Anda di halaman 1dari 85

PENGARUH SOSIALISASI TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK

PBB DENGAN VARIABEL KESADARAN SEBAGAI PEMODERASI


(Studi Kasus di Dusun Gembuk, Desa Sumberejo, Kecamatan Batuwarno,
Kabupaten Wonogiri)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat – Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

Yunita Dyah Tri Utami


NIM :11150150000063

PRODI TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H/2020M
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
ABSTRAK
Yunita Dyah Tri Utami (NIM : 11150150000063). Pengaruh Sosialisasi
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak PBB dengan Variabel Kesadaran Sebagai
Pemoderasi
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) pengaruh sosialisasi terhadap
kepatuhan wajib pajak PBB, (2) Pengaruh Kesadaran Terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak PBB, (3) Pengaruh Sosialisasi Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak PBB
Dengan Variabel Kesadaran Sebagai Pemoderasi. Penelitian ini menggunakan
metode penelitian kuantitatif dengan desain penelitian korelasional. Populasi di
dalam penelitian ini wajib pajak di Dusun Gembuk, Desa Sumberejo, Kecamatan
Batuwarno yang berjumlah 119 wajib pajak. Peneliti menggunakan rumus
Yamane dalam penentuan sampel penelitian, dengan taraf signifikan 5% dan
tingkat kepercayaan 95%. Sehingga responden dalam penelitian berjumlah 92
wajib pajak. Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling.
Instrument yang digunakan di dalam penelitian ini adalah angket dan wawancara.
Metode analisis data di dalam penelitian ini adalah regresi linier sederhana dan
moderated regression analisys, yang sebelumnya telah dilakukan uji asumsi
klasik. Uji asumsi klasik yang dilakukan yaitu uji normalitas, uji multikolonieritas
dan uji heterokedastisitas
Hasil penelitian ini menunjukkan secara parsial sosialisasi berpengaruh
terhadap kepatuhan wajib pajak dengan nilai signifikansi 0,001 (<0,05) dan
kesadaran berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak dengan nilai signifikansi
0,000 (<0,05). Sedangkan kesadaran dapat memoderasi variabel sosialisasi
terhadap kepatuhan wajib pajak dengan nilai signifikansi 0,001 (<0,05).(Koefisien
Determinasi (R2) pengaruh sosialisasi terhadap kepatuhan wajib pajak sebesar
7,4%, setelah ditambahkan variabel moderasi yaitu kesadaran menjadi 25,7%. Hal
ini menujukkan bahwa kesadaran dapat memperkuat pengaruh sosialisasi terhadap
kepatuhan wajib pajak.
Kata Kunci : Sosialisasi, Kesadaran, Kepatuhan Wajib Pajak Bumi dan
Bangunan

i
ABSTRACT
Yunita Dyah Tri Utami (NIM: 11150150000063) Effect of Socialization on
PBB Taxpayer Compliance with Awareness Variables as Moderating
This study aims to determine: (1) the relationship of socialization to the
obligations of land and building taxpayers, (2) the influence of awareness of the
compliance of land and building taxpayers, (3) the effect of socialization on the
compliance of land and building taxpayers with awareness variables supporting
moderation. This research uses quantitative research methods with correlational
research designs. The population in this study is taxpayers in Gembuk Hamlet,
Sumberejo Village, Batuwarno District who have 119 taxpayers. The researcher
used the Yamane formula in determining the study sample, with a significance
level of 5% and a confidence level of 95%. 92 tax respondents in the study. The
sampling technique is simple random sampling. The sampling technique is simple
random sampling. The instruments used in this study were questionnaires and
interviews. The method of data analysis in this study is simple linear regression
and moderated regression analysis, which had previously been tested using
classical assumptions. The classic assumption tests performed are normality test,
multicollinearity test and heterokedasticity test
The results of this study indicate that social participation towards taxpayer
participation with a significance value of 0.001 (<0.05) and awareness related to
tax liabilities with a significance value of 0,000 (<0.05). While the social
awareness variable can moderate tax obligations with a significance value of
0.001 (<0.05). Coefficient of Determination (R2) the effect of socialization on tax
liabilities of 7.4%, then the moderating variable associated with desires reached
25.7%. This shows that commitment can support the socialization of taxpayer
obligations
Key Words : Socialization, Awareness, Land and Building Taxpayer
Compliance

ii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT. atas segala rahmat dan karunia-Nya. Dialah dengan segala kuasa-Nya
memberikan segala Nikmat kepada setiap Hamba-Nya. Sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan baik yang berjudul “Pengaruh Sosialisasi
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dengan Variabel Kesadaran Sebagai
Pemoderasi (Studi Kasus di Dusun Gembuk Desa Sumberejo Kecamatan
Batuwarno)”. Shalawat serta salam semoga selalu terlimpah kepada baginda
Rasulullah SAW., yang membebaskan kita dari jaman jahiliyah.
Penulis menyadari skripsi ini tidak akan selesai bila bukan karena Ridho
Allah SWT. serta bantuan dari beberapa pihak yang turut berkontribusi dalam
pembuatan skripsi. Bentuk kontribusi tersebut baik berupa do’a, semangat,
pengorbanan waktu, tenaga maupun materil dan keikhlasan dalam membimbing
penulis. Oleh karena itu, dalam kesempatan baik ini penulis menyampaikan
apresiasi dan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu
penulis. Dengan segala ketulusan hati, penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada:
Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis Lc, MA., Rektor UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ibu Dr. Suririn, M.Ag., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Tadris Ilmu
Pengatahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta serta sebagai dosen pembimbing I skripsi yang telah
banyak memberikan pengarahan, pembelajaran, motivasi serta kemudahan
selama proses penyusunan skripsi.

iii
Bapak Andri Noor Ardiansyah, M.Si., selaku Sekertaris Jurusan Tadris
Ilmu Pengatahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Ibu Cut Dhien Nourwahida, M.A., selaku Dosen Pembimbing Akademik,
penulis selama menjalankan studi di Jurusan Tadris Ilmu Pengatahuan
Sosial Fakultas Ilmu Tarbiah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Ibu Neng Sri Nuraeni, M.Pd., sebagai dosen pembimbing II skripsi yang
telah banyak memberikan pengarahan, pembelajaran, motivasi serta
kemudahan selama proses penyusunan skripsi.
Seluruh dosen Jurusan Tadris IPS, yang telah menjadi fasilitator dan
memberikan ilmu selama penulis menempuh pendidikannya di Jurusan
Tadris IPS, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Bapak Parmo dan Ibu Marsi, yang merupakan orang tua penulis. Mereka
merupakan sumber motivasi terbesar penulis selama menempuh
pendidikan S1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Orang tua yang selalu
memberikan motivasi, kasih sayang dan curahan perhatian serta do’a yang
selalu teriring setiap saat.
Masku Setyo, Mbakku Dwi serta Mas Iparku Pian yang telah memberikan
semangat serta do’a kepada penulis selama menyusun skripsi ini. Adikku
Bima yang selalu memberikan semangat.
Lek Gutrit dan Lek Iluk yang sudah banyak mendukung, memberikan
motivasi dan semangat di saat menulis skripsi ini.
Sepupu – sepupuku yang terkasih, Arnevia, Shinta dan Vito yang mau
penulis repotkan selama masa menyusun skripsi ini.
Bapak Tri Haryanto, sebagai Kepala Desa Sumberejo yang telah
memberikan izin penelitian dilingkungannya.
Ibu Darmi, sebagai perangkat desa yang telah memberikan izin penelitian
serta kebutuhan terkait informasi yang diperlukan dalam penyusunan
skripsi.

iv
Warga Desa Sumberejo, khususnya warga Dusun Rembun, Dusun
Gembuk dan Dusun Rowo yang telah memberikan kebutuhan informasi
yang diperlukan serta telah membantu peneliti dalam mengisi kuesioner
penelitian.
Teman-teman IPS Angkatan 2015, terutama teman-teman kelas A. Melalui
setiap kisah kalian telah memberikan motivasi penulis dalam menyusun
skripsi ini.
Teman-teman seperjuangan skripsweat Imas, Agra, Ayu, Gita, Roza, Alda,
Risma dan Fitri yang telah memberikan dukungan, mau bertukar fikiran
(diskusi), serta mau membantu penulis dalam mencari beberapa referensi
yang dibutuhkan selama proses penyusunan skripsi.
Teman-teman seperjuangan Om Ido, Mul, Mia, Shelina, Dian, Syarif yang
telah memberikan dukungan, yang menghibur disaat yang lain sudah jauh
menyelesaikan skripsinya.
Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Namun,
tidak mengurangi rasa hormat dan ucapan terima kasih atas segala
dukungan dan bantuannya.
Semoga semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun
skripsi, baik yang telah disebutkan maupun yang tidak disebutkan penulis,
mendapatkan balasan kebaikan oleh Allah SWT. Selain itu, penulis juga berharap
melalui skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak dan dapat
membantu sebagai referensi dalam penyusunan skripsi selanjutnya. Terutama
yang berkaitan dengan agrowisata serta dampak sosial ekonomi.
Wassalamualaikum wr.wb

Jakarta, 20 Februari 2020


Penulis

Yunita Dyah Tri Utami

v
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING


LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR UJIAN SKRIPSI
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
ABSTRAK .............................................................................................................. i
ABSTRACT ........................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi
BAB I ...................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 7
C. Batasan Masalah........................................................................................... 7
D. Rumusan Masalah ........................................................................................ 8
E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 8
F. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 8
BAB II .................................................................................................................. 10
KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ................................. 10
A. Deskripsi Teoritik....................................................................................... 10
1. Konsep dasar Perpajakan.................................................................... 10
2. Pajak Daerah ........................................................................................ 16
3. Pajak Bumi dan Bangunan .................................................................. 18
4. Sosialisasi ............................................................................................... 20
5. Kesadaran ............................................................................................. 25
6. Kepatuhan Wajib Pajak ...................................................................... 27
B. Penelitian yang Relevan ............................................................................. 30
C. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 36
D. Hipotesis Penelitian.................................................................................... 37
BAB III ................................................................................................................. 38
METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................ 38

vi
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 38
B. Metode Penelitian....................................................................................... 39
C. Populasi dan Sampel .................................................................................. 40
D. Variabel Penelitian ..................................................................................... 41
E. Definisi Variabel ........................................................................................ 42
F. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 45
G. Instrument Penelitian ................................................................................. 46
H. Teknik Analisis Data .................................................................................. 52
I. Uji Hipotesis .............................................................................................. 55
BAB IV ................................................................................................................. 57
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................. 57
A. Deskripsi Data ............................................................................................ 57
1. Gambaran Umum Tempat Penelitian ..................................................... 57
2. Deskripsi Responden .............................................................................. 60
a) Responden Berdasarkan Usia ............................................................. 61
b) Reponden Berdasarkan Jenis Kelamin ............................................... 63
c) Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan ............................................ 64
d) Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ..................................... 65
3. Deskripsi Hasil Tabulasi Angket ............................................................ 66
a) Variabel Sosialisasi (X1) ..................................................................... 66
b) Variabel Kesadaran (X2) ..................................................................... 82
c) Variabel Kapatuhan Wajib Pajak ........................................................ 89
4. Deskripsi Wawancara ............................................................................. 93
B. Pengujian Prasyarat Analisis dan Pengujian Hipotesis .............................. 96
1. Uji Coba Instrumen Penelitian ............................................................... 96
a) Uji Validitas ........................................................................................ 96
b) Uji Reliabilitas. ................................................................................... 98
2. Uji Asumsi Klasik .................................................................................. 99
a) Uji Normalitas..................................................................................... 99
b) Uji Multikolonieritas......................................................................... 100
c) Uji Heterokedastisitas ....................................................................... 101

vii
3. Uji Hipotesis. ........................................................................................ 102
a) Uji t Sosialisasi ................................................................................. 102
b) Uji t Kesadaran ................................................................................. 103
c) Koefisien Determinasi ...................................................................... 104
d) Regresi Berganda dengan Variabel Moderasi .................................. 105
d) Uji F dengan Variabel Moderasi ....................................................... 106
e) Koefisien Determinasi dengan Variabel Moderasi ........................... 107
C. Hasil Pembahasan Penelitian ................................................................... 108
1. Pengaruh Sosialisasi Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak PBB ............. 108
2. Pengaruh Kesadaran Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak ...................... 113
3. Pengaruh Sosialisasi Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dengan Variabel
Kesadaran sebagai pemoderasi .................................................................... 115
D. Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 118
BAB V................................................................................................................. 119
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ................................................. 119
A. Kesimpulan .............................................................................................. 119
B. Implikasi ................................................................................................... 119
C. Saran ......................................................................................................... 120
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 121
Lampiran – lampiran........................................................................................ 128

viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 PAD Kabupaten Wonogiri .................................................................. 2
Tabel 2.1 Penelitian Relevan ........................................................................... 30
Tabel 3.1 Kegiatan Penelitian ........................................................................... 40
Tabel 3.2 Alternatif Jawaban Penelitian ........................................................... 47
Tabel 3.3 Kisi – kisi instrument variabel bebas, moderat dan terikat ............... 48
Tabel 4.1 Responden Berdasarkan Usia............................................................ 60
Tabel 4.2 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............................................ 61
Tabel 4.3 Responden Berdasarkan Pekerjaan ................................................... 62
Tabel 4.4 Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ................................... 63
Tabel 4.5 Item Pernyataan Nomor 1 ................................................................. 65
Tabel 4.6 Item Pernyataan Nomor 2 ................................................................. 65
Tabel 4.7 Item Pernyataan Nomor 3 ................................................................. 66
Tabel 4.8 Item Pernyataan Nomor 4 ................................................................. 66
Tabel 4.9 Item Pernyataan Nomor 5 ................................................................. 67
Tabel 4.10 Item Pernyataan Nomor 6 ............................................................... 67
Tabel 4.11 Item Pernyataan Nomor 7 ............................................................... 68
Tabel 4.12 Item Pernyataan Nomor 8 ............................................................... 68
Tabel 4.13 Item Pernyataan Nomor 9 ............................................................... 69
Tabel 4.14 Item Pernyataan Nomor 10 ............................................................. 69
Tabel 4.15 Item Pernyataan Nomor 11 ............................................................. 70
Tabel 4.16 Item Pernyataan Nomor 12 ............................................................. 70
Tabel 4.17 Item Pernyataan Nomor 13 ............................................................. 71
Tabel 4.18 Item Pernyataan Nomor 14 ............................................................. 71
Tabel 4.19 Item Pernyataan Nomor 15 ............................................................. 72
Tabel 4.20 Item Pernyataan Nomor 16 ............................................................. 73
Tabel 4.21 Item Pernyataan Nomor 17 ............................................................. 73
Tabel 4.22 Item Pernyataan Nomor 18 ............................................................. 74

ix
Tabel 4.23 Item Pernyataan Nomor 19 ............................................................. 74
Tabel 4.24 Item Pernyataan Nomor 20 ............................................................. 75
Tabel 4.25 Item Pernyataan Nomor 21 ............................................................. 76
Tabel 4.26 Item Pernyataan Nomor 22 ............................................................. 76
Tabel 4.27 Item Pernyataan Nomor 23 ............................................................. 77
Tabel 4.28 Item Pernyataan Nomor 24 ............................................................. 77
Tabel 4.29 Item Pernyataan Nomor 25 ............................................................. 78
Tabel 4.30 Item Pernyataan Nomor 26 ............................................................. 79
Tabel 4.31 Item Pernyataan Nomor 27 ............................................................. 79
Tabel 4.32 Item Pernyataan Nomor 28 ............................................................. 80
Tabel 4.33 Item Pernyataan Nomor 29 ............................................................. 80
Tabel 4.34 Item Pernyataan Nomor 30 ............................................................. 81
Tabel 4.35 Item Pernyataan Nomor 31 ............................................................. 82
Tabel 4.36 Item Pernyataan Nomor 32 ............................................................. 82
Tabel 4.37 Item Pernyataan Nomor 33 ............................................................. 83
Tabel 4.38 Item Pernyataan Nomor 34 ............................................................. 83
Tabel 4.39 Item Pernyataan Nomor 35 ............................................................. 84
Tabel 4.40 Item Pernyataan Nomor 36 ............................................................. 84
Tabel 4.41 Item Pernyataan Nomor 37 ............................................................. 85
Tabel 4.42 Item Pernyataan Nomor 38 ............................................................. 85
Tabel 4.43 Item Pernyataan Nomor 39 ............................................................. 86
Tabel 4.44 Item Pernyataan Nomor 40 ............................................................. 86
Tabel 4.45 Item Pernyataan Nomor 41 ............................................................. 87
Tabel 4.46 Item Pernyataan Nomor 42 ............................................................. 87
Tabel 4.47 Item Pernyataan Nomor 43 ............................................................. 88
Tabel 4.48 Item Pernyataan Nomor 44 ............................................................. 89
Tabel 4.49 Item Pernyataan Nomor 45 ............................................................. 89
Tabel 4.50 Item Pernyataan Nomor 46 ............................................................. 90

x
Tabel 4.51 Item Pernyataan Nomor 47 ............................................................. 90
Tabel 4.52 Item Pernyataan Nomor 48 ............................................................. 91
Tabel 4.53 Item Pernyataan Nomor 49 ............................................................. 91
Tabel 4.54 Item Pernyataan Nomor 50 ............................................................. 92
Tabel 4.55 Hasil Uji Validitas Variabel X ........................................................ 95
Tabel 4.56 Hasil Uji Validitas Variabel Z ........................................................ 96
Tabel 4.57 Hasil Uji Validitas Variabel Y ........................................................ 97
Tabel 4.58 Hasil Uji Reliabilitas Variabel X,Z dan Y ...................................... 98
Tabel 4.59 Hasil Uji Normalitas Data ............................................................... 99
Tabel 4.60 Hasil Uji Multikolonieritas ........................................................... 100
Tabel 4.61 Hasil Uji Heterokedastisitas .......................................................... 101
Tabel 4.62 Coefficientsa ................................................................................. 102
Tabel 4.63 Coefficientsa ................................................................................. 103
Tabel 4.64 Hasil Uji Koefisien Determinasi ................................................... 104
Tabel 4.65 Moderated Regression Analys (MRA) ......................................... 105
Tabel 4.66 Uji F dengan Variabel Moderasi ................................................... 106
Tabel 4.67 Koefisien Determinasi Dengan Variabel Moderasi ...................... 106

xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Peta Desa Batuwarno .................................................................... 38
Gambar 4.1 Responden Berdasarkan Usia ........................................................ 61
Gambar 4.2 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ........................................ 62
Gambar 4.3 Responden Berdasarkan Pekerjaan ............................................... 63
Gambar 4.4 Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ................................ 64

xii
DAFTAR LAMPIRAN
Angket penelitian ............................................................................................ 128
Tabel tabulasi angket penelitian variabel sosialisasi ....................................... 141
Tabel tabulasi angket penelitian variabel kesadaran ....................................... 142
Tabel tabulasi angket penelitian variabel kepatuhan ...................................... 143
Uji validitas variabel sosialisasi ...................................................................... 144
Uji validitas variabel kesadaran ...................................................................... 146
Uji validitas variabel kapatuhan ...................................................................... 146
Uji riliabilitas variabel sosialisasi ................................................................... 147
Uji reliabilitas variabel kesadaran ................................................................... 148
Uji reliabilitas variabel kepatuhan .................................................................. 149
Uji normalitas .................................................................................................. 149
Uji heterokedastisitas ...................................................................................... 150
Uji multikolonieritas ....................................................................................... 150
Uji t variabel sosialisasi .................................................................................. 150
Uji t vaiabel kesadaran .................................................................................... 151
Uji F ............................................................................................................... 151
Uji MRA ......................................................................................................... 151
Koefisien Determinasi ..................................................................................... 151
Koefisien determinasi dengan MRA ............................................................... 152
R tabel ............................................................................................................. 153
T tabel.............................................................................................................. 154
F tabel .............................................................................................................. 155
Pedoman Wawancara ...................................................................................... 156
Foto penyebaran, pengisian anget dan wawancara ......................................... 163
Daftar Himpunan Ketetapan Pajak dan Pembayaran PBB ............................. 164
Surat bimbimngan skripsi ............................................................................... 169
Surat permohonan izin penelitian.................................................................... 170
Surat balasan penelitian................................................................................... 171
Lembar uji referensi ........................................................................................ 172
Biodata penulis ................................................................................................ 182

xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan Nasional merupakan salah satu kegiatan pemerintah yang
berlangsung secara terus menerus dan pelaksanaanya terus secara
berkesinambungan dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Oleh sebab itu untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan pemerintah
harus memperhatikan masalah pembiayaan. Sumber pembiayaan negara
berasal dari pinjaman dalam dan luar negeri, menjual sumber daya alam, dan
pajak.1 Jika semakin besar pengeluaran yang dikeluarkan oleh negara maka
hal tersebut juga harus diimbangi dengan besarnya jumlah pemasukan suatu
negara.
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang
dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk
keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat2. Salah satu
indikator untuk mengukur tingkat tingkat keberhasilan penerimaan suatu
negara di sektor pajak adalah dengan melihat tax ratio. Tax ratio Indonesia
saat ini yang disampaikan oleh Direktur Penyuluhan Pelayanan dan
Hubungan Masyarakat Ditjen Pajak Hestu Yoga Saksama adalah 10,3 %,
angka tersebut masih jauh dari standar yang seharusnya yaitu sebesar 16%. 3
Terdapat berbagai jenis pajak yang harus dibayarkan oleh masyarakat
pada umumnya. Namun diantara berbagai jenis pajak yang ada, Pajak Bumi
dan Bangunan merupakan salah satu pajak yang potensial dan strategis. Pajak
Bumi dan Bangunan (PBB) potensial dan strategis untuk dapat digunakan
sebagai sumber pendapatan negara dalam rangka mendorong pembangunan

1
Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak, Pajak Bertutur
Perguruan Tinggi 2018, KPP Pratama Pondok Aren
2
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Perubahan Ke-Empat Atas Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan Pada Pasal 1
Angka 1
3
Nilasafitri, Gerakan Sajak (Sadar Pajak): Upaya Peningkatan Kesadaran Pajak bagi
Generasi Millenial, (www.pajak.go.id : 2018)

1
2

berkelanjutan. Sebelum Pajak Bumi dan Bangunan dikelola oleh Pemerintah


Daerah pajak tersebut dikelola oleh Pemerintah Pusat. Namun, semenjak
berlakunya UU No 28 Tahun 2009 Pajak Bumi dan Bangunan Sektor
Pedesaan dan Perkotaan resmi dialihkan menjadi pajak daerah bukan lagi
pajak pusat. Seperti halnya Kota Tangerang Selatan yang PBB-nya mulai
dialihkan ke daerah sejak tahun 2014. Kabupaten Wonogiri-pun melakukan
hal yang sama yaitu sejak tahun 2014 PBB-P2 mulai dikelola oleh Pemerintah
Daerah setempat. Pengalihan Pajak Bumi dan Bangunan sektor Pedesaan dan
Perkotaan (PBB-P2) mempertimbangkan beberapa hal yaitu sebagai berikut:
Pertama, secara konseptual PBB-P2 dapat dipungut oleh daerah karena
lebih bersifat lokal, visibilitas, objek pajak tidak berpindah-pindah
(immobile), dan terdapat hubungan erat antara pembayar pajak dan yang
menikmati hasil pajak tersebut. Kedua, pengalihan PBB-P2 kepada daerah
diharapkan dapat meningkatkan PAD dan memperbaiki struktur APBD.
Ketiga, pengalihan PBB-P2 kepada daerah dapat meningkatkan pelayanan
kepada masyarakat, dan memperbaiki aspek transparansi dan akuntabilitas
dalam pengelolaannya. Keempat, berdasarkan praktek di banyak negara,
PBB-P2 termasuk dalam jenis local tax.4
Tabel 1.1
PAD Kabupaten Wonogiri
Source of Revenues 2015 2016 2017

1. Pendapatan Asli Daerah (PAD) 211,208,601.20 218,604,854.60 333,840,434.90


1.1 Pajak Daerah 31,486,086.95 34,831,059.27 46,909,993.22
1.2 Retribusi Daerah 18,593,204.68 19,796,736.55 20,620,834.63
Hasil Perusahaan Milik Daerah
1.3 dan Pengelolaan Kekayaan 10,839,243.46 11,176,328.65 13,847,657.82
Daerah yang Dipisahkan
1.4 Lain-lain PAD yang Sah 150,290,066.11 152,800,730.13 252,461,949.24
2. Dana Perimbangan 1,146,100,682.06 1,470,168,336.26 1,520,105,622.89
2.1 Bagi Hasil Pajak 27,080,143.11 34,233,013.49 32,630,660.32
Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber
2.2 1,509,546.95 1,379,977.80 1,525,897.46
Daya Alam

2.3 Dana Alokasi Umum 1,031,393,472.00 1,145,434,277.00 1,125,312,680.00


2.4 Dana Alokasi Khusus 86,117,520.00 289,121,067.98 360,636,385.11
3 Lain-lain Pendapatan yang Sah 606,395,255.47 346,283,344.51 464,032,598.89
3.1 Pendapatan Hibah 2,598,871.15 8,686,293.65 3,602,903.89

4
Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan,
Pedoman Umum Pengelolaan Umum Pbb-P2 , hlm 1
3

3.2 Dana Darurat - - -


Dana Bagi Hasil Pajak dari
3.3 Provinsi dan Pemerintah Daerah 102,295,243.67 99,994,425.86 119,789,003.00
Lainnya
Dana Penyesuaian dan Otonomi
3.4 437,896,092.00 192,177,735.00 250,604,868.00
Daerah
3.5 Bantuan Keuangan dari Provinsi
atau Pemerintah Daerah Lainnya 63,605,048.65 45,424,890.00 90,035,824.00
governments
3.6 Lainnya

Total 1,963,704,538.73 2,035,056,535.37 2,317,978,656.68

(Sumber : Data Statistik Kabupaten Wonogiri)


Terlihat dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa PAD di Kabupaten
Wonogiri mengalami peningkatan dari tahun 2015 – 2017 , pada sektor pajak
daerah juga mengalami peningkatan.5 Hal tersebut dilihat dari keseluruhan
pajak daerah yang diterima di Kabupaten Wonogiri. Jika dilihat dari
penerimaan pajak Kecamatan Wonogiri khususnya PBB-P2 dengan jumlah
SPPT sebanyak 35.858 dan target tahun 2018 sebesar Rp2.494.377.602,00
akan tetapi realisasi sampai dengan bulan September 2018 baru mencapai
Rp1.308.527.785,00. Artinya hanya perlu meningkatkan sekitar 0,48% dari
target yang telah ditentukan.6
Secara administratif Desa Sumberejo merupakan salah satu desa dari 7
desa yang ada di Kecamatan Di Kecamatan Batuwarno terdapat 7 desa dan 1
kelurahan. Jumlah dusun yang ada di Desa Sumberejo sebanyak 9 yaitu
Dusun Putuk, Rowo, Rembun, Gembuk, Kalinekuk, Semawur, Ngandong,
Wates Wetan dan Wates Kulon. Jumlah SPPT yang ada didesa Sumberejo
sebanyak 1.316.7
Pengalihan Pajak Bumi dan Bangunan sektor Pedesaan dan Perkotaan
(PBB-P2) menjadi salah satu hal yang harus mendapatkan perhatian yang

5
Badan Pusat Statistik Realisasi Pendapatan Pemerintah Kabupaten Wonogiri Menurut
Jenis Pendapatan (ribu rupiah) 2014−2017, 2018
(https://wonogirikab.bps.go.id/statictable/2018/10/16/337/realisasi-pendapatan-
pemerintah-kabupaten-wonogiri-menurut-jenis-pendapatan-ribu-rupiah-2014-2017.html)
6
Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Pemerintah Kabupaten Wonogiri, Laporan
Realisasi Pbb Per - Kecamatan Dengan Denda 2018, 2018
(http://data.jatengprov.go.id/tl/dataset/laporan-realisasi-pbb-per-kecamatan-dengan-denda-
2018/resource/ac1d8a01-7223-4ffe-9f98-cb5c56fe2cfc)
7
Pemerintah Kabupaten Wonogiri Badan Pengelolaan Keuangan, DHKP ( Daftar
Himpunan Ketetapan Pajak dan Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Tahun 2019, hlm 91
4

lebih, sebab Pajak Bumi dan Bangunan memiliki potensi yang baik untuk
menjadi salah satu sumber pendapatan daerah yang dapat dijadikan sumber
pembangunan daerah. Sistem pemungutan pajak di Indonesia biasanya
dilakukan dengan Self Assesment System. Dimana segala pemenuhan yang
berkaitan dengan perpajakan dilakukan sendiri oleh wajib pajak.
Potensi yang dimiliki pajak tersebar keseluruh provinsi yang ada di
Indonesia tidak hanya di kota – kota besar yang memiliki potensi akan tetapi
desa juga memilikinya. Sistem pembayaran pajak yang ada di kota dan di
desa memiliki perbedaan. Di kota – kota besar yang sudah berkembang
kecanggihan teknologinya membuat wajib pajak mampu dan mengerti
prosedur pembayaran pajak. Berbeda halnya dengan masyarakat desa, sistem
pembayaran pajak khususnya Pajak Bumi dan Bangunan dilakukan dengan
cara di koordinir oleh aparatur desa setempat. Hal tersebut membuat
kebanyakan uang PBB tidak di setorkan.
Potensi yang dimiliki oleh Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkotaan
dan Pedesaan (PBB-P2) dapat optimal jika diimbangi dengan kepatuhan
wajib pajak dalam melunasi kewajiban yang harus dibayarkan. Namun, dapat
dilihat dan dirasakan bahwa kepatuhan wajib pajak di Indonesia masih sangat
rendah. Jumlah wajib pajak orang pribadi yang ada di Indonesia sebanyak
265.000.000, namun hanya 35.500.000 wajib pajak orang pribadi yang
terdaftar, kemudian hanya 11.100.000 Wajib pajak yang Lapor dan lsangat
disayangkan hanya 1.300.000 Wajib pajak yang memabayar pajak. 8 Jumlah
tersebut menunjukkan bahwasannya jumlah wajib pajak yang ada di
Indonesia sangatlah banyak akan tetapi kepatuhan wajib pajak orang
pribadinya masih rendah.
Terdapat dua faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak. Yaitu
faktor eksternal dan faktor internal. Beberapa faktor eksternal, diantaranya
adalah kualitas pelayanan, sosialisasi, sanksi, modernisasi. Faktor internal
yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak diantaranya adalah kesadaran,

8
Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak, Pajak Bertutur
Perguruan Tinggi 2018, KPP Pratama Pondok Aren
5

pengetahuan dan pendapatan. Faktor eksternal yang mempengaruhi


kepatuhan wajib pajak adalah sosialiasi perpajakan sedangkan faktor
internalnya adalah kesadaran wajib pajak itu sendiri.
Sosialisasi perpajakan berarti suatu upaya yang dilakukan untuk
memberikan informasi mengenai perpajakan yang bertujuan agar seseorang
ataupun kelompok paham tentang perpajakan sehingga kepatuhan wajib pajak
akan meningkat.9 Tanpa adanya sosialisasi yang dilakukan oleh pemerintah
ataupun pihak yang memiliki kewenangan dalam melakukan sosialisasi maka
masyarakat / wajib pajak akan mengalami kesulitan dalam memenuhi
kewajiban perpajakannya. Sosialisasi perpajakan memiliki peranan penting
dalam meningkatkan kepatuhan Wajib pajak, karena dengan adanya
sosialisasi perpajakan baik secara langsung maupun tidak langsung, Wajib
pajak akan memperoleh pemahaman serta informasi mengenai ketentuan
perpajakan sehingga membuat Wajib pajak mengerti atau paham dan sadar
atas kewajibannya untuk menyetor dan melaporkan kewajiban perpajakannya
secara rutin10. Sosialisasi seharusnya dilakukan kepada seluruh wajib pajak
agar wajib pajak mengetahui kewajiban apa yang harus dilakukan. Akan
tetapi pada kenyataannya sistem sosialisasi yang dilakukan di desa dengan di
kota memiliki perbedaan. Sistem sosialisasi yang dilakukan di desa tidak
secara langsung kepada wajib pajak yang bersangkutan. Sosialisasi yang
dilakukan hanya diberikan kepada setiap satu perwakilan aparatur desa
setempat, jadi yang mengetahui mengenai sosialisasi terkait perpajakan hanya
aparatur desa yang diutus. Sosialisasi yang telah didapatkan oleh aparatur
desa yang bersangkutan, tergantung dengan kebijakan desa masing – masing
yang biasanya tidak dilakukan estafet sosialisasi kepada wajib pajak orang
pribadi. Adanya sosialisasi yang dilakukan oleh pemerintah atau pejabat
pajak setempat tidak akan meningkatkan kepatuhan wajib pajak jika tidak
diimbangi dengan faktor internal wajib pajak yaitu kesadaran wajib pajak.

9
Ibid, Hlm 36
10
R. A. Meiska Lianty Dan Dini Wahjoe Hapsari Kurnia, Pengetahuan Perpajakan,
Sosialisasi Perpajakan, Dan Pelayanan Fiskus Terhadap Kepatuhan Wajib pajak, (Jurnal Riset
Akuntansi Kontemporer Volume 9, No 2, Oktober 2017) hlm 57
6

Kesadaran Wajib pajak atas fungsi perpajakan sebagai pembiayaan


negara sangatlah penting untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak.
Menjelaskan kepada masyarakat bahwa melunasi kewajiban perpajakan
merupakan salah satu implementasi dari isi Undang – Undang dasar 1945
sebagai dasar hukum penyelenggaraan negara. Jika kesadaran masyarakat
baik maka kepatuhan membayar pajak juga baik begitu pula sebaliknya
apabila kesadaran wajib pajak kurang baik maka hal tersebut akan berdampak
kepada kepatuhan yang kurang baik. Kesadaran wajib pajak biasanya muncul
dan menimbulkan motivasi atau dorongan untuk melakukan pelunasaran
terhadap kewajiban perpajakan. Pemahaman tentang pajak serta kesungguhan
wajib pajak untuk melaporkan dan membayar kewajiban perpajakannya dapat
mencerminkan tingkat kesadaran wajib pajak.Meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang perpajakan melalui pendidikan akan membawa
berdampak positif terhadap kesadaran wajib pajak untuk membayar
kewajiban perpajakannya.11
Penelitian ini bukanlah satu-satunya yang pernah dilakukan, sebelumnya
juga telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh sosialisasi terhadap
kepatuhan wajib pajak. Beberapa penelitian yang diambil sebagai penelitian
terdahulu dalam penelitian ini adalah berupa skripsi milik Nadwatul Khoiroh
yang berjudul Pengaruh Sanksi. Sosialisasi, dan Pendapatan Wajib Pajak
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dalam Membayar Pajak Bumi dan
Bangunan di Desa Gandaria dan penelitian berupa jurnal milik Johan
Yusnindar, Sunarti dan Arik Prasetya yang berjudul Pengaruh Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib pajak Dalam Melakukan Pembayaran
Pajak Bumi Dan Bangunan Perdesaan Dan Perkotaan (Studi Pada Wajib
pajak Pbb-P2 Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang) Tahun 2015. Kedua
penelitian diatas mengungkapkan bahwasannya sosialisasi dan kesadaran
secara signifikan memberikan pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.

