BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Anemia aplastik merupakan suatu kegagalan anatomi dan
fisiologi dari sumsum tulang yang mengarah pada
suatu
pansitopenia
(anemia,
leukopenia
serta
trombositopenia).
yang
pada
muda, dapat
pula
berupa
a. Mampu
mengetahui
konsep
dasar
dan
asuhan
yang
telah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN TEORITIS
1. Defenisi
Anemia
aplastik
adalah
anemia
normokromik-
normositik
yang
disebabkan disfungsi sumsum tulang sehingga sel-sel darah yang mati tidak
diganti. Anemia aplastik biasanya dihubungkan dengan defisiensi sel darah merah,
sel darah putih, dan trombosit, meskipun jarang mungkin hanya mengenai sel-sel
darah merah (Corwin,2009)
Anemia aplastik adalah gangguan akibat kegagalan sumsum tulang yang
menyebabkan penipisan semua unsur sumsum (Betz and sowden,1996)
Anemia aplastik terjadi akibat ketidaksanggupan sumsum tulang membentuk
sel-sel darah. Kegagalan tersebut disebabkan kerusakan primer sistem sel
mengakibatkan
pansitopenia
(anemia,
leukopenia
serta
trombositopenia).
yang
a. kongenital
b. Kanker sumsum tulang
c. Perusakan sumsum tulang oleh proses autoimun
d.
e.
f.
g.
h.
Defesiensi vitamin
Kemoterapi, radioterapi
Toksik kimia
Obat-obatan (chloromphenikol, sulfonam)
Infeksi virus termasuk hepatitis dan AIDS. Akan tetapi anemia aplastk sering
ketiga
anemia
dan
leukopenia
yaitu
trombositipenia,
3) Infeksi (demam, ulkus oral serta rektal, nyeri tenggorok) tanpa disertai
inflamasi yang khas (Kowalak and dkk,2011)
5. Komplikasi
Perdarahan pada membran mukosa dapat membawa kematian (Kowalak and
dkk,2011)
6. Pemeriksaan penunjang
1) Jumlah sel darah merah hanya 1 juta/ul atau kurang dengan warna dan besar
2)
3)
4)
5)
6)
normal.
Jumlah absolut retikulosit sangat menurun
Penurunan kadar besi serum, kecuali bila terjadi perdarahan
Penurunan jumlah trombosit, neutrofil dan limfosit
Dry top (tidak ada sel) pada hasil aspirasi sumsum tulang dibeberapa tempat
Biopsi yang memperlihatkan sumsum tulang yang aplastik (Kowalak and
dkk,2011)
7. Penatalaksanaan
1) Tansplantasi sumsum tulang
2) Transfusi darah
3) Makanan
4) Istirahat
5) Obat untuk merangsang fungsi sumsum tulang mungkin efektif
6) Imunosupresi jika disebabkan penyakit autoimun (Corwin,2009)
c. Pemeriksaan fisik
1) Tanda tanda vital
Tekanan darah : biasanya TD menurun
Nadi
: biasanya frekuensi nadi nadi meningkat
Suhu
: biasanya meningkat
Pernafasan
: meningkat
2) Tinggi badan : normal
Berat badan
: biasanya mengalami penurunan
Lila
: biasanya kecil
3) Kepala
Rambut
: biasanya normal
Mata
: konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik
Hidung
: keadaan bentuk hidung, mukosa
hidung,
P : tympani
A: bising usus normal
7) Ekstremitas
Kekuatan otot : terjadi kelemahan umum, nyeri ekstremitas, tonus
otot kurang
Inspeksi : lemah
Palpasi : akral dingin
7) Integumen
8) Neurologi
Status mental
Saraf cranial
Refleks fisiologi
Refleks patologi
9) Mamae : simetris kiri dan kanan, tidak ada massa
10) Urogenital :
Laki-laki: testis sudah turun kearah scratum
Perempuan
: labia minora tertutup labia mayora
11) Anus
Keadaan anus baik
d. Aktivitas sehari-hari
1) Nutrisi
Meliputi kebutuhan nutrisi klien sehubungan dengan anorexia, diet
yang harus dijalani pasang NGT, cairan IVFD yang digunakan jika
ada
2) Eliminasi
Biasanya terjadi perubahan frekuensi, konsistensi biasa
3) Aktivitas perawatan diri
Aktivitas dapat terganggu sehubungan dengan kelemhan fisik
4) Istirahat dan pola tidur
Biasanya pola tidur terganggu
e. Riwayat sosial ekonomi
Meliputi siapa yang mengasuh klien di RS, kebersihan didaerah tempat
tinggal, orang yang terdekat dengan klien, bagaimana keadaan ekonomi
klien
f. Data psikologis
Akibat dampak hospitalisasi yang dirasakan klien selama di rawat di RS
g. Data spritual
10
11
No
1.
