Anda di halaman 1dari 49

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN RESORT SIGI

NOMOR

TAHUN 2014
TENTANG

HUBUNGAN TATA CARA KERJA


DI LINGKUNGAN KEPOLISIAN RESORT SIGI
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA KEPOLISIAN RESORT SIGI,

Menimbang

: Bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 9 Ayat (2) Peraturan Kepala


Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah Nomor

Tahun

tentang Pokok-

Pokok Hubungan Tata Cara Kerja di Lingkungan Kepolisian Daerah


Sulawesi Tengah, perlu menetapkan Peraturan Kepala Kepolisian Resort
Sigi tentang Hubungan Tata Cara Kerja di Lingkungan Kepolisian Resort
Sigi;
Mengingat

: 1.

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara


Republik Indonesia (Lembaran Negara republik Indonesia Tahun 2002
Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4168);

2.

Peraturan Presiden Nomor 52 Tahun 2010 tanggal 14 Agustus 2010


tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kepolisian Negara
Republik Indonesia;

3.

Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 23


Tahun tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja pada Tingkat
Kepolisian Resort dan Kepolisian Sektor;
4. Peraturan ..

2
4.

Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 10


tahun 2011 tentang Pokok-Pokok Hubungan Tata Cara Kerja Di
Lingkungan Polri;

5.

Peraturan Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengan Nomor

tahun

2012 tentang Hubungan Tata Cara Kerja Di Lingkungan Polda


Sulteng;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan

PERATURAN

KEPALA

KEPOLISIAN

RESORT

SIGI

TENTANG

HUBUNGAN DAN TATA CARA KERJA DI LINGKUNGAN KEPOLISIAN


RESORT SIGI.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan:
(1)

Kepolisian Resort Sigi yang selanjutnya disingkat Polres Sigi adalah pelaksana tugas
dan wewenang Kepolisian di wilayah Kabupaten Sigi dengan tugas menyelenggarakan
tugas Pokok Polri dalam memelihara Keamanan dan Ketertiban Masyarakat,
menegakkan Hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan
kepada masyarakat dan melaksankan tugas-tugas Polri Lainnya dalam daerah hukum
Polres Sigi, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan serta berada di
bawah Kapolda.

(2)

Kepala Kepolisian Resort Sigi yang selanjutnya disingkat Kapolres Sigi adalah pejabat
pelaksana tugas dan wewenang di wilayah Kabupaten Sigi yang bertanggung jawab
kepada Kapolda.

(3)

Bagian Operasi yang selanjutnya disingkat Bagops adalah unsur pengawas dan
pembantu pimpinan dibidang Operasional pada tingkat Polres yang berada dibawah
Kapolres.

3. Bagian. . . . .

3
(4)

Bagian Perencanaan yang selanjutnya disingkat Bagren adalah unsur pengawas dan
pembantu Pimpinan di bidang perencanaan program dan anggaran pada tingkat Polres
yang berada dibawah Kapolres.

(5)

Bagian Sumber Daya yang selanjutnya disingkat Bagsumda adalah unsur pengawas
dan pembantu Pimpinan dibidang personil, sarana dan prasarana serta hukum pada
tingkat Polres yang berada dibawah Kapolres.

(6)

Seksi Pengawasan yang selanjutnya disingkat Siwas adalah unsur pengawas dan
pembantu pimpinan di bidang monitoring dan pengawasan umum pada tingkat Polres
yang berada dibawah Kapolres.

(7)

Seksi Profesi dan Pengamanan yang selanjutnya disingkat Sipropam adalah unsur
pengawas dan pembantu pimpinan di bidang provos dan pengamanan internal pada
tingkat Polres yang berada dibawah Kapolres.

(8)

Seksi Keuangan yang selanjutnya disingkat Sikeu adalah unsur pengawas dan
pembantu pimpinan di bidang keuangan pada tingkat Polres yang berada dibawah
Kapolres.

(9)

Seksi Umum yang selanjutnya disingkat Sium adalah unsur pengawas dan pembantu
pimpinan di bidang administrasi umum dan pelayanan Markas pada tingkat Polres yang
berada dibawah Kapolres.

(10)

Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu yang selanjutnya disingkat SPKT adalah unsur
pelaksana tugas Pokok di bidang pelayanan kepolisian pada tingkat Polres yang
berada dibawah Kapolres.

(11)

Satuan Intelijen Keamanan yang selanjutnya disingkat Sat Intelkam adalah unsur
pelaksana tugas Pokok fungsi intelkam pada tingkat Polres yang berada dibawah
Kapolres.

(12)

Satuan Reserse Kriminal yang selanjutnya disingkat Sat Reskrim adalah unsur
pelaksana tugas Pokok fungsi reserse Kriminal pada tingkat Polres yang berada
dibawah Kapolres.
(13) Hubungan. . . . .

4
(13)

Satuan Reserse Narkotika, Psikotropika dan Obat Berbahaya yang selanjutnya


disingkat Satresnarkoba adalah unsur pelaksana tugas Pokok fungsi reserse Narkoba
pada tingkat Polres yang berada dibawah Kapolres.

(14)

Satuan Pembinaan Masyarakat yang selanjutnya disingkat Satbinmas adalah unsur


pelaksana tugas Pokok fungsi pembinaan Masyarakat padatingkat Polres yang berada
dibawah Kapolres.

(15)

Satuan Samapta Bhayangkara yang selanjutnya disingkat Sat Sabhara adalah unsur
pelaksana tugas Pokok fungsi Samapta Bhayangkara pada tingkat Polres yang berada
dibawah Kapolres.

(16)

Satuan Lalu Lintas yang selanjutnya disingkat Satlantas adalah unsur pelaksana tugas
Pokok fungsi Lalu Lintas pada tingkat Polres yang berada dibawah Kapolres.

(17)

Satuan Perawatan Tahanan dan barang Bukti yang selanjutnya disingkat Sattahti
adalah unsur pelaksana tugas Pokok fungsi Perawatan Tahanan dan Pemeliharaan
barang bukti pada tingkat Polres yang berada dibawah Kapolres.

(18)

Seksi Teknologi Informasi Polri yang selanjutnya disingkat Sitipol adalah unsur
pendukung dibidang pelayanan Teknologi dan Informasi Polri pada tingkat Polres yang
berada dibawah Kapolres.

(19)

Kepolisian Sektor yang selanjutnya disingkat Polsek adalah unsur unsur pelaksana
tugas pokok fungsi Kepolisian diwilayah kecamatan yang berada dibawah Kapolres.

(20)

Hubungan Tata Cara Kerja yang selanjutnya disingkat HTCK adalah mekanisme
hubungan kerja antar satuan fungsi di lingkungan organisasi Polres Sigi, atau Polres
Sigi dengan instansi di luar Polres Sigi yang dilaksanakan secara vertikal, horizontal,
diagonal, dan lintas sektoral.

(21)

Satuan fungsi adalah bagian dari suatu unit organisasi yang melaksanakan kegiatan
sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

(22)

Hubungan Vertikal adalah hubungan kerja antara unsur pimpinan dengan unsur
pengawas dan pembantu pimpinan, unsur pelaksana tugas pokok, unsur pendukung
dan unsur dan unsur kewilayahan dari atas ke bawah atau sebaliknya secara
berjenjang berdasarkan struktur organisasi.

(23) Hubungan. . . . .

5
(23)

Hubungan Horizontal adalah hubungan kerja antar satuan fungsi dalam rangka
koordinasi dan kelancaran kerja dalam bentuk sejajar atau setingkat.

(24)

Hubungan Diagonal adalah hubungan kerja antar satuan fungsi dalam rangka
koordinasi dan kelancaran kerja dalam bentuk diagonal atau lintas unsur.Hubungan
Lintas Sektoral adalah hubungan kerja sama dengan instansi/lembaga di luar Polres
Sigi dalam rangka kegiatan dan pelaksanaan fungsi teknis yang menjadi tanggung
jawabnya dan bersifat koordinasi.
Pasal 2

Tujuan Peraturan ini :


(1)

Sebagai pedoman kerja bagi seluruh pejabat/personel di lingkungan Polres


Sigi dalam menyelenggarakan tugas dan fungsi sehari-hari sesuai Organisasi dan Tata
Kerja (OTK) yang telah ditetapkan; dan

(2)

Terselenggaranya kelancaran hubungan kerja dan koordinasi secara


harmonis, efektif dan efisien guna menunjang keberhasilan pelaksanaan tugas.
Pasal 3

Prinsip-prinsip Peraturan ini :


(1)

Profesional, yaitu dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi satuan organisasi
sesuai dengan kemampuan dan kompetensi yang dimiliki;

(2)

Prosedural, yaitu hubungan kerja dan koordinasi dilaksanakan sesuai dengan


mekanisme, tata cara, kaidah-kaidah dan norma-norma yang berlaku dalam suatu
organisasi;

(3)

Akuntabel, yaitu dalam pelaksanaan HTCK dapat dipertanggungjawabkan;

(4)

Transparan, yaitu koordinasi dan HTCK dilaksanakan secara terbuka dengan


memperhatikan etika yang berlaku pada masing-masing organisasi; dan

(5) Efektif . . . . .

6
Efektif dan efisien, yaitu koordinasi dan HTCK dilakukan secara cepat, tepat dan dapat

(5)

memberikan manfaat yang sebesar-besarnya sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.


Pasal 4
Susunan Organisasi Polres Sigi terdiri dari :
(1)

(2)

Unsur pimpinan :
a.

Kepala Kepolisian Resort (Kapolres); dan

b.

Wakil Kepala Kepolisian Resort (Wakapolres);

Unsur pengawas dan pembantu pimpinan :


a.

Bagian Operasi yang (Bagops);

b.

Bagian Perencanaan (Bagren);

c.

Bagian Sumber Daya (Bagsumda);

d.

Seksi Pengawasan (Siwas);

e.

Seksi Profesi dan Pengamanan (Sipropam);

f.
g.
(3)

Seksi Umum (Sium);

Unsur pelaksana tugas pokok :


a.

Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT);

b.

Satuan Intelijen Keamanan (Satintelkam);

c.

Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim);

d.

Satuan Reserse Narkotika, Psikotropika dan Obat Berbahaya (Satresnarkobas);

e.

Satuan Pembinaan Masyarakat (Satbinmas);

f.

(4)

Seksi Keuangan (Sikeu);

Satuan Samapta Bhayangkara (Satsabhara);

g.

Satuan Lalu Lintas (Satlantas);

h.

Satuan Perawatan Tahanan dan barang Bukti (Sattahti);

Unsur pendukung adalah Seksi Teknologi Informasi Polri (Sitipol);

(5) Unsur . . . . .
(5)

Unsur pelaksana tugas kewilayahan yang terdiri dari Polsek jajaran Polres Sigi.

7
a.

Polsek Dolo

b.

Polsek Biromaru

c.

Polsek Marawola

d.

Polsek Kulawi

e.

Polsek Palolo
BAB II
BENTUK HUBUNGAN
Bagian Kesatu
Hubungan Vertikal
Paragrap 1
Unsur Pimpinan
Pasal 5

Hubungan Kapolres dengan Wakapolres bersifat vertikal, meliputi :


(1)

Kapolres menetapkan, menyelenggarakan dan mengendalikan kebijakan strategis atau


teknis Kepolisian bagi seluruh pegemban fungsi Kepolisian di jajaran Polres Sigi;

(2)

Wakapolres membantu Kapolres dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengendali


pelaksanaan tugas sehari-hari seluruh unsur satuan Polres Sigi;

(3)

Wakapolres memimpin organisasi Polres Sigi sesuai dengan tugasnya dalam hal
Kapolres berhalangan;

(4)

Wakapolres melaksanakan tugas lain atas perintah Kapolres sesuai peraturan


perundang-undangan; dan

(5)

Wakapolres dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kapolres.

