Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH STATISTIKA PENDIDIKAN

Konsep Dasar Inferensial, Hipotesis, Kesalahan Penarikan


Kesimpulan dan Kriteria Penolakan

Di susun oleh :
Kelompok 4

1. Ayu Septiyanti 132010094


2. Dini Rahmayanti 132010071
3. Nabilah Tsabitah 132010007
4. Rosalinda 132010038

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS PELITA BANGSA
2022/20
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik, dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dengan judul “konsep dasar inferensial, hipotesis, kesalahan penarikan
kesimpulan dan kriteria penolakan”. Makalah ini disusun dengan harapan dapat
menambah pengetahuan kita Statistika. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan
dalam profesi keguruan.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini agar kedepannya lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh karena itu, kami harapkan kepada pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Bekasi, 28 September 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i


Daftar isi ................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1


A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Tujuan Penulisan Masalah.............................................................................
C. Rumusan Masalah .........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................

1. STATISTIK INFERENSIAL
A. Pengerian Statistik Inferensial .......................................................................
B. Fungsi Statistik Inferensial…………………………………………………….
C. Jenis Statistik Inferensial……………………………………………………..
2. HIPOTESIS
A. Pengertian Hipotesis…………………………………………………………
B. Jenis – jenis Hipotesis………………………………………………………
C. Menyusun Hipotesis………………………………………………………..
D. Kesalahan Penarikan Kesimpulan dan Taraf Signifikasi…………………..
E. Kriteria penolakan hipotesis…………………………………………………

BAB III KESIMPULAN ........................................................................................


DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bagi mahasiswa, guru, dan dosen istilah statistik bukanlah istilah yang asing,
karena hampir sepanjang karier mereka, bergulat dengan statistik. Misalnya guru dan
dosen menggunakan angka-angka dalam mengevaluasi keberhasilan siswa atau mahasiswa
dalam belajar dan dalam menentukan kelulusan pada akhir semester. Berkaitan dengan
perannya sebagai peneliti, baik mahasiswa dan dosen seringkali harus berhubungan
dengan data empirik yang berupa angka-angka. Namun, walaupun setiap hari bergulat
dengan angka-angka, seringkali tidak menyadari bagaimana mengolah dan mengelola
angka tersebut dengan benar, agar menghasilkan informasi yang bermafaat. Sesungguhnya
kalau mau bekerja lagi untuk mengolah data tersebut, akan banyak informasi yang
diperoleh dan akan banyak rekomendasi yang masuk akal dapat disampaikan. Mengolah
data statistik secara benar, tidak mesti harus menggunakan perhitungan yang rumit. Justru
kemampuan menggunakan teknik atau prosedur yang benar sesuai dengan fenomena yang
diamati akan memberikan informasi yang bermanfaat.

Pada mulanya, orang memahami statistik sebagai kumpulan angka-angka tentang


keadaan suatu negara, seperti jumlah penduduk, volume perdagangan, banyaknya barang
keluar dan masuk, pendapatan peduduk, dan besar pajak yang harus dibayar penduduk
kepada negara. Jadi istilah statistik dipahami sebagai konsep yang berhubungan dengan
negara atau state. Dari kata state inilah dikenal istilah statistik yang digunakan hingga
sekarang.

B. Tujuan Penulisan Makalah


Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk :
1. Mengetahui konsep statistik inferensial
2. Mengetahui peran serta fungsi statistik inferensial
3. Mengetahui jenis dan syarat uji statistik inferensial
4. Mengetahui konsep dan jenis hipotesis
5. Dapat menyusun hipotesis
6. Mengetahui kaitan atara kesalahan penarikan kesimpulan dan taraf signifikasi
7. Mengetahui kriteria penolakan hipotesis
C. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian statistik inferensial ?
2. Apa saja peran serta fungsi statistik inferensial ?
3. Apa jenis dan syarat uji statistik inferensial ?
4. Apa perngertian dan jenis hipotesis ?
5. Bagaimana menyusun hipotesis ?
6. Apa kaitan atara kesalahan penarikan kesimpulan dan taraf signifikasi ?
7. Apa kriteria penolakan hipotesis ?
BAB II
PEMBAHASAN

