5. Penawaran Pembelian Non Kompetitif
pembelian dengan mencantumkan volume tanpa tingkat imbal hasil
(yield).
3. Kaidah Fiqih
QS. perusahaan
al-Qashashefek
[28]:
26ditunjuk
6. b.
Agen Penjual adalah bank dan/atau
yang
.penjualan
SBSN.
oleh Menteri Keuangan untuk melaksanakan
.
Lelang
(
) [18]:
8. c.
Imbalan adalah semua pembayaran
yang
diberikan
kepada
QS.
al-Kahfii
77 pemegang
SBSN yang dapat berupa sewa
sewa ( ) , bagi hasil, margin, atau
bentuk pembayaran lainnya sesuai dengan
akad
persekongkolan
(
yang
) digunakan
sampai dengan jatuh tempo SBSN.
penipuan ( / );
10. Harga Seragam (uniform price) adalah tingkat harga yang sama yang
dibayarkan oleh seluruh investor yang pemesanan pembeliannya
e.dimenangkan.
QS. an-Nisaa[4]: 29
144
a.
QS.
Al-Maidah [5
...
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
11. Harga Beragam (multiple price) adalah harga yang dibayarkan oleh
investor yang pemesanan pembeliannya dimenangkan sesuai dengan
harga penawaran
masing-masing yang
diajukan.
3. Kaidah Fiqih
Kedua :
3. Kaidah Fiqih
.
1. Lelang dan bookbuilding dalam penerbitan SBSN boleh dilakukan
.
)
sewa ( )
sewa ( ()
b. tidak adapersekongkolan
persekongkolan
) diantara para pihak yang
terlibat; penipuan
persekongkolan
)
( / );(
c. tidak ada unsurpenipuan
penipuan ( / );;
(
)
d. pemenang lelang atau investor yang
pemesanan
pembeliannya
(
)
dimenangkan dalam hal bookbuilding, tidak boleh
membatalkan
penawaran lelang atau pemesanan
pembeliannya
secara
sepihak;
termasuk
denda
e. Pemerintah boleh mengenakan sanksi tertentu
(gharamah) untuk memberikan efek jera (tazir) kepada pemenang
lelang atau investor yang membatalkan penawaran lelang atau
a. pembeliannya secara sepihak. QS. Al-Maidah [5]: 1
pemesanan
a.
a. harga ditetapkan
seragam (uniform price)
untuk seluruh
b.
QS. al-Qashash
[28]: 26
penawaran pembelian
yang
dimenangkan,
yang
dapat
berupa [28]: 26
b.
QS.
al-Qashash
harga lebih besar dari
premium),
.
nilai
nominal
(at
lebih
kecil
dari
nilai nominal (at discount)
.
atau
sama
dengan
nilai
nominal
(at
par) SBSN;
c.
al-Kahfii
b. harga ditetapkan
beragam (multiple price) QS.
sesuai
dengan [18]:
harga 77
penawaran masing-masing
investor yang dimenangkan,
yang [18]: 77
c.
QS. al-Kahfii
(at
premium),
dapat berupa harga lebih besar dari nilai nominal
lebih kecil dari nilai nominal (at discount) atau sama dengan
nilai
nominal (at par) SBSN;
3. Ketentuan mengenai
harga SBSN sebagaimana
dimaksud pada 275
d.
QS. al-Baqarah[2]:
angka 2 tidak berlaku
untuk
SBSN
yang
diterbitkan
dengan
akad
d.
QS.
al-Baqarah[2]:
275
Mudharabah dan Musyarakah yang hanya boleh ditetapkan
pada
nilai nominal SBSN (at par).
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
145
Ketiga :
Penutup
1. Jika terjadi perselisihan di antara para pihak, maka penyelesaiannya
dilakukan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
dan sesuai prinsip syariah.
2. Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika
di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan
disempurnakan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di
: Jakarta
Pada Tanggal
: 22 Jumadil Akhir 1429 H.
26
Juni
2008 M.
DEWAN SYARIAH NASIONAL
MAJELIS ULAMA INDONESIA
Ketua,
Sekretaris,
146
e. .
Hadits
Nabi
riwayat Ibn
e.
