Anda di halaman 1dari 13

1

Jurnal Wahana-Bio Volume II Desember 2009

ABSTRAK

KARAKTERISTIK JAMUR Candida albicans BERBASIS FERMENTASI KARBOHIDRAT PADA AIR BAK WC SEKOLAH MENENGAH DI KELURAHAN ALALAK UTARA Oleh : Aminuddin Prahatamaputra

Jamur Candida albicans secara alami terdapat dalam tubuh sebagai flora normal. Di alam bebas, jamur ini ditemukan di tanah, kotoran binatang dan air. Jamur ini dapat menyebabkan keputihan pada vagina yang disebut kandidiasis vaginitis. Air yang tergenang di toilet umum mengandung 70% jamur Candida, sedangkan air yang mengalir dari keran toilet umum mengandung kurang lebih 10-20% jamur pemicu rasa gatal bahkan keputihan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kandungan jamur Candida albicans berbasis fermentasi karbohidrat pada air bak WC siswi di SMA Banjarmasin secara umum, dan mengetahui kandungan jamur Candida albicans pada air bak WC siswi di masing-masing SMA Banjarmasin. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif dengan observasi lapangan dan pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan laboratorium meliputi pemeriksaan pH air, pemeriksaan biakan pada media Sabouraud Dekstrosa Agar, pemeriksaan Gram, uji Germ tube dan uji fermentasi karbohidrat. Populasi dalam penelitian ini adalah jamur Candida albicans pada air bak WC di sekolah menengah kawasan Kelurahan Alalak Utara Banjarmasin yang berjumlah 10 buah bak WC. Sampel penelitian adalah jamur Candida albicans pada air bak WC siswi di sekolah menengah kawasan Alalak Utara Banjarmasin dengan rincian SMP 13 Banjarmasin 3 buah bak; SMP 21 Banjarmasin 3 buah bak; dan SMA 8 Banjarmasin 7 buah bak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 10 sampel bak WC siswi yang diperiksa di SMA Banjarmasin, 8 bak WC (80%) mengandung jamur Candida albicans dan 2 bak WC (20%) tidak mengandung jamur Candida albicans . Kandungan jamur Candida albicans yang terdapat pada air bak WC siswi di SMP 13 Banjarmasin sebesar 33,3%, SMP 21 Banjarmasin sebesar 100%, dan SMA 8 Banjarmasin sebesar 100%. Kata Kunci : Karakteristik Jamur Candida albicans, Air Bak WC, Kelurahan Alalak Utara

2
Jurnal Wahana-Bio Volume II Desember 2009

PENDAHULUAN Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang organisma yang berukuran mikroskopis dengan objek yang dipelajari meliputi virus, bakteri, ragi/jamur, dan beberapa organisma kecil yang harus dilihat dengan menggunakan mikroskop. Organisme tersebut melimpah di sekitar kita dan bahkan hidup sebagai flora normal pada permukaan tubuh manusia, tidak terkecuali sejenis jamur Candida albicans yang sering menimbulkan masalah seperti gatal pada organ kewanitaan. Candida albicans secara alami terdapat pada membran mukosa dalam tubuh kita, paling banyak terdapat dalam saluran pencernaan. Selain itu, Candida albicans juga ditemukan dalam vagina yang sehat, mulut dan rektum (http://www.susukolostrum,com. 2007). Di alam bebas, jamur ini ditemukan di tanah, kotoran binatang dan air (Gandahusada, 2006:316). Menurut penelitian, air yang tergenang di toilet umum mengandung 70% jamur Candida. Sedangkan air yang mengalir dari keran toilet umum mengandung kurang lebih 10-20% jamur pemicu rasa gatal bahkan keputihan (http://cantik-sehat.com/news., 2006). Pertumbuhan yang terlalu pesat dari jamur Candida albicans dapat menyebabkan infeksi pada vagina yang disebut kandidiasis vaginitis (http://www.susukolostrum,com. 2007). Infeksi ini sering kali terjadi akibat penggunaan air seperti toilet yang mengandung Candida sp. setelah defekasi, tercemar dari kuku atau air yang digunakan untuk

membersihkan diri (Gandahusada, 2006:318). Candida albicans sering menimbulkan vaginitis pada wanita dengan gejala utama fluor albus yang sering disertai rasa gatal (Tjampakasari, 2006:36). Berdasarkan observasi lapangan di sekolah kawasan Kelurahan Alalak Utara yaitu pada SMP 13, SMP 21, dan SMAN 8 Banjarmasin, terlihat kondisi WC siswi kurang memenuhi syarat kebersihan baik dari segi tempat penampung maupun air yang digunakan tampak keruh. Dari

3
Jurnal Wahana-Bio Volume II Desember 2009

50 siswi di sekolah menengah di Banjarmasin 29 siswi (58%) menyatakan sering menggunakan fasilitas WC tersebut dan pernah mengalami keputihan dan gatal-gatal pada organ genital. Mengingat air dapat berfungsi sebagai sumber penularan penyakit jamur (kandidiasis) terutama air bak WC yang digunakan secara umum untuk membersihkan anggota badan bagian vital.

METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah survey deskriptif. Metode penelitian yang digunakan adalah observasi lapangan dan pemeriksaan laboratorium. Populasi dalam penelitian ini adalah jamur Candida albicans pada air bak WC yang terdapat di SMP 13, 21 dan SMA 8 Banjarmasin. Sampel dalam penelitian ini adalah jamur Candida albicans pada air bak WC siswi di SMP 13, 21, dan SMA 8 Banjarmasin. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan kriteria sampel air bak WC yang khusus digunakan oleh siswi di SMP 13, 21 dan SMA 8 Banjarmasin dengan jumlah 14 bak WC, dengan rincian seperti dalam tabel berikut: Tabel 1. Populasi dan Sampel Penelitian No. Sekolah Populasi 1. SMP 13 Banjarmasin 6 2. SMP 21 Banjarmasin 7 3. SMA 8 Banjarmasin 11 24 Sampel 3 4 7 14

Pemeriksaan laboratorium dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan PMIPA FKIP Unlam Banjarmasin pada bulan Juni 2009. Alat yang digunakan meliputi autoklaf, oven, spuit 10 ml, botol sampel, inkubator, cawan petri, ose, mikroskop, pipet ukur, tabung reaksi, tabung Durham, oven, autoklaf, mikroskop, botol semprot, dan lampu spritus. Bahan yang digunakan untuk pemeriksaan jamur Candida albicans yaitu kertas pH universal, Sabouraud Dekstrosa Agar, kloramfenikol,

4
Jurnal Wahana-Bio Volume II Desember 2009

cyclohexamide, serum, bahan media gula-gula (glukosa, maltosa, galaktosa, sukrosa, laktosa), pepton, bromthymolblue, bahan pewarnaan Gram, larutan NaCl 0,9%, minyak imersi, aquadest dan air bak WC siswi di Sekolah Menengah Kelurahan Aalalak Utara Banjarmasin. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini diperoleh dari hasil pemeriksaan laboratorium, yaitu dari pengambilan sampel sebanyak satu kali selanjutnya sampel dianalisa berdasarkan hasil biakan yang meliputi: (1) sterilisasi alat; (2) pembuatan media Sabouraud Dekstrosa Agar (Larone, 1986:207); (3) pembuatan media fermentasi karbohidrat yang terdiri dari larutan kaldu, larutan karbohidrat dan media fermentasi; (4) pembuatan cat pewarnaan Gram A, B, C, dan D; (5) pemeriksaan sampel biakan pada media Sabouraud Dekstrosa A; (6) pemeriksaan Gram; (7) pemeriksaan

mikroskopis terhadap sel ragi, blastospora atau hifa semu; (8) Uji Germ Tube; dan (9) pemeriksaan fermentasi karbohidrat. Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan pH, biakan media Sabouraud Dekstrosa Agar, pemeriksaan Gram, biakan serum (germ tube), uji fermentasi gula-gula dan data-data pendukung diolah dalam bentuk tabel. Kemudian hasil yang menunjukkan Candida albicans dianalisa secara deskriptif menggunakan persentase (Azwar, 2005:6) dengan rumus: (positif) Candida albicans % Candida albicans = 100% (positif dan negatif) Candida albicans HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengambilan sampel dilakukan sebanyak 1 kali pada tanggal 23-24 Juni 2009 untuk semua air bak WC, yaitu SMP 13, 21 dan SMA 8 Banjarmasin dimana sampel diambil pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. x

5
Jurnal Wahana-Bio Volume II Desember 2009

Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium, didapatkan hasil seperti dalam tabel berikut : Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Laboratorium pada Air Bak WC di SMP 13 B.masin Kode Hasil Pemeriksaan Candida albicans No sampel pH Biakan Gram Germ tube Fermentasi (+) (-) (+) (-) (+) (-) (+) (-) 1. S1.1 6,0 0 1 0 1 0 1 0 1 2. S1.2 6,0 0 1 0 1 0 1 0 1 3. S1.3 6,0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 2 1 2 1 2 1 2 % 33,3 66,7 33,3 66,7 33,3 66,7 33,3 66,7 Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Laboratorium pada Air Bak WC di SMP 21 B.masin Kode Hasil Pemeriksaan Candida albicans No samp pH Biakan Gram Germ tube Fermenta el si (+) (-) (+) (-) (+) (-) (+) (-) 1. S2.1 6,5 1 0 1 0 1 0 1 0 2. S2.2 6,5 1 0 1 0 1 0 1 0 3. S2.3 6,5 1 0 1 0 1 0 1 0 4. S2.4 6,5 1 0 1 0 1 0 1 0 4 0 4 0 4 0 4 0 % 100 0 100 0 100 0 100 0 Tabel 3. Hasil Pemeriksaan Laboratorium pada Air Bak WC di SMA 8 B.masin Kode Hasil Pemeriksaan Candida albicans No sampe pH Biakan Gram Germ tube Fermenta l si (+) (-) (+) (-) (+) (-) (+) (-) 1. S3.1 6,0 1 0 1 0 1 0 1 0 2. S3.2 6,0 1 0 1 0 1 0 1 0 3. S3.3 5,5 1 0 1 0 1 0 1 0 4. S3.4 6,0 1 0 1 0 1 0 1 0 5. S3.5 6,0 1 0 1 0 1 0 1 0 6. S3.6 6,0 1 0 1 0 1 0 1 0 7. S3.7 5,5 1 0 1 0 1 0 1 0 7 0 7 0 7 0 7 0 % 100 0 100 0 100 0 100 0

6
Jurnal Wahana-Bio Volume II Desember 2009

Tabel 4. Hasil Pemeriksaan Laboratorium pada Air Bak WC sekolah bak WC Candida albicans No. Nama sekolah yang Positip (+) Negatip (-) diperiksa 1. SMP 13 3 1 2 2. SMP 21 4 4 0 3. SMA 8 7 7 0 14 12 2 % 100 85,7 14,3 Data-data pendukung diperoleh dari hasil observasi sekolah, kuesioner terhadap pengelola WC dan kuesioner tarhadap responden (siswi). Berdasarkan hasil observasi , didapatkan hasil seperti pada tabel berikut: Tabel 5. Hasil Observasi di 3 sekolah menengah Kelurahan Alalak Utara No 1. 2. 3. Nama sekolah SMP 13 Banjarmasin SMP 21 Banjarmasin SMA 8 Banjarmasin kelas 12 13 15 siswi 389 438 456 WC siswi 3 4 7 pengelola WC siswi 1 1 1

Berdasarkan hasil kuesioner terhadap pengelola WC, didapatkan hasil seperti pada tabel berikut: Tabel 6. Hasil Kuesioner Pengelola WC di Sekolah sampel Frekuensi Teknik pembersihan No Kode pembersihan bak sampe WC/minggu l <1 1 kali >1 kali Dikura dikuras & disikat kali s 1. S1.1 0 0 1 0 1 2. S1.2 0 0 1 0 1 3. S1.3 0 0 1 0 1 4. S2.1 1 0 0 0 1 5. S2.2 1 0 0 0 1 6. S2.3 1 0 0 0 1 7. S2.4 1 0 0 0 1 8. S3.1 1 0 0 0 1 Penggunaa n desinfektan Ya Tidak 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1

7
Jurnal Wahana-Bio Volume II Desember 2009

9. 10. 11. 12. 13. 14. %

S3.2 S3.3 S3.4 S3.5 S3.6 S3.7 14 100

1 1 1 1 1 1 11 78,6

0 0 0 0 0 0 0 0

0 0 0 0 0 0 3 21,4

0 0 0 0 0 0 0 0

1 1 1 1 1 1 14 100

0 0 0 0 0 0 0 0

1 1 1 1 1 1 14 100

Berdasarkan hasil kuesioner terhadap pengelola WC di Sekolah pada tabel 6, diperoleh data bahwa frekuensi pembersihan bak WC rata-rata kurang dari 1 kali dalam seminggu dengan teknik pembersihan dikuras dan disikat tanpa menggunakan desinfektan. Berdasarkan hasil kuesioner terhadap responden, didapatkan hasil seperti pada tabel berikut: Tabel 7. Hasil Kuesioner Responden (siswi) di Sekolah
f penggunaan WC No Nama sekolah siswi 30 30 40 1x 10 9 14 2x 6 10 12 >2x 14 11 14 Mengalami keputihan Keruh,bau Keruh,ba sisw , gatal u, tidak i gatal 9 7 2 16 4 12 23 15 8

1. 2. 3.

SMP 13 Banjarmasin SMP 21 Banjarmasin SMA 8 Banjarmasin

100 100

33 33

28 28

39 39

48 48

26 54.2

22 45.8

Pembahasan Berdasarkan pemeriksaan laboratorium, didapatkan hasil positip biakan, pemeriksaan Gram, pemeriksaan Germ tube, dan pemeriksaan fermentasi karbohidrat pada sampel dengan kode S1.3 (sampel SMP 13), S2.1-S2.4 (sampel SMP 21), dan kode S3.1-S3.7 (sampel SMA 8). Sedangkan hasil negatip terdapat pada sampel dengan kode S1.1 dan S1.2

8
Jurnal Wahana-Bio Volume II Desember 2009

(sampel SMP 13). Hasil negatip ini disebabkan karena pada saat pengambilan sampel air, bak WC baru saja dibersihkan. Hasil positip pada biakan media Sabouraud Dekstrosa Agar ditandai dengan adanya pertumbuhan koloni berupa yeast like colony (koloni yang menyerupai ragi) yang berwarna putih kekuning-kuningan, halus mengkilat dan sedikit menonjol. Hasil positip pemeriksaan Gram ditandai dengan ditemukannya sel ragi yang berwarna ungu (Gram positip) dan blastospora pada pemeriksaan mikroskopis dengan perbesaran obyektif 100x

menggunakan minyak imersi. Hasil positip pemeriksaan Germ tube ditunjukkan dengan adanya pembentukkan kecambah dari blastospora berupa tabung-tabung kecil. Hasil positip pemeriksaan fermentasi karbohidrat adalah terbentuknya asam dan gas pada glukosa, maltosa, dan galaktosa, terbentuknya asam pada sukrosa dan tidak terbentuknya asam dan gas pada laktosa. Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium ini, menunjukkan bahwa jamur yang terdapat pada air bak WC di SMP 13 dan 21 serta SMA 8 Banjarmasin adalah jamur Candida albicans, karena menurut Darmani (2003:13), diagnosis terhadap jamur Candida sp. dapat ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan mikroskopis (pemeriksaan Gram) dan pemeriksaan biakan. Dimana untuk hasil pemeriksaan Gram, bentuk ragi bersifat gram positip (berwarna ungu), berbentuk oval, kadang-kadang berbentuk germ tube atau budding. Begitu pula menurut Prasetyo (2007:3) bahwa jamur Candida albicans pada sediaan Gram akan terlihat bentuk ragi yang bersifat gram positip, blastospora, atau hifa semu. Sedangkan hasil pemeriksaan biakan pada media Sabouraud Dekstrosa Agar menurut Darmani (2003:13), akan terbentuk pertumbuhan koloni yang berupa yeast like colony (koloni yang menyerupai ragi) yang berwarna putih kekuningkuningan, permukaannya halus dan sedikit menonjol. Untuk identifikasi Candida albicans menurut Tjampakasari (2006:33), dapat dilakukan dengan uji germ tube yaitu perbenihan pada medium yang mengandung protein

9
Jurnal Wahana-Bio Volume II Desember 2009

(misalnya serum) akan terjadi pembentukan kecambah dari blastospora. Sedangkan menurut Jawetz (1996:628), Candida albicans akan membentuk tabung benih dalam 2-3 jam bila diletakkan dalam serum pada suhu 37C. Uji fermentasi jamur Candida albicans menunjukkan hasil terbentuknya asam dan gas pada glukosa dan maltosa, terbentuknya asam pada sukrosa dan tidak terbentuknya asam dan gas pada laktosa (Tjampakasari, 2006:33), dan menurut Koneman (1992:840), hasil fermentasi jamur Candida albicans ditunjukkan dengan terbentuknya asam dan gas pada glukosa, maltosa dan galaktosa, terbentuknya asam pada sukrosa, dan tidak memfermentasi laktosa. Selain itu menurut penelitian, air yang tergenang di toilet umum mengandung 70% jamur Candida. Sedangkan air yang mengalir dari keran toilet umum mengandung kurang lebih 10-20% jamur pemicu rasa gatal bahkan keputihan (http://cantik-sehat.com/news., 2006). Hal ini juga telah dibuktikan oleh Diba (2004), bahwa air bak WC Umum Pasar Martapura 35% mengandung Candida albicans dan menurut Astuti (2005), air bak WC Ruang Bersalin RS Ratu Zalecha 14% juga mengandung Candida albicans. Adanya kandungan jamur Candida albicans pada air bak WC di SMP 13 dan 21 serta SMA 8 Banjarmasin dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: 1. Jumlah pengguna WC rata-rata perhari Berdasarkan hasil kuesioner terhadap responden (100 orang siswi), dapat diketahui bahwa setiap siswi menggunakan fasilitas WC setiap hari dengan frekuensi penggunaan WC 1 kali bahkan lebih dari 2 kali perhari. Jumlah siswa di SMP 13 adalah 389 orang. Bila setiap siswi menggunakan fasilitas WC setiap hari sebanyak 1 kali, maka minimal jumlah pengguna WC/hari adalah sekitar 389 orang. Jumlah WC yang tersedia adalah 6 buah, sehingga rata-rata pengguna untuk 1 buah WC adalah 65 orang. Jumlah siswa di SMP 21 adalah 438 orang dengan jumlah WC siswi sebanyak 4

10
Jurnal Wahana-Bio Volume II Desember 2009

buah, sehingga rata-rata pengguna WC untuk 1 buah WC sekitar 63 orang. Jumlah siswa di SMA 8 sebanyak 456 orang dengan jumlah WC siswi 7 buah, rata-rata pengguna WC untuk 1 buah WC sekitar 43 orang. Perbandingan jumlah pengguna dengan jumlah WC ini kurang ideal, karena menurut Suparlan (1988:89) perbandingan jumlah WC dengan jumlah pengguna WC yang ideal adalah untuk setiap 40 orang wanita disediakan 1 buah WC. Jadi semakin banyak jumlah pengguna WC, maka semakin besar kemungkinan terjadi kontaminasi jamur ke air. Adanya jamur Candida

albicans pada air dapat disebabkan karena kontaminasi setelah defekasi. Selain itu dapat juga terkontaminasi melalui kuku dari pengguna WC yang menderita kandidiasis ataupun orang normal, karena jamur ini sering ditemukan pada kotoran di bawah kuku orang normal

(http://www.duniasex.com/forum/showthread.php). 2. Frekuensi pembersihan bak WC Frekuensi pembersihan bak WC sangat mempengaruhi pertumbuhan jamur Candida albicans . Frekuensi pembersihan bak WC di SMA Banjarmasin rata-rata kurang dari 1 kali dalam seminggu. Hal ini dianggap masih kurang, karena menurut Wijono (2000:1148) syarat WC yang digunakan untuk umum adalah harus dibersihkan paling sedikit 2-3 kali sehari. Kurangnya frekuensi pembersihan bak WC ini berarti memberikan kesempatan kepada jamur untuk tumbuh dan berkembang di dalam air sehingga air tersebut akan menjadi sumber infeksi bagi yang

menggunakannya. 3. Derajat keasaman (pH) air bak WC Berdasarkan pemeriksaan laboratorium, didapatkan hasil bahwa pH air seluruh bak WC (10 bak) di sekolah sampel berkisar antara 5,5-6,5. Air bak WC yang mengandung jamur Candida albicans (8 bak), memiliki pH berkisar antara 5,5-6,5. Kondisi ini sangat memungkinkan jamur Candida albicans untuk tumbuh dan berkembang. Menurut Tjampakasari (2006:33) jamur

11
Jurnal Wahana-Bio Volume II Desember 2009

Candida albicans dapat tumbuh pada variasi pH yang luas, pertumbuhannya akan lebih baik pada pH antara 4,5-6,5. Air bak WC yang mengandung jamur Candida

tetapi

albicans

ini

kemungkinan dapat menyebabkan infeksi pada vagina

yang disebut

kandidiasis vaginitis atau keputihan. Keputihan yaitu jika jumlah lendir yang keluar lebih banyak dari biasanya, berbau serta berwarna keruh (seperti susu basi, kuning kehijauan) dengan atau tanpa rasa gatal di sekitar kemaluan (sekitar kemaluan bagian luar)

(http://hqweb01.bkkbn.go.id/hqweb/ceria/mb7kedua.html, 2007). Berdasarkan hasil kuesioner terhadap 100 orang siswi di SMP 13 dan 21 serta SMA 8 Banjarmasin, 48 orang mengaku mengalami keputihan, 26 orang (54,29%) keputihan yang disertai gatal pada vagina dan 22 orang (45,8%) keputihan yang tidak disertai gatal pada vagina. Jumlah siswi yang mengalami keputihan paling banyak adalah siswi di SMA 8 yaitu 23 orang (47.9%), SMP 21 sebanyak 16 orang (33.3%), dan SMP 13 sebanyak 9 orang (18.8%). Infeksi ini kemungkinan terjadi akibat penggunaan air toilet yang mengandung Candida albicans, karena menurut Gandahusada (2006:318), infeksi kandidiasis vaginitis dapat terjadi akibat penggunaan air seperti toilet yang mengandung jamur Candida albicans setelah defekasi, tercemar dari kuku atau air yang digunakan untuk membersihkan diri. Karakteristik Jamur sebagai Sumber Belajar Mikrobiologi Hasil penelitian ini diharapkan dapat disumbangkan untuk

pembelajaran, mikrobiologi baik tingkat SMP, SMA) maupun Perguruan Tinggi, yaitu : 1. Bagi Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA), selain sebagai sumber informasi dalam bidang bioteknologi konvensional juga dapat dijadikan sebagai panduan untuk melakukan praktikum sederhana mengenai jamur Candida albicans.

12
Jurnal Wahana-Bio Volume II Desember 2009

2. Bagi Perguruan Tinggi,

selain sebagai sumber informasi dan sebagai

panduan untuk melakukan praktikum sederhana mengenai jamur Candida albicans , juga dapat dimanfaatkan sebagai panduan bagi mahasiswa untuk melakukan penelitian serupa terhadap jamur lain dalam bidang mikrobiologi. KESIMPULAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 10 sampel bak WC siswi yang diperiksa di SMA Banjarmasin, 8 bak WC (80%) mengandung jamur Candida albicans dan 2 bak WC (20%) tidak mengandung jamur Candida albicans. Kandungan jamur Candida albicans yang terdapat pada air bak WC siswi di SMP 13 Banjarmasin sebesar 33,3%, SMP 21 Banjarmasin sebesar 100%, dan SMA 8 Banjarmasin sebesar 100%. DAFTAR PUSTAKA Azwar, Saifuddin. 2005. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Diba, Farah. 2004. Pemeriksaan Pencemaran Candida albicans pada Air Bak WC Umum di Pasar Martapura Tahun 2004. Karya Tulis Ilmiah tidak diterbitkan. Banjarbaru. Darmani, Endang Herliyanti. 2003. Kandidiasis : Diagnosa dan Identifikasi. (online), (http://adasidna.blogspot.com. Diakses 21 Mei 2009). Medan: Fakultas Kedokteran Sumut. Gandahusada, Srisasi. 2006. Parasitologi Kedokteran. (Edisi Ketiga). Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jawetz Ernest, Melnick Joseph L., Adelberg Edward A. 1996. Mikrobiologi Kedokteran (Medical Microbiology). (Edisi 20). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Koneman, Elmer W. 1992. Colour Atlas and Textbook of Diagnostic Microbiology. (Fourth Edition).Philadelphia: J.B. Lippincott Company.

13
Jurnal Wahana-Bio Volume II Desember 2009

Larone, Davise H. 1986. Medically Important Fungi: A Guide to Identification. (Second Edition). Newyork. Prasetyo, Wicaksono Sigit. 2007. Candidiasis. (Online), (http://fkuii.org./tikidownload wikiattachment.php?, diakses 21 Pebruari 2009). Suparlan. 1988. Pedoman Pengawasan Sanitasi Tempat-tempat Umum. Surabaya: Surabaya Merdekaprint. Tjampakasari, Connie Riana. 2006. Karakteristik Candida albicans. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Wijono, Djoko. 2000. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Teori, Strategi dan Aplikasi. (Vol.2). Surabaya: Airlangga University Press. Vagina Spa Bikin Suami Makin Mesra: Candida Biang Petaka. (Online), (http://cantik-sehat.com/news/2006/09/page/8/, diakses 21 Pebruari 2009). Mengatasi Jamur. 2007. (online), (http://www.susukolostrum.com, diakses 21 Pebruari 2009). Apakah Keputihan Itu?.2007. (Online), (http://hqweb01.bkkbn.go.id/hqweb/ceria/ mb7kedua.html, diakses 2 Maret 2009). Tinjauan Pustaka Candida albicans (Online),(http://www.duniasex.com.forum/ showthread.php?:11., diakses 3 Juni 2009)

Anda mungkin juga menyukai