Anda di halaman 1dari 81

I.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Derajat kesehatan yang tinggi dalam pembangunan ditujukan untuk
mewujudkan manusia yang sehat, cerdas, dan produktif. Salah satu unsur
penting dari kesehatan adalah masalah gizi. Gizi sangat penting bagi
kehidupan. Kekurangan gizi pada anak dapat menimbulkan beberapa
efek negatif seperti lambatnya pertumbuhan badan, rawan terhadap
penyakit, menurunnya tingkat kecerdasan, dan terganggunya mental
anak. Kekurangan gizi yang serius dapat menyebabkan kematian anak
(Suwiji, !!"#
Keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan
sumber daya manusia (SD$# yang berkualitas, yaitu SD$ yang memiliki fisik
yang tangguh, mental yang kuat, kesehatan yang prima, serta cerdas. %ukti
empiris menunjukkan bahwa hal ini sangat ditentukan oleh status gizi yang baik.
Status gizi yang baik ditentukan oleh jumlah asupan pangan yang dikonsumsi.
$asalah gizi kurang dan buruk dipengaruhi langsung oleh faktor konsumsi
pangan dan penyakit infeksi. Secara tidak langsung dipengaruhi oleh pola asuh,
ketersediaan pangan, faktor sosial ekonomi, budaya dan politik. &pabila gizi
kurang dan gizi buruk terus terjadi dapat menjadi faktor penghambat dalam
pembangunan nasional. Secara perlahan kekurangan gizi akan berdampak pada
tingginya angka kematian ibu, bayi, dan balita, serta rendahnya umur harapan
hidup. Selain itu, dampak kekurangan gizi terlihat juga pada rendahnya partisipasi
sekolah, rendahnya pendidikan, serta lambatnya pertumbuhan ekonomi (%adan
'erencanaan 'embangunan (asional, !!) #.
Kesepakatan global berupa Millenium Development Goals ($DGS# yang
terdiri dari * tujuan, +* target dan ,* indikator, menegaskan bahwa pada tahun
!+- setiap negara menurunkan kemiskinan dan kelaparan separuh dari kondisi
pada tahun +..!. /ntuk 0ndonesia, indikator yang digunakan adalah peresentase
anak berusia di bawah - tahun (balita# yang mengalami gizi buruk (severe
underweight# dan persentase anak1anak berusia - tahun (balita# yang mengalami
gizi kurang (moderate underweight# (&riani, !!)#.
$asalah gizi di 0ndonesia yang terbanyak meliputi gizi kurang atau yang
mencakup susunan hidangan yang tidak seimbang maupun konsumsi
keseluruhan yang tidak mencukupi kebutuhan badan. &nak balita (+1-
tahun# merupakan kelompok umur yang paling sering menderita akibat
kekurangan gizi (K2'# atau termasuk salah satu kelompok masyarakat yang
rentan gizi. (3imawan, !!"#.
$asalah gizi makin lama makin disadari sebagai salah satu faktor
penghambat proses pembangunan nasional. $asalah gizi yang timbul dapat
memberikan berbagai dampak diantaranya meningkatnya &ngka Kematian %ayi
dan &nak, terganggunya pertumbuhan dan menurunnya daya kerja, gangguan
pada perkembangan mental dan kecerdasan anak serta terdapatnya berbagai
penyakit tertentu yang diakibatkan kurangnya asupan gizi. $asalah kekurangan
zat gizi ada , yang dianggap sangat penting yaitu4 kurang energi1protein, kurang
5itamin &, kurang 6odium (Gondok 2ndemik# dan kurang zat besi (&nemia Gizi
%esi#, ('aramata, !!.#.
Kurang gizi atau gizi buruk dinyatakan sebagai penyebab tewasnya 7,-
juta anak di bawah usia lima tahun (balita# di dunia. $ayoritas kasus fatal gizi
buruk berada di ! negara, yang merupakan negara target bantuan untuk masalah
pangan dan nutrisi. (egara tersebut meliputi wilayah &frika, &sia Selatan,
$yanmar, Korea /tara, dan 0ndonesia. 3asil penelitian yang dipublikasikan
dalam jurnal kesehatan 0nggris The Lanchet ini mengungkapkan, kebanyakan
kasus fatal tersebut secara tidak langsung menimpa keluarga miskin yang tidak
mampu atau lambat untuk berobat, kekurangan 8itamin & dan zinc selama ibu
mengandung balita, serta menimpa anak pada usia dua tahun pertama. &ngka
kematian balita karena gizi buruk ini terhitung lebih dari sepertiga kasus kematian
anak di seluruh dunia ($alik, !!*#.
%erbagai penelitian membuktikan lebih dari separuh kematian bayi dan
balita disebabkan oleh keadaan gizi yang jelek. 9esiko meninggal dari anak yang
bergizi buruk +7 kali lebih besar dibandingkan anak yang normal. :3;
memperkirakan bahwa -,< penyebab kematian bayi dan balita didasari oleh
keadaan gizi anak yang jelek (0rwandy, !!)#.
're8alensi nasional Gizi %uruk pada %alita adalah -,,<, dan Gizi Kurang
pada %alita adalah +7,!<. Keduanya menunjukkan bahwa baik target 9encana
'embangunan =angka $enengah untuk pencapaian program perbaikan gizi
(!<#, maupun target Millenium Development Goals pada !+- (+*,-<# telah
tercapai pada !!). (amun demikian, sebanyak +. pro8insi mempunyai
pre8alensi Gizi %uruk dan Gizi Kurang diatas pre8alensi nasional, yaitu
(anggroe &ceh Darussalam, Sumatera /tara,Sumatera %arat, 9iau, =ambi, (usa
>enggara %arat, (usa >enggara >imur, Kalimantan %arat, Kalimantan >engah,
Kalimantan Selatan, Kalimantan >imur, Sulawesi >engah, Sulawesi >enggara,
Gorontalo, Sulawesi %arat, $aluku, $aluku /tara, 'apua %arat dan 'apua
(%adan 'enelitian dan 'engembangan Kesehatan Depkes 90, !!*#.
>ahun !!- ditemukan +,* juta balita dengan status gizi buruk, dan dalam
waktu yang sangat singkat menjadi ,7 juta di tahun !!". Sekitar 7),7 juta
penduduk hidup dibawah garis kemiskinan, separo dari total rumah tangga
mengkonsumsi kurang dari kebutuhan sehari1hari, - juta balita berstatus gizi
kurang, dan lebih dari +!! juta penduduk berisiko terhadap berbagai masalah
kurang gizi (3adi, !!-#.
3asil pemantauan Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo tahun !!) dari
,.,* balita yang ditimbang se Kabupaten Gorontalo, ,., balita atau dua persen
diantaranya mengalami gizi buruk. Selain dibeberapa daerah kabupaten juga
banyak ditemukan kasus gizi buruk misalnya di kabupaten %one %olango.
%erdasarkan data yang diperoleh dari sur8ey 'emantauan Status Gizi
('SG# tahun !!. bahwa jumlah balita di kabupaten %oalemo yaitu ++."-) jiwa,
dimana penderita gizi buruk sebanyak "* (-,, <# jiwa dan jumlah penderita gizi
kurang sebanyak .,.7 (+,, <# jiwa.
Data mengenai status gizi balita di 'uskesmas Dulupi Kecamatan Dulupi
tahun !!. menunjukkan dari sejumlah *7 balita terdapat ," balita gizi baik,
+77 balita gizi kurang (+",+"<# dan -" balita gizi buruk (",7<#. Dari data di atas
dapat dilihat bahwa masih tingginya jumlah kasus, baik kasus gizi kurang maupun
kasus gizi buruk pada tahun !!. di wilayah kerja 'uskesmas Dulupi. Dari
jumlah penderita gizi buruk diatas, dapat dikategorikan masih tinggi dibanding
jumlah standar nasional yang ditetapkan yaitu ?+< dan untuk kejadian gizi
kurang ?+-<.
Dari latar belakang inilah maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul @Aaktor 9isiko kejadian gizi buruk pada balita Di
:ilayah Kerja 'uskesmas Dulupi Kecamatan Dulupi Kabupaten %oalemo tahun
!!. di tinjau dari pola makan, tingkat pengetahuan gizi ibu, tingkat pendapatan,
dan penyakit infeksi.
B. Rumusan Masalah
%erdasarkan uraian pada latar belakang diatas, penelitian ini diharapkan
dapat menjawab pertanyaan sebagai berikutB
+. %erapa besar faktor risiko pola makan terhadap kejadian gizi buruk pada
balita di wilayah kerja 'uskesmas Dulupi Kabupaten %oalemo tahun !!.C
. %erapa besar faktor risiko tingkat pengetahuan gizi ibu dengan kejadian gizi
buruk pada balita di wilayah kerja 'uskesmas Dulupi Kabupaten %oalemo
tahun !!.C
7. %erapa besar faktor risiko tingkat pendapatan terhadap pola asuh ibu dengan
kejadian gizi buruk pada balita di wilayah kerja 'uskesmas Dulupi Kabupaten
%oalemo tahun !!.C
,. %erapa besar faktor risiko tingkat penyakit infeksi terhadap pola asuh ibu
dengan kejadian gizi buruk pada balita di wilayah kerja 'uskesmas Dulupi
Kabupaten %oalemo tahun !!.C
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
/ntuk mengetahui Aaktor 9isiko Kejadian Gizi %uruk 'ada %alita di :ilayah
Kerja 'uskesmas Dulupi Kecamatan Dulupi Kabupaten %oalemo >ahun !!.
ditinjau dari 'ola $akan, >ingkat 'engetahuan Gizi 0bu, >ingkat 'endapatan,
dan 'enyakit 0nfeksi.
. Tujuan !husus
a. /ntuk mengetahui faktor risiko pola makan terhadap kejadian gizi buruk
pada balita di wilayah kerja 'uskesmas Dulupi Kabupaten %oalemo tahun
!!..
b. /ntuk mengetahui faktor risiko tingkat pengetahuan gizi ibu terhadap
kejadian gizi buruk pada balita di wilayah kerja 'uskesmas Dulupi
Kabupaten %oalemo tahun !!.
c. /ntuk mengetahui faktor risiko tingkat pendapatan terhadap kejadian gizi
buruk pada balita di wilayah kerja 'uskesmas Dulupi Kabupaten %oalemo
tahun !!.
d. /ntuk mengetahui faktor risiko penyakit infeksi terhadap kejadian gizi
buruk pada balita di wilayah kerja 'uskesmas Dulupi Kabupaten %oalemo
tahun !!.
D. Man"aat Penelitian
1. Man"aat Ilmiah
3asil penelitian ini dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dan
menjadi salah satu sumber bacaan bagi para peneliti dimasa yang akan datang.
. Man"aat Institusi
3asil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan masukan
bagi Dinas Kesehatan %oalemo khususnya bagi 'uskesmas 'aguyaman 'antai
serta pihak lain dalam menentukan kebijakan untuk menekan dan menangani
kasus gizi buruk dan gizi kurang pada bayiDanak balita.
#. Man"aat Praktis
/ntuk mengetahui dan mendapatkan pengalaman yang nyata dalam
melakukan penelitian khususnya mengenai beberapa faktor yang berhubungan
dengan status gizi balita.
BAB II
!A$IAN PU%TA!A& !ERAN'!A BERPI!IR DAN HIP(TE%I%
A. !ajian Pustaka
1. Pengertian status gi)i
Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan
dan penggunaan zat1zat gizi. Dibedakan antara status gizi buruk, kurang, baik,
dan lebih. Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang .
Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup
zat1zat gizi yang digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan
pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan
secara umum pada tingkat setinggi mungkin. Status gizi kurang terjagi bila
tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat1zat gizi esensial. Status gizi
lebih terjadi bila tubuh memperoleh zat1zat gizi dalam jumlah berlebihan,
sehingga menimbulkan efek toksis atau membahayakan. Gangguan gizi
terjadi baik pada status gizi kurang, maupun status gizi lebih (&lmatsier,
!!,#.
. Penilaian status gi)i
'enilaian status gizi terbagi atas penilaian secara langsung dan
penilaian secara tidak langsung. &dapun penilaian secara langsung dibagi
menjadi empat penilaian yaitu antropometri, klinis, biokimia dan biofisik.
Sedangkan penilaian status gizi secara tidak langsung terbagi atas tiga yaitu
sur8ei konsumsi makanan, statistik 8ital dan faktor ekologi.
a. Penilaian se*ara langsung
+# &ntropometri
Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia.
Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan
dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi
tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi (Supariasa, dkk.,
!!"#.
&ntropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan
dengan mengukur beberapa parameter. 'arameter antropometri
merupakan dasar dari penilaian status gizi. Kombinasi antara beberapa
parameter disebut indeks antropometri.
9ekomendasi dalam menilai status gizi anak di bawah lima
tahun yang dianjurkan untuk digunakan di 0ndonesia adalah baku
World Health Organization-National Centre or Health !tatistic
(:3;1(E3S#.
%eberapa indeks antropometri yang sering digunakan yaitu
berat badan menurut umur (%%D/#, tinggi badan menurut umur
(>%D/#, dan berat badan menurut tinggi badan (%%D>%#.
Ta+el 1. Klasifikasi Status Gizi &nak (%alita#
INDE!% %TATU% 'I,I AMBAN'
BATA%
%erat badan menurut umur
(%%D/#
Gizi lebih FG Standar
De8iasi (SD#
Gizi baik 1 SD Sampai
G SD
Gizi kurang ? 1 SD Sampai
17 SD
Gizi buruk ? 17 SD
>inggi badan menurut umur
(>%D/#
(ormal 1 SD
'endek (Stunted# ? 1 SD
%erat badan menurut tinggi
badan (%%D>%#
Gemuk F G SD
(ormal G SD
Sampai 1 SD
Kurus (:asted# ? 1 SD Sampai
17 SD
Kurus sekali ? 17 SD
Sumber B Keputusan $enkes 90 (o. .!D$enkesDSKD500D!!
a# 0ndeks berat badan menurut umur (%%D/#
$erupakan pengukuran antropometri yang sering
digunakan sebagai indikator dalam keadaan normal, dimana
