Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah retrovirus RNA yang dapat
menyebabkan penyakit klinis, yang kita kenal sebagai Acquired Immunodeficiency Syndrome
(AIDS) !ransmisi dari ibu ke anak merupakan sumber utama penularan in"eksi HIV pada
anak #eningkatan transmisi dapat diukur dari status klinis, imunologis dan virologis
maternal $enurut beberapa penelitian, kehamilan dapat meningkatkan progresi
imunosupresi dan penyakit maternal Ibu hamil yang terin"eksi HIV %uga dapat meningkatkan
resiko komplikasi pada kehamilan
&
#ada tahun '((&, United Nations General Assembly Special Session untuk HIV)AIDS
berkomitmen untuk menurunkan *(+ proporsi in"eksi HIV pada bayi dan anak pada tahun
'(&( #rogram tersebut termasuk intervensi yang ber"okus pada pen,egahan primer in"eksi
HIV pada -anita dan pasangannya, pen,egahan kehamilan yang tidak diren,anakan pada
-anita in"eksi HIV, pen,egahan transmisi dari ibu ke anak, pengobatan, pera-atan serta
bantuan bagi -anita yang hidup dengan HIV)AIDS, anak dan keluarga mereka .leh karena
itu, untuk memberantas transmisi verti,al HIV yang terus meningkat diperlukan
penatalaksanaan yang tepat pada ibu dan bayi selama masa antepartum, intrapartum dan
postpartum
&
/erdasarkan penelitian yang dilakukan oleh World Health Organiation (0H.) pada
tahun '((1, lebih dari &*,2 %uta -anita dan ',& %uta anak diba-ah umur &* tahun hidup
dengan AIDS* Di Amerika Serikat sendiri, ter,atat 2&+ terin"eksi HIV ter%adi pada -anita
berumur '* sampai 33 tahun dan '(+ dari kasus tersebut mengidenti"ikasi -anita berkulit
hitam Sebanyak 1(+ kasus disebabkan oleh hubungan heteroseksual, '(+ akibat
terkontaminasi %arum suntik dan sisanya melalui trans"usi darah dan transmisi perinatal',3,4
HIV tipe & lebih banyak ditemukan di Amerika Serikat, sedangkan HIV tipe ' merupakan
virus endemik di A"rika, #ortugal dan #eran,is $eskipun demikian, kedua %enis virus ini
akan berkembang men%adi AIDS dan menyebabkan kematian
'
BAB II
1
HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS (HIV)
2.1 ETIOLOGI
Virus penyebab de"isiensi imun yang dikenal dengan nama Human Immunodeficiency
Virus (HIV) ini adalah suatu virus RNA dari "amili !etro"irus dan subfamily #enti"iridae$
Sampai sekarang baru dikenal dua serotype HIV yaitu HIV5& dan HIV5' yang %uga disebut
lymphadenopathy associated "irus type%& (6AV5') yang sampai sekarang hanya di%umpai
pada kasus AIDS atau orang sehat di A"rika Spektrum penyakit yang menimbulkannya
belum banyak diketahui HIV5& sebagai penyebab sindrom de"isiensi imun (AIDS) yang
tersering, dahulu dikenal %uga sebagai human ' cell%lymphotropic "irus type III (H!6V5III),
lymphadenipathy%associated "irus (6AV) dan AI(S%associated "irus$
7
Se,ara mor"ologik, virus ini berbentuk bulat, terdiri dari bagian inti )core* yang
berbentuk silindris dan selubung (en"elope) yang berstruktur lipid bilayer yang membungkus
bagian core, dimana didalam core ini terdapat RNA virus ini 8arena in"ormasi genetik virus
ini berupa RNA, maka virus ini harus mentrans"er in"ormasi genetiknya yang berupa RNA
men%adi DNA sebelum diter%emahkan men%adi protein 9ntuk tu%uan ini HIV memerlukan
en:im re"erse trans+riptase
7
#ada selubung (en"elope) terdapat glikoprotein permukaan, terdiri dari dua protein
yang mengkordinasi masuknya HIV kedalam sel ;likoprotein yang lebih besar dinamakan
gp ,&-, adalah komponen yang men5spesi"ikasi sel yang diin"eksi gp ,&- ini terutama akan
berikatan dengan reseptor <D3, yaitu suatu reseptor yang terdapat pada permukaan sel !
helper,makro"ag,monosit, sel5sel langerhans pada kulit, sel5sel glial, dan epitel usus (terutama
sel5sel kripta dan sel5sel enterokromatin) ;likoprotein yang besar ini adalah target utama
dari respon imun terhadap berbagai sel yang terin"eksi ;likoprotein yang lebih ke,il,
dinamai gp ., atau disebut %uga protein transmembran, dapat beker%a sebagai protein "usi
yaitu protein yang dapat berikatan dengan reseptor sel lain yang berdekatan sehingga sel5sel
yang berdekatan tersebut bersatu membentuk sinsitium
7
2
;ambar && Struktur Human Immunodeficiency Virus
2.2 PATOFISIOLOGI
HIV mempunyai target sel utama yaitu sel lim"osit !3, yang mempunyai reseptor
<D3 Setelah masuk ke dalam tubuh, HIV akan menempel pada sel yang mempunyai molekul
<D3 pada permukaannya $olekul <D3 ini mempunyai a"initas yang sangat besar terhadap
HIV, terutama terhadap molekul gp ,&- dari selubung virus Diantara sel tubuh yang
memiliki <D3, sel lim"osit ! memiliki molekul <D3 yang paling banyak .leh karena itu,
in"eksi HIV dimulai dengan penempelan virus pada lim"osit ! Setelah penempelan, ter%adi
diskontinuitas dari membran sel lim"osit ! yang disebabkan oleh protein gp., dari HIV,
sehingga seluruh komponen virus harus masuk ke dalam sitoplasma sel lim"osit5!, ke,uali
selubungnya

