BLIGHTED OVUM
Disusun untuk memenuhi sebagian syarat kelulusan kepaniteraan klinik bagian Ilmu
Obstetric dan Gynecologi di RSUD Tugurejo Semarang
Diajukan kepada:
dr. Diana, Sp. OG
Disusun oleh:
Adam Mici Gandana
H2A008001
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2012
LAPORAN KASUS
MAHASISWA KEPANITERAAN KLINIK
ILMU OBSTETRIC DAN GYNECOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
PENYUSUN LAPORAN
PENGESAHAN
Nama
NIM
: H2A008001
Tanda tangan :
BAB I
PENDAHULUAN
Blighted ovum adalah keadaan dimana seorang wanita dalam keadaan hamil tetapi
tidak ada janin di dalam kandungan. Seorang wanita yang mengalaminya juga merasakan
gejala-gejala kehamilan seperti terlambat menstruasi, mual dan muntah pada awal
kehamilan (morning sickness), payudara mengeras, serta terjadi pembesaran perut,
bahkan saat dilakukan tes kehamilan baik test pack maupun laboratorium hasilnya pun
positif.
Menurut studi epidemiologi, dari 100 wanita hamil, ada 10-15 orang yang mengalami
hamil kosong. Umumnya kejadian ini dialami wanita berusia 40 tahun, sekali seumur
hidup, dengan prevalensi (angka kejadian) 40-60%. Uniknya, semakin lanjut usia
pasangan dan semakin banyak jumlah anak, maka semakin besar risiko terjadinya hamil
kosong. Biasanya kondisi ini diketahui di antara 8-13 minggu dari usia kehamilan.
Blighted ovum biasanya merupakan hasil dari masalah kromosom dan penyebab
sekitar 50% dari keguguran trimester pertama. Tubuh wanita mengenali kromosom
abnormal pada janin dan secara alami tubuh berusaha untuk tidak meneruskan kehamilan
karena janin tidak akan berkembang menjadi bayi normal dan sehat. Hal ini dapat
disebabkan oleh pembelahan sel yang abnormal, atau kualitas sperma atau ovum yang
buruk.
Sekitar 60% blighted ovum disebabkan kelainan kromosom dalam proses pembuahan
sel telur dan sperma. Infeksi TORCH, rubella dan streptokokus, penyakit kencing manis
(diabetes mellitus) yang tidak terkontrol, rendahnya kadar beta HCG serta faktor
imunologis seperti adanya antibodi terhadap janin juga dapat menyebabkan blighted
ovum. Risiko juga meningkat bila usia suami atau istri semakin tua karena kualitas
sperma atau ovum menjadi turun.
BAB II
KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. Rochyati
Umur
: 38 th
Jenis kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Alamat
Pekerjaan
Status
: Menikah
No RM
: 28 46 18
Tgl masuk RS
:27-09-2012
II. ANAMNESA
Anamnesa dilakukan secara autoanamnesis tgl 27-09-2012 jam 13.00 WIB
Keluhan utama :
Rujukan dari puskesmas Mangkang dengan perdarahan pervaginam
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
Riwayat alergi
: disangkal
Riwayat operasi
Riwayat Pribadi
Riwayat Haid : Menarch
: 15 th, teratur
Hpht
: 16 06 2012
Hpl
: 23 03 2013
Nyeri Haid
: (+) dirasakan
Riwayat pernikahan : Menikah 1 kali dengan suami sekarang yang pertama Selama
16 th yang lalu
Riwayat Obstetri : G3P2A0
Anak I : perempuan, Bbl 2800 gr, aterm, lahir normal spontan di
bidan, umur 15 th, sehat
Anak II: laki laki , Bbl 4500 gr, serotinus, lahir SC a.i curiga bayi
besar post term di RS Tugurejo, meninggal umur 6 th.
Anak III : Hamil ini
Riwayat ANC : 2x di puskesmas, 1x dibidan,
Imunisasi TT : (-)
Riwayat KB : (+) pasang IUD ~ 5 tahun, lepas KB bulan April tahun ini.