keadaan kesehatan dan keseimbangan antara intake dan kebutuhan
gizi terjamin. %erat badan memberikan gambaran tentang massa
tubuh (otot dan lemak#. $assa tubuh sangat sensitif terhadap
perubahan keadaan yang mendadak, misalnya terserang infeksi,
kurang nafsu makan dan menurunnya jumlah makanan yang
dikonsumsi. %%D/ lebih menggambarkan status gizi sekarang.
%erat badan yang bersifat labil, menyebabkan indeks ini lebih
menggambarkan status gizi seseorang saat ini (Current Nutritional
!tatus# (Supariasa, dkk., !!"#.
b# 0ndeks tinggi badan menurut umur (>%D/#
0ndeks >%D/ disamping memberikan status gizi masa
lampau, juga lebih erat kaitannya dengan status ekonomi (%eaton
dan %engoa (+.)7# dalam Supariasa, dkk. (!!"##.
c# 0ndeks berat badan menurut tinggi badan (%%D>%#
%erat badan memiliki hubungan yang linear dengan tinggi
badan. Dalam keadaan normal, perkembangan berat badan akan
searah dengan pertumbuhan tinggi badan dengan kecepatan
tertentu (Supariasa, dkk., !!"#.
%erbagai indeks antropometri, untuk menginterpretasinya
dibutuhkan ambang batas. 'enentuan ambang batas yang paling
umum digunakan saat ini adalah dengan memakai standar de8iasi
unit (SD# atau disebut juga "-!#or.
9umus perhitungan "-!#or adalah B
H1Skor I (ilai indi8idu subyek1(ilai median %aku 9ujukan
(ilai Simpang %aku 9ujukan
# Klinis
'emeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk
menilai status gizi masyarakat. $etode ini didasarkan atas perubahan1
perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat
gizi . 3al ini dapat dilihat pada jaringan epitel (supervicial epithelial
tissues# seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau pada organ1
organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid
(Supariasa, dkk.,!!"#.
'emeriksaan klinis meliputi pemeriksaan fisik secara
menyeluruh, termasuk riwayat kesehatan. %agian tubuh yang harus
lebih diperhatikan dalam pemeriksaan klinis adalah kulit, gigi,
gusi,bibir, lidah, mata (&risman dalam 6uliaty, !!*#.
7# %iokimia
'enilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan
spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai
macam jaringan tubuh. =aringan tubuh yang digunakan antara lain B
darah, urine, tinja dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan
otot (Supariasa, dkk., !!"#.
,# %iofisik
'enentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan
status gizi dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan#
dan melihat perubahan struktur dari jaringan (Supariasa, dkk., !!"#.
+. Penilaian se*ara ti-ak langsung
+# Sur8ei konsumsi makanan
Sur8ei konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi
secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang
dikonsumsi. $etode sur8ei konsumsi makanan untu indi8idu antara
lain B
a# $etode recall , jam
b# $etode esthimated ood record
c# $etode penimbangan makanan (ood weighting#
d# $etode dietar$ histor$
e# $etode frekuensi makanan (ood re%uenc$#.
# Statistik 8ital
'engukuran gizi dengan statistik 8ital adalah dengan
menganalisis data beberapa statistik kesehatan seperti angka kematian
berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian sebagai akibat
penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi
(Supariasa, dkk., !!"#.
7# Aaktor ekologi
$alnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi
beberapa faktor fisik, biologis dan lingkungan budaya. =umlah
makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti
iklim, tanah, irigasi dan lain1lain (Supariasa, dkk., !!"#.
A. Tinjauan Tentang .akt/r0.akt/r 1ang Berhu+ungan Dengan !eja-ian 'i)i
Buruk
%erdasarkan hasil studi kepustakaan yang telah ditemukan sebelumnya
yaitu beberapa 8ariabel bebas (independen# yang merupakan faktor1 faktor yang
berhubungan dengan kejadian gizi buruk pada balita.
1. Tinjauan Tentang P/la Makan
'ola makan adalah gambaran pola menu, frekuensi, dan jenis bahan
makanan yang dikonsumsi setiap hari dimana merupakan bagian dari gaya
hidup atau ciri khusus suatu kelompok (&stawan, !!-#.
'ola makan adalah cara indi8idu atau kelompok indi8idu memilih
bahan makanan dan mengkonsumsinya sebagai tanggapan dari pengaruh
fisiologi, sosial dan budaya diukur dengan frekuensi, jenis dan jumlah bahan
makanan yang dikonsumsi setiap hari (Suhardjo, !!-#.
'ola makan merupakan ciri khas untuk status kelompok masyarakat
tertentu. 'ola makan suatu daerah dapat berubah1ubah. 'ola makan
masyarakat pedesaan di 0ndonesia pada umumnya diwarnai oleh jenis1jenis
bahan makanan yang umum dan diproduksi setempat. $isalnya pada
masyarakat nelayan di daerah1daerah pantai ikan merupakan makanan sehari1
hari yang dipilih karena dapat dihasilkan sendiri. Daerah1daerah pertanian
padi , masyarakat berpola makan pokok beras. Daerah1daerah dengan produk
utama jagung seperti pulau $adura dan =awa >imur bagian selatan,
masyarakatnya berpola pangan pokok jagung. Gunung Kidul dan beberapa
daerah lain di =awa >engah dan =awa >imur masyarakatnya berpola pangan
pokok ubi kayu karena produksi tanaman pangan utama adalah ubi kayu
(Khumaidi, !!)#.
'engertian pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan
gambaran mengenai macam dan jumlah bahan makanan yang dimakan tiap
hari oleh satu orang dan merupakan ciri khas untuk suatu kelompok
masyarakat tertentu. 'ola makan ini dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain
adalah B kebiasaan kesenangan, budaya, agama, taraf ekonomi, lingkungan
alam, dan sebagainya. Sejak zaman dahulu kala, makanan selain untuk
kekuatanDpertumbuhan, memenuhi rasa lapar, dan selera, juga mendapat
tempat sebagai lambang yaitu lambang kemakmuran, kekuasaan, ketentraman
dan persahabatan. Semua faktor di atas bercampur membentuk suatu ramuan
yang kompak yang dapat disebut pola konsumsi (Santoso dan 9anti, !!-#.
'ola makan di suatu daerah dapat berubah1ubah sesuai dengan
perubahan beberapa faktor ataupun kondisi setempat, yang dapat dibagi dalam
tiga kelompok yaitu pertama adalah faktor yang berhubungan dengan
persediaan atau pengadaan bahan pangan. >ermasuk di sini faktor geografi,
iklim, kesuburan tanah berkaitan dengan produksi bahan makanan, sumber
daya perairan, kemajuan teknologi, transportasi, distribusi, dan persediaan
suatu daerah. Kedua, adalah faktor1faktor dan adat kebiasaan yang
berhubungan dengan konsumen. >araf sosio1ekonomi dan adat kebiasaan
setempat memegang peranan penting dalam pola konsumsi penduduk. Ketiga,
hal yang dapat berpengaruh di sini adalah bantuan atau subsidi terhadap
bahan1bahan tertentu. Selain itu, pola makan setempat juga dapat diperkaya
dengan pengaruh budaya asing yang datang dari 0ndia, &rab, Eina, dan 2ropa
(Santoso dan 9anti, !!-#.
'emilihan bahan makanan ternyata dipengaruhi oleh unsur1unsur
tertentu. 'ertama& sumber1sumber pengetahuan masyarakat dalam memilih
dan mengolah pangan mereka sehari1hari. >ermasuk dalam sumber
pengetahuan dalam memilih dan mengolah pangan adalah B sistem sosial
keluarga secara turun temurun, proses sosialisasi dan interaksi anggota
keluarga dengan media massa. Kedua, aspek aset dan akses masyarakat
terhadap pangan mereka sehari1hari. /nsur aset dan akses terhadap pangan
adalah berkenaan dengan pemilikan dan peluang upaya yang dapat
dimanfaatkan oleh keluarga guna melakukan budidaya tanaman pangan dan
atau sumber nafkah yang menghasilkan bahan pangan atau natura (uang#.
Ketiga, pengaruh tokoh panutan atau yang berpengaruh. 'engaruh tokoh
panutan terutama berkenaan dengan hubungan bapak anak, jika keluarga yang
memperoleh pangan atau nafkah berupa uang kontan melalui usaha tani
majikan (Santoso dan 9anti, !!-#.
Kebiasaan makan adalah cara1cara indi8idu dan kelompok indi8idu
memilih, mengkonsumsi, dan menggunakan makanan1makanan yang tersedia,
yang didasarkan kepada faktor1faktor sosial dan budaya di mana iaDmereka
hidup. Kebiasaan makan indi8idu, keluarga dan masyarakat dipengaruhi oleh B
a# Aaktor perilaku termasuk di sini adalah cara berpikir, berperasaan,
berpandangan tentang makanan. Kemudian dinyatakan dalam bentuk
tindakan makan dan memilih makanan. Kejadian ini berulang kali
dilakukan sehingga menjadi kebiasaan makan.
b# Aaktor lingkungan sosial, segi kependudukan dengan susunan, tingkat, dan
sifat1sifatnya.
c# Aaktor lingkungan ekonomi, daya beli, ketersediaan uang kontan, dan
sebagainya.
d# Jingkungan ekologi, kondisi tanah, iklim, lingkungan biologi, system
usaha tani, sistem pasar, dan sebagainya.
e# Aaktor ketersediaan bahan makanan, dipengaruhi oleh kondisi1kondisi
yang bersifat hasil karya manusia seperti sistem pertanian (perladangan#,
prasarana dan sarana kehidupan (jalan raya dan lain1lain#, perundang1
undangan, dan pelayanan pemerintah.
f# Aaktor perkembangan teknologi, seperti bioteknologi yang menghasilkan
jenis1jenis bahan makanan yang lebih praktis dan lebih bergizi, menarik,
awet dan lainnya.
'ola makan masyarakat atau kelompok di mana anak berada, akan
sangat mempengaruhi kebiasaan makan, selera, dan daya terima anak akan
suatu makanan. ;leh karena itu, di lingkungan anak hidup terutama keluarga
perlu pembiasaan makan anak yang memperhatikan kesehatan dan gizi
(Santoso dan 9anti, !!-#.
. Tinjauan Tentang Pengetahuan I+u Tentang 'i)i
'engetahuan adalah merupakan hasil KtahuK, dan ini terjadi setelah
orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu ((otoatmodjo,
!!"#.
'engetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai "
tingkat, yakni B
a. Tahu 2!n/34
Diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. >ermasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali (recall# terhadap suatu yang spesifik dari seluruh
bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
+. Memahami 2Comprehension4
Diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang
objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara
benar.
*. A5likasi 2Aplication4
Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya#.
-. Analisis 2Analysis4
&dalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke
dalam komponen1komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur
organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e. %intesis 2Synthesis4
$enunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian1bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru.
e. E6aluasi 2Evaluation4
%erkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian
terhadap suatu materi atau objek. 'enilaian1penilaian itu berdasarkan
suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria1kriteria
yang telah ada.
'engukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau
angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek
penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui
atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat1tingkat tersebut di atas
((otoatmodjo, !!"#.
Suatu hal yang meyakinkan tentang pentingnya pengetahuan gizi
didasarkan pada tiga kenyataan B
a# Status gizi yang cukup adalah penting bagi kesehatan dan kesejahteraan.
b# Setiap orang hanya akan cukup gizi jika makanan yang dimakannya
mampu menyediakan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan tubuh
yang optimal, pemeliharaan dan energi.
c# 0lmu gizi memberikan fakta1fakta yang perlu sehingga penduduk dapat
belajar menggunakan pangan dengan baik bagi perbaikan gizi.
Kurangnya pengetahuan dan salah konsepsi tentang kebutuhan pangan
dan nilai pangan adalah umum dijumpai setiap negara di dunia. Kemiskinan
dan kekurangan persediaan pangan yang bergizi merupakan faktor penting
dalam masalah kurang gizi. Jain sebab yang penting dari gangguan gizi
adalah kurangnya pengetahuan tentang gizi atau kemampuan untuk
menerapkan informasi tersebut dalam kehidupan sehari1hari. 9endahnya
pengetahuan gizi dapat mempengaruhi ketersediaan pangan dalam keluarga,
yang selanjutnya mempengaruhi kuantitas dan kualitas konsumsi pangan.
9endahnya kualitas dan kuantitas konsumsi pangan, merupakan penyebab
langsung dari kekurangan gizi pada anak balita (Suhardjo, !!)#.
#. Tinjauan Tentang Tingkat Pen-a5atan