Setelah masuk ke dalam sel, akan dihasilkan en:im re"erse transcriptase
Dengan adanya en:im re"erse transcriptase, RNA virus akan diubah men%adi suatu DNA
8arena re"erse transcriptase tidak mempunyai mekanisme proofreading (mekanisme ba,a
ulang DNA yang dibentuk) maka ter%adi mutasi yang tinggi dalam proses pener%emahan RNA
men%adi DNA ini Dikombinasi dengan tingkat reprodukti" virus yang tinggi, mutasi ini
menyebabkan HIV ,epat mengalami evolusi dan sering ter%adi resistensi yang berkelan%utan
terhadap pengobatan
3
/ersamaan dengan en:im re"erse trancriptase, akan dibentuk !NAse Akibat aktivitas
en:im ini, maka RNA yang asli dihan,urkan Sedangkan seuntai DNA yang tadi telah
terbentuk akan mengalami polimerisasi men%adi dua untai DNA dengan bantuan en:im
polymerase DNA yang terbentuk ini kemudian pindah dari sitoplasma ke dalam inti sel
lim"osit ! dan menyisip ke dalam DNA sel pen%amu dangan bantuan en:im integrase, dan
DNA ini disebut sebagai provirus #rovirus yang terbentuk ini tinggal dalam keadaan laten
atau dalam keadaan replikasi yang sangat lambat, tergantung pada aktivitas dan di"erensiasi
sel pe%amu (!5<D3) yang diin"eksinya, sampai ter%adi suatu stimulasi yang dapat memi,u
DNA ini untuk keluar dari DNA inang dan men%adi akti", serta selan%utnya ter%adi replikasi
dalam ke,epatan yang tinggi 8eadaan laten ini dapat berlangsung selama & sampai &' tahun
dari in"eksi a-al HIV dan dalam keadaan ini pasien tidak mempunyai ge%ala (asimptomatik)
#ada stadium laten ini, HIV dan respon imun anti HIV dalam tubuh pasien dalam keadaan
steady state
',*
In"eksi akut dengan ,epat meningkatkan "iral load dan menyebabkan viremia yang
ringan sampai moderat 0alaupun "iral load ,enderung menurun dengan ,epat setelah in"eksi
akut pada orang de-asa, "iral load menurun lebih lambat pada anak5anak yang terin"eksi
se,ara verti,al ('57 bulan setelah terin"eksi, %umlah "iral load dalam tubuh mereka menetap
sekitar 2*(((()m6) dan dapat tidak men,apai level steady state sampai mereka berumur 35*
tahun Hal ini disebabkan karena imaturitas sistem imun mereka 0alaupun bayi5bayi
mempunyai se%umlah antigen presenting cell dan sel5sel e"ektor lebih banyak daripada orang
4
de-asa, produksi sitokin, proli"erasi dan sitotoksisitas sel5sel tersebut pada mereka %auh lebih
berkurang karena in"eksi HIV ini
3,1
Gambar &$ Si+lus !epli+asi HIV
In"eksi HIV pada lim"osit !5<D3 diatas mengakibatkan perubahan pada "ungsi dan
penghan,uran sel !5<D3, hingga populasinya berkurang $ekanisme dis"ungsi dan
penurunan %umlah sel lim"osit !5<D3 ini diduga melalui proses pengaruh sitopatik langsung
HIV (single cell +illing), pembentukkan sinsitium, respon imun spesi"ik, lim"osit ! sitolitik
yang spesi"ik untuk HIV, mekanisme autoimun dan anergi Dengan menurunnya %umlah dan
"ungsi sel !5<D3 yang merupakan =or,hestrator> dari suatu sistem imun, maka individu yang
terin"eksi HIV akan lebih berisiko untuk terkena in"eksi oportunistik, in"eksi sistemik berat,
penyakit sistem organ yang kemudian berakhir dengan kematian
*
2.3 CARA PENULARAN
#enularan HIV dapat ter%adi melalui hubungan seksual, se,ara hori:ontal maupun vertikal
(dari ibu ke anak)
3
& $elalui hubungan seksual
/aik se,ara vaginal, oral ataupun anal dengan seorang pengidap Ini adalah
,ara yang umum ter%adi, meliputi 1(5?(+ dari total kasus sedunia 6ebih mudah
ter%adi penularan bila terdapat lesi penyakit kelamin dengan ulkus atau peradangan
%aringan seperti herpes genitalis, si"ilis dan gonore Resiko pada seks anal lebih besar
dibandingkan seks vaginal Diketahui %uga epitel silindris pada mukosa rektum,
5
mukosa uretra pria dan kanalis servikalis ternyata mempunyai reseptor <D3 yang
merupakan target utama HIV
3
' !ransmisi horisontal (kontak langsung dengan darah)produk darah)%arum suntik)
a
!ran"usi darah)produk darah yang ter,emar HIV, risikonya sekitar (,*5&+ dan
telah terdapat *5&(+ dari total kasus sedunia
3
b
#emakaian %arum tidak steril)pemakaian bersama %arum suntik pada para pe,andu
narkotik suntik Risikonya sangat tinggi sampai lebih dari ?(+ Ditemukan
sekitar 75*+ dari total kasus sedunia
3
,
#enularan le-at tertusuk %arum pada petugas kesehatan Risikonya sekitar kurang
dari (,*+ dan telah terdapat kurang dari (,&+ dari total kasus sedunia
3
8urang lebih &(+ penularan HIV ter%adi melalui transmisi hori:ontal
3
7 In"eksi HIV se,ara vertikal ter%adi pada satu dari tiga periode berikut @
a
Intra uterin @ !er%adi sebelum kelahiran atau pada masa a-al kehamilan sampai
trisemester kedua, yang men,akup kira5kira 7(5*(+ dari penularan se,ara
vertikal Aanin dapat terin"eksi melalui transmisi virus le-at plasenta dan
mele-ati selaput amnion, khususnya bila selaput amnion mengalami peradangan
atau in"eksi
3
b
Intra partum @ !ransmisi vertikal paling sering ter%adi selama persalinan, kurang
lebih *(54(+, dan banyak "aktor5"aktor mempengaruhi risiko untuk terin"eksi
pada periode ini Se,ara umum, semakin lama dan semakin banyak %umlah kontak
neonatus dengan darah ibu dan sekresi serviks dan vagina, maka semakin besar
risiko penularan /ayi prematur dan //6R mempunyai risiko terin"eksi lebih
tinggi selama persalinan karena barier kulitnya yang lebih tipis dan pertahanan
imunologis pada mereka lebih lemah
3
,
#ost partum @ /ayi baru lahir terpa%an oleh ,airan ibu yang terin"eksi dan bayi
dapat tertular melalui pemberian air susu ibu yang terin"eksi HIV kira5kira 25
''+
6ebih dari ?(+ penularan HIV dari ibu ke anak ter%adi selama dalam kandungan,
persalinan dan menyusui
3
2.4 MANIFESTASI KLINIS
$ani"estasi klinis in"eksi HIV sangat luas spektrumnya, karena itu ada beberapa ma,am
klasi"ikasi Bang paling umum dipakai adalah klasi"ikasi yang dibuat oleh /enter for (isease
/ontrol (<D<), 9SA,sebagai berikut@
6
Stadium a-al in"eksi HIV
Stadium tanpa ge%ala
Stadium AR< (AIDS related comple+s)
Stadium AIDS
1. Masa I!"#as$
$asa inkubasi adalah -aktu ter%adinya in"eksi sampai mun,ulnya ge%ala pertama pada
pasien #ada in"eksi HIV hal ini sulit diketahui Dari penelitian pada sebagian besar
kasus dikatakan masa inkubasi rata5rata *5&( tahun, dan bervariasi sangat lebar, yaitu
antara 4 bulan sampai lebih dari &( tahun rata5rata '& bulan pada anak5anak dan 4(
bulan pada orang de-asa -alaupun belum ada ge%ala, tetapi yang bersangkutan telah
dapat men%adi sumber penularan
*
2. S%a&$"' a(a) $*+!s$
;e%ala ini serupa dengan ge%ala in"eksi virus umumnya yaitu berupa demam, sakit
kepala, sakit tenggorokan, mialgia, pembesaran kelen%ar getah bening dan rasa lemah
#ada sebagian orang, in"eksi dapat berat disertai kesadaran menurun

Sindrom ini akan
menghilang dalam beberapa minggu Dalam -aktu 754 bulan kemudian, tes serologi baru
akan positi", karena telah terbentuk antibodi $asa 754 bulan ini disebut 0indo0 periode,
dimana penderita dapat menularkan namun se,ara laboratorium hasil tes HIV5nya
negati"
*
3. S%a&$"' %a,a -+.a)a
Case akut akan diikuti "ase kronik asimptomatik yang lamanya bisa bertahun5tahun (*52
tahun) Virus yang ada di dalam tubuh se,ara pelan5pelan terus menyerang sistem
pertahanan tubuh 0alaupun tidak ada ge%ala, kita tetap dapat mengisolasi virus dari
darah pasien dan ini berarti bah-a selama "ase ini pasien %uga in"eksius !idak diketahui
se,ara pasti apa yang ter%adi pada HIV pada "ase ini $ungkin ter%adi replikasi lambat
pada sel5sel tertentu dan laten pada sel5sel lainnya !etapi %elas bah-a aktivitas HIV
ter%adi dan ini dibuktikan dengan menurunnya "ungsi sistem imun dari -aktu ke -aktu
$ungkin sampai %umlah virus tertentu tubuh masih dapat mengantisipasi sistem imun
*
4. S%a&$"' AIDS related compleks
Stadium AR< (AIDS Related <ompleD) adalah bila ter%adi ' atau lebih ge%ala klinis yang
berlangsung lebih dari 7 bulan, antara lain @
*
/erat badan turun lebih dari &(+
7
Demam lebih dari 71
(
<
8eringat malam hari tanpa sebab yang %elas
Diare kronis tanpa sebab yang %elas
Rasa lelah berkepan%angan
Herpes :oster dan kandidiasis mulut
#embesaran kelen%ar lim"e, anemia, leukopenia, lim"openia, trombositopenia
Ditemukan antigen HIV atau antibody terhadap HIV
5. S%a&$"' AIDS
Dalam stadium ini kekebalan tubuh penderita telah demikian rusaknya, sehingga pada
tahap ini penderita mudah diserang in"eksi oportunistik antara lain @ !/<, kandidiasis,
toDoplasmosis, pneumo,ystis, disamping itu %uga dapat ter%adi sarkoma kaposi (kanker
pembuluh darah kapiler) dan lim"oma

;e%ala AIDS dikatakan lengkap bila ge%ala AR<
ditambah dengan satu atau lebih penyakit oportunistik seperti pneumonia pneumo,ystis
,arinii, Sar,oma kaposi, in"eksi sitomegalovirus
.rang de-asa di,urigai menderita AIDS bila di%umpai minimal ' ge%ala mayor dan &
ge%ala minor

