Anda di halaman 1dari 7

CARA MEMBACA HASIL RONTGEN

PERTAMA
Sebelum lebih jauh membaca dan mentelaah suatu foto rontgen, kita harus memastikan
terlebih dahulu kelengkapan IDENTITAS foto rontgennya. Nama, umur, jenis kelamin,
nomor foto, tanggal foto dan klinisnya. Harus dipastikan supaya tidak tertukar. Setelah
lengkap dan jelas barulah kita memusingkan kepala kita dengan menerawang lalu
membacanya. okeh !
KEDUA
tapi.. sebelum kita baca (lagi-lagi) pastikan dulu, foto tersebut LAYAK BACA atau
tidak. Beberapa foto dengan kualitas yang tidak baik sebaiknya tidak kita baca untuk
menghindari misinterpretasi. Seperti misalnya, foto yang terlalu keras, yang terpotong,
posisinya tidak baik, inspirasi kurang (inspirasi cukup jika costa 6 memotong hemidiafragma
di tengah) dll. Untuk menghindari kesalahan pembacaan, kita bisa minta ulang fotonya.

KETIGA
Mari Membaca. Untuk tulisan ini, kita fokuskan pada foto rontgen thorak saja
Tentukan posisi foto terlebih dahulu. Yang penting pada foto thorak adalah apakah posisi
pengambilan foto adalah AnteroPosterior (AP) atau PosteroAnterior (PA). Karena posisi foto
akan sangat mempengaruhi pembacaannya. Foto AP berarti sinar X berasal dari bagian depan
tubuh dan film berada di belakang. Sementara foto PA berarti sinar X ada di belakang dan
film berada di bagian depan tubuh. Hal ini penting, karena semakin jauh letak organ dari film
maka gambaran foto yang didapat akan termagnifikasi (diperbesar) sehingga tidak sesuai
dengan keadaan sebenarnya. So yang lebih mendekati keadaan organ yang sebenarnya
adalah foto PA (jika kita menilai jantung dan paru, karena lebih dekat ke film).
Nah, bagaimana membedakan foto AP atau PA?
Pada foto AP clavicula akan tampak mendatar, scapula berada di dalam lapangan paru, dan
yang tampak depan adalah costae anterior. Sedangkan pada foto PA yang tampak depan
adalah costae posterior, clavicula menjungkit, dan scapula berada di luar lapangan paru.
Selanjutnya.
KEEMPAT
Untuk membaca foto rontgen prinsipnya adalah membandingkan keadaan kiri dan kanan, jadi
jika kita melihat suatu keadaan di bagian kanan maka bandingkan dengan bagian kirinya.
Selanjutnya untuk pembacaan dapat dilakukan dari dalam ke luar atau dari luar ke dalam
(saya sih lebih suka dari luar ke dalam ><). Tulisan ini dari pembacaan dibuat luar ke
dalam yah,,,
Pertama perhatikan soft tissuenya terlebih dahulu, apakah terdapat soft tissue swelling atau
tidak. Soft tissue swelling bisa terjadi misalnya pada trauma, tumor, dll.
Kemudian nilai tulang-tulang, intak atau tidak. Apakah ada kelainan, fraktur, destruksi, dan
lainnya. Fraktur bisa kita lihat dari putusnya kontinuitas jaringan tulang. Dari gambaran
rontgen ini dapat pula kita nilai jenis frakturnya. Destruksi bisa terjadi misal akibat metastasis
tumor ganas ke tulang sehingga tulang menjadi tidak utuh bahkan bisa hilang. Gambaran
metastasis yang ada dapat berupa gambaran radiolusen (hitam) atau radioopaque (putih) yang
abnormal pada gambaran tulang. Kelainan, misalnya lordosis, kifosis, atau scoliosis pada
vertebrae yang juga bisa kita nilai lewat foto rontgen.
Mediastinum dinilai normal atau tidak, apakah terdapat pembesaran atau tidak. Misal, adanya
tumor pada mediastinum akan menampakkan gambaran mediastinum yang melebar atau
tampak adanya massa pada mediastinum. Trakea juga dapat kita nilai. Trakea yang normalnya
berada di tengah, bisa mengalami pergeseran akibat desakan atau proses-proses lain.
Pleura, bagaimana sudut costofrenikusnya, lancip atau tumpul, normalnya lancip. Sudut
costofrenikus yang tumpul dapat menandakan suatu efusi pleura. Bisa juga berupa suatu
perselubungan atau massa yang belum bisa ditentukan. Sehingga untuk lebih jelasnya kita
bisa melihat foto lateralnya. Jelasnya, lokasi sudut costofrenikus lihat di gambar di bawah
ini,,,