Hadits
Nabi
riwayat Ibn
.
Ibn Abbas,
Majah
dari
Ubadah
bin
Shamit,
Ahmad
dari
Majah dari Ubadah bin Shamit, Ahmad dari Ibn Abbas,
dan
dan Malik
Malik dari
dari Yahya
Yahya
3.
Kaidah
Fiqih
3.
Kaidah
Fiqih
))
((
.
.
ff
Hadits
Hadits Nabi
Nabi riwayat
riwayat
Tirmidzi
dan
Ibnu
Majah
dari
Amr
bin
Auf:
FATWA
Lelang (
)
Tirmidzi
dan Ibnu Majah dari Amr bin Auf:
Lelang (
)
sewa ( ) DEWAN SYARIAH NASIONAL
sewa ( )
NO:
persekongkolan
(
71/DSN-MUI/VI/2008
) .
persekongkolan (
)
.
penipuan ( / ); Tentang
penipuan ( / );
SALE AND LEASE BACK
( )
3.
( )
3.
Kaidah
Kaidah Fiqih
Fiqih
.
Dewan Syariah Nasional, setelah:
a.
...
Lease
)) Back;
yang disebut
dengan Sale(( and
...
persekongkolan
((
b. bahwapenipuan
dalam rangka
kebutuhan masyarakat tersebut,
penipuan
// memenuhi
);
);
diperlukan
aturan
Sale
and
Lease
Back
yang 26
sesuai dengan prinsip
b.
QS. al-Qashash [28]:
syariah;
b.
QS. al-Qashash
( [28]:
) 26
( )
berdasarkan
sebagaimana
dalam huruf
c. .bahwa
.
pertimbangan
dimaksud
Majelis
memandang perlu menetapkan fatwa tentang Sale and Lease Back untuk
dijadikan pedoman.
c.
QS. al-Kahfii [18]: 77
Mengingat
c.
d.
d.
e.
e.
Salah seorang dari kedua wanita itu berkata, Hai ayahku! Ambillah ia
QS. an-Nisaa[4]: 29
sebagai orang yang bekerja
(pada kita), karena
QS. an-Nisaa[4]:
29 sesungguhnya orang yang
paling
baik
yang
kamu
ambil
untuk
bekerja
(pada
adalah
orang yang
QS.
c.
al-Kahfii
kita)
[18]:
77
77
kuat
c.lagi
dapat
dipercaya.
QS.
al-Kahfii
[18]:
b. QS.
b. al-Qashash [28]: 26
d.
d.
QS.
QS. al-Baqarah[2]:
al-Baqarah[2]: 275
275
147
.
.
c.c.
c. al-Kahfii [18]: 77
c. QS.
Musa berkata: Jikalau kamu mau, niscaya kamu mengambil upah untuk
itu.
d.d.
d. al-Baqarah[2]: 275
d. QS.
QS.
QS.al-Kahfii
al-Kahfii [18]:
[18]: 77
77
QS. al-Kahfii [18]: 77
QS.
QS.al-Baqarah[2]:
al-Baqarah[2]: 275
275
QS. al-Baqarah[2]: 275
e. QS.
e.e. an-Nisaa[4]: 29
QS.
QS.an-Nisaa[4]:
an-Nisaa[4]: 29
e.
QS. an-Nisaa[4]: 29
2. Hadits-hadits
Nabi shallallahu alaihi wasallam,
antaraQudsi
lain:
a.
Hadits
riwayat
Ibnu Majah
dariQudsi
Abu Majah
Hurairah
a. Imam
Hadits al-Bukhari,
Imam al-Bukhari,
Ahmad,
Ibnu
dari
a. Qudsi riwayatAhmad,
Hadits
riwayat
Abu Hurairah
(teks al-Bukhari),
Nabi bersabda:
(teks
al-Bukhari),
Nabi bersabda:
Imam
al-Bukhari,
Ahmad,
Ibnu
Majah
dari
Hurairah
)
:
Abu
:
(teks al-Bukhari), Nabi bersabda:
(
(
Allah Subhanahu wa Taala berfirman:
Ada
tiga
kelompok
yang
)
: (
) :
Aku memusuhi mereka pada Hari Kiamat nanti. Pertama, orang yang
(
bersumpah atas nama-Ku lalu ia mengkhianatinya.
