Tenderness : nyeri lepas tekan setelah dipalpasi baru terasa nyeri, termasuk
hiperalgesia
Spasm : kontraksi otot yang berlebihan yang involunter ,suatu mekanisme normal
terjadi ketika keaktifitasan biokimia didaerah tertentu sesudah atau sebelum
beraktifitas fisik, disebabkan pekerjaan yang membutuhkan gaya yg bnyak seperti
renang
Myofasial pain : suatu kondisi nyeri yang terlokasi,penurunan aktifitas
fungsional ,terkadang menimbulkan keteerbatasan gerak.memiliki triger point dan
hipersensitivitas
Pembengkakan : pembesaran pda tbuh salah ciri utama dari peradangan ketika
palpasi rasanya hangat
Step 2
1.
2.
3.
4.
5.
8. Mekanisme tenderness
Karakteristik triger point
Inaktiftdak dipalpasi ,
laten :dipalpasi tidak nyeri dan
aktif :
9. Apa hubungan tenderness,spasm,nyeri ketika dipalpasi
10. Bagaimana pengaruh kondisi stress dengan myofasial pain
otot diinervasi oleh serabut saraf afferent dan efferent, selain itu otot ternyata diinervasi juga oleh serabut saraf otonom
(sympathetic dan parasymphatetic). Saraf efferent terdiri dari serabut alpha dan gamma motor neuron, kedua serabut
saraf ini memiliki peran yang berbeda. Untuk serabut gamma motor neuron, pengaruhnya terhadap otot adalah
ketegangan otot. Jadi ketika gamma motor neuron terfasilitasi akan mengakibatkan tonus meningkat, seperti yang kita
lihat pada pasien yang memiliki spasm pada otot. Lalu bagaimana peran saraf otonom terhadap otot??
Ketika kita dalam keadaan tegang atau stress, akan mengakibatkan aktivitas saraf sympathetic meningkat, sehingga
akan menyebabkan otot-otot menjadi tegang. Karena pada kondisi saraf sympathetic dominan, tubuh dalam keadaan
fight or flight. Ketegangan ini lebih dominan pada otot-otot stabilisator scapulae, seperti rhomboideus, levator scapula,
upper trapezius (1). Ketegangan/spasm otot yang berkepanjangan akan mengakibatkan mikroischemic pada otot oleh
karena suplay darah dari mikrovaskuler terhambat oleh kontraksi otot, selain itu pada kondisi ini akan muncul
myofascial trigger point. Dengan keadaan tersebut, maka timbulah nyeri pada daerah upper back pain.
Apakah permasalahan hanya berhenti disitu saja??? Ternyata tidak, karena keadaan ini akan mengakibatkan stiff joint
pada daerah thoracic. Kenapa demikian?? Marilah kita lihat anatomi pada otot rhomboideus dan levator scapulae, kedua
otot tersebut memiliki origo di daerah prosesus spinosus. Dengan otot-otot tersebut mengalami spasm, tentu saja akan
mengakibatkan facet joint yang selevel dengan origo akan mengalami stiff. Hal ini sebagai dampak dari resultan gaya
yang dikeluarkan oleh kedua sisi otot tersebut, sehingga akan membuat gerakan pada facet joint menjadi terhambat dan
lama-lama joint akan menjadi stiff.