11
I G. A. M. Agung Mas Andriani Pratiwi Dan Putu Ery Setiawan, Pengaruh Kesadaran
Wajib pajak, Kualitas Pelayanan, Kondisi Keuangan Perusahaan, Dan Persepsi Tentang Sanksi
Perpajakan Pada Kepatuhan Wajib pajak Reklame Di Dinas Pendapatan Kota Denpasar, ( E-
Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 2014) Hlm 140
7

Berdasarkan uraian diatas, penelitian tentang pengaruh sosialisasi


perpajakan terhadap kepatuhan perpajakan dengan menjadikan kesadaran
wajib pajak sebagai pemoderasi pengaruh tersebut sangat penting untuk
dianalisis. Hal tersebut menjadi alasan penulis untuk melakukan penelitian
skripsi dengan mengambil judul “ Pengaruh Sosialisasi Terhadap
Kepatuhan Wajib pajak PBB Dengan Variabel Kesadaran Sebagai
Pemoderasi (Studi Kasus di Dusun Gembuk, Desa Sumberejo,
Kecamatan Batuwarno)”
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang telah ditulis di atas, maka peneliti memberikan
identifikasi masalah yang akan dijadikan bahan penelitian sebagai berikut:
1. Rendahnya tingkat kepatuhan Wajib pajak dibandingkan dengan jumlah
wajib pajak yang ada
2. Sosialisasi yang dilakukan oleh pemerintah hanya diberikan kepada pihak
aparatur desa yang membuat masyarakat menjadi rendah tingkat
pemahaman mengenai pajak.
3. Sistem kolektif yang masih dilakukan oleh setiap desa yang membuat uang
setoran yang biasanya tidak sampai kepada Pemerintah.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, maka
penelitian ini membatasi masalah yang ada. Masalah yang diteliti dibatasi
sebagai berikut:
1. Faktor yang diteliti dalam penelitian ini hanya faktor sosialisasi dan
kesadaran masyarakat.
2. Pajak yang dikaji di dalam penelitian ini hanyalah Pajak Bumi dan
Bangunan sektor Pedesaan dan Perkotaan.
8

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan
penelitian ini yaitu:
1. Apakah terdapat pengaruh sosialisasi terhadap kepatuhan wajib
pajak PBB?
2. Apakah terdapat pengaruh kesadaran terhadap kepatuhan wajib
pajak PBB?
3. Apakah terdapat pengaruh sosialisasi terhadap kepatuhan wajib
pajak PBB dengan variabel kesadaran sebagai pemoderasi?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini memiliki
tujuan yaitu untuk mengetahui :
1. Pengaruh sosialisasi terhadap kepatuhan wajib pajak PBB.
2. Pengaruh kesadaran terhadap kepatuhan wajib pajak PBB
3. Pengaruh sosialisasi terhadap kepatuhan wajib pajak PBB dengan
kesadaran sebagai variabel pemoderasi.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memiliki beberapa manfaat, yaitu :
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi pemikiran
dalam rangka menambah khasanah keilmuan ekonomi khusunya bab
kepatuhan wajib pajak.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Dispenda atau Dinas Pendapatan Daerah mampu menjadi
sumber informasi yang nantinya dapat digunakan sebagai
pengambilan keputusan menyangkut khususnya sosialisasi yang
biasa yang dilakukan oleh pemerintah setempat.
b. Bagi Pemerintah Daerah Kecamatan Wonogiri Kabupaten Wonogiri,
penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi tambahan
dalam pengambilan keputusan yang menyangkut kebijakan
9

keuangan daerah serta kinerja ekonomi dalam rangka meningkatkan


penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan.
c. Bagi wajib pajak, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
pengetahuan yang baru mengenai sosialisasi meningkatkan
kesadaran masyarakat / wajib pajak dalam rangka melunasi atau
membayar pajak.
d. Bagi peneliti sendiri, penelitian ini menjadi jawaban atas
permasalahan yang ingin diketahui dan menjadi tambahan
pengetahuan tentang Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Pedesaan dan
Perkotaan (PBB-P2)
e. Bagi Peneliti Selanjutnya, sebagai bahan perbandingan dari
penelitian yang sudah ada dan dapat dijadikan sebagai rujukan untuk
penelitian selanjutnya.
BAB II
KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritik
1. Konsep dasar Perpajakan
a. Sejarah Pemungutan Pajak
Sejarah adalah sebuah proses yang telah berlalu yang berkaitan
dengan masa lampau. Proses bagaimana sesuatu bisa terjadi hingga
sekarang. Di Indonesia sendiri pajak sudah mulai ada sejak zaman
Belanda masuk terutama setelah berdirinya VOC. Pada masa itu pajak
disebut sebagai pungutan.1
Sejarah pemungutan pajak mengalami perubahan dari masa ke
masa sesuai dengan perkembangan masyarakat dan negara baik di
bidang baik di bidang kenegaraan maupun di bidang sosial dan
ekonomi. Pada mulanya pajak belum merupakan suatu
pemungutan, tetapi hanya merupakan pemungutan sukarela oleh
rakyat kepada raja dalam memlihara kepentingan negara, seperti
menjaga keamanan negara,menyediakan jalan umum, membayar
gaji pegawai, dan lain – lain.2
Setelah terbentuknya negara – negara nasional dan tercapainya
pemisahan antara rumah tangga negara dan rumah tangga raja
pada akhir abad pertengahan, pajak mendapat tempat yang lebih
mantap diantara berbagai pendapatan negara. Dengan bertambah
luasnya tugas – tugas negara, maka dengan sendirinya negara
memerlukan biaya yang cukup besar. Sehubungan dengan itu
maka pembayaran pajak yang tadinya bersifat sukarela berubah
menjadi yang ditetapkan secara sepihak oleh negara dalam bentuk
undang – undang yang dapat dipaksakan3.
Setelah pajak ditetapkan oleh pemerintah akhirnya pajak
menjadi sumber penerimaan negara yang paling besar. Sebenarnya
sumber penerimaan negara bukan hanya bersumber terdapat sumber
sumber yang lain. Sumber penerimaan negara adalah pajak, kekayaan

1
Dewi Prastiwi, Mengenal Lebih Dekat Perpajakan Indonesia, (Surabaya : Unesa
Univesity Press,2016), hlm 1
2
Erly Suandi, Hukum Pajak, (Jakarta : Salemba Empat, 2011), hlm 1
3
Loc.cit

10
11

alam, bea dan cukai, retribusi, iuran, sumbangan, laba dari badan
usaha milik negara dan sumber – sumber lain4.
Sejarah Pajak Bumi dan Bangunan di Indonesia dimulai dari
masa colonial Inggris yang dipimpin oleh Thomas Standfor Raffless
pada abad ke 19 tahun 1813 di pulau Jawa. Raflless menentukan pajak
secara individu bukan pada desa. Raffles membagi – bagi tanah ke
dalam beberapa kategori seperti tanah kering dan tanah basah dimana
pengenaan pajaknya adalah rata – rata produksi pertahun untuk sawah
dan tegalan.5
b. Pengertian Pajak
Pengertian pajak dapat dilihat dari berbagai sumber diantaranya
adalah para ahli, undang – undang ataupun kamus besar bahasa
Indonesia (KBBI).
Definisi Prancis, termuat di dalam buku Leroy Bealieu yang
berjudul Traite de la Science des Finances, 1906 berbunyi :
“L’i impot la contribution, soit dissimulee, que La Puissance
Publique axige des habitants ou des biens subvenir aux depenses
du Gouvernment”. (“Pajak adalah bantuan, baik secara langsung
maupun tidak yang dipaksakan oleh kekuasaan publik dari
penduduk atau dari barang untuk menutup belanja pemerintah”).6
Definisi Prof. Dr. M. H. Smeets, pajak adalah prestasi kepada
pemerintah yang tertuang melalui norma – norma umum, dan yang
tdapat dipaksakan, tanpa adanya kontra prestasi yang dapat
ditunjukkan secara individual; maksudnya adalah untuk membiayai
pengeluaran pemerintah.7
Selain menurut ahli diatas terdapat definisi lain oleh Prof. Dr.
Rochmat Soemitro,SH, pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara
berdasarkan undang – undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak

4
Ibid, hlm 2
5
Siti Kurnia Rahayu, Perpajakan Indonesia Konsep dan Aspek Formal,(Yogyakarta, Graha
Ilmu, 2010), hlm 13
6
Ibid, hlm 8
7
Dewi Prastiwi, Mengenal Lebih Dekat Perpajakan Indonesia, (Surabaya : Unesa Univesity
Press,2016), hlm 25
12

mendapat jasa timbale (kontrapretasi), yang langsung dapat ditujukan


dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.8
Definisi pajak menurut Prof.Dr.P.J.A. Andriani adalah iuran
kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh wajib pajak
membayarnya menurut peraturan – peraturan dengan tidak mendapat
prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya
untuk membiayai pengeluaran – pengeluaran umum yang berhubung
dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.9
Definisi pajak menurut Undang – undang Nomor 28 Tahun 2007
adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang –
undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar – besarnya
kemakmuran rakyat.10 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pajak
adalah pungutan wajib, biasanya berupa uang yang harus dibayar oleh
penduduk sebagai sumbangan wajib kepada negara atau pemerintah
sehubungan dengan pendapatan, pemilikan, harga beli barang, dan
sebagainya.
Dapat disimpulkan bahwasannya pajak adalah iuran yang harus
dibayarkan oleh wajib pajak yang sifatnya memaksa dan wajib pajak
tidak mendapatkan balas jasa.
c. Fungsi Pajak
Fungsi pajak terbagi menjadi dua yaitu:
1) Fungsi Budgetair
Pajak memberikan sumbangan terbesar dalam penerimaan
negara, kurang lebih 60-70 persen penerimaan pajak
memenuhi postur APBN. Oleh karena itu, pajak merupakan
salah satu sumber penerimaan pajak memenuhi postur
APBN. Oleh karena itu, pajak merupakan salah satu sumber

8
Loc.cit
9
Mas Rasmini, Modul 1 Dasar – dasar Perpajakan, Universitas Terbuka, hlm 1.3
10
Undang – undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 Perubahan Ketiga atas
Undang – Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
13

penerimaan pemerintah untuk membiayai pengeluaran rutin


maupun pengeluaran pembangunan.11
2) Fungsi Mengatur (Regulerend)
Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur masyarakat atau
melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan
ekonomi. Contohnya memberikan insentif pajak (tax holiday)
untuk mendorong peningkatan investasi di dalam negeri.12
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwasanya pajak
mampu memberikan fungsi sebagai sumber penerimaan negara
serta mampu menjadi alat pengatur yang ada didalam masyarakat
baik dalam bidang sosial maupun bidang ekonomi.
3) Fungsi Redistribusi
Fungsi ini lebih ditekankan untuk pemerataan dan keadilan
dalam masyarakat. Fungsi ini terlihat dari adanya lapisan tarif
dalam pengenaan pajak dengan adanya tarif pajak yang lebih
besar untuk tingkat penghasilan yang lebih tinggi.13
4) Fungsi Demokrasi
Fungsi ini merupakan sistem gotong royong. Fungsi ini
dikaitkan dengan tingkat pelayanan pemerintah kepada
masyarakat pembayar pajak.14
d. Sistem Pemungutan Pajak
Sistem pemungutan pajak digolongkan atau dibagi ke dalam tiga
bagian, yaitu sebagai berikut:
1) Official Assessment System
Sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada
pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang
terutang oleh wajib pajak menurut perundang – undangan
perpajakan yang berlaku. Ciri – ciri sistem ini adalah
wewenang menentukan besarannya pajak terutang ada pada
11
Abdul Halim dkk, Perpajakan (Konsep, Aplikasi, Contoh, dan Studi Kasus), (Jakarta :
Salemba Empat,2014), hlm 4
12
Loc.cit
13
Dewi Prastiwi, Mengenal Lebih Dekat Perpajakan Indonesia, (Surabaya : Unesa
Univesity Press,2016), hlm 26
14
Loc.cit
14

fiskus, wajib pajak bersifat pasif, utang pajak timbul setelah


dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fiksus.15
2) Self Assessment System
Sistem pemungutan pajak yang memberikan wewenang
kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak
terutang. Wajib Pajak menghitung, memperhitungkan, membayar,
dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus dibayar.16
3) With Holding Sistem
Sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada
pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan Wajib Pajak yang
bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang
oleh Wajib Pajak.17
Pemungutan pajak di Indonesia mengacu pada sistem Self
Assessment. Konsekuensi sistem self assessment, setiap
wajib pajak yang memiliki penghasilan wajib mendaftarkan
diri sendiri ke Kantor Palayanan Pajak (KPP). Lebih lanjut,
setiap Wajib Pajak wajib menghitung sendiri dan membayar
pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan dan peraturan
perundang – undangan perpajakan dengan tidak
menggantungkan pada adanya surat ketetapan pajak.18
Pada prinsipnya pajak terutang pajak terutang pada saat
timbulnya objek pajak yang dapat dikenai pajak. Jadi, utang
pajak tidak timbul saar dibuatkan SKP. Namun, unyuk
kepentingan administrasi perpajakan di Indonesia, saat
terutangnya pajak tersebut ditetapkan sebagai berikut : pada
saat masa, untuk Pajak Penghasilan yang dipotong oleh pihak
ketiga ; pada akhir masa, untuk PPh yang dipotong oleh
pemberi kerja atau yang dipungut oleh pihak lain atas
kegiatan usaha atau oleh PKP atas pemungutab PPNBm;
pada akhir tahun pajak untuk PPh.19

15
Op.cit, hlm 7
16
Abdul Halim dkk, Perpajakan (Konsep, Aplikasi, Contoh, dan Studi Kasus), (Jakarta :
Salemba Empat,2014), hlm 7
17
Loc.cit
18
Ibid, hlm 1-2
19
Ibid, hlm 2
15

e. Teori yang mendasari pemungutan pajak


Terdapat lima teori yang menjadi dasar dipungutnya pajak yaitu
teori asuransi, teori kepentingan, teori gaya pikul, teori bakti dan teori
asas daya beli.
1) Teori asuransi
Keselamatan jiwa, harta benda, dan hak hak rakyat dilindungi
oleh negara. Maka dari itu rakyat diwajibkan untuk membayar
pajak yang diasumsikan sebagai premi asuransi, karena adanya
jaminan perlindungan.20
2) Teori kepentingan
Teori ini memperhatikan beban pajak kepentingaan dipungut
dari masyarakat. Pembebanan ini harus didasarkan pada
kepentingan setiap orang dalam tugas pemerintah, termasuk
perlindungan jiwa dan hartanya. Oleh karena itu pengeluaran
negara untuk melindunginya dibebankan kepada masyarakat
melalui pajak.21
3) Teori gaya pikul
Beban yang diberikan pada tiap – tiap orang harus sesuai
dengan daya pikul masing – masing orang. Dalam hal mengukur
daya pikul perorangan dapat menggunakan dua metode yaitu
subjektif dan objektif. 22
4) Teori bakti
Teori ini disebut juga sebagai teori kewajiban pajak mutlak.
Menurut teori ini, negara mempunyai hak mutlakuntuk memungut
pajak. Di lain pihak masyarakat menyadari bahwasannya
membayar pajak merupakan kewajiban. Sehingga dasar hukum
pajak terletak pada hubungan masyarakat dengan negara.23

20
Juli Ratnawati dan Retno Indah Ratnawati, Dasar – Dasar Perpajakan, (Yogyakarta
:Deepublish, 2017), hlm 3
21
Dewi Prastiwi, Mengenal Lebih Dekat Perpajakan Indonesia, (Surabaya : Unesa
Univesity Press,2016), hlm 31
22
Op.cit hlm 3
23
Loc.cit, hlm 31
16

5) Teori asas daya beli


Teori ini mendasarkan bahwa penyelenggaraan kepentingan
masyarakat dianggap sebagai dasar keadilan pemungutan pajak
yang bukan kepentingan individu atau negara, sehingga
menitikberatkan pada fungsi mengatur.24
2. Pajak Daerah
a. Pengertian Pajak Daerah
Dasar hukum Pajak Daerah dan Retribusi Daerah adalah UU
No.28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (UU
PDRD)25. Pajak daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang
terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan undang – undang dengan tidak mendapatkan imbalan
secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar –
besarnya kemakmuran rakyat.26
b. Jenis – jenis Pajak Daerah (Pasal 2 UU PDRD)
1) Jenis Pajak Daerah Provinsi
Jenis pajak daerah privinsi antara lain pajak kendaraan
bermotor, bea balik nama kendaraan bermotor, bahan bakar
kendaraan bermotor, pajak air permukaan dan pajak rokok.27
2) Jenis Pajak Daerah Kabupaten / Kota
Jenis pajak daerah Kabupaten / Kota antara lain pajak hotel,
restoran, hiburan, reklame, penerangan jalan, mineral bukan
logam dan batuan, parkir, air tanah, sarang burung wallet, PBB
Pedesaan dan Perkotaan, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
Bangunan.28

24
Loc.cit, hlm 32
25
Oyok Abuyamin, Perpajakan Pusat & Daerah, (Bandung : Humaniora,2010) hlm 391
26
Oyok Abuyamin, Ibid, hlm 399
27
Oyok Abuyamin, Loc.cit
28
Oyok Abuyamin, Ibid, 400
17

3) Dilarang memungut pajak lain. Daerah dilarang memungut pajak


selain jenis pajak sebagaimana dimaksud pada pasal 2 ayat 1 dan
ayat 2 UU PDRD tersebut diatas29
4) Pajak daerah tidak dipungut apabila potensi kurang. Jenis pajak
sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat 1 dan 2 UU PDRD
dapat dipungut apabila potensinya kurang memadai dan atau
disesuaikan dengan kebijakan daerah yang ditetapkan dengan
peraturan daerah.30
5) Pajak Daerah khusus setingkat provinsi
Khusus untuk daerah yang setingkat dengan provinsi, tetapi tidak
terbagi dalam daerah kabupaten/ kota otonom seperti DKI Jakarta,
jenis pajak yang dipungut merupakan gabungan dari pajak untuk
daerah provinsi dan pajak untuk daerah kabupaten / kota.31
Selain yang telah diuaraikan diatas terdapat beberapa jenis pajak
yang berbeda yang tertuang di dalam UU No 34 Tahun 2000 yaitu
sebagai berikut
1. Pajak Provinsi yang terdiri dari Pajak Kendaraan Bermotor dan
Pajak Kendaraan diatas air, Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan di Atas Air, Pajak Bahan
Bakar Kendaraan Bermotor, dan Pajak Pemanfaatan Air Bawah
Tanah dan Air Permukaan.32
2. Pajak Kabupaten atau Kota terdiri dari Pajak Hotel, Restoran,
Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak
Pengambilan Bahan Galian Golongan C, Pajak Parkir.33