;e%ala5ge%ala mayor tersebut adalah@
*
#enurunan berat badan lebih dari &(+
Diare kronik lebih dari & bulan
Demam lebih dari & bulan (terus5menerus)intermitten)
Sedangkan yang termasuk ge%ala5ge%ala minor yaitu@
/atuk lebih dari & bulan
Dermatitis
Herpes :oster rekuren
8andidiasis oro"aring
6im"adenopatia umum
Herpes simpleks diseminata yang kronikEprogresi"
Anak5anak diduga menderita AIDS bila didapati minimal ' ge%ala mayor dan minor
dengan ,atatan tidak ada ri-ayat imunosupresi, misalnya kanker atau malnutrisi
berat
7,*
Adapun ge%ala mayor tersebut yaitu@
#enurunan berat badan atau pertumbuhan lambat dan abnormal
Diare kronik lebih dari & bulan
8
Demam lebih dari & bulan
Sedangkan yang termasuk ge%ala5ge%ala minor yaitu@
6im"adenopati umum
8andidiasis oro"aring
In"eksi umum (otitis, "aringitis)
/atuk persisten
Dermatitis umum
In"eksi HIV maternal
BAB III
KEHAMILAN DAN INFEKSI HIV
3.1. PENGARUH KEHAMILAN PADA PER/ALANAN PENYAKIT HIV
8ehamilan tidak se,ara signi"ikan mempengaruhi risiko kematian, progresivitas
men%adi AIDS atau progresivitas penurunan sel <D3 pada -anita yang terin"eksi HIV
7
9
#engaruh kehamilan terhadap sel <D3 pertama kali dilaporkan oleh /urns, dkk #ada
kehamilan normal ter%adi penurunan %umlah sel <D3 pada a-al kehamilan untuk
mempertahankan %anin #ada -anita yang tidak menderita HIV, persentase sel <D3 akan
meningkat kembali mulai trisemester ketiga hingga &' bulan setelah melahirkan Sedangkan
pada -anita yang terin"eksi HIV penurunan tetap ter%adi pada kehamilan dan setelah
melahirkan -alaupun tidak bermakna se,ara statistik Namun penelitian dari 1uropean
/ollaborati"e Study dan S0iss HIV 2regnancy /ohort dengan %umlah sample yang lebih
besar, menun%ukkan presentase penurunan sel <D3 selama kehamilan sampai 4 bulan setelah
melahirkan tetap stabil
&
8ehamilan ternyata hanya sedikit meningkatkan kadar virus ("iral load) HIV 8adar
virus HIV meningkat terutama setelah ' tahun persalinan, -alaupun se,ara statistik tidak
bermakna
'
8ehamilan %uga tidak memper,epat progresivitas penyakit men%adi AIDS Italian
Serocon"ersion Study Group membandingkan -anita terin"eksi HIV dan pernah hamil
ternyata tidak menun%ukkan perbedaan risiko men%adi AIDS atau penurunan <D3 men%adi
kurang dari '((
&

3.2 PENGARUH INFEKSI HIV PADA KEHAMILAN
#enelitian di negara ma%u sebelum era anti retrovirus menun%ukkan bah-a HIV tidak
menyebabkan peningkatan prematuritas, berat badan lahir rendah atau gangguan
pertumbuhan intra uterin
7
Sedangkan di negara berkembang, in"eksi HIV %ustru
meningkatkan ke%adian aborsi, prematuritas, gangguan pertumbuhan intra uterin dan
kematian %anin intra uterin terutama pada stadium lan%ut Selain karena kondisi "isik ibu yang
lebih buruk, %uga karena kemungkinan penularan perinatalnya lebih tinggi
&
3.3. TRANSMISI VERTIKAL HIV
!anpa intervensi, risiko penularan HIV dari ibu ke %aninnya yang dilaporkan berkisar
antara &*+53*+ Risiko penularan ini lebih tinggi di negara berkembang ('&+537+)
dibandingkan dengan negara ma%u (&3+5'4+) #enularan dapat ter%adi pada intra uterin,
intrapartum dan post partum Sebagian besar penularan ter%adi intra partum #ada ibu yang
tidak menyusui, '3+53(+ penularan ter%adi intra uterin dan 4(+52*+ ter%adi selama
persalinan Sedangkan pada ibu yang menyusui bayinya, sekitar '(+5'*+ penularan ter%adi
intra uterin, 4(+52(+ intra partum dan saat a-al menyusui dan &(+5&*+ setelah persalinan
Risiko in"eksi intra uterin, intra partum dan pas,a persalinan adalah 4+, &1+ dan 3+ dari
keseluruhan kelahian ibu dengan HIV positi"
&,'
1) T0as'$s$ I%0a U%+0$
10
8e%adian transmisi HIV pada %anin kembar dan ditemukannya DNA HIV, Ig$ anti5
HIV dan antigen p&. pada neonatus pada minggu pertama membuktikan bah-a transmisi
dapat ter%adi selama kehamilan
&
0alaupun masih belum %elas, mekanismenya diduga
melalui plasenta #emeriksaan patologi menemukan HIV dalam plasenta ibu yang
terin"eksi HIV Sel lim"osit atau monosit ibu yang terin"eksi HIV atau virus HIV itu
sendiri dapat men,apai %anin se,ara langsung melalui lapisan sinsitio5tro"oblas, atau
se,ara tidak langsung melalui tro"oblas dan mengin"eksi sel makro"ag plasenta (sel
Hou"bauer) yang mempunyai reseptor <D3
&
$enurut 2ediatric Virology /ommittee of the AI(S /linical 'rials Group
(#A<!;), transmisi dikatakan intra uterin)in"eksi a-al, %ika tes virologi positi" dalam 31
%am setelah kelahiran dan tes berikutnya %uga positi"
&
/eberapa penelitian mengemukakan "aktor5"aktor yang berperan pada transmisi
antepartum seperti yang ter,antum pada table & $alnutrisi yang seringkali ditemukan
pada -anita dengan HIV5AIDS, akan meningkatkan risiko transmisi karena akan
menurunkan imunitas, meningkatkan progresivitas penyakit ibu, meningkatkan risiko
berat badan lahir rendah dan prematuritas dan menurunkan "ungsi imunitas
gastrointestinal dan integritas "etus #ada penelitian prospekti" random terkontrol,
de"isiensi vitamin A (kurang dari &,(* mmol)6) yang dihubungkan dengan gangguan
"ungsi sel ! dan sel / ternyata berhubungan dengan peningkatan transmisi HIV Namun
penelitian Drey"uss, dkk tidak dapat membuktikan bah-a de"isiensi mikronutrien akan
meningkatkan transmisi antepartum atau sebaliknya
&
2) T0as'$s$ I%0a,a0%"'
!ransmisi intrapartum)in"eksi lambat didiagnosis %ika pemeriksaan virologis negati"
dalam 31 %am pertama setelah kelahiran dan tes & minggu berikutnya men%adi positi" dan
bayi tidak menyusui
&
Selama persalinan, bayi dapat tertular darah atau ,airan servikovaginal yang
mengandung HIV melalui paparan trakheobronkial atau tertelan pada %alan lahir HIV
ditemukan pada ,airan servikovaginal -anita terin"eksi HIV5AIDS sekitar '&+ dan pada
,airan aspirasi lambung bayi yang dilahirkan sekitar &(+ !erdapatnya HIV pada ,airan
servikovaginal berhubungan dengan duh tubuh vagina abnormal, kadar sel <D3 yang
rendah dan de"isiensi vitamin A Selain menurunkan imunitas, de"isiensi vitamin A akan
menurunkan integritas plasenta dan permukaan mukosa %alan lahir, sehingga akan
memudahkan ter%adi trauma pada %alan lahir dan transmisi HIV se,ara vertikal
&
11
/esarnya paparan pada %alan lahir %uga dikaitkan dengan ulkus serviks atau vagina,
korioamnionitis, ketuban pe,ah sebelum -aktunya, persalinan prematur, penggunaan
elektrode pada kepala %anin, penggunaan vakum atau "or,eps, episiotomi dan rendahnya
kadar <D3 ibu 8etuban pe,ah lebih dari 3 %am sebelum persalinan akan meningkatkan
risiko transmisi antepartum sampai dua kali lipat dibandingkan %ika ketuban pe,ah
kurang dari 3 %am sebelum persalinan
&
Diantara "aktor5"aktor tersebut, kadar HIV ibu pada saat persalinan atau men%elang
persalinan merupakan prediktor paling penting 8arena itu, risiko penularan lebih tinggi
ter%adi pada ibu hamil dengan in"eksi HIV primer Namun, belum ada angka pasti pada
kadar HIV berapa penularan dapat ter%adi #enelitian dari Women and Infants
'ransmission Study3 ;ar,ia, dkk melaporkan '&+ penularan HIV pada ibu dengan kadar
HIV men%elang atau saat persalinan F&(((((G&((((( kopi)m6 penularan yang ter%adi
47+
&
Aohn, dkk menemukan penularan empat kali lebih tinggi pada ibu dengan kadar
HIVG37((( kopi)m6 Namun, kadar HIV yang rendah atau tidak terdeteksi tidak
men%amin bah-a bayi tidak akan tertular karena pada beberapa kasus penularan tetap
ter%adi Aohn, dkk pada penelitiannya mengemukakan transmisi yang ter%adi pada tiga
orang ibu dengan kadar HIVF*(((G& %uta kopi)m6 Selain itu, kadar HIV ibu sebelum
dan saat persalinan %uga akan menentukan kadar HIV pada bayi yang ditularkannya
0iener, dkk mengemukakan hubungan linier kadar HIV ibu dan kadar HIV bayi pada 7
bulan pertama kehidupannya
&
Selain "aktor ibu, "aktor %anin ternyata %uga mempengaruhi transmisi perinatal
#rematuritas dan berat badan lahir rendah diduga berperan karena sistem imunitas pada
bayi tersebut belum berkembang baik /eberapa penelitian menghubungkan kelahiran
prematur dengan stadium penyakit HIV ibu, penggunaan kokain atau opiat #ada bayi
kembar, urutan kelahiran %uga memegang peranan $enurut Duliege, dkk bayi yang lahir
pertama kali mempunyai risiko penularan dua kali lebih tinggi dibandingkan bayi yang
lahir kedua Hal tersebut disebabkan bayi yang lahir pertama lebih lama berada di%alan
lahir dan biasanya berukuran lebih besar, sehingga se,ara tidak langsung membersihkan
%alan lahir untuk bayi yang lahir berikutnya
&
3) T0as'$s$ P1s% Pa0%"'
Air susu ibu diketahui mengandung HIV ,ukup banyak 8onsentrasi median sel
yang terin"eksi HIV pada ibu yang menderita HIV adalah & per &(
3
sel #artikel virus
dapat ditemukan pada komponen sel dan non5sel air susu ibu #ada penelitian Nduati, dkk
HIV ditemukan pada *1+ pemeriksaan kolostrum dan air susu ibu 8adar HIV tertinggi
12
dalam air susu ibu ter%adi mulai minggu pertama sampai tiga bulan setelah persalinan
HIV dalam konsentrasi rendah masih dapat dideteksi pada air susu ibu sampai ? bulan
setelah persalinan Risiko penularan pada bayi yang disusui paling tinggi pada enam
bulan pertama, kemudian menurun se,ara bertahap pada bulan5bulan berikutnya
&,&&
8adar HIV pada air susu ibu dipengaruhi kadar serum ibu, sel <D3 ibu, de"isiensi vitamin
A Semba, dkk mengemukakan bah-a kadar HIV di dalam air susu ibu lebih tinggi pada
ibu yang anaknya terin"eksi HIV daripada yang tidak terin"eksi HIV
&
/erbagai ma,am "aktor lain yang dapat meningkatkan risiko transmisi HIV
melalui air susu ibu antara lain mastitis atau luka diputing susu, abses payudara, lesi
dimukosa mulut bayi, prematuritas dan respon imun bayi
&

