Anda di halaman 1dari 7

Mengenal Akhlak dan Sifat Nabi Muhammad Rasulullah SAW

Posted on 2014-02-08 06:35, by Pejuang Ahlussunnah in Nur Muhammad. No Comments

Akhlak Mulia Rasulullah


Satu lagi peristiwa mencengangkan ditunjukkan Rasulullah pada saat penaklukan kota
Makkah. Kota Suci dikuasai umat Islam. Lawan perang benar-benar tak berkutik. Tapi, Nabi
Muhammad memang punya cara-cara tersendiri dalam menghadapi mantan musuhmusuhnya.
Tak ada darah menetes di dalam ataupun sekitar Masjidil Haram. Penghancuran patung
berhala di sekeliling Kabah pun dilakukan atas permintaan penduduk Makkah. Sejak awal,
Nabi mewanti-wanti berbagai bentuk kekerasan dan perusakan karena musuh tidak lagi
menyerang.
Sikap anti-pemaksaan justru mengantarakan peristiwa Fathul Makkah pada kemenangan
yang kian gemilang. Musyrikin Quraisy berbondong-bondong memeluk Islam, terutama
setelah pemimpin tertinggi mereka, Abu Sofyan berikut keluarganya secara suka rela
mengucapkan dua kalimat syahadat.
Hanya saja, kesadaran tauhid tidak selalu berlangsung segera. Seorang panglima Quraisy
bernama Shofwan bin Umayyah sempat berketetapan masuk Islam tapi urung. Dia
membutuhkan beberapa waktu untuk membulatkan niatnya itu.
Berilah saya waktu seminggu untuk berpikir, apakah saya harus masuk Islam atau
tidak,kata Shofwan kepada Nabi. Jangan seminggu, sergah Nabi.
Shofwan kaget dan bertanya, Apakah itu terlalu lama?
Tidak, Rasulullah menyahut, Terlalu singkat.
Kuberi kau waktu selama dua bulan. Apakah akan mengucapkan syahadat atau tidak.
Pikirkanlah masak-masak sebab Islam adalah agama bagi orang-orang berakal dan
menggunakan akalnya untuk berpikir. Tiada agama bagi orang yang tak memiliki akal.
Ketika di Mekkah dinilai kurang memberi harapan dalam berdakwah, Rasulullah Shallallahu
Alaihi Wa Sallam sempat menyampaikan dakwahnya kedaerah Thaif. namun apa yang
terjadi ? ketika baru sampai diperbatasan kota Thaif. Nabi disambut dengan lemparan-

lemparan batu dan potongan-potongan besi. akibatnya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa


Sallam mengalami luka parah.
Pada saat Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam masih dihujani batu dan potongan besi,
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam lalu berdoa Ya Allah, jangan Kau turunkan siksa
kepada mereka yang melempariku. sebab mereka bukan orang yang jahat, tapi mereka
orang yang belum tau bahwa aku adalah RasulMu. tunjukkan mereka kepada jalanMu yang
benar dan ampunilah mereka serta sayangi mereka
Demikian juga, kejadian yang serupa pernah terjadi pada waktu perang uhud. dimana beliau
terlemparkan kepada suatu lembah yang cukup dalam. dan dengan secara kejam, seorang
lawan melemparkan tombaknya yang tajam ke muka Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa
Sallam. pada waktu itulah gigi Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam patah dan dari mulutnya
menyemburkan darah. Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam tersungkur ke pasir dengan muka
penuh darah.
Melihat kejadian itu, seorang sahabat menjerit menangis karena mengetahui pemimpin yang
dicintainya disiksa secara kejam. dan sahabat yang menjerit lalu berkata ya Rasulullah,
doakan saja orang yang jahat dan kejam itu supaya disiksa oleh Allah, sebab doamu pasti
dikabulkan oleh Allah
Namun apa yang dilakukan oleh Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam ? pada saat itu Nabi
Shallallahu Alaihi Wa Sallam lalu berdoa : ya Allah, jangan Kau turunkan siksa kepada orang
yang menombak aku. tunjukkanlah ia kepada jalanMu yang benar dan sayangilah dia serta
ampuni kesalahannya
Sungguh luar biasa akhlak Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam, bahasa tingkah lakunya
mencerminkan akhlak mulia artinya ajaran Islam tidak mengenal dendam. dendam ini
sejatinya merupakan musuh iman. aktualisasinya, pada saat seseorang memiliki iman, ia
akan mengenal dendam. sehingga dalam pikirannya akan terucap antara dendam dan
iman tidak mungkin bersatu dalam satu diri
Bagi umat Islam yang mampu menerapkan bahasa keteladanan Nabi itu, Allah menjanjikan
pahala yang besar. Allah Subhanahu Wa Taala berfirman:

( )

Dan balasan kejahatan adalah kejahatan yang setimpal, tetapi barangsiapa yang
memaafkan dan membalas dengan kebaikan, pahalanya [yang besar] di tanggung oleh
Allah (Quran Surah Asy Syuura:40)
Pada ayat yang lain, Allah Subhanahu Wa Taala memerintahkan,

( )

Jika kamu disiksa, silahkan kamu balas dengan adil, tetapi kalau kamu bersabar, maka
langkah sabar adalah yang terbaik (Quran Surah An Nahl:126)

( )

43. Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan, Sesungguhnya (perbuatan ) yang
demikian itu Termasuk hal-hal yang diutamakan .
Dari ayat-ayat ini jelas diterangkan bahwa Islam mengajarkan kepada ummat Islam untuk
menjadi orang yang penyabar dan suka memberi maaf, bukanlah orang yang sabar dan
yang memaafkan itu adalah termasuk hal-hal yang diutamakan ? (Quran Surah Asy
Syuura:43)
Bentuk Tubuh Rasulullah
Al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib ra. yang pernah hidup bersama Rasulullah SAW,
berkata:Saya bertanya kepada paman saya, Hind bin Abi Halah -yang selalu berbicara
tentang Nabi yang mulia-untuk menceritakan kepada saya berkenaan dengan Nabi, agar
kecintaan saya bertambah. Ia berkata, Nabi Allah sangat berwibawa dan sangat dihormati.
Wajahnya bersinar seperti purnama. Ia lebih tinggi dari orang-orang pendek dan lebih
pendek dari orang-orang jangkung. Kepalanya agak besar dengan rambut yang ikal. Bila
rambutnya itu bisa disisir, ia pasti menyisir rambutnya. Kalau rambutnya tumbuh panjang, ia
tak akan membiarkannya melewati daun telinga. Kulit wajahnya putih dengan dahi yang
lebar. Kedua alisnya panjang dan lebat, tapi tidak bertemu.
Di antara kedua alisnya, ada pembuluh darah melintang yang tampak jelas ketika beliau
marah.
Ada seberkas cahaya yang menyapu tubuhnya dari bawah ke atas, seakan-akan
mengangkat tubuhnya.
Jika orang berjumpa dengannya dan tidak melihat cahaya itu, orang mungkin menduga ia
mengangkat kepalanya karena sombong.
Janggutnya pendek dan tebal; pipinya halus dan lebar. Mulutnya lebar dengan gigi-gigi yang
jarang dan bersih. Di atas dadanya ada bulu yang sangat halus; lehernya seperti batang
perak murni yang indah. Tubuhnya serasi (semua anggota tubuhnya sangat serasi dengan
ukuran anggota tubuh yang lain). Perut dan dadanya sejajar. Bahunya lebar, sendi-sendi
anggota badannya gempal. Dadanya bidang. Bagian tubuhnya yang tidak tertutup pakaian
bersinar terang. Segaris bulu yang tipis memanjang dari dada ke pusarnya. Di luar itu, dada
dan perutnya tidak berbulu sama sekali. Lengan, bahu dan pundaknya berbulu. Lengannya
panjang dan telapak tangannya lebar. Tangan dan kakinya tebal dan kekar. Jari-jemarinya
panjang. Pertengahan telapak kakinya melengkung, tidak menyentuh tanah, air tidak
membasahinya. Ketika berjalan ia mengangkat kakinya dari tanah dengan dada yang
dibusungkan. Langkah-langkahnya lembut. Ia berjalan cepat seakan-akan menuruni bukit.

Bila berhadapan dengan seseorang, Ia hadapkan seluruh tubuhnya, bukan hanya kepalanya.
Matanya selalu merunduk.
Pandangannya ke arah bumi lebih lama daripada pandangannya ke langit. Sesekali ia
memandang dengan pandangan sekilas. Ia selalu menjadi orang pertama yang
mengucapkan salam kepada orang yang ditemuinya di jalan.


Cara Bicara Rasulullah
Kemudian Imam Hasan berkata, Ceritakan kepadaku cara bicaranya.
Hind bin Abi Halah berkata, Ia selalu tampak sendu, selalu merenung dalam, dan tidak
pernah tenang. Ia banyak diamnya. Ia tidak pernah berbicara yang tidak perlu. Ia memulai
dan menutup pembicaraannya dengan sangat fasih. Pembicaraannya singkat dan padat,
tanpa kelebihan kata-kata dan tidak kekurangan perincian yang diperlukan. Ia berbicara
lembut, tidak pernah kasar atau menyakitkan. Ia selalu menganggap besar anugerah Tuhan
betapapun kecilnya. Ia tidak pernah mengeluhkannya. Ia juga tidak pernah mengecam atau
memuji berlebih-lebihan apapun yang ia makan Dunia dan apapun yang ada padanya tidak
pernah membuatnya marah. Tetapi, jika hak seseorang dirampas, ia akan sangat murka
sehingga tidak seorang pun mengenalnya lagi dan tidak ada satu pun yang dapat
menghalanginya sampai ia mengembalikan hak itu kepada yang punya. Ketika menunjuk
sesuatu, ia menunjuk dengan seluruh tangannya. Ketika terpesona, ia membalikkan
tangannya ke bawah. Ketika berbicara,terkadang ia bersedekap atau merapatkan telapak
tangan kanannya pada punggung ibu jari kirinya. Ketika marah, ia palingkan wajahnya.
Ketika tersinggung, ia merunduk. Ketika ia tertawa, gigi-giginya tampak seperti untaian
butir-butir hujan es.
Imam Hasan berkata, Saya menyembunyikan berita ini dari Imam Husain sampai suatu
saat saya menceritakan kepadanya. Ternyata ia sudah tahu sebelumnya. Kemudian saya
bertanya kepadanya tentang berita ini. Ternyata ia telah bertanya kepada ayahnya (Imam
Ali) tentang Nabi, di dalam dan di luar rumah, cara duduknya dan penampilannya, dan ia
menceritakan semuanya.
Akhlak Rasulullah Ketika Masuk Rumah
Imam Husain berkata, Aku bertanya kepada ayahku tentang perilaku Nabi ketika ia
memasuki rumahnya. Ayahku berkata, Ia masuk rumah kapan saja ia inginkan. Bila berada
di rumah, ia membagi waktunya menjadi tiga bagian; sebagian untuk Allah, sebagian untuk
keluarganya, sebagian lagi untuk dirinya. Kemudian ia membagi waktunya sendiri antara
dirinya dan orang lain; satu bagian khusus untuk sahabatnya dan bagian lainnya untuk
umum. Ia tidak menyisakan waktunya untuk kepentingan dirinya. Termasuk kebiasaannya
pada bagian yang ia lakukan untuk orang lain ialah mendahulukan atau menghormati orangorang yang mulia dan ia menggolongkan manusia berdasarkan keutamaannya dalam
agama. Di antara sahabatnya, ada yang mengajukan satu keperluan, dua keperluan, atau
banyak keperluan lain. Ia menyibukkan dirinya dengan keperluan mereka. Jadi, ia

menyibukkan dirinya untuk melayani mereka dan menyibukkan mereka dengan sesuatu
yang baik bagi mereka.
Ia sering menanyakan keadaan sahabatnya dan memberi tahu mereka apa yang patut
mereka lakukan. mereka yang hadir sekarang ini harus memberitahukan kepada yang tidak
hadir. Beritahukan kepadaku orang yang tidak sanggup menyampaikan keperluannya
kepadaku. Orang yang menyampaikan kepada pihak yang berwenang keluhan seseorang
yang tidak sanggup menyampaikannya, akan Allah kokohkan kakinya pada Hari
Perhitungan. Selain hal-hal demikan, tidak ada yang disebut-sebut dihadapannya dan tidak
akan diterimanya. Mereka datang menemui beliau untuk menuntut ilmu dan kearifan.
Mereka tidak bubar sebelum mereka menerimanya. Mereka meninggalkan majlis Nabi
sebagai pembimbing untuk orang di belakangnya.


Akhlak Rasulullah di Luar Rumah
Aku bertanya kepadanya tentang tingkah laku Nabi yang mulia di luar rumahnya. Ia
menjawab, Nabi itu pendiam sampai ia merasa perlu untuk bicara. Ia sangat ramah kepada
setiap orang. Ia tidak pernah mengucilkan seorang pun dalam pergaulannya.
Ia menghormati orang yang terhormat pada setiap kaum dan memerintahkan mereka untuk
menjaganya kaumnya. Ia selalu berhati-hati agar berperilaku yang tidak sopan atau
menunjukkkan wajah yang tidak ramah kepada mereka. Ia suka menanyakan keadaan
sahabat-sahabatnya dan keadaan orang-orang di sekitar mereka, misalnya keluarganya atau
tetangganya. Ia menunjukkan yang baik itu baik dan memperkuatnya. Ia menunjukkan yang
jelek itu jelek dan melemahkannya. Ia selalu memilih yang tengah-tengah dalam segala
urusannya.
Ia tidak pernah lupa memperhatikan orang lain karena ia takut mereka alpa atau berpaling
dari jalan kebenaran. Ia tidak pernah ragu-ragu dalam kebenaran dan tidak pernah
melanggar batas-batasnya. Orang-orang yang paling dekat dengannya adalah orang-orang
yang paling baik.
Orang yang paling baik, dalam pandangannya, adalah orang-orang yang paling tulus
menyayangi kaum muslimin seluruhnya. Orang yang paling tinggi kedudukannya disisinya
adalah orang yang paling banyak memperhatikan dan membantu orang lain.
Cara Rasulullah Duduk
Imam Husain berkata, Kemudian aku bertanya kepadanya tentang cara Rasulullah duduk. Ia
menjawab, Rasulullah tidak pernah duduk atau berdiri tanpa mengingat Allah. Ia tidak
pernah memesan tempat hanya untuk dirinya dan melarang orang lain duduk di situ. Ketika
datang di tempat pertemuan, ia duduk dimana saja tempat tersedia. Ia juga menganjurkan
orang lain untuk berbuat yang sama. Ia memberikan tempat duduk dengan cara yang sama
sehingga tidak ada orang yang merasa bahwa orang lain lebih mulia ketimbang dia. Ketika
seseorang duduk di hadapannya, ia akan tetap duduk dengan sabar sampai orang itu berdiri
atau meninggalkannya. Jika orang meminta sesuatu kepadanya, ia akan memberikan tepat

apa yang orang itu minta. Jika tidak sanggup memenuhinya, ia akan mengucapkan kata-kata
yang membahagiakan orang itu. Semua orang senang pada akhlaknya sehingga ia seperti
ayah bagi mereka dan semua ia perlakukan dengan sama.
Majlisnya adalah majlis kesabaran, kehormatan, kejujuran dan kepercayaan. Tidak ada suara
keras didalamnyadan tidak ada tuduhan-tuduhan yang buruk. Tidak ada kesalahan orang
yang diulangi lagi di luar majlis. Mereka yang berkumpul dalam pertemuan memperlakukan
sesamanya dengan baik dan mereka satu sama lain terikat dalam kesalehan.
Mereka rendah hati, sangat menghormati yang tua dan penyayang kepada yang muda,
dermawan kepada yang fakir, dan ramah kepada pendatang dari luar.


Cara Rasulullah Bergaul Dengan Sahabatnya
Aku bertanya kepadanya bagaimana Rasulullah bergaul dengan sahabat-sahabatnya. Ia
menjawab, Rasulullah ceria, selalu lembut hati, dan ramah. Ia tidak kasar dan tidak berhati
keras. Ia tidak suka membentak-bentak. Ia tidak pernah berkata kotor, tidak suka mencaricari kesalahan orang, juga tidak suka memuji-muji berlebihan. Ia mengabaikan apa yang
tidak disukainya dalam perilaku orang begitu rupa sehingga orang tidak tersinggung dan
tidak putus asa. Ia menjaga dirinya untuk tidak melakukan tiga hal: bertengkar, banyak
omong, dan berbicara yang tidak ada manfaatnya. Ia juga menghindari tiga hal dalam
hubungannya dengan orang lain: mengecam orang, mempermalukan orang, dan
mengungkit-ungkit kesalahan orang. Ia tidak pernah berkata kecuali kalau ia berharap
memperoleh anugerah Tuhan. Bila ia berbicara, pendengarnya menundukkan kepalanya,
seakan-akan burung bertengger di atas kepalanya. Baru kalau ia diam, pendengarnya
berbicara. Mereka tidak pernah berdebat di hadapannya. Jika salah seorang di antara
mereka berbicara, yang lain mendengarkannya sampai ia selesai. Mereka bergiliran untuk
berbicara di hadapannya. Ia tertawa jika sahabatnya tertawa; ia juga terkagum-kagum jika
sahabatnya terpesona. Ia sangat penyabar kalau ada orang baru bertanya atau berkata
yang tidak sopan, walaupun sahabat-sahabatnya keberatan. Ia biasanya berkata, Jika kamu
melihat orang yang memerlukan pertolongan, bantulah ia. Ia tidak menerima pujian kecuali
dari orang yang tulus. Ia tidak pernah menyela pembicaraan orang kecuali kalau orang itu
melampaui batas. Ia menghentikan pembicaraannya atau berdiri meninggalkannya.
Diamnya Rasulullah
Kemudian aku bertanya padanya tentang diamnya Nabi. Ia berkata, Diamnya Nabi karena
empat hal:
1234-

karena kesabaran,
kehati-hatian,
pertimbangan, dan
perenungan.

Berkaitan dengan pertimbangan, ia lakukan untuk melihat dan mendengarkan orang secara
sama. Berkaitan dengan perenungan, ia lakukan untuk memilah yang tersisa
(bermanfaat) dan yang binasa (yang tidak bermanfaat). Ia gabungkan kesabaran dengan
lapang-dada. Tidak ada yang membuatnya marah sampai kehilangan kendali diri.
Ia berhati-hati dalam empat hal:
1- dalam melakukan perbuatan baik sehingga orang dapat menirunya;
2- dalam meninggalkan keburukan sehingga orang berhenti melakukannya;
3- dalam mengambil keputusan yang memperbaiki ummatnya dan
4- dalam melakukan sesuatu yang mendatangkan kebaikan dunia dan akhirat.


(Maani Al Akhbar 83; Uyun Al Akhbar Al Ridha 1:246; Ibnu Katsir, Al Shirah Nabawiyah
2:601; lihat Thabathabai, Sunan Al Nabi SAW 102-105).
Yaa Alloh, berikanlah kami ahlaq dan sifat seprti junjungan kami walaupun secuwil, dan
jadikanlah kami ummat yg berahlaq mulya. Aamiin
Oleh: Ustadz Anshori Dahlan, Ponpes Miftahul Ulum Pasuruan.
Mengenal Akhlak dan Sifat Nabi Muhammad Rasulullah SAW was last modified: February 8th, 2014 by Pejuang
Ahlussunnah in Ngaji Yuk! - Kajian Ceramah Islam Ahlussunnah wal Jamaah.

Anda mungkin juga menyukai