Sistem limbik
11. Mengapa setelah terapi farmakologi tidak memberikan efek nyeri pada pasien
Ada resisten
Pemberian penatalaksanaan dan terapi kurang tepat
Toleransi obat
12. Berapa jarak normal dan batas ketika membuka mulut dan mekanismenya
13. Rentang Pergerakan
14. Pasien diminta untuk mebuka mulut lebar lebar dan dengan bantuan sepasang kaliper atau jangka,
jarak antara tepi gigi seri atas dan bawah diukur. Nevakari (1960)melaporkan bahwa jarak rata rata
pada pria 57,5 mm sedang pada wanita 54 mm.Dengan berdasar pada pendapat ini, jarak lebih dari 40
mm pada orang dewasa dapatdianggap tidak normal. Agerberg (1974) juga menemukan angka yang
sama.jarak rata rata pada pria 58,6 mm dan pada wanita 53,3 mm. Batas terendah adalah 42 mm dan
38mm. Tetapi penting untuk mempertimbangkan juga kedalaman overbite yang ada.Pergerakan pada
bidang horizontal dapat diukur dengan pergeseran garis tengah insisal pada pergerakan lateral
mandibula yang eksterm ke salah satu sisi. Agerberg menemukan bahwa batas terendah dari jarak
normal adalah 5mm pada kedua jenis kelamin.Penyimpanagn mandibula selama gerak membuka mulut
juga terlihat. Mungkin terjadi penyimpangan ke arah atau menjauhi sisi yang terserang dengan disertai
locking dan rasasakit. Sebagai contoh misalnya, rahang menyimpang ke arah sisi sendi yang
terkuncimenunjukkan bahwa condyle yang terserang hanya merupakan komponen gerak membuka
mulut saja. Gerak meluncur ke depan tidak dapat terjadi. Sebaliknya, ada beberapa pasien yang dapat
menghasilkan bunyi dengan menggerakkan rahang menjauhisisi yang terserang dan kembali ke bagian
tengah secara zig zag ketika mulut dibukalebih lebar
15. Bagaimana cara pemeriksaan EO pada myofasial pain
Diinspeksi
Palpasi mastikatori,temporalis,muscular resisten testing
Krepitus
Krepitus sangat berbeda dari kliking. Krepitus merupakan bunyi mengerat ataumenggesek yang terjadi
selama pergerakan mandibula, terutama pergerakan dari sisi yangsatu dengan sisi yang lain. Bunyi
sering kali dapat lebih diketahui dengan perabaan dari
pada pendengaran. Hanya sedikit atau tidak ada keterangan tambahan yang diperoleh pada penggunaan
stetoskop untuk memeriksa bunyi sendi
3.Rasa Sakit dan Nyeri
Usaha dari pasien atau dokter gigi untuk membuka rahang yang terkunci akanmenimbulkan rasa sakit
yang juga terasa pada sendi dan otot yang bergubungandengannya.Sendi dan oto diperiksa untuk
mengetahui daerah daerah yang nyeri. Setiap sendidiraba perlahan lahan ketika mulut digerakkan,
dari depan tragus dan pada eksternalauditory meatus.Otot masseter dan temporalis, otot penguyah
superficial mudah diraba melalui kulit dankulit kepala. Sebaliknya, otot petrigoid, hanya teraba secara
intra-oral. Otot medial petrigoid teraba pada permukaan dalam ramus mandibula dan kepala inferior
yang besar dari lateral petrigoid, dibelakang tuberositas maksila. Walaupun beberapa ahlimenganjurkan
untuk meraba petrigoid, para ahli dewasa ini menemukan bahwa tindakantersebut tidak memberikan
keterangan yang bermanfaat. Pemeriksaan itu sendiri sangattidak enak bagi pasien dan sering
menyebabkan pasien mual
16. Indikasi pada tmj yg tidak ada rasa hangat pada pipi sebelah kanan
Iskemik :
17. Tahap terapi pada myofasial
Microwave Diathermy mempunyai efek heating akan memberikan panas lokal pada daerah otot atau fasia yang dapat
menimbulkan vasodilatasi pembuluh darah dan menghasilkan peningkatan sirkulasi darah kedaerah tersebut, sehingga
akan meningkatkan suplay nutrien kejaringan miofasial dan membuang zat-zat iritan penyebab nyeri akibat
penumpukan zat-zat sisa metabolisme dan zat iritan hasil proses radang ini dapat diturunkan. Vasodilatasi yang
diperoleh akan
terjadi perbaikan sirkulasi dan terjadi absorsi (sisa metabolisme) sehingga iritan nocis sensorik
berkurang akibatnya nyeri menurun dan ketegangan otot menurun (Ferry, 2010).