2. STATISTIK INFERENSIAL
A. Pengertian Statistik Inferensial

Statistik inferensial. Statistik inferensial atau dengan istilah statistik induktif,


merupakan statistik lanjutan atau statistik mendalam yaitu statistik yang menyediakan
aturan atau cara yang dapat dipergunakan sebagai alat dalam rangka menarik kesimpulan
yang bersifat umum,dari kesimpulan data yang telah di susun dan diolah untuk mengambil
keputusan. Dalam statistika inferensial biasanya memasukan unsur peluang dalam menarik
kesimpulannya. Statistika inferensial berhubungan dengan pendugaan populasi dan
pengujian hipotesis dari suatu data atau keadaan atau fenomena. Dengan kata lain,
statistika inferensial berfungsi meramalkan dan mengontrol keadaan atau kejadian.
Penarikan kesimpulan pada statistika inferensial ini merupakan generalisasi dari suatu
populasi berdasarkan sampel yang ada.
Statistik inferensial adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel, dan
hasilnya akan digeneralisasikan (diinferensialkan) untuk populasi di mana sampel diambil.
(Sugiyono, 2014:23)

Statistik inferensial adalah bagian dari statistik yang mempelajari mengenai


penafsiran dan penarikan kesimpulan yang berlaku secara umum dari data yang telah
tersedia. (Iqbal Hasan, 2005:7)

B. Fungsi statistik Inferensial

Statistika Inferensial bertujuan menaksir secara umum suatu populasi dengan


menggunakan hasil sampel, termasuk didalamnya teori penaksiran dan pengujian teori.
Statistika Inferensial digunakan untuk melakukan:
1. Generalisasi dari sampel ke populasi.
2. Uji hipotesis (membandingkan atau uji perbedaan/kesamaan dan menghubungkan,
yaitu uji keterkaitan, kontribusi)

C. Jenis statistik inferensial

Statistika Inferensial dibagi menjadi dua, yaitu Statistika Parametrik dan Statistika Non
Parametrik.

a) Statistik parametrik
Statistik parametrik adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data interval atau
rasio, yang diambil dari pupulasi yang berdistribusi normal. (Sugiyono, 2014:23)

Statistik parametrik adalah bagian statistik yang parameter dari populasinya mengikuti
suatu distribusi tertentu, seperti distribusi normal, dan memiliki varians yang homogen.
(Iqbal Hasan, 2005:9)

Statistik parametrik adalah yaitu ilmu statistik yang mempertimbangkan jenis sebaran atau
distribusi data, yaitu apakah data menyebar secara normal atau tidak. Dengan kata lain,
data yang akan dianalisis menggunakan statistik parametrik harus memenuhi asumsi
normalitas. Data yang dianalisis adalah data interval atau rasio.

1) Ciri-ciri statistik parametrik :


 Data dengan skala interval dan rasio
 Data menyebar/berdistribusi normal
2) Syarat uji parametrik:
 Dari populasi dengan distribusi normal
 Sampel diambil secara random
 Sampel mempunyai varians yang sama
 Skala pengukuran interval atau rasio
3) Penggunaan statistik parametrik
 Digunakan untuk menganalisa data interval dan rasio, yang diambil dari populasi
yang berdistribusi normal
 Untuk menguji hipotesis deskriptif bila datanya interval atau rasio

b) Satistil Non Parametik

Statistik yang digunakan untuk menganalisis data nominal dan ordinal dari populasi yang
bebas berdistribusi. (Sugiyono, 2014:23)

Statistik nonparametrik adalah bagian statistik yang parameter dari populasinya tidak
mengikuti suatu distribusi tertentu atau memiliki distribusi yang bebas dari persyaratan,
dan variansnya tidak perlu homogen. (Iqbal Hasan, 2005:9)

Statistik Non-Parametrik adalah yaitu statistik bebas sebaran (tidak mensyaratkan bentuk
sebaran parameter populasi, baik normal atau tidak). Selain itu, statistik non-parametrik
biasanya menggunakan skala pengukuran sosial, yakni nominal dan ordinal yang umumnya
tidak berdistribusi normal.