>ingkat pendapatan adalah total jumlah pendapatan dari semua
anggota keluarga , termasuk semua jenis pemasukan yang diterima oleh
keluarga dalam bentuk uang, hasil menjual barang, pinjaman dan lain1lain
(>haha, +.." dalam 9asifa !!"#.
9endahnya tingkat pendapatan keluarga, akan sangat berdampak
rendahnya daya beli keluarga tersebut. 'ada masyarakat nelayan, rendahnya
tingkat pendapatan keluarga , sangat berdampak terhadap rendahnya rata1rata
tingkat pendidikan, yang pada gilirannya akan berimplikasi terhadap
rendahnya tingkat pengetahuan dan perilaku (khususnya pengetahuan dan
perilaku gizi#. 9endahnya pengetahuan gizi dapat mempengaruhi ketersediaan
pangan dalam keluarga , yang selanjutnya mempengaruhi kuantitas dan
kualitas konsumsi pangan. 9endahnya kualitas dan kuantitas konsumsi
pangan, merupakan penyebab langsung dari kekurangan gizi pada anak balita
(Suhardjo, !!)#.
Kehidupan di kota1kota pada dewasa ini, terutama dalam pemberian
atau penyajian makanan keluarga pada kebanyakan penduduk dapat dikatakan
masih kurang mencukupi yang dibutuhkan oleh tubuh masing1masing.
Kebanyakan keluarga telah merasa lega kalau mereka telah dapat
mengkonsumsi makanan pokok (nasi, jagung# dua kali dalam sehari dengan
lauk pauknya kerupuk dan ikan asin, bahkan tidak jarang mereka juga telah
merasa lega kalau mereka telah dapat mengkonsumsi nasi atau jagung cukup
dengan sambal dan garam. $enurut penelitian, keadaan yang umum ini
dikarenakan rendahnya pendapatan yang mereka peroleh dan banyaknya
anggota keluarga yang harus diberi makan dengan jumlah pendapatan yang
rendah. 'enduduk kota dan penduduk pedesaan yang kebanyakan
berpenghasilan rendah, selain memanfaatkan penghasilannya itu untuk
keperluan makan keluarga, juga harus membagi1baginya untuk berbagai
keperluan lainnya (pendidikan, transportasi, dan lain1lain#, sehingga tidak
jarang persentase penghasilan untuk keperluan untuk keperluan penyediaan
makanan hanya kecil saja. $ereka pada umumnya hidup dengan makanan
yang kurang bergizi (Kartasapoetra, !!)#.
>ingkat pendapatan keluarga akan mempengaruhi mutu fasilitas
perumahan, penyediaan air bersih dan sanitasi yang pada dasarnya sangat
berperan terhadap timbulnya penyakit infeksi. Selain itu, penghasilan keluarga
akan menentukan daya beli keluarga termasuk makanan, sehingga
mempengaruhi kualitas dan kuantitas makanan yang tersedia dalam rumah
tangga dan pada akhirnya mempengaruhi asupan zat gizi (Suhardjo dalam
6uliati, !!*#.
%erkaitan dengan besarnya pendapatan keluarga, pemerintah Kota
Kendari berdasarkan 'eraturan Gubernur (o. 7- >ahun !!*, tanggal -
Desember >ahun !!* menetapkan /pah $inimum Kota (/$K# Kendari
tahun !!. sebesar 9p. *+!.!!!,1 per bulan (Dinas Sosial, >enaga Kerja dan
>ransmigrasi Kota Kendari, !!.#.
7. Tinjauan Tentang Pen8akit In"eksi
0nfeksi adalah masuknya, bertumbuh dan berkembangnya agent
penyakit menular dalam tubuh manusia atau hewan. 0nfeksi tidaklah sama
dengan penyakit menular karena akibatnya mungkin tidak kelihatan atau
nyata. &danya kehidupan agent menular pada permukaan luar tubuh, atau
pada barang, pakaian atau barang1barang lainnya, bukanlah infeksi, tetapi
merupakan kontaminasi pada permukaan tubuh atau benda ((oor, !!"#.
0nfeksi berat dapat memperjelek keadaan gizi melalui gangguan
masukan makanannya dan meningkatnya kehilangan zat1zat gizi esensial
tubuh. Sebaliknya malnutrisi walaupun ringan berpengaruh negatif terhadap
daya tahan tubuh terhadap infeksi ('udjiadi, !!)#.
&da hubungan yang sangat erat antara infeksi (bakteri, 8irus dan
parasit# dengan malnutrisi. $ereka menekankan interaksi yang sinergis antara
malnutrisi dengan penyakit infeksi, dan juga infeksi akan mempengaruhi
status gizi dan mempercepat malnutrisi. $ekanisme patologisnya dapat
bermacam1macam, baik secara sendiri1sendiri maupun bersamaan, yaitu B
a. 'enurunan asupan zat gizi akibat kurangnya nafsu makan, menurunnya
absorpsi, dan kebiasaan mengurangi makan pada saat sakit.
b. 'eningkatan kehilangan cairanDzat gizi akibat diare, mualDmuntah dan
pendarahan yang terus menerus.
c. $eningkatnya kebutuhan, baik dari peningkatan kebutuhan akibat sakit
(human host# dan parasit yang terdapat dalam tubuh.
'ada umumnya baik infeksi umum maupun infeksi lokal, dapat respon
metabolik bagi penderitanya, yang disertai dengan kekurangan zat gizi.
'enelitian yang dilakukan, ditemui bahwa kurang gizi, dapat menyebabkan
gangguan pada pertahanan tubuh. Di lain pihak, pada infeksi akan
memberikan efek berupa gangguan pada tubuh, yang dapat menyebabkan
kekurangan gizi. 'enyakit infeksi dapat menyebabkan kurang gizi sebaliknya
kurang gizi juga menyebabkan penyakit infeksi. &da tendensi di mana,
adanya penyakit infeksi, malnutrisi (gizi lebih dan gizi kurang#, yang terjadi
secara bersamaan di mana akan bekerjasama (secara sinergis#, hingga suatu
penyakit infeksi yang baru akan menyebabkan kekurangan gizi yang lebih
berat. 0ni dikenal dengan siklus sinergis (vicious c$cle# yang banyak dan
sering terjadi di negara1negara berkembang, menyebabkan tingginya angka
kematian di negara tersebut (Supariasa, !!-#.
>erjadinya hubungan timbal balik antara kejadian infeksi penyakit dan
gizi kurang maupun gizi buruk.&nak yang menderita gizi kurang dan gizi
buruk akan mengalami penurunan daya tahan, sehingga rentan terhadap
penyakit infeksi. Di sisi lain anak yang menderita sakit infeksi akan
cenderung menderita gizi buruk (Depkes dalam 6uliaty !!*#.
B. Tinjauan Umum Tentang 'i)i Buruk
1. Pengertian gi)i +uruk
Gizi buruk merupakan status kondisi seseorang yang kekurangan
nutrisi, atau nutrisinya di bawah standar rata1rata. Status gizi buruk dibagi
menjadi tiga bagian, yakni gizi buruk karena kekurangan protein (disebut
#washior#or#, karena kekurangan karbohidrat atau kalori (disebut marasmus#,
dan kekurangan kedua1duanya. Gizi buruk ini biasanya terjadi pada anak
balita (bawah lima tahun# dan ditampakkan oleh membusungnya perut
(busung lapar#. Gizi buruk adalah suatu kondisi di mana seseorang dinyatakan
kekurangan nutrisi, atau dengan ungkapan lain status nutrisinya berada di
bawah standar rata1rata. (utrisi yang dimaksud bisa berupa protein,
karbohidrat dan kalori. Gizi buruk 'severe malnutrition# adalah suatu istilah
teknis yang umumnya dipakai oleh kalangan gizi, kesehatan dan kedokteran.
Gizi buruk adalah bentuk terparah dari proses terjadinya kekurangan gizi
menahun ((ency, !!-#.
. .akt/r0"akt/r 5en8e+a+ gi)i +uruk
Gizi buruk disebabkan oleh beberapa faktor. 'ertama adalah faktor
pengadaan makanan yang kurang mencukupi suatu wilayah tertentu. 3al ini
bisa jadi disebabkan oleh kurangnya potensi alam atau kesalahan distribusi.
Aaktor kedua, adalah dari segi kesehatan sendiri, yakni adanya penyakit kronis
terutama gangguan pada metabolisme atau penyerapan makanan. Selain itu,
ada tiga hal yang saling kait mengkait dalam hal gizi buruk, yaitu kemiskinan,
pendidikan rendah dan kesempatan kerja rendah. Ketiga hal itu
mengakibatkan kurangnya ketersediaan pangan di rumah tangga dan pola
asuh anak keliru. 3al ini mengakibatkan kurangnya asupan gizi dan balita
sering terkena infeksi penyakit ($ardiansyah, !!*#.
Gizi buruk dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling terkait. Secara
garis besar penyebab anak kekurangan gizi disebabkan karena asupan
makanan yang kurang atau anak sering sakitDterkena infeksi.
a. Asu5an 8ang kurang -ise+a+kan /leh +an8ak "akt/r antara lain 9
+# >idak tersedianya makanan secara adekuat, >idak tersedianya
makanan yang adekuat terkait langsung dengan kondisi sosial
ekonomi. Kadang kadang bencana alam, perang, maupun
kebijaksanaan politik maupun ekonomi yang memberatkan rakyat
akan menyebabkan hal ini. Kemiskinan sangat identik dengan tidak
tersedianya makan yang adekuat. Data 0ndonesia dan negara lain
menunjukkan bahwa adanya hubungan timbal balik antara kurang gizi
dan kemiskinan. Kemiskinan merupakan penyebab pokok atau akar
masalah gizi buruk. 'roporsi anak malnutrisi berbanding terbalik
dengan pendapatan. $akin kecil pendapatan penduduk, makin tinggi
persentasi anak yang kekurangan gizi.
# &nak tidak cukup mendapat makanan bergizi seimbang, $akanan
alamiah terbaik bagi bayi yaitu &ir Susu 0bu, dan sesudah usia " bulan
anak tidak mendapat $akanan 'endamping &S0 ($'1&S0# yang tepat,
baik jumlah dan kualitasnya akan berkonsekuensi terhadap status gizi
bayi. $'1&S0 yang baik tidak hanya cukup mengandung energi dan
protein, tetapi juga mengandung zat besi, 8itamin &, asam folat,
8itamin % serta 8itamin dan mineral lainnya. $'1&S0 yang tepat dan
baik dapat disiapkan sendiri di rumah. 'ada keluarga dengan tingkat
pendidikan dan pengetahuan yang rendah seringkali anaknya harus
puas dengan makanan seadanya yang tidak memenuhi kebutuhan gizi
balita karena ketidaktahuan.
7# 'ola makan yang salah, 'ola pengasuhan anak berpengaruh pada
timbulnya gizi buruk. &nak yang diasuh ibunya sendiri dengan kasih
sayang, apalagi ibunya berpendidikan, mengerti soal pentingnya &S0,
manfaat posyandu dan kebersihan, meskipun sama1sama miskin,
ternyata anaknya lebih sehat. /nsur pendidikan perempuan
berpengaruh pada kualitas pengasuhan anak. Sebaliknya sebagian anak
yang gizi buruk ternyata diasuh oleh nenek atau pengasuh yang juga
miskin dan tidak berpendidikan. %anyaknya perempuan yang
meninggalkan desa untuk mencari kerja di kota bahkan menjadi >K0,
kemungkinan juga dapat menyebabkan anak menderita gizi buruk.
Kebiasaan, mitos ataupun kepercayaan D adat istiadat masyarakat
tertentu yang tidak benar dalam pemberian makan akan sangat
merugikan anak . $isalnya kebiasaan memberi minum bayi hanya
dengan air putih, memberikan makanan padat terlalu dini, berpantang
pada makanan tertentu (misalnya tidak memberikan anak anak daging,
telur, santan dll#, hal ini menghilangkan kesempatan anak untuk
mendapat asupan lemak, protein maupun kalori yang cukup.
+. %ering sakit 2frequent infection4
$enjadi penyebab terpenting kedua kekurangan gizi, apalagi di negara
negara terbelakang dan yang sedang berkembang seperti 0ndonesia,
dimana kesadaran akan kebersihan D personal hygine yang masih kurang,
serta ancaman endemisitas penyakit tertentu, khususnya infeksi kronik
seperti misalnya tuberculosis (>%E# masih sangat tinggi. Kaitan infeksi
dan kurang gizi seperti layaknya lingkaran setan yang sukar diputuskan,
karena keduanya saling terkait dan saling memperberat. Kondisi infeksi
kronik akan meyebabkan kurang gizi dan kondisi malnutrisi sendiri akan
memberikan akan memberikan dampak buruk pada sistem pertahanan
tubuh.
#. Pat/"isi/l/gi gi)i +uruk
'atofisiologi gizi buruk pada balita yaitu anak sulit makan atau
anoreLia bisa terjadi karena penyakit akibat defisiensi gizi, psikologik sperti
suasana makan, pengaturan makanan dan lingkungan. 9ambut mudah rontok
dikarenakan kekurangan protein, 8itamin &, 8itamin E dan 8itamin 2. Karena
keempat elemen ini meurpakan nutrisi yang penting bagi rambut. 'asien juga
mengalami rabun senja. 9abun senja terjadi karena defisiensi 8itamin & dan
protein. 'ada retina ada sel batang dan sel kerucut. Sel batang lebih hanya
bida membedakan cahaya terang dan gelap. Sel batang atau rodopsin ini
terbentuk dari 8itamin & dan suatu protein. =ika cahaya terang mengenai sel
rodopsin, maka sel tersebut akan terurai. Sel tersebut akan mengumpul lagi
pada cahaya yang gelap. 0nilah yang disebut adaptasi rodopsin. &daptasi ini
butuh waktu. =adi, rabun senja terjadi karena kegagalan atau kemunduran
adaptasi rodopsin.
>ugor atau elastisitas kulit jelek karena sel kekurangan air (dehidrasi#.
9eflek patella negatif terjadi karena kekurangan aktin myosin pada tendo
patella dan degenerasi saraf motorik akibat dari kekurangn protein, Eu dan
$g seperti gangguan neurotransmitter. Sedangkan, hepatomegali terjadi
karena kekurangan protein. =ika terjadi kekurangan protein, maka terjadi
penurunan pembentukan lipoprotein. 3al ini membuat penurunan 5JDJ dan
JDJ. Karena penurunan 5JDJ dan JDJ, maka lemak yang ada di hepar sulit
