Anda di halaman 1dari 12

SURAT KEPUTUSAN

DIREKTUR RSB. PERMATA SARANA HUSADA


NO : 08/SK-DIR/PPI/RSB-PSH/IX/2015
TENTANG
KEBIJAKAN PENATALAKSANAAN KEBERSIHAN RUMAH SAKIT
DI RSB. PERMATA SARANA HUSADA

Menimbang :
a.

Bahwa dalam upaya peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit


Bersalin Permata Sarana Husada

b.

maka diperlukan pengelolaan

Penatalaksanaa nKebersihan di Rumah Sakit yang bermutu tinggi.


Bahwa agar pengelolaan Penatalaksanaan Kebersihan di Rumah
Sakit Bersalin Permata Sarana Husada dapat terlaksana dengan baik,
perlu adanya panduan Direktur Rumah Sakit Bersalin Permata
Sarana

Husada

sebagai

landasan

bagi

penyelenggaraan

Penatalaksanaan Kebersihan di Rumah Sakit Bersalin Permata


c.

Sarana Husada.
Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a
dan b, perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit
Bersalin Permata Sarana Husada.

Mengingat:
1. Undang-undangRepublik

Indonesia

Nomor

36

Tahun

2009

TentangKesehatan
2. Undang-undangRepublik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang
Rumah Sakit.
3. Keputusan Menteri Kesehatan 1204 Tahun 2004 Tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 382 Tahun 2007 Tentang
Pelaksanaan PPI di RS dan FPK lain

Menetapkan
Kesatu
:

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN PERMATA


SARANA HUSADA TENTANG PEMBERLAKUAN KEBIJAKAN

PENATALAKSANAAN KEBERSIHAN RUMAH SAKIT BERSALIN


Kedua

PERMATA SARANA HUSADA


memberlakukan Kebijakan Penatalaksanaan Kebersihan Rumah Sakit
Bersalin Permata Sarana Husada sebagaimana tercantum dalam Lampiran

Ketiga

keputusan ini.
Dengan dikeluarkannya Peraturan Direktur Rumah Sakit Bersalin Permata
Sarana Husada ini, maka apabila terdapat peraturan yang bertentangan
dengan peraturan Direktur Rumah Sakit ini maka peraturan peraturan yang

Keempat

terdahulu dinyatakan tidak berlaku.


Apabila dikemudian hari terdapat kekurangan dan atau kekeliruan dalam
Peraturan Direktur Rumah Sakit Bersalin Permata Sarana Husada ini maka
akan diadakan perubahan dan perbaikan sebagaimana semestinya.

Ditetapkan
: Di Tangerang Selatan
PadaTanggal
: 15 Oktober 2015
RUMAH SAKIT BERSALIN PERMATA SARANA HUSADA

dr. Novi Gracia, SpOG


Direktur

LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR RSB. PERMATA SARANA HUSADA
NOMOR
: 08/SK-DIR/PPI/RSB-PSH/IX/2015
TANGGAL : 01 OKTOBER 2015
TENTANG : KEBIJAKAN PENATALAKSANAAN KEBERSIHAN DI RUMAH
SAKIT
1. PENDAHULUAN
a. Penularan penyakit infeksius dapat mudah ditularkan melalui petugas medis dan
peralatan yang digunakan. Hal ini dibuktikan dengan adanya beberapa laporan

