Anda di halaman 1dari 5

MUHARRAM karena berbuat dosa pada bulan-bulan haram ini lebih

berbahaya daripada di bulan-bulan lainnya. Qatadah rahimahullah


pernah berkata:
Bulan Muharram adalah bulan pertama dalam kalender
‫ عوإمرن عكاَعن اَلشظرلرُم عععلىَ رُكححيَل عحححاَلل‬،َ‫)إسن اَلشظرلعم مفيِ اَرلعرشرُهمر اَرلرُحرُرمم أعرععظرُم عخمطريعئاة عومورزراَا ممعن اَلشظرلمم مفريعماَ مسعواَعها‬
Hijriyah. Bulan ini disebut oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa
(.‫ا رُيععيَظرُم ممرن أعرممرهِ عماَ عيعشاَرُء‬
‫ عوعلمكسن ع‬،َ‫ععمظريماا‬
sallam sebagai Syahrullah (Bulan Allah). Tentunya, bulan ini
“Sesungguhnya berbuat kezaliman pada bulan-bulan haram lebih
memilki keutamaan yang sangat besar.
besar kesalahan dan dosanya daripada berbuat kezaliman di selain
Di zaman dahulu sebelum datangnya Nabi
bulan-bulan tersebut.
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bulan ini bukanlah dinamakan
Meskipun berbuat zalim pada setiap keadaan bernilai besar,
bulan Al-Muharram, tetapi dinamakan bulan Shafar Al-Awwal,
tetapi Allah membesarkan segala urusannya sesuai apa yang
sedangkan bulan Shafar dinamakan Shafar Ats-Tsani. Setelah
dikehendaki-Nya.( Tafsir ibnu Abi hatim VI/1793)
datangnya Islam kemudian Bulan ini dinamakan Al-Muharram (Lihat
Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma berkata:
penjelasan As-Suyuthi dalam Ad-Dibaj ‘ala Muslim tentang hadits di
(.‫صاَلمرُح عوراَلعرجرُر أعرععظرُم‬
‫ عواَرلعععمرُل اَل س‬،‫ب مفريمهسن أعرععظرُم‬ ‫)…عفعجعععلرُهسن رُحرُرماَ ا عوععسظعم رُحرُرعماَمتمهسن عوعجعععل اَلسذرن ع‬
atas)
“…Kemudian Allah menjadikannya bulan-bulan haram, membesarkan
Al-Muharram di dalam bahasa Arab artinya adalah waktu yang
hal-hal yang diharamkan di dalamnya dan menjadikan perbuatan dosa
diharamkan. Untuk apa? Untuk menzalimi diri-diri kita dan berbuat
di dalamnya lebih besar dan menjadikan amalan soleh dan pahala
dosa. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
juga lebih besar.( Tafsir Ibnu Abi Hatim VI/1791.)
‫ت عواَرلعرر ع‬
‫ض ممرنعهححاَ أعررعبععححمة رُحححرُرمم‬ ‫ا عيروعم عخعلعق اَلسسححعماَعواَ م‬ ‫ب سم‬ ‫ا اَرثعناَ عععشعر عشرهراَا مفيِ مكعتاَ م‬ ‫إمسن معسدعة اَلششرُهومر معرنعد س م‬
‫عذلمعك اَليَديرُن اَرلعقيَيرُم عفلَ عترظلمرُمواَ مفيمهسن أرنفرُعسرُكرم‬
‫ع‬
Haramkah berperang di bulan-bulan haram?
“Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah adalah dua belas bulan,
Para ulama berbeda pendapat dalam hal ini. Jumhur ulama
dalam ketetapan Allah di waktu dia menciptakan langit dan bumi, di
memandang bahwa larangan berperang pada bulan-bulan ini telah di-
antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang
naskh (dihapuskan), karena Allah subhanahu wa ta’alaberfirman:
lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu di keempat bulan ُ‫عفإمعذاَ اَنعسلععخ اَلرشرُهرُر اَرلرُحرُررُم عفاَرقرُترُلواَ اَرلرُمرشمرمكيعن عحري ر‬
‫ث عوعجدشترُمورُهرم‬
itu” (QS At-Taubah: 36)
“Apabila sudah habis bulan-bulan Haram itu, maka Bunuhlah orang-
Diriwayatkan dari Abu Bakrah radhiallahu ‘anhu, bahwa
orang musyrikin itu dimana saja kamu jumpai mereka.” (QS At-Taubah
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda:
9: 5)
‫ب‬ ‫))… اَلسسعنرُة اَرثعناَ عععشعر عشرهاراَ ممرنعهاَ أعررعبععمة رُحرُرمم عثلَععثمة رُمعتعواَلمعيححاَ م‬
ُ‫ت رُذو اَرلعقرعححعدمة عورُذو اَرلمحسجححمة عواَرلرُمعحححسررُم عوعرعجحح ر‬
Sebagian ulama mengatakan bahwa larangan berperang pada
((.‫ضعر اَلسمذيِ عبريعن رُجعماَعدىَ عوعشرععباَن‬ ‫رُم ع‬ bulan-bulan tersebut, tidak dihapuskan dan sampai sekarang masih
“Setahun terdiri dari dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan
berlaku. Sebagian ulama yang lain mengatakan bahwa tidak boleh
haram, tiga berurutan, yaitu: Dzul-Qa’dah, Dzul-Hijjah dan Al-
memulai peperangan pada bulan-bulan ini, tetapi jika perang tersebut
Muharram, serta RajabMudhar yang terletak antara Jumada dan
dimulai sebelum bulan-bulan haram dan masih berlangsung pada
Sya’ban. (HR Al-Bukhari no. 3197 dan Muslim no. 1679/4383.)
bulan-bulan haram, maka hal tersebut diperbolehkan.
Pada ayat di atas Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
Pendapat yang tampaknya lebih kuat adalah pendapat jumhur
‫عفلَ عترظلمرُمواَ مفيمهسن أعرنفرُعسرُكرم‬
ulama. Karena Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam memerangi
“Janganlah kalian menzalimi diri-diri kalian di dalamnya”,
penduduk Thaif pada bulan Dzul-Qa’dah pada peperangan Hunain. Barang siapa yang tidak ingin, maka silakan meninggalkannya.( HR
(Lihat Tafsir Al-Karim Ar-Rahman hal. 218, tafsir Surat Al-Maidah: 2) Al-Bukhari no. 2002)

Keutamaan Berpuasa di Bulan Muharram Keutamaan Berpuasa Sehari Sebelumnya


Hadits di atas menunjukkan disunnahkannya berpuasa selama Selain berpuasa di hari ‘Asyura disukai untuk berpuasa pada
sebulan penuh di bulan Muharram atau sebagian besar bulan tanggal 9 Muharram, karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah
Muharram. Jika demikian, mengapa Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa berkeinginan, jika seandainya tahun depan beliau hidup, beliau akan
sallam tidak berpuasa sebanyak puasa beliau di bulan Sya’ban? Para berpuasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram. Tetapi ternyata
ulama memberikan penjelasan, bahwa kemungkinan besar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat pada tahun tersebut.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mengetahui keutamaan ‫ عيحروعم‬-‫صحلىَ احح علي ه وسحلم‬- ‫احح‬ ‫صحاَعم عررُسحورُل س م‬ ‫ محيحعن ع‬:‫س – رضىَ ا عنهماَ – عيرُقحورُل‬ ‫ا ربعن ععسباَ ل‬ ‫ععربعد س م‬
bulan Muharram tersebut kecuali di akhir umurnya atau karena pada َ‫صححلى‬- ‫احح‬ ‫ عفعقاَعل عررُسورُل س م‬.َ‫صاَعرى‬ ‫ا إمسنرُه عيرومم رُتععيَظرُمرُه اَرلعيرُهورُد عواَلسن ع‬
‫ عقاَرُلواَ عياَ عررُسوعل س م‬,‫صعياَمممه‬‫شوعراَعء عوأععمعر مب م‬ُ‫ععاَ ر‬
saat itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki banyak udzur ‫ت اَرلععححاَرُم‬ ‫ر‬
‫ عفعلححرم عيححأ م‬:‫(( عقححاَعل‬.‫صرمعناَ اَرلعيححروعم اَلستاَمسححعع‬
ُ‫ارُ – ر‬ ‫ )) عفإمعذاَ عكاَعن اَرلععاَرُم اَرلرُمرقمبرُل – إمرن عشاَعء س‬:-‫ا عليه وسلم‬
seperti: safar, sakit atau yang lainnya. .-‫صلىَ ا عليه وسلم‬- ‫ا‬ ‫اَرلرُمرقمبرُل عحستىَ رُترُويَفعىَ عررُسورُل س م‬

Keutamaan Berpuasa di Hari ‘Asyura (10 Muharram) Diriwayatkan dari Abdullah bin ‘Abbas radhiallahu
Di bulan Muharram, berpuasa ‘Asyura tanggal 10 Muharram ‘anhuma bahwasanya dia berkata, “ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi
sangat ditekankan, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa wa sallam ketika berpuasa di hari ‘Asyura’ dan memerintahkan
sallam bersabda: manusia untuk berpuasa, para sahabat pun berkata, ‘Ya Rasulullah!