29
Oyok Abuyamin, Loc.cit
30
Oyok Abuyamin, Lo.cit
31
Oyok Abuyamin, Lo.cit
32
Darwin, Pajak Daerah & Retribusi Daerah, (Jakarta : Mitra Wacana Media, 2010), hlm
104
33
Darwin, Loc.cit
18

3. Pajak Bumi dan Bangunan


a. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Pajak bumi dan bangunan (PBB) adalah pajak yang bersifat
kebendaan dan besarnya pajak terutang ditentukan oleh keadaan objek
yaitu bumi/bangunan. Keadaan subjek (siapa yang membayar tidak
ikut menentukan besar pajak).34
Artinya pajak bumi dan bangunan adalah pajak yang dikenakan
atas dasar objek pajaknya yaitu bumi dan bangunan, dimana wajib
pajak adalah seluruh warga negara yang menikmati bumi dan
bangunan dan telah mendaftarkan diri sebagai wajib pajak.
b. Dasar Hukum Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Pajak bumi dan bangunan (PBB) memiliki dasar hukum
diantaranya adalah :
1) Undang – Undang Nomor 12 Tahun 1985 telah diubah menjadi
Undang – Undang Nomor 12 Tahun 1994.
2) Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2002 Tentang penetapan
besarnya Presentase NJKP (Nilai Jual Kena Pajak) untuk Pajak
Bumi dan Bangunan
3) Keputusan Menteri Keuangan No. 201/KMK.04/2002 tentang
Penyesuaian Besar Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak
(NJOPTKP) sebagai dasar Perhitungan Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB)
4) Keputusan Menteri Keuangan No.522/KMK.04/2002 tentang
Perubahan atas Keputusan Menteri Keuangan No.82/KMK.04/2002
tentang Pembagian Hasil Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan
antara Pemerintah Pusat dan Daerah.35
c. Objek Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Objek pajak adalah bumi dan/atau bangunan. Klasifikasi objek
pajak diatur oleh Menteri Keuangan. Klasifikasi bumi dan

34
Erly Suandi, Hukum Pajak, (Jakarta : Salemba Empat, 2011) hlm 59
35
Siti Resmi, Perpajakan Teori dan Kasus Buku 2 Edisi 6, (Jakarta : Salemba Empat,
2013)hlm 229
19

bangunan adalah pengelompokan bumi dan bangunan menurut


nilai jualnya dam digunakan sebagai pedoman serta memudahkan
do dalam perhitungan pajak terutang. Dalam menentukan
klasifikasi bumi / tanah diperhatikan faktor letak, peruntukan,
pemanfaatan, kondisi lingkungan dan lain – lain. Sedangkan,
dalam menentukan klasifikasi bangunan diperhatikan faktor
bahan yang digunakan, rekayasa, letak, kondisi lingkungan dan
lain – lain.36
Yang dimaksud dengan bumi adalah permukaan bumi yang
meliputi tanah dan perairan pedalaman serta laut wilayah Indonesia
dan tubuh bumi yang ada dibawahnya. Sedangkan bangunan adalah
kontruksi teknik yang ditanam atau diletakkan secara permanen pada
tanah atau perairan.37
Terdapat beberapa objek pajak yang tidak dikenakan PBB yaitu
objek pajak yang:
1) Digunakan semata – mata untuk melayani kepentingan umum di
bidang ibadah, sosial, kesehatan, pendidikan dan kebudayaan
nasional, yang tidak dimaksudkan untuk memperoleh
keuntungan.38
2) Digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala, atau yang
sejenis itu.39
3) Merupakan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan wisata, taman
nasional, tanah pengembalaan, yang dikuasai oleh desa dan tanah
negara yang belum dibebani hak.40
4) Digunakan oleh perwakilan diplomatic, konsulat berdasarkan asas
perlakuan timbal balik.41
5) Digunakan oleh badan atau perwakilan organisasi internasional
yang ditentukan oleh menteri keuangan.42

36
Anastasia Diana dan Lilis Setiawati, Perpajakan teori dan peraturan terkini, (Yogyakarta
: Andi Offset, 2014), hlm 437
37
Undang – undang No 12 tahun 1985 yang diubah menjadi undang – undang nomer 12
tahun 1994 pasal 1 ayat 1 dan ayat 2
38
Op.cit, hlm 437
39
Op.cit, hlm 438
40
Op.cit, hlm 438
41
Op.cit, hlm 438
42
Op.cit, hlm 438
20

d. Subjek Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)


Subjek pajak adalah orang atau badan yang secara nyata
mempunyai suatu hak atas bumi dan atau memperoleh manfaat atas
bumi dan atau memiliki, menguasai dan atau memperoleh manfaat
atas bangunan.43 Tanda pembayaran / pelunasan pajak bukan
merupakan bukti pemilihan hak. Apabila atas suatu objek pajak
belum jelas diketahui wajib pajaknya. DJP dapat menetapkan
subjek pajak sebagai wajib pajak.44
e. Tarif Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Tarif yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan yang teruang di
dalam undang – undang adalah sebesar 0,5%.45
4. Sosialisasi
a) Pengertian Sosialisasi
Sosialisasi merupakan hal yang erat kaitannya dengan manusia
sebagai makhluk sosial. Manusia sebagai makhluk sosial, harus
bersosialisasi untuk belajar menjadi manusia sosial yang baik, baik
berupa norma, nilai maupun tingkah laku.
Sosialisasi adalah proses belajar yang dilakukan oleh seseorang
(individu) untuk berbuat atau bertingkah laku berdasarkan patokan
yang terdapat dan diakui dalam masyarakat. dalam proses belajar atau
penyesuaian diri itu seseorang kemudian mengadopsi kebiasaan, sikap
dan ide-ide dari orang lain; kemudian seseorang mempercayai dan
mengakui sebagai milik pribadinya.46 Searah dengan pengertian
tersebut, terdapat pengertian sosialisasi yang dikemukakan oleh Hasan
Shadily “sosialisasi sebagai suatu proses di mana seseorang mulai
menerima dan menyesuaikan diri kepada adat-istiadat suatu golongan,
di mana lambat laun ia akan merasa sebagai dari golongan itu”.47

43
Abdul Halim dkk, Perpajakan (Konsep, Aplikasi, Contoh, dan Studi Kasus), (Jakarta :
Salemba Empat,2014), hlm 459
44
Anastasia Diana dan Lilis Setiawati, Perpajakan teori dan peraturan terkini, (Yogyakarta
: Andi Offset, 2014), hlm 438
45
Ibid, hlm 441
46
Abdulsyani, Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012),
cet. 4, hlm 57
47
Ibid, hlm 58
21

Robert M.Z. Lawang juga mengemukakan mengenai sosialisasi


“sosilaisasi merupakan proses mempelajari norma, nilai, peran, dan
semua persyaratan lainnya yang diperlukan untuk memungkinkan
partisipasi yang efektif dalam kehidupan sosial”.48 Sudut pandang lain
juga dikemukakan oleh M. Sitorus mengenai sosialisasi “sosialisasi
merupakan proses di mana seseorang mempelajari polapola hidup
dalam masyarakat sesuai dengan nilai-nilai, norma dan kebiasaan
yang berlaku untuk berkembang sebagai anggota masyarakat dan
sebagai individu (pribadi)”.49
Dari beberapa pengertian diatas dapat di ambil kesimpulan
bahwasannya sosialisasi merupakan proses yang dilalui oleh
seseorang dimana seseorang berusaha menyesuaikan diri dengan
norma dan nilai yang ada di dalam masyarakat dan dalam melakukan
sosialisasi perlu memperhatikan beberapa hal.
b) Bentuk – bentuk Sosialisasi
Secara umum sosialisasi di kelompokkan menjadi dua macam
yaitu sosialisasi langsung dan tidak langsung. Berikut ini adalah
penjelasan dari sosialisasi langsung dan tidak langsung:
a. Sosialisasi Langsung
Sosialiasi langsung adalah kegiatan penyuluhan perpajakan
dengan berinteraksi langsung dengan Wajib Pajak atau calon Wajib
Pajak.50 Bentuk sosialisasi langsung antara lain Early Tax
Education, Tax Goes To School/ Tax Goes To Campus,
perlombaan perpajakan (Cerdas Cermat, Debat, Pidato Perpajakan,

48
Elly M. Setiadi dan Usman Kolip, Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta dan Gejala
Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya Edisi 1 (Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group, 2013), cet. 3, hlm 156
49
Ibid
50
Tuti Wulandari, Pengaruh Sosialisasi Perpajakan, Pengetahuan Perpajakan, Dan
Kualitas Pelayanan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dengan Kesadaran Wajib Pajak Sebagai
Variabel Intervening (Studi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pekanbaru Senapelan), (Jom
FEKON Vol. 2 No. 2Oktober 2015), hlm 4
22

Artikel), sarasehan/ tax gathering, kelas pajak/ klinik pajak,


seminar/ diskusi/ ceramah, dan workshop/ bimbingan teknis.51
b. Sosialisasi Tidak Langsung
Sosialisasi tidak langsung adalah kegiatan penyuluhan
perpajakan kepada masyarakat dengan tidak atau sedikit melakukan
interaksi dengan peserta.52
Contoh kegiatan sosialisasi tidak langsung antara lain sosialisasi
melalui radio/ televisi, penyebaran buku/ booklet/ leaflet
perpajakan. Bentuk-bentuk sosialisasi tidak langsung dapat
dibedakan berdasarkan medianya. Dengan media elektronik
dapat berupa talkshow TV, built-in program, dan talkshow
radio. Sedangkan dengan media cetak (koran/ majalah/ tabloid/
buku) dapat berupa suplemen, advertorial (booklet/ leaflet
perpajakan), rubrik tanya jawab, penulisan artikel pajak, dan
penerbitan majalah/ buku/ alat peraga penyuluhan (termasuk
komik pajak).53
Seperti yang dipaparkan pada artikel oleh Herry Susanto, bahwa
sosialisasi dapat dilakukan melalui media elektronik maupun cetak,
seperti talkshow di radio atau televisi, koran, tabloid, majalah, iklan,
serta pada spanduk, banner, dan papan iklan.54 Bentuk – bentuk
sosialisasi perpajakan dapat ditempuh dengan beberapa jalan yaitu
publikasi, kegiatan, pemberitaan,keterlibatan komunitas, pencantuman
identitas, dan pendekatan pribadi.55
d) Strategi Sosialisasi
Strategi sosialisasi yang dilakukan melalui beberapa jalan
diantaranya adalah sebagai berikut ini
a. Publikasi

51
Marisa Herryanto dan Agus Arianto Toly, Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Kegiatan
Sosialisasi Perpajakan, Dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Di KPP
Pratama Surabaya Sawahan, (Tax & Accounting Review, Vol.1, No.1, 2013), hlm 127
52
Op.cit, hlm 4
53
Op.cit, hlm 127
54
Herry Susanto, Membangun Kesadaran Dan Kepedulian Sukarela Wajib pajak,
http://www.pajak.go.id/content/membangun-kesadaran-dan-kepeduliansukarela-wajib-
pajak,26 Desember 2016.
55
Irwansyah dan Muhammad Akbal, Pelaksanaan Sosialisasi Perpajakan untuk
Meningkatkan Kesadaran Masyarakat dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan di Kota
Makassar, (Jurnal Tomalebbi, Jurnal Pemikiran, Penlitian Hukum, Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan, Vol 1 No 2 : 2014) hlm 24
23

Merupakan aktivitas publikasi yang dilakukan melalui media


komunikasi baik media cetak seperti surat kabar, majalah maupun
media audiovisual sperti radio ataupun televisi.
b. Kegiatan
Institusi pajak dapat melibatkan diri pada penyelenggaraan
aktivitas-aktivitas tertentu yang dihubungkan dengan program
peningkatan kesadaran masyarakat akan perpajakan pada momen-
momen tertentu. Misalnya : kegiatan olahraga, hari-hari libur
nasional dan lain sebagainya.
c. Pemberitaan
Pemberitaan dalam hal ini mempunyai pengertian khusus
yaitu menjadi bahan berita dalam arti positif, sehingga menjadi
sarana promosi yang efektif. Pajak dapat disosialisasikan dalamm
bentuk berita kepada masyarakat, sehingga masyarakat dapat lebih
cepat menerima informasi tentang pajak.
d. Keterlibatan komunitas
Melibatkan komunitas pada dasarnya adalah cara untuk
mendekatkan institusi pajak dengan masyarakat, dimana iklim
budaya Indonesia masih menghendaki adat ketimuran untuk
bersilaturahmi dengan tokoh-tokoh setempat sebelum institusi
pajak dibuka.
e. Pencantuman identitas
Berkaitan dengan pencantuman logo otoritas pajak pada
berbagai media yang ditujukan sebagai sarana promosi.
f. Pendekatan pribadi
Pendekatan pribadi yang dilakukan secara informal untuk
mencapai tujuan tertentu.56

56
Oktaviane Lidya Winerungan, Sosialisasi Perpajakan, Pelayanan Fiskus Dan Sanksi
Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wpop Di Kpp Manado Dan Kpp Bitung, (Jurnal EMBA Vol.1
No.3 September 2013), hlm 962
24

e) Media Sosialisasi
Media sosialisasi oleh Ditjen Pajak tersebut adalah kegiatan
sadar dan peduli pajak serta memodifikasi program pengembangan
pelayanan perpajakan yang dapat ditempuh melalui beberapa cara
diantaranya sebagai berikut:
a. Penyuluhan
Bentuk sosialisasi yang dilakukan oleh Ditjen Pajak melalui
berbagai media, baik media elektronik maupun media massa
lainnya bahkan terkadang sampai mengadakan penyuluhan secara
langsung ke tempat (daerah-daerah) tertentu yang dianggap
potensial pajaknya tinggi dan membutuhkan informasi yang
lengkap dan terjamin kebenarannya.57
b. Diskusi dengan wajib pajak dan tokoh masyarakat
Ditjen Pajak memberikan komuniskasi dua arah antara Wajib
Pajak dengan petugas pajak (fiskus) maupun masyarakat yang
dianggap memberikan pengaruh atau dipandang oleh masyarakat
sekitarnya.58
c. Informasi langsung dari petugas kepada wajib pajak
Bentuk penyampaian informasi yang diperoleh secara
langsung oleh wajib pajak dari petugas yag bersangkutan (fiskus)
mengenai perpajakan.59
d. Pemasangan Billboard
Pemasangan spanduk atau billboard pada tempat yang
strategis, sehingga mudah dilihat oleh masyarakat. Berisi pesan
singkat berupa kutipan perkataan, pernyataan dengan bahasa
penyampaian yang mudah dipahamai.60

57
Loc.cit
58
Pasca Rizki Dwi Ananda dkk, Pengaruh Sosialisasi Perpajakan, Tarif Pajak, Dan
Pemahaman Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Studi pada UMKM yang Terdaftar
sebagai Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Batu, (Universitas Brawijaya : Jurnal
Perpajakan JEJAK) Vol. 6 No. 2 2015), hlm 3
59
Op.cit, hlm 963
60
Op.cit, hlm 3
25

e. Website Ditjen Pajak


Media sosialisasi (dalam menyampaikan informasi) yang
dapat diakses internet setiap saat dengan cepat dan mudah serta
informasi yang diberikanpun sangat lengkap, akurat, terjamin
kebenarannya dan up to date.61
5. Kesadaran
a) Pengertian Kesadaran
Bagi George Herbert Mead, kesadaran merupakan esensi diri dan
sumber identitas. Menurutnya, kesadaran-diri berarti menjadi suatu
diri dalam pengalaman seseorang sejauh sikap yang dimilikinya
sendiri membangkitkan sikap serupa dalam upaya sosial.
Kesadaran adalah pemahaman manusia atas pengalamannya
sendiri, yang memungkinkannya mendefinisikan dirinya sendiri
dan keadaannya. Dengan kata lain, kesadaran diri menurut Mead
menyangkut objektifikasi diri.62
Menurut Sigmund Freud “kesadaran itu merupakan suatu
bagian terkecil atau tipis dari keseluruhan pikiran manusia. Hal ini
dapat diibaratkan seperti gunung es yang ada di bawah permukaan
laut, dimana bongkahan es itu lebih besar di dalam ketimbang yang
terlihat di permukaan”.63
Kesadaran wajib pajak merupakan sebuah itikad baik
seseorang untuk memenuhi kewajiban membayar pajak berdasarkan
hati nuraninya yang tulus ikhlas.64 Dalam pengertian lain kesadaran
adalah keadaan mengetahui atau mengerti sedangkan perpajakan
adalah perihal pajak. Artinya kesadaran perpajakan adalah keadaan
mengetahui atau mengerti perihal pajak.65

61
Op.cit, hlm 963
62
Uus Uswatusolihah, Kesadaran Dan Transformasi Diri Dalam Kajian Dakwah Islam
Dan Komunikasi, (Jurnal Komunika, Vol 9 No 2, IAIN Purwokerto : 2015), hlm 261
63
Rahayu Ginintasasi,Kesadaran, (FIP UPI Jurusan Psikologi)
64
Ketut Evi Susilawati dan Ketut Budhiarta, Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak,
Pengetahuan Pajak, Sanksi Perpajakan dan Akuntasbilitas Pelayanan Publik Pada Kepatuhan
Wajib Pajak Kendadaraan Bermotor, (E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 4.1, ISSN 2302-
8556:2013),hlm 348
65
Cindy Jotopurnomo dan Yenni Mangoting, Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Kualitas
Pelayanan Fiskus, Sanksi Perpajakan, Lingkungan Wajib Pajak Berada terhadap Kepatuhan
wajib Pajak Orang pribadi di Surabaya, (Tax and Accounting Review Vol 1 No 1 :2013), hlm 50
26

Kesadaran wajib pajak adalah pemahaman yang mendalam pada


seseorang yang terwujud di dalam pemikiran, sikap dan tingkah laku
untuk melaksanakan hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan
ketentuan perundang – undangan karena memahami bahwa pajak
sangat penting untuk pembiayaan nasional.66
Artinya kesadaran merupakan sesuatu yang dilakukan
berdasarkan nurani dari masing – masing individu tanpa adanya
paksaan dan tekaan dari pihak luar untuk melakukan sesuatu sesuai
dengan tanggung jawab yang telah diterima.
b) Indikator Kesadawan Wajib Pajak
Indikator yang digunakan untuk mengetahui bahwasannya wajib
pajak memiliki kesadaran dalam membayar pajak diantaranya adalah
sebagai berikut:
a. Mengetahui adanya undang – undang
b. Mengetahui fungsi pajak untuk pembiayaan negara
c. Memahami bahwa kewajiban perpajakan harus dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
d. Menghitung, membayar, melaporkan pajak secara sukarela.67
Indikator lain yang dapat digunakan sebagai tolok ukur kesadaran
wajib pajak dalam sistem self assessment di antaranya adalah.
a. Dalam mendapatkan NPWP, Wajib Pajak secara aktif
mendaftarkan diri secara aktif dan mandiri ke KPP setempat.
b. WP mengambil sendiri formulir SPT Masa di KPP setempat
c. WP menghitung dan menetapkan sendiri jumlah pajak penghasilan
yang terutang melalui pengisian SPT tanpa bantuan fiskus.
d. WP menyetor dan melaporkan formulir SPT secara aktif dan
mandiri dan tepat waktu, tanpa harus ditagih oleh fiskus.68

66
Wulandari Agustiningsih dan Isroah, Penerapan Pengaruh E-Filing, Tingkat
Pemahaman Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di KPP
Pratama Yogyakarta, (Jurnal Nominal, Vol V No 2 :2016), hlm 111
67
Ni Ketut Muliari dan Putu Ery Setiawan, Pengaruh Persepsi Tentang Sanksi Perpajakan
dan Kesadaran Wajib Pajak Pada Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi di Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Denpasar, (Fakultas Ekonomi Universitas Udayana ), hlm 5
27

6. Kepatuhan Wajib Pajak


a) Pengertian Kepatuhan Wajib Pajak
Kepatuhan perpajakan merupakan dimana wajib pajak taat dalam
melaksanakan ketentuan perpajakan yang berlaku. Wajib pajak yang
patuh adalah wajib pajak yang taat memenuhi kewajibannya.69 Dalam
kamus besar bahasa Indonesia kepatuhan berarti sifat patuh, ketaatan.
Kepatuhan adalah motivasi seseorang, kelompok atau organisasi untuk
berbuat sesuai dengan aturan yang ditetapkan.70
Artinya kepatuhan wajib pajak merupakan suatu rangkaian
tindakan yang dilakukan oleh wajib pajak sesuai prosedur dan
ketentuan yang telah ditetapkan. Kepatuhan wajib pajak merupakan
hal yang penting di dalam masyarakat yang menjadi salah satu tolok
ukur keberhasilan pemasukan dari pajak.
Terdapat dua macam kepatuhan yaitu kepatuhan formal dan
kepatuhan material. Kepatuhan formal adalah suatu keadaan dimana
wajib pajak dapat memenuhi kewajiban perpajakan secara formal
dengan ketentuan yang ada di dalam Undang-Undang perpajakan.
Misalnya ketentuan batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan. 71
Kepatuhan material adalah suatu keadaan dimana Wajib Pajak secara
substantif/hakekat memenuhi semua ketentuan material perpajakan,
yakni sesuai isi dan jiwa undang-undang perpajakan.72

68
Marisa Herryanto dan Agus Arianto Toly, Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Kegiatan
Sosialisasi Perpajakan, dan Pemeriksaan Pajak terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan di KPP
Pratama Surabaya Sawahan, (Program Akuntansi Pajak Program Studi Akuntansi Universitas
Kristen69Petra : Tax & Accounting Review, VOL.1, NO.1, 2013), hlm 127
Siti Dwi Yuliani dan Nina Dwi Setyaningsih, Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi
Kepatuhan Wajib Pajak Dengan Kesadaran Sebagai Variabel Moderating. (El Muhasaba,:Jurnal
Akuntansi Vol 11 No 1, 2020), hlm 6
70
Nurulita Rahayu, Pengaruh Pengetahuan Perpajakan, Ketegasan Sanksi Pajak dan Tax
Amnesty Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak, (Akuntansi Dewantara Vol 1 No 1, 2017),hlm 20
71
Miftahudin Hafiz dan Saryadi, Pengaruh Sosialisasi Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan
Wajib Paja Kmelalui Pemahaman Wajib Pajak Sebagai Variabel Intervening (Studi Empirik
Kebijakan Amnesti Pajak Pada Umkm Di Kpp Pratama Semarang Tengah Dua), (Universitas
Diponegoro)
72
Nora Hilmia Primasari, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak
Orang Pribadi Yang Melakukan Pekerjaan Bebas, (Jurnal Akuntansi dan Keuangan FE
Universitas Budi Luhur Vol. 5 No. 2 ,2016), hlm 186
28

b) Indikator Kepatuhan Wajib Pajak


Kepatuhan merupakan keadaan seseorang mentaati dan
mengikuti peraturan yang telah dibuat oleh penguasa. Seperti
kepatuhan wajib pajak kepada peraturan perpajakan yang telah dibuat
oleh pemerintah. Seseorang dikatakan patuh dan sadar akan
kewajibannya apabila:73
a. Wajib pajak paham atau berusaha untuk memahami semua
ketentuan peraturan perundang – undangan perpajakan.
b. Mengisi formulir dengan lengkap dan jelas
c. Menghitung dengan jumlah pajak yang terutang dengan benar.
d. Membayar pajak yang terutang tepat pada waktunya.
Menurut Keputusan Menteri Keuangan No. 544/KMK.04/2000
kriteria Wajib pajak patuh, sebagai berikut74:
a. Tepat waktu dalam menyampaikan SPT untuk semua jenis pajak
dalam 2 tahun terakhir.
b. Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak,
kecuali telah memperoleh izin untuk mengangsur atau menunda
pembayaran pajak.
c. Tidak pernah dijatuhi hukuman karena melakukan tindak pidana di
bidang perpajakan dalam jangka waktu 10 tahun terakhir.
d. Dalam 2 tahun terakhir menyelenggarakan pembukuan dan dalam
hal terhadap wajib pajak pernah dilakukan pemeriksaan, koreksi
pada pemeriksaan yang terakhir untuk masing-masing jenis pajak
yang terutang paling banyak 5%.
e. Wajib pajak yang laporan keuangannya untuk 2 tahun terakhir
diaudit oleh akuntan publik dengan pendapat wajar tanpa

73
Sri Putri Tita Mutia, Artikel Ilmiah Pengaruh Sanksi Perpajakan, Kesadaran
Perpajakan, Pelayanan Fiskus, Dan Tingkat Pemahaman Terhadap Kepatuhan Wajib pajak
Orang Pribadi, (Universitas Negeri Padang : 2014) hlm 8
74
Menteri Keuangan Republik Indonesia, Peraturan Menteri Keuangan Nomor
192/Pmk.03/2007 Tentang Tata Cara Penetapan Wajib pajak Dengan Kriteria Tertentu Dalam
Rangka Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak
29

pengecualian, atau pendapat dengan pengecualian sepanjang tidak


memengaruhi laba rugi fiskal.
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia
Nomor 192/PMK.03/2007 wajib pajak dengan criteria tertentu yang
selanjutnya disebut sebagai wajib pajak patuh adalah sebagai
berikut:75
a. Tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan
b. Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak kecuali
tunggakan pajak yang telah memperoleh izin mengangsur atau
menunda pembayaran pajak.
c. Laporan keuangan diaudit oleh akuntan publik atau lembaga
pengawasan keuangan pemerintah dengan pendapat WTP selama 3
tahun berturut – turut.
d. Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana bidang
perpajakan berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap dalam jangka waktu 5 tahun terakhir.
Wajib pajak dikategorikan sebagai wajib pajak yang patuh
apabila memenuhi syarat sebagai berikut:76
a. Tepat waktu dalam meyampaikan SPT untuk semua jenis pajak
dalam 2 tahun terakhir.
b. Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak,
kecuali telah memperoleh izin mengangsur dan menunda pembayar
pajak.
c. Tidak pernah dijatuhi hukuman karena melakukan tindak pidana di
bidang perpajakan dalam jangka waktu 10 tahun terakhir.
d. Dalam hal laporan keuangan diaudit oleh akuntan publik atau
Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan harus dengan
penadapat wajar tanpa pengucualian (WTP) atau dengan pendapat

75
Dewi Prastiwi, Mengenal Lebih Dekat Perpajakan Indonesia, (Surabaya : Unesa
Univesity Press,2016), hlm 40
76
Dewi Prastiwi, Loc.cit
30

wajar dengan pengecualian sepanjang pengecualian tersebut tidak


mempengaruhi laba rugi fiskal.

B. Penelitian yang Relevan


Tabel 2.1
Penelitian Relevan
No Judul Variabel Hasil Analisis data

1 Johan Yusnindar Variabel SPPT, 1. Secara parsial Uji Regresi


Tahun 2015 Pengetahuan Wajib SPPT, pengetahuan Variabel
(Jurnal)77 pajak, Kualitas Wajib pajak, Penelitian
Pelayanan, Kesadaran kualitas pelayanan,
Wajib pajak, dan kesadaran Wajib
Sanksi Pajak dan pajak dan sanksi
pajak berpengaruh
variabel Kepatuhan
signifikan terhadap
Wajib pajak
kepatuhan Wajib
pajak dalam
melaksanakan
pembayaran Pajak
Bumi dan
Bangunan
Perdesaan dan
Perkotaan.
2. Secara serentak
SPPT, Pengetahuan
Wajib pajak,
Kualitas Pelayanan,
Kesadaran Wajib
pajak dan Sanksi
Pajak berpengaruh
signifikan terhadap
kepatuhan Wajib
pajak dalam
melaksanakan
pembayaran Pajak
Bumi dan
Bangunan
Perdesaan dan
Perkotaan.

2 Donny Binambumi Sosialisasi Hasil uji Analisis Regresi


Tahun 2015 menunjukkan
(Jurnal)78 Kepatuhan wajib terdapat pengaruh

77
Johan Yusnindar, Pengaruh Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib pajak
Dalam Melakukan Pembayaran Pajak Bumi Dan Bangunan Perdesaan Dan Perkotaan (Studi Pada
Wajib pajak Pbb-P2 Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang), (Jurnal Jejak Vol 1 No 1), 2015
31

pajak antara sosialisasi


PBB dengan
kepatuhan wajib
pajak, baik dari segi
frekwensi
pemberian
sosialisasi yang
dilakukan secara
efisien, tata cara
pemberian
sosialisasi yang
mudah dipahami,
petugas pemberi
sosialisasi yang
memberikan
penjelasan dengan
ramah dan
pengetahuan
perpajakan yang
cukup serta
ketepatanwaktu
para wajib pajak
dalam membayar
pajak khususnya
pajakbumi dan
bangunan sehingga
membantu
penerimaan pajak di
Kecamatan Nanusa
yang kemudian
disalurkan ke kas
Negara untuk
digunakan dalam
membiayai
pembangunan
nasional. Koefisien
korelasi yang
dihasilkan antara
sosialisasi pajak
bumi dan bangunan
(X) dengan
kepatuhan wajib
pajak (Y) memiliki
hubungan yang
searah sehingga
berdampak positif
terhadap kepatuhan

78
Donny Binambumi,Sosialisasi PBB Pengaruhnya Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di
Desa Karatung Kecamatan Nanusa Kabupaten Talaud. (Jurnal EMBA Universitas
Brawijaya),2015
32

wajib pajak dalam


membayar
kewajiban pajak
PBB dan berarti
semakin banyak
penerimaan pajak
yang bisa
digunakan dalam
pembangunan
nasional.

3 Riana Widiastuti Sikap berperilaku Berdasarkan hasil Analisis regresi


dan Herry Wasito pengujian maka linier berganda
Tahun 2014 Norma subyektif diperoleh
(Jurnal)79 Kontrol keperilakuan kesimpulan bahwa
yang dipersepsikan sikap berperilaku
wajib pajak dalam
Kesadaran memenuhi
kewajiban
Pengetahuan atas
perpajakan, norma
sanksi pajak
subyektif, kontrol
Pelayanan pajak keperilakuan yang
dipersepsikan,
Kepatuhan wajib kesadaran WP
pajak untuk membayar
pajak dan
pelayanan pajak
secara parsial
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap perilaku
wajib pajak untuk
mematuhi peraturan
perpajakan. Hasil
tersebut
menunjukkan
bahwa semakin
rendahnya sikap
berperilaku wajib
pajak, norma
subyektif, kontrol
keperilakuan yang
dipersepsikan,
kesadaran dan
pelayanan pajak
dalam memenuhi
kewajiban pajak,
maka kepatuhan

79
Riana Widiastuti dan Herry Laksito, Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan
Pajak Bumi Dan Bangunan (P-2) (Studi pada WPOP di Kabupaten Klaten), (Diponegoro Journal
of Accounting, Vol 3 No 2), 2014
33

wajib pajak (tax


compliance)
semakin menurun.

Berdasarkan hasil
pengujian juga
diperoleh
kesimpulan bahwa
pengetahuan atas
sanksi pajak tidak
berpengaruh
terhadap perilaku
wajib pajak untuk
mematuhi peraturan
perpajakan. Hasil
tersebut
menunjukkan
bahwa semakin
tinggi atau rendah
pengetahuan atas
sanki pajak yang
dimiliki oleh wajib
pajak, maka tidak
akan berpengaruh
terhadap perilaku
kepatuhan wajib
pajak (tax
compliance).

4 Nadwatul Khoiroh Sanksi 1. Berdasarkan Regresi Linier


Tahun 2017 Sosialisasi hasil uji regresi Berganda
(Skripsi)80 Pendapatan Wajib linier berganda,
pajak secara parsial
Membayar Pajak variabel
Bumi dan Bangunan sanksi berpengaruh
terhadap kepatuhan
wajib pajak dalam
membayar
pajak PBB.
2. Berdasarkan dari
hasil uji regresi
linier berganda,
secara parsial
variabel sosialisasi
tidak berpengaruh
terhadap kepatuhan
wajib pajak
dalam membayar
pajak PBB. Hal ini
dikarenakan kurang

80
Nadwatul Khoiroh, “Pengaruh Sanksi, Sosialisasi, Dan Pendapatan Wajib pajak Terhadap
Kepatuhan Wajib pajak Dalam Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan Di Desa Gandaria Tahun
2017”, Skripsi pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017
34

meratanya
sosialisasi dari
petugas desa pada
masyarakat sekitar,
hanya sebagian
masyarakat yang
mendapatkan
sosilaisasi.
3. Berdasarkan
hasil uji regresi
linier berganda,
secara parsial
variabel
pendapatan
berpengaruh
terhadap kepatuhan
wajib pajak dalam
membayar pajak
PBB.
4. Berdasarkan
hasil uji regresi
linier berganda,
secara simultan atau
pengujian bersama-
sama variabel
independen (sanksi,
sosialisasi, dan
pendapatan)
berpengaruh
terhadap kepatuhan
wajib pajak dalam
membayar pajak
PBB.
5 Moh. Wawan - Sosialisasi a. Berdasarkan uji Regresi linier
Setyabudi Tahun Perpajakan parsial (uji t), berganda.
2017 (Tesis)81 - Pengetahuan dibuktikan bahwa
Perpajakan sosialisasi
- Sanksi Pajak perpajakan
- PPh Final berpengaruh
terhadap Kepatuhan
- Kepatuhan
Wajib pajak
WPOP
Pribadi.
20
b. Berdasarkan uji
parsial (uji t),
dibuktikan bahwa
pengetahuan
perpajakan
berpengaruh
terhadap Kepatuhan

81
Moh. Wawan Setyabudi,“Pengaruh Sosialisasi Perpajakan, Pengetahuan Perpajakan,
Sanksi Pajak Dan Pph Final (Implementasi Pp Nomer 46 Tahun 2013) Terhadap Kepatuhan
Wajib pajak Orang Pribadi (Studi Empiris pada Wajib pajak yang terdaftar di KPP Pratama
Surakarta”, 2017
35

Wajib pajak
Pribadi.
c. Berdasarkan uji
parsial (uji t),
dibuktikan bahwa
sanksi pajak
berpengaruh
terhadap Kepatuhan
Wajib pajak
Pribadi.

d. Berdasarkan uji
parsial (uji t),
dibuktikan bahwa
PPh Final
(Implementasi PP
46 th 2013 ) tidak
berpengaruh
terhadap Kepatuhan
Wajib pajak
Pribadi.