: compos mentis
GCS
: E4V5M6 : 15
Vital Sign
TD
: 110/70 mmHg
Nadi
: 84 x/mnt
RR
: 20 x/mnt
: afebris
BB
TB
Status Generalis
Kepala
: mesocepal
Mata
: Ca -/- , SI -/-, reflek cahaya +/+, edem palpebra -/-, pupil isokor
2,5mm/2,5mm
Hidung
Telinga
Mulut
Leher
Thorax
Cor
Pulmo I
Abdomen
I
: datar, supel
Extremitas
Superior
(-)
(-)
(-)
Normal
(+)
(-)
Akral dingin
Oedem
Sianosis
Gerak
Reflek fisiologis
Reflek patologis
Status Gynecologi
Fluksus
: (+)
Flour
: (-)
Vulva
Ureter
Inferior
(-)
(-)
(-)
Normal
(+)
(-)
Vagina
Pemeriksaan VT
: tidak dilakukan
V. DIAGNOSIS KERJA
G3P2A0 , 38th, Hamil 10 minggu, dengan blighted ovum
VIII. PROGNOSIS
Quo Ad Visam
: dubia ad bonam
Quo Ad Sanam
: dubia ad bonam
Quo Ad fungionam
: dubia ad bonam
Quo Ad Vitam
: dubia ad bonam
BAB III
PEMBAHASAN
A. Definisi
Blighted ovum adalah keadaan dimana seorang wanita dalam keadaan hamil tetapi
tidak ada janin di dalam kandungan. Seorang wanita yang mengalaminya juga merasakan
gejala-gejala kehamilan seperti terlambat menstruasi, mual dan muntah pada awal
kehamilan (morning sickness), payudara mengeras, serta terjadi pembesaran perut,
bahkan saat dilakukan tes kehamilan baik test pack maupun laboratorium hasilnya pun
positif.
Blighted ovum (kehamilan anembryonic) yang terjadi ketika ovum yang telah dibuahi
menempel pada dinding uterus, tetapi embrio tidak berkembang. Sel berkembang
membentuk kantung kehamilan, tetapi tidak membentuk embrio itu sendiri. Blighted
ovum biasanya terjadi dalam trimester pertama sebelum seorang wanita tahu tentang
kehamilannya. Tingginya tingkat kelainan kromosom biasanya menyebabkan tubuh
wanita secara alami mengalami keguguran.
B. Etiologi
Blighted ovum biasanya merupakan hasil dari masalah kromosom dan penyebab
sekitar 50% dari keguguran trimester pertama. Tubuh wanita mengenali kromosom
abnormal pada janin dan secara alami tubuh berusaha untuk tidak meneruskan kehamilan
karena janin tidak akan berkembang menjadi bayi normal dan sehat. Hal ini dapat
disebabkan oleh pembelahan sel yang abnormal, atau kualitas sperma atau ovum yang
buruk.
Sekitar 60% blighted ovum disebabkan kelainan kromosom dalam proses pembuahan
sel telur dan sperma. Infeksi TORCH, rubella dan streptokokus, penyakit kencing manis
(diabetes mellitus) yang tidak terkontrol, rendahnya kadar beta HCG serta faktor
imunologis seperti adanya antibodi terhadap janin juga dapat menyebabkan blighted
ovum. Risiko juga meningkat bila usia suami atau istri semakin tua karena kualitas
sperma atau ovum menjadi turun.
C. Patofisiologi
Pada saat konsepsi, sel telur (ovum) yang matang bertemu sperma. Namun akibat
berbagai faktor maka sel telur yang telah dibuahi sperma tidak dapat berkembang
sempurna, dan hanya terbentuk plasenta yang berisi cairan. Meskipun demikian plasenta
tersebut tetap tertanam di dalam rahim. Plasenta menghasilkan hormon HCG (human
chorionic gonadotropin) dimana hormon ini akan memberikan sinyal pada indung telur
(ovarium) dan otak sebagai pemberitahuan bahwa sudah terdapat hasil konsepsi di dalam
rahim. Hormon HCG yang menyebabkan munculnya gejala-gejala kehamilan seperti
mual, muntah, ngidam dan menyebabkan tes kehamilan menjadi positif. Karena tes
kehamilan baik test pack maupun laboratorium pada umumnya mengukur kadar hormon
HCG (human chorionic gonadotropin) yang sering disebut juga sebagai hormon
kehamilan.
E. Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang (USG) adalah diagnosis pasti, bisa dilakukan saat kehamilan
memasuki usia 6-7 minggu. Sebab saat itu diameter kantung kehamilan sudah lebih
besar dari 16 milimeter sehingga bisa terlihat lebih jelas. Dari situ juga akan tampak,
adanya kantung kehamilan yang kosong dan tidak berisi janin. Diagnosis kehamilan
anembriogenik dapat ditegakkan ilapada kantong gestasi yang berdiameter sedikitnya
30 mm, tidak dijumpai adanya strukturmudigah dan kantong kuning telur.
F. Pencegahan
Dalam banyak kasus blighted ovum tidak bisa dicegah. Beberapa pasangan
seharusnya melakukan tes genetika dan konseling jika terjadi keguguran berulang di awal
kehamilan. Blighted ovum sering merupakan kejadian satu kali, dan jarang terjadi lebih
dari satu kali pada wanita.
Untuk mencegah terjadinya blighted ovum, maka dapat dilakukan beberapa tindakan
pencegahan seperti pemeriksaan TORCH, imunisasi rubella pada wanita yang hendak
hamil, bila menderita penyakit disembuhkan dulu, dikontrol gula darahnya, melakukan
pemeriksaan kromosom terutama bila usia di atas 35 tahun, menghentikan kebiasaan
merokok agar kualitas sperma/ovum baik, memeriksakan kehamilan yang rutin dan
membiasakan pola hidup sehat.
G. Penatalaksanaan
Jika telah didiagnosis blighted ovum, maka tindakan selanjutnya adalah mengeluarkan
hasil konsepsi dari rahim (kuretase). Hasil kuretase akan dianalis untuk memastikan apa
penyebab blighted ovum lalu mengatasi penyebabnya. Jika karena infeksi maka maka
dapat diobatai agar tidak terjadi kejadian berulang. Jika penyebabnya antibodi maka dapat
dilakukan program imunoterapi sehingga kelak dapat hamil sungguhan. Penyebab
blighted ovum yang dapat diobati jarang ditemukan, namun masih dapat diupayakan jika
kemungkinan penyebabnya diketahui. Sebagai contoh, tingkat hormon yang rendah
mungkin jarang menyebabkan kematian dini ovum. Dalam kasus ini, pil hormon seperti
progesteron dapat bekerja. Namun efek samping dari pemakaian hormon adalah sakit
kepala, perubahan suasana hati, dan lain-lain. Jika terjadi kematian telur di awal
kehamilan secara berulang, maka pembuahan buatan mungkin efektif dalam
memproduksi kehamilan. Dalam hal ini perlu donor sperma atau ovum untuk memiliki
anak. Akan tetapi, pembuahan buatan itu mahal dan tidak selalu bekerja dan risiko
kelahiran kembar seringkali lebih tinggi. Jika belum berhasil maka adopsi adalah pilihan
lain bagi banyak pasangan. Pada pasien diterapi dengan pemberian preparat misoprostol,
setelah terjadi dilatasi serviks kemudian dilakukan kuretase.
DAFTAR PUSTAKA
1. Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu kebidanan. Edisi keempat. Cetakan kedua. PT Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta
2. Obstetrics Williams / F.Gary Cunningham[et.al]; alih bahasa, Andry Hartono, Y. Joko
Suyono, Brahm U, Pendit; editor edisi bahasa Indonesia, Huriawati Hartanto [et.al].
2005. Williams Obstetrics ed.21. Jakarta : EGC
3. Mochtar, Rustam, 1998. Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi,Obstetri Patologi, Edisi 2. Jakarta:
EGC
4. Blighted Ovum (Kehamilan kosong). 2008. Diakses pada tanggal 27 September 2012,
dari http://doktersehat.com/2008/07/28/84/