Anda di halaman 1dari 9

PEMBAHASAN I

Rangkuman Konsep Pemodelan, Simulasi & Sistem


Definisi Simulasi
Simulasi adalah peniruan operasi menurut waktu, sebuah proses atau sistem dunia
nyata. Dapat diartikan sebagai suatu prosedur kuantitatif, yang menggambarkan sebuah
sistem, dengan mengembangkan sebuah model dari system tersebut dan melakukan sederetan
uji coba untuk memperkirakan perilaku sistem pada kurun waktu tertentu. Dapat dilakukan
secara manual maupun dengan bantuan komputer. Dalam simulasi menyertakan pembentukan
data dan sejarah buatan (artificial history) dari sebuah sistem, pengamatan data dan sejarah,
dan kesimpulan yang terkait dengan karakteristik sistem-sistem. Untuk mempelajari sebuah
sistem, biasanya kita harus membuat asumsi-asumsi tentang operasi sistem tersebut. Asumsiasumi membentuk sebuah model, yang akan digunakan untuk memahami sifat/perilaku
sebuah sistem.
Solusi Analitik: Jika keterkaitan (relationship) model cukup sederhana, sehingga
memungkinkan penggunaan metode matematis untuk memperoleh informasi eksak dari
system. Langkah riil simulasi: Mengembangkan sebuah model simulasi dan mengevaluasi
model, biasanya dengan menggunakan komputer, untuk mengestimasi karakteristik yang
diharapkan dari model tersebut.
Dalam simulasi digunakan komputer untuk mempelajari sistem secara numerik,
dimana dilakukan pengumpulan data untuk melakukan estimasi statistik untuk mendapatkan
karakteristik asli dari sistem.
Simulasi merupakan alat yang tepat untuk digunakan terutama jika diharuskan untuk
melakukan eksperimen dalam rangka mencari komentar terbaik dari komponen-komponen
sistem. Hal ini dikarenakan sangat mahal dan memerlukan waktu yang lama jika eksperimen
dicoba secara riil. Dengan melakukan studi simulasi maka dalam waktu singkat dapat
ditentukan keputusan yang tepat serta dengan biaya yang tidak terlalu besar karena
semuanya cukup dilakukan dengan komputer.
Pendekatan simulasi diawali dengan pembangunan model sistem nyata. Model
tersebut harus dapat menunjukkan bagaimana berbagai komponen dalam sistem saling
berinteraksi sehingga benar-benar menggambarkan perilaku sistem. Setelah model dibuat
maka model tersebut ditransformasikan ke dalam program komputer sehingga

memungkinkan untuk disimulasikan.


Pemodelan Sistem dan Simulasi
Sistem adalah kumpulan obyek yang saling berinteraksi dan bekerja sama untuk
mencapai tujuan logis dalam suatu lingkungan yang kompleks. Obyek yang menjadi
komponen dari sistem dapat berupa obyek terkecil dan bisa juga berupa sub-sistem atau
sistem yang lebih kecil lagi. Dalam definisi ini disertakan elemen lingkungan karena
lingkungan sistem memberikan peran yang sangat penting terhadap perilaku sistem itu.
Bagaimana komponen-komponen sistem itu berinteraksi, hal itu adalah dalam rangka
mengantisipasi lingkungan.
Mengamati sistem bukan hanya mendefinisikan komponen-komponen pendukung
sistem, tetapi lebih dari dari itu harus pula mengetahui perilaku dan variabel-variabel yang
ada di dalamnya. Paling tidak analisis terhadap sistem harus dapat membuat konsepsi
tentang sistem itu.
Ada beberapa cara untuk dapat merancang, menganalisis dan mengoperasikan suatu
sistem. Salah satunya adalah dengan melakukan pemodelan, membuat model dari sistem
tersebut.
Model adalah alat yang sangat berguna untuk menganalisis maupun merancang
sistem. Sebagai alat komunikasi yang sangat efisien, model dapat menunjukkan bagaimana
suatu operasi bekerja dan mampu merangsang untuk berpikir bagaimana meningkatkan atau
memperbaikinya.
Model didefinisikan sebagai suatu deskripsi logis tentang bagaimana sistem bekerja
atau komponen-komponen berinteraksi. Dengan membuat model dari suatu sistem maka
diharapkan dapat lebih mudah untuk melakukan analisis. Hal ini merupakan prinsip
pemodelan, yaitu bahwa pemodelan bertujuan untuk mempermudah analisis dan
pengembangannya.
Melakukan pemodelan adalah suatu cara untuk mempelajari sistem dan model itu
sendiri dan juga bermacam-macam perbedaan perilakunya.

Berikut ini adalah gambaran dari aneka cara mempelajari sistem.


Sistem

Eksperimen dengan
menggunakan sistem
aktual

Eksperimen dengan
menggunakan suatu
model dari sistem

Model Fisik

Model Matematis

Solusi Analitis

Simulasi

Gambar 1 Cara Mempelajari Sistem


[Sumber : Law and Kelton, 1991]

Eksperimen dengan sistem aktual vs eksperimen dengan model sistem.