Sebelumnya telah dilakukan penelitian mengenai variabel x yang diteliti oleh


peneliti yang berjudul “Sosialisasi PBB Pengaruhnya Terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak di Desa Karatung Kecamatan Nanusa Kabupaten Talalud”, di dalam
penelitian yang dilakukan oleh Donny Binambumi di jelaskan bahwasannya
sosialisasi perpajakan yang dilakukan secara berkelanjutan dapat meningkatkan
kepatuhan wajib pajak.82 Selanjutnya variabel y yang berjudul “Pengaruh Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib pajak Dalam Melakukan
Pembayaran Pajak Bumi Dan Bangunan Perdesaan Dan Perkotaan (Studi Pada
Wajib pajak Pbb-P2 Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang)”, di dalam
penelitian yang dilakukan oleh Johan Yusnindar di jelaskan bahwasannya
kesadaran wajib pajak yang baik akan meningkatkan kepatuhan wajib pajak.83
Persamaan penelitian yang peneliti lakukan dengan penelitian terdahulu adalah
variabel yang diteliti menyangkut masalah sosialisasi, kesadaran dan kepatuhan

82
Donny Binambumi,Sosialisasi PBB Pengaruhnya Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di
Desa Karatung Kecamatan Nanusa Kabupaten Talaud. (Jurnal EMBA Universitas
Brawijaya),2015, hlm 2065
83
Johan Yusnindar, Pengaruh Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib pajak
Dalam Melakukan Pembayaran Pajak Bumi Dan Bangunan Perdesaan Dan Perkotaan (Studi Pada
Wajib pajak Pbb-P2 Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang), (Jurnal Jejak Vol 1 No 1), 2015,
hlm 8
36

wajib pajak. Namun peneliti menggunakan teknik analisis data yang berbeda
yaitu MRA (moderate regression analys) dimana variabel bebas yang digunakan
adalah variabel sosialisasi yang dirasa keberadaan variabel ini oleh peneliti dapat
berubah – ubah tergantung dengan wilayah yang diteliti, sedangkan variabel
moderat yang digunakan adalah variabel kesadaran. Dimana kesadaran ini
menyangkut kepada diri masing – masing wajib pajak. Variabel kesadaran atau
variabel moderat ini akan memperkuat variabel bebas yang ada didalam penelitian
yaitu variabel sosialiasi. Jadi penelitian yang dilakukan oleh peneliti
menggabungkan dua faktor yang mampu mempengaruhi kepatuhan wajib pajak
yaitu faktor sosialisasi sebagai faktor eksternal dan variabel kesadaran sebagai
faktor internal seorang wajib pajak. Perbedaan yang dimiliki terletak pada
penggunaan variabel moderat didalam penelitian ini yaitu variabel kesadaran.
C. Kerangka Berpikir
Kepatuhan wajib pajak dapat diukur dari pemahaman terhadap semua
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, mengisi formulir
dengan lengkap dan jelas, menghitung jumlah pajak yang terutang dengan
benar, membayar dan melaporkan pajak yang terutang tepat pada waktunya.
Sebelumnya penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan pajak penting
dalam rangka meningkatkan tingkat kepatuhan pajak”84 Kepatuhan dalam
perpajakan dapat berdampak kepada pemasukan pajak pada Negara lebih
besar lagi, karena kepatuhan seperti yang telah dijelaskan di atas
bahwasannya wajib pajak mau untuk memenuhi kewajiban perpajakannya
yaitu mau untuk membayarkan pajaknya yang terutang. Sikap patuh ini
tidaklah serta-merta datang pada diri wajib pajak tanpa adanya stimulus dari
luar maupun dari dalam diri wajib pajak. Stimulus dari luar yang berupa
sosialisasi dan dari dalam yang berupa kesadaran wajib pajak itu sendiri

84
Nirawan Adiasa, Pengaruh Pemahaman Peraturan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib
pajak De Ngan Moderating Preferensi Risiko, ( Accounting Analysis Journal : 2013) hlm 346
37

Pajak Daerah dan Retribusi Daerah


UU No. 28 tahun 2009

PBB Sektor Pedesaan dan Perkotaan

Kepatuhan Wajib Pajak

Indikator

Faktor yang mempengaruhi

- Tepat waktu
menyampaikan SPT
Faktor Eksternal Faktor Internal
- Tidak mempunyai
tunggakan pajak
- Tidak pernah dipidana
karena kasus
Sosialisasi Kesadaran perpajakan
Indikator : Indikator : - Mendapat predikat
- Penyuluhan - Mengetahui adanya undang – WTP
- Diskusi dengan wajib undang
pajak atau tokoh - Mengetahui fungsi pajak (Dewi Prastiwi)
untuk pembiayaan negara
masyarakat
- Memahami bahwa kewajiban
- Informasi langsung perpajakan harus
dari petugas kepada dilaksanakan sesuai dengan
wajib pajak ketentuan yang berlaku.
D. Hipotesis Penelitian
- Webite Ditjen Pajak - Menghitung, membayar,
- Pemasangan Billboard melaporkan pajak secara
sukarela
(Oktaviane Lidya
Winerungan) ( Ni Ketut Muliari dan Putu
Ery Setiawan)
38

Semula istilah hipotesis berasal dari bahasa Yunani yang mempunyai dua
kata “hupo” (sementara) dan “thesis” (pernyataan atau teori). Karena
hipotesis merpuakan pernyataan sementara yang masih lemah keberadaannya,
maka perlu di uji kebenarannya. Kemudian para ahli menafsirkan arti
hipotesis adalah dugaan terhadap hubungan antara dua variabel atau lebih.85
Hipotesis adalah penjelasan sementara tentang sesuatu atau tingkah laku
gejala – gejala atau kejadian tertentu yang telah terjadi atau yang akan
terjadi.86
Jadi hipotesis merupakan asumsi atau jawaban sementara dari peneliti
tentang variabel-variabel yang sedang diteliti dan harus dibuktikan
kebenarannya. Hipotesis tentang masalah yang sedang diteliti berdasarkan
kerangka teori dan berpikir terbagi menjadi dua hipotesis penelitian yaitu:
1. Hipotesis penelitian pertama
Ha : Terdapat pengaruh sosialisasi terhadap kepatuhan wajib pajak
H0 : Tidak terdapat pengaruh sosialisasi terhadap kepatuhan wajib
pajak
2. Hipotesis penelitian kedua
Ha : Terdapat pengaruh kesadaran terhadap kepatuhan wajib
pajak
H0 : Tidak terdapat pengaruh kesadaran terhadap kepatuhan
wajib pajak
3. Hipotesis penelitian ketiga
Ha : Sosialisasi dimoderasi kesadaran secara bersama sama
berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak PBB di Dusun
Gembuk Desa Sumberejo Kecamatan Batuwarno
Ho : Sosialisasi dimoderasi kesadaran secara bersama – sama tidak
berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak PBB di Dusun
Gembuk Desa Sumberejo Kecamatan Batuwarno

85
Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi dengan
Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17 cet. 1 (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), hlm 38
86
Hasan Aedy dan Mahmudin A.S, Metodologi Penelitian Teori dan Aplikasi (Panutan
bagi mahasiswa dan peneliti), (Ypgyakarta : DEEPUBLISH, 2017), hlm 36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Objek penelitian ini adalah wajib pajak Bumi dan Bangunan yang
berlokasi di Dusun Gembuk, Desa Sumberejo, Kecamatan Batuwarno,
Kabupaten Wonogiri.
Gambar 3.1
Peta Desa Batuwarno

2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah pada kurun
waktu 2018-2019 mulai dari bulan Oktober sampai dengan Agustus dengan
timeline dijabarkan pada tabel berikut:

38
39

Tabel 3.1
Kegiatan Penelitian
2018 2019 2020
NO Kegiatan Bulan
11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 7
1. Pengajuan Judul
2. Persetujuan Judul
3. Penyusunan Bab I-III

4. Seminar Proposal

5. Revisi Proposal

6. Penyusunan Bab I

7. Penyusunan Bab II

8. Penyusunan Bab III


dan Pembuatan
Instrumen
9. Penelitian skripsi

10. Penyusuan Bab IV

11. Penyusuan Bab V

12. Penyusuan Lampiran-


lampiran
13. Pengeditan Skripsi

14. Sidang Skripsi

B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode regresi dengan pendekatan kuantitatif.
Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang bertujuan “…untuk
mengembangkan atau menggunakan model matematis, teori dan/atau hipotesis
40

yang berkaitan dengan fenomena yang diselidiki oleh peneliti.” 1 Desain


penelitian yang digunakan di dalam penelitian adalah penelitian korelasi.
Desain penelitian korelasional merupakan suatu penelitian yang melihat
hubungan dua variabel atau lebih atau melihat sejauh mana variasi dalam satu
variabel berhubungan dengan variasi dalam variabel yang lainnya.2
Pada penelitian ini, hubungan yang digunakan adalah hubungan kausal,
yaitu hubungan sebab akibat. “artinya, variasi pada X (variabel bebas) akan
memengaruhi variasi pada Y (variabel terikat).”3 Variabel bebas (independen)
penelitian yang akan diteliti terdapat dua variabel yaitu, sosialisasi. Sedangkan
untuk variabel terikat (dependen) yaitu kepatuhan wajib pajak. Terdapat satu
variabel lagi yaitu variabel kesadaran yang merupakan variabel moderat.
Variabel moderat adalah variabel yang dapat memperkuat atau memperlemah
hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat.4 Peranan variabel moderat
ini memiliki fungsi untuk memperkuat variabel bebas, artinya variabel
kesadaran mampu memperkuat keberadaan variabel sosialisasi.
C. Populasi dan Sampel
Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya”.5 Dari populasi yang ada, kemudian akan dicari sampel
penelitian sebagai data yang akan mewakili populasi tersebut. Selain itu
populasi dapat diartikan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek / subjek
yang mempunyai kualitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.6

1
Suryani dan Hendryadi, Metode Riset Kuantitatif : Teori dan Aplikasi Pada Penelitian
Bidang Manajemen dan Ekonomi Islam Cet 1 (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015), hlm 109
2
Sugiarto, Metodologi Penelitian Bisnis, (Yogyakarta : Andi,2017), hlm 52
3
Suryani dan Hendyadi, Ibid, hlm 120
4
Hasan Aedy dan Mahmudin A.S, Metodologi Penelitian Teori dan Aplikasi (Panutan bagi
mahasiswa dan peneliti), (Ypgyakarta : DEEPUBLISH, 2017), hlm 40
5
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis Pendekatan Kuantitatif Kualitatif Kombinasi dan
R&D,(Bandung : Alfabeta ,2018), hlm 215
6
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung :
ALFABETA,2011), hlm 80
41

Setelah mendapatkan penentuan dari populasi maka kemudian


melakukan penentuan sampel, sampel penelitian digunakan untuk mewakili
populasi yang telah ditentukan. Sampel merupakan bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi.7 Populasi didalam penelitian ini
adalah Wajib pajak di Dusun Gembuk, Desa Sumberejo, Kecamatan
Batuwarno dengan jumlah wajib pajak sebanyak 119. Pengambilan sampel
dilakukan dengan rumus Yamane :

Keterangan
n : Jumlah sampel
N :Jumlah Populasi
e : tingkat kesalahan sampel (sampling error) biasanya 5%8
Dengan jumlah populasi sebesar 119 maka sampel nya dapat dihitung
sebagai berikut:

=91,7148
Dari hasil perhitungan didapat jumlah sampel sebanyak 91,1748
kemudian dibulatkan menjadi 92. Sampel di dalam penelitian ini
menggunakan teknik Simple Random Sampling. Dikatakan simple
(sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan
secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada di dalam populasi itu.9
D. Variabel Penelitian
Di dalam penelitian ini terdapat 3 variabel yaitu sebagai berikut:

7
Sugiyono, Ibid, hlm 81
8
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi dan R
& D (Bandung : Alfabeta, 2017), hlm 149
9
Sugiyono, Ibid, hlm 140
42

Variabel Independen atau variabel bebas. Variabel bebas adalah variebal


yang dimanupulasi atau diatur oleh peneliti, sering kali disebut variabel
eksperimental.10 Variabel ini biasanya dinyatakan dengan symbol X.
Variabel X didalam penelitian ini adalah sosialisasi
Variabel Dependen atau variabel terikat. Variabel terikat adalah variabel
yang menjadi efek dari manipulasi yang di observasi.11 Variabel ini biasanya
dinyatakan dengan simbol Y. Variabel Y di dalam penelitian ini kepatuhan
wajib pajak
Variabel Moderating atau variabel moderat. Variabel moderat adalah
variabel yang dapat memperkuat atau memperlemah hubungan variabel bebas
terhadap variabel terikat.12 Variabel moderating didalam penelitian ini adalah
kesadaran. Variabel ini biasanya dinyatakan dalam symbol Z
Desain Penelitian

X Y

Z
Keterangan :
X : Sosialisasi
Z : Kesadaran
Y : Kepatuhan Wajib pajak dalam membayar PBB.
E. Definisi Variabel
1. Definisi Konseptual
Variabel yang digunakan di dalam penelitian ini berjumlah tiga
variabel. Dimana ada tiga jenis variabel yang digunakan yaitu variabel
bebas, terikat dan variabel moderat. Dimana sosialisasi sebagai variabel
bebas, kesadaran seabagai variabel moderat dan kepatuhan sebagai
variabel terikat. Berikut akan dijelaskan mengenai variabel yang diteliti
dalam definisi konseptual:

10
Rukaesih A. Malolani dan Ucu Cahyana, metodologi penelitian pendidikan, (Jakarta : PT
RajaGrafindo Persada, 2016) , hlm 23
11
Rukaesih A. Malolani dan Ucu Cahyana, Ibid,hlm 23
12
Hasan Aedy dan Mahmudin A.S, Metodologi Penelitian Teori dan Aplikasi (Panutan
bagi mahasiswa dan peneliti), (Ypgyakarta : DEEPUBLISH, 2017), hlm 40
43

a) Sosialisasi
Robert M.Z. Lawang mengemukakan pengertian sosialisasi yaitu
“sosilaisasi merupakan proses mempelajari norma, nilai, peran, dan
semua persyaratan lainnya yang diperlukan untuk memungkinkan
partisipasi yang efektif dalam kehidupan sosial.13
Sosialisasi yang dilakukan oleh pemerintah memegang peranan
yang penting sebagai salah satu wujud untuk membuat kepatuhan
wajib pajak menjadi lebih baik. Selain itu dapat menjadi sumber
informasi yang sumbernya dapat dipercaya saat dilakukan sosialisasi.
b) Kesadaran wajib pajak
George Herbert Mead, kesadaran merupakan esensi diri dan
sumber identitas. Menurutnya, kesadaran-diri berarti menjadi
suatu diri dalam pengalaman seseorang sejauh sikap yang
dimilikinya sendiri membangkitkan sikap serupa dalam upaya
sosial. Kesadaran adalah pemahaman manusia atas
pengalamannya sendiri, yang memungkinkannya mendefinisikan
dirinya sendiri dan keadaannya. Dengan kata lain, kesadaran diri
menurut Mead menyangkut objektifikasi diri.14
Kesadaran merupakan hal yang tumbuh dari dalam diri wajib
pajak sendiri. Kesadaran wajib pajak merupakan hal yang wajib ada di
dalam diri wajib pajak, sebab hal tersebut merupakan dasar untuk
mencapai kepatuhan wajib pajak.
c) Kapatuhan membayar PBB
Pajak sebagai penghasilan terbesar Negara, mengakibatkan
pentingnya peran aktif masyarakat dalam membayarkan kewajiban
perpajakannya. Peran aktif masyarakat salah satunya dengan
mematuhi kewajiban membayar pajak. karena sikap patuh akan
berdampak kepada kemauan wajib pajak untuk membayarkan
pajaknya. Kepatuhan perpajakan adalah tindakan wajib pajak dalam
pemenuhan kewajiban perpajakannya sesuai dengan ketentuan

13
Elly M. Setiadi dan Usman Kolip, Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta dan Gejala
Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya Edisi 1 (Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group, 2013), cet. 3, hlm 156
14
Uus Uswatusolihah, Kesadaran Dan Transformasi Diri Dalam Kajian Dakwah Islam
Dan Komunikasi, (IAIN Purwokerto : 2015), hlm 261
44

peraturan perundang-undangan dan peraturan pelaksanaan perpajakan


yang berlaku dalam suatu negara. Wajib pajak yang patuh adalah
wajib pajak yang taat dan patuh serta tidak memiliki tunggakan atau
keterlambatan penyetoran pajak.15
2. Definisi Operasional
a) Sosialisasi
Sosialisasi sebagai proses belajar seseorang tentang norma, nilai,
maupun adat-istiadat yang digunakan oleh masyarakat setempat,
sehingga seseorang tersebut akan beradaptasi dan menjadi bagian
masyarakat tersebut. Hal ini, jika dilihat dari kepatuhan wajib pajak,
adanya sosialisasi yang baik dari pemerintah akan membentuk suatu
pemahaman perpajakan, yang kemudian akan berdampak kepada wajib
pajak mau untuk patuh akan aturan yang telah dibuat tersebut. Pada
variabel sosialisasi, akan diperoleh dari persepsi masyarakat terhadap
media sosialisasi, informasi pajak, perubahan kebijakan, sosialisasi
pemahaman pajak, pemberitaan, keterlibatan komunitas, serta tujuan
dan manfaat. Skala yang digunakan pada variabel sosialisasi adalah
skala likert dengan menggunakan pengukuran 5 poin.
b) Kesadaran Wajib pajak
Kesadaran wajib pajak merupakan hal yang penting di dalam unsur
perpajakan. Hal tersebut mempengaruhi besaran pajak yang masuk
kedalam pemasukan pemerintah daerah. Untuk variabel kesadaran ini
akan diperoleh dari kesadaran wajib pajak terkait peraturan dan
kesadaran fungsi pajak. Kesadaran terkait peraturan akan diperoleh
melalui pengetahuan masyarakat dengan adanya undang – undang dan
kesadaran bahwasanya membayar pajak merupakan kewajiban warga
negara. Sedangkan untuk kesadaran fungsi pajak diperoleh melalui

15
Robert Saputra, “Pengaruh Sanksi, Kesadaran Perpajakan, dan Kualitas Pelayanan
Wajib pajak terhadap Kepatuhan Wajib pajak Bumi dan Bangunan (Studi Empiris Pada
WajibPajak Kabupaten Pasaman)”, Skripsi S1 Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Padang,
Padang, 2015, hlm 6
45

menghitung, melaporkan dan membayar pajak dengan benar serta


mengetahui fungsi pajak untuk pembiayaan negara.

c) Kapatuhan Membayar Pajak


Wajib pajak sebagai subjek yang akan dikenakan pajak PBB,
akan dilihat dari kepatuhannya, kepatuhan yang berarti tindakan untuk
mau mengikuti aturan atau hukum yang ada, yaitu aturan membayar
pajak. untuk variabel terakhir sebagai variabel terikat atau dependen,
akan diperoleh dari persepsi masyarakat mengenai kepatuhan
membayar pajak, pemberian informasi, kepatuhan material, dan
melalaikan. Skala yang digunakan ialah skala likert, dengan 5 poin.

F. Teknik Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan sumber data
primer. Data primer adalah Data yang diperoleh dari responden melalui
kuesioner, kelompok fokus, dan panel, atau juga data hasil wawancara peneliti
dengan narasumber.16 Penelitian dilakukan dengan menyebarkan angket di
Dusun Gembuk, ada beberapa metode yang digunakan didalam pengumpulan
data.
1. Angket /Kuesioner
Angket / kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada
responden untuk dijawab. Angket merupakan teknik yang efisien bila
peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan di ukur dan tahu apa yang
diharapkan dari responden.17
2. Wawancara.
Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang
diri sendiri atau self-report atau setidak – tidaknya pada pengetahuan
dan atau keyakinan pribadi. Sutrisno Hadi mengemukakan bahwa

16
Harnovinsah, Metodologi Penelitian,(Universitas Mercu Buana : Pusat Bahan Ajar dan
Elearning), hlm 12
https://mercubuana.ac.id/files/MetodeLogiPenelitian/Met%20Pen%20UMB%203-ok.pdf
17
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis Pendekatan Kuantitatif Kualitatif Kombinasi dan
R&D, (Bandung : Alfabeta ,2017), hlm 225
46

anggapan yang perlu dipegang oleh peneliti diantara adalah responden


adalah orang yang tahu tentang dirinya, hal yang dinyatakan oleh
responden adalah benar, bahwa makna yang dimaksud oleh peneliti
sama dengan makna yang ditangkap responden.18 (Tambah soal
wawancara langsung dan wawancara tidak langsung)

Pada pengumpulan data melalui angket/kuosioner menggunakan skala


likert sebagai alat untuk mengukur jawaban dari responden.
Skala likert adalah skala yang dapat digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang tentang suatu objek atau fenomena
tertentu. Skala likert memiliki 2 bentuk pernyataan, yaitu pernyataan positif
dan negatif.19
Pada penelitian ini, skala likert yang digunakan dengan membuat
bentuk jawaban “setuju” yang terdiri dari sangat setuju (SS), setuju (S),
netral (N), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS).
Tabel 3.2
Alternatif Jawaban Penelitian
Skor pernyataan Skor Pernyataan
Pilihan Jawaban
Positif Negatif

Sangat Setuju (SS) 5 1


Setuju (S) 4 2
Netral (N) 3 3
Tidak Setuju (TS) 2 4
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5
(Sumber : Syofian Siregar,2013)
G. Instrument Penelitian
Pembuatan angket yang akan dibagikan kepada responden, terlebih dahulu
dibentuk kisi-kisi instrumen untuk mengetahui apa saja yang akan ditulis pada
pertanyaan di kuesioner atau angket.

18
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Alfabeta : Bandung,
2011) hlm 138
19
Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi dengan
Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17 cet. 1 (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), hlm 50
47

Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrumen variabel bebas, moderat dan terikat
Variabel No
No Dimensi Indikator Kalimat Pernyataan
Penelitian Item
Saya mendapatkan penyuluhan
1
pajak berupa ceramah
Penyuluhan pajak yang saya
2
Sosialisasi dapatkan berupa diskusi
Langsung Penyuluhan pajak yang saya
3
dapatkan berupa seminar
Penyuluhan pajak yang saya
4
dapatkan berupa simulasi pajak
Saya mendapatkan informasi
5
perpajakan melalui radio
Saya mendapatkan informasi
Bentuk 6
pajak dari buku
Saya mendapatkan penyuluhan
7
melalui media sosial
Sosialisasi Tidak Saya mendapatkan informasi
8
Langsung perpajakan melalui koran
Saya melihat informasi
9
perpajakan dari Spanduk
Saya mendapatkan informasi
10
perpajakan dari brosur
Saya mendapatkan informasi
11
perpajakan dari artikel pajak
Saya mendapatkan informasi
Pajak Bumi dan Bangunan pada
saat peringatan 17 Agustus 12
(Kemerdekaan Republik
Indonesia)
Sosialisasi
1 Saya mendapatkan informasi
(X1)
Kegiatan Pajak Bumi dan Bangunan pada
13
saat kegiatan olah raga (senam)
yang diselenggarakan oleh desa
Saya mendapatkan informasi
Pajak Bumi dan Bangunan pada
perlombaan perpajakan yang 14
diselenggarakan oleh
pemerintah
Saya mendapatkan informasi
bahwa Wonogiri mendapatkan
15
Strategi prestasi Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP)
Pemberitaan
Saya mendapatkan informasi
bahwa Pajak Daerah merupakan
16
Sumber Pendapatan Asli
Daerah yang terbesar
Saya mendapatkan informasi
Pajak Bumi dan Bangunan
melalui kelompok ibu ibu PKK
17
(Pemberdayaan dan
Keterlibatan Kesejahteraan Keluarga) yang
Komunitas informasinya lebih jelas
Saya mendapatkan informasi
Pajak Bumi dan Bangunan
18
melalui Karang Taruna yang
informasinya lebih menarik
Pencantuman Brosur yang saya dapatkan 19
48

Identitas terdapat logo

Saya bertemu petugas kelurahan


kemudian diingatkan untuk
20
tepat waktu membayar Pajak
Bumi dan Bangunan
Pendekatan
Saya bertemu dengan petugas
Pribadi
kelurahan di pasar kemudian
diingatkan untuk melunasi 21
kewajiban Pajak Bumi dan
Bangunan
Informasi Petugas menyampaikan
langsung dari informasi Pajak Bumi dan 22
Informasi Pajak
petugas kepada Bangunan dengan alat peraga
wajib pajak yang menarik
Saya mendapatkan informasi
yang lengkap mengenai Pajak
23
Bumi dan Bangunan melalui
website Ditjen Pajak
Saya mendapatkan informasi
yang akurat mengenai Pajak
24
Bumi dan Bangunan melalui
Website Ditjen website Ditjen Pajak
Pajak Saya mendapatkan informasi
yang up to date mengenai Pajak
25
Bumi dan Bangunan dari
website Ditjen Pajak
Saya mendapatkan informasi
perpajakan yang terjamin
26
kebenarannya melalui website
Ditjen Pajak
Media
Informasi yang saya lihat di
Billboar mengenai tata cara 27
membayar pajak
Saya melihat papan iklan yang
berisikan pesan singkat untuk
28
patuh dalam membayar Pajak
Bumi dan Bangunan
Pemasangan Saya melihat papan iklan di
29
Billboard tempat yang strategis
Saya melihat isi pesan singkat
di Billboard dibuat sangat 30
menarik
Ketika membaca pesan singkat
yang ada di Billboard saya
31
paham maksud dari pesan yang
disampaikan
Saya mengetahui bahwa
pemungutan pajak diatur oleh 32
Mengetahui undang - undang
Kesadaran Sadar Undang - adanya undang –
Saya mengetahui bahwa
2 (X2) Undang undang
menurut undang – undang,
perpajakan 33
pajak merupakan sesuatu yang
harus di bayar (dipaksakan)
49

Saya memahami peraturan


perpajakan yang berlaku telah 34
Dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan
sesuai dengan
Saya menyadari bahwa jika
ketentuan yang
undang – undang tidak
berlaku 35
dilaksanakan maka
mendapatkan sanksi
Saya membayar pajak karena
pajak digunakan untuk 36
kepentingan negara
Saya sadar bahwa pajak
merupakan sumber pendapatan 37
terbesar negara
Saya membayar pajak karena
karena pajak digunakan untuk
38
melindungi produk dalam
negeri
Fungsi Pajak Saya membayar pajak karena
sebagai pajak digunakan untuk 39
Sadar Fungsi menunjukkan rasa keadilan
pembiayaan
negara Saya membayar pajak karena
pajak di gunakan untuk
membangun sarana umum 40
dalam rangka pembangunan
nasional
Saya membayar pajak karena
pajak digunakan untuk biaya 42
pendidikan
Saya membayar pajak karena
pajak digunakan untuk biaya 43
kesehatan
Aktif untuk Saya sadar bahwa memiliki
Sadar Sistem
mendapatkan NPWP merupakan tanggung 43
Self Assessment
NPWP jawab seorang wajib pajak
Saya mengisi formulir yang
44
Mengisi formulir disediakan dengan lengkap
dengan jelas dan Saya secara mandiri mengisi
lengkap formulir yang telah disediakan 45
dengan jelas
Patuh Lapor Saya tepat waktu dalam
Tepat waktu menyampaikan Surat
46
dalam Pemberitauan Pajak Terutang
memyampaikan (SPPT)
surat Saya menyampaikan SPPT
Kepatuhan pemberitahuan sesuai dengan intruksi yang 47
3 Wajib telah disampaikan petugas
Pajak (Y) Saya tidak pernah membayar
lebih karena telat membayar 48
Tidak pernah
pajak Bumi dan Bangunan
Patuh Hukum dipidana karena
Saya bebas dari kasus hukum
kasus perpajakan
yang berkiatan dengan Pajak 49
Bumi dan Bangunan
Membayar pajak
Saya selalu membayar pajak
terutang tepat 50
sebelum tanggal Jatuh Tempo
Patuh Bayar waktu
Tidak memiliki Saya bebas dari tunggakan
51
tunggakan pajak pajak
50

Tabel 3.4
Kisi-kisi Wawancara
Variabel
No Indikator Sumber Data
Penelitian
1. Sosialisasi tidak langsung Wajib pajak
Dusun Gembuk
Sosialisasi 2. Kegiatan Wajib pajak
1 Dusun Gembuk
(X)
3. Pendekatan Pribadi Wajib pajak
Dusun Gembuk
1. Mengetahui adanya undang Wajib pajak
– undang perpajakan Dusun Gembuk
Kesadaran
2
(Z) 2. Fungsi Pajak Sebagai Wajib pajak
Pembiayaan negara Dusun Gembuk
1. Tepat waktu dalam Wajib pajak
Kepatuhan menyampaikan SPPT Dusun Gembuk
3 Wajib
2. Membayar pajak terutang Wajib pajak
Pajak (Y)
tepat waktu Dusun Gembuk
Tabel 3.5
Pedoman Wawancara
Variabel
No Indikator Sumber Data
Penelitian
a. Apakah petugas
memberikan sosialisasi
tentang PBB ? Jika iya
bagaimana bentuk
sosialisasi yang
Sosialisasi 1. Sosialisasi tidak
1 dilakukan? Lalu kapan
(X) langsung
Bapak / Ibu
mendapatkan informasi
soal pembayaran pajak
PBB?
b. Apakah sosialisasi juga
51

dilakukan melalui
perantara (seperti
media sosial,spanduk
dll)?
a. Bentuk kegiatan yang
Bapak / Ibu pernah
ikuti yang diadakan
2. Kegiatan oleh desa dalam rangka
sosialisasi pembayaran
PBB bentuknya seperti
apa?
a. Apakah petugas sering
mengingatkan tentang
3. Pendekatan Pribadi pembayaran pajak PBB
secara pribadi?

a. Apakah bapak / Ibu


mengetahui peraturan
pemerintah yang
1. Mengetahui mengatur pembayaran
adanya undang – PBB?
undang perpajakan b. Apakah bapak / ibu
membayar pajak PBB
Kesadaran sesuai dengan
2
(Z)
peraturan yang ada?
a. Apakah yang bapak /
ibu rasaka saat
2. Fungsi Pajak
membayar pajak?
Sebagai
Apakah bapak / ibu
Pembiayaan negara
mengetahui bahwa
pajak yang bapak / ibu
52

bayarkan digunakan
untuk pembangunan?
a. Apakah ketika
1. Tepat waktu dalam
membayar pajak bapak
menyampaikan
/ ibu membawa pipil
SPPT
Kepatuhan tanah ?
3 Wajib
a. Apakah bapak / ibu
Pajak (Y) 2. Membayar pajak
dalam membayar pajak
terutang tepat
PBB sesuai dengan
waktu
waktu yang ditentukan?

H. Teknik Analisis Data


1. Statistik Deskripstif
Statistik deskriptif statistik yang digunakan untuk menganalisis data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya tanpa maksud membuat kesimpulan yang
berlaku umum atau menggeneralisasikannya.20
Dalam penelitian ini statistik deskriptif digunakan untuk
menjelaskan nilai maksimum,minimum, rata-rata dan standar deviasi serta
distribusi frekuensi pada pengukuran dari variabel independen dan
moderator yaitu sosialisasi dan kesadaran wajib pajak. Pengolahan data
dalam penelitian ini menggunakan SPSS.
a. Uji Coba Instrumen
1) Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidak suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan
pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan
diukur oleh kuesioner tersebut. Pengujian validitas pada
penelitian ini, peneliti menggunakan Pearson Correlation
yaitu dengan cara menghitung korelasi antara nilai yang

20
I Gusti Bagus Rai Utama, Statistik Penelitian Bisnis & Pariwisata dilengkapi Studi Kasus
Penelitian, (Yogyakarta : CV Andi Offset) hlm 66
53

diperoleh dari pertanyaan – pertanyaan. Apabila Pearson


Correlation yang didapat memiliki nilai dibawah 0,05 berarti
data diperoleh adalah valid.21

Keterangan :
= koefisien korelasi Pearson antar item instrument yang
akan digunakan dengan variabel yang bersangkutan
skor item yang digunakan
skor semua item instrument dalam variabel
jumlah responden dalam uji coba instrument
2) Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil
pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua
kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan
alat pengukur yang sama pula.22

Keterangan :
r = reliabitias instrument
k = banyaknya butir pertanyaan atau soal
= jumlah varian butir
= varians total

21
Imam Gozali, aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 21 Edisi 7,
(Semarang : Badan penerbit Universitas Diponegoro, 2013), hlm 52
22
Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi dengan
Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17 cet. 1 (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), hlm 38
22
Sedarmayanti dan Syarifudin Hidayat, Metodologi Penelitian, (Bandung : Mandar
Maju,2011) hlm 55
54

2. Uji Asumsi Klasik


Pengujian regresi dapat dilakukan setelah model dari penelitian ini
memenuhi syarat dari uji asumsi klasik sehingga tidak menghasilkan hasil
uji yang bias dan bisa dipertanggungjawabkan.
a) Uji Normalitas
Uji normalitas berfungsi untuk menguji apakah dalam model regresi
dimana variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal,
sebagaimana yang diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa
nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar
maka asumsi statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil.
Uji yang digunakan adalah uji one sample Kolmogorov-smirnov
dengan kriteria sebagai berikut :
1) Jika hasil pengujian menunjukkan signifikansi > 0,05 maka data
pada variabel terdistribusi normal
2) Jika hasil pengujian menunjukkan signifikansi < 0.05 maka data
pada variabel tidak terdistribusi normal
b) Uji Multikolonieritas
Uji multikoloniearitas digunakan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen).
Data yang baik adalah data yang variabelnya tidak terjadi
multikolonieritas. Dalam penelitian ini, uji multikoloniearitas dengan
membandingkan nilai tolerance dan VIF dengan nilai kritis. Adapun
kriterianya sebagai berikut:
1) Jika nilai tolerance>0,10 berarti tidak dapat multikoloniearitas
2) Jika nilai VIF < 10 berarti tidak terdapat multikoloniearitas
c) Uji Heterokedastisitas
Uji Heteroskedastisitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dalam residual atau
pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu
55

pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut Homoskedastisitas


dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas.23
Regresi yang baik adalah tidak terdapat heteroskedastisitas.
Dalam pengujian heteroskedastisitas ini menggunakan uji park. Pada uji
park, dikatakan tidak terjadi heteroskedastisitas jika nilai signifikansi
tiap variabel > 0,05.

I. Uji Hipotesis
Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji analsis
regresi moderat (MRA). Uji regresi moderasi pada penelitian ini dilakukan
dengan membuat regresi interaksi, akan tetapi variabel moderator tidak
berfungsi sebagai variabel independen. Jika variabel interaksi memberikan
nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka variabel tersebut dapat dikatakan
sebagai variabel moderasi.24
1) Uji t
Uji t digunakan untuk membuktikan signifikansi pengaruh variabel
independen secara individu dalam menjelaskan variabel dependen. Adapun
tingkat signifikansinya sebesar 5 % (0,05), maka kriteria pengujian adalah
sebagai berikut:
a) Jika nilai signifikansi t < 0,05; maka terdapat pengaruh yang signifikan
antara pengaruh variabel independen terhadap variable dependen
b) Jika nilai signifikansi t > 0,05; maka tidak terdapat pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen
2) Moderated Regression Analysis
Seperti yang diketahui bahwa Moderated Regression Analysis
(MRA) merupakan cara umum yang digunakan untuk menguji efek
moderasi dimana dalam persamaan regresi linearnya mengandung unsur

23
Eri kusnardi, Pengaruh Solvabilitas, Profitabilitas, dan Audit tenyre terhadap audit
report Lag dengan Reputasi KAP sebagai Pemoderasi, (Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta,2018) hlm 44
24
Imam Gozali, aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 21 Edisi 7,
(Semarang : Badan penerbit Universitas Diponegoro, 2013)
56

interaksi (perkalian dua variabel antara variabel independen dan variabel


moderator). Persamaannya dapat ditulis sebagai berikut:25
Y = α + β₁X₁ + β₂X₂ + β₃|X₁ - X₂|
Keterangan
Y : Kepatuhan Wajib pajak
a : Konstanta
β₁ - β₃ : Koefisien Variabel
X₁ : Sosialisasi
X₂ : Kesadaran
X₁-X2 : Interaksi yang diukur dengan nilai absolut perbedaan
antara sosialisasi dengan kesadaran wajib pajak
3) Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R-Square )
Koefisien determinasi (. ) bertujuan untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.
Nilai yang kecil berarti terdapat keterbatasan variabel independen
dalam menjelaskan variabel dependen, sedangkan nilai yang
mendekati satu berarti variabel independen memberika hampir
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel
dependen.26

25
Aulia Rezy Fany, Pengaruh Kesadaran Wajib pajak Terhadap Kemauan Membayar
Pajak Dengan Sosialisasi Perpajakan Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris Terhadap
Wajib pajak Badan Umkm Yang Terdaftar Di Kpp Pratama Jember) ,(Universitas Jember :
Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntasi ,2016), hlm 39
26
Imam Gozali, aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 21 Edisi 7,
(Semarang : Badan penerbit Universitas Diponegoro, 2013) hlm 46
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian di Bab IV maka dapat disimpulkan
sebagai berikut
1. Berdasarkan uji t pada variabel sosialisasi (X) di peroleh t hitung > t
tabel (-2,883 > 1,98667) dengan nilai signifikansi >0,05 yaitu 0,005.
Nilai koefisien regresi sebesar -0,346 yang berarti variabel sosialisasi
berpengaruh negatif terhadap kepatuhan wajib pajak.
2. Berdasarkan uji t pada variabel kesadaran (Z) di peroleh t hitung > t
tabel (4,551 > 1,98667) dengan nilai signifikansi >0,05 yaitu 0,005.
Nilai koefisien regresi sebesar 0,514 yang berarti variabel kesadaran
berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak.
3. Berdasarkan uji F dengan variabel moderasi diperoleh bahwa F hitung
> F tabel (11,485 > 3,10 ) dengan nilai signifikan < 0,05 yaitu sebesar
0,000 yang berarti variabel kesadaran (Z) dapat memoderasi pengaruh
sosialisasi (X) secara simultan atau bersama sama terhadap kepatuhan
wajib pajak PBB.
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan yang telah disajikan diatas maka implikasi
yang diperoleh berdasarkan penelitian ini adalah :
1) Penelitian ini dapat memberikan masukan kepada Dinas Pendapatan
Daerah Wonogiri, ketika dalam pembuatan peraturan sosialisasi mampu
mencakup seluruh elemen yang ada di masyarakat. Agar kepatuhan
wajib pajak dalam membayar pajak PBB mengalami peningkatan.
2) Penelitian ini dapat memberikan masukan kepada aparatur Desa
Sumberejo dalam memberikan sosialisasi kepada masyarakat dengan
frekuensi yang baik sehingga sosialisasi mampu memberikan arah yang
positif kepada kepatuhan wajib pajak.

