Anda di halaman 1dari 18

1

1

BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
Kegiatan peledakan merupakan bagian dari kegiatan penambangan yang
bertujuan untuk melepaskan batuan dari massa batuan induknya dengan
menggunakan bahan peledak. Suatu kegiatan peledakan batuan akan mencapai
hasil yang optimal tentu saja ditunjang dengan perlengkapan dan peralatan
peledakan yang dipakai sesuai dengan metode peledakan yang di terapkan serta
memperhatikan sifat dari batuan tersebut.
Mengingat pentingnya kegiatan peledakan pada industri pertambangan
maka perlu di dasari oleh pengetahuan mengenai peralatan dan perlengkapan
peledakan yang tentu keduanya memiliki fungsi dan arti yang berbeda.
Pengetahuan dasar tersebut cukup penting karena tanpa pengetahuan dasar
tersebut tidak mungkin untuk menjalankan kegiatan peledakan yang nantinya
malah menimbulkan resiko serta membahayakan para pekerja tambang tersebut.
Kegiatan praktikum peledakan merupakan sarana yang baik untuk
mengajarkan dan memberikan pemahaman yang mendasar tersebut, sehingga
nantinya di harapkan sudah dapat memahami pengertian perlengkapan dan
peralatan peledakan serta masing masing fungsinya.

1.2 Maksud dan Tujuan
1.2.1 Maksud
Maksud dari kegiatan praktikum peledakan yang berjudul Peralatan dan
Perlengkapan Peledakan untuk dapat mempelajari dan memahami dasar
mengenai peralatan dan perlengkapan peledakan serta fungsi fungsinya yang
nantinya di harapkan dapat menunjang kegiatan peledakan.




2

2

1.2.2 Tujuan
Untuk dapat mempelajari dan memahaman definisi dari peralatan dan
perlengkapan peledakan.
Untuk dapat mempelajari dan memahami fungsi fungsi dari peralatan
dan perlengkapan peledakan.
Untuk dapat mempelajari dan memperhitungkan cara penentuan Hp pada
kompresor dengan tekanan isothermal dan adiabatic.



























3

3

BAB II
LANDASAN TEORI


2.1 Definisi Peralatan Peledakan
Peralatan peledakan adalah perangkat peledakan yang digunakan untuk
menguji dan menyalakan rangkaian peledakan, sehingga nantinya alat tersebut
dapat digunakan berulang kali.
2.1.1 Alat Pemicu Peledakan Listrik ( Blasting Machine Electric )
Alat pemicu peledakan merupakan sumber energi pengahantar arus listrik
menuju detonator. Cara kerja blasting machine pada umumnya didasarkan atas
penyimpanan arus pada suatu kapasitor dan arus tersebut dilepaskan seketika
pada saat yang dikehendaki. Ada beberapa cara pengumpulan arus listrik yang
dapat dihasilkan yaitu :
Gerakan mekanis untuk tipe generator, yaitu dengan memutar handle
untuk mengumpulkan arus listrik yang diperlukan untuk suatu kegiatan
peledakan. Putaran handle tersebut dihentikan setelah indikator menyala
dan menandakan arus sudah terkumpul maksimum dan siap dilepaskan.
Baterai untuk tipe kapasitor, yaitu dengan mengontakkan kunci kearah
starter dan setelah lampu indikator menyala yang menandakan arus
sudah terkumpul maksimum dan arus listrik siap dilepaskan.
Arus yang terkumpul pada blasting machine dan siap dilepaskan saat
akan melakukan kegiatan peledakan harus mampu mengatasi tahanan listrik di
dalam rangkaian peledakan. Untuk itu perlu diketahui benar kapasitas dan
spesifikasi blasting machine yang akan digunakan, jangan samapai kapasitasnya
lebih kecil dibandingkan tahanan listrik seluruhnya. Tahanan rangkaian listrik
harus diukur atau dihitung terlebih dahulu dan harus dijaga jangan sampai terjadi
suatu kebocoran arus karena terdapat suatu kawat terbuka yang berhubungan
dengan tanah, air, dan material lain yang bersifat konduktor. Produsen blasting
machine biasanya mencantumkan jumlah arus yang dapat ditampung serta
diledakan untuk itu pentingnya memahami dan membaca spesifikasi blasting
machine.
4

