Anda di halaman 1dari 11

Harrij Mukti K, Implementasi Scalar Control , Hal 11-21

IMPLEMENTASI SCALAR CONTROL DAN


VECTOR CONTROL DALAM
PENGATURAN KECEPATAN MOTOR
INDUKSI 3 FASA
Harrij Mukti K 2
Abstrak
Motor induksi tiga fasa banyak digunakan dalam aplikasi industri karena
mempunyai beberapa metode untuk mengontrol kecepatan dan torsi
motor. Penelitian ini membahas implementasi metode pengaturan
kecepatan motor induksi. Metode yang dibandingkan adalah Scalar
Control dan Vector Control.
Scalar Control merupakan metode yang sederhana, dengan tujuan
mengontrol magnitudo dari besaran tertentu. Pada motor induksi, teknik
ini digunakan untuk mengontrol volt/hertz konstan. Sedangkan Vector
Control merupakan teknik pengaturan yang lebih kompleks. Teknik ini
mengacu pada besaran vektor, yang diatur menggunakan space phasors.
Parameter yang dianalisis meliputi kecepatan putaran, arus, faktor daya,
TDD, THDv dan efisiensi.
Hasil pengujian dan analisis menunjukkan bahwa metode Vector
Control memiliki beberapa keunggulan yaitu kecepatan yang lebih
stabil, faktor daya dan efisiensi yang lebih tinggi, serta TDD yang lebih
rendah. Vector Control dapat beroperasi dengan beban penuh pada
putaran rendah. Sedangkan Scalar Control hanya dapat digunakan pada
kecepatan sedang dan tinggi dengan pembebanan maksimal 75%.
Kata-kata kunci : motor induksi, scalar control, vector control
Abstract
Currenly the use of three phase induction motor is used widely in
industrial application due to several methods available to control speed
and torque of the motor. This research discusses about the
implementation methods of induction motor speed settings. In this
research, two methods control are compared, they are : Scalar Control
and Vector Control.

Harrij Mukti K. Dosen Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik


Elektro, Politeknik Negeri Malang

11

Jurnal ELTEK, Vol 10 Nomor 02, Oktober 2012 ISSN 1693-4024


Scalar Control is relatively simple method. The purpose of this
techniques is to control the magnitude of the chosen control quantities.
At the induction motor the technique is used to control a constant
volt/hertz. Vector Control is a more complex control technique. The
Vector Control technique works with vector quantities, controlling the
desired values by using space phasors. The research was conducted by
testing and analyzing the value of the parameter of each method, ie
rotational speed, current, power factor, TDD, THDv and efficiency.
Test results and comparisons show that Vector Control has an
advantages than Scalar Control. The advantages are relatively more
constant value of speed, higher power factor and efficiency, and lower
TDD. Vector Control can be used with a full load at low speed. Scalar
Control can only be used with maximum 75% full load at medium and
high speed.
Keywords : induction motor, scalar control, vector control

1. PENDAHULUAN
Selama dekade terakhir ini, telah banyak dilakukan penelitian
mengenai sistem pengaturan kecepatan pada motor arus bolakbalik. Motor induksi, khususnya tipe rotor sangkar (squirrel cage)
merupakan motor arus bolak-balik yang banyak digunakan pada
industri. Kelebihan motor induksi ini adalah harganya murah,
kokoh dan murah dalam pemeliharaan. Sedangkan kelemahan
dari motor induksi ini adalah mempunyai karakteristik torsikecepatan yang tidak linier. Oleh karena itu diperlukan suatu
metode agar motor induksi ini mempunyai karakteristik torsikecepatan yang linier.
Pengaturan kecepatan motor induksi ini dipermudah dengan
adanya metode pengatur kecepatan motor dengan alat yang
dikenal dengan Variable Speed Drive (VSD). Metode pengaturan
kecepatan induksi menggunakan VSD yang akan dibahas dalam
penelitian ini, yaitu Scalar Control dan Vector Control.
Penggunaan scalar control dalam mengatur kecepatan motor
dilakukan dengan cara mengatur tegangan dan frekuensi yang
diberikan ke motor. Dalam setiap pengaturan kecepatan pada
motor, perbandingan tegangan dan frekuensi yang diberikan ke
motor dipertahankan selalu konstan. Karena metode ini hanya
mengatur tegangan dan frekuensi, maka jangkauan kecepatan
pada variasi beban akan berkurang.
12