Efek terapeutik
(1) Penyembuhan luka/ trauma pada jaringan lunak, meningkatkan proses perbaikan jaringan secara fisiologis dan
pada fase remodeling. (2) Nyeri, hipertoni, gangguan vascularisasi, menurunkan nyeri, normalisasi tonus otot
lewat efek sedatif, perbaikan sistem metabolisme. (3) Gangguan konduktivitas dan thermal jaringan saraf
Friction Massage
Pemberian friction pada myofascial sindrom m.levator scapula dapat melepaskan perlengketan fasia myofibril
sehingga mengurangi iritasi terhadap saraf dan bertujuan untuk penyembuhan ketegangan otot yang di akibatkan
oleh asam laktat yang berlebih mempengaruhi kontraksi dinding kapiler sehingga terjadi keadaan vasodilatasi atau
melebarnya pembuluh darah kapiler dan pembuluh getah bening. Aliran oksigen dalam darah meningkat,
pembuangan sisa-sisa metabolic semakin lancar sehingga memacu hormone endorphin yang berfungsi
memberikan rasa nyaman
Senam Cailliet Exercise
Neck Cailliet Exercise adalah salah satu terapi latihan isometrik kontraksi dengan menahan tahanan maksimal dan
diakhiri dengan relaksasi. Metode Neck
Cailliet Exercise dapat digunakan untuk mengatasi spasme otot dan untuk
memelihara atau meningkatkan kekuatan otot leher untuk memperoleh ketahanan statis dan dinamis leher, memelihara luas
gerak sendi dan kelenturan leher, serta memperoleh postur yang benar dengan terkoreksinya muscle imbalance (Rosyidi,
2009).
Tujuan dan manfaat latihan ini adalah :
a. Menanggulangi dan mengurangi rasa nyeri
Bila tujuan kita mengurangi rasa nyeri, maka latihan yang dilakukan sampai timbul rasa nyeri dan berhenti kemudian
kembali keposisi awal.
b. Mengembalikan jarak antara gerak sendi ke full ROM
Pada posisi keterbatasan ROM, gerakan leher sampai keterbatasannya kemudian ditambah sedikit secara pasif dan
pelan-pelan secara hati-hati.
c. Dengan melakukan latihan ini diharapkan terjadi perbaikan vaskularisasi.
d. Menghilangkan spasme otot
Melalui kontraksi maksimal kemudian disusul rileksasi, akan mengaktivasi golgi tendon organ, dimana terjadi
pelepasan perlengketan fasia sehingga akan meningkatkan vaskularisasi jaringan sehingga akan meningkatkan suplay
nutrien kejaringan miofasial yang mengalami gangguan dan akan membuang zat-zat iritan penyebab nyeri sehingga spasme
atau ketegangan jaringan miofasial otot akan menurun.
2.5.2.2 Tahapan pelaksanaan senam menurut mardhotillah, 2010 :
a. Pemanasan:
1. Kepala menoleh ke kanan dan ke kiri dengan hitungan 8 kali.
2. Kepala di arahkan ke atas dan ke bawah
3. Kepala diputar dari arah kanan ke kiri dan sebaliknya sebanyak 8 kali putaran.
ischemic technique, trigger point pressure release, dll. Sebagai contoh, kita akan menggunakan ischemic
technique. Kita tentukan dulu titik trigger point yang akan kita release, kemudian kita aplikasikan tekanan
dengan kekuatan yang konstan sekitar 10-15 detik dengan menggunakan jari kita, kemudian kita lepaskan.
Ulangi cara tersebut sekitar 5 kali.
Untuk permasalahan pada facet joint, kita bisa memberikan beberapa teknik mobilisasi vertebrae. Tentu saja
sebelumnya kita harus melakukan pemeriksaan pada facet joint di daerah thorac. Jika pasien juga mengeluh
nyeri didarah upper atau midback ketika melakukan rotasi trunk, cobalah mengecek mobilitas dari pada
costovertebral joint.