Paragrap 2 . . . . .
.....
Paragrap 2

8
Unsur Pimpinan dengan Unsur Pengawas dan Pembantu Pimpinan
Pasal 6
HTCK Kapolres/Wakapolres (Unsur Pimpinan) dengan Kabagops bersifat vertikal, meliputi :
(1)

Kapolres/Wakapolres
mengendalikan

(Unsur

pelaksanaan

Pimpinan)
tugas

memimpin,

Kabagops

membina,

dalam

hal

mengawasi

dan

merencanakan

dan

mengendalikan administrasi operasi kepolisian, pengamanan kegiatan masyarakat


dan/atau instansi pemerintah, menyajikan informasi dan dokumentasi kegiatan Polres
serta mengendalikan pengamanan markas;
(2)

Kapolres/Wakapolres (Unsur Pimpinan) memberikan perintah, arahan dan petunjuk


teknis atas kebijakan strategis atau teknis kepada Kabagops;

(3)

Kabagops menerima perintah, arahan dan petunjuk teknis dari Kapolres/Wakapolres


(Unsur Pimpinan) dalam pelaksanaan tugas Bagops untuk dilaksanakan;

(4)

Kabagops

melaporkan

hasil

pelaksanaan

tugas,

memberikan

saran

dan/atau

pertimbangan kepada Kapolres/Wakapolres (Unsur Pimpinan) dalam hal perencanaan


dan mengendalikan administrasi operasi kepolisian, pengamanan kegiatan masyarakat
dan/atau instansi pemerintah, penyajian informasi dan dokumentasi kegiatan Polres
serta pengendalian pengamanan markas;
(5)

Kabagops melaksanakan tugas lain atas perintah Kapolres/Wakapolres (Unsur


Pimpinan) sesuai peraturan perundang-undangan.
Pasal 7

HTCK Kapolres/Wakapolres (Unsur Pimpinan) dengan Kabagren bersifat vertikal, meliputi :


(1)

Kapolres/Wakapolres

(Unsur

Pimpinan)

memimpin,

membina,

mengawasi

dan

mengendalikan pelaksanaan tugas Kabagren dalam hal menyusun Rencana Kerja


(Renja), mengendalikan program dan anggaran, serta menganalisis dan mengevaluasi
atas pelaksanaannya, termasuk merencanakan pengembangan satuan kewilayahan;
(2)

Kapolres/Wakapolres (Unsur Pimpinan) memberikan perintah, arahan dan petunjuk


teknis atas kebijakan strategis atau teknis kepada Kabagren;

(3)

3. Kabagren. . . . .
Kabagren menerima perintah, arahan dan petunjuk teknis dari Kapolres/Wakapolres
(Unsur Pimpinan) dalam pelaksanaan tugas Bagren untuk dilaksanakan;

9
(4)

Kabagren

melaporkan

hasil

pelaksanaan

tugas,

memberikan

saran

dan/atau

pertimbangan kepada Kapolres/Wakapolres (Unsur Pimpinan) dalam hal penyusunan


Rencana Kerja (Renja), pengendalian program dan anggaran, serta menganalisis dan
mengevaluasi atas pelaksanaannya, termasuk merencanakan pengembangan satuan
kewilayahan;
(5)

Kabagren melaksanakan tugas lain atas perintah Kapolres/Wakapolres (Unsur


Pimpinan) sesuai peraturan perundang-undangan.
Pasal 8

HTCK Kapolres/Wakapolres (Unsur Pimpinan) dengan Kabagsumda bersifat vertikal, meliputi:


(1)

Kapolres/Wakapolres

(Unsur

Pimpinan)

memimpin,

membina,

mengawasi

dan

mengendalikan pelaksanaan tugas Kabagsumda dalam hal melaksanakan pembinaan


administrasi personel, sarana dan prasarana, pelatihan fungsi, pelayanan kesehatan,
bantuan dan penerapan hukum;
(2)

Kapolres/Wakapolres (Unsur Pimpinan) memberikan perintah, arahan dan petunjuk


teknis atas kebijakan strategis atau teknis kepada Kabagsumda;

(3)

Kabagsumda menerima perintah, arahan dan petunjuk teknis dari Kapolres/Wakapolres


(Unsur Pimpinan) dalam pelaksanaan tugas Bagsumda untuk dilaksanakan;

(4)

Kabagsumda melaporkan hasil pelaksanaan tugas, memberikan saran dan/atau


pertimbangan kepada Kapolres/Wakapolres (Unsur Pimpinan) dalam hal melaksanakan
pembinaan administrasi personel, sarana dan prasarana, pelatihan fungsi, pelayanan
kesehatan, bantuan dan penerapan hukum;

(5)

Kabagsumda melaksanakan tugas lain atas perintah Kapolres/Wakapolres (Unsur


Pimpinan) sesuai peraturan perundang-undangan.

Pasal 9
HTCK Kapolres/Wakapolres (Unsur Pimpinan) dengan Kasiwas bersifat vertikal, meliputi:

10
1.

Kapolres/Wakapolres

(Unsur

Pimpinan)

memimpin,

membina,

mengawasi

dan

mengendalikan pelaksanaan tugas Kasiwas dalam hal pelaksanaan monitoring dan


pengawasan umum baik secara rutin maupun insidentil terhadap pelaksanaan kebijakan
pimpinan Polri di bidang pembinaan dan operasional yang dilakukan oleh semua unit
kerja, mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, dan pencapaian kinerja serta
pemberian saran tindak terhadap penyimpangan yang ditemukan;
2.

Kapolres/Wakapolres (Unsur Pimpinan) memberikan perintah, arahan dan petunjuk


teknis atas kebijakan strategis atau teknis kepada Kasiwas;

3.

Kasiwas menerima perintah, arahan dan petunjuk teknis dari Kapolres/Wakapolres


(Unsur Pimpinan) dalam pelaksanaan tugas Siwas untuk dilaksanakan;

4.

Kasiwas

melaporkan

hasil

pelaksanaan

tugas,

memberikan

saran

dan/atau

pertimbangan kepada Kapolres/Wakapolres (Unsur Pimpinan) dalam hal monitoring dan


pengawasan umum baik secara rutin maupun insidentil terhadap pelaksanaan kebijakan
pimpinan Polri di bidang pembinaan dan operasional yang dilakukan oleh semua unit
kerja, mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, dan pencapaian kinerja serta
pemberian saran tindak terhadap penyimpangan yang ditemukan;
5.

Kasiwas melaksanakan tugas lain atas perintah Kapolres/Wakapolres (Unsur Pimpinan)


sesuai peraturan perundang-undangan.
Pasal 10

HTCK Kapolres/Wakapolres (Unsur Pimpinan) dengan Kasipropam bersifat vertikal, meliputi:


(1)

Kapolres/Wakapolres

(Unsur

Pimpinan)

memimpin,

membina,

mengawasi

dan

mengendalikan pelaksanaan tugas Kasipropam dalam hal pelaksanaan pembinaan dan


pemeliharaan disiplin, pengamanan internal, pelayanan pengaduan masyarakat yang
diduga dilakukan oleh anggota Polri dan/atau PNS Polri, melaksanakan sidang disiplin
dan/atau kode etik profesi Polri, serta rehabilitasi personel;
(2)

Kapolres/Wakapolres (Unsur Pimpinan) memberikan perintah, arahan dan petunjuk


teknis atas kebijakan strategis atau teknis kepada Kasipropam;

(3)

3. Kasipropam . . . . .
Kasipropam menerima perintah, arahan dan petunjuk teknis dari Kapolres/Wakapolres
(Unsur Pimpinan) dalam pelaksanaan tugas Sipropam untuk dilaksanakan;

11
(4)

Kasipropam melaporkan hasil pelaksanaan tugas, memberikan saran dan/atau


pertimbangan kepada Kapolres/Wakapolres (Unsur Pimpinan) dalam hal pelaksanaan
pembinaan dan pemeliharaan disiplin, pengamanan internal, pelayanan pengaduan
masyarakat

yang

diduga

dilakukan

oleh

anggota

Polri

dan/atau

PNS

Polri,

melaksanakan sidang disiplin dan/atau kode etik profesi Polri, serta rehabilitasi personel;
(5)

Kasipropam melaksanakan tugas lain atas perintah Kapolres/Wakapolres (Unsur


Pimpinan) sesuai peraturan perundang-undangan.
Pasal 11

HTCK Kapolres/Wakapolres (Unsur Pimpinan) dengan Kasikeu bersifat vertikal, meliputi:


(1)

Kapolres/Wakapolres

(Unsur

Pimpinan)

memimpin,

membina,

mengawasi

dan

mengendalikan pelaksanaan tugas Kasikeu dalam hal pelaksanaan pelayanan fungsi


keuangan yang meliputi pembiayaan, pengendalian, pembukuan, akuntansi dan
verfikasi, serta pelaporan pertanggungjawaban keuangan;
(2)

Kapolres/Wakapolres (Unsur Pimpinan) memberikan perintah, arahan dan petunjuk


teknis atas kebijakan strategis atau teknis kepada Kasikeu;

(3)

Kasikeu menerima perintah, arahan dan petunjuk teknis dari Kapolres/Wakapolres


(Unsur Pimpinan) dalam pelaksanaan tugas Sikeu untuk dilaksanakan;

(4)

Kasikeu

melaporkan

hasil

pelaksanaan

tugas,

memberikan

saran

dan/atau

pertimbangan kepada Kapolres/Wakapolres (Unsur Pimpinan) dalam hal pelaksanaan


pelayanan fungsi keuangan yang meliputi pembiayaan, pengendalian, pembukuan,
akuntansi dan verfikasi, serta pelaporan pertanggungjawaban keuangan;
(5)

Kasikeu melaksanakan tugas lain atas perintah Kapolres/Wakapolres (Unsur Pimpinan)


sesuai peraturan perundang-undangan.

Pasal 12 . . . . .
Pasal 12
HTCK Kapolres/Wakapolres (Unsur Pimpinan) dengan Kasium bersifat vertikal, meliputi:

12
(1)

Kapolres/Wakapolres

(Unsur

Pimpinan)

memimpin,

membina,

mengendalikan pelaksanaan tugas Kasium dalam hal

mengawasi

dan

pelaksanaan pelayanan

administrasi umum dan ketatausahaan serta pelayanan markas di lingkungan Polres;


(2)

Kapolres/Wakapolres (Unsur Pimpinan) memberikan perintah, arahan dan petunjuk


teknis atas kebijakan strategis atau teknis kepada Kasium;

(3)

Kasium menerima perintah, arahan dan petunjuk teknis dari Kapolres/Wakapolres


(Unsur Pimpinan) dalam pelaksanaan tugas Sium untuk dilaksanakan;

(4)

Kasium melaporkan hasil pelaksanaan tugas, memberikan saran dan/atau pertimbangan


kepada Kapolres/Wakapolres (Unsur Pimpinan) dalam hal pelaksanaan pelayanan
administrasi umum dan ketatausahaan serta pelayanan markas di lingkungan Polres;

(5)

Kasium melaksanakan tugas lain atas perintah Kapolres/Wakapolres (Unsur Pimpinan)


sesuai peraturan perundang-undangan.
Paragrap 3
Unsur Pimpinan dengan Unsur Pelaksana Tugas Pokok
Pasal 13

HTCK Kapolres/Wakapolres (Unsur Pimpinan) dengan Ka SPKT bersifat vertikal, meliputi :


(1)

Kapolres/Wakapolres

(Unsur

Pimpinan)

memimpin,

membina,

mengawasi

dan

mengendalikan pelaksanaan tugas Ka SPKT dalam hal pemberian pelayanan kepolisian


secara terpadu terhadap laporan/pengaduan masyarakat, pemberian bantuan dan
pertolongan, serta pemberian pelayanan informasi kepada masyarakat;
(2)

Kapolres/Wakapolres (Unsur Pimpinan) memberikan perintah, arahan dan petunjuk


teknis atas kebijakan strategis atau teknis kepada Ka SPKT;

(3)

Ka SPKT menerima perintah, arahan dan petunjuk teknis dari Kapolres/Wakapolres


(Unsur Pimpinan) dalam pelaksanaan tugas SPKT untuk dilaksanakan;

(4)