Jika suatu sistem secara fisik memungkinkan dan tidak memakan biaya yang

besar untuk dioperasikan sesuai dengan kondisi (scenario) yang kita inginkan
maka cara ini merupakan cara yang terbaik karena hasil dari eksperimen ini benarbenar sesuai dengan sistem yang dikaji. Namun sistem seperti itu jarang sekali ada
dan penghentian operasi sistem untuk keperluan eksperimen akan memakan biaya
yang sangat besar. Selain itu untuk sistem yang belum ada atau sistem yang masih
dalam rancangan maka eksperimen dengan sistem aktual jelas tidak bisa dilakukan
sehingga satu-satunya cara adalah dengan menggunakan model sebagi representasi
dari sistem aktual.

Model fisik vs Model Matematis.


Model fisik mengambil dari sebagian sifat fisik dari hal-hal yang diwakilinya,

sehingga menyerupai sistem yang sebenarnya namun dalam skala yang berbeda.
Walaupun jarang dipakai, model ini cukup berguna dalam rekayasa sistem. Dalam
penelitian, model matematis lebih sering dipakai jika dibandingkan dengan model
fisik. Pada model matematis, sistem direpresentasikan sebagai hubungan logika
dan hubungan kuantitatif untuk kemudian dimanipulasi supaya dapat dilihat

bagaimana sistem bereaksi.

Solusi Analitis vs Simulasi.


Setelah model matematis berhasil dirumuskan, model tersebut dipelajari

kembali apakah model yang telah dikembangkan dapat menjawab pertanyaan


yang berkaitan dengan tujuan mempelajari sistem. Jika model yang dibentuk
cukup sederhana, maka relasi-relasi matematisnya dapat digunakan untuk mencari
solusi analitis. Jika solusi analitis bisa diperoleh dengan cukup mudah dan efisien,
maka sebaiknya diigunakan solusi analitis karena metode ini mampu memberikan
solusi yang optimal terhadap masalah yang dihadapi.

Model fisik vs Model Matematis.


Model fisik mengambil dari sebagian sifat fisik dari hal-hal yang diwakilinya,

sehingga menyerupai sistem yang sebenarnya namun dalam skala yang berbeda.
Walaupun jarang dipakai, model ini cukup berguna dalam rekayasa sistem. Dalam
penelitian, model matematis lebih sering dipakai jika dibandingkan dengan model
fisik. Pada model matematis, sistem direpresentasikan sebagai hubungan logika
dan hubungan kuantitatif untuk kemudian dimanipulasi supaya dapat dilihat
bagaimana sistem bereaksi.

Solusi Analitis vs Simulasi.


Setelah model matematis berhasil dirumuskan, model tersebut dipelajari

kembali apakah model yang telah dikembangkan dapat menjawab pertanyaan


yang berkaitan dengan tujuan mempelajari sistem. Jika model yang dibentuk
cukup sederhana, maka relasi-relasi matematisnya dapat digunakan untuk mencari
solusi analitis. Jika solusi analitis bisa diperoleh dengan cukup mudah dan efisien,
maka sebaiknya diigunakan solusi analitis karena metode ini mampu memberikan
solusi yang optimal terhadap masalah yang dihadapi.
Tetapi seringkali model terlalu kompleks sehingga sangat sulit untuk diselesaikan
dengan metoda-metoda analitis, maka model tersebut dapat dipelajari dengan simulasi.
Simulasi tidak menjamin memberikan hasil yang optimal melainkan dijamin bahwa hasilnya
mendekati optimal.
Klasifikasi Model Simulasi.
Pada dasarnya model simulasi dikelompokkan dalam tiga dimensi yaitu [Law and
Kelton, 1991] :

a) Model Simulasi Statis dengan Model Simulasi Dinamis.


Model simulasi statis digunakan untuk mempresentasikan sistem pada saat tertentu
atau sistem yang tidak terpengaruh oleh perubahan waktu. Sedangkan model simulasi
dinamis digunakan jika sistem yang dikaji dipengaruhi oleh perubahan waktu.
b) Model Simulasi Deterministik dengan Model Simulasi Stokastik.
Jika model simulasi yang akan dibentuk tidak mengandung variabel yang bersifat
random, maka model simulasi tersebut dikatakan sebagi simulasi deterministik. Pada
umumnya sistem yang dimodelkan dalam simulasi mengandung beberapa input yang
bersifat random, maka pada sistem seperti ini model simulasi yang dibangun disebut
model simulasi stokastik.
c) Model simulasi Kontinu dengan Model Simulasi Diskret.
Untuk mengelompokkan suatu model simulasi apakah diskret atau kontinyu,
sangat ditentukan oleh sistem yang dikaji. Suatu sistem dikatakan diskret jika variabel
sistem yang mencerminkan status sistem berubah pada titik waktu tertentu, sedangkan
sistem dikatakan kontinyu jika perubahan variabel sistem berlangsung secara
berkelanjutan seiring dengan perubahan waktu.
Langkah-langkah Model Simulasi:
Formulasikan Masalah & Buat Rencana Pemecahannya
Kumpulkan data dan Definisikan modelnya
Uji Validitas (utk Model)
Buat Program Komputer
Jalankan programnya
Uji Validitas
Rancang Percobaan
Jalankan Produksi
Analisis Data Output
Simulasi cocok digunakan untuk :

