untuk mengetahui
kelompok
berisiko Kekurangan
Energi
Kronis(KEK). Kurang Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil adalah kekurangan gizi pada
ibuhamil yang berlangsung lama (beberapa bulan atau tahun) (DepKes RI, 1999).
Risiko
Kekurangan
Energi
Kronis
(KEK)
adalah
keadaan
dimana
remaja
gizi
kurang
akibat
kekurangan
energi
dan
protein
yang
diderita pada waktu pengukuran dilakukan. Pertambahan otot dan lemak di lengan berlangsun
gcepat selama tahun pertama kehidupan (Arisman,2009).
Lingkaran Lengan Atas (LILA) mencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak dan
ototyang tidak berpengaruh banyak oleh cairan tubuh. Pengukuran ini berguna untuk
skriningmalnutrisi protein yang biasanya digunakan oleh DepKes untuk mendeteksi ibu
hamildengan resiko melahirkan BBLR bila LILA < 23,5 cm (Wirjatmadi B, 2007).
PengukuranLILA dimaksudkan untuk mengetahui apakah seseorang menderita Kurang
EnergiKronis. Ambang batas LILA WUS dengan risiko KEK di Indonesia adalah 23.5
cm.Apabila ukuran kurang dari 23.5 cm atau dibagian merah pita LILA, artinya
wanitatersebut mempunyai risiko KEK, dan diperkirakan akan melahirkan berat bayi
lahirrendah ( Arisman, 2007)
a.Hal-hal yang perlu diperhatikan dalan pengukuran LILA
1. Pengukuran dilakukan dibagian tengah antara bahu dan siku lengan kiri.
2. Lengan harus dalam posisi bebas.
3. Lengan baju dan otot lengan dalam keadaan tidak tegang atau kencang.
4. Alat pengukur dalam keadaan baik dalam arti tidak kusut atau sudah dilipat-lipatsehingga
permukaannya tidak rata (Arisman, 2007).
b.Cara Mengukur LILA
1.Tetapkan posisi bahu dan siku
2. Letakkan pita antara bahu dan siku.
3. Tentukan titik tengah lengan.
4. Lingkaran pita LILA pada tengah lengan.
5. Pita jangan telalu ketat.
6. Pita jangan terlalu longgar.
7. Cara pembacaan skala yang benar. (Arisman, 2007)2.
badan
merupakan
ukuran
antropometris
yang
paling
banyak
digunakan
karena parameter ini mudah dimengerti sekalipun oleh mereka yang buta huruf ( Arisma,
2009). Berat badan adalah satu parameter yang memberikan gambaran masa tubuh. Masa
tubuhsangat
sensitive
terhadap
perubahan-perubahan
yang
mendadak,
misalnya
karenaterserang penyakit infeksi, menurunya nafsu makan atau menurunnya jumlah makan
yangdikonsumsi. Pada prinsipnya ada dua macam timbangan yaitu beam (lever)balance
scales dan springscale. Contoh beam balance ialah dancing, dan spring scale adalah
timbangan pegas.Karena pegas mudah melar timbangan jenis spring scsle tidak dianjurkan
untukdigunakan berulang kali, apalagi pada lingkungan yang bersuhu panas.
Berat badan ideal ibu hamil sebenarnya tidak ada rumusnya, tetapi rumusannya bisadibuat
yaitu dengan dasar penambahan berat ibu hamil tiap minggunya yangdikemukakan oleh para
ahli berkisar antara 350-400 gram, kemudian berat badan yangideal untuk seseorang agar
dapat
menopang
beraktifitas
normal
yaitu
dengan
melihat berat badan yang sesuai dengan tinggi badan sebelum hamil, serta umur kehamilanse
hingga rumusnya dapat dibuat.
Dengan berbekal beberapa rumus ideal tentang berat badan, saya (penulis) dapatkembangkan
menjadi rumus berat badan ideal untuk ibu hamil yaitu sebagai berikut :Dimana
penjelasannya adalah BBIH adalah Berat Badan Ideal Ibu Hamil yang akan dicari.
