Anda di halaman 1dari 5

TUGAS KE DDI AN

O L E H HASRIANTI NIM/NIMKO 08210104/8372108104 SEMESTER VII MAKASSAR 2011

DDI-AD MANGKOSO
K.H. ABD RAHMAN AMBO DALLE

Dalam sejarah dilukiskan bahwa Mangkosa adalah salah satu desa yang ada di kab barru Desa yang sangat kering dengan pengetahuan agama dan di penuh dengan aroma aroma yang bernuansa mistik..begitulah gambaran kehidupan masyarakat soppeng riaja sebelum datangnya sang pembawa kebenaran. Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap benda-benda gaib menjadi lumrah dalam lingkungan mereka. Bahkan tak kala matahari turun dari singga sana membuat desa lenyap di telan kegelapan malam. Kerap kali suara tangisan menghiasi dinginya malam,bahkan hempasan bambu dan jeritan suara jangrik silih berganti membahana dalam kekosongan.. Lantunan ayat suci al-quran dan alunan tasbih bukan lagi menjadi makanan batin buat masyarat soppeng riaja, justru pepohonan,batu2an dan benda benda keramat lainyalah yang menjadi tempat mereka berpijak dalam mencari ketenangam batin.. Keresahan inilah yang dirasakan oleh raja soppeng riaja andi dagong selaku penangung jawab dalam mengkawal masyarakatnya, perasaan bimbang tak entih2nya selalu menghantui pikiran beliau, karena melihat kondisi masyarakat yang tidak sejalan lagi dengan ajaran ajaran yang di bawah oleh nabiyullah Muhammad SAW Akhirnya beliupun berinisiatif untuk membangun sebuah mesjid agar masyarakat soppeng riaja tidak lagi terjebak kedalam dunia mistik dan berpaling kejalan allah SWT..namun usaha itu belum cukup untuk meyakinkan masyarakat setempat. Namun sedikitpun dalam hati beliau tidak pernah terbesik kata2 menyerah dalam membangun dan membuka pola pikir masyarakatnya, karena apa yang beliau lakukan atas dasar cinta, sehin gga masyarakat senang dengan kepemimpinan beliau. Atas jasa beliau pulalah sehingga murid tercinta dari gurutta K.H. Muh Asad bersedia meninggalkan kota sengkang dan hijrah di bumi mangkoso bu kota swaraja soppeng riaja. K.H.abd rahman ambo Dalle atau yang lebih akrab di sapah gurutta tidak pernah lelah dalam menyebarkan kasih sayangya dan menyapa ummut, beliau dalam menegakkan pendidikan, keagamaan, social budaya melalui suatu organisasi yang bernama DDI (darud da,wah wal irsyad ). Begitulah sosok beliau yang peramah,penyayang, penyantun, sederhanan dan toleransi.

kehadiranya di tengah masyarakat laksana matahari di pagi hari memberikan cahaya baru untuk masyarat soppeng riaja. Mangkoso yang awalnya desa yang penuh dengan nuangsa mistik, kini berubah menjadi kota santri, kota ilmu, dan kota yang berperadaban. Suara- suara histeris dan hempasan bambu yang silih berganti mengoncang mangkoso di malam hari, kini redup seiring dengan di kumandangkanya ayat ayat suci al-quran dan alunan tasbih oleh santri santri hasil didikan sang maha guru. Karena keuketan dan ke gigihan beliau dalam menyalurkan agama islam melaului pendidikan , dakwah social dan budaya , sehinggah bukan hanya masyarakat setempat yang senang berguru kepada beliau , tetapi juga dari luar daerah yang berbondong bondong datang ke bumi mangkoso.. Harapan dan keinginan beliau dari hari ke hari semakin menjadi kenytaan,dari tangan dingin beliau pulalah sihingga terlahir ulama ulama terkemuka di kawasan Indonesia timur khususunya di Sulawesi selatan,salah satu di antaranya adalah anregurutta K.H.SANUSI BACO, LC. Selaku ketua MUI Selatan. Bukan hanya itu, sekolah , madrasah dan perguruan tinggi di bawah naungan DDI sudah menyebar ke 27 propensi yang ada di Indonesi, namun untuk melakukan semua itu tidak semudah membalikan telapak tangan Semasa hidupnya, beliau mencurahkan sepenuhnya untuk membangun DDI baik harta maupun jiwanya, satu hal yang sering di ungkapkan beliau dalam memotivasi dan mengibarkan benderah DDI adalah Semua milik saya adalah miliknya DDI,tetapi miliknya DDI bukan milik saya. Semoga apa yang beliau ungkapkan bukan anya menjadi hiasan didnding buat tokoh tokoh dan pemerhati DDI, tapi jadikanlah sebagai komitmen untuk memberikan yang terbaik untuk DDI,dan jangan jadikan DDI sebagai batu koncatan untuk merai suatu jabatan.. Hari demi hari berlalu, tahun demi tahun berganti, akhirnya sang maha guru kini pergi untuk selamanya menghadap kepada sang maha pencipta,tepatnya pada tangal 29 november 1996. Walaupun figur sentral DDI telah tiada, namun pemikiran dan perjuangan beliau tetap dan berkobar dan menyala dalam diri para generasi mudah yang hadir pada hari ini. Karena roh dan jiwa DDI berada dalam gengaman mereka. Maka bentangkanlah sayapmu keseluruh pelosok negri dengan mengucapkan : LA ILAHA ILLA LLAH MUHAMMADARRASULULLAH, dan jadikanlah dakwah sebagai syiar sebagai dalam menyirami jiwa jiwa yang padam. wahai pewaris DDI, jangan pernah menyerah , berdiri dan bangkitlah sekalipun badai menerjam dan gelombang angin yang menerpa kalian.Wahai pewaris DDI,jangan pernah ragu,jangan pernah takut, jangan pernah bimbang untuk membangun sebuah peradaban baru dan perubahan untuk DDI, buktikan pada dunia dengan melukiskan namamu sebagai sejarah baru,harapan baru dalam bingkai emas sebagai pelopor perdamaian, dan jadikanlah AL-Quran dan Asunnah sebagai pedoman untuk menahkodai perjalananmu,dan jadikanlah DDI sebagai wadah untuk menaungi ummat dalam menyelesaikan persoalan persoalan yang melanda bangsa kita .amin ya rabbal alamin Hidup DDI, jayalah untuk selamanya. MAKASSAR 15 JANUARI 2011 JACK MAN

