Anda di halaman 1dari 16

Mekanisme Kardiovaskular pada Manusia

Anggraini Hertanti
102012440
Fakultas Kedokteran Umum
Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Terusan Arjuna No.6 Kebon Jeruk, Jakarta Barat
Email: Anggrainy_eny@yahoo.co.id

Pendahuluan
Menjaga kesehatan jantung sangatlah penting, mengingat jantung sebagai organ utama
dalam saluran peredaran darah. Dari itu penting bagi kita untuk melakukan pencegahan dini
agar tidak mengalami gangguan kedepannya nanti. Jantung merupakan organ utama dalam
menentukan hidup manusia dan sentral organ yang menentukan reaksi kinerja organ tubuh
yang lain. Oleh karena itu, menjadi sangat penting bagi kita terutama yang sudah menginjak
usia 40 tahun ke atas untuk menjaga jantung agar tetap sehat.
Sistem Sirkulasi
Punya 3 komponen dasar:
1. Jantung, berfungsi sebagai pompa yang memberi tekanan pada darah untuk
menghasilkan gradien tekanan yang dibutuhkan untuk mengalirkan darah ke jaringan.
Seperti semua cairan, darah mengalir menuruni gradien tekanan dari daerah tekanan
tinggi ketekanan yang lebih rendah.
2. Pembuluh darah, berfungsi untuk mengarahkan dan menyebarkan darah dari jantung
kesemua bagian tubuh dan kemudian kembali ke jantung.
3. Darah, merupakan medium pengankut tempat larut atau tersuspensinya bahan-bahan
(misalnya O
2
, CO
2
, nutrien, zat sisa, elektrolit dan hormon) yang akan diangkut jarak
jauh keberbagai bagian tubuh.
Darah terus menerus mengaliri sistem sirkulasi ke dan dari jantung melalui dua lengkung
vaskular (pembuluh darah) terpisah, dengan keduanya berasal dari dan berakhir di jantung.
Sirkulasi paru (pulmonalis) terdiri dari lengkung tertutup pembuluh-pembuluh yang
mengangkut darah antara jantung dan paru. Sirkulasi sistemik antara jantung dan sistem
tubuh lain.
1
Struktur Jantung
Jantung adalah sebuah organ berotot dengan empat ruang yang terletak dirongga dada, di
bawah perlindungan tulang iga, sedikit kesebelah kiki sternum. Jantung terdapat di dalam
sebuah kantung longgar berisi cairan yang disebut perikardium. Keempat ruang jantung
tersebut adalah atrium kiri dan kanan serta ventrikel kiri dan kanan. Atrium terletak di atas
ventrikel dan saling berdampingan. Atrium dan ventrikel dipisahkan satu dari yang lain oleh
katup satu arah. Sisi kiri dan kanan jantung dipisahkan oleh dinding jaringanyang disebut
septum. Dalam keadaan normal tidak terjadi pencampuran darah antara kedua atrium, kecuali
pada masa janin, dan tidak pernah terjadi pencampuran darah antara kedua ventrikel pada
jantung sehat. Semua ruangtersebut dikelilingi oleh jaringan ikat. Jantung mendapat suplai
persarafan yang luas.
2

Gambar 1. Jantung
Dinding jangtung tersusun atas otot jantung, miokardium, yang diluar terbungkus oleh
perikardium serosum yang disebut epikardium. Dan bagian dalam diliputi oleh oleh selapis
endotel, yang disebut endokardium. Jantung dibagi oleh septa vertikal menjadi empat ruang,
yaitu atrium, sinistrum, ventrikel kanan, dan ventrikel kiri. Atrium kanan terletak anterior
terhadap atrium kiri dan ventrikel kanan anterior terhadap ventrikel kiri.
Atrium kanan yang berdinding tipis ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan darah dan
sebagai penyalur darah dari vena-vena sirkulasi sistemik yang mengalir keventrikel kanan.
Darah yang berasal dari pembuluh vena ini masuk kedalam atrium kanan melalui vena
cava superior, vena cava inferior, dan sinus coronarius. Vena cava superior dan inferior
membawa darah yang tidak mengandung oksigen daritubuh kembali ke jantung,
sedangkan sinus coroner membawa kembali darah dari dinding jantung itu sendiri.
Atrium kiri terletak dibagian superior kiri jantung berukuran lebih kecil dari atrium kanan,
tetapi dindingnya lebih tebal. Atrium kiri menampung empat vena pulmonalis yang
mengembalikan darah teroksigenasi dari paru-paru. Darah mengalir dari atrium kiri
kedalam ventrikel kiri melalui katup mitralis.
1