4


Foto 2.1
Blasting Machine Electric
2.1.2 Alat Pemicu Peledakan Non Listrik ( Blasting Machine Non Electric )
Alat pemicu non elektrik dapat dikatagorikan menjadi dua kelompok yaitu
penyulut sumbu api dan pemicu nonel ( Shorter non electric ). Alat pemicu nonel
dinamakan shot firer. Suatu sumbu nonel mengandung bahan reaktif yaitu HMX
yang akan terinisiasi oleh gelombang kejut akibat impact. Alat pemicu nonel
dilengkapi dengan peluru disebut shot shell primer dengan ukuran tertentu. Shot
shell primer diaktifkan oleh pemicu, yaitu pegas bertekanan tinggi yang terdapat
di dalam alat pemicu nonel. Alat pemicu nonel ada yang menggunakan stiker
yang disisipkan di bagian atas barrel, dan ada juga yang menggunakan hentakan
kaki.

2.2
Blasting Machine Nonel
2.1.3 Kawat Utama ( Lead Wire )
Kawat utama termasuk ke dalam alat peledakan, karena dapat dipakai
berulang kali. Berbeda dengan lead in line atau extendaline atau sumbu nonel
utama pada saat proses berlangsungnya peledakan akan langsung rusak dan
tidak boleh digunakan lagi karena HMX yang terdapat di dalamnya sudah
bereaksi habis. Kawat utama berfungsi sebagai penghubung rangkaian
peledakan listrik dengan alat blasting machine. Ukuran untuk peledakan pada
keadaan normal adalah kawat tembaga ganda berukuran 23/0.076 yang diisolasi
5

5

dengan plastik PVC dengan tahanan 5.8 6 ohms per 100 meter, atau dapat
pula digunakan kawat tembaga ganda berukuran 24/0.20 mm dengan tahanan
4.6 5 ohms per 100 meter. Untuk kegiatan peledakan yang cukup berat
biasanya menggunakan kawat tembaga berukuran 70/0.76 dengan tahanan
sebesar 1.8 ohms per 100 meter.

Foto 2.3
Lead Wire
2.1.4 Alat Pengukur Tahanan
Alat pengukur tahanan atau Blastometer digunakan untuk keperluan
peledakan dan tidak disarankan untuk penggunaan lain. Alat pengukur tahanan
biasanya digunakan untuk mengukur tahanan pada kawat penyambung dan juga
leg wire pada detonator listrik.











Foto 2.4
Blastometer
2.1.5 Alat Pengukur Kebocoran Arus
Kebocoran arus dapat disebabkan oleh adanya kawat yang tidak terisolasi
secara baik, misalnya pada sambungan yang langsung kontak dengan air, tanah
basah, atau bebatuan yang bersifat konduktor. Kontak tersebut dapat
menghentikan arus menuju detonator sehingga detonator tidak dapat meledak
dan terjadi miss fire. Alat ukur yang dapat digunakan untuk mendeteksi
kebocoran arus adalah AECI Digital Earth Leakage Tester LT 02. Alat ini dapat
a
6

6

mengukur tahanan antara 0 20 kohms dengan skala 10 ohms dan
menggunakan tenaga baterai 9 V. LT 02 ini sangan berguna untuk mengontrol
serta memeriksa kegiatan peledakan yang sangat luas dengan menggunakan
banyak detonator. Terutama untuk memeriksa adanya gagal ledak pada
peledakan massa batuan dan peledakan muti row pada tambang terbuka.

Foto 2.5
AECI LT- 02
2.2 Definisi Perlengkapan Peledakan
Perlengkapan peledakan ( Blasting supplies ) adalah material yang
diperlukan untuk membuat rangkaian peledakan sehingga isian bahan peledak
dapat dinyalakan. Perlengkapan peledakan hanya bisa digunakan sekali saja
atau dengan kata lain hanya untuk satu proses kegiatan peledakan,
2.2.1 Detonator
Detonator merupakan alat pemicu awal yang menimbulkan inisiasi dalam
bentuk letupan sebagai bentuk aksi yang memberikan efek kejut terhadap bahan
peledak peka detonator atau primer. Detonator disebut juga sebagai blasting
capsule atau blasting cap. Berikut adalah beberapa jenis detonator yaitu :
Detonator Listrik
Detonator listrik akan selalu dilengkapi oleh dua buah kawat yaitu leg wire,
ujung kedua kawat di dalam detonator listrik dihubungkan dengan kawat
halus yang akan memijar setelah ada hantaran listrik. Nantinya kawat
halus yang diselubungi oleh bahan peledak akan terbakar secara
keseluruhan disebut fusehead.





