Anda di halaman 1dari 223

i

PENGARUH SKEPTISME, PENGALAMAN, PENGETAHUAN


MENDETEKSI KECURANGAN DAN KECERDASAN
INTELEKTUAL TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT
MATERIALITAS DALAM AUDIT
(Studi Empirik Pada Auditor Di Kantor Akuntan Publik Di
Wilayah Jakarta Selatan)

SKRIPSI







Oleh :
Ririn Listyawati
1032500256

PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS BUDI LUHUR

JAKARTA
2014


ii


PENGARUH SKEPTISME, PENGALAMAN, PENGETAHUAN
MENDETEKSI KECURANGAN DAN KECERDASAN
INTELEKTUAL TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT
MATERIALITAS DALAM AUDIT
(Studi Empirik Pada Auditor Di Kantor Akuntan PublikDi
Wilayah Jakarta Selatan)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE)










Oleh :
Ririn Listyawati
1032500256

PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS BUDI LUHUR

JAKARTA
2014




iv



v




vi



vii

KATA PENGANTAR


Assalamualaikum Wr .Wb.
Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
skripsi ini dalam rangka salah satu prasyarat yang harus dipenuhi dalam rangka
menyelesaikan program studi Strata 1 (S1) dengan judul :
PENGARUH SKEPTISME, PENGALAMAN, PENGETAHUAN MENDETEKSI KECURANGAN DAN
KECERDASAN INTELEKTUAL TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS
DALAM AUDIT.
Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
banyak membantu dalam menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik walaupun masih
terdapat kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Kedua orang tua-ku, serta saudara-saudara-ku yang selalu mendoakan dan
memberikan semangat untuk penulis baik dalam keadaan suka maupun duka,
serta tak henti-hentinya mereka mengingatkan kepada penulis tentang
kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
2. Ibu Ir. Ratnaningsih, S.E selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Budi Luhur.
3. Bapak Dicky Arisudhana, S.E, M.M selaku Ketua Program Studi Akuntansi
Universitas Budi Luhur,
4. Ibu Anissa Amalia Mulya, S.E, M.Akt selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan ilmu, masukan serta membantu dan membimbing penulis dalam
penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Ibu pimpinan perusahaan atau kantor akuntan publik yang telah
memberikan ijin untuk mengadakan penelitian dan penyebaran kuesioner kepada
responden.
6. Ahmad Piyan Fauzi yang telah banyak membantu dan member doa serta selalu
memberikan semangat dalam keadaan suka maupun duka ketika penulis dalam
masa penyusunan skripsi ini.
7. Tim Penyebaran Kuesioner ke Kantor Akuntan Publik Nunik Setianti dan Imam
Aji Santosoyang telah banyak membantu serta memberikan semangat untuk
penulis dari mulai pengambilan judul sampai penyusunan skripsi ini.
viii

8. Anak-anak main Afsah Maani, Anisa Balkis, Dian Herdiani, Kiki Purnama Sari,
Suci Sri Wahyuni, Fitri Putri Yulisa, Agus Riyono, Edy Supriadi, Ryan Raditya
Iriayanto Putra, Lian dan teman-teman yang lain yang selalu memberikan doa
dan semangat untuk penulis baik dalam keadaan suka maupun duka ketika
penulis dalam masa penyusunan skripsi ini.
9. Nabela Savitri, Nani Safitri, Tanty Rahayu, Meydita, Ade Firman, Khusnul, dan
teman-teman SMK lainnya serta seluruh rekan-rekan Fakultas Ekonomi
Universitas Budi Luhur khususnya program studi Akuntansi yang telah
memberikan semangat untuk penulis dalam penyusunan skripsi ini.
10. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa pembuatan
tugas akhir ini jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan baik mengenai isi
skripsi, maupun penggunaan bahasanya, hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan.
Semoga Allah SWT memberikan limpahan rahmat dan hidayah-Nya kepada semua pihak
yang telah memberikan bantuannya selama pembuatan hingga terselesainya penulisan
tugas akhir ini.
Dengan segala kekurangan dan keterbatasan baik dalam pembahasan maupun
penulisan, penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi
semua pihak yang memerlukannya. Akhir kata dengan kerendahan hati penulis berharap
semoga penulisan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya, dan
pembaca pada umumnya.


Jakarta, ..........................




Ririn Listyawati





ix

ABSTRAKSI

Ririn Listyawati (1032500256)
PENGARUH SKEPTISME, PENGALAMAN, PENGETAHUAN MENDETEKSI
KECURANGAN DAN KECERDASAN INTELEKTUAL TERHADAP PERTIMBANGAN
TINGKAT MATERIALITAS DALAM AUDIT
(Studi Empirik Pada Auditor Di Kantor Akuntan Publik Di Wilayah Jakarta
Selatan)
( xix halaman, 212 halaman, tahun 2014, 47 tabel, 5 gambar, 7 lampiran)
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh skeptisme, pengalaman,
pengetahuan mendeteksi kecurangan dan kecerdasan intelektual terhadap pertimbangan
tingkat materialitas dalam audit baik secara simultan maupun parsial. Variabel
independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah skeptisme, pengalaman,
pengetahuan mendeteksi kecurangan dan kecerdasan intelektual. Sedangkan variabel
dependen dalam penelitian ini adalah pertimbangan tingkat materialitas dalam audit.
Populasi dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan
Publik (KAP) di wilayah Jakarta Selatan. Kuesioner disebarkan kepada 12 Kantor Akuntan
Publik (KAP) dengan kuesioner sebanyak 85 rangkap. Hanya 11 Kantor Akuntan Publik
(KAP) yang mengembalikan kuesioner, sedangkan 1 Kantor Akuntan Publik (KAP) dengan
kuesioner yang disebar sebanyak 10 rangkap tidak mengembalikan kuesioner dan 1
Kantor Akuntan Publik (KAP) dari 10 rangkap hanya 7 rangkap yang dikembalikan.
Sehingga hanya 72 kuesioner yang dapat diolah. Penelitian ini menggunakan metode
regresi linear berganda dengan bantuan program Statistical Product and Service Solution
(SPSS) Versi 20 dan Microsoft Excel 2010.Uji yang dilakukan antara lain Uji Asumsi Klasik
yaitu Uji Normalitas, Uji Multikolinearitas dan Uji Heteroskedastisitas serta Uji Korelasi
dan Uji Hipotesis yaitu Uji T dan Uji F.
Dalam penelitian ini R Square menunjukkan angka sebesar 36,4%. Berdasarkan
uji T yang dilakukan menunjukkan skeptisme memiliki nilai signifikan 0,002 < 0,05
disimpulkan bahwa secara parsial skeptisme berpengaruh signifikan terhadap
pertimbangan tingkat materialitas. Pengalaman memiliki nilai signifikan 0,603 > 0,05
disimpulkan bahwa secara parsial pengalaman tidak perpengaruh signifikan terhadap
pertimbangan tingkat materialitas. Pengetahuan mendeteksi kecurangan memiliki nilai
signifikan 0,000 < 0,05 disimpulkan bahwa secara parsial pengetahuan mendeteksi
kecurangan berpengaruh signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas.
Kecerdasan intelektual memiliki nilai signifikan 0,575 > 0,05 disimpulkan bahwa secara
parsial kecerdasan intelektual tidak berpengaruh signifikan terhadap pertimbangan
tingkat materialitas. Hasil penelitian atas nilai F hitung menunjukkan nilai signifikansi
0,000 < 0,05 , maka disimpulkan bahwa secara simultan terdapat pengaruh skeptisme,
pengalaman, pengetahuan mendeteksi kecurangan dan kecerdasan intelektual terhadap
pertimbangan tingkat materialitas.


Kata Kunci : Skeptisme, Pengalaman, Pengetahuan mendeteksi kecurangan,
kecerdasan intelektual dan pertimbangan tingkat materialitas.




x

ABSTRACT

Ririn Listyawati (1032500256)
THE INFLUENCE OF SKEPTICISM , EXPERIENCE, FRAUD DETECTING
KNOWLADGE AND INTELLECTUAL INTELLIGENCE OF MATERIALITY
CONSIDERATIONS LEVELS IN AUDIT
(Empirical Study onAuditor at Public Accountant Firm in South Jakarta,)
(Page xix, 204 pages, in 2014, 47 tables, 5 images, 7 attachments)
This research is aimed to analyze the influence of skepticism, experience, fraud
detecting knowledge and intellectual intelligence of considerations in audit materiality
levels either simultaneously or partially . In this research, Independent variables that
used in this research are skepticism, experience, fraud detecting knowledge and
intellectual intelligence. While for dependent variable that used in this research is the
materiality considerations levels in audit.
The population in this research is an auditor that work in public accountant firm
in South Jakarta. The questionnaire distributed to twelve (12) public accountant firm
with as many as eighty five (85) duplicate questionnaires. Only eleven (11) Public
Accountant Firmreturned the questionnaire, while one (1) public accoountant firm with as
many as ten (10) duplicate questionnaires were distributed did not returned the
questionnaire and of a public accountant firm ten (10) duplicate only seven (7) duplicate
were returned. Thus only seventy two (72) questionnaires that can be proccesed. This
research is used multiple-linier reggresion method with Statistical Product and Service
Solution (SPSS) program Version 20 and Microsoft Excel 2010. The trials that do include
classic assumption is normality test, multicollinearity test and heteroscedasticity test and
then correlation test and hypothesis test is the T-test and F-test.
In this research R square amount showed 36,4%. Based on T-test result showed
that skepticism have significant value 0,002 < 0,05 concluded that partially skepticism
significantly influenced to materiality considerations levels. Experience have significant
value 0,603 > 0,05 concluded that partially experience didnt significantly influenced to
materiality considerations levels. Fraud detecting knowledge have significantt value 0,000
< 0,05 that partially fraud detecting knowledge significantly influenced to materiality
considerations levels. Intellectual intelligence have significant value 0,575 > 0,05
concluded that partially intellectual intelligence didnt significantly influenced to
materiality consideration levels. Reseach result of F-test showed significant value 0,000 <
0,05, then concluded thant simultaneously skepticism, experience, fraud detecting
knowledge and intellectual intelligence significantly influenced to materiality
considerations levels.


Keywords : Skepticism, Experience, fraud detecting Knowledge, and
intellectualintelligence and materiality considerations levels.





xi

DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Judul .................................................................................................... i
Halaman Perolehan Gelar .................................................................................... ii
Lembar Persetujuan ........................................................................................... iii
Lembar Pengesahan ........................................................................................... iv
Lembar Penyataan Orisinalitas dan Persetujuan Publikasi ...................................... v
Kata Pengantar .................................................................................................. vi
Abstraksi ........................................................................................................... ix
Abstract .............................................................................................................. x
Daftar Isi ............................................................................................................ ix
Daftar Tabel ....................................................................................................... xvi
Daftar Gambar .................................................................................................... xix
Daftar Lampiran .................................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ............................................................ 1
1.2 Identifikasi Masalah ..................................................................... 5
1.3 Pembatasan Masalah .................................................................. 6
1.4 Rumusan Masalah ...................................................................... 7
1.5 Tujuan Penelitian ........................................................................ 7
1.6 Manfaat Penelitian ...................................................................... 8
1.6.1 Manfaat Bagi Pengembangan Ilmu ................................. 8
1.6.2 Manfaat Bagi Pihak Kantor Akuntan Publik ....................... 8
1.6.3 Manfaat Bagi Penulis selanjutnya ..................................... 8
1.7 Sistematika Penulisan .................................................................. 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori ........................................................................... 10
2.1.1 Pertimbangan Tingkat Materialitas (Y) .............................. 10
2.1.1.1 Definisi Pertimbangan Tingkat Materialitas ............ 10
2.1.1.2 Dimensi dan Indikator Pertimbangan Tingkat
Materialitas ......................................................... 12
2.1.2 Skeptisme (X1) ............................................................... 13
2.1.2.1 Definisi Skeptisme .............................................. 13
2.1.2.2 Dimensi dan Indikator Skeptisme ........................ 15
xii

2.1.3 Pengalaman (X2) ............................................................ 16
2.1.3.1 Definisi Pengalaman ............................................ 16
2.1.3.2 Dimensi dan Indikator Pengalaman ....................... 18
2.1.4 Pengetahuan Mendeteksi Kecurangan (X3) ...................... 19
2.1.4.1 Definisi Pengetahuan Mendeteksi Kecurangan ........ 19
2.1.4.2 Dimensi dan Indikator Pengetahuan Mendeteksi
Kecurangan ........................................................ 21
2.1.5 Kecerdasan Intelektual (X
4
) ............................................. 22
2.1.5.1 Definisi Kecerdasan Intelektual ............................ 22
2.1.5.2 Dimensi dan Indikator Kecerdasan Intelektual ........ 24
2.2 Hasil Penelitian Sebelumnya ........................................................ 26
2.2.1 Tinjauan Penelitian Sebelumnya ....................................... 26
2.2.1.1 Arleen Herawaty &Yulius Kurnia Susanto (2009) ... 26
2.2.1.2 Febrianty (2012) ................................................. 27
2.2.1.3 Reza Minanda, Dul Muid (2013) ............................ 28
2.2.2 Perbedaan dengan Penelitian Sebelumnya ........................ 30
2.2.2.1 Arleen Herawaty &Yulius Kurnia Susanto (2009) ... 30
2.2.2.2 Febrianty (2012) ................................................. 30
2.2.2.3 Reza Minanda, Dul Muid (1013) .......................... 31
2.3 Kerangka Pemikiran ..................................................................... 34
2.4 Hipotesis Penelitian ..................................................................... 37
BAB III METODELOGI PENELITIAN ............................................................ 40
3.1 Metode Penelitian ....................................................................... 40
3.1.1 Teknik Pengumpulan Data ................................................ 40
3.1.2 Gambaran Tentang Populasi ............................................ 41
3.1.3 Teknik Sampling ............................................................. 41
3.1.4 Uji Instrumen Penelitian ................................................... 42
3.1.4.1 Uji Validitas ......................................................... 43
3.1.4.2 Uji Reliabilitas ...................................................... 43
3.1.4.3 Model Transformasi Data Ordinal ke Interval ........ 44
3.1.5 Alat Analisis Data ............................................................ 45
3.1.5.1 Uji Asumsi Klasik ................................................. 45
3.1.5.1.1 Uji Normalitas ........................................ 46
3.1.5.1.2 Uji Multikolinearitas ................................ 47
3.1.5.1.3 Uji Heteroskedastisitas .......................... 47
xiii

3.1.5.2 Analisis Korelasi .................................................. 48
3.1.5.3 Analisis Regresi Linear Berganda ........................... 49
3.1.5.3.1 Koefisien Determinasi (R
2
) ..................... 51
3.1.5.4 Rancangan Pengujian Hipotesis ............................ 51
3.1.5.4.1 Pengujian Hipotesis Secara Parsial
(T-Test) .................................................. 52
3.1.5.4.2 Pengujian Hipotesis Secara Simultan
(F-Test) .................................................. 53
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ................................................... 54
3.3 Obyek Penelitian ............................................................... 56
3.3.1 Sejarah Kantor Akuntan Publik (KAP) ................................ 56
3.3.1.1 Kantor Akuntan Publik Herman, Dody,
Tanumiharjda &Rekan (Pusat) ............................. 56
3.3.1.2 Kantor Akuntan Publik Hendrawinata, Eddy &
Sidharta (Pusat) ................................................. 58
3.3.1.3 Kantor Akuntan Publik Nugroho & Rekan ............... 59
3.3.1.4 Kantor Akuntan Publik Darmawan, Hendang &
Yogi (Pusat) ...................................................... 61
3.3.1.5 Kantor Akuntan Publik Hertanto, Sidik Hadisoeryo
& Rekan .............................................................. 63
3.3.1.6 Kantor Akuntan Publik Usman & Rekan ................. 63
3.3.1.7 Kantor Akuntan Publik Noor Salim, Nursehan &
Sinardja ............................................................. 64
3.3.1.8 Kantor Akuntan Publik Hananta Budianto & Rekan .
.......................................................................... 66
3.3.1.9 Kantor Akuntan Publik A. Salam Rauf & Rekan ... 68
3.3.1.10 Kantor Akuntan Publik Muhammad Sofwan &
Rekan .............................................................. 68
3.3.1.11 Kantor Akuntan Publik Rama Wendra ................. 69
3.3.2 Struktur Organisasi Kantor Akuntan Publik (KAP) .............. 69
3.3.3 Bidang Usaha ................................................................. 70
3.3.4 Lokasi Penelitian ............................................................. 72
3.4 Operasionalisasi Variabel ............................................................. 73
3.4.1 Variabel Independen atau Bebas (X) ................................. 73
3.4.2 Variabel Dependen atau Terikat (Y) ................................. 74
xiv

BAB IV HASIL PENELITIAN ........................................................................ 79
4.1 Deskripsi Data ............................................................................ 79
4.1.1 Penyajian Data ............................................................... 79
4.1.2 Gambaran Umum Identitas Responden ............................ 82
4.1.3 Distribusi Frekuensi Identitas Responden .......................... 82
4.1.3.1 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ......... 82
4.1.3.2 Data Responden Berdasarkan Usia ....................... 83
4.1.3.3 Data Responden Berdasarkan Pendidikan Terkahir 84
4.1.3.4 Data Responden Berdasarkan Jabatan Saat Ini ...... 84
4.1.3.5 Data Responden Berdasarkan Memiliki Nomor
Register Akuntan ................................................ 85
4.1.3.6 Data Responden Berdasarkan Masa Kerja ............. 86
4.1.4 Distribusi Jawaban Responden ......................................... 86
4.1.4.1 Distribusi Jawaban Responden Variabel
Skeptisme (X1) ..................................................... 87
4.1.4.2 Distribusi Jawaban Responden Variabel
Pengalaman (X2) .................................................. 88
4.1.4.3 Distribusi Jawaban Responden Variabel
Pengetahuan Mendeteksi Kecurangan (X3) ........... 89
4.1.4.4 Distribusi Jawaban Responden Variabel
Kecerdasan Intelektual (X4) ................................. 90
4.1.4.5 Distribusi Jawaban Responden Variabel
Pertimbangan Tingkat Materialitas (Y) .................. 91
4.2 Analisis Data .............................................................................. 93
4.2.1 Uji Validitas .................................................................... 94
4.2.1.1 Uji Validitas Variabel Skeptisme (X1) ...................... 94
4.2.1.2 Uji Validitas Variabel Pengalaman (X2) ................... 96
4.2.1.3 Uji Validitas Variabel Pengetahuan Mendeteksi
Kecurangan (X3) ................................................. 96
4.2.1.4 Uji Validitas Variabel Kecerdasan Intelektual (X4) .. 99
4.2.1.5 Uji Validitas Variabel Pertimbangan Tingkat
Materialitas (Y) ................................................... 100
4.2.2 Uji Reliabilitas ................................................................. 103
4.2.2.1 Uji Reliabilitas Variabel Skeptisme (X1) ................. 103
4.2.2.2 Uji Reliabilitas Variabel Pengalaman (X2) ............... 103
xv

4.2.2.3 Uji Reliabilitas Variabel Pengetahuan Mendeteksi
Kecurangan (X3) ................................................. 104
4.2.2.4 Uji Reliabilitas Variabel Kecerdasan Intelektual (X4) 104
4.2.2.5 Uji Reliabilitas Variabel Pertimbangan Tingkat
Materialitas (Y) ................................................... 105
4.2.3 Transformasi Data Ordinal ke Interval .............................. 105
4.2.4 Uji Asumsi Klasik ............................................................ 106
4.2.4.1 Uji Normalitas ...................................................... 106
4.2.4.2 Uji Multikolinearitas ............................................. 108
4.2.4.3 Uji Heteroskedastisitas ......................................... 109
4.2.5 Analisis Korelasi ............................................................... 110
4.2.6 Analisis Regresi Linear Berganda ..................................... 112
4.2.6.1 Analisis Persamaan Regresi Linear Berganda ......... 113
4.2.6.2 Koefisien Determinasi (R
2
) ................................... 114
4.2.6.3 Pengujian Hipotesis Secara Parsial (T-Test) ........... 115
4.2.6.4 Pengujian Hipotesis Secara Simultan (F-Test) ........ 117
4.3 Interpretasi Hasil Penelitian ......................................................... 118
4.3.2 Pengaruh Skeptisme terhadap Pertimbangan Tingkat
Materialitas...................................................................... 118
4.3.3 Pengaruh Pengalaman terhadap Pertimbangan Tingkat
Materialitas .................................................................... 119
4.3.4 Pengaruh Sikap Pengetahuan Mendeteksi Kecurangan
terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas ...................... 120
4.3.5 Pengaruh Kecerdasan Intelektual terhadap Pertimbangan
Tingkat Materialitas ........................................................ 120
4.3.6 Pengaruh Pertimbangan Skeptisme, Pengalaman,
Pengetahuan Mendeteksi Kecurangan, dan Kecerdasan
Intelektual Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas .... 121
4.3.6 Konsistensi Hasil Penelitian Penulis dengan Penelitian
Sebelumnya ................................................................... 122
4.3.6.1 Arleen Herawaty & Yulius Kurnia Susanto (2009) ... 122
4.3.6.2 Febrianty (2012) ................................................. 122
4.3.6.3 Reza Minanda, Dul Muid (2013) ........................... 122
BAB V PENUTUP ..................................................................................... 126
5.1 Kesimpulan ................................................................................ 126
xvi

5.2 Keterbatasan Penelitian .............................................................. 126
5.2 Saran ......................................................................................... 127
5.2.1 Saran untuk Kantor Akuntan Publik .................................. 127
5.2.2 Saran untuk Penelitian Selanjutnya .................................. 127
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 129
GLOSSARY ................................................................................... 133
LAMPIRAN - LAMPIRAN .............................................................................. 138























xvii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
Tabel 2.1 Matriks Definisi Pertimbangan Tingkat Materialitas ........................... 11
Tabel 2.2 Matriks Dimensi dan Indikator Pertimbangan Tingkat Materialitas .... 13
Tabel 2.3 Matriks Definisi Skeptisme ............................................................. 14
Tabel 2.4 Matriks Dimensi dan Indikator Skeptisme ....................................... 16
Tabel 2.5 Matriks Definisi Pengalaman ......................................................... 17
Tabel 2.6 Matriks Dimensi dan Indikator Pengalaman .................................. 19
Tabel 2.7 Matriks Definisi Pengetahuan Mendeteksi Kecurangan ..................... 21
Tabel 2.8 Matriks Dimensi dan Indikator Pengetahuan MendeteksiKecurangan 22
Tabel 2.9 Matriks Definisi Kecerdasan Intelektual ......................................... 23
Tabel 2.10 Matriks Dimensi dan Indikator Kecerdasan Intelektual ..................... 25
Tabel 2.11 Matriks Penelitian Sebelumnya ........................................................ 32
Tabel 3.1 Kronologis Pemilihan Sampel Penelitian .......................................... 55
Tabel 3.2 Tabel Operasional Variabel ............................................................ 75
Tabel 4.1 Daftar Kantor Akuntan Publik yang Menjadi Sampel Penelitian ......... 79
Tabel 4.2 Kalkulasi Perbandingan Kuesioner yang Disebarkan ........................ 81
Tabel 4.3 Jenis Kelamin Responden .............................................................. 83
Tabel 4.4 Usia Responden ............................................................................ 83
Tabel 4.5 Pendidikan Terakhir Responden ..................................................... 84
Tabel 4.6 Jabatan Responden Saat Ini .......................................................... 85
Tabel 4.7 Responden yang Memiliki Nomor Register Akuntan ......................... 85
Tabel 4.8 Masa Kerja Responden .................................................................. 86
Tabel 4.9 Tabel Distribusi Jawaban Responden Mengenai Skeptisme .............. 87
Tabel 4.10 Tabel Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pengalaman ........... 89
Tabel 4.11 Tabel Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pengetahuan
Mendeteksi Kecurangan ................................................................ 90
Tabel 4.12 Tabel Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kecerdasan Intelektual 91
Tabel 4.13 Tabel Distribusi Jawaban Responden Pertimbangan Tigkat Materialitas 92
Tabel 4.14 Validitas Variabel Skeptisme .......................................................... 94
Tabel 4.15 Validitas Variabel Skeptisme Ke-2 ................................................... 95
Tabel 4.16 Validitas Variabel Pengalaman ....................................................... 96
Tabel 4.17 Validitas Variabel Pengetahuan Mendeteksi Kecurangan ................. 97
Tabel 4.18 Validitas Variabel Pengetahuan Mendeteksi Kecurangan Ke-2 .......... 98
xviii

Tabel 4.19 Validitas Variabel Pengetahuan Mendeteksi Kecurangan Ke-3 .......... 98
Tabel 4.20 Validitas Variabel Kecerdasan Intelektual ........................................ 99
Tabel 4.21 Validitas Variabel Pertimbangan Tingkat Materialitas ...................... 100
Tabel 4.22 Validitas Variabel Pertimbangan Tingkat Materialitas Ke-2 ............... 102
Tabel 4.23 Reliabilitas Variabel Skeptisme ....................................................... 103
Tabel 4.24 Reliabilitas Variabel Pengalaman .................................................... 103
Tabel 4.25 Reliabilitas Variabel Pengetahuan Mendeteksi Kecurangan ............... 104
Tabel 4.26 Reliabilitas Variabel Kecerdasan Intelektual ................................... 104
Tabel 4.27 Reliabilitas Variabel Pertimbangan Tingkat Materialitas .................... 105
Tabel 4.28 Uji Kolmogorov Smirnov ................................................................ 108
Tabel 4.29 Output Uji Multikolinearitas ............................................................ 109
Tabel 4.30 Hasil Analisis Korelasi .................................................................... 111
Tabel 4.31 Output Persamaan Regresi Linear Berganda dan Pengujian
Secara Parsial .............................................................................. 113
Tabel 4.32 Output Koefisien Determinasi (R
2
) .................................................. 114
Tabel 4.33 Output Pengujian Hipotesis Secara Simultan ................................... 117
Tabel 4.34 Matriks Konsistensi Hasil Penelitian Sebelumnya Dengan Penelitian
Penulis .......................................................................................... 123















xix

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ...................................................................... 36
Gambar 3.1 Model Penelitian ........................................................................... 50
Gambar 4.1 Grafik Normal P-Plot ...................................................................... 107
Gambar 4.2 Output Scatterplot ........................................................................ 110
Gambar 4.3 Model Analisis Regresi Linear Berganda .......................................... 115























xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
Lampiran 1 Hasil Data Responden, Output SPSS Distribusi Data Responden
dan Hasil Output Excel Distribusi Jawaban Responden.................... 139
Lampiran 2 Hasil Outpus SPSS Analisis Data .................................................. 141
Lampiran 3 Data Ordinal dan Data Interval ................................................... 145
Lampiran 4 Lembar Kuesioner ..................................................................... 189
Lampiran 5 Surat Hasil Riset ........................................................................ 198
Lampiran 6 Riwayat Hidup ............................................................................ 210
Lampiran 7 Kartu Bimbingan ......................................................................... 212












i

1


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Audit atas laporan keuangan memiliki peran yang sangat penting dalam
ekonomi pasar bebas. Tuntutan untuk menyajikan laporan keuangan sesuai dengan
standar yang berlaku dan juga dapat dipercaya, dibutuhkan oleh pihak-pihak yang
menggunakan informasi dalam laporan keuangan. Manajemen perusahaan membutuhkan
jasa pihak ketiga yang independen agar pertanggungjawaban keuangan yang disajikan
kepada pihak luar dapat dipercaya. Pihak ketiga tersebut adalah auditor eksternal, yang
berperan dalam melakukan pengujian terhadap kewajaran laporan keuangan yang telah
dibuat oleh direksi. Hal ini dilakukan oleh auditor eksternal karena pemegang saham
tidak berkemampuan untuk menguji secara langsung, apakah laporan keuangan tersebut
telah disajikan secara wajar sesuai dengan standar yang berlaku di Indonesia. Para
pengguna laporan audit mengharapkan bahwa laporan keuangan yang telah diaudit oleh
auditor eksternal bebas dari salah saji material, dapat dipercaya kebenarannya untuk
dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan bisnis.
Didalam penelitian Sulistia (2013:117) Tujuan audit atas laporan keuangan
adalah untuk menyatakan pendapat (opini) atas kewajaran suatu laporan keuangan
dalam semua hal yang material, dan posisi keuangan hasil usaha serta arus kas yang
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Dalam menyatakan pendapatnya
auditor harus sangat berhati-hati, ia harus melaksanakan semua tahap audit sesuai
dengan standar auditing yang telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Publik Indonesia
(IAPI). Kesalahan dalam pernyataan opini audit akan menimbulkan kerugian baik bagi
klien, auditor, Kantor Akuntan Publik (KAP) dimana auditor tersebut bekerja, serta
seluruh pihak yang meletakkan kepercayaan terhadap laporan keuangan auditan
tersebut. Jangan sampai perusahaan yang mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian
(WTP) justru mengalami kebangkrutan setelah opini audit diterbitkan. Misalnya, seperti
kasus Enron yang melibatkan KAP Arthur Andersen di Amerika Serikat yang berakibat
pada menurunnya kepercayaan investor terhadap integritas penyajian laporan keuangan.
Kesalahan dalam pernyataan pendapat dapat diminimalisir, salah satunya
dengan ketepatan auditor dalam mempertimbangkan tingkat materialitas.
Menurut Messier, Steven, dan Douglas (2006: 122) dalam Sulistia (2013)
materialitas adalah besarnya informasi akuntansi yang apabila terjadi penghilangan atau
salah saji, dilihat dari keadaan yang melingkupinya mungkin dapat merubah atau
2

mempengaruhi pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan atas informasi
tersebut. Materialitas merupakan dasar penerapan standar auditing, terutama standar
pekerjaan lapangan dan standar pelaporan.
Menurut Mulyadi (2002:158) dalam Sulistia (2013), Pertimbangan tingkat
materialitas sangat penting dalam audit laporan keuangan karena auditor tidak dapat
memberikan jaminan (guarantee) mutlak bahwa auditor akan menemukan semua salah
saji.
Dalam penelitian Kinanti (2012:2) Pertimbangan auditor mengenai materialitas
merupakan pertimbangan profesional dan dipengaruhi persepsi auditor atas kebutuhan
orang yang memiliki pengetahuan memadai dan yang akan meletakkan kepercayaan
pada laporan keuangan. Pertimbangan mengenai materialitas yang digunakan oleh
auditor dihubungkan dengan keadaan sekitarnya dan mencakup pertimbangan kuantitatif
dan kualitatif. Sebagai akibat interaksi antara pertimbangan kuantitatif dan kualitatif
dalam mempertimbangkan materialitas, salah saji yang jumlahnya relatif kecil ditemukan
oleh auditor dapat berdampak material terhadap laporan keuangan (SA Seksi 312, 2011).
Dalam membuat kebijakan mengenai tingkat materialitas auditor biasanya
menentukan terlebih dahulu mengenai batas nilai materialitas, sehingga hal ini dapat
bermanfaat dalam menentukan apakah terdapat kekeliruan atau salah saji yang material
atau tidak. Semakin kecil tingkat materialitas yang ditetapkan oleh auditor, maka auditor
harus mencari bukti lebih banyak agar auditor memperoleh keyakinan atas audit yang
dilakukan.
Auditor dalam melaksanakan tugas auditnya harus berpedoman pada standar
auditing yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), yaitu: standar
umum, standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan. Standar umum merupakan
cerminan kualitas pribadi yang harus dimiliki oleh seorang auditor yang mengharuskan
auditor untuk memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup dalam melaksanakan
prosedur audit. Sedangkan standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan mengatur
auditor dalam hal pengumpulan data dan kegiatan lainnya yang dilaksanakan selama
melakukan audit serta mewajibkan auditor untuk menyusun suatu laporan atas laporan
keuangan secara keseluruhan.
Seorang auditor dalam menjalankan penugasan audit dilapangan seharusnya
tidak hanya sekedar mengikuti prosedur audit yang tertera dalam program audit, tetapi
juga harus disertai dengan sikap skeptisme profesionalnya. Standar profesional akuntan
publik mendefinisikan skeptisme profesional sebagai sikap auditor yang mencakup pikiran
yang selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi secara kritis terhadap bukti audit
(IAI 2001, SA seksi 230.06).
Skeptisisme berasal dari kata skeptis yang berarti kurang percaya atau ragu-
ragu (KBBI, 2008). Didalam SPAP (Standar Profesional Akuntan Publik, 2001) dalam
3

Anisma (2011:490) menyatakan skeptisisme professional auditor sebagai suatu sikap
yang mencakup pikiran selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi secara kritis
terhadap bukti audit. Dalam pengumpulan bukti, auditor harus senantiasa menggunakan
skeptisisme professionalnya. Auditor diharapkan dapat lebih mendemonstrasikan tingkat
tertinggi dari skeptisisme profesionalnya.
Seorang auditor yang skeptis, tidak akan menerima begitu saja penjelasan dari
klien, tetapi akan mengajukan pertanyaan untuk memperoleh alasan, bukti dan
konfirmasi mengenai objek yang dipermasalahkan. Tanpa menerapkan skeptisme
profesional, auditor hanya akan menemukan salah saji yang disebabkan oleh kekeliruan
saja dan sulit untuk menemukan salah saji yang disebabkan oleh kecurangan, karena
kecurangan biasanya akan disembunyikan oleh pelakunya.
Menurut (SPAP, 2001) dalam Anisma (2011:491) Skeptisisme professional ini
perlu dimiliki oleh auditor agar hasil pemeriksaan atas laporan keuangan dapat dipercaya.
Sebagaimana diketahui profesi akuntan publik merupakan profesi yang salah satu
tugasnya menyediakan jasa pemeriksaan laporan keuangan .
Auditor menemui kesulitan dalam menetapkan jumlah tingkat materialitas
laporan keuangan kliennya. Hal ini disebabkan karena auditor kurang dalam
mempertimbangkan masalah lebih saji dan kurang saji. Auditor juga sering menganggap
perkiraan tertentu lebih banyak kekeliruannya dari pada perkiraan lainnya, sehingga
membuat seorang auditor kesulitan dalam menentukan jumlah tingkat materialitas disini
dibutuhkan seorang auditor yang memiliki sikap skeptisme yang tinggi untuk menentukan
seberapa besar jumlah materialitas yang akan ditetapkan baik dengan menetapkan
tingkat materialitas laporan keuangan dengan jumlah yang rendah atau tinggi, sehingga
diharapkan dengan sikap skeptisme auditor yang semakin tinggi akan mampu untuk
mempertimbangkan tingkat materialitas semakin baik pula.
Selain memiliki sikap skeptis, akuntan publik juga harus memiliki pengetahuan
akuntan publik yang dapat diperoleh dari berbagai pelatihan formal maupun dari
pengalaman khusus, berupa kegiatan seminar, lokakarya serta pengarahan dari auditor
senior kepada auditor yuniornya. Pengetahuan juga bisa diperoleh dari frekuensi seorang
akuntan publik melakukan pekerjaan dalam proses audit laporan keuangan. Pengetahuan
akuntan publik digunakan sebagai salah satu kunci keefektifan kerja. Dalam audit,
pengetahuan tentang bermacam-macam pola yang berhubungan dengan kemungkinan
kekeliruan atau kecurangan dalam laporan keuangan penting untuk membuat
perencanaan audit yang efektif.
Sesuai dengan standar umum dalam Standar Profesional Akuntan Publik bahwa
auditor disyaratkan memiliki pengalaman kerja yang cukup dalam profesi yang
ditekuninya, serta dituntut untuk memenuhi kualifikasi teknis dan berpengalaman dalam
industri-industri yang mereka audit (Arens dkk., 2004). Pengalaman juga memberikan
4

dampak pada setiap keputusan yang diambil dalam pelaksanaan audit sehingga
diharapkan setiap keputusan yang diambil merupakan keputusan yang tepat. Hal
tersebut mengindikasikan bahwa semakin lama masa kerja yang dimiliki auditor maka
auditor akan semakin baik pula kualitas audit yang dihasilkan.
Pengalaman yang lebih akan menghasilkan pengetahuan yang lebih dalam
perimbangan tingkat materialitas. Pengalaman membentuk seorang akuntan publik
menjadi terbiasa dengan situasi dan keadaan dalam setiap penugasan. Pengalaman juga
membantu akuntan publik dalam mengambil keputusan terhadap pertimbangan tingkat
materialitas dan menjunjang setiap langkah yang diambil dalam setiap penugasan.
Pengetahuan akuntan publik tentang mendeteksi kecurangan semakin berkembang
karena pengalaman kerja. Semakin tinggi pengetahuan akuntan publik dalam mendeteksi
kecurangan maka semakin baik pula pertimbangan tingkat materialitas.
Christ (1993) dalam Hilmi (2011:17), Faktor pengalaman memegang peranan
penting agar auditor dapat mendeteksi adanya tindak kecurangan, karena pengalaman
yang lebih akan menghasilkan pengetahuan yang lebih. Seseorang yang melakukan
pekerjaan sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya akan memberikan hasil yang
lebih baik daripada mereka yang tidak mempunyai pengetahuan cukup atas tugasnya.
Libby (1995) dalam Hilmy (2011:8) menyatakan bahwa pekerjaan auditor
adalah pekerjaan yang melibatkan keahlian (expertise). Semakin berpengalaman seorang
auditor maka semakin mampu dia menghasilkan kinerja yang lebih baik dalam tugas-
tugas yang semakin kompleks, termasuk dalam mengungkap tindakan kecurangan
(fraud) yang kerap terjadi dalam suatu perusahaan.
Martin (2000) dalam Choiriah (2013:4), Kinerja auditor tidak hanya dilihat dari
kemampuan kerja yang sempurna, tetapi juga kemampuan menguasai dan mengelola diri
sendiri serta kemampuan dalam membina hubungan dengan orang lain Kemampuan
tersebut oleh Daniel Goleman disebut dengan emotional intelligence atau kecerdasan
emosi yang akan memberikan pengaruh dari dalam diri seseorang. Goleman (2000)
melalui penelitiannya mengatakan bahwa kecerdasan emosi menyumbang 80% dari
faktor penentu kesuksesan, sedangkan 20% yang lain ditentukan oleh IQ (Intelligence
Quotient).
Dalam menentukan pertimbangan tingkat materialitas adanya kecerdasan
iltelektual merupakan hal yang penting juga untuk dipertimbangkan. Kecerdasan
intelektual berpengaruh terhadap sikap etis seorang auditor, dimana seorang auditor
yang memiliki intelek yang baik akan mempengaruhi prestasi auditor dalam menentukan
pertimbangan tingkat materialitas dalam audit.
Auditor mempunyai hubungan yang berbeda dengan kliennya dibandingkan
dengan profesi lainnya. Profesi lain, misalnya: dokter atau pengacara, dibayar oleh
kliennya dan mereka berpihak sepenuhnya kepada klien. Sangat berbeda dengan
5

akuntan publik atau auditor, ataupun auditor dibayar oleh klien, tetapi mereka tidak
berpihak kepada kliennya. Karena Kantor Akuntan Publik (KAP) harus bersikap
independen, yaitu penuh kejujuran, tidak boleh memihak kepada pihak manapun.
Akuntan publik dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan auditnya adalah berdasarkan
fakta-fakta atau bukti-bukti yang ada.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan mengambil judul Pengaruh Skeptisme, Pengalaman, Pengetahuan
Mendeteksi Kecurangan dan Kecerdasan Intelektual Terhadap Pertimbangan
Tingkat Materialitas dalam Audit.
1.2 Identifikasi Masalah
1. Semakin baik sikap skeptisme yang dimiliki oleh auditor, pertimbangan
tingkat materialitas dalam audit semakin baik.
Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat pengaruh antara sikap skeptisme
terhadap pertimbangan tingkat materialitas.
2. Semakin banyak dan semakin lama pengalaman, pertimbangan tingkat
materialitas dalam audit semakin baik.
Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat pengaruh antara pengalaman
terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam audit.
3. Semakin baik pengetahuan mendeteksi kecurangan, pertimbangan tingkat
materialitas dalam audit semakin baik.
Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat pengaruh antara pengetahuan
mendeteksi kecurangan terhadap pertimbangan tingkat materialitas.
4. Semakin baik kecerdasan intelektual, pertimbangan tingkat materialitas
dalam audit semakin baik.
Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat pengaruh antara kecerdasan
intelektual terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam audit.
5. Semakin tinggi sikap independensi yang dimiliki oleh auditor, pertimbangan
tingkat materialitas dalam audit akan semakin tepat.
Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat pengaruh antara independensi
terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam audit.
6. Semakin baik etika profesi yang dilakukan oleh auditor, pertimbangan
tingkat materialitas dalam audit akan semakin baik.
Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat pengaruh antara etika profesi
terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam audit.
7. Semakin bagus sistem pengendalian internal (SPI) suatu perusahaan,
pertimbangan tingkat materialitas dalam audit akan semakin baik.
6

Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat pengaruh antara SPI terhadap
pertimbangan tingkat materialitas dalam audit.
1.3 Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dilakukan agar penelitian lebih terarah, terfokus dan tidak
menyimpang dari sasaran pokok penelitian. Oleh karena itu, agar masalah yang diteliti
memiliki ruang lingkup dan arah yang jelas , maka penulis memberikan batasan masalah
sebagai berikut.
1. Penelitian ini dilakukan hanya membahas masalah dan mencari pengaruh
baik secara parsial maupun simultan dari variabel bebas terhadap variabel
terikat.
2. Dari banyaknya faktor-faktor yang dapat mempengaruhi variabel dependen
penulis yaitu pertimbangan tingkat materialitas dalam audit, penulis
membatasi variabel independen yang diteliti dalam penelitian ini, yaitu
skeptisme, pengalaman, pengetahuan mendeteksi kecurangan, dan
kecerdasan intelektual.
3. Berdasarkan pada data direktori Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI),
obyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kantor Akuntan Publik
(KAP) di wilayah Jakarta dengan responden yang diteliti adalah auditor yang
bekerja pada Kantor Akuntan Publik tersebut.


1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas dan latar belakang di atas perumusan masalah
dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah skeptisme berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat materialitas
dalam audit?
2. Apakah pengalaman berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat
materialitas dalam audit ?
3. Apakah pengetahuan mendeteksi kecurangan berpengaruh terhadap
pertimbangan tingkat materialitas dalam audit ?
4. Apakah kecerdasan intelektual berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat
materialitas dalam audit ?
5. Apakah skeptisme, pengalaman , pengetahuan mendeteksi kecurangan, dan
kecerdasan intelektual berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat
materialitas dalam audit ?
7

1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh fakta-fakta atau
bukti-bukti empirik yang menjelaskan pengaruh skeptisme, pengalaman, pengetahuan
mendeteksi kecurangan, dan kecerdasan intelektual terhadap pertimbangan tingkat
materialitas dalam audit. Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh skeptisme terhadap pertimbangan tingkat
materialitas dalam audit .
2. Untuk mengetahui pengaruh pengalaman terhadap pertimbangan tingkat
mterialitas dalam audit .
3. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan mendeteksi kecurangan terhadap
pertimbangan tingkat materialitas dalam audit.
4. Untuk mengetahui pengaruh kecerdasan intelektual terhadap pertimbangan
tingkat materialitas dalam audit.
5. Untuk mengetahui pengaruh skeptisme, pengalaman, pengetahuan
mendeteksi kecurangan, dan kecerdasan intelektual terhadap pertimbangan
tingkat materialitas dalam audit.


1.6 Manfaat Penelitian
Untuk menganalisis mengenai pengaruh skeptisme, pengalaman, pengetahuan
mendeteksi kecurangan, dan kecerdasan intelektual terhadap pertimbangan tingkat
materialitas dalam audit. Adapun kegunaan yang didapat dari penyusunan penelitian ini
diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara langsung maupun tidak langsung
bagi :
1.6.1 Manfaat Bagi Pengembangan Ilmu
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
berupa informasi tambahan yang dapat dijadikan sumbangan pemikiran
dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya teori auditing.
Sehingga diharapkan dimasa yang akan datang, pertimbangan tingkat
materialitas yang dihasilkan auditor akan semakin berkualitas dan terus
menajaga kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat untuk menilai
kesesuaian suatu laporan keuangan dengan kriteria/standar yang
berlaku.
1.6.2 Manfaat Bagi Pihak Kantor Akuntan Publik
8

Untuk memberikan masukan yang bermanfaat bagi perusahaan
dan dapat lebih memaksimalkan peran variabel-variabel yang diamati
khususnya berkenaan dengan skeptisme, pengalaman, pengetahuan
mendeteksi kecurangan dan kecerdasan intelektual terhadap
pertimbangan tingkat materialitas dalam audit.
1.6.3 Manfaat Bagi Penulis
Diharapkan dari penelitian ini dapat berperan sebagai sarana
untuk mengaplikasikan teori-teori yang telah dipelajari di perkuliahan.
Serta untuk menambah wawasan yang dapat menjadi suatu studi
perbandingan antara teori dan prakteknya.

1.7 Sistematika Penulisan
Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan sistematika penulisan
sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab awal, bagian ini menjelaskan tentang latar belakang penelitian,
identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini membahas tentang landasan teori dari masing-masing variabel, hasil
penelitian sebelumnya, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menjelaskan tentang metode penelitian yang digunakan, populasi dan
sampel penelitian, obyek penelitian, dan operasionalisasi variabel.
BAB IV HASIL PENELITIAN
Pada bab ini dijelaskan mengenai hasil penelitian yang meliputi deskripsi data,
analisis data yang dilakukan, dan interpretasi hasil penelitian.
BAB V PENUTUP
Pada bab terakhir, bagian ini menjelaskan tentang kesimpulan penelitian,
keterbatasan penelitian, serta saran-saran yang perlu disampaikan kepada pihak-
pihak yang berkepentingan bagi penelitian mendatang.


9














BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
Sesuai dengan judul penelitian ini, Pengaruh Skeptisme, Pengalaman,
Pengetahuan Mendeteksi Kecurangan, dan Kecerdasan Intelektual terhadap
Pertimbangan Tingkat Materialitas dalam Audit, berikut ini akan dijelaskan masing-
masing konsep penelitian ini agar dapat disusun menjadi subvariabel, dimensi, indikator,
dan kuesioner pada bab berikutnya.
2.1.1 Pertimbangan Tingkat Materialitas dalam Audit (Y)
2.1.1.1 Definisi Pertimbangan Tingkat Materialitas dalam Audit
Menurut Mulyadi (2002:158) dalam Febriana dan Suhardjo (2011): Materialitas
adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah sajiinformasi akuntansi, dilihat dari
keadaan yang melingkupinya, yang mungkin dapat mengubah atau mempengaruhi
pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan atas informasi tersebut.
Materialitas menurut Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP 2011, SA Seksi
312:paragraf 10) : Besarnya informasi akuntansi yang apabila terjadi penghilangan atau
salah saji, dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat mengubah atau
mempengaruhi pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan terhadap informasi
10

tersebut. Laporan keuangan mengandung salah saji material apabila laporan keuangan
tersebut mengandung salah saji yang dampaknya, secara individual atau keseluruhan,
cukup signifikan sehingga dapat mengakibatkan laporan keuangan tidak disajikan secara
wajar, dalam semua hal yang material, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di
Indonesia. Salah saji dapat terjadi akibat dari kekeliruan atau kecurangan.
Menurut Sukrisno (2004:126): materialitas adalah besarnya informasi
akuntansi yang apabila terjadi penghilangan atau salah saji, dilihat dari keadaan yang
melingkupinya, mungkin dapat mengubah atau mempengaruhi pertimbangan orang yang
meletakkan kepercayaan atas informasi tersebut.
Menurut Alvin A. Arens et al (2008:318): materialitas adalah pertimbangan
utama dalam menentukan ketepatan laporan audit yang harus dikeluarkan.
Menurut FASB 2 dalam Arens et al (2008:318): Materialitas sebagai besarnya
penghapusan atau salah saji informasi keuangan yang, dengan memperhitungkan
situasinya, menyebabkan pertimbangan seseorang yang bijaksana yang mengandalkan
informasi tersebut mungkin akan berubah atau terpengaruh oleh penghapusan atau salah
saji tersebut.
Berdasarkan pendapat para peneliti diatas, maka penulis membuat suatu
kesimpulan bahwa materialitas adalah sikap atau perilaku seseorang dalam menjalankan
suatu profesi dengan keahlian dan keterampilan yang tinggi disertai kemampuan untuk
mendemonstrasikan kualitas dirinya.
Pertimbangan akuntan publik tentang materialitas adalah suatu masalah
kebijakan profesional dan dipengaruhi oleh persepsi akuntan publik tentang kebutuhan
yang beralasan dari laporan keuangan. Tingkat materialitas suatu entitas tidak akan
sama dengan entitas lain, tergantung pada sifat dan ukuran laporan keuangannya.
Dari uraian diatas, Tabel 2.1 di bawah ini merupakan ringkasan pengertian
materialitas dari beberapa peneliti.
Tabel 2.1
Matrik Pengertian Pertimbangan Tingkat Materialitas
No Nama Penulis Pendapat
1 Menurut Mulyadi (2002:158)
dalam Febriana dan Suhardjo
(2011).
Materialitas adalah besarnya nilai yang
dihilangkan atau salah sajiinformasi akuntansi,
dilihat dari keadaan yang melingkupinya, yang
mungkin dapat mengubah atau mempengaruhi
pertimbangan orang yang meletakkan
kepercayaan atas informasi tersebut.

2 Standar Profesional Akuntan materialitas adalahbesarnya informasi
11

Publik (SPAP 2011, SA Seksi
312: paragraf 10)
akuntansi yang apabila terjadi penghilangan
atau salah saji, dilihat darikeadaan yang
melingkupinya, dapat mengubah atau
mempengaruhi pertimbangan orang yang
meletakkan kepercayaan terhadap informasi
tersebut. Laporan keuangan mengandung
salah saji material apabila laporan keuangan
tersebut mengandung salah saji yang
dampaknya, secara individual atau
keseluruhan, cukup signifikan sehingga dapat
mengakibatkan laporan keuangan tidak
disajikan secara wajar, dalam semua hal yang
material, sesuai dengan Standar Akuntansi
No Nama Penulis Pendapat
Keuangan di Indonesia. Salah saji dapat terjadi
akibat dari kekeliruan atau kecurangan.

