Di susun oleh :
Kelompok 4
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik, dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dengan judul “konsep dasar inferensial, hipotesis, kesalahan penarikan
kesimpulan dan kriteria penolakan”. Makalah ini disusun dengan harapan dapat
menambah pengetahuan kita Statistika. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan
dalam profesi keguruan.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini agar kedepannya lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh karena itu, kami harapkan kepada pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
1. STATISTIK INFERENSIAL
A. Pengerian Statistik Inferensial .......................................................................
B. Fungsi Statistik Inferensial…………………………………………………….
C. Jenis Statistik Inferensial……………………………………………………..
2. HIPOTESIS
A. Pengertian Hipotesis…………………………………………………………
B. Jenis – jenis Hipotesis………………………………………………………
C. Menyusun Hipotesis………………………………………………………..
D. Kesalahan Penarikan Kesimpulan dan Taraf Signifikasi…………………..
E. Kriteria penolakan hipotesis…………………………………………………
A. Latar Belakang
Bagi mahasiswa, guru, dan dosen istilah statistik bukanlah istilah yang asing,
karena hampir sepanjang karier mereka, bergulat dengan statistik. Misalnya guru dan
dosen menggunakan angka-angka dalam mengevaluasi keberhasilan siswa atau mahasiswa
dalam belajar dan dalam menentukan kelulusan pada akhir semester. Berkaitan dengan
perannya sebagai peneliti, baik mahasiswa dan dosen seringkali harus berhubungan
dengan data empirik yang berupa angka-angka. Namun, walaupun setiap hari bergulat
dengan angka-angka, seringkali tidak menyadari bagaimana mengolah dan mengelola
angka tersebut dengan benar, agar menghasilkan informasi yang bermafaat. Sesungguhnya
kalau mau bekerja lagi untuk mengolah data tersebut, akan banyak informasi yang
diperoleh dan akan banyak rekomendasi yang masuk akal dapat disampaikan. Mengolah
data statistik secara benar, tidak mesti harus menggunakan perhitungan yang rumit. Justru
kemampuan menggunakan teknik atau prosedur yang benar sesuai dengan fenomena yang
diamati akan memberikan informasi yang bermanfaat.
2. STATISTIK INFERENSIAL
A. Pengertian Statistik Inferensial
Statistika Inferensial dibagi menjadi dua, yaitu Statistika Parametrik dan Statistika Non
Parametrik.
a) Statistik parametrik
Statistik parametrik adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data interval atau
rasio, yang diambil dari pupulasi yang berdistribusi normal. (Sugiyono, 2014:23)
Statistik parametrik adalah bagian statistik yang parameter dari populasinya mengikuti
suatu distribusi tertentu, seperti distribusi normal, dan memiliki varians yang homogen.
(Iqbal Hasan, 2005:9)
Statistik parametrik adalah yaitu ilmu statistik yang mempertimbangkan jenis sebaran atau
distribusi data, yaitu apakah data menyebar secara normal atau tidak. Dengan kata lain,
data yang akan dianalisis menggunakan statistik parametrik harus memenuhi asumsi
normalitas. Data yang dianalisis adalah data interval atau rasio.
Statistik yang digunakan untuk menganalisis data nominal dan ordinal dari populasi yang
bebas berdistribusi. (Sugiyono, 2014:23)
Statistik nonparametrik adalah bagian statistik yang parameter dari populasinya tidak
mengikuti suatu distribusi tertentu atau memiliki distribusi yang bebas dari persyaratan,
dan variansnya tidak perlu homogen. (Iqbal Hasan, 2005:9)
Statistik Non-Parametrik adalah yaitu statistik bebas sebaran (tidak mensyaratkan bentuk
sebaran parameter populasi, baik normal atau tidak). Selain itu, statistik non-parametrik
biasanya menggunakan skala pengukuran sosial, yakni nominal dan ordinal yang umumnya
tidak berdistribusi normal.
2. HIPOTESIS
A. Pengertian Hipotesis
Hipotesis berasal dari kata “hypo” yang berarti “di bawah” dan “thesa” yang
berarti “kebenaran”. Jadi secara etimologis hipotesis merupakan sesuatu yang kurang
(hypo) dari sebuah pendapat tentang kebenaran (tesis). Dengan kata lain hipotesis adalah
sebuah simpulan yang belum final karena harus diuji kebenarannya atau bisa disebut juga
sebagai jawaban sementara terhadap masalah yang tengah diteliti. Hipotesis bisa juga
dipahami sebagai teori sementara (jawaban tentatif) yang dijadikan pedoman oleh peneliti
sebagai petunjuk sementara ke arah pemecahan masalah. Teori sementara atau hipotesis ini
diperoleh dari deduksi teori yang kemudian diturunkan sebagai hipotesis. Hipotesis inilah
yang harus diuji kebenarannya melalui pengumpulan bukti empirik (data). Jika kemudian
data yang terkumpul memperlihatkan bahwa hipotesis itu benar, maka hipotesis itu
berubah kedudukannya menjadi tesa (kesimpulan pendapat yang diperoleh dari
pengamatan empiris melalui proses dan kerja metodologis tertentu). Kerlinger (2000: 30)
menyatakan bahwa hipotesis adalah dugaan (conjectural) tentang hubungan antara dua
variabel atau lebih, dan menghubungkan secara umum maupun khusus variabel yang satu
dengan variabel yang lain.