Ta#+) 3.1 Fa!%10 2a- #+03"#"-a &+-a %$--$2a 0+s$!1 ,+")a0a 4+0%$!a) HIV
&a0$ $#" !+ aa!.
#eriode Caktor
Antepartum 8adar HIV ibu, %umlah <D3 ibu, de"isiensi vitamin A, mutasi ko5reseptor
HIV gp&'( dan gp&4(, malnutrisi, perokok, pengambilan sample vili
korion, amniosentesis
Intrapartum 8adar HIV pada ,airan servikovaginal ibu, ,ara persalinan, ketuban
pe,ah sebelum -aktunya, persalinan prematur, penggunaan elektrode
pada kepala %anin, penyakit ulkus genital akti", laserasi vagina,
korioamnionitis, episiotomi, persalinan dengan vakum atau "orseps
#as,apersalinan Air susu ibu, mastitis
Selain "aktor5"aktor yang sudah disebutkan diatas, risiko transmisi %uga
dipengaruhi %enis virus !ransmisi vertikal pada ibu yang menderita HIV5' %auh lebih
rendah daripada HIV5&, hanya &+ Demikian %uga angka kematian bayi yang terin"eksi
HIV5& lebih tinggi daripada bayi yang terin"eksi HIV5'
&,',7
BAB IV
DIAGNOSIS INFEKSI HIV
Seperti penyakit lain, diagnosis in"eksi HIV %uga ditegakkan berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan klinis dan hasil penemuan laboratorium Anamnesis yang mendukung
kemungkinan adanya in"eksi HIV misalnya @
& 6ahir dengan ibu risiko tinggi
' 6ahir dari ibu dengan pasangan risiko tinggi
7 #enerima tran"usi darah atau komponennya, terutama bila berulang dan tanpa u%i HIV
3 #enggunaan obat parenteral atau intravena se,ara keliru (biasanya pe,andu narkotika)
13
* Homoseksual atau biseksual
4 8ebiasaan seksual yang keliru
;e%ala klinis yang mendukung misalnya in"eksi oportunistik, penyakit menular
seksual, in"eksi yang berulang atau berat, terdapat gagal tumbuh, adanya ense"alopati yang
menetap atau progresi", penyakit paru interstitial, keganasan sekunder, kardiomiopati dan
lain5lainnya 9ntuk diagnostik yang pasti diker%akan pemeriksaan laboratorium mulai dari
yang relati" sederhana hingga yang relati" sulit dan mahal, yaitu mulai dari menentukan
adanya antibodi anti5HIV misalnya dengan H6ISA (1nyme #in+ed Immunosorbant Assay)
yang dilan%utkan dengan u%i yang lebih pasti seperti Western blot assay dan lain5lainnya
4
4.1 PEMERIKSAAN LABORATORIUM
9mumnya pemeriksaan laboratorium untuk HIV)AIDS dibagi atas tiga kelompok, yaitu
?

a #embuktian adanya antibodi atau antigen HIV
b #emeriksaan status imunitas
, #emeriksaan terhadap in"eksi oportunistik dan keganasan
a.
P+'#"!%$a a&a2a A%$#1&$ a%a" A%$-+ HIV
5
HIV terdiri dari selubung, kapsid dan inti $asing5masing terdiri dari protein yang
bersi"at sebagai antigen dan menimbulkan pembentukkan antibodi dalam tubuh yang
terin"eksi Aenis antibodi yang telah diketahui banyak sekali, tetapi yang penting untuk
diagnostik adalah @ antibodi gp3& gp&'( dan p'3
!eknik pemeriksaan adalah sebagai berikut @

!es untuk mengu%i antibodi HIV


!erdapat berbagai ma,am ,ara yaitu@ H6ISA (1nyme #in+ed Immunosorbent
Assay), 0estern /lot, RI#A (!adioImmuno2resipitation Assay) dan ICA
(Immuno4luorescence Assay*

!es untuk mengu%i antigen HIV, dapat dengan ,ara @ pembiakan virus, antigen
p'3, dan 2olymerase /hain !eaction (#<R)

Bang praktis dan umum dipakai adalah tes H6ISA, karena tes ini memiliki
sensitivitas yang tinggi .leh karena itu untuk menghindari adanya hasil tes yang positi"
palsu, tes H6ISA perlu dikon"irmasi dengan tes 0estern /lot yang mempunyai
spesi"isitas yang tinggi Setiap tes positi" dengan H6ISA I akan diulangi dengan H6ISA II
dari sampel yang sama, dan bila tes kedua positi" lalu dilakukan tes 0estern /lot
Dengan kon"irmasi tes 0estern /lot ini, hasil tes dikatakan positi"
4
14
S9DS (Single 9se Diagnosti, System) adalah tes antibodi HIV yang ,epat yang
tersedi di 9nited State #ada beberapa penelitian, S9DS dilaporkan mempunyai rata5rata
"alse(I) sekitar *(+ sehingga hal ini mempersulit untuk diagnosa
4
#.
T+s Ya- M+"."!!a A&a2a D+*$s$+s$ I'"
9ntuk ini dapat dilakukan pemeriksaan Hb, %umlah leukosit, trombosit, %umlah
lim"osit dan sediaan apus darah tepi atau sumsum tulang #ada pasien AIDS dapat
ditemukan anemia, leukopenia)lim"openia, trombositopenia, dan displasia sumsum
tulang normo atau hiperseluler