Ka

SPKT melaporkan

hasil

pelaksanaan

tugas,

memberikan

(4) Ka . . . . .
saran dan/atau

pertimbangan kepada Kapolres/Wakapolres (Unsur Pimpinan) dalam hal pemberian


pelayanan

kepolisian secara terpadu terhadap laporan/pengaduan masyarakat,

13
pemberian bantuan dan pertolongan, serta pemberian pelayanan informasi kepada
masyarakat;
(5)

Ka SPKT melaksanakan tugas lain atas perintah Kapolres/Wakapolres (Unsur Pimpinan)


sesuai peraturan perundang-undangan.
Pasal 14

HTCK Kapolres/Wakapolres (Unsur Pimpinan) dengan Kasatintelkam bersifat vertikal,


meliputi:
(1)

Kapolres/Wakapolres

(Unsur

Pimpinan)

memimpin,

membina,

mengawasi

dan

mengendalikan pelaksanaan tugas Kasatintelkam dalam hal menyelenggarakan dan


membina fungsi Intelijen bidang keamanan, pelayanan yang berkaitan dengan ijin
keramaian umum dan penerbitan SKCK, menerima pemberitahuan kegiatan masyarakat
atau kegiatan politik, serta membuat rekomendasi atas permohonan izin pemegang
senjata api dan penggunaan bahan peledak;
(2)

Kapolres/Wakapolres (Unsur Pimpinan) memberikan perintah, arahan dan petunjuk


teknis atas kebijakan strategis atau teknis kepada Kasatintelkam;

(3)

Kasatintelkam menerima perintah, arahan dan petunjuk teknis dari Kapolres/Wakapolres


(Unsur Pimpinan) dalam pelaksanaan tugas Satintelkam untuk dilaksanakan;

(4)

Kasatintelkam melaporkan hasil pelaksanaan tugas, memberikan saran dan/atau


pertimbangan kepada Kapolres/Wakapolres (Unsur Pimpinan) dalam menyelenggarakan
dan membina fungsi Intelijen bidang keamanan, pelayanan yang berkaitan dengan ijin
keramaian umum dan penerbitan SKCK, menerima pemberitahuan kegiatan masyarakat
atau kegiatan politik, serta membuat rekomendasi atas permohonan izin pemegang
senjata api dan penggunaan bahan peledak;

(5)

Kasatintelkam melaksanakan tugas lain atas perintah Kapolres/Wakapolres (Unsur


Pimpinan) sesuai peraturan perundang-undangan.
Pasal 15 . . . . .
Pasal 15

HTCK Kapolres/Wakapolres (Unsur Pimpinan) dengan Kasatreskrim bersifat vertikal, meliputi:

14
(1)

Kapolres/Wakapolres

(Unsur

Pimpinan)

memimpin,

membina,

mengawasi

dan

mengendalikan pelaksanaan tugas Kasatreskrim dalam hal melaksanakan penyelidikan,


penyidikan, dan pengawasan penyidikan tindak pidana, termasuk fungsi identifikasi dan
laboratorium forensik lapangan serta pembinaan, koordinasi dan pengawasan PPNS;
(2)

Kapolres/Wakapolres (Unsur Pimpinan) memberikan perintah, arahan dan petunjuk


teknis atas kebijakan strategis atau teknis kepada Kasatreskrim;

(3)

Kasatreskrim menerima perintah, arahan dan petunjuk teknis dari Kapolres/Wakapolres


(Unsur Pimpinan) dalam pelaksanaan tugas Satreskrim untuk dilaksanakan;

(4)

Kasatreskrim melaporkan hasil pelaksanaan tugas, memberikan saran dan/atau


pertimbangan kepada Kapolres/Wakapolres (Unsur Pimpinan) dalam melaksanakan
penyelidikan, penyidikan, dan pengawasan penyidikan tindak pidana, termasuk fungsi
identifikasi dan laboratorium forensik lapangan serta pembinaan, koordinasi dan
pengawasan PPNS;

(5)

Kasatreskrim melaksanakan tugas lain atas perintah Kapolres/Wakapolres (Unsur


Pimpinan) sesuai peraturan perundang-undangan.
Pasal 16

HTCK Kapolres/Wakapolres (Unsur Pimpinan) dengan Kasatresnarkoba bersifat vertikal,


meliputi:
(1)

Kapolres/Wakapolres
mengendalikan

(Unsur

pelaksanaan

Pimpinan)
tugas

memimpin,

Kasatresnarkoba

membina,
dalam

mengawasi
hal

dan

melaksanakan

pembinaan fungsi penyelidikan, penyidikan, pengawasan penyidikan tindak pidana


penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba berikut prekursornya, serta pembinaan
dan penyuluhan dalam rangka pencegahan dan rehabilitasi korban penyalahgunaan
Narkoba;
(2)

Kapolres/Wakapolres (Unsur Pimpinan) memberikan perintah, arahan dan petunjuk


teknis atas kebijakan strategis atau teknis kepada Kasatresnarkoba;

(3)

Kasatresnarkoba

dan (3)
petunjuk
teknis . .dari
Kasatresnarkoba
...
Kapolres/Wakapolres (Unsur Pimpinan) dalam pelaksanaan tugas Satnarkoba untuk
dilaksanakan;

menerima

perintah,

arahan

15
(4)

Kassatresnarkoba melaporkan hasil pelaksanaan tugas, memberikan saran dan/atau


pertimbangan kepada Kapolres/Wakapolres (Unsur Pimpinan) dalam hal melaksanakan
pembinaan fungsi penyelidikan, penyidikan, pengawasan penyidikan tindak pidana
penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba berikut prekursornya, serta pembinaan
dan penyuluhan dalam rangka pencegahan dan rehabilitasi korban penyalahgunaan
Narkoba;

(5)

Kasatresnarkoba melaksanakan tugas lain atas perintah Kapolres/Wakapolres (Unsur


Pimpinan) sesuai peraturan perundang-undangan.
Pasal 17

HTCK Kapolres/Wakapolres (Unsur Pimpinan) dengan Kasatbinmas bersifat vertikal, meliputi:


(1)

Kapolres/Wakapolres

(Unsur

Pimpinan)

memimpin,

membina,

mengawasi

dan

mengendalikan pelaksanaan tugas Kasatbinmas dalam hal melaksanakan pembinaan


masyarakat yang meliputi kegiatan penyuluhan masyarakat, pemberdayaan Perpolisian
Masyarakat (Polmas), melaksanakan koordinasi, pengawasan dan pembinaan terhadap
bentuk-bentuk pengamanan swakarsa (pam swakarsa), Kepolisian Khusus (Polsus),
serta kegiatan kerja sama dengan organisasi, lembaga, instansi, dan/atau tokoh
masyarakat guna peningkatan kesadaran dan ketaatan masyarakat terhadap hukum dan
ketentuan

peraturan

perundang-undangan

serta

terpeliharanya

keamanan

dan

ketertiban masyarakat;
(2)

Kapolres/Wakapolres (Unsur Pimpinan) memberikan perintah, arahan dan petunjuk


teknis atas kebijakan strategis atau teknis kepada Kasatbinmas;

(3)

Kasatbinmas menerima perintah, arahan dan petunjuk teknis dari Kapolres/Wakapolres


(Unsur Pimpinan) dalam pelaksanaan tugas Satbinmas untuk dilaksanakan;

(4)

(4) Kasatbinmas . . . . .
Kasatbinmas melaporkan hasil pelaksanaan tugas, memberikan saran dan/atau
pertimbangan kepada Kapolres/Wakapolres (Unsur Pimpinan) dalam hal melaksanakan
pembinaan masyarakat yang meliputi kegiatan penyuluhan masyarakat, pemberdayaan
Perpolisian

Masyarakat

(Polmas),

melaksanakan

koordinasi,

pengawasan

dan

pembinaan terhadap bentuk-bentuk pengamanan swakarsa (pam swakarsa), Kepolisian

16
Khusus (Polsus), serta kegiatan kerja sama dengan organisasi, lembaga, instansi,
dan/atau tokoh masyarakat guna peningkatan kesadaran dan ketaatan masyarakat
terhadap hukum dan ketentuan peraturan perundang-undangan serta terpeliharanya
keamanan dan ketertiban masyarakat;
(5)

Kasatbinmas melaksanakan tugas lain atas perintah Kapolres/Wakapolres (Unsur


Pimpinan) sesuai peraturan perundang-undangan.
Pasal 18

HTCK Kapolres/Wakapolres (Unsur Pimpinan) dengan Kasatsabhara bersifat vertikal,


meliputi:
(1)

Kapolres/Wakapolres

(Unsur

Pimpinan)

memimpin,

membina,

mengawasi

dan

mengendalikan pelaksanaan tugas Kasatsabhara dalam hal melaksanakan Turjawali


dan pengamanan kegiatan masyarakat dan instansi pemerintah, objek vital, TPTKP,
penanganan Tipiring, dan pengendalian massa dalam rangka pemeliharaan keamanan
dan ketertiban masyarakat serta pengamanan markas;
(2)

Kapolres/Wakapolres (Unsur Pimpinan) memberikan perintah, arahan dan petunjuk


teknis atas kebijakan strategis atau teknis kepada Kasatsabhara;

(3)

Kasatsabhara menerima perintah, arahan dan petunjuk teknis dari Kapolres/Wakapolres


(Unsur Pimpinan) dalam pelaksanaan tugas Satsabhara untuk dilaksanakan;

(4)

Kasatsabhara melaporkan hasil pelaksanaan tugas, memberikan saran dan/atau


pertimbangan kepada Kapolres/Wakapolres (Unsur Pimpinan) dalam hal melaksanakan
Turjawali dan pengamanan kegiatan masyarakat dan instansi pemerintah, objek vital,
TPTKP, penanganan Tipiring, dan pengendalian massa dalam rangka pemeliharaan
keamanan dan ketertiban masyarakat serta pengamanan markas;

(5)

Kasatsabhara melaksanakan tugas lain atas perintah Kapolres/Wakapolres (Unsur


Pimpinan) sesuai peraturan perundang-undangan.
Pasal 19 . . . . .

Pasal 19

HTCK Kapolres/Wakapolres (Unsur Pimpinan) dengan Kasatlantas bersifat vertikal, meliputi:


(1)

Kapolres/Wakapolres

(Unsur

Pimpinan)

memimpin,

membina,

mengawasi

dan

mengendalikan pelaksanaan tugas Kasatlantas dalam hal melaksanakan Turjawali lalu


lintas, pendidikan masyarakat lalu lintas (Dikmaslantas), pelayanan registrasi dan

17
identifikasi kendaraan bermotor dan pengemudi, penyidikan kecelakaan lalu lintas dan
penegakan hukum di bidang lalu lintas;
(2)

Kapolres/Wakapolres (Unsur Pimpinan) memberikan perintah, arahan dan petunjuk


teknis atas kebijakan strategis atau teknis kepada Kasatlantas;

(3)

Kasatlantas menerima perintah, arahan dan petunjuk teknis dari Kapolres/Wakapolres


(Unsur Pimpinan) dalam pelaksanaan tugas Satlantas untuk dilaksanakan;

(4)

Kasatlantas melaporkan hasil pelaksanaan tugas, memberikan saran dan/atau


pertimbangan kepada Kapolres/Wakapolres (Unsur Pimpinan) dalam hal melaksanakan
Turjawali lalu lintas, pendidikan masyarakat lalu lintas (Dikmaslantas), pelayanan
registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor dan pengemudi, penyidikan kecelakaan
lalu lintas dan penegakan hukum di bidang lalu lintas;

(5)

Kasatlantas melaksanakan tugas lain atas perintah Kapolres/Wakapolres (Unsur


Pimpinan) sesuai peraturan perundang-undangan.
Pasal 20

HTCK Kapolres/Wakapolres (Unsur Pimpinan) dengan Kasattahti bersifat vertikal, meliputi:


(1)