ditransport ke jaringan1jaringan, pada akhirnya penumpukan lemak di hepar.
6ang khas pada penderita kwashiorkor adalah pitting edema. (itting
edema adalah edema yang jika ditekan, sulit kembali seperti semula. (itting
edema disebabkan oleh kurangnya protein, sehingga tekanan onkotik
intra8askular menurun. =ika hal ini terjadi, maka terjadi ekstra8asasi plasma
ke intertisial. 'lasma masuk ke intertisial, tidak ke intrasel, karena pada
penderita kwashiorkor tidak ada kompensansi dari ginjal untuk reabsorpsi
natrium. 'adahal natrium berfungsi menjaga keseimbangan cairan tubuh. 'ada
penderita kwashiorkor, selain defisiensi protein juga defisiensi multinutrien.
Ketika ditekan, maka plasma pada intertisial lari ke daerah sekitarnya karena
tidak terfiksasi oleh membran sel. /ntuk kembalinya membutuhkan waktu
yang lama karena posisi sel yang rapat. 2dema biasanya terjadi pada
ekstremitas bawah karena pengaruh gaya gra8itasi, tekanan hidrostatik dan
onkotik (Sadewa, !!*#.
7. 'ejala klinis gi)i +uruk
Gejala klinis gizi buruk secara garis besar dapat dibedakan sebagai
marasmus, kwashiorkor, atau marasmic1kwashiorkor. >anpa mengukur atau
melihat berat badan bila disertai edema yang bukan karena penyakit lain
adalah K2' berat D gizi buruk tipe kwashiorkor.
a. )washior#or
a# 2dema, umumnya seluruh tubuh, terutama pada punggung kaki.
b# :ajah membulat
c# 'andangan mata sayu
d# 9ambut tipis, kemerahan seperti warna rambut jagung, mudah dicabut
tanpa rasa sakit atau rontok
e# 'erubahan status mental, apatis, dan rewel
f# 'embesaran hati
g# ;tot mengecil ( hipotroi #, lebih nyata bila diperiksa pada posisi
berdiri atau duduk.
h# Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah
warna menjadi coklat kehitaman dan terkelupas.
i# Sering disertai B penyakit infeksi, anemia, diare.
b. Marasmus
a# >ampak sangat kurus, tinggal tulang terbungkus kulit
b# :ajah seperti orangtua
c# Eengeng, rewel
d# Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada.
e# Sering disertai B penyakit infeksi ( umumnya kronis berulang #
f# Diare kronis atau konstipasi D susah buang air
c. Marasmi#-)washior#or
Gambaran klinis merupakan campuran dari beberapa gejala
klinik kwashiorkor dan marasmus, dengan %%D/ ?"!< baku median
:3;1 (E3S disertai edema yang tidak mencolok.
:. Dam5ak gi)i +uruk
Gizi %uruk bukan hanya menjadi stigma yang ditakuti, hal ini tentu
saja terkait dengan dampak terhadap sosial ekonomi keluarga maupun negara,
di samping berbagai konsekuensi yang diterima anak itu sendiri.
Kondisi gizi buruk akan mempengaruhi banyak organ dan sistem, karena
kondisi gizi buruk ini juga sering disertai dengan defisiensi (kekurangan#
asupan mikroDmakro nutrien lain yang sangat diperlukan bagi tubuh. Gizi
buruk akan memporak porandakan sistem pertahanan tubuh terhadap
mikroorganisme maupun pertahanan mekanik sehingga mudah sekali terkena
infeksi.
Secara garis besar, dalam kondisi akut, gizi buruk bisa mengancam
jiwa karena berberbagai disfungsi yang di alami, ancaman yang timbul antara
lain hipotermi (mudah kedinginan# karena jaringan lemaknya tipis,
hipoglikemia (kadar gula dalam darah yang dibawah kadar normal# dan
kekurangan elektrolit dan cairan tubuh. =ika fase akut tertangani dan namun
tidak di ollow up dengan baik akibatnya anak tidak dapat Kcatch upK dan
mengejar ketinggalannya maka dalam jangka panjang kondisi ini berdampak
buruk terhadap pertumbuhan maupun perkembangannya.
&kibat gizi buruk terhadap pertumbuhan sangat merugikan
perormance anak, akibat kondisi KstuntingK (postur tubuh kecil pendek# yang
diakibatkannya. 6ang lebih memprihatinkan lagi, perkembangan anak pun
terganggu. 2fek malnutrisi terhadap perkembangan mental dan otak
tergantung dangan derajat beratnya, lamanya dan waktu pertumbuhan otak itu
sendiri. Dampak terhadap pertumbuhan otak ini menjadi 8ital karena otak
adalah salah satu aset yang 8ital bagi anak.
%eberapa penelitian menjelaskan, dampak jangka pendek gizi buruk
terhadap perkembangan anak adalah anak menjadi apatis, mengalami
gangguan bicara dan gangguan perkembangan yang lain. Sedangkan dampak
jangka panjang adalah penurunan skor tes 0M, penurunan perkembangn
kognitif, penurunan integrasi sensori, gangguan pemusatan perhatian,
gangguan penurunan rasa percaya diri dan tentu saja merosotnya prestasi anak
((ency, !!-#.
;. Pen*egahan
$enimbang begitu pentingnya menjaga kondisi gizi balita untuk
pertumbuhan dan kecerdasannya, maka sudah seharusnya para orang tua
memperhatikan hal1hal yang dapat mencegah terjadinya kondisi gizi buruk
pada anak. %erikut adalah beberapa cara untuk mencegah terjadinya gizi
buruk pada anakB
+# $emberikan &S0 eksklusif (hanya &S0# sampai anak berumur " bulan.
Setelah itu, anak mulai dikenalkan dengan makanan tambahan sebagai
pendamping &S0 yang sesuai dengan tingkatan umur, lalu disapih setelah
berumur tahun.
# &nak diberikan makanan yang ber8ariasi, seimbang antara kandungan
protein, lemak, 8itamin dan mineralnya. 'erbandingan komposisinyaB
untuk lemak minimal +!< dari total kalori yang dibutuhkan, sementara
protein +< dan sisanya karbohidrat.
7# 9ajin menimbang dan mengukur tinggi anak dengan mengikuti program
'osyandu. Eermati apakah pertumbuhan anak sesuai dengan standar di
atas. =ika tidak sesuai, segera konsultasikan hal itu ke dokter.
,# =ika anak dirawat di rumah sakit karena gizinya buruk, bisa ditanyakan
kepada petugas pola dan jenis makanan yang harus diberikan setelah
pulang dari rumah sakit.
-# =ika anak telah menderita karena kekurangan gizi, maka segera berikan
kalori yang tinggi dalam bentuk karbohidrat, lemak, dan gula. Sedangkan
untuk proteinnya bisa diberikan setelah sumber1sumber kalori lainnya
sudah terlihat mampu meningkatkan energi anak. %erikan pula suplemen
mineral dan 8itamin penting lainnya. 'enanganan dini sering kali
membuahkan hasil yang baik. 'ada kondisi yang sudah berat, terapi bisa
dilakukan dengan meningkatkan kondisi kesehatan secara umum. (amun,
biasanya akan meninggalkan sisa gejala kelainan fisik yang permanen dan
akan muncul masalah intelegensia di kemudian hari.
<. Tin-akan 5emerintah untuk menanggulangi gi)i +uruk
$enurut $enteri Kesehatan 90, tanggung jawab pemerintah 'usat
dalam hal ini Depkes adalah merencanakan dan menyediakan anggaran bagi
keluarga miskin melalui =aminan Kesehatan $asyarakat, membuat standar
pelayanan, buku pedoman serta melakukan pembinaan dan super8isi program
ke pro8insi, kabupaten dan kota. Dalam kaitannya dengan gizi buruk, Depkes
pada tahun !!- telah mencanangkan 9encana &ksi (asional (9&(#
'encegahan dan 'enanggulangan Gizi %uruk !!-N!!.. $enkes
menambahkan, pemerintah berusaha meningkatkan akti8itas pelayanan
kesehatan dan gizi yang bermutu melalui penambahan anggaran
penanggulangan gizi kurang dan gizi buruk menjadi 9p. "!! milyar pada
tahun !!) dari yang sebelumnya "7 milyar pada tahun !!+. &nggaran
tersebut ditujukan untukB
a# $eningkatkan cakupan deteksi dini gizi buruk melalui penimbangan
bulanan balita di posyandu.
b# $eningkatkan cakupan dan kualitas tatalaksana kasus gizi buruk di
'uskesmasD9S dan rumah tangga.
c# $enyediakan 'emberian $akanan >ambahan 'emulihan ('$>1'# kepada
balita kurang gizi dari keluarga miskin.
d# $eningkatkan pengetahuan dan ketrampilan ibu dalam memberikan
asuhan gizi kepada anak (&S0D$'1&S0#.
e# $emberikan suplementasi gizi (kapsul 5itamin &# kepada semua balita.
&dapun strategi dan kegiatan Depkes dan organ1organnya, untuk
memenuhi tujuan1tujuan tersebut antara lainB
%trategiB
a. 9e8italisasi posyandu untuk mendukung pemantauan pertumbuhan
b. $elibatkan peran aktif tokoh masyarakat, tokoh agama, pemuka adat dan
kelompok potensial lainnya.
c. $eningkatkan cakupan dan kualitas melalui peningkatan keterampilan
tatalaksana gizi buruk.
d. $enyediakan sarana pendukung (sarana dan prasarana#.
e. $enyediakan dan melakukan K02.
f. $eningkatkan kewaspadaan dini KJ% gizi buruk.
!egiatanB
a. Deteksi dini gizi buruk melalui bulan penimbangan balita di posyandu
+# $elengkapi kebutuhan sarana di posyandu (dacin, K$SD%uku K0&#.
# ;rientasi kader.
7# $enyediakan biaya operasional.
,# $enyediakan materi K02.
-# $enyediakan suplementasi 8itamin &.
b.. >atalaksana kasus gizi buruk
+# $enyediakan biaya rujukan khusus untuk gizi buruk gakin baik di
'uskesmasD9S.
# Kunjungan rumah tindak lanjut setelah perawatan di puskesmasD9S.
7# $enyediakan paket '$> bagi pasien pasca perawatan.
,# $eningkatkan ketrampilan petugas puskesmasD9S dalam tatalaksana
gizi buruk.
c. 'encegahan gizi buruk
+# 'emberian makanan tambahan pemulihan ($'1&S0# kepada balita
gakin yang berat badannya tidak naik atau gizi kurang.
# 'enyelenggaraan '$> penyuluhan setiap bulan di posyandu.
7# Konseling kepada ibu1ibu yang anaknya mempunyai gangguan
pertumbuhan.
d. Sur8eilans gizi buruk
+# 'elaksanaan pemantauan wilayah setempat gizi (':S1Gizi#.
# 'elaksanaan sistem kewaspadaan dini kejadian luar biasa gizi buruk.
7# 'emantauan status gizi ('SG#.
e. &d8okasi, sosialisasi dan kampanye penanggulangan gizi buruk
+# &d8okasi kepada pengambil keputusan (D'9, D'9D, 'emda, JS$,
dunia usaha dan masyarakat#.
# Kampanye penanggulangan gizi buruk melalui media efektif.
f. $anajemen programB
+# 'elatihan petugas
# %imbingan teknis
C. !erangka !/nse5
&nak balita juga merupakan kelompok umur yang rawan gizi. Kelompok
ini yang merupakan kelompok umur yang paling menderita akibat gizi, dan
jumlahnya dalam populasi besar. Status gizi dipengaruhi oleh faktor langsung
berupa asupan makananD tingkat konsumsi dan penyakit infeksi, sedangkan faktor
tidak langsung berupa faktor sosial ekonomi yang meliputi tingkat pendidikan,
tingkat pendapatan keluarga, pola asuh makan, pengetahuan gizi dan ketersediaan
pangan.
Salah satu penyebab tidak langsung dari kekurangan gizi pada balita
adalah rendahnya tingkat pengetahuan gizi keluarga, yang disertai dengan
rendahnya perilaku gizi keluarga. &da beberapa faktor domain yang saling
berhubungan dalam mempengaruhi konsumsi pangan dan gizi keluarga adalah
pengetahuan gizi keluarga (khususnya ibu# dan tingkat pendapatan keluarga.
/ntuk mencapai status gizi baik, harus ditunjang oleh tingkat pengetahuan
gizi yang baik serta pendapatan yang memadai. 'ada penelitian ini, yang menjadi
8ariabel bebas yang diteliti adalah pola makan, pengetahuan gizi ibu, tingkat
pendapatan perkOpita keluarga, dan penyakit infeksi. Sedangkan yang menjadi
8ariabel terikat adalah kejadian gizi buruk pada balita. &dapun kerangka konsep
secara lengkap dapat dilihat pada gambar +.
Gambar 7.+ B Kerangka Konsep 'enelitian
Keterangan B
B5ariabel 0ndependen
B 5ariabel Dependen
B 5ariabel 6ang >idak Diteliti
'ola $akan
'engetahuan gizi ibu
'enyakit 0nfeksi
Konsumsi $akan
Kejadian Gizi
%uruk
>ingkat 'endapatan
'ola &suh
=umlah &nak
D. Hi5/tesis
1. 3ipotesis &lternatif(3a#
a. 'ola makan merupakan faktor risiko kejadian gizi buruk pada balita.
b. >ingkat pengetahuan gizi ibu merupakan faktor risiko kejadian gizi buruk
pada balita.
c. >ingkat pendapatan merupakan faktor risiko kejadian gizi buruk pada
balita.
d. 'enyakit infeksi merupakan faktor risiko kejadian gizi buruk pada balita.
. 3ipotesis (ol (3!#
+# 'ola makan bukan merupakan faktor risiko kejadian gizi buruk pada
balita.
# 'engetahuan ibu tentang gizi bukan merupakan faktor risiko kejadian gizi
buruk pada balita.
7# >ingkat pendapatan bukan merupakan faktor risiko kejadian gizi buruk
pada balita.
,# 'enyakit infeksi bukan merupakan faktor risiko kejadian gizi buruk pada
balita.
III. MET(DE PENELITIAN
A. $enis Penelitian
=enis penelitian yang akan dilakukan adalah analitik obser8asional dengan
rancangan case control stud$ yaitu suatu penelitian analitik yang menyangkut
bagaimana faktor risiko ditelusuri dengan menggunakan pendekatan retrospektif
yang bertujuan untuk mengetahui faktor risiko kejadian gizi buruk d tinjau dari
pola makan, tingkat pengetahuan gizi ibu, tingkat pendapatan, dan penyakit
infeksi.
$atching
(/mur dan =enis kelamin#
'am+ar . Desain 'enelitian Case Control