Dapat dilakukan perhitungan %umlah sel lim"osit !,
lim"osit /, sel lim"osi <D3 dan <D1 Dikatakan ter%adi gangguan sistem imun bila telah
ter%adi penurunan %umlah sel lim"osit, sel <D3 dan menurunnya ratio <D3)<D1
4
!es kulit D!H ((elayed 'ype Hypersensiti"ity) untuk tuberkulin dan kandida yang
hasilnya negati" atau anergi menun%ukkan kegagalan imunitas seluler $ungkin sa%a
%umlah <D3 masih normal, tetapi "ungsinya sudah menurun Dapat ter%adi poliklonal
hipergammaglobulinemia (IgA dan Ig;) yang menun%ukkan adanya rangsangan non
spesi"ik terhadap sel / untuk membentuk imunitas seluler
4
6.
T+s U%"! I*+!s$ O,10%"$s%$! A%a" Ka!+0.
Setiap in"eksi oportunistik atau kanker sekunder yang ada pada pasien AIDS
diperiksa sesuai dengan metode diagnostik penyakitnya masing5masing $isalnya
pemeriksaan untuk kandidiasis, #<#, !/< paru, dan sebagainya 8adang5kadang perlu
pemeriksaan penun%ang lain, seperti laboratorium rutin, serologis, radiologis, 9S;, <!
s,ann, bronkoskopi, pembiakan, histopatologi dan sebagainya
4
4.2 DIAGNOSIS INFEKSI HIV PADA 7ANITA
In"eksi HIV pada -anita seringkali terdeteksi pada masa kehamilan, -aktu dilakukan
u%i saring HIV antenatal 9%i serologis HIV5& antibodi spesi"ik Ig; merupakan tes dengan
spesi"ikasi yang tinggi Sera yang reakti" terhadap anti HIV pada u%i saring, sebaiknya diu%i
ulang dan hasilnya dikon"irmasikan dengan sistem u%i lainnya 9ntuk diagnostik, ,ontoh sera
harus diambil ulang untuk mengkon"irmasi ada tidaknya in"eksi #ada umumnya -anita yang
terin"eksi menampilkan kondisi sera yang reakti" 451 minggu setelah in"eksi, meskipun pada
beberapa kasus antibodi tersebut tidak timbul setelah 45? bulan kemudian
&,4,?
Hasil negati" tes antibodi berarti -anita tersebut tidak terkena in"eksi HIV lebih dari 4
bulan yang lalu, tetapi dapat %uga berarti u%i negati" palsu ("alse negati"), bila -anita itu diu%i
pada -aktu periode %endela (-indo- periode) antara in"eksi dan serokonversi
&,4
4.3. DIAGNOSIS INFEKSI HIV PADA ANAK
15
#ada bayi pemeriksaan serologis standar seperti Ig; anti5HIV dan 0estern /lot tidak
dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis sebelum usia &1 bulan Hal ini disebabkan
masih dapat ditemukannya Ig; anti5HIV ibu yang mele-ati plasenta di darah bayi, bahkan
sampai usia '3 bulan Sedangkan IgA dan Ig$ anti5HIV tidak dapat mele-ati plasenta,
sehingga dapat digunakan untuk kon"irmasi diagnosis bila ditemukan pada bayi Akan tetapi,
sensitivitas kedua pemeriksaan ini masih rendah
'

#ada bayi di ba-ah usia &1 bulan, pemeriksaan yang dapat dilakukan antara lain
kultur HIV, teknik #<R (2olymerase chain !eaction) untuk mendeteksi DNA atau RNA HIV
dan deteksi antigen p'3
&
In"eksi HIV ditegakkan bila dua sample dari dua kali pemeriksaan
yang berbeda dengan kultur, DNA HIV atau RNA HIV menun%ukkan hasil positi" Disebut
tidak terin"eksi bila dua ma,am sampel tes yang berbeda menun%ukkan hasil negati"
&,'
#ada bayi usia &1 bulan keatas, in"eksi HIV ditegakkan %ika pemeriksaan antibodi
menetap atau bayi meninggal akibat penyakit terkait HIV Disebut tidak terin"eksi bila dua
kali pemeriksaan antibodi menun%ukkan negati" #emeriksaan antibodi ini kemudian
dilan%utkan dengan kon"irmasi pemeriksaan Western 5lot
&,7
/ila timbul ke,urigaan anak terin"eksi HIV, penting untuk melakukan konseling pada
ibu dan meminta persetu%uan sebelum melakukan tes darah ibu /ila ibu positi" terin"eksi,
maka perlu %uga melakukan tes pada suaminya Selan%utnya konseling pas,a tes %uga
diperlukan bila hasil pada anaknya terbukti positi" agar orangtua mengetahui gambaran
mengenai penyakit anaknya, ,ara melakukan pera-atan di rumah, men%aga kualitas hidup
anak sebaik mungkin, ,ara pen,egahan penularan perinatal pada anak selan%utnya dan beker%a
sama dengan pihak5pihak lain seperti psikolog, lembaga sosial, tokoh agama dan petugas5
petugas kesehatan lainnya
&
Di Indonesia untuk mende"inisikan kasus HIV pada anak dipakai kriteria
0H.)9NAIDS Anak berumur &1 bulan atau kurang @
2
Ditemukan ' ge%ala mayor yang berkaitan dan ' ge%ala minor dengan ibu yang HIV
positi" ;e%ala ini bukan disebabkan oleh keadaan lain yang tidak berkaitan dengan in"eksi
HIV Anak berumur diatas &1 bulan menun%ukkan tes HIV yang positi", dan sekurang5
kurangnya didapatkan ' ge%ala mayor dan ' ge%ala minor diba-ah ini dengan ibu HIV positi"
dan ge%ala tersebut bukan disebabkan oleh keadaan lain yang tidak berkaitan dengan in"eksi
HIV
2
;e%ala mayor @
& /erat badan menurun atau gagal tumbuh
' Diare terus menerus atau berulang dalam -aktu lebih dari & bulan
16
7 Demam terus menerus atau berulang dalam -aktu lebih dari & bulan
3 In"eksi saluran perna"asan bagian ba-ah yang parah atau menetap
;e%ala minor @
& 6im"adenopati generalisata atau hepatosplenomegali
' 8andidiasis oral atau tenggorokan
7 In"eksi bakteri dan)atau virus yang berulang (misalnya otitis media akut, "aringitis
3 /atuk kronis
* Dermatitis yang luas
4 Hnse"alitis
$ani"estasi lain yang mungkin timbul tetapi tidak termasuk dalam kriteria diagnosis, antara
lain masalah persara"an, keterlambatan perkembangan, pembesaran kelen%ar parotis pada
kedua sisi, abses berulang, meningitis dan herpes simpleD yang berulang dan persisten
2
BAB V
PENATALAKSANAAN INFEKSI HIV
8.1. PENCEGAHAN
8.1.1. MENGHINDARI FAKTOR RESIKO
$enghindari "aktor5"aktor resiko tersebut antara lain dengan ,ara@
& A J Abstinen,e ( %auhi seks), maksudnya menghindari hubungan seksual di luar
pernikahan dengan siapapun
' / J /e "aith"ul (setia dengan pasangan), hindari berganti5ganti pasangan dalam
melakukan hubungan seksual
17
7 < J ,ondom, pakailah kondom setiap melakukan hubungan seksual penetrati"
(terutama bagi lesbian yang menggunakan alat5alat bantu) yaitu melakukan hubungan
seksual, baik se,ara anal, vaginal maupun oral 8arena kondom dapat men,egah
pertukaran ,airan tubuh yang mungkin mengandung HIV
3 Hindari hubungan dengan tuna susila (-anita maupun pria) meskipun di daerah yang
dikatakan bebas AIDS
* #erhatikan ,ara sterilisasi bila menggunakan alat5alat seperti %arum, %arum suntik, alat
tusuk untuk tato, tindik Hindari perilaku pemakaian %arum suntik se,ara bergantian
atau bersamaan
#eranan konseling tes HIV sangat diperlukan melihat banyaknya "aktor5"aktor risiko
untuk ter%adinya HIV5AIDS 8onseling dan tes HIV sebaiknya dilakukan oleh setiap
pasangan8onseling dan tes HIV sukarela atau sering disebut Voluntary counseling and
testing (V<!) adalah kegiatan melakukan konseling dan tes HIV se,ara sukarela atas
kemauan pasien sendiri Di dalam V<! ada ' kegiatan utama yaitu konseling dan tes HIV
8onseling dalam rangka V<! terutama dilakukan sebelum dan sesudah tes HIV 8onseling
setelah tes HIV dapat dibedakan men%adi dua yakni konseling untuk hasil tes positi" dan
konseling untuk hasil tes negati" Namun demikian sebenarnya masih banyak %enis konseling
lain yang sebenarnya perlu diberikan kepada pasien berkaitan dengan hasil V<! yang positi",
seperti konseling pen,egahan, konseling kepatuhan berobat, konseling keluarga, konseling
berkelan%utan, konseling menghadapi kematian dan konseling untuk masalah psikiatris yang
menyertai klien)keluarga dengan HIV5AIDS
4,?
$eskipun V<! adalah sukarela namun utamanya diperuntukkan bagi orang5orang
yang sudah terin"eksi HIV5AIDS dan keluarganya, atau semua orang yang men,ari
pertolongan karena merasa telah melakukan tindakan berisiko di masa lalu dan mereka yang
tidak men,ari pertolongan namun berisiko tinggi
Ada beberapa prinsip yang harus dipatuhi dalam pelayanan V<!, yakni @
& Dilakukan dengan sukarela, tanpa paksaan
' Dengan persetu%uan klien (in"ormed ,onsent)
7 Adanya proses konseling
3 !idak boleh dilakukan tanpa adanya konselor atau dilakukan diam5diam
* !es dilakukan dengan men%aga kerahasiaan
K1s+)$- ,0a &a ,as6a %+s HIV
8onseling pra dan pas,a tes bagi perempuan hamil menyangkut beberapa hal di ba-ah ini@
& 8onseling pra tes
18