BBI = ( TB 110) jika TB diatas 160 cm, (TB 105 ) jika TB dibawah 160 cm. Berat badan
ideal ini merupakan pengembangan dari (TB-100) oleh Broca untuk orangEropa dan
disesuaikan oleh Katsura untuk orang Indonesia. UH adalah Umur kehamilandalam minggu.
Diambil perminggu agar kontrol faktor resiko penambahan berat badandapat dengan dini
diketahui. 0.35 adalah Tambahan berat badan kg per minggunya 350-400 gram diambil nilai
terendah 350 gram atau 0.35 kg . Dasarnya diambil nilai terendahadalah penambahan berat
badan lebih ditekankan pada kualitas (mutu) bukan padakuantitas (banyaknya) (Supriasa,
2002).
3.Pengukuran Tinggi Badan
Tinggi badan merupakan parameter yang penting bagi keadaan yang telah lalu dankeadaan
sekarang, jika umur tidak diketahui dengan tepat. Disamping itu tinggi badanmerupakan
ukuran kedua yang penting, karena dengan menghubungkan berat badanterhadap tinggi
badan , factor umur dapat dikesampingkan. Ibu hamil pertama sangatmembutuhkan perhatian
khusus.
Pengukuran tinggi badan bermaksud untuk menjadikanya sebagai bahan menentukanstatus
gizi.
Status
gizi
yang
ditentukan
dengan
tinggi
badan
tergolong
untuk
mengukur pertumbuhan linier. Pertumbuhan linier adalah pertumbuhan tulang rangka, teruta
marangka extrimitas (tungai dan lengan). Untuk tinggi badan peranan tungkai yangdominan.
Pengukuran tinggu badan orang dewasa, atau yang sudah bisa berdiri digunakan
alatmicrotoise (baca: mikrotoa) dengan skala maksimal 2 meter dengan ketelitian 0,1
cm.Apabila tidak tersedia mikrotoise dapat digunakan pita fibreglas (pita tukang
jahit pakaian) dengan bantuan papan data dan tegak lurus dengan lantai. Pengukuran dengan
pita fibreglass seperti ini harus menggukan alat bantu siku-siku. Persyaratan tempat pemasan
gan alat adalah didinding harus datar dan rata dan tegak lurus dengan lantai.Dinding
yang
memiliki banduk di bagian bawah (bisanya pada lantai keramik) tidak bisadigunakan. Hal
yang harus diperhatikan saat pemasangan mikrotoise adalah saat sudahterpasang dan
direntang maksimal ke lantai harus terbaca pada skala 0 cm.
A. Cara Pengukuran Berdiri membelakangi dinding dimana microtoie terpasang
dengan posisi siap santai (bukan siap militer), tangan disamping badan terkulai lemas,
tumit, betis, pantat, tulang belikat dan kepala menempel di dinding. Pandangan lurus
ke depan. Sebagai pegukur harus diperiksa ketentuan ini sebelum membaca hasil
pengukuran. Tarikmicrotiose ke bawah sampai menempel ke kepala. Bagi terukur
yang berjilbab agaksedikit ditekan agar pengaruh jilbab bisa diminimalisir. Untuk
terukur yang memakaisanggul harus ditanggalkan lebih dahulu atau digeser ke bagia
kiri kepala. Saat pengkuran, sandal, dan topi harus dilepas. Baca hasil ukur pada
posisi tegak lurus denganmata (sudut pandang mata dan skala microtoise harus sudut
90 derajat). Pada gambar diatas, apabila terukur lebuh tinggi dai Pengukur, maka
pengukur harus menggunakan alat peningi agar posisi baca tegak lurus. Bacaan pada
ketelitian 0,1 cm, artinya apabila tinggiterukur 160 cm, harus ditulis 160,0 cm (koma
nol harus ditulis). Tinggi badan kurang dari145 cm atau kurang merupakan salah satu
risti pada ibu hamil. Luas panggul ibu dan besar kepala janin mungkin
tidak proporsional, dalam hal ini ada dua kemungkinan yangterjadi:
a. Panggul ibu sebagai jalan lahir ternyata sempit dengan janin/kepala tidak besar.
b. Panggul ukuran normal tetapi anaknya besar/kepala besar. Pada kedua kemungkin
anitu, bayi tidak dapat lahir melalui jalan lahir biasa, dan membutuhkan operasi
Sesar.
