Anda di halaman 1dari 24

P RESTãSI

Office : 7/1 Ahmed E1 Zumr St. Block 21 Tenth District Nasr City Cairo Egypt

* Kairo - Mesir * Media Silaturahmi, Informasi dan Analisa

Edisi Interaktif
HUT KSW Ke-27
27 Tahun KSW Membangun;
Kesadaran, Kebersamaan, Keharmonisan
dan Kesantunan

Teras
KSW; Selangkah Lebih Maju

Kolom
Kesinambungan dalam 27 Tahun KSW

Lensa KSW
Dua Kata dari (Hati) KSW
Opini
Walisongo FC;
Cinta, Harmoni dan Prestasi
Sapa Redaksi

P RESTãSI Media Silaturahmi, Informasi dan Analisa

A s s a l a m u ' a l a i ku m w a r a h m a t u l l a h w a
Daftar Isi
Dari Redaksi__02
barakatuh. Pada sebagian kata, tak semua bisa
menggambarkan rasa. Kepada sesama, manusia
akan lebih cenderung saling menerima rasa
dengan isyarat. Maka kesempatan kali ini, Kru Teras__03
Redaksi PRESTãSI mengisyaratkan rasa-rasa yang
tak terungkap oleh sekedar kata-kata dalam
Buletin PRESTãSI Edisi Interaktif; teruntuk KSW, Opini__05
siapa saja yang datang dari senja. Ia tidak lahir
dari mana-mana, namun dari isyarat yang
bergelenyar di tiap relung dan berpendar di
lorong gelap, untuk KSW; tak terkecuali yang Kolom__07
bahkan tak peduli.
Kami isyaratkan kata-kata yang tak terungkap
dengan kata-kata, kata-kata yang harap-harap Lensa KSW__09
cemas lebih berharga. Yang rangkaiannya tidak
penuh keraguan, sebab ditulis dan ditirakati
berhari-hari. Untuk KSW; semuanya tanpa
bertanya-tanya. Lebih dari segalanya, KSW harus Kata Mereka__11
terus membangun untuk setiap siapa yang setia
padanya. Maka agar dengan ini, KSW tidak ragu
lagi untuk terus maju, untuk terus berjuang, Dua Kata Untuk KSW__13
untuk terus mengajak dan tak bosan merangkul.
Semoga.
Terakhir, tak peduli apa yang jadi ocehan orang- Catatan Pimred 2011__16
orang. Kata-kata adalah senjata. Ia melindungi
atau menghabisi adalah pilihan. Dan pun, kata
adalah kado yang paling indah dan murah. Kami
dedikasikan Buletin PRESTãSI Edisi Interaktif Catatan Pimred 2012__18
Spesial HUT KSW ke-27 teruntuk para pemilih
kata terbaik, yang ngewongke (memanusiakan)
pada yang bukan manusia sekalipun, teruntuk Catatan Pimred 2013__20
KSW dan siapa saja yang berjiwa KSW. Mari
berpesta dalam kata-kata, lebih hidup lagi!
Kemudian, selamat membaca!
Catatan Pimred 2014__22

P RESTãSI Pelindung: Ketua KSW | Dewan Redaksi: Ronny G. Brahmanto, Landy T. Abdurrahman,
Muhammad Fardan Satrio Wibowo, Uly Ni'matil Izzah, Nashifuddin Luthfi | Pimpinan
Media Silaturahmi, Informasi dan Analisa

Umum: Choiriya Dina Safina | Pimppinan Redaksi: Muhammad Fadhilah Rizqi | Pimppinan Usaha: Sopandi |
Sekretaris Redaksi: Wais Al-Qorny | Redaktur Pelaksa: Muhammad Miftakhuddin Wibowo, Zulfah Nur Alimah,
Zuhal Qobili, Rizqi Fitrianto | Reporter: Muhammad Nurul Mahdi, Iis Isti'anah, Fathimah Imam Syuhodo |
Distributor: Azhar Hanif, Mahfud Washim | Layouter: Alaik Fashalli, al-Muzakky | Karikaturis: Rijal Rizkillah |
Editor: Muhammad Ulul Albab Mushaffa, Annisa Fadlilah, Abdul Wahid Satunggal

02 PRESTãSI Edisi Interaktif Spesial HUT KSW ke-27


Teras

KSW; Selangkah Lebih Maju


Oleh : Choiriya Safina

3 1 J a n u a r i 2 0 1 4 , m e n j a d i h a r i ya n g Sukses Rame-Rame” dan HUT KSW ke-26


membahagiakan bagi KSW (Kelompok Studi mengusung tema “Ksw Berbudaya, Ksw Milik
Walisongo). Bagaimana tidak, sajian tumpeng Kita”. Dalam artian, setelah berhasil
yang disajikan oleh para Srikandi KSW, kala menjalankan roda organisasi selama
itu, mampu menyihir sekretariat menjadi seperempat abad, dua puluh lima tahun, dan
ramai sekaligus dipenuhi rasa bahagia. Mulai melakukan sebuah tapak tilas untuk sebuah
dari yang sering berkunjung ke sekretariat refleksi. Sehingga dapat dikatakan sukses
sampai yang jarang berkunjung, ikut yang komunal atas kebertahanannya dalam
nimbrung kumpul rame-rame di KSW. Dan di jangka waktu yang tidak sebentar. Selanjutnya
hari itulah tepatnya 27 tahun silam, KSW lahir mewujudkan bahwa KSW punya budaya yang
di bumi masisir ini, menjadi pelopor organisasi diakui dikalangan masisir dan mewujudkan
kekeluargaan. Dan sebentar lagi, tepatnya nilai KSW bukan sekedar organisasi formal
tanggal 19 April 2014, akan menjadi hari yang saja, melainkan sebuah perkumpulan
lebih membahagiakan lagi bagi warga KSW. keluarga yang anggotanya akan saling gotong
Karena malam puncak perayaan akan royong membantu sesama. Sehingga rasa
diselenggarakan pada hari tersebut. Terlebih, kepemilikan atas KSW benar nyata adanya.
tidak jauh berbeda dengan perayaan- Setelah rasa kepemilikan itu ada, selanjutnya
perayaan sebelumnya, pun juga perlu adanya pembangunan dalam internal
mempersembahkan hasil kesenian warga KSW. Pertama membangun kesadaran yang
K S W khususnya dalam bidang musik. penuh atas kepemilikan K S W. Kedua,
Sekaligus akan menjadi salah satu perayaan kebersamaan; setelah sadar memiliki, maka
malam puncak bersejarah untuk KSW. sadar akan nilai kebersamaan semerta sadar
Berawal dari obrolan di sebuah warung makan bahwa anggota KSW terdiri dari berbagai
oleh beberapa pengurus dan senior KSW, daerah di Jawa Tengah dan DIY yang jelas ada
berhasil menelurkan tema untuk Perayaan beberapa perbedaan adat, budaya dan
HUT KSW ke 27 ini. Yaitu, “Membangun bahasa daerah, walaupun tidak mencolok.
Kesadaran, Kebersamaan, Keharmonisan dan K e t i g a , ke h a r m o n i s a n ; m e m b a n g u n
Kesantunan”. Setidaknya dalam benak akan keharmonisan dari kebersamaan dan
bertanya, apa makna tema panjang itu? keragaman yang ada antar sesama warga
Mengapa harus kesadaran yang K S W. Keempat; setelah keharmonisan
didahulukan? Dan mengapa “membangun”? terwujud, maka penting untuk tetap
Memang, saat ini selentingan pertanyaan- menerapkan nilai kesantunan dalam diri.
pertanyaan ini agaknya mulai mengganggu Santun dalam berperilaku, bertutur kata
benak kita, warga KSW. sekaligus bersikap. Selain Jawa dikenal lekat
dengan kesantunan, pun juga karena kita
Pemaknaan tetap akan kembali pada lingkungan, habitat
Te m a “ M e m b a n g u n K e s a d a r a n , dan budaya kita, Jawa. Agar tetap menjadi
Kebersamaan, Keharmonisan dan sebagaimana mestinya selepas lulus dan
Kesantunan” ini, merupakan perpanjangan kembali ke tanah air. Dalam artian tetap
dari dua tema yang telah diusung njawani. Karena jika sudah terlepas njawani-
s e b e l u m nya . Pa d a H U T ke - 2 5 , K S W nya orang Jawa jadi tidak berarti lagi, meski
mengusung tema “Napak Tilas 25 Tahun KSW tinggi tak terukur prestasi akademisnya.