kejadian luar biasa dan beberapa contoh kasus dari hasil penelitian menyatakan bahwa
wabah penyakit tersebut terkait antara kondisi lingkungan yang buruk dan petugas
yang tidak dibekali dengan pendidikan penanganan infeksi. Penularan infeksi dapat
terjadi karena kontak langsung dengan lingkungan yang terkontaminasi melalui
tangan atau pun peralatan setelah menyentuh pasien.
b. Tingkat pembersihan yang diperlukan tergantung pada obyek yang terlibat dan tingkat
resiko kontaminasi, contohnya permukaan yang mungkin terkontaminasi dengan
infeksi atau peralatan medis membutuhkan penanganan pembersihan yang berbeda
terutama pada setiap peralatan yang digunakan dan lingkungan pasien. Semua
peralatan yang berada di lingkungan pasien harus dibersihkan secara teratur.
Pembersihan secara detail (general cleaning) wajib dilakukan terutama pada saat
terjadi tumpahan cairan tubuh pasien dan penggunaan peralatan pasien yang
digunakan bergantian (reusable), terutama pasien perawatan khusus.
2. TUJUAN
a. Semua staff wajib memahami dan melaksanakan prosedur RSB. Permata Sarana
Husada memastikan bahwa prosedur dapat dijalankan dan diterapkan dengan baik.
b. Untuk mengurangi resiko infeksi di seluruh lingkungan RSB. Permata Sarana Husada
3. RUANG LINGKUP
a. Kebijakan ditetapkan oleh Rumah Sakit Bersalin Permata Sarana Husada dan wajib di
sosialisasikan serta dilaksanakan, berlaku untuk semua pekerja maupun staff yang
terlibat langsung dalam lingkup kegiatan ini.
b. Semua staff (terutama staff kebersihan) wajib mengetahui tugas dan tanggung jawab
tentang pelaksanaan kebersihan lingkungan Rumah Sakit Bersalin Permata Sarana
Husada.
c. Rumah Sakit Bersalin Permata Sarana Husada harus menetapkan prinsip-prinsip
kebijakan standar minimum dalam layanan pekerjaan kebersihan, yang harus
dijabarkan secara spesifik dan dicantumkan dalam kontrak kerja dengan perusahaan
out sourcing kebersihan.

4. ORGANISASI DAN TANGGUNG JAWAB


a.Direktur bertanggung jawab untuk memastikan bahwa mekanisme ini di laksanakan
secara keseluruhan, dilakukan pemantauan dan melakukan revisi kebijakan bila
diperlukan yang menyangkut mengenai hak-hak pasien. Kebijakan ini harus dapat di
pahami, mudah di akses bagi seluruh karyawan yang terkait. Direktur Rumah Sakit
mendelegasikan pelaksanaan mekanisme secara keseluruhan kepada Kepala Bidang.
b.
Kepala Bidang memastikan seluruh Kordinator Unit untuk:
1) Menerapkan kebijakan di area yang menjadi tanggung jawab masing-masing.
2) Memastikan pelaksanaan kebijakan ini dilaksanakan dengan baik
3) Mengidentifikasi dan mengalokasikan sumber daya yang tepat untuk menjalankan
kebijakan ini.
4) Memastikan semua staff dibawah pengawasan mereka yang telah mengikuti
pelatihan yang berkesinambungan dan terjadwal dengan baik.

5) Memastikan bahwa semua staff mengetahui kebijakan ini


c.Kordinator Unit
1) Menekankan pentingnya kebijakan ini.
2) Memastikan seluruh staff untuk menghadiri sesi pelatihan yang berkaitan dengan
kebersihan.
3) Memastikan seluruh staff melaksanakan kebijakan dengan benar.
4) Menjalin hubungan yang erat dengan tim pengendalian infeksi dan petugas
kebersihan.
d.
Seluruh staff
1) Kebijakan ini dilaksanakan secara utuh dengan penuh tanggung jawab, tanpa
penundaan.
2) Semua staff harus mengerti dengan kebijakan ini.
3) Semua staff harus memastikan bahwa mereka mengikuti pelatihan pengendalian
infeksi.
e.Panitia Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi
1)

2)

Panitia Pencegahan dan pengendalian infeksi memiliki tanggung jawab untuk


memastikan bahwa kebijakan ini akan mematuhi petunjuk dan bimbingan dari
Departemen Kesehatan dan badan badan Internasional.
Panitia Pencegahan dan pengendalian Infeksi akan menjamin untuk :
Mengembangkan dan menerapkan kebijakan tentang Pengelolaan Pengendalian
Infeksi.
Peninjauan kebijakan berdasarkan peraturan Departemen Kesehatan dan
peraturan Pemerintah lainnya.
Mengembangkan dan menerapkan semua SPO untuk mendukung kebijakan ini.