Kapolres/Wakapolres

(Unsur

Pimpinan)

memimpin,

membina,

mengawasi

dan

mengendalikan pelaksanaan tugas Kasatlantas dalam hal penyelenggaraan perawatan


tahanan meliputi pelayanan kesehatan tahanan, pembinaan tahanan serta menerima,
menyimpan, dan mengamankan barang bukti beserta administrasinya di lingkungan
Polres, melaporkan jumlah dan kondisi tahanan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
(2)

Kapolres/Wakapolres (Unsur Pimpinan) memberikan perintah, arahan dan petunjuk


teknis atas kebijakan strategis atau teknis kepada Kasattahti;

(3)

Kasattahti menerima perintah, arahan dan petunjuk teknis dari Kapolres/Wakapolres


(3) Kasattahti . . . . .
(Unsur Pimpinan) dalam pelaksanaan tugas Sattahti untuk dilaksanakan;

(4)

Kasattahti

melaporkan

pertimbangan

kepada

penyelenggaraan

hasil

pelaksanaan

tugas,

Kapolres/Wakapolres

perawatan

tahanan

meliputi

memberikan

(Unsur

saran

Pimpinan)

pelayanan

dan/atau

dalam

kesehatan

hal

tahanan,

pembinaan tahanan serta menerima, menyimpan, dan mengamankan barang bukti

18
beserta administrasinya di lingkungan Polres, melaporkan jumlah dan kondisi tahanan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
(5)

Kasattahti melaksanakan tugas lain atas perintah Kapolres/Wakapolres (Unsur


Pimpinan) sesuai peraturan perundang-undangan.
Paragrap 4
Unsur Pimpinan dengan Unsur Pendukung
Pasal 21

HTCK Kapolres/Wakapolres (Unsur Pimpinan) dengan Kasitipol bersifat vertikal, meliputi :


(1)

Kapolres/Wakapolres

(Unsur

Pimpinan)

memimpin,

membina,

mengawasi

dan

mengendalikan pelaksanaan tugas Kasitipol dalam hal penyelenggaraan pelayanan


teknologi

komunikasi

dan

informasi,

meliputi

kegiatan

komunikasi

kepolisian,

pengumpulan dan pengolahan serta penyajian data, termasuk informasi kriminal dan
pelayanan multimedia;
(2)

Kapolres/Wakapolres (Unsur Pimpinan) memberikan perintah, arahan dan petunjuk


teknis atas kebijakan strategis atau teknis kepada Kasitipol;

(3)

Kasitipol menerima perintah, arahan dan petunjuk teknis dari Kapolres/Wakapolres


(Unsur Pimpinan) dalam pelaksanaan tugas Sitipol untuk dilaksanakan;

(4)

Kasitipol

melaporkan

pertimbangan

kepada

hasil

pelaksanaan

tugas,

Kapolres/Wakapolres

memberikan

(Unsur

saran

Pimpinan)

dan/atau

dalam

hal

penyelenggaraan pelayanan teknologi komunikasi dan informasi, meliputi kegiatan


komunikasi kepolisian, pengumpulan dan pengolahan serta penyajian data, termasuk
informasi kriminal dan pelayanan multimedia;
(5)

Kasitipol melaksanakan tugas lain atas perintah Kapolres/Wakapolres (Unsur Pimpinan)


sesuai peraturan perundang-undangan.

(5) Kasitipol . . . . .

Paragrap 5
Unsur Pimpinan dengan Unsur Pelaksana Tugas kewilayahan
Pasal 22

19
HTCK Kapolres/Wakapolres (Unsur Pimpinan) dengan Kapolsek Jajaran bersifat vertikal,
meliputi :
(1)

Kapolres/Wakapolres

(Unsur

Pimpinan)

memimpin,

membina,

mengawasi

dan

mengendalikan pelaksanaan tugas Kapolsek dalam hal penyelenggaraan tugas pokok


Polri dalam pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum,
pemberian perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat, serta tugastugas Polri lain dalam daerah hukumnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan;
(2)

Kapolres/Wakapolres (Unsur Pimpinan) memberikan perintah, arahan dan petunjuk


teknis atas kebijakan strategis atau teknis kepada Kapolsek;

(3)

Kapolsek menerima perintah, arahan dan petunjuk teknis dari Kapolres/Wakapolres


(Unsur Pimpinan) dalam pelaksanaan tugas Polsek untuk dilaksanakan;

(4)

Kapolsek

melaporkan

pertimbangan

kepada

hasil

pelaksanaan

tugas,

Kapolres/Wakapolres

memberikan

(Unsur

saran

Pimpinan)

dan/atau

dalam

hal

penyelenggaraan tugas pokok Polri dalam pemeliharaan keamanan dan ketertiban


masyarakat, penegakan hukum, pemberian perlindungan, pengayoman, dan pelayanan
kepada masyarakat, serta tugas-tugas Polri lain dalam daerah hukumnya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
(5)

Kapolsek melaksanakan tugas lain atas perintah Kapolres/Wakapolres (Unsur Pimpinan)


sesuai peraturan perundang-undangan.

Bagian . . . . .
Bagian Kedua
Hubungan Horizontal
Paragrap 1
Unsur Pengawas dan Pembantu Pimpinan
Pasal 23

20
HTCK antara Para Bagian dan Seksi dalam Unsur Pengawas dan Pembantu Pimpinan
bersifat horizontal, meliputi :
(1)

Koordinasi dalam kegiatan operasi Kepolisian;

(2)

Koordinasi dalam penyusunan produk perencanaan, penyusunan anggaran, pembuatan


laporan akuntabilitas kinerja Satker;

(3)

Koordinasi dalam pembinaan

administrasi personel, perawatan personel, pelatihan

fungsi, pelayanan kesehatan, sarana dan prasarana dan bantuan dan penerapan
hukum;
(4)

Koordinasi dalam rangka monitoring dan pengawasan umum baik secara rutin maupun
insidentil dan pemberian saran tindak terhadap penyimpangan yang ditemukan;

(5)

Koordinasi dalam rangka pembinaan dan pemeliharaan disiplin, pengamanan internal,


pelayanan pengaduan masyarakat dan pelaksanaan sidang disiplin dan/atau kode etik
profesi Polri, serta rehabilitasi personel;

(6)

Koordinasi dalam pelaksanaan pembayaran gaji personel Polri, tunjangan kinerja dan
hak-hak personel lainnya yang berhubungan dengan keuangan serta koordinasi dalam
penyusunan SAI, tertib administrasi keuangan dan pembuatan pertanggungjawaban
keuangan;

(7)

Berkoordinasi dalam rangka tertib dan lancarnya pelayanan administrasi umum dan
ketatausahaan antara lain kesekretariatan dan kearsipan serta berkoordinasi dalam
rangka urusan dalam;

(8)

Koordinasi dalam rangka pertukaran informasi dan data yang diperlukan oleh masingmasing bagian guna kelancaran pelaksanaan Tupoksi;dan

(9)

Koordinasi dan kerja sama dalam menjabarkan kebijakan Kapolres/Wakapolres (unsur


(9) Koordinasi . . . . .
Pimpinan).
Paragrap 2
Unsur Pelaksana Tugas Pokok
Pasal 24

HTCK antar unsur pelaksana tugas pokok bersifat Horizontal antara lain :

21
(1)

Koordinasi dan kerja sama dalam rangka penyiapan program kerja di bidang operasional
dan pembinaan;

(2)

Koordinasi dan kerja sama dalam penyelenggaraan kegiatan Kepolisian dan/atau


operasi kepolisian;

(3)

Koordinasi dan kerja sama dalam penanggulangan dan penanganan gangguan


keamanan serta terjadinya kontijensi;

(4)

Koordinasi dan kerja sama dalam pemberian back up pada satuan kewilayahan; dan

(5)

Koordinasi dalam rangka pertukaran informasi dan data yang diperlukan oleh masing masing satuan fungsi guna kelancaran pelaksanaan Tupoksi.
Paragrap 3
Unsur Pelaksana Tugas Kewilayahan
Pasal 25

HTCK antar para Kapolsek bersifat horizontal, meliputi :


(1)

Koordinasi dan kerja sama dalam rangka penanganan permasalahan yang melibatkan
antar Polsek;

(2)

Koordinasi dan kerja sama bidang operasional dalam rangka melaksanakan operasi
Kepolisian;

(3)

Kerkoordinasi dalam menjabarkan kebijakan Kapolres/Wakapolres (unsur Pimpinan);

(4)

Koordinasi dalam rangka pemberian/penerimaan bantuan perkuatan; dan

(5)

Koordinasi dalam rangka pertukaran informasi dan data yang diperlukan oleh masingmasing satuan kewilayahan guna kelancaran pelaksanaan Tupoksi.
Bagian Ketiga

Bagian . . . . .

Hubungan Diagonal
Paragrap 1
Unsur Pelaksana
Pasal 26
HTCK dalam bentuk hubungan diagonal dilaksanakan untuk menjalin koordinasi dan kerja
sama antara unsur dalam struktur organisasi Polres Sigi, meliputi :

22
(1)

Unsur pengawas dan pembantu pimpinan dengan unsur pelaksana tugas pokok atau
sebaliknya;

(2)

Unsur pengawas dan pembantu pimpinan dengan unsur pendukung atau sebaliknya;

(3)

Unsur pengawas dan pembantu pimpinan dengan unsur kewilayahan atau sebaliknya;

(4)

Unsur pelaksana tugas pokok dengan unsur pendukung atau sebaliknya;

(5)

Unsur pelaksana tugas pokok dengan kewilayahan atau sebaliknya; dan

(6)

Unsur pendukung dengan unsur kewilayahan atau sebaliknya.


Paragraf 2
Unsur Pengawas dan Pembantu Pimpinan
Dengan Unsur Pelaksana Tugas Pokok
Pasal 27

(1)

HTCK Bagops dengan SPKT bersifat diagonal, meliputi :


a.

Berkoordinasi dalam rangka terciptanya hubungan kerja yang baik dan sinergis
antar fungsi serta berkoordinasi dalam rangka memberikan pelayanan kepolisian
kepada

masyarakat

yang

membutuhkan,

dalam

bentuk

penerimaan

dan

penanganan laporan/pengaduan serta permintaan bantuan / pertolongan di Sentra


Pelayanan Kepolisian;
b.

Berkoordinasi dalam rangka penyiapan registrasi pelaporan, penyusunan dan


penyampaian laporan harian kepada Kapolres melalui Bagops;

c.

Ka SPKT dalam pelaksanaan tugas dibawah koordinasi dan arahan Kabagops,


serta dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah kendali Wakapolres;
dan
c. KA
.....

d.

Dalam hal belum ada bintara administrasi SPKT, Kabagops membantu SPKT
dengan menugaskan bintara administrasi Bagops untuk melaksakan piket SPKT
untuk membantu pelaksanaan tugas kanit SPKT.

(2)

HTCK Bagops dengan Satintelkam bersifat diagonal, meliputi :


a.

Berkoordinasi dalam rangka terciptanya hubungan kerja yang baik dan sinergis
antar fungsi serta berkoordinasi dalam pelaksanaan kegiatan operasi kepolisian
dan kegiatan pengamanan kepolisian;

23
b.

Berkoordinasi dalam rangka pembuatan produk intelijen yang akan digunakan


sebagai dokumen pelaksanaan operasi kepolisian, pengamanan kepolisian dan
kontijensi (Kirsus / Kirka Intelijen);

c.

Kasatintelkam menyampaikan tembusan mengenai produk intelijen kepada


Kabagops guna pengolahan dan pengarsipan data;

d.

Laporan Informasi dari Satintelkam tentang pelaksanaan aksi unjuk rasa diberikan
kepada Kabagops guna penyiapan administrasi dan pelaksanaan pengamanan;
dan

e.

Kabagops mengendalikan personel Satintelkam yang terlibat dalam pelaksanaan


operasi kepolisian dan pengamanan kepolisian.

(3)

HTCK Bagops dengan Satreskrim bersifat diagonal, meliputi :


a.

Berkoordinasi dalam rangka terciptanya hubungan kerja yang baik dan sinergis
antar fungsi serta berkoordinasi guna mendukung pelaksanaan tugas bagian
operasi yang berhubungan dengan penegakan hukum yang dilakukan oleh fungsi
reskrim;

b.

