DDD PDF
DDD PDF
Disusun oleh :
ANA NOVITASARI
NIM: B09 004
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
yang berjudul Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi di Dukuh Cemetuk,
Desa Lorog, Tawangsari, Sukoharjo. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud
memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak,
Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.
2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka. Prodi D III Kebidanan Kusuma Husada
Surakarta.
3. Ibu Hardiningsih, SST., M.Kes selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan
waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.
4. Bapak Sudadi, selaku ketua Dukuh Cemetuk, Lorog, Tawangsari, Sukoharjo.
5. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
atas segala bantuan yang telah diberikan.
6. Kedua orang tua yang senantiasa mendoakan dan mendukung.
7. Ibu selaku responden di Dukuh Cemetuk, Desa Lorog, Tawangsari, Sukoharjo
yang telah membantu memberikan informasi mengenai pijat bayi.
iv
Latar Belakang : Periode pertumbuhan pada bayi sangat cepat terutama pada aspek
kognitif, motorik dan sosial serta pembentukkan rasa percaya diri anak melalui
perhatian dan pemenuhan kebutuhan dasar orang tua (Soetjiningsih, 2004). Salah
satu cara untuk memberikan rangsangan sensorik, motorik dan kognitif adalah terapi
sentuhan dan pijat bayi. Lewat pijat bayi akan tercipta suatu hubungan khusus yang
positif antara orang tua dan bayi. Itu sebabnya, pijat bayi sebaiknya dilakukan oleh
tenaga kesehatan, orang tua, keluarga, atau paling tidak pengasuh yang sehari-hari
merawatnya (Prasetyono, 2009).
Tujuan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi di Dukuh
Cemetuk, Lorog, Tawangsari, Sukoharjo.
Metode Penelitian : Jenis penelitian adalah Deskriptif Kuantitatif, lokasi penelitian
ini diambil di Dukuh Cemetuk, Lorog, Tawangsari, Sukoharjo pada bulan April
sampai Juni 2012. Jumlah populasi adalah 35 responden, jumlah sampel sebanyak 35
responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling. Alat
pengumpul data yang digunakan adalah kuesioner tertutup. Analisis data dengan cara
manual sesuai dengan rumus yang ada.
Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi paling banyak pada
kategori kurang baik sebanyak 16 responden (46%), kategori baik sebanyak 10
responden (28%). Sedangkan paling sedikit pada kategori cukup baik sebanyak 9
responden (26%).
Kesimpulan : Dari penelitian disimpulkan tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi
pada kategori baik sebanyak 10 responden (28%), cukup baik sebanyak 9 responden
(26%) dan kurang baik sebanyak 16 responden (46%).
Kata Kunci
Kepustakaan
vi
MOTTO
v Dan janganlah kamu tunjukkan kedua matamu kepada yang telah Kami
berikan kepada beberapa golongan dari mereka sebagai bunga dunia, untuk
Kami uji mereka dengannya, dan kurnia Tuhanmu lebih baik dan lebih kekal.
(QS. Thaaha: 131)
v Berfikir dan bertindak lebih baik daripada hanya diam dan menyaksikan saja.
(Bachtiar Rifai)
v Kata yang paling indah dibibir untuk umat manusia adalah kata Ibu dan
panggilan paling indah adalah Ibuku. (Khalil Gibran)
CURICULUM VITAE
FOTO
3X4
BERWARNA
Nama
: Ana Novitasari
Agama
: Islam
Alamat
: Perempuan
Riwayat Pendidikan:
viii
DAFTAR ISI
Halaman
ii
iii
ABSTRAK ................................................................................................
vi
iv
vii
ix
PENDAHULUAN
xi
xii
xv
viii
1. Pengetahuan ...................................................................
2. Bayi ................................................................................
ix
13
16
31
METODOLOGI PENELITIAN
31
32
32
33
37
38
38
39
41
33
42
42
C. Pembahasan ........................................................................
43
D. Keterbatasan ........................................................................
46
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .........................................................................
47
B. Saran ...................................................................................
47
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1
22
Tabel 2.2
29
Tabel 3.1
34
Tabel 3.2
36
Tabel 3.3
37
Tabel 3.4
38
Tabel 4.1
xi
43
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1
22
Gambar 2.2
22
Gambar 2.3
22
Gambar 2.4
22
Gambar 2.5
23
Gambar 2.6
23
Gambar 2.7
23
Gambar 2.8
23
Gambar 2.9
23
Gambar 2.10
23
23
23
Gambar 2.13 Gambar Perut (Mengayuh Sepeda Dengan Kaki diangkat) ...