5. PRINSIP PEMBERSIHAN LINGKUNGAN SECARA HARIAN


a. Pembersihan permukaan umum dapat dibagi dua kelompok : Pembersihan yang
tidak kontak langsung dengan tangan (lantai dan langit-langit) dan Pembersihan
melakukan kontak langsung dengan tangan atau kulit (permukaan yang sering
disentuh atau permukaan yang beresiko tinggi seperti tempat tidur pasien, lemari
furniture, dll).
b. Jadwal dan program kebersihan yang dibuat telah disetujui dan disahkan oleh
Manajemen.
c. Rumah Sakit Petukangan menggunakan tenaga pihak outsource untuk
melaksanakan program kebersihan di rumah sakit, seluruh system dan prosedur
kerja pembersihan harus didokumentasikan dan diketahui secara detail dengan
baik, dan prosedurnya harus meliputi kegiatan sebagai berikut :
1) Minimum cleaning frenquencies and methods : adalah semua metode / cara
pembersihan ruangan yang akan dilakukan oleh pihak outsource harus sesuai
dengan minimum standar pembersihan yang telah dibuat oleh pihak Rumah
Sakit.
2) Staffing : meliputi jadwal kerja para staff baik berupa jam kerja setiap shift
maupun jumlah staff yang hadir, jadwal kerja harus meliputi jumlah petugas
yang libur dan petugas Relifer / pengganti off dan memuat jadwal kerja para
pengawas dan jabatan Manajer.

3) Equipment : Rumah Sakit menyediakan peralatan kerja yang digunakan untuk


melakukan tugas rutin harian baik berupa peralatan habis pakai maupun
peralatan lainnya.
4) Management of the cleaning services: meliputi manajemen kebersihan yang
harus diterapkan oleh outsourcedalam mengelola kebersihan terutama pada
tingkat pengawasan yang menyeluruh diseluruh bagian dan area Rumah sakit.
Semua fasilitas klinis (misalnya bangsal, unit-unit layanan kesehatan, klinik rawat jalan,
ruang operasi) harus memiliki jadwal pembersihan khusus yang komprehensif. Selain itu
harus memuat nama petugas yang bertanggung jawab untuk membersihkan, frekuensi
pembersihan dan metode yang akan digunakan.
Tambahan lainnya adalah memastikan bahwa semua peralatan pembersih dibersihkan dan
dipelihara dengan baik yang dilakukan dengan cara pengecekan harian sebelum akhir
shift.

6. MENENTUKAN TINGKAT RESIKO DALAM PEMBERSIHAN RUANGAN


Sebelum melakukan pembersihan maka perlu diketahui tingkat / level dari resiko ruangan
yang akan dibersihkan yang semuanya tercantum dalam Classifying the Risk, hal ini
dibutuhkan untuk mengetahui tindakan apa saja yang akan dilakukan pada saat melakukan
pekerjaan di area tersebut, resiko kaitannya dengan resiko penyakit yang akan terjadi
apabila memasuki area tersebut.
Tingkat Resiko
Sangat Tinggi

Tingkat Pekerjaan
yang dibutuhkan
Resiko sangat tinggi
dibutuhkan standar
membersihkan yang
sangat tinggi dengan
melalui
pembersihan yang
intensif
dan
dilakukan sesering
mungkin. Apabila
terjadi suatu wabah
penyakit
menular
misalnya
infeksi
Gastroenteritis atau
multi
resisten
organism, unit atau
ruangan
yang
terkena
dapat
langsung
dikategorikan
sebagai
resiko
sangat tinggi yang

Nama Ruangan Tingkat

Kamar Operasi/OK
HCU
Ruang Isolasi

Pemeriksaan
Pengontrolan
Harian

Resiko tinggi

Signifikan resiko

Resiko Rendah

dipakai
sebagai
acuan
untuk
melakukan jadwal
pembersihan.
Melakukan jadwal
kebersihan
secara
rutin dan berkala
dengan
metode
pembersihan
berlanajut ke setiap
ruang.
di
area
ini
memerlukan standar
kebersihan
yang
tinggi dengan alsan
kebersihan
dan
estetika.
Pengontrolan haarus
sering
dilakukan
dengan
metode
pembersihan
berlanjut ke setiap
ruang secara teratur
dan bergantian.