3 Sukrisno (2004:126). materialitas adalah besarnya informasi
akuntansi yang apabila terjadi penghilangan
atau salah saji, dilihat dari keadaan yang
melingkupinya, mungkin dapat mengubah atau
mempengaruhi pertimbangan orang yang
meletakkan kepercayaan atas informasi
tersebut.

4 Alvin A. Arens et al (2008:318). materialitas adalah pertimbangan utama
dalam menentukan ketepatan laporan audit
yang harus dikeluarkan.
5 Menurut FASB 2 dalam Arens et
al (2008:318).
Materialitas sebagai besarnya penghapusan
atau salah saji informasi keuangan yang,
dengan memperhitungkan situasinya,
menyebabkan pertimbangan seseorang yang
bijaksana yang mengandalkan informasi
tersebut mungkin akan berubah atau
terpengaruh oleh penghapusan atau salah saji
tersebut.

12

Sumber :Menurut Mulyadi (2002:158) dalam Febriana dan Suhardjo (2011), Standar Profesional
Akuntan Publik (SPAP 2011, SA Seksi 312: paragraf 10), Sukrisno (2004:126), Alvin A. Arens et al
(2008:318), Menurut FASB 2 dalam Arens et al (2008:318).
2.1.1.2 Dimensi dan indikator Pertimbangan Tingkat Materialitas
Pertimbangan tingkat materialitas adalah pertimbangan yang dilakukan
olehseorang auditor terhadap laporan keuangan untuk menentukan seberapa besar salah
saji
yang terjadi dalam suatu laporan keuangan tersebut dengan tujuan untuk memberikan
pendapat atas penyajian laporan keuangan.


Menurut Mulyadi (2002:159) dalam Basri (2011) Dimensi indikator dari
pertimbangan tingkat materialitas adalah:
1. Pertimbangan awal materialitas
Auditor membuat pertimbangan awal materialitas dalam perencanaan audit,
jadi sering juga disebut materialitas yang direncanakan.
2. Materialitas pada tingkat laporan keuangan
Besarnya keseluruhan salah saji minimum dalam laporan keuangan sehingga
membuat laporan keuangan tidak disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip
akuntansi berlaku umum.
3. Materialitas pada tingkat saldo rekening
Minimum salah saji yang bisa ada pada suatu saldo rekening, yang dipandang
sebagai salah saji material, juga sering disebut salah saji bisa diterima.
4. Alokasi materialitas laporan keuangan kerekening
Apabila pertimbangan awal materialitas dikuantitatifkan maka taksiran awal
untuk setiap rekening dapat diperoleh mengalokasikan materialitas laporan
keuangan dalam masing-masing rekening.

Tabel 2.2
Dimensi dan Indikator Pertimbangan Tingkat Materialitas
No Dimensi Indikator
1 Pertimbangan awal materialitas 1. Materialitas perencanaan
2 Meterialitas pada tingkat laporan
keuangan
2. Materialitas pada laporan keuangan
3. Materialitas pada laporan laba rugi
4. Materialitas pada neraca
3 Materialitas pada tingkat saldo
rekening
5. Saldo akun yang tercatat
13

4 Alokasi materialitas laporan
keuangan kerekening
6. Alokasi atas dasar akun neraca
Sumber: Mulyadi (2002: 159) dalam Basri (2011).
2.1.2 Sikap Skeptisme (X
1
)
2.1.2.1 Definisi Skeptisme
Menurut kamus besar bahasa Indonesia skeptis yaitu kurang percaya, ragu-
ragu (terhadap keberhasilan ajaran dsb): contohnya; penderitaan dan pengalaman
menjadikan orang bersifat sinis dan skeptis. Sedangkan skeptis-isme adalah aliran
(paham) yang memandang sesuatu selalu tidak pasti (meragukan, mencurigakan)
contohnya; kesulitan itu telah banyak menimbulkan skeptis-isme terhadap kesanggupan
dalam menanggapi gejolak hubungan internasiona. Jadi secara umum skeptis-isme
adalah ketidakpercayaan atau keraguan seseorang tentang sesuatu yang belum tentu
kebenarannya.
Shaub dan Lawrence (1996) dalam Anisma(2011:492) menyebutkan
:Professional skepticism is a choice to fulfill the professional auditors duty to prevent or
reduce or harmful consequences of another persons behaviour.Dengan demikian dapat
diartikan, bahwa skeptisisme professional adalah pilihan untuk memenuhi kewajiban
professional auditor untuk mencegah atau mengurangi konsekuensi yang dapat
merugikan dari perilaku orang lain.
Menurut PSA (No 70, Paragraf 27) dalam Hilmi (2011:17): Skeptisme
profesional (professional sceptism) adalah suatu sikap yang mencakup pikiran bertanya
dan penentuan secara kritis bukti audit.
Menurut Hilmi (2011:19) dalam penelitiannya menyimpulkan Skeptisme
profesional auditor adalah sikap seorang auditor yang seimbang antara curiga dan
percaya atas informasi yang didapatnyaselama proses audit yang dilakukan.
Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP 2011, SA Seksi 230:paragraf
06): mendefinisikan skeptisme professional sebagai sikap yang mencakup pikiran yang
selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi secara kritis terhadap bukti audit.
Auditor tidak boleh menganggap bahwa manajemen adalah tidak jujur, namun juga tidak
boleh menganggap bahwa kejujuran manajemen tidak dipertanyakan lagi. Auditor juga
tidak boleh puas dengan bukti-bukti yang kurang persuasif karena keyakinannya atas
kejujuran manajemen.

Tabel 2.3
Matriks Pengertian Skeptisme Professional
No Nama Penulis Pendapat
1 Shaub dan Lawrence Skeptisisme professional adalah pilihan untuk
14

(1996) dalam Anisma
(2011:492)
memenuhi kewajiban professional auditor untuk
mencegah atau mengurangi konsekuensi yang
dapat merugikan dari perilaku orang lain.

2 Menurut PSA (No 70,
Paragraf 27) dalam Hilmi
(2011:17)
Skeptisme profesional (professional sceptism)
adalah suatu sikap yang mencakup pikiran bertanya
dan penentuan secara kritis bukti audit.
No Nama Penulis Pendapat
3 Menurut Hilmi (2011:19)
dalam penelitiannya
Skeptisme profesional auditor adalah sikap seorang
auditor yang seimbang antara curiga dan percaya
atas informasi yang didapatnyaselama proses audit
yang dilakukan.

4 Standar Profesional
Akuntan Publik (SPAP
2011, SA Seksi
230:paragraf 06).
skeptisme professional sebagai sikap yang
mencakup pikiran yang selalu mempertanyakan dan
melakukan evaluasi secara kritis bukti audit.

Sumber : Shaub dan Lawrence (1996) dalam Anisma (2011:492), PSA (No 70, Paragraf 27) dalam
Hilmi (2011:17), Hilmi (2011:19) dalam penelitiannya, Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP
2011, SA Seksi 230:paragraf 06).
2.1.2.2 Dimensi dan Indikator Skeptisme Professional
Menurut Kee dan Knoxs (1970) dalam Prihandono (2012:4) menyatakan bahwa
skeptisisme profesional auditor dipengaruhi oleh beberapa faktor:
1. Faktor-faktor kecondongan etika
Faktor-faktor kecondongan etika memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
skeptisisme profesional auditor. Dalam The American Heritage Directory, etika sebagai
suatu aturan atau standar yang menentukan tingkah laku para anggota dari suatu
profesi. Pengembangan kesadaran etis/moral memainkan peranan kunci dalam semua
area profesi akuntan (Louwers, 1997), termasuk dalam melatih sikap skeptisisme
profesional akuntan.
2. Faktor-faktor situasi
Faktor-faktor situasi berperngaruh secara positif terhadap skeptisisme
profesional auditor. Faktor situasi seperti situasi audit yang memiliki risiko tinggi (situasi
irregularities) mempengaruhi auditor untuk meningkatkan sikap skeptisisme
profesionalnya.
3. Gender
15

Gender menjadi salah satu indikator untuk mengukur skeptisisme profesional
auditor karena perbedaan kinerja diantara wanita dan laki-laki memiliki karakteristik yang
berbeda. Profesi yang menuntut tingginya mutu audit ini, tidak hanya digeluti oleh pria,
banyak auditor bahkan sampai level auditor senior diduduki oleh wanita. Fenomena
mengenai ratanya jumlah auditor, baik itu pria ataupun wanita menjadi salah satu alasan
gender akan mempengaruhi skeptisisme profesional seorang auditor. Wanita cenderung
akan melihat klien dari sisi emosionalnya termasuk bahasa tubuh dan isyarat nonverbal
klien, tidak demikian dengan pria yang tidak terlalu memperhatikan isyarat nonverbal dari
klien. Perbedaan lain, terlihat dari bagaimana klien menaruh kepercayaan pada auditor
wanita dan auditor pria. Sebagian dari mereka menganggap bahwa auditor wanita akan
lebih teliti dalam mengivestigasi bukti bukti audit dan tidak mudah begitu saja percaya
pada klien. Sedangkan auditor pria cenderung berpikir logis dalam menanggapi
keterangan-keterangan klien tanpa memperhatikan isyarat nonverbal maupin gerak gerik
tubuh dari kliennya. Sehingga perbedaan ini akan menyebakan skeptisisme profesional
dan pemberian opini yang berbeda antara auditor wanita dengan auditor pria.

Tabel 2.4
Dimensi dan Indikator Sikap Skeptisme
No Dimensi Indikator
1 Faktor kecenderungan etika 1. Tanggung jawab professional,
2. Kepentingan publik,
3. Integritas,
4. Objektifitas,
5. Kompetensi dan kehati-hatian
professional,
6. Perilaku professional,
7. Standar teknis
2 Faktor Situasi 8. Kesulitan untuk berkomunikasi
3 Gender 9. Perbedaan kinerja diantara wanita dan
pria memiliki karakteristik yang berbeda
Sumber : Menurut Kee dan Knoxs (1970) dalam Prihandono (2012:4).
2.1.3 Pengalaman (X
2
)
2.1.3.1 Definisi Pengalaman
Pengalaman ialah hasil persentuhan alam dengan panca indera manusia.
Berasal dari kata peng-alam-an. Pengalaman memungkinkan seseorang menjadi tahu
dan tahu ini kemudian disebut pengetahuan. Dalam dunia kerja istilah pengalaman juga
16

digunakan untuk merujuk pada pengetahuan dan keterampilan tentang sesuatu yang
diperoleh lewat keterlibatan atau berkaitan dengnnya selama periode tertentu.
Menurut The Oxford English Distionary (1978) dalam Hilmi (2011:14)
pengalaman adalah pengetahuan atau keahlian yang didapat dari pengamatan langsung
atau partisipasi dalam suatu peristiwa dan aktivitas yang nyata.
Menurut Knoers dan Haditono (1999) dalam Devi (2013): Pengalaman
merupakan suatu proses pembelajaran dan pertambahan perkembangan potensi
bertingkah laku baik dari pendidikan formal maupun non formal atau bisa diartikan
sebagai suatu proses yang membawa seseorang kepada suatu pola tingkah laku yang
lebih tinggi.
Menurut Suraida (2005) dalam Himli (2011:13), pengalaman audit dapat
diartikan sebagai pengalaman auditor dalam melakukan audit laporan keuangan baik dari
segi lamanya waktu maupun banyaknya penugasan yang pernah ditangani. Pengalaman
audit akan membentuk seorang akuntan publik menjadi terbiasa dengan situasi dan
keadaan dalam setiap penugasan.
Pengalaman kerja dapat memperdalam dan memperluas kemampuan kerja.
Semakin sering seseorang melakukan pekerjaan yang sama, semakin terampil dan
semakin cepat dia menyelesaikan pekerjaan tersebut, dan semakin banyak macam
pekerjaan yang dilakukan seseorang, pengalaman kerjanya semakin kaya dan luas dan
memungkinkan peningkatan kinerja auditor.
Menurut Libby dan Frederick (1990) dalam Kushasyandita(2012:34)menemukan
bahwa semakin banyakpengalaman auditor semakin dapat menghasilkan berbagai
macam dugaan dalam menjelaskan temuan audit.
Sesuai dengan standar umum dalam Standar Profesi Akuntan Publik bahwa
auditor disyaratkan memiliki pengalaman kerja yang cukup dalam profesi yang
ditekuninya, serta dituntut untuk memenuhi kualifikasi teknis pengalaman dalam bidang
industri yang digeluti kliennya.
Tabel 2.5
Matriks Pengertian Pengalaman
No Nama Penulis Pendapat
1 The Oxford English Distionary
(1978) dalam Hilmi (2011:14)
Pengalaman adalah pengetahuan atau
keahlian yang didapat dari pengamatan
langsung atau partisipasi dalam suatu
peristiwa dan aktivitas yang nyata.

2 Menurut Knoers dan Haditono
(1999) dalam Devi (2013)
Pengalaman merupakan suatu proses
pembelajaran dan pertambahan
17

perkembangan potensi bertingkah laku baik
dari pendidikan formal maupun non formal
atau bisa diartikan sebagai suatu proses
No Peneliti Pendapat
yang membawa seseorang kepada suatu
pola tingkah laku yang lebih tinggi.

3 Suraida (2005) dalam Hilmi
(2011:13)
Pengalaman audit dapat diartikan sebagai
pengalaman auditor dalam melakukan audit
laporan keuangan baik dari segi lamanya
waktu maupun banyaknya penugasan yang
pernah ditangani.

4 Menurut Libby dan Frederick
(1990) dalam
Kushasyandita(2012:34)

Bahwa semakin banyakpengalaman auditor
semakin dapat menghasilkan berbagai
macam dugaan dalam menjelaskan temuan
audit.
Sumber : Menurut The Oxford English Distionary (1978) dalam Hilmi (2011:14), Knoers dan
Haditono (1999) dalam Devi (2013), Suraida (2005) dalam Hilmi (2011:13), Menurut Libby dan
Frederick (1990) dalam Kushasyandita(2012:34).
2.1.3.2 Dimensi dan Indikator Pengalaman
Pengalaman adalah proses pembelajaran dan penambahan perkembangan
potensi bertingkah laku baik dari pendidikan formal maupun non formal atau bisa juga
diartikan sebagai suatu proses yang membawa seseorang kepada suatu pola tingkah laku
yang lebih tinggi. Menurut (Loehoer, 2002 dalam Havizd, dkk, 2010), pengalaman adalah
akumulasi gabungan dari semua yang diperoleh melalui berhadapan dan berinteraksi
secara berulang-ulang dengan sesama benda alam, keadaan, gagasan, dan
penginderaan.
Menurut Loeheor (2002) dalam Devi (2013) pengalaman adalah akumulasi
gabungan dari semua yang diperoleh melalui berhadapan dan berinteraksi yang
diantaranya mencakup (1) lama bekerja auditor, (2) keterlibatan auditor dalam
penugasan, (3) pelatihan auditor, (4) pendidikan auditor.





18


Tabel 2.6
Dimensi dan Indikator Pengalaman Auditor
No Dimensi Indikator
1 Lama bekerja 1. Lama kerja sebagai auditor
2 Keterlibatan auditor dalam
penugasan
2. Seringnya melakukan tugas audit
3 Pelatihan auditor 3. Pelatihan untuk auditor
4 Pendidikan auditor 4. Pendidikan formal maupun informal
Sumber : Loeher (2002) dalam Devi (2013)
2.1.4 Pengetahuan Mendeteksi Kecurangan (X
3
)
2.1.4.1 Definisi Pengetahuan Mendeteksi Kecurangan
Menurut Arens, Elder dan Beasley(2010:432) dalam Siregar (2011) Seorang
auditor dinyatakan memiliki pengetahuan dalam mendeteksi kecurangan ketika auditor
tersebut melakukan pertimbangan penting untuk mengungkap kecurangan dengan
mengidentifikasi faktor-faktor yang meningkatkan risiko kecurangan. Faktor risiko yang
dimaksud adalah sejumlah ketidakberesan (irregularities) yang terjadi atau akan terjadi
ketika kondisi kecurangan berupa insentif, kesempatan dan rasionalisasi sedang
berlangsung.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring, pengetahuan berarti
segala sesuatu yg diketahui; kepandaian: atau segala sesuatu yg diketahui berkenaan
dengan hal (mata pelajaran).
Menurut AICPA (AU 316) dalam Hilmi (2011:33) mendefinisikan kecurangan
adalah Fraud is an intentional act that results in a material misstatement in financial
statments that are the subject of an audit. Yang berarti bahwa kecurangan adalah
tindakan yang dilakukan dengan sengaja dan mengakibatkan adanya salah saji material
dalam laporan keuangan dimana laporan keuangan ini adalah subjek utama dalam audit.
Menurut Herawaty dan Susanto (2009:16) dalam Siregar (2011),mendefinisikan
pengetahuan mendeteksi kecurangan adalah perolehan informasi memadai tentang
pendeteksian kecurangan yang didapat dari berbagai pelatihan formal dan pengalaman
khusus yang dapat membuat auditor menjadi lebih ahli dalam mendeteksi kecurangan.
Pengetahuan auditor tentang pendeteksian kecurangan yang semakin berkembang
karena pengalaman kerja diaplikasikan untuk menilai faktor risiko kecurangan,
meningkatkan kesadaran klien akan eksistensi kecurangan tersebut dan menyusun
mekanisme pelaporan untuk mengungkap kecurangan tersebut.
Menurut The Association of Certified Fraud Examines (ACFE) dalam Halim
(2008:147): Kecurangan merupakan segala sesuatu yang secara lihai dapat digunakan
19

untuk mendapat keuntungan dengan cara menutupi kebenaran, tipu daya, kelicikan atau
mengelabui dan cara tidak jujur yang lain.
Berdasarkan uraian diatas, seorang auditor dinyatakan memiliki pengetahuan
memadai dalam mendeteksi kecurangan jika auditor tersebut cakap dalam menilai risiko
kecurangan (fraud risk assessment), meningkatkan kesadaran organisasi yang dikelola
klien (organization awareness), dan merancang sistem pelaporan (reporting system)
sesuai dengan Peraturan yang berlaku. Pengetahuan mendeteksi kecurangan tersebut
sendiri adalah perolehan informasi memadai dalam mendeteksi kecurangan yang
diaplikasikan untuk menilai faktor risiko kecurangan, meningkatkan kesadaran klien akan
eksistensi kecurangan tersebut dan menyusun sistem pelaporan untuk mengungkap
kecurangan tersebut.
Menurut SPAP (IAPI, 2011) ada dua tipe salah saji yang relevan dengan
pertimbangan auditor tentang kecurangan dalam audit atas laporan keuangan :
1. Salah saji yang timbul dari kecurangan salam pelaporankeuangan adalah salah
saji atau pengendalian secara sengaja jumlah atau pengungkapan dalam laopran
keuangan untuk mengelabuhi pemakai laporan keuangan. Kecurangan dalam
laporan keuangan dapat menyangkut tindakan seperti yang disajikan berikut ini:
a. Manipulasi, pemalsuan atau perubahan catatan akuntansi atau dokumen
pendukungnya yang menjadi sumber data bagi penyajian laporan keuangan.
b. Representasi yang salah dalam atau penghilangan dari laporan keuangan
peristiwa, transaksi, atau informasi signifikan.
c. Salah Penerapan secara sengaja prinsip akuntansi yang berkaitan dengan
jumlah, klasifikasi, cara penyajian, atau pengungkapan.
2. Salah saji yang timbul dari perlakuan tidak semestinya terhadap asset seringkali
dengan penyalahgunaan atau penggelapan berkaitan dengan pencurian asset
entitas yang berakibat laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan di Indonesia. Perlakuan tidak semestinya terhadap asset
entitas dapat dilakukan dengan berbagai cara, termasuk penggelapan tanda
terima barang/uang, pencurian asset, atau tindakan yang menyebabkan entitas
membayar harga barang atau jasa yang tidak terima oleh entitas. Perlakuan tidak
semestinya terhadap asset dapat menyangkut satu atau lebih individu diantara
manajemen, karyawan, atau pihak ketiga.

Tabel 2.7
Definisi Pengetahuan Mendeteksi Kecurangan
No Nama Peneliti Definisi
1 Menurut Arens, Elder dan Seorang auditor dinyatakan memiliki
20

Beasley(2010:432) dalam Siregar
(2011)

pengetahuan dalam mendeteksi kecurangan
ketika auditor tersebut melakukan
pertimbangan penting untuk mengungkap
kecurangan dengan mengidentifikasi faktor-
faktor yang meningkatkan risiko
kecurangan.
2 Menurut AICPA (AU 316) dalam
Hilmi (2011:33)

Kecurangan adalah tindakan yang dilakukan
dengan sengaja dan mengakibatkan adanya
salah saji material dalam laporan keuangan
dimana laporan keuangan ini adalah subjek
utama dalam audit.
3 Herawaty dan Susanto (2009:16)
dalam Siregar (2011)
Pengetahuan mendeteksi kecurangan
adalah perolehan informasi memadai
tentang pendeteksian kecurangan yang
didapat dari berbagai pelatihan formal dan
pengalaman khusus yang dapat membuat
auditor menjadi lebih ahli dalam mendeteksi
kecurangan.
4 Menurut The Association of
Certified Fraud Examines (ACFE)
dalam Halim (2008:147)

Kecurangan merupakan segala sesuatu
yang secara lihai dapat digunakan untuk
mendapat keuntungan dengan cara
menutupi kebenaran, tipu daya, kelicikan
atau mengelabui dan cara tidak jujur yang
lain.
Sumber :Menurut Arens, Elder dan Beasley (2010:432) dalam Siregar (2011), Menurut AICPA (AU
316) dalam Hilmi (2011:33), Herawaty dan Susanto (2009:16) dalam Siregar (2011), Menurut The
Association of Certified Fraud Examines (ACFE) dalam Halim (2008:147).
2.1.4.2 Dimensi dan Indikator Pengetahuan Mnedeteksi Kecurangan
Herawati dan Susanto (2009) dalam Siregar (2011) menyatakan auditor yang
memiliki pengetahuan dan keahlian yang profesional dapat meningkatkan pengetahuan
tentang sebab dan konsekuensi kecurangan dalam suatu siklus akuntansi. Pengetahuan
mendeteksi kecurangan dalam penelitian ini adalah pengetahuan untuk mendeteksi
macam-macam kecurangan dalam siklus pelaporan keuangan. Dimensi dari pengethuan
mendeteksi kecurangan menurut Herawati dan Susanto (2009) adalah : (1) Pengetahuan
dasar atas kecurangan, (2) deteksi kecurangan, (3) preliminary audit, (4) prosedur
mengaudit kecurangan, (5) jangkauan pengetahuan.
21

Dimensi dan indikator pengetahuan mendeteksi kecurangan disajikan dalam
tabel 2.8 adalah sebagai berikut :

Tabel 2.8
Dimensi dan Indikator Pengetahuan Mendeteksi Kecurangan
No Dimensi Indikator
1 Pengetahuan dasar atas
kecurangan
1. Perbedaan mendasar error,
irregularities dan fraud.
2 Deteksi klien 2. Keahlian dalam melaksanakan
pemeriksaan.
3 Preliminary audit 3. Menentukan eksistensi
kecurangan dari evaluasi sistem
pengendalian internal.
4 Prosedur mengaudit
kecurangan
4. Melanjutkan pemeriksaan
kecurangan`
5 Jangkauan pengetahuan 5. Pengetahuan mendeteksi
kecurangan melalui pelatihan
formal.
6. Partisipasi dalam mendesain
pengungkapan kecurangan.
Sumber : Menurut Herawaty dan Susanto (2009) dalam siregar (2011).
2.1.5 Kecerdasan Intelektual (X
4
)
2.1.5.1 Definisi Kecerdasan Intelektual
Kecerdasan dalam arti umum adalah suatu kemampuan umum yang
membedakan kualitas orang yang satu dengan orang yang lain, kecerdasan intelektual
lazim disebut dengan inteligensi.
Menurut Galton dalam Choiriah (2013:7) Inteligensi adalah kemampuan
kognitif yang dimiliki organisme untuk menyesuaikan diri secara efektif pada lingkungan
yang kompleks dan selalu berubah serta dipengaruhi oleh faktor genetik.
Kecerdasasan intelektual adalah sebuah tingkat kecerdasan yang dinilai dari
tingkat kecerdasan otak, dimana inti dari pemeringkatan kecerdasan didasarkan pada
aktivitas otak.
Menurut Zohar dan Marshall (2005: 184) mendefinisikan Kecerdasan Intelektual
(IQ) sebagai sebuah kecerdasan formal yang mempelajari cara memanipulasi dan
menggunakan aturan-aturan formal, seperti aturan-aturan tata bahasa atau aturan
aritmatika. Menurut Zohar dan Marshall(2005: 174) dalam Simanjutak (2009:31)Sebuah
skor IQ menunjukkan tingkat dari beberapa kemampuan dasar tertentu, yang sebagian
22

besar diwariskan (demikianlah yang diyakini), yaitu kemampuan spasial, numerikal, dan
linguistik
Menurut Robins dan Judge (2007: 52) dalam Dwijayanti (2009), IQ adalah
kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas mental. Semakin tinggi
IQ seseorang, semakin tinggi juga kemampuannya untuk menghadapi masalah yang
berhubungan dengan kemampuan spasial, numerikal, dan linguistik.
Menurut Binet dan Simon dalam Azwar (2004:5) dalam Dwijayanti (2009):
Intellegensi sebagai suatu kemampuan yang terdiri dari tiga komponen, yaitu: (1)
Kemampuan untuk mengarahkan tindakan, (2) kemampuan untuk mengubah arah
tindakan bila tindakan itu telah dilakukan, (3) kemampuan untuk mengeritik diri sendiri.
Menurut Raven dalam Choiriah (2013:7) mendefinisikan inteligensi sebagai
kapasitas umum individu yang nampak dalam kemampuan individu untuk menghadapi
tuntutan kehidupan secara rasional. Inteligensi lebih difokuskan kepada kemampuannya
dalam berpikir.
Menurut Anastasi dan Urbani (1997:220)dalam Choiriah (2013:7)
mengemukakan bahwa inteligensi adalah kemampuan global yang dimiliki oleh individu
agar bisa bertindak secara terarah dan berpikir secara bermakna serta bisa berinteraksi
dengan lingkungan secara efisien.

Tabel 2.9
Matriks Pengertian Kecerdasan Intelektual
No Nama Penulis Pendapat
1 Galton dalam Choiriah
(2013:7)
Inteligensi adalah kemampuan kognitif yang
dimiliki organisme untuk menyesuaikan diri
secara efektif pada lingkungan yang kompleks
dan selalu berubah serta dipengaruhi oleh
faktor genetik.
No Nama Penulis Pendapat
2 Zohar dan Marshall (2005:
174) dalam Simanjutak
(2009:31)
Sebuah skor IQ menunjukkan tingkat dari
beberapa kemampuan dasar tertentu, yang
sebagian besar diwariskan (demikianlah
yangdiyakini), yaitu kemampuan spasial,
numerikal, dan linguistik.
3 Robins dan Judge (2007: 52)
dalam Dwijayanti (2009)
IQ adalah kemampuan yang dibutuhkan untuk
melakukan berbagai aktivitas mental.Semakin
tinggi IQ seseorang, semakin tinggi juga
kemampuannya untuk menghadapi
23

masalahyang berhubungan dengan
kemampuan spasial, numerikal, dan linguistik.
4 Binet dan Simon dalam Azwar
(2004:5) dalam Dwijayanti
(2009)
Intellegensi sebagai suatu kemampuan yang
terdiri dari tiga komponen, yaitu: (1)
Kemampuan untuk mengarahkan tindakan, (2)
kemampuan untuk mengubah arah tindakan
bila tindakan itu telah dilakukan, (3)
kemampuan untuk mengeritik diri sendiri.
5 Menurut Anastasi dan Urbani
(1997:220)dalam Choiriah
(2013:7)
Inteligensi adalah kemampuan global yang
dimiliki oleh individu agar bisa bertindak secara
terarah dan berpikir secara bermakna serta
bisa berinteraksi dengan lingkungan secara
efisien.
Sumber : Galton dalam Choiriah (2013:7), Zohar dan Marshall (2005: 174) dalam Simanjutak
(2009:31), Robins dan Judge (2007: 52) dalam Dwijayanti (2009), Binet dan Simon dalam Azwar
(2004:5) dalam Dwijayanti (2009), Menurut Anastasi dan Urbani (1997:220) dalam Choiriah
(2013:7).

2.1.5.2 Dimensi dan Indikator Kecerdasan Intelektual
Anastasi (1997:220) dalam Choiriah (2013): IQ adalah ekspresi dari tingkat
kemampuan individu pada saat tertentu, dalam hubungan dengan norma usia yang ada.
Menurut Eysenck (1981) dalam Choiriah (2013) menyebutkan bahwa ada berbagai
macam pengukuran inteligensi dan setiap tes IQ yang digunakan akan disesuaikan
dengan tujuan dan kebutuhan dari penggunaan tes IQ tersebut.
Sternberg (1997:219) dalam Choiriah (2013) Istilah inteligensi digunakan
dengan pengertian yang luas dan bervariasi, tidakhanya oleh masyarakat umum tetapi
juga oleh anggota-anggota berbagai disiplin ilmu. Anastasi (1997:220) dalam Choiriah
(2013) mengatakan bahwa inteligensi bukanlah kemampuan tunggal dan seragam tetapi
merupakan komposit dari berbagai fungsi. Sedangkan indikator kecerdasan intelektual
yang dikemukakan oleh Stenberg dalam Choiriah (2013) yaitu:
1) Kemampuan memecahkan masalah
yaitu mampu menunjukkan pengetahuan mengenai masalah yang dihadapi,
mengambil keputusan tepat, menyelesaikan masalah secara optimal, menunjukkan
fikiran jernih.
2) Intelegensi verbal
yaitu kosa kata baik, membaca dengan penuh pemahaman, ingin tahu secara
intelektual, menunjukkan keingintahuan.
3) Intelegensi praktis
24

yaitu situasi, tahu cara mencapai tujuan, sadar terhadap dunia sekeliling,
menunjukkan minat terhadap dunia luar.

Tabel 2.10
Dimensi dan Indikator Kecerdasan Intelektual
No Dimensi Indikator
1 Kemampuan memecahkan
masalah
1. Menunjukkan pengetahuan mengenai
masalah yang dihadapi,
2. mengambil keputusan tepat,
3. menyelesaikan masalah secara
optimal, menunjukkan fikiran jernih.

2 Intelegensi verbal 4. kosa kata baik,
5. membaca dengan penuh
pemahaman,
6. ingin tahu secara intelektual,
menunjukkan keingintahuan.
3 Intelegensi praktis 7. Situasi,
8. tahu cara mencapai tujuan,
9. sadar terhadap dunia sekeliling,
10. menunjukkan minat terhadap dunia
luar.
Sumber : Stenberg dalam Choiriah (2013)
2.2 Hasil Penelitian Sebelumnya
Untuk mendukung penelitian ini, penulis juga menyajikan beberapa hasil
penelitian sebelumnya yang membahas hal-hal yang relevan dengan penelitian ini baik
pada obyek maupun variabel yang diteliti berdasarkan urutan waktu penelitian yang
diuraikan sebagai berikut.
2.2.1 Tinjauan Penelitian Sebelumnya
2.2.1.1 Arleen Herawaty dan Yulius Kurnia Susanto (2009)
Penelitian ini dilakukan oleh Arleen Herawaty dan Yulius Kurnia Susanto (2009)
yang penelitiannya berjudul Pengaruh Profesionalisme, Pengetahuan Mendeteksi
Kekeliruan, dan Etika Profesi Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Akuntan
Publik. Subyek dalam penelitian ini adalah Obyek penelitian yang diambil adalah Kantor
Akuntan Publik (KAP) yang terdaftar pada Direktori Institut Akuntan Publik Indonesia
(IAPI) 2008 di wilayah Jakarta dengan akuntan publik yang bekerja di KAP dijadikan
sebagai responden. Para akuntan publik tersebut harus memiliki pengalaman bekerja
25

minimal dua tahun, memiliki jenjang pendidikan minimal S1 dan posisi minimal sebagai
akuntan publik senior, untuk tujuan memperoleh responden yang memiliki pengalaman
dalam menentukan tingkat materialitas.
Metode sampling yang digunakan adalah convenience sampling, yaitu pemilihan
sampel berdasarkan kemudahan, sehingga penulis mempunyai kebebasan untuk memilih
sampel yang paling cepat dan mudah. Data dikumpulkan melalui survai kuisioner yang
dikirmkan kepada responden baik secara langsung atau melalui contact person. Jumlah
kuisioner yang dikirimkan kepada responden sebanyak dua ratus, kuisioner yang direspon
sebanyak seratus lima puluh. Alat analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis
adalah multiple regression analysis. Dalam pengujian hipotesis, penelitian memasukan
variabel karakteristik responden seperti lama bekerja di KAP, jabatan pekerjaan, tingkat
pendidikan, gender dan umur yang merupakan variabel kontrol. Tujuan memasukan
variabel kontrol adalah mengendalikan hasil penelitian agar tidak dipengaruhi oleh
perbedaan karakteristik responden. Sebelum dilakukan pengujian hipotesis terlebih
dahulu dilakukan uji asumsi klasik untuk menguji pemenuhan syarat regresi.
Hasil penelitian ini tidak terpengaruh oleh karakteristik dari responden, yaitu
lama kerja dan posisi dalam Kantor Akuntan Publik, tingkat pendidikan, gender dan
umur. Terbuktinya hipotesis satu, dua dan tiga tidak terpengaruh oleh karakterisitik-
karakteristik tersebut. Hasil temuan ini mengindikasikan bahwa profesionalisme,
pengetahuan auditor dalam mendeteksi kekeliruan dan etika profesi berpengaruh secara
positif terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam proses audit laporan keuangan.
Semakin tinggi tingkat profesionalisme akuntan publik, pengetahuannya dalam
mendeteksi kekeliruan dan ketaatannya akan kode etik semakin baik pula pertimbangan
tingkat materialitasnya dalam melaksanakan audit laporan keuangan.
2.2.1.2 Febrianty (2012)
Penelitian ini dilakukan oleh Febrianty (2012) yang penelitiannya berjudul
Pengaruh Profesionalisme Auditor terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Audit atas
Laporan Keuangan. Dalam penelitian ini penulis telah mengirimkan kuesioner sebanyak
25 kuesioner kepada responden. Dari 25 kuesioner tersebut hanya 23 kuesioner yang
kembali kepada penulis dan telah terisi dengan lengkap sehingga dapat digunakan untuk
dianalisis lebih lanjut. Adapun detail pengembalian kuesioner oleh responden untuk tiap
kota/Provinsi di wilayah Sumbagsel adalah sebagai berikut: Kota Palembang sebanyak 15
kuesioner, Propinsi Jambi sebanyak 3 kuesioner, Provinsi Bengkulu 3 kuesioner, dan
Provinsi Bandar Lampung sebanyak 2 kuesioner. Responden yang menjadi subjek
penelitian ini adalah auditor pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Sumbagsel. Dalam
penyebaran kuesioner kepada responden, disertai juga pertanyaan-pertanyaan yang
menyangkut data diri responden seperti jabatan, lama pengalaman sebagai auditor,
26

pendidikan, keanggotaan asosiasi, dan perusahaan yang sering manggunakan Jasa KAP
(auditor).
variabel yang diteliti dilakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap alat ukur
variabel tersebut. Perhitungan analisis regresi linier berganda dilakukan dengan bantuan
komputer Program SPSS for Windows Release 16.0. Analisis data dalam penelitian ini
menggunakan alat analisis regresi berganda, dengan melihat uji t dalam uji parsial dan
nilai F dalam uji simultan.
Berdasarkan hasil penelitian secara parsial, dimensi profesionalisme pengabdian
pada profesi, kemandirian auditor eksternal, dan hubungan dengan sesama rekan
seprofesi tidak berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam proses
pengauditan laporan keuangan oleh auditor KAP. Sedangkan Dimensi profesionalisme
kewajiban sosial auditor eksternal dan keyakinan pada profesi berpengaruh terhadap
pertimbangan tingkat materialitas dalam proses pengauditan laporan keuangan oleh
auditor KAP. Secara Simultan, Profesionalisme auditor berpengaruh signifikan terhadap
pertimbangan tingkat materialitas dalam proses pengauditan laporan keuangan oleh
auditor KAP, dimana nilai F hitung sebesar 29.872 dan signifikansi 0.000 (p < 0.05) serta
R Square sebesar 0.898.

2.2.1.3 Reza Minanda, Dul Muid (2013)
Penelitian ini dilakukan oleh Reza Minanda, Dul Muid (2013) yang penelitiannya
berjudul Analisis Pengaruh Profesionalisme, Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan,
Pengalaman Bekerja Auditor, dan Etika Profesi terhadap Pertimbangan Tingkat
Materialitas Akuntan Publik. Populasi penelitian ini adalah seluruh auditor independen
yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di Semarang. Alasannya
karena kota Semarang termasuk kota besar di Jawa Tengah yang sudah banyak KAP
besar maupun kecil, yang menuntut eksistensi auditor independen dalam melakukan
pemeriksaan terhadap laporan keuangan dalam memberikan pendapat atas dasar hasil
pemeriksaan, sehingga keterlibatannya dalam penentuan kualitas audit. Penelitian ini
melibatkan lima variabel yang terdiri atas empat variabel anteseden (bebas), satu
variabel dependen (terikat). Variabel anteseden (bebas) dalam penelitian ini adalah
Profesionalisme, Pengetahuan Akuntan Publik Dalam Mendeteksi kekeliruan, Pengalaman
Bekerja Auditor, dan Etika Profesi. sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah
Pertimbangan Tingkat Materialitas Akuntan Publik.
Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Teknik
purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu
(Sugiono, 2008). Teknik ini bisa diartikan sebagai suatu proses pengambilan sampel
27

dengan menentukan terlebih dahulu jumlah sampel yang hendak diambil, kemudian
pemilihan sampel dilakukan dengan berdasarkan tujuan-tujuan tertentu, asalkan tidak
menyimpang dari ciri-ciri sampel yang ditetapkan. Hal ini dilakukan agar data yang
diperoleh dengan tujuan penelitian dan relatif dapat dibandingkan dengan hasil penelitian
sebelumnya. Item instrumen yang digunakan sebanyak delapan belas pernyataan dengan
5 poin skala likert, seperti yang pernah digunakan oleh Muhammad,(2008) dengan sedikit
perubahan oleh penulis. Alat analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah
multiple regression analysis.
Data dikumpulkan melalui metode angket, yaitu menyebarkan daftar
pertanyaan (kuesioner) yang akan diisi atau dijawab oleh responden auditor pada KAP di
Semarang. Kuesioner tersebut terdiri dari enam bagian. Bagian pertama berisi tentang
data demografi responden. Bagian kedua berisi tentang pertanyaan yang berhubungan
dengan profesionalisme auditor. Bagian ketiga berisi tentang pertanyaan yang
berhubungan dengan pengetahuan mendeteksi kekeliruan. Bagian keempat berisikan
pertanyaan yang berhubungan dengan pengalaman bekerja auditor. Bagian kelima
berisikan pertanyaan yang berhubungan dengan etika profesi. Dan pada bagian keenam
berisikan pertannyaan yang berhubungan tentang pertimbangan tingkat materialitas
akuntan publik. Kuesioner diberikan secara langsung kepada responden. Responden
diminta untuk mengisi daftar pertanyaan tersebut, kemudian memintanya untuk
mengembalikannya melalui peneliti yang secara langsung akan mengambil angket yang
telah diisi tersebut pada Kap yang bersangkutan. Angket yang telah diisi oleh responden
kemudian diseleksi terlebih dahulu agar angket yang tidak lengkap pengisiannya tidak
diikutsertakan dalam analisis.
Kuesioner yang dibagikan sebanyak 180 kuesioner, dengan pertimbangan
bahwa pembagian kuesioner dilaksanakan pada masa sibuk auditor, yaitu bulan
September hingga Oktober 2012, sehingga response rate responden diasumsikan
memiliki probabilitas rendah. Pada penelitian kali ini hasil kuesioner akan difokuskan pada
semua auditor dengan perolehan data sebanyak 100 orang yang berada pada 12 KAP di
Semarang. Mengingat kesibukan dan kesempatan KAP yang bersangkutan, serta
pemilihan kuesioner yang layak untuk diolah.
Penelitian ini merupakan pengembangan penelitian yang dilakukan oleh
Herawaty dan Susanto (2009), yang menunjukkan bahwa variabel pengaruh
profenionalisme, pengetahuan mendeteksi kekeliruan, dan etika profesi berperngaruh
signifikan terhadap tingkat materialitas akuntan publik. Pada penelitian ini menunjukkan
bukti empiris sebagai berikut: (1)Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel
profesionalisme berpengaruh signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas
akuntan publik. Hasil ini mengandung pengertian bahwa semakin baik profesionalisme
auditor maka pertimbangan tingkat materialitas akuntan publik dalam laporan keuangan
28

akan semakin tepat. (2)Hasil Penelitian menunjukkan bahwa variabel mendeteksi
kekeliruan berpengaruh signifikan dan positif terhadap pertimbangan tingkat materialitas
akuntan publik. Hasil ini mengandung pengertian bahwa semakin baik pengetahuan
kuntan publik dalam mendeteksi kekeliruan maka pertimbangan tingkat materialitas
akuntan publik dalam laporan keuangan akan semakin tepat. (3)Hasil Penelitian
menunjukkan bahwa variabel pengalaman bekerja auditor berpengaruh signifikan dan
positif terhadap pertimbangan tingkat materialitas akuntan publik. Hasil ini mengandung
pengertian bahwa semakin baik pengalaman bekerja auditor maka pertimbangan tingkat
materialitas akuntan publik dalam laporan keuangan akan semakin tepat. (4)Hasil
Penelitian menunjukkan bahwa variabel etika profesi berpengaruh signifikan dan positif
terhadap pertimbangan tingkat materialitas akuntan publik. Hasil ini mengandung
pengertian bahwa semakin baik etika profesi yang dimiliki seorang akuntan maka
pertimbangan tingkat materialitas akuntan publik dalam laporan keuangan akan semakin
tepat.
2.2.2 Perbedaan Dengan Penelitian Sebelumnya
2.2.2.1 Arleen Herawaty dan Yulius Kurnia Susanto (2009)
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Arleen Herawati dan Yulius Kurnia
Susanto (2009) dengan judul Pengaruh Profesionalisme, Pengetahuan Mendeteksi
Kekeliruan, dan Etika Profesi terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Akuntan Publik
dengan menggunakan subyek para auditor KAP yang terdaftar pada Direktori Institut
Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Dalam penelitian penulis, variabel yang diteliti tidak
berkaitan secara menyeluruh dengan penelitian sebelumnya.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah skeptisme (X
1
),
pengalaman (X
2
), pengetahuan mendeteksi kecurangan (X
3
), dan kecerdasan intelektual
(X
4
), dan pertimbangan tingkat materialitas dalam audit (Y). Responden yang digunakan
dalam penelitian ini adalah KAP (Kantor Akuntan Publik) yang berada di DKI Jakarta.
Dalam penelitian ini, variabel independen (X) yang digunakan adalah skeptisme,
pengalaman, pengetahuan mendeteksi kecurangan, dan kecerdasan intelektual
sedangkan dalam penelitian Arleen Herawaty dan Yulius Kurnia Susanto (2009) variabel
independen (X) yang digunakan adalah professionalisme, pengetahuan mendeteksi
kekeliruan, dan etika profesi. Penulis melihat bahwa dalam penelitian sebelumnya,
variabel independen (X) yaitu profesionalisme merupakan dimensi dari variabel penelitian
penulis yaitu skeptisme (X
1
) dan pengetahuan mendeteksi kekeliruan berkaitan dengan
pengetahuan mendeteksi kecurangan (X
3
) . Dalam penelitian penulis, variabel dependen
(Y) yang digunakan sama dengan penelitian Arleen Herawaty dan Yulius Kurnia Susanto
(2009) , yaitu berkaitan dengan pertimbangan tingkat materialitas.
29

2.2.2.2 Febrianty (2012)
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Febrianty (2012) yang berjudul Pengaruh
Profesionalisme Auditor Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Audit Laporan
Keuangan menggunakan kuesioner sebanyak 25 kuesioner kepada responden. Dari 25
kuesioner tersebut hanya 23 kuesioner yang kembali kepada penulis dan telah terisi
dengan lengkap. Dalam penelitian penulis, variabel yang diteliti tidak berkaitan secara
menyeluruh dengan penelitian sebelumnya.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah skeptisme (X
1
), pengalman
(X
2
), pengetahuan mendeteksi kecurangan (X
3
), kecerdasan intelektual (X
4
), dan
pertimbangan tingkat materialitas (Y). Responden yang digunakan dalam penelitian ini
adalah KAP (Kantor Akuntan Publik) yang berada di DKI Jakarta. Dalam penelitian ini,
variabel independen (X) yang digunakan adalah skeptisme, pengalaman, pengetahuan
mendeteksi kecurangan, dan kecerdasan intelektual, sedangkan dalam penelitian
Febrianty (2012), variabel independen (X) yang digunakan adalah profesionalisme.
Penulis melihat bahwavariabel independen (X) yang digunakan oleh penulis berkaitan
dengan variabel yang digunakan oleh penelitian sebelumnya, yaitu profesionalisme
berkaitan dengan skeptisme (X
1
) dan pengalaman (X
3
). Dalam penelitian ini, variabel
dependen (Y) yang digunakan sama dengan penlitian Febrianty (2012), yaitu berkaitan
dengan pertimbangan tingkat materialitas dalam audit.
2.2.2.3 Reza Minanda, Dul Muid (2013)
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Reza Minanda, Dul Muid (2013) yang
berjudul Analisis Pengaruh Profesionalisme, Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan,
Pengalaman Bekerja Auditor dan Etika Profesi terhadap Pertimbangan Tingkat
Materialitas Akuntan Publik populasi penelitian ini adalah seluruh auditor independen
yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di Semarang. Dalam
penelitian penulis, variabel yang diteliti tidak berkaitan secara menyeluruh dengan
penelitian sebelumnya.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah skeptisme (X
1
),
pengalaman (X
2
), pengetahuan mendeteksi kecurangan (X
3
), kecerdasan intelektual (X
4
),
dan pertimbangan tingkat materialitas (Y). Responden yang digunakan dalam penelitian
ini adalah KAP (Kantor Akuntan Publik) yang berada di DKI Jakarta. Dalam penelitian ini,
variabel independen (X) yang digunakan adalah skeptisme, pengalaman, pengetahuan
mendeteksi kecurangan, dan kecerdasan intelektual, sedangkan dalam penelitian Reza
Minanda, Dul Muid (2013), variabel independen (X) yang digunakan adalah
profesionalisme, pengetahuan mendeteksi kecurangan, pengalaman bekerja auditor dan
etika profesi. Penulis melihat bahwa tiga variabel independen (X) yang digunakan oleh
penulis sama dengan variabel yang digunakan oleh penelitian sebelumnya, yaitu
30

berkaitan dengan skeptisme, pengetahuan mendeteksi kecurangan dan pengalaman.
Dalam penelitian ini, variabel dependen (Y) yang digunakan sama dengan penelitian Reza
Minanda, Dul Muid (2013), yaitu berkaitan dengan pertimbangan tingkat materialitas
dalam audit.







Tabel 2.11
Matriks Penelitian Sebelumnya
Nama Peneliti
(Tahun)
Variabel
Peneliti
Sampel Metode Analisis Ririn Listyawati
(1032500256)

1. Arleen
Herawaty
dan Yulius
Kurnia
Susanto
(2009)

Profesionalisme
(X
1
),
Pengetahuan
mendeteksi
kekeliruan (X
2
),
dan Etika profesi
(X
3
) terhadap
Pertimbangan
Tingkat
Materialitas
Akuntan Publik
(Y)
para auditor
KAP yang
terdaftar pada
Direktori
Institut
Akuntan Publik
Indonesia
(IAPI)
Metode sampling
yang digunakan
adalah convenience
sampling, yaitu
pemilihan sampel
berdasarkan
kemudahan,
sehingga penulis
mempunyai
kebebasan untuk
memilih sampel
yang paling cepat
dan mudah. Data
dikumpulkan
melalui survai
kuisioner yang
dikirmkan kepada
responden baik
secara langsung
atau melalui
contact person.
a. Variabel :
Skeptisme (X
1
),
Pengalaman
(X
2
),
Pengetahuan
Mendeteksi
Kecurangan (X
3
)
dan Kecerdasan
Intelektual (X
4
)
terhadap
Pertimbangan
Tingkat
Materialitas
dalam Audit (Y)

b. Sampel :
Kantor Akuntan
Publik (KAP) di
Wilayah Jakarta


31


2. Febrianty
(2012)
Pengaruh
Profesionalisme
Auditor
(X1)Terhadap
Kota
Palembang
sebanyak 15
kuesioner,
variabel yang
diteliti dilakukan uji
validitas dan
reliabilitas terhad
c. Pengolahan
data dilakukan
Denganmenggu
nakanIBM SPSS
versi 20.0
d. Persamaan:
Pengetahuan
mendeteksi
Nama Peneliti
(Tahun)
Variabel
Peneliti
Sampel Metode Analisis
Ririn Listyawati
(1032500256)

Pertimbangan
TingkatMaterialit
as Audit
Laporan
Keuangan (Y)
Propinsi Jambi
sebanyak 3
kuesioner,Prov
insi Bengkulu 3
kuesioner
, dan Provinsi
Bandar
Lampung
sebanyak 2
kuesioner
alat ukur variabel
tersebut.
Perhitungan analisis
regresi linier
berganda dilakukan
dengan bantuan
komputer Program
SPSS for Windows
Release 16.0.
Analisis data dalam
penelitian ini
menggunakan alat
analisis regresi
berganda, dengan
melihat uji t dalam
uji parsial dan nilai
F dalam uji
simultan.
kekeliruan,
sikap
profesionalise
auditor sebagai
yang
bersangkutan,
pengalaman,
Pertimbangan
tingkat
materialitas
3. Reza
Minanda,
Dul Muid
(2013)
Pengaruh
Profesionalisme
(X1),
Pengetahuan
Mendeteksi
Kekeliruan (X2),
Pengalaman
penelitian ini
adalah seluruh
auditor
independen
yang bekerja
pada Kantor
Akuntan Publik
Teknik
pengambilan
sampel
menggunakan
purposive sampling.
Teknik ini bisa
diartikan sebagai
e. Perbedaan :
1. Waktu
2. Tempat
3. Jumlah
responde
4. Pengolahan
Data
32

Bekerja Auditor
(X3) dan Etika
Profesi (X4)
terhadap
Pertimbangan
Tingkat
Materialitas
(KAP) yang
berada di
Semarang
suatu proses
pengambilan
sampel dengan
menentukan
terlebih dahulu
jumlah sampel
yang hendak







Nama Peneliti
(Tahun)
Variabel
Peneliti
Sampel Metode Analisis Ririn Listyawati
(1032500256)
Akuntan
Publik(Y)
diambil,
kemudianpemilihan
sampel dilakukan
dengan
berdasarkan
tujuan-tujuan
tertentu.