B. Jenis–Jenis Hipotesis
a. Hipotesis penelitian/kerja
hipotesis penelitian merupakan anggapan dasar peneliti terhadap suatu masalah yang
sedang dikaji, Hipotesis kerja biasanya disingkat H1 atau Ha. Hipotesis kerja adalah
hipotesis yang menyatakan adanya hubungan antara variabel independen (X) dengan
variabel dependen (Y). Karena itu, jenis hipotesis ini ingin menguji kebenaran adanya
hubungan antarvariabel.
Contoh: Ada hubungan antara tingkat sosial ekonomi dengan tingkat keberagamaan
seseorang. Contoh lain, misalnya: semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang
semakin tinggi tingkat gaya hidupnya. Jika pada tahap pembuktian melalui uji data empirik
pernyataan hipotesis didukung oleh data maka hipotesis kerja diterima dan berubah
menjadi
b. Hipotesis Operasional
Hipotesis Operasional merupakan lawan dari hipotesis kerjadan sering disingkat Ho.
Hipotesis nol adalah hipotesis yang ingin menguji tidak adanya hubungan antarvariabel,
yaitu antara variabel independen (X) dan variabel dependen (Y).
Contoh pernyataan hipotesis nol: “tidak ada hubungan antara status sosial ekonomi dengan
tingkat keberagamaan seseorang”. Jika bukti empiris menunjukkan ketidakbenaran adanya
hubungan antara variabel status sosial ekonomi dengan variabel tingkat keberagamaan,
maka hipotesis nol diterima. Tetapi jika sebaliknya, maka hipotesis nol ditolak.
a. Hipotesis induktif,
b. Hipotesis deduktif
Hipotesis deduktif merupakan hipotesis yang dirumuskan berdasarkan teori ilmiah yang
telah ada (pada penelitian kuantitatif). Dalam penelitian kuantitatif hipotesis harus
dirumuskan sejak awal sebelum penelitian dilakukan berdasarkan teori yang ada. Hipotesis
inilah yang nanti akan diuji melalui uji empirik berdasarkan data yang diperoleh di
lapangan.
C. Menyusun Hipotesis
1. Pertama ialah merumuskan masalah, artinya kita harus menentukan atau menetapkan
masalah yang akan diteliti sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan atau fenomena di
lapangan.
2. Langkah kedua adalah menetapkan Hipotesis dari permasalahan tersebut.
selanjutnya adalah mentukan Hipotesa awalannya.
3. Berikutnya ialah mengumpulkan fakta-fakta yang bersifat relevan dan/atau berhubungan
dengan masalah yang akan diteliti.
4. Setelah tahap pengumpulan data secara obyektif dalam bentuk fakta-fakta, selanjutnya
adalah membandingkan fakta-fakta yang didapat tersebut apakah benar-benar relevan
ataukah tidak.
5. Selanjutnya ialah masuk tahap membandingkan, yaitu melakukan pengujian terhadap
Hipotesa tersebut hingga mendapatkan jawaban sesungguhnya dari pertanyaan penelitian
yang awalnya masih praduga.
6. Dan tahap akhir ialah penerapan dari jawaban hipotesis yang sudah teruji kebenarannya
melalui tahapan penelitian di awal tadi.
Dalam statistik, lakukan pengujian hipotesis hanya pada Hipotesis Nol (Hipotesis
Statistik). Sehingga hanya akan ada 2 pilihan jawaban, yaitu Menerima atau Menolak H0.
Jika menerima H0, maka Hipotesis Nol lah yang dinyatakan sah dalam pengujian
tersebut. Sementara, jika menolak H0, maka Hipotesis Alternatif (Ha atau H1) lah yang
dinyatakan sah secara statistik.
H0 = Return on Assets secara partial tidak berpengaruh signifikan terhadap Return Saham.