7

7

Table 2.1
Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Detonator Listrik
Keuntungan Kerugian
Jumlah lubang ledak yang dapat
diledakan sekaligus relatif lebih
banyak,
Tidak boleh digunakan pada cuaca
mendung apalagi disertai klat, karena
kilat dapat menhasilkan hantaran
listrikm sehingga terjadi ledakan
premature.
Dengan adanya elemen tunda
dalam detonator, pola peledakan
menjadi lebih bervariasi dan arah
serta fregmentasi peledakan dapat
diatur dan diperbaiki
Pengaruh gelombang radio dan arus
listrik luar dari dalam bumi dapat pula
mengaktifasi aliran listrik pada
detonator
Penanganannya lebih mudah dan
praktis
Membutuhkan alat peledakan khusus
yang eletrik yaitu sumber arus listrik,
alat penguji tahanan, dan peralatan
listrik lainnya yang tentu tidak murah

Detonator Non Elektrik
Detonator non elektrik ini dibuat untuk mengatasi kelemahan yang ada
pada detonator listrik yang dipengaruhi oleh arus listrik liar dan juga cuaca
disekitar lokasi kegiatan peledakan. Prinsip kerja dari detonator nonel
adalah dengan cara mentransmisikan gelombang energi rendah menuju
detonator tanpa mempengaruhi bahan peledak yang diginakan. Ketika
proses inisiasi dilakukan signal energi rendah tersebut bergerak
sepanjang sumbu yang kecepatan propagasinya enam kali kecepatan
suara. Komponen utama dari detonator nonel ini adalah sumbu nonel,
lapisan luar, lapisan tengah, dan lapisan dalam.
2.2.2 Sumbu Api
Sumbu api adalah sumbu yang digunakan untuk dapat merambatkan api
guna dapat meledakan bahan peledak. Sumbu api ini biasanya terdiri dari dua
komponen yaitu inti sumbu api yang merupakan potassium nitrat black powder
dan pembungkusnya biasanya berupa jute. Sedangkan sumbu api berdasarkan
kecepatan rambatnya di kelompokkan menjadi dua yaitu :
Sumbu api berkecepatan 120 second/yard.
Sumbu api berkecepatan 90 second/yard.
8

8


Foto 2.6
Sumbu Api
2.2.3 Sumbu Ledak
Sumbu ledak ( detonating fuse ) adalah suatu sumbu yang berintikan
initiating explosive yang dimasukan kedalam suatu pembungkus plastik. Fungsi
sumbu ledak ialah untuk merambatkan gelombang detonasi sampai isian. Inti
dari sumbu ledak adalah high explosive. Pada sumbu ledak ini ketika proses
peledakan akan terjadi rambatan gelombang detonasi.

Gambar 2.1
Sumbu Ledak
2.2.4 Penyambung
Penyambung disini merupakan perlengkapan yang diperlukan untuk
menghubungkan kawan listrik atau sumbu peledakan antar lubang ledak.
Tujuannya antara lian :
Sekedar menyambungkan leg wire antar lubang memakai kawat
penyambung pada peledakan dengan detonator listrik.
Menyambungkan sumbu nonel antar lubang dan sekaligus mengatur
waktu delay
Menyambung sumbu api antar lubang pada peledakan dengan detonator
biasa.