Ventrikel berdinding tebal, bagian ini mendorong darah keluar jantung menuju arteri
yang membawa darah meninggalkan jantung.
Vantrikel kanan terletak dibagian inferior kanan pada apex jantung. Ventrikel kanan
berhubungan dengan atrium kanan melalui ostium atrioventriculare kanan dan dengan
truncus pulmonalis melalui ostium trunci pulmonalis. Waktu rongga mendekati ostium
trunci pulmonalis bentuknya berubah menjadi seperti corong, tempat ini disebut
infundibulum. Darah meninggalkan ventrikel kanan melalui trunkus pulmonar dan
mengalir melewati jarak yang pendek keparu-paru.
Ventrikel kiri berhubungan dengan atrium kiri melalui ostium atrioventriculare kiri dan
dengan dengan aorta melalui ostium aortae. terletak dibagian inferior kiri pada apex
jantung. Tebal dindingnya 3 kali tebal dinding ventrikel kanan. Darah meninggalkan
ventrikel kiri melalui aorta dan mengalir keseluruh bagian tubuh kecuali paru-paru.
3

Trabeculae carneae adalah hubungan otot bundar atau tidak teratur yang menonjol dari
permukaan bagian dalam kedua ventrikel ke rongga ventikular. terdapat otot papilaris adalah
perlekatan korda kolagen katup jantung (cordae tendineae). Pita moderator (trabekul
septomarginal) adalah pita lengkung otot pada ventrikel kanan yang memanjang ke arah
tranversal dari septum interventrikular menuju otot papilaris anterior.otot inimembantu dalam
transmisi penghantaran impuls untuk kontraksi jantung.
1
Otot jantung terdiri dari sel otot yang sangat khusus yang disebut serabut otot. Selain
berkontraksi seperti sel otot lain sebagai respon terhadap potensial aksi yang dihasilakan dari
strimulasi neural, tetapi banyak serabut otot jantung mampu melepaskan sendiri potensial
aksinya yang mencetuskan kontraksi jantung. Serabut otot jantung terdiri dari pita filamen
protein, yang disebut miofilamen yang tak berangkai satu sama lain.
2
Katup Jantung
Darah mengalir melalui jantung dalam satu arah tetap dari vena ke atrium ke ventrikel ke
arteri. Adanya empat katup jantung searah memastikan darah mengalir satu arah. Katup-
katup terletak sedemikian rupa sehingga mereka membuka dan menutup secara pasif karena
perbedaan tekanan. Keempat katup jantung berfungsi untuk mempertahankan aliran darah
searah melalui bilik-bilik jantung. Ada 2 jenis katup, yaitu katup atrioventrikularis (AV),
yang memisahkan atrium dengan ventrikel dan katup semilunaris, yang memisahkan arteri
pulmonalis dan aorta dari ventrikel yang bersangkutan. Katup-katupini membuka dan
menutup secara pasif,menanggapi tekanan dan volume dalam bilik dan pembuluh darah
jantung.
5
Katup atrioventrikularis
Terdiri dari katup trikuspidalis dan katup mitralis. Daun-daun katup atrioventrikularis
halus teteapi tahan lama. Katup trikuspidalis yang terletak antara atrium dan ventrikel kanan
mempunyai 3 buah daun katup. Katup mitralis yang memisahkan atrium dan ventrikel kiri,
merupakan katup bikuspidalis dengan dua buah daun katup. Daun katup ini terhambat
melalui berkas-berkas tipis jaringan fibrosa yang disebut chorda tendinae akan meluas
menjadi otot kapilaris, yaitu tonjolan otot pada dinding ventrikel. Chorda tendinae
menyokong katup pada waktu kontraksi ventrikel untuk mencegah membaliknya daun katup
kedalam atrium. Apabila chorda tendinae atau otot papilaris mengalami gangguan (rupture,
iskemia), darah akan mengalir kembali ke dalam atrium jantung sewaktu ventrikel
berkontraksi. Pencegahan pembalikan katup AV, pembalikan katup AV dicegah oleh
ketegangan pada daun katup yang ditimbulkan oleh chorda tendinae sewaktu otot papilaris
berkontraksi.
1
Katup Semilunaris
Kedua katup semilunaris sama bentuknya, katup ini terdiri dari 3 daun katup simetris
yang menyerupai corong yang tertambat kuat pada annulus fibrosus. Katup aorta terletak
antara ventrikelkiri dan aorta, sedangkan katup pulmonalis terletak antara ventrikel kanan dan
arteria pulmonalis. Katup semilunaris mencegah aliran kembali darah dari aorta atau arteria
pulmonalis ke dalam ventrikel, sewwaktu ventrikel dalam keadaan istirahat. Tepat di atas
daun aorta, terdapat kantung menonjol dari dinding aorta dan arteria pulmonalis, yang disebut
sinus valsava.muara arteria coronaria terletak dalam kantung-kantung tersebut. Sinus-sinus
ini melindungi muara coronaria tersebut dari penyumbatan oleh daun katup,pada waktu aorta
terbuka.
1