In"ormasi mengenai penularan HIV melalui hubungan seksual dan bagaimana


men,egahnya

In"ormasi mengenai penularan HIV dari ibu ke anak dan bagaimana


penanggulangannya

Aaminan kerahasiaan dan bagaimana mendiskusikan kerahasiaan dan kemungkina


konseling bagi pasangan

Implikasi dari tes negati" @ termasuk program promosi menyusui dengan ASI

Implikasi dari tes positi" @ keuntungan dan kerugiannya intervensi yang di pilih
' 8onseling pas,a tes
Hasil tes negati" @
In"ormasi untuk men,egah penularan masa depan
Dian%urkan untuk melakukan tes kembali
#romosi ASI eksklusi" kepada ibu hamil yang tidak terdeteksi HIV
Hasil tes positi" @
In"ormasi mengenai pilihan5pilihan untuk terapi termasuk pengobatan untuk
dirinya dan untuk pen,egahan penularan ke bayi #erlu %uga di ketahui
mengenai kondisi keuangan dan harga terapi anti retrovirus
8onseling yang menyangkut pilihan5pilihan pemberian ASI, dukungan
"inansial untuk susu "ormula, ada stigma dari masyarakat dan keluarga
In"ormasi dan konseling mengenai 8/ dan kemungkinan kehamilan masa
depan
8onseling pemberitahuan pada pasangan dan masalah kerahasiaan
In"ormasi dan layanan ru%ukan untuk dukungan, pera-atan, pengobatan %uga
persalinan
8.1.2. PEMBERIAN ANTIRETROVIRUS (ART)
Highly acti"e anti%retro"iral therapy (HAAR!) adalah kemoterapi antivirus yang
disarankan oleh 0H. untuk ibu hamil sebagai pengobatan utama HIV selama masa
kehamilan dan postpartum Selain memperbaiki kondisi maternal, HAAR! terbukti dapat
men,egah transmisi perinatal yaitu dengan mengurangi replikasi virus dan menurunkan
%umlah "iral load maternal
&
.bat pilihan pertama yang boleh digunakan untuk ibu hamil adalah lamivudine (7!<)
&*( mg dan :idovudine (KDV) '*( mg untuk golongan nucleoside re"erse transcriptase
19
inhibitors (NR!Is), nevirapine (NV#) '(( mg untuk golongan non5NR!Is (NNR!Is),
indinavir 1(( mg dan nel"inavir 2*( mg untuk golongan protease inhibitors (#I)' .bat5
obatan ini terbukti memiliki potensi teratogenik dan e"ek samping maternal yang sangat
minimal Sasaran terapi ARV pada kehamilan adalah untuk men%aga "iral load diba-ah &(((
kopi)ml 8ombinasi terapi ARV dian%urkan untuk semua kasus yaitu ' NR!Is)NNR!Is
dengan & #I /erhubung KDV merupakan satu5satunya obat yang menun%ukkan penurunan
transmisi perinatal, obat ini harus digunakan kapan sa%a memungkinkan sebagai bagian dari
HAAR! Apabila "iral load F&(,((( kopi)m6, monoterapi KDV '*( mg dapat diberikan
se,ara oral 'D sehari, dimulai antara umur kehamilan '( sampai '1 minggu Aika -anita yang
terin"eksi HIV ditemukan pada proses kelahiran, baik dengan status HIV positi" sebelumnya
atau dengan hasil rapid F&(()ml Aithromycin menggantikan clarithromycin sebagai
pro"ilaksis $A< Dosis seminggu sekali %ika %umlah <D3 F*()ml 0anita yang sebelumnya
mengkonsumsi obat5obatan tersebut
sebelum
hamil sebaiknya tidak menghentikan
pengobatannya
&,?
A. M11%+0a,$ 9$&14"&$+
.bat antiretrovirus yang pertama kali diteliti untuk mengurangi risiko transmisi
perinatal adalah :idovudin (KDV) #ada 2ediatric Virology /ommittee of the AI(S /linical
'rials Group (#A<!;) (24, :idovudin yang diberikan peroral mulai minggu ke5&3
kehamilan, dilan%utkan :idovudin intravena pada saat intrapartum untuk ibu, diikuti dengan
:idovudin sirup yang diberikan pada bayi se%ak usia 45&' %am sampai 4 minggu
&
Ta#+) 8.1. R+-$'+ ,+'#+0$a 9$&14"&$+ #+0&asa0!a PACTG :;5
A%+,a0%"' Kidovudine oral dari kehamilan &3573 minggu *D&((mg)hari
I%0a,a0%"' Kidovudine intravena, dosis a-al 'mg)kg//)%am,dilan%utkan
in"us &mg)kg// sampai & hari setelah melahirkan
P1s%,a0%"' Kidovudine sirup, ' mg)kg//, dimulai 15&' %am postpartum
dan diteruskan sampai 4 minggu
#ada penelitian ini bayi tidak mendapat air susu ibu <ara ini ternyata e"ekti"
menurunkan transmisi perinatal dari '*,*+ pada kelompok kontrol men%adi 1,7+ /eberapa
penelitian men,oba menggunakan :idovudin dalam %angka -aktu yang lebih singkat dengan
regimen yang lebih sederhana dan murah $akin lama penggunaan antiretrovirus, makin
besar kemungkinan penurunan resiko transmisi HIV Selain monoterapi dengan :idovudin,
regimen lain yang sudah diteliti alah monoterapi dengan nevirapin dan terapi kombinasi
20
:idovudin dan lamivudin Saat ini di Indonesia beberapa antiretrovirus tersebut sudah
tersedia dalam bentuk generik dengan harga yang lebih murah antara lain :idovudin,
lamivudin, nevirapin dan stavudin
&