Sumber:Diolah Sendiri
2.3 Kerangka Pemikiran
Menurut Sekaran (1992) dalam Sugiyono (2010:88), Kerangka berfikir
merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai
faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka berfikir juga
merupakan sintesa tentang hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori
yang telah dideskripsikan
Kerangka berfikir akan menjelaskan secara teoritis hubungan antar variabel
yang akan diteliti. Secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antar variabel independen
dan dependen. Hubungan antar variabel tersebut dirumuskan dalam bentuk paradigma
penelitian. Oleh karena itu pada setiap penyusunan paradigma penelitian harus
didasarkan pada kerangka berfikir.
Kerangka pemikiran adalah menjawab secara rasional masalah yang telah
disusun dan diidentifikasi ( mengapa fenomena itu terjadi) itu dengan mengalirkan jasa
pikirkan dari pangkal pikir (premis) berdasarkan patokan pikir (postulat/asumsi/aksioma)
sampai pada pemikiran (hasil berfikir/ deduksi/ hipotesis) menurut kerangka logis (logical
construct).
Kerangka pemikiran dalam riset ini diawali dengan dasar pemikiran tentang
audit laporan keuangan, menurut Soekrisno Agoes (2004) setidaknya terdapat dua alasan
perlunya suatu laporan keuangan diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP), yaitu
pertama, jika tidak diaudit ada kemungkinan bahwa laporan keuangan tersebut
33

mengandung kesalahan baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja sehingga
diragukan kewajaran oleh pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan.
Kedua, jika laporan keuangan sudah diaudit dan mendapat opini wajar tanpa
pengecualian (Unqualified Opinion) dari KAP, berarti laporan keuangan tersebut dapat
diasumsikan bebas dari salah saji material dan telah disajikan sesaui dengan Standar
Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlakuumum di Indonesia. Konsep ini digunakan
sebagai Grand Theory dalam riset ini.
Tingkat pertimbangan materialitas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, dan
seorang auditor independen harus memiliki kemampuan untuk menentukan tingkat
materialitas. Konsep materialitas menyatakan bahwa tidak semua informasi keuangan
seharusnya dikomunikasikan. Dalam laporan keuangan, hanya informasi yang material
yang seharusnya disajikan. Informasi yang tidak material sebaiknya diabaikan atauy
dihilangkan. Materialitas seharusnya tidak hanya dikaitkan mengenai perimbangan
tentang besarnya sesuatu (informasi) yang dikatakan material. Peran konsep material itu
adalah untuk mempengaruhi kualitas dan kuantitas informasi akuntansi yang diperlukan
oleh auditor dalam membuat keputusan yang berkaitan dengan bukti audit.
Kerangka pemikiran ini dibuat dengan tujuan agar memudahkan dalam
memperoleh pemahaman arah penelitian yang dilakukan, guna memperoleh bukti
mengenai pengaruh Skeptisme, Pengalaman, Pengetahuan Mendeteksi Kecurangan dan
Kecerdasan Intelektual terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas dalam Audit,
sehingga terbentuk sebuah fenomena teoritis dan situasional penulismengambil judul
penelitian yaitu Pengaruh Skeptisme, Pengalaman, Pengetahuan Mendeteksi Kecurangan,
dan Kecerdasan Intelektual terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas dalam Audit
(Studi Empirik pada Kantor Akuntan Publik yang berada di DKI Jakarta) dengan variabel
dependennya adalah Pertimbangan tingkat materialitas (Y), sedangkan variabel
independennya adalah skeptisme (X
1
), pengalaman (X
2
), pengetahuan mendeteksi
kecurangan (X
3
), dan kecerdasan intelektual (X
4
).
Proses deduktif yaitu dari umum ke khusus dari penelitian ini adalah identifikasi
masalah dan hipotesis. Sedangkan proses induktif yaitu dari khusus ke umum dengan
melakukan studi empirik berupa penyebaran kuesioner ke Kantor Akuntan Publik (KAP)
yang berada di Jakarta.
Untuk memberikan gambaran jelas atau penelitian ini maka disusunlah
kerangka pemikiran seperti gambar 2.1 di halaman berikutnya.





34






































2.4 Hipotesis Penelitian
35

Menurut Sekaran (2009:135), hipotesis didefinisikan sebagai hubungan yang
diperkirakan secara logis di antara dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalam
bentuk pernyataan yang dapat diuji. Hubungan tersebut diperkirakan berdasarkan
jaringan asosiasi yang ditetapkan dalam kerangka teoritis yang dirumuskan untuk studi
penelitian.
Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dan berdasarkan
kerangka pemikiran yang telah diuraikan, maka hipotesis yang disajikan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut.

2.4.1 Pengaruh Skeptisme terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas
Skeptisme adalah kurang percaya atau ragu-ragu. Seorang auditor yang
skeptis, tidak akan menerima begitu saja penjelasan dari klien, tetapi akan mengajukan
pertanyaan untuk memperoleh alasan, bukti dan konfirmasi mengenai objek yang
dipermasalahkan. Dengan memiliki sikap skeptis yang tinggi maka pertimbangan tingkat
materialitas yang dipertimbangkan yang akan dihasilkan akan lebih baik.
Berdasarkan penjelasan diatas hipotesis yang dikemukakan disini adalah :
Ho
1
= Skeptisme tidak berpengaruh terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas
dalam Audit.
Ha
1
= Skeptisme berpengaruh terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas dalam
Audit.

2.4.2 Pengaruh Pengalaman terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas
Pengalaman kerja dapat memperdalam dan memperluas kemampuan kerja.
Pengalaman yang lebih akan menghasilkan pengetahuan yang lebih dalam pertimbangan
tingkat materialitas.
Berdasarkan penjelasan diatas hipotesis yang dikemukakan disini adalah :
Ho
2
= Pengalaman tidak berpengaruh terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas
dalam Audit.
Ha
2
= Pengalaman berpengaruh terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas dalam
Audit.



2.4.3 Pengaruh Pengetahuan Mendeteksi Kecurangan terhadap
Pertimbangan Tingkat Materialitas
Kecurangan (fraud) mengacu pada kesalahan akuntansi yang dilakukan secara
sengaja. Pengetahuan mendeteksi kecurangan sangat dibutuhkan dalam pertimbangan
tingkat materialitas, karena dengan pengetahuan mendeteksi kecurangan yang baik
36

maka auditor dapat melakukan pertmbangan tingkat materialitas dengan baik untuk
mengungkap kecurangan yang mungkin terjadi.
Berdasarkan penjelaan diatas hipotesis yang dikemukakan disini adalah :
Ho
3
= Pengetahuan Mendeteksi Kecurangan tidak berpengaruh terhadap
Pertimbangan Tingkat Materialitas dalam Audit.
Ha
3
= Pengetahuan Mendeteksi Kecurangan berpengaruh Terhadap Pertimbangan
Tingkat Materialitas dalam Audit.

2.4.4 Pengaruh Kecerdasan Intelektual terhadap Pertimbangan Tingkat
materialitas
Kecerdasan intelektual adalah ukuran kemampuan intelektual, analisis, logika,
dan rasio seseoraalah ukuran kemampuan intelektual, analisis, logika, dan rasio
seseorang yang merupakan kecerdasan otak unng yang merupakan kecerdasan otak
untuk menerima, menyimpan, dan mengolah informasi menjadi fakta. Dalam
menentukan pertimbangan tingkat materialitas adanya kecerdasan intelektual merupakan
hal yang penting juga untuk dipertimbangkan, dimana seorang auditor tuk menerima,
menyimpan, dan mengolah informasi menjadi fakta. Dalam menentukan pertimbangan
tingkat materialitas adanya kecerdasan intelektual merupakan hal yang penting juga
untuk dipertimbangkan, dimana seorang auditor yang memiliki intelek yang baik akan
mempengaruhi prestasi dalam menentukan pertimbangan tingkat materialitas.
Berdasarkan penjelasan diatas hipotesis yang dikemukakan disini adalah :
Ho
4
= Kecerdasan Intelektual tidak berpengaruh terhadap Pertimbangan Tingkat
Materialitas dalam Audit.
Ha
4
= Kecerdasan Intelektual berpengaruh terhadap Pertimbangan Tingkat
Materialitas dalam Audit.





2.4.5 Pengaruh Skeptisme, Pengalaman, Pengetahuan Mendeteksi
Kecurangan, dan Kecerdasan Intelektual terhadap Pertimbangan Tingkat
Materialitas
Skeptisme, pengalaman, pengetahuan mendeteksi kecurangan dan kecerdasan
intelektual berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat materialitas karena sikap
skeptisme profesional auditor, pengalaman, pengetahuan mendeteksi kecurangan dan
kecerdasan intelektual sangat dibutuhkan dalam melakukan pertimbangan tingkat
materialitas dalam proses audit. Jika seorang auditor tidak memiliki sikap skeptisme,
37

pengalaman yang lama, pengetahuan mendeteksi kecurangan yang tinggi serta
kecerdasan intelektual yang baik akan menghasilkan pertimbangan tingkat materialitas
yang kurang baik.
Ho
5
= Skeptisme, Pengalaman, Pengetahuan Mendeteksi Kecurangan, dan
Kecerdasan Intelektual secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap
Pertimbangan Tingkat Materialitas dalam Audit.
Ha
5
= Skeptisme, Pengalaman, Pengetahuan Mendeteksi Kecurangan, dan Kecerdasan
Intelektual secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Pertimbangan
Tingkat Materialitas dalam Audit.


















BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metodologi Penelitian
Menurut Sugiyono (2013:2) : Metode penelitian pada dasarnya merupakan
cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Menurut Sugiyono (2013:11), metode survey digunakan untuk mendapatkan
data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan
perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, test,
wawancara terstruktur dan sebagainya (perlakuan tidak seperti dalam eksperimen).
38

Penelitian ini menggunakan metode survey untuk mendapatkan data primer.
Data primer diperoleh dengan cara memberikan kuesioner secara langsung kepada
responden yang bersangkutan dimana didalamnya terdapat pernyataan mengenai hal-hal
yang ingin di ukur yaitu skeptisme, pengalaman auditor, pengetahuan mendeteksi
kecurangan, kecerdasan intelektual dan pertimbangan tingkat materialitas.
3.1.1 Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2013:401) : Teknik pengumpulan data merupakan langkah
yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak
akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.
Dalam sebuah penelitian teknik pengumpulan data merupakan salah satu
langkah inti. Dalam pengumpulan data ini dituntut pengetahuan agar data yang
terkumpul benar-benar data yang dibutuhkan, tidak asal terkumpul. Dalam penelitian ini,
penulis menggunakan data primer. Menurut Ramadhina dan Islandscript (2011:6), data
diperoleh secara langsung dari sumbernya, misalnya dengan cara interview, kuesioner,
dan lain-lain. Data yang diperoleh secara langsung disebut data primer.
Penelitian ini menggunakan data primer. Menurut Sekaran (2006:60), data
primer mengacu pada informasi yang diperoleh dari tangan pertama oleh peneliti yang
berkaitan dengan variabel minat untuk tujuan spesifik studi.
Menurut Agusyana dan Islandscript (2011:28), kuesioner sebagai salah satu
cara dalam pengumpulan data biasa digunakan untuk penelitian kuantitatif. Data yang
didapat melalui kuesioner ini adalah data hasil isian responden, yaitu orang yang
dijadikan obyek dalam penelitian.
Dalam penelitian ini, skala pengukuran data yang digunakan adalah skala
ordinal.
Menurut Irianto (2004:18), skala ordinal adalah suatu skala yang sudah
mempunyai daya pembeda, tetapi perbedaan antara angka yang satu dengan angka
yang lainnya tidak konstan (tidak mempunyai interval yang tetap). Untuk mengukur
kuesioner, skala yang digunakan adalah skala likert dengan kategori jawaban terdiri atas
rentang angka 1 sampai dengan 5. Menurut Sekaran (2006:31), skala likert didesain
untuk menelaah seberapa kuat subyek setuju atau tidak setuju dengan pernyataan pada
5 titik skala susunan berikut : (1) Sangat Tidak Setuju, (2) Tidak Setuju, (3) Netral, (4)
Setuju, (5) Sangat Setuju.
Penelitian ini menggunakan data primer untuk mengukur variabel bebas
(Skeptisme, Pengalaman, Pengetahuan Mendeteksi Kecurangan, dan Kecerdasan
Intelektual) dan variabel terikat (Pertimbangan Tingkat Materialitas) yang diperoleh
39

melalui survei dengan mengisi kuesioner yang diberikan secara langsung kepada
responden.
3.1.2 Gambaran Tentang Populasi
Dalam penelitian biasanya akan dilakukan survei terhadap sebuah himpunan
secara menyeluruh. Kesimpulan sampel dari himpunan tersebut dibuat dari elemen yang
disebut populasi. Spesifikasi lengkap dari populasi adalah langkah penting dalam peluang
sampel.
Menurut Ramadhina dan Islandscript (2011:3), populasi bisa didefinisikan
sebagai sekumpulan data yang mengidentifikasi suatu fenomena. Populasi bergantung
pada kegunaan dan relevansi data yang digunakan.
Populasi yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah Auditor di
Kantor Akuntan Publik (KAP) di wilayah Jakarta Selatan.
3.1.3 Teknik Sampling
Menurut Sekaran (2006:123) : Pengambilan sampel (sampling) adalah proses
memilih jumlah elemen secukupnya dari populasi, sehingga penelitian terhadap sampel
dan pemahaman tentang sifat atau karakteristiknya membuat kita dapat
menggeneralisasikan sifat atau karakteristik tersebut pada elemen (anggota) populasi.
Teknik penarikan sampel atau teknik sampling adalah suatu cara mengambil
sampel yang representatif dari populasi. Pengambilan sampel ini harus dilakukan
sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat mewakili dan dapat
menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Teknik sampling pada dasarnya
dikelompokan menjadi dua, yaitu probability sampling dan non probability sampling.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode non probability
sampling yaitu dengan teknik convenience sampling yaitu sampel dipilih berdasarkan
kriteria tertentu. Dengan memperhatikan hal tersebut, maka dapat ditentukan
pertimbangan sampel sebagai berikut :
1. Kantor Akuntan Publik (KAP) yang terdaftar dalam Direktori Institut Akuntan
Publik Indonesia 2013 di wilayah Jakarta Selatan.
2. Kantor Akuntan Publik (KAP) yang tidak bisa disebarkan kuesioner.
3. Kantor Akuntan Publik (KAP) yang tidak bersedia menerima kuesioner.
4. Kantor Akuntan Publik (KAP) yang bersedia menerima kuesioner tetapi tidak
mengembalikan kuesioner pada batas waktu yang ditentukan.
5. Kantor Akuntan Publik (KAP) yang dijadikan sampel.
3.1.4 Uji Instrumen Penelitian
40

Menurut Agusyana dan Islandscript (2011:34), di dalam sebuah penelitian
kuantitatif, penulis akan menggunakan instrumen untuk menggunakan data penelitian.
Instrumen penelitian ini digunakan untuk meneliti variabel yang diteliti. Jumlah instrumen
yang akan digunakan untuk penelitian tergantung pada jumlah variabel yang diteliti. Jadi
semakin banyak variabel yang akan diteliti, maka semakin banyak juga instrumennya.
Dalam uji penelitian, alat analisis yang digunakan oleh penulis untuk mengolah
data adalah dengan menggunakan program Statistical Product and Service Solution atau
SPSS versi 20 dan Microsoft Excel 2010.
Instrumen penelitian sebagai alat bantu untuk mengumpulkan data harus
sesuai dengan metode pengumpulan data. Hal ini penting karena kesalahan dalam
menentukan instrumen dapat berakibat tidak akuratnya data. Dalam penelitian ini,
sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Untuk mengolah
sumber data tersebut digunakan uji validitas dan reliabilitas untuk mengetahui apakah
data tersebut telah valid atau tidak, serta apakah data tersebut telah reliable dan dapat
digunakan untuk pengolahan data selanjutnya. Setelah data tersebut dinyatakan valid
dan reliable, maka sumber data yang berupa skala ordinal tersebut ditransformasikan
atau diubah ke dalam bentuk skala interval yang dimana skala interval tersebut
merupakan salah satu syarat untuk melakukan pengujian selanjutnya yaitu uji asumsi
klasik.


3.1.4.1 Uji Validitas
Ketepatan hasil dari sebuah pengujian dalam penelitian tergantung dari
instrumen penelitian yang digunakan, sedangkan analisis statistika yang digunakan
tergantung dari skala pengukuran data yang digunakan. Oleh karena itu instrumen
penelitian harus benar-benar memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas (yang
dimana reliabiltas akan dijelaskan pada sub bab berikutnya). Kuesioner merupakan salah
satu instrumen penelitian untuk menggali informasi secara langsung. Informasi yang
didapat dari kuesioner tersebut perlu diuji validitas dan reliabilitasnya. Uji validitas
menunjukan apakah kuesioner tersebut mampu mengukur apa yang harus diukur.
Menurut Nugroho (2006:67), menjelaskan uji validitas (Validity Test) digunakan
untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar (konstruk) pertanyaan dalam
mendefinisikan suatu variabel, daftar pertanyaan ini pada umumnya mendukung satu
kelompok variabel tertentu
Menurut Agusyana dan Islandscript (2011:35), sebuah instrumen dikatakan
valid atau sahih jika instrumen tersebut mampu mengukur apa yang akan diukur. Uji
validitas dilakukan untuk memastikan bahwa pernyataan yang diajukan dapat mengukur
apa yang seharusnya diukur, mengukur sejauh mana ketepatan dan kecermatan fungsi
41

ukurnya. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pernyataan pada suatu angket mampu
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh angket tersebut.
Menurut Priyatno (2012:183), uji validitas item dapat dilihat pada output Item-
Total Statistic pada kolom Corrected Item-Total Correlation. Angka ini merupakan nilai
korelasi antara tiap item dengan skor total item dan telah dilakukan koreksi terhadap nilai
koefisien korelasi.
Dalam penelitian ini, untuk menentukan suatu item layak digunakan atau tidak
dapat dilakukan dengan melihat R tabel. Pada kolom Corrected Item-Total Correlation
adalah R hitung. Menurut Ramadhina dan Islandscript (2011:83), suatu data dikatakan
valid bila R hitung > R tabel. Nilai R tabel dapat diperoleh melalui df (degree of freedom)
= nk, dimana n merupakan jumlah responden atau sampel, sedangkan k merupakan
jumlah butir pernyataan. Alpha yang digunakan adalah 5%.
3.1.4.2 Uji Reliabilitas
Menurut Agusyana dan Islandscript (2011:37), reliabilitas memiliki arti tingkat
kepercayaan. Berasal dari dua suku kata Rely dan Ability atau dapat dipercaya. Yang
dimaksud dapat dipercaya disini adalah seberapa besar kita bisa mempercayai hasil tes
yang kita dapatkan, atau seberapa besar tingkat kesalahan yang muncul. Kita tetap
dapat mengestimasi reliabilitas dengan cara melakukan tes berulang lalu
mengkorelasikan hasil tes pertama dengan tes kedua dengan mempertimbangkan
beberapa kelemahan dan persyaratannya.
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui kestabilan dan konsistensi
responden dalam menjawab pertanyaan dalam suatu kuesioner. Mengukur sejauh mana
hasil pengukuran dapat dipercaya bila dilakukan pengukuran pada waktu yang berbeda
pada kelompok sampel atau subyek penelitian yang sama. Suatu kuesioner dikatakan
reliable (andal) jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil
dari waktu ke waktu. Instrumen yang memenuhi persyaratan reliabilitas atau dapat
dipercaya, jika instrumen tersebut menghasilkan ukuran yang konsisten walaupun
instrumen tersebut digunakan untuk mengukur berkali-kali.
Uji reliabilitas dapat dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh butir
pertanyaan untuk lebih dari satu variabel, namun sebaiknya uji reliabilitas dilakukan pada
masing-masing variabel pada lembar kerja yang berbeda sehingga dapat diketahui
konstruk variabel mana yang tidak reliable (andal).
Metode penghitungan reliabilitas dalam penelitian ini dengan melihat nilai
Cronbachs Alpha. Menurut Priyatno (2012:187), untuk menentukan suatu instrumen
reliabel atau tidak maka bisa menggunakan batas nilai Alpha 0,6. Menurut Sekaran
(1992) dalam Priyatno (2012:187), reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik,
sedangkan 0,7 dapat diterima dan di atas 0,8 adalah baik.
42

3.1.4.3 Model Transformasi Data Ordinal ke Interval
Menurut Riduwan dan Kuncoro (2008:30) dalam Sarjono , mentransformasikan
data interval bertujuan untuk memenuhi sebagian dari syarat analisis parametik, dimana
data setidaknya berskala interval. Teknik informasi yang paling sederhana adalah
dengan menggunakan MSI (Method of Succesive Interval). MSI merupakan metode yang
digunakan untuk mentransformasikan data dari ordinal menjadi interval dengan langkah-
langkah sebagai berikut :
1. Perhatikan setiap butir jawaban responden dari angket yang disebarkan.
2. Pada setiap butir, ditentukan jumlah orang yang mendapat skor 1, 2, 3, dan 4;
yang disebut sebagai frekuensi.
3. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden yang hasilnya disebut
proporsi.
4. Tentukan nilai proporsi kumulatif dengan menjumlahkan nilai proporsi secara
berurutan per kolom skor.
5. Gunakan tabel distribusi normal, hitung nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif
yang diperoleh.
6. Tentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh (dengan
menggunakan tabel tinggi densitas).
7. Tentukan nilai skala dengan menggunakan rumus :

NS = (Density at Lower Limit) (Density at Upper Limit)
(Area Below Upper Limit) (Area Below Lower Limit)

Sumber : Riduwan dan Kuncoro (2008:30)
8. Tentukan nilai transformasi dengan rumus :

Y = NS + [1 + |NS
min
|}

Sumber : Ridwan dan Kuncoro (2008:30)

3.1.5 Alat Analisis Data
Pada bagian ini dijelaskan secara detail alat analisis yang digunakan dalam
pengolahan data sehingga dapat memperoleh hasil penelitian. Penjelasan rinci
diharapkan meliputi tahapan analisis data, cara dan tujuan masing-masing alat analisis
yang akan digunakan.
3.1.5.1 Uji Asumsi Klasik
43

Menurut Ramadhina dan Islandscript (2011:12), pengujian asumsi klasik
diperlukan untuk mengetahui apakah hasil estimasi regresi yang dilakukan benar-benar
bebas dari adanya gejala heteroskedastisitas, gejala multikolinearitas, dan gejala
autokorelasi, serta normalitas.
Menurut Priyatno (2012:143), model regresi linear dapat disebut sebagai model
yang baik jika model tersebut memenuhi beberapa asumsi yang kemudian disebut
dengan asumsi klasik. Harus terpenuhinya asumsi klasik ditujukan untuk memperoleh
model regresi dengan estimasi yang tidak bias dan pengujian dapat dipercaya. Apabila
ada satu syarat saja yang tidak terpenuhi maka hasil analisis regresi tidak dapat
dikatakan bersifat BLUE (Best Linear Unbiased Estimator).
Untuk mengetahui apakah model persamaan regresi yang digunakan dalam
penelitian memenuhi asumsi klasik, harus dilakukan uji asumsi klasik atas model
persamaan tersebut. Uji asumsi klasik yang dilakukan penulis terdiri dari uji normalitas,
uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas. Penulis tidak melakukan uji autokorelasi
dikarenakan data yang digunakan merupakan data primer serta data tersebut tidak
mempunyai rentang waktu atau periode tertentu.
3.1.5.1.1 Uji Normalitas
Menurut Agusyana dan Islandscript (2011:68), uji normalitas berguna untuk
menentukan apakah data yang telah dikumpulkan memiliki distribusi yang normal.
Pengujian normalitas akan mengarahkan teknik statistik apa yang akan digunakan untuk
uji pengambilan keputusan.
Metode statistik klasik dalam pengujian normalitas suatu data tidak begitu
rumit. Berdasarkan pengalaman empiris ahli statisik, data yang banyaknya lebih dari 30
(n > 30), dapat diasumsikan berdistribusi normal dan dapat dikatakan sebagai sampel
besar. Namun, untuk memberikan kepastian apakah suatu kelompok data berdistribusi
normal atau tidak, sebaiknya digunakan uji normalitas. Karena belum tentu data yang
lebih dari 30 dipastikan berdistribusi normal, demikian juga yang kurang dari 30 belum
tentu tidak berdistribusi normal.
Menurut Priyatno (2012:144), uji normalitas pada model regresi digunakan
untuk menguji apakah nilai residual yang dihasilkan dari regresi terdistribusi secara
normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang
terdistribusi secara normal. Beberapa metode uji normalitas data yaitu dengan melihat
penyebaran data pada sumber diagonal pada grafik Normal P-Plot of regression
standarized residual atau dengan uji One Sample Kolmogorov Smirnov.
Uji normalitas residual dengan metode grafik yaitu dengan melihat penyebaran
data pada sumber diagonal pada grafik Normal P-Plot of regression standarized residual.
44

Dasar pengambilan keputusannya adalah jika titik-titik menyebar di sekitar garis dan
mengikuti garis diagonal maka nilai residual terdistribusi normal.
Sedangkan uji One Sample Kolmogorov Smirnov digunakan untuk mengetahui
distribusi data, apakah mengikuti distribusi normal, poisson, uniform, atau exponential.
Dalam hal ini untuk mengetahui apakah distribusi residual terdistribusi normal atau tidak.
Residual berdistribusi normal jika nilai signifikansi lebih dari 0,05.
Hipotesis dalam penelitian ini dengan menggunakan uji One Sample
Kolmogorov Smirnov adalah sebagai berikut.
Ho : Nilai residual berdistribusi normal
Ha : Nilai residual tidak berdistribusi normal
Dasar Pengambilan Keputusan
Dengan melihat angka probabilitas, dengan aturan :
a. Probabilitas Sig. > 0.05, maka Ho diterima.
Maka, nilai residual berdistribusi normal.
b. Probabilitas Sig. < 0.05, maka Ho ditolak.
Maka, nilai residual tidak berdistribusi normal.
3.1.5.1.2 Uji Multikolinearitas
Menurut Priyatno (2012:151), multikolinearitas adalah keadaan di mana pada
model regresi ditemukan adanya korelasi yang sempurna atau mendekati sempurna
antarvariabel independen. Pada model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
yang sempurna atau mendekati sempurna di antara variabel bebas (korelasinya 1 atau
mendekati 1). Beberapa metode uji multikolinearitas yaitu dengan melihat nilai Tolerance
dan Variance Inflator Factor (VIF) pada model regresi atau dengan membandingkan nilai
koefisien determinasi individual (r
2
) dengan nilai determinasi secara serentak (R
2
).
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan dalam uji multikolinearitas adalah dengan
melihat nilai Tolerance dan Inflator Factor (VIF). Untuk mengetahui suatu model regresi
bebas dari multikolinearitas, yaitu mempunyai nilai VIF (Variance Inflation Factor) kurang
dari 10 dan mempunyai angka Tolerance lebih dari 0,1.
3.1.5.1.3 Uji Heteroskedastisitas
Menurut Priyatno (2012:158), Heteroskedastisitas adalah keadaan di mana
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual pada satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.
Uji heteroskedastisitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melihat pola
titik-titik pada scatterplot regresi. Metode ini dilakukan dengan cara melihat grafik
scatterplot antara standardized predicted value (ZPRED) dengan studentized residual
(SRESID), ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED
45

di mana sumbu Y adalah Y yang telah diperdiksi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi
- Y sesungguhnya). Dasar pengambilan keputusan pada metode ini, yaitu :
1. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik (poin-poin), yang ada membentuk suatu
pola tertentu yang beraturan (bergelombang melebar, kemudian menyempit),
maka terjadi heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan dibawah 0
pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.


3.1.5.2 Analisis Korelasi
Menurut Sarwono (2009:55), korelasi merupakan teknik analisis yang termasuk
dalam salah satu teknik pengukuran asosiasi atau hubungan (measures of association).
Pengukuran asosiasi merupakan istilah umum yang mengacu pada sekelompok teknik
dalam statistik bivariat yang digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua
variabel. Koefisien korelasi adalah pengukuran statistik kovariasi atau asosiasi antara dua
variabel. Besarnya koefisien korelasi berkisar antara +1 sampai dengan -1. Koefisien
korelasi menunjukkan kekuatan (strength) hubungan linear dan arah hubungan dua
variabel acak. Korelasi mempunyai kemungkinan pengujian hipotesis dua arah (two
tailed).
Dalam penelitian ini, perhitungan korelasi yang digunakan adalah dengan
menggunakan metode korelasi pearson (product moment pearson correlation). Menurut
Priyatno (2012:103), korelasi pearson merupakan analisis untuk mengukur keeratan
hubungan antara dua variabel yang mempunyai distribusi data normal. Data yang
digunakan adalah data yang berskala interval.
Koefisien korelasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus :


Sumber : Irianto (2008:137)

Sumber : Irianto (2004:137)

Menurut Sarwono (2019:59), ada tiga penafsiran hasil analisis korelasi, yaitu :
1. Melihat Kekuatan Hubungan
Klasifikasi kekuatan hubungan dapat digambarkan dengan kriteria sebagai berikut :
a. 0 = Tidak ada korelasi antara dua variabel
b. > 0 0,25 = Korelasi sangat lemah
r=

() ()

46

c. > 0,25 0,5 = Korelasi cukup
d. > 0,5 0,75 = Korelasi kuat
e. > 0,75 0,99 = Korelasi sangat kuat
f. 1 = Korelasi sempurna
2. Melihat Signifikansi hubungan
Dalam penelitian ini, untuk pengujian signifikansi dapat digambarkan dengan kriteria
sebagai berikut.
a. Jika angka Signifikansi hasil riset < 0,05, maka hubungan kedua variabel
signifikan
b. Jika angka Signifikansi hasil riset > 0,05, maka hubungan kedua variabel
tidak signifikan
3. Melihat arah hubungan
Dalam korelasi ada dua arah korelasi, yaitu searah dan tidak searah. Jika koefisien
korelasi positif, maka hubungan kedua variabel searah. Jika koefisien korelasi
negatif, maka hubungan kedua variabel tidak searah.
3.1.5.3 Analisis Regresi Linear Berganda
Menurut Priyatno (2012:127), analisis regresi linear berganda adalah analisis
untuk mengukur besarnya pengaruh antara dua atau lebih variabel independen terhadap
satu variabel dependen dan memprediksi variabel dependen dengan menggunakan
variabel independen. Dalam regresi linear berganda terdapat asumsi klasik yang harus
dipenuhi, yaitu residual berdistribusi normal, tidak adanya multikolinearitas, dan tidak
adanya heteroskedastisitas.
Menurut Agusyana dan Islandscript (2011:103) Regresi Linear Berganda atau
Multiple-Linier memiliki perbedaan pada variabel bebas. Regresi ganda memiliki variabel
bebeas minimal dua atau lebih. Data yang diolah harus merupakan data interval atau
Rasio. Uji distribusi normal merupakan syarat uji statistik parametrik. Bentuk persamaan
regresi linear berganda dalam penelitian ini dapat digambarkan seperti berikut :



Sumber : Ramadhina dan Islandscript (2011:14)

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan model penelitian analisis regresi
linear berganda. Adapun model analisis regresi linear berganda yang digunakan antar
variabel dinyatakan dalam gambar berikut dihalaman selanjutnya :


Y = a +
1
X
1
+...+ nXn + e
47











e


1
X
1


2
X
2



3
X
3



4
X
4









Adjusted R Square (r
2
)

Sumber : Diolah sendiri

Gambar 3.1
Model Penelitian
Persamaan struktural untuk model analisis regresi linear berganda tersebut
adalah :
Y = a + X1 + X2 + X3 + 4X4 + e
Skeptisme
(X
1
)
Pengetahuan
Mendeteksi
Kecurangan
(X
3
)
Kecerdasan
Intelektual
(X
4
)
Pengalaman
(X
2
)
Pertimbangan
Tingkat
Materialitas
(Y)
48


Keterangan :
Y = Nilai prediksi variabel dependen(Pertimbangan Tingkat Materialitas)
a = Konstanta, yaitu nilai Y jika X
1
, X
2
, X
3
, dan X
4
= 0
= Koefisien regresi, yaitu nilai peningkatan atau penurunan variabel Y yang
didasarkan variabel X
1
, X
2
, X
3
, dan X
4

X
1
= Skeptisme
X
2
= Pengalaman
X
3
= Pengetahuan Mendeteksi Kecurangan
X
4
= Kecerdasan Intelektual
E = Variabel lain yang mempengaruhi Y

3.1.5.3.1 Koefisien Determinasi (R
2
)
Menurut Sarwono (2009:99), koefisien determinasi digunakan untuk
menghitung besarnya peranan atau pengaruh variabel bebas terhadap variabel
tergantung.
Dalam menganalisis data dengan menggunakan SPSS, untuk satu variabel
bebas digunakan R Square, tetapi bila terdapat dua atau lebih variabel bebas digunakan
Adjusted R Square. Dalam penelitian ini, rumus yang digunakan untuk menghitung
koefisien determinasi adalah :


Sumber : Sarwono (2012:116)
Keterangan :
KD = Nilai koefisien determinan
r = Nilai koefisien korelasi
Besarnya R Square berkisar antara 0-1 yang berarti semakin kecil besarnya R
Square, maka hubungan kedua variabel semakin lemah. Sebaliknya jika R Square
semakin mendekati 1, maka hubungan kedua variabel semakin kuat.
3.1.5.4 Rancangan Pengujian Hipotesis
Menurut Irianto (2004:126), hipotesis merupakan dugaan sementara yang
didasarkan pada teori, di mana dugaan tersebut merupakan jawaban sementara atas
problem yang dikemukakan atau yang akan dipecahkan. Dalam pengujian hipotesis
penulis akan dihadapkan dengan sekumpulan sampel, dan kesimpulan umum yang
merupakan kesimpulan populasi. Dengan demikian maka sampel yang diambil haruslah
representatif untuk populasi (benar-benar mewakili populasi). Setiap problem yang akan
KD = r2x 100%
49

dipecahkan selalu mengandung dua jawaban yaitu, dengan demikian maka penulis akan
menghadapi dua macam hipotesis.
Pengujian hipotesis dapat didasarkan dengan menggunakan dua hal, yaitu (a)
tingkat signifikansi atau probabilitas dan (b) tingkat kepercayaan atau confidence
interval.
Tingkat signifikansi adalah probabilitas melakukan kesalahan menolak hipotesis
ketika hipotesis tersebut benar. Berdasarkan tingkat signifikansi pada umumnya orang
menggunakan 0,05. Kisaran tingkat signifikansi mulai dari 0,01 sampai dengan 0,1.
Dalam penelitian ini, tingkat signifikansi yang digunakan adalah sebesar 0,05.
Tingkat kepercayaan ialah tingkat di mana sebesar 95% nilai sampel akan
mewakili nilai populasi di mana sampel berasal. Tingkat kepercayaan pada umumnya
ialah sebesar 95% dan dalam penelitian ini tingkat kepercayaan yang digunakan adalah
sebesar 95%.
Rancangan hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
H
0
= Tidak terdapat pengaruh dan atau hubungan antar variabel yang diuji (X
1
,
X
2
, X
3
, X
4
, Y).
H
a
= Terdapat pengaruh dan atau hubungan antar variabel yang diuji (X
1
, X
2
,
X
3
, X
4
, Y).
3.1.5.4.1 Pengujian Hipotesis Secara Parsial (T-Test)
Menurut Priyatno (2012:139), Uji T atau uji koefisien regresi secara parsial
digunakan untuk mengetahui apakah secara parsial variabel independen berpengaruh
secara signifikan atau tidak terhadap variabel dependen. Pengujian menggunakan tingkat
signifikansi 0,05 dan dua sisi.
Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut.
1) Merumuskan Hipotesis
Ho : Variabel bebas atau independen (X) secara parsial tidak berpengaruh
terhadap variabel dependen atau terikat (Y).
Ha : Variabel bebas atau independen (X) secara parsial berpengaruh
terhadap variabel dependen atau terikat (Y).
2) Menentukan t hitung
Nilai t Hitung diperoleh pada output SPSS.
3) Menentukan t tabel
T tabel dicari pada signifikansi 0,05/2 = 0,025 (uji 2 sisi) dengan derajat
kebebasan df = n-k-1, dimana (n adalah jumlah data dan k adalah jumlah variabel
independen).
4) Kriteria pengujian
Jika t tabel < t hitung <t tabel, maka Ho diterima.
50

Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka Ho ditolak.
5) Pengambilan keputusan berdasarkan signifikansi
Jika signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak.
Jika signifikansi > 0,05, maka Ho diterima.
Rancangan pengujian hipotesis secara parsial dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Ho
1
: Tidak terdapat pengaruh antara variabel skeptisme terhadap pertimbangan tingkat
materialitas.
Ha
1
: Terdapat pengaruh antara variabel skeptisme terhadap pertimbangan tingkat
materialitas.
Ho
2
: Tidak terdapat pengaruh antara variabel pengalaman terhadap pertimbangan
tingkat materialitas.
Ha
2
:Terdapat pengaruh antara variabel pengalaman terhadap pertimbangan tingkat
materilalitas.
Ho
3
: Tidak terdapat pengaruh antara variabel pengetahuan mendeteksi kecurangan
terhadap pertimbangan tingkat materialitas.
Ha
3
: Terdapat pengaruh antara variabel pengetahuan mendeteksi kecurangan terhadap
pertimbangan tingkat materialitas.
Ho
4
: Tidak terdapat pengaruh variabel kecerdasan intelektual terhadap pertimbangan
tingkat materialitas.
Ha
4
: Terdapat pengaruh antara variabel kecerdasan intelektual terhadap pertimbangan
tingkat materialitas.
3.1.5.4.2 Pengujian Hipotesis Secara Simultan (F-Test)
Menurut Priyatno (2012:137), uji F atau uji koefisien regresi secara bersama-
sama atau simultan digunakan untuk mengetahui apakah secara bersama-sama variabel
independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Pengujian ini
menggunakan tingkat signifikansi 0,05.
Langkah-langkah uji F adalah sebagai berikut.
1) Merumuskan Hipotesis
H
o
: Variabel bebas atau independen (X) secara bersama-sama tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen atau terikat (Y).
H
a
: Variabel bebas atau independen (X) secara bersama-sama berpengaruh
terhadap variabel dependen atau terikat (Y).
2) Menentukan F hitung
Nilai F Hitung diperoleh pada output SPSS.
3) Menentukan F Tabel
51

F Tabel dapat dilihat pada tabel statistik pada tingkat signifikansi 0,05
dengan :
Df 1 : (jumlah variabel-1).
Df 2 : (n-k-1), dimana (n adalah jumlah data dan k adalah jumlah
variabel independen).
4) Kriteria Pengujian
Jika F Hitung < F Tabel maka Ho diterima.
Jika F Hitung > F Tabel maka Ho ditolak.
5) Pengambilan keputusan berdasarkan tingkat signifikansi
Jika signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak.
Jika signifikansi > 0,05 maka Ho diterima.
Rancangan pengujian hipotesis secara simultan dalam penelitian ini, sebagai
berikut :
Ho
5
: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan, secara simultan antara variabel
skeptisme, pengalaman auditor, pengetahuan mendeteksi kecurangan dan
kecerdasan intelektual terhadap pertimbangan tingkat materialitas.
Ha
5
:Terdapat pengaruh yang signifikan, secara simultan antara variabel skeptisme,
pengalaman, pengetahuan mendeteksi kecurangan dan kecerdasan intelektual
terhadap pertimbangan tingkat materialitas.
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Obyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah Kantor Akuntan
Publik (KAP) yang ada di wilayah Jakarta Selatan. Data primer berupa kuesioner disebar
kepada responden yang dalam hal ini adalah auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan
Publik (KAP) yang lokasinya tersebar di wilayah Jakarta Selatan. Kuesioner disebar
sebanyak 85 rangkap. Dari 85 rangkap tersebut hanya 75 rangkap yang kembali,
sedangkan 10 rangkap tidak kembali sehingga hanya 72 rangkap saja yang kuesionernya
terisi dengan penuh dan layak untuk diolah dalam penelitian. Dari 10 rangkap yang tidak
kembali tersebut adalah 10 rangkap pada 1 KAP dimana KAP tersebut tidak
mengembalikan kuesioner pada batas waktu yang ditentukan sehingga penulis tidak
menggunakan KAP tersebut sebagai obyek dalam penelitian.
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
nonprobability sampling dengan jenis convenience sampling. Maka, dari keseluruhan
populasi yang berupa 87 Kantor Akuntan Publik di wilayah Jakarta Selatan berdasarkan
data pada direktori Kantor Akuntan Publik (KAP) dari website www.iapi.or.id, dan karena
terbatasnya waktu dan biaya penelitian, penulis hanyaberhasil memperoleh data dari 11
Kantor Akuntan Publik (KAP) yang dijadikan sampel penelitian.
11 kantor akuntan publik yang menjadi sampel di wilayah Jakarta Selatan, yaitu :
52

1. Kantor Akuntan Publik Herman, Dody Tanumihardja & Rekan
2. Kantor Akuntan Publik Hendrawinata Eddy dan Siddharta
3. Kantor Akuntan Publik Nugroho & Rekan
4. Kantor Akuntan Publik Darmawan, Hendang & Yogi (Pusat)
5. Kantor Akuntan Publik Hertanto, Sidik Hadisoeryo & Rekan
6. Kantor Akuntan Publik Usman & Rekan
7. Kantor Akuntan Publik Noor Salim, Nursehan & Sinarahardja
8. Kantor Akuntan Publik Hananta Budianto & Rekan
9. Kantor Akuntan Publik A. Salam Rauf & Rekan
10. Kantor Akuntan Publik Muhammad Sofwan & Rekan
11. Kantor Akuntan Publik Rama Wendra
Kronologis pemilihan sampel penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1 :
Tabel 3.1
Kronologis Pemilihan Sampel Penelitian
No. Kriteria Pemilihan Sampel Penelitian Jumlah
1 Kantor Akuntan Publik (KAP) yang terdaftar
dalam Direktori Institut Akuntan Indonesia 2013
di wilayah Jakarta Selatan
87
2 Kantor Akuntan Publik (KAP) yang tidak bisa
diakses oleh peneliti
(42)
3 Kantor Akuntan Publik (KAP) yang bisa diakses
oleh peneliti
45
4 Kantor Akuntan Publik (KAP) yang tidak bersedia
menerima kuesioner
(34)
5 Kantor Akuntan Publik (KAP) yang menerima
kuesioner tetapi tidak kembali sampai batas
waktu yang ditentukan
(0)
6 Kantor Akuntan Publik (KAP) yang menjadi
sampel penelitian
11
Sumber : Data Diolah Sendiri



1.3 Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah mencari bukti empirik mengenai pengaruh
skeptisme, pengalaman, pengetahuan mendeteksi kecurangan dan kecerdasan intelektual
terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam audit. Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan beberapa variabel yang terbagi dalam dua variabel, yaitu variabel
53

dependen dan variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
pertimbangan tingkat materialitas, sedangkan variabel independen adalah skeptisme,
pengalaman, pengetahuan mendeteksi kecurangan dan kecerdasan intelektual.
Sampel yang diambil sebagai responden dalam penelitian ini adalah auditor
yang bekerja di Kantor Akuntan Publik yang berada di wilayah Jakarta Selatan. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh yang melalui survey
dengan mengirimkan kuesioner. Data yang terkumpul dari kuesioner diolah dan dianalisis
untuk menentukan bagaimana pengaruh skeptisme, pengalaman, pengetahuan
mendeteksi kecurangan dan kecerdasan intelektual terhadap pertimbangan tingkat
materialitas dalam audit.
3.3.1 Sejarah Kantor Akuntan Publik (KAP)
Berikut ini merupakan sejarah Kantor Akuntan Publik (KAP) yang menjadi
sampel dalam penelitian ini :
3.3.1.1 Kantor Akuntan Publik Herman, Dody, Tanumihardja & Rekan (Pusat)
Kantor Akuntan Publik (KAP) Herman, Dody, Tanumihardja & Rekan ditetapkan
pada 11 Agustus 2003 oleh Deed P. Sutrisno A. Tampubolon, SH, M.Kn. Kantor Akuntan
Publik ini juga telah mendapatkan sertifikasi :
1. Memperoleh surat izin usaha nomor KEP-256/KM.6/2004 pada tanggal 25 Juni
2004 berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia
2. Mendapatkan nomor wajib pajak (NPWP) 02.290.411.4-013.000 yang terdaftar
pada tanggal 2 Oktober 2004 dari Kantor Pajak Kebayoran Lama, Jakarta.
3. Mempunyai nomor Pengusaha Kena Pajak (PKP) dengan nomor PEM-
084/WPJ.04/KP.0603/2004 yang dikeluarkan pada tanggal 13 Mei 2004 oleh
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kebayoran Lama, Jakarta.
4. Merupakan perusahaan terdaftar (TDP) dengan nomor 09.03.6.74.01299
terhitung mulai 1 Agustus 2008 dan berakhir pada tanggal 1 Agustus 2013.
5. Telah terdaftar di Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI)
dengan nomor: 057/STT/V/2009 pada tanggal 5 Mei 2009.
6.
Adapun Visi dan Misi Kantor Akuntan Publik ini adalah :
1. Visi
Untuk menjadi perusahaan akuntansi publik yang berorientasi global yang
didasarkan pada profesionalisme, independensi dan integritas tinggi, mengandalkan
sumber daya manusia yang berkualitas dan menerapkan strategi bisnis sebagai faktor
keberhasilan untuk mencapai sebuah bisnis yang menguntungkan.
2. Misi
54

a. Untuk menyediakan layanan profesional akuntan publik dengan standar
hukum tertinggi
b. Untuk memberikan layanan dengan kompeten, integritas, dan staf
profesional yang komunikatif.
Jasa yang ditawarkan dalam Kantor Akuntan Publik ini adalah :
a. Jasa Audit dan Atestasi
b. Jasa Perpajakan
c. Konsultasi Manajemen
d. Pelatihan Sumber Daya Manusia dan Pembangunan
e. Jasa Professional yang lain, seperti Jasa Konsultasi Investasi, Sistem
Informasi Akuntansi dan Manajemen, Jasa Akuntansi, Jasa Perekrutan, dan lain-
lain.
Kantor Akuntan Publik ini beralamat di Kebayoran Centre Blok A No. 3, Jl.
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12240. Kantor Akuntan Publik ini mempunyai anggota
dan rekan yaitu :
I. Rekan Persetujuan
I.1. Pusat
I.1.1. Akuntan Publik :
I.1.1.1. DEDI TANUMIHARDJA No. Reg. Izin AP.0324 (Pemimpin, BI,
Bapepam-LK)
I.1.1.2. DODY HAPSORO No. Reg. Izin AP.0325 (Bapepam-LK)
I.1.1.3. YOHANES No. Reg. Izin AP.0327

I.2. Cabang Jakarta
I.2.1. Akuntan Publik :
I.2.1.1. HERMAN JUWONO No. Reg. Izin AP.0326 (Pemimpin
Cabang, Bapepam-LK)


3.3.1.2 Kantor Akuntan Pulik Hendrawinata Eddy & Siddharta (Pusat)
Kantor Akuntan Publik Hendrawinata Eddy & Siddharta mendapatkan surat izin
usaha yang telah diperbaharui pada tanggal 6 Oktober 2011 berdasarkan surat izin usaha
nomor 1095/KM.1/2011, dan merupakan anggota Kreston International, salah satu
organisasi akuntansi dan konsultasi terkemuka di dunia yang memberikan konsultasi
terbaik untuk membantu pemilik bisnis dalam mencapai keberhasilan dan tujuan mereka.
Salah satu visi KAP ini adalah memberikan pelayanan yang berkualitas tinggi dalam
mendukung keinginan klien untuk pertumbuhan, kekuatan, dan kekuasaan. Prioritas
utama klien ini adalah menjalin hubungan yang baik dengan pihak klien. Pengalaman
55

industri KAP ini sangat diandalkan, KAP ini menyediakan sumber daya dan pengalaman
yang telah terbukti dalam konsultasi dan outsourcing. Jasa yang ditawarkan dalam KAP
ini adalah :
1. Jasa Audit dan Assurance
2. Jasa Konsultan Pajak, meliputi :
a. Perencanaan & Pengendalian Pajak
b. Audit Kepatuhan Pajak
c. Konsultan Pajak
d. Persiapan & Pengisian Pajak
3. Jasa Konsultan Bisnis, meliputi :
a. Jasa Konsultan Keuangan
b. Audit Internal
c. Manajemen Strategis
Kantor Akuntan Publik yang bekerjasama dengan Kreston International pada
tanggal 2 November 2011 ini bertempat di Gedung Ariobimo Sentral Lt.3 dengan alamat
di Jl. HR Rasuna Said Blok X-2 Kav. 5, Kuningan Jakarta Selatan 12950. Kantor Akuntan
Publik ini mempunyai anggota dan rekan yaitu :
I. REKAN PERSEKUTUAN
I.1. PUSAT
I.1.1. Akuntan Publik :
I.1.1.1. TAN SIDDHARTA No. Reg. Izin AP.0111 (Pemimpin, BI,
Bapepam-LK)
I.1.1.2. EDDY PIANTO SIMON No. Reg. Izin AP.0107 (BI ,Bapepam-LK)
I.1.1.3. DESMAN PL. TOBING No. Reg. Izin AP.0127 (BI, Bapepam-LK)
I.1.1.4. FLORUS DAELI No. Reg. Izin AP.0126 (BI, Bapepam-LK)
I.1.1.5. SUGITO WIBOWO No. Reg. Izin AP.0128 (BI, Bapepam-LK)
I.1.1.6. FERDI SULAIMAN No. Reg. Izin AP.0105 (Bapepam-LK)
I.1.1.7. ISWANUL No. Reg. Izin AP.0129 (Bapepam-LK)
I.1.1.8. SUNAN RYAN PERMANA No. Reg. Izin AP.0106 (Bapepam-LK)
I.1.2. Non Akuntan Publik :
I.1.2.1. DARMAWAN HARIANTO
I.1.2.2. M. P. SIBARANI
I.2. CABANG JAKARTA
I.2.1. Akuntan Publik :
I.2.1.1. RAZMAL MUIN No. Reg. Izin AP.0335 (Pemimpin
Cabang, Bapepam-LK)
I.2.1.2. A. HENDRAWINATA No. Reg. Izin AP.0334 (Bapepam-LK)
I.2.1.3. YULAZRI No. Reg. Izin AP.0024 (BI)
56