((.‫ا أعرن رُيعكيَفعر اَلسسعنعة اَلسمتيِ عقربعلرُه‬
‫ب عععلىَ س م‬ ُ‫شوعراَعء أعرحعتمس ر‬ ُ‫صعياَرُم عيرومم ععاَ ر‬
‫))…عو م‬ Sesungguhnya hari ini adalah hari yang diagungkan oleh orang-orang
“… Dan puasa di hari ‘Asyura’ saya berharap kepada Allah agar dapat Yahudi dan Nasrani.’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun
menghapuskan (dosa) setahun yang lalu. (HR Muslim no. 1162/2746) berkata, ‘Apabila tahun depan -insya Allah- kita akan berpuasa
Ternyata puasa ‘Asyura’ adalah puasa yang telah dikenal oleh dengan tanggal 9 (Muharram).’ Belum sempat tahun depan tersebut
orang-orang Quraisy sebelum datangnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi datang, ternyata Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam meninggal.
wa sallam. Mereka juga berpuasa pada hari tersebut. (HR Muslim no. 1134/2666)
‘Aisyah radhiallahu ‘anha berkata: Banyak ulama mengatakan bahwa disunnahkan juga berpuasa
َ‫صحورُمرُه عفعلسمححا‬
ُ‫ا صلىَ ا عليححه وسحلم عي ر‬ ‫ عوعكاَعن عررُسورُل م‬، ‫ش مفيِ اَرلعجاَمهلمسيمة‬ ‫صورُمرُه قرُعرري م‬
ُ‫شوعراَعء عت ر‬ ُ‫)عكاَعن عيرورُم ععاَ ر‬ sesudahnya yaitu tanggal 11 Muharram. Di antara mereka ada yang
‫ عوعمححرن عشححاَعء‬، ‫صاَعمرُه‬‫شوعراَعء عفعمرن عشاَعء ع‬ُ‫ك عيروعم ععاَ ر‬ ‫ضاَرُن عتعر ع‬ ‫ض عرعم ع‬ ‫صعياَمممه عفلعسماَ فرُمر ع‬‫صاَعمرُه عوأععمعر مب م‬ ‫عقمدعم اَرلعممديعنعة ع‬ berdalil dengan hadits Ibnu ‘Abbas berikut:
(.‫عتعرعكه‬ ((.َ‫صورُمواَ عقربعلرُه عيرواماَ أعرو عبرععدهِرُ عيرواما‬
ُ‫ ر‬، ‫شوعراَعء عوعخاَلمرُفواَ مفيمه اَرلعيرُهوعد‬
ُ‫صورُمواَ عيروعم ععاَ ر‬
ُ‫)) ر‬
“Dulu hari ‘Asyura, orang-orang Quraisy mempuasainya di masa “Berpuasalah kalian pada hari ‘Asyura’ dan selisihilah orang-orang
Jahiliyah. Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam juga mempuasainya. Yahudi. Berpuasalah sebelumnya atau berpuasalah setelahnya satu
Ketika beliau pindah ke Madinah, beliau mempuasainya dan har. (HR Ahmad no. 2153, Al-Baihaqi dalam As-Sunan Al-Kubra no.
menyuruh orang-orang untuk berpuasa. 8189 )
Ketika diwajibkan puasa Ramadhan, beliau meninggalkan Akan tetapi hadits ini lemah dari segi sanadnya (jalur
puasa ‘Asyura’. Barang siapa yang ingin, maka silakan berpuasa. periwayatan haditsnya).
Meskipun demikian, bukan berarti jika seseorang ingin berpuasa Kaum muslimin mengerjakan puasa sunnah pada hari ini.
tanggal 11 Muharram hal tersebut terlarang. Tentu tidak, karena puasa Sedangkan banyak di kalangan manusia, memperingati hari ini
tanggal 11 Muharram termasuk puasa di bulan Muharram dan hal dengan kesedihan dan ada juga yang memperingati hari ini dengan
tersebut disunnahkan. bergembira dengan berlapang-lapang dalam menyediakan makanan
Sebagian ulama juga memberikan alasan, jika berpuasa pada dan lainnya.
tanggal 11 Muharram dan 9 Muharram, maka hal tersebut dapat Kedua hal tersebut salah. Orang-orang yang memperingatinya
menghilangkan keraguan tentang bertepatan atau tidakkah hari dengan kesedihan, maka orang tersebut laiknya aliran Syi’ah yang
‘Asyura (10 Muharram) yang dia puasai tersebut, karena bisa saja memperingati hari wafatnya Husain bin ‘Ali bin Abi Thalib, cucu
penentuan masuk atau tidaknya bulan Muharram tidak tepat. Apalagi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Husain radhiallahu
untuk saat sekarang, banyak manusia tergantung dengan ilmu ‘anhu terbunuh di Karbala’ oleh orang-orang yang mengaku
astronomi dalam penentuan awal bulan, kecuali pada bulan mendukungnya. Kemudian orang-orang Syi’ah pun menjadikannya
Ramadhan, Syawal dan Dzul-Hijjah. sebagai hari penyesalan dan kesedihan atas meninggalnya Husain.
Di Iran, yaitu pusat penyebaran Syi’ah saat ini, merupakan
Tingkatan berpuasa ‘Asyura yang disebutkan oleh para ahli fiqh suatu pemandangan yang wajar, kaum lelaki melukai kepala-kepala
Para ulama membuat beberapa tingkatan dalam berpuasa di dengan pisau mereka hingga mengucurkan darah, begitu pula dengan
hari ‘Asyura ini, sebagai berikut: kaum wanita mereka melukai punggung-punggung mereka dengan
1. Tingkatan pertama: Berpuasa pada tanggal 9, 10 dan 11 benda-benda tajam.
Muharram. Begitu pula menjadi pemandangan yang wajar mereka
2. Tingkatan kedua: Berpuasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram. menangis dan memukul wajah mereka, sebagai lambang kesedihan
3. Tingkatan ketiga: Berpuasa pada tanggal 10 dan 11 Muharram. mereka atas terbunuhnya Husain radhiallahu ‘anhu.
4. Tingkatan keempat: Berpuasa hanya pada tanggal 10 Padahal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah
Muharram. bersabda:
‫س ممسنححاَ عمححرن لععطححعم اَرلرُخححرُدوعد عوعشححسق‬
‫ )) لعري ع‬:-‫صسلىَ ا رُ ععلعريمه عوعسلسعم‬
‫ ع‬- ِ‫ضعيِ ا رُ ععرنرُه عقاَعل عقاَعل اَلسنمبشي‬
‫ا عر م‬ ‫ععرن ععربمد م‬
Sebagian ulama mengatakan makruhnya berpuasa hanya pada ((.‫ب عوعدععاَ مبعدرععوىَ اَرلعجاَمهلمسيمة‬
‫اَرلرُجرُيو ع‬
tanggal 10 Muharram, karena hal tersebut mendekati penyerupaan “Bukan termasuk golonganku orang yang menampar-nampar pipinya,
dengan orang-orang Yahudi. Yang berpendapat demikian di antaranya merobek-robek baju dan berteriak-teriak seperti teriakan orang-orang
adalah: Ibnu ‘Abbas, Imam Ahmad dan sebagian madzhab Abi di masa Jahiliyah.( HR Al-Bukhari 1294)
Hanifah. Kalau dipikir, mengapa mereka tidak melakukan hal yang sama
Allahu a’lam, pendapat yang kuat tidak mengapa berpuasa hanya di hari meninggalnya ‘Ali bin Abi Thalib, Padahal beliau juga wafat
pada tanggal 10 Muharram, karena seperti itulah yang dilakukan oleh terbunuh?
Rasulullah selama beliau hidup. Di antara manusia juga ada yang memperingatinya dengan
bergembira. Mereka sengaja memasak dan menyediakan makanan
Hari ‘Asyura, Hari Bergembira atau Hari Bersedih? lebih, memberikan nafkah lebih dan bergembira layaknya ‘idul-fithri.
Mereka berdalil dengan hadits lemah:
ُ‫)) عمرن عوسسعع عععلىَ مععياَلممه عيروعم ععاَ ر‬
((.‫شوعراَعء علرم عيعزرل مفيِ عسععلة عساَمئعر عسعنمتمه‬ ”Puasa ’Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu.” (HR.
“Barang siapa yang berlapang-lapang kepada keluarganya di hari Muslim no. 1162).
‘Asyura’, maka Allah akan melapangkannya sepanjang tahun tersebut. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam punya keinginan berpuasa
( HR Ath-Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir no. 9864 dari Abdullah bin pada hari kesembilan (tasu’ah) sebagaimana disebutkan dalam
Mas’ud dan Al-Baihaqi dalam Asy-Syu’ab no. 3513,3514 dan 3515 dari riwayat berikut.
‘Abdullah bin Mas’ud, Abu Hurairah dan Abu Sa’id Al-Khudri) Ibnu Abbas radhiyallahu ’anhuma berkata bahwa ketika Nabi
Dan perlu diketahui merayakan hari ‘Asyura’ dengan seperti ini shallallahu ’alaihi wa sallam melakukan puasa hari ’Asyura dan
adalah bentuk penyerupaan dengan orang-orang Yahudi. Mereka memerintahkan kaum muslimin untuk melakukannya, pada saat itu
bergembira pada hari ini dan menjadikannya sebagai hari raya. ada yang berkata,
Daftar Pustaka .َ‫صاَعرى‬ ‫ا إمسنرُه عيرومم رُتععيَظرُمرُه اَرلعيرُهورُد عواَلسن ع‬
‫عياَ عررُسوعل س م‬
1. Ad-Dibaj ‘Ala Muslim. Jalaluddin As-Suyuthi. “Wahai Rasulullah, hari ini adalah hari yang diagungkan oleh Yahudi
2. Al-Minhaj Syarh Shahih Muslim bin Al-Hajjaj. Imam An-Nawawi. dan Nashrani.” Lantas beliau mengatakan,
3. Fiqhussunnah. Sayyid Sabiq. ‫صرمعناَ اَرلعيروعم اَلستاَمسعع‬ ُ‫ارُ – ر‬ ‫عفإمعذاَ عكاَعن اَرلععاَرُم اَرلرُمرقمبرُل – إمرن عشاَعء س‬
4. Risalah fi Ahadits Syahrillah Al-Muharram. ‘Abdullah bin Shalih “Apabila tiba tahun depan –insya Allah (jika Allah menghendaki)– kita
Al-Fauzan.http://www.islamlight.net/ akan berpuasa pula pada hari kesembilan.” Ibnu Abbas mengatakan,
5. Tuhfatul-Ahwadzi. Muhammad ‘Abdurrahman Al-Mubarakfuri.. .-‫صلىَ ا عليه وسلم‬- ‫ا‬ ‫ت اَرلععاَرُم اَرلرُمرقمبرُل عحستىَ رُترُويَفعىَ عررُسورُل س م‬‫عفعلرم عيأر م‬
“Belum sampai tahun depan, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam sudah
Bolehkah Puasa 10 Muharram (Asyura) Tanpa Puasa Tanggal 9? keburu meninggal dunia.” (HR. Muslim no. 1134).

Kita sudah mengetahui keutamaan puasa Asyura. Namun ada Hukum Puasa Tanggal 10 (Asyura) Sehari Saja
keutamaan jika mengikutkan dengan puasa Tasu’ah yaitu puasa pada Ulama Hanafiyah menegaskan bahwa makruh hukumnya jika
tanggal 9 Muharram di antara tujuannya adalah untuk menyelisihi berpuasa pada tanggal 10 saja dan tidak diikutsertakan dengan
Yahudi. Bagaimana jika puasanya hanya sehari, tanggal 10 Muharram tanggal 9 Muharram atau tidak diikutkan dengan puasa tanggal 11-
saja? nya. Sedangakan ulama Hambali tidak menganggap makruh jika
berpuasa tanggal 10 saja. Sebagaimana pendapat ini menjadi
Puasa Tanggal 9 (Tasu’ah) dan 10 Muharram (Asyura) pendapat dalam madzhab Imam Malik. Lihat Al Mawsu’ah Al
Dari Abu Qotadah Al Anshoriy, berkata, Fiqhiyyah, 28: 90.
‫شوعراَعء‬ ‫ عقاَعل عورُسمئعل ععرن ع‬.« ‫ضعيعة عواَرلعباَمقعيعة‬
ُ‫صرومم عيرومم ععاَ ر‬ ‫صرومم عيرومم عععرعفعة عفعقاَعل » رُيعكيَفرُر اَلسسعنعة اَرلعماَ م‬ ‫عورُسمئعل ععرن ع‬ Disebutkan oleh Imam Nawawi rahimahullah bahwa Imam Asy
‫عفعقاَعل » رُيعكيَفرُر اَلسسعنعة اَرلعماَ م‬
‫ضعيعة‬ Syafi’i dan ulama Syafi’iyyah, Imam Ahmad, Ishaq dan selainnya
“Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ditanya mengenai keutamaan mengatakan bahwa dianjurkan (disunnahkan) berpuasa pada hari
puasa Arafah? Beliau menjawab, ”Puasa Arafah akan menghapus kesembilan dan kesepuluh sekaligus; karena Nabi shallallahu ’alaihi
dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” Beliau juga wa sallam berpuasa pada hari kesepuluh dan berniat (berkeinginan)
ditanya mengenai keistimewaan puasa ’Asyura? Beliau menjawab, berpuasa juga pada hari kesembilan.
Apa hikmah Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam menambah
puasa pada hari kesembilan? An Nawawi rahimahullah melanjutkan
penjelasannya.
Sebagian ulama mengatakan bahwa sebab Nabi shallallahu
’alaihi wa sallam bepuasa pada hari kesepuluh sekaligus kesembilan
agar tidak tasyabbuh (menyerupai) orang Yahudi yang hanya
berpuasa pada hari kesepuluh saja. Dalam hadits Ibnu Abbas juga
terdapat isyarat mengenai hal ini. Ada juga yang mengatakan bahwa
hal ini untuk kehati-hatian, siapa tahu salah dalam penentuan hari
’Asyura’ (tanggal 10 Muharram). Pendapat yang menyatakan bahwa
Nabi menambah hari kesembilan agar tidak menyerupai puasa Yahudi
adalah pendapat yang lebih kuat. Wallahu a’lam. Lihat Syarh Shahih
Muslim, 8: 15.
Ulama Hanafiyah dan Syafi’iyah berpendapat sunnahnya
berpuasa pada tanggal 11 bagi yang tidak sempat berpuasa tanggal
sembilannya. Bahkan disebutkan oleh Asy Syarbini Al Khotib, Imam
Syafi’i dalam Al Umm dan Al Imla’ mengatakan bahwa disunnahkan
berpuasa tiga hari sekaligus, yaitu 9, 10 dan 11 Muharram.
Kesimpulannya, tidaklah makruh melaksanakan puasa Asyura
saja yaitu tanggal 10 tanpa diiringi tanggal 9. Namun lebih baiknya dua
hari tersebut digabungkan untuk menyelisihi orang Yahudi. Jika tidak
sempat tanggal 9 dan 10, maka bisa memilih tanggal 10 dan 11 untuk
berpuasa. Karena tujuannya sama, agar puasa Asyura tersebut tidak
menyerupai puasa orang Yahudi.Wallahu a’lam.

Referensi:
Al Mawsu’ah Al Fiqhiyyah Al Kuwaitiyyah, terbitan Kementrian Agama
Kuwait.
Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, Yahya bin Syarf An Nawawi, terbitan
Dar Ibnu Hazm, cetakan pertama, tahun 1433 H.

Anda mungkin juga menyukai