4. Indeks Masa Tumbuh
Masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada orang dewasa (usia 18 tahun keatas)merupakan
masalah
penting,
karena
selain
mempunyai
resiko
penyakit-penyakit
tertentu, juga dapat mempengarui produktif kerja. Laporan FAO /WHO/UNU tahun 1985men
yatakan bahwa batasan berat badan normal orang dewasa ditentukan oleh Body MassIndex
(BMI).
Di Indonesia istila Body Mass Index diterjemahkan menjadi Indekx Masa Tubuh
(IMT)merupakan alat yang sederhana untu memantau status gizi orang dewasa khusunya
yang
berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan, maka mempertahankan berat badan
normal memungkinkan seseorang dapat mencapai usia harapan hidup lebih panjang.
Berat
badan dilihat dari Quatelet atau body mass Index (IMT). Ibu hamil dengan berat badan
dibawah normal sering dihubungkan dengan abnormalitaskehamilan, berat badan lahir
rendah. Sedangkan berat badan overweight meningkatkanresiko atau terjadi kesulitan dalam
persalinan. Indeks massa tubuh (IMT) merupakanrumus matematis yang berkaitan dengan
lemak tubuh orang dewasa (Arisman, 2009).
Penilaian Indeks Masa Tumbuh diperoleh dengan memperhitungkan berat badan
sebelumhamil dalam kilogram dibagi tinggi badan dalam meter kuadrat (Yuni, 2009).
Rumus ini hanya cocok diterapkan pada mereka yang berusia antara 19-70 tahun, berstruktur
tulang belakang normal, bukan atlet atau binaragawan.Tabel 2.2 Klasifikasi Status Gizi
Berdasarkan IMTStatus Gizi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Faktor yang berperan dalam menentukan status kesehatan seseorang adalah tingkat
sosialekonomi (FKM UI, 2007). Ekonomi seseorang mempengaruhi dalam pemilihan
makananyang akan dikonsumsi sehari-harinya. Seseorang dengan ekonomi yang tinggi
kemudianhamil maka kemungkinan besar sekali gzi yang dibutuhan tercukupi ditambah
lagiadanya pemeriksaan membuat gizi ibu hamil semakin terpantau (Weni,2010).
Faktor
pendidikan
mempengaruhi
pola
makan
ibu
hamil,
tingkat pendidikan yang lebih tinggi diharapkan pengetahuan atau informasi tentang gizi yan
gdimiliki lebih baik sehingga bisa memenuhi asupan gizinya (FKM UI, 2007).
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok
orangdalam
usaha
mendewasakan
manusia
melalui
upaya
pengajaran
dan
pelatihan.Pendidikan ibu adalah pendidikan formal ibu yang terakhir yang ditamatkan
danmempunyai ijazah dengan klasifikasi tamat SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi
dengandiukur dengan cara dikelompokkan dan dipresentasikan dalam masing-masing
klasifikasi(Depdikbud, 1997).
b.Pekerjaan
Pekerjaan adalah sesuatu perbuatan atau melakukan sesuatu yang dilakukan untukmencari
nafkah guna untuk kehidupan (Kamus Besar Indonesia, 2008). Ibu yang sedanghamil harus
mengurangi beban kerja yang terlalu berat karena akan memberikan dampakkurang baik
terhadap kehamilannya (FKM UI, 2007). Kemampuan bekerja selama hamildapat
dipengaruhi oleh peningkatan berat badan dan perubahan sikap (Benson Ralph C,2008).
Resiko-resiko yang berhubungan dengan pekerjaan selama kehamilan termasuk :
mengangkat,
mendorong
dan
pendapatan
keluarga,
harga
bahan
makanan
itu
sendiri,
serta
tingkat penggelolaan sumber daya lahan dan pekarangan. Keluarga dengan pendapatan terbat
askemungkinan besar akan kurang dapat memenuhi kebutuhan akan makanannya
terutamauntuk memenuhi kebutuhan zat gizi dalam tubuhnya. Tingkat pendapatan
dapatmenentukan pola makan. Pendapatan merupakan faktor yang paling menentukan
kualitasdan kuantitas hidangan. Semakin banyak mempunyai uang berarti semakin baik
makananyang diperoleh dengan kata lain semakin tinggi penghasilan, semakin besar
pula prosentase dari penghasilan tersebut untuk membeli buah, sayuran dan beberapa jenis ba
han makanan lainnya (FKM UI, 2007).