Gambar 2. Katup jantung
Pembuluh Darah
Pembuluh darah adalah serangkaian tuba tertutup yang bercabang dan membawa darah
dari jantung ke jaringan kemudian kembali kejantung. Ada tiga jenis pembuluh utama, arteri,
kapiler, dan vena. Arteri berfungsi untuk membawa darah meninggalkan jantung. Kapiler
adalah saluran mikroskopik untuk pertukaran nutrien dan zat sisa diantara darah dan jaringan.
Kapiler menghubungkan arteriol dan venula. Seluruh jaringan memiliki kapiler kecuali
kartilago, rambut, kuku dan kornea mata. Sedangkan vena berfungsi membawa darahkembali
kejantung.
5

Gambar 3. Pembuluh Darah
Darah
Darah adalah plasma atau cairan darah beserta butir-butir eritrosit (darah merah), lekosit
(darah putih),dan trombosit. Serum adalah cairan yang didapatkan jika darah dibiarkan
membeku, merupakan plasma yang telah kehilangan fibrinogen atau faktor pembekuan darah.
Serum juga merupakan bagian darah yang mengandung zat anti (antibody) terhadap macam-
macam racun (toxin) yang dikeluarkan bakteri atau virus.
Fungsi darah sangat banyak, ketika respirasi darah berfungsi mengangkut oksigen dari
paru-paru ke jaringan dan CO
2
dari jaringan ke paru-paru. Nutrisi, mangangkut zat makanan
yang diserap. Mengakut zat sisa metabolik ke ginjal, paru-paru, kulit, dan usus untuk
dibuang. Memelihara keseimbangan asam basa normal dalam tubuh. Mengatur keseimbangan
air melalui effek darah pada pertukaran air antara cairan yang beredar dan cairan jaringan.
Dan masih banyak lagi fungsi dari darah.
6
Konsentrasi protein plasma penting dalam menentukan distribusi cairan antara darah dan
jaringan. Di arteriol tekanan hidrostatik adalah sekitar 37 mmHg, dengan tekanan interstisium
(jaringan) 1 mmHg melawan tekanan tersebut. Tekanan osmotik (tekanan onkotik) yang
ditimbulkan oleh protein plasma adalah sekitar 25 mmHg. Oleh karena itu, terdapat gaya
netto keluar sekitar 11 mmHg yang mendorong cairan keluar untuk masuk ke dalam ruang
interstisium. Divenula, tekanan hidrostatik adalah sekitar 17 mmHg, dengan tekanan onkotik
dan interstisium, seperti diurai sebelumnya. Karena itu terdapat gaya netto sekitar 9mmHg
yang menarik air kembali dalam sirkulasi. Tekanan-tekanan diatas seringdiseebut sebagai
gaya starling. Jika konsentrasi protein plasma sangat berkurang (misalnya akibat malnutrisi
berat), cairan tidak ditarik kembali ke kompartemen intravaskular dan tertibum di ruang
ekstravaskular, yakni suatu keadaan yang dikeal sebagai edema. Edema memiliki banyak
sebab, defisiensi protein salah satunya.
6
Mekanisme Kerja Jantung
Pusat Pengaturan
Jantung dipersarafi secara autonom oleh saraf simpatis dan parasimpatis susunan saraf
otonom melalui plexus cardiacus yang terletak di bawah arcus aortae. Saraf simpatis berasal
dari bagian cervicale dan thoracale bagian atas truncus sympaticus, dan persarafan
parasimpatis berasal dari nervus vagus. Akan tetapi, ada ke khususan pada ventrikel terutama
yang dipersarafi oleh saraf simpatis dan seerabut-serabut parasimpatis yang lebih sedikit.
2
Serabut-serabut postganglionik simpatis berakhir di nodus sinuatrialis dan nodus
atrioventricularis, serabut-serabut otot jantung,dan arteriae coronariae. Perangsangan serabut-
serabut saraf ini menghasilkan akselerasi jantung, meningkatkan daya kontraksi otot jantung,
dan dilatasi arteriae coronariae. Serabut-serabut postganglionik parasimpatis berakhir pada
nodus sinuatrialis, nodus atrioventricularis dan arteriae coronariae. Perangsangan saraf
parasimpatis mengakibatkan berkurangnya denyut dan daya kontraksi jantung dan konstriksi
arteriae coronariae.
2
Serabut-serabut aferen yang berjalan bersama saraf simpatis membawa impuls saraf yang
biasanya tidak dapat disadari. Akan tetapi, bila suplai darah kemiokardium terganggu, impuls
rasa nyeri dirasakan melalui lintasan tersebut. Serabut-serabut aferen berjalan bersama nervus
vagus mengambil bagian dalam refleks kardiovaskular. Perangsangan saraf parasimpatis ke
jantung melalui nervus vagus akan menyebabkan pelepasan asetilkolin. Asetilkolin
mempunyai 2 efek utama pada jantung, yaitu menurunkan kecepatan irama SA node dan
menurunkan kemampuan eksitabilitas serabut junctional AV di antara otot atrium dan AV
node, sehingga kondisi ini akan memperlambat penghantaran impuls jantung kedalam
ventrikel.