Kedua, orang
b.
Hadits)Riwayat
(
Ibnu
yang menjual orang merdeka (bukan budak belian), lalu ia memakan
Majah
dari Ibnu Umar, bahwa Nabi
bersabda:
b.
Hadits
Riwayat
Ibnu
(mengambil) keuntungannya. Ketiga, orang yang memperkerjakan seseorang,
Majah
dari Ibnu
Umar,
bahwa Nabi
bersabda:
lalu
ia meminta
pekerja
itu memenuhi
kewajibannya,
sedangkan ia tidak
.
b.
Hadits Riwayat Ibnu
membayarkan
upahnya.
. bersabda:
Majah
dari Ibnu
bahwa
b. Hadits
Riwayat
Ibnu Umar,
Majah dari
IbnuNabi
Umar, bahwa Nabi bersabda:
c.
. Hadits
riwayat
Abd
ar
c.
Hadits
riwayat
Abd
arRazzaq
dari
Abu
Hurairah
dan
Abu
Said
al-Khudri,
Nabi
Berikanlah upah pekerja sebelum keringatnya kering.
Razzaq
dari Abu Hurairah dan Abu Said al-Khudri, Nabi
s.a.w.
bersabda:
c. Hadits riwayat Abd ar-Razzaq dari Abu Hurairah dan Abu Said alc.
Hadits riwayat Abd ars.a.w.
bersabda:
Khudri, Nabi s.a.w. bersabda:
. Said
al-Khudri,
Razzaq dari Abu Hurairah dan Abu
Nabi
.
s.a.w. bersabda:
148
. riwayat
Ahmad,
d.
Hadits
d.
Hadits
riwayat
Ahmad,
Abu Dawud, dan Ad-Daruquthni dari Sa`d Ibn Abi
Abu Dawud,
dan Dawud),
Ad-Daruquthni
dari Sa`d Ibn Abi
Waqqash
(teks Abu
ia berkata:
d.
Hadits riwayat Ahmad,
Waqqash
(teks Abu Dawud), ia berkata:
Kumpulan Fatwa DSN-MUI
Terkait
Abu
Dawud,
Pasar
Modal
dan
Syariah
Ad-Daruquthni
dari
Sa`d
Ibn
Abi
(teks
Abu
Dawud),
ia
Waqqash
berkata:
c.
Hadits riwayat Abd
ar.
.
Razzaq
dari
Abu
Hurairah
dan
Abu
Said
al-Khudri,
Nabi
c.
Hadits riwayat Abd ars.a.w. bersabda:
d.
Hadits
Ahmad,
Razzaq
dari Abu Hurairah dan Abu
Saidriwayat
al-Khudri,
Nabi
Abu
Dawud,
dan
Ad-Daruquthni
dari
Sa`d
Ibn
Abi
c.
Hadits
riwayat
Abd
ars.a.w. riwayat
bersabda:
Hadits
Ahmad,
d. d.
Hadits
Ahmad, Abu Dawud, dan
.Ad-Daruquthni
riwayat
dari
Sa`d
Razzaq
dari
Hurairah
dan
Abu
Said
Waqqash
(teksAbu
Abu
Dawud),
ia berkata:
Ibn
AbiDawud,
Waqqash
(teks
Abu
Dawud),
ia berkata:
Abu
dan
Ad-Daruquthni
dari al-Khudri,
Sa`d Ibn Nabi
Abi
.
s.a.w.
bersabda:
Waqqash (teks Abu Dawud), ia berkata:
Ahmad,
d.
Hadits
.
riwayat
Abu
Dawud,
dan
Ad-Daruquthni
dari
Sa`d
Ibn
Abi
.
d. Hadits
riwayat
Ahmad,
Waqqash
(teks
Abu
Dawud),
ia
berkata:
Dulu
menyewakan
tanah dengan (bayaran)
pertanian
Abu kami
Dawud,
dan Ad-Daruquthni
dari hasil
Sa`d
Ibn .Abi
yang
tumbuh
selokan
dan
yang tumbuh
di
bagian yang
dialiri Ahmad,
air; maka,
d. di pinggir
Hadits
riwayat
Waqqash
(teks
Abu
Dawud),
ia
berkata:
melarang
kami
haltersebut
Hadits
dan
Nabi
riwayat
agar
e.