Home Makassar

Musik Rebana Iringi Pembukaan Dialog DDI Galesong Baru Tribun Timur - Sabtu, 26 November 2011 10:10 WITA Share |

Tribun Timur/Ilham

Pelajar SMP DDI Galesong Barat bermain musik rebana di hadapan peserta dialog interaktif Ke DDI-an, Sabtu (26/11/2011). MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM - Pembukaan dialog Interaktif Ke DDI-an diiringi musik rebana ala SMP DDI di Tudang Sipulung Darud Dakwah Wal Irsyad (DDI) oleh Forum Komunikasi Alumni (FORKAMI) DDI Galesong Baru di Aula DDI Gal-Bar, jl Yosudarso, Makassar, Sabtu (26/11) Kasida rebana merupakan tradisi setiap kegiatan DDI Galesong Baru. AGH Sanusi Baco yang hadir sebagai pembicara utama melempar senyum menyaksikan tradisi rebana siswa DDI tersebut.(*/tribun-timur.com) Penulis : Ilham Editor : Muh. Irham

Alumni DDI Galesong Dialog Bersama AGH Sanusi Baco Tribun Timur - Sabtu, 26 November 2011 09:35 WITA Share |

Tribun Timur/Ilham

Acara tudang sipulung alumni DDI Galesong Barat menghadirkan AGH Sanusi Baco LC, Sabtu (26/11/2011)
Berita Terkait y y y y y y y y y y

Akademisi Unhas: 2012 Saatnya Sosialisasi Politik Ajang Silaturahmi Mahasiswa dan Alumni Teknik Informatika Anas Tantang Nazaruddin Beberkan Bukti Jafar Hafsah Bantah Tudingan Nazaruddin Nazaruddin: Jafar Hafsah Terlibat Din Syamsuddin Buka Rakernas Kebendaharaan Nasional Isi BBM Rosa dan Angelina Dibeberkan Nazaruddin Ramai-ramai Ingin Mendampingi Burhanuddin Baharuddin Tim Asesor BAN-PT Visitasi UIN Alauddin Anis Matta Imbau Akmal Pasluddin Sosialisasi ke Daerah

MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM - Tudang Sipulung Darud Dakwah Wal Irsyad (DDI) dan Dialog Ke-DDI-an oleh Forum Komunikasi Alumni (FORKAMI) DDI Galesong Baru di Aula DDI Gal-Bar, Jl Yosudarso, Makassar, Sabtu (26/11/2011). Hadir sebagai pembicara dalam dialog interaktif bertema Milikku adalah Miliknya DDI bukan Milikku Anregurutta Haji (Agh) Sanusi Baco, Lc, Dr Rusdy Ambo Dalle, dan Dr Hilmi Aliyafie. Hadir Pula ratusan siswa dan pelajar DDI Galesong Baru. (*/tribun-timur.com) Penulis : Ilham Editor : Muh. Irham

Anda mungkin juga menyukai