Perangsangan vagus akan menyebabkan peningkatan sekresi asetilkolin sehingga
permeabilitas membran serabut dan sel autoritmik terhadap kalium akan meningkat. Keadaan
ini akan memungkinkan kebocoran kalium dengan cepat kebagian luar dari sel autoritmik.
Kondisi ini menyebabkan negativitas didalam serabut, suatu efek yang disebut
hiperpolarisasi. Hiperpolarisasi menyebabkan jaringan yang peka rangsang menjadi sangat
tidak peka terhadap rangsangan. Perangsangan saraf simpatis akan meningkatkan seluruh
aktivitas jantung. Perangsangan maksimum dapat meningkatkan kecepatan denyut jantung
sebanyak 3 kali lipat dari rentang normal dan dapat meningkatkankekuatan kontraksi jantung
sebanyak 2-3 kali lipat.
2
Setalah dirangsang, saraf simpatis melepas neurotransmitter (norepinefrin/epinefrin).
Neurotransmiter tersebut menyebabkan peningkatan permeabilitas membran sel terhadap ion
natrium. Masuknya (influks) natrium akan mempermudah setiap serabut untuk merangsang
serabut berikutnya sehingga mengurangi waktu penghantaran impuls dari atrium ke ventrikel.
Epinefrin juga akan meningkatkan permeabilitas terhadap ion kasium (Ca
2+
) yang
meningkatkan kekuatan kontraktil otot jantung. Selain itu, ion kalsium juga sangat berperan
dalam merangsang proses kontraktil serabut otot jantung.
2
Vaskularisasi jantung
Jantung mendapatkan darah dari arteria coronaria dextra dan sinistra, yang berasal dari
aorta ascendens tepat di atas valva aortae. Arteriae coronariae dan cabang-cabang utamanya
terdapat di permukaan jantung, terletak didalam jaringan ikat subepicardial.
Arteria coronaria dextra berasal dari sinus anterior aortae dan berjalan kedepan diantara
truncuspulmonalis dan auriculadextra. Arteri berjalan turun hampir vertikal didalam sulcus
atrioventricularis untuk beranastomosis dengan arteria coronaria kiri di dalam sulcus
interventricularis posterior. Cabang-cabang arteria coronaria dextra berikut ini mendarahi
atrium detrum dan ventriculus dexter, sebagian dari atrium sinistrum dan ventriculussinister,
dan septum atrioventriculare.
7