Harian
Emergency /IGD
Ruang Sterilisasi & Mingguan
daerah steril lainnya
Laboratorium

dan

Harian
Area kamar perawatan
Mingguan
Nurse station
Dapur
Kantin
Laboratorium
Radiologi
(kecuali
melakukan prosedur
invasive)
Ruang umum
Rawat jalan
Farmasi
Ruang tindakan
Ruang tunggu
Ambulance
Di daerah
Periodik
Ruang Administrasi
Ini
memerlukan Rekam Medis (MR)
standar kebersihan Area Luar
yang tinggi untuk
alasan hygiene dan
estetika.
Kebersihan
harus
selalu di pelihara
dan
dilakukan
secara regular dan
dengan
metode
pembersihan
berlanjut ke setiap
ruang secara teratur
dan bergantian.

dan

7. CLEANING
a. Pembersihan permukaan lantai pada umumnya dapat di lakukan hanya dengan
menggunakan campuran air hangat dan dengan deterjen sesuai petunjuk
pemakaian, permukaan yang di maksud meliputi lantai, dinding, serta bidang
-bidang lainnya. Setiap pembersihan selalu di akhiri dengan proses pengeringan
pada permukaan tersebut secara menyeluruh.

b. Minimal standar pembersihan (Minimal Touch surfaces)


1) Yaitu standar Kebersihan Minimal yang harus dilakukan dengan menggunakan
jadwal pembersihan yang baku, proses pembersihannya menggunakan
Chemical deterjen berfungsi untuk melakukan pembersihan permukaan lantai
dan pada permukaan lainnya (dinding, furniture, aksesoris di ruangan public
atau umum. Lakukan juga dengan pengepelan / Damp mopping pada
permukaan lantai, selain itu dapat juga melakukan dry Mopping.
2) Dinding dan Tirai jendela / curtain harus secara teratur dicuci dan
digantidengan menggunakan deterjen, pekerjaan ini dilakukan sesuai jadwal
pembersihan dan dapat juga segera dilakukan apabila sudah terlihat kotor atau
terkena noda cairan atau debu, atau pada kasus terkena cairan tubuh pasien.
Wastafel harus sering dibersihkan dengan larutan deterjen yang sesuai.
c. Pembersihan Permukaan yang harus sering dibersihkan (Frequently touch
surfaces) :
1) Yaitu permukaan yang dekat dengan pasien dan sering disentuh permukaanya
terutama di area perawatan pembersihannya harus sering dibersihkan, tingkatan
pembersihannya diatas dari standar minimal touch surfaces. Contoh diatas
adalah pada area seperti : handle pintu, bedrails, meja tempat tidur / lemari
nakas, stop kontak, lampu atas / panel, dan daerah dinding di sekitar toilet di
ruang pasien.
2) Dapat dibersihkan denga larutan deterjen sesuai dengan petunjuk dan
pemakaiannya.
8. PEWARNAAN PERALATAN PEMBERSIH (YANG DAPAT DIGUNAKAN
KEMBALI / REUSABLE)
a. Identifikasi peralatan pembersih harus dilakukan dengan menggunakan kode
warna pada setiap area yang berbeda hal ini wajib di lakukan pada bangunan
klinis / rumah sakit.
b. Identifikasi yang tegas berupa kode warna yang ditempelkan pada berbagai
peralatan pembersih, merupakan metode yang paling efektif untuk membatasi
peralatan hanya digunakan untuk daerah masing-masing di setiap area rumah
sakit.
c. Coding warna harus ditempelkan atau direkatkan pada semua permukaan
peralatan (dengan sifat dapat digunakan kembali) di antaranya : tangkai pel,
ember, lap.
d. Penyedia layanan Outsorce Cleaning service harus menyediakan kode warna alatalat kebersihannya yang meliputi hal berikut :
1) Instalasi Rawat Inap & IGD KUNING
2) Toilet MERAH
3) Dapur / Kantin HIJAU
4) Area Publik BIRU
5) OK PUTIH
e. Penggunaan desinfektan

1) Penggunaan desinfektan berfungsi untuk mencegah adanya kontaminasi


kotoran padapermukaan yang penyebarannya dengan melakukan transmisi ke
tempat lain sesuai rekomendasi dari Panitia Pencegahan pengendalian Infeksi.
Metode pembersihan permukaan benda atau ruangan dilakukan dengan
cairan pembersih yang mengandung deterjen atau gunakan desinfektan
untuk permukaan infeksius.

