0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
8 tayangan3 halaman
a. Konseling, Informasi dan Edukasi Pasien
Pemberian informasi dan edukasi pasien diperlukan agar pasien mengerti tentang kondisi penyakit yang dihadapi dan dapat melakukan perubahan gaya hidup kearah yang positif.
b. Latihan Kekuatan dan Senam Aerobik
Latihan bermanfaat untuk menguatkan otot sekitar sendi yang akhirnya akan membantu pengurangan berat badan. Berenang, jalan kaki, bersepeda stasioner atau latihan beban ringan sangat dianjurkan karena terbukti mampu mengurangi rasa nyeri dan memperbaiki kekakuan sendi.2
c. Penurunan Berat Badan
Berkurangnya berat badan mengurangi beban yang disangga oleh sendi sehingga mengurangi nyeri sendi dan memperbaiki fungsi sendi.3
d. Penggunaan Alat Bantu
Alat bantu seperti sepatu penyerap goncangan, tongkat dll dipertimbangkan sebagai tambahan terapi untuk mengurangi rasa nyeri saat beraktivitas.
Pertimbangan penggunaan OAINS. Untuk penderita yang dengan cara-cara diatas ternyata gagal dalam pengurangan gejala nyeri secara adekuat , maka penggunaan bahan farmakologik alternatif atau tambahan perlu dipertimbangkan. Pemilihan obat tersebut sebaiknya didasarkan atas ada/tidaknya faktor risiko terjadinya toksisitas gastrointestinal dan renal. Data epidemiologik menunjukkan bahwa pada penderita usia > 65 tahun,maka 20-30% dari semua angka perawatan rumah sakit serta kematian disebabkan oleh ulkus peptik yang dikaitkan dengan penggunaan OAINS. Pada penderita usia lanjut maka toksisitas gastrointestinal tersebut ternyata berhubungan erat dengan dosis OAINS. Faktor risiko untuk perdarahan GI atas pada pengguna OAINS ialah usia > 65 ahun, riwayat tukak peptik atau perdarahan GI atas, pengunaan bersama glukokortikoid atau antikoagulan oral, adanya penyakit penyerta, dan pengguna alkohol atau perokok. (tabel 3)20-21. Faktor risiko untuk terjadinya gagal ginjal yang reversible pada penderita penyakit ginjal (biasanya didefinisikan dengan melihat kadar kreatinin serum > 2mg/dl) yang medapat terapi OAINS antara lain usia >65 tahun, hipertensi dengan/tanpa gagal jantung kongestif, penggunaan bersama diuretik dan inhibitor angiotensin-converting enzim22.
Selain pertimbangan toksisitas pada GI dan ginjal maka ada pertimbangan lain pada pemilihan obat pada OA yaitu adanya comorbitas dan terapi yang digunakan bersamaan serta kemungkinan efek samping dan biaya pengobatan.
Pengobatan awal pada penderita dengan risiko tinggi gangguan GI.
Untuk pemilihan obat pada penderita OA yang mempunyai risiko tinggi gangguan GI seperti perdarahan, perforasi atau obstruksi yang tidak responsif dengan pengobatan yang tersebut diatas maka dapat dipertimbangkan pemberian OAINS yang inhibitor selektif-COX-2 seperti celecoxib dan rofecocib23-24. Penelitian endoskopik menunjukkan bahwa kedua obat ini mempunyai insidens ulkus gastrodudenal yang lebih rendah dibandingkan OAINS nonselektif25-27. Keuntungan lain dari OAINS yang inhibitor selektif-COX-2 ialah tidak terpengaruhnya agregrasi trombosit dan waktu perdarahan. Hal ini merupakan hal yang menguntungkan bagi penderita OA yang akan menjalani pembedahan pada masa pre/perioperatif karena tidak diperlukan penghentian obat (sedangkan pada pengguna OAINS nonselektif diperlukan waktu penghentian obat sampai 2 minggu pra-bedah).
Tidak terpengaruhnya agregrasi trombosit dan waktu perdarahan menguntungkan pula bagi para pengguna warfarin8.
Akan tetapi sebagaimana halnya dengan OAINS nonselektif maka inhibitor selektif-COX-2 dapat mengakibatkan toksisitas renal. Penggunaan pada pasien hipertensi, gagal jantung kongestif dan insufisiensi renal ringan sampai sedang harus diberikan secara hati-hati , serta tidak diperbolehkan diberikan pada penderita insufisiensi renal berat8. Pada penderita yang mempunyai riwayat alergi sulfonamide maka penggunaan celecoxib merupakan kontra-indikasi8.