119
120

C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah di jabarkan sebelumnya, maka
saran yang dapat peneliti berikan adalah sebagai berikut:
1) Bagi Dinas Pendapatan Daerah Wonogiri sebaiknya dalam pembuatan
kebijakan terkait yang mendapatkan sosialisasi Pajak Bumi dan
Bangunan tidak hanya pada aparatur desa akan tetapi kepada seluruh
wajib pajak Bumi dan Bangunan wilayah pabean Wonogiri.
2) Bagi aparatur Desa Sumberejo seharusnya melakukan sosialisasi
mengenai Pajak Bumi dan Bangunan secara rutin dan merata kepada
seluruh masyarakat Desa Sumberejo.
3) Bagi penelitian selanjutnya baiknya dapat menambah jumlah variabel
penelitian, menggunakan instrumen penelitian selain kuesioner serta
memperluas objek penelitian yang dilakukan, menurunkan dengan baik
indikator yang akan disusun menjadi angket penelitian dan
menyesuaikannya dengan kondisi dimana penelitian dilakukan.
121

DAFTAR PUSTAKA
Undang – undang
Menteri Keuangan Republik Indonesia, Peraturan Menteri Keuangan Nomor
192/Pmk.03/2007 Tentang Tata Cara Penetapan Wajib pajak Dengan
Kriteria Tertentu Dalam Rangka Pengembalian Pendahuluan Kelebihan
Pembayaran Pajak
Undang – undang No 12 tahun 1985 yang diubah menjadi undang – undang
nomer 12 tahun 1994 pasal 1 ayat 1 dan ayat 2
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Perubahan Ke-Empat Atas
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata
Cara Perpajakan Pada Pasal 1 Angka 1
Undang – undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 Perubahan Ketiga
atas Undang – Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpejakan.
Buku
Abdulsyani. Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan. Jakarta: PT Bumi Aksara,
2012.
Abuyamin, Oyok. Perpajakan Pusat & Daerah. Bandung : Humaniora,2010.
Aedy , Hasan dan Mahmudin A.S. Metodologi Penelitian Teori dan Aplikasi
(Panutan bagi mahasiswa dan peneliti). Yogyakarta : DEEPUBLISH, 2017
Darwin. Pajak Daerah & Retribusi Daerah. Jakarta : Mitra Wacana Media, 2010.
Diana ,Anastasia dan Lilis Setiawati. Perpajakan teori dan peraturan terkini.
Yogyakarta : Andi Offset, 2014.
Gozali,Imam. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 25 Edisi
9. Semarang : Badan penerbit Universitas Diponegoro, 2018.
Halim, Abdul dkk. Perpajakan (Konsep, Aplikasi, Contoh, dan Studi Kasus).
Jakarta : Salemba Empat,2014.
Harnovinsah. Metodologi Penelitian. Universitas Mercu Buana : Pusat Bahan
Ajar dan Elearning.
Malolani , Rukaesih A. dan Ucu Cahyana. Metodologi Penelitian Pendidikan.
Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2016.
122

Prastiwi , Dewi Prastiwi. Mengenal Lebih Dekat Perpajakan Indonesia. Surabaya


: Unesa Univesity Press,2016.
Rahayu , Siti Kurnia. Perpajakan Indonesia Konsep dan Aspek Formal.
Yogyakarta, Graha Ilmu, 2010.
Rasmini, Mas. Modul 1 Dasar – dasar Perpajakan, Universitas Terbuka.
Ratnawati, Juli Ratnawati dan Retno Indah Ratnawati. Dasar – Dasar
Perpajakan. Yogyakarta :Deepublish, 2017.
Sedarmayanti dan Syarifudin Hidayat. Metodologi Penelitian. Bandung : Mandar
Maju,2011.
Setiadi , Elly M. dan Usman Kolip. Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta dan
Gejala Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya Edisi.
Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2013.
Siregar, Syofian. Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi
dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17 cet. 1. Jakarta:
Bumi Aksara, 2013.
Suandi, Erly. Hukum Pajak. Jakarta : Salemba Empat, 2011.
Sugiarto. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta : Andi,2017.
Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis Pendekatan Kuantitatif Kualitatif Kombinasi
dan R&D. Bandung : Alfabeta ,2018.
Suryani dan Hendryadi. Metode Riset Kuantita tif : Teori dan Aplikasi Pada
Penelitian Bidang Manajemen dan Ekonomi Islam Cet 1. Jakarta:
Prenadamedia Group, 2015.
Jurnal
Adiasa , Nirawan. Pengaruh Pemahaman Peraturan Pajak Terhadap Kepatuhan
Wajib pajak Dengan Moderating Preferensi Risiko. Accounting Analysis
Journal,2013.
Agustiariny, Dwi Muti. Pengaruh Kemanfaatan NPWP, Pemhaman Wajib Pajak
dan Sanksi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dengan Variabel
Kesadaran Sebagai Pemoderasi. E-Prints Unpam,2018.
123

Agustiningsih, Wulandari. Penerapan Pengaruh E-Filing, Tingkat Pemahaman


Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di
KPP Pratama Yogyakarta. Jurnal Nominal, Vol V No 2 :2016.
Ananda , Pasca Rizki Dwi dkk. Pengaruh Sosialisasi Perpajakan, Tarif Pajak,
Dan Pemahaman Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi pada
UMKM yang Terdaftar sebagai Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Batu), Universitas Brawijaya. Jurnal Perpajakan JEJAK,Vol. 6 No.
2,2015.
Binambumi , Donny. Sosialisasi PBB Pengaruhnya Terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak di Desa Karatung Kecamatan Nanusa Kabupaten Taladud. Jurnal
EMBA Universitas Brawijaya,2015
Hafiz , Miftahudin dan Saryadi. Pengaruh Sosialisasi Wajib Pajak Terhadap
Kepatuhan Wajib Paja Kmelalui Pemahaman Wajib Pajak Sebagai Variabel
Intervening (Studi Empirik Kebijakan Amnesti Pajak Pada Umkm Di Kpp
Pratama Semarang Tengah Dua), Universitas Diponegoro
Herryanto , Marisa dan Agus Arianto Toly, Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak,
Kegiatan Sosialisasi Perpajakan, Dan Pemeriksaan Pajak Terhadap
Penerimaan Pajak Penghasilan Di KPP Pratama Surabaya Sawahan. Tax &
Accounting Review, Vol.1, No.1, 2013.
Irwansyah dan Muhammad Akbal. Pelaksanaan Sosialisasi Perpajakan untuk
Meningkatkan Kesadaran Masyarakat dalam Membayar Pajak Bumi dan
Bangunan di Kota Makassar. Jurnal Tomalebbi, Jurnal Pemikiran, Penlitian
Hukum, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol 1 No 2 : 2014.
Jotopurnomo , Cindy dan Yenni Mangoting. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak,
Kualitas Pelayanan Fiskus, Sanksi Perpajakan, Lingkungan Wajib Pajak
Berada terhadap Kepatuhan wajib Pajak Orang pribadi di Surabaya. Tax and
Accounting Review Vol 1 No 1 :2013.
Lianty , R. A. Meiska dan Dini Wahjoe Hapsari Kurnia. Pengetahuan Perpajakan,
Sosialisasi Perpajakan, Dan Pelayanan Fiskus Terhadap Kepatuhan Wajib
pajak. Jurnal Riset Akuntansi Kontemporer , Volume 9, No 2, 2017.
124

Muliari, Ni Ketut dan Putu Ery Setiawan. Pengaruh Persepsi Tentang Sanksi
Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak Pada Kepatuhan Pelaporan Wajib
Pajak Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Denpasar. Fakultas
Ekonomi Universitas Udayana.
Mutia, Sri Putri Tita. Artikel Ilmiah Pengaruh Sanksi Perpajakan, Kesadaran
Perpajakan, Pelayanan Fiskus, Dan Tingkat Pemahaman Terhadap Kepatuhan
Wajib pajak Orang Pribadi. Universitas Negeri Padang,2014.
Pratiwi , I G. A. M. Agung Mas Andriani Dan Putu Ery Setiawan Pengaruh
Kesadaran Wajib pajak, Kualitas Pelayanan, Kondisi Keuangan Perusahaan,
Dan Persepsi Tentang Sanksi Perpajakan Pada Kepatuhan Wajib pajak
Reklame Di Dinas Pendapatan Kota Denpasar. E-Jurnal Akuntansi,
Universitas Udayana, 2014.
Primasari, Nora Hilmia. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib
Pajak Orang Pribadi Yang Melakukan Pekerjaan Bebas. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan, FE Universitas Budi Luhur, Vol. 5 No. 2 ,2016.
Rahayu, Nurulita. Pengaruh Pengetahuan Perpajakan, Ketegasan Sanksi Pajak,
dan Tax Amnesty terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Akuntansi Dewantara
Vol 1 No 1, 2017.
Susilawati , Ketut Evi dan Ketut Budhiarta. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak,
Pengetahuan Pajak, Sanksi Perpajakan dan Akuntasbilitas Pelayanan Publik
Pada Kepatuhan Wajib Pajak Kendadaraan Bermotor. E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana 4.1, ISSN 2302-8556 : 2013.
Uswatusolihah , Uus, Kesadaran Dan Transformasi Diri Dalam Kajian Dakwah
Islam Dan Komunikasi. Jurnal Komunika, Vol 9 No.2, IAIN Purwokerto,
2015.
Widiastuti, Riana dan Herry Laksito. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi
Kepatuhan Pajak Bumi Dan Bangunan (P-2) (Studi pada WPOP di Kabupaten
Klaten). Diponegoro Journal of Accounting, Vol 3 No 2, 2014.
Winerungan, Oktaviane Lidya. Sosialisasi Perpajakan, Pelayanan Fiskus Dan
Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wpop Di Kpp Manado Dan Kpp
Bitung. Jurnal EMBA Vol.1 No.3,2013.
125

Wulandari , Tuti. Pengaruh Sosialisasi Perpajakan, Pengetahuan Perpajakan, Dan


Kualitas Pelayanan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dengan Kesadaran
Wajib Pajak Sebagai Variabel Intervening (Studi Pada Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Pekanbaru Senapelan). Jom FEKON,Vol. 2 No. 2,2015.
Yuliani, Siti Dwi dan Nina Dwi Setaningsih. Faktor – faktor yang mempengaruhi
kepatuhan wajib Pajak Dengan Kesadaran sebagai variabel moderating. El
Muhasaba, Jurnal Akuntansi Vol 11 No 1, 2020.
Yusnindar, Johan, dkk. Pengaruh Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan
Wajib pajak Dalam Melakukan Pembayaran Pajak Bumi Dan Bangunan
Perdesaan Dan Perkotaan (Studi Pada Wajib pajak Pbb-P2 Kecamatan
Jombang Kabupaten Jombang). Jurnal Jejak Vol 1 No 1,2015
Tesis
Setyabudi, Moh. Wawan. “Pengaruh Sosialisasi Perpajakan, Pengetahuan
Perpajakan, Sanksi Pajak Dan Pph Final (Implementasi Pp Nomer 46 Tahun
2013) Terhadap Kepatuhan Wajib pajak Orang Pribadi (Studi Empiris pada
Wajib pajak yang terdaftar di KPP Pratama Surakarta”.
Skripsi
Fany, Aulia Rezy. “Pengaruh Kesadaran Wajib pajak Terhadap Kemauan
Membayar Pajak Dengan Sosialisasi Perpajakan Sebagai Variabel
Moderating (Studi Empiris Terhadap Wajib pajak Badan Umkm Yang
Terdaftar Di Kpp Pratama Jember)”.Skripsi pada Universitas Jember Fakultas
Ekonomi Program Studi Akuntasi ,2016.
Khoiroh Nadwatul. “Pengaruh Sanksi, Sosialisasi, Dan Pendapatan Wajib pajak
Terhadap Kepatuhan Wajib pajak Dalam Membayar Pajak Bumi Dan
Bangunan Di Desa Gandaria Tahun 2017”. Skripsi pada Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017.
Kusnardi, Eri. “Pengaruh Solvabilitas, Profitabilitas, dan Audit tenyre terhadap
audit report Lag dengan Reputasi KAP sebagai Pemoderasi” Skripsi pada
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,2018.
Internet
126

Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Pemerintah Kabupaten Wonogiri, Laporan


Realisasi Pbb Per - Kecamatan Dengan Denda 2018,
http://data.jatengprov.go.id/tl/dataset/laporan-realisasi-pbb-per-kecamatan-
dengan-denda-2018/resource/ac1d8a01-7223-4ffe-9f98-cb5c56fe2cfc 20 Juli
2019
Badan Pusat Statistik Realisasi Pendapatan Pemerintah Kabupaten Wonogiri
Menurut Jenis Pendapatan (ribu rupiah) 2014−2017,
https://wonogirikab.bps.go.id/statictable/2018/10/16/337/realisasi-
pendapatan-pemerintah-kabupaten-wonogiri-menurut-jenis-pendapatan-ribu-
rupiah-2014-2017.html 20 Juli 2019
Nilasafitri. “Gerakan Sajak (Sadar Pajak): Upaya Peningkatan Kesadaran Pajak
bagi Generasi Millenial” www.pajak.go.id 18 Juli 2019
Susanto, Herry. “Membangun Kesadaran Dan Kepedulian Sukarela Wajib pajak”
http://www.pajak.go.id/content/membangun-kesadaran-dan-
kepeduliansukarela wajib-pajak 21 Juli 2019
Wawancara
Maryani, Ida. Wawancara. Wajib Pajak Dusun Gembuk, Desa Sumberejo, 19
Februari 2020
Purwani, Sri. Wawancara. Wajib Pajak Dusun Gembuk, Desa Sumberejo, 19
Februari 2020
Riyadi, Agus. Wawancara. Wajib Pajak Dusun Gembuk, Desa Sumberejo, 19
Februari 2020
Dokumen lain
Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak, Pajak
Bertutur Perguruan Tinggi 2018, KPP Pratama Pondok Aren
Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Perimbangan
Keuangan, Pedoman Umum Pengelolaan Umum Pbb-P2
Pemerintah Kabupaten Wonogiri Badan Pengelolaan Keuangan, DHKP ( Daftar
Himpunan Ketetapan Pajak dan Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan
Tahun 2019)
127

Profil Desa Data Potensi dan Tingkat Perkembangan Desa Swakarya Mula Desa
Sumberejo Tahun 2019
Profil Desa Data Potensi dan Tingkat Perkembangan Desa Swakarya Mula Desa
Sumberejo Tahun 2019
Profil Dusun Gembuk, Desa Sumberejo, Kecamatan Batuwarno
182

BIODATA PENULIS
Yunita Dyah Tri Utami lahir di Wonogiri, 19 Juni 1997.
Penulis merupakan putri ke tiga dari Bapak Parmo dan
Ibu Marsi. Penulis besar di Wonogiri tepatnya
Kecamatan Batuwarno. Penulis memiliki satu kakak
laki – laki bernama Setyo Purwo Raharjo. Kakak
perempuan bernama Dwi Suryatni. Adik laki – laki
bernama Bimantara Seyadji. Penulis sejak kecil diajarkan untuk tidak pernah malu
dengan keadaan yang dijalani.
Riwayat pendidikan penulis di mulai dari TK Dharma Wanita Sumberejo (2003),
SDN 1 Sumberejo (2009), SMPN 1 Batuwarno (2012) dan SMAN 1 Baturetno
(2015). Sejak kecil penulis sudah bercita – cita menjadi seorang guru, ketika
masuk SMA barulah penulis mulai menyukai mata pelajaran IPS dan memutuskan
untuk menjadi guru IPS. Pada tahun 2015 syukur Alhamdulillah penulis
mendapatkan berkah yaitu diterima di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Aktivitas penulis selain kuliah adalah mengikuti UKM
Koperasi Mahasiswa namun berhenti aktif pada tahun 2018.
Moto hidup yang digunakan penulis adalah hidup tanpa ilmu hampa, ilmu tanpa
iman binasa. Pengalaman mengajar penulis adalah mengajar di Bimbingan Belajar
New Bimbel, Latis Privat dan PLP di MTs Annajah, selain itu penulis juga pernah
menjadi guru pengganti di SMAN 11 Tangerang Selatan sebagai guru ekonomi
dan PKWU

Anda mungkin juga menyukai