1. Mempelajari interaksi internal (sub)-sistem yang kompleks.


2. Mengamati sifat model dan hasil keluaran akibat perubahan lingkuangan luar atau
variabel internal.
3. Meningkatkan kinerja sistem melalui pembangunan/pembentukan model.
4. Eksperimen desain dan aturan baru sebelum diimplementasikan.
5. Memahami dan memverifikasi solusi analitik.
6. Mengidentifikasi dan menetapkan persyaratan-persyaratan.
7. Alat bantu pelatihan dan pembelajaran dengan biaya lebih rendah.
8. Visualisasi operasi melalui anuimasi.
9. Masalahnya sulit, memakan waktu, atau tidak mungkin diselesaikan melalui metode
analitik atau numerik konvensional.
Namun simulasi tidak cocok digunakan untuk beberapa masalah tertentu, yaitu :
-

Jika masalah dapat diselesaikan dengan metode sederhana.

Jika masalah dapat diselesaikan secara analitik.

Jika eksperimen langsung lebih mudah dilakukan.

Jika biaya terlalu mahal.

Jika sumber daya atau waktu tidak tersedia.

Jika tidak ada data yang tersedia.

Jika verifikasi dan validasi tidak dapat dilakukan.

Jika daya melebihi kapasitas (overestimated).

Jika sistem terlalu kompleks atau tidak dapat didefinisikan.

Kelemahan simulasi
1. Simulasi tidak akurat. Teknik ini bukan proses optimisasi dan tidak menghasilkan sebuah
jawaban tetapi hanya menghasilkan sekumpulan output dari sistem pada berbagai kondisi
yang berbeda. Dalam banyak kasus, ketelitiannya sulit diukur.
2. Model simulasi yang baik bisa jadi sangat mahal, bahkan sering dibutuhkan waktu
bertahun-tahun untuk mengembangkan model yang sesuai.
3. Tidak semua situasi dapat dievaluasi dengan simulasi. Hanya situasi yang mengandung
ketidak-pastian yang dapat dievaluasi dengan simulasi. Karena tanpa komponen acak
semua eksperimen simulasi akan menghasilkan jawaban yang sama.
4. Simulasi menghasilkan cara untuk mengevaluasi solusi, bukan menghasilkan cara untuk
memecahkan masalah. Jadi sebelumnya perlu diketahui dulu solusi atau pendekatan
solusi yang akan diuji.

Bidang-Bidang Aplikasi
1. Perancangan dan analisis sistem manufacturing.
2. Evaluasi persyaratan hardware dan software untuk sistem komputer.
3. Evaluasi sistem senjata atau taktik militer yang baru.
4. Perancangan sistem komunikasi dan message protocol.
5. Perancangan dan pengoperasian fasilitas transportasi, mis. jalan tol, bandara, rel kereta,
atau pelabuhan.
6. Evaluasi perancangan organisasi jasa, mis. rumah sakit, kantor pos, atau restoran fast
food.
7. Analisis sistem keuangan atau ekonomi.

PEMBAHASAN II
Resume Penelitian Tentang Pemodelan Dan Simulasi

Modul Penyeleksi Kemasan Bahan Gelas Berlabel


Dengan PLC
ABSTRAK
Di Industri Indonesia yang semakin berkembang ini, peranan manusia perlahan-lahan
digeser dan digantikan dengan sistem kontrol industri otomatis. Banyak industri yang
umumnya menggunakan Programmable Logic Control (PLC) karena kemudahan
penggunaannya dan efektifitas biaya yang dikeluarkan. Berdasarkan hal-hal tersebut, maka
dibuatlah suatu modul penyeleksi kemasan bahan gelas berlabel yang akan sangat berguna
untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa dalam memahami serta mengetahui prinsipprinsip kerja otomatisasi industri berbasis PLC. Modul ini memiliki tiga perangkat masukan
dan dua perangkat keluaran. Perangkat masukan terdiri dari Sensor Cahaya yang digunakan
untuk mendeteksi adanya kemasan gelas, Sensor Photoelectric digunakan untuk mendeteksi
adanya label pada kemasan dan Limit Switch digunakan untuk mengembalikan posisi awal
tuas silinder, sedangkan perangkat keluaran terdiri dari Motor DC yang digunakan untuk
menggerakkan konveyor dan Pneumatik yang digunakan untuk menyeleksi kemasan berlabel
dan tidak berlabel. Pemroses yang digunakan pada modul ini adalah PLC Omron CPM1A
30 I/O.
Kata Kunci : PLC, Sensor Cahaya, Sensor Photoelectric, Limit Switch, Konveyor,
Pneumatik.
Rereferensi
Choirunnisa, Mestuti Intan dan Muhamad Choerul Umar. Modul Penyeleksi Kemasan Bahan
Gelas Berlabel Dengan PLC.2015

PEMBAHASAN II
Resume Penelitian Tentang Pemodelan Dan Simulasi

TERLAMPIR

Anda mungkin juga menyukai