Rasulullah
Abu Dawud,
dan melakukan
Ad-Daruquthni
dari memerintahkan
Sa`d Ibn Abi
kami
emas
Tirmidzi
e.
riwayat
Waqqash
menyewakannya
dari
(teks
Amr
Abu
dengan
bin
Auf:
atau
Hadits
Nabi
.
Dawud),
iaperak.
berkata:
Nabi
dari
riwayat
Amr
Tirmidzi
bin
Auf:
dari
Amr
bin
Auf:
e. Tirmidzi
Hadits
e.
Hadits
Nabi
riwayat
.
.bin
Auf:
Tirmidzi dari Amr
e.
Hadits
Nabi
riwayat
Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum muslimin kecuali perdamaian
Tirmidzi
mengharamkan
dari
Amr
yang
bin
halal
Auf:
atau
Kaidah
menghalalkan
Fiqih:
yang
haram;
yang
dan
4.
e.
Nabi
kaum muslimin terikat dengan
. syarat-syarat
Hadits
mereka
kecuali
syarat
riwayat
yang
4.Kaidah
Fiqih:
Tirmidzi
bin
dari
.yang
yang
haram.
mengharamkan
Amr
halal
atau
Auf:
menghalalkan
.
3. Ijma
ulama
sewa
menyewa.
tentang
.kebolehan
melakukan
akad
4.
Kaidah
Fiqih:
.
4. Kaidah Fiqih:
juz I Kitab al-Ijarah hal. 394:
. hal.
394:
4. Kaidah
Fiqih:
juz I Kitab al-Ijarah
...
Pada
semua
dasarnya,
bentuk
muamalah
4. Kaidah
boleh
dilakukan
Fiqih:
kecuali
ada
dalil
...
yangmengharamkannya.
.
juz
I Kitab
al-Ijarah
hal.
394:
.antara
lain:
.
Memperhatikan : 1. Pendapat para ulama;
IKitab
al-Muhadzdzab,
al-Ijarah
hal.
juz
394:
I...Kitab
al-Ijarah
394:
juz
a. Al-Syairazi,
hal.
b.
Ibnu
Qudamah,
al
juz I Kitab
al-Ijarah
hal. 394:
.
Mughni,
VIII
/7:
... Ibnu
Qudamah,
al
b.
VIII
Mughni,
/7:
...
( .)
b.
Ibnu
Qudamah,
al
.ijarah
(sewa
menyewa)
atas
manfaat
( .
.
) ...
.
[] ...
Ianah al-Thalibin, III/108:
.dan
manfaat
berkedudukan
sama
dengan
Modal
149
...
Kumpulan
Fatwa
DSN-MUI
.
[
]
Syariah
Terkait
Pasar
.
. ( )
c. Imam al-Nawawi, al-Majmu Syarah al-Muhadzdzab, XV/308; alSyarbini, Mughni al-Muhtaj, II/332; al-Dimyathi, Ianah al-Thalibin,
Ianah
III/108: al-Thalibin, III/108:
[] ...
.
Mughni,
VIII,al-Mughni,
113:
d. Ibnu
Qudamah,
VIII, 113:
2. Pendapat peserta Rapat Pleno Dewan Syariah Nasional MUI pada hari
Kamis, 22 Jumadil Akhir 1429 H./26 Juni 2008.
MEMUTUSKAN
Menetapkan
Pertama
: Ketentuan Umum
Lease Back ( );
Sale and Lease Back adalah jual beli suatu aset yang kemudian pembeli
menyewakan aset tersebut kepada penjual.
Kedua
: Ketentuana.Hukum
: Ketentuan Khusus
...
1. Akad yang digunakan adalah Bai dan Ijarah yang dilaksanakan secara
terpisah.
b.