I.2.1.4. ISKARIMAN SUPARDJO No. Reg. Izin AP.0336 (BI, Bapepam-LK)
I.2.1.5. ANNY HUTAGAOL No. Reg. Izin AP.0037
I.2.1.6. ERWIN AGUSTIAN WINATA No. Reg. Izin AP.0333
I.2.2. Non Akuntan Publik :
I.2.2.1. USMAN G. SALEH NAP.0009
I.2.2.2. LIANTY WIDJAJA NAP.0007
I.3. CABANG MEDAN
I.3.1. Akuntan Publik :
I.3.1.1. LISA NOVIANTY SALIM No. Reg. Izin AP.0038 (Pemimpin
Cabang)
I.3.2. Non Akuntan Publik :
I.3.2.1. ROBBY SUMARGO NAP.0011
II. STAF KAP
II.1. PUSAT
II.1.1. ADEYANA WIDJAJA
II.1.2. GREGORIUS TJAHJANTO BINARTO
II.2. CABANG MEDAN
II.2.1. RAZUAR YAHYA
3.3.1.3 Kantor Akuntan Publik Nugroho & Rekan
Kantor Akuntan Publik Nugroho & Rekan didirikan pada tahun 2006. Kantor
Akuntan Publik ini telah mendapatkan surat izin :
1. Didirikan berdasarkan surat izin usaha nomor 364/KM.1/2006 pada tanggal 13
November 2006
2. Telah terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Cilandak, Jakarta Selatan dengan
nomor : PEM-349/WPJ.04/KP.0903/2006, pada tanggal 03 Oktober 2006
3. Merupakan perusahaan terdaftar (TDP) dengan nomor: 09.03.6.74.01156
terhitung mulai 4 Januari 2007 dan berakhir pada tanggal Januari 2011.
4. Telah terdaftar di Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI)
dengan nomor: 067/STT/V/2009 pada tanggal 5 Mei 2009
5. Telah terdaftar di Bank Indonesia dengan nomor pendaftaran 91 pada tanggal 6
Maret 2007.
Sebagai akuntan publik yang bersertifikat, NNR menyediakan jasa profesional
dan konsultan untuk memenuhi kebutuhan suatu organisasi atau klien di bidang audit,
akuntansi pajak, dan jasa konsultan keuangan. NNR dikelola oleh orang-orang
profesional yang berkualitas, berdedikasi, dan bertnaggung jawab. Orang-orang di KAP
ini akan memberikan layanan berkualitas tinggi yang menciptakan nilai bagi kliennya.
Jasa yang disediakan dalam KAP ini antara lain :
57

1. Jasa Audit dan Akuntansi
Jasa Audit dan Akuntansi yang ditawarkan, yatu :
a. Audit Laporan Keuangan
b. Audit Kinerja
c. Audit khusus dan lingkup yang dibatasi
d. Jasa Akuntansi
e. Ulasan dan Kompilasi
f. Pengembangan Sistem dan Prosedur
2. Jasa Perpajakan
Jasa perpajakan yang ditawarkan, yaitu :
a. Pajak Perencanaan
b. Pajak Administrasi
c. Pajak Kewajiban Periodik
d. Tinjauan Pajak Kepatuhan
e. Penanganan Penyelesaian Sengketa dan Audit Pajak
3. Jasa Konsultan Keuangan
Jasa konsultan keuangan yang ditawarkan, yaitu :
a. IPO dan Jasa Pasar Modal
b. Administrasi Pajak
c. Merger dan Akuisisi
d. Tinjauan Pajak Kepatuhan
e. Penanganan Penyelesaian Sengketa dan Audit Pajak
Kantor Akuntan Publik ini bertempat di Gedung Lina Lt.2 Suite 209b dengan
alamat di Jl. HR. Rasuna Said Kav B-7, Jakarta Selatan - 12910. Mempunyai anggota dan
rekan yaitu :
I. REKAN PERSEKUTUAN
I.1. Akuntan Publik :
I.1.1. ZARYA NUGROHO No. Reg. Izin AP.0250 (Pemimpin, BI,
Bapepam-LK)
I.1.2. GODANG P.PANJAITAN No. Reg. Izin AP.0251 (Bapepam-LK)
II. STAF KAP
II.1. DEDY SAEFUDIN No. Reg. Izin AP.0045
II.2. DAVID H. M HASIBUAN
II.3. HASBI SETYADJI
3.3.1.4 Kantor Akuntan Publik Darmawan, Hendang & Yogi (Pusat)
Kantor Akuntan Publik Darmawan, Hendang & Yogi (KAP DHY) dibentuk pada
tanggal 1 Agustus 2010 sebagai hasil dari merger atau penggabungan antara Jim S.
58

Darmawan, Hendang Tanusdjaja, dan Robert Yogi yang masing-masing memiliki
pengalaman lebih dari dua puluh tahun mengelola perusahaan mereka. Hal ini
memungkinkan mereka untuk meneruskan pelayanan kualitas mereka dan KAP DHY
untuk memanfaatkan kekuatan, pengalaman, dan kepemimpinan mereka dalam
memenuhi kepentingan klien dan itulah harapan mereka. KAP DHY mendapatkan surat
izin usaha nomor 866/KM.1/2010 pada tanggal 25 Agustus 2010. Pada tanggal 22
Desember 2010, KAP DHY resmi menjadi anggota AGN International Ltd, sebuah asosiasi
di seluruh dunia dari perusahaan akuntansi, pajak, dan konsultasi yang terpisah dan
independen melayani klien di seluruh dunia. Dengan kantor eksekutif utama di London,
Inggris, AGN International terdiri dari perusahaan akuntansi, pajak, dan konsultasi bisnis
di lebih dari sembilan puluh negara di seluruh dunia.
KAP DHY beroperasi di tiga kantor di Jakarta dan satu cabang di Bandung
melayani klien di seluruh Indonesia. DHY menyediakan berbagai layanan yang berkualitas
tinggi dan cukup kecil unuk memberikan layanan pribadi dan menawarkan konsultan
yang independen dan obyektif kepada klien.
Jasa yang disediakan dalam KAP DHY ini, antara lain :
1. Jasa Akuntansi dan Audit
Jasa Akuntansi dan Audit yang ditawarkan, yaitu :
a. Audit Wajib dan Keuangan
b. Operasional dan Manajemen
c. Audit Internal Outsourcing
d. Uji Tuntas
e. Kompilasi dan tinjauan laporan keuangan
2. Jasa Perpajakan
Jasa perpajakan yang ditawarkan, yaitu :
a. Pajak Konsultasi dan Perencanaan
b. Pajak Tinjauan dan Kepatuhan
c. Pajak Persiapan Kembali
d. Pajak Verifikasi
e. Pajak Keberatan dan Banding Klien
3. Konsultan Manajemen
a. Konsultan manajemen yang ditawarkan, yaitu :
b. Desain Sistem Informasi Manajamen dan Akuntansi
c. Desain Struktur Organisasi dan Deskripsi Jabatan/Pekerjaan
d. Studi Kelayakan
e. Pembagian Penilaian Perusahaan
f. Bantuan IPO
g. Perekrutan eksekutif
59

KAP DHY ini bertempat di Menara Kadin Indonesia Lt.27 dengan alamat di Jl.
H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kav, 2 3, Jakarta Selatan 12950. Kantor Akuntan Publik ini
mempunyai anggota dan rekan yaitu :
I. REKAN PERSEKUTUAN
I.1. PUSAT
I.1.1. Akuntan Publik :
I.1.1.1. SURADI DARMAWAN No. Reg. Izin AP.0142
(Pemimpin, BI, Bapepam-LK)
I.2. CABANG JAKARTA
I.2.1. Akuntan Publik :
I.2.1.1. HENDANG TANUSDJAJA No. Reg. Izin AP.0143
(Pemimpin Cabang, BI,
Bapepam-LK)
I.3. CABANG JAKARTA
I.3.1. Akuntan Publik :
I.3.1.1. ROBERT YOGI No. Reg. Izin AP.0144
(Pemimpin Cabang, BI,
Bapepam-LK)
3.3.1.5 Kantor Akuntan Publik (KAP) Hertanto, Sidik & Rekan
Kantor Akuntan Publik Hertanto, Sidik & Rekan dibentuk Jakarta tahun 2008
dan telah memperoleh Izin Usaha dari Menteri Keuangan RI dengan Surat Keputusan
Nomor KEP-682/KM.1/2008 tanggal 16 Oktober 2008 dan bekerja sama dengan Polaris
International (24 Desember 2008). Kantor Akuntan Publik ini beralamat di Gedung
Menara FIF 12 Floor Suite 121, Jl. TB Simatupang Kav.15 Cilandak, Jakarta Selatan
12440. Mempunyai anggota dan rekan yaitu :
1. Indra Soesetiawan No. Reg. Izin AP.0139 (Pemimpin, BI,
Bapepam-LK)
2. Hertanto No. Reg. Izin AP.0136 (BI, Bapepam-LK)
3. Arianto Suthan
3.3.1.6 Kantor Akuntan Publik (KAP) Usman & Rekan
Kantor Akuntan Publik (KAP) Usman & Rekan didirikan pada tahun 1987 dan
telah memperoleh izin untuk memberikan jasa profesional dalam praktik Akuntan Publik
dari Direktorat Jenderal Moneter Dalam Negeri denga surat Izin No. 52-3386/MR/1985
tertanggal 31 Mei 1985 dan surat izin menjalankan praktek Akuntan Publik No. SI-
817/MK.11/1987 tanggal 20 Oktober 1987, diperbarui dengan Nomor :
KEP.766/KMK.17/1998 tanggal 23 September 1998 dan No.936/KM17/1998 tanggal 22
60

Oktober 1998 (Kantor Pusat Jakarta) dan No. Kep. 992/KM 17/1998 tanggal 26 Oktober
1998 (Cabang Makassar). Sejak tahun 1997, KAP Usman & Rekan telah terdaftar di
BAPEPAM sebagai pemeriksa perusahaan publik Nomor:224/STTD-AP/PM/1997. KAP
Usman dan Rekan juga sudah terdaftar di Bank Indinesia dengan Nomor :
28//1036/UPPB/AdP Tahun 1995 dan PT Bank Rakyat Indonesia No. B.75-KUM/1987,
serta terdaftar di Badang Pemeriksa Keuangan (BPK) Nomor : 012/STT/II/2009 pada
tanggal6 Februasi 2009,. Selanjutnya, pada tanggal 12 Februari 1999 KAP Usman dan
Rekan terdaftar sebagai rekanan jasa profesi di PT Bank BNI (persero) Tbk Nomor:
PKR/3/316, serta pada tanggal 15 Februari 2002 KAP Usman & Rekan terdaftar pula
sebagai Rekanan Khusus Bidang Akuntan Publik pada PT Bank Mandiri (persero) Tbk
Nomor: RMN.PRA/CPP.025/2002.
Kantor Akuntan Publik Usman & Rekan beralamat di Jl. Cipulir V No. 5
Kebayoran Lama, Jakarta Selatan 12230.
Adapun Visi dan Misi Kantor Akuntan Publik ini adalah :
Visi dan Misi: Menjadi KAP yang Amanah danProfesional
Layanan Jasa yang disediakan oleh Kantor Akuntan Publik Usman & rekan diantaranya
adalah :
1. Tax Consultancy & Services
2. Tax Audit & Review
3. General Audit
4. Management Audit
5. Forensic & Investigative Audit
6. Pelatihan Audit & Perpajakan
7. Akuntansi Sektor Publik (Pemeritah Pusat dan Pemda)
8. Strategi Planning
9. Sistem Informasi Akuntansi & Sistem Informasi Manajemen Berbasis IT

Kantor Akuntan Publik ini mempunyai anggota dan rekan yaitu :
1. USMAN TIRO No.Izin 98.1.0341 (Pemimpin Rekan, BI, FAPM)
2. KASTUMUNI HARTO Pemimpin Cabang Makassar
3. ABDUL AMAN SANTOSO
4. AKHMAD
5. ARIS HARYANTO PAMUNGKAS
6. MOHAMAD ALI SASTRO AMIJOYO
7. MUHAMMAD YANI
61

8. MUHAMMAD YASIN
9. MULYONO RASMADI
10. RISMAN CHAIDIR
11. SUGIARTO
12. WAHYUDIN
3.3.1.7 Kantor Akuntan Publik Noor Salim, Nursehan & Sinarahardja
KAP Noor Salim & Rekan adalah sebuah kantor akuntanpublik yang beralamat
di Jln. Anggrek III No.26-28, Komplek Perumahan Larangan Indah Kebayoran Lama,
Jakarta Selatan 15154. Kantor ini berdiri sejak tanggal 1 September 2003. KAP Noor
Salim dan Rekan didirikan oleh sekelompok orang professional yang telah memiliki
pengalaman pada dalam bidang Akuntansi dan kantor akuntan sebelum bergabung di
KAP Noor Salim dan Rekan dalam melaksanakan penugasan audit dan memberikan jasa
konsultasi pada berbagai perusahaan baik swasta maupun Badan Usaha Milik Negara
(BUMN). Untuk melaksanakan aktivitas dalam memberikan jasanya, Kantor ini memiliki
Surat Izin Kantor Akuntan Publik dengan nomor 01/SK/NSM/IX/2003 yang telah
dikeluarkan langsung oleh Departemen KeuanganRepublik Indonesia dalam hal ini
bertindak atas nama Menteri Keuangan Republik Indonesia.
Kantor Akuntan Publik Noor Salim dan rekan bergerakdi bidang Akuntansi yang
memberikan jasa Accounting, Auditing, Tax Services kepada klien yang
membutuhkannya.
Jasa-jasa yang diberikan oleh KAP Noor Salim dan Rekan adalah :
1. Pemeriksaan Umum
Pemeriksaan Umum (General Audit) adalah pemeriksaan yang
dilakukan oleh akuntan publik terhadap laporan keuangan perusahaanyang
meliputi: neraca, perhitungan laba rugi, laporan perubahan ekuitas dan
laporan arus kas. Tujuan pemeriksaan tersebut untuk memberikan
pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan.
2. Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan Khusus (Investigation Audit) dilakukan atas permintaan
perusahaan untuk memeriksa kejadian-kejadian khusus.
3. Pemeriksaan Manajemen
Pemeriksaan Manajemen (Management Audit) disebut juga
pemeriksaan operasional (Operation Audit) merupakan evaluasi secara
bebas, selektif dan analistis terhadap suatu program, kegiatan atau fungsi
dalam manajemen untuk memberikan saran atau informasi penting demi
terselenggaranya pelaksanaan manajemen sehat, efektif dan efisien.
4. Penyusunan Sistem Akuntansi
62

Yang dimaksud dengan sistem akuntansi adalah semua alat bantu
manajemen yang dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi,
mengumpulkan,mengklarifikasi, melaporkan dan menafsirkan informasi
mengenai transaksi perusahaan serta dapat dilaksanakannya kebijakan-
kebijakan perusahaan yangditetapkan.
5. Penyusunan Anggaran Dan Penyusunan Sistem Anggaran
Penyusunan jasa ini meliputi penyusunan rencana seluruh kegiatan
perusahaan dalam jangka waktu tertentu dalam bentuk kuantitatif.
6. Jasa Adminitrasi
Bantuan Jasa administrasi (clerical service) mencakup pembuatan
buku-buku atau catatan-catatan yang perlu dimiliki perusahaanserta
membimbing melakukan pembukuan sehingga dapat disusun menjadi
laporan keuangan.
7. Studi Kelayakan
Pelayanan jasa studi kelayakan (Feasibility Study) mencakup kegiatan
analisis dan evaluasi terhadap suatu rencana kegiatan atau proyek, yang
meliputi aspek-aspek organisasi dan manajemen, pemasaran, teknis,
keuangan dan ekonomi dengan tujuan untuk dapat memberikan
rekomendasi mengenai kelayakan suatu proyek. Hasil studi kelayakan dapat
digunakan sebagai dasar untuk menentukan apakah suatu rencana kegiatan
atau proyek dapat dipertanggungjawabkan secara ekonomis.
8. Konsultasi Manajemen Dan Perpajakan
Kegiatan Bidang ini meliputi pelayanan jasa berupa pemberian saran
atau nasehat di bidang manajemen dan perpajakan yang mencakup masalah
keuangan dan akuntansi, produksi, pemasaran, pengelolaan persediaan
serta saran dan nasehat yang menyangkut perpajakan, termasuk cara-cara
pengisianSurat Pemberitahuan Pajak (SPT), neraca fiskal serta pengurusnya.
Kantor Akuntan Publik ini mempunyai anggota dan rekan yaitu :
1. NOOR SALIM MADJID No.Izin 98.1.0126 (Pemimpin Rekan, BI, FAPM)
2. NURSEHAN MUCHLIS Pemimpin Cabang Jakarta
3. SINARAHARDJA DJANA Pemimpin Cabang Jakarta
3.3.1.8 Kantor Akuntan Publik (KAP) Hananta Budianto & Rekan
Kantor Akuntan Publik Hananta Budianto & Rekan didirikan pada tahun 1987
dengan nama KAP Hananta Budianto & Rekan. Dengan fokus khusus pada Audit &
Jaminan dan Bisnis Advisory Services, perusahaan telah meningkat menjadi Kantor
Akuntan Publik terkemuka di Jawa. Selain itu, dengan pendirian kantor cabang di
Semarang dan Surabaya, perusahaan kini lebih mudah mampu menampung klien
63

kekayaan bersih multinasional dan tinggi. Kantor Akuntan Publik Hananta Budianto &
Rekan bekerja sama dengan UHY Internasional pada 19 Desember 2007 dan
mendapatkan izin usaha No. KEP-209/KM.1/2008 pada 26 Maret 2008.
Dalam tujuan kami untuk membangun "one stop service", Hananta Budianto &
Rekan didukung oleh tim yang sangat berbakat ahli terlatih dari berbagai latar belakang
akademik. Semua staf memegang lisensi hukum yang tepat untuk layanan yangsediakan.
Kantor Akuntan Publik Hhananta Budianto & Rekan beralamat di Jl. Wijaya II
No. 79 Kebayoran Baru, jakarta Selatan 12160.
Berikut ini hanya sejumlah kecil dari layanan Hananta Budianto & Rekan
menyediakan lembaga usaha, lembaga non profit, perusahaan dan perusahaan swasta.
1. Audit dan Jaminan
a. Umum audit laporan keuangan
b. Audit Internal
c. Khusus Audit / pemeriksaan dengan menerapkan disepakati prosedur laporan
keuangan .
d. Karena ketekunan.
e. Atestasi
f. Pemeriksaan perkiraan dan lainnya calon
g. Informasi Keuangan
2. Corporate Finance
a. Merger dan Akuisisi
b. Likuidasi
c. Restrukturisasi
d. Bisnis Perencanaan
e. Re organisasi
f. Penilaian Bisnis
g. Studi Kelayakan
3. perpajakan
a. Perencanaan Pajak
b. Kepatuhan Pajak
c. Ulasan Pajak
d. Umum Pajak Penasehat
4. manajemen Consulting
a. Sistem Manajemen Mutu
b. Sistem Akuntansi
c. Manajemen Kinerja
d. Investasi Proposal
e. Konsultasi Kontrak Pemerintah
64

f. Evaluasi Kerja
g. Pengembangan Waralaba
h. HRD Manajemen
Kantor Akuntan Publik ini mempunyai anggota dan rekan yaitu :
1. VENANCIA SRI INDRIJATI No.Izin 98.1.0090 (Pemimpin Rekan, BI, FAPM)
2. TEGUH PRAJITNO No.Izin 98.1.0117 (Rekan, BI)
3. FERDINAND AGUNG Pemimpin Cabang Jakarta
4. HANANTA BUDIANTO Pemimpin Cabang Semarang
5. IRSAN YAN
3.3.1.9 Kantor Akuntan Publik (KAP) A. Salam Rauf & Rekan
Drs. A. Salam Rauf dan Rekan ( atau " SAR " ) didirikan pada tahun 1996
berdasarkan surat persetujuan untuk praktek akuntan publik atau " Surat Izin Praktek
Akuntan Publik Menjalankan " No.SE.691/MK.17/1996 dikeluarkan oleh Departemen
Keuangan , Republik Indonesia tanggal 7 Juni 1996 dan No.KEP.932/KM.17/1998 tanggal
22 Oktober 1998.
SAR Managing Partner adalah Drs . Abdul Karim Gili yang memiliki banyak
pengalaman latar belakang selama karirnya sebagai auditor pemerintah ( BPKP ) . Dia
adalah seorang akuntan yang terdaftar di Departemen Keuangan , Republik Indonesia
No.D - 1562 dan anggota dari Ikatan Akuntan Indonesia Certified Public No.1233 . Dia
memegang lisensi akuntan publik No.03.1.0846 dari Departemen Keuangan , Republik
Indonesia dengan Surat Keputusan No nya KEP-094/KM.6/2003 , tanggal 24 Maret 2003.
Dia juga terdaftar di Bapepam No.STTD . 52/BL/STTD-AP/2008 tanggal 15 April 2008.
Kantor Akuntan Publik A. Salam Rauf & Rekan beralamat di Sentra Mampang
Building Blok D2 Jl. Mampang Prapatan Raya No. 28 Jakarta Selatan -12790.
Kantor Akuntan Publik ini mempunyai anggota dan rekan yaitu :
Anggota Rekan :
1. ABDUL KARIM GILI No.Izin 03.1.0846 (Pemimpin, BI, Bapepam-LK)
Anggota Non Rekan :
1. IMAN BUDIMAN
3.3.1.10 Kantor Akuntan Publik (KAP) Muhammad Sofwan & Rekan
Kantor Akuntan Publik (KAP) Muhammad Sofwan & Rekan pada awalnya
didirikan pada tahun 1988 oleh Muhammad Sofwan sekaligus sebagai pemilik tunggal
(single owner)dengan nama KAP Drs. Muhammad Sofwan. Tahun 2000 Muhammad
sofwan & Chris Utomo mengadakan perjanjian kerjasama menjalankan usaha KAP
dengan nama KAP Drs. Muhammad Sofwan & Rekan.
65

Pada Tahun 2004 KAP Drs. Muhammad Sofwan & Rekan, KAP S.Mannan,
Sumantri & Rekan, serta KAP Adnan Ali merger sehingga menjadi KAP S.Mannan,
Sofwan, Adnan & Rekan.
Tahun 2008 Muhammad sofwan, Hadi Hardjono & Samsul Islam mengadakan
perjanjian kerjasama, KAP berubah menjadi KAP Muhammad Sofwan & Rekan dan
mendapatkan izin usaha nomor KEP-675/KM.1/2008.
Selama perjalanan kurang lebih 20 tahun, klien yang menggunakan jasa kami
secara general meluas tidak terbatas pada perusahaan/organisasi dengan berbagai jenis
industri dan besarannya, melainkan berkembang sampai dengan kepada perorangan
(personal service). Jenis jasa yang diberikan pun juga berkembang dimulai dengan
auditing sampai kepada jasa akuntansi, perpajakan, sistem informasi, dan management
advisor.
Kantor Akuntan Publik Muhammad Sofwan & Rekan beralamat diVictoria Bintaro
Business Park Bb-9 Jl. Bintaro Utama No. 3A Bintaro Jaya, Jakarta Selatan 15225.
Kantor Akuntan Publik ini mempunyai anggota dan rekan yaitu :
1. MUHAMMAD SOFWAN No.Izin 98.1.0552 (Pemimpin Rekan, BI, FAPM)
2. HADI HARDJONO No.Izin 98.1.0087 (Rekan)
3. SAMSUL ISLAM No.Izin 02.1.0813 (Rekan)
3.3.1.11 Kantor Akuntan Publik (KAP) Rama Wendra
Kantor Akuntan Publik Rama Wendra Jakarta bekerja sama dengan Parker
Randall Internasional tanggal 15 Juli 2005. Dan mendapatkan izin usaha nomor KEP-
353/KM.6/2004 tanggal 24 Agustus 2004. KAP Rama Wendra beralamat di Graha
Mampang lantai 2. Jalan Mampang Prapatan Raya No. 100, Jakarta Selatan 12790.
Kantor Akuntan Publik Rama Wendra memiliki anggota rekan :
1. NENGAH RAMA GAUTAMA No.Izin 02.1.0824 (Pemimpin Rekan, Bapepam-LK)
2. MARCELLINUS WENDRA No.Izin 03.1.0836 (Rekan, Bapepam-LK)
3. ACEP KUSMAYADI No.Izin 98.1.0479 (Rekan, BI, Bapepam-LK)
4. YOSEF KRESNA BUDI No.Izin 09.1.1025 (Rekan)
5. LUH GEDE MEGA PUTRI TJATERA ( Pemimpin Cabang Denpasar)
3.3.2 Struktur Organisasi Kantor Akuntan Publik (KAP)
Pada umumnya auditor dalam penugasan audit di Kantor Akuntan Publik dibagi
menjadi empat, yaitu Partner, Manajer, Senior Auditor dan Junior Auditor. Berikut ini
adalah penjelasan mengenai struktur organisasi Kantor Akuntan Publik (KAP) pada
umumnya :
1. Partner
66

Partner menduduki jabatan tertinggi dalam penugasan audit, bertanggung
jawab atas hubungan klien dan bertanggung jawab secara menyeluruh
mengenai auditing. Partner mendatangani laporan audit dan management
letter, dan bertanggung jawab terhadap fee audit dan klien.
2. Manajer
Manajer bertindak sebagai pengawas audit, bertugas untuk membantu auditor
senior dalam merencanakan program audit, me-review kertas kerja, laporan
audit dan management letter. Biasanya manajer melakukan pengawasan
terhadap pekerjaan beberapa auditor senior. Pekerjaan manajer tidak berada di
kantor klien, melainkan kantor auditor, dalam bentuk pengawasan terhadap
pekerjaan yang dilaksanakan para auditor senior.
3. Senior Auditor
Senior auditor bertugas untuk melaksanakan pekerjaan audit, bertanggung
jawab untuk mengusahakan biaya audit dan waktu audit sesuai dengan
rencana, bertugas untuk mengarahkan dan me-review pekerjaan auditor junior.
Auditor senior biasanya akan menetap di kantor klien sepanjang prosedur audit
dilaksanakan. Umumnya auditor senior melakukan audit terhadap satu objek
pada saat tertentu.
4. Junior Auditor
Junior auditor melaksanakan prosedur audit secara rinci, membuat kertas kerja
untuk mendokumentasikan pekerjaan audit yang telah dilaksanakan. Pekerjaan
ini biasanya dipegang oleh auditor yang baru saja menyelesaikan pendidikan
formalnya di sekolah. Dalam melaksanakan pekerjaannya, auditor junior harus
belajar secara rinci mengenai pekerjaan audit. Auditor junior sering juga
disebut asisten auditor.
3.3.3 Bidang Usaha
Kegiatan yang dilakukan akuntan publik yang bekerja di Kantor Akuntan Publik
adalah pemberian jasa profesional kepada klien berupa jasa audit, jasa atestasi, jasa
akuntansi dan review, perpajakan, perencanaan keuangan perorangan, jasa konsultasi
dan jasa lainnya yang diatur dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP).
1. Jasa Audit
Jasa Audit adalah suatu proses kumulatif sewaktu akuntan publik melakukan
proses audit yang direncanakan, serta mengevaluasi apakah laporan keuangan
telah disajikan secara wajar dalam semua hal yang material sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
2. Jasa Atestasi
67

Kegiatan yang mencakup pengumpulan, penggolongan, peringkasan, dan
pengkomunikasian informasi yang biasanya mencakup pengurangan data rinci
dalam jumlah besar kedalam bentuk yang dipahami dan dapat dipahami. Selain
itu, pelaksanaan atestasi mencakup pengumpulan bukti untuk mendukung
asersi dan secara obyektif menentukan pengukuran dan pengkomunikasian
yang dilakukan oleh pemuat asersi. Jadi, jasa atestasi bersifat analitik, kritis dan
bersifat penyelidikan, serta berkaitan dengan dasar dan dukungan asersi.
3. Jasa Akuntan dan Review
Pelaksanaan prosedur permintaan keterangan dan analisis yang menghasilkan
dasar memadai bagi akuntan untuk memberikan keyakinan terbatas, bahwa
tidak dapat dimodifikasi material yang harus dilakukan atas laporan keuangan
agar laporan tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia, atau sesuai dengan basis akuntansi komprehensif yang lain.
4. Perpajakan
Pelayanan pajak (tax service), jasa yang diberikan meliputi jasa konsultasi
umum perpajakan, perencanaan pajak, reviewjenis pajak, pengisian SPT,
penyelesaian masalah perpajakan.
5. Perencanaan Keuangan Perorangan
Membantu pengembangan rencana keuangan pribadi klien, laporan keuangan
tersebut sering kali tidak mencantumkan pengungkapan yang diharuskan oleh
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia dan berisi penyimpangan
dari prinsip akuntansi komperhensif selain prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia.
6. Jasa Konsultasi
Jasa profesional yang disediakan dengan memadukan kemahiran teknis,
pendidikan, pengamatan, pengalaman, dan pengetahuan praktisi mengenai
konsultasi. Jasa konsultasi meliputi jasa-jasa sebagai berikut :
a. Konsultasi (Consultations). Untuk jasa ini, fungsi praktisi adalah
memberikan konsultasi atau saran profesional (Professional Advice)yang
memerlukan respon segera, berdasarkan pada pengetahuan mengenai
klien, keadaan, masalah teknis terkait, representasi klien, dan tujuan
bersama berbagai pihak. Contohnya jenis jasa ini review dan komentar
terhadap rencana bisnis buatan klien dan pemberian saran tentang
perangkat lunak komputer yang cocok digunakan klien.
b. Jasa Pemberian Saran Profesional (Advisory Services). Untuk jenis jasa ini,
fungsi praktisi untuk dipertimbangkan dan diputuskan oleh klien. Contoh
jenis jasa ini adalah review operasional improvement study, analisis
terhadap suatu sistem akuntansi, pemberian bantuan dalam proses
68

perencanaan strategi, dan definisi persyaratan yang harus di penuhi oleh
suatu sistem informasi.
c. Jasa Implementasi. Untuk jenis jasa ini, fungsi praktisi adalah mewujudkan
rencana kegiatan menjadi kenyataan. Sumber daya personil klien digabung
dengan sumber daya dan personil praktisi untuk mencapai tujuan
implementasi. Praktisi bertanggung jawab kepada klien dalam hal
pelaksanaan dan manajemen kegiatan perikatan. Contoh jenis jasa ini
adalah penyediaan jasa instalasi sistem komputer jasa pendukung yang
berkaitan, dan pemberian dalam proses penggabungan (merger)
organisasi.
d. Jasa Transaksi. Untuk jenis jasa ini, fungsi praktisi adalah untuk
menyediakan jasa yang berhubungan dengan beberapa transaksi khusus
klien yang umumnya dengan pihak ketiga. Contoh jenis jasa ini adalah jasa
pengurusan kepailitan, jasa penilaian, analisis kemungkinan penggabungan
usaha atau akuisisi, dan jasa pengurusan perkara pengadilan.
e. Jasa Penyediaan Staf dan Jasa Pendukung Lainnya. Untuk jenis jasa ini,
fungsi praktisi adalah menyediakan staf yang memadai (dalam hal
kompetensi dan jumlah) dan staf tersebut akan bekerja dibawah
pengarahan klien sepanjang keadaan mengharuskan demikian. Contoh
jenis jasa ini adalah manajemen fasilitas pemprosesan data,
pemprograman komputer, perwakilan dalam rangka kepailitan, dan
aktivitas controllership.
3.3.4 Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi penelitian di Kantor Akuntan
Publik (KAP) yang berada di wilayah Jakarta Selatan sebagai tempat penyebaran
kuesioner.

3.4 Operasionalisasi Variabel
Menurut Sarwono (2009:16), variabel ialah sesuatu yang berbeda atau
bervariasi, penekanan kata sesuatu diperjelas dalam definisi kedua yaitu simbol atau
konsep yang diasumsikan sebagai seperangkat nilai-nilai. Definisi operasional merupakan
penentuan konstruk sehingga menjadi variabel yang dapat diukur.
Variabel operasional juga menjelaskan cara tertentu yang digunakan oleh
penulis dalam mengoperasikan suatu konsep, sehingga memungkinkan penelitian
selanjutnya untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau
mengembangkan pengukuran konstruk yang lebih baik. Menurut Sekaran (2006:4),
mengoperasionalkan, atau secara operasional mendefinisikan sebuah konsepuntuk
69

membuatnya bisa diukur, dilakukan dengan melihat pada dimensi perilaku, aspek, atau
sifat yang ditunjukkan oleh konsep. Hal tersebut kemudian diterjemahkan ke dalam
elemen yang dapat diamati dan diukur sehingga menghasilkan suatu indeks pengukuran
konsep. Mendefinisikan sebuah konsep secara operasional meliputi serangkaian tahap.
Dalam sub bab ini, akan dijelaskan mengenai pengertian variabel independen dan
dependen, variabel yang digunakan dalam penelitian ini, pengukuran variabel yang
digunakan, skala pengukuran yang digunakan, dan tabel operasional variabel yang dapat
dilihat pada tabel 3.2 setelah sub bab variabel dependen.
3.4.1 Variabel Independen atau Bebas (X,X,X,X)
Menurut Sarwono (2009:16), variabel bebas merupakan variabel stimulus atau
variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas merupakan variabel yang
variabelitasnya diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan
hubungannya dengan suatu gejala yang diobservasi. Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah skeptisme, pengalaman, pengetahuan mendeteksi kecurangan dan kecerdasan
intelektual.
Pengukuran skeptisme (X1) berdasarkan penjelasan yang dikemukakan oleh
Kee dan Knoxs (1970) dalam Prihandono (2012). Pengukuran variabel ini menggunakan
kuesioner yang terdiri dari sebelas poin pernyataan.
Pengalaman (X2) berdasarkan penjelasan yang dikemukakan oleh Loeheor
(2002) dalam Havizd dan Winama (2010). Pengukuran variabel ini menggunakan
kuesioner yang terdiri dari empat poin pernyataan.
Pengetahuan mendeteksi kecurangan (X3) berdasarkan penjelasan yang
dikemukakan oleh Herawati dan Susanto (2009) dalam Siregar (2011).Pengukuran
variabel ini menggunakan kuesioner yang terdiri dari enam poin pernyataan.
Sedangkan untuk kecerdasan intelektual (X5), diukur berdasarkan penjelasan
yang dikemukakan oleh Srtenberg dalam Choiriah (2013). Pengukuran variabel ini juga
menggunakan kuesioner, yang terdiri dari sepuluh poin pernyataan.
Skala yang digunakan untuk mengukur variabel-variabel independen yang
dijelaskan di atas, yaitu menggunakan skala likert. Rating dirancang dalam lima poin
skala likert, yaitu :
1 = Sangat Tidak Setuju (STS) 4 = Setuju (S)
2 = Tidak Setuju (TS) 5 = Sangat Setuju (SS)
3 = Netral (N)
3.4.2 Variabel Dependen atau Terikat (Y)
Menurut Sarwono (2009:17), variabel tergantung adalah variabel yang
memberikan reaksi atau respon jika dihubungkan dengan variabel bebas. Variabel
70

tergantung atau yang disebut juga variabel dependen adalah variabel yang
variabelitasnya diamati dan diukur untuk menentukan pengaruh yang disebabkan oleh
variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pertimbangan tingkat
materialitas.
Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP 2001, SA Seksi 312:paragraf
10) : Pertimbangan tingkat materialitas dalam audit adalah besarnya informasi akuntansi
yang apabila terjadi penghilangan atau salah saji, dilihat dari keadaan yang
melingkupinya, dapat mengubah atau mempengaruhi pertimbangan orang yang
meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut. Dalam pengukurannya,
pertimbangan tingkat materialitas diukur berdasarkan penjelasan yang dikemukakan oleh
Mulyadi (2002:159) dalam Basri (2011). Untuk mengukur variabel ini, digunakan
kuesioner yang terdiri dari empat belas poin pernyataan. Rating dirancang dalam lima
poin skala likert, yaitu :
1 = Sangat Tidak Setuju (STS) 4 = Setuju (S)
2 = Tidak Setuju (TS) 5 = Sangat Setuju (SS)
3 = Netral (N)
Sesuai dengan identifikasi yang akan dikaji dan model yang disusun dalam
tinjauan literatur maka operasional yang digunakan dapat dilihat pada tabel 3.4 sebagai
berikut :




Tabel 3.4
Tabel Operasional Variabel
Variabel Dimensi Indikator
No
Pernyataan
Skala Sumber
Skeptisme
(X
1
)
Kee dan
Knoxs (1970)
dalam
Prihandono
(2012)
1. Faktor
kecenderun
gan etika








2. Faktor
Situasi
1. Tanggung jawab
profesional
2. Kepentingan
publik
3. Integritas
4. Objektifitas
5. Kompetensi dan
kehati-hatian
profesional
6. Perilaku
profesional
1,2

3

4
5
6


7

Ordinal

Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal


Ordinal
Ordinal
Ordinal
Kuesioner

Kuesioner
Kuesioner
Kuesioner
Kuesioner


Kuesioner
Kuesioner
Kuesioner
71


3. Gender
7. Standar teknis
8. Kesulitan untuk
berkomunika
9. Perbedaan
kinerja diantara
wanita dan pria
memiliki
karakteristik yang
berbeda
10.
8
9

10, 11


Ordinal

Ordinal

Kuesioner

Kuesioner
Pengalaman
(X
2
)
Loeheor
(2002) dalam
Havizd dan
Winama
(2010).
1. Lama
bekerja
2. Keterlamba
tan auditor
dalam
penugasan
3. Pelatihan
auditor
4. Pendidikan
auditor
1. Lama bekerja
sebagai auditor
2. Seringnya
melakukan tugas
audit

3. Pelatihan untuk
auditor
4. Pendidikan formal
Maupun non
1

2



3

4

Ordinal

Ordinal



Ordinal

Ordinal
Kuesioner

Kuesioner



Kuesioner

Kuesioner
Variabel Dimensi Indikator
No
Pernyataan
Skala Sumber
Formal
Pengetahuan
mendeteksi
kecurangan
(X
3
)
Herawati dan
Susanto
(2009) dalam
Siregar (2011)

1. Pengetahu
an dasar
atas
kecurangan
2. Deteksi
kllien

3. Preliminary
audit




4. Prosedur
mengaudit
1. Perbedaan
mendasar error,
irregularities, dan
fraud
2. Keahlian dalam
melaksanakan
pemeriksaan
3. Menentukan
eksistensi
kecurangan dari
evaluasi sistem
pengendalian
internal
4. Melanjutkan
pemeriksaan
1



2


3





4

Ordinal



Ordinal


Ordinal





Ordinal

Kuesioner



Kuesioner


Kuesioner





Kuesioner

72

kecurangan
Jangkauan
pengetahu an
kecurangan
5. Pengetahuan
mendeteksi
kecurangan
melalui pelatihan
formal
6. Partisipasi dalam
mendesain
pengungkapan
kecurangan

5




6

Ordinal




Ordinal

Kuesioner




Keusioner
Kecerdasan
Intelektual
(X
4
)
Srtenberg
dalam Choiriah
(2013)

1. Kemampua
n
memecahk
an masalah



1. Menunjukkan
pengetahuan
mengenai
masalah yang
dihadapi
2. Mengambil
keputusan tepat
1




2

Ordinal




Ordinal

Kuesioner




Kuesioner

Variabel Dimensi Indikator
No
Pernyataan
Skala Sumber





2. Intelegensi
verbal






3. Intelegensi
praktis

3. Menyelesaikan
masalah secara
optimal,
menunjukkan
fikiran jernih
4. Kosa kata baik
5. Membaca dengan
penuh
pemahaman
6. Ingin tahu secara
intelektual,
menunjukkan
keingintahuan
7. Situasi
8. Tahu cara
mencapai tujuan
9. Sadar terhadap
dunia sekeliling
10. Menunjukkan
3




4
5


6



7
8

9

10
Ordinal




Ordinal
Ordinal


Ordinal



Ordinal
Ordinal

Ordinal

Ordinal
Kuesioner




Kuesioner
Kuesioner


Kuesioner



Kuesioner
Kuesioner

Kuesioner

Keusioner
73

Sumber : Kee dan Knoxs (1970) dalam Prihandono (2012), Loeheor (2002) dalam Havizd dan Winama
(2010), Herawati dan Susanto (2009) dalam Siregar (2011), Srtenberg dalam Choiriah (2013),
Mulyadi (2002:159) dalam Basri (2011).










minat terhadap
dunia luar

Pertimbanga
n Tingkat
Materialitas
dalam Audit
(Y)
Mulyadi
(2002:159)
dalam Basri
(2011)

1. Pertimbang
an awal
materialitas
2. Materialitas
pada
tingkat
laporan
keuangan

3. Meterialitas
pada
1. Materialitas
perencanaan

2. Materialitas pada
laporan keuangan
3. Materialitas pada
laoran laba rugi
4. Materialitas pada
neraca
5. Saldo akun yang
tercatat
1,2,3


4,5,6

7

8

9,10,11

Ordinal


Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Kuesioner


Kuesioner

Kuesioner

Kuesioner

Kuesioner

Variabel Dimensi Indikator
No
Pernyataan
Skala Sumber
4. tingkat
saldo
rekening
Alokasi
materialitas
laporan
keuangan
rekening
6. Alokasi atas dasar
akun neraca
12,13,14 Ordinal Kuesioner
74













BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Data
4.1.1 Penyajian Data
Proses penelitian ini menggunakan beberapa software yang dapat membantu
penulis dalam mengolah data dengan alasan efisiensi dan efektifitas penelitian. Beberapa
software tersebut diantaranya adalah Microsoft Excel 2010, yang dimana membantu
penulis dalam melakukan tabulasi hasil data jawaban responden. Sedangkan Statistical
Product for Service Solution (SPSS) versi 20 membantu penulis dalam mengolah data
yang sebelumnya berbentuk tabulasi sederhana. Dalam pengolahan data dengan SPSS,
data yang diolah adalah identitas responden, skeptisme, pengalaman, pengetahuan
mendeteksi kecurangan, kecerdasan intelektual, dan pertimbangan tingkat materialitas
dalam audit serta hubungan antar variabel.
Penelitian ini menggunakan data primer berupa kuesioner yang didalamnya
terdapat beberapa pernyataan. Kuesioner disebar kepada kantor akuntan publik yang
berada di wilayah Jakarta Selatan berdasarkan teknik nonprobability sampling dengan
metode convenience sampling. Dari hasil sampling tersebut, diperoleh 11 kantor akuntan
publik beserta nama-nama kantor akuntan publik dan alamatnya yang menjadi sampel
penelitian seperti pada tabel 4.1 di bawah ini.

Tabel 4.1
Daftar Kantor Akuntan Publik yang Menjadi Sampel Penelitian
No Nama Kantor Akuntan Publik Alamat kantor Akuntan Publik
1 KAP Herman, Dody Tanumihardja & Kebayoran Center Blok A No. 3, Jl.
75

Rekan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan -
12240
Telp : (021) 7266730, 33712939
2 KAP Hendrawinata, Eddy & Siddharta Gedung Ariobimo Sentra lt. 3, Jl.
Rasuna Said Blok X-2 Kav 5, Jakarta
Selatan
3 KAP Nugroho & Rekan Gedung Lina Lt. 2 Suite 209B, Jl.
Rasuna Said Kav B-7, Jakarta Selatan
Telp : (021) 5227694
No Nama Kantor Akuntan Publik Alamat kantor Akuntan Publik
4 KAP Darmawan, Hendang & Yogi (Pusat) Menara Kadin Indonesia Lt 27, Jl.
Rasuna Said Blok X-% Kav 2-3,
Jakarta Selatan
5 KAP Hertanto, Sidik Hadisoeryo & Rekan Gedung Menara FIF 12th floor suite
121, Jl. Tb Simatupang Kav 15,
Jakarta Selatanhardja
Telp : (021)9045219
6 KAP Usman & Rekan Jl. Panjang No 01 Cipulir Kebayoran
Lama, Jakarta Selatan
7 KAP Noor Salim, Nursehan & Sinardja Jl. Anggrek 3 No 28 Larangan Indah,
Ciledug Kebayoran Lama, Jakarta
Selatan
8 KAP Hananta Jl. Wijaya II No 79 Melawai, Jakarta
Selatan
9 KAP A. Salam Rauf & Rekan Jl. Mampang Prapatan VI No 41,
Jakarta Selatan
Telp : (021) 7946950
10 KAP Muhammad Sofwan & Rekan Victoria Bintaro Business Park Bb-9,
Jl. Bintaro Utama No. 3A Bintaro Jaya,
Jakarta Selatan 15225
11 KAP Rama Wendra Graha Mampang Lt. 2, Jl. Mampang
Prapatan Raya No 100, Jakarta
Selatan
Telp : (021) 7985757
Sumber : IAPI 2012
76

Berdasarkan tabel di atas, dari 11 Kantor Akuntan Publik tersebut kuesioner
disebar sebanyak 72 rangkap. Jumlah kuesioner yang disebar pada setiap Kantor
Akuntan Publik berbeda karena beberapa alasan di bawah ini.
1. Disesuaikan dengan permintaan atau kebijakan Kantor Akuntan Publik yang
bersangkutan mengenai jumlah kuesioner yang dapat disebar.
2. Banyaknya mahasiswa dari kampus yang sama dan dari kampus lain yang
melakukan penyebaran kuesioner sehingga menyebabkan Kantor Akuntan Publik
yang bersangkutan memiliki keterbatasan dalam menerima kuesioner.
3. Banyaknya auditor yang melakukan audit di luar kota.

Dari kuesioner yang telah disebarkan, semua rangkap telah kembali dan
lengkap serta seluruhnya dapat dipergunakan. Rincian kalkulasi kuesioner yang disebar
kepada setiap Kantor Akuntan Publik dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini.
Tabel 4.2
Kalkulasi Perbandingan Kuesioner yang Disebarkan
No Nama KAP Terkirim Tidak
Kembali
Kembali Tidak
dapat
dioleh
Dapat
diolah
1 KAP Herman, Dody,
Tanumihardja & Rekan
5 0 5 0 5
2 KAP Hendrawinata Eddy
& Siddaharta
5 0 5 0 5
3 KAP Nugroho & Rekan 5 0 5 0 5
4 KAP Darmawan,
Hendang & Yogi (Pusat)
10 0 10 0 10

5 KAP Hertanto, Sidik
Hadisoeryo & Rekan
10 0 10 0 10
6 KAP Usman & Rekan 5 0 5 0 5
7 KAP Noor Salim,
Nursehan &
Sinarahardja
5 0 5 0 5
8 KAP Hananta 10 3 7 0 7
9 KAP A. Salam Rauf &
Rekan
5 0 5 0 5
10 KAP Muhammad Sofwan
& Rekan
5 0 5 0 5
11 KAP Rama Wendra 10 0 10 0 10
77

TOTAL 75 3 72 0 72
PRESENTASE 100% 4% 96% 0% 96%
Sumber : Data Diolah Sendiri




4.1.2 Gambaran Umum Identitas Responden
Penulis menyertakan lembar identitas diri responden disetiap rangkap
kuesioner yang terdiri dari :

a. Jenis Kelamin : Jenis kelamin responden (laki-laki atau
perempuan)
b. Usia : Usia responden yang dibagi menurut interval
(<25 tahun, 25-35 tahun, 36-45 tahun, 46-55
tahun, <55 tahun.
c. Jenjang Pendidikan : Pendidikan terakhir responden (D3, S1, S2,
dan lainnya)
d. Jabatan : Jabatan responden saat ini (Junior auditor,
Senior auditor, Supervisor atau Associate
Manager, Manager atau Senior Manager,
Partner.
e. Memiliki Nomor Register Akuntan : Bukti bahwa akuntan tersebut telah terdaftar
sebagai akuntan publik dan telah memperoleh
izin untuk memberikan jasa akuntan publik (Ya,
Tidak)
f. Masa Kerja : Lama masa kerja responden di KAP (<1 Tahun,
1-3 tahun, >3 tahun)
4.1.3 Distribusi Frekuensi Identitas Responden
Adapun hasil survei responden yang ikut berpartisipasi dalam mengisi kuesioner
berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, jabatan saat ini, responden yang
memiliki nomor register akuntan, dan masa kerja responden di Kantor Akuntan Publik
(KAP) adalah sebagai berikut.
4.1.3.1 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
78

Jenis kelamin dibagi menjadi dua kategori, yaitu laki-laki dan perempuan. Hal
ini dapat dilihat dengan persentase responden laki-laki dan perempuan pada tabel 4.3 di
halaman berikutnya.



Tabel 4.3
Jenis Kelamin Responden

Sumber : SPSS Ver. 20

Berdasarkan pada data jenis kelamin responden di atas, dapat diketahui bahwa
responden laki-laki sebanyak 39 responden atau 54,2 %, dan sisanya responden
perempuan sebanyak 33 responden atau 45,8 %.
4.1.3.2 Data Responden Berdasarkan Usia
Berdasarkan usia responden, penulis membagi menjadi lima kategori dalam
penelitian ini, yaitu usia <25 tahun, usia antara 2535 tahun, usia antara 36-45 tahun,
usia antara 4655 tahun, dan usia >55 tahun. Hal ini dapat dilihat dengan persentase
usia responden pada tabel 4.4 yang dijelaskan di bawah ini.