Anyaman tekstil
sintetis
Serat nylon
PETN
Inti katun
Selubung
plastik
9

9

2.2.5 Kawat Penyambung pada Peledakan Listrik
Terdapat beberapa jenis kawat penyambung pada rangkaian peledakan
listrik yang masing masing mempunyai fungsi yang berbeda diantaranya :
Conneting wire yaitu kawat yang diperlukan untuk menyambung leg wire
antar lubang. Pada kondisi lapangan yang normal dan kering digunakan
kawat tembaga berukuran 20 AWG yang ditutupi plastik PVC.
Bus wire adalah kawat tembaga tanpa penutup plastik atau terbuka
berukuran 10, 12 atau 14 AWG yang diperlukan untuk hubungan pararel
atau seri pararel di dalam peledakan terowongan. Kawat alumunium
dilarang dipakai karena dikhawatirkan terjadi oksidasi yang dapat
menimbulkan resistensi tinggi dalam rangkaian.
Lead wire, berfungsi menghubungkan rangkaian peledakan listrik dengan
alat pemicu ledakan listrik yang dinamakan blasting machine.
2.2.6 Penyambung Sumbu Api
Terdapat beberapa tipe penyambung sumbu api dengan bentuk dan
fungsi yang berbeda. Beberapa diantaranya adalah multiple fuse ignitor, plastic
ignitor cord, bole hole connector, dan slotted connectors.
Multiple Fuse Ignitor
Multi Fuse Ignitor adalah alat bantu penyulut beberapa sumbu api berupa
silinder terbuat dari tembaga atau alumunium dan di dalamnya terdapat
ramuan pembakar. Diameter silinder dirancang sesuai dengan jumlah
sumbuapi yang bisa dimasukan, umumnya sekitar delapan sumbu dan
sebuah sumbu pokok. Sumbu pokok atau master fuse adalah sumbu yang
menghantarkan rambatan api ke dalam silinder MFI.

Foto 2.7
Multiple Fuse Ignitor


10

10

Plastic Ignitor Cord
Plastic Ignitor Cord adalah alat bantu penyulut beberapa sumbu api
berbentuk panjang yang bagian luarnya diselubungi plastik. Terdapat dua
jenis PIC, yaitu PIC cepat dan PIC lambat. PIC cepat mempunyai
kecepatan nominal rambatan api 30 cm/detik, sedangkan PIC lambat
hanya 3 cm/detik.

Foto 2.8
(A).PIC-cepat dan (B).PIC-lambat
2.2.7 Bahan Peledak
Bahan peledak adalah suatu campuran bahan bahan kimia terbentuk
padat ataupun campuran dari keduanya yang apabila terkena suatu aksi
misalnya panas atapun gesekan akan berubah secara kimiawi menjadi zat zat
kimia lain sebagian besar atau seluruhnya berbentuk gas dan perubahannya
berlangsung dalam waktu singkat.

Foto 2.9
ANFO



A


3 utas tali
kertas
terpilin
blackpow
der
selubung
plastik
B
selubung
plastik
blackpow
der
tali
kertas
kaw
at
11

11

BAB III
TUGAS DAN PEMBAHASAN


3.1 Tugas
1. Terdapat suatu udara bebas sebesar 100 cuft, dimana setiap menitnya
harus diberi tekanan dari 101.084 Pa 100 Psi. ( 1 atm = 14.7 Psi).
Berapa Hp kompresor yang dibutuhkan secara isothermal dan adiabatic?
2. Ada 8 buah jack hammer dengan ukuran torak = 3 digerakan dengan
udara bertekanan 6.084 atm dan dipakai pada elevasi 2084 m diatas
permukaan laut, Kompresor terletak pada elevasi yang sama. Berapa
udara bebas yang diperlukan?
3. Sebuah kompresor ditekan pada elevasi 2084 m, sedangkan jack hammer
yang dipakai diletakan pada 1084 m. Tekanan udara yang dihasilkan dari
jack hammer 80 Psi, dengan ukuran torak = 3. Berapa tekanan udara
pada kompresor dan Hp yang diperlukan pada keadaan isothermal dan
adiabatic?

3.2 Pembahasan
1. Diketahui :
Vt = 100 cuft
P1 = 101084 Pa = 0.977 atm = 14.67 Psi
P2 = 100 Psi = 100 Psi + 14.65 Psi = 114.65 Psi
Ditanyakan :
Hp = ? Hp (pada keadaan isothermal dan adiabatic)
Jawab :
Isothermal (T = C)
Hp
1
= 0.1479 x 100 x log
.
.
= 13.215 Hp
Adiabatic (Q=C)
Hp
2
= (
.
.
) x 0.0643 x 100 x ((
.
.

1.406 1/1.406
1))
= 3.463 x 0.0643 x 100 x ((
3.3
.