PRESTãSI Edisi Interaktif Spesial HUT KSW ke-27 03


Teras

S e b a b p a s t i t e t a p a d a ya n g h i l a n g ; Di seni budaya, KSW sedang mengedepankan


ke p r i b a d i a n b u d aya . M a n u s i a ta n p a kaderisasi, mempersiapkan potensi-potensi
kepribadian budaya aslinya akan sulit diterima kesenian warga-warganya. Terdapat kesenian
di lingkungannya, dan lebih mengkhawatirkan musik tradisional rebana atau hadroh yang
oleh keluarganya. Maka di tengah budaya mulai dihidupkan lagi, dan juga musik modern
padang pasir ini, KSW menawarkan kultur band. Dari kesenian lain ada pantomim yang
Jawa tetap lestari. Masuk saja lewat gerbang juga mulai dihidupkan lagi. KSW harus bisa
ukir khas Jepara itu, kemudian ikut semua merepresentasi kultur Jawa dalam
apa; senda gurau, makan bersama di nampan, keseniannya, tidak harus selalu dalam artian
tawa semalaman. budaya Jawa yang terlihat orang pada
Kegiatan-Kegiatan umumnya, namun juga budaya kebersamaan.
Pada momen-momen seberharga peringatan Setiap program yang diadakan oleh KSW,
kelahiran, KSW perlu warga-warganya untuk adalah teruntuk semua warganya tanpa
mengetahui bahwa ia juga memiliki kegiatan- terkecuali. Agar menyadari betul apa arti
kegiatan yang diusahakan dapat memenuhi kekeluargaan sesungguhnya, harus ada
kebutuhan bakat dan minat mereka. Dan pendekatan persuasif dengan mengambil
tahun ini KSW ingin meningkatkan eksistensi keuntungan dari program-program yang
forum-forum keilmuan, yang sebelumnya ditawarkan, sehingga orang-orang mau
agak meredup, seperti menghidupkan lagi berdatangan dan memahami KSW.
Walisongo Sudy Club (seterusnya dibaca Harapan
Walisongo SC) yang melaksanakan kajian- Menyinggung kembali tema HUT KSW yang
kajian ilmiah. Walisongo SC dijadikan program ke-27 “ K S W Membangun; Kesadaran,
unggulan tahun ini oleh KSW, sebagai sumber Kebersamaan, Keharmonisan, Kesantunan”,
kegiatan ilmiah yang rutin. Diikuti oleh warga disamping membangun hal-hal yang bersifat
KSW yang berbakat dan berminat mengasah materi K S W harus membangun nalar
ketajaman analisanya dalam kajian-kajian kesadaran, kebersamaan, keharmonisan dan
keilmuan yang meliputi keislaman, fiqih, tafsir, kesantunan yang keempatnya ditanamkan
kebahasaan dan lain-lain. Dilihat dari berjalan dalam filosofi-filosofi Jawa. Agar dalam
dengan baiknya dan banyak pegiatnya, kehidupan, nilai yang kita peroleh tidak hanya
kegiatan ini dinilai baik dan sukses. Program bagaimana untuk mencapai kesuksesan diri
yang baik dan unggul, sebab nilai-nilai dan begitu egois merancang masa depan
kemahasiwaan yang sesungguhnya dipupuk sendiri, tapi juga untuk belajar membaca
disitu ketika terlewatkan kesempatan untuk lingkungan kemudian bersosialisasi hingga
aktif di perkuliahan. cukup layak bermanfaat bagi sesama. Hal-hal
Kemudian KSW juga terus meningkatkan ini bukanlah hal sederhana hingga
jalannya bidang-bidang yang lain seperti dipertanyakan mengapa diungkapakan
jurnalistik, kesenian dan tentunya olahraga. dengan rumit, justru agar kita sadar betapa
Di jurnalistik ada Sekolah Menulis Walisongo sulitnya hidup tanpa orang lain oleh
(SMW) dan Buletin PRESTãSI sendiri. SMW karenanya kita tidak boleh meninggalkan
bertujuan mewadahi bakat dan minat komunitas, yang begitu berjasa, terlebih.
jurnalistik warga-warganya. Dengan sistem Untuk KSW tidak ada lain agar ia terus
klasikal, SMW memberi kesempatan setiap berpendar di tengah kegelapan, selain
siapa yang ingin belajar menulis berbagai kesetiaan warga-warganya. Setidaknya, tidak
macam tulisan, fiksi dan non-fiksi, kolom, seperti manusia yang berulang tahun dan
essay, berita, cerpen dan lain-lain. Sedang mengurangi usianya, KSW berulang tahun
Buletin PRESTãSI mewadahi ruang-ruang akan menambah usianya, dan tahun ini harus
untuk berseru pada dunia, atau Masisir saja, selangkah lebih maju dari sebelumnya.
atau KSW setidaknya, dalam kata-kata Menebar manfaat, bagi siapa saja yang
semaunya tanpa terkotak-kotakkan oleh berjiwa KSW. Dan juga untuk Masisir, tentu
kecanggungan. saja.

04 PRESTãSI Edisi Interaktif Spesial HUT KSW ke-27


Opini

Walisongo FC;
Cinta, Harmoni dan Prestasi
Oleh: Asrizal Musthofa, Lc.

A wal maret lalu, satu kabar baik dan


buruk datang menyapa tim Walisongo
FC. Kabar buruknya adalah rekor tak
terkalahkan Walisongo FC dalam turnamen
Jawa Cup akhirnya terpecahkan. Walisongo FC
motivator juga fans berat Walisongo FC sejak
awal turnamen sudah memberi iming-iming,
“ j u a r a n a n t i t a k b e l i i n k a m b i n g .”
Alhamdulillah Walisongo F C berhasil
mengklaim trofi juara Jawa Cup untuk yang
kalah 0-1 di babak penyisihan dari tiga kali kesembilan-kalinya. Sembilan trofi dari
finalis Jawa Cup, Siliwangi FC. sepuluh turnamen adalah angka yang
Terbesit pertanyaan; inikah tanda-tanda fantastis. Dengan torehan prestasi tersebut,
dominasi tim andalan Jawa Tengah mulai setidaknya Walisongo FC turut membantu
menurun? Kepada wartawan Jawa Cup X, Roni mengharumkan nama baik KSW, khususnya di
G. Bramantyo selaku menejer tim menjawab bidang olahraga.
dengan kalimat ringkas, “Itu hanya sekenario Karena tradisi juaranya, dulu sempat
final”. Bisa ditebak. Sebenarnya itu hanya terdengar plesetan dari kata KSW. Bukan
tutur kata saja, demi menjaga mental dan Kelompok Studi Walisongo, melainkan
kekompakan tim di pertandingan final. Kelompok Sepakbola Walisongo. Namun itu
Adapun secara batin pastilah kecewa. tidak sepenuhnya benar. Tidak tepat jika KSW
Menejer mana yang tak galau melihat tim hanya fokus pada kegiatan olahraga,
besutannya kalah? Apalagi untuk pertama kemudian lupa dan menganak tirikan
kalinya dalam sejarah perhelatan Jawa Cup. kegiatan-kegiatan yang lain. Terbukti agenda-
Kekalahan bukan untuk diratapi. Kalaupun agenda yang bersifat akademis maupun non-
sedih, Walisongo FC tidak mengenal istilah akademis berjalan lancar. Bahkan di 2014 ini
gagal Move On. Dalam kekalahan ada KSW mempunyai kegiatan unggulan berbasis
pelajaran. Pandai menangkap pelajaran akan keilmuan, Walisongo SC (Study Club). Jika
merasakan manisnya kemenangan, meski Walisongo FC berkiprah dan berprestasi di
tertunda sesaat. Untuk berkaca dan tidak bidang olah jasmani, kita semua berharap
besar kepala, juga menjadi hikmah dari Walisongo SC sukses di bidang olah otak dan
ketertinggalan tersebut. Karena tidak ada berprestasi di bidang akademi.
yang bisa menjamin Walisongo FC akan Kunci Sukses
selamanya menang di tiap pertandingan. Yang Sepak bola adalah permainan yang
t e r p e n t i n g a d a l a h p ro s e s d a n j a l a n melibatkan banyak individu. Tidak sebatas
perjuangan meraih prestasi. Proses itu sebelas orang yang berada dalam lapangan,
penting. Tapi proses yang kemudian tapi juga pemain pengganti, pelatih, menejer,
membuahkan hasil itu jauh lebih penting. pemilik tim dan juga suporter. Sangat naif jika
Adapun kabar baiknya adalah slogan 'mbeleh dalam perjalanan waktu tak terjadi gesekan-
wedus' yang selama ini hanya menjadi gesekan, baik internal maupun eksternal.
nyanyian para supoter Semar Mendem di tiap Konflik ada, gesekan juga sesekali terjadi. Lalu
pertandingan, akhirnya terealisasi. Bapak apa rahasia KSW dan Walisongo FC dapat me-
Gunawan selaku penasehat spiritual, manage masalah-masalah tersebut, dari

PRESTãSI Edisi Interaktif Spesial HUT KSW ke-27 05


Opini

konflik keluar solusi, dari gesekan menjadi biasa. Karena itu sikap sopan santun dan rasa
kekuatan? legowo khas karakter Jawa, juga merupakan
Pertama: Kompak. Walisongo FC tidak rahasia sukses Walisongo FC selama ini.
mempunyai pemain bintang. Kemampuan Kelima: Dukungan warga. Karena rekor yang
dan skill pemainnya rata. Postur tubuh yang dicapai, tak aneh jika Walisongo FC memiliki
merupakan unsur penting dalam sepak bola, suporter fanatik. Suporter berjuluk Laskar
juga sedang-sedang saja. Sosok One Man Semar Mendem ini sangat terkenal dengan
Show juga susah ditemui di skuad tim. Apa lagi kekompakannya. Sorak dan yelyelnya mampu
ka l a u b u ka n ke ko m p a ka n ya n g b i s a membuat mental lawan jadi ciut. Sebaliknya,
diandalkan? hal itu tentu membawa berkah bagi tim
Kedua: Harmonis. Ketika ditanya mengenai Walisongo FC, pemain kedua belas. Tak
tips menumbuhkan dan menjaga sebatas suporter, alumni KSW dan juga
keharmonisan, Abdul Qodir, mantan pelatih mantan pemain yang sekarang sudah kembali
dan juga Wing Back andalan Walisongo FC ke Tanah Air tak hentinya memberi dukungan
berpesan, “Intinya itu sering kumpul bareng.” tim kesayangan mereka ini. Jika mendekati
Dengan seringnya kumpul dan silaturahim, event Jawa Cup, beranda Facebook Walisongo
ikatan emosional akan terjalin. Hubungan Semar Mendem bisa dipastikan ramai dengan
antar skuad dapat terjaga dengan baik. Hal itu postingan dari mereka, “Perjuangno!