1) Ciri-ciri statistik non-parametrik :


 Data tidak berdistribusi normal
 Umumnya data berskala nominal dan ordinal
 Umumnya dilakukan pada penelitian social
 Umumnya jumlah sampel kecil
2) Syaratnya uji non parametik :
 sampel yang digunakan memiliki ukuran yang kecil
 Data yang digunakan bersifat ordinal, yaitu data-data yang bisa disusun dalam
urutan atau klasifikasikan rangkingnya
 Data yang digunakan bersifat nominal yaitu data-data yang dapat diklasifikasikan
dalam kategori dan dihitung frekuensinya
 Bentuk distribusi populasi dan tempat pengambilan sampel tidak diketahui
menyebar secara nominal
 Ingin menyelesaikan masalah statistik secara cepat tanpa menggunakan alat hitung
3) Penggunaan statistik non parametrik
 Digunakan dengan mengabaikan segelas asumsi yang melandasi metode statistik
parametrik, terutama yang berkaitan dengan distribusi normal
 Digunakan apabila salah satu parameter tidak terpenuhi
 Untuk menguji hipotesis deskriptif (satu sample) baik untuk data nominal atau
diskrit maupun untuk data ordinal atau peringkat rangking

2. HIPOTESIS
A. Pengertian Hipotesis

Hipotesis berasal dari kata “hypo” yang berarti “di bawah” dan “thesa” yang
berarti “kebenaran”. Jadi secara etimologis hipotesis merupakan sesuatu yang kurang
(hypo) dari sebuah pendapat tentang kebenaran (tesis). Dengan kata lain hipotesis adalah
sebuah simpulan yang belum final karena harus diuji kebenarannya atau bisa disebut juga
sebagai jawaban sementara terhadap masalah yang tengah diteliti. Hipotesis bisa juga
dipahami sebagai teori sementara (jawaban tentatif) yang dijadikan pedoman oleh peneliti
sebagai petunjuk sementara ke arah pemecahan masalah. Teori sementara atau hipotesis ini
diperoleh dari deduksi teori yang kemudian diturunkan sebagai hipotesis. Hipotesis inilah
yang harus diuji kebenarannya melalui pengumpulan bukti empirik (data). Jika kemudian
data yang terkumpul memperlihatkan bahwa hipotesis itu benar, maka hipotesis itu
berubah kedudukannya menjadi tesa (kesimpulan pendapat yang diperoleh dari
pengamatan empiris melalui proses dan kerja metodologis tertentu). Kerlinger (2000: 30)
menyatakan bahwa hipotesis adalah dugaan (conjectural) tentang hubungan antara dua
variabel atau lebih, dan menghubungkan secara umum maupun khusus variabel yang satu
dengan variabel yang lain.

Dalam penelitian kuantitatif, keberadaan hipotesis adalah untuk diuji dan


dibuktikan kebenarannya melalui data empirik. Pengujian hipotesis dilakukan apabila data
diambil dari sampel dan akan diberlakukan pada populasi. Jika data berasal dari populasi,
maka pengujian statistik inferesial tidak perlu dilakukan. Dalam penelitian kualitatif,
keberadaan hipotesis adalah untuk memandu atau menuntun peneliti mengumpulkan data.
Itulah sebabnya dalam penelitian kualitatif, hipotesis tidak dicantumkan secara eksplisit,
karena keberadaannya bukan untuk diuji. Selain itu, hipotesis juga selalu berubah-ubah dan
bersifat tentatif, tergantung pada situasi yang terjadi di lapangan. Pernyataan ini
menunjukkan bahwa hipotesis berkaitan dengan variabel, sedangkan variabel hanya ada
dalam penelitian kuantitatif, tidak dalam penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif berbicara
tentang fokus penelitian, sehingga hipotesis yang dibangun, hanya untuk menuntun peneliti
mencari data, bukan untuk diuji atau dibuktikan. Dengan demikian, berarti bahwa tidak
semua rumusan masalah membutuhkan hipotesis. Hipotesis ada, jika salah satu rumusan
masalah, terdiri atas dua atau lebih variabel yang akan dicari hubungannya. Penelitian
kualitatif membangun teori berdasarkan data lapangan atau data empirik, sedangkan
penelitian kuantitatif menguji teori yang sudah ada atau menguji hipotesis. Hipotesis
bertolak dari landasan teori berdasarkan penelusuran bahan-bahan pustaka. Hal ini
menyebabkan hipotesis itu kebenarannya bersifat sementara, karena masih akan diadakan
pengujian dan pembuktiannya melalui data atau fakta empirik. Walaupun masih bersifat
dugaan, tingkat kebenaran yang diharapkan cukup tinggi, mengingat bahwa hipotesis itu
dirumuskan berdasarkan kajian-kajian bahan pustaka atau hasil penelitian terdahulu. Oleh
karena itu hipotesis dibuat sebelum peneliti turun ke lapangan mengumpulkan data yang
diperlukan untuk membuktikan kebenaran hipotesisnya. Hipotesis yang sudah terbangun
dari kajian teori, tidak dapat diganti. Terbukti atau tidaknya sebuah hipotesis setelah diuji,
tidak berarti membatalkan hipotesis, melainkan melahirkan teori baru.