Gambar 4. Arteria Coronaria
Arteria coronaria kiri, yang biasanya lebih besar dibandingkan dengan arteria coronaria
dextra, mendarahi sebagian besar jantung, termasuk sebagian besar atrium sinister,
ventriculus sinister, dan septum ventriculare. Arteri ini berasal dari posterior kiri sinus aortae
aorta ascendens dan berjalan kedepan di antara truncus pulmonalis dan auricula kiri.
Kemudian pembuluh ini berjalan di sulcus atrioventricularis dan bercabang dua menjadi
ramus interventricularis anterior dan ramus circumflexus.
Terdapat anastomosis diantara cabang-cabang termial arteria coronaria dextra dan kiri
(sirkularsi kolateral), tetapi biasanya tidak cukup besar untuk menyediakan suplai darah yang
cukup untuk otot jantung apabila sebuah cabang besar tersumbat oleh suatu penyakit.
Penyumbatan mendadak dari sebuah cabang-cabang besar atau salah satu arteria coronaria
biasanya menyebabkan kematian otot jantung (infark mikardium), walaupun kadang-kadang
sirkulasi kolateral cukup untuk mempertahankan suplai ke otot.
1
Sebagiann besar darah dari dinding jantung mengalir ke atrium kanan melalui sinus
koronarius yang terletak pada bagian posterior sulcus atrioventricularis dan merupakan
lanjutan dari vena cardiaca magna. Pembuluh ini bermuara ke atrium dextrum sebelah kiri
vena cava inferior. Vena cardiaca parva dan vena cardiaca media merupakan cabang sinus
coronarius. Sisanya dialirkan ke atriumdextrum melalui vena ventriculi dextri anterior dan
melalui vena-vena kecil yang bermuara langsung ke ruang-ruang jantung.
Sirkulasi koroner memperdarahi dinding jantung terdiri dari,arteri koroner kanan dan kiri
merupakan cabang aorta tepat di atas katup semilunar aorta. Arteri ini terletak diatas sulkus
aorta. Terdapat arteri interventikular anterior (desenden) yang mensuplai darah ke bagian
anterior ventrikel kanan dan kiri serta membentuk satu cabang, arteri marginalis kiri yang
mensuplai darah ke ventrikel kiri. Dan arteri sirkumfleksa mensuplai darah ke atrium kiri dan
ventrikel kiri. Di sisi posterior, arteri sirkumfleksa beranastomosis (menyatu) dengan arteri
koroner kanan.
Cabang utuma arteri koroner kanan adalah arteri interventrikular posterior (desenden),
yang mensuplai darah untuk kedua dinding ventrikel. Serta arteri marginalis kanan yang
mensuplai darah untuk atrium kanan dan ventrikel kanan. Vena jantung (besar, sedang, dan
oblik) mengalirkan darah dari miokardium ke sinus koroner,yang kemudian bermuara di atriu
kanan. Darah sendiri mengalir melalui arteri koroner terutama saat otot-otot jantung
berelaksasi karena arteri koroner juga tertekan padda saat kontraksi langsung. Pada sebagian
besar orang, arteri koroner kanan memperdarahi bagain perlistrikan jantung yang penting,
yaitu nodus sinoatrium (SA) dan nodus atrioventrikel (AV).
1

Gambar 5. Vaskularisasi jantung
Siklus Jantung
Pada saat ventrikel berkontraksi, katup AV akan terbuka dan darah mengalir dari atrium
ke ventrikel bertekanan rendah yang sedang mengalami relaksasi. Katup aorta dan pulmonalis
tertutup, karena tekanan di aorta dan arteri pulmonalis lebih besar dari tekanan di dlama
ventrikel yang berelaksasi. Hal ini memungkinkan darah berkumpul di dalam ventrikel.
Periode tersebut disebut diastole. Volume darah dalam ventrikel sesaat sebelum kontraksi
ventrikel disebut volume diastolik akhir. Sewaktu ventrukel berkontraksi, tekanan di dalah
ventrikel menjadi lebih besar daripada diatrium dan katup AV menutup. Dalam waktu
singkat, tekanan darah aorta dan arteri pulmonalis masih tetap tinggi dari pada tekanan dalam
ventrikel, sehingga katup aorta dan pulmonalis tetap tertutup. Seiring dengan peningkatan
tekanan di dalam ventrikel, katup aorta dan pulmonalis terbuka dengan cepat dan darah
mengalir keluar ventrikel dengan kecepatan dan tekanan yang tinggi. Periode kontraksi
ventrikel ini disebut sistole.
2
Pada akhir sistole, ventrikel kembali berelaksasi. Sewaktu tekanan dalam ventrikel yang
berelaksasi tersebut turun dibawah tekanan di dalam aorta dan arteri pulmonalis, katup aorta
dan pulmonalis menutup. Darah yang masuk ke atrium dari ena cava dan vana pulmonalis
menyebabkan tekanan di dalam atriu kembali meningkat dan membuka katup AV. Siklus
pengisian dan pengosongan ventnrikel kembali berulang.
Aktivitas Listrik Jantung
Kontraksi sel otot janutng untuk memompakan darah dipicu oleh potensial aksi yang
menyapu keseluruh membran sel otot. Jantung berkontraksi, atau berdenyut secara ritmis
akibat potensial aksi yang dihasilkansendiri, suatu sifat yang dinamai otoritmisitas. Terdapat
dua jenis khusus sel otot jantung
1. Kontraktilk, yang membentuk 99% dari sel-sel otot jantung, melakukan kerja
mekanis memompa darah. Sel-sel ini dalam keadaan normal tidak membentuk sendiri
potensial aksinya.
2. Sel jantung sisanya yang 1% sedikit tapi sangat penting, sel otoritmik tidak
berkontraksi tetapi harus memulai dan menghantarkan potensial aksi yang
menyebabkan kontraksi sel-sel jantung kontraktil.
2