Sketsa Thorak Normal

Kemudian nilai juga parenkim paru, keadaan hilus, corakan bronkovaskuler, dan apakah
terdapat lesi atau tidak. Hilus merupakan tempat keluar masuknya arteri dan vena pulmonalis,
bronkus, dan juga saluran limfe. Normalnya diameter hilus sama dengan diameter trakea.
Pada foto rontgen, hilus memberikan gambaran yang padat. Untuk corakan bronkovaskuler,
normalnya hanya terdapat pada 1/3 lapangan paru dari central pada dewasa, sedangkan pada
anak hanya 1/4 dari lapangan paru. Corakan bronkovaskuler yang meningkat dapat menjadi
suatu tanda suatu proses perandangan paru misalnya pada bronkitis, pneumonia, dll.
Kemudian lesi pada parenkim paru. Terdapat banyak gambaran lesi yang mungkin terjadi.
Misal pada Tuberkulosis (TB) bisa terdapat gambaran infiltrat, fibrotik, kavitas, dan lain-lain.
Proses TB aktif ditandai dengan adanya lesi kavitas atau infiltat. Sementara bekas TB lama
atau yang sudah tidak aktif lagi bisa tampak gambaran fibrotik berupa garis-garis
radioopaque dengan batas yang tegas. Bisa juga tampak gambaran metastasis pada parenkim
paru dengan adanya bentukan-bentukan lesi yang noduler, milier, koin, cannon ball, dll
(masalah lesi pada parenkim paru buanyakkk sangat,,, lengkapnya silahkan browsing lebih
lanjut, okeh ! )
Selanjutnya jantung, nilai besar dan ukurannya, normal atau tidak. Ukuran bisa kita nilai
dengan menghitung CTR (Cardio Thoracic Ratio), normalnya pada orang dewasa adalah
48%-50%, sedangkan pada anak-anak sebesar 52%-53%. Cara menghitungnya adalah a + b :
c. Jelasnya lihat gambar

CTR

Bidang anatomi
Bidang anatomi adalah bidang yang melalui tubuh dalam posisi anatomi:

Bidang median: bidang yang membagi tepat tubuh menjadi bagian kanan dan kiri.

Bidang sagital: bidang yang membagi tubuh menjadi dua bagian dari titik tertentu
(tidak membagi tepat dua bagian). Bidang ini sejajar dengan bidang median.

Bidang horizontal: bidang yang terletak melintang melalui tubuh (bidang X-Y).
Bidang ini membagi tubuh menjadi bagian atas (superior) dan bawah (inferior).

Bidang koronal: bidang vertikal yang melalui tubuh, letaknya tegak lurus terhadap
bidang median atau sagital. membagi tubuh menjadi bagian depan (frontal) dan
belakang (dorsal).

Istilah untuk perbandingan

Arah dan bidang anatomi pada seekor kanguru

Superior(=atas) atau kranial: lebih dekat pada kepala.

Contoh: Mulut terletak superior terhadap dagu.

Inferior(=bawah) atau kaudal: lebih dekat pada kaki.

Contoh: Pusar terletak inferior terhadap payudara.

Anterior(=depan): lebih dekat ke depan.

Contoh: Lambung terletak anterior terhadap limpa.

Posterior(=belakang): lebih dekat ke belakang.

Contoh: Jatung terletak posterior terhadap tulang rusuk.

Superfisial: lebih dekat ke/di permukaan.

Contoh: Otot kaki terletak superfisial dari tulangnya.

Profunda: lebih jauh dari permukaan.

Contoh: Tulang hasta dan pengumpil terletak lebih profunda dari otot lengan bawah.

Medial(=dalam)): lebih dekat ke bidang median.

Contoh: Jari manis terletak medial terhadap jari jempol.

Lateral(=luar): menjauhi bidang median.

Contoh: Telinga terletak lateral terhadap mata.

Proksimal(=atas): lebih dekat dengan batang tubuh atau pangkal.

Contoh: Siku terletak proksimal terhadap telapak tangan.

Distal(=bawah): lebih jauh dari batang tubuh atau pangkal.

Contoh: Pergelangan tangan terletak distal terhadap siku.

Gerakan anatomi
Pronasi dan Supinasi

Lengan yang melakukan gerakan fleksi dan pronasi.


Otot biceps brachii tidak berkontraksi penuh.

Lengan yang melakukan gerakan fleksi dan supinasi.


Otot biceps brachii berkontraksi penuh.

Istilah gerakan anatomi


Adanya persendian memungkinkan gerakan yang bermacam-macam. Berbagai gerak dengan
persendian dikontrol oleh kontraksi otot.

Fleksi dan ekstensi


Fleksi adalah gerak menekuk atau membengkokkan. Ekstensi adalah gerakan untuk
meluruskan. Contoh: gerakan ayunan lutut pada kegiatan gerak jalan. Gerakan ayunan ke
depan merupakan (ante)fleksi dan ayunan ke belakang disebut (retro)fleksi/ekstensi. Ayunan
ke belakang lebih lanjut disebut hiperekstensi.

Adduksi dan abduksi


Adduksi adalah gerakan mendekati tubuh. Abduksi adalah gerakan menjauhi tubuh. Contoh:
gerakan membuka tungkai kaki pada posisi istirahat di tempat merupakan gerakan abduksi

(menjauhi tubuh). Bila kaki digerakkan kembali ke posisi siap merupakan gerakan adduksi
(mendekati tubuh).

Elevasi dan depresi


Elevasi merupakan gerakan mengangkat, depresi adalah gerakan menurunkan. Contohnya:
Gerakan membuka mulut (elevasi) dan menutupnya (depresi)juga gerakan pundak keatas
(elevasi) dan kebawah (depresi)

Inversi dan eversi


Inversi adalah gerak memiringkan telapak kaki ke dalam tubuh. Eversi adalah gerakan
memiringkan telapak kaki ke luar. Juga perlu diketahui untuk istilah inversi dan eversi hanya
untuk wilayah di pergelangan kaki.

Supinasi dan pronasi


Supinasi adalah gerakan menengadahkan tangan. Pronasi adalah gerakan menelungkupkan.
Juga perlu diketahui istilah supinasi dan pronasi hanya digunakan untuk wilayah pergelangan
tangan saja

Endorotasi dan eksorotasi


Endorotasi adalah gerakan ke dalam pada sekililing sumbu panjang tulang yang bersendi
(rotasi). Sedangkan eksorotasi adalah gerakan rotas ke luar.

Anda mungkin juga menyukai