Harrij Mukti K, Implementasi Scalar Control , Hal 11-21

Vector Control dikembangkan untuk menanggulangi


kekurangan dari scalar control yaitu kehilangan torsi pada
kecepatan rendah. Prinsip metode ini adalah hampir sama dengan
scalar control namun ditambah dengan rangkaian penghitung
besar dan sudut tegangan dan arus. Sehingga vector control
memiliki jangkauan kecepatan pada dengan variasi beban menjadi
lebih baik.
Oleh karena dalam penelitian ini akan membandingkan
jangkauan kecepatan yang dapat dicapai oleh motor induksi
dengan variasi pembebanan menggunakan vector control dan
scalar control. Dan parameter yang akan dievaluasi meliputi arus
beban, efisiensi, faktor daya, dan distorsi harmonisa dan
jangakauan kecepatan pada berbagai variasi pembebanan.
2. KAJIAN PUSTAKA
2.1 Efisiensi
Efisiensi adalah daya mekanik yang dikirim ke beban
mekanik dibagi dengan konsumsi daya dari pengendali motor.
Efisiensi dinyatakan dalam persen (%).

Gambar 1. Grafik Efisiensi-Beban Motor Induksi (Barnes,


2003: 51)
Berdasarkan (Chapman, 2005), standar perhitungan efisiensi
secara langsung adalah :
Pkeluaran
(1)
x100 %
Pmasukan
Keterangan :
= efisiensi (%)
13

Jurnal ELTEK, Vol 10 Nomor 02, Oktober 2012 ISSN 1693-4024

Pkeluaran = daya keluaran (W)


Pmasukkan = daya masukan (W)
2.2 Faktor Daya
Pada arus dan tegangan sinusoid, faktor daya dapat dihitung
dengan persamaan :
FaktorDaya

Keterangan :
P
S

P
S

(2)

= daya nyata (W)


= daya semu (VA)

2.3 Kurva Karakteristik Motor Induksi


Kurva karakteristik motor induksi tiga fase menunjukkan
variasi kecepatan, faktor daya, efisiensi, arus stator dan torsi pada
beberapa nilai pembebanan yang berbeda.

Gambar 2. Grafik Karakteristik Motor Induksi Tiga Fase


(Mehta, 2006: 209)
2.4 Harmonisa
Level distorsi harmonisa biasanya dihitung dalam bentuk
nilai masing-masing komponen harmonisa, namun juga bisa
menggunakan satu nilai yaitu Total Harmonic Distortion (THD).

Gambar 3. Susunan Gelombang Pembentuk Harmonisa


14

Harrij Mukti K, Implementasi Scalar Control , Hal 11-21

THD dapat digunakan untuk menghitung distorsi arus


maupun tegangan, namun biasanya THD mengacu pada distorsi
gelombang tegangan.
THD

h 1

M n2

M1

Keterangan :
THD
M

x100%

(3)

= distorsi total harmonisa


= nilai dari komponen harmonisa

Untuk menanggulangi kesulitan dalam penentuan standar


maka sesuai dengan standar IEEE 519-1992 memberikan istilah
lain pada THD arus yaitu Total Demand Distortion (TDD).
TDD

Keterangan :
IL
h
Ih

IL

I h2

x100%

(4)