Sebagai alternatif bagi inhibitor spesifik-COX-2 maka dapat digunakan OAINS nonselektif yang dikombinasi dengan obat gastroprotektif6-7,21. Telah diketahui bahwa efek samping serius G
a. Konseling, Informasi dan Edukasi Pasien
Pemberian informasi dan edukasi pasien diperlukan agar pasien mengerti tentang kondisi penyakit yang dihadapi dan dapat melakukan perubahan gaya hidup kearah yang positif.
b. Latihan Kekuatan dan Senam Aerobik
Latihan bermanfaat untuk menguatkan otot sekitar sendi yang akhirnya akan membantu pengurangan berat badan. Berenang, jalan kaki, bersepeda stasioner atau latihan beban ringan sangat dianjurkan karena terbukti mampu mengurangi rasa nyeri dan memperbaiki kekakuan sendi.2
c. Penurunan Berat Badan
Berkurangnya berat badan mengurangi beban yang disangga oleh sendi sehingga mengurangi nyeri sendi dan memperbaiki fungsi sendi.3
d. Penggunaan Alat Bantu
Alat bantu seperti sepatu penyerap goncangan, tongkat dll dipertimbangkan sebagai tambahan terapi untuk mengurangi rasa nyeri saat beraktivitas.
Pertimbangan penggunaan OAINS. Untuk penderita yang dengan cara-cara diatas ternyata gagal dalam pengurangan gejala nyeri secara adekuat , maka penggunaan bahan farmakologik alternatif atau tambahan perlu dipertimbangkan. Pemilihan obat tersebut sebaiknya didasarkan atas ada/tidaknya faktor risiko terjadinya toksisitas gastrointestinal dan renal. Data epidemiologik menunjukkan bahwa pada penderita usia > 65 tahun,maka 20-30% dari semua angka perawatan rumah sakit serta kematian disebabkan oleh ulkus peptik yang dikaitkan dengan penggunaan OAINS. Pada penderita usia lanjut maka toksisitas gastrointestinal tersebut ternyata berhubungan erat dengan dosis OAINS. Faktor risiko untuk perdarahan GI atas pada pengguna OAINS ialah usia > 65 ahun, riwayat tukak peptik atau perdarahan GI atas, pengunaan bersama glukokortikoid atau antikoagulan oral, adanya penyakit penyerta, dan pengguna alkohol atau perokok. (tabel 3)20-21. Faktor risiko untuk terjadinya gagal ginjal yang reversible pada penderita penyakit ginjal (biasanya didefinisikan dengan melihat kadar kreatinin serum > 2mg/dl) yang medapat terapi OAINS antara lain usia >65 tahun, hipertensi dengan/tanpa gagal jantung kongestif, penggunaan bersama diuretik dan inhibitor angiotensin-converting enzim22.
Selain pertimbangan toksisitas pada GI dan ginjal maka ada pertimbangan lain pada pemilihan obat pada OA yaitu adanya comorbitas dan terapi yang digunakan bersamaan serta kemungkinan efek samping dan biaya pengobatan.
Pengobatan awal pada penderita dengan risiko tinggi gangguan GI.
Untuk pemilihan obat pada penderita OA yang mempunyai risiko tinggi gangguan GI seperti perdarahan, perforasi atau obstruksi yang tidak responsif dengan pengobatan yang tersebut diatas maka dapat dipertimbangkan pemberian OAINS yang inhibitor selektif-COX-2 seperti celecoxib dan rofecocib23-24. Penelitian endoskopik menunjukkan bahwa kedua obat ini mempunyai insidens ulkus gastrodudenal yang lebih rendah dibandingkan OAINS nonselektif25-27. Keuntungan lain dari OAINS yang inhibitor selektif-COX-2 ialah tidak terpengaruhnya agregrasi trombosit dan waktu perdarahan. Hal ini merupakan hal yang menguntungkan bagi penderita OA yang akan menjalani pembedahan pada masa pre/perioperatif karena tidak diperlukan penghentian obat (sedangkan pada pengguna OAINS nonselektif diperlukan waktu penghentian obat sampai 2 minggu pra-bedah).
Tidak terpengaruhnya agregrasi trombosit dan waktu perdarahan menguntungkan pula bagi para pengguna warfarin8.
Akan tetapi sebagaimana halnya dengan OAINS nonselektif maka inhibitor selektif-COX-2 dapat mengakibatkan toksisitas renal. Penggunaan pada pasien hipertensi, gagal jantung kongestif dan insufisiensi renal ringan sampai sedang harus diberikan secara hati-hati , serta tidak diperbolehkan diberikan pada penderita insufisiensi renal berat8. Pada penderita yang mempunyai riwayat alergi sulfonamide maka penggunaan celecoxib merupakan kontra-indikasi8.