Berbeda dengan sel saraf dan selotot rangka, yang membrannya tetap berada pada
potensial istirahat yang konstan yang kecuali apabila dirangsang. Sel-sel otoritmik jantung
tidak memiliki potensial istirahat. Sel-sel tersebut memperlihatkan aktivitas pacemaker
(picu jantung), berupa depolarisasi lambat yang diikuti oleh potensial aksi apabila
potensialmembran tersebut mencapai ambang tetap. Dengan demikian, timbulpotensial aksi
secara berkala yang akan menyebar keseluruh jantung dan menyebar keseluruh janutng dan
menyebabkan jantung berdenyut secara teratur tanpa adanya rangsangan melalui saraf.
Fase awal depolarisasi lambat ke ambang disebabkan oleh penurunan siklus fluks pasif
K
+
keluar disertai kebocoran Na
+
kedalam yang berlangsung lambat dan konstan. Di sel
otoritmik jantung, permeabilitas K
+
tidak tetap diantara potensial aksi seperti disel saraf dan
sel otot rangka. Permeabilitas membran terhadap ion K
+
secara perlahan menutup pada
potensial negatif. Penutupan lambat ini secara bertahap mengurangi aliran keluar ion positif
kalium mengikuti gradien konsentrasinya. Sel otoritmik tidak memiliki saluran Na
+
berpintu
voltase. Sel-selini memiliki saluran yang selalu terbuka dan sehingga permiable pada Na
+

pada potensial negatif.akibatnya, terjadi infulks pasif Na
+
dalam jumlah kecildan konstan
pada saat yang sama ketika kecepatan influks K
+
secara perlahan berkurang. Karena itu,
bagian dalam secara gradual menjadi kurang negatif yaitu, membran secara bertahap
mengalami depolarisasi dan bergeser menuju ambang.
2
Pada paruh kedua potensial potensial pemacu, suatu saluran Ca
2+
transien (saluran Ca
2+
tipe T) salah satu dari dua jenis saluran Ca
2+
berpintu voltase, membuka. Sewaktu
depolarisasi lambat berlanjut, saluran ini terbuka sebelum membran mencapai ambang.
Influks singkat Ca
2+
yang semakin mendepolarisasi membran, membawa ke ambang.
Jika ambang telah tercapai, terbentuk fase naik potensial aksi sebagai respon terhadap
pengaktifan saluran Ca
2+
berpintu voltase yang berlangsung lebih lama (saluran Ca
2+
tipe L)
dan diikuti oleh influks Ca
2+
dalam jumlah besar. Fase naik yang diinduksi Ca
2+
pada sel
pemacu jantung ini berbeda dari yang terjadi di sel saraf dan sel otot rangka, yaitu influks
Na
2+
dan bukan influks Ca
2+
yang mengubah potensial kearah positif.
2
Fase turun disebabkan, seperti biasanya, oleh efluks K
+
yang terjadi ketika permeabilitas
K
+
berpintu voltase. Setelah potensial aksi selesai, terjadi depolarisasi lambat berikutnya
menuju ambang akibat penutupan sakuran K
+
secara perlahan.
2