.
.
)) = 18.084 Hp
12

12

2. DIketahui :
n = 8 buah jack hammer
= 3 = 3 inchi
H = 2084 m = 6837.27 ft
P
1
(interpolasi)

= 11.72 + ((
3. -
-
) x (11.28 11.72))
= 11.72 + (-0.368) = 11.352 Psi
P
2
= 6.084 atm = 89.41 Psi = 89.41 + 11.352 = 100.762 Psi
Fp (interpolasi) = 7.38 + ((
3. -
-
x (7.20 7.38))
= 7.38 + (-0.15) = 7.23
V (interpolasi) = 126 + ((
. -
-
x (114 126))
= 126 + (-1.244) = 124.756
Vt= 7.23 x 124.756 = 901.985
Ditanya ;
Hp = ? Hp (keadaan isothermal dan adiabatic)
Jawab :
Isothermal (T = C)
Hp
1
= 0.1479 x 901.985 x log
.
.3
= 126.477 Hp
Adiabatic (Q=C)
Hp
2
= (
.
.
) x 0.0643 x 901.985 x ((
.
.3

1.406 1/1.406
1))
= 3.463 x 0.0643 x 901.985 x ((
3.3
.

.
.
)) = 169.268 Hp
3.


Letak kompresor Letak jack hammer






A
B
13

13

Diketahui
A) H
A
= 2084 m = 6837.27 ft

P
1A
(interpolasi)

= 11.72 + ((
3. -
-
) x (11.28 11.72))
= 11.72 + (-0.368) = 11.352 Psi
B) n = 1 buah jack hammer
H
b
= 1084 m = 3556.43 ft
P
1b
= 26.26 Psi
P
2b
= 80 Psi
= 3 = 3 inchi
V = 114
Fp (interpolasi) = 1.14 + ((
3. -
-
x (7.20 7.38))
= 11.72 + (-0.15) = 7.23
P
1b
(interpolasi) = 26.26 + ((
3.3 - 3
- 3
) x (25.76 26.26))
= 26.20 Psi
V
t
= 114 x 1.17 = 127.338
Ditanyakan :
A) Tekanan udara pada kompresor = ? Psi
B) Hp = ? Hp (keadaan isothermal dan adiabatic)
Jawab :
A) log P
A
= log P
2B
0.0000157 h
= log (80 + 26.20) 0.0000157 (3280.84)
log P
A
= 2.026 0.052 = 1.974
P
A
= 94.188 Psi
P
A
= P
2A
+ P
2A

94.188 = P
2A
+ 11.352
P
2A
= 82.836 Psi
B) 1. Isothermal (T=C)
Hp
1
= 0.1479 x 127.338 x log
.
.3
= 17.306 Hp


14

14

2. Adiabatic (Q=C)
Hp
2
= (
.
.
) x 0.0643 x 127.338 x ((
.
.3

1.406 1/1.406
1))
= 3.463 x 0.0643 x 127.338 x ((
3.
.

.
.
)) = 23.903 Hp






























15

15

BAB IV
ANALISA


Kompresor pada kegiatan pemboran merupakan alat yang sangat
menunjang kegiatan pemboran karena kompresor tersebut akan menghasilkan
udara yang memiliki tekanan tinggi yang digunakan sebagai energi penggerak
alat bor (jack hammer). Kapasitas tekanan yang dihasilkan alat bor tersebut
dinyatakan dalam kubik feed per menit, yang merupakan udara bebas yang
dihisap dan ditekan oleh kompresor merupakan udara pada kondisi 1 atmosfer
yang berada pada batas permukaan air laut. Sehingga proses penekanan udara
tersebut ada dua macam yaitu :
Tekanan adiabatic : merupakan proses penekanan udara luar dimana
tekanannya tetap, tekanan tetap tersebut didapat dari keadaan
kesetimbang kalor yang dijaga agar kinerja mesin mekanis pada alat bor
tidak overheat. Keadaan kesetimbangan kalor tersebut sangatlah perlu
agar kinerja bor dapat bekerja dengan tenaga maksimal pada tekanan
yang tetap dan mengurangi kerusakan komponen mesin mekanis pada
alat bor.
Tekanan isothermal : merupakan proses udara luar yang dihisap oleh
kompresor dimana suhunya tetap, penjagaan suhu tetap tersebut
dimaksudkan agar kinerja mata bor tidak cepat haus ketika melakukan
pemboran
Tenaga yang dihasilkan alat bor dari tekanan yang diberikan secara
isothermal dan adiabatic tentulah akan berbeda. Pemberian tekanan secara
adiabatic tentu akan menghasilkan energi yang besar karena dengan menjaga
kesetimbangan kalor dan pemberian tekanan yang tetap akan menjaga mesin
dari overheat sehingga alat dapat bekerja semaksimal mungkin. Sedangkan
pada pemberian tekanan isothermal hanya menjaga mata bor dari efek kehausan
saja. Dengan pengetahuan akan pemberian tekanan isothermal dan adiabatic
adalah untuk dapat mengetahui besarnya horse power yang dapat dihasilkan
oleh kompresor terhadap alat bor pada kondisi lapangan yang tentunya berbeda
dari segi elevasinya yang berpengaruh pada tekanan atmosfer udara sekitar
16