= nilai rms dari arus beban maksimum


= orde harmonisa (1, 2, 3, 4, dst)
= arus beban rms pada orde harmonisa ke-h

Dalam penentuan standar maksimal distorsi harmonisa,


terdapat perhitungan Isc/IL. Perhitungan Isc seperti pada persamaan
(5) dan IL seperti pada persamaan (6).
kVAx100
(5)
I sc
Z % x 3 xkVL L
kW
(6)
IL
PFx 3 xkVL L
Keterangan :
Isc
= arus hubung singkat (kA)
IL
= nilai rms dari arus beban maksimum (A)
kVA = daya trafo terpasang (kVA)
kW = daya aktif beban puncak (kW)
Z% = impedansi trafo (%)
kVL-L = tegangan keluaran trafo antar fasa (kV)
PF = faktor daya
15

Jurnal ELTEK, Vol 10 Nomor 02, Oktober 2012 ISSN 1693-4024

2.5 Scalar Control


Pengaturan kecepatan pada VSD salah satunya adalah
menggunakan scalar control. Metode ini dalam bentuk yang
paling sederhana memiliki perintah referensi kecepatan dari
sumber eksternal dan variasi tegangan dan frekuensi yang
diberikan ke motor. Dengan mempertahankan perbandingan V/Hz
konstan, pengatur kecepatan dapat mengontrol kecepatan motor.
2.6 Vector Control
Vector control merupakan pengembangan dari scalar control.
Hal ini untuk menanggulangi kekurangan scalar control yaitu
kehilangan torsi pada kecepatan rendah. Salah satu tipe pada
metode ini adalah open loop vector yaitu tidak terdapat sensor
kecepatan pada shaft rotor. Vector control merupakan pengukuran
komponen arus stator motor dengan ditampilkan dalam bentuk
vektor dengan rotating frame reference.
3. METODE
Motor induksi tiga fasa yang menjadi obyek penelitian ini
diatur kecepatannya oleh VSD. Unit generator dikopel dengan
motor. Generator ini berfungsi sebagai pengatur beban motor.
RPMmeter digunakan untuk mengetahui kecepatan motor dan
Torsimeter digunakan untuk mengetahui torsi motor.
Power Quality Analizer digunakan untuk pengukuran :
a) Arus masukkan ke VSD
b) Tegangan masukkan ke VSD
c) Daya Aktif Masukkan
d) Faktor Daya
e) Distorsi Harmonisa (THDi dan THDv)
RPM meter digunakan untuk pengukuran kecepatan putar
shaft motor. RPM meter ditambah dengan menggunakan
multimeter digital agar pembacaan kecepatan lebih akurat. Torsi
meter digunakan untuk pengukuran torsi beban.

16

Harrij Mukti K, Implementasi Scalar Control , Hal 11-21


Power Quality
Analizer

RPMmeter

r
VSD

Motor Listrik

Tachogenerator
t

Torsimeter

Gambar 4. Diagram Blok Rangkaian Percobaan


4. PEMBAHASAN DAN ANALISIS
4.1. Penentuan Standar TDD Arus
Nilai standar maksimal TDD Arus yang diijinkan dihitung
berdasarkan nilai ISC/IL. ISC dihitung berdasarkan data nameplate
transformator pada sisi sekunder.
I sc

kVAx100
Z % x 3 xkVL

500 x100
18042 ,2 A
4 x 3x0,4

Dari data rata-rata beban puncak per bulan dapat dihitung


arus (IL) yaitu :
kW
67 ,24
IL
127 ,69 A
PFx 3xkVL L 0,8x 3x0,38
Nilai harmonisa pada pengukuran berupa data THD i,
sedangkan standar yang akan digunakan menggunakan standar
TDD sehingga data THD harus diubah menjadi TDD.
h 1

THD

M1

241,5%
h 1

M n2

M n2

h 1

x100%

M n2

1,5

x100%

3,6225

17

Jurnal ELTEK, Vol 10 Nomor 02, Oktober 2012 ISSN 1693-4024

Dari perhitungan

h 1

M n2 , maka nilai tersebut dapat

dimasukkan ke persamaan TDD :