Gambar 6. Aktivitas pemacu sel otoritmik jantung
Sel-sel jantung yang mampu mengalami otoritmisitas ditemukan dilokasi-lokasi berikut
ini:
1. Nodus sinoatrium (nodus SA), dearah kecil khusus di dinding atrium kanan deket
lubang (muara) vena cava superior.
2. Nodus atrioventrikel (AV), sebuah berkas kecil sel-sel otot jantung khusus didasar
atrium kanan dekat septum, tetap diatas peraturan atrium dan ventrikel.
3. Berkas his (berkas atrioventrikel), suatu jaras sel-sel khusus yang berasal dari nodus
AV dan masuk ke septum antarventrikel, tempat berkas tersebut bercabang
membentuk berkas kanan dan kiri yang berjalan kebawahmelalui septum, melingkari
ujung bilik septum, melingkari ujung bilik vventrikel, dan kembalikeatriu di
sepanjang dinding luar.
4. Serat purkinje, serat-serat terminal halus yang berjalan dari berkas his dan menyebar
keseluruhan miokardium ventrikel seperti ranting-ranting pohon.
8

Sel-sel jantung yang memiliki kecepatan pembentukan potensial aksi tertinggi terlatak di
nodus SA. Sekali potensial aksi timbul disalah satu otot jantung, potensial aksi
tersebutakan menyebar keseluruh miokardium melalui gap junction dan sistem
penghantar khusus. Oleh karena itu, nodus SA yang dalam keadaan normal
memperlihatakan kecepatan otoritmis tertinggi, yaitu 70-80 potensial aksi/menit,
menjalankan bagian jantung sisanya dengan kecepatan ini di kenal sebagai pemacu
(pacemaker, penentu irama) jantung.
2
Elektrokardiogram
Arus listrik yang dihasilkan oleh otot jantung menyebar ke dalam jaringan sekitar jantung
dan dihantarkan melalui cairan tubuh. Sebagian kecil dari aktivitas listrik ini mencapai
permukaan tubuh. Tempat aktivitas listrik tersebut dapat dideteksi dengan menggunakan
elektroda perekam. Rekaman yang dihasilkan adalah suatu elektrokardiogram atau sering
dikenal dengan EKG.
Ada tiga hal penting dalam mempertimbangkan apa yang dipresentasikan oleh EKG.
Pertama, EKG adalah rekaman dari sebagian aktivitas listrik yang mencapai permukaan
tubuh bukan aktivitas listrik di jantung yang sebenarnya. Kedua, EKG adalah rekaman
kompleks yang mencerminkan penyebaran keseluruhan aktivitas di seluruh jantung sewaktu
depolarisasi dan repolarisasi. Ketiga, rekaman mencerminkan perbandingan dalam voltase
yang terdeteksi oleh elektroda-elektroda di dua titik berbeda di permukaan tubuh, bukan
potensial aksi sebenarnya.
2
Untuk menghasilkan perbandingan yang baku, rekaman EKG secara rutin terdiri dari 12
sistem elektroda konvensional atau sadapan (lead). Terdapat 12 sadapan berbeda yang
masing-masing merekam aktivitas listrik di jantung dari lokasi yang berbeda-beda. Enam
sadapan dari ekstrimitas dan enam sadapan dada di berbagai tempat di sekitar jantung. Untuk
menghasilkan gambaran dasar untuk perbandingan dan untuk mengenali penyimpangan dari
normal, ke-12 sadapan tersebut digunakan secara rutin dalam semua perekaman EKG.
9

Gambar 7. 12 Sadapan EKG
EKG normal memiliki tiga bentuk gelombang yang jelas, gelombang P, kompleks QRS dan
gelombang T. Gelombang P menceriminkan depolarisasi atrium, kompleks QRS
mencerminkan depolarisasi ventrikel, dan gelombang T mencerminkan repolarisasi ventrikel.
Sementara itu dikenal juga interval PR yang merupakan waktu yang dibutuhkan impuls untuk
melalui berkas ventrikel.

Gambar 8. Gelombang EKG
Karena aktivitas listrik memicu aktivitas mekanis maka gangguan pola listrik biasanya
disertai oleh gangguan aktivitas kontraktil jantung. Karena itu, evaluasi pola-pola EKG dapat
memberi informasi yang bermanfaat mengenai status jantung. Penyimpangan utama dari
keadaan normal yang dapat ditemukan melalui elektrokardiografi adalah kelainan kecepatan
denyut jantung, kelainan irama, dan miopati jantung. Salah satu kelainan irama yang dapat
dideteksi dari EKG adalah ekstrasistol. Ekstrasistol atau kontraksi ventrikel prematur yang
berasal dari suatu fokus ektopik adalah penyimpangan yang paling sering diitemukan.
8