Sebagai alternatif bagi inhibitor spesifik-COX-2 maka dapat digunakan OAINS nonselektif yang dikombinasi dengan obat gastroprotektif6-7,21. Telah diketahui bahwa efek samping serius G
a. Konseling, Informasi dan Edukasi Pasien
Pemberian informasi dan edukasi pasien diperlukan agar pasien mengerti tentang kondisi penyakit yang dihadapi dan dapat melakukan perubahan gaya hidup kearah yang positif.
b. Latihan Kekuatan dan Senam Aerobik
Latihan bermanfaat untuk menguatkan otot sekitar sendi yang akhirnya akan membantu pengurangan berat badan. Berenang, jalan kaki, bersepeda stasioner atau latihan beban ringan sangat dianjurkan karena terbukti mampu mengurangi rasa nyeri dan memperbaiki kekakuan sendi.2
c. Penurunan Berat Badan
Berkurangnya berat badan mengurangi beban yang disangga oleh sendi sehingga mengurangi nyeri sendi dan memperbaiki fungsi sendi.3
d. Penggunaan Alat Bantu
Alat bantu seperti sepatu penyerap goncangan, tongkat dll dipertimbangkan sebagai tambahan terapi untuk mengurangi rasa nyeri saat beraktivitas.
Pertimbangan penggunaan OAINS. Untuk penderita yang dengan cara-cara diatas ternyata gagal dalam pengurangan gejala nyeri secara adekuat , maka penggunaan bahan farmakologik alternatif atau tambahan perlu dipertimbangkan. Pemilihan obat tersebut sebaiknya didasarkan atas ada/tidaknya faktor risiko terjadinya toksisitas gastrointestinal dan renal. Data epidemiologik menunjukkan bahwa pada penderita usia > 65 tahun,maka 20-30% dari semua angka perawatan rumah sakit serta kematian disebabkan oleh ulkus peptik yang dikaitkan dengan penggunaan OAINS. Pada penderita usia lanjut maka toksisitas gastrointestinal tersebut ternyata berhubungan erat dengan dosis OAINS. Faktor risiko untuk perdarahan GI atas pada pengguna OAINS ialah usia > 65 ahun, riwayat tukak peptik atau perdarahan GI atas, pengunaan bersama glukokortikoid atau antikoagulan oral, adanya penyakit penyerta, dan pengguna alkohol atau perokok. (tabel 3)20-21. Faktor risiko untuk terjadinya gagal ginjal yang reversible pada penderita penyakit ginjal (biasanya didefinisikan dengan melihat kadar kreatinin serum > 2mg/dl) yang medapat terapi OAINS antara lain usia >65 tahun, hipertensi dengan/tanpa gagal jantung kongestif, penggunaan bersama diuretik dan inhibitor angiotensin-converting enzim22.
Selain pertimbangan toksisitas pada GI dan ginjal maka ada pertimbangan lain pada pemilihan obat pada OA yaitu adanya comorbitas dan terapi yang digunakan bersamaan serta kemungkinan efek samping dan biaya pengobatan.
Pengobatan awal pada penderita dengan risiko tinggi gangguan GI.
Untuk pemilihan obat pada penderita OA yang mempunyai risiko tinggi gangguan GI seperti perdarahan, perforasi atau obstruksi yang tidak responsif dengan pengobatan yang tersebut diatas maka dapat dipertimbangkan pemberian OAINS yang inhibitor selektif-COX-2 seperti celecoxib dan rofecocib23-24. Penelitian endoskopik menunjukkan bahwa kedua obat ini mempunyai insidens ulkus gastrodudenal yang lebih rendah dibandingkan OAINS nonselektif25-27. Keuntungan lain dari OAINS yang inhibitor selektif-COX-2 ialah tidak terpengaruhnya agregrasi trombosit dan waktu perdarahan. Hal ini merupakan hal yang menguntungkan bagi penderita OA yang akan menjalani pembedahan pada masa pre/perioperatif karena tidak diperlukan penghentian obat (sedangkan pada pengguna OAINS nonselektif diperlukan waktu penghentian obat sampai 2 minggu pra-bedah).
Tidak terpengaruhnya agregrasi trombosit dan waktu perdarahan menguntungkan pula bagi para pengguna warfarin8.