Tabel 4.4
Usia Responden
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Laki-Laki 39 54,2 54,2 54,2
Perempuan 33 45,8 45,8 100,0
Total 72 100,0 100,0
Usia Responden
79

Sumber : SPSS Ver. 20


Berdasarkan pada data usia reponden di atas, dapat diketahui bahwa
responden dengan usia <25 tahun sebanyak 40 responden atau 55,6%, responden
dengan usia 25-35 tahun sebanyak 26 responden atau 36,1%, responden dengan usia
36-45 tahun sebanyak 8 responden atau 14,8%, dan sisanya responden dengan usia 46-
55 tahun sebanyak 1 responden atau 1,9%.
4.1.3.3 Data Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Berdasarkan pendidikan terakhir atau gelar akademik responden, penulis
membagi menjadi empat kategori, yaitu D3, strata 1, strata 2, dan kategori lainnya yang
harus disebutkan sendiri oleh responden yang bersangkutan. Hal ini dapat dilihat dengan
persentase pendidikan terakhir responden pada tabel 4.5 yang dijelaskan di bawah ini.

Tabel 4.5
Pendidikan Terakhir Responden
Pendidikan Terakhir
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
D3 10 13,9 13,9 13,9
S1 54 75,0 75,0 88,9
S2 4 5,6 5,6 94,4
Lainnya 4 5,6 5,6 100,0
Total 72 100,0 100,0
Sumber : SPSS Ver. 20

Berdasarkan pada data pendidikan terakhir responden di atas, dapat diketahui
bahwa responden dengan pendidikan atau gelar akademik D3 sebanyak 10 responden
atau 13,9%, responden dengan pendidikan atau gelar akademik Strata 1 sebanyak 54
responden atau 75,0%, dan responden dengan pendidikan atau gelar akademik Strata 2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
< 25 Tahun 40 55,6 55,6 55,6
25 - 35 Tahun 26 36,1 36,1 91,7
36 - 45 Tahun 6 8,3 8,3 100,0
Total 72 100,0 100,0
80

sebanyak 4 responden atau 5,6% dan sisanya responden dengan pendidikan atau gelar
lainnya sebanyak 4 responden atau 5,6%.
4.1.3.4 Data Responden Berdasarkan Jabatan Saat Ini
Berdasarkan jabatan responden saat ini, penulis membagi menjadi lima
kategori, yaitu Junior Auditor, Senior auditor, Supervisor atau Associate Manager,
Manager atau Senior Manager, dan Partner. Hal ini dapat dilihat dengan persentase
jabatan responden saat ini pada tabel 4.6 yang dijelaskan dihalaman berikutnya.

Tabel 4.6
Jabatan Responden Saat Ini

Jabatan Saat ini
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Junior Auditor 45 62,5 62,5 62,5
Senior Auditor 23 31,9 31,9 94,4
Supervisor / Associate
Manajer
2 2,8 2,8 97,2
Manager / Senior Manager 2 2,8 2,8 100,0
Total 72 100,0 100,0

Sumber : SPSS Ver. 20

Berdasarkan pada data jabatan responden saat ini di atas, dapat diketahui
bahwa responden yang menjabat sebagai Junior Auditor sebanyak 45 responden atau
62,5%, yang menjabat sebagai Senior Auditor sebanyak 23 responden atau 31,9%, yang
menjabat sebagai Supervisor atau Associate Manager sebanyak 2 responden atau 2,8%,
dan sisanya yang menjabat sebagai Manager atau Senior Manager sebanyak 2 responden
atau 2,8%.
4.1.3.5 Data Responden Berdasarkan Memiliki Nomor Register Akuntan
Berdasarkan responden yang memiliki nomor register akuntan, penulis
membagi menjadi dua kategori, yaitu Ya dan Tidak. Hal ini dapat dilihat dengan
persentase responden yang memiliki nomor register akuntan pada tabel 4.7 yang
dijelaskan di bawah ini.
Tabel 4.7
Responden yang Memiliki Nomor Register Akuntan
Memiliki Nomor Register Akuntan
81







Sumber : SPSS Ver. 20

Berdasarkan pada data responden yang memiliki nomor register akuntan dapat
diketahui bahwa responden yang memiliki nomor register akuntan sebanyak 6 responden
atau 8,3%, sedangkan sisanya responden yang tidak memiliki nomor register akuntan
sebanyak 66 responden atau 91,7%.
4.1.3.6 Data Responden Berdasarkan Masa Kerja
Berdasarkan masa kerja responden, penulis membagi menjadi tiga kategori,
yaitu masa kerja responden <1 tahun, 1 3 tahun, dan >3 tahun. Hal ini dapat dilihat
dengan persentase masa kerja responden pada tabel 4.8 yang dijelaskan di bawah ini.

Tabel 4.8
Masa Kerja Responden
Sumber : SPSS Ver. 20
Berdasarkan pada data masa kerja responden di atas, dapat diketahui bahwa
responden dengan masa kerja <1 tahun sebanyak 13 responden atau 18,1%, responden
dengan masa kerja 1 3 tahun sebanyak 46 responden atau 63,9%, responden dengan
masa kerja >3 tahun sebanyak 13 responden atau 18,1%.
4.1.4 Distribusi Jawaban Responden
Pada kuesioner ini penulis membagi lima kategori berdasarkan pendapat
responden, yaitu sangat tidak setuju, tidak setuju, netral, setuju, dan sangat setuju
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Ya 6 8,3 8,3 8,3
Tidak 66 91,7 91,7 100,0
Total 72 100,0 100,0

Masa Kerja
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
< 1 Tahun 13 18,1 18,1 18,1
1 - 3 Tahun 46 63,9 63,9 81,9
> 3 Tahun 13 18,1 18,1 100,0
Total 72 100,0 100,0
82

dengan masing-masing nilai atau skor 1, 2 ,3 , 4, dan 5 sehingga dapat diketahui rata-
rata keseluruhan jawaban responden.
Adapun hasil penelitian frekuensi jawaban responden untuk masing-masing pernyataan
pada setiap variabel yaitu skeptisme (X
1
), pengalaman (X
2
), pengetahuan mendeteksi
kecurangan (X
3
), kecerdasan intelektual (X
4
), serta pertimbangan tingkat materialitas (Y)
dapat dilihat pada sub bab berikutnya.

4.1.4.1 Distribusi Jawaban Responden Variabel Skeptisme (X
1
)
Variabel skeptisme terdiri atas tujuh (11) pernyataan, antara lain (1)Seorang
auditor harus memiliki tanggung jawab yang profesional terhadap hasil auditnya.
(2)Auditor dalam melaksaksanakan tugas mentaati peraturanperundang-undangan
dengan penuh pengabdian, kesadarandan tanggung jawab. (3)Auditor bersikap dan
berperilaku sesuai dengan kode etik terhadap masyarakat. (4) Integritas berpengaruh
positif terhadap pertimbangan tingkat materialitas, sehingga semakin tinggi integritas
seseorang auditor maka semakin baik pertimbangan tingkat materialitas yang
dilakukannya.(5) Objektifitas auditor berpengaruh positif terhadap pertimbangan tingkat
materialitas, sehingga semakin tinggi tingkat objektifitas auditor maka akan semakin baik
pertimbangan tingkat materilaitas dalam audit. (6) Anggota-anggota tim audit sebagai
sebuah grup selalu bersikap hati-hati dalam mengambil keputusan selama melakukan
audit. (7)Anggota-anggota tim audit melaksanakan pekerjaan lapangan audit dengan
cara yang tepat dan berperilaku profesional. (8) Anggota-anggota tim audit sebagai
sebuah grup, berkompeten secara teknis dalam mengaplikasikan standar akuntansi dan
auditing (SAK= Standar Akuntansi Keuangan, dan SPAP = Standar Profesional Akuntan
Publik. (9) Situasi seperti kesulitan berkomunikasi antara baru terkait informasi mengenai
suatu perusahaan sebagai auditee akan mempengaruhi skeptisme. (10) Baik pria maupun
wanita menjadi salah satu alasan gender akan sistem informasi, etika, dan auditing
mempengaruhi skpetisme profesional seorang auditor. (11) Perbedaan kinerja diantara
wanita dan pria memiliki karakteristik yang berbeda.
Data jawaban responden diukur dengan menggunakan lima instrumen yang
digunakan untuk mengukur partisipasi dengan menggunakan skala antara 1 sampai
dengan 5. Skala rendah menunjukkan tingkat partisipasi yang rendah, sebaliknya skala
tingkat tinggi menunjukan tingkat partisipasi yang tinggi. Pada tabel 4.9 di bawah ini
dapat dilihat deskriptif jawaban responden yang ada di dalam kuesioner.
Tabel 4.9
Tabel Distribusi Jawaban Responden Mengenai Skeptisme
83

JAWABAN


PERNYATAAN
1
Sangat
Tidak
Setuju
2
Tidak
Setuju
3
Netral
4
Setuju
5
Sangat
Setuju
TOTAL
X1_1 0 0 1 28 43 72
X1_2 0 0 1 36 35 72
JAWABAN


PERNYATAAN
1
Sangat
Tidak
Setuju
2
Tidak
Setuju
3
Netral
4
Setuju
5
Sangat
Setuju
TOTAL
X1_3 0 0 6 47 19 72
X1_4 0 2 0 49 21 72
X1_5 0 2 7 45 18 72
X1_6 0 0 2 44 26 72
X1_7 0 0 1 35 36 72
X1_8 0 0 4 39 29 72
X1_9 0 0 5 57 10 72
X1_10 2 27 10 29 4 72
X1_11 2 22 13 28 7 72
Sumber : Microsoft Office Excel 2010
4.1.4.2 Distribusi Jawaban Responden Variabel Pengalaman (X2)
Variabel pengalaman terdiri atas sepuluh (4) pernyataan, antara lain (1)
Seseorang yang sudah lama menekuni profesinya akan menambah pengalaman dalam
menentukan pertimbangan tingkat materialitas. (2) Keterlibatan auditor dalam
penugasan audit menambah pengalaman dalam menentukan tingkat materialitas dalam
audit. (3) Suatu pelatihan auditor dalam workshop dapat meningkatkan pengalaman
auditor. (4) Melalui pendidikan formal maupun non formal pengalaman seorang auditor
dapat diperoleh.
Data jawaban responden diukur dengan menggunakan lima instrumen yang
digunakan untuk mengukur partisipasi dengan menggunakan skala antara 1 sampai
dengan 5. Skala rendah menunjukkan tingkat partisipasi yang rendah, sebaliknya skala
tingkat tinggi menunjukan tingkat partisipasi yang tinggi. Pada tabel 4.10 di bawah ini
dapat dilihat deskriptif jawaban responden yang ada di dalam kuesioner.



84





Tabel 4.10
Tabel Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pengalaman

JAWABAN


PERNYATAAN
1
Sangat
Tidak
Setuju
2
Tidak
Setuju
3
Netral
4
Setuju
5
Sangat
Setuju
TOTAL
X2_1 0 2 4 42 24 72
X2_2 0 1 4 45 22 72
X2_3 0 2 5 35 30 72
X2_4 0 0 5 36 31 72
Sumber : Miscrosoft Office Excel 2010
4.1.4.3 Distribusi Jawaban Responden Variabel Pengetahuan Mendeteksi
Kecurangan (X3)
Variabel sikap profesionalisme akuntan publik terdiri atas enam (6) pernyataan,
antara lain (1) Error (kesalahan, irregularieties (ketidakberesan) dab fraud (kecurangan)
merupakan tiga hal yang tidak berbeda secara signifikan. (2) Auditor yang memiliki
pengetahuan memadai tentang kecurangan akan lebih ahli dalam melaksanakan tugas
pemeriksaan. (3) Hanya dengan mngevaluasi pengendalian internal auditee, saya dapat
menentukan apakah entitas klien penuh dengan kecurangan atau tidak. (4) Bila
berdasarkan pengujian struktur pengendalian internal ternyata tidak dimungkinkan untuk
dilaksanakan audit, maka pemeriksaan kecuranganpun tidak akan saya laksanakan. (5)
Pengetahuan mendeteksi kecurangan bisa diperoleh dari berbagai pelatihan formal
maupun dari pengalaman khusus, berupa kegiatan seminar dan lokakarya audit
kecurangan. (6) Partisipasi dalam mendesai prosedur untuk mendeteksi dan mengungkap
kecurangan adalah hal yang tidak harus dilakukan audito setiap pekerjaan pemerksaan.
Data jawaban responden diukur dengan menggunakan lima instrumen yang
digunakan untuk mengukur partisipasi dengan menggunakan skala antara 1 sampai
dengan 5. Skala rendah menunjukkan tingkat partisipasi yang rendah, sebaliknya skala
tingkat tinggi menunjukan tingkat partisipasi yang tinggi. Pada tabel 4.11 dibawah ini
dapat dilihat deskriptif jawaban responden yang ada di dalam kuesioner.


85



Tabel 4.11
Tabel Distribusi Jawaban Responden Mengenai Variabel Pengetahuan
Mendeteksi Kecurangan
JAWABAN


PERNYATAAN
1
Sangat
Tidak
Setuju
2
Tidak
Setuju
3
Netral
4
Setuju
5
Sangat
Setuju
TOTAL
X3_1 4 13 7 44 4 72
X3_2 0 9 11 42 10 72
X3_3 0 18 7 39 8 72
X3_4 0 19 14 34 5 72
X3_5 0 1 3 56 12 72
X3_6 0 6 8 52 6 72
Sumber : Miscrosoft Office Excel 2010

4.1.4.4 Distribusi Jawaban Responden Variabel Kecerdasan Intelektual (X4)
Variabel kecerdasan intelektual terdiri atas sepuluh (10) pernyataan, antara lain
(1) Saya mampu menunjukkan pengetahuan mengenai masalah yang dihadapi. (2) Saya
mampu mengambil keputusan tepat. (3) Saya mampu menyelesaikan masalah secara
optimal dan menunjukkan fikiran jernih. (4) Saya dapat menggunakan kosa kata yang
baik. (5) Saya dapat membaca dengan penuh pemahaman. (6) Saya memiliki rasa ingin
tahu yang tinggi. (7) Saya termasuk orang yang mampu memahami situasi yang ada. (8)
Saya tahu cara mencapai tujuan. (9) Saya sadar terhadap dunia sekeliling. (10) Saya
dapat beradaptasi terhadap dunia luar.
Data jawaban responden diukur dengan menggunakan lima instrumen yang
digunakan untuk mengukur partisipasi dengan menggunakan skala antara 1 sampai
dengan 5. Skala rendah menunjukkan tingkat partisipasi yang rendah, sebaliknya skala
tingkat tinggi menunjukan tingkat partisipasi yang tinggi. Pada tabel 4.12 di bawah ini
dapat dilihat deskriptif jawaban responden yang ada di dalam kuesioner.






Tabel 4.12
86

Tabel Distribusi Jawaban Responden Mengenai Variabel Kecerdasan
Intelektual
JAWABAN


PERNYATAAN
1
Sangat
Tidak
Setuju
2
Tidak
Setuju
3
Netral
4
Setuju
5
Sangat
Setuju
TOTAL
X4_1 0 0 4 38 30 72
X4_2 0 0 10 45 17 72
X4_3 0 0 9 40 23 72
X4_4 0 0 6 48 18 72
X4_5 0 0 3 42 27 72
X4_6 0 0 3 40 29 72
X4_7 0 0 8 40 24 72
X4_8 0 1 4 49 18 72
X4_9 0 1 4 38 29 72
X4_10 0 2 5 45 20 72
Sumber : Microsoft Office Excel 2010

4.1.4.5 Distribusi Jawaban Responden Variabel Pertimbangan Tingkat
Materialitas dalam Audit (Y)
Variabel pertimbangan tingkat materialitas terdiri atas empat belas (14)
pernyataan, antara lain (1) Auditor membuat pertimbangan awal mengenai
materialitassementara ia merencanakan perikatan untuk membuatkeputusan penting
tentang lingkup audit. (2) Materialitas merupakan konsep penting yang akan
menjadipedoman auditor dalam penetapan lingkup pekerjaan audit. (3) Mungkinkah
berbeda materialitas perencanaan dengantingkat materialitas yang digunakan pada
penyelesaianaudit dalam mengevaluasi temuan audit jika situasidisekitarnya berubah
dan/atau informasi tambahanmengenai klien akan diperoleh selama pelaksanaan audit.
(4) Dalam perencanaan suatu audit, auditor harus menilaimaterialitas pada tingkat
laporan keuangan. (5) Dalam perencanaan suatu audit, auditor harus menilaimaterialitas
pada tingkat saldo akun. (6) Dalam perencanaan audit terdapat lebih dari satu
tingkatmaterialitas yang berhubungan dengan laporan keuangan. (7) Materialitas pada
Laporan Laba-Rugi dapat dihubungkandengan total pendapatan, laba operasi, laba
sebelum pajak,dan/atau laba bersih. (8) Pada neraca, materialitas dapat didasarkan pada
totalaktiva, modal kerja, dan/atau ekuitas pemegang saham. (9) Saldo yang tercatat dari
suatu akun secara umummenyajikan batas atas jumlah dimana suatu akun
dapatdisajikan. (10) Tidak terdapat batasan mengenai jumlah dimana suatu akundengan
saldo tercatat yang sangat kecil mungkin disajiikankurang. (11) Dalam membuat
87

pertimbangan mengenai materialitas padatingkat saldo akun, auditor harus
mempertimbangkanhubungan antara materialitas pada tingkat saldo akun
danmaterialitas pada tingkat laporan keuangan. (12) Pengalokasian dapat dilakukan baik
pada akun-akun neracamaupun akun-akun laba rugi. (13) Auditor sering membuat
alokasi berdasarkan akun-akunNeraca. (14) Dalam membuat alokasi, auditor harus
mempertimbangkankemungkinan salah saji dalam akun dan biaya yang dipertimbangkan
sebagai material untuk setiap laporankeuangan.
Data jawaban responden diukur dengan menggunakan lima instrumen yang
digunakan untuk mengukur partisipasi dengan menggunakan skala antara 1 sampai
dengan 5. Skala rendah menunjukkan tingkat partisipasi yang rendah, sebaliknya skala
tingkat tinggi menunjukan tingkat partisipasi yang tinggi. Pada tabel 4.13 di halaman
berikutnya dapat dilihat deskriptif jawaban responden yang ada di dalam kuesioner.

Tabel 4.13
Tabel Distribusi Jawaban Responden Mengenai Variabel Pertimbangan Tingkat
Materialitas
JAWABAN


PERNYATAAN
1
Sangat
Tidak
Setuju
2
Tidak
Setuju
3
Netral
4
Setuju
5
Sangat
Setuju
TOTAL
Y_1 0 0 1 54 17 72
Y_2 0 0 3 54 15 72
Y_3 0 10 0 56 6 72
Y_4 0 1 7 46 18 72
Y_5 0 0 4 48 20 72
Y_6 0 12 5 47 8 72
Y_7 0 0 2 61 9 72
Y_8 0 0 2 65 5 72
Y_9 0 3 8 59 2 72
Y_10 0 16 19 34 3 72
Y_11 0 0 0 53 19 72
JAWABAN


PERNYATAAN
1
Sangat
Tidak
Setuju
2
Tidak
Setuju
3
Netral
4
Setuju
5
Sangat
Setuju
TOTAL
Y_12 0 0 1 60 11 72
Y_13 0 0 17 48 7 72
88

Y_14 0 0 4 59 9 72
Sumber : Miscrosoft Office Excel 2010
4.2 Analisis Data
Dalam penelitian ini, perlu diketahui kembali bahwa metode pengumpulan data
yang digunakan oleh penulis adalah data primer dengan cara menyebarkan kuesioner
kepada setiap responden, selanjutnya kuesioner yang telah diisi oleh responden tersebut
dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisis oleh penulis untuk memperoleh jawaban
darihasil analisis tersebut. Dalam analisis yang dilakukan oleh penulis, data tersebut perlu
melewati proses validasi dan pengujian terhadap reliabilitasnya, serta harus terbebas dari
beberapa kriteria uji asumsi klasik seperti uji normalitas, multikolinearitas, dan
heteroskedastisitas.
4.2.1 Uji Validitas
Pengujian validitas data merupakan ukuran yang benar-benar mengukur apa
yang akan diukur. Pengujian ini menunjukkan apakah kuesioner tersebut mampu
mengukur apa yang seharusnya diukur. Untuk mengukur sejauh mana ketepatan dan
kecermatan kuesioner dalam melakukan fungsi ukurnya. Kuesioner dikatakan valid jika
pernyataan pada kuesioner tersebut mampu mengukur sesuatu yang diukur oleh
kuesioner tersebut. Untuk menentukan suatu item layak digunakan atau tidak, dapat
dilihat pada output Item-Total Statistic pada kolom Corrected Item-Total Correlation
dimana kolom tersebut merupakan R Hitung. Kriteria yang dipakai dalam penelitian ini
adalah dengan membandingkan nilai R hitung dan R tabel. Apabila R Hitung > R Tabel
maka suatu item dapat dianggap valid. Nilai R tabel dapat diperoleh melalui df (degree of
freedom) = nk, dimana n merupakan jumlah responden atau sampel, sedangkan k
merupakan jumlah butir pertanyaan. Tingkat signifikansi atau Alpha (a) yang digunakan
adalah 5%.




4.2.1.1 Uji Validitas Variabel Skeptisme (X1)
Uji validitas skeptisme ini dilakukan dengan membandingkan nilai R Hitung
dengan R Tabel dengan df = n-k. Dalam penelitian ini df = 72-11 atau df = 61 dengan a
= 0,05, maka didapat R Tabel satu sisi sebesar 0,248. Jika R Hitung (per item) lebih
besar daripada R Tabel, berarti pernyataan tersebut dikatakan valid. Analisis
penelitiannya dapat dilihat dalam hasil perhitungan pada tabel 4.14 sebagai berikut.
Tabel 4.14
89

Validitas Variabel Skeptisme














Sumber : Output SPSS Ver. 20
Berdasarkan tabel di atas pada kolom corrected item-total correlation
merupakan R hitung untuk masing-masing item atau butir. R Tabel didapat sebesar
0,248. Analisis output pertimbangan etis di atas dapat dilihat sebagai berikut.
1. Pernyataan 1, dengan nilai 0,210 < 0,248, kesimpulan tidak valid.
2. Pernyataan 2, dengan nilai 0,260 > 0,248, kesimpulan valid.
3. Pernyataan 3, dengan nilai 0,498 > 0,248, kesimpulan valid.
4. Pernyataan 4, dengan nilai 0,545 > 0,248, kesimpulan valid.
5. Pernyataan 5, dengan nilai 0,552 > 0,248, kesimpulan valid.
6. Pernyataan 6, dengan nilai 0,251 > 0,248, kesimpulan valid.
7. Pernyataan 7, dengan nilai 0,239 < 0,248, kesimpulan tidak valid.
8. Pernyataan 8, dengan nilai -0,001 < 0,248, kesimpulan tidak valid.
9. Pernyataan 9, dengan nilai 0,364 > 0,248, kesimpulan valid
10. Pernyataan 10, dengan nilai -0,019 < 0,248, kesimpulan tidak valid
11. Pernyataan 11, dengan nilai -0,054 < 0,248, kesimpulan tidak valid
Dari butir pernyataan 1-11, pernyataan 1, 7, 8, 10, dan 11 dinyatakan tidak
valid karena memiliki nilai dari corrected item- total correlation lebih kecil dari r-tabel
sebesar 0,248. Maka pernyataan yang tidak valid harus dihilangkan. Nampak pada tabel
4.15 sebagai berikut.
Tabel 4.15
Validitas Variabel Skeptisme Ke 2
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
X1_1 40,5278 8,506 ,210 ,484
X1_2 40,6389 8,347 ,260 ,473
X1_3 40,9306 7,558 ,498 ,412
X1_4 40,8750 7,322 ,545 ,394
X1_5 41,0139 7,000 ,552 ,378
X1_6 40,7778 8,372 ,251 ,475
X1_7 40,6250 8,407 ,239 ,478
X1_8 40,7639 9,084 -,001 ,532
X1_9 41,0417 8,266 ,364 ,457
X1_10 42,0278 8,422 -,019 ,589
X1_11 41,8889 8,607 -,054 ,606
90

Sumber : Output SPSS Ver.20
Berdasarkan tabel 4.14 terdapat 6 butir pernyataan dikatakan valid. Dengan
menggunakan 72 responden yang dijadikan sampel penelitian, maka nilai r-tabel dapat
diperolehdari df= 72- 6 = 66 pada r-tabel didapat angka 0,239. Pernyataan yang
dikatakan valid jika r-hitung yang merupakan nilai dari Icorrected Item- Total
Correlation> dari r-tabel. Analisis output dapat dilihat sebagai berikut.
1. Pernyataan 2, dengan nilai 0,420 > 0,239, kesimpulan valid.
2. Pernyataan 3, dengan nilai 0,659 > 0,239, kesimpulan valid.
3. Pernyataan 4, dengan nilai 0,584 > 0,239, kesimpulan valid.
4. Pernyataan 5, dengan nilai 0,459 > 0,239, kesimpulan valid.
5. Pernyataan 6, dengan nilai 0,295 > 0,239, kesimpulan valid.
6. Pernyataan 9, dengan nilai 0,286 > 0,239, kesimpulan valid.
Sehingga dapat disimpulkan 6 butir pernyataan pada variabel skeptisme
dinyatakan valid, karena yang merupakan nilai dari corrected Item- Total Correlation > r-
tabel.
4.2.1.2 Uji Validitas VariabelPengalaman (X2)
Uji validitas pengalaman ini dilakukan dengan membandingkan nilai R Hitung
dengan R Tabel dengan df = n-k. Dalam penelitian ini df = 72-4 atau df = 68 dengan a =
0,05, maka didapat R Tabel satu sisi sebesar 0,235. Jika R Hitung (per item) lebih besar
daripada R Tabel, berarti pernyataan tersebut dikatakan valid. Analisis penelitiannya
dapat dilihat dalam hasil perhitungan pada tabel 4.15 di halaman berikutnya, adalah
sebagai berikut.
Tabel 4.16
Validitas Variabel Pengalaman
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
X1_2 20,9167 3,570 ,420 ,685
X1_3 21,2083 3,069 ,659 ,608
X1_4 21,1528 3,117 ,584 ,631
X1_5 21,2917 3,139 ,459 ,677
X1_6 21,0556 3,800 ,295 ,719
X1_9 21,3194 3,967 ,286 ,718
Item-Total Statistics
91







Sumber : Output SPSS Ver. 20
Berdasarkan tabel di atas pada kolom corrected item-total correlation
merupakan R hitung untuk masing-masing item atau butir. R Tabel didapat sebesar
0,235. Analisis output pengalaman di atas dapat dilihat sebagai berikut.
1. Pernyataan 1, dengan nilai 0,777> 0,235, kesimpulan valid.
2. Pernyataan 2, dengan nilai 0,518> 0,235, kesimpulan valid.
3. Pernyataan 3, dengan nilai 0,697> 0,235, kesimpulan valid.
4. Pernyataan 4, dengan nilai 0,500> 0,235, kesimpulan valid.
Dari hasil analisis di atas, tidak ada butir pernyataan yang dihilangkan dan
semua dinyatakan valid karena semua butir pernyataan memiliki R Hitung > R Tabel.
4.2.1.3 Uji Validitas Variabel Pengetahuan Mendeteksi Kecurangan (X3)
Uji validitas pengetahuan mendeteksi kecurangan ini dilakukan dengan
membandingkan nilai R Hitung dengan R Tabel dengan df = n-k. Dalam penelitian ini df
= 72-6 atau df = 66 dengan a = 0,05, maka didapat R Tabel satu sisi sebesar 0,239. Jika
R Hitung (per item) lebih besar daripada R Tabel, berarti pernyataan tersebut dikatakan
valid. Analisis penelitiannya dapat dilihat dalam hasil perhitungan pada tabel 4.17 sebagai
berikut.

Tabel 4.17
Validitas Variabel Pengetahuan Mendeteksi Kecurangan

Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
X2_1 12,8056 2,243 ,777 ,670
X2_2 12,8194 2,854 ,518 ,799
X2_3 12,7361 2,253 ,697 ,714
X2_4 12,7639 2,943 ,500 ,806
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
X3_1 18,5000 6,451 ,142 ,595
X3_2 18,1944 6,018 ,360 ,479
X3_3 18,4167 5,627 ,350 ,482
X3_4 18,5833 5,711 ,362 ,476
X3_5 17,8333 7,296 ,258 ,533
92

Sumber : Output SPSS Ver. 20

Berdasarkan tabel di atas pada kolom corrected item-total correlation
merupakan R hitung untuk masing-masing item atau butir. R Tabel didapat sebesar
0,239. Analisis output pengetahuan mendeteksi kecurangan di atas dapat dilihat sebagai
berikut.
1. Pernyataan 1, dengan nilai 0,142 < 0,239, kesimpulan tidak valid.
2. Pernyataan 2, dengan nilai 0,360> 0,239, kesimpulan valid.
3. Pernyataan 3, dengan nilai 0,350 > 0,239, kesimpulan valid.
4. Pernyataan 4, dengan nilai 0,362 > 0,239, kesimpulan valid.
5. Pernyataan 5, dengan nilai 0,258 > 0,239, kesimpulan valid.
6. Pernyataan 6, dengan nilai 0,385 > 0,239, kesimpulan valid.
Dari butir pernyataan 1-6, pernyataan 1 dinyatakan tidak valid karena memiliki
nilai dari corrected item- total correlation lebih kecil dari r-tabel sebesar 0,239. Maka
pernyataan yang tidak valid harus dihilangkan. Nampak pada tabel 4.18 sebagai berikut.





Tabel 4.18
Validitas Variabel Pengetahuan Mendeteksi Kecurangan Ke 2
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
X3_2 14,7639 4,211 ,429 ,495
X3_3 14,9861 3,591 ,498 ,445
X3_4 15,1528 3,934 ,427 ,495
X3_5 14,4028 5,737 ,187 ,608
X3_6 14,6944 5,257 ,215 ,602
Sumber : Output SPSS Ver. 20
Berdasarkan tabel 4.18 terdapat 3 butir pernyataan dikatakan valid. Dengan
menggunakan 72 responden yang dijadikan sampel penelitian, maka nilai r-tabel dapat
X3_6 18,1250 6,393 ,385 ,478
93

diperolehdari df= 72- 5 = 67 pada r-tabel didapat angka 0,237. Pernyataan yang
dikatakan valid jika r-hitung yang merupakan nilai dari Icorrected Item- Total
Correlation> dari r-tabel. Analisis output dapat dilihat sebagai berikut.
1. Pernyataan 2, dengan nilai 0,429 > 0,237, kesimpulan valid.
2. Pernyataan 3, dengan nilai 0,498 > 0,237, kesimpulan valid.
3. Pernyataan 4, dengan nilai 0,427 > 0,237, kesimpulan valid.
4. Pernyataan 5, dengan nilai 0,187 < 0,237, kesimpulan tidak valid.
5. Pernyataan 6, dengan nilai 0,215 < 0,237, kesimpulan tidak valid.
Dari butir pernyataan 2-6, pernyataan 5 dan 6 dinyatakan tidak valid karena
memiliki nilai dari corrected item- total correlation lebih kecil dari r-tabel sebesar 0,237.
Maka pernyataan yang tidak valid harus dihilangkan. Nampak pada tabel 4.19 sebagai
berikut.
Tabel 4.19
Validitas Variabel Pengetahuan Mendeteksi Kecurangan Ke 3
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
X3_2 6,8611 2,628 ,511 ,561
X3_3 7,0833 2,134 ,572 ,465
X3_4 7,2500 2,641 ,398 ,699
Berdasarkan tabel 4.19 terdapat 3 butir pernyataan dikatakan valid. Dengan
menggunakan 72 responden yang dijadikan sampel penelitian, maka nilai r-tabel dapat
diperolehdari df= 72- 3 = 69 pada r-tabel didapat angka 0,234. Pernyataan yang
dikatakan valid jika r-hitung yang merupakan nilai dari Icorrected Item- Total
Correlation> dari r-tabel. Analisis output dapat dilihat sebagai berikut.
1. Pernyataan 2, dengan nilai 0,511 > 0,234, kesimpulan valid.
2. Pernyataan 3, dengan nilai 0,572 > 0,234, kesimpulan valid.
3. Pernyataan 4, dengan nilai 0,398 > 0,234, kesimpulan valid.
Sehingga dapat disimpulkan 3 butir pernyataan pada variabel pengetahuan
mendeteksi kecurangan dinyatakan valid, karena yang merupakan nilai dari corrected
Item- Total Correlation > r-tabel.
4.2.1.4 Uji Validitas Variabel Kecerdasan Intelektual (X4)
Uji validitas kecerdasan intelektual ini dilakukan dengan membandingkan nilai R
Hitung dengan R Tabel dengan df = n-k. Dalam penelitian ini df = 72-10 atau df = 62
dengan a = 0,05, maka didapat R Tabel satu sisi sebesar 0,246. Jika R Hitung (per item)
94

lebih besar daripada R Tabel, berarti pernyataan tersebut dikatakan valid. Analisis
penelitiannya dapat dilihat dalam hasil perhitungan pada tabel 4.20 sebagai berikut.
Tabel 4.20
Validitas Variabel Kecerdasan Intelektual
Sumber : Output SPSS Ver. 20

Berdasarkan tabel di atas pada kolom corrected item-total correlation
merupakan R hitung untuk masing-masing item atau butir. R Tabel didapat sebesar
0,246. Analisis output kecerdasan intelektual di atas dapat dilihat sebagai berikut.
1. Pernyataan 1, dengan nilai 0,522 > 0,246, kesimpulan valid.
2. Pernyataan 2, dengan nilai 0,564> 0,246, kesimpulan valid.
3. Pernyataan 3, dengan nilai 0,619> 0,246, kesimpulan valid.
4. Pernyataan 4, dengan nilai 0,512> 0,246, kesimpulan valid.
5. Pernyataan 5, dengan nilai 0,661> 0,246, kesimpulan valid.
6. Pernyataan 6, dengan nilai 0,559> 0,246, kesimpulan valid.
7. Pernyataan 7, dengan nilai 0,540 > 0,246, kesimpulan valid.
8. Pernyataan 8, dengan nilai 0,652 > 0,246, kesimpulan valid.
9. Pernyataan 9, dengan nilai 0,478 > 0,246, kesimpulan valid.
10. Pernyataan 10, dengan nilai 0,502< 0,246, kesimpulan valid.
Dari hasil analisis di atas, tidak ada butir pernyataan yang dihilangkan dan
semua dinyatakan valid karena semua butir pernyataan memiliki R Hitung > R Tabel.
4.2.1.5 Uji Validitas Variabel Pertimbangan Tingkat Materilaitas (Y)
Uji validitas pertimbangan tingkat materialitas ini dilakukan dengan
membandingkan nilai R Hitung dengan R Tabel dengan df = n-k. Dalam penelitian ini df
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
X4_1 38,0139 13,310 ,522 ,844
X4_2 38,2778 13,049 ,564 ,841
X4_3 38,1806 12,657 ,619 ,836
X4_4 38,2083 13,463 ,521 ,845
X4_5 38,0417 12,942 ,661 ,833
X4_6 38,0139 13,281 ,559 ,842
X4_7 38,1528 13,033 ,540 ,843
X4_8 38,2083 12,843 ,652 ,834
X4_9 38,0556 13,236 ,478 ,849
X4_10 38,2222 13,049 ,502 ,847
95

= 72-14 atau df = 58 dengan a = 0,05, maka didapat R Tabel satu sisi sebesar 0,254.
Jika R Hitung (per item) lebih besar daripada R Tabel, berarti pernyataan tersebut
dikatakan valid. Analisis penelitiannya dapat dilihat dalam hasil perhitungatan pada tabel
4.21 sebagai berikut.
Tabel 4.21
Validitas Variabel Pertimbangan Tingkat Materialitas
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
Y_1 51,6667 14,310 ,366 ,749
Y_2 51,7222 14,654 ,243 ,759
Y_3 52,0833 12,218 ,538 ,728
Y_4 51,7639 13,732 ,353 ,750
Y_5 51,6667 13,437 ,518 ,734
Y_6 52,1806 11,108 ,662 ,708
Y_7 51,7917 14,731 ,303 ,754

Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
Y_8 51,8472 15,512 ,063 ,767
Y_9 52,0556 15,293 ,045 ,776
Y_10 52,5556 11,828 ,529 ,730
Y_11 51,6250 13,843 ,521 ,737
Y_12 51,7500 14,246 ,468 ,743
Y_13 52,0278 14,112 ,314 ,753
Y_14 51,8194 14,742 ,260 ,757
Sumber : Output SPSS Ver.20
Berdasarkan tabel di atas pada kolom corrected item-total correlation
merupakan R hitung untuk masing-masing item atau butir. R Tabel didapat sebesar
0,254. Analisis output pengetahuan mendeteksi kecurangan di atas dapat dilihat sebagai
berikut.
1. Pernyataan 1, dengan nilai 0,366> 0,254, kesimpulan valid.
2. Pernyataan 2, dengan nilai 0,243 < 0,254, kesimpulan tidak valid.
3. Pernyataan 3, dengan nilai 0,538 > 0,254, kesimpulan valid.
4. Pernyataan 4, dengan nilai 0,353 > 0,254, kesimpulan valid.
5. Pernyataan 5, dengan nilai 0,518>0,254, kesimpulan valid.
6. Pernyataan 6, dengan nilai 0,662 > 0,254, kesimpulan valid.
7. Pernyataan 7, dengan nilai 0,303 > 0,254, kesimpulan valid.
8. Pernyataan 8, dengan nilai 0,063 < 0,254, kesimpulan tidak valid.
96

9. Pernyataan 9, dengan nilai 0,045 < 0,254, kesimpulan tidak valid.
10. Pernyataan 10, dengan nilai 0,529 > 0,254, kesimpulan valid.
11. Pernyataan 11, dengan nilai 0,521 > 0,254, kesimpulan valid.
12. Pernyataan 12, dengan nilai 0,468 > 0,254, kesimpulan valid.
13. Pernyataan 13, dengan nilai 0,314 > 0,254, kesimpulan valid.
14. Pernyataan 14, dengan nilai 0,260 > 0,254, kesimpulan valid.
Dari butir pernyataan 1-14, pernyataan 2, 8 dan 9 dinyatakan tidak valid karena
memiliki nilai dari corrected item- total correlation lebih kecil dari r-tabel sebesar 0,254.
Maka pernyataan yang tidak valid harus dihilangkan. Nampak pada tabel 4.22 sebagai
berikut.


Tabel 4.22
Validitas Pertimbangan Tingkat Materialitas Ke 2
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Y_1 39,6250 12,604 ,325 ,775
Y_3 40,0417 10,322 ,582 ,744
Y_4 39,7222 11,922 ,355 ,773
Y_5 39,6250 11,759 ,490 ,759
Y_6 40,1389 9,502 ,660 ,732
Y_7 39,7500 13,007 ,254 ,781
Y_10 40,5139 10,000 ,560 ,749
Y_11 39,5833 11,965 ,550 ,757
Y_12 39,7083 12,463 ,453 ,766
Y_13 39,9861 12,324 ,305 ,778
Y_14 39,7778 12,795 ,290 ,778
Sumber : Output SPSS Ver. 20
Berdasarkan tabel 4.22 terdapat 12 butir pernyataan dikatakan valid. Dengan
menggunakan 72 responden yang dijadikan sampel penelitian, maka nilai r-tabel dapat
diperolehdari df= 72- 11 = 61 pada r-tabel didapat angka 0,248. Pernyataan yang
dikatakan valid jika r-hitung yang merupakan nilai dari Icorrected Item- Total
Correlation> dari r-tabel. Analisis output dapat dilihat sebagai berikut.
1. Pernyataan 1, dengan nilai 0,325 > 0,248, kesimpulan valid.
97

2. Pernyataan 3, dengan nilai 0,582 > 0,248, kesimpulan valid.
3. Pernyataan 4, dengan nilai 0,355 > 0,248, kesimpulan valid.
4. Pernyataan 5, dengan nilai 0,490 > 0,248, kesimpulan valid.
5. Pernyataan 6, dengan nilai 0,660 > 0,248, kesimpulan valid.
6. Pernyataan 7, dengan nilai 0,254 > 0,248, kesimpulan valid.
7. Pernyataan 10, dengan nilai 0,560 > 0,248, kesimpulan valid.
8. Pernyataan 11, dengan nilai 0,550 > 0,248, kesimpulan valid.
9. Pernyataan 12, dengan nilai 0,453 > 0,248, kesimpulan valid.
10. Pernyataan 13, dengan nilai 0,305 > 0,248, kesimpulan valid.
11. Pernyataan 14, dengsn nilsi 0,290 > 0,248, kesimpulan valid.
Sehingga dapat disimpulkan 11 butir pernyataan pada variabel pertimbangan
tingkatmaterialitas dinyatakan valid, karena yang merupakan nilai dari corrected Item-
Total Correlation > r-tabel.
4.2.2 Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas digunakan untuk mengetahui kestabilan dan konsistenan
responden dalam menjawab pernyataan suatu kuesioner. Data kuesioner harus andal
(reliable). Andal berarti data tersebut menghasilkan ukuran yang konsisten apabila
digunakan untuk mengukur berulangkali. Data kuesioner dinyatakan andal apabila
memiliki nilai Cronbachs alpha > 0,6. Berikut adalah hasil perhitungan reliabilitas dengan
menggunakan SPSS versi 20.
4.2.2.1 Uji Reliabilitas Variabel Skeptisme (X1)
Tabel 4.23
Realiabilitas Variabel Skeptisme




Sumber : Output SPSS Ver.20
Tabel 4.23 reliability statistic di atas menunjukkan nilai Cronbachs alpha
sebesar 0,715. Apabila nilai cronbachs alpha di atas dibandingkan dengan nilai
cronbachs alpha yang ditentukan, maka 0,715> 0,6. Dapat disimpulkan bahwa
pernyataan-pernyataan dalam variabel skeptisme adalah reliable, artinya bahwa hasil
pengukuran variabel skeptisme adalah konsisten dan dapat dipercaya untuk digunakan
dalam penelitian.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,715 6
98

4.2.2.2 Uji Reliabilitas Variabel Pengalaman(X2)
Tabel 4.24
Reliablitas Variabel Pengalaman




Sumber : Output SPSS Ver. 20
Tabel 4.24 reliability statistic di atas menunjukkan nilai Cronbachs alpha
sebesar 0,803. Apabila nilai cronbachs alpha di atas dibandingkan dengan nilai
cronbachs alpha yang ditentukan, maka 0,803> 0,6. Dapat disimpulkan bahwa
pernyataan-pernyataan dalam variabel pengalaman adalah reliable, artinya bahwa hasil
pengukuran variabel pengalaman adalah konsisten dan dapat dipercaya untuk digunakan
dalam penelitian.
4.2.2.3 Uji Reliabilitas Variabel Pengetahuan Mendeteksi Kecurangan (X3)
Tabel 4.25
Reliabilitas Variabel Pengetahuan Mendeteksi Kecurangan




Sumber : Output SPSS Ver. 20
Tabel 4.25 reliability statistic di atas menunjukkan nilai Cronbachs alpha
sebesar 0,676. Apabila nilai cronbachs alpha di atas dibandingkan dengan nilai
cronbachs alpha yang ditentukan, maka 0,676> 0,6. Dapat disimpulkan bahwa
pernyataan-pernyataan dalam variabel pengetahuan mendeteksi kecurangan adalah
reliable, artinya bahwa hasil pengukuran variabel pengetahuan mendeteksi kecurangan
adalah konsisten dan dapat dipercaya untuk digunakan dalam penelitian.
4.2.2.4 Uji Reliabilitas Variabel Kecerdasan Intelektual (X4)
Tabel 4.26
Reliabilitas Variabel Kecerdasan Intelektual
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,803 4
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,676 3
Reliability Statistics
99





Sumber : Output SPSS Ver. 20
Tabel 4.26 reliability statistic di atas menunjukkan nilai Cronbachs alpha
sebesar 0,855. Apabila nilai cronbachs alpha di atas dibandingkan dengan nilai
cronbachs alpha yang ditentukan, maka 0,855> 0,6. Dapat disimpulkan bahwa
pernyataan-pernyataan dalam variabel kecerdasan intelektual adalah reliable, artinya
bahwa hasil pengukuran variabel kecerdasan intelektual adalah konsisten dan dapat
dipercaya untuk digunakan dalam penelitian.
4.2.2.5 Uji Reliabilitas Variabel Pertimbangan Tingkat Materialitas (Y)
Tabel 4.27
Reliabilitas Variabel Pertimbangan Tingkat Materilaitas




Sumber : Output SPSS Ver. 20
Tabel 4.27 reliability statistic di atas menunjukkan nilai Cronbachs alpha
sebesar 0,781. Apabila nilai cronbachs alpha di atas dibandingkan dengan nilai
cronbachs alpha yang ditentukan, maka 0,781> 0,6. Dapat disimpulkan bahwa
pernyataan-pernyataan dalam variabel pertimbangan tingkat materilaitasadalah reliable,
artinya bahwa hasil pengukuran variabel pertimbangan tingkat materialitas adalah
konsisten dan dapat dipercaya untuk digunakan dalam penelitian.
4.2.3 Transformasi Data Ordinal ke Interval
Setelah data kuesioner yang diuji melalui uji validitas dan reliabilitas telah
dinyatakan valid dan reliable, maka data tersebut dapat digunakan untuk analisis data
selanjutnya yaitu uji asumsi klasik dan regresi linear berganda. Untuk melakukan analisis
uji asumsi klasik dan regresi maka data yang digunakan harus data yang berskala
interval. Untuk mentransformasi data ordinal ke data interval, penulis menggunakan
MSI (Method of Succesive Interval). MSI merupakan metode yang digunakan untuk
mentransformasikan data dari ordinal menjadi interval dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
Cronbach's Alpha N of Items
,855 10
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,781 11
100

9. Perhatikan setiap butir jawaban responden dari angket yang disebarkan.
10. Pada setiap butir, ditentukan jumlah orang yang mendapat skor 1, 2, 3, dan 4;
yang disebut sebagai frekuensi.
11. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden yang hasilnya disebut
proporsi.
12. Tentukan nilai proporsi kumulatif dengan menjumlahkan nilai proporsi secara
berurutan per kolom skor.
13. Gunakan tabel distribusi normal, hitung nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif
yang diperoleh.
14. Tentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh (dengan
menggunakan tabel tinggi densitas).
15. Tentukan nilai skala dengan menggunakan rumus :

NS = (Density at Lower Limit) (Density at Upper Limit)
(Area Below Upper Limit) (Area Below Lower Limit)

Sumber : Riduwan dan Kuncoro (2008:30)
16. Tentukan nilai transformasi dengan rumus :

Y = NS + [1 + |NS
min
|}

Sumber : Ridwan dan Kuncoro (2008:30)
Data ordinal dan hasil transformasi data ordinal ke interval dapat dilihat di
lampiran 3 data ordinal dan data interval pada halaman
4.2.4 Uji Asumsi Klasik
4.2.4.1 Uji Normalitas
Uji normalitas dengan metode grafik yaitu dengan melihat penyebaran data
pada sumber diagonal pada grafik Normal P-Plot of regression standarized residual.
Dasar pengambilan keputusannya adalah jika titik-titik menyebar di sekitar garis dan
mengikuti garis diagonal berarti menunjukkan pola distribusi normal dan model regresi
memenuhi normalitas. Model regresi dalam penelitian ini memenuhi normalitas atau tidak
dapat dilihat pada gambar 4.1 dihalaman berikutnya.
101



Sumber : Output SPSS Ver. 20
Gambar 4.1
Grafik Normal P-Plot
Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa titik-titik tersebut menyebar
disekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal, maka nilai residual tersebut telah
normal dan ini membuktikan bahwa model regresi dalam penelitian ini telah memenuhi
uji normalitas.
Hasil uji normalitas juga dapat dilihat dengan melakukan uji normalitas dengan
Kolmogorov Smirnov. Dalam hal ini untuk mengetahui apakah distribusi residual benar-
benar terdistribusi normal atau tidak apabila hasil uji normalitas dengan grafik normal P-
Plot dalam penelitian ini meragukan atau tidak pasti. Sebelumnya, peneliti menentukan
besarnya nilai residual dengan bantuan SPSS, setelah didapatkan nilai residualnya, maka
berikut ini adalah hasil uji Kolmogorov Smirnov. Residual berdistribusi normal jika nilai
signifikansi lebih dari 0,05. Hasil uji Kolmogorov Smirnov dapat dilihat pada tabel 4.28 di
halaman berikutnya.



Tabel 4.28
Uji Kolmogorov Smirnov
102


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 72
Normal Parameters
a,b

Mean 0E-7
Std. Deviation 3,90408065
Most Extreme Differences
Absolute ,110
Positive ,110
Negative -,055
Kolmogorov-Smirnov Z ,930
Asymp. Sig. (2-tailed) ,352
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Output SPSS Ver. 20

Hipotesis dalam penelitian ini dengan menggunakan uji One Sample
Kolmogorov Smirnov adalah sebagai berikut.
Ho : Nilai residual berdistribusi normal
Ha : Nilai residual tidak berdistribusi normal
Dasar Pengambilan Keputusan
Dengan melihat angka probabilitas, dengan aturan :
a. Probabilitas Sig. > 0.05, maka Ho diterima.
Maka, nilai residual berdistribusi normal.
b. Probabilitas Sig. < 0.05, maka Ho ditolak.
Maka, nilai residual tidak berdistribusi normal.
Berdasarkan pada hasil output SPSS uji Kolmogorov Smirnov di atas, nilai
Asymp.Sig (2-tailed) sebesar 0,604, nilai tersebut memenuhi ketentuan Sig. (p) 0,352>
0,05 (level of signification). Berarti hipotesis H0 diterima, maka dapat dikatakan nilai
residual berdistribusi normal.
4.2.4.2 Uji Multikolinearitas
Untuk melihat apakah sebuah model regresi dalam penelitian ini mempunyai
multikolinearitas atau tidak, metode yang digunakan pada uji multikolinearitas dalam
penelitian ini adalah dengan melihat nilai Tolerance dan Inflator Factor (VIF) pada tabel
Coefficientsa. Untuk mengetahui suatu model regresi bebas dari multikolinearitas, dapat
diketahui yaitu apabila nilai VIF (Variance Inflation Factor) output mempunyai nilai VIF
kurang dari 10 dan nilai tolerance output mempunyai nilai tolerance lebih dari 0,1. Hal ini
dapat dilihat pada tabel 4.29 di bawah ini.
103

Tabel 4.29
Output Uji Multikolinearitas

Coefficients
a

Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
Skeptisme ,865 1,156
Pengalaman ,724 1,382
Pengetahuan Mendeteksi
Kecurangan
,944 1,059
Kecerdasan Intelektual ,637 1,570
a. Dependent Variable: Pertimbangan Tingkat Materialitas
Sumber : Output SPSS Ver.20
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa nilai VIF masing-masing variabel
independen kurang dari 10 dan nilai tolerance masing-masing variabel independen lebih
dari 0,1. Dapat disimpulkan bahwa antar variabel independen dan model regresi terbebas
dari persoalan multikolinearitas.