Gambar 9. Gelombang EKG Normal dan Ekstrasistol
Enzim Jantung
Analisis enzim jantung dalam plasma merupakan bagian dari profil diagnostik yang
meliputi riwayat, gejala, dan elektrokardiogram. Analisis enzim bertujuan untuk
mendiagnosis infark miokardium. Enzim dilepaskan dari sel bila sel mengalami cedera dan
membrannya pecah. Kebanyakan enzim tidak spesifik dalam hubungannya dengan organ
tertentu yang rusak.
Laktat Dehidrogenase (LDH) dan Isoenzimnya. Ada 5 macam LD isoenzim (LD1-LD5).
Masing-masing isoenzim tersebut mempunyai berat molekul sekitar 134.000 kDa.
Mereka mengandung kombinasi subunit H dan M. Jantung lebih banyak mengandung
LD1, sedangkan hati dan otot mengandung LD5. Pemeriksaan LD isoenzim dilakukan
dengan cara elektroforesis. Pada infark miokardium akut, kadar LD1 melebihi kadar
LD2, sedangkan pada keadaan normal kadar LD1 lebih rendah dibandingkan LD2.
Kreatinin Kinase, karena enzim yang berbeda dilepaskan ke dalam darah pada periode
yang berbeda setelah infark miokardium, maka sangat penting mengevaluasi kadar enzim
yang dihubungkan dengan waktu awitan. Kreatinins kinase (creatinine kinase CK), dan
isoenzimnya (CKMB) adalah enzim yang dianalisis untuk mendiagnosis infark
miokardium akut dan merupakan enzim pertama yang meningkat saat terjadi infark
miokardium. Gangguan pada jantung selain infark miokard akut juga dihubungkan
dengan nilai kadar CK dan CKMB total yang abnormal. Gangguan tersebut juga
termasuk perikarditis, miokarditis, dan trauma.
SGOT (Serum Glumatik Oksaloasetik Transaminase)
Merupakan enzim transaminase, yang berada pada serum dan jaringan terutama hatidan
jantung. Pelepasan SGOT yang tinggi dalam serum menunjukan adanyakerusakan pada
jaringan jantung dan hati. Nilai normal: Pria = s.d. 37 U/L Wanita = s.d. 31 U/L
Peningkatan SGOT <3x normal = terjadi karena radang otot jantung, sirosis
hepatis,infark paru, dan lain-lain.
Peningkatan SGOT 3-5x normal = terjadi karena sumbatan saluran empedu,
gagal jantung kongestif, tumor hati, dan lain-lain.
Peningkatan SGOT >5x normal = kerusakan sel-sel hati, infak miokrad
(serangan jantung), pankreatitis akut (radang pankreas), dan lain-lain.
SGPT (Serum Glumatik Pyruvik Transaminase)
Merupakan enzim transaminase yang keadaan normal berada dalam jaringan
tubuhterutama hati. Peningkatan dalam serum darah menunjukan adanya trauma
ataukerusakan hati. Nilai normal: Pria = sampai dengan 42 U/LWanita = sampai dengan
32 U/L.
Peningkatan .20x normal terjadi pada hepatitis virus, hepatitis toksis.
Peningkatan 3-10 x normal terjadi pada infeksi mono nuklear, hepatitis kronik
aktif,infrak miokrad (serangan jantung).
Peningkatan 1- 3x normal terjadi pada pankreatitis sirosis empedu.
10


Kesimpulan
Mekanisme kerja jantung saling berhubungan. Jika salah satu dari komponen tersebut yang
mengalami gangguan maka akan mengganggu keseluhan kerja. Dan dengan pemeriksaan
EKG dapat diketahui jika pada jantung terdapat gangguan atau kelainan.
Daftar Pustaka
1. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2004.
2. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2012.
3. Watson R. Anatomi dan fisiologi untuk perawat. Edisi 10. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2002.
4. Snell. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2006. h. 101-12.
5. Gibson J. Fisiologi & anatomi modern untuk perawat. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2003.
6. Murrray RK,Granner DK, Rodwell VW. Biokimia harper. Edisi 27. Jakarta: penerbit buku
kedokteran EGC; 2012.
7. Pearce EC. Anatomi & fisiologi u.ps. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; 2005.
8. Corwin E. Buku saku patofiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2009.h.468.
9. Ganong W. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2008.h.584-95.
10. Muttaqin A. Pengantar asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem
kardiovaskular. Jakarta: Penerbit Salemba Medika; 2009.

Anda mungkin juga menyukai