B. Jenis–Jenis Hipotesis

Ditinjau dari rumusannya, hipotesis penelitian dibedakan menjadi :

a. Hipotesis penelitian/kerja

hipotesis penelitian merupakan anggapan dasar peneliti terhadap suatu masalah yang
sedang dikaji, Hipotesis kerja biasanya disingkat H1 atau Ha. Hipotesis kerja adalah
hipotesis yang menyatakan adanya hubungan antara variabel independen (X) dengan
variabel dependen (Y). Karena itu, jenis hipotesis ini ingin menguji kebenaran adanya
hubungan antarvariabel.

Contoh: Ada hubungan antara tingkat sosial ekonomi dengan tingkat keberagamaan
seseorang. Contoh lain, misalnya: semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang
semakin tinggi tingkat gaya hidupnya. Jika pada tahap pembuktian melalui uji data empirik
pernyataan hipotesis didukung oleh data maka hipotesis kerja diterima dan berubah
menjadi

b. Hipotesis Operasional
Hipotesis Operasional merupakan lawan dari hipotesis kerjadan sering disingkat Ho.
Hipotesis nol adalah hipotesis yang ingin menguji tidak adanya hubungan antarvariabel,
yaitu antara variabel independen (X) dan variabel dependen (Y).

Contoh pernyataan hipotesis nol: “tidak ada hubungan antara status sosial ekonomi dengan
tingkat keberagamaan seseorang”. Jika bukti empiris menunjukkan ketidakbenaran adanya
hubungan antara variabel status sosial ekonomi dengan variabel tingkat keberagamaan,
maka hipotesis nol diterima. Tetapi jika sebaliknya, maka hipotesis nol ditolak.

Ditinjau dari proses pemerolehannya, hipotesis penelitian dibedakan menjadi:

a. Hipotesis induktif,

Hipotesis induktif yaitu hipotesis yang dirumuskan berdasarkan pengamatan untuk


menghasikan teori baru (pada penelitian kualitatif). Dalam penelitian kualitatif hipotesis
tidak dibuat dari awal penelitian, tetapi dibangun ketika peneliti mengumpulkan data di
lapangan dan dari situlah kemudian hipotesis itu diuji. Dengan demikian hipotesis dalam
penelitian kualitatif dibangun dari data dan dibuat setelah peneliti berada di lapangan
melakukan penelitian

b. Hipotesis deduktif

Hipotesis deduktif merupakan hipotesis yang dirumuskan berdasarkan teori ilmiah yang
telah ada (pada penelitian kuantitatif). Dalam penelitian kuantitatif hipotesis harus
dirumuskan sejak awal sebelum penelitian dilakukan berdasarkan teori yang ada. Hipotesis
inilah yang nanti akan diuji melalui uji empirik berdasarkan data yang diperoleh di
lapangan.

