Anda di halaman 1dari 3

Beda Bipolar dengan Gangguan Kepribadian Borderline

Oleh : dr. Aimee Nugroho


"Saya didiagnosis menderita bipolar tipe 2 sekitar beberapa tahun lalu. Namun karena
gejala gangguan bipolar mirip dengan gangguan kepribadian borderline, maka sulit
membedakannya. Yang terakhir ternyata saya didiagnosis dengan gangguan kepribadian
borderline." - Maia (bukan nama sebenarnya), 35 tahun.
Gangguan kepribadian borderline seringkali disebut sebagai saudara dari bipolar
("bipolar's sister"). Seringkali terjadi diagnosis tumpang tindih diantara keduanya. Salah
satu alasan diagnosis yang tumpang tindih ini adalah karena ada persamaan di antara
kedua gangguan ini yaitu dalam hal regulasi pengendalian mood. Apa sebenarnya
perbedaan antara gangguan bipolar dan gangguan kepribadian borderline ?

Berikut

adalah perbedaan diantara Gangguan Bipolar dengan Gangguan Kepribadian Borderline :


1. BAGAIMANA DAN KAPAN GEJALA MOOD MULAI
Gangguan kepribadian borderline menunjukkan pola respon yang sulit dan inefektif serta
kesulitan interaksi dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Hal ini sudah
berkembang sejak remaja atau lebih awal. Gejala ini selalu ada karena merupakan ciri
kepribadian dasar dari orang tersebut.
Sedangkan gangguan bipolar, termasuk gangguan bipolar tipe 2, merupakan suatu
kondisi dimana pola emosi dan perilaku yang berubah dari keseharian pasien. Ini adalah
suatu fitur diagnostik inti. Sebagai contoh di DSM 5 terdapat syarat adanya episode
hipomanik sebagai "perubahan fungsi yang bukan merupakan karakteristik dari individu
ketika tidak sedang menunjukkan gejala hipomanik"
2. WAKTU DAN POLA GEJALA MOOD
Orang yang hidup dengan gangguan kepribadian borderline berjuang
mengatasi kesulitan pengendalian emosi. Mereka sering kali berespon berlebihan,
bereaksi seperti sedang tersakiti hebat, dan penuh emosi terhadap suatu masalah
pencetus yang sebenarnya merupakan masalah kecil dan tidak perlu berespon sampai
sebegitunya. Mereka berjuang lama mengatasi kemarahan, kesedihan, dan kecemasan,
kadang dengan perilaku kemarahan yang meledak. Hal ini sering terjadi dalam
kesehariannya, dan perubahan mood tersebut dapat berubah dari menit ke menit atau
dari jam ke jam. Perubahan mood ini dapat dicetuskan oleh sesuatu, seperti rasa
frustrasi, atau merasa ditolak, atau ketakutan akan ditinggalkan (fear of rejection and
fear of abandonment).
Perubahan mood gangguan bipolar dapat terjadi dalam hitungan harian atau mingguan
daripada menit ke jam. Hipomania atau mania dan gejala depresif adalah suatu
perubahan dari keadaan pasien biasanya dan terjadi untuk periode waktu yang lebih
lama. Episode manik atau depresif dapat dicetuskan oleh suatu peristiwa stresful, atau
juga bisa tanpa pencetus.

3. TIPE GEJALA GANGGUAN MOOD


Gangguan mood pada ganggaun kepribadian borderline cenderung berupa perasaan
iritabel, seperti mudah tersinggung, rewel, mudah marah, sedih, merasa hampa, dan
juga kecemasan. Perasaan tersebut terjadi dalam keseharian dan muncul sejak lama
karena merupakan bagian dari kepribadiannya. Pada gangguan kepribadian borderline,
euforia bukan merupakan syarat diagnosis.
Untuk mendiagnosis gangguan bipolar, seseorang paling tidak harus memiliki 1 episode
mania atau hipomania. Gejala mood pada gangguan bipolar - secara spesifik mania atau
hipomania- hampir selalu terdapat periode euforia dan pikiran grandiose, sehingga tidak
hanya berupa kemarahan seperti pada gangguan kepribadian borderline. Euforia adalah
perasaan gembira berlebihan. Ide pikiran grandiose adalah ketika seseorang merasa
percaya diri berlebihan dan merasa dirinya hebat.
4. IMPULSIVITAS
Impulsivitas sering ditemukan pada gangguan kepribadian borderline dan merupakan
bagian dari keseharian mereka. Impulsivitas ini menyebabkan ia sulit mengontrol dan
mengendalikan sikap perilaku. Contohnya ia mudah sekali marah, dan melakukan tindak
kekerasan kepada pasangan dan anak. Hal ini merupakan bagian dari tantangan hidup
sehari-hari pada orang dengan gangguan kepribadian bordeline.
Pada gangguan bipolar, impulsivitas terjadi ketika seseorang dalam periode manik atau
hipomanik. Gejala impulsivitas ini tidak terjadi sejak dulu, karena bukan merupakan sifat
dasar dari orang tersebut. Bila memang orang tersebut biasanya impulsif, untuk bisa
dikualifikasikan sebagai manik atau hipomanik maka gejala tersebut memburuk selama
suatu periode waktu
MENGAPA SERING BINGUNG?
Bipolar tipe 2 sering berupa episode depresif yang berulang yang disertai periode
gembira berlebihan (hipomania) diantaranya. Baik bipolar maupun gangguan kepribadian
borderline, sama-sama sering ditemukan kesedihan dan perasaaan kosong seperti gejala
depresi. Bedanya, pada gangguan kepribadian borderline kesedihan itu bersifat lama dan
kronis.
DAPATKAH TERJADI SECARA BERSAMAAN ?
Orang dengan gangguan kepribadian borderline beresiko tinggi terkena gangguan
depresi mayor dan gangguan cemas. Mereka juga dapat terkena gangguan bipolar,
namun gejala tersebut harus nyata berbeda dari keseharian pasien agar bisa didiagnosis
sebagai gangguan bipolar.
Demikianlah perbedaan gangguan bipolar dengan gangguan kepribadian borderline.
Apabila anda mendapatkan diagnosis yang berbeda dari dokter anda, anda dapat

berbicara dengan dokter anda dan menanyakan alasannya. Anda berhak mengerti
diagnosis anda dan mendapatkan jawaban atas kebingungan anda.

Anda mungkin juga menyukai