Berkoordinasi

dalam

rangka

memberikan

pengarahan,

penyuluhan,

dan

penerangan kepada tahanan;


c.

erkoordinasi dalam rangka memberikan pengarahan dan pembinaan kepada


keluarga korban maupun keluarga tersangka;

d.

Berkoordinasi dalam rangka pelaksanaan perencanaan dan pengendalian operasi


d. Berkoordinasi . . . . .
kepolisian guna pengungkapan sasaran dan target operasi untuk dilakukan upaya
penegakkan hukum;

e.

Berkoordinasi dalam rangka penyajian dan pengolahan data gangguan kamtibmas;


dan

f.

Kabagops mengendalikan personel Satreskrim yang terlibat dalam pelaksanaan


operasi kepolisian dan pengamanan kepolisian

(4)

HTCK Bagops dengan Satresnarkoba bersifat diagonal, meliputi:


a.

Berkoordinasi dalam rangka terciptanya hubungan kerja yang baik dan sinergis
antar fungsi serta berkoordinasi guna mendukung pelaksanaan tugas bagian

24
operasi yang berhubungan dengan penegakan hukum yang dilakukan oleh fungsi
Resnarkoba;
b.

Berkoordinasi

dalam

rangka

memberikan

pengarahan,

penyuluhan,

dan

penerangan kepada tahanan;


c.

Berkoordinasi dalam rangka memberikan pengarahan dan pembinaan kepada


keluarga korban maupun keluarga tersangka;

d.

Berkoordinasi dalam rangka pelaksanaan perencanaan dan pengendalian operasi


kepolisian guna pengungkapan sasaran dan target operasi untuk dilakukan upaya
penegakkan hukum;

e.

Berkoordinasi dalam rangka penyajian dan pengolahan data gangguan kamtibmas;


dan

f.

Kabagops

mengendalikan

personel

Satresnarkoba

yang

terlibat

dalam

pelaksanaan operasi kepolisian dan pengamanan kepolisian.

(5) HTCK . . . . .
(5)

HTCK Bagops dengan Satbinmas bersifat diagonal, meliputi :


a.

Berkoordinasi dalam rangka terciptanya hubungan kerja yang baik dan sinergis
antar fungsi serta berkoordinasi guna mendukung pelaksanaan tugas bagian
operasi yang berhubungan dengan kegiatan pembinaan masyarakat;

b.

Berkoordinasi tentang kegiatan pembinaan, penyuluhan dan penerangan dalam


rangka mensosialisasikan kepada anggota Binmas untuk bertindak sebagai ujung
tombak dalam melaksanakan tugas Polmas atau tugas sebagai sub satgas binluh
dalam pelaksanaan kegiatan operasi kepolisian;

c.

Berkoordinasi dalam rangka penyelenggaraan pelatihan yang akan melibatkan


organisasi maupun instansi pemerintah dalam penyelengaraan tugas tugas
Binmas;

25
d.

Berkoordinasi dalam rangka pembinaan hubungan kerja antara organisasi /


lembaga sosial kemasyarakatan (LSM) maupun instansi pemerintah lainnya;

e.

Berkoordinasi dalam rangka analisis dan evaluasi hasil kerja yang dilaksanakan;
dan

f.

Kabagops mengendalikan personel Satbinmas yang terlibat dalam pelaksanaan


operasi kepolisian dan pengamanan kepolisian.

(6)

HTCK Bagops dengan Satsabhara bersifat diagonal, meliputi:


a.

Berkoordinasi dalam rangka terciptanya hubungan kerja yang baik dan sinergis
antar fungsi serta berkoordinasi guna mendukung pelaksanaan tugas bagian
operasi yang berhubungan dengan tugas fungsi satuan sabhara;

b.

Berkoordinasi dalam rangka penyiapan Ton Dalmas untuk mengantisipasi tindakan


huru-hara / kontijensi yang terjadi;

c.

Berkoordinasi dalam rangka pelayanan terhadap masyarakat yang sedang


membutuhkan kehadiran Polri;

d.

Berkoordinasi dalam rangka kegiatan patroli guna ciptakan situasi kamtibmas yang
aman dan kondusif; dan

e.

Kabagops mengendalikan personel Satsabhara yang terlibat dalam pelaksanaan


operasi kepolisian dan pengamanan kepolisian.
(7) HTCK . . . . .

(7)

HTCK Bagops dengan Satlantas bersifat diagonal, meliputi:


a.

Berkoordinasi dalam rangka terciptanya hubungan kerja yang baik dan sinergis
antar fungsi serta berkoordinasi guna mendukung pelaksanaan tugas bagian
operasi yang berhubungan dengan tugas fungsi satuan lalu lintas;

b.

Berkoordinasi dalam rangka penegakan hukum terhadap setiap pelanggaran Lalu


Lintas yang terjadi selama pelaksanaan tugas /operasi Kepolisian;

c.

Membantu satuan lalu lintas dalam rangka pelaksanaan operasi lalu lintas yang
berhubungan dengan permasalahan pelanggaran lalu lintas oleh pengguna
kendaraan roda dua maupun roda empat yang dihadapi dilapangan;

d.

Memberikan pengarahan, penyuluhan, dan penerangan kepada masyarakat


pengguna kendaraan bermotor tentang tertib berlalu lintas serta mematuhi aturan

26
pemakaian helm

standard dan kelengkapan fisik maupun kelengkapan

administrasi lainnya;
e.

Berkoordinasi dalam rangka pelaksanaan tugas pengawalan, patroli lalu lintas, dan
pengaturan lalu lintas dalam pelaksanaan kegiatan operasi kepolisian; dan

f.

Kabagops mengendalikan personel Satlantas yang terlibat dalam pelaksanaan


operasi kepolisian dan pengamanan kepolisian.

(8)

HTCK Bagops dengan Sattahti bersifat diagonal, meliputi :


a.

Berkoordinasi dalam rangka terciptanya hubungan kerja yang baik dan sinergis
antar fungsi serta berkoordinasi guna mendukung pelaksanaan tugas bagian
operasi yang berhubungan dengan tugas fungsi satuan Tahti;

b.

Berkoordinasi dalam rangka penyiapan data tahanan serta barang bukti guna
pelaporan;

c.

Berkoordinasi

dalam

rangka

pelayanan

terhadap

tahanan

yang

sedang

membutuhkan pelayanan; dan


d.

Kabagops mengendalikan personel Sattahti yang terlibat dalam pelaksanaan


operasi kepolisian dan pengamanan kepolisian.

Pasal 28 . . . . .
Pasal 28
HTCK

Bagren

dengan

SPKT, Satintelkam,

Satreskrim,

Satresnarkoba,

Satbinmas,

Satsabhara, Satlantas dan Sattahti bersifat Diagonal, meliputi :


(1)

Berkoordinasi dalam rangka terciptanya hubungan kerja yang baik dan sinergis antar
fungsi serta berkoordinasi guna mendukung pelaksanaan tugas yang berhubungan
dengan Program dan Anggaran (progar) dan Pengendalian Anggaran (dalgar);

(2)

Belakukan koordinasi dalam penyusunan produk perencanaan;

(3)

Berkoordinasi dalam rangka penyusunan anggaran kebutuhan kegiatan operasional


Polres khususnya dalam pelaksanaan fungsi SPKT dan Para Satuan; dan

27
(4)

Berkoordinasi dalam rangka pembuatan laporan akuntabilitas kinerja Satker dalam


bentuk LAKIP oleh Kabagren meliputi analisis target pencapaian kinerja, program, dan
anggaran yang berhubungan dengan pelaksanaan SPKT dan Para Satuan.
Pasal 29

HTCK Bagsumda dengan SPKT, Satintelkam, Satreskrim, Satresnarkoba, Satbinmas,


Satsabhara, Satlantas dan Sattahti bersifat Diagonal, meliputi :
(1)

Berkoordinasi dalam rangka terciptanya hubungan kerja yang baik dan sinergis antar
fungsi;

(2)

Kabagsumda melaksanakan pembinaan administrasi personel (pembinaan karier


personel, perawatan personel, pembinaan psikologi personel, pelatihan fungsi,
pelayanan kesehatan bagi anggota Polri dan beserta keluarganya), sarana dan
prasarana, pelatihan fungsi, pelayanan kesehatan, bantuan dan penerapan hukum
terhadap personel SPKT dan Para Satuan;

(3)

Berkoordinasi dalam rangka tertib administrasi barang inventaris (SIMAK BMN); dan

(4)

Bagsumda memberikan pelayanan adminstrasi (izin, cuti, sidang BP4).

Pasal 30 . . . . .
Pasal 30
HTCK Siwas dengan SPKT, Satintelkam, Satreskrim, Satresnarkoba, Satbinmas, Satsabhara,
Satlantas dan Sattahti bersifat Diagonal, meliputi :
(1)

Berkoordinasi dalam rangka terciptanya hubungan kerja yang baik dan sinergis antar
fungsi; dan

(2)

Berkoordinasi dalam rangka monitoring dan pengawasan umum baik secara rutin
maupun insidentil terhadap pelaksanaan kebijakan Kapolres di bidang pembinaan dan
operasional yang dilakukan oleh SPKT dan Para Satuan, mulai dari proses
perencanaan, pelaksanaan, dan pencapaian kinerja serta memberikan saran tindak
terhadap penyimpangan yang ditemukan.

28
Pasal 31
HTCK Sipropam dengan SPKT, Satintelkam, Satreskrim, Satresnarkoba, Satbinmas,
Satsabhara, Satlantas dan Sattahti bersifat Diagonal, meliputi :
(1)

Berkoordinasi dalam rangka terciptanya hubungan kerja yang baik dan sinergis antar
fungsi; dan

(2)

Berkoordinasi dalam rangka pembinaan dan pemeliharaan disiplin, pengamanan


internal, pelayanan pengaduan masyarakat yang diduga dilakukan oleh anggota SPKT
dan Para Satuan, melaksanakan sidang disiplin dan/atau kode etik profesi Polri, serta
rehabilitasi personel SPKT dan Para Satuan.
Pasal 32

HTCK Sikeu dengan SPKT, Satintelkam, Satreskrim, Satresnarkoba, Satbinmas, Satsabhara,


Satlantas dan Sattahti bersifat Diagonal, meliputi :
(1)

Berkoordinasi dalam rangka terciptanya hubungan kerja yang baik dan sinergis antar
fungsi;

(2)

Berkoordinasi dalam rangka tertib dan lancarnya pelayanan administrasi keuangan,


meliputi pembiayaan, pengendalian, pembukuan, akuntansi, dan verifikasi yang
berhubungan dengan dukungan anggaran SPKT dan Para Satuan;

(3)

(3) Sikeu
....
Sikeu melaksanakan pembayaran gaji personel Polri serta tunjangan kinerja
dan. hakhak personel lainnya yang berhubungan dengan keuangan;

(4)

SPKT dan Para Satuan membuat laporan pertanggung jawaban keuangan atas
anggaran yang telah didistribusikan kepada SPKT dan Para Satuan guna mendukung
pelaksanan tugas dan fungsi SPKT dan Para Satuan dan menyerahkan laporan
pertanggung jawaban keuangan kepada Sikeu; dan

(5)

Berkoordinasi dalam rangka penyusunan laporan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) serta
pertanggungjawaban keuangan.
Pasal 33

HTCK Sium dengan SPKT, Satintelkam, Satreskrim, Satresnarkoba, Satbinmas, Satsabhara,


Satlantas dan Sattahti bersifat Diagonal, meliputi :

29
(1)

Berkoordinasi dalam rangka terciptanya hubungan kerja yang baik dan sinergis antar
fungsi;

(2)

Berkoordinasi dalam rangka tertib dan lancarnya pelayanan administrasi umum dan
ketatausahaan antara lain kesekretariatan dan kearsipan di lingkungan Polres
khususnya yang berhubungan dengan SPKT dan Para Satuan; dan

(3)

Berkoordinasi dalam rangka urusan dalam di lingkungan Polres yang berhubungan


dengan SPKT dan Para Satuan.
Paragrap 3
Unsur Pengawas dan Pembantu Pimpinan
Dengan Unsur Pendukung
Pasal 34

HTCK para Bagian dan Seksi dengan Sitipol bersifat diagonal, meliputi:
(1)

Berkoordinasi dalam rangka terciptanya hubungan kerja yang baik dan sinergis antar
fungsi; dan

(2)

Berkoordinasi dalam rangka penggunaan teknologi komunikasi dan informasi,


pemeliharaan jaringan komunikasi kepolisian dan data, serta pelayanan telekomunikasi
yang tersedia / digunakan pada para Bagian dan Seksi.
Paragrap 4

Paragrap 4 . . . . .