Langkah-langkah pembersihan perlu diperhatikan terutama saat


menggunakan jenis chemical yang dibutuhkan. Tidak dianjurkan
menggunakan chemical tanpa ada petunjuk kandungan dan cara
penggunaannya.
Desinfektan dengan tingkat kandungan yang tinggi tidak dianjurkan untuk
digunakan pada saat general cleaning. Cara penggunaannya harus
mengikuti petunjuk dan instruksi yang dikeluarkan oleh perusahaan
tersebut kaitannya dengan hazard materials.
Alkohol tidak boleh digunakan untuk membersihkan ruangan yang luas hal
ini berakibat kepada resiko mudah terbakar.
2) Pemberian label pada tempat bahan pembersih (deterjen atau desinfektan)

Standarisasi label pada setiap bahan pembersih yang dibawa oleh petugas
kebersihan akan dapat membantu untuk menentukan jenis bahan
pembersih yang tepat sehingga dapat meningkatkan performa kebersihan.

Setiap chemical cleaning yang digunakan harus diberikan label yang


sesuai dengan jenis chemical tersebut kaitannya dengan hazard materials.

Pencampuran chemical dilakukan setiap hari dan didistribusikan hari itu


juga.

Data-data chemical cleaning yang digunakan oleh petugas kebersihan


dicatat setiap hari dan diketahui oleh pengawas dan service ManajerOut
Sourcing.
9. PEMINJAMAN ALAT ALAT KLINIS
a. Perpindahan peralatan klinis yang datang ke suatu unit dan digunakan langsung
kontak dengan kulit pasien tidak mungkin bahwa hal ini tidak dapat menyebabkan
adanya infeksi, peralatan yang berpindah berfungsi sebagai kendaraan yang
digunakan bibit penyakit infeksius transfer antar pasien. Contoh peralatan yang
mungkin terkontaminasi dengan perpindahan ini dapat terjadi pada peralatan
medis yang digunakan secara bersama diantaranya adalah : tombol pada mesin
sinar-x, troli instrument dan kursi pada poll dental. Dibutuhkan pembersihan
khusus dengan selang waktu sebelum dan sesudah pemindahan peralatan klinis
tertentu.
b. Peralatan medis dibersihkan oleh petugas yang telah dibekali dengan pengetahuan.
c. Surface Barriers (misalnya plastik pembungkus yang jelas, tas, lembaran, tabung
atau bahan tahan terhadap kelembapan) membantu mencegah kontaminasi
permukaan dan peralatan. Permukaan hambatan pada peralatan (keyboard
computer misalnya) perlu ditempatkan dengan hati-hati untuk memastikan bahwa
mereka dapat melindungi permukaan bawah dan harus secara rutin dibersihkan /
diganti terutama saat digunakan antar pasien.

d. Jika Surface barriers tidak dapat digunakan lagi, maka permukaan alat-alat
medis /klinis harus dapat dilakukan pembersihannya selama peralatan tersebut
masih berfungsi dengan baik.
10. PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA TUMPAHAN
Lihat Perencanaan Pengelolaan Bahan dan Limbah Berbahaya.
11. PEMBERSIHAN RUANG ISOLASI
Lihat SPO Pembersihan Ruang Isolasi.
12. PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN RUTIN
Kepatuhan kebijakan ini adalah wajib ;
a.Audit lingkungan dan ronde rutin selalu dilakukan oleh Rumah Sakit Bersalin
Permata Sarana Husada dan manajemen bersama dengan Out Sourcing, setiap
temuan akan segera di laporkan kepada IPCN, IPCLN, manajer terkait dan Direktur,
setiap temuan akan dibuatkan root couse berikut action plan.
b. Untuk pembersihan rutin ; pengambilan sampel kultur dengan cara swabbing tidak
di rekomendasikan.
c. Swabbing lingkungan hanya disarankan terdapat wabah (Kejadian Luar Biasa 2
pasien atau lebih) atas permintaan dari Panitia Pengendalian dan pencegahan
Infeksi.
d. petugas layanan kebersihan akan dipantau oleh Bagian Umum sesuai dengan
standar, secara teratur di laporkan kepada para manajer.
e. Pemantauan kebersihan tiap unit merupakan tanggung jawab Kepala Perawat dan
dibuatkan Action Plan agar dapat memenuhi standar.
13. PELAKSANAAN DAN PELATIHAN
a. Semua karyawan Rumah Sakit Bersalin Permata Sarana Husada akan menerima
pelatihan sesuai kebijakan berikut.
b. Setiap karyawan baru wajib diberikan pengenalan dan pengetahuan sebelum
melakukan aktivitas kerja dilakukan penyegaran tiap 3 bulan.
c. Pelatihan berkenaan dengan teknik pekerjaan akan dilaksanakan oleh pihak Out
Source dilakukan untuk memastikan staff kebersihan dapat bekerja dengan baik
sesuai dengan SPO yang berlaku.
14. DOKUMEN TERKAIT
a. SPO : Membersihkan Kamar Pasien
b. Kebijakan Isolasi
c. Kebijakan Penanganan sampah.
15. REFERENSI
a. Infeksi Pengendalian Kebijakan, Kesehatan NSW Australia
b. Kebijakan untuk Pembersihan Rumah Sakit, Rumah Sakit Milton Keynes, NHS
Foundation Percaya
c. Australia Komisi Keselamatan dan Kualitas dalam Health Care (2010)