'ola $akan G
'engetahuan Gizi 0bu G
>ingkat 'endapatan G
'enyakit 0nfeksi G
'ola $akan 1
'engetahuan Gizi 0bu 1
>ingkat 'endapatan 1
'enyakit 0nfeksi 1
'ola $akan G
'engetahuan Gizi 0bu G
>ingkat 'endapatan G
'enyakit 0nfeksi G
'ola $akan 1
'engetahuan Gizi 0bu 1
>ingkat 'endapatan 1
'enyakit 0nfeksi 1
Kasus B Gizi %uruk
Kontrol B Gizi baik
%am5el 9
%alita yang
mengalami
gizi buruk
dan gizi baik
dengan
responden
adalah ibu
balita
B. =aktu -an Tem5at Penelitian
'enelitian ini dilaksanakan pada %ulan (o8ember tahun !!. di wilayah
kerja 'uskesmas Dulupu Kecamatan Dulupi Kabupaten %oalemo
C. P/5ulasi -an %am5el
1. P/5ulasi
'opulasi pada penelitian ini adalah semua balita gizi buruk yang ada di
wilayah kerja 'uskesmas Dulupi Kabupaten %oalemo tahun !!. berjumlah
*7 jiwa balita
. %am5el
Sampel merupakan bagian dari populasi, pada penelitian ini sampel
terdiri dari B
Kasus B Gizi %uruk yang ada di kecamatan Dulupi tahun !!.
Kontrol B Gizi %aik yang ada di kecamatan paguyaman Dulupi tahun
!!.
>ehnik pengambilan sampel dilakukan secara non random sampling
dengan menggunakan teknik purposive sampling dengan pertimbangan
sebagai berikut B
+. Sampel kasus dan kontrol yang diambil berdasrkan data yang ada di
puskesmas yang ada di Kecamatan Dulupi tahun !!.
. sampel kontrol dipilih dalam bentuk berpasangan 'matching* dengan sampel
kasus.
7. Macthing yang digunakan adalah macthing umur.
,. 'enentuan besar sampel mengacu pada jumlah kasus yang tercatat di
'uskesmas yang ada di Kecamatan Dulupi yaitu -" kasus.
-. %esar sampel yang di ambil menggunakan rumus Sopiyudin dahlan yaitu
sesuai kriteria 8ariabel penelitian yang digunakan dan memperbanyak jumlah
pembanding (kontrol# dengan perbandingan kasus dan kontrol yaitu +B
dengan rumus sebagai berikut B
n I ( (EG+#
PPPPPPP
E
!um+er , !opi$udin dahlan& -../
Keterangan
n I besar sampel
( I jumlah kasus yang tercatat di rekam medik
E I jumlah perbandingan
sehingga besar sampel adalah B
n I -"(G+#
PPPPPPP
L
n I -"L7
PPPPP
,
n I ,
=adi besar sampel kasus %erjumlah ,, sampel kontrol berjumlah ,".
*. Teknik 5engam+ilan sam5el
'ada penelitian ini pemilihan sampel dilakukan secara total
sampling yaitu semua populasi dijadikan sebagai sampel. &dapun jumlah
sampel pada penelitian ini adalah 7 orang kemudian kontrol 7 orang,
sehingga untuk total keseluruhannya adalah ," orang.
-. Res5/n-en
'ada penelitian ini responden adalah ibu dari balita yang terpilih
menjadi sampel dan bersedia untuk menjadi responden pada penelitian ini.
D. >aria+el Penelitian& De"inisi (5erasi/nal -an !riteria (+jekti"
1. >aria+el Penelitian
a. 5ariabel bebas (independent varia+le# yaitu pola makan, pengetahuan gizi
ibu, tingkat pendapatan dan penyakit infeksi.
b. 5ariabel terikat (dependent varia+le* yaitu kejadian gizi buruk pada balita.
. De"inisi (5erasi/nal -an !riteria (+jekti"
a. %tatus 'i)i
Status gizi adalah gambaran keadaan tubuh sebagai akibat
konsumsi makanan dan penggunaan zat1zat gizi, dilakukan dengan
pengukuran %%D/ dan dibandingkan dengan standar :3;1(E3S dengan
simpang baku H1Score. &dapun kriteria objektifnya yaitu B
+# Gizi baik B %ila H1Score 1 SD sampai G SD
# Gizi buruk B %ila H1Score ? 17 SD
+. P/la makan
'ola makan adalah kebiasaan makan dari balita yang memberikan
gambaran mengenai macam makanan dan frekuensi makan seseorang
balita. 'ola makan diukur melalui nilai dari kuesioner. &dapun kriteria
objektifnya adalah sebagai berikut B
+# Eukup B %ila pola makan balita F -! < dari total
skor jawaban benar
# Kurang B %ila pola makan balita -! < dari total
skor jawaban benar
*. Pengetahuan I+u Tentang 'i)i
$erupakan pengetahuan responden (ibu balita# tentang hal1hal
yang berhubungan dengan gizi, yang diukur melalui nilai dari daftar
pertanyaanDkuesioner. &dapun kriteria objektifnya adalah sebagai berikut B
+# Eukup B %ila pengetahuan gizi ibu F -! < dari
total skor jawaban benar.
# Kurang B %ila pengetahuan gizi ibu -! < dari
total skor jawaban benar.
-. Tingkat Pen-a5atan
>ingkat pendapatan adalah jumlah pendapatan perkapita yang
diperoleh oleh kepala keluarga, istri, anak maupun anggota keluarga
lainnya yang tinggal pada rumah tangga tersebut yang dinilai dalam
bentuk uang dan barang yang dinilai dengan uang (rupiah# kemudian
dibagi dengan jumlah anggota keluarga. >ingkat pendapatan perkapita
keluarga pada tiap rumah tangga dinilai berdasarkan standar /pah
$inimum Kota Kendari >ahun !!.. &dapun kriteria objektifnya sebagai
berikut B
+# Eukup I %ila pendapatan keluarga 9p.-!!.!!!,1
per bulan.
# Kurang I %ila pendapatan keluarga ? 9p. -!!.!!!,1
per bulan.
(Dinas Sosial, >enaga Kerja dan >ransmigrasi Kota Kendari, !!.#.
e. Pen8akit in"eksi
'enyakit infeksi adalah penyakit yang diderita oleh balita selama
berada pada wilayah lokasi penelitian dalam enam bulan terakhir sesuai
dengan medical recordnya dan hasil wawancara. kriteria objektifnya
adalah sebagai berikut B
+# 6a B &pabila balita menderita salah satu atau
lebih penyakit infeksi dalam enam bulan
terakhir.
# >idak B &pabila balita tidak pernah menderita
salah satu atau lebih penyakit infeksi
dalam enam bulan terakhir.
E. Teknik Pengum5ulan Data
+. Data 'rimer
Diperoleh melalui daftar pertanyaan (kuesioner# yang telah disusun
sebelumnya berdasarkan tujuan penelitian yang dilakukan. Kemudian
pertanyaan tersebut ditanyakan kepada responden.
. Data Sekunder
Diperoleh dari 'uskesmas, penelusuran internet, dan dari instansi terkait
lainnya.
.. Tehnik Analisis Data
+. 'engolahan Data
'angolahan data dilakukan secara manual dan elektronik dengan
menggunkan kalkulator dan komputer dengan program S'SS 8ersi +,.!.
. 'enyajian Data
Data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi disertai dengan
penjelasan dan tabel untuk melihat pengaruh antara 8ariabel independen dan
8ariabel dependen.
7. &nalisis data
>ekhnik analisis data yang digunakan adalah dengan uji kemaknaan Q I
.-< uji statistik yang digunakan adalah ;dds 9atio, untuk menentukan basar
faktor risiko 8ariabel independen dengan rumus B
>abel ,.+
>abel Kontingensi L
Aaktor 9isiko Kelompok Studi =umlah
Kasus Kontrol
'ositif (G# a b a G b
(egatif(1# c d c G d
=umlah a G c b G d a G b G c G d
!um+er , Chandra 0& 1223
;9 I ad
bc
Keterangan B
a I =umlah kasus dengan risiko positif (G#
b I =umlah kontrol dengan risiko positif (1#
c I =umlah kasus dengan risiko negatif (G#
d I =umlah kontrol dengan risiko negatif (1#
0nterpestasi B
+. =ika ;9 F +, 8ariabel independen merupakan faktor risiko terhadap pola
asuh ibu dengan status gizi
. =ika ;9 I +, 8ariabel independen bukan merupakan faktor risiko terhadap
pola asuh ibu dengan status gizi
7. =ika ;9 ? +, 8ariabel independen merupakan faktor protektif terhadap
pola asuh ibu dengan status gizi
,. =ika nilai lower limit dan upper limit tidak melalui atau mencakup nilai +
maka ;9 dianggap bermakna, sebaliknya jika nilai upper limit dan lower
limit melalui nilai + berarti ;9 dianggap tidak bermakna.
I>. HA%IL DAN PEMBAHA%AN
A. 'am+aran Umum L/kasi
1. Letak 'e/gra"is
'uskesmas $ata merupakan salah satu dari ++ 'uskesmas yang
ada di Kota Kendari, yang terletak di Kecamatan Kendari Kelurahan
Kessilampe. =arak dari Kantor :alikota lebih kurang + km ke arah
barat.
:ilayah kerja 'uskesmas $ata R ").*!- hektar yang berjarak R -
K$ dari 0bukota 'ropinsi.
&dapun batas1batas wilayah kerja 'uskesmas $ata antara lain B
a. Sebelah /tara berbatasan dengan Kecamatan Soropia
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan >eluk Kendari
c. Sebelah >imur berbatasan dengan Jaut %anda
d. Sebelah %arat berbatasan dengan Kecamatan Kendari %arat
=umlah desaDkelurahan seluruhnya di wilayah kerja 'uskesmas
$ata ada . kelurahan. Keadaan alam di wilayah kerja 'uskesmas $ata
terdiri dari dataran (7-<#, pegununganDbukit ("-<#. 0klim di wilayah
kerja 'uskesmas $ata adalah iklim tropis dengan musim hujan umumnya
bulan Desember N $ei dan musim kemarau terjadi bulan =uni 1
(o8ember. Suhu udara rata1rata berkisar antara )
!
E N 7)
!
E.
e. !/n-isi Dem/gra"is
%erdasarkan hasil pendataan terakhir, jumlah penduduk di wilayah
kerja 'uskesmas $ata adalah .7+! jiwa dengan jumlah kepala keluarga
sebanyak -.!,,, yang tersebar dalam . wilayah kelurahan. $ata
pencaharian terbesar penduduk di wilayah kerja 'uskesmas $ata adalah
pedagangDindustri (,,<#. Sedangkan yang lainnya adalah '(SD&%90
(7<#, taniDnelayan (+-<# dan sisanya buruh, sopir dan pekerja lainnya
(+*<#.
$asyarakat di wilayah kerja 'uskesmas $ata terdiri dari berbagai
macam suku. $ayoritas adalah suku %ugis, $una dan >olaki, juga
terdapat kelompok suku minoritas yaitu %uton, =awa, dan $akassar.
Sebagian besar memeluk agama 0slam. &gama lain yang dianut adalah
Kristen, Katolik, 3indu dan %udha.
". %arana !esehatan
Sarana pelayanan kesehatan di terdapat di wilayah kerja
'uskesmas $ata yang dijadikan sebagai unit pelayanan kesehatan bagi
masyarakat setempat terdiri dari sarana kesehatan pemerintah dan sarana
kesehatan yang bersumber daya masyarakat antara lain sebagai sarana
kesehatan pemerintah terdiri dari + 'uskesmas non perawatan dan 7
'uskesmas 'embantu, sedangkan sarana kesehatan bersumber daya
masyarakat terdiri dari +- 'osyandu %alita dan 'osyandu Jansia.
B. Hasil Penelitian -an Pem+ahasan
1. Analisis uni6ariat
a. Distri+usi +alita menurut umur
/mur adalah umur pada saat ulang tahun terakhir (Dinas
Kependudukan dan Eatatan Sipil Kabupaten Serang, !!*#.
'enentuan matching umur sampel (kasus dan kontrol#
berdasarkan kelompok umur dalam penelitian ini dapat dilihat pada
tabel 7.
Ta+el #. Distribusi $atching Sampel %erdasarkan Kelompok /mur
Kelompok
Sampel
Kelompok /mur
!1++
bln
+17
bln
,17-
bln
7"1,)
bln
,*1-.
bln
Kasus - +! ) + !
Kontrol - +! ) + !
=umlah +! ! +, !
Sumber B Data 'rimer Diolah >ahun !!.
>abel 7 memperlihatkan bahwa dari ," balita yang menjadi
sampel, jumlah balita yang menjadi sampel lebih banyak pada
kelompok umur +17 bulan yaitu sebanyak ! balita (+! balita pada
kasus dan +! balita pada kontrol# dan tidak ditemukan balita pada
kelompok umur ,*1-. bulan (tidak ada balita baik pada kelompok
kasus maupun kontrol#.
Kelompok umur balita dalam penelitian ini dapat juga dilihat
pada gambar 7 berikut B
0
10
20
30
40
50
Grafik Balita Menurut Umur di Wilayah Kerja
Puskesmas Mata Kota Kendari Tahun 2008
Jumlah Sampel 10 20 14 2 0
% 21.7 43.5 30.4 4.3 0.0
0-11bln 12-23 bln 24-35 bln 36-47 bln 48-59 bln
Sumber B Data 'rimer Diolah >ahun !!.
'am+ar #. Grafik %alita $enurut /mur di :ilayah Kerja
'uskesmas $ata Kota Kendari >ahun !!*
'ada gambar 7 telihat bahwa dari ," balita yang menjadi
sampel, jumlah balita yang menjadi sampel lebih banyak pada
kelompok umur +17 bulan yaitu sebanyak ! balita (,7,-<# dan
tidak ditemukan balita pada kelompok umur ,*1-. bulan (!<#.
+. Distri+usi +alita menurut jenis kelamin
=enis kelamin adalah kata yang umumnya digunakan untuk
membedakan seks seseorang seperti laki1laki dan perempuan
(Komsiah, !!*#.
'enentuan matching sampel (kasus dan kontrol# berdasarkan
jenis kelamin dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel ,.
Ta+el 7. Distribusi $atching Sampel berdasarkan =enis Kelamin
Kelompok
Sampel
=enis Kelamin =umlah
Jaki1Jaki 'erempuan
Kasus ++ + 7
Kontrol ++ + 7
=umlah , ,"
Sumber B Data 'rimer Diolah >ahun !!.
>abel , memperlihatkan bahwa dari ," balita yang menjadi
sampel, jumlah balita yang menjadi sampel lebih banyak pada jenis
kelamin perempuan yaitu sebanyak , balita (+ balita pada kasus dan
+ balita pada kontrol# dan balita dengan jenis kelamin laki1laki yaitu
balita (++ balita pada kasus dan ++ balita pada kontrol#.
Karakteristik balita menurut jenis kelamin dalam penelitian ini
dapat dilihat pada gambar ,.
0
20
40
60
'ra"i k Bal i ta Menurut $eni s !elami n -i
=i l a8ah !erja Puskesmas Mata !/ta !en-ari Tahun
??@
Jumlah 22 24
% 47.8 52.2
Laki Laki Perempuan
Sumber B Data 'rimer Diolah >ahun !!.
'am+ar 7. Grafik %alita $enurut =enis Kelamin di :ilayah
Kerja 'uskesmas $ata Kota Kendari >ahun !!*
Gambar , menunjukkan bahwa dari ," balita yang menjadi
sampel, sebagian besar balita berjenis kelamin perempuan sebanyak
, orang (-,<#, dan sebanyak balita (,),*<# berjenis kelamin
laki1laki.
*. Distri+usi +alita menurut jenis 5en8akit in"eksi
0nfeksi adalah masuknya, bertumbuh dan berkembangnya
agent penyakit menular dalam tubuh manusia atau hewan. 0nfeksi
tidaklah sama dengan penyakit menular karena akibatnya mungkin
tidak kelihatan atau nyata. &danya kehidupan agent menular pada
permukaan luar tubuh, atau pada barang, pakaian atau barang1barang
lainnya, bukanlah infeksi, tetapi merupakan kontaminasi pada
permukaan tubuh atau benda ((oor, +..)#.
=enis penyakit infeksi yang diderita oleh balita dalam
penelitian ini dapat dilihat pada tabel -.
Ta+el :. Distribusi %alita %erdasarkan =enis 'enyakit 0nfeksi
di :ilayah Kerja 'uskesmas $ata Kota Kendari >ahun !!*
(o 'enyakit 0nfeksi =umlah <
+

7
,
0S'&
Diare
Eacar
>idak $enderita
'enyakit 0nfeksi
7
-

)
".,"
+!,.
,,7
+-,
>otal ," +!!
Sumber B Data 'rimer Diolah >ahun !!.
>abel - memperlihatkan bahwa dari ," balita yang menjadi
sampel, sebagian besar sampel menderita penyakit infeksi yaitu 7.
orang (*,,*<#, 7 orang (".,"<# diantaranya menderita 0S'&, - orang
(+!,.<# menderita diare dan orang (,,7<# menderita cacar.
Sedangkan yang tidak menderita penyakit infeksi sebanyak ) orang
(+-, <#. Data diperoleh dari keterangan responden dan diagnosa
penyakit didasarkan pada catatan medik (medical record# 'uskesmas
$ata.
-. Distri+usi +alita menurut 5/la makan
Gambaran pola makan balita dalam penelitian ini dapat dilihat
pada tabel ".
Ta+el ;. Distribusi Sampel %erdasarkan 'ola $akan di :ilayah
Kerja 'uskesmas $ata Kota Kendari >ahun !!*
Kelompok
Sampel
'ola $akan =umlah
Kurang Eukup
Kasus + 7
Kontrol +! +7 7
=umlah 7+ +- ,"
Sumber B Data 'rimer Diolah >ahun !!.
>abel " memperlihatkan bahwa dari ," balita yang menjadi
sampel, jumlah balita yang menjadi sampel lebih banyak yang pola
makannya kurang yaitu sebanyak 7+ balita (+ balita pada kasus dan
+! balita pada kontrol# dan balita dengan pola makan cukup yaitu +-
balita ( balita pada kasus dan +7 balita pada kontrol#.
e. Distri+usi +alita menurut 5engetahuan i+u tentang gi)i
Gambaran pengetahuan ibu tentang gizi dalam penelitian ini
dapat dilihat pada tabel ).
Ta+el <. Distribusi Sampel %erdasarkan 'engetahuan Gizi 0bu di
:ilayah Kerja 'uskesmas $ata Kota Kendari >ahun !!*
Kelompok
Sampel
'engetahuan 0bu >entang Gizi =umlah
Kurang Eukup
Kasus +7 +! 7
Kontrol + 7
=umlah +- 7+ ,"
Sumber B Data 'rimer Diolah >ahun !!.
>abel ) memperlihatkan bahwa dari ," sampel, jumlah sampel
yang banyak yang memiliki pengetahuan ibu tentang gizi yang cukup
yaitu sebanyak 7+ balita (+! balita pada kasus dan + balita pada
kontrol# dan balita dengan pengetahuan ibu tentang gizi yang kurang
yaitu +- balita (+7 balita pada kasus dan balita pada kontrol#.
". Distri+usi +alita menurut tingkat 5en-a5atan
Gambaran tingkat pendapatan keluarga balita dalam penelitian
ini dapat dilihat pada tabel *.
Ta+el @. Distribusi Sampel %erdasarkan >ingkat 'endapatan Keluarga
di :ilayah Kerja 'uskesmas $ata Kota Kendari >ahun !!*
Kelompok
Sampel
'endapatan Keluarga =umlah
Kurang Eukup
Kasus + 7
Kontrol ! 7 7
=umlah ,+ - ,"
Sumber B Data 'rimer Diolah >ahun !!.
>abel ) memperlihatkan bahwa dari ," sampel, jumlah sampel
yang banyak yang memiliki pendapatan kelarga yang kurang yaitu
sebanyak ,+ balita (+ balita pada kasus dan ! balita pada kontrol#
dan balita dengan pendapatan kelarga yang cukup yaitu - balita (
balita pada kasus dan 7 balita pada kontrol#.
g. Distri+usi res5/n-en menurut tingkat 5en-i-ikan
>ingkat pendidikan adalah suatu proses jangka panjang yang
menggunakan prosedur sistematis dan terorganisir, yang mana tenaga
kerja manajerial mempelajari pengetahuan konsepsual dan teoritis
untuk tujuan tujuan umum ($angkunegara, !!7#.
Karakteristik responden menurut tingkat pendidikan dalam
penelitian ini dapat dilihat pada gambar - berikut B
0
10
20
30
40
50
'ra"ik Res5/n-en Menurut Tingkat Pen-i-ikan -i
=ila8ah !erja Puskesmas Mata !/ta !en-ari Tahun ??@
Jumlah 7 21 14 4
% 15.2 45.7 30.4 8.7
SD SMP SMA P
Sumber B Data 'rimer Diolah >ahun !!.
'am+ar :. Grafik 9esponden $enurut >ingkat 'endidikan di
:ilayah Kerja 'uskesmas $ata Kota Kendari >ahun
!!*
Gambar - menunjukkan bahwa dari ," responden, sebagian
besar responden mempunyai tingkat pendidikan S$' sebanyak +
orang (,-,)<# dan hanya , responden (*,)<# yang mempunyai tingkat
pendidikan perguruan tinggi.
h. Distri+usi res5/n-en menurut jenis 5ekerjaan ke5ala keluarga
'ekerjaan adalah suatu kegiatan yang dil4akukan untuk
menafkahi diri dan keluarganya dimana pekerjaan tersebut tidak ada
yang mengatur dan dia bebas karena tidak ada etika yang mengatur
(Eookeyzone, !!.#.
Karakteristik ibu balita menurut jenis pekerjaan kepala
keluarga dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar " berikut B
!
+!
!
7!
,!
-!
"!
Grafik Responden Menurut enis Pekerjaan Kepala
Keluar!a di Wilayah Kerja Puskesmas Mata Kota Kendari
Tahun 2008
Jumlah 6 22 12 1 4 1
% 13.0 47.8 26.1 2.2 8.7 2.2
P!S
"ira
#$a#%a
&uruh
ukan'
(a)u
*+ek !ela)an
Sumber B Data 'rimer Diolah >ahun !!.
'am+ar ;. Grafik 9esponden $enurut =enis 'ekerjaan Kepala
9umah >angga di 'uskesmas $ata Kota Kendari >ahun
!!*
Gambar " menunjukkan bahwa dari ," responden, sebagian besar
kepala keluarga mempunyai mata pencaharian sebagai wiraswasta yaitu
sebanyak orang (,),*<#. Sedangkan sebagian kecil mempunyai
pekerjaan sebagai buruh, '(S, ojek, tukang kayu dan nelayan .
. Analisis +i6ariat
a. .akt/r risik/ 5/la makan -engan keja-ian gi)i +uruk 5a-a +alita
'ola makan adalah gambaran pola menu, frekuensi, dan jenis
bahan makanan yang dikonsumsi setiap hari dimana merupakan
bagian dari gaya hidup atau ciri khusus suatu kelompok (&stawan,
+..*#.
Distribusi balita berdasarkan pola makan di :ilayah Kerja
'uskesmas $ata Kota Kendari dapat dilihat pada tabel ..
Ta+el A. Distribusi Arekuensi $enurut 'ola $akan Di :ilayah Kerja
'uskesmas $ata Kota Kendari >ahun !!*
(o 'ola
$akan
Status %alita ;9 E0 .- <
Kasus Kontrol
+7," ,-) 1 ),7.
n < n <
+