Berdasarkan survei pendapatan dan pengeluaran rumah tangga tahun 2010 oleh BadanPusat
Statistik, pendapatan untuk pedesaan dibedakan menjadi 3 golongan yaitu :
1. Pendapatan rendah di bawah Rp. 790.000,2. Pendapatan sedang Rp.790.000,- sampai. Rp.1.270.000,3. Pendapatan tinggi di atas Rp. 1.270.000,-(www.Informasi Upah Minimum Regional
(UMR) Jombang Tahun 2010, 2011)
2. Faktor Jarak Kelahiran
Ibu
dikatakan
terlalu
sering
melahirkan
bila
jaraknya
kurang
dari
tahun.
ki tubuhnya sendiri (ibu memerlukan energi yang cukup untuk memulihkankeadaan setelah
melahirkan anaknya). Dengan mengandung kembali maka akanmenimbulkan masalah gizi
ibu dan janin/bayi berikut yang dikandung (Baliwati, 2006).Berbagai penelitian membuktikan
bahwa status gizi ibu hamil belum pulih sebelum 2tahun pasca persalinan sebelumnya, oleh
karena
itu
belum
siap
untuk
kehamilan berikutnya (FKM UI, 2007). Selain itu kesehatan fisik dan rahim ibu yang masihm
enyusui sehingga dapat mempengaruhi KEK pada ibu hamil. Ibu hamil dengan persalinan
terakhir
10
tahun
yang
lalu
seolah-olah
menghadapi
kehamilan
atau persalinan yang pertama lagi. Umur ibu biasanya lebih bertambah tua. Apabila asupangi
zi ibu tidak terpenuhi maka dapat mempengaruhi KEK pada ibu hamil.
Kriteria jarak kelahiran dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Resiko rendah ( 2 tahun sampai < 10 tahun).
2. Resiko tinggi (< 2 tahun atau 10 tahun) (Rochjati P, 2003).
3. Faktor Paritas
Paritas (jumlah anak) merupakan keadaan wanita yang berkaitan dengan jumlah anakyang
dilahirkan. Paritas juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi status giziibu hamil.
Paritas merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap hasil konsepsi.Perlu diwaspadai
karena ibu pernah hamil atau melahirkan anak 4 kali atau lebih, makakemungkinan banyak
akan ditemui keadaan :
1. Kesehatan terganggu : anemia, kurang gizi.
2. Kekendoran pada dinding perut dan dinding rahim.
Paritas (jumlah anak) merupakan keadaan wanita yang berkaitan dengan jumlah anakyang
dilahirkan. Paritas juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi status giziibu hamil.
Paritas merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap hasil konsepsi.Perlu diwaspadai
karena ibu pernah hamil atau melahirkan anak 4 kali atau lebih, makakemungkinan banyak
akan ditemui keadaan :
1. Kesehatan terganggu : anemia, kurang gizi.
2. Kekendoran pada dinding perut dan dinding rahim.
Kriteria paritas (jumlah anak) dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Partas rendah (< 4x kelahiran).
2. Paritas tinggi ( 4x kelahiran) (Roechjati P, 2003)
Jakarta:
SalembaMedika2.
Alimul, A.H. 2009. Metode Penelitian Kebidanan Teknnik Analisis Data. Jakarta:Salemba
Medika3.
Depdikbud. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta: Balai Pustaka5.
Suyanto.
2009.
Riset
Kebidanan
Metodologi
dan
Aplikasi.
Jogjakarta:
Mitra
CendikiaPress10.
Depkes RI. 1996. Pedoman Penaggulangan Ibu Hamil Kekurangan Energi Kronis.Jakarta :
Direktorat Pembinaan Kesehatan Masyarakat13.
Proverawati. 2009. Buku Ajar Gizi Untuk Kebidanan. Jogyakarta : Muha Medika15.