Diagnosa keperawatan
Gangguan perfusi
Tujuan /kriteria
Tujuan :
Perfusi jaringan tidak
jaringan berhubungan
dengan penurunan
komponen seluler O2 ke
terganggu
Kriteria hasil :
1) Ttv stabil
2) Membran
membran mukosa.
3) Atur posisi semi fowler
4) Pantau status cairan
meliputi asupan dan
sel
mukosa
kemerahan
3) Output
seimbang
haluaran
5) Berikan tarnsfusi darah
sesuai program terapi
6) Batasi aktivitas klien
dengan intake
kesadaran
normal/baik
2.
Tujuan :
3.
Nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil :
Perubahan nutrisi kuran
untuk mengubah
kebiasaan makan
2) Ketahui makanan
1) Berat badan
dari kebutuhan tubuh b/d
intake in adekuat
klien meningkat
2) Nilai
kesukaan klien
3) Tentukan kemampuan
pasien untuk memenuhi
laboratorium
normal
3) Klien tidak
kebutuhan nutrisi
4) Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk memenuhi
lemah
4) Konjungtiva
tidak anemis
5) Nafsu makan
klien meningkat
12
13
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
1. Identitas klien
a. Nama
b. No .MR
c. Umur
d. Pekerjaan
e. Agama
f. Status perkawinan
g. Alamat
h. Penanggung jawab
i. Alamat
j. Tanggal masuk RS
k. Cara masuk RS
l. Alasan masuk RS
: Ny.P
: 00.86.32.25
: 58 tahun
: Ibu Rumah Tangga
: Islam
: Kawin
: Wonorego muaro killis tengah ilir tebo kerinci
: suami klien
: Wonorego muaro killis tengah ilir tebo kerinci
: 24 maret 2014
: klien masuk dari IGD rujukan dari RS kerinci
: klien datang ke RS dengan perdarahan gusi,
pusing, lemah, serta adanya bercak merah pada kulit sejak 5 hari yang
lalu
m. Riwayat alergi
Obat
: klien tidak ada alergi pada obat
Makanan
: klien tidak ada alergi pada makanan
n. Alat bantu di pakai : klien terpasang IVFD Nacl 0,9%
2. Riwayat kesehatan
16
a. Riwayat kesehatan dahulu
Klien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami
perdarahan.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengatakan saat ini klien merasa pusing, Klien merasa
pusing pada bagian kepala, klien merasa pusing saat klien duduk atau
berganti posisi.
Klien juga mengatakan saat ini badan terasa lemah, Klien merasa
lemah diseluruh badan klien. Klien juga mengatakan kepala sakit, klien
14
merasa sakit ketika klien ingin duduk. Klien juga mengatakan badan
terasa panas, badan klien kadang panas kadang turun, tidak ada waktu
yang menentukan. Klien mengatakan nafsu makan menurun semenjak
sakit, klien mengatakan saat ini gusi nya masih berdarah.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mempunyai
riwayat penyakit anemia.
3. Pemeriksaan fisik
a. TTV
TD : 100/60 mmHg
nadi : 98x/menit
Suhu : 37,59
RR :24x/menit
b. Tinggi badan :
Berat badan : 70 kg (sehat) 64kg (sakit)
LILA
:
c. Kepala
: bentuk kepala normal tidak ada lesi, tidak ada
Rambut
Mata
Mulut
Hidung
ikterik
: membran mukosa kering
: bentuk hidung simetris, penciuman normal, tidak ada
Telinga
d. Leher
Trakea
bening
e. Thorak
I
pernapasan 24x/menit
15
dalam paru
A
Jantung
I
: vesikuler
P
P
f. Abdomen
I
: tympani
g. ekstremitas
kekuatan otot : sedang
h.Integumen
I
P
555
555
444
444
: kulit pucat
: kulit teraba hangat, CRT > 2 detik
i. Neurologi
Kesadaran compos mentis dengan GSC :15
E4 : spontan membuka mata
M6 : spontan/mengikuti perintah
V5 : orientasi baik
16
j. Mamae
tekan
k. Urogenital
l. Anis
4. Aktivitas sehari-hari
a. Nutrisi
1) Makan
a) Sehat : klien tidak ada diet pada saat sehat, makan 3x sehari
dengan porsi yang cukup, tidak ada keluhan saat makan
b) Sakit : kliet mendapat diet MB (makanan biasa) TKTP, frekuensi
makan 3x sehari, klien hanya menghabiskan porsi setengah dari
yang diberikan, klien mengatakan nafsu makan menurun
2) Minum : klien minum 3-4 liter /hari.