23
24
24
24
25
25
25
25
xii
25
25
26
26
26
Gambar 2.26 Gambar Tangan (Peras dan Putar Pergelangan Tangan) .......
26
26
26
26
27
27
27
27
27
27
28
28
28
28
28
29
30
30
30
30
31
31
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Jadwal Penelitian
Lampiran 3.
Informed Consent
Lampiran 2.
Lampiran 4.
Lampiran 5.
Lampiran 6.
Lampiran 7.
Lampiran 8.
Lampiran 9.
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1464/MENKES/PERIX/2010
tentang Izin dan Praktik Bidan menyebutkan bahwa bidan berwenang memantau
tumbuh kembang bayi melalui deteksi dini dan stimulasi tumbuh kembang. Salah
satu bentuk stimulasi yang selama ini dilakukan oleh masyarakat adalah dengan
pijat bayi.
Anak memiliki nilai yang sangat tinggi untuk keluarga dan bangsa. Setiap
orang tua mengharapkan anaknya dapat tumbuh dan berkembang secara optimal,
sehingga dapat menjadi sumber daya manusia yang berkualitas dan tangguh.
Tercapainya pertumbuhan dan perkembangan yang optimal merupakan hasil
interaksi berbagai faktor yang saling berkaitan yaitu faktor genetika, lingkungan,
perilaku, dan rangsangan atau stimulasi yang berguna (Dasuki, 2003).
Ikatan batin yang sehat (secure attachment) sangat penting bagi anak
terutama dalam usia 2 tahun pertama yang akan menentukan perkembangan
kepribadian anak selanjutnya. Selain faktor bawaan yang dianugerahkan Tuhan
sejak lahir, stimulus dari luar juga berperan bagi pertumbuhan fisik dan
perkembangan emosional anak (Prasetyono, 2009).
Bayi adalah anak usia 0-12 bulan (Soetjiningsih, 2004). Periode bayi
terbagi atas neonatus dan bayi. Diatas 28 hari sampai usia 12 bulan termasuk
kategori periode bayi. Pada periode ini pertumbuhan sangat cepat terutama pada
1
aspek kognitif, motorik dan sosial serta pembentukan rasa percaya diri anak
melalui perhatian dan pemenuhan kebutuhan dasar dari orang tua (Soetjiningsih,
2004). Salah satu cara untuk memberikan rangsangan sensorik, motorik dan
kognitif adalah terapi sentuhan dan pijat bayi. Lewat pijat bayi akan tercipta suatu
hubungan khusus yang positif antara orang tua dan bayi. Itu sebabnya, pijat bayi
sebaiknya dilakukan oleh orang tua, keluarga atau paling tidak pengasuh yang
sehari-hari merawatnya (Prasetyono, 2009).
Adapun yang dimaksud dengan pijat bayi adalah terapi sentuhan tertua
dan terpopuler yang dikenal manusia, yang juga merupakan seni perawatan
kesehatan dan pengobatan yang dipraktekkan sejak berabad-abad silam. Bahkan
diperkirakan ilmu ini telah dikenal sejak awal manusia diciptakan ke dunia .
Kedekatan ini mungkin dikarenakan pijat bayi sangat berhubungan erat dengan
kehamilan dan proses kelahiran manusia (Roesli, 2010).
Pijat bayi bermanfaat untuk membantu sistem kekebalan tubuh bayi,
membantu melatih relaksasi, membuat tidur lebih lelap, serta membantu
pengaturan sistem pencernaan dan pernapasan. Pemijatan juga mengoptimalkan
tumbuh kembang bayi dengan resiko tinggi.
(Prasetyono, 2009).
Namun ilmu kesehatan tentang pijat bayi ini masih belum diketahui oleh
masyarakat, dikarenakan masyarakat masih mempercayakan pijat bayi kepada
dukun bayi dan kurangnya pengetahuan masyarakat untuk melakukan pijat bayi
kepada tenaga kesehatan. Faktor lain yang menyebabkan masyarakat lebih
memilih pijat bayi kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih
dipegang teguh dan berkembang secara turun temurun. Serta, adanya keyakinan
bahwa dukun bayi dianggap lebih mengerti dan mahir dalam melakukan pijat bayi
yang sudah dipraktikkan sejak berabad-abad silam (Roesli, 2010).