Akan tetapi sebagaimana halnya dengan OAINS nonselektif maka inhibitor selektif-COX-2 dapat mengakibatkan toksisitas renal. Penggunaan pada pasien hipertensi, gagal jantung kongestif dan insufisiensi renal ringan sampai sedang harus diberikan secara hati-hati , serta tidak diperbolehkan diberikan pada penderita insufisiensi renal berat8. Pada penderita yang mempunyai riwayat alergi sulfonamide maka penggunaan celecoxib merupakan kontra-indikasi8.
Sebagai alternatif bagi inhibitor spesifik-COX-2 maka dapat digunakan OAINS nonselektif yang dikombinasi dengan obat gastroprotektif6-7,21. Telah diketahui bahwa efek samping serius G
Pemberian informasi dan edukasi pasien diperlukan agar pasien mengerti tentang kondisi penyakit yang dihadapi dan dapat melakukan perubahan gaya hidup kearah yang positif. b. Latihan Kekuatan dan Senam Aerobik Latihan bermanfaat untuk menguatkan otot sekitar sendi yang akhirnya akan membantu pengurangan berat badan. Berenang, jalan kaki, bersepeda stasioner atau latihan beban ringan sangat dianjurkan karena terbukti mampu mengurangi rasa nyeri dan memperbaiki kekakuan sendi.2 c. Penurunan Berat Badan Berkurangnya berat badan mengurangi beban yang disangga oleh sendi sehingga mengurangi nyeri sendi dan memperbaiki fungsi sendi.3 d. Penggunaan Alat Bantu Alat bantu seperti sepatu penyerap goncangan, tongkat dll dipertimbangkan sebagai tambahan terapi untuk mengurangi rasa nyeri saat beraktivitas. Pertimbangan penggunaan OAINS. Untuk penderita yang dengan caracara diatas ternyata gagal dalam pengurangan gejala nyeri secara adekuat , maka penggunaan bahan farmakologik alternatif atau tambahan perlu dipertimbangkan. Pemilihan obat tersebut sebaiknya didasarkan atas ada/tidaknya faktor risiko terjadinya toksisitas gastrointestinal dan renal. Data epidemiologik menunjukkan bahwa pada penderita usia > 65 tahun,maka 20-30% dari semua angka perawatan rumah sakit serta kematian disebabkan oleh ulkus peptik yang dikaitkan dengan penggunaan OAINS. Pada penderita usia lanjut maka toksisitas gastrointestinal tersebut ternyata berhubungan erat dengan dosis OAINS. Faktor risiko untuk perdarahan GI atas pada pengguna OAINS ialah usia > 65 ahun, riwayat tukak peptik atau perdarahan GI atas, pengunaan bersama glukokortikoid atau antikoagulan oral, adanya penyakit penyerta, dan pengguna alkohol atau perokok. (tabel 3)20-21. Faktor risiko untuk terjadinya gagal ginjal yang reversible pada penderita penyakit ginjal (biasanya didefinisikan dengan melihat kadar kreatinin serum > 2mg/dl) yang medapat terapi OAINS antara lain usia >65 tahun, hipertensi dengan/tanpa gagal jantung kongestif, penggunaan bersama diuretik dan inhibitor angiotensin-converting enzim22. Selain pertimbangan toksisitas pada GI dan ginjal maka ada pertimbangan lain pada pemilihan obat pada OA yaitu adanya comorbitas dan terapi yang digunakan bersamaan serta kemungkinan efek samping dan biaya pengobatan. Pengobatan awal pada penderita dengan risiko tinggi gangguan GI.
Untuk pemilihan obat pada penderita OA yang mempunyai risiko tinggi
gangguan GI seperti perdarahan, perforasi atau obstruksi yang tidak responsif dengan pengobatan yang tersebut diatas maka dapat dipertimbangkan pemberian OAINS yang inhibitor selektif-COX-2 seperti celecoxib dan rofecocib23-24. Penelitian endoskopik menunjukkan bahwa kedua obat ini mempunyai insidens ulkus gastrodudenal yang lebih rendah dibandingkan OAINS nonselektif25-27. Keuntungan lain dari OAINS yang inhibitor selektif-COX-2 ialah tidak terpengaruhnya agregrasi trombosit dan waktu perdarahan. Hal ini merupakan hal yang menguntungkan bagi penderita OA yang akan menjalani pembedahan pada masa pre/perioperatif karena tidak diperlukan penghentian obat (sedangkan pada pengguna OAINS nonselektif diperlukan waktu penghentian obat sampai 2 minggu pra-bedah). Tidak terpengaruhnya agregrasi trombosit dan waktu perdarahan menguntungkan pula bagi para pengguna warfarin8. Akan tetapi sebagaimana halnya dengan OAINS nonselektif maka inhibitor selektif-COX-2 dapat mengakibatkan toksisitas renal. Penggunaan pada pasien hipertensi, gagal jantung kongestif dan insufisiensi renal ringan sampai sedang harus diberikan secara hati-hati , serta tidak diperbolehkan diberikan pada penderita insufisiensi renal berat8. Pada penderita yang mempunyai riwayat alergi sulfonamide maka penggunaan celecoxib merupakan kontra-indikasi8. Sebagai alternatif bagi inhibitor spesifik-COX-2 maka dapat digunakan OAINS nonselektif yang dikombinasi dengan obat gastroprotektif6-7,21. Telah diketahui bahwa efek samping serius GI atas pada pasien usia-lanjut sangat tergantung pada dosis. Oleh karena itu apabila OAINS nonselektif akan digunakan sebaiknya dimulai dengan dosis kecil (dosis analgetik) dan hanya ditingkatkan sampai dosis antiinflamasi apabila dengan dosis rendah tidak tercapai penurunan rasa nyeri yang adekuat. Pada pasien yang mempunyai risiko tinggi terjadinya efek samping serius GI atas maka obat gastroprotektif harus diberikan walaupun OAINS nonselektif diberikan dalam dosis rendah. Obat gastroprotektif yang dianjurkan ialah misoprostol dengan dosis 20mg, 4x sehari, yang dapat menurunkan insidens ulkus, perforasi, perdarahan dan obstruksi sebesar 51 %28. Efek samping misoprostol ialah diare dan kembung yang biasanya berhubungan dengan dosis. Sebagai alternatif pengganti misoprostol dapat digunakan famotidin atau omeprazol29-31. Famotidin diberikan pada dosis tinggi, sedangkan omeprazol baik pada dosis 20 mg/hari maupun dalam dosis 40 mg/hari mempunyai efektivitas yang sama. Omeprazol belum disetujui oleh FDA untuk digunakan sebagai profilaksis, tetapi kenyataannya sudah digunakan secara luas.
Selain efek samping pada mukosa GI maka OAINS nonselektif
menghambat agregrasi trombosit dan meningkatkan risiko untuk terjadinya perdarahan. Salisilat nonasetilat (misalnya choline magnesium trisilikat,salsalat) tidak disertai dengan efek antiplatelet atau toksisitas renal, sehingga dapat dipertimbangkan diberikan pada penderita risiko tinggi. Akan tetapi adanya efek samping ototoksisitas dan toksisitas susunan saraf pusat pada dosis terapeutik membuat obat ini menjadi terbatas penggunaanya32. Suntikan hialuronan intraartikuler. Pada berbagai uji klinik terbukti bahwa penyuntikan preparat hialuronan intrartikuler dapat mengurangi nyeri yang sebanding dengan OAINS oral33. Bila dibandingkan dengan suntikan glukokortikoid intraartikuler maka obat ini relatif sebanding bahkan sedikit lebih baik. Suntikan hialuronan intraartikuler diindikasikan pada penderita yang tidak responsif dengan pengobatan nonfarmalogik atau analgetik sederhana. Suntikan hialuronan intraartikuler dapat pula digunakan bagi penderita yang mempunyai kontra indikasi terhadap OAINS baik yang selektif maupun yang tidak selektif , yang tidak responsif dengan OAINS dan yang menunjukkan efek samping OAINS. Rasa nyeri ringan sampai sedang sering timbul pada lokasi suntikan yang hilang setelah bebarapa saat. Data yang menunjukkan berapa kali suntikan perlu diberikan agar tercapai efektivitas terbaik masih sangat terbatas, umumnya penyuntikan dilakukan seminggu sekali sebanyak 5 6 suntikan. Tindakan arthroscopic debridement dengan atau tanpa artroplasti telah banyak dilakukan. Artroplasti total telah terbukti dapat menghilangkan rasa nyeri dan perbaikan fungsi pada sebagian besar pasien OA38. Pada kasus tertentu yang belum mempunyai indikasi artroplasti maka tindakan osteotomi dapat menghilangkan nyeri dan mencegah progresivitas penyakit. Artroplasti memang belum tentu menyembuhkan 100% namun dapat membantu memperbaiki fungsi sendi, biasanya dilakukan pada pinggul atau lutut, keduanya adalah tulang yang menopang sebagian besar berat tubuh. Terkadang, dilakukan pada sendi di tangan untuk menyembuhkan artritis. Artroplasti sebaiknya dilakukan jika : Gejala tidak membaik setelah penggunaan obat-obatan, injeksi sendi dan terapi fisik. Nyeri bertambah parah. Beberapa efek samping dari artroplasti adalah : Infeksi. Pembekuan darah. Sendi menjadi longgar.