16

yang akan dihisap oleh kompresor yang nantinya akan didistribusikan pada alat
bor sebagai sumber energinya dan juga akan dapat memperhitungkan
penggunaan bahan bakar pada berbagai kondisi lapangan yang berbeda.
Dengan memperhatikan serta memperhitungkan faktor faktor tersebut sehingga
kegiatan pemboran dapat dilakukan dengan ekonomis dan efektif.























17

17

BAB V
KESIMPULAN


Pemahaman akan definisi maupun fungsi dari peralatan dan perlengkapan
peledakan merupakan hal yang sangat penting, mengingat keduanya memiliki
definisi dan fungsinya yang berbeda. Pemahaman dasar tersebut harus dikuasai
sebelum melakukan kegiatan peledakan agar dapat membedakan antara
peralatan dan perlengkapan peledakan sehingga nantinya saat pembuatan
primer yang ditunjang dengan peralatan dan perlengkapan dapat disesuaikan
dengan fungsinya.
Langkah tersebut dapat menghindari kesalahan dalam melakukan
kegiatan peledakan yang dapat menyebabkan kecelakaan maupun penurunan
target produksi yang tentunya sangat merugikan perusahaan tambang tersebut.
Oleh sebab itu pemahaman dasar akan pengetahuan peralatan dan
perlengkapan peledakan berserta fungsinya merupakan faktor dasar yang
mendukung kegiatan peledakan yang aman serta dapat meningkatkan target
produksi perusahaan tambang.
Sementara itu dari hasil praktikum peledakan dapat disimpulkan beberapa
hal yaitu :
1. Horse power pada keadaan isothermal 13.215 Hp dan pada keaadan
adiabatic sebesar 18.084 Hp
2. Horse power pada keadaan isothermal 126.477 Hp dan pada keaadan
adiabatic sebesar 169.268 Hp. Besarnya volume total akan berbanding
lurus dengan penggunaan jumlah alat sedangkan besarnya diameter mata
bor akan berbanding lurus dengan tekanan yang dihasilkan oleh alat bor.
3. Tekanan kompresor yang dihasilkan adalah 82.836 psi. Horse power pada
keadaan isothermal 17.306 Hp dan pada keaadan adiabatic sebesar
23.903 Hp.
Dapat disimpulkan juga bahwa besarnya volume total akan berbanding
lurus dengan penggunaan jumlah alat sedangkan besarnya diameter mata bor
akan berbanding lurus dengan tekanan yang dihasilkan oleh alat bor.

18

18

DAFTAR PUSTAKA


Panjah, Najib, Mei , Peledakan Tambang .najibpanjah.com/2 011/05/pe
ledakan-tambang.html. Diakses 30 Oktober 2014, jam 16.07 (online,
word).
Zaenal, November 2011, Makalah Peralatan dan Perlengkapan Peledakan
bahangaliantambang.blogspot.com/2013/11/makalah-peralatan-peleda
kan.html. Diakses 1 Oktober 2014, jam 18.29 (online, word).
Anonim, 1987, Anzomex Primers, the new generation, ICI Australia Operation,
Pty. Ltd. Explosive Division.
Anonim, 11 Januari 2011 Peralatan Perlengkapan Peledakan Tambang,
id.forcures.org/stonesand/peralatan-perlengkapan-peledakan-tambang.
html. Diakses 1 Oktober 2014, jam 20.22 (online, word).

Anda mungkin juga menyukai