B. N+4$0a,$
Dapat diberikan dosis tunggal '(( mg bagi ibu pada saat melahirkan disertai pemberian
nevirapin ' mg)kg// dosis tunggal bagi bayi pada usia ' atau 7 hari Selain karena harga
obat generiknya yang ,ukup murah, seringkali -anita hamil terin"eksi HIV5AIDS baru dating
pada saat melahirkan
&
Ta#+) 8.2. Ka%+-10$ FDA a%$0+%014$0"s "%"! &$-"a!a ,a&a !+3a'$)a
&,2
;olongan .bat 8ategori CDA
Nu+leosida !e"erse 'ranscriptase
Inhibitor (NR!I)
L Kidovudin)KDV)AK!
L Kalsitabin)dd<
L Didanosin)ddl
L Stavudin)d3!
L 6amivudin)7!<
L Aba,avir)A/<
L !eno"ovir)DC
<
<
/
<
<
<
/
Non Nu+leosida !e"erse 'ranscriptase
Inhibitor (NNR!I)
L Nevirapin
L Delavirdin
L H"aviren:
<
<
<
2rotease Inhibitor (#I) L Indinavir
L Ritonavir
L SaMuinavir
L Nelvina"ir
L Amprenavir
L 6opinavir
<
/
/
/
<
<
;olongan lain L hidroksiurea D
8eterangan @
8ategori / @ !idak terdapat resiko untuk %anin pada penelitian pada he-an, namun belum
terdapat penelitian pada -anita hamilN atau penelitian pada he-an
menun%ukkan e"ek samping yang yang tidak sesuai dengan penelitian
kontrol pada -anita hamil trisemestar pertama (dan tidak beresiko pada
trisemester berikutnya)
21
8ategori < @ #ada penelitian he-an ditemukan e"ek samping pada %anin (teratogenik atau
embrisiodal atau lainnya) dan belum terdapat penelitian kontrol pada -anita
hamil atau belum terdapat penelitian e"ek samping obat pada he-an ataupun
-anita hamil .bat kategori ini hanya diberikan %ika keuntungannya
melebihi resiko potensial pada %anin
8ategori D @ !erdapat bukti positi" resiko e"ek samping pada %anin manusia, namun
keuntungan pada -anita hamil dapat diterima dibandingkan resikonya
terutama untuk penyelamatan %i-a
8.2. PENATALAKSANAAN OBSTERIK
#ersalinan dengan elekti" seksio sesaria ternyata %uga dapat menurunkan transmisi
perinatal #ersalinan ini dinilai dapat meminimalkan terpaparnya %anin terhadapa darah
maternal, akibat pe,ahnya selaput plasenta dan sekresi maternal, saat %anin mele-ati %alan
lahir Indikasi persalinan dengan elekti" seksio sesaria adalah -anita tanpa pengobatan
antiviral, -anita yang mengkonsumsi HAAR! dengan "iral load G*(kopi)m6, -anita yang
hanya mengkonsumsi monoterapi KDV, -anita dengan HIV positi" dan koin"eksi virus
hepatitis, termasuk H/V dan H<V In"us KDV diberikan se,ara intravena selama persalinan
elekti" seksio sesaria dengan dosis ' mg)kg selama & %am, diikuti dengan & mg)kg sepan%ang
proses kelahiran #ada persalinan ini, in"us KDV dimulai 3 %am sebelumnya dan dilan%utkan
sampai tali pusar sudah ter%epit National Guidelines menyarankan pemberian antibiotik
peripartum pada saat persalinan untuk men,egah ter%adinya in"eksi #ersalinan pervaginama
yang diren,anakan hanya boleh dilakukan oleh -anita yang mengkonsumsi HAAR! dengan
"iral load F*( kopi)m6 Aika pasien ini tidak ingin melakukan persalinan le-at vagina, seksio
sesaria harus di%ad-alkan pada umur kehamilan 7?I minggu, untuk meminimalkan resiko
transient tachypnea of the ne0born (!!N)2 #rosedur invasi" seperti pengambilan sampel
darah "etal dan penggunaan eletrode kulit kepala "etal merupakan kontraindikasi #ada
persalinan pervaginam, amniotomi harus dihindari, tetapi tidak %ika proses kelahiran kala '
meman%ang Aika terdapat indikasi alat bantu persalinan, "orsep dengan kavitas rendah lebih
disarankan untuk %anin karena insiden trauma "etal lebih ke,il
&
8.3. PENATALAKSANAAN PASCA PERSALINAN
Setelah melahirkan, ibu sebaiknya menghindari kontak langsung dengan bayi Dosis
terapi antibiotik pro"ilaksis, ARV dan imunosuporti" harus diperiksa kembali Indikasi
penggunaan in"us KDV adalah kombinasi single dose NV# '(( mg dengan 7!< &*( mg tiap
&' %am, dan dilan%utkan KDV)7!< kurang lebih selama 2 hari post partum untuk men,egah
resistensi NV# Imunisasi $$R dan "aricella oster %uga diindikasikan, %ika %umlah lim"osit
22
<D3 diatas '(( dan 3(( Ibu disarankan untuk menggunakan kontrasepsi pada saat
berhubungan seksual
&,?
8.3.1. PEMBERIAN AIR SUSU IBU
Se,ara teori, ASI dapat memba-a HIV dan dapat meningkatkan transmisi perinatal
.leh karena itu, 0H. tidak merekomendasikan pemberian ASI pada ibu dengan HIV positi",
meskipun mereka mendapatkan terapi ARV
',7,*
Saran suporti" mengenai susu "ormula pada
bayi sangat diperlukan untuk men,egah gi:i buruk pada bayi $enurut penelitian yang
dilakukan di Hropa, semua -anita dengan HIV positi" direkomendasikan untuk
mengkonsumsi kabergolin & mg oral dalam '3 %am setelah melahirkan, untuk menekan
laktasi
&,1
8.3.2. PILIHAN UNTUK HAMIL PADA 7ANITA YANG TERINFEKSI HIV<AIDS
Seperti yang sudah ditun%ukkan berbagai penelitian dengan antiretrovirus,
penatalaksanaan obstetrik yang tepat dan pemilihan susu yang sesuai, kemungkinan transmisi
HIV dari ibu ke bayinya dapat dikurangi, namun tidak dapat sama sekali dihilangkan Selain
itu, intervensi5intervensi ini belum tersedia luas di negara5negara berkembang seperti
Indonesia /anyak -anita hamil yang belum men%alani konseling yang sesuai, serta
pelayanan antenatal dan obstetrik di tempat5tempat yang menyediakan antiretrovirus 8arena
itu, timbul pertanyaan Oapakah keinginan -anita yang terin"eksi HIV5AIDS dan pasangannya
untuk mempunyai keturunan sendiri lebih penting daripada resiko menularkan penyakit serius
seperti HIV kepada bayinya
&
Selain kemungkinan tertular HIV, anak yang dilahirkan -anita yang terin"eksi HIV5
AIDS %uga mempunyai kemungkinan men%adi yatim piatu pada usia muda karena kematian
ibunya akibat AIDS 8ematian orangtuanya akibat AIDS akan menyebabkan anak berada
pada situasi yang membahayakan Anak yang tidak mempunyai orang tua lagi ,enderung
men%adi malnutrisi dan terlambat tumbuh kembangnya dibandingkan dengan anak yang
dibesarkan dengan orang tua $ereka %uga ,enderung kurang mendapatkan pendidikan dan
layanan kesehatan dibandingkan anak lainnya /elum lagi akibat isolasi sosial dari
masyarakat karena dilahirkan dari ibu yang terin"eksi HIV5AIDS
&,?
Seseorang dengan HIV5
AIDS yang mempunyai pasangan sebaiknya men%alani konseling tentang pilihan reproduksi
mereka, apakah mempunyai anak atau tidak Selan%utnya, keputusan tetap di tangan mereka
Alternati" terbaik adalah tidak mempunyai anak atau adopsi Namun, %ika pasangan suami
istri tersebut memutuskan untuk mempunyai anak sendiri dengan kemungkinan in"eksi yang
sudah disadari, pasangan tersebut sebaiknya pergi ke "asilitas kesehatan yang menyediakan
konseling Hvaluasi, terapi dan pemantauan penularan perinatal HIV /eberapa alternati" yang
23
dapat dilakukan adalah pemakaian antiretrovirus, inseminasi dan pen,u,ian sperma bagi
suami, operasi seksio sesarea dan tidak menyusui bayi
&,?
8.4. PENCEGAHAN DAN PENATALAKSANAAN INFEKSI OPORTUNISTIK SELAMA
KEHAMILAN
In"eksi oportunistik ter%adi karena kekebalan tubuh yang amat menurun #ola in"eksi
oportunistik berbeda di berbagai negara tergantung pola mikroba yang ada dalam tubuh atau
lingkungan penderita In"eksi ini dapat disebabkan oleh kuman yang semula komensal,
reaktivasi kuman atau parasit yang telah ada dalam tubuh pasien atau in"eksi baru
&,7
!erapi pro"ilaksis dan terapi terhadap in"eksi 6ycobacterium tuberculosis,
pneumocystis carinii, 6 a"ium comple73 'o7oplasma gondii dan virus Herpes simple7 pada
-anita hamil yang terin"eksi HIV5AIDS tidak berbeda dengan -anita terin"eksi HIV5AIDS
yang tidak hamil Namun pro"ilaksis primer terhadap in"eksi sitomegalovirus, kandida dan
in"eksi %amur invasi" tidak dian%urkan se,ara rutin mengingat toksisitas obatnya Clukona:ol
misalnya, diketahui dapat menyebabkan de"ormitas skeletal dan kranio"asial pada pemakaian
%angka lama selama kehamilan Vaksinasi hepatitis /, in"luen:a dan pneumokokus tetap dapat
diberikan selama kehamilan Sebaiknya vaksinasi tersebut diberikan sesudah kadar HIV turun
sampai tidak terdeteksi untuk men,egah peningkatan kadar HIV RNA setelah vaksinasi
&,
BAB VI
PROGNOSIS
#rognosis HIV5AIDS menyangkut masa lamanya AIDS, kemungkinan ter%adi
komplikasi, harapan ter%adi kesembuhan, angka keberhasilan hidup, angka kematian dan
kemungkinan5kemungkinan lainnya yang menyangkut prognosis dari HIV5AIDS
&
#rognosis untuk HIV5AIDS pada beberapa tahun terakhir ini, angka prognosis telah
meningkat se,ara signi"ikan, hal ini karena adanya obat5obatan yang baru, dan penyuluhan
dalam hal5hal yang berhubungan dengan pen,egahan Angka rata5rata keberhasilan hidup
sekarang ini adalah 7*,2 tahun dan di <ali"ornia 9tara 72,? tahun Angka kematian HIV
adalah &*'3* kematian pada tahun '((( dan di Amerika pada tahun &??? dilaporkan ter%adi
kematian sekitar &31('
'
In"eksi HIV pada bayi menyebutkan prognosis yang sangat buruk dengan angka
harapan hidup setelah didiagnosis ?,3 bulan Namun penelitian selan%utnya menun%ukkan
angka harapan hidup yang lebih baik (median 4(5&'( bulan) !anpa obat pen,egahan, dua
pertiga bayi yang tertular HIV dari ibunya tetap asimptomatik sampai usia sekolah dan
per%alanan penyakitnya perlahan5lahanN '(57(+ sisanya penyakit lebih progresi" dan sudah
24
bermani"estasi pada tahun pertama In"eksi oportunistik yang berat seperti pneumocystis
carinii, ense"alopati dan gangguan pertumbuhan sudah tampak pada bayi tersebut
&