Di Indonesia pelaksanaan pijat bayi di masyarakat desa masih dipegang
peranannya oleh dukun bayi. Selama ini, pemijatan tidak hanya dilakukan bila
bayi sehat, tetapi juga pada bayi sakit atau rewel dan sudah menjadi rutinitas
perawatan bayi setelah lahir (Sari, 2004).
Di masyarakat, dukun bayi masih memegang peranan penting dalam
pemijatan bayi. Seperti halnya di Dukuh Cemetuk, Lorog, Tawangsari, Sukoharjo
kebiasaan memijatkan bayi pada dukun bayi masih dilaksanakan oleh hampir
semua orang tua yang memiliki bayi dan balita.
Informasi dari desa tersebut, terdapat 35 bayi dari 103 Kepala Keluarga
dan 4 orang dukun bayi yang belum mendapatkan pelatihan. Dari data tersebut,
hampir semua bayi dan balita yang ada pernah mendapat pemijatan oleh dukun
bayi.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Dukuh Cemetuk, Lorog,
Tawangsari, Sukoharjo dengan wawancara didapatkan dari 35 ibu yang ditanya
tentang pijat bayi hanya 25 ibu yang mengetahui tentang pijat bayi dan 10 ibu
yang lain memiliki pengetahuan kurang tentang pijat bayi.
Dari latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi di Dukuh Cemetuk, Lorog,
Tawangsari, Sukoharjo.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dirumuskan permasalahan
sebagai berikut Bagaimana tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi di Dukuh
Cemetuk, Lorog, Tawangsari, Sukoharjo?.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi di Dukuh
Cemetuk, Lorog, Tawangsari, Sukoharjo.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui jumlah ibu yang mempunyai tingkat pengetahuan yang
baik tentang pijat bayi di Dukuh Cemetuk, Lorog, Tawangsari, Sukoharjo.
b. Untuk mengetahui jumlah ibu yang mempunyai tingkat pengetahuan yang
cukup baik tentang pijat bayi di Dukuh Cemetuk, Lorog, Tawangsari,
Sukoharjo.
c. Untuk mengetahui jumlah ibu yang mempunyai tingkat pengetahuan yang
kurang baik tentang pijat bayi di Dukuh Cemetuk, Lorog, Tawangsari,
Sukoharjo.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Sebagai tambahan wacana bacaan dalam ilmu pengetahuan khususnya pijat
bayi.
2. Bagi Peneliti
Memperoleh pengalaman nyata dan menambah wawasan dalam penelitian
mengenai tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi di Dukuh Cemetuk,
Lorog, Tawangsari, Sukoharjo.
3. Bagi Masyarakat di Dukuh Cemetuk, Lorog, Tawangsari, Sukoharjo.
Agar masyarakat mengetahui tentang pijat bayi dan mampu melakukan pijat
bayi.
4.
Bagi Institusi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi institusi sebagai
dokumentasi, bahan pustaka dan sebagai bahan reverensi di perpustakaan.
E. Keaslian Penelitian
1. Sri Wahyuni (2006) dengan judul Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu
Tentang Pijat Bayi di Desa Bedoyo, Ponjong, Gunung Kidul. Penelitian ini
menggunakan metode survey analitik cross sectional. Tingkat pengetahuan
ibu tentang pijat bayi pada kategori baik sebanyak 2 responden (5%), cukup
sebanyak 34 responden (81%) dan kurang sebanyak 6 responden (14%).
Sedangkan untuk sikap ibu tentang pijat didapatkan hasil, dari 42 responden, 4
responden
diantaranya
1. Judul:
a. Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Pijat Bayi di Desa Bedoyo,
Ponjong, Gunung Kidul.
b. Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi di Dukuh Cemetuk, Lorog,
Tawangsari, Sukoharjo.
2.
Variabel:
a. Keaslian : menggunakan dua variabel yaitu tingkat pengetahuan ibu
tentang pijat bayi dan sikap ibu tentang pijat bayi
b. Penelitian: menggunakan satu variabel yaitu tingkat pengetahuan ibu
tentang pijat bayi.