TDD

IL

I h2

x100%

3,6225
x100%
127,69

2,84%

Nilai Isc/IL adalah 141,29 maka dari hasil perhitungan


tersebut dipilih standar Isc/IL 100 - 1000 sehingga standar
maksimal TDD arus yang diijinkan gelombang arus adalah 15%.
4.2 Penentuan Standar THD Tegangan
Tegangan yang digunakan dalam pengujian adalah 380VL-L
maka standar yang dipilih adalah pada tegangan bus 69 kV atau di
bawahnya sehingga THD tegangan maksimal yang diijinkan pada
gelombang tegangan adalah 5%.
4.3 Analisis
Analisis data pada tiap metode ini merupakan analisa
perbandingan pada tiap metode berdasarkan variasi pembebanan
dan variasi frekuensi atau kecepatan.
Tabel 1. Tabel Perbandingan Scalar Control dan Vector Control
Beban

0%

25%

18

Parameter

TDD (%)
THDV (%)
Faktor Daya
Kecepatan
(rpm)
Efisiensi (%)
TDD (%)
THDV (%)
Faktor Daya
Kecepatan
(rpm)
Efisiensi (%)
TDD (%)

Kecepatan
Tinggi
(50 30 Hz)
SC
4,43
2,8
0,38
1466

VC
4,21
2,6
0,39
1449

Kecepatan
Sedang
(30 10
Hz)
SC
VC
3,89 4,27
2,8
2,6
0,36 0,34
877 871

Kecepatan
Rendah
(10 0 Hz)

26,2
6,26
2,5
0,44
1440

24,6
5,66
2,6
0,47
1457

19,5
5,15
2,5
0,41
750

20,3
4,82
2,6
0,42
875

8,6
3,85
2,7
0,34
273

10,4
3,85
2,7
0,34
300

53,1
7,98

50,8
7,36

47,9
6,78

45,5
6,04

28,6
4,88

31,4
4,77

SC
3,83
2,8
0,32
294

VC
4,18
2,6
0,27
299

Harrij Mukti K, Implementasi Scalar Control , Hal 11-21

50%

75%

100%

THDV (%)
Faktor Daya
Kecepatan
(rpm)
Efisiensi (%)
TDD (%)
THDV (%)
Faktor Daya
Kecepatan
(rpm)
Efisiensi (%)
TDD (%)
THDV (%)

2,5
0,5
1416

2,5
0,52
1454

2,6
0,45
834

2,6
0,46
875

2,7
0,36
247

2,7
0,37
291

61,8
9,59
2,5
0,54
1399

62,3
8,66
2,5
0,56
1458

56
7,84
2,5
0,48
815

55,4
7,35
2,6
0,51
879

39,2
5,55
2,5
0,41
188

41,2
5,55
2,6
0,42
277

63,1
10,84
2,6

64,3
10,81
2,6

58,7
8,99
2,7

58,5
8,94
2,6

27,3
-

37,5
7,11
2,6

Pada scalar control dengan kecepatan rendah dan beban diatas


25%, arus lebih kecil daripada arus pada vector control. Faktor
daya scalar control pada kecepatan rendah hampir sama dengan
metode vector control. Namun, faktor daya pada kecepatan
sedang dan tinggi lebih rendah daripada metode vector control.
TDD scalar control secara umum lebih tinggi daripada metode
vector control. Nilai TDD tertinggi 6,94% pada kecepatan tinggi
dengan beban 100%, sehingga masih dibawah standar TDD IEEE
519-1992 yaitu maksimal 15%. THD scalar control secara umum
hampir sama dengan metode vector control. Nilai THD tertinggi
2,8% sehingga masih dibawah standar THDv IEEE 519-1992
yaitu maksimal 4%. Frekuensi minimal scalar control pada beban
0% adalah 1Hz, beban 25% adalah 2 Hz, beban 50% adalah 5 Hz,
beban 75% adalah 10 Hz, beban 100% adalah 15 Hz.
Pada scalar control pada beban 100% dengan kecepatan
rendah motor sudah berhenti berputar pada frekuensi 15 Hz
sedangkan pada kecepatan rendah antara 0-10 Hz sehingga data
tidak diukur. Pada vector control pada kecepatan rendah
membutuhkan arus lebih besar daripada scalar control.
Kecepatan putaran motor pada vector control lebih konstan
daripada scalar control pada setiap variasi kecepatan dan
mempunyai efisiensi lebih tinggi pada kecepatan rendah dengan
setiap variasi beban daripada scalar control. Vector control
19