#ara peneliti %uga telah meneliti ' %enis kelainan pada anak5anak yang menderita HIV,
sekitar '(+ menderita penyakit yang serius pada tahun pertama kehidupan, dan kebanyakan
anak tersebut meninggal pada umur 3 tahun Sekitar 1(+ anak yang terin"eksi HIV
mempunyai angka progresivitas yang rendah dan kebanyakan tidak menderita penyakit5
penyakit yang serius sebelum masuk sekolah sampai masa de-asa Ada laporan dinegara
Hropa dimana anak5anak yang menderita HIV akan tetap hidup sampai umur ? tahun
#enelitian lainnya kurang lebih 3' anak yang terin"eksi HIV, yang mempunyai survival rate
sampai umur ? tahun ditemukan kurang lebih seperempat anak tersebut tidak berge%ala
dengan sistem pertahanan tubuh yang baik
'
#ada -anita yang menderita in"eksi HIV yang dideteksi se,ara a-al dan mendapat
pengobatan yang sesuai akan bertahan hidup seperti pada laki5laki #ada beberapa penelitian
menun%ukkan bah-a -anita dengan HIV menun%ukkan masa hidup yang lebih sebentar
dibandingkan laki5laki Hal ini disebabkan karena pada -anita lebih %arang terdeteksi se,ara
dini #ada analisis yang mengikutsertakan 3*(( orang dengan in"eksi HIV, ternyata
perbandingan angka kematian antara -anita dan laki5laki adalah 7@& #ara peneliti tidak dapat
mengidenti"ikasikan alasan penyebab dari kematian tersebut Namun mereka menduga bah-a
hal ini disebabkan karena akses yang lebih sulit dalam menggunakan pelayanan kesehatan
dibandingkan dengan laki5laki, adanya kekerasan rumah tangga, tidak mempunyai tempat
tinggal dan kurangnya dukungan sosial yang merupakan "aktor yang paling penting #ada
orang yang lebih tua dengan HIV, hidupnya tidak selama dibandingkan orang yang lebih
muda
'
Aika tidak ada pen,egahan transmisi ibu ke anak dilaporkan ter%adi pada sekitar '*+
kelahiran, dan bisa dikurangi sekitar 1+ dengan pengobatan antiretrovirus seperti :idovudine
8ombinasi terapi antiretroviral, se,tio ,aesarea, menghindari pemberian ASI akan lebih
mengurangi resiko transmisi ibu ke anak sekitar &+ Di Inggris rata5rata transmisi ibu keanak
sekitar &?,4+ pada tahun &??7 dan menurun sampai '','+ pada tahun &??1
&
#enelitian terbaru %uga menegaskan bah-a suatu kehamilan tidak mempunyai e"ek
terhadap pertumbuhan AIDS, penyakit yang berhubungan dengan AIDS atau ter%adi
imunosupresi yang berat sampai & tahun setelah kelahiran ataupun aborsi

Semakin ,epat kita
memulai pengobatan maka peluang untuk hidup akan lebih lama
&
25
BAB VII
KESIMPULAN
#enularan HIV dapat melalui hubungan seksual, ter%adi se,ara hori:ontal maupun
vertikal (dari ibu ke anak) !ransmisi horisontal dapat ter%adi melalui darah (diantaranya
trans"usi darah atau produk darah yang ter,emar HIV, penggunaan alat yang tidak steril
disarana pelayanan kesehatan, penggunaan alat yang tidak steril dilayanan kesehatan
tradisional ) dan melalui hubungan seks (misalnya pele,ehan seksual pada anak, pela,uran
anak ) 8urang lebih &(+ penularan HIV ter%adi melalui transmisi hori:ontal Dan yang
,ukup penting adalah penularan se,ara vertikal dari ibu ke anak #enularan vertikal dapat
ter%adi selama intra uterine, intra partum maupun post partum
#enatalaksanaan klinis penyakit HIV pada kehamilan terus dikembangkan untuk
menekan transmisi se,ara vertikal #emberian antiretrovirus bertu%uan untuk mengurangi
viral load agar men%adi sangat rendah atau diba-ah tingkat yang dapat terdeteksi untuk
%angka -aktu yang lama Rekomendasi ,ara persalinan dikeluarkan oleh 2erinatal HIV
Guidelines Wor+ing Group di Amerika Serikat untuk mengurangi transmisi HIV dari ibu ke
anak dan persalinan dengan seksio sesarea dipikirkan dapat mengurangi paparan bayi dengan
,airan servikovaginal yang mengandung HIV Selain itu 0H., 9ni,e" dan 9NAIDS
26
mengeluarkan rekomendasi untuk menghindari air susu ibu yang terkena HIV %ika alternati"
susu lain tersedia dan aman
<ara yang e"ekti" untuk mengurangi resiko penularan HIV dari ibu ke anak tergantung
pada saat kapan -anita tersebut mengetahui status HIV5nya sehingga dapat ditentukan
penatalaksanaannya se,epat mungkin .leh karena itu peranan konseling dan tes HIV bagi
ibu hamil sangatlah penting sebagai salah satu ,ara untuk deteksi dini terhadap in"eksi HIV
BAB VIII
DAFTAR PUSTAKA
& Valerian <$, 8emara 8#, $egadhana I0 Aurnal !atalaksana HIV dalam 8ehamilan
/agian)S$C .bstetri dan ;inekologi Cakultas 8edokteran 9niversitas
9dayana)Rumah Sakit 9mum #usat Sanglah Denpasar
' <unningham C;, 6eveno 8A, /loom S6, Hauth A<, ;ilstrap III 6<, 0enstrom 8D
Hditors In"e,tion In@ 0illiam .bstetri, Hd ''
nd
Ne- Bork@ !he $,;ra-5Hill
<ompanies '((2
7 /eers $H, /erko- R Human immunode"i,ien,y virus in"e,tion In@ !he $er,k
$anual o" Diagnosis and !heraphy &2
th
ed 0est #oint@ $er,k and ,oN&??? p&7&'5
'7
3 Setia-an I$ !atalaksana #en,egahan #enularan Vertikal dari Ibu !eri"eksi HIV ke
/ayi yang Dilahirkan $a%alah 8edokteran Indonesia Volume *?@'((?p3115??
* 0orld Health .rgani:ationInterim 0H. <lini,al Staging o" HIV)AIDS and
HIV)AIDS <ase De"initions "or Surveillan,e '((* Available at@
http://www.who.int/hiv/pub/guidelines/clinicalstaging.pd. A,,essed on '(
September '(&7
27
4 Cearon $ !he laboratory diagnosis o" HIV in"e,tions <anadian Aournal o" In"e,tious
Diseases and $edi,al $i,robiology'((* Available at@
http@))---n,binlmnihgov)pm,)arti,les)#$<'(?*((*) A,,essed on '( September
'(&7
2 $,Carland, Hli:abeth A Human Immunodeficiency Virus )HIV* Infection in @ /urrent
2ediatric (iagnosis8'reatment$ &4
th
edition '((7 $,;ra-EHill <ompany
Singapore (&&3(5*()
1 Sai"uddin A/, 0ikn%osastro ;H, Ra,himhadhi ! Hditor #enyakit $enular Seksual@
In"eksi HIV dan AIDS Ilmu 8ebidanan Sar-ono #ra-irohard%o Hdisi ke 3 Aakarta @
#! /ina #ustaka Sar-ono #ra-irohard%o'((1 p ?7'57
? De<herney AH, 6au"er N Human Immunode"i,ien,y Virus In"e,tion <urrent
Diagnosis E !reatment .bstetri,s E ;yne,ology &&
th
Hdition9nited States@!he
$,;ra-5Hill <ompanies'(&7
28

Anda mungkin juga menyukai