C. Menyusun Hipotesis

Berikut adalah langkah-langkah penyusunan hipotesis:

1. Pertama ialah merumuskan masalah, artinya kita harus menentukan atau menetapkan
masalah yang akan diteliti sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan atau fenomena di
lapangan.
2. Langkah kedua adalah menetapkan Hipotesis dari permasalahan tersebut.
selanjutnya adalah mentukan Hipotesa awalannya.
3. Berikutnya ialah mengumpulkan fakta-fakta yang bersifat relevan dan/atau berhubungan
dengan masalah yang akan diteliti.
4. Setelah tahap pengumpulan data secara obyektif dalam bentuk fakta-fakta, selanjutnya
adalah membandingkan fakta-fakta yang didapat tersebut apakah benar-benar relevan
ataukah tidak.
5. Selanjutnya ialah masuk tahap membandingkan, yaitu melakukan pengujian terhadap
Hipotesa tersebut hingga mendapatkan jawaban sesungguhnya dari pertanyaan penelitian
yang awalnya masih praduga.
6. Dan tahap akhir ialah penerapan dari jawaban hipotesis yang sudah teruji kebenarannya
melalui tahapan penelitian di awal tadi.

D. Kaitan Antara Kesalahan Penarikan Kesimpulan dan Taraf Signifikansi

Dalam statistik, lakukan pengujian hipotesis hanya pada Hipotesis Nol (Hipotesis
Statistik). Sehingga hanya akan ada 2 pilihan jawaban, yaitu Menerima atau Menolak H0.

Jika menerima H0, maka Hipotesis Nol lah yang dinyatakan sah dalam pengujian
tersebut. Sementara, jika menolak H0, maka Hipotesis Alternatif (Ha atau H1) lah yang
dinyatakan sah secara statistik.

Misalnya, katakanlah peneliti melakukan pengujian atas hipotesis berikut:

H0 = Return on Assets secara partial tidak berpengaruh signifikan terhadap Return Saham.

Ha = Return on Assets secara partial berpengaruh signifikan terhadap Return Saham.

Karena hipotesis masih berupa dugaan sementara, maka perlu diuji secara statistik untuk
mengetahui hipotesis mana yang secara statistik dapat diterima. Apakah menerima H0 atau
menolak H0. Jika hasil pengujian adalah menerima H0, artinya, variabel Return on Assets tidak
berpengaruh signifikan terhadap Return Saham. Sebaliknya, jika hasil pengujian adalah menolak
H0, artinya Hipotesis Alternatif (Ha) lah yang menjadi jawaban atas uji hipotesis ini. Dengan
kata lain, variabel Return on Assets berpengaruh signifikan terhadap Return Saham. Kenapa?
Karena Hasil pengujian hipotesis bersifat mutlak dan tidak bisa diganggu-gugat selama
peneliti tidak melakukan kesalahan dalam pengujian hipotesis

Namun, masih ada kemungkinan peneliti melakukan kesalahan dalam pengujian


hipotesis. Untuk itu, pahami dahulu kemungkinan kesalahan pengambilan keputusan dalam uji
hipotesis berikut:
Pada dasarnya, uji hipotesis hanya dilakukan terhadap pernyataan hipotesis nol (H0).
Sehingga ada 2 kemungkinan yaitu: Menerima atau Menolak H0.

Dalam statistik, kesalahan pengujian hipotesis terbagi menjadi 2 yaitu:

1. Kesalahan Tipe 1 (Type 1 Error): Yaitu kesalahan yang terjadi ketika peneliti menolak
Hipotesis Nol (H0), padahal seharusnya menerima H0. Tipe kesalahan ini disebut juga
dengan Alpha Risk yang dilambangkan dengan simbol α.
2. Kesalahan Tipe 2 (Type 2 Error): Yaitu kesalahan yang terjadi ketika peneliti
menerima Hipotesis Nol (H0) yang mana seharusnya menolak hipotesis. Tipe kesalahan
ini disebut juga dengan Beta Risk yang dilambangkan dengan simbol β.

Untuk mendapatkan keputusan yang baik, maka kedua kekeliruan tersebut harus diusahakan
sekecil mungkin. Tetapi ini akan sulit dicapai, mengingat bahwa meminimalkan yang satu akan
terjadi peningkatan yang lain, kecuali dengan cara memperbesar ukuran/jumlah sampel, yang
pada umumnya jarang bisa dilaksnakan. Dalam prakteknya, perlu dilakukan suatu kompromi
yakni dengan berusaha mencari kebenaran untuk membuat keputusan yang tepat dengan
membatasi terjadinya kekeliruan yang dianggap berbahaya.