Jurnal ELTEK, Vol 10 Nomor 02, Oktober 2012 ISSN 1693-4024

mempunyai faktor daya lebih baik daripada scalar control. Vector


control mempunyai TDD secara umum lebih rendah daripada
scalar control dan THD secara umum hampir sama dengan scalar
control. Frekuensi minimal Vector Control pada beban 0% adalah
1Hz, beban 25% adalah 2Hz, beban 50% adalah 5Hz, beban 75%
adalah 7Hz, beban 100% adalah 10Hz.

Gambar 5. Grafik TDD terhadap


Beban

Gambar 6. Grafik THD v terhadap


Beban

5. PENUTUP
Dari hasil pengujian dan analisis yang dilakukan maka dapat
diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1) Kelebihan Scalar Control
a) Pada kecepatan rendah dengan beban diatas 25%,
mempunyai arus lebih kecil daripada arus pada
pengukuran Vector Control.
b) Mempunyai efisiensi lebih baik daripada Vector Control
pada kecepatan sedang dan tinggi dengan pembebanan
maksimal 75%.
c) Mempunyai nilai TDD tertinggi 6,94% sehingga masih
dibawah standar TDD IEEE 519-1992 yaitu maksimal
15%.
d) Mempunyai nilai THD tertinggi 2,8% sehingga masih
dibawah standar THD v IEEE 519-1992 yaitu maksimal
4%.
2) Kelebihan Vector Control
a) Mempunyai kecepatan lebih konstan daripada scalar
control dengan penurunan terbesar 0,5% pada setiap
kenaikan 25% beban.

20

Harrij Mukti K, Implementasi Scalar Control , Hal 11-21

b) Mempunyai nilai TDD tertinggi 6,92% sehingga masih


dibawah standar TDD IEEE 519-1992 yaitu maksimal
15%.
c) Mempunyai nilai THD tertinggi 2,7% sehingga masih
dibawah standar THDv IEEE 519-1992 yaitu maksimal
4%.
3) Berdasarkan perbandingan Scalar Control dan Vector
Control diperoleh :
a) Scalar control tidak baik apabila digunakan pada
kecepatan rendah (di bawah 15 Hz) dengan beban
penuh. Tetapi dapat digunakan pada kecepatan sedang
dan tinggi dengan pembebanan maksimal 75%.
b) Metode Vector Control baik digunakan pada setiap
variasi kecepatan dan beban. Kelebihan metode ini
daripada scalar control adalah dapat digunakan pada
kecepatan rendah dengan frekuensi minimal 10 Hz
dengan beban penuh.
6. DAFTAR PUSTAKA
Barnes, Malcolm. 2003. Practical Variable Speed Drives and
power Electronics. Oxford: Newnes.
Chapman, Stephen J. 2005. Electric Machinery fundamental,
Fourth Edition. Columbus: McGraw-Hill.
Mehta, VK, et al. 2006. Principles of Electrical Machines. S.
Chand & Co Ltd.
Sankaran, C. 2002. Power Quality. Florida: CRC Press.
Sen, PC. 1997. Principles of Electric Machines & Power
Electronics, Second Edition. Ontario: Jhon Wileys & Son.

21

Anda mungkin juga menyukai