4.2.4.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dimaksudkan untuk mendeteksi apakah variasi residual
dalam pengujian model sama pada semua data dan model regresi layak digunakan dalam
penelitian. Uji heteroskedastisitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
melihat pola titik-titik pada scatterplot regresi. Dasar pengambilan keputusan pada
metode ini, yaitu :
1. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik (poin-poin), yang ada membentuk suatu
pola tertentu yang beraturan (bergelombang melebar, kemudian menyempit),
maka terjadi heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah 0
pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada gambar 4.2 di bawah ini.
104



Sumber : Output SPSS Ver. 20
Gambar 4.2
Output Scatterplot
Pada gambar grafik di atas, terlihat titik-titik menyebar secara acak, tidak
membentuk suatu pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas maupun di bawah 0
pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi,
sehingga model regresi layak dipakai dalam penelitian ini.
4.2.5 Analisis Korelasi
Analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui hubungan antarvariabel, yaitu
hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Untuk menganalisis
korelasi antara variabel skeptisme, pengalaman, pengetahuan mendeteksi kecurangan,
dan kecerdasan intelektual dilakukan analisis dengan menggunakan SPSS dengan hasil
analisis korelasi pada tabel 4.30 sebagai berikut.




Tabel 4.30
Hasil Analisis Korelasi
105

Sumber : Output SPSS Ver. 20

Dalam analisis ini, metode analisis korelasi yang digunakan adalah metode
korelasi pearson (product moment pearson correlation). Hasil analisis korelasi dalam
penelitian ini adalah dengan melihat kekuatan antarvariabel, melihat signifikansi
hubungan antarvariabel, serta melihat arah hubungan antarvariabel. Berdasarkan tabel di
atas, diperoleh koefisien korelasi sebagai berikut.
1. Koefisien korelasi antara skeptisme (X
1
) dengan pertimbangan tingkat
materialitas (Y) adalah sebesar 0,382 dan nilai probabilitas sig output (2-tailed)
adalah sebesar 0,001, dimana 0,001 < sig a 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa
skeptisme mempunyai arah hubungan yang positif dan signifikan dengan
pertimbangan tingkat materialitas, yang artinya jika sikap skeptisme tinggi,
Correlations
Skeptism
e
Pengalama
n
Pengetahua
n
Mendeteksi
Kecurangan
Kecerdasan
Intelektual
Pertimbang
an Tingkat
Materialitas
Skeptisme
Pearson
Correlation
1 ,173 ,093 ,338
**
,382
**

Sig. (2-tailed)

,147 ,435 ,004 ,001
N 72 72 72 72 72
Pengalaman
Pearson
Correlation
,173 1 ,015 ,517
**
,039
Sig. (2-tailed) ,147

,903 ,000 ,743
N 72 72 72 72 72
Pengetahuan
Mendeteksi
Kecurangan
Pearson
Correlation
,093 ,015 1 -,147 ,534
**

Sig. (2-tailed) ,435 ,903

,219 ,000
N 72 72 72 72 72
Kecerdasan
Intelektual
Pearson
Correlation
,338
**
,517
**
-,147 1 ,070
Sig. (2-tailed) ,004 ,000 ,219

,560
N 72 72 72 72 72
Pertimbangan
Tingkat
Materialitas
Pearson
Correlation
,382
**
,039 ,534
**
,070 1
Sig. (2-tailed) ,001 ,743 ,000 ,560

N 72 72 72 72 72
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
106

maka pertimbangan tingkat materialitas yang dipertimbangkan semakin tinggi,
dengan tingkat keeratan hubungan cukup (0,25 0,5).
2. Koefisien korelasi antara pengalaman (X
2
) dengan pertimbangan tingkat
materialitas (Y) adalah sebesar 0,039 dan nilai probabilitas sig output (2-tailed)
adalah sebesar 0,743, dimana 0,743 > sig a 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa
pengalaman mempunyai arah hubungan yang positif dan tidak signifikan
dengan pertimbangan tingkat materialitas, yang artinya jika pengalaman suatu
auditor lama, maka tidak mempengaruhi pertimbangan tingkat materialitas ,
dengan tingkat keeratan hubungan sangat lemah (>0 0,25).
3. Koefisien korelasi antara pengetahuan mendeteksi kecurangan (X
3
) dengan
pertimbangan tingkat materialitas (Y) adalah sebesar 0,534 dan nilai
probabilitas sig output (2-tailed) adalah sebesar 0,000, dimana 0,000 < sig a
0,05. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan mendeteksi kecurangan
mempunyai arah hubungan yang positif dan signifikan dengan pertimbangan
tingkat materialitas,yang artinya semakin tinggi pengetahuan mendeteksi
kecurangan, maka pertimbangan tingkat materialitas menjadi semakin baik,
dengan tingkat keeratan hubungan kuat (0,5 0,75).
4. Koefisien korelasi antara kecerdasan intelektual (X
4
) dengan pertimbangan
tingkat materialitas (Y) adalah sebesar 0,070 dan nilai probabilitas sig output
(2-tailed) adalah sebesar 0,000, dimana 0,560 > sig a 0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa kecerdasan intelektual mempunyai arah hubungan yang
positif dan tidak signifikan dengan pertimbangan tingkat materialitasdengan
tingkat keeratan hubungan sangat lemah (> 0 0,25).
Setelah melakukan pengujian korelasi, penulis melakukan analisis regresi linear
berganda untuk mengukur serta mengetahui ada atau tidak pengaruh antara dua atau
lebih variabel bebas terhadap variabel tergantung. Analisis tersebut dapat dilihat pada
sub bab berikutnya.
4.2.6 Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda adalah analisis untuk mengukur besarnya
pengaruh antara dua atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel tergantung dan
memprediksi variabel dependen dengan menggunakan variabel independen. Analisis ini
dilakukan untuk mengetahui apakah ada atau tidaknya pengaruh antara variabel bebas,
yaitu skeptisme (X1), pengalaman (X2), pengetahuan mendeteksi kecurangan (X3), dan
kecerdasan intelektual (X4) terhadap variabel tergantung, dalam hal ini adalah
pertimbangan tingkat materialitas (Y).
4.2.6.1 Analisis Persamaan Regresi Linear Berganda
107

Tabel 4.31
Output Persamaan Regresi Linear Berganda dan Pengujian Hipotesis Secara
Parsial
Coefficients
a

Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 12,404 3,829

3,239 ,002
Skeptisme ,496 ,157 ,321 3,157 ,002
Pengalaman -,105 ,201 -,058 -,523 ,603
Pengetahuan Mendeteksi
Kecurangan
1,235 ,234 ,515 5,282 ,000
Kecerdasan Intelektual ,058 ,103 ,067 ,563 ,575
a. Dependent Variable: Pertimbangan Tingkat Materialitas
Sumber : Output SPSS Ver.20
Dari tabel 4.31 di atas, didapat persamaan regresi sebagai berikut.
Y = 12,404 + 0,496 X
1
- 0,105 X
2
+ 1,235 X
3
+ 0,058 X
4
+ e
Persamaan regresi ini dijelaskan sebagai berikut.
1. Konstanta sebesar 12,404 artinya jika skeptisme (X
1
), pengalaman (X
2
),
pengetahuan mendeteksi kecurangan (X
3
), dan kecerdasan intelektual (X
4
)
nilainya 0, maka pertimbangan tingkat materialitas nilainya sebesar 12,404.
2. Koefisien variabel skeptisme (X
1
) sebesar 0,496, artinya jika variabel
independen lain nilainya tetap dan skeptisme mengalami kenaikan sebesar 1,
maka pertimbangan tingkat materialitas akan mengalami kenaikan sebesar
0,496.
3. Koefisien variabel pengalaman (X
2
) sebesar -0,105, artinya jika variabel
independen lain nilainya tetap dan pengalaman mengalami kenaikan sebesar 1,
maka pertimbangan tingkat materialitas akan mengalami penurunan sebesar
0,105 .
4. Koefisien variabel pengetahuan mendeteksi kecurangan (X
3
) sebesar 1,235,
artinya jika variabel independen lain nilainya tetap dan pengetahuan
mendeteksi kecurangan mengalami kenaikan sebesar 1, maka pertimbangan
tingkat materialitas akan mengalami kenaikan sebesar 1,235.
5. Koefisien variabel kecerdasan intelektual (X
4
) sebesar 0,058 artinya jika variabel
independen lain nilainya tetap dan kecerdasan intelektual mengalami kenaikan
sebesar 1, maka pertimbangan tingkat materialitas akan mengalami kenaikan
sebesar 0,058.
108

4.2.6.2 Koefisien Determinasi (R
2
)
Pada tabel 4.32 di bawah ini menunjukan nilai koefisien determinasi dari model
Summary, dimana koefisien determinasi digunakan untuk menghitung besarnya peranan
atau pengaruh variabel bebas terhadap variable tergantung. Untuk satu variabel bebas,
digunakan R Square, tetapi dalam penelitian ini terdapat dua atau lebih variabel bebas,
maka digunakan Adjusted R Square.
Tabel 4.32
Output Koefisien Determinan
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,632
a
,400 ,364 4,018931
a. Predictors: (Constant), Kecerdasan Intelektual, Pengetahuan
Mendeteksi Kecurangan, Skeptisme, Pengalaman
Sumber : Output SPSS Ver. 20
Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai koefisien determinasi di atas
adalah sebagai berikut.
KD = r2 x 100%
KD = 0,364 x 100%
KD = 36,4%
Berdasarkan tabel dan perhitungan di atas, didapat nilai koefisien determinasi
(R
2
) sebesar 0,364 yang artinya variasi variabel independen yang digunakan dalam model
yaitu skeptisme (X
1
), pengalaman (X
2
), pengetahuan mendeteksi kecurangan (X
3
), dan
kecerdasan intelektual (X
4
) mampu menjelaskan 36,4% variasi variabel dependen yaitu
pertimbangan tingkat materialitas (Y). Sedangkan sisanya sebesar 63,6% dijelaskan oleh
variabel-variabel di luar penelitian ini, seperti independensi, kondisi perusahaan, SPI,
etika profesi dan lainnya.
Dari penjelasan di atas, model analisis regresi linear berganda dapat dilihat
pada gambar 4.3 di bawah ini.



E

0,496


-0,105

Skeptisme
(X
1
)
Pengalaman
(X
2
)
63,6% dipengaruhi oleh
variabel lain, seperti
independensi, kondisi
perusahaan, SPI, etika
profesi dll.
109



1,235

0,058








Adjusted R Square (r
2
) = 0,364 atau 36,4%
Sumber : Diolah sendiri
Gambar 4.3
Model Ananlisis Regresi Linear Berganda
4.2.6.3 Pengujian Hipotesis Secara Parsial (T-Test)
Selanjutnya, penulis melakukan pengujian secara parsial (Uji T). Pengujian ini
dimaksudkan untuk mengetahui apakah secara parsial skeptisme, pengalaman,
pengetahuan mendeteksi kecurangan dan kecerdasan intelektual berpengaruh secara
signifikan atau tidak terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Dalam penelitian ini,
pengujian menggunakan tingkat signifikansi 0,05 dan dua sisi. Hipotesis dalam pengujian
ini adalah sebagai berikut.
Ho
1
: Skeptisme (X
1
) secara parsial tidak berpengaruh terhadap pertimbangan
tingkat materialitas (Y).
Ha
1
: Skeptisme (X
1
) secara parsial berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat
materialitas (Y).
Ho
2
: Pengalaman (X
2
) secara parsial tidak berpengaruh terhadap pertimbangan
tingkat materialitas (Y).
Ha
2
: Pengalaman (X
2
) secara parsial berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat
materialitas (Y).
Ho
3
: Pengetahuan mendeteksi kecurangan (X
3
) secara parsial tidak berpengaruh
terhadap pertimbangan tingkat materialitas (Y).
Ha
3
: Pengetahuan mendeteksi kecurangan (X
3
) secara parsial berpengaruh
terhadap pertimbangan tingkat materialitas (Y).
Pengetahuan
Mendeteksi
Kecurangan
(X
3
)
Kecerdasan
Intelektual
(X
4
)
Pertimbangan
Tingkat
Materialitas
(Y)
110

Ho
4
: Kecerdasan intelektual (X
4
) secara parsial tidak berpengaruh terhadap
pertimbangan tingkat materialitas (Y).
Ha
4
: Kecerdasan intelektual (X
4
) secara parsial berpengaruh terhadap
pertimbangan tingkat materialitas (Y).
Kriteria pengujian :
a. Jika t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima
b. Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka Ho ditolak
Pengambilan keputusan berdasarkan signifikansi :
a. Jika signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak
b. Jika signifikansi > 0,05, maka Ho diterima
Interpretasi atas output coefficients (Uji T) pada tabel 4.32 adalah sebagai berikut.
1. Variabel skeptisme (X
1
) memiliki nilai koefisien sebesar 0,496, T hitung sebesar
3,157, T tabel didapat sebesar 1,996 (0,05/2= 0,025 uji 2 sisi, df= n-k-1 (72-4-
1) = 67). Sig output diketahui sebesar 0,002. Karena T Hitung (3,157) > T
Tabel (1,996), serta sig output (0,002) < sig a (0,05), maka kesimpulannya
adalah Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya skeptisme secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas.
2. Variabel pengalaman (X
2
) memiliki nilai koefisien sebesar -0,105, T hitung
sebesar -0,523, T tabel didapat sebesar 1,996 (0,05/2= 0,025 uji 2 sisi, df= n-
k-1 (72-4-1) = 67). Sig output diketahui sebesar 0,603. Karena T Hitung (-
0,523) < T Tabel (1,996), serta sig output (0,603) > sig a (0,05), maka
kesimpulannya adalah Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya pengalaman secara
parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap pertimbangan tingkat
materialitas.
3. Variabel pengetahuan mendeteksi kecurangan (X
3
) memiliki nilai koefisien
sebesar 1,235, T hitung sebesar 5,282, T tabel didapat sebesar 1,996 (0,05/2=
0,025 uji 2 sisi, df= n-k-1 (72-4-1) = 67). Sig output diketahui sebesar 0,000.
Karena T Hitung (5,282) > T Tabel (1,996), serta sig output (0,000) < sig a
(0,05), maka kesimpulannya adalah Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya
pengetahuan mendeteksi kecurangan secara parsial berpengaruh positif
signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas.
4. Variabel kecerdasan intelektual (X
4
) memiliki nilai koefisien sebesar 0,058, T
hitung sebesar 0,563, T tabel didapat sebesar 1,996 (0,05/2= 0,025 uji 2 sisi,
df= n-k-1 (72-4-1) = 67). Sig output diketahui sebesar 0,575. Karena T Hitung
(0,563) < T Tabel (1,996), serta sig output (0,575) > sig a (0,05), maka
kesimpulannya adalah Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya kecerdasan
111

intelektual secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap pertimbangan
tingkat materialitas.
Dari penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa poin 1 dan 3 secara parsial
memiliki pengaruh signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas sedangkan poin
2 dan 4 secara parsial tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pertimbangan tingkat
material dalam audit.
4.2.6.4 Pengujian Hipotesis Secara Simultan (F-Test)
Tabel 4.33
Output Pengujian Hipotesis Secara Simultan
Sumber : Output SPSS Ver. 20



Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
Ho5 : Skeptisme (X
1
), pengalaman (X
2
), pengetahuan mendeteksi kecurangan
(X
3
), dan kecerdasan intelektual (X
4
) secara simultan tidak berpengaruh
terhadap variabel pertimbangan tingkat materialitas (Y).
Ha5 : Skeptisme (X
1
), pengalaman (X
2
), pengetahuan mendeteksi kecurangan
(X
3
), dan kecerdasan intelektual (X
4
) secara simultan berpengaruh terhadap
variabel pertimbangan tingkat materialitas (Y).
Kriteria Pengujian :
a. Jika F Hitung < F Tabel maka Ho diterima
b. Jika F Hitung > F Tabel maka Ho ditolak
Pengambilan keputusan berdasarkan tingkat signifikansi :
a. Jika signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak
b. Jika signifikansi > 0,05 maka Ho diterima
Interpretasi atas output ANOVA (Uji F) pada tabel 4.31 adalah sebagai berikut :
1. F Hitung didapat dari output sebesar 11,159. F Tabel didapat sebesar 2,509 (sig
0,05, df1= jumlah variabel-1 (5-1)= 4, dan df2= n-k-1 (72-4-1)= 67) dimana k
ANOVA
a

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 720,978 4 180,244 11,159 ,000
b

Residual 1082,171 67 16,152

Total 1803,149 71

a. Dependent Variable: Pertimbangan Tingkat Materialitas
b. Predictors: (Constant), Kecerdasan Intelektual, Pengetahuan Mendeteksi Kecurangan,
Skeptisme, Pengalaman
112

pada df1 adalah jumlah variabel, dan k pada df2 adalah jumlah variabel
independen, dan n merupakan jumlah data. Karena F Hitung > F Tabel (11,159
> 2,509), maka kesimpulannya adalah Ho ditolak dan Ha diterima.
2. Sig output diketahui sebesar 0,000. Karena sig output (0,000) < sig a (0,05),
maka kesimpulannya Ho ditolak dan Ha diterima.
Dari interpretasi di atas, hasil uji F dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
kesimpulan yang didapat adalah Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti bahwa
skeptisme (X
1
), pengalaman (X
2
), pengetahuan mendeteksi kecurangan (X
3
), dan
kecerdasan intelektual (X
4
) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
pertimbangan tingkat materialitas (Y), sehingga pengujian secara parsial dapat dilakukan.
4.3 Interpretasi Hasil Penelitian
4.3.1 Pengaruh Skeptisme terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas
Dalam hasil pengujian secara parsial di atas, hipotesis yang dihasilkan baik
dalam pengujian dengan membandingkan nilai T Hitung dengan T Tabel maupun
pengujian dengan membandingkan tingkat signifikansi output dengan tingkat signifikansi
yang ditentukan hasilnya adalah Ho1 ditolak dan Ha1 diterima. Artinya, dapat dikatakan
bahwa variabel skeptisme secara parsial berpengaruh signifikan terhadapat pertimbangan
tingkat materialitas.
Menurut penulis, disimpulkan bahwa skeptisme berpengaruh terhadap
pertimbangan tingkat materialitas karena sikap skeptisme perlu dimiliki oleh auditor,
apabila seorang auditor memiliki sikap skeptis maka tidak akan menerima begitu saja
penjelasan dari klien, tetapi akan mengajukan pertanyaan untuk memperoleh alasan,
bukti dan konfirmasi mengenai objek yang dipermasalahkan. Tanpa menerapkan
skeptisme pertimbangan tingkat materialitas yang dipertimbangkan tidak terlalu tinggi
sehingga salah saji yang ditemukan tidak dapat menyeluruh yaitu hanya salah saji yang
disebabkan oleh kekeliruan saja dan tidak menemukan salah saji yang disebabkan oleh
kecurangan.
4.3.2 Pengaruh Pengalaman terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas
Dalam hasil pengujian secara parsial di atas, hipotesis yang dihasilkan baik
dalam pengujian dengan membandingkan nilai T Hitung dengan T Tabel maupun
pengujian dengan membandingkan tingkat signifikansi output dengan tingkat signifikansi
yang ditentukan hasilnya adalah Ho2 diterima dan Ha2 ditolak. Artinya, dapat dikatakan
bahwa variabel pengalaman secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap
pertimbangan tingkat materialitas.
Menurut penulis disimpulkan bahwa pengalaman tidak berpengaruh terhadap
pertimbangan tingkat materialitas karena dalam penelitian ini mayoritas responden
113

berusia kurang dari 25 tahun yang masih dalam proses penerapan karakter dan belum
memiliki pengalaman yang cukup lama dan banyak dalam audit dan mayoritas responden
yang menjadi sampel penelitian oleh peneliti adalah responden yang pendidikan
terakhirnya adalah S1 dan berjabatan rata-rata adalah junior auditor sehingga dalam
jenjang pendidikannyapun dan jabatan responden masih belum memiliki pengalaman
yang cukup baik sehingga mempengaruhi jawaban responden yang diberikan kepada
peneliti akibatnya menunjukkan hasil yang tidak berpengaruh terhadap pertimbangan
tingkat materialitas.
Dalam penentuan pertimbangan tingkat materialitas dibutuhkan ketelitian
dengan tingkat analisis yang sangat tinggi karena meskipun seorang auditor yang
berpengalaman namun salah dalam melakukan penghitungan dapat menyebabkan salah
membuat keputusan dalam menentukan tingkat materialitas, dan dapat juga dipengaruhi
oleh bukti audit yang minim sehingga acuan dalam menentukan pertimbangan tingkat
materialitas kurang akurat.

4.3.3 Pengaruh Pengetahuan Mendeteksi Kecurangan terhadap
Pertimbangan Tingkat Materialitas
Dalam hasil pengujian secara parsial di atas, hipotesis yang dihasilkan baik
dalam pengujian dengan membandingkan nilai T Hitung dengan T Tabel maupun
pengujian dengan membandingkan tingkat signifikansi output dengan tingkat signifikansi
yang ditentukan hasilnya adalah Ho3 ditolak dan Ha3 diterima, serta nilai koefisien variabel
pengetahuan mendeteksi kecurangan menunjukkan nilai yang positif. Nilai yang positif
memiliki pengaruh yang searah. Artinya, dapat dikatakan bahwa variabel pengetahuan
mendeteksi kecurangan secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap
pertimbangan tingkat materialitas.
Menurut penulis disimpulkan bahwa pengetahuan mendeteksi kecurangan
berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat materialitas karena auditor yang memiliki
pengetahuan dan keahlian secara profesional dapat meningkatkan pengetahuan tentang
sebab dan konsekuensi kekeliruan. Semakin tinggi pengetahuan auditor dalam
mendeteksi kecurangan maka semakin baik pula pertimbangan tingkat materialitas dalam
audit. Pengetahuan mendeteksi kecurangan sangat penting untuk dimiliki oleh auditor
untuk menghindari atau untuk mendeteksi tindak kekeliruan baik yang disengaja maupun
yang tidak disengaja yang terjadi sehingga dapat melaksanakan pertimbangan tingkat
materialitas dengan benar.
114

4.3.4 Pengaruh Kecerdasan Intelektual terhadap Pertimbangan Tingkat
Materialitas
Dalam hasil pengujian secara parsial di atas, hipotesis yang dihasilkan baik
dalam pengujian dengan membandingkan nilai T Hitung dengan T Tabel maupun
pengujian dengan membandingkan tingkat signifikansi output dengan tingkat signifikansi
yang ditentukan hasilnya adalah Ho2 diterima dan Ha2 ditolak. Artinya, dapat dikatakan
bahwa variabel kecerdasan intelektual secara parsial tidak berpengaruh signifikan
terhadap pertimbangan tingkat materialitas.
Menurut penulis disimpulkan bahwa kecerdasan intelektual tidak berpengaruh
terhadap pertimbangan tingkat materialitas karena dalam penelitian ini mayoritas
responden berusia kurang dari 25 tahun dan berjenjang pendidikan terakhir adalah S1
sehingga sikap etis yang dimiliki oleh sampel peneliti masih kurang karena kecerdasan
intelektual berpengaruh terhadap sikap etis dimana seorang auditor yang memiliki intelek
yang baik akan mempengaruhi prestasi auditor dalam menentukan pertimbangan tingkat
materialitas dalam auditnya dan karena meskipun memiliki kecerdasan intelektual yang
tinggi jika dalam proses penentuan tingkat materalitas diberikan waktu yang terbatas
atau dapat dikatakan dengan adanya faktor tekanan waktu dalam perencanaan
materialitas sehingga hasil pertimbangan tingkat materialitas kurang baik.
4.3.5 Pengaruh Skeptisme, Pengalaman, Pengetahuan Mendeteksi
Kecurangan dan Kecerdasan Intelektual terhadap Pertimbangan
Tingkat Mterialitas
Hasil pengujian secara simultan di atas menunjukkan bahwa hipotesis yang
dihasilkan baik pengujian dengan membandingkan nilai F Hitung dengan F Tabel maupun
pengujian dengan menggunakan tingkat signifikansi hasilnya adalah Ho
5
ditolak dan Ha
5

diterima. Artinya, bahwa dalam pengujian secara simultan variabel skeptisme,
pengalaman, pengetahuan mendeteksi kecurangan dan kecerdasan intelektual
berpengaruh signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas.
Dari penjelasan di atas, hal ini berarti skeptisme, pengalaman, pengetahuan
mendeteksi kecurangan dan kecerdasan inteletual secara bersama-sama memengaruhi
pertimbangan tingkat materialitas sebesar 36,4% dengan melihat nilai koefisien
determinasi pada tabel model summary, sedangkan sisanya sebesar 64,6% dipengaruhi
oleh variabel-variabel lain di luar penelitian ini, seperti independensi, sistem pengendalian
internal, profesionalisme auditor, kompetensi dan etika auditor.
Menurut penulis keempat varabel independen tersebut berpengaruh karena dua
variabel telah berpengaruh saat diuji secara parsial dan dua variabel yang tidak
berpengaruh. Skeptisme dan pengetahuan mendeteksi kecurangan dapat mempengaruhi
auditor dalam melakukan pertimbangan tingkat materialitas dimana seorang auditor yang
115

memiliki sikap skeptisme yang tinggi dapat memicu seorang auditor untuk melaksanakan
pertimbangan tingkat materialitas yang baik sehingga terhindar dari tindak kecurangan
yang ada dengan pengetahuan yang tinggi dalam mendeteksi kecurangan akan semakin
membantu dalam melakukan pertimbangan tingkat materalitas. Pengalaman juga
memberikan dampak dalam pertimbangan tingkat materialitas. Pengalaman juga
membantu akuntan publik dalam mengambil keputusan terhadap pertimbangan tingkat
materialitas. Kecerdasan intelektual merupakan hal yang penting juga untuk
dipertimbangkan karena semakin tinggi kecerdasan intelektual seorang auditor akan
mempengaruhi prestasi auditor dalam menentukan pertimbangan tingkat materialitas.


4.3.6 Konsistensi Hasil Penelitian Penulis dengan Penelitian Sebelumnya
4.3.6.1 Arleen Herawaty dan Yulius Kurnia Susanto (2009)
Hasil penelitian sebelumnya ini menunjukkan bahwa profesionalisme,
pengetahuan auditor dalam mendeteksi kekeliruan dan etika profesi berpengaruh secara
positif terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam audit laporan keuangan.
Semakin tinggi tingkat profesionalisme akuntan publik, pengetahuan dalam mendeteksi
kekeliruan dan ketaatannya akan kode etik semakin baik pula pertimbangan tingkat
materialitas dalam melaksanakan audit laporan keuangan.
Dalam penelitian penulis, hasil penelitian penulis konsisten dengan penelitian
Arleen Herawaty dan Yulius Kurnia Susanto dimana variabel X1penulis yaitu skeptisme
dan X
3
yaitu pengetahuan mendeteksi kecurangan berpengaruh positif signifikan
terhadap pertimbangan tingkat materialitas sedangkan untuk variabel penelitianArleen
Herawaty dan Yulius Kurnia Susanto yaitu profesionalisme yang merupakan dimensi dari
variabel X1penulis yaitu skeptisme mempunyai pengaruh positif pertimbangan tingkat
materialitas dan pengetahuan auditor dalam mendeteksi kekeliruan yang merupakan
dimensi dari variabel X
3
penulis yaitu pengetahuan mendeteksi kecurangan.
4.3.6.2 Febrianty (2012)
Hasil penelitian sebelumnya ini menunjukkan bahwa secara simultan,
profesionalisme auditor berpengaruh signifikan terhadap pertimbangan tingkat
materialitas dalam proses pengauditan laporan keuangan oleh auditor KAP.
Dalam penelitian penulis, hasil penelitian penulis konsisten dengan penelitian
Febrianty dimana variabel X1penulis yaitu skeptisme berpengaruh positif signifikan secara
simultan maupun parsial terhadap pertimbangan tingkat materialitas sedangkan untuk
variabel penelitian Febrianty yaitu profesionalisme yang merupakan dimensi dari
116

variabel X1penulis yaitu skeptisme mempunyai pengaruh positif pertimbangan tingkat
materialitas.
4.3.6.3 Reza Minanda, Dul Muid (2013)
Hasil penelitian sebelumnya ini menunjukkan bahwa variabel pengaruh
profesionalisme, pengetahuan mendeteksi kekeliruan, pengalaman bekerja auditor dan
etika profesi berpengaruh signifikan dan positif terhadap pertimbangan tingkat
materialitas.
Dalam penelitian penulis, variabel X
1
penulis yaitu skeptisme dan X
3
yaitu
pengetahuan mendeteksi kecurangan konsisten dengan variabel X
1
profesionalisme dan X
2

yaitu pengetahuan mendeteksi kekeliruan dari Reza Minanda, Dul Muid yang merupakan
dimensi dari variabel X
1
penulis yaitu skeptisme dan dimensi X
3
penulis yaitu pengetahuan
mendeteksi kecurangan. Variabel X
2
penulis yaitu pengalaman tidak konsisten dengan
variabel X
3
pengalaman dari Reza Minanda, Dul Muid dikarenakan variabel X
3
penulis
tidak berpengaruh signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas sedangkan
untuk variabel pengalaman penelitian Reza Minanda, Dul Muid secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas.
Setelah interpretasi hasil penelitian serta perbandingan konsistensi hasil
penelitian penulis dengan penelitian sebelumnya dilakukan, penulis membuat tabel
matriks perbandingan penelitian sebelumnya dengan penelitian penulis. Hasil penelitian
ini disajikan dalam tabel 4.34 di bawah ini.
Tabel 4.34
Matriks Konsistensi Hasil Penelitian dengan Penelitian Sebelumnya
No
Nama Peneliti dan
Tahun
Hasil Penelitian
Ririn Listyawati
(1032500256)
1 Arleen Herawaty &
Susanto (2009)
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa profesionalisme,
pengetahuan auditor dalam
mendeteksi kekeliruan dan etika
profesi berpengaruh secara positif
terhadap pertimbangan tingkat
materialitas dalam proses audit
laporan keuangan.

Konsisten, karena variabel
X
1
penulis yaitu skeptisme
dan X
3
yaitu pengetahuan
mendeteksi kecurangan
berpengaruh terhadap
pertimbangan tingkat
materialitas, sedangkan
dalam penelitian Arleen
Herawaty & Susanto
variabel profesionalisme
yang merupakan dimensi
dari variabel X
1
penulis
yaitu skeptisme dan
variabel X
2
yaitu
117

pengetahuan
mendeteksikekeliruan
yang merupakan dimensi
dari variabel X
3
penulis
yaitu pengetahuan
mendeteksi kecurangan
mempunyai pengaruh
signifikan terhadap
pertimbangan tingkat
materialitas

No
Nama Peneliti dan
Tahun
Hasil Penelitian
Ririn Listyawati
(1032500256)
2 Febrianty (2012) Hasil penelitian menunjukka bahwa
secara simultan pros=fesionalisme
auditor berpengaruh signifikan
terhadap pertimbangan tungkat
materialitas dal proses pengauditan
laporan keuangan olek KAP
Konsisten, karena variabel
X
1
penulis yaitu skeptisme
berpengaruh terhadap
pertimbangan tingkat
materialitas, sedangkan
dalam penelitian Febrianty
variabel profesionalisme
yang merupakan dimensi
variabel X
1
penulis yaitu
skeptisme terdapat
pengaruh terhadap
pertimbangan tingkat
materialitas audit atas
laporan keuangan
3 Reza Minanda, Dul
Muid (2013)

Hasil penelitian menunjukkan
bahwaprofesionalisme,pengetahuan
mendeteksi kekeliruan,
pengalaman bekerja auditor dan
etika profesi berpengaruh positif
signifikan terhadap
pertimbangan tingkat materialitas
akuntan publik.

Konsisten, untuk variabel
X
1
skeptisme dan variabel
X
3
pengetahuan
mendeteksi kecurangan
penelitian penulis
berpengaruh terhadap
pertimbangan tingkat
materialitas sedangkan
variabel X
1

profesionalisme dan
variabel X
2
pengetahuan
mendeteksi kekeliruan
penelitian Reza
Minanda, Dul Muid yang
merupakan dimensi
variabel X
1
dan X
3
dari
penulis terdapat pengaruh
pertimbangan tingkat
materialitas.
Tidak Konsisten, untuk
variabel X
2
pengalaman
penelitian penulis dengan
variabel X
3
pengalaman
penelitian sebelumnya
karena penelitian penulis
tidak berpengaruh
118

terhadap pertimbangan
tingkat materialitas
sedangkan pengalaman
penelitian sebelumnya
berpengaruh terhadap
pertimbangan tingkat
materialitas.
Sumber : Arleen Herawaty & Susanto (2009), Febrianty (2012), Reza Minanda, Dul Muid (2013).
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan analisis penelitian dengan menggunakan program SPSS versi
20, maka diperoleh hasil analisis penelitian yang merupakan kesimpulan dari penelitian
ini. Kesimpulan penelitian ini yaitu :
1. Skeptisme secara parsial berpengaruh signifikan terhadap pertimbangan tingkat
materialitas.
2. Pengalaman secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap pertimbangan
tingkat materialitas.
3. Pengetahuan mendeteksi kecurangan secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap pertimbangan tingkat materialitas.
4. Kecerdasan intelektual secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap
pertimbangan tingkat materialitas.
5. Skeptisme, pengalaman, pengetahuan mendeteksi kecurangan secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Menurut penulis, dalam penelitian ini terdapat keterbatasan-keterbatasan yang
berdampak akan menimbulkan gangguan terhadap hasil penelitian, seperti penggunaan
dimensi dan indikator yang kurang sesuai dengan variabel yang diteliti dan berbeda
dengan penelitian sebelumnya, responden kurang memahami kuesioner yang diajukan
oleh penulis sehingga akan menimbulkan jawaban yang bias, dan sebagainya. Data yang
dianalisis dalam penelitian ini menggunakan kuesioner dalam mengumpulkan data,
dimana kuesioner didasarkan pada persepsi jawaban responden. Hal ini juga akan
menimbulkan masalah jika persepsi responden berbeda dengan keadaan sesungguhnya.
Penelitian ini hanya menggunakan kuesioner sebagai metode pengumpulan data dan
tidak menggunakan metode-metode lainnya seperti wawancara, terlibat langsung dalam
aktivitas kantor akuntan publik, dan metode lainnya sehingga kesimpulan yang diambil
hanya berdasarkan pada data yang dikumpulkan melalui penggunaan instrumen tertulis.
119

Adanya keterbatasan waktu dan biaya dalam pengumpulan sampel yang
dilakukan oleh penulis juga akan mengganggu hasil penelitian, dalam penelitian ini
sampel yang diperoleh di wilayah Jakarta Selatan jumlahnya sedikit sehingga hasil
penelitian ini kurang maksimal.
5.3 Saran
Sebagai penutup dalam penelitian ini, penulis memberikan saran untuk :
5.3.1 Saran Untuk Kantor Akuntan Publik
1. Seorang auditor dalam menjalankan penugasan audit dilapangan seharusnya
tidak hanya sekedar mengikuti prosedur audit yang tertera dalam program
audit, tetapi juga harus disertai dengan sikap skeptisme profesionalnya agar
menghasilkan kinerja yang baik.
2. Sebaiknya para auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik tersebut
mengikuti pelatihan teknis audit yang berhubungan dengan profesi karena
pengalaman seorang auditor sangat berperan penting dalam meningkatkan
keahlian sebagai perluasan dari pendidikan formal baik informal yang telah
diperoleh auditor, sehingga pengetahuan dan pengalaman auditor meningkat
dan kemampuan auditor harus ditingkatkan untuk mengantisipasi semua
keadaan yang mungkin dihadapi akibat kemajuan yang begitu pesat.
3. Pentingnya pengetahuan dan kemampuan mendeteksi kecurangan bagi
seorang auditor oleh karena itu, tepat bagi para auditor untuk selalu menjaga
dan meningkatkan kemampuannya agar menghasilkan kinerja yang lebih baik.
4. Untuk para auditor diharapkan senantiasa meningkatkan kemampuan
profesionalnya, karena dengan kemampuan profesional auditor yang tinggi
akan dapat meningkatkan kemampuan dalam mempertimbangkan tingkat
materialitas laporan keuangan klienya.
5.3.2 Saran Untuk Penelitian Selanjutnya
Beberapa saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya, yaitu :
1. Penulis menyarankan agar penelitian selanjutnya dapat menambah variabel-
variabel bebas lainnya di luar penelitian ini yang kemungkinan memiliki
pengaruh terhadap pertimbangan tingkat materialitas agar dapat memperoleh
hasil yang maksimal serta untuk mengetahui variabel-variabel apa saja yang
dapat mempengaruhi pertimbangan tingkat materialitas.
2. Penulis menyarankan agar penelitian selanjutnya dapat memperbanyak jumlah
responden dan KAP yang diteliti agar memperoleh hasil penelitian yang lebih
akurat dan maksimal.
3. Dalam melakukan penelitian hendaknya memahami terlebih dahulu variabel
yang diteliti agar dapat menentukan dimensi dan indikator yang sesuai
120

digunakan dalam penelitian serta pada saat pembuatan kuesioner perlu lebih
diperhatikan agar responden dapat memahami kuesioner yang diberikan serta
jawaban kuesioner yang diterima dari responden tidak bias dan hasil penelitian
yang diperoleh dapat lebih maksimal.
4. Populasi dalam penelitian ini adalah Kantor Akuntan Publik di wilayah Jakarta
Selatan.Penulis berharap untuk penelitian selanjutnya pengambilan sampel
dapat diperluas hingga Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Utara dan Jakarta
Barat atau mencakup seluruh wilayah DKI Jakartasehingga memungkinkan
memberi hasil penelitian yang berbeda.




























DAFTAR PUSTAKA
121


Buku :
Agoes, Sukrisno. 2004. Auditing ( Pemeriksaan kuntan) Oleh Kantor Akuntan Publik Jilid
I. Edisi Ketiga. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Agusyana, Yus dan Islandscript. 2011. Olah Data Skripsi dan Penelitian Dengan SPSS 19.
Jakarta : PT. Elex Media Komputindo

Arens, Alvin A., Randal J. Elder, dan Mark S. Beasley. 2008. Auditing dan Jasa Assurance
: Pendekatan Terintegrasi Dalam Bahasa Indonesia. Edisi Keduabelas. Terj.
Herman Wibowo. Jakarta : Erlangga

Halim, Abdul. 2008. Auditing 1 : Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan. Edisi Keempat.
Yogyakarta : AMP YKPN

Institut Akuntan Publik Indonesia. 2011. Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta :
Salemba Empat

Irianto, Agus. 2004. Statistik : Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta : Kencana

Mulyadi. 2002. Auditing. Buku I. Edisi 6. Jakarta : Salemba Empat

Priyatno, Duwi. 2012. Cara Kilat Belajar Analisis Data Dengan SPSS 20. Yogyakarta :
ANDI

Ramadhina, Aprilinda dan Islandscript. 2011. Kursus Kilat Menguasai SPSS Untuk UKM.
Jakarta : PT. Elex Media Komputindo

Sarjono, Haryadi, Winda Julianita. 2011. SPSS vs LISREL : Sebuah Pengantar, Aplikasi
untuk Riset. Jakarta : Salemba Empat

Sarwono, Jonathan. 2009. Statistik Itu Mudah: Panduan Lengkap untuk Belajar
Komputasi Statistik Menggunakan SPSS 16. Jakarta : PT. Elex Media
Komputindo
Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Edisi Keempat. Jakarta: Salemba
Empat

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : ALFABETA
122


Jurnal :

Anisma, Yuneita, Zainal Abidin & Cristina. 2011. Faktor Yang Mempengaruhi Sikap
Skeptisme Profesional Seorang Auditor Pada Kantor Akuntan Publik di
Sumatera. Pekbis Jurnal, Juli, Vol. 3, No. 2

Febriana, Novita. 2012. Pengaruh Profesionalisme Auditor Terhadap Pertimbangan
Tingkat Materialitas Dalam Proses Pengauditan Laporan Keuangan. Sistem
Infrmasi Jurnal Ilmiah USM, Oktober, Vol 2, No 4

Febriyanti. 2012. Pengaruh Profesionalisme Auditor Terhadap Pertimbangan Tingkat
Materialitas Audit Atas Laporan Keuangan. Jurnal Ekonomi Dan Informasi
Akuntansi, Mei, Vol 2 No 2

Herawaty, Arleen, Yulius Kurnia Susanto. 2009. Pengaruh Profesionalisme, Pengetahuan
Mendeteksi Kekeliruan, Dan Etika Profesi Terhadap Pertimbangan Tingkat
Materialitas Akuntan Publik. JAAI, Desember, Vol 13, No 2

Kinanti, Anessia Putri. 2012. Pengaruh Kompetensi, Independensi Dan Motivasi Auditor
Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Dalam Suatu Pengauditan Laporan
Keuangan. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB, Vol 1, No 2

Koroy, Tri Ramaraya. 2008. Pendeteksian Kecuranga (Fraud) Laporan Keuangan Oleh
Auditor Eksternal. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, Mei, Vol 10, No 1

Minanda, Reza, Dul Muid. 2013. Analisis Pengaruh Profesionalisme, Pengetahuan
Mendeteksi Kekeliruan, Pengalaman Bekerja Auditor, Dan Etika Profesi
Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Akuntan Publik. Diponegoro
Journal Of Accounting, Vol 1, No 1

Samsi, Nur, Akhmad Riduwan dan Bambang Suryono. 2013. Penuditor Sebagai Variabel
Pemoderasi. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi, Maret, Vol 1, No 2

Sulistia, Nida Umun. 2013. Analisis Sistem Pengendalian Internal (SPI) Klien Terhadap
Pertimbangan Tingkat Materialitas Audit Laporan Keuangan. Accounting
Analysis Journal, Vol 1, No 3

123

Skripsi :

Basri, Hasan. 2011. Pengaruh Dimensi Profesionalisme Auditor Terhadap Pertimbangan
Tingkat Materialitas Dalam Proses Pengauditan Laporan Keuangan. Skripsi.
Makassar: Fakultas Ekonomi Universitas Hasanudin

Choriah, Anis. 2007. Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual,
Kecerdasan Spiritual, Dan Etika Profesi Terhadap Kinerja Auditor Dalam Kantor
Akuntan Publik. Skripsi. Sumatera Barat: Universitas Negeris Padang

Dwijayanti, Arie Pangestu. 2009. Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan
Intelektual, Kecerdasan Spiritual, Dan Kecerdasan Sosial Terhadap Pemahaman
Akuntansi. Skripsi. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan
Nasional Veteran

Hilmi, Fakhri. 2011. Pengaruh Pengalaman, Pelatihan Dan Skeptisme Profesional Auditor
Terhadap Pendeteksian Kecurangan. Skripsi. Jakarta: Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Kushasyandita, RR. Sabhrina. 2012. Pengaruh Pengalaman, Keahlian, Situasi Audit,
Etika, Dan Gender Terhadap Lketepatan Pemberian Opini Auditor Melalui
Skeptisisme Profesional Auditor. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomika Dan
Bisnis Universitas Diponegoro

Prihandono, Aldiansyah Utama, Indrira Januarti, S.E, M.Si, Akt. 2012. Hubungan
Skeptisme Profesional Auditor, Situasi Audit, Independensi, Etika, Keahlian, dan
Pengalaman Dengan Keputusan Pemberian Opini Audit Oleh Auditor. Skripsi.
Semarang: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro
Siregar, Irna Nadya. 2011. Pengaruh Profesionalisme, Keahlian, Pengetahuan
Mendeteksi Kecurangan Dan Adaptasi Sarbanes Oxley Act 404 Terhadap
Pengungkapan Kecurangan. Skripsi. Jakarta: Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Devi, Risha Hardiana. 2013. Analisis Pengaruh Kecerdasan Emosional, Pengalaman, Dan
Perilaku Belajar Terhadap Kualitas Hasil Audit. Skripsi. Jakarta: Fakultas
Ekonomi Universitas Budi Luhur

124

Simanjuntak, Lamtiur. 2009. Pengaruh budaya organisasi, Kecerdasan Intelektual,
Kecerdasan Spiritual, Manajemen Perubahan Terhadap Pencegahan Kegagalan
Perusahaan. Skripsi. Jakarta:Fakultas Ekonomi Universitas Budi Luhur

Websites :
www.iapi.or.id
kamusbahasaindonesia.org
google.com


















Glossary

Abstraksi
Adalah ringkasan suatu pernyataan, laporan, karangan, dan sebagainya yang disusun
secara sistematis dan menyeluruh.

Auditee
Merupakan perusahaan atau klien yang diaudit oleh akuntan publik (auditor)

Akuntan Publik
125

Adalah akuntan yang memiliki izin dari Menteri Keuangan atau pejabat yang berwenang
lainnya untuk menjalankan akuntan publik.

Audit
Adalah pemeriksaan akuntan publik atas laporan keuangan sesuai dengan norma
pemeriksaan akuntan dengan tujuan untuk memberikan pendapat (opini) akuntan
mengenai laporan keuangan.

Auditor
Adalah akuntan publik yang memberikan jasa audit kepada auditan untuk memeriksa
laporan keuangan agar bebas dari salah saji.

Best Linear Unbiased Estimator (BLUE)
Merupakan sifat dari suatu model regresi yang baik dan dapat dijadikan alat estimasi
yang tidak bias apabila memenuhi persyaratan uji asumsi klasik, seperti data residual
berdistribusi normal, tidak terdapat multikolinearitas, tidak terdapat heteroskedastisitas,
dan tidak terdapat autokorelasi

Convenience Sampling
Merupakan pengumpulan informasi dari anggota populasi yang dengan senang hati
bersedia memberikannya.




Corrected Item-Total Correlation
Merupakan angka pada output Item-Total Statistic dalam uji validitas yang dimana angka
tersebut merupakan niali korelasi antara tiap item dengan skor total item dan telah
dilakukan koreksi terhadap nilai koefisien korelasi.

Degree of Freedom
Adalah derajat ketergantungan yang digunakan untuk menentukan nilai kritis.

Hipotesis
Adalah populasi yang di uji secara empirik artinya hipotesis dalam penelitian skripsi ini
adalah pernyataan yang menggambarkan hubungan antara beberapa konsep yang dapat
di uji secara empirik.

126

Indikator
adalahsuatuukurantidaklangsungdarisuatukejadianataukondisi.

Interview
Merupakan kegiatan mewawancarai salah seorang sumber yang dijadikan sampel dalam
suatu penelitian.

Irregulariries
Kesalahan yang disengaja seperti kecurangan manajemen dan kecurangan pegawai atau
penggelapan.

Junior Auditor
Merupakan staf pelaksana langsung dan bertanggung jawab atas pekerjaan lapangan.
Penugasannya dapat berupa bagian-bagian dari pekerjaan audit, dan bahkan bila
memungkinkan memberikan pendapat atas bagian yang diperiksanya.

Kuesioner
Kumpulan pertanyaantertulis yang
dirumuskansebelumnyadimanarespondenmencatatjawaban, biasanyadalamalternatif yang
disusunsecaracukuptertutup.



Likert
Merupakan skala yang didesain untuk menelaah seberapa kuat subjek setuju atau tidak
setuju dengan pernyataan pada 5 titik skala susunan berikut : (1) Sangat Tidak Setuju,
(2) Tidak Setuju, (3) Netral, (4) Setuju, (5) Sangat Setuju.

Manager atau Senior Manager
Merupakan staf yang banyak berhubungan dengan klien, mengawasi langsung
pelaksanaan tugas-tugas audit, me-review (menelaah) lebih rinci terhadap pekerjaan
audit, dan melakukan penagihan atas fee audit.

Microsoft Excel
Merupakan program yang terdapat dalam paket Microsoft Office yang digunakan untuk
keperluan pengolahan angka, seperti menghitung angka, membuat tabel,
mempresentasikan data, dan lain-lain.

127

Nonprobability Sampling
Merupakan suatu cara pemilihan elemen-elemen dari populasi untuk menjadi anggota
sampel di mana setiap elemen tidak mendapat kesempatan yang sama untuk dipilih.

Outsourcing
Merupakan penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan yang sifatnya penunjang oleh
suatu perusahaan kepada perusahaan lain melalui perjanjian pemborongan pekerjaan
atau penyediaan jasa pekerja/buruh

Partner
Merupakan top legal client relationship, yang bertugas me-review pekerjaan audit,
menandatangani laporan audit, menyetujui masalah fee dan penagihannya, dan
penanggung jawab atas segala hal yang berkaitan dengan pekerjaan audit.

Probability Sampling
Merupakan suatu cara pemilihan sejumlah elemen dari populasi untuk menjadi anggota
sampel, di mana pemilihannya dilakukan sedemikian rupa sehingga setiap elemen
mendapat kesempatan yang sama (equal chance) untuk dipilih menjadi anggota sampel.


Proportional random sampling (Sampling Acak Berimbang)
Merupakan teknik yang menghendaki cara pengambilan sampel dari tiap-tiap sub
populasi dengan memperhitungkan besar kecilnya sub-sub populasi tersebut.