Kurang
Eukup
+

.+,7
*,)
+!
+7
,7,-
-",-
>otal 7 +!! 7 +!!
Sumber B Data 'rimer Diolah >ahun !!.
>abel . menunjukkan bahwa dari 7 balita yang termasuk
kelompok kasus, sebagian besar balita yaitu + (.+,7<# balita pola
makannya kurang dan (*,)<# balita dengan pola makan cukup.
Sedangkan pada kelompok kontrol dari 7 balita yang termasuk
kelompok kontrol, terdapat +! (,7,-<# balita pola makannya kurang,
dan +7 (-",-<# balita yang pola makannya cukup. 3asil uji statistik
bermakna pada tingkat kepercayaan .-<, karena lower limit dan
upper limit tidak mencakup nilai +, dengan nilai O4I+7,"
(,-)?;9?),7.#.
'ada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa balita dengan
pola makan kurang memiliki risiko kejadian gizi buruk +7," kali
daripada balita dengan pola makan cukup. 3al tersebut dapat
dikatakan bahwa sampel yang pola makannya kurang, memiliki
peluang +7," kali berisiko untuk menderita gizi buruk dibanding balita
yang pola makannya cukup. 3asil penelitian ini sejalan dengan
penelitian $anjilala (!!)# yang dari penelitiannya berkesimpulan
bahwa status gizi balita di :ilayah Kerja 'uskesmas $amajang
dipengaruhi oleh pola makan balita.
3asil penelitian ini juga menunjukkan bahwa pada kelompok
kasus sebagian besar balita memiliki pola makan yang kurang hal ini
disebabkan oleh karena pola hidangan sehari1hari yang tidak tepat dan
frekuensi makan balita dalam sehari terhadap bahan makanan yang
mengandung zat1zat gizi seperti makanan pokok,lauk pauk, sayuran
dan buah masih kurang yang pada umumnya diberikan tidak tentu, hal
inilah yang menjadi pemicu terjadinya gizi buruk pada balita.
'ada kelompok kasus juga terdapat balita yang pola makannya
cukup sebanyak (*,)<# balita. %alita tersebut pola makannya telah
cukup, tetapi masih menderita gizi buruk. 3al ini di duga disebabkan
karena pola makan yang cukup bukan satu1satunya faktor yang
menjadikan balita terhindar dari kejadian gizi buruk, tetapi ada
beberapa faktor lain seperti salah satunya adalah penyakit infeksi.
&danya penyakit infeksi seperti 0S'& maupun diare pada balita
menyebabkan makanan yang dikonsumsi balita akan terhambat
penyerapannya dan energi didapatkan dari makanan akan habis atau
berkurang.
+. .akt/r risik/ 5engetahuan i+u tentang gi)i -engan keja-ian gi)i
+uruk 5a-a +alita
'engetahuan adalah merupakan hasil KtahuK, dan ini terjadi
setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.
'engukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau
angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari
subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin
kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat1tingkat
tersebut di atas ((otoatmodjo, !!7#.
Distribusi balita berdasarkan pengetahuan ibu tentang gizi di
:ilayah Kerja 'uskesmas $ata Kota Kendari dapat dilihat pada tabel
+!.
Ta+el 1?. Distribusi Arekuensi $enurut 'engetahuan 0bu >entang
Gizi Di :ilayah Kerja 'uskesmas $ata Kota Kendari
>ahun !!*
(o 'engetahuan
0bu >entang
Gizi
Status %alita ;9 E0 .-<
Kasus Kontrol +7," ,-) 1 ),7.
n < n <
+

Kurang
Eukup
+7
+!
-",-
,7,-

+
*,)
.+,7
>otal 7 +!! 7 +!!
Sumber B Data 'rimer Diolah >ahun !!.
Dari tabel +! menunjukkan bahwa dari 7 ibu balita yang
termasuk kelompok kasus, terdapat +7 (-",-<# ibu balita dengan
tingkat pengetahuan yang kurang dan +! (,7,-<# ibu balita dengan
tingkat pengetahuan cukup. Sedangkan pada kelompok kontrol, dari
7 ibu balita yang termasuk kelompok kontrol, sebagian besar (.+,7<#
ibu balita mempunyai tingkat pengetahuan cukup dan (*,)<# ibu
balita dengan tingkat pengetahuan yang kurang. 3asil uji statistik
bermakna pada tingkat kepercayaan .-< karena lower limit dan upper
limit tidak mencakup nilai +, dengan nilai O4 I +7,"
(,-)?;9?),7.#.
'ada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengetahuan gizi
ibu merupakan faktor risiko kejadian gizi buruk di wilayah kerja
'uskesmas $ata Kota Kendari. 3al tersebut dapat dikatakan bahwa
ibu yang kurang pengetahuan gizinya berisiko mengalami kejadian
gizi buruk pada balita +7," kali lebih tinggi dibandingkan dengan ibu
yang berpengetahuan gizi cukup.
3al ini sejalan dengan hasil penelitian 6uliati (!!*# yang dari
hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pengetahuan ibu tentang gizi
merupakan faktor risiko kejadian gizi buruk pada balita di Kecamatan
$andonga tahun !!*. 'engetahuan ibu tentang gizi yang cukup akan
membantu ibu khususnya dalam hal pemenuhan zat1zat gizi dalam
penyediaan makanan sehari1hari, karena dengan hal itu ibu akan
mengetahui pola pemberian makanan yang memiliki gizi kepada balita
maupun keluarga sehingga pemenuhan gizi bagi keluarga akan terjadi
dan dengan hal ini akan membuat kecukupan gizi bagi balita dan
keluarga akan terpenuhi.
'engetahuan ibu tentang gizi yang cukup akan memberikan
pengaruh pada status gizi anak yang lebih baik jika dibandingkan
dengan ibu yang memiliki pengetahuan tentang gizi yang kurang. 3al
ini disebabkan karena ibu yang memiliki pengetahuan gizi yang cukup
akan lebih memiliki informasi yang terkait dengan pemenuhan gizi
balita dengan baik dan tentunya akan berpengaruh pada proses praktek
pengelolaan makanan di rumahnya mulai dari persiapan sampai
dengan pendistribusiannya pada setiap anggota rumah tangga
khusunya kepada balitanya, bila dibandingkan dengan ibu yang
memilki pengetahuan tentang gizi yang kurang.
Setiap orang hanya akan cukup gizi jika makanan yang
dimakannya mampu menyediakan zat gizi yang diperlukan untuk
pertumbuhan tubuh yang optimal, pemeliharaan dan energi. %anyak
para peneliti menemukan masalah gizi buruk disebabkan karena
ketidaktahuan terhadap gizi sehingga banyak jenis1jenis bahan
makanan yang tidak dimanfaatkan untuk konsumsi anak .
*. .akt/r risik/ tingkat 5en-a5atan keluarga -engan keja-ian gi)i
+uruk 5a-a +alita
>ingkat pendapatan adalah total jumlah pendapatan dari semua
anggota keluarga , termasuk semua jenis pemasukan yang diterima
oleh keluarga dalam bentuk uang, hasil menjual barang, pinjaman dan
lain1lain (>haha, +.." dalam 9asifa !!"#.
Distribusi balita berdasarkan >ingkat 'endapatan di :ilayah
Kerja 'uskesmas $ata Kota Kendari dapat dilihat pada tabel ++.
Ta+el 11. Distribusi Arekuensi $enurut >ingkat 'endapatan Keluarga
Di :ilayah Kerja 'uskesmas $ata Kota Kendari >ahun
!!*
(o 'endapatan
Keluarga
Status %alita ;9 E0 .-<
Kasus Kontrol
+,-) !,7 N +!,,7
n < n <
+

Kurang
Eukup
+

.+,7
*,)
!
7
*),!
+7,!
>otal 7 +!! 7 +!!
Sumber B Data 'rimer Diolah >ahun !!.
Dari tabel ++ menunjukkan bahwa dari 7 balita yang termasuk
kelompok kasus, sebagian besar (.+,7<# tingkat pendapatan keluarga
responden masih kurang dan hanya (*,)<# responden dengan tingkat
pendapatan yang cukup. Sedangkan dari 7 balita yang termasuk
kelompok kontrol, sebagian besar (*),!<# responden dengan tingkat
pendapatan yang kurang dan hanya 7 (+7,!<# responden dengan
tingkat pendapatan yang cukup. 3asil uji statistik tidak bermakna
secara signifikan pada tingkat kepercayaan .-< karena lower limit
mencakup nilai +, sedangkan nilai O4 I +,-) (!,7?;9?+!,,7#.
'ada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tingkat
pendapatan keluarga merupakan faktor risiko kejadian gizi buruk di
wilayah kerja 'uskesmas $ata Kota Kendari. 3al tersebut dapat
dikatakan bahwa responden yang kurang tingkat pendapatan
keluarganya kurang berisiko mengalami kejadian gizi buruk pada
balita +,-) kali lebih tinggi dibanding dengan responden yang
mempunyai tingkat pendapatan keluarganya cukup. 3al ini sejalan
dengan hasil penelitian 6uliati (!!*# yang dari hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa tingkat pendapatan keluarga merupakan faktor
risiko kejadian gizi buruk pada balita di Kecamatan $andonga tahun
!!*.
Dari hasil penelitian juga terdapat responden yang mempunyai
tingkat pendapatan yang cukup tetapi balita berstatus gizi buruk, ini
disebabkan karena faktor lain seperti balita yang malas makan,
kurangnya pengetahuan ibu tentang gizi, pemberian makanan yang
tidak tentu pada balita anak, serta balita menderita penyakit infeksi.
>ingkat pendapatan keluarga akan mempengaruhi mutu
fasilitas perumahan, penyediaan air bersih dan sanitasi yang pada
dasarnya sangat berperan terhadap timbulnya penyakit infeksi. Selain
itu, penghasilan keluarga akan menentukan daya beli keluarga
termasuk makanan, sehingga mempengaruhi kualitas dan kuantitas
makanan yang tersedia dalam rumah tangga dan pada akhirnya
mempengaruhi asupan zat gizi (Suhardjo dalam 6uliati, !!*#.
-. .akt/r risik/ 5en8akit in"eksi -engan keja-ian gi)i +uruk 5a-a
+alita
0nfeksi adalah masuknya, bertumbuh dan berkembangnya
agent penyakit menular dalam tubuh manusia atau hewan. 0nfeksi
tidaklah sama dengan penyakit menular karena akibatnya mungkin
tidak kelihatan atau nyata. &danya kehidupan agent menular pada
permukaan luar tubuh, atau pada barang, pakaian atau barang1barang
lainnya, bukanlah infeksi, tetapi merupakan kontaminasi pada
permukaan tubuh atau benda ((oor, +..)#.
Distribusi balita berdasarkan faktor risiko penyakit infeksi di
:ilayah Kerja 'uskesmas $ata Kota Kendari dapat dilihat pada tabel
+.
Ta+el 1. Distribusi Arekuensi $enurut 'enyakit 0nfeksi Di
:ilayah Kerja 'uskesmas $ata Kota Kendari >ahun !!*
(o 'enyakit
0nfeksi
Status %alita ;9 E0 .-<
Kasus Kontrol
,. !,-! N +",*.
n < n <
+