QS. al-Qashash [28]: 26
2. Dalam akad Bai, pembeli boleh berjanji kepada penjual untuk menjual
.
kembali kepadanya aset yang dibelinya sesuai dengan kesepakatan.
3. Akad Ijarah baru dapat dilakukan setelah terjadi jual beli atas aset yang
akan dijadikan
sebagai obyek Ijarah. QS. al-Kahfii [18]: 77
c.
4. Obyek Ijarah adalah barang yang memiliki manfaat dan nilai ekonomis.
5. Rukun dan syarat Ijarah dalam fatwa Sale and Lease Back ini harus
memperhatikan substansi ketentuan terkait dalam fatwa DSN-MUI
Nomor: 09/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Ijarah.
d.
150
e.
QS. an-Nisaa[4]: 29
: Penutup
Ditetapkan di : Jakarta
Pada Tanggal : 22 Jumadil Akhir 1429 H.
26
Juni
2008 M.
DEWAN SYARIAH NASIONAL
MAJELIS ULAMA INDONESIA
Ketua,
Sekretaris,
151
d.
Mughni, VIII, 113:
Ibnu
al-
Qudamah,
. FATWA
Ibnu
al
d.
Qudamah,
Mughni, VIII, 113:DEWAN SYARIAH NASIONAL
NO: 72/DSN-MUI/VI/2008
.22
Akhir
1429
H.
/26
Juni
2008.
Jumadil
Tentang
Ibnu
Ibnu
Qudamah,
Qudamah,
alal-
.
Dewan Syariah Nasional, setelah:
Menimbang
Lease Back ( );
Lease
(menetapkan
fatwa
);
tentang
SBSN
Ijarah
Sale and Lease
perlu
Back
Lease
Back (
);
Back
untuk
dijadikan
pedoman.
b.
QS. al-Qashash [28]: 26
Mengingat
c. .
QS.QS.
Al-Maidah
[5]:
a.
al-Kahfii
[18]:
77
11
a. QS.
Al-Maidah
[5]:
a. QS. Al-Maidah [5]: 1
c.
d.
d.
152
b. QS.
26
b. al-Qashash [28]:QS.
QS.
al-Baqarah[2]:
al-Qashash
275
[28]: 26
b.
e.
...
...
[18]: 77akad-akad itu
Hai orang-orangQS.
yangal-Kahfii
beriman, penuhilah
QS. al-Qashash [28]: 26
.
.
Salah seorang dari
wanita itu berkata,
QS.kedua
al-Baqarah[2]:
275 Hai ayahku! Ambillah ia
sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang
paling
ambil
untuk bekerja
adalah
an-Nisaa[4]:
29
c. baik yang kamuQS.
QS.
77orang yang
al-Kahfii
(pada
kita)
[18]:
c. lagi dapat dipercaya. QS.
al-Kahfii
[18]: 77
kuat
Kumpulan
Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar
Modal
Syariah
e.
QS.
an-Nisaa[4]:
29
275
d.
QS.
al-Baqarah[2]:
d.
al-Baqarah[2]:
a.
Hadits QS.
Qudsi
riwayat 275
.
.
.
...
c.
Musa berkata: Jikalau kamu mau, niscaya kamu mengambil upah
untuk
c.
c. QS.
b. al-Kahfii [18]: 77
itu.
d.
d.
d. QS.
c. al-Baqarah[2]: 275
d.
e. e.
QS. an-Nisaa[4]: 29
QS.
e.
QS.an-Nisaa[4]:
an-Nisaa[4]: 29
29
d.
QS. al-Baqarah[2]: 275
e.
QS.
an-Nisaa[4]:
29
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
a.
Hadits
e.a. dengan suka sama-suka di antara
QS. kamu.
an-Nisaa[4]:
29 riwayat
berlaku
Hadits Qudsi
Qudsi
riwayat
Imam
al-Bukhari,
Ahmad,
Ibnu
Majah
dari
Abu
Hurairah
Imam
al-Bukhari,
Ahmad,
Ibnu
Majah
dari
Abu
Hurairah
a.
Hadits
Qudsi
riwayat
2. Hadits-hadits
antara
Nabi
shallallahu
alaihi
wasallam,
lain:
(teks
(teksal-Bukhari),
al-Bukhari),Nabi
Nabibersabda:
bersabda:
Imam
al-Bukhari,
Ahmad,
Ibnu
Majah
dari Ibnu
AbuMajah
Hurairah
dari
) )
:
:
::
:
a. )
:
Hadits
Qudsi riwayat
((
))
Imam
al-Bukhari,
Ahmad,
Ibnu
Majah
dari
Abu
Hurairah
(
(teks al-Bukhari), Nabi bersabda: ( )
b. )
Hadits
Riwayat
b.
Hadits
:
Kiamat
nanti.
Pertama,
Riwayat
: orang
Ibn
Aku
memusuhi mereka
pada
Hari
yang
Majah
dari
Ibnu
Umar,
bahwa
Nabi
bersabda:
Majah
dari
Ibnu
Umar,
bahwa
Nabi
bersabda:
bersumpah
nama-Ku
lalu
ia
mengkhianatinya.
Hadits
Riwayat
Kedua,
(orang
b. atas
Ibn
yang
menjual
orang Umar,
merdekabahwa
(bukan Nabi
budak
belian),
(
) lalu
iamemakan
Majah
dari Ibnu
bersabda:
seseorang,
membayarkan upahnya.
b.
Hadits
Riwayat
Ibn
b. Hadits
Ibn Majah
IbnuNabi
Umar,bersabda:
bahwa Nabi bersabda:
MajahRiwayat
dari Ibnu
Umar,dari
bahwa
.
c.
Hadits
riwayat Abd ar Berikanlah upah pekerja sebelum keringatnya
kering.
Razzaq dari Abu Hurairah dan Abu Said al-Khudri, Nabi
c. Hadits riwayat Abd ar-Razzaq dari Abu Hurairah dan Abu Said als.a.w. Nabi
bersabda:
Khudri,
s.a.w. bersabda:
.
d.
Hadits riwayat Ahmad,
Abu Dawud, dan Ad-Daruquthni dari Sa`d Ibn Abi
Waqqash (teks Abu Dawud), ia berkata:
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
153
.Hadits
riwayat
Abd
ar
c.
Razzaq dari Abu Hurairah dan Abu Said al-Khudri, Nabi
c.
Hadits
ard.s.a.w. bersabda:
Hadits riwayat
riwayat Abd
Ahmad,
Razzaq
dari
Abu
Hurairah
dan
Abu
Said
al-Khudri,
Nabi
d.
Hadits
riwayat
Ahmad,
Abu Dawud,
dan Abu
Ad-Daruquthni
dari Sa`d Ibn
Abi
d. Hadits
riwayat Ahmad,
Dawud, dan Ad-Daruquthni
dari Sa`d
. dari
riwayat
Sa`d
Ibn
Abi
ar
s.a.w.
bersabda:
c. AbiDawud,
Abd
Abu
Ad-Daruquthni
Ibn
Waqqash
(teks Abu
Dawud),
ia Hadits
berkata:
Waqqash
(teks dan
Abu
Dawud),
ia berkata:
Razzaq dari
Said al-Khudri, Nabi
Waqqash
(teksAbu
AbuHurairah
Dawud),dan
ia Abu
berkata:
s.a.w.
bersabda:
.
d.
Hadits
riwayat
Ahmad,
Abu
Dawud,
dan
Ad-Daruquthni
.dari
Sa`d
.Abi
Ibn
.yang
d.Waqqash
Hadits riwayat
Ahmad,
Dulu
kami menyewakan
tanah dengan
(bayaran)
hasil pertanian
(teks Abu Dawud),
ia berkata:
tumbuh
di pinggir selokan
yang tumbuh di bagian
dialiriIbn
air; maka,
Abu Dawud,
dan dan
Ad-Daruquthni
dariyang
Sa`d
Abi
Rasulullah
haltersebut
melarang
(teks
Abu
kami
Dawud),
melakukan
ia
Hadits
dan
riwayat
memerintahkan
Ahmad,
agar
Hadits
e.d.
Nabi
riwayat
Waqqash
berkata:
kami
menyewakannya
dengan
emas
atau
perak.
e.
Hadits
riwayat
Abu Dawud,
dan bin
Ad-Daruquthni
dari Nabi
Sa`d Ibn
Abi
Tirmidzi
dari Amr
Auf:
.
Waqqash
Nabi
dari
riwayat
Amr
Abu
Tirmidzi
bin
Auf:
dari
Amr
berkata:
bin
Auf:
e. Tirmidzi
Hadits
(teks
Dawud),
ia
.
e. .
Hadits
Nabi
riwayat
.
Tirmidzi dapat
dari Amr
bindiAuf:
Perdamaian
dilakukan
antara kaum muslimin kecuali perdamaian
kaum
4.
Kaidah
Fiqih:
Tirmidzi dari Amr bin
Auf:
.atau
yang
Nabi
mengharamkan
e.
riwayat
.yang
halal
menghalalkan
Hadits
haram.
Amr
bin
sewa
menyewa.
Tirmidzi
Auf:
tentang
dari
.kebolehan
melakukan
akad
3. Ijma
ulama
.
4. Kaidah
4. Kaidah
Fiqih:
I
al-Ijarah
hal.
394:
Fiqih:
juz
Kitab
.hal.
394:
juz
I
Kitab
al-Ijarah
....
4.
...
Kaidah
Fiqih:
Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil
.
yang mengharamkannya.
hal.
4.
394:
Kaidah
Fiqih:
.
juz I Kitab.al-Ijarah
.
...
b. al-Muhadzdzab,
Ibnu
a. Al-Syairazi,
juz
I Kitab
al-Ijarah
hal.
Qudamah,
394:
al
154
juz
I Kitab
al-Ijarah
b.
Ibnu Qudamah,
alMughni,
VIII
/7: hal. 394:
.
Mughni,
juz
I Kitab
VIII
al-Ijarah
/7:
hal.
394:
...
(
)
. ...
(
) alb.
Ibnu
Qudamah,
.
Mughni,
VIII /7:
Boleh
melakukan
akad ijarah (sewa menyewa) atas manfaat
yang
.
b.
alterhadap benda. Oleh
karena
sudah
seharusnya
boleh
pula
...
akad ijarah atas
manfaat.
Mughni,
VIII /7:
Ibnu
b. .
[
]Qudamah,
al...
Mughni,
VIII al-Mughni,
/7:
b. Ibnu
Qudamah,
VIII
/7:
.
al-Dimyathi, Ianah
al-Thalibin,
.
III/108:
( )
. [
] ( )...
d. Ibnu
Qudamah, al d.
Ijarah adalah jual beli manfaat;.dan
manfaat
III/108:
Ibnu
berkedudukan
Qudamah,
sama
dengan
al
al-Dimyathi,
Ianah
al-Thalibin,
Mughni,
VIII,
113:
benda.
Mughni,
VIII, Ianah
113: al-Thalibin, III/108:
al-Dimyathi,
.
]
[
...
...
.
.
]Qudamah,
al
d.
[Ibnu
.
Mughni,
113: Syariah
Kumpulan Fatwa DSN-MUI
Terkait VIII,
Pasar Modal
2.
Pendapat
Ibnu
para
Qudamah,
ulama
tentang
al
d. . Pendapat
2.
para
ulama tentang
b. b.
Mughni,
VIII
/7:/7:
Mughni,
VIII
Ibnu
Ibnu Qudamah,
Qudamah,
alal-
b.
Ibnu Qudamah, alMughni, VIII /7:
.. (( ))
...
...
[[]]
.
[
]
...
.
(sewa
menyewa),
sebab
tidak setiap orang memiliki kendaraan, tempat tinggal dan pelayan (pekerja).
Oleh
juga menjual
d. karena itu, ijarah dibolehkan sebagaimana
Ibnu dibolehkan
Qudamah,
alIbnu
Qudamah,
albenda.
Mughni, VIII, 113:
d.
d. VIII, 113:
Mughni,
d. Ibnu
Qudamah,
VIII, 113:
Mughni,
VIII,al-Mughni,
113:
Ibnu
Qudamah,
al-
.
.
Benda yang disewa adalah amanah di tangan penyewa; jika rusak bukan
disebabkan
kelalaian, penyewa tidakPendapat
diminta harus
jawab
2.
para bertanggung
ulama tentang
(mengganti).
Pendapat
para
ulama
tentang
kebijakan pemerintah; antara lain:
2. 2.
Pendapat para ulama tentang
kebijakan
pemerintah;
antara
lain:
2. Pendapat
para
ulama
tentang
kebijakan
pemerintah; antara lain:
kebijakan pemerintah; antara lain:
..
...
Sultan (kepala negara) boleh menjual tanah baitul mal karena imam
(kepala negara, pemegang otoritas) memiliki kekuasaan umum; dan ia
bagian
() kebijakan untuk kemaslahatan umat Islam (lihat Ibn
boleh melakukan
155
Pertama :
Ketentuan Umum
...
...
2. Sale and Lease Back adalah jual beli
aset
suatu
yang
kemudian
pembeli
menyewakan aset tersebut kepada penjual.
3. SBSN Ijarah Sale and Lease Back adalah SBSN yang diterbitkan
bagian ()
dengan menggunakan akad Ijarah dengan mekanisme Sale and Lease
Lease Back
Back ( ).
.
Kedua :
Ketentuan Khusus
1. Pemerintah boleh melakukan transaksi dengan Perusahaan Penerbit
SBSN yang didirikan oleh Pemerintah atau dengan pihak lain yang
ditunjuk oleh Pemerintah.
156
Penutup
1. Jika terjadi perselisihan di antara para pihak, maka penyelesaiannya
dilakukan sesuai kesepakatan berdasarkan prinsip syariah.
2. Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika
di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan
disempurnakan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada Tanggal
: 22 Jumadil Akhir 1429 H.
26
Juni
2008 M.
Sekretaris,
157
Al-Ijarah
Al-Qard
Amanah
Ashil
Asuransi syariah
Badan yang dipilih oleh para pihak yang melakukan akad untuk
menyelesaikan suatu permasalahan berdasarkan prinsip syariah.
Bai al-dain
Bank Kustodian
Bathil
158
Capital Gain
Dana sosial
Dividen
Efek
Efek Syariah
Efek yang akad, cara, dan kegiatan usaha yang menjadi landasan
penerbitannya tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip
Syariah di Pasar Modal
Emiten
Fatwa
Fee
Gharar
Hari Bursa
Hawalah
Hibah
Ikhtiyath
Kehati-hatian
Ijab
Ijma
InsiderTrading
Istishna
159
Jahalah
Ketidakjelasan
Jaminan
Jualah
Jumhur ulama
Mayoritas ulama
Kafalah
Kafil
Kaidah Fiqh
Lelang
Mustajir
Mujir
Maisir
Makful anhu
Makful Bihi
Makful Lahu
Manajer Investasi
Muallaq
Bergantung
Muamalah Syariyyah
160
Mudharabah
Mudharat
Bahaya, kerugian
Mudharib
Muqaradhah
Murabahah
Mustashni
Musyarakah
Akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha
tertentu, di mana masing-masing pihak memberikan kontribusi
dana (modal) dengan ketentuan bahwa keuntungan dan risiko
(kerugian) akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan
Najsy
Nisbah
Pemindahbukuan
Penawaran umum
Portofolio Efek
Profit Sharing
161
Prospektus
Qabul
Qiradh
Qiyas
Reksa Dana
Ribawi
Rights
Risywah
Rukun
Shahib al-mal
Shani
Short Selling
Syarat
Taalluq
Tabarru
162
Tafriq al-halal min al-haram: Pemisahan hal-hal yang halal dari yang haram. Apabila dalam
suatu akad terdapat sesuatu yang haram dan dapat dipisahkan
dari yang halal, maka pihak yang melakukan akad wajib
memisahkan keduanya, yaitu dengan mengambil yang halal dan
membuang yang haram.
Tijarah
Ujrah
Imbalan
Unit Penyertaan
Wad
Wadiah
Titipan yang diberikan satu pihak kepada pihak lain untuk dijaga
dan dikembalikan ketika diminta kembali.
Wakalah
Wali Amanat
Zhulm
163