Karena hipotesis masih berupa dugaan sementara, maka perlu diuji secara statistik untuk
mengetahui hipotesis mana yang secara statistik dapat diterima. Apakah menerima H0 atau
menolak H0. Jika hasil pengujian adalah menerima H0, artinya, variabel Return on Assets tidak
berpengaruh signifikan terhadap Return Saham. Sebaliknya, jika hasil pengujian adalah menolak
H0, artinya Hipotesis Alternatif (Ha) lah yang menjadi jawaban atas uji hipotesis ini. Dengan
kata lain, variabel Return on Assets berpengaruh signifikan terhadap Return Saham. Kenapa?
Karena Hasil pengujian hipotesis bersifat mutlak dan tidak bisa diganggu-gugat selama
peneliti tidak melakukan kesalahan dalam pengujian hipotesis
1. Kesalahan Tipe 1 (Type 1 Error): Yaitu kesalahan yang terjadi ketika peneliti menolak
Hipotesis Nol (H0), padahal seharusnya menerima H0. Tipe kesalahan ini disebut juga
dengan Alpha Risk yang dilambangkan dengan simbol α.
2. Kesalahan Tipe 2 (Type 2 Error): Yaitu kesalahan yang terjadi ketika peneliti
menerima Hipotesis Nol (H0) yang mana seharusnya menolak hipotesis. Tipe kesalahan
ini disebut juga dengan Beta Risk yang dilambangkan dengan simbol β.
Untuk mendapatkan keputusan yang baik, maka kedua kekeliruan tersebut harus diusahakan
sekecil mungkin. Tetapi ini akan sulit dicapai, mengingat bahwa meminimalkan yang satu akan
terjadi peningkatan yang lain, kecuali dengan cara memperbesar ukuran/jumlah sampel, yang
pada umumnya jarang bisa dilaksnakan. Dalam prakteknya, perlu dilakukan suatu kompromi
yakni dengan berusaha mencari kebenaran untuk membuat keputusan yang tepat dengan
membatasi terjadinya kekeliruan yang dianggap berbahaya.
Taraf signifikansi erat berkaitan dengan masalah eror dalam penolakan hipotesis nihil,
pemahaman mengenai taraf signifikansi sangat penting dalam penggunaan metode statistika guna
menguji hipotesis penelitian. Kesimpulan penelitian yang disandarkan pada keputusan statistik,
sebagaimana telah disebutkan di atas, tidak dapat ditopang oleh taraf kepercayaan mutlak seratus
persen. Karena itulah peneliti harus memberi sedikit peluang untuk salah dalam menolak
hipotesis. Besarnya peluang untuk salah menolak hipotesis nihil (eror Tipe I) inilah yang disebut
sebagai taraf signifikansi. Sewaktu seorang peneliti menyatakan penolakan terhadap hipotesis
nihil, harus difahami bahwa penolakan itu mengandung resiko kesalahan sebesar suatu taraf
signifikansi. Penolakan yang didasarkan pada taraf signifikansi yang kecil tentu saja lebih dapat
dipercaya daripada penolakan yang didasarkan pada taraf signifikansi yang besar, walaupun
tidak berarti bahwa taraf signifikansi yang kecil selalu lebih tepat untuk digunakan daripada taraf
signifikansi yang besar.
E. Kriteria Penolakan Hipotesis
Kriteria pengujian adalah bentuk pembuatan keputusan dalam menerima atau menolak
hipotesis nol (H0) dengan cara membandingkan nilai α tabel distribusinya (nilai kritis)
dengan nilai uji statistiknya, sesuai dengan bentuk pengujiannya.
a. Penerimaan H0 terjadi jika nilai uji statistiknya lebih kecil atau lebih besar daripada
nilai positif atau negatif dari α tabel. Atau nilai uji statistik berada di luar nilai kritis.
b. Penolakan H0 terjadi jika nilai uji statistiknya lebih besar atau lebih kecil daripada
nilai positif atau negatif dari α tabel. Atau nilai uji statistik berada di dalam nilai
kritis.
BAB III
KESIMPULAN
Hipotesis adalah jawaban sementara dari seorang peneliti. Beberapa kegunaanya
memberi batasan dan memperkecil jangkauan dan kerja penelitian. Kemudian,
Menyiagakan peneliti kepada kondisi fakta dan hubungan antarfakta yang kadangkala
hilang begitu saja dari perhatian peneliti.
DAFTAR PUSTAKA
Salafudin, S., & Nalim, N. (2014). Statistik Inferensial.
https://nrumanti.wordpress.com/2015/03/15/konsep-dasar-statistika-inferensial/
https://mjurnal.com/skripsi/uji-hipotesis-penelitian-dasar-jenis-pemahaman-mendalam/
Hadi, S., Gunawan, I., & DALLE, J. (2018). Statistika Inferensial Teori dan Aplikasinya.