Purposive Sampling
Merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Elemen populasi
yang dipilih sebagai sampel dibatasi pada elemen-elemen yang dapat memberikan
informasi berdasarkan pertimbangan tersebut.

Scatterplot
Merupakan grafik yang menggambarkan pola titik-titik dalam uji heteroskedastisitas
dengan tujuan untuk mengetahui apakah ada atau tidak pola tertentu pada grafik
tersebut.

Stratified Random Sampling (Sampling Acak Stratifikasi)
Merupakan sampling yang dilakukan dalam keadaan populasi yang sangat heterogen
sehingga populasi dibagi ke dalam sub populasi (yang disebut strata) dengan tujuan
128

untuk membentuk strata yang keadaannya relatif homogen sehingga tujuan utama
memperoleh hasil analisis yang mempunyai ketelitian tinggi dapat tercapai.

Senior Auditor
Merupakan staf yang bertanggung jawab langsung terhadap perencanaan dan
pelaksanaan pekerjaan audit, dan me-review pekerjaan para junior auditor yang
dibawahnya.

Supervisor atau Associate Manager
Merupakan staf yang mempersiapkan kontrak kerjasama audit, merencanakan dan
menyusun program audit, memimpin dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan audit,
mengawasi pelaksanaan tugas oleh para auditor, dan membuat laporan kepada manajer
mengenai hasil pekerjaan dan permasalahan yang ditemukan selama pelaksanaan audit
berlangsung.

Statistical Product and Service Solution (SPSS)
Merupakan sebuah software yang berfungsi untuk mengolah data statistik.




















129







LAMPIRAN - LAMPIRAN


















130







LAMPIRAN 1
Hasil Output SPSS
Distribusi Data Responden
dan Hasil Output Excel
Distribusi Jawaban
Responden









Tabel 4.2
Kalkulasi Perbandingan Kuesioner yang Disebarkan

131

No Nama KAP Terkirim Tidak
Kembali
Kembali Tidak
dapat
dioleh
Dapat
diolah
1 KAP Herman, Dody,
Tanumihardja & Rekan
5 0 5 0 5
2 KAP Hendrawinata Eddy
& Siddaharta
5 0 5 0 5
3 KAP Nugroho & Rekan 5 0 5 0 5
4 KAP Darmawan,
Hendang & Yogi (Pusat)
10 0 10 0 10

5 KAP Hertanto, Sidik
Hadisoeryo & Rekan
10 0 10 0 10
6 KAP Usman & Rekan 5 0 5 0 5
7 KAP Noor Salim,
Nursehan & Sinarahardja
5 0 5 0 5
8 KAP Hananta 10 3 7 0 7
9 KAP A. Salam Rauf &
Rekan
5 0 5 0 5
10 KAP Muhammad Sofwan
& Rekan
5 0 5 0 5
11 KAP Rama Wendra 10 0 10 0 10
TOTAL 75 3 72 0 72
PRESENTASE 100% 4% 96% 0% 96%
Sumber : Data Diolah Sendiri






Hasil Output SPSS Distribusi Data Responden
Jenis Kelamin Responden
132


Usia Responden

Pendidikan Terakhir Responden

Pendidikan Terakhir
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
D3 10 13,9 13,9 13,9
S1 54 75,0 75,0 88,9
S2 4 5,6 5,6 94,4
Lainnya 4 5,6 5,6 100,0
Total 72 100,0 100,0









Jabatan Responden

Jabatan Saat ini
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Laki-Laki 39 54,2 54,2 54,2
Perempuan 33 45,8 45,8 100,0
Total 72 100,0 100,0

Usia Responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
< 25 Tahun 40 55,6 55,6 55,6
25 - 35 Tahun 26 36,1 36,1 91,7
36 - 45 Tahun 6 8,3 8,3 100,0
Total 72 100,0 100,0

133



Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Junior Auditor 45 62,5 62,5 62,5
Senior Auditor 23 31,9 31,9 94,4
Supervisor / Associate
Manajer
2 2,8 2,8 97,2
Manager / Senior Manager 2 2,8 2,8 100,0
Total 72 100,0 100,0


Responden yang memiliki Nomor Registrasi Akuntan

Memiliki Nomor Register Akuntan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Ya 6 8,3 8,3 8,3
Tidak 66 91,7 91,7 100,0
Total 72 100,0 100,0


Masa Kerja Responden

Masa Kerja
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
< 1 Tahun 13 18,1 18,1 18,1
1 - 3 Tahun 46 63,9 63,9 81,9
> 3 Tahun 13 18,1 18,1 100,0
Total 72 100,0 100,0







Hasil Output Excel Distribusi Jawaban Responden
Tabel Distribusi Jawaban Responden Mengenai Skeptisme
134


Tabel Distribusi Jawaban Responden Variabel Pengalaman

Tabel Distribusi Jawaban Responden Variabel Pengetahuan Mendeteksi
Kecurangan



Tabel Distribusi Jawaban Responden Variabel Kecerdasan Intelektual
JAWABAN 1 2 3 4 5
Sangat Tidak Netral Setuju Sangat
Tidak Setuju Setuju
KUESIONER Setuju
X1_1 0 0 1 28 43 72
X1_2 0 0 1 36 35 72
X1_3 0 0 6 47 19 72
X1_4 0 2 0 49 21 72
X1_5 0 2 7 45 18 72
X1_6 0 0 2 44 26 72
X1_7 0 0 1 35 36 72
X1_8 0 0 4 39 29 72
X1_9 0 0 5 57 10 72
X1_10 2 27 10 29 4 72
X1_11 2 22 13 28 7 72
TOTAL
JAWABAN 1 2 3 4 5
Sangat Tidak Netral Setuju Sangat
Tidak Setuju Setuju
KUESIONER Setuju
X2_1 0 2 4 42 24 72
X2_2 0 1 4 45 22 72
X2_3 0 2 5 35 30 72
X2_4 0 0 5 36 31 72
TOTAL
JAWABAN 1 2 3 4 5
Sangat Tidak Netral Setuju Sangat
Tidak Setuju Setuju
KUESIONER Setuju
X3_1 4 13 7 44 4 72
X3_2 0 9 11 42 10 72
X3_3 0 18 7 39 8 72
X3_4 0 19 14 34 5 72
X3_5 0 1 3 56 12 72
X3_6 0 6 8 52 6 72
TOTAL
135


Tabel Distribusi Jawaban Responden Variabel Pertimbangan Tingkat
Materialitas








JAWABAN 1 2 3 4 5
Sangat Tidak Netral Setuju Sangat
Tidak Setuju Setuju
KUESIONER Setuju
X4_1 0 0 4 38 30 72
X4_2 0 0 10 45 17 72
X4_3 0 0 9 40 23 72
X4_4 0 0 6 48 18 72
X4_5 0 0 3 42 27 72
X4_6 0 0 3 40 29 72
X4_7 0 0 8 40 24 72
X4_8 0 1 4 49 18 72
X4_9 0 1 4 38 29 72
X4_10 0 2 5 45 20 72
TOTAL
JAWABAN 1 2 3 4 5
Sangat Tidak Netral Setuju Sangat
Tidak Setuju Setuju
KUESIONER Setuju
Y_1 0 0 1 54 17 72
Y_2 0 0 3 54 15 72
Y_3 0 10 0 56 6 72
Y_4 0 1 7 46 18 72
Y_5 0 0 4 48 20 72
Y_6 0 12 5 47 8 72
Y_7 0 0 2 61 9 72
Y_8 0 0 2 65 5 72
Y_9 0 3 8 59 2 72
Y_10 0 16 19 34 3 72
Y_11 0 0 0 53 19 72
Y_12 0 0 1 60 11 72
Y_13 0 0 17 48 7 72
Y_14 0 0 4 59 9 72
TOTAL
136



LAMPIRAN 2
Hasil Output SPSS Analisis
Data


















Uji Validitas
137

Validitas Variabel Skeptisme 2

Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
X1_2 20,9167 3,570 ,420 ,685
X1_3 21,2083 3,069 ,659 ,608
X1_4 21,1528 3,117 ,584 ,631
X1_5 21,2917 3,139 ,459 ,677
X1_6 21,0556 3,800 ,295 ,719
X1_9 21,3194 3,967 ,286 ,718





Validitas Variabel Pengalaman

Item-Total Statistics
Validitas Variabel Skeptisme 1
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
X1_1 40,5278 8,506 ,210 ,484
X1_2 40,6389 8,347 ,260 ,473
X1_3 40,9306 7,558 ,498 ,412
X1_4 40,8750 7,322 ,545 ,394
X1_5 41,0139 7,000 ,552 ,378
X1_6 40,7778 8,372 ,251 ,475
X1_7 40,6250 8,407 ,239 ,478
X1_8 40,7639 9,084 -,001 ,532
X1_9 41,0417 8,266 ,364 ,457
X1_10 42,0278 8,422 -,019 ,589
X1_11 41,8889 8,607 -,054 ,606
138

Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
X2_1 12,8056 2,243 ,777 ,670
X2_2 12,8194 2,854 ,518 ,799
X2_3 12,7361 2,253 ,697 ,714
X2_4 12,7639 2,943 ,500 ,806

Validitas Variabel Pengetahuan Mendeteksi Kecurangan 1

Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
X3_1 18,5000 6,451 ,142 ,595
X3_2 18,1944 6,018 ,360 ,479
X3_3 18,4167 5,627 ,350 ,482
X3_4 18,5833 5,711 ,362 ,476
X3_5 17,8333 7,296 ,258 ,533
X3_6 18,1250 6,393 ,385 ,478

Validitas Variabel Pengetahuan Mendteksi Kecurangan 2

Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
X3_2 14,7639 4,211 ,429 ,495
X3_3 14,9861 3,591 ,498 ,445
X3_4 15,1528 3,934 ,427 ,495
X3_5 14,4028 5,737 ,187 ,608
X3_6 14,6944 5,257 ,215 ,602

Validitas Variabel Pengetahuan Mendeteksi Kecurangan 3
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
X3_2 6,8611 2,628 ,511 ,561
139








Validitas Variabel Kecerdasan Intelektual

Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
X4_1 38,0139 13,310 ,522 ,844
X4_2 38,2778 13,049 ,564 ,841
X4_3 38,1806 12,657 ,619 ,836
X4_4 38,2083 13,463 ,521 ,845
X4_5 38,0417 12,942 ,661 ,833
X4_6 38,0139 13,281 ,559 ,842
X4_7 38,1528 13,033 ,540 ,843
X4_8 38,2083 12,843 ,652 ,834
X4_9 38,0556 13,236 ,478 ,849
X4_10 38,2222 13,049 ,502 ,847










Validitas Variabel Pertimbangan Tingkat Materialitas 1
Item-Total Statistics
X3_3 7,0833 2,134 ,572 ,465
X3_4 7,2500 2,641 ,398 ,699
140

Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Y_1 51,6667 14,310 ,366 ,749
Y_2 51,7222 14,654 ,243 ,759
Y_3 52,0833 12,218 ,538 ,728
Y_4 51,7639 13,732 ,353 ,750
Y_5 51,6667 13,437 ,518 ,734
Y_6 52,1806 11,108 ,662 ,708
Y_7 51,7917 14,731 ,303 ,754
Y_8 51,8472 15,512 ,063 ,767
Y_9 52,0556 15,293 ,045 ,776
Y_10 52,5556 11,828 ,529 ,730
Y_11 51,6250 13,843 ,521 ,737
Y_12 51,7500 14,246 ,468 ,743
Y_13 52,0278 14,112 ,314 ,753
Y_14 51,8194 14,742 ,260 ,757

Validitas Variabel Pertimbangan Tingkat Materialitas 2
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Y_1 39,6250 12,604 ,325 ,775
Y_3 40,0417 10,322 ,582 ,744
Y_4 39,7222 11,922 ,355 ,773
Y_5 39,6250 11,759 ,490 ,759
Y_6 40,1389 9,502 ,660 ,732
Y_7 39,7500 13,007 ,254 ,781
Y_10 40,5139 10,000 ,560 ,749
Y_11 39,5833 11,965 ,550 ,757
Y_12 39,7083 12,463 ,453 ,766
Y_13 39,9861 12,324 ,305 ,778
Y_14 39,7778 12,795 ,290 ,778


Uji Reliabilitas
Reliabilitas Variabel Skeptisme
Reliability Statistics
141

Cronbach's
Alpha
N of Items
,715 6

Reliabilitas Variabel Pengalaman
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,803 4

Reliabilitas Variabel Pengetahuan Mendeteksi Kecurangan
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,676 3

Reliabilitas Variabel Kecerdasan Intelektual
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,855 10

Reliabilitas Variabel Pertimbangan Tingkat Materialitas







Uji Asumsi Klasik
Grafik Normal P-Plot
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,781 11
142



Uji Kolmogorov Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 72
Normal Parameters
a,b

Mean 0E-7
Std. Deviation 3,90979400
Most Extreme Differences
Absolute ,113
Positive ,113
Negative -,050
Kolmogorov-Smirnov Z ,961
Asymp. Sig. (2-tailed) ,314
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.



Uji Multikolinearitas
Coefficients
a

Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
143

1
Skeptisme ,865 1,156
Pengalaman ,724 1,382
Pengetahuan Mendeteksi
Kecurangan
,944 1,059
Kecerdasan Intelektual ,637 1,570
a. Dependent Variable: Pertimbangan Tingkat Materialitas

Uji Heterokedastisitas







Analisis Regresi Linear Berganda
Variabel Entered / Removed
Variables Entered/Removed
a

Model Variables
Entered
Variables
Removed
Method
144

1
Kecerdasan
Intelektual,
Pengetahuan
Mendeteksi
Kecurangan,
Skeptisme,
Pengalaman
b

. Enter

Model Summary (Koefisien Determinasi)
Model Summary
b

Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,631
a
,398 ,362 4,024812

Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation

Skeptisme 72 19,20643 3,264336
Pengalaman 72 13,06889 2,791521
Pengetahuan Mendeteksi
Kecurangan
72 7,15656 2,100256
Kecerdasan Intelektual 72 30,48040 5,775196
Pertimbangan Tingkat Materialitas 72 31,17183 5,039491
Valid N (listwise) 72






Anova (Uji Hipotesis Secara Simultan (F-Test))
ANOVA
a

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 717,808 4 179,452 11,078 ,000
b

Residual 1085,341 67 16,199

Total 1803,149 71

145


Coefficients (Persamaan Regresi dan Uji Hipotesis Secara Parsial (T-Test)
Coefficients
a

Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 12,404 3,829

3,239 ,002
Skeptisme ,496 ,157 ,321 3,157 ,002
Pengalaman -,105 ,201 -,058 -,523 ,603
Pengetahuan Mendeteksi
Kecurangan
1,235 ,234 ,515 5,282 ,000
Kecerdasan Intelektual ,058 ,103 ,067 ,563 ,575














Analisis Kolerasi
Correlations
Skeptism
e
Pengalama
n
Pengetahua
n
Mendeteksi
Kecurangan
Kecerdasan
Intelektual
Pertimbang
an Tingkat
Materialitas
Skeptisme
Pearson
Correlation
1 ,173 ,093 ,338
**
,382
**

Sig. (2-tailed)

,147 ,435 ,004 ,001
N 72 72 72 72 72
146



















Pengalaman
Pearson
Correlation
,173 1 ,015 ,517
**
,039
Sig. (2-tailed) ,147

,903 ,000 ,743
N 72 72 72 72 72
Pengetahuan
Mendeteksi
Kecurangan
Pearson
Correlation
,093 ,015 1 -,147 ,534
**

Sig. (2-tailed) ,435 ,903

,219 ,000
N 72 72 72 72 72
Kecerdasan
Intelektual
Pearson
Correlation
,338
**
,517
**
-,147 1 ,070
Sig. (2-tailed) ,004 ,000 ,219

,560
N 72 72 72 72 72
Pertimbangan
Tingkat
Materialitas
Pearson
Correlation
,382
**
,039 ,534
**
,070 1
Sig. (2-tailed) ,001 ,743 ,000 ,560

N 72 72 72 72 72
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
147

LAMPIRAN 3
Data Ordinal dan Data
Interval














Data Ordinal atau Data Kuesioner Variabel Skeptisme
Responden
VARIABEL SKEPTISME (X
1
)
X1_1 X1_2 X1_3 X1_4 X1_5 X1_6 X1_7 X1_8 X1_9 X1_10 X1_11
1 5 5 4 4 4 5 5 4 4 2 2
2 5 5 4 4 4 5 5 4 4 2 2
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 2 2
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
7 5 5 4 4 4 5 5 4 4 2 2
8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
10 5 5 4 4 4 4 5 5 4 2 2
11 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
12 4 4 4 4 4 4 5 4 4 2 3
13 5 4 5 5 5 5 5 4 3 2 2
148

14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
16 5 5 4 4 4 4 5 5 4 2 2
17 5 5 4 4 4 4 5 5 4 2 2
18 5 5 4 4 4 4 5 5 4 2 2
19 5 5 4 4 4 4 5 5 4 2 2
20 5 5 4 4 4 4 5 5 4 2 2
21 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5
22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
23 5 5 5 5 5 5 5 4 3 2 2
24 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 2
25 4 4 4 2 2 5 5 5 4 2 2
26 5 5 5 5 5 4 4 4 5 1 4
27 5 5 5 5 5 4 4 4 5 1 4
28 5 5 4 4 4 4 4 4 4 2 4
29 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4
30 5 5 4 4 4 4 4 4 4 2 4
31 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 2
32 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4
33 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4
34 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2
35 5 4 4 4 4 5 5 5 4 2 3
36 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5
37 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4
38 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4
39 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5
40 5 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4
41 5 4 4 4 3 4 4 5 4 3 4
42 5 5 4 4 4 4 5 4 4 3 3
Responden
VARIABEL SKEPTISME (X1)
X1_1 X1_2 X1_3 X1_4 X1_5 X1_6 X1_7 X1_8 X1_9 X1_10 X1_11
43 5 4 4 5 3 4 4 5 4 2 2
44 5 5 5 5 3 5 5 5 5 3 1
45 5 4 3 4 4 4 3 4 3 4 5
46 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5
47 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5
48 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3
49 5 5 5 5 5 5 5 5 4 2 4
50 4 4 4 4 4 5 4 5 4 3 3
51 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3
52 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4
53 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3
54 5 5 5 5 4 5 5 5 4 2 4
55 5 4 4 4 4 5 5 5 4 2 3
56 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2
57 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4
58 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4
59 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 2
149

60 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3
61 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4
62 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3
63 5 5 5 5 4 5 5 5 4 2 4
64 5 5 5 5 3 5 5 5 5 3 1
65 5 4 4 5 3 4 4 5 4 3 2
66 5 5 4 4 4 4 5 4 4 2 3
67 5 4 4 4 3 4 4 5 4 3 4
68 4 4 4 2 2 5 5 5 4 2 2
69 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 2
70 5 5 5 5 5 5 5 4 3 2 3
71 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
72 4 4 4 5 5 5 5 4 4 3 5








Responden
VARIABEL PENGALAMAN
(X2)
X2_1 X2_2 X2_3 X2_4
41 4 4 3 4
42 4 4 4 3
43 4 4 5 5
44 5 5 5 4
45 5 4 5 5
46 4 4 4 5
47 4 4 4 5
48 4 3 3 4
49 5 5 5 5
50 4 4 4 5
51 4 5 4 4
52 5 5 5 4
53 4 4 5 4
54 4 4 4 5
55 4 5 5 4
56 5 5 5 5
57 4 3 4 4
150

Data Ordinal atau Data Kuesioner
Variabel Pengalaman
Responden
VARIABEL PENGALAMAN
(X2)
X2_1 X2_2 X2_3 X2_4
1 5 4 4 5
2 5 4 4 5
3 4 4 4 4
4 5 4 5 4
5 4 4 4 4
6 4 4 4 4
7 5 5 5 4
8 4 4 4 4
9 4 4 4 4
10 4 4 5 5
11 4 4 4 4
12 4 4 5 4
13 2 2 4 4
14 4 4 4 4
15 4 4 4 4
16 5 5 5 5
17 5 5 5 5
18 5 5 5 5
19 5 5 5 5
20 5 5 5 5
21 4 4 4 4
22 4 4 4 4
23 2 4 3 3
24 3 4 2 3
25 4 4 4 4
26 5 5 5 4
27 5 5 5 4
28 4 4 4 4
29 4 4 4 4
30 4 4 4 4
31 5 4 5 5
32 3 4 4 4
33 4 3 4 4
34 5 5 5 5
35 5 5 5 5
36 5 5 5 5
37 4 4 4 4
38 5 5 5 4
39 5 4 5 4
40 4 5 4 5

Data Ordinal atau Kuesioner Variabel Pengetahuan Mendeteksi Kecurangan
58 3 4 4 4
59 5 4 5 5
60 4 5 4 4
61 5 5 5 4
62 4 4 5 4
63 4 4 4 5
64 5 5 5 4
65 4 4 5 5
66 4 4 4 3
67 4 4 3 4
68 4 4 4 4
69 3 4 2 3
70 4 4 3 4
71 4 4 4 4
72 4 3 5 5
151

Responden
VARIABEL PENGETAHUAN MENDETEKSI KECURANGAN (X
3
)
X3_1 X3_2 X3_3 X3_4 X3_5 X3_6
1 4 2 2 2 4 4
2 4 2 2 2 4 4
3 4 4 4 4 4 4
4 4 2 2 2 4 4
5 4 4 4 4 4 4
6 4 4 4 4 4 4
7 4 2 2 2 4 4
8 4 4 4 4 4 4
9 4 4 4 4 4 4
10 4 2 4 4 3 4
11 4 4 4 4 4 4
12 4 4 3 2 4 2
13 2 5 2 2 4 4
14 4 4 4 4 4 4
15 4 4 4 4 4 4
16 4 2 2 2 4 4
17 4 2 2 2 4 4
18 5 4 2 3 4 4
19 4 2 2 2 4 4
20 4 2 2 2 4 4
21 4 4 4 4 4 4
22 4 4 4 4 4 4
23 3 4 2 3 2 3
24 2 3 2 4 4 3
25 1 4 4 2 4 2
26 2 4 5 5 4 4
27 2 4 5 5 4 4
28 2 3 4 4 4 4
29 2 3 4 4 4 4
30 2 3 4 4 4 4
31 3 3 3 3 5 5
32 4 4 4 4 4 3
33 3 4 4 4 3 4
34 4 4 4 2 5 5
35 5 5 5 2 5 4
36 4 4 3 5 4 5
37 4 4 2 5 5 4
38 4 4 3 5 5 5
39 5 4 5 4 5 4
40 4 4 3 4 4 4
41 1 4 4 2 4 2
42 2 3 4 3 4 3
Responden
VARIABEL PENGETAHUAN MENDETEKSI (X
3
)
X3_1 X3_2 X3_3 X3_4 X3_5 X3_6
43 4 4 4 4 5 4
44 2 5 5 4 4 4
152

45 4 5 4 4 4 4
46 2 5 4 4 4 4
47 4 4 2 2 4 2
48 3 3 3 3 4 3
49 4 5 5 4 4 4
50 4 3 4 3 4 4
51 4 4 4 4 4 4
52 4 5 4 3 4 4
53 4 4 4 4 4 4
54 4 4 2 3 4 4
55 5 5 5 2 5 4
56 4 4 4 2 5 5
57 3 4 4 4 3 4
58 4 4 4 4 4 3
59 3 3 3 3 5 5
60 4 4 4 4 4 4
61 4 5 4 3 4 4
62 4 4 4 4 4 4
63 4 4 2 3 4 4
64 2 5 5 4 4 4
65 4 4 4 4 5 4
66 2 3 4 3 4 3
67 1 4 4 2 4 2
68 1 4 4 2 4 2
69 2 3 2 4 4 3
70 3 4 2 3 4 4
71 4 4 4 3 4 4
72 4 4 4 4 5 4









Data Ordinal atau Data Kuesioner Variabel Kecerdasan Intelektual
Responden
VARIABEL KECERDASAN INTELEKTUAL (X
4
)
X4_1 X4_2 X4_3 X4_4 X4_5 X4_6 X4_7 X4_8 X4_9 X4_10
1 5 4 4 5 4 4 3 4 4 4
2 5 4 4 5 4 4 3 4 4 4
153

3 5 3 3 4 4 4 4 4 4 4
4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4
5 4 3 3 4 4 5 5 4 4 4
6 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4
7 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4
8 4 3 3 4 5 4 4 4 5 4
9 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4
10 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5
11 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4
12 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4
13 4 4 4 3 3 4 3 2 2 4
14 5 4 3 3 3 3 4 5 5 5
15 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4
16 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
17 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
18 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
19 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
20 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
21 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
23 4 4 4 4 5 5 4 4 3 5
24 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5
25 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3
26 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
27 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
28 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4
29 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4
30 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4
31 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4
32 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3
33 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5
34 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5
35 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4
36 5 4 5 5 4 5 5 4 5 4
37 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5
38 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4
39 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4
40 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4
41 4 4 4 3 4 5 4 4 5 4
42 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4
Responden
VARIABEL KECERDASAN INTELEKTUAL (X
4
)
X4_1 X4_2 X4_3 X4_4 X4_5 X4_6 X4_7 X4_8 X4_9 X4_10
43 4 3 4 5 4 4 4 4 5 2
44 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4
45 3 4 4 4 4 3 5 4 5 4
46 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
47 5 4 4 4 4 5 5 3 3 3
48 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4
154

49 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4
50 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5
51 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4
52 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
53 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4
54 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4
55 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4
56 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5
57 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5
58 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3
59 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4
60 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4
61 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
62 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4
63 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4
64 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4
65 4 3 4 5 4 4 4 4 5 2
66 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4
67 4 4 4 3 4 5 4 4 5 4
68 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3
69 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5
70 4 4 4 4 5 5 4 4 3 5
71 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5
72 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4








Data Ordinal atau Data Kuesioner Variabel Pertimbangan Tingkat Materialitas
Responden
VARIABEL PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS (Y)
Y_1 Y_2 Y_3 Y_4 Y_5 Y_6 Y_7 Y_8 Y_9 Y_10 Y_11 Y_12 Y_13 Y_14
1 4 4 2 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4
2 4 4 2 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4
4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4
6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4
7 4 4 2 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4
155

8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4
9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4
10 4 4 2 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4
11 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
12 4 4 5 4 4 4 5 4 2 4 5 4 4 5
13 4 5 4 5 5 5 5 5 4 2 4 4 3 4
14 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 4 3 4
15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
16 4 4 2 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4
17 4 4 2 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4
18 4 4 2 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4
19 4 4 2 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4
20 4 4 2 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4
21 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
22 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4
23 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5
24 5 5 4 5 5 5 3 3 4 3 4 4 3 4
25 5 5 4 4 3 2 4 4 2 3 4 4 3 4
26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4
27 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4
28 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
30 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
31 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4
32 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4
33 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4
34 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
35 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4
36 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4
37 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4
38 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5
39 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4
40 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4
41 5 4 4 4 4 5 4 5 3 4 5 4 4 4
Responden
VARIABEL PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS (Y)
Y_1 Y_2 Y_3 Y_4 Y_5 Y_6 Y_7 Y_8 Y_9 Y_10 Y_11 Y_12 Y_13 Y_14
42 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 5
43 4 4 4 5 5 4 4 4 3 3 5 5 4 4
44 5 5 4 5 4 4 4 4 4 3 5 5 5 5
45 4 5 4 2 5 4 4 5 4 3 5 4 4 4
46 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3
47 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3
48 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4
49 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5
50 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 3 4
51 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
52 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4
53 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
156

54 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4
55 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4
56 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
57 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4
58 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4
59 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4
60 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
61 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4
62 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
63 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4
64 5 5 4 5 4 4 4 4 4 3 5 5 5 5
65 4 4 4 5 5 4 4 4 3 3 5 5 4 4
66 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 5
67 5 4 4 4 4 5 4 5 3 4 5 4 4 4
68 5 5 4 4 3 2 4 4 2 3 4 4 3 4
69 5 5 4 5 5 5 3 3 4 3 4 4 3 4
70 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5
71 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4
72 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3







Hasil Transformasi Data atau Data Interval Variabel Skeptisme
Responden
VARIABEL SKEPTISME (X1)
X1_1 X1_2 X1_3 X1_4 X1_5 X1_6 X1_7
1 4,200 4,372 2,574 2,887 3,119 4,335 4,350
2 4,200 4,372 2,574 2,887 3,119 4,335 4,350
3 2,648 2,825 2,574 2,887 3,119 2,789 2,804
4 4,200 4,372 2,574 2,887 3,119 2,789 4,350
5 2,648 2,825 2,574 2,887 3,119 2,789 2,804
6 2,648 2,825 2,574 2,887 3,119 2,789 2,804
7 4,200 4,372 2,574 2,887 3,119 4,335 4,350
8 2,648 2,825 2,574 2,887 3,119 2,789 2,804
9 2,648 2,825 2,574 2,887 3,119 2,789 2,804
10 4,200 4,372 2,574 2,887 3,119 2,789 4,350
11 4,200 2,825 2,574 2,887 3,119 2,789 2,804
12 2,648 2,825 2,574 2,887 3,119 2,789 4,350
13 4,200 2,825 4,078 4,474 4,569 4,335 4,350
157

14 2,648 2,825 2,574 2,887 3,119 2,789 2,804
15 2,648 2,825 2,574 2,887 3,119 2,789 2,804
16 4,200 4,372 2,574 2,887 3,119 2,789 4,350
17 4,200 4,372 2,574 2,887 3,119 2,789 4,350
18 4,200 4,372 2,574 2,887 3,119 2,789 4,350
19 4,200 4,372 2,574 2,887 3,119 2,789 4,350
20 4,200 4,372 2,574 2,887 3,119 2,789 4,350
21 2,648 2,825 2,574 2,887 3,119 2,789 2,804
22 2,648 2,825 2,574 2,887 3,119 2,789 2,804
23 4,200 4,372 4,078 4,474 4,569 4,335 4,350
24 4,200 4,372 4,078 4,474 4,569 4,335 4,350
25 2,648 2,825 2,574 1,000 1,000 4,335 4,350
26 4,200 4,372 4,078 4,474 4,569 2,789 2,804
27 4,200 4,372 4,078 4,474 4,569 2,789 2,804
28 4,200 4,372 2,574 2,887 3,119 2,789 2,804
29 4,200 4,372 2,574 2,887 3,119 2,789 2,804
30 4,200 4,372 2,574 2,887 3,119 2,789 2,804
31 4,200 4,372 4,078 2,887 3,119 4,335 4,350
32 2,648 2,825 1,000 2,887 3,119 1,000 2,804
33 2,648 2,825 1,000 2,887 3,119 2,789 2,804
34 2,648 2,825 2,574 2,887 3,119 2,789 2,804
35 4,200 2,825 2,574 2,887 3,119 4,335 4,350
36 2,648 2,825 2,574 2,887 4,569 4,335 4,350
37 2,648 2,825 2,574 2,887 4,569 4,335 2,804
38 2,648 2,825 2,574 4,474 4,569 4,335 2,804
39 4,200 2,825 4,078 2,887 4,569 2,789 4,350
40 4,200 4,372 2,574 4,474 4,569 2,789 2,804
41 4,200 2,825 2,574 2,887 1,837 2,789 2,804
42 4,200 4,372 2,574 2,887 3,119 2,789 4,350
Responden
VARIABEL SKEPTISME (X
1
)
X1_1 X1_2 X1_3 X1_4 X1_5 X1_6 X1_7
43 4,200 2,825 2,574 4,474 1,837 2,789 2,804
44 4,200 4,372 4,078 4,474 1,837 4,335 4,350
45 4,200 2,825 1,000 2,887 3,119 2,789 1,000
46 2,648 2,825 2,574 4,474 4,569 4,335 4,350
47 2,648 2,825 2,574 4,474 4,569 4,335 4,350
48 1,000 1,000 1,000 2,887 1,837 2,789 2,804
49 4,200 4,372 4,078 4,474 4,569 4,335 4,350
50 2,648 2,825 2,574 2,887 3,119 4,335 2,804
51 2,648 4,372 4,078 2,887 3,119 2,789 2,804
52 4,200 4,372 4,078 4,474 4,569 2,789 4,350
53 4,200 4,372 2,574 2,887 3,119 2,789 2,804
54 4,200 4,372 4,078 4,474 3,119 4,335 4,350
55 4,200 2,825 2,574 2,887 3,119 4,335 4,350
56 2,648 2,825 2,574 2,887 3,119 2,789 2,804
57 2,648 2,825 1,000 2,887 3,119 2,789 2,804
58 2,648 2,825 1,000 2,887 3,119 1,000 2,804
59 4,200 4,372 4,078 2,887 3,119 4,335 4,350
158

60 2,648 4,372 4,078 2,887 3,119 2,789 2,804
61 4,200 4,372 4,078 4,474 4,569 2,789 4,350
62 4,200 4,372 2,574 2,887 3,119 2,789 2,804
63 4,200 4,372 4,078 4,474 3,119 4,335 4,350
64 4,200 4,372 4,078 4,474 1,837 4,335 4,350
65 4,200 2,825 2,574 4,474 1,837 2,789 2,804
66 4,200 4,372 2,574 2,887 3,119 2,789 4,350
67 4,200 2,825 2,574 2,887 1,837 2,789 2,804
68 2,648 2,825 2,574 1,000 1,000 4,335 4,350
69 4,200 4,372 4,078 4,474 4,569 4,335 4,350
70 4,200 4,372 4,078 4,474 4,569 4,335 4,350
71 2,648 2,825 2,574 2,887 3,119 2,789 2,804
72 2,648 2,825 2,574 4,474 4,569 4,335 4,350

Responden
VARIABEL SKEPTISME (X
1
)
Total X
1

X1_8 X1_9 X1_10 X1_11
1 2,511 2,811 2,436 2,317 35,910
2 2,511 2,811 2,436 2,317 35,910
3 2,511 2,811 4,004 3,881 32,853
4 3,979 2,811 2,436 2,317 35,833
5 2,511 2,811 4,004 3,881 32,853
6 2,511 2,811 4,004 3,881 32,853
7 2,511 2,811 2,436 2,317 35,910
8 2,511 2,811 4,004 3,881 32,853
9 2,511 2,811 4,004 3,881 32,853
Responden
VARIABEL SKEPTISME (X
1
)
Total X
1

X1_8 X1_9 X1_10 X1_11
10 3,979 2,811 2,436 2,317 35,833
11 2,511 2,811 4,004 3,103 33,627
12 2,511 2,811 2,436 3,103 32,052
13 2,511 1,000 2,436 2,317 37,095
14 2,511 2,811 4,004 3,881 32,853
15 2,511 2,811 4,004 3,881 32,853
16 3,979 2,811 2,436 2,317 35,833
17 3,979 2,811 2,436 2,317 35,833
18 3,979 2,811 2,436 2,317 35,833
19 3,979 2,811 2,436 2,317 35,833
20 3,979 2,811 2,436 2,317 35,833
21 2,511 2,811 4,004 5,066 34,038
22 2,511 2,811 4,004 3,881 32,853
23 2,511 1,000 2,436 2,317 38,641
24 1,000 4,516 5,316 2,317 43,526
25 3,979 2,811 2,436 2,317 30,274
26 2,511 4,516 1,000 3,881 39,194
27 2,511 4,516 1,000 3,881 39,194
28 2,511 2,811 2,436 3,881 34,383
29 2,511 2,811 3,228 3,881 35,175
30 2,511 2,811 2,436 3,881 34,383
159

31 3,979 2,811 4,004 2,317 40,452
32 2,511 2,811 4,004 3,881 29,490
33 1,000 2,811 4,004 3,881 29,768
34 2,511 2,811 2,436 2,317 29,720
35 3,979 2,811 2,436 3,103 36,618
36 3,979 2,811 4,004 5,066 40,048
37 2,511 2,811 4,004 3,881 35,849
38 2,511 2,811 4,004 3,881 37,436
39 2,511 4,516 4,004 5,066 41,795
40 3,979 4,516 4,004 3,881 42,163
41 3,979 2,811 3,228 3,881 33,815
42 2,511 2,811 3,228 3,103 35,943
43 3,979 2,811 2,436 2,317 33,046
44 3,979 4,516 3,228 1,000 40,369
45 2,511 1,000 4,004 5,066 30,402
46 3,979 4,516 5,316 5,066 44,652
47 3,979 4,516 5,316 5,066 44,652
48 2,511 1,000 3,228 3,103 23,159
49 3,979 2,811 2,436 3,881 43,485
50 3,979 2,811 3,228 3,103 34,313
51 2,511 2,811 4,004 3,103 35,126
52 3,979 2,811 4,004 3,881 43,508
Responden
VARIABEL SKEPTISME (X
1
)
Total X
1

X1_8 X1_9 X1_10 X1_11
53 2,511 2,811 4,004 3,103 35,174
54 3,979 2,811 2,436 3,881 42,034
55 3,979 2,811 2,436 3,103 36,618
56 2,511 2,811 2,436 2,317 29,720
57 1,000 2,811 4,004 3,881 29,768
58 2,511 2,811 4,004 3,881 29,490
59 3,979 2,811 4,004 2,317 40,452
60 2,511 2,811 4,004 3,103 35,126
61 3,979 2,811 4,004 3,881 43,508
62 2,511 2,811 4,004 3,103 35,174
63 3,979 2,811 2,436 3,881 42,034
64 3,979 4,516 3,228 1,000 40,369
65 3,979 2,811 3,228 2,317 33,838
66 2,511 2,811 2,436 3,103 35,151
67 3,979 2,811 3,228 3,881 33,815
68 3,979 2,811 2,436 2,317 30,274
69 1,000 4,516 5,316 2,317 43,526
70 2,511 1,000 2,436 3,103 39,428
71 2,511 2,811 4,004 3,881 32,853
72 2,511 2,811 3,228 5,066 39,390

Hasil Transformasi Data atau Data Interval Variabel Skeptisme Ke 2
Responden VARIABEL SKEPTISME (X1) Total
160

X1_2 X1_3 X1_4 X1_5 X1_6 X1_9 X1
1 4,372 2,574 2,887 3,119 4,335 2,811 20,097
2 4,372 2,574 2,887 3,119 4,335 2,811 20,097
3 2,825 2,574 2,887 3,119 2,789 2,811 17,005
4 4,372 2,574 2,887 3,119 2,789 2,811 18,552
5 2,825 2,574 2,887 3,119 2,789 2,811 17,005
6 2,825 2,574 2,887 3,119 2,789 2,811 17,005
7 4,372 2,574 2,887 3,119 4,335 2,811 20,097
8 2,825 2,574 2,887 3,119 2,789 2,811 17,005
9 2,825 2,574 2,887 3,119 2,789 2,811 17,005
10 4,372 2,574 2,887 3,119 2,789 2,811 18,552
11 2,825 2,574 2,887 3,119 2,789 2,811 17,005
12 2,825 2,574 2,887 3,119 2,789 2,811 17,005
13 2,825 4,078 4,474 4,569 4,335 1,000 21,282
14 2,825 2,574 2,887 3,119 2,789 2,811 17,005
15 2,825 2,574 2,887 3,119 2,789 2,811 17,005
16 4,372 2,574 2,887 3,119 2,789 2,811 18,552
17 4,372 2,574 2,887 3,119 2,789 2,811 18,552
18 4,372 2,574 2,887 3,119 2,789 2,811 18,552
Responden
VARIABEL SKEPTISME (X
1
) Total
X
1
X1_2 X1_3 X1_4 X1_5 X1_6 X1_9
19 4,372 2,574 2,887 3,119 2,789 2,811 18,552
20 4,372 2,574 2,887 3,119 2,789 2,811 18,552
21 2,825 2,574 2,887 3,119 2,789 2,811 17,005
22 2,825 2,574 2,887 3,119 2,789 2,811 17,005
23 4,372 4,078 4,474 4,569 4,335 1,000 22,828
24 4,372 4,078 4,474 4,569 4,335 4,516 26,344
25 2,825 2,574 1,000 1,000 4,335 2,811 14,545
26 4,372 4,078 4,474 4,569 2,789 4,516 24,798
27 4,372 4,078 4,474 4,569 2,789 4,516 24,798
28 4,372 2,574 2,887 3,119 2,789 2,811 18,552
29 4,372 2,574 2,887 3,119 2,789 2,811 18,552
30 4,372 2,574 2,887 3,119 2,789 2,811 18,552
31 4,372 4,078 2,887 3,119 4,335 2,811 21,602
32 2,825 1,000 2,887 3,119 1,000 2,811 13,642
33 2,825 1,000 2,887 3,119 2,789 2,811 15,431
34 2,825 2,574 2,887 3,119 2,789 2,811 17,005
35 2,825 2,574 2,887 3,119 4,335 2,811 18,550
36 2,825 2,574 2,887 4,569 4,335 2,811 20,001
37 2,825 2,574 2,887 4,569 4,335 2,811 20,001
38 2,825 2,574 4,474 4,569 4,335 2,811 21,588
39 2,825 4,078 2,887 4,569 2,789 4,516 21,664
40 4,372 2,574 4,474 4,569 2,789 4,516 23,294
41 2,825 2,574 2,887 1,837 2,789 2,811 15,723
42 4,372 2,574 2,887 3,119 2,789 2,811 18,552
43 2,825 2,574 4,474 1,837 2,789 2,811 17,310
44 4,372 4,078 4,474 1,837 4,335 4,516 23,612
45 2,825 1,000 2,887 3,119 2,789 1,000 13,620
161

46 2,825 2,574 4,474 4,569 4,335 4,516 23,293
47 2,825 2,574 4,474 4,569 4,335 4,516 23,293
48 1,000 1,000 2,887 1,837 2,789 1,000 10,513
49 4,372 4,078 4,474 4,569 4,335 2,811 24,639
50 2,825 2,574 2,887 3,119 4,335 2,811 18,550
51 4,372 4,078 2,887 3,119 2,789 2,811 20,056
52 4,372 4,078 4,474 4,569 2,789 2,811 23,094
53 4,372 2,574 2,887 3,119 2,789 2,811 18,552
54 4,372 4,078 4,474 3,119 4,335 2,811 23,189
55 2,825 2,574 2,887 3,119 4,335 2,811 18,550
56 2,825 2,574 2,887 3,119 2,789 2,811 17,005
57 2,825 1,000 2,887 3,119 2,789 2,811 15,431
58 2,825 1,000 2,887 3,119 1,000 2,811 13,642
59 4,372 4,078 2,887 3,119 4,335 2,811 21,602
60 4,372 4,078 2,887 3,119 2,789 2,811 20,056
61 4,372 4,078 4,474 4,569 2,789 2,811 23,094
Responden
VARIABEL SKEPTISME (X1) Total
X1 X1_2 X1_3 X1_4 X1_5 X1_6 X1_9
62 4,372 2,574 2,887 3,119 2,789 2,811 18,552
63 4,372 4,078 4,474 3,119 4,335 2,811 23,189
64 4,372 4,078 4,474 1,837 4,335 4,516 23,612
65 2,825 2,574 4,474 1,837 2,789 2,811 17,310
66 4,372 2,574 2,887 3,119 2,789 2,811 18,552
67 2,825 2,574 2,887 1,837 2,789 2,811 15,723
68 2,825 2,574 1,000 1,000 4,335 2,811 14,545
69 4,372 4,078 4,474 4,569 4,335 4,516 26,344
70 4,372 4,078 4,474 4,569 4,335 1,000 22,828
71 2,825 2,574 2,887 3,119 2,789 2,811 17,005
72 2,825 2,574 4,474 4,569 4,335 2,811 21,588

Hasil Transformasi Data atau Data Interval Variabel Pengalaman
Responden
VARIABEL PENGALAMAN (X
2
)
Total X
2

X2_1 X2_2 X2_3 X2_4
1 4,361 3,204 2,830 3,985 14,381
2 4,361 3,204 2,830 3,985 14,381
3 2,918 3,204 2,830 2,517 11,470
4 4,361 3,204 4,210 2,517 14,293
5 2,918 3,204 2,830 2,517 11,470
6 2,918 3,204 2,830 2,517 11,470
7 4,361 4,699 4,210 2,517 15,788
8 2,918 3,204 2,830 2,517 11,470
9 2,918 3,204 2,830 2,517 11,470
10 2,918 3,204 4,210 3,985 14,318
11 2,918 3,204 2,830 2,517 11,470
12 2,918 3,204 4,210 2,517 12,850
13 1,000 1,000 2,830 2,517 7,347
14 2,918 3,204 2,830 2,517 11,470
162

15 2,918 3,204 2,830 2,517 11,470
16 4,361 4,699 4,210 3,985 17,256
17 4,361 4,699 4,210 3,985 17,256
18 4,361 4,699 4,210 3,985 17,256
19 4,361 4,699 4,210 3,985 17,256
20 4,361 4,699 4,210 3,985 17,256
21 2,918 3,204 2,830 2,517 11,470
22 2,918 3,204 2,830 2,517 11,470
23 1,000 3,204 1,741 1,000 6,946
24 1,687 3,204 1,000 1,000 6,891
25 2,918 3,204 2,830 2,517 11,470
26 4,361 4,699 4,210 2,517 15,788
27 4,361 4,699 4,210 2,517 15,788
Responden
VARIABEL PENGALAMAN (X2)
Total X2
X2_1 X2_2 X2_3 X2_4
28 2,918 3,204 2,830 2,517 11,470
29 2,918 3,204 2,830 2,517 11,470
30 2,918 3,204 2,830 2,517 11,470
31 4,361 3,204 4,210 3,985 15,761
32 1,687 3,204 2,830 2,517 10,238
33 2,918 1,788 2,830 2,517 10,053
34 4,361 4,699 4,210 3,985 17,256
35 4,361 4,699 4,210 3,985 17,256
36 4,361 4,699 4,210 3,985 17,256
37 2,918 3,204 2,830 2,517 11,470
38 4,361 4,699 4,210 2,517 15,788
39 4,361 3,204 4,210 2,517 14,293
40 2,918 4,699 2,830 3,985 14,433
41 2,918 3,204 1,741 2,517 10,381
42 2,918 3,204 2,830 1,000 9,953
43 2,918 3,204 4,210 3,985 14,318
44 4,361 4,699 4,210 2,517 15,788
45 4,361 3,204 4,210 3,985 15,761
46 2,918 3,204 2,830 3,985 12,938
47 2,918 3,204 2,830 3,985 12,938
48 2,918 1,788 1,741 2,517 8,965
49 4,361 4,699 4,210 3,985 17,256
50 2,918 3,204 2,830 3,985 12,938
51 2,918 4,699 2,830 2,517 12,965
52 4,361 4,699 4,210 2,517 15,788
53 2,918 3,204 4,210 2,517 12,850
54 2,918 3,204 2,830 3,985 12,938
55 2,918 4,699 4,210 2,517 14,345
56 4,361 4,699 4,210 3,985 17,256
57 2,918 1,788 2,830 2,517 10,053
58 1,687 3,204 2,830 2,517 10,238
59 4,361 3,204 4,210 3,985 15,761
60 2,918 4,699 2,830 2,517 12,965
163

61 4,361 4,699 4,210 2,517 15,788
62 2,918 3,204 4,210 2,517 12,850
63 2,918 3,204 2,830 3,985 12,938
64 4,361 4,699 4,210 2,517 15,788
65 2,918 3,204 4,210 3,985 14,318
66 2,918 3,204 2,830 1,000 9,953
67 2,918 3,204 1,741 2,517 10,381
68 2,918 3,204 2,830 2,517 11,470
69 1,687 3,204 1,000 1,000 6,891
70 2,918 3,204 1,741 2,517 10,381
Responden
VARIABEL PENGALAMAN (X
2
)
Total X
2

X2_1 X2_2 X2_3 X2_4
71 2,918 3,204 2,830 2,517 11,470
72 2,918 1,788 4,210 3,985 12,902

Hasil Transformasi Data atau Data Interval Variabel Pengetahuan Mendeteksi
Kecurangan
Responden
VARIABEL PENGETAHUAN MENDETEKSI
KECURANGAN (X
3
) Total X
3

X3_1 X3_2 X3_3 X3_4 X3_5 X3_6
1 3,430 1,000 1,000 1,000 3,375 3,009 12,813
2 3,430 1,000 1,000 1,000 3,375 3,009 12,813
3 3,430 2,842 2,603 2,796 3,375 3,009 18,055
4 3,430 1,000 1,000 1,000 3,375 3,009 12,813
5 3,430 2,842 2,603 2,796 3,375 3,009 18,055
6 3,430 2,842 2,603 2,796 3,375 3,009 18,055
7 3,430 1,000 1,000 1,000 3,375 3,009 12,813
8 3,430 2,842 2,603 2,796 3,375 3,009 18,055
9 3,430 2,842 2,603 2,796 3,375 3,009 18,055
10 3,430 1,000 2,603 2,796 1,711 3,009 14,549
11 3,430 2,842 2,603 2,796 3,375 3,009 18,055
12 3,430 2,842 1,741 1,000 3,375 1,000 13,388
13 1,933 4,241 1,000 1,000 3,375 3,009 14,557
14 3,430 2,842 2,603 2,796 3,375 3,009 18,055
15 3,430 2,842 2,603 2,796 3,375 3,009 18,055
16 3,430 1,000 1,000 1,000 3,375 3,009 12,813
17 3,430 1,000 1,000 1,000 3,375 3,009 12,813
18 5,037 2,842 1,000 1,879 3,375 3,009 17,141
19 3,430 1,000 1,000 1,000 3,375 3,009 12,813
20 3,430 1,000 1,000 1,000 3,375 3,009 12,813
21 3,430 2,842 2,603 2,796 3,375 3,009 18,055
22 3,430 2,842 2,603 2,796 3,375 3,009 18,055
23 2,447 2,842 1,000 1,879 1,000 1,742 10,911
24 1,933 1,799 1,000 2,796 3,375 1,742 12,646
25 1,000 2,842 2,603 1,000 3,375 1,000 11,820
26 1,933 2,842 3,976 4,160 3,375 3,009 19,294
27 1,933 2,842 3,976 4,160 3,375 3,009 19,294
164