Unsur Pengawas dan Pembantu Pimpinan


Dengan Unsur Pelaksana Tugas Kewilayahan
Pasal 35
HTCK Bagops dengan Polsek Jajaran bersifat diagonal, meliputi :
(1)

Berkoordinasi dalam rangka terciptanya hubungan kerja yang baik dan sinergis antar
fungsi;

(2)

Kabagops meneruskan kebijakan, perintah dan arahan Kapolres kepada Kapolsek


Jajaran dalam pelaksanaan operasi kepolisian, pengamanan kepolisian serta tugas
operasional lainnya;

(3)

Kabagops mengendalikan pelaksanaan kegiatan operasi kepolisian dan pengamanan


kepolisian yang dilaksanakan di wilayah hukum Polsek;

30
(4)

Berkoordinasi dalam rangka penyajian dan pengolahan data gangguan kamtibmas;

(5)

Setiap periode yang ditentukan Kapolsek mengirimkan laporan gangguan kamtibmas ke


Bagian Operasi;

(6)

Kabagops melalui Kasubbag Humas memberikan pembinaan dalam rangka kegiatan


humas dilingkungan Polsek;

(7)

Kabagops memberikan arahan teknis mengenai pelaksanaan kegiatan operasi


kepolisian dimulai dari latihan pra operasi, pelaksanaan operasi serta pengendalian
operasi sampai pelaksanaan anev;

(8)

Berkoordinasi guna pelaksanaan kegiatan operasi dan pengamanan kepolisian di


lapangan agar dapat berjalan dengan sesuai prosedur dan lancar;

(9)

Berkoordinasi dalam hal keperluan bantuan personel BKO Polres guna memback up
pelaksanaan tugas operasional tertentu di wilayah hukum Polsek; dan

(10) Berkoordinasi dalam rangka penyajian informasi dan dokumentasi kegiatan di


lingkungan Polsek.

Pasal 36 . . . . .
Pasal 36
HTCK Bagren dengan Polsek Jajaran bersifat diagonal, meliputi :
(1)

Berkoordinasi dalam rangka terciptanya hubungan kerja yang baik dan sinergis antar
fungsi serta berkoordinasi guna mendukung pelaksanaan tugas Polsek yang
berhubungan dengan Program dan Anggaran (progar) dan Pengendalian Anggaran
(dalgar);

(2)

Melakukan koordinasi dalam penyusunan produk perencanaan;

(3)

Berkoordinasi dalam rangka penyusunan anggaran kebutuhan kegiatan operasional


Polres khususnya dalam pelaksanaan fungsi Polsek; dan

(4)

Berkoordinasi dalam rangka pembuatan laporan akuntabilitas kinerja Satker dalam


bentuk LAKIP oleh Kabagren meliputi analisis target pencapaian kinerja, program, dan
anggaran yang berhubungan dengan pelaksanaan fungsi Polsek.
Pasal 37

31
HTCK Bagsumda dengan Polsek Jajaran bersifat diagonal, meliputi :
(1)

Berkoordinasi dalam rangka terciptanya hubungan kerja yang baik dan sinergis antar
fungsi;

(2)

Kabagsumda melaksanakan pembinaan administrasi personel (pembinaan karier


personel, perawatan personel, pembinaan psikologi personel, pelatihan fungsi,
pelayanan kesehatan bagi anggota Polri dan beserta keluarganya), sarana dan
prasarana, pelatihan fungsi, pelayanan kesehatan, bantuan dan penerapan hukum
terhadap personel Polsek;

(3)

Berkoordinasi dalam rangka tertib administrasi barang inventaris (SIMAK BMN); dan

(4)

Bagsumda memberikan pelayanan adminstrasi (izin, cuti, sidang BP4).

Pasal 38 . . . . .
Pasal 38
HTCK Siwas dengan Polsek Jajaran bersifat diagonal, meliputi :
(1)

Berkoordinasi dalam rangka terciptanya hubungan kerja yang baik dan sinergis antar
fungsi;

(2)

Berkoordinasi dalam rangka monitoring dan pengawasan umum baik secara rutin
maupun insidentil terhadap pelaksanaan kebijakan Kapolres di bidang pembinaan dan
operasional yang dilakukan oleh semua Sub Satker Polsek, mulai dari proses
perencanaan, pelaksanaan, dan pencapaian kinerja serta memberikan saran tindak
terhadap penyimpangan yang ditemukan.
Pasal 39

HTCK Sipropam dengan Polsek Jajaran bersifat diagonal, meliputi :


(1)

Berkoordinasi dalam rangka terciptanya hubungan kerja yang baik dan sinergis antar
fungsi.

32
(2)

Berkoordinasi dalam rangka pembinaan dan pemeliharaan disiplin, pengamanan


internal, pelayanan pengaduan masyarakat yang diduga dilakukan oleh anggota Sub
Satker Polsek, melaksanakan sidang disiplin dan/atau kode etik profesi Polri, serta
rehabilitasi personel Sub Satker Polsek.

(3)

Kasipropam melaksanaan pembinaan teknis kepada unit provos Polsek.


Pasal 40

HTCK Sikeu dengan Polsek Jajaran bersifat diagonal, meliputi :


(1)

Berkoordinasi dalam rangka terciptanya hubungan kerja yang baik dan sinergis antar
fungsi;

(2)

Berkoordinasi dalam rangka tertib dan lancarnya pelayanan administrasi keuangan,


meliputi pembiayaan, pengendalian, pembukuan, akuntansi, dan verifikasi yang
berhubungan dengan dukungan anggaran tugas Polsek;

(3)

Sikeu melaksanakan pembayaran gaji personel Polri serta tunjangan kinerja dan hakhak personel lainnya yang berhubungan dengan keuangan;

(4)

(4) Subsatker
.....
Subsatker Polsek membuat laporan pertanggung jawaban keuangan
atas anggaran
yang telah didistribusikan kepada Subsatker Polsek guna mendukung pelaksanan tugas
dan fungsi Polsek dan menyerahkan laporan pertanggung jawaban keuangan kepada
Sikeu; dan

(5)

Berkoordinasi dalam rangka penyusunan laporan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) serta
pertanggungjawaban keuangan.
Pasal 41

HTCK Kasium dengan Polsek Jajaran bersifat diagonal, meliputi :


(1)

Berkoordinasi dalam rangka terciptanya hubungan kerja yang baik dan sinergis antar
fungsi;

(2)

Berkoordinasi dalam rangka tertib dan lancarnya pelayanan administrasi umum dan
ketatausahaan antara lain kesekretariatan dan kearsipan khususnya surat masuk dari
Polsek maupun surat keluar ke Polsek; dan

(3)

Kasium Polres memberikan pembinaan teknis kepada personel Sium Polsek.

33
Paragrap 5
Unsur Pelaksana Tugas Pokok dengan Unsur Pendukung
Pasal 42
HTCK SPKT, Para Satuan dengan Sitipol bersifat diagonal, meliputi:
(1)

Berkoordinasi dalam rangka terciptanya hubungan kerja yang baik dan sinergis antar
fungsi; dan

(2)

Berkoordinasi dalam rangka penggunaan teknologi komunikasi dan informasi,


pemeliharaan jaringan komunikasi kepolisian dan data, serta pelayanan telekomunikasi
yang tersedia / digunakan pada SPKT dan Para Satuan.

Paragrap 6

Paragrap 6 . . . . .

Unsur Pelaksana Tugas Pokok dengan unsur kewilayahan


Pasal 43
HTCK SPKT dengan Kapolsek jajaran bersifat diagonal, meliputi:
(1)

Berkoordinasi dalam rangka terciptanya hubungan kerja yang baik dan sinergis antar
fungsi; dan

(2)

Piket SPKT Polsek setiap harinya melaporkan data gangguan kamtibmas kepada piket
SPKT Polres serta data pemberian pelayanan kepolisian kepada masyarakat, dalam
bentuk penerimaan dan penanganan laporan/pengaduan, pemberian bantuan dan
pertolongan termasuk pengamanan kegiatan masyarakat dan instansi pemerintah, dan
pelayanan surat izin/keterangan, serta pelayanan pengaduan atas tindakan anggota
Polri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 44

HTCK Kasatintelkam dengan Polsek jajaran bersifat diagonal, meliputi:

34
(1)

Berkoordinasi dalam rangka terciptanya hubungan kerja yang baik dan sinergis antar
fungsi;

(2)

Kasat Intelkam memberikan pembinaan teknis kepada unit Intelkam Polsek tentang
penyelenggaraan fungsi intelijen di bidang keamanan meliputi pengumpulan bahan
keterangan/informasi untuk keperluan deteksi dini (early detection) dan peringatan dini
(early warning), dalam rangka pencegahan terjadinya gangguan keamanan dan
ketertiban masyarakat, serta pelayanan SKCK, Surat Izin Keramaian dan Kegiatan
Masyarakat Lainnya di wilayah hukum Polsek;

(3)

Kasat Intelkam meneruskan kebijakan, perintah dan arahan Kapolres tentang tugas dan
fungsi Intelkam kepada Kapolsek jajaran; dan

(4)

Berkoordinasi dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi intelijen di wilayah hukum
Polsek.
Pasal 45 . . . . .

Pasal 45
HTCK Kasatreskrim dengan Polsek jajaran bersifat diagonal, meliputi:
(1)

Berkoordinasi dalam rangka terciptanya hubungan kerja yang baik dan sinergis antar
fungsi;

(2)

Kasatreskrim memberikan pembinaan teknis kepada unit Reskrim Polsek tentang


penyelidikan dan penyidikan tindak pidana sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;

(3)

Kasatreskrim meneruskan kebijakan, perintah dan arahan Kapolres tentang tugas dan
fungsi Reskrim kepada Kapolsek jajaran;

(4)

Berkoordinasi dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi Reskrim di wilayah hukum
Polsek;

(5)

Kasatreskrim memberikan back up personel dalam rangka pelaksanaan kegiatan


penyelidikan dan penyidikan tindak pidana di wilayah hukum Polsek maupun mengambil
alih pelaksanaan penyelidikan dan penyidikan dalam hal tertentu sesuai dengan
petunjuk dan arahan Kapolres;

(6)

Berkoordinasi dalam rangka penyajian dan pengolahan data gangguan kamtibmas; dan

35
(7)

Setiap periode yang ditentukan Kapolsek mengirim data gangguan kamtibmas kepada
Satreskrim.
Pasal 46

HTCK Kasatresnarkoba dengan Polsek jajaran bersifat diagonal, meliputi:


(1)

Berkoordinasi dalam rangka terciptanya hubungan kerja yang baik dan sinergis antar
fungsi;

(2)

Kasatresnarkoba memberikan pembinaan teknis kepada unit Reskrim Polsek tentang


penyelidikan dan penyidikan tindak pidana sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;

(3)

Kasatresnarkoba meneruskan kebijakan, perintah dan arahan Kapolres tentang tugas


dan fungsi Satresnarkoba kepada Kapolsek jajaran;

(4)

Berkoordinasi dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi Satresnarkoba di wilayah


hukum Polsek;

(5)

(4) Berkoordinasi . . . . .