b. Eliminasi
1) Miksi
a) Sehat
: frekuensi miksi 4-5x/hari, dengan warna dan bau
yang khas, tidak ada keluhan saaat miksi
b) Sakit
: frekuensi miksi 3-4 x/hari dengan bau dan warna
yang khas, tidak ada kelainan pada saat miksi
2) Defekasi
a) Sehat
: frekuensi defekasi 1x sehari, dengan konsistensi
yang lembek, warna yang khas, tidak ada keluhan saat defekasi.
b) Sakit
: frekuensi defekasi 1x sehari, terkadang tidak
lancar , konsistensi lembek, warna khas.
c. Aktivitas perawatan diri
1) Sehat : klien mandi 2x sehari, rambut dicuci saat mandi, mampu
berhias sendiri
2) Sakit
: selama sakit klien belum mandi, klien hanya dilap dengan
air hangat oleh perawat dan keluarga. Klien tidak mampu untuk
berhias secara mandiri.
d. Istirahat dan tidur
1) Sehat : klien tidur 6-7 jam/hari, klien susah untuk tidur
17
2) Sakit
Leukosit
Trombosit
Retikulosit
MCV
MCHC
Gula darah
Kalium darah
Natrium darah
Gula darah sewaktu
Ureum darah
:5.000/mm3 (N : 150.000-400.000)
:9,78 /ul
:82,6 fl
:29,8 gr/dl
:105 mmol/L (90-150 mg/dl)
:3,3 mmol/L
:135 mmol/L
:29 mg/dl (90-150 mg/dl)
:19 mg/dl (N : 10-50 mg/dl)
Creatinin darah
18
ANALISA DATA
Nama klien
Ruang rawat
No.MR
No
1.
: Ny.P
: Interne Wanita
: 00.86.32.25
Data penunjang
DO :
DS :
-
Masalah keperawatan
Gangguan perfusi
Etiologi
Penurunan
jaringan
konsentrasi
hemoglobin
dalam darah
terasa lemah
Klien mengatakan sakit
DO :
-
2.
DS
Hilangnya nafsu
makan
19
makan
Klien mengatakan badan
terasa lemah
DIAGNOSA KEPERAWATAN
N
O
1
Diagnosa keperawatan
Gangguan perfusi jaringan
Tanggal
muncul
25 maret 2014
berhubungan dengan
TTD
Tanggal
teratasi
30 maret
2014
Penurunan konsentrasi
hemoglobin dalam darah
Perubahan nutrisi kurang dari
2
kebutuhan tubuh b/d hilangnya
nafsu makan
25 maret 2014
28 maret
2014
TTD
20
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi adalah
sebagai berikut :
1. Pengkajian
Berdasarkan
pengkajian
didapatkan,
bahwa
Ny.P
40
21
3. Perencanaan keperawatan
Perencanaan tindakan keperawatan dibuat berdasarkan teori yang ada dan
disesuaikan dengan kasus pada klien saat ini.
4. Pelaksanaan keperawatan
Pelaksanaan tindakan keperawatan yang dilakukan sesuai dengan
perencanaan yang telah disusun yang disesuaikan dengan kondisi pada kasus
dan teori Ca Mammae.
5. Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada setiap diagnosa keperawatan dengan hasil diagnosa
dapat diatasi.
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas izinkan penulis memberikan beberapa
saran pada asuhan keperawatan klien dengan Ca Mammae Di ruangan CW bedah
RSUP Dr. M.Djamil padang, yaitu :
1. Bagi penulis
Agar lebih banyak belajar dan membaca literatur yang terbaru tentang Ca.
Mammae sehingga pada saat melakukan asuhan keperawatan pada klien Ca
Mammae semakin lebih baik.
2. Bagi RSUP Dr. M.Djamil Padang
Hasil studi kasus ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan yang
bermanfaat bagi perawat yang berada di RSUP Dr. M.Djamil Padang agar
22