6a
>idak
+

.+,7
*,)
+*
-
)*,7
+,)
>otal 7 +!! 7 +!!
Sumber B Data 'rimer Diolah >ahun !!.
Data tabel + menunjukkan bahwa dari 7 balita yang
termasuk kelompok kasus, sebagian besar (.+,7<# sampel menderita
penyakit infeksi dan hanya (*,)<# tidak menderita penyakit infeksi.
Sedangkan dari 7 balita yang termasuk kelompok kontrol, sebagian
besar ()*,7<# yang menderita penyakit infeksi dan hanya - (+,)<#
yang tidak menderita penyakit infeksi. 3asil uji statistik tidak
bermakna secara signifikan pada tingkat kepercayaan .-< karena
lower limit mencakup nilai +, sedangkan nilai O4 I ,.
(!,-!?;9?+",*.#.
'ada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penyakit infeksi
merupakan faktor risiko kejadian gizi buruk di wilayah kerja
'uskesmas $ata Kota Kendari. 3al tersebut dapat dikatakan bahwa
sampel yang menderita penyakit infeksi berisiko mengalami kejadian
gizi buruk ,. kali lebih tinggi dibanding dengan sampel yang tidak
menderita penyakit infeksi.
Data penyakit infeksi diperoleh melalui keterangan dari
responden dan didukung oleh data dari catatan medik (medical record#
sampel 'uskesmas $ata. &dapun jenis penyakit infeksi yang diderita
oleh sampel adalah 0S'& sebanyak 7 (".,"<# balita, diare sebanyak
- (+!,.<# balita dan cacar sebanyak (,,7<# balita .
>erjadinya hubungan timbal balik antara kejadian infeksi
penyakit dan gizi kurang maupun gizi buruk.&nak yang menderita gizi
kurang dan gizi buruk akan mengalami penurunan daya tahan,
sehingga rentan terhadap penyakit infeksi. Di sisi lain anak yang
menderita sakit infeksi akan cenderung menderita gizi buruk (Depkes
dalam 6uliaty !!*#.
3al ini sejalan dengan hasil penelitian 6uliati (!!*# yang dari
hasil penelitiannya menunjukkan bahwa penyakit infeksi merupakan
faktor risiko kejadian gizi buruk pada balita di Kecamatan $andonga
tahun !!*. 'enelitian yang dilakukan oleh &sni (!!"# di Kecamatan
Sangia :ambulu juga menunjukkan bahwa anak balita yang
menderita penyakit infeksi, memiliki resiko ,,,. kali untuk menderita
kekurangan gizi dibandingkan dengan anak balita yang tidak
menderita penyakit infeksi.
'enyakit infeksi banyak diderita oleh balita pada saat
penelitian disebabkan adanya perubahan cuaca sehingga sangat
mempengaruhi kondisi kesehatan. 3al ini karena daya tahan tubuh
menurun, sehingga banyak balita dan juga orang dewasa kebanyakan
menderita batuk dan pilek terutama pada anak yang berstatus gizi
buruk, sehingga terdapat balita pada kelompok kontrol yang menderita
penyakit infeksi juga.
'ada anak yang menderita infeksi terjadi gangguan pada
pertahanan tubuh dan sebagai akibatnya akan terjadi penurunan berat
badan dalam waktu yang singkat sehingga menyebabkan kekurangan
gizi. Di lain pihak, infeksi akan memberikan efek berupa gangguan
pada tubuh, yang dapat menyebabkan kekurangan gizi. 'enyakit
infeksi dapat menyebabkan kurang gizi sebaliknya kurang gizi juga
menyebabkan penyakit infeksi.
%erdasarkan pengamatan lapangan yang dilakukan pada saat
penelitian diketahui bahwa balita berstatus gizi buruk pada umumnya
ditemui dari keluarga yang kurang mampu secara ekonomi dengan
berbagai kondisi yang dapat menyebabkan status kesehatan yang jelek
dan menyebabkan penyakit infeksi seperti sanitasi lingkungan
perumahan yang sangat tidak memadai.
>. PENUTUP
A. %im5ulan
Sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut B
+. 'ola makan merupakan faktor risiko kejadian gizi buruk pada balita di
wilayah kerja 'uskesmas $ata Kota Kendari >ahun !!*. 'ola makan yang
kurang, berisiko mengalami kejadian gizi buruk pada balita +7," kali jika
dibandingkan dengan balita yang pola makannya cukup.
. 'engetahuan ibu tentang gizi merupakan faktor risiko kejadian gizi buruk
pada balita di wilayah kerja 'uskesmas $ata Kota Kendari >ahun !!*. 0bu
dengan pengetahuan gizi yang kurang, berisiko mengalami kejadian gizi
buruk pada balita +7," kali jika dibandingkan dengan ibu dengan pengetahuan
gizi yang cukup.
7. >ingkat pendapatan merupakan faktor risiko kejadian gizi buruk pada balita di
wilayah kerja 'uskesmas $ata Kota Kendari >ahun !!*. 'endapatan
keluarga yang kurang pada responden, berisiko mengalami kejadian gizi
buruk pada balita +,-) kali jika dibandingkan dengan pendapatan keluarga
yang cukup pada responden.
,. 'enyakit infeksi merupakan faktor risiko kejadian gizi buruk pada balita di
wilayah kerja 'uskesmas $ata Kota Kendari >ahun !!*. %alita yang
menderita penyakit infeksi, berisiko mengalami kejadian gizi buruk ,. kali
jika dibandingkan dengan balita yang tidak menderita penyakit infeksi.
B. %aran
%erdasarkan kesimpulan diatas, dibuat saran penelitian sebagai berikut B
+. %agi masyarakat yang ada di :ilayah Kerja 'uskesmas $ata Kota Kendari,
agar meningkatkan konsumsi makanan balita baik secara kuantitas maupun
kualitas sesuai dengan kebutuhannya, dan juga menggalakkan sadar gizi
dalam keluarga guna memperbaiki pola makan bagi balita.
. %agi ibu1ibu balita yang ada di wilayah kerja 'uskesmas $ata agar
senantiasa meningkatkan pengetahuannya tentang gizi bagi keluarga dan
balita melalui berbagai media maupun dengan mengikuti penyuluhan
kesehatan tentang gizi oleh tenaga kesehatan agar menambah pengetahuan
dalam hal pemenuhan gizi keluarga dan balita.
7. %agi masyarakat yang ada di :ilayah Kerja 'uskesmas $ata Kota Kendari,
agar mengatur pendapatan keluarga guna mendukung pemenuhan gizi yang
baik dalam keluarga khususnya bagi balitanya.
,. %agi masyarakat yang ada di :ilayah Kerja 'uskesmas $ata Kota Kendari,
agar senantiasa meningkatkan upaya pre8entif (pencegahan# terhadap
penyakit infeksi dengan menerapkan '3%S ('ola 3idup %ersih dan Sehat#
dalam lingkungan keluarga maupun masyarakat.
-. %agi peneliti lain yang tertarik dengan masalah gizi buruk pada balita dapat
mengambil 8ariabel lain sebagai 8ariabel bebas penelitian karena masih
banyak faktor1faktor yang berkaitan dengan terjadinya gizi buruk pada balita.
DA.TAR PU%TA!A
&ditama, >.6 dan >ri 3astuti, !!. )esehatan dan )eselamatan )er5a. /01'ress.
=akarta.
&lmatsier, S, !!,. (rinsip Dasar 6lmu Gizi. '>. Gramedia 'ustaka /tama. =akarta.
&riani, $, !!). Wila$ah 4awan (angan dan Gizi )ronis di (apua& )alimantan
0arat dan 7awa Timur. 'usat &nalisis dan Kebijakan 'ertanian Departemen
'ertanian.%ogor.

&stawan, $, +..*. Gizi dan )esehatan Manula. $edyatama Sarana 'ustaka. =akarta.
%adan 'erencanaan 'embangunan (asional, !!). 4encana 8#si Nasional (angan
dan Gizi -..3--.1.. %adan 'erencanaan 'embangunan (asional. =akarta.
%adan 'enelitian dan 'engembangan Kesehatan Depkes 90, !!*. 4iset )esehatan
Dasar '4is#esdas* -..9. %adan 'enelitian dan 'engembangan Kesehatan
Depkes 90. =akarta.
Ehandra, +..". (engantar (rinsip dan Metodologi :pidemiologi. 'enerbit 2GE.
=akarta.
Eookeyzone, !!.. (engertian (roesi dan (e#er5aan. www. Eookeyzone. %logspot.
Eom.
Dinas Sosial, >enaga Kerja dan >ransmigrasi Kota Kendari, !!.. ;M) ';pah
Minimum )ota* )endari. Dinas Sosial, >enaga Kerja dan >ransmigrasi Kota
Kendari. Kendari.

Dinas Kependudukan dan Eatatan Sipil Kabupaten Serang, !!*. (roil (endudu#
)a+upaten !erang. Dinas Kependudukan dan Eatatan Sipil Kabupaten
Serang. %anten.
0rwandy, !!). !ulawesi !elatan Daerah (enghasil (angan dan Gizi 0uru#. 'rogram
Studi Kesehatan $asyarakat /ni8ersitas 3asanuddin. $akassar.
Kartasapoetra, G, !!. 6lmu Gizi ')orelasi Gizi& )esehatan dan (rodu#tivitas
)er5a*. '>. 9ineka Eipta. =akarta.
Khomsan, dkk, !!,. (engantar (angan dan Gizi. 'enebar Swadaya. =akarta.
Khumaidi, $, +..,. Gizi Mas$ara#at. '>. %'K Gunung $ulia. =akarta.
Komsiah, S, !!*. (engantar !osiologi. Aakultas 0lmu Komunikasi /ni8ersitas
$ercubuana. =akarta.
$alik, &, !!*. Gizi 0uru# Tewas#an <&/ 7uta 0alita (er tahun.
www.lifestyle.okezone.com.
$angkunegara, &.', !!7. (erencanaan dan (engem+angan !um+er Da$a Manusia=
9efika &ditama. %andung.
$ardiansyah, J, !!*. Gizi 0uru# di 6ndonesia. S$' +"). =akarta.
$ultono, !!!. 6lmu )e+idanan :disi <. Gramedia. =akarta.
(ency, 6., !!-, Gizi 0uru# 8ncaman Generasi >ang Hilang&
httpBDDio.ppi1jepang.orgDarticle.phpCidI++7, - (o8ember !!-
(oor, (, +..). :pidemiologi (en$a#it Menular= 9ineka Eipta. =akarta.
(otoadmodjo, S, !!7. (rinsip-(rinsip Dasar 6lmu )esehatan Mas$ara#at. 'enerbit
9ineka Eipta. =akarta.
'udjiadi, S, !!7. 6lmu Gizi )husus (ada 8na#. %alai 'enerbit AK/0. =akarta.

9asifa, !!". Hu+ungan !osial :#onomi )eluarga dengan !tatus Gizi 0alita
0erdasar#an 6nde#s Tinggi 0adan Menurut ;mur di Wila$ah )er5a
(us#esmas 0etoam+ari& )ec= 0etoam+ari )ota 0au 0au Tahun -..3. Skripsi
yang tidak diterbitkan /ni8ersitas 3aluoleo. Kendari.
Sadewa, &.J., !!*, Ma#alah ):(&
httpBDDayahaja.wordress.com, * (o8ember !!*.
Santoso, S dan &nne Jies 9anti, !!,. )esehatan dan Gizi. 'enerbit 9ineka Eipta.
=akarta.
Suhardjo, !!. 0er+agai Cara (endidi#an Gizi. 'enerbit %umi &ksara. =akarta.
, !!7= (erencanaan (angan dan Gizi. 'enerbit %umi &ksara. =akarta.
Supariasa, dkk, !!+. (enilaian !tatus Gizi. 'enerbit 2GE. =akarta.
6uliati, !!*. ?a#tor 4isi#o )e5adian Gizi 0uru# (ada 0alita di )ecamatan
Mandonga )ota )endari Tahun -..@. Skripsi yang tidak diterbitkan
/ni8ersitas 3aluoleo. Kendari.
LAMPIRAN -LAMPIRAN
LAMPIRAN I
NA%!AH PEN$ELA%AN UNTU! MENDAPAT!AN PER%ETU$UAN
%UB$E! DAN .(RMULIR PER%ETU$UAN %ETELAH PEN$ELA%AN
2IN.(RMED C(N%ENT4
Kami meminta anda untuk turut mengambil bagian dalam suatu penelitian berjudul B
K Aaktor1 Aaktor 9esiko Kejadian Gizi %uruk 'ada %alita Di :ilayah Kerja
'uskesmas $ata Kota Kendari >ahun !!* K.
=A=ANCARA
Dalam penelitian ini dilakukan wawancara untuk mengetahui pola makan,
pengetahuan ibu tentang gizi, tingkat pendapatan dan penyakit infeksi. 'elaksanaan
wawancara hanya dilaksanakan 7 (tiga# hari saja.
MAN.AAT
0nformasi yang anada berikan akan sangat bermanfaat sebagai salah satu sumber
pengembangan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan upaya pencegahan dan
perbaikan status gizi buruk pada balita dan merupakan sumber informasi bagi
pembuat kebijakan khususnya Dinas Kesehatan Kota Kendari dan instansi terkait
lainnya dalam upaya menanggulangi masalah gizi balita di Kota Kendari.
!ERAHA%IAAN
Eatatan mengenai kerahasiaan dan keterlibatan anda dalam penelitian ini akan
dirahasiakan.
PARTI%IPA%I %U!ARELA
&nda tidak akan dipaksa untuk ikut dalam penelitian ini bila anda tidak
menghendakinya . &nda hanya boleh ikut atas kehendak anda sendiri. &nda berhak
sewaktu1waktu menolak melanjutkan partisipasi anda tanpa perlu memberikan alasan.
TANDA TAN'AN
Saya telah membaca, atau dibacakan pada saya apa yang telah tetera di atas ini dan
saya telah diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan dan membicarakan
penelitian ini dengan peneliti. Dengan membubuhkan tanda tangan saya di bawah ini,
saya menegaskan keikutsertaan saya secara sukarela dalam penelitian ini.
Kendari, $aret !!.

Anda mungkin juga menyukai