Kasatresnarkoba memberikan back up personel dalam rangka pelaksanaan kegiatan


penyelidikan dan penyidikan tindak pidana di wilayah hukum Polsek maupun mengambil
alih pelaksanaan penyelidikan dan penyidikan dalam hal tertentu sesuai dengan
petunjuk dan arahan Kapolres;

(6)

Berkoordinasi dalam rangka penyajian dan pengolahan data gangguan kamtibmas; dan

(7)

Setiap periode yang ditentukan Kapolsek mengirim data gangguan kamtibmas kepada
Satresnarkoba.
Pasal 47

HTCK Kasatbinmas dengan Polsek jajaran bersifat diagonal, meliputi:


(1)

Berkoordinasi dalam rangka terciptanya hubungan kerja yang baik dan sinergis antar
fungsi;

(2)

Kasatbinmas memberikan pembinaan teknis kepada unit Binmas Polsek tentang


pemberdayaan peran serta masyarakat melalui Polmas dalam rangka pemeliharaan
keamanan dan ketertiban masyarakat, guna terwujudnya kemitraan serta membangun
kepercayaan masyarakat terhadap Polri;

36
(3)

Kasatbinmas meneruskan kebijakan, perintah dan arahan Kapolres tentang tugas dan
fungsi Binmas kepada Kapolsek jajaran;

(4)

Berkoordinasi dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi Binmas di wilayah hukum
Polsek; dan

(5)

Setiap periode yang ditentukan Kapolsek mengirim data kegiatan Binmas kepada Sat
Binmas.

Pasal 48 . . . . .
Pasal 48
HTCK Kasatsabhara dengan Polsek jajaran bersifat diagonal, meliputi:
(1)

Berkoordinasi dalam rangka terciptanya hubungan kerja yang baik dan sinergis antar
fungsi;

(2)

Kasatsabhara memberikan pembinaan teknis kepada unit Sabhara Polsek tentang


penyelenggaraan Turjawali, pengamanan kegiatan masyarakat dan instansi pemerintah
dalam rangka pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, dan penanganan
Tipiring;

(3)

Kasatsabhara meneruskan kebijakan, perintah dan arahan Kapolres tentang tugas dan
fungsi Sabhara kepada Kapolsek jajaran;

(4)

Berkoordinasi dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi Sabhara di wilayah hukum
Polsek; dan

(5)

Betiap periode yang ditentukan Kapolsek mengirim data kegiatan fungsi Sabhara
kepada Satsabhara.
Pasal 49

HTCK Kasatlantas dengan Polsek jajaran bersifat diagonal, meliputi:

37
(1)

Berkoordinasi dalam rangka terciptanya hubungan kerja yang baik dan sinergis antar
fungsi;

(2)

Kasatlantas memberikan pembinaan teknis kepada Polsek yang memiliki unit Lantas
tentang penyelenggaraan Turjawali dan penanganan kecelakaan lalu lintas guna
mewujudkan Kamseltibcarlantas;

(3)

Kasatlantas meneruskan kebijakan, perintah dan arahan Kapolres tentang tugas dan
fungsi Lantas kepada Kapolsek jajaran;

(4)

Berkoordinasi dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi Lantas di wilayah hukum
Polsek; dan

(5)

Setiap periode yang ditentukan Kapolsek mengirim data kegiatan fungsi Lantas kepada
Sat Lantas.
Pasal 50

Pasal 50 . . . . .

HTCK Kassattahti dengan Polsek jajaran bersifat diagonal, meliputi:


(1)

Berkoordinasi dalam rangka terciptanya hubungan kerja yang baik dan sinergis antar
fungsi;

(2)

Kasattahti memberikan pembinaan dan pemberian petunjuk tata tertib yang berkaitan
dengan tahanan, yang meliputi pemeriksaan fasilitas ruang tahanan, jumlah dan kondisi
tahanan beserta administrasinya, pelayanan kesehatan, perawatan, pembinaan jasmani
dan rohani tahanan, pengelolaan barang titipan milik tahanan dan pengamanan dan
pengelolaan barang bukti beserta administrasinya;

(3)

Kasattahti meneruskan kebijakan, perintah dan arahan Kapolres tentang tugas dan
fungsi Tahti kepada Kapolsek jajaran;

(4)

Berkoordinasi dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi Tahti di wilayah hukum
Polsek; dan

(5)

Setiap periode yang ditentukan Kapolsek mengirim data kegiatan fungsi Tahti kepada
Sattahti.
Paragrap 7
Unsur Pendukung dengan Unsur Pelaksana Tugas Kewilayahan

38
Pasal 51
HTCK Sitipol dengan Polsek Jajaran bersifat diagonal, meliputi:
(1)

Berkoordinasi dalam rangka terciptanya hubungan kerja yang baik dan sinergis antar
fungsi;

(2)

Berkoordinasi dalam rangka pemeliharaan jaringan komunikasi kepolisian dan data,


serta pelayanan telekomunikasi yang tersedia / digunakan pada subsatker Polsek
Jajaran; dan

(3)

Berkoordinasi dalam rangka penggunaan teknologi komunikasi dan informasi yang


tersedia / digunakan pada subsatker Polsek.
Bagian . . . . .
Bagian Keempat
Hubungan Lintas Sektoral
Pasal 52

1.

Satker Polres dengan Aparat Keamanan lainnya :


(1). Hubungan dengan Dandim Donggala
a)

Melaksanakan koordinasi secara langsung maupun tidak langsung dalam


rangka penyelenggaraan operasi Kepolisian diwilayah Resort Sigi;

b)

Melaksanakan koordinasi dalam rangka kebersamaan terkait dengan


pembinaan personel TNI dan Polri;

c)

Melaksanakan koordinasi dalam rangka penerapan Sispam Kabupaten Sigi;

d)

Melaksanakan koordinasi dan kerjasama dalam pemeliharaan Kamtibmas


untuk menciptakan kamtibmas di wilayah hukum Kabupaten Sigi yang
kondusif;

e)

Melaksanakan koordinasi dan kerjasama dalam rangka pengamanan event


event tertentu / Pam VIP dan kegiatan masyarakat;

f)

Melaksanakan koordinasi dalam penyelenggaraan gelar operasional yang


memerlukan penanganan masalah yang digelar secara terpadu sesuai
kewenanganan dan tanggungjawabnya;

39
g)

Melaksanakan koorinasi dan kerjasama dalam rangka pelaksanaan upacara


pemakaman secara Militer / Dinas;

h)

Melaksanakan koordinasi dan kerjasama dalam rangka pelaksanaan


kegiatan sosial (TMMD);

i)

Melaksanakan koordinasi dan kerjasama dalam rangka penyelenggaraan


acara kebersamaan untuk menjalin hubungan yang harmonis;

j)

Melaksanakan koordinasi dalam rangka patroli Kamtibmas.

(2) Hubungan . . . . .
(2). Hubungan dengan Denpom
a)

Melaksanakan koordinasi secara langsung maupun tidak langsung dalam


rangka penyelenggaraan operasi Kepolisian diwilayah Resort Sigi;

b)

Melaksanakan koordinasi dalam rangka kebersamaan terkait dengan


pembinaan personel TNI dan Polri;

c)

Melaksanakan

koordinasi

dan

kerjasama

dalam

rangka

penanganan

pelanggaran disiplin personel TNI dan Polri;


d)

Melaksanakan koordinasi dalam rangka penerapan Sispam Kabupaten Sigi;

e)

Melaksanakan koordinasi dan kerjasama dalam pemeliharaan Kamtibmas


untuk menciptakan kamtibmas di wilayah hukum Kabupaten Sigi yang
kondusif;

f)

Melaksanakan koordinasi dan kerjasama dalam rangka pengamanan event


event tertentu / Pam VIP dan kegiatan masyarakat;

g)

Melaksanakan koordinasi dalam penyelenggaraan gelar operasional yang


memerlukan penanganan masalah yang digelar secara terpadu sesuai
kewenanganan dan tanggungjawabnya;

h)

Melaksanakan koodinasi dan kerjasama dalam rangka pelaksanaan upacara


pemakaman secara Militer / Dinas;

40
i)

Melaksanakan koordinasi dan kerjasama dalam rangka penyelenggaraan


acara kebersamaan untuk menjalin hubungan yang harmonis.

2.

Satker Polres dengan Pemerintah Daerah.


a.

Berkoordinasi dalam rangka memberikan pengamanan kegiatan pemerintah


daerah guna menjamin terselenggaranya pemerintahan dengan aman dan lancer;

b.

Berkoordinasi dalam rangka pembinaan dan penyuluhan hukum kepada


masyarakat melalui Kabag Hukum Pemerintah Daerah dan Kasat Reskrim dan
Kasubbagkum Bagsumda;

c.

Polres memberikan pelatihan kepada pengemban fungsi pengamanan swakarsa


(linmas) atas permintaan pemerintah daerah kepada Polres Sigi;

d.

Melaksanakan koordinasi dalam menyelesaikan permasalahan yang komplek


d. Melaksanakan . . . . .
yang berdampak terhadap gangguan kamtibmas dan menjadi perhatian publik
yang terjadi di masyarakat;

e.

Berkoordinasi dalam rangka pengamanan objek vital milik pemerintah daerah;

f.

Bekerjasama dengan instansi terkait guna pelaksanaan penyelidikan dan


penyidikan tindak pidana seperti dinas pertambangan, dinas kehutanan, dinas
perindag dan yang lainnya;

g.

Berkoordinasi dalam rangka pengamanan perayaan hari besar nasional di wilayah


Sigi;

h.

Berkoordinasi dalam rangka penanggulangan bencana alam guna pemulihan


situasi bencana serta keadaan kontijensi guna ciptakan situasi kamtibmas yang
aman;

i.

Bekerjasama dalam hal penertiban pajak bagi wajib pajak pemilik kendaraan
bermotor;

j.
3.

Berkoordinasi dalam rangka pengamanan kegiatan pemilu kada di wilayah Sigi.

Satker Polres dengan DPRD.


a.

Berkoordinasi dalam rangka penyelesaian permasalahan yang terjadi di


masyarakat yang berdampak terhadap gangguan kamtibmas dalam hal

41
menyangkut permasalahan sosial ekonomi dalam kehidupan masyarakat seperti
permasalahan pembebasan lahan yang komplek;
b.

Berkoordinasi dan bekerjasama dalam penyelesaian permasalahan seperti


melaksanakan hearing (dengar pendapat);

c.

Polres memberikan pengamanan terhadap pelaksanaan sidang paripurna dan


kegiatan DPRD lainnya atas permintaan DPRD;

2.

Satker Polres dengan Instansi Negeri / BUMN yang berada di wilayah Sigi.
a.

Berkoordinasi dalam rangka memberikan pengamanan terhadap Instansi Negeri /


BUMN yang berada di wilayah Sigi serta memberikan pengamanan terhadap
kegiatan tertentu di Instansi Negeri / BUMN atas permintaan ke Polres;

b.

Berkoordinasi dalam rangka pelaksanaan pengawasan


orang asing . .yang
b. Berkoordinasi
...
berkunjung / bekerja di perusahaan BUMN;

c.

Berkoordinasi dengan pihak Instansi Negeri / BUMN sebagai sasaran


tempat pelaksanaan aksi unjuk rasa dari kelompok masyarakat guna
memberikan pengamanan.

3.

Satker Polres dengan Instansi / Perusahaan Swasta.


a.

Berkoordinasi dalam rangka memberikan pengamanan terhadap Instansi /


Perusahaan Swasta yang berada di wilayah Sigi serta memberikan pengamanan
terhadap kegiatan tertentu di Instansi / Perusahaan Swasta atas permintaan ke
Polres;

b.

Berkoordinasi dalam rangka pelaksanaan pengawasan orang asing yang


berkunjung / bekerja di Instansi / Perusahaan Swasta;

c.

Berkoordinasi dengan pihak Instansi Pemda Suasta sebagai sasaran tempat


pelaksanaan aksi unjuk rasa dari kelompok masyarakat guna memberikan
pengamanan.

4.

Satker Polres dengan Kejaksaan Negeri.


a.

Berkoordinasi dalam rangka penyelesaian proses tindak pidana yang ditangani


oleh Polres guna proses hukum lebih lanjut;

42
b.