3.
Populasi:
a. Keaslian: populasi yang digunakan dalam penelitian tersebut mengambil
di Gunung Kidul.
b. Penelitian: populasi yang digunakan dalam penelitian ini mengambil di
Sukoharjo.
4.
Metode Penelitian:
a. Keaslian: menggunakan metode survey analitik cross sectional
b. Penelitian: menggunakan teknik deskriptif kuantitatif.
5.
Hasil penelitian:
a. Keaslian: tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi pada kategori baik
sebanyak 2 responden (5%), cukup sebanyak 34 responden (81%) dan
kurang sebanyak 6 responden (14%). Sedangkan untuk sikap ibu tentang
PENDAHULUAN
Pada bab ini menguraikan gambaran tentang latar belakang,
perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
keaslian penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menjelaskan tentang konsep-konsep yang berhubungan
dengan variabel penelitian yang meliputi teori dari masalah
yang diteliti, kerangka teori, dan kerangka konsep penelitian.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menjelaskan metode yang digunakan dalam penulisan
yang meliputi jenis dan rancangan penelitian, lokasi dan waktu
penelitian, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel,
instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, variabel
BAB V
PENUTUP
Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
A. Teori dari Masalah yang Diteliti
1. Pengetahuan
a. Pengertian
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh dari mata dan telinga.
(Notoatmodjo, 2007).
b. Tingkatan Pengetahuan
Pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai enam
tingkatan, yaitu:
1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini
adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari
seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
Tahu disini berarti merupakan tingkat pengetahuan yang rendah.
Kata kerja untuk mengetahui bahwa orang tahu tentang apa yang
10
benar
tentang
obyek
yang
diketahui
dan
dapat
11
5) Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjukkan kepada sesuatu kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu
bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah
suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasiformulasi yang ada. Misalkan dapat menyusun, merencanakan,
meringkas, dan menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusanrumusan yang telah ada.
6) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek.
Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan
sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada. Pengukuran dapat
dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang
isi materi yang diukur dari subyek penelitian atau responden.
Pengetahuan dipengaruhi oleh informasi, kultur (budaya dan
agama), pendidikan, pengalaman, sosial ekonomi, dan umur.
Pengetahuan diperoleh dari informasi baik lisan maupun tulisan dan
pengetahuan seseorang.
(Notoatmodjo, 2007)
c.
12
1) Informasi
Seseorang dengan sumber informasi yang lebih banyak akan
mempunyai pengetahuan yang lebih luas.
2) Kultur (Budaya dan Agama)
Budaya sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan
seseorang karena informasi yang baru akan disaring kira-kira sesuai
atau tidak dengan budaya yang ada dan agama yang dianut.
3) Pendidikan
Semakin tinggi pendidikan maka ia akan mudah menerima dan
menyesuaikan diri dengan hal-hal yang baru.
4) Pengalaman
Berkaitan dengan umur dan pendidikan individu, bahwa
pendidikan yang tinggi maka pengalaman akan luas, sedangkan
semakin tua umur seseorang maka pengalaman akan semakin
banyak.
5) Sosial Ekonomi
Lingkungan sosial akan mendukung tingginya pengetahuan
seseorang, sedangkan ekonomi dikaitkan dengan pendidikan
ekonomi baik, tingkat pendidikan akan tinggi sehingga pengetahuan
akan tinggi pula.
6) Umur
Dua sikap tradisional mengenai jalannya perkembangan selama
hidup yaitu semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak
13
2. Bayi
a) Pengertian
Bayi adalah anak usia 0-12 bulan (Soetjiningsih, 2004).
b) Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi
1) Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik (anatomi) dan
struktur tubuh dalam arti sebagian atau seluruhnya karena adanya
14
15
Keadaan fungsi
imatur
dalam
adalah
bertambahnya
kemampuan
dan
16
3. Pijat Bayi
a. Pengertian
Pijat bayi adalah terapi sentuhan tertua dan terpopuler yang dikenal
manusia, yang juga merupakan seni perawatan kesehatan dan pengobatan
yang dipraktekkan sejak berabad-abad silam.
(Roesli, 2010).
b. Manfaat
1) Dampak biokimia yang positif
a) Merangsang keluarnya hormon endorphine yang bisa menurunkan
nