Anda di halaman 1dari 5

PRAKTIKUM MIKOLOGI

Tujuan Percobaan
Mengidentifikasi infeksi jamur serta morfologinya.

Alat dan Bahan


1. Mikroskop 2. skaple 3. Object dan cover glass 4. Alkohol 70% 5. Laritan kalium hidroksida 10% (KOH) 6. Selotipe 7. Tissue 8. Api bunsen Langkah Percobaan Tehnik 1 : Mengumpulkan kerokan kulit / kuku

Kerokan kulit ialah bahan klinik yang diperlukan untuk pemeriksaan mikosis superfisialis. Alat-alat yang dibutuhkan ialah skapel, kapas, dan alkohol 70%. Cara : Bersihkan bagian kulit / kuku yang akan dikerok dengan kapas yang dibasahi alkohol. Bagian yang dikerok sebaiknya bagian tepi lesi yang aktif Keroklah bagian tersebut dengan skapel Kerokan kulit ditampung dalam cawan petri steril

Tehnik 2

: Membuat sediaan langsung kerokan kulit / kulit

Alat-alat yang diperlukan ialah kaca benda, kaca tutup, jarum sengkelit, larutan KOH 10% dan burner. Cara : Taruhlah setetes larutan KOH 10% pada kaca benda Ujung jarum dibakar pada burner dan dibasahi dengan larutan KOH 10% lalu dikenakan pada kerokan kulit sehingga kerokan tersebut menempel pada ujung jarum Kerokan kulit atau sisik diletakkan pada tetesan KOH 10%, lalu ditutup dengan kaca tutup Tunggu 10 menit, atau lewatkan sediaan tersebut beberapa kali di atas nyala api Periksa di bawah mikroskop dengan kondensor rendah, mula-mula dengan pembesaran 10 x 10 untuk mencari bagian kulit yang akan diperiksa, kemudian dengan pembesaran 10 x 45 Cari elemen jamur, hifa / spora

Tehnik 3

: Membuat sediaan dari biakan jamur

Alat-alat yang diperlukan ialah kaca benda, kaca tutup, dua buah jarum sengkelit, alkohol 70% dan larutan lactophenol cotton blue (lpcb). Cara : Ambil sedikit koloni jamur dari biakan dengan menggunakan jarum sengkelit Letakkan koloni tersebut pada kaca benda dalam satu tetes alkohol 70% Uraikan jamur tersebut dengan menggunakan dua jarum secara hati-hati, jangan sampai bagian jamur terputus Teteskan lactophenol cotton blue. Lalu sediaan ditutup dengan kaca tutup Lihat dan pelajari di bawah mikroskop dengan pembesaran kecil, kemudian dengan pembesaran besar Hasil :

Hasil dari pemeriksaan kerokan kulit di kelompok kami di dapatkan gambaran seperti di bawah ini.

Bahan yang kami gunakan berasal dari kerokan kulit . Setelah diberikan KOH 10% yang dapat melarutkan keratin dapat terlihat terdapat sel-sel lemak dan beberapa sel yang terlihat seperti hifa jamur namun tidak terlihat adanya mikosis (terdapat hifa bergerombol atau/dan spora bergerombol) sehingga kemungkinan besar jamur tersebut berasal dari pajanan udara bebas. Manusia selalu terpajan jamur yang tumbuh hampir di semua tempat terutama di daerah tropis seperti Indonesia. Meskipun demikian tidak semua orang terkena penyakit jamur. Hal ini disebabkan sistem kekebalan di dalam tubuh manusia. Sistem kekebalan bawaan melindungi masuknya jamur ke dala tubuh manusia dan sistem kekebalan didapat akan diaktifkan bila jamur masuk ke dalam jaringan tubuh. Untuk menimbulkan kelainan, jamur yang masuk ke dalam jaringan harus menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, mengatasi sistem kekebalan didapat dan mampu berkembang biak. Faktor-faktor predisposisi yang bisa menunjang perkembangbiakan jamur tersebut seperti keadaan yang lembab dan tersedianya zat organik.

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM PARASITOLOGI

Kelompok 2
Christy Imelda (08-007) Beatty Daoni Sianipar ( 08-011 ) Ronaldo Yusuf Pantas Sianturi (08-117 ) Runtun Retno Pamungkas ( 08-138 ) Raka Dian Tureno ( 08-173 ) Yuanita Permata ( 08-175 )

Rini Wulandari ( 08-177 ) Elysabeth Margaretha Sinaga ( 08-178 ) Yessica ( 08-191 ) Jonggi Mathias ( 08-042 )

Anda mungkin juga menyukai