Berkoordinasi dalam rangka upaya pembinaan dan hukum kepada masyarakat


dengan melaksanakan kegiatan sosialisasi hukum.

7.

Satker Polres dengan Pengadilan Negeri.


a.

Berkoordinasi dalam rangka pelaksanaan kelengkapan administrasi penyidikan


yang dilaksanakan oleh penyidik Polres;

b.

Penyidik polres mengajukan permintaan / persetujuan penyitaan barang bukti


serta perpanjangan penahanan kepada pengadilan negeri dalam proses
penyidikan dengan mekanisme yang telah diatur sesuai undang-undang dan
ketentuan yang berlaku;

c.

Polres menyerahkan berkas perkara tindak pidana ringan (Tipiring) dan blanko
c. Polres . . . . .
tilang ke Pengadilan Negeri guna proses persidangan.

8. Satker Polres dengan Badan Pusat Statistik Kabupaten Sigi.


Melaksanakan koordinasi dalam kaitannya dengan penyusunan produk Intel dasar
Polres Sigi dalam rangka menciptakan kamtibmas yang kondusif.
9.

Satker Polres dengan Lembaga Pemasyarakatan Kabupaten Donggala.


a.

Dalam hal Penyidik melakukan Penahanan maka apabila dipandang


perlu

pelaksanaan penahanan dapat di tempatkan di Rumah Tahanan Negara

Lapas Donggala;
b.

Dalam Hal Penyidik menitipkan / menempatkan penahanan di Rutan


Lapas Donggala maka disertakan Foto dan Hasil Sidik jari dari tersangka;

c.

Dalam hal Rutan mendapatkan masa penahanan tersangka hampir


habis maka memberitahukan kepada pejabat yang melakukan penahanan /
Penyidik.

10.

Satker Polres dengan Rumah tempat Penyimpanan Benda Sitaan Negara ( Rubasan)
a.

Dalam hal Penyidik melakukan penyitaan barang bukti apabila


dipandang perlu dapat menitipkan benda sitaan tersebut kepada Rubasan,
dengan disertai dokumen penyitaannya;

b.

Rubasan secara berkala melaporkan jumlah benda sitaan yang


dititipkan kepada rubasan kepada penyidik;

43
c.

Biaya perawatan dan penyimpanan serta tanggung jawab benda


sitaan yang dititipkan ke Rubasan menjadi tanggung jawab Rubasan.

11.

Satker Polres dengan Balai Pemasyarakatan ( BAPPAS )


a.

Dalam hal Penyidik melakukan Penyidikan dengan tersangka


yang belum beumur 18 Tahun atau masih anak anak, maka penyidik
memberitahukan tindakannya itu kepada BAPAS disertai permohonan untuk
dilakukan penelitian secara khusus;

b.

Menerima

pemberitahuan

tersebut

BAPPAS

melakukan

penelitian terhadap tersangka dan melaporkan hasil penelitiannya kepada


Penyidik dan dilampirkan dalam Berkas Perkara, yang diharapkan dapat
dipergunakan sebagai pertimbangan Hakim.
12.

Satker Polres dengan Dinas Kesehatan (Rumah Sakit dan Balai POM 12.
) Satker . . . . .
a.

Dalam hal Penyidik melakukan penyidikan tindak pidana yang


korbanya mengalami luka yang diakibatkan karena penganiayaan, maka untuk
menentukan sebab-sebabnya penyidik mengirim korban ke Rumah Sakit untuk
dilakukan Visum Et Repertum;

b.

Atas permintaan Penyidik Dinas Kesehatan / Rumah sakit menerima


dan melakukan pemeriksaan kepada korban dibuatkan laporan secara resmi hasil
pemeriksaan tersebut dengan bentuk surat Visum Et Repertum tentang sebabsebab luka yang di derita korban dan dilampirkan dalam Berkas Perkara;

c.

Dalam hal Penyidik melakukan penyidikan tindak pidana yang


berhubungan dengan perlindugan konsumen, penyidik melakukan koordinasi
dengan Balai POM untuk menentukan layak atau tidaknya barang berupa obat
atau makanan dapat di konsumsi;

d.

Melaksanakan

koordinasi

dan

kerjasama

dalam

pelaksanaan

penyidikan penyalahgunaan Narkoba.


13.

Satker Polres dengan BPKP Kantor Perwakilan Palu


a.

Dalam hal Penyidik melakukan penyelidikan / penyidikan tindak


pidana yang diduga tindak pidana korupsi, penyidik meminta bantuan kepada

44
BPKP guna mencari / menemukan ada tidaknya kerugian Negara atau kerugian
keuangan Negara;
b.

BPKP melakukan audit investigasi atau pemeriksaan guna


mencari / menemukan ada tidaknya kerugian Negara atau kerugian keuangan
Negara kemudian setelah BPKP selesai melaksanakan auidit investigasi
membuat laporan secara tertulis hasil pelaksanaannya dan ditujukan kepada
Penyidik.

14. Satker . . . . .
14.

Satker Polres dengan Perguruan Tinggi


a.

Dalam hal Penyidik melakukan penyidikan tindak pidana yang


memerlukan pendapat hukum (Legal opinion), penyidik meminta pendapat hukum
ke Perguruan Tinggi ( Fakultas hukum ) untuk menentukan ada atau tidaknya
suatu perbuatan yang melanggar hukum;

b.

Saksi ahli hukum menerima permintaan pendapat hukum yang


diajukan oleh penyidik, dan setelah ahli hukum mengkaji permasalahan yang
ditangani oleh penyidik, kemudian dari saksi ahli hukum membuat laporan secara
tertulis bahwa suatu perbuatan tersebut melanggar hukum atau tidaknya yang
ditujukan kepada penyidik.

15.

Satker Polres dengan Laboratorium Forensik.


a.

Dalam hal penyidik penyidikan suatu tindak pidana yang barang


buktinya memerlukan pemeriksaan secara laboratoris, penyidik mengirimkan BB
barang bukti ke Laboraturium forensik untuk dilakukan pemeriksaan secara
laboratoris;

45
b.

Permintaan diterima dan setelah dilakukan pemeriksaan secara


laboratoris

dibuatkan

hasil

pemeriksaan

tersebut

secara

tertulis

sesuai

permintaan yang di perlukan oleh penyidik, bila barang bukti yang bersifat barang
tidak bergerak pihak laboratoris bersedia datang ke TKP.
16.

Satker Polres dengan Badan Narkotika Kabupaten Sigi.


a.

Melaksanakan koordinasi dan kerjasama dalam upaya penanggulangan terhadap


penyalahgunaan Narkoba bagi masyarakat Kabupaten Sigi;

b.

Melaksanakan koordinasi dan kerjasama dalam rangka pembinaan dan


penyuluhan Narkoba terhadap siswa / pelajar.

17.

Satker Polres dengan KPN Palu.


Melaksanakan koordinasi dan kerjasama dalam rangka pengelolaan dan pencairan
anggaran Kepolisian guna mendukung kegiatan Operasional Satker Polres Sigi.

18. Satker . . . . .

18.

Satker Polres dengan Pihak Bank Palu.


a.

Melaksanakan koordinasi dan kerjasama dalam rangka pencairan anggaran


Kepolisian.

b.

Melaksanakan koordinasi dan kerjasama dalam rangka pengajuan kredit personel


Polres Sigi.

c.

Melaksanakan koordinasi dan kerjasama dalam rangka pelaksanaan pelayanan


pemohon SIM.

d.
19.

Melaksanakan koordinasi dalam rangka penyetoran PNPB ke Kas Negara.

Satker Polres dengan ORARI dan RAPI


Melaksanakan koordinasi dan berkerjasama dengan ORARI dan RAPI dalam
kaitannya dengan pembinaan jaringan komunikasi guna mendukung kelancaran
Informasi Kepolisian.

46
20.

Satker Polres dengan Media Elektronik.


a.

Melaksanakan koordinasi dan kerjasama dalam rangka kampanye penerimaan


calon anggota Polri;

b.

Bekerja sama dalam rangka penyampaian informasi setiap kegiatan dalam rangka
pemberian pelayanan publik;

c.

Melaksanakan koordinasi dan kerjasama dalam rangka pelaksanaan Binluh


kepada masyarakat melalui siaran interaktif.

20. Satker . . . . .
20.

Satker Polres dengan Lembaga Konsultasi dan bantuan Hukum.


a.

Dalam hal Penyidik melakukan pemeriksaan untuk kepentingan


penyidikan terhadap terperiksa atau tersangka yang tidak mampu dan tidak
memiliki Penasehat hukum dan di anancam dengan peidana penjara 5 (lima)
tahun atau lebih makan Penyidik memohon kepada lembaga Bantuan hukum
untuk mendampingi secara Cuma Cuma.

b.

Dalam hal penyidik memandang perlu untuk melakukan gelar


perkara atas perkara baik sebagai terlapor atau pelapor didampingi oleh
Penasehat Hukum maka penasehat hukum dilibatkan dalam gelar perkara.

c.

Bahwa penasehat hukum adalah termasuk komponen dalam


crime justice system ( Catur wangsa)

d.

Dalam tahap penyidikan Penasehat hukum atas kuasa tersangka


dapat mengajukan permohonan penangguhan penahanan.

22.

Satker Polres dengan LSM dan Ormas, Partai Politik.


a.

Berkoordinasi dalam rangka pelaksanaan aksi penyampaian pendapat dimuka


umum yang dilakukan oleh LSM serta Ormas lainnya;

47
b.

Berkoordinasi dengan pengurus partai politik dalam rangka tertib administrasi dan
taat serta patuh terhadap peraturan perundangundangan dan peraturan yang
berlaku pada pelaksanaan pemilu legislatif.

23.

Hubungan lintas sektoral antara Polres Sigi dengan Satuan Kerja Pemerintah Daerah,
Badan hukum, Intansi lain, Ormas dan Perguruan Tinggi di wilayah Kabupaen Sigi yang
belum disebutkan diatas dilaksanakan atas dasar sendi-sendi hubungan kelembagaan,
fugsional, saling menghormati, saling membantu, dengan mengutamakan kepentingan
umum serta memperhatikan hirarki dalam rangka mendukung kelancaran pelaksanaan
tugas dan tanggung jawab memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat dalam
rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri

BAB III . . . . .
BAB III
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
Pasal 53
1.

Pengawasan dan pengendalian pelaksanaan HTCK di lingkungan Polres Sigi dilakukan


sebagai berikut :
a.

Kapolres/Wakapolres

melakukan

pengawasan

dan

pengendalian

terhadap

pelaksanaan HTCK di lingkungan Polres Sigi;


b.

Unsur pembantu pimpinan, unsur pelaksana tugas pokok, unsur pendukung dan
unsur pelaksana tugas kewilayahan melakukan pengawasan dan pengendalian
pelaksanaan HTCK sesuai dengan bidang Tupoksinya;

c.

Unsur pembantu pimpinan, unsur pelaksana tugas pokok, unsur pendukung dan
unsur pelaksana tugas kewilayahan menyusun hasil temuan pengawasan dan
pengendalian untuk bahan pelaporan dan evaluasi.

2.

Pengawasan dan pengendalian dilakukan meliputi :


a.

Supervisi;

b.

Pengawasan secara langsung;

48

3.

c.

Monitoring; dan

d.

Analisis dan evaluasi.

Pengawasan dan pengendalian dilakukan secara rutin dan/atau periodik oleh para
pimpinan masing-masing unsur dan pengemban fungsi pengawasan.

BAB IV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 54
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Dolo
pada tanggal

Februari

2014

KEPALA KEPOLISIAN RESORT SIGI

NOOR HUDAYA, SIK


Disahkan di Palu AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 73120423
pada tanggal
Februari 2014
KEPALA KEPOLISIAN DAERAH SULAWESI TENGAH,

Drs. ARI DONO SUKMANTO, SH


BRIGADIR JENDERAL POLISI

49

REGISTRASI SETUM POLDA SULTENG NOMOR

TAHUN 2014

Anda mungkin juga menyukai