28 1,933 1,799 2,603 2,796 3,375 3,009 15,515
29 1,933 1,799 2,603 2,796 3,375 3,009 15,515
30 1,933 1,799 2,603 2,796 3,375 3,009 15,515
31 2,447 1,799 1,741 1,879 5,051 4,680 17,597
32 3,430 2,842 2,603 2,796 3,375 1,742 16,789
33 2,447 2,842 2,603 2,796 1,711 3,009 15,409
34 3,430 2,842 2,603 1,000 5,051 4,680 19,606
Responden
VARIABEL PENGETAHUAN MENDETEKSI
KECURANGAN (X
3
) Total X
3

X3_1 X3_2 X3_3 X3_4 X3_5 X3_6
35 5,037 4,241 3,976 1,000 5,051 3,009 22,313
36 3,430 2,842 1,741 4,160 3,375 4,680 20,227
37 3,430 2,842 1,000 4,160 5,051 3,009 19,492
38 3,430 2,842 1,741 4,160 5,051 4,680 21,904
39 5,037 2,842 3,976 2,796 5,051 3,009 22,710
40 3,430 2,842 1,741 2,796 3,375 3,009 17,192
41 1,000 2,842 2,603 1,000 3,375 1,000 11,820
42 1,933 1,799 2,603 1,879 3,375 1,742 13,332
43 3,430 2,842 2,603 2,796 5,051 3,009 19,731
44 1,933 4,241 3,976 2,796 3,375 3,009 19,329
45 3,430 4,241 2,603 2,796 3,375 3,009 19,453
46 1,933 4,241 2,603 2,796 3,375 3,009 17,956
47 3,430 2,842 1,000 1,000 3,375 1,000 12,647
48 2,447 1,799 1,741 1,879 3,375 1,742 12,984
49 3,430 4,241 3,976 2,796 3,375 3,009 20,826
50 3,430 1,799 2,603 1,879 3,375 3,009 16,095
51 3,430 2,842 2,603 2,796 3,375 3,009 18,055
52 3,430 4,241 2,603 1,879 3,375 3,009 18,536
53 3,430 2,842 2,603 2,796 3,375 3,009 18,055
54 3,430 2,842 1,000 1,879 3,375 3,009 15,534
55 5,037 4,241 3,976 1,000 5,051 3,009 22,313
56 3,430 2,842 2,603 1,000 5,051 4,680 19,606
57 2,447 2,842 2,603 2,796 1,711 3,009 15,409
58 3,430 2,842 2,603 2,796 3,375 1,742 16,789
59 2,447 1,799 1,741 1,879 5,051 4,680 17,597
60 3,430 2,842 2,603 2,796 3,375 3,009 18,055
61 3,430 4,241 2,603 1,879 3,375 3,009 18,536
62 3,430 2,842 2,603 2,796 3,375 3,009 18,055
63 3,430 2,842 1,000 1,879 3,375 3,009 15,534
64 1,933 4,241 3,976 2,796 3,375 3,009 19,329
65 3,430 2,842 2,603 2,796 5,051 3,009 19,731
66 1,933 1,799 2,603 1,879 3,375 1,742 13,332
67 1,000 2,842 2,603 1,000 3,375 1,000 11,820
68 1,000 2,842 2,603 1,000 3,375 1,000 11,820
69 1,933 1,799 1,000 2,796 3,375 1,742 12,646
70 2,447 2,842 1,000 1,879 3,375 3,009 14,552
71 3,430 2,842 2,603 1,879 3,375 3,009 17,138
72 3,430 2,842 2,603 2,796 5,051 3,009 19,731

165



Hasil Transformasi Data atau Data Interval Variabel Pengetahuan Mendeteksi
Kecurangan Ke 2
Responden
VARIABEL PENGETAHUAN
MENDETEKSI KECURANGAN (X3) Total X3
X3_2 X3_3 X3_4
1 1,000 1,000 1,000 3,000
2 1,000 1,000 1,000 3,000
3 2,842 2,603 2,796 8,242
4 1,000 1,000 1,000 3,000
5 2,842 2,603 2,796 8,242
6 2,842 2,603 2,796 8,242
7 1,000 1,000 1,000 3,000
8 2,842 2,603 2,796 8,242
9 2,842 2,603 2,796 8,242
10 1,000 2,603 2,796 6,399
11 2,842 2,603 2,796 8,242
12 2,842 1,741 1,000 5,583
13 4,241 1,000 1,000 6,241
14 2,842 2,603 2,796 8,242
15 2,842 2,603 2,796 8,242
16 1,000 1,000 1,000 3,000
17 1,000 1,000 1,000 3,000
18 2,842 1,000 1,879 5,721
19 1,000 1,000 1,000 3,000
20 1,000 1,000 1,000 3,000
21 2,842 2,603 2,796 8,242
22 2,842 2,603 2,796 8,242
23 2,842 1,000 1,879 5,721
24 1,799 1,000 2,796 5,596
25 2,842 2,603 1,000 6,445
26 2,842 3,976 4,160 10,978
27 2,842 3,976 4,160 10,978
28 1,799 2,603 2,796 7,199
29 1,799 2,603 2,796 7,199
30 1,799 2,603 2,796 7,199
31 1,799 1,741 1,879 5,419
32 2,842 2,603 2,796 8,242
33 2,842 2,603 2,796 8,242
34 2,842 2,603 1,000 6,445
35 4,241 3,976 1,000 9,216
36 2,842 1,741 4,160 8,743
37 2,842 1,000 4,160 8,002
38 2,842 1,741 4,160 8,743
39 2,842 3,976 2,796 9,614
166

40 2,842 1,741 2,796 7,379
Responden
VARIABEL PENGETAHUAN
MENDETEKSI KECURANGAN (X3) Total X3
X3_2 X3_3 X3_4
41 2,842 2,603 1,000 6,445
42 1,799 2,603 1,879 6,282
43 2,842 2,603 2,796 8,242
44 4,241 3,976 2,796 11,013
45 4,241 2,603 2,796 9,640
46 4,241 2,603 2,796 9,640
47 2,842 1,000 1,000 4,842
48 1,799 1,741 1,879 5,419
49 4,241 3,976 2,796 11,013
50 1,799 2,603 1,879 6,282
51 2,842 2,603 2,796 8,242
52 4,241 2,603 1,879 8,723
53 2,842 2,603 2,796 8,242
54 2,842 1,000 1,879 5,721
55 4,241 3,976 1,000 9,216
56 2,842 2,603 1,000 6,445
57 2,842 2,603 2,796 8,242
58 2,842 2,603 2,796 8,242
59 1,799 1,741 1,879 5,419
60 2,842 2,603 2,796 8,242
61 4,241 2,603 1,879 8,723
62 2,842 2,603 2,796 8,242
63 2,842 1,000 1,879 5,721
64 4,241 3,976 2,796 11,013
65 2,842 2,603 2,796 8,242
66 1,799 2,603 1,879 6,282
67 2,842 2,603 1,000 6,445
68 2,842 2,603 1,000 6,445
69 1,799 1,000 2,796 5,596
70 2,842 1,000 1,879 5,721
71 2,842 2,603 1,879 7,324
72 2,842 2,603 2,796 8,242






Hasil Transformasi Data atau Data Interval Variabel Kecerdasan Intelektual
167

Responden
VARIABEL KECERDASAN INTELEKTUAL (X
4
)
X4_1 X4_2 X4_3 X4_4 X4_5 X4_6
1 3,955 2,455 2,374 4,111 2,640 2,601
2 3,955 2,455 2,374 4,111 2,640 2,601
3 3,955 1,000 1,000 2,593 2,640 2,601
4 3,955 2,455 2,374 2,593 4,149 4,099
5 2,491 1,000 1,000 2,593 2,640 4,099
6 2,491 3,899 3,765 2,593 2,640 2,601
7 2,491 2,455 3,765 4,111 4,149 4,099
8 2,491 1,000 1,000 2,593 4,149 2,601
9 2,491 1,000 1,000 2,593 2,640 2,601
10 3,955 2,455 2,374 4,111 4,149 4,099
11 2,491 2,455 2,374 2,593 2,640 2,601
12 2,491 1,000 1,000 1,000 2,640 2,601
13 2,491 2,455 2,374 1,000 1,000 2,601
14 3,955 2,455 1,000 1,000 1,000 1,000
15 2,491 2,455 1,000 1,000 1,000 1,000
16 3,955 3,899 3,765 4,111 4,149 4,099
17 3,955 3,899 3,765 4,111 4,149 4,099
18 3,955 3,899 3,765 4,111 4,149 4,099
19 3,955 3,899 3,765 4,111 4,149 4,099
20 3,955 3,899 3,765 4,111 4,149 4,099
21 2,491 2,455 2,374 2,593 2,640 2,601
22 2,491 2,455 2,374 2,593 2,640 2,601
23 2,491 2,455 2,374 2,593 4,149 4,099
24 2,491 2,455 2,374 2,593 4,149 2,601
25 1,000 1,000 2,374 2,593 2,640 2,601
26 3,955 3,899 3,765 4,111 4,149 4,099
27 3,955 3,899 3,765 4,111 4,149 4,099
28 2,491 2,455 2,374 2,593 2,640 2,601
29 2,491 2,455 2,374 2,593 2,640 2,601
30 2,491 2,455 2,374 2,593 2,640 2,601
31 2,491 2,455 2,374 2,593 2,640 2,601
32 2,491 2,455 1,000 2,593 2,640 2,601
33 2,491 2,455 3,765 2,593 4,149 2,601
34 3,955 2,455 3,765 4,111 4,149 4,099
35 3,955 2,455 2,374 2,593 2,640 2,601
36 3,955 2,455 3,765 4,111 2,640 4,099
37 3,955 3,899 2,374 2,593 4,149 4,099
38 3,955 3,899 3,765 2,593 2,640 2,601
39 3,955 2,455 3,765 2,593 4,149 2,601
40 2,491 2,455 2,374 2,593 4,149 2,601
41 2,491 2,455 2,374 1,000 2,640 4,099
42 3,955 2,455 2,374 2,593 2,640 2,601
Responden
VARIABEL KECERDASAN INTELEKTUAL (X
4
)
X4_1 X4_2 X4_3 X4_4 X4_5 X4_6
43 2,491 1,000 2,374 4,111 2,640 2,601
44 3,955 3,899 3,765 2,593 2,640 2,601
168

45 1,000 2,455 2,374 2,593 2,640 1,000
46 2,491 2,455 2,374 2,593 2,640 2,601
47 3,955 2,455 2,374 2,593 2,640 4,099
48 1,000 1,000 2,374 2,593 2,640 2,601
49 3,955 2,455 2,374 2,593 2,640 4,099
50 2,491 2,455 2,374 4,111 2,640 4,099
51 2,491 2,455 3,765 2,593 4,149 4,099
52 2,491 2,455 2,374 2,593 2,640 2,601
53 2,491 3,899 2,374 2,593 2,640 4,099
54 3,955 3,899 3,765 2,593 4,149 4,099
55 3,955 2,455 2,374 2,593 2,640 2,601
56 3,955 2,455 3,765 4,111 4,149 4,099
57 2,491 2,455 3,765 2,593 4,149 2,601
58 2,491 2,455 1,000 2,593 2,640 2,601
59 2,491 2,455 2,374 2,593 2,640 2,601
60 2,491 2,455 3,765 2,593 4,149 4,099
61 2,491 2,455 2,374 2,593 2,640 2,601
62 2,491 3,899 2,374 2,593 2,640 4,099
63 3,955 3,899 3,765 2,593 4,149 4,099
64 3,955 3,899 3,765 2,593 2,640 2,601
65 2,491 1,000 2,374 4,111 2,640 2,601
66 3,955 2,455 2,374 2,593 2,640 2,601
67 2,491 2,455 2,374 1,000 2,640 4,099
68 1,000 1,000 2,374 2,593 2,640 2,601
69 2,491 2,455 2,374 2,593 4,149 2,601
70 2,491 2,455 2,374 2,593 4,149 4,099
71 2,491 2,455 3,765 4,111 4,149 4,099
72 3,955 3,899 2,374 2,593 2,640 2,601








Responden
VARIABEL KECERDASAN
INTELEKTUAL (X
4
) Total X
4

X4_7 X4_8 X4_9 X4_10
1 1,000 3,281 3,071 3,036 28,526
2 1,000 3,281 3,071 3,036 28,526
3 2,391 3,281 3,071 3,036 25,569
169

4 3,795 3,281 3,071 3,036 32,809
5 3,795 3,281 3,071 3,036 27,008
6 2,391 3,281 3,071 3,036 29,770
7 2,391 3,281 3,071 3,036 32,850
8 2,391 3,281 4,513 3,036 27,056
9 2,391 3,281 1,788 3,036 22,822
10 3,795 3,281 3,071 4,505 35,795
11 2,391 3,281 4,513 3,036 28,377
12 1,000 3,281 3,071 3,036 21,122
13 1,000 1,000 1,000 3,036 17,958
14 2,391 4,823 4,513 4,505 26,642
15 2,391 3,281 3,071 3,036 20,726
16 3,795 4,823 4,513 4,505 41,614
17 3,795 4,823 4,513 4,505 41,614
18 3,795 4,823 4,513 4,505 41,614
19 3,795 4,823 4,513 4,505 41,614
20 3,795 4,823 4,513 4,505 41,614
21 2,391 3,281 3,071 3,036 26,935
22 2,391 3,281 3,071 3,036 26,935
23 2,391 3,281 1,788 4,505 30,126
24 2,391 4,823 4,513 4,505 32,896
25 2,391 3,281 3,071 1,741 22,694
26 3,795 4,823 4,513 4,505 41,614
27 3,795 4,823 4,513 4,505 41,614
28 1,000 1,788 3,071 3,036 24,051
29 2,391 1,788 3,071 3,036 25,442
30 1,000 1,788 3,071 3,036 24,051
31 1,000 3,281 3,071 3,036 25,544
32 2,391 3,281 3,071 1,741 24,266
33 2,391 3,281 3,071 4,505 31,304
34 3,795 4,823 4,513 4,505 40,170
35 2,391 3,281 3,071 3,036 28,399
36 3,795 3,281 4,513 3,036 35,651
37 3,795 4,823 4,513 4,505 38,705
38 2,391 3,281 3,071 3,036 31,234
39 3,795 3,281 4,513 3,036 34,144
40 3,795 4,823 4,513 3,036 32,832
41 2,391 3,281 4,513 3,036 28,281
42 3,795 3,281 3,071 3,036 29,803
43 2,391 3,281 4,513 1,000 26,403
Responden
VARIABEL KECERDASAN
INTELEKTUAL (X
4
) Total X
4

X4_7 X4_8 X4_9 X4_10
44 2,391 3,281 4,513 3,036 32,675
45 3,795 3,281 4,513 3,036 26,688
46 2,391 3,281 3,071 3,036 26,935
47 3,795 1,788 1,788 1,741 27,228
48 2,391 3,281 3,071 3,036 23,989
49 3,795 4,823 4,513 3,036 34,284
170

50 2,391 3,281 4,513 4,505 32,860
51 2,391 3,281 3,071 3,036 31,332
52 2,391 3,281 3,071 3,036 26,935
53 3,795 3,281 3,071 3,036 31,281
54 2,391 4,823 4,513 3,036 37,223
55 3,795 4,823 3,071 3,036 31,345
56 3,795 4,823 4,513 4,505 40,170
57 2,391 3,281 3,071 4,505 31,304
58 2,391 3,281 3,071 1,741 24,266
59 1,000 3,281 3,071 3,036 25,544
60 2,391 3,281 3,071 3,036 31,332
61 2,391 3,281 3,071 3,036 26,935
62 3,795 3,281 3,071 3,036 31,281
63 2,391 4,823 4,513 3,036 37,223
64 2,391 3,281 4,513 3,036 32,675
65 2,391 3,281 4,513 1,000 26,403
66 3,795 3,281 3,071 3,036 29,803
67 2,391 3,281 4,513 3,036 28,281
68 2,391 3,281 3,071 1,741 22,694
69 2,391 4,823 4,513 4,505 32,896
70 2,391 3,281 1,788 4,505 30,126
71 2,391 3,281 3,071 4,505 34,319
72 2,391 3,281 3,071 3,036 29,842







Hasil Transformasi Data atau Data Interval Variabel Pertimbangan Tingkat
Materialitas
Responden
VARIABEL PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS (Y)
Y_1 Y_2 Y_3 Y_4 Y_5 Y_6 Y_7
1 3,188 2,874 1,000 3,351 2,684 1,000 3,130
2 3,188 2,874 1,000 3,351 2,684 1,000 3,130
3 3,188 2,874 2,681 3,351 2,684 2,681 3,130
4 3,188 2,874 1,000 3,351 2,684 1,000 3,130
5 3,188 2,874 2,681 3,351 2,684 2,681 3,130
6 3,188 2,874 2,681 3,351 2,684 2,681 3,130
7 3,188 2,874 1,000 3,351 2,684 1,000 3,130
8 3,188 2,874 2,681 3,351 2,684 2,681 3,130
171

9 3,188 2,874 2,681 3,351 2,684 2,681 3,130
10 3,188 2,874 1,000 3,351 2,684 1,000 3,130
11 4,857 4,515 2,681 3,351 2,684 2,681 3,130
12 3,188 2,874 4,434 3,351 2,684 2,681 4,945
13 3,188 4,515 2,681 4,823 4,225 4,204 4,945
14 3,188 4,515 2,681 4,823 4,225 2,681 4,945
15 3,188 2,874 2,681 3,351 2,684 2,681 3,130
16 3,188 2,874 1,000 3,351 2,684 1,000 3,130
17 3,188 2,874 1,000 3,351 2,684 1,000 3,130
18 3,188 2,874 1,000 3,351 2,684 1,000 3,130
19 3,188 2,874 1,000 3,351 2,684 1,000 3,130
20 3,188 2,874 1,000 3,351 2,684 1,000 3,130
21 4,857 2,874 2,681 3,351 2,684 2,681 3,130
22 3,188 2,874 2,681 1,968 2,684 2,681 3,130
23 3,188 1,000 2,681 3,351 4,225 2,681 3,130
24 4,857 4,515 2,681 4,823 4,225 4,204 1,000
25 4,857 4,515 2,681 3,351 1,000 1,000 3,130
26 3,188 2,874 2,681 3,351 2,684 2,681 3,130
27 3,188 2,874 2,681 3,351 2,684 2,681 3,130
28 3,188 2,874 2,681 3,351 2,684 2,681 3,130
29 3,188 2,874 2,681 3,351 2,684 2,681 3,130
30 3,188 2,874 2,681 3,351 2,684 2,681 3,130
31 3,188 2,874 2,681 1,968 1,000 1,660 3,130
32 3,188 2,874 2,681 3,351 2,684 1,660 3,130
33 3,188 2,874 2,681 1,968 2,684 2,681 3,130
34 3,188 2,874 2,681 3,351 2,684 2,681 3,130
35 3,188 2,874 4,434 4,823 4,225 2,681 3,130
36 3,188 4,515 2,681 4,823 4,225 4,204 4,945
37 4,857 4,515 4,434 4,823 4,225 4,204 3,130
38 4,857 2,874 2,681 3,351 2,684 2,681 3,130
39 4,857 2,874 4,434 3,351 4,225 2,681 4,945
40 3,188 2,874 4,434 4,823 2,684 2,681 4,945
41 4,857 2,874 2,681 3,351 2,684 4,204 3,130
Responden
VARIABEL PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS (Y)
Y_1 Y_2 Y_3 Y_4 Y_5 Y_6 Y_7
42 3,188 2,874 2,681 3,351 2,684 2,681 3,130
43 3,188 2,874 2,681 4,823 4,225 2,681 3,130
44 4,857 4,515 2,681 4,823 2,684 2,681 3,130
45 3,188 4,515 2,681 1,000 4,225 2,681 3,130
46 3,188 2,874 2,681 3,351 2,684 2,681 3,130
47 3,188 2,874 2,681 3,351 2,684 2,681 3,130
48 1,000 1,000 2,681 1,968 2,684 1,660 3,130
49 4,857 4,515 2,681 4,823 4,225 4,204 4,945
50 3,188 2,874 2,681 3,351 4,225 2,681 3,130
51 3,188 2,874 2,681 4,823 2,684 2,681 3,130
52 4,857 4,515 2,681 3,351 4,225 2,681 4,945
53 3,188 2,874 2,681 3,351 2,684 2,681 3,130
54 3,188 2,874 2,681 4,823 4,225 2,681 3,130
172

55 3,188 2,874 4,434 4,823 4,225 2,681 3,130
56 3,188 2,874 2,681 3,351 2,684 2,681 3,130
57 3,188 2,874 2,681 1,968 2,684 2,681 3,130
58 3,188 2,874 2,681 3,351 2,684 1,660 3,130
59 3,188 2,874 2,681 1,968 1,000 1,660 3,130
60 3,188 2,874 2,681 4,823 2,684 2,681 3,130
61 4,857 4,515 2,681 3,351 4,225 2,681 4,945
62 3,188 2,874 2,681 3,351 2,684 2,681 3,130
63 3,188 2,874 2,681 4,823 4,225 2,681 3,130
64 4,857 4,515 2,681 4,823 2,684 2,681 3,130
65 3,188 2,874 2,681 4,823 4,225 2,681 3,130
66 3,188 2,874 2,681 3,351 2,684 2,681 3,130
67 4,857 2,874 2,681 3,351 2,684 4,204 3,130
68 4,857 4,515 2,681 3,351 1,000 1,000 3,130
69 4,857 4,515 2,681 4,823 4,225 4,204 1,000
70 3,188 1,000 2,681 3,351 4,225 2,681 3,130
71 3,188 2,874 2,681 1,968 2,684 2,681 3,130
72 4,857 2,874 2,681 3,351 2,684 2,681 3,130

Responden
VARIABEL PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS (Y) Total
(Y) Y_8 Y_9 Y_10 Y_11 Y_12 Y_13 Y_14
1 3,221 3,348 1,000 1,000 3,311 2,509 2,904 34,520
2 3,221 3,348 1,000 1,000 3,311 2,509 2,904 34,520
3 3,221 3,348 1,000 1,000 3,311 2,509 2,904 37,882
4 3,221 3,348 1,000 1,000 3,311 2,509 2,904 34,520
5 3,221 3,348 1,000 1,000 3,311 2,509 2,904 37,882
6 3,221 3,348 1,000 1,000 3,311 2,509 2,904 37,882
7 3,221 3,348 1,000 1,000 3,311 2,509 2,904 34,520
8 3,221 3,348 1,000 1,000 3,311 2,509 2,904 37,882
9 3,221 3,348 1,000 1,000 3,311 2,509 2,904 37,882
10 3,221 3,348 1,000 1,000 3,311 2,509 2,904 34,520
Responden
VARIABEL PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS (Y) Total
(Y) Y_8 Y_9 Y_10 Y_11 Y_12 Y_13 Y_14
11 3,221 3,348 2,996 1,000 3,311 2,509 2,904 43,187
12 3,221 1,000 2,996 2,683 3,311 2,509 4,665 44,540
13 5,219 3,348 1,000 1,000 3,311 1,000 2,904 46,363
14 5,219 3,348 2,996 1,000 3,311 1,000 2,904 46,837
15 3,221 3,348 2,996 1,000 3,311 1,000 2,904 38,369
16 3,221 3,348 1,000 1,000 3,311 2,509 2,904 34,520
17 3,221 3,348 1,000 1,000 3,311 2,509 2,904 34,520
18 3,221 3,348 1,000 1,000 3,311 2,509 2,904 34,520
19 3,221 3,348 1,000 1,000 3,311 2,509 2,904 34,520
20 3,221 3,348 1,000 1,000 3,311 2,509 2,904 34,520
21 3,221 3,348 2,996 1,000 3,311 2,509 1,000 39,642
22 3,221 3,348 2,996 2,683 3,311 2,509 2,904 40,178
23 3,221 3,348 2,996 2,683 3,311 4,073 4,665 44,554
24 1,000 3,348 1,958 1,000 3,311 1,000 2,904 40,826
25 3,221 1,000 1,958 1,000 3,311 1,000 2,904 34,927
173

26 3,221 3,348 2,996 1,000 5,097 2,509 2,904 41,663
27 3,221 3,348 2,996 1,000 5,097 2,509 2,904 41,663
28 3,221 3,348 2,996 1,000 3,311 2,509 2,904 39,878
29 3,221 3,348 2,996 1,000 3,311 2,509 2,904 39,878
30 3,221 3,348 2,996 1,000 3,311 2,509 2,904 39,878
31 3,221 3,348 1,958 1,000 3,311 2,509 2,904 34,753
32 3,221 3,348 1,958 1,000 3,311 1,000 2,904 36,310
33 3,221 3,348 1,958 1,000 3,311 1,000 2,904 35,948
34 3,221 3,348 2,996 1,000 3,311 2,509 2,904 39,878
35 3,221 3,348 2,996 2,683 3,311 2,509 2,904 46,327
36 3,221 3,348 2,996 2,683 5,097 2,509 2,904 51,338
37 3,221 3,348 4,478 2,683 5,097 2,509 2,904 54,426
38 3,221 5,436 4,478 2,683 5,097 4,073 4,665 51,909
39 3,221 5,436 2,996 2,683 3,311 4,073 2,904 51,989
40 3,221 3,348 2,996 1,000 3,311 2,509 2,904 44,917
41 5,219 1,815 2,996 2,683 3,311 2,509 2,904 45,218
42 3,221 1,815 1,958 1,000 3,311 2,509 4,665 39,068
43 3,221 1,815 1,958 2,683 5,097 2,509 2,904 43,789
44 3,221 3,348 1,958 2,683 5,097 4,073 4,665 50,414
45 5,219 3,348 1,958 2,683 3,311 2,509 2,904 43,353
46 3,221 3,348 1,958 1,000 3,311 1,000 1,000 35,427
47 3,221 1,815 1,958 1,000 1,000 1,000 1,000 31,583
48 3,221 3,348 2,996 1,000 3,311 1,000 2,904 31,903
49 3,221 3,348 2,996 1,000 5,097 4,073 4,665 54,649
50 3,221 1,815 2,996 1,000 3,311 1,000 2,904 38,378
51 3,221 3,348 2,996 1,000 3,311 2,509 2,904 41,350
52 3,221 3,348 2,996 1,000 3,311 2,509 2,904 46,543
Responden
VARIABEL PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS (Y) Total
(Y) Y_8 Y_9 Y_10 Y_11 Y_12 Y_13 Y_14
53 3,221 3,348 2,996 1,000 3,311 1,000 2,904 38,369
54 3,221 3,348 2,996 2,683 3,311 2,509 2,904 44,574
55 3,221 3,348 2,996 2,683 3,311 2,509 2,904 46,327
56 3,221 3,348 2,996 1,000 3,311 2,509 2,904 39,878
57 3,221 3,348 1,958 1,000 3,311 1,000 2,904 35,948
58 3,221 3,348 1,958 1,000 3,311 1,000 2,904 36,310
59 3,221 3,348 1,958 1,000 3,311 2,509 2,904 34,753
60 3,221 3,348 2,996 1,000 3,311 2,509 2,904 41,350
61 3,221 3,348 2,996 1,000 3,311 2,509 2,904 46,543
62 3,221 3,348 2,996 1,000 3,311 1,000 2,904 38,369
63 3,221 3,348 2,996 1,000 5,097 2,509 2,904 44,677
64 3,221 3,348 1,958 2,683 5,097 4,073 4,665 50,414
65 3,221 1,815 1,958 2,683 5,097 2,509 2,904 43,789
66 3,221 1,815 1,958 1,000 3,311 2,509 4,665 39,068
67 5,219 1,815 2,996 2,683 3,311 2,509 2,904 45,218
68 3,221 1,000 1,958 1,000 3,311 1,000 2,904 34,927
69 1,000 3,348 1,958 1,000 3,311 1,000 2,904 40,826
70 3,221 3,348 2,996 2,683 3,311 4,073 4,665 44,554
71 3,221 3,348 4,478 2,683 3,311 2,509 2,904 41,660
174

72 3,221 3,348 2,996 1,000 3,311 2,509 1,000 39,642

Hasil Transformasi Data atau Data Interval Variabel Pertimbangan Tingkat
Materialitas Ke 2
Responden
VARIABEL PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS (Y)
Y_1 Y_3 Y_4 Y_5 Y_6 Y_7
1 3,188 1,000 3,351 2,684 1,000 3,130
2 3,188 1,000 3,351 2,684 1,000 3,130
3 3,188 2,681 3,351 2,684 2,681 3,130
4 3,188 1,000 3,351 2,684 1,000 3,130
5 3,188 2,681 3,351 2,684 2,681 3,130
6 3,188 2,681 3,351 2,684 2,681 3,130
7 3,188 1,000 3,351 2,684 1,000 3,130
8 3,188 2,681 3,351 2,684 2,681 3,130
9 3,188 2,681 3,351 2,684 2,681 3,130
10 3,188 1,000 3,351 2,684 1,000 3,130
11 4,857 2,681 3,351 2,684 2,681 3,130
12 3,188 4,434 3,351 2,684 2,681 4,945
13 3,188 2,681 4,823 4,225 4,204 4,945
14 3,188 2,681 4,823 4,225 2,681 4,945
15 3,188 2,681 3,351 2,684 2,681 3,130
16 3,188 1,000 3,351 2,684 1,000 3,130
17 3,188 1,000 3,351 2,684 1,000 3,130
18 3,188 1,000 3,351 2,684 1,000 3,130
Responden
VARIABEL PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS (Y)
Y_1 Y_3 Y_4 Y_5 Y_6 Y_7
19 3,188 1,000 3,351 2,684 1,000 3,130
20 3,188 1,000 3,351 2,684 1,000 3,130
21 4,857 2,681 3,351 2,684 2,681 3,130
22 3,188 2,681 1,968 2,684 2,681 3,130
23 3,188 2,681 3,351 4,225 2,681 3,130
24 4,857 2,681 4,823 4,225 4,204 1,000
25 4,857 2,681 3,351 1,000 1,000 3,130
26 3,188 2,681 3,351 2,684 2,681 3,130
27 3,188 2,681 3,351 2,684 2,681 3,130
28 3,188 2,681 3,351 2,684 2,681 3,130
29 3,188 2,681 3,351 2,684 2,681 3,130
30 3,188 2,681 3,351 2,684 2,681 3,130
31 3,188 2,681 1,968 1,000 1,660 3,130
32 3,188 2,681 3,351 2,684 1,660 3,130
33 3,188 2,681 1,968 2,684 2,681 3,130
34 3,188 2,681 3,351 2,684 2,681 3,130
35 3,188 4,434 4,823 4,225 2,681 3,130
36 3,188 2,681 4,823 4,225 4,204 4,945
37 4,857 4,434 4,823 4,225 4,204 3,130
38 4,857 2,681 3,351 2,684 2,681 3,130
39 4,857 4,434 3,351 4,225 2,681 4,945
40 3,188 4,434 4,823 2,684 2,681 4,945
175

41 4,857 2,681 3,351 2,684 4,204 3,130
42 3,188 2,681 3,351 2,684 2,681 3,130
43 3,188 2,681 4,823 4,225 2,681 3,130
44 4,857 2,681 4,823 2,684 2,681 3,130
45 3,188 2,681 1,000 4,225 2,681 3,130
46 3,188 2,681 3,351 2,684 2,681 3,130
47 3,188 2,681 3,351 2,684 2,681 3,130
48 1,000 2,681 1,968 2,684 1,660 3,130
49 4,857 2,681 4,823 4,225 4,204 4,945
50 3,188 2,681 3,351 4,225 2,681 3,130
51 3,188 2,681 4,823 2,684 2,681 3,130
52 4,857 2,681 3,351 4,225 2,681 4,945
53 3,188 2,681 3,351 2,684 2,681 3,130
54 3,188 2,681 4,823 4,225 2,681 3,130
55 3,188 4,434 4,823 4,225 2,681 3,130
56 3,188 2,681 3,351 2,684 2,681 3,130
57 3,188 2,681 1,968 2,684 2,681 3,130
58 3,188 2,681 3,351 2,684 1,660 3,130
59 3,188 2,681 1,968 1,000 1,660 3,130
60 3,188 2,681 4,823 2,684 2,681 3,130
61 4,857 2,681 3,351 4,225 2,681 4,945
Responden
VARIABEL PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS (Y)
Y_1 Y_3 Y_4 Y_5 Y_6 Y_7
62 3,188 2,681 3,351 2,684 2,681 3,130
63 3,188 2,681 4,823 4,225 2,681 3,130
64 4,857 2,681 4,823 2,684 2,681 3,130
65 3,188 2,681 4,823 4,225 2,681 3,130
66 3,188 2,681 3,351 2,684 2,681 3,130
67 4,857 2,681 3,351 2,684 4,204 3,130
68 4,857 2,681 3,351 1,000 1,000 3,130
69 4,857 2,681 4,823 4,225 4,204 1,000
70 3,188 2,681 3,351 4,225 2,681 3,130
71 3,188 2,681 1,968 2,684 2,681 3,130
72 4,857 2,681 3,351 2,684 2,681 3,130

Responden
VARIABEL PERTIMBANGAN TINGKAT
MATERIALITAS (Y)
Total
(Y)
Y_10 Y_11 Y_12 Y_13 Y_14
1 1,000 1,000 3,311 2,509 2,904 25,077
2 1,000 1,000 3,311 2,509 2,904 25,077
3 1,000 1,000 3,311 2,509 2,904 28,439
4 1,000 1,000 3,311 2,509 2,904 25,077
5 1,000 1,000 3,311 2,509 2,904 28,439
6 1,000 1,000 3,311 2,509 2,904 28,439
7 1,000 1,000 3,311 2,509 2,904 25,077
8 1,000 1,000 3,311 2,509 2,904 28,439
9 1,000 1,000 3,311 2,509 2,904 28,439
10 1,000 1,000 3,311 2,509 2,904 25,077
176

11 2,996 1,000 3,311 2,509 2,904 32,104
12 2,996 2,683 3,311 2,509 4,665 37,446
13 1,000 1,000 3,311 1,000 2,904 33,281
14 2,996 1,000 3,311 1,000 2,904 33,755
15 2,996 1,000 3,311 1,000 2,904 28,926
16 1,000 1,000 3,311 2,509 2,904 25,077
17 1,000 1,000 3,311 2,509 2,904 25,077
18 1,000 1,000 3,311 2,509 2,904 25,077
19 1,000 1,000 3,311 2,509 2,904 25,077
20 1,000 1,000 3,311 2,509 2,904 25,077
21 2,996 1,000 3,311 2,509 1,000 30,200
22 2,996 2,683 3,311 2,509 2,904 30,735
23 2,996 2,683 3,311 4,073 4,665 36,985
24 1,958 1,000 3,311 1,000 2,904 31,963
25 1,958 1,000 3,311 1,000 2,904 26,192
26 2,996 1,000 5,097 2,509 2,904 32,221
27 2,996 1,000 5,097 2,509 2,904 32,221
28 2,996 1,000 3,311 2,509 2,904 30,435
Responden
VARIABEL PERTIMBANGAN TINGKAT
MATERIALITAS (Y)
Total
(Y)
Y_10 Y_11 Y_12 Y_13 Y_14
29 2,996 1,000 3,311 2,509 2,904 30,435
30 2,996 1,000 3,311 2,509 2,904 30,435
31 1,958 1,000 3,311 2,509 2,904 25,310
32 1,958 1,000 3,311 1,000 2,904 26,867
33 1,958 1,000 3,311 1,000 2,904 26,505
34 2,996 1,000 3,311 2,509 2,904 30,435
35 2,996 2,683 3,311 2,509 2,904 36,884
36 2,996 2,683 5,097 2,509 2,904 40,255
37 4,478 2,683 5,097 2,509 2,904 43,343
38 4,478 2,683 5,097 4,073 4,665 40,379
39 2,996 2,683 3,311 4,073 2,904 40,459
40 2,996 1,000 3,311 2,509 2,904 35,474
41 2,996 2,683 3,311 2,509 2,904 35,309
42 1,958 1,000 3,311 2,509 4,665 31,158
43 1,958 2,683 5,097 2,509 2,904 35,879
44 1,958 2,683 5,097 4,073 4,665 39,331
45 1,958 2,683 3,311 2,509 2,904 30,271
46 1,958 1,000 3,311 1,000 1,000 25,984
47 1,958 1,000 1,000 1,000 1,000 23,673
48 2,996 1,000 3,311 1,000 2,904 24,335
49 2,996 1,000 5,097 4,073 4,665 43,566
50 2,996 1,000 3,311 1,000 2,904 30,468
51 2,996 1,000 3,311 2,509 2,904 31,907
52 2,996 1,000 3,311 2,509 2,904 35,460
53 2,996 1,000 3,311 1,000 2,904 28,926
54 2,996 2,683 3,311 2,509 2,904 35,132
55 2,996 2,683 3,311 2,509 2,904 36,884
56 2,996 1,000 3,311 2,509 2,904 30,435
177

57 1,958 1,000 3,311 1,000 2,904 26,505
58 1,958 1,000 3,311 1,000 2,904 26,867
59 1,958 1,000 3,311 2,509 2,904 25,310
60 2,996 1,000 3,311 2,509 2,904 31,907
61 2,996 1,000 3,311 2,509 2,904 35,460
62 2,996 1,000 3,311 1,000 2,904 28,926
63 2,996 1,000 5,097 2,509 2,904 35,235
64 1,958 2,683 5,097 4,073 4,665 39,331
65 1,958 2,683 5,097 2,509 2,904 35,879
66 1,958 1,000 3,311 2,509 4,665 31,158
67 2,996 2,683 3,311 2,509 2,904 35,309
68 1,958 1,000 3,311 1,000 2,904 26,192



Responden
VARIABEL PERTIMBANGAN TINGKAT
MATERIALITAS (Y)
Total
(Y)
Y_10 Y_11 Y_12 Y_13 Y_14
69 1,958 1,000 3,311 1,000 2,904 31,963
70 2,996 2,683 3,311 4,073 4,665 36,985
71 4,478 2,683 3,311 2,509 2,904 32,217
72 2,996 1,000 3,311 2,509 1,000 30,200















178












LAMPIRAN 4
Lembar Kuesioner







179






LAMPIRAN 1
Kuesioner
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS BUDI LUHUR
JAKARTA

Kepada
Bapak/Ibu/Saudara/i Responden

Dengan hormat,

Dalam rangka memenuhi tugas akhir (Skripsi) untuk menyelesaikan program
Sarjana Ekonomi pada Universitas Budi Luhur Jakarta, saya :
Nama : Ririn Listyawati
NIM : 1032500256
Program Studi : Akuntansi
Alamat : Jl Kampung Rawa Barat rt 02/16 no 01 Pondok Pucung
Pondok Aren, Tangsel
No. Telp : 085693479415
Mengadakan penelitian ilmiah dengan judul :
PENGARUH SKEPTISME, PENGALAMAN, PENGETAHUAN MENDETEKSI
KECURANGAN, dan KECERDASAN INTELEKTUAL terhadap PERTIMBANGAN
TINGKAT MATERIALITAS dalam AUDIT.
Skripsi ini dibimbing oleh : Anissa Amalia Mulya, S.E, M.AKt
Sehubungan dengan hal di atas, saya mohon partisipasi Bapak/Ibu/Saudara/i
untuk menjadi responden, dengan cara mengisi daftar pernyataan sehubungan dengan
penelitian ini. Semua informasi yang terkumpul malalui kuesioner ini hanya saya akan
gunakan untuk kepentingan akademis saja dan akan saya jaga kerahasiaanya.
Partisipasi Bapak/Ibu/Saudara/I merupakan kunci keberhasilan penelitian ilmiah
ini. Atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner ini,
saya ucapkan terimakasih.
180


Hormat Saya

(Ririn Listyawati)
Lampiran 2
KUESIONER PENELITIAN

Responden Yth.,
Guna melengkapi data yang diperlukan untuk memenuhi tugas akhir, saya
menyadari bahwa waktu Bapak/Ibu sangat terbatas, namun saya memerlukan partisipasi
Bapak/Ibu dalam membantu penelitian ini dengan menigisi secara lengkap kuesioner
yang telah di sampaikan. Apabila terdapat salah satu nomor yang tidak terisi, maka
kuesioner dianggap tidak berlaku. Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam
jawaban Bapak/Ibu, yang terpenting adalah menjawab sesuai dengan pendapat
Bapak/Ibu.

DATA RESPONDEN
Berilah tanda checklist ( ) pada alternatif yang Bapak/Ibu pilih :
1. Jenis Kelamin Laki laki Perempuan

2. Usia Responden < 25 tahun 25 35 tahun
36 45 tahun 46 - 55 tahun
> 55 tahun

3. Pendidikan Terakhir D3 S1
S2 Lainnya (tolong disebut)

4. Jabatan saat ini Junior Auditor Manager / Senior Manager
Senior Auditor Partner
Supervisor / Associate Manager

181

5. Memiliki Nomor Register Ya Tidak
Akuntan


6. Masa Kerja < 1 Tahun 1 3 Tahun
> 3 Tahun
Mohon Bapak/Ibu berkenan mengisi pernyataan A, B, C, D, dan E berikut dengan
memberikan tanda checklist ( ) pada kotak telah yang disediakan, sesuai dengan
keadaan Bapak/Ibu saat ini. Setiap pernyataan hanya diisi dengan satu jawaban saja.
Alternatif pilihan ada 5 (lima), yaitu :

1 = (STS) = Sangat Tidak Setuju ; 2 = (TS) = Tidak Setuju ; 3 = (N) = Netral ;
4 = (S) = Setuju ; 5 = (SS) = Sangat Setuju.
Contoh :
No. PERNYATAAN

ALTERNATIF JAWABAN
5 4 3 2 1
SS S N TS STS
1.
Auditor harus cermat, saksama, mempertahankan independensinya dan
menggunakan kemahiran profesionalnya dalam melaksanakan audit
dan menyusun laporan.




A. Pertimbangan Tingkat Materialitas (Y)
No. PERNYATAAN

ALTERNATIF JAWABAN
5 4 3 2 1
SS S N TS STS
1.
Auditor membuat pertimbangan awal mengenai materialitas sementara
ia merencanakan perikatan untuk membuat keputusan penting tentang
lingkup audit.

2.
Materialitas merupakan konsep penting yang akan menjadi pedoman
auditor dalam penetapan lingkup pekerjaan audit.

182

No. PERNYATAAN

ALTERNATIF JAWABAN
5 4 3 2 1
SS S N TS STS
3.
Terdapat perbedaan materialitas perencanaan dengan tingkat
materialitas yang digunakan pada penyelesaian audit dalam
mengevaluasi temuan audit jika situasi disekitarnya berubah dan/atau
informasi tambahan mengenai klien akan diperoleh selama
pelaksanaan audit.

4.
Dalam perencanaan suatu audit, auditor harus menilai materialitas
pada tingkat laporan keuangan.

5.
Dalam perencanaan suatu audit, auditor harus menilai materialitas
pada tingkat saldo akun.

6.
Dalam perencanaan audit terdapat lebih dari satu tingkat materialitas
yang berhubungan dengan laporan keuangan.

7.
Materialitas pada Laporan Laba-Rugi dapat dihubungkan dengan total
pendapatan, laba operasi, laba sebelum pajak, dan/atau laba bersih.

8.
Pada neraca, materialitas dapat didasarkan pada total aktiva, modal
kerja, dan/atau ekuitas pemegang saham.

9.
Saldo yang tercatat dari suatu akun secara umum menyajikan batas
atas jumlah dimana suatu akun dapat disajikan.

10.
Tidak terdapat batasan mengenai jumlah dimana suatu akun dengan
saldo tercatat yang sangat kecil mungkin disajiikan kurang.

11.
Dalam membuat pertimbangan mengenai materialitas pada tingkat
saldo akun, auditor harus mempertimbangkan hubungan antara
materialitas pada tingkat saldo akun dan materialitas pada tingkat
laporan keuangan.

12.
Pengalokasian dapat dilakukan baik pada akun-akun neraca maupun
akun-akun laba rugi.

13. Auditor sering membuat alokasi berdasarkan akun-akun neraca
14.
Dalam membuat alokasi, auditor harus mempertimbangkan
kemungkinan salah saji dalam akun dan biaya yang dipertimbangkan
sebagai material untuk setiap laporan keuangan.


B. Skeptisme
No. PERNYATAAN

ALTERNATIF JAWABAN
183

5 4 3 2 1
SS S N TS STS
1.
Seorang auditor harus memiliki tanggung jawab yang profesional
terhadap hasil audit nya



2.
Auditor dalam melaksaksanakan tugas mentaati peraturan perundang-
undangan dengan penuh pengabdian, kesadaran dan tanggung jawab



3.
Auditor bersikap dan berperilaku sesuai dengan kode etik terhadap
masyarakat



4.
Integritas berpengaruh positif terhadap pertimbangan tingkat
materialitas, sehingga semakin tinggi integritas seseorang auditor
maka semakin baik pertimbangan tingkat materialitas yang
dilakukannya.



5.
Objektifitas auditor berpengaruh positif terhadap pertimbangan
tingkat materialitas, sehingga semakin tinggi tingkat objektifitas
auditor maka akan semakin baik pertimbangan tingkat materilaitas
yang dilakukannya.



6.
Anggota-anggota tim audit sebagai sebuah grup selalu bersikap hati-
hati dalam mengambil keputusan selama melakukan audit.



7.
Anggota-anggota tim audit melaksanakan pekerjaan lapangan audit
dengan cara yang tepat dan berperilaku profesional.



8.
Anggota-anggota tim audit sebagai sebuah grup, berkompeten secara
teknis dalam mengaplikasikan standar akuntansi dan auditing (SAK=
Standar Akuntansi Keuangan, dan SPAP = Standar Profesional
Akuntan Publik



9.
Situasi seperti kesulitan berkomunikasi antara baru terkait informasi
mengenai suatu perusahaan sebagai auditee akan mempengaruhi
skeptisme



10.
Baik pria maupun wanita menjadi salah satu alasan gender akan
sistem informasi, etika, dan auditing mempengaruhi skpetisme
profesional seorang auditor




11.
Perbedaan kinerja diantara wanita dan pria memiliki karakteristik yang
berbeda.





184

C. Pengalaman (X2)
No. PERNYATAAN

ALTERNATIF JAWABAN
5 4 3 2 1
SS S N TS STS
1.
Seseorang yang sudah lama menekuni profesinya akan menambah
pengalaman dalam menentukan pertimbangan tingkat materialitas.

2.
Keterlibatan auditor dalam penugasan audit menambah pengalaman
dalam menentukan tingkat materialitas dalam audit.

3.
Suatu pelatihan auditor dalam workshop dapat meningkatkan
pengalaman auditor

4.
Melalui pendidikan formal maupun non formal pengalaman seorang
auditor dapat diperoleh.



D. Pengetahuan Mendeteksi Kecurangan (X3)
No. PERNYATAAN

ALTERNATIF JAWABAN
5 4 3 2 1
SS S N TS STS
1.
Error (kesalahan, irregularities (ketidakberesan) dan fraud
(kecurangan) merupakan tiga hal yang tidak berbeda secara
signifikan.

2.
Auditor yang memiliki pengetahuan memadai tentang kcurangan akan
lebih ahli dalam melaksanakan tugas pemeriksaan.

3.
Hanya dengan mengevaluasi pengendalian internal auditee, saya
dapat menentukan apakah entitas klien penuh dengan kecurangan
atau tidak.

4.
Bila berdasarkan pengujian strukur pengendalian internal ternyata
tidak dimungkinkan untuk dilaksanakan audit, maka pemeriksaan
kecurangan tidak akan saya laksanakan.

5.
Pengetahuan mendeteksi kecurangan bisa diperoleh dari berbagai
pelatihan formal maupun dari pengalaman khusus, berupa kegiatan
seminar dan lokakarya audit kecurangan.

6.
Partisipasi dalam mendesain prosedur untuk mendeteksi dan
mengungkap kecurangan adalah hal yang harus dilakukan auditor
dalam setiap pekerjaan pemeriksaan.

185


E. Kecerdasan Intelektual (X4)
No. PERNYATAAN

ALTERNATIF JAWABAN
5 4 3 2 1
SS S N TS STS
1.
Bapak atau Ibu mampu menunjukkan pengetahuan mengenai
masalah yang dihadapi.

2. Bapak atau Ibu mampu mengambil keputusan tepat.
3.
Bapak atau Ibu mampu menyelesaikan masalah secara optimal dan
menunjukkan fikiran jernih.

4. Bapak atau Ibu dapat menggunakan kosa kata yang baik.
5. Bapak atau Ibu dapat membaca dengan penuh pemahaman.
6. Bapak atau Ibu memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.
7.
Bapak atau Ibu termasuk orang yang mampu memahami situasi yang
ada.

8. Bapak atau Ibu tahu cara mencapai tujuan.
9. Bapak atau Ibu sadar terhadap dunia sekeliling.
10. Bapak atau Ibu dapat beradaptasi terhadap dunia luar.


Jakarta, .... Oktober 2013




(...................................)




Mohon dipastikan tidak ada pernyataan yang terlewat
Atas perhatian dan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk
mengisi kuesioner ini, saya sampaikan terima kasih yang
setulus-tulusnya.
Ririn Listyawati

UNIVERSITAS BUDI LUHUR
186
















LAMPIRAN 5
Surat Hasil Riset



187







188


189



190


191


192


193


194


195


196


197


198




199




LAMPIRAN 6
Riwayat Hidup












200

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Ririn Listyawati
Jenis Kelamin : Wanita
Tempat Tanggal Lahir : Pati (Jateng), 05 Oktober 1991
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Status : Belum Menikah
Alamat : Jl. Kampung Rawa Barat Rt 02/16 No 01, Pondok Pucung Kec.
Pondok Aren , Tangerang Selatan 15229
No. Handphone : 085693479415
E-mail : listyawati.ririn@yahoo.com

LATAR BELAKANG PENDIDIKAN

PENDIDIKAN FORMAL
1997 2003 : SDN Pondok Pucung 01 , Tangerang
2003 2006 : SMPN 3 Ciputat, Tangerang
2006 2009 : SMK Yadika 4, Tangerang
2009 Sekarang : Fakultas Ekonomi, Universitas Budi Luhur Jurusan
Akuntansi, Konsentrasi Pengauditan

Demikianlah riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.


Jakarta, 23 Januari 2014




Ririn Listyawati
1032500256


201


202

















203

Anda mungkin juga menyukai