d. Australia Pedoman untuk Pencegahan dan Pengendalian di Kesehatan


URL:http:www.nhmrc.gov.au/australian-guidelines-prevention-and-controlinfeksi
kesehatan di akses 20/10/2010
e. Keputusan Menkes no.270/MENKES/111/2007 Tentang Pedoman manajerial
Pengendalian Infeksi di Rumah sakit dan fasilitas Kesehatan.

MEMBERSIHKAN KAMAR PASIEN

Nomor Dokumen

RSB.
PERMATA
SARANA
HUSADA

Nomor Revisi

Halaman

1 / 12

SPO/PPI/016

Tanggal Berlaku
STANDAR
PROSEDUR
OPRASIONAL

Ditetapkan,
Direktur RSB. Permata Sarana
Husada

15 Oktober 2015
dr.Novi Gracia, SpOG
Membersihkan kamar pasien adalah kegiatan memelihara dan
PENGERTIAN

menjaga kebersihan kamar pasien sehingga terciptanya kondisi


yang nyaman ,bersih dan sehat.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk membersihkan

TUJUAN

KEBIJAKAN

kamar pasien.
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
Tentang Rumah Sakit.
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Tentang kesehatan.
3. Keputusan Menteri kesehatan 1204 Tahun 2004 Tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1087
Tahun 2010 Tentang Standar Kesehatan dan Keselamatan
Kerja di Rumah Sakit.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1691
Tahun 2011 Tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
1. Siapkan semua alat dan perlengkapan yang dibutuhkan,

PROSEDUR

pastikan dalam kondisi bersih dan siap pakai.


2. Gunakan APD ( Alat pelindung diri ) seperti sepatu, sarung
tangan dan masker pada saat melakukan pekerjaan.
3. Ketuk pintu,

ucapkan salam ( selamat pagi , siang ) untuk

kamar yang ada pasiennya.


4. Informasikan

kepada

pasien

bahwa

akan

dilakukan

pembersihan di ruangannya.
5. Angkat semua tempat sampah dan sampah yang tercecer dan
bersihkan di luar kamar pasien.
6. Dusting semua peralatan furniture dan fixture searah jarum
jam, untuk kamar isi bagian dalam lemari (jika penuh barang)
tidak perlu di dusting. Gunakan lap basah untuk menghindari
aerosolisasi
7. Sweeping dengan lobby duster.
8. Masukkan tempat sampah
9. Mopping
10.Bersihkan kamar mandi.
11.Cek pengharum ruangan, ganti apabila sudah habis
12.Untuk kamar isi, setelah selesai kerja informasikan bahwa kita
telah

selesai

mengerjakan

kamar,

biasakan

untuk

mengucapkan salam ( greeting )


13.Cucilah tangan dengan menggunakan sabun setelah selesai
melaksanakan pekerjaan.
Perhatian :

a. Untuk kamar isi ( occupied ) harus lebih hati-hati


dalam mengerjakan pekerjaan diatas, jangan sampai
mengganggu atau merusak barang pasien.
b. Jangan pernah membuang barang-barang pasien
yang ada di meja-meja pasien walaupun sudah
habis/kosong, cukup merapihkannya.
c. Jangan pernah mencoba atau menggunakan barangbarang pasien walaupun pasien tidak ada
d. Jika menemukan barang pasien yang tertinggal,
(pasien sudah pulang) laporkan ke perawat atau
kepala ruangan untuk kemudian di simpan sesuai
prosedur penyimpanan barang berharga pasien.
UNIT TERKAIT

1. Panitia PPI
2. Instalasi Rawat Inap

Anda mungkin juga menyukai