11
1. PENDAHULUAN
Selama dekade terakhir ini, telah banyak dilakukan penelitian
mengenai sistem pengaturan kecepatan pada motor arus bolakbalik. Motor induksi, khususnya tipe rotor sangkar (squirrel cage)
merupakan motor arus bolak-balik yang banyak digunakan pada
industri. Kelebihan motor induksi ini adalah harganya murah,
kokoh dan murah dalam pemeliharaan. Sedangkan kelemahan
dari motor induksi ini adalah mempunyai karakteristik torsikecepatan yang tidak linier. Oleh karena itu diperlukan suatu
metode agar motor induksi ini mempunyai karakteristik torsikecepatan yang linier.
Pengaturan kecepatan motor induksi ini dipermudah dengan
adanya metode pengatur kecepatan motor dengan alat yang
dikenal dengan Variable Speed Drive (VSD). Metode pengaturan
kecepatan induksi menggunakan VSD yang akan dibahas dalam
penelitian ini, yaitu Scalar Control dan Vector Control.
Penggunaan scalar control dalam mengatur kecepatan motor
dilakukan dengan cara mengatur tegangan dan frekuensi yang
diberikan ke motor. Dalam setiap pengaturan kecepatan pada
motor, perbandingan tegangan dan frekuensi yang diberikan ke
motor dipertahankan selalu konstan. Karena metode ini hanya
mengatur tegangan dan frekuensi, maka jangkauan kecepatan
pada variasi beban akan berkurang.
12
Keterangan :
P
S
P
S
(2)
h 1
M n2
M1
Keterangan :
THD
M
x100%
(3)
Keterangan :
IL
h
Ih
IL
I h2
x100%
(4)
16
RPMmeter
r
VSD
Motor Listrik
Tachogenerator
t
Torsimeter
kVAx100
Z % x 3 xkVL
500 x100
18042 ,2 A
4 x 3x0,4
THD
M1
241,5%
h 1
M n2
M n2
h 1
x100%
M n2
1,5
x100%
3,6225
17
Dari perhitungan
h 1
IL
I h2
x100%
3,6225
x100%
127,69
2,84%
0%
25%
18
Parameter
TDD (%)
THDV (%)
Faktor Daya
Kecepatan
(rpm)
Efisiensi (%)
TDD (%)
THDV (%)
Faktor Daya
Kecepatan
(rpm)
Efisiensi (%)
TDD (%)
Kecepatan
Tinggi
(50 30 Hz)
SC
4,43
2,8
0,38
1466
VC
4,21
2,6
0,39
1449
Kecepatan
Sedang
(30 10
Hz)
SC
VC
3,89 4,27
2,8
2,6
0,36 0,34
877 871
Kecepatan
Rendah
(10 0 Hz)
26,2
6,26
2,5
0,44
1440
24,6
5,66
2,6
0,47
1457
19,5
5,15
2,5
0,41
750
20,3
4,82
2,6
0,42
875
8,6
3,85
2,7
0,34
273
10,4
3,85
2,7
0,34
300
53,1
7,98
50,8
7,36
47,9
6,78
45,5
6,04
28,6
4,88
31,4
4,77
SC
3,83
2,8
0,32
294
VC
4,18
2,6
0,27
299
50%
75%
100%
THDV (%)
Faktor Daya
Kecepatan
(rpm)
Efisiensi (%)
TDD (%)
THDV (%)
Faktor Daya
Kecepatan
(rpm)
Efisiensi (%)
TDD (%)
THDV (%)
2,5
0,5
1416
2,5
0,52
1454
2,6
0,45
834
2,6
0,46
875
2,7
0,36
247
2,7
0,37
291
61,8
9,59
2,5
0,54
1399
62,3
8,66
2,5
0,56
1458
56
7,84
2,5
0,48
815
55,4
7,35
2,6
0,51
879
39,2
5,55
2,5
0,41
188
41,2
5,55
2,6
0,42
277
63,1
10,84
2,6
64,3
10,81
2,6
58,7
8,99
2,7
58,5
8,94
2,6
27,3
-
37,5
7,11
2,6
5. PENUTUP
Dari hasil pengujian dan analisis yang dilakukan maka dapat
diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1) Kelebihan Scalar Control
a) Pada kecepatan rendah dengan beban diatas 25%,
mempunyai arus lebih kecil daripada arus pada
pengukuran Vector Control.
b) Mempunyai efisiensi lebih baik daripada Vector Control
pada kecepatan sedang dan tinggi dengan pembebanan
maksimal 75%.
c) Mempunyai nilai TDD tertinggi 6,94% sehingga masih
dibawah standar TDD IEEE 519-1992 yaitu maksimal
15%.
d) Mempunyai nilai THD tertinggi 2,8% sehingga masih
dibawah standar THD v IEEE 519-1992 yaitu maksimal
4%.
2) Kelebihan Vector Control
a) Mempunyai kecepatan lebih konstan daripada scalar
control dengan penurunan terbesar 0,5% pada setiap
kenaikan 25% beban.
20
21