Prosedur statistika memungkinkan kita menentukan seberapa besar peluang (probabilitas)


untuk terjadinya eror Tipe I dan eror Tipe II yang akan digunakan. Besarnya peluang terjadinya
eror Tipe I disebut Taraf Signifikansi dan diberi simbol p atau simbol α yang dinyatakan dalam
proporsi atau persentase, sedangkan harga (1-α)100% disebut Taraf Kepercayaan. Sebagai
contoh, apabila kita menetapkan α sebesar 0,05 atau 5% berarti sama dengan menentukan taraf
kepercayaan sebesar (1-0,05)=0,95 atau 95%. Besarnya peluang untuk terjadinya eror Tipe II
diberi simbol β yang juga dinyatakan dalam bentuk proporsi dan persentase, sedangkan harga (1-
β)100% disebut power of the test.

Taraf signifikansi erat berkaitan dengan masalah eror dalam penolakan hipotesis nihil,
pemahaman mengenai taraf signifikansi sangat penting dalam penggunaan metode statistika guna
menguji hipotesis penelitian. Kesimpulan penelitian yang disandarkan pada keputusan statistik,
sebagaimana telah disebutkan di atas, tidak dapat ditopang oleh taraf kepercayaan mutlak seratus
persen. Karena itulah peneliti harus memberi sedikit peluang untuk salah dalam menolak
hipotesis. Besarnya peluang untuk salah menolak hipotesis nihil (eror Tipe I) inilah yang disebut
sebagai taraf signifikansi. Sewaktu seorang peneliti menyatakan penolakan terhadap hipotesis
nihil, harus difahami bahwa penolakan itu mengandung resiko kesalahan sebesar suatu taraf
signifikansi. Penolakan yang didasarkan pada taraf signifikansi yang kecil tentu saja lebih dapat
dipercaya daripada penolakan yang didasarkan pada taraf signifikansi yang besar, walaupun
tidak berarti bahwa taraf signifikansi yang kecil selalu lebih tepat untuk digunakan daripada taraf
signifikansi yang besar.
E. Kriteria Penolakan Hipotesis

Kriteria pengujian adalah bentuk pembuatan keputusan dalam menerima atau menolak
hipotesis nol (H0) dengan cara membandingkan nilai α tabel distribusinya (nilai kritis)
dengan nilai uji statistiknya, sesuai dengan bentuk pengujiannya.

a. Penerimaan H0 terjadi jika nilai uji statistiknya lebih kecil atau lebih besar daripada
nilai positif atau negatif dari α tabel. Atau nilai uji statistik berada di luar nilai kritis.
b. Penolakan H0 terjadi jika nilai uji statistiknya lebih besar atau lebih kecil daripada
nilai positif atau negatif dari α tabel. Atau nilai uji statistik berada di dalam nilai
kritis.
BAB III

KESIMPULAN
Hipotesis adalah jawaban sementara dari seorang peneliti. Beberapa kegunaanya
memberi batasan dan memperkecil jangkauan dan kerja penelitian. Kemudian,
Menyiagakan peneliti kepada kondisi fakta dan hubungan antarfakta yang kadangkala
hilang begitu saja dari perhatian peneliti.

Dalam hipotesis juga perlu menentukan signifikansi sehingga membuat penarikan


hipotesis bisa dipercaya, semakin kecil nilai signifikansi seperti 0,01, maka penelitian itu
semakin bagus. Selanjutnya peneliti juga mesti melihat kriteria penolakan H0 terjadi jika
nilai uji statistik berada di dalam nilai kritis.

DAFTAR PUSTAKA
Salafudin, S., & Nalim, N. (2014). Statistik Inferensial.

Syahri, A. A. (2014). STATISTIKA PENDIDIKAN. SIGMA: JURNAL PENDIDIKAN


MATEMATIKA, 6(2).

https://nrumanti.wordpress.com/2015/03/15/konsep-dasar-statistika-inferensial/

https://mjurnal.com/skripsi/uji-hipotesis-penelitian-dasar-jenis-pemahaman-mendalam/

Narimawati, U. (2020). Pertemuan 5: Rancangan Hipotesis.

SAFITRI, W. A. TUGAS INDIVIDU HIPOTESIS.

Hadi, S., Gunawan, I., & DALLE, J. (2018). Statistika Inferensial Teori dan Aplikasinya.

Anda mungkin juga menyukai