“Dari sepak bola terdapat banyak sekali filsafat hidup. Beruntung bagi yang dapat
menangkap pelajaran darinya. Sepakbola mengajarkan perjuangan dan kesabaran.
Tidak hanya mencari poin sebanyak-banyaknya, tapi juga bermain cantik
untuk mendapatkan poin-poin tersebut.”
ternyata pesan turun-temurun dari para (Perjuangkan!)” Semua merasa memiliki.
p e n d a h u l u , ya n g s e y o g ya nya s e l a l u Dari KSW untuk Masisir
disampaikan pada generasi penerus. M e l a l u i Wa l i s o n go F C , K S W i n g i n
Ketiga: Walisongo FC tidak memiliki pemain menyuguhkan sekaligus memberi contoh
pragmatis. Pemain pragmatis bercirikan selalu pada ranah Masisir akan permainan yang baik.
ingin dimainkan di tiap pertandingan, meski Mementingkan kekompakan daripada
jarang ikut latihan. Jika tidak dimainkan kekerasan. Memaknai arti cinta, harmoni dan
kurang bisa menjaga perasaan, yang prestasi.
terkadang dapat mengganggu stabilitas tim. Dari sepak bola terdapat banyak sekali filsafat
Perlu diketahui bahwa dalam Walisongo FC hidup. Beruntung bagi yang dapat menangkap
tidak ada senioritas. Tidak ada yang merasa pelajaran darinya. Sepakbola mengajarkan
lebih penting dari yang lain. Yang datang dan perjuangan dan kesabaran. Tidak hanya
rajin latihan, itulah yang nantinya bermain di mencari poin sebanyak-banyaknya, tapi juga
pertandingan. bermain cantik untuk mendapatkan poin-poin
Keempat: Jika semua rajin latihan, tapi ada tersebut.
beberapa pemain yang tak kunjung dipasang? Sepak bola juga mengajarkan cara bersinergi
Jawabnya adalah, tidak selamanya pemain dengan sosial. Nilai disiplin disetiap lini. Untuk
bintang menjadi line up. Dan tidak selamanya kemudian nilai-nilai itu diterapkan di setiap
pemain cadangan dicadangan. Semua ka j i a n , o r ga n i s a s i d a n a f i l i a s i , j u ga
kembali kepada kebutuhan tim. Menejer dan diimplementasikan dalam berdinamika di
pelatih pastilah mempunyai pertimbangan masyarakat luas.
tersendiri. Kritikan dan gojlokan? Ah! Sudah Selamat menempuh ujian.

06 PRESTãSI Edisi Interaktif Spesial HUT KSW ke-27


Kolom

Kesinambungan dalam 27 Tahun KSW


Oleh: Rosyad Sudrajat*

Pertama, saya ucapkan rasa syukur dan terkandung di dalamnya tidak akan berganti.
selamat kepada KSW Mesir, yang pada tahun Nilai-nilai kebersamaan, keharmonisan dan
2014 ini telah menginjak tahun ke-27. Secara kekeluargaan.
keorganisasian 27 tahun merupakan waktu Sekali lagi saya tekankan bahwa KSW Mesir
yang sangat lama dan tentunya terjadi bukanlah organisasi tahunan yang mana
perubahan-perubahan di berbagai aspek. dengan mudahnya dapat dinilai dari
Yang jelas saat ini KSW Mesir masih memiliki kepengurusan pada tahun tertentu, tetapi
peranan penting dalam dinamika terjaganya nilai-nilai yang dibangun sejak
keorganisasian Masisir. Selain itu, KSW Mesir didirikannya sampai sekarang. Sedangkan
masih memiliki ciri khas budaya yang masih p a s a n g - s u r u t p a d a s e t i a p t a h u n nya
bertahan dari waktu ke waktu. merupakan proses dari pembelajaran dan
Sebagaimana tema HUT tahun ini adalah KSW perbaikan. Pergantian kepengurusan setiap
membangun; kesadaran, kebersamaan, tahunnya merupakan sebuah proses untuk
keharmonisan dan kesantunan. Dan bukan melanjutkan estafet keorganisasian. Tidak
berarti baru tahun ini KSW Mesir membangun lantas tahun selanjutnya harus berbeda
hal tersebut, tetapi KSW Mesir masih dapat dengan tahun sebelumnya, tetapi lebih untuk
mempertahankannya dan akan terus saling melengkapi, sehingga tetap terjaga
memperbaiki sehingga akan tetap kokoh keutuhan nilai-nilai budaya dan kekeluargaan
sampai akhir. Entah sampai kapan, yang pasti di KSW Mesir.
itulah ciri khas dalam KSW Mesir. Tidak hanya kepengurusan yang mengalami
Ciri khas tersebut selalu terlihat pada setiap p e r u b a h a n , teta p i ke a n g go ta a n p u n
tahunnya, karena pada dasarnya KSW Mesir mengalaminya. Setiap tahunnya ada anggota
adalah organisasi kekeluargaan yang tidak baru yang datang ke Mesir disamping tidak
dapat dinilai dalam ukuran satu tahun sedikit pula para senior yang kembali ke tanah
kepengurusan. Dalam perjalanannya, setiap air. Sehingga dalam hal ini penanaman nilai-
kepengurusan mempunyai hubungan yang nilai KSW terhadap teman-taman baru harus
t i d a k d a p a t d i p i s a h k a n . Wa l a u p u n kokoh. Yang akhirnya walaupun secara
kepengurusan KSW Mesir berganti setiap satu personil anggota mengalami perubahan,
tahun sekali, tetapi esensi dan nilai yang secara elemen pembentuk keorganisasian

PRESTãSI Edisi Interaktif Spesial HUT KSW ke-27 07


Kolom

akan tetap kokoh. s u d a h a d a a ka n a ca k- a ca ka n d a n


Dalam upaya mempertahankan kekokohan kepengurusan selanjunya harus merancang
organisasi tersebut peran pengurus menjadi ulang target-target yang cocok. Dan
hal yang penting. Pengurus harus mengetahui kesinambungan antar pengurus dari tahun
perkembangan keorganisasian dari tahun ke ketahun itulah yang menjadi hal terpenting
tahun. Informasi dan pengetahun tentang dalam mempertahankan nilai-nilai dan esensi
seluk beluk organisasi dan perkembangannya KSW Mesir.
dapat menjadi acuan dalam merancang Pada tahun ini Kami yang diamanati untuk
sebuah program kerja. melanjutkan keorganisasian KSW Mesir juga
Dalam merancang program kerja juga harus melakukan hal yang sama. Melanjutkan
memiliki silabus ataupun kurikulum. Dengan pengabdian dengan melakukan perbaikan
begitu akan tergambar jelas target-target dan menjaga hal baik yang ada pada tahun
yang harus tercapai. Dari sini dapat dipetakan sebelumnya. Melaksanakan program kerja
juga perjalanan KSW Mesir untuk beberapa yang sudah dirancangkan dengan berusaha
tahun mendatang. Karena sejatinya dalam menuntaskan target-target yang ada.
setiap tahun pasti ada perkembangan yang Dan tentunya dalam pelaksanaan program
harus terkontrol agar tidak menjadi program tersebut kami tidak bisa melakukannya
kerja yang hanya serabutan tanpa konsep. sendirian. Bantuan dan dukungan dari setiap
Konsep dan silabus keorganisasian tersebut anggota sangat diperlukan. Ditambah lagi
tidak hanya dirancang untuk satu tahun perlu adanya evaluasi dan kontrol dari
kepengurusan saja. Tetapi lebih jauh lagi anggota dan para senior. Sehingga apabila
untuk mengontrol perkembangan organisasi program dan kinerja pengurus tidak keluar
beberapa tahun ke depan. Sebagai contoh dari rel yang sudah dibuat dengan rapih.
untuk tahun ini target apa yang harus diraih Dan akhirnya dalam peringatan hari jadi KSW
oleh KSW Mesir untuk bidang seni. Kalau pada Mesir yang ke-27 ini menjadi momentum
tahun tersebu target sudah tercapai dalam menujukkan sebagian dari
kemudian pada tahun selanjutnya target apa perkembangan K S W Mesir. Dilain sisi
lagi yang harus tercapai. Dan selanjutnya menunjukkan kembali kepada anggota
seperti itu dalam setiap bagian; pendidikan, bahawa KSW yang sudah berumur 27 tahun
sosial, kaderisasi dan lain sebagainya.
ini masih mempertahankan budaya dan nilai
Setelah terbentuk konsep dan silabus nilai khasnya. Budaya kebersamaan, unggah-
keorganisasian yang jelas, maka kerja dewan
ungguh jawa dan keharmonisan. Dan semoga
pengurus menjadi hal penting selanjutnya.
sampai akhir, budaya dan nilai-nilai tersebut
Akan menjadi sia-sia jika konsep yang sudah
ada tidak diperjuangkan dengan sungguh- tetap terjaga.
sungguh. Target-target dan program yang *Ketua DP-KSW 2013/2014

08 PRESTãSI Edisi Interaktif Spesial HUT KSW ke-27


Lensa KSW

Dua Kata dari (Hati) KSW


Oleh : Annisa Fadlilah

27 tahun yang lalu KSW lahir dari sekelompok karena anggota yang banyak itu hanya tertulis
kecil pecinta diskusi keilmuan. 27 tahun, KSW dalam data induk KSW. Sepi, karena wajah-
melewati jenjang-jenjang pertumbuhan wajah yang meramaikan “rumah” KSW masih
hingga menjadi sebuah organisasi bisa dihitung dengan bantuan sepuluh jari.
kekeluargaan dengan jumlah anggota Sepi, menjadi teman sehari-hari bahkan ia
terbanyak. 27 tahun, nama KSW menjadi menjadi tamu yang ikut hadir dalam acara
nama yang sampai sekarang tidak bisa yang diselenggarakan KSW. Sepi ini bukan
dihapus dari list kelompok perkumpulan yang karena tak terdengar suara dari “rumah” KSW,
ada di Masisir. 27 tahun, Masisir yang berasal tetapi suara-suara itu mungkin hilang karena
dari Jawa Tengah dan sekitarnya memiliki jarak KSW dan pendengarnya tak tertempuh
tempat bernaung dalam sebuah komunitas. oleh hitungan langkah kaki. Sepi ini memang
Ya, sudah 27 tahun lah KSW hidup bersama sering dirasakan oleh KSW, walaupun ia tak
perputaran roda kehidupan Masisir. serta merta meredupkan semangat sebagian
Beberapa waktu yang lalu, penulis membaca anggota yang berusaha menghadirkan
komentar di sebuah status Facebook yang keramaian. Sedikit semangat meramaikan
ditulis oleh akun KSW Mesir. Status yang inilah yang terus dipegang erat oleh KSW agar
memberikan kesempatan kepada siapapun sepi tak mendominasi suasana di “rumah”
yang membaca untuk menggambarkan KSW.
ungkapan mereka terhadap KSW dalam dua Selain mendapatkan tambahan tugas sebagai
kata. Tentunya anggota KSW lah yang pemegang data anggota terbanyak, KSW pun
otomatis merasa menjadi objek dari status diuntungkan dengan jumlah mayoritas
tersebut. Dengan perasaan masing-masing tersebut. Sebut saja kuota Tenaga Energik
orang terhadap KSW, komentar pun berbeda- Mahasiswa Untuk Syariah (Temus) untuk
beda. Ada yang memilih ungkapan “guwe KSW, tentunya berbeda dengan kekeluargaan
banggeeettt”, “markas keceriaan”, “missing lain yang mempunyai jumlah anggota lebih
someone”, “mendem tresno”, “ TeOoPe sedikit. Dari sinilah biaya hidup KSW bisa
BeGeTe”, bahkan ungkapan dalam kalimat mendapatkan topangan selain dari
panjang pun terpampang di sana. Entah pemasukan yang lain. Aktif atau tidak,
karena iming-iming 50 komentar pertama anggota yang terdaftar di KBRI sebagai
bakal dimuat di salah satu rubrik buletin anggota KSW otomatis menjadi penentu
PRESTãSI atau memang dalam kesempatan besar tidaknya jumlah kuota yang diberikan
inilah mereka bisa mengungkapkan apa yang KBRI untuk Temus KSW. Kenal atau tidak
mereka rasakan sebagai annggota KSW, status anggota KSW terhadap komunitasnya sendiri,
tersebut sukses menjadi perhatian. Terlepas tidak mempengaruhi jumlah kuota yang telah
dari motif dibalik komentar-komentar yang ditetapkan. Tidak bisa dipungkiri kalau dari
muncul, dari sini KSW bisa sedikit melihat jumlah anggota lah KSW bisa mendapatkan
bagaimana anggota memandang KSW dari kehormatan ini.
kaca mata mereka masing-masing. Lantas, KSW dan Prestasi
ungkapan apakah yang KSW pilih untuk S e d i k i t m e n g g e s e r p e n g l i h ata n d a r i
mengungkapkan perasaannya terhadap banyaknya anggota yang dinaungi KSW,
anggota KSW? penulis ingin juga melihat peran anggota yang
KSW dan Anggota ikut mengharumkan nama KSW di tengah
Kadang, keramaian jumlah anggota KSW banyaknya nama komunitas yang tumbuh di
masih membuat KSW merasa sepi. Sepi, Masisir. Baik organisasi kekeluargaan,

PRESTãSI Edisi Interaktif Spesial HUT KSW ke-27 09


Lensa KSW

almamater maupun komunitas yang lahir dari kemampuan-kemampuan terpendam para


kesamaan interest anggotanya. Sebut saja anggotanya.
dalam event-event perlombaan yang Berangkat dari perbedaan background yang
diadakan oleh Masisir. Mulai dari olahraga, melatari ketertarikan masing-masing individu,
diskusi, kepenulisan dan jenis perlombaan KSW sadar bahwa tidak semua keinginan
lainnya. Dalam hal ini beberapa kali utusan anggota bisa langsung menjadi kenyataan,
KSW atau anggota KSW yang mengikuti bahkan hanya untuk mengetahui keinginan
perlombaan tersebut secara individu meraih tersebut pun, KSW belum bisa memberikan
beberapa kemenangan. Seperti turnamen janji itu. Di sini lah dibutuhkannya kata
sepak bola Jawa Cup yang menjadi agenda “saling” yang menghubungkan KSW dengan
tahunan Forum Jawa, Walisongo FC berhasil anggotanya. Saling memahamkan dan
menyabet sembilan kali kemenangan dari memahami, saling datang dan didatangi,
sepuluh kali diadakannya Jawa Cup. Atau tim saling membutuhkan dan memenuhi
voli KSW dan bulu tangkis yang juga tidak kebutuhan, saling mengisi dan melengkapi
jarang menduduki peringkat juara di atas apa yang dimiliki dan tak dimiliki KSW,
beberapa pertandingan. Selain cabang dan masih banyak kata “saling” lainnya. Kata
olahraga, juara lomba diskusi yang diadakan ini menjadi sakral dan penentu dalam setiap
oleh WIHDAH pun pernah menambah list jalinan komunitas. Karena pincang lah
prestasi yang diraih oleh anggota KSW. Atau akibatnya ketika kata “saling” ini tidak
bidang kepenulisan yang juga tidak absen terwujud dalam tindakan.
menambah harumnya nama KSW di ajang The Last Words
perlombaan antar organisasi. Akhirnya, beban menjadi kekeluargaan
Dari sini lah nama KSW terus bisa terdengar di terbanyak pun tak selamanya menjadi
kalangan Masisir sebagai organisasi yang tidak sesuatu yang memberatkan. Beban ini masih
sepi dari prestasi. Walaupun tidak semua bisa terasa ringan berkat satu dua tangan yang
prestasi tersebut berkat sumbangsih KSW diulurkan sebagian anggota untuk ikut
kepada anggota yang meraihnya, melainkan mengangkatnya. Satu dua tangan itu lah yang
kemampuan individu anggota lah yang membuat sepi yang sering KSW rasakan
membawa mereka meraih kemenangan- tertutup oleh rasa yang lain. Tertutup oleh
kemenangan tersebut. Melihat kemampuan ramai sebagian orang yang menyajikan
yang dibawa oleh masing-masing individu, keceriaan bersama. Beban ini juga ringan
menjadi tugas K S W untuk semakin karena anggota yang jauh pun pasti menyebut
menggodok kemampuan tersebut melalui KSW dalam doa. Dalam sebuah untaian doa
ke g i ata n ya n g d i a d a ka n , s e ka l i g u s agar KSW selalu bisa berdiri apapun
menyiapkan semakin banyak individu keadaannya.
b e r p re sta s i ya n g m e n a m b a h j u m l a h
Selanjutnya, jika KSW harus menggambarkan
penghargaan yang bisa diraih. Misalnya saja
perasaan apa yang ia rasakan untuk anggota,
KSW membentuk forum diskusi yang diberi
dua kata “Terima Kasih” mungkin ungkapan
nama Walisongo Study Club, atau kumpulan
paling tepat yang bisa KSW ucapkan. Terima
pecinta kepenulisan dengan nama Sekolah
kasih kepada semua anggota yang tergabung
Menulis Walisongo, serta buletin PRESTãSI
dalam data induk KSW. Terima kasih atas
yang pernah menjadi buletin kekeluargaan
ta n ga n - ta n ga n ya n g s e l a l u b e rs e d i a
terbaik versi IJMA (Ikatan Jurnalistik Masisir).
menyalurkan bantuannya untuk KSW. Terima
Dari pengembangan olah raga, KSW dengan
kasih karena nama KSW masih bisa terdengar
rutin mengadakan Jumat Sehat dengan
indah di antara ramainya komunitas di Masisir.
berbagai jenis olah raga yang bisa dimainkan.
Pun penulis, sebagai salah satu anggota KSW
Ata u l at i h a n m u s i k m i n g g u a n u nt u k
dan sekaligus menjadi bagian KSW hanya bisa
menyiapkan calon-calon seniman yang
menambahkan ungkapan perasaan kepada
memang tidak sedikit bisa ditemukan di KSW.
para anggota dengan dua kata
Inilah, beberapa usaha yang KSW lakukan
selanjutnya.....Mari Bersinergi!
demi memajukan dan mewadahi

10 PRESTãSI Edisi Interaktif Spesial HUT KSW ke-27


Kata Mereka

Amrizal Batubara,
Presiden PPMI 2013/2014

“Assalamu'alaikum wa rahmatullah wa barakatuh. Keluarga Besar Kami KSW adalah salah satu
kekeluargaan yang paling diperhitungkan keberadaannya di ranah tatanan organisasi Masisir karena
kontribusi yang sangat luar bisa telah diberikan kepada seluruh warga Masisir. Oleh sebab itu kami
selaku organisasi induk memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada keluarga besar kami
tercinta KSW. Semoga di hari ulang tahun Keluarga Besar kami KSW semakin lebih baik lagi, semakin
berprestasi dan juga semoga keberkahan dan kebaikan senantiasa tercurahkan kepada keluarga
besar kami KSW. Selamat Hari Ulang Tahun KSW, semoga Allah SWT senantiasa melindungi, menjaga
dan memelihara Keluarga Besar kami tercinta. Amin ya Rabb.”

Choiriah Ikrima Sofyan,


Ketua WIHDAH-PPMI 2014/2015

“Dewan Pengurus WIHDAH-PPMI Masa Bakti 2014/2015 mengucapkan: Selamat Ulang Tahun KSW
yang ke-27 semakin kompak, semakin jaya dan semakin bermanfaat bagi kita semua.” -DP Melodi.

Reza Rizki Febrian,


Ketua DP-KMB 2013/2014

Selama saya berinteraksi dengan orang KSW, orangnya ramah-ramah. Untuk organisasinya juga
sudah banyak prestasi yang diraih. Baik dari segi akademis maupun olahraga dan seni. Bravo buat
KSW. Selamat ulang tahun, semoga kedepanya semakin berkah dan sukses.”

Iwan Zainal Arifin & Hilmi Mubarok,


Ketua dan Wakil Ketua DP- KPMJB 2014-2015

Kesannya KSW K: KOMPAK, S: SERU, W: WIS POKOKE TOP MARGOTOP. Harapannya semoga KSW
dan KPMJB ke depan bisa lebih saling memotivasi dan berlomba dalam meningkatkan prestasi, baik
dari segi seni-budaya, keilmuan dan olahraga.”

PRESTãSI Edisi Interaktif Spesial HUT KSW ke-27 11


Kata Mereka

Muhammad Anwar Fathoni,


Ketua DP-GAMAJATIM 2013/2014

“Keutuhan sebuah keluarga bisa dilihat dari canda tawa, bahkan rasa haru yang dipikul bersama.
Kebersamaan dalam setiap agenda menjadi tolok ukurnya. Hadir sebagai Kekeluargaan yang ramah,
Kelompok Studi Walisongo (KSW) mampu mengurai masalah tanpa bermasalah. Tak diragukan lagi,
konsistensi dalam menjaga persaudaraan warga Jawa Tengah dan DIY di Mesir merupakan kunci
eksistensinya hingga saat ini. Selamat Ulang Tahun KSW, tetaplah jadi kekeluargaan yang familiar."

Habib Rahman Haqiqi,


Ketua DP-FOSGAMA 2013

Pengurus FOSGAMA 2013-2014 mengucapkan selamat Hari Jadi Ke-27 untuk Kelompok Studi
Walisongo. Semoga dengan usia matangnya, KSW mampu menjadi Kekeluargaan yang lebih dewasa
dan kreatif.”

Doni Wahidul Akbar,


Ketua DP-KPJ 2013/2014

“Menurut saya KSW adalah kekeluargaan terbaik dan patut dijadikan contoh untuk Masisir, kenapa
saya berkata seperti itu? Dikarenakan kekompakan dan jiwa persaudaraanya sangat tinggi dan
mempunyai rasa, memiliki rasa ingin memajukan serta membantu KSW di segala hal, bisa dilihat
lewat supporter Semar Mendem yang selalu setia mendukung Walisongo FC. Selain itu juga
mempunyai silaturahmi yang baik , jiwa kekeluargaan tanpa memandang senioritas, karena mereka
merasa kami orang KSW. Bukan saya senior KSW atau apalah. Saya berharap kekeluargaan lain bisa
mencotoh KSW, dan saya mendoakan KSW bisa jadi lebih wah dan spektakuler di tahun-tahun
berikutnya.”

12 PRESTãSI Edisi Interaktif Spesial HUT KSW ke-27


Dua Kata Untuk KSW

Ksw Mesir
11 April

Merayakan Hari Ulang Tahun Ksw Mesir yang ke-27, tak ada kado yang lebih indah dan
murah dari kata-kata. Maka sebagai warga yang baik budiman mari kita dedikasikan dua
kata untuk KSW, ungkapan terimakasih seperti "makacih banged", ungkapan perasaan
seperti "sayang kamu", ungkapan emosi seperti "kangen dia", atau umpatan seperti
"nggantheng pol", dan atau juga ungkapan permohonan seperti "please, mas".
Monggo ketik komentar anda di bawah ini, dengan DUA KATA yang mengungkapkan
perasaan anda teruntuk KSW, 50 KOMENTAR TERATAS akan diterbitkan pada rubrik DUA
KATA UNTUK KSW di PRESTãSI EDISI SPESIAL HUT. Sumonggo, mohon partisipasi dan
curahan perasaan yang sesungguhnya dari poro rencang sedoyo. Ini berlaku teruntuk
semua yang berjiwa KSW — bersama Ulul Bahagia dan 19 lainnya.

Batal Suka · Komentar · Promosikan · Bagikan

Anda, Ismail Rozi, Akhmad Muarif Hidayatullah, Kakanda Syadeva, dan 48 orang lainnya
menyukai ini.

Fadhilah Rizqi Jos Tenan!


11 April pukul 0:59 · Suka

Fandy Achmad Az ZaRkasyi semakin disegani!


11 April pukul 1:00 · Suka

Mohammad Hendri Alfaruq jaya terus!!


11 April pukul 1:09 · Suka

Mahfud Washim Aku rindu kamu,, hehehe


11 April pukul 1:09 · Suka

Muhammad Muhis KSW rapopo


11 April pukul 1:28 · Suka

Azura TravelTour semoga selalu jaya KSW


11 April pukul 1:29 · Suka

Aan Gundul serasa nyaman..!!!


11 April pukul 2:08 · Suka

Musa Yusuf KSW Effect


11 April pukul 4:12 · Suka

Elok Etika Alam guwe banggeeettt...


11 April pukul 4:57 · Suka

Meta Hapsari Selalu di hati...


11 April pukul 5:01 · Suka

PRESTãSI Edisi Interaktif Spesial HUT KSW ke-27 13


Dua Kata Untuk KSW

Burhan Eram wong KSW


11 April pukul 5:19 · Suka

Nizanul Falih makin gagah bro


11 April pukul 5:22 · Suka

Mukhlis Budi Utomo kamu josh


11 April pukul 6:10 · Suka

Acan Musica markas keceriaan


11 April pukul 6:18 · Suka

Ahmad Hujaj Nurrohim jempol banget!


11 April pukul 6:24 · Suka

Abdullah Munif love you


11 April pukul 6:31 · Suka

Äninditä Fähmie PADAMU KSW


11 April pukul 6:35 · Suka

Weez Al Qorny Selalu disayang


11 April pukul 6:41 · Suka

Tanpa Lilin Ngangenin puoolll!!


11 April pukul 7:20 · Suka

Erika Nada Elkhoiri lupe you pull


11 April pukul 7:24 · Suka

Lingga Labbaika indah selalu


11 April pukul 7:24 · Suka

Muh Jawwad KSW terbaik


11 April pukul 7:36 · Suka

Nat Azizah Maju Terus


11 April pukul 7:39 · Suka

Abdullah Munif selalu dihati


11 April pukul 7:44 · Suka

Rain Av Semakin harmonis


11 April pukul 8:10 · Suka

Fatih Zulfahmi KSW panjang umur, jaya selalu.


11 April pukul 8:16 · Suka

Bintu ZizZa Syaifa Laalalaa Hoohohoo


11 April pukul 8:21 · Suka

Bunching Chodot We are family


11 April pukul 8:22 · Suka

Hasan Hanungs semakin Joss...!!!


11 April pukul 8:27 · Suka

14 PRESTãSI Edisi Interaktif Spesial HUT KSW ke-27


Dua Kata Untuk KSW

Ainun Mardiyah Puji Sampoerna semakin unyu-unyu


11 April pukul 8:33 · Suka · 1

Abdulatif Makhfud Yaa salaaaam


11 April pukul 9:23 · Suka

Musabiq 'obhikz Habibie Ji Yaaammbuuuuu


11 April pukul 9:35 · Suka · 1

Zainul Ansori TOP.....markotop


11 April pukul 10:03 · Suka

Munir Misbahul Munir Jare si ahmad "KSW Awesome"


11 April pukul 10:17 · Suka · 1

Jacky Chueng Rumah Kita


11 April pukul 10:33 · Suka

Yusuftour Andtravels Tetap jaya


11 April pukul 10:40 · Suka

Saif El-Amr Meski sudah di Indonesia nek ditanya, jenengan asline pundi: KSW
11 April pukul 10:50 · Suka

Alaik Fasholli Tempat kita berteduh-jiwa dan raga


11 April pukul 11:24 · Suka

Jafar Sodiq El Rahman woyo-woyo pokoke!


11 April pukul 11:28 · Suka

Azmil Faqih Sansan (Komentar tidak sesuai-Red)


11 April pukul 11:44 · Suka

Asrizal Mustofa <- MISSING SOMEONE T_T


11 April pukul 11:48 · Suka · 2

Lutfiani Ist Langka-langka oooh


11 April pukul 12:08 · Suka

Fatchul Machasin ning KSW, aku karo koe bolo!!


11 April pukul 12:22 · Telah disunting · Suka · 1

Nanang Pahlevi KSW sak modare jarene..


11 April pukul 12:57 · Suka· 2

Landy EsSyarqowiiy ceki joker!


11 April pukul 13:37 · Telah disunting · Suka · 1

Muhammad Abu Dzom-dzom KSW " mendem tresno"


11 April pukul 13:50 · Suka · 1

Coh'an Bin 'Ali Syiiiiiiippp Jooossyyhhh!


11 April pukul 13:51 · Suka · 1

Muhamad Djazam Asfari "KSW Tersayang"


14 April pukul 0:54 · Suka

PRESTãSI Edisi Interaktif Spesial HUT KSW ke-27 15


Catatan Pimred 2011

KESADARAN
Oleh : Landy T. Abdurrahman*

“The real director of life, is accident” dengan lingkungan; manusia dan


- Amadeu De Prado, makhluk lainnya. Keberagaman. Dan
Night Train to Lisbon keberagaman juga sewajarnya yang
membangun kesadaran akan batasan diri;
Yang tersirat dan mudah disimpulkan dari ego dan gengsi. Dan saat membangun
tujuan melangkah di kehidupan adalah kesadaran atas manusia lain pun limbung,
belajar. Apapun dan bagaimana pun lalu apa lagi yang diharap dari seorang
adanya belajar menjadi prioritas utama. manusia (yang sewajarnya) berpikir?
Sederhana saja. Tapi yang benar-benar Sadar bisa diartikan mengenal batas.
pelik dan berliku hanya penafsiran dan Batas diri, batas diri pada sekitar, dan
rasa saat menjalani. Atau bahkan runyam. sebaliknya. Pun berkenaan dengan
Pun dengan waktu, kadang waktu waktu. Serunyam-runyamnya waktu
dianggap juru runyam karena sering dalam tujuh hari seminggu, sewajarnya
dibenturkan. Mencari keluangan diatara ada batasan untuk diri dan sekitar.
detik pun terkadang menjadi (seolah) Terlebih, berkehidupan ini juga dianggap
sulit. Dan kadang tidak disadari, justru (bagi yang menganggap) proses
menjadi semakin runyam saat tidak mau pembelajaran. Dan bukankah semakin
berdamai dengan waktu; melangkah tinggi sekolah dan pendidikan, sudah
maju. Sehingga seolah hanya dikerjar oleh sewajarnya semakin mengenal batas?
detik-per detik untuk detik selanjutnya. Dan yang mengherankan beberapa waktu
Waktu luang pun runyam. belakangan ini, ada yang harus disadarkan
Terlebih tanpa ada kesadaran untuk untuk sadar dan mengenal kesadaran
b e l a j a r b e rd a m a i d e n ga n wa k t u . lewat seminar motivasi, bahkan berbayar.
Sehingga, pembelajaran yang paling Benar, kesadaran itu sudah layaknya
dasar pun sering menjadi ikut runyam; dibangun. Dibangun atas diri, sekitar dan
berkehidupan dengan sekitar. Bahwa lingkungan. Tetapi sewajarnya, saat
(kita, manusia) sedang belajar menapaki menjadi 'yang terpelajar', bahkan dengan
dan melangkah di bumi, meski setinggi pendidikan yang tinggi, kesadaran itu
apapun langit yang dipandang. Semakin dibangun atas diri, demi untuk sekitar.
menjadi saat rasa ingin pada kesadaran Sehingga, saat ingin memapah sekitar,
diri pun tidak tersirat. setidaknya sudah bisa berjalan sendiri,
Sadar akan berkehidupan di sekitar. meski tertatih.
Sedang bersanding dan berbatasan Dan sebenarnya, perumpamaan yang

16 PRESTãSI Edisi Interaktif Spesial HUT KSW ke-27


Catatan Pimred 2011

paling sederhana dari sadar adalah (bagi saya) menyadarkan.


'bangun' dari tidur. Membuka mata, Bisa jadi benar, KSW hanya organisasi
melihat sekitar, tahu kapan dan dimana; kekeluargaan. Satu dari sekian lahan
tanggap. Pun jika harus dibangunkan, pembelajaran yang (sewajarnya) berhak
setidaknya sudah ada keinginan (walau memperoleh waktu yang luang. Tetapi
sekecil-kecil) untuk bangun dan sadar. ternyata masih ada yang menganggap
*** KSW adalah sebuah organisasi keluarga,
Beberapa hari lalu, ada obrolan sedikit yang juga berhak atas waktu; diluangkan.
runyam, tapi tetap diobrolkan; tentang Bukan sekedar dicarikan dan ditunggu
K S W. Setidaknya beberapa tahun waktu yang luang. Dan mungkin alasan
belakangan ini. Saya jadi teringat, di RPA anggapan ini karena selain keluarga, juga
tahun 2009. Jumlah warga yang hadir lahan pembelajaran atas berkehidupan;
membludak, auditorium penuh. Dan saya tanggap dan sadar. Manusia yang
baru menyadari di tahun-tahun sewajarnya; sebagai anggota dari
berikutnya, RPA 2009 sangat ramai komunitas sosial di bumi, yang menginjak
karena ada pembagian sembako dari bumi, dan cukup memandang langit.
KSW dan Griya Jawa Tengah. Dan sebenarnya (bagi saya) wajar dan
Dan ingatan ini menarik saya untuk biasa saja ketika sadar dan meluangkan
mengingat agenda tahunan yang tak waktu untuk (organisasi) keluarga, dan
kalah ramai, undian temus (tenaga bukan hal yang luar biasa. Kecuali
musiman) haji. Bahkan 100 persen memang bagi yang menganggap diri luar
peserta hadir. Terlebih, beberapa warga biasa, atau di luar kebiasaan. Semoga
yang kurang dekat dengan KSW pun masih banyak manusia biasa, yang masih
berbondong-bondong datang; ingin menginjak bumi untuk melangkah.
mengenalkan diri, berharap menjadi Yang masih sadar. Dan semoga ini hanya
bagian. Bukan maksud menyindir, saya ini ingatan untuk sadar.
hanya sebatas ingatan. Dan ingatan ini, *Seorang Pinggiran

“Bahwa (kita, manusia)


sedang belajar menapaki
dan melangkah di bumi,
meski setinggi apapun
langit yang dipandang.”

PRESTãSI Edisi Interaktif Spesial HUT KSW ke-27 17


Catatan Pimred 2012

Kebersaman
Oleh : M. Ulul Albab Mushaffa

Ketika saya mengambil buku bersampul masyarakat K S W- yang mau bersama


merah bergradasi dengan hitam yang menghidupkannya. Simpelnya, ketika KSW
tergeletak rapi di rak buku sekretariat, sempat mengadakan hajatan atau agenda lain,
saya melihat-lihat sekilas isi di dalamnya. Tak pastinya KSW berharap partisipasi warga
lama setelah itu saya membaca daftar isi buku untuk bersama menyukseskan dan
tersebut. Tertulis di sana 'arti lambang KSW' menghidupkan acara tersebut. Namun apa
yang kontan membuat hati saya berkata, daya, yang datang dan pasti bersama
“ternyata selama ini saya baru tahu arti berpartisipasi paling hanya itu-itu saja
lambang KSW yang selalu dipajang di pamflet- orangnya. Pernah berpikir tidak, di mana
pamflet kegiatan”. warga yang jumlahnya sekitar 450 orang
“Lambang KSW adalah sebuah gambar lainnya? Mungkin teman saya akan bilang,
pendapa beratapkan joglo dengan empat “yang lainnya ada kesibukan masing-masing,
buah tiang penyangga dan tiga perundak- mungkin mereka ingin ikut, tapi terbentur
undakan di bawahnya”, kalimat tersebut jadwal mereka”. Walaupun batin saya
tertulis jelas dalam buku tersebut di halaman berbicara, “ah, masak waktunya terbentur
setelah pembukaan. Agaknya saya kurang bisa terus? Bukannya tiap acara harinya berbeda-
memahami filosofi arti lambang tersebut, beda?”. Namun jika perkataan itu saya
walaupun bisa dikatakan telat menyadari, keluarkan, mungkin akan terjadi perdebatan
saya berusaha memahami lebih dalam lagi panjang yang tak akan ada usainya.
makna yang terkandung di dalamnya. Bersosial atau dalam terjemah dangkal saya
Tertulis di buku tersebut 'makna' lambang berarti berkomunikasi dan ikut bersama
KSW secara rinci, namun saya hanya terfokus menyumbangkan ide dalam satu komunitas
di beberapa poin yang mungkin harus saya atau masyarakat, merupakan salah satu
ketahui secara dalam. Karena sekali lagi saya bentuk dari pengembangan intelektual.
memang baru tahu arti lambang tersebut. Secara tidak sadar kita sudah mengamalkan
“Gambar pendapa menunjukkan sebuah filosofi dari makna lambang KSW yaitu
kekeluargaan yang menitik beratkan pengembangan intelektual. Patut digaris
gerakannya pada pengembangan intelektual bawahi, intelektual merupakan kesadaran
dan bentuk-bentuk kegiatan lain yang yang menyangkut tentang pemikiran dan
mendukung”. Mungkin dari makna tersebut pemahaman, bahkan bersosial pun juga
bisa saya tafsirkan sedikit tentang memerlukan pemikiran dan pemahaman.
kebersamaan dalam membangun nilai luhur Dengan bersosial, tiap individu yang pada
yang dicita-citakan kelompok ini. Cita-cita dasarnya beraneka ragam bisa melebur
“pengembangan intelektual” tidak akan menjadi sebuah kesatuan. Di situlah awal titik
terjadi jika tidak ada -dalam lingkup sosial- saling memahami untuk bersama

18 PRESTãSI Edisi Interaktif Spesial HUT KSW ke-27


Catatan Pimred 2012

membangun cita-cita, dapat terwujud melalui Satu hal yang disampaikan Prof. Dr. Sangidu
kumpulan yang dinamakan KSW. Artinya Ashofa, M. Hum. Dalam prakata buku
s u at u ke l o m p o k t i d a k a ka n b e r h a s i l tersebut, “ K S W menyepakati sebagai
menggapai impiannya jika dari anggotanya organisasi yang bersifat plural. K S W
tidak ikut bersama menyumbangsihkan menyepakati sebagai organisasi yang secara
pemikiran, ilmu dan segala bentuk ide yang de jure mengayomi warga yang berasal dari
a d a . D a n b a ga i m a n a s e s e o ra n g b i s a Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta,
menyumbangkan idenya jika bertemu dan namun secara de facto juga masih menerima
berkumpul saja hanya bisa dihitung jari atau dan mengayomi warga yang bukan berasal
bahkan tidak pernah? dari Jawa Tengah dan Yogyakarta dan juga
Kemudian makna dari “setengah lingkaran masih mempertahankan budaya unggah-
yang berada di atas joglo, bertuliskan ungguh dan andap ashor.” Jika karakteristik
Kelompok Studi Walisanga”, menunjukkan itu masih melekat, pastilah saya yakin, rasa
kesatuan gerak dan makna pengayoman. ingin bersama, bergotong-royong dan
Makna ini menguatkan makna sebelumnya, bersosial dari warga masih ada. Minimal ikut
bahwa kesatuan gerak tak bisa lepas dari sifat bersama menghidupkan KSW di tengah rasa
ke b e r s a m a a n a n g g o t a u n t u k s e l a l u bersosial walaupun hanya dengan
mengayomi tiap individu di dalamnya, agar berkomunikasi melalu media elektronik.
bisa membangun kesadaran, kebersamaan, Sekali lagi ini penafsiran saya yang baru
keharmonisan dan kesantunan dalam mengenal arti lambang KSW.
menyikapi perbedaan antar anggota.

HAPPY 27th ANNIVERSARY, KSW

PRESTãSI Edisi Interaktif Spesial HUT KSW ke-27 19


Catatan Pimred 2013

Catatan Samping
(Keharmonisan)
Oleh : Abdul Wahid Satunggal

Baru beberapa hari menginjakkan kaki di yang selalu menerima, karena dari sikap itu
Mesir, saya diperkenalkan pada sebuah rumah penjajahan oleh negara kolonial menjadi
di bilangan distrik sepuluh tepatnya di sangat panjang.
kawasan Madrasah. Tak ada kesan tertentu Kembali ke harmonis, sebetulnya tidak ada
saat pertama memasuki rumah tersebut definisi khusus yang menjabarkan arti
kecuali mengagumi pintunya yang terbuat harmonis. Paparan singkat yang berangkat
dari kayu berasitek jawa. Buat saya ini dari pengalaman pribadi penulis, bahwa
mencengangkan mata. keharmonisan adalah upaya menerima
Karena pada keesokan harinya saya lazim perbedaan dari berbagai unsur tentu masih
mengunjungi tempat ini, meleburkan diri membutuhkan tafsir lain sehingga makna
pada sebuah komunitas yang beraneka ragam harmonis benar-benar mencakup dan
asal-asul anggotanya. Sekitar dua puluh orang menyeluruh. Lalu bagaimana kita akan
berdebat merumuskan nama marhalah yang m e m b a n g u n ke r a j a a n K S W d e n g a n
pantas guna merayakan kedatangan kami keharmonisan jikalau makna keharmonisan
mahasiswa tahun 2010. Tercetuslah nama sendiri masih kebingungan?'
Joglo. Dan setelah itu kegiatan mulai ramai, Tapi ada yang menarik, sebelum kita mencari
hubungan antar personal semakin erat, dan definisi harmonis yang rumit. Saat pertama
suasana menjadi lebih hangat dan akrab. kali penulis dikenalkan dengan KSW memang
Sekilas saya menyebutnya itu sebuah h u b u n ga n a nta r p ers o n a l kh u s u s nya
keharmonisan. marhalah sendiri sangat erat, bahkan tanpa
Keharmonisan yang lahir dari sikap menerima tendensi apa-apa, kita dipertemukan dan
perbedaan. Baik background pendidikan langsung membaur begitu saja. Tapi beberapa
ataupun karakter masing-masing daerah yang bulan kemudian kebersamaan Joglo tidak
melekat pada setiap individu. Karena manusia awet, banyak hal yang akhirnya memisahkan
jawa secara keseluruhan terkenal dengan dan sebagiamana lazimnya roda kehidupan,
sikap nerimo-nya, dibanding dengan manusia hanya ramai dalam “kebaruan” dan sunyi
dari pulau lain. Walaupun pada penafsiran dalam “kelamaan”. Tapi meski demikian buah
yang lebih resisten sikap nerimo ini dianggap dari keharmonisan yang sempat terjalin tidak
berlebihan dan membabi buta. Pramoedya membuat kita lupa ketika suatu saat bertemu
misalnya mengkritik keras watak orang jawa kembali di medan yang lain. Ini catatan

20 PRESTãSI Edisi Interaktif Spesial HUT KSW ke-27


Catatan Pimred 2013

menarik menurut saya karena keharmonisan profesional dalam berdinamika. Banyak


yang dirancang oleh para sesepuh dan bentrok antar lembaga yang
diwariskan setiap generasi mampu menanam bersangkutan,yang apabila tidak cepat
benih-benih silaturrahmi yang tak lekang diantisipasi bisa saja merambat ke bentrok
dimakan zaman. Kendati kondisi memang antar personal.
memungkinkan agar setiap marhalah baru Ketakharmonisan antar organisasi ini
akan menjadi lama pasca kedatangan memang rentan terjadi dalam dinamika yang
marhalah baru di bawahnya. tak berawak banyak. Apalagi dari jumlah yang
Setelah menerima perbedaan, kita punya ciri tak banyak itu banyak yang tak memahami
lain dari harmonis yaitu tak lekang dimakan b et u l b a ga i m a n a h e n d a k nya s e b u a h
zaman. Konsistensi keharmonisan harus organisasi berlaju. Sehingga bentrok antar
teruji. Kalau hanya manis di muka tapi pahit di organisasi sulit dihindarkan. Tapi KSW dengan
belakang bukan harmonis. Memperingati hari support para sesepuh yang mumpuni dalam
ulang tahun KSW yang ke 27 salah satu sub- bidang organisasi, selayaknya KSW bisa
temanya ialah membangun KSW dengan menjadi figur ideal. Satu contoh misalnya
keharmonisan. Mari kita simak dua ciri yang terjadi bentrok jadwal antar lembaga, adanya
sempat penulis singgung yaitu keharmonisan mis-komunikasi antara badan otonom dengan
adalah upaya menerima perbedaan dan pengurus pusat dan beberapa gesekan lain
kebersamaan yang tak lekang dimakan zaman yang diakibatkan karena ketidak cermatan
–dalam hal ini bukan perpisahan fisik. menjalankan roda organisasi.
Bagiamana membangun K S W dengan Mungkin solusi yang bisa ditawarkan adalah
keharmonisan? bahwa KSW perlu merancang strategi dengan
Dari pertanyaan itu seolah-olah KSW belum melibatkan banyak elemen. Salah satunya
atau tidak harmonis. Padahal berdasarkan ialah sesepuh yang hendaknya terlibat dalam
pengalaman penulis bahwa hanya KSW satu- setiap ambil keputusan. Pengurus benar-
satunya atau satu dari sebagian banyak benar bakal menguras tenaga dan pikiran buat
kekeluargaan yang sangat harmonis. Baik ke merancang roda organisasi agar ke depan
ke dalam atau ke luar. Itu sangat terbukti dari lebih baik. Misalnya sudah sepantasnya
berbagai konflik yang sempat mendera di pengurus memangkas berbagai agenda yang
tengah hiruk pikuk dinamika masisir. KSW tak perlu, yang mungkin sudah dianggap
bahkan jika tidak berlebihan adalah salah satu nyaman oleh anggota tapi sejatinya justru
figur kekeluragaan yang cukup berhasil membuat mereka stagnan. Pengurus harus
istiqomah dalam berharmonis. berani merenung, berhenti sejenak dan
Namun ada beberapa catatan yang mungkin m e m i k i r ka n u l a n g a g e n d a a p a ya n g
bisa dipertimbangkan, guna menjaga spirit sebetulnya diperlukan KSW. Karena bisa jadi
keharmonisan dan mencoba menambal selama ini kita hanya berada di zona nyaman
lubang-lubang yang menjadi sumber dan lupa dengan ruh organisasi yang
marabahaya. Salah satu lubang itu mungkin sebenarnya, yang sejalan dengan nafas
bisa kita sebut bahwa keharmonisan di KSW seorang mahasiswa, seorang pelajar.
hanya berlaku di tataran kekeluargaan di Hanya itu catatan samping yang benar-benar
mana secara hubungan personal samping. Tak bermaksud ketengah apalagi ke
keharmonisan sudah benar-benar terjalin. sampai ke pusat. Sekedar samping, dari
Tapi coba kita lihat hubungan antar organisasi
seorang yang hanya menonton dari balik
tampaknya lebih sering kelihatan tak
harmonis. Karena walau bagaimanapun KSW jendela. Buat KSW yang ke 27 semoga
masih sebuah organisasi yang harus semakin harmonis. Semakin manis.

PRESTãSI Edisi Interaktif Spesial HUT KSW ke-27 21


Catatan Pimred 2014

Santun
Oleh : Muhammad Fadhilah Rizqi*

Saya menjadi cepat akrab, akhir-akhir ini, kosong. Seperi filosofi blangkon, tutup kepala
katakanlah beradaptasi dengan cepat. Bahkan khas Jawa yang bundar dan terdapat
ketika udara begitu kering dan jalanan begitu semacam gumpalan seperti bola di bagian
nyaring, orang-orang yang punya air muka belakang, menggambarkan orang Jawa yang
sealiran denganku memberi tatapan dan tidak menampakkan masalah ketika berada di
mengangguk rendah mengisyaratkan bahwa depan orang-orang, namun disimpan di hati di
kami, saya dan dia, tidak sebatang kara di belakang orang-orang agar mereka tak tahu.
bumi yang asing ini. Isyarat ini membuat saya Kabar baiknya, ia menjaga perasaan orang lain
nyaman, pengertian yang mendalam antar dengan menciptakan banyak basa-basi. Kabar
manusia, mempercepat adaptasi di buruknya, ia nggresula atau mengeluh,
lingkungan asing bagi orang canggung seperti merasa marah terhadap orang tertentu saat
saya dan tentunya juga orang-orang macam ada di belakangnya dan terkadang
yang lain. Isyarat ini senantiasa ditebarkan di menciptakan atmosfer tak nyaman. Kebalikan
tiap flat yang dihuni Masisir lewat celah-celah dari tujuan awal yang ingin terhidar dari
retakan 'imarah atau jendela berdebu yang suasana tak nyaman. Akan tetapi, ini disaingi
terbuka. Begitu juga bagi KSW, warganya oleh filosofi lain, mangan ora mangan sing
p e n u h d e n g a n i s y a r a t- i s y a r a t y a n g penting kumpul (makan tak makan yang
disampaikan lewat kata atau laku, terkadang penting berkumpul), maka seburuk apapun
sekedar ingin disampaikan dan tersimpan hubungan antar individu mereka tetap
rapat-rapat di benak. Isyarat yang mempunyai mengutamakan kebersamaan. Karena
niatan untuk mempersatukan, tidak sekedar menyadari kekuatan kebersamaan adalah
gombal dan membual dimana-mana. bijaksana. Di mata saya, seperti itulah KSW,
*** hidup dengan keseimbangan dan seimbang
Musim semi ini begitu panas, pintu gerbang dalam kehidupan; tidak terlalu egois, tidak
dengan ukiran khas Jepara yang tersemat di terlalu idealis, tidak terlalu narsis. Seharusnya
deretan gedung-gedung kubus menjulang terus seperti itu, yang kemudian membuat
tinggi khas Mesir itu mengundang saya di saya enggan beranjak hingga senja menjelang
antara belantara debu. Daripada terusik dan dan panas telah mereda.
berkeluh kesah, saya memilih untuk masuk ***
dan merasakan de javu di sentuhan kayu jati Serasa perlu puluhan tahun untuk menyadari
pada gerbang ukiran Jepara. Orang-orang di dan mengenali keberadaan seseorang,
dalamnya tak kenal bosan menyapa akrab beberapa orang. Bung Karno tampak begitu
saya dan Masisir lain yang bahkan sudah dicintai oleh bangsanya pasca puluhan tahun
sangat dikenal, meski dengan ungkapan wafatnya setelah begitu kejam dijadikan
sarkasme. “Isih urip, Mas? (Masih hidup, kriminil di masa orde baru. Seorang anak
mas?)” Kemudian tawa melimpah; tak lain mengenal dan menyadari betul keberadaan
ingin siapa saja merasa nyaman. Kesantunan orangtuanya, keluarganya setelah ia hidup
agaknya tidak selalu diisyaratkan dalam puluhan tahun menjadi orangtua dan punya
keramahan. keluarga sendiri kemudian menelan banyak
Bagi KSW, ruh yang ditanamkan pada jiwa- pengalaman. Manusia, kemudian Masisir dan
jiwa warganya adalah pengertian yang dalam tentunya penulis, saling mencari keterkaitan
antar satu sama lain tanpa harus dirangkai satu sama lain; setelah menemukan jati diri
dalam kata-kata atau dibentuk dengan masing-masing. Jika tidak ditemukan
tingkah laku. Meski pada dasarnya orang Jawa keterkaitan sama sekali, maka rasa kepedulian
adalah orang yang hidup dengan basa-basi, akan berkurang. Ada peribahasa “tak kenal,
pujian-pujian tak perlu, tawaran-tawaran tak maka tak sayang”, hingga pengenalan pribadi
serius, obrolan-obrolan mengisi waktu secara mendalam seolah menjadi syarat

22 PRESTãSI Edisi Interaktif Spesial HUT KSW ke-27


Catatan Pimred 2014

mutlak untuk mengasihi dan menyayangi. p e r m i nta a n m a a f ya n g te r l e wat ka n ,


Oleh karenanya, manusia dianugerahi Tuhan komunikasi yang tidak sesuai harapan,
rasa kemanusiaan yang tinggi, di luar batas pengucilan oleh kelompok sendiri, bahkan
pertalian darah, persahabatan, komunitas, cinta yang tak terbalas.
namun atas dasar sesama manusia. Secara Filosofi dari unen-unen di atas tidak hanya
umum Filsafat Jawa juga mengusung mengajarkan kita agar tidak keminther
pemikiran-pemikiran humanis, layaknya yang (merasa pintar), namun juga agar menjadi
disampaikan dalam Unen-Unen Jawa, perasa kepada sesama seperti sudah
semacam prinsip dan nasihat-nasihat nenek disebutkan sebelumnya. Akhirnya kembali
moyang orang-orang Jawa. Seperti ungkapan lagi pada titik saling pengertian, dimana
filosofis di atas, mangan ora mangan sing setiap orang butuh menahan hasratnya untuk
penting kumpul. merasa lebih bisa di banding yang lain dan
Mungkin ungkapan-ungkapan filosofis dalam saling menghormati. Yang saya yakini, orang-
Unen-Unen Jawa tidak selalu orang yang benar-benar didikan keluarga
menggambarkan watak orang Jawa, tentu KSW tidak akan melewatkan hal tersebut.
saja. Akulturasi yang berbentur di berbagai Sebisa mungkin memekakan diri, bersegera
ranah, selalu memberi nuansa baru pada merasa akan sesuatu dalam sebuah interaksi.
kepribadian orang Jawa yang ndeso sekalipun, Dalam artian, berusaha mengendalikan emosi
dalam artian masih konservatif. Akan tetapi, diri dan memahami emosi lawan bicara, agar
setidaknya KSW sejauh ini seringkali memberi tidak perlu repot-repot memperbaiki
visualisasi penerapan Filsafat Jawa yang tidak hubungan di kemudian hari.
sekedarnya, namun yang sesungguhnya. Wong jowo ki gampang ditekuk-tekuk
Benar-benar seperti perkampungan Jawa Fleksibilitas. Kesantunan dibentuk dari
yang subur di tengah padang pasir, tidak ada kesalingpengertian yang berasal dari
arabisme yang berlebih. Kesantunan yang kemahiran berkomunikasi. Dan yang paling
lahir dari hati, tidak hanya kata dan laku. Bagi penting adalah kemauan untuk
K S W, dan semestinya Masisir, saling berkomunikasi, juga tidak pilih-pilih.
menyantun adalah saling mengerti kemudian Kebanyakan orang Jawa memang mudah
memberi kenyamanan. Tidak sekedar beradaptasi, mudah mengenal dan mau
kepentingan pribadi atau kelompok untuk berkenalan. KSW juga begitu, sejak dulu yang
menjaga muka publik; pencitraan, semata. jadi tawaran dalam komunitasnya adalah
O j o r u m o n g s o b i s o, n a n g i n g b i s o ' o kultur kejawaan, bukan sekedar perkumpulan
rumongso orang-orang Jawa, siapa saja bisa bergabung
Selain membangun kekayaan finansial tanpa harus cemas berkepanjangan akan
maupun intelektual, K S W juga perlu kecanggungan atau keterasingan.
membangun rasa. Dalam suatu komunitas, Unen di atas sebagai yang terakhir dari catatan
seseorang akan sulit bertahan bila tidak ini, sebab di atas segalanya manusia perlu
perasa, bila tidak peka terhadap sekitar. Istilah menjadi manusia seutuhnya. Hubungan yang
jawanya rumangsanan, atau mudah merasa. terjalin tidak hanya diikat dalam kesamaan
Merasa hormat pada yang lebih tua, merasa bahasa, budaya dan bangsa. Namun ke
maklum pada yang lebih muda, kemudian sesama dan setiap Masisir, sesama dan setiap
juga merasa pengertian pada sebaya. Meski muslim, sesama dan setiap manusia. KSW
sudah diajarkan sejak dini, oleh orang tua, harus terus membangun, setiap apa yang
oleh guru di Sekolah Dasar, untuk betul-betul diperlukan oleh warganya. Terutama
rumangsanan memang agak sulit. Manusia, kenyamanan, dengan melestarikan kekayaan
apalagi masih muda dan labil, cenderung ra s a , m e m b a ca s i t u a s i d e n ga n ra s a ,
egois dan penuh ke-aku-an. Jika tidak dilatih, memahami orang-orang dengan rasa, saling
ditumbuhkan, rasa peka ini tidak akan mengerti dengan rasa; agar tak lekang oleh
terbiasakan dan seringkali melampaui batas waktu. Semoga saja.
dalam berinteraksi. Hal ini dapat
*Seorang Perenung
menyebabkan sakit hati pada satu pihak,

PRESTãSI Edisi Interaktif Spesial HUT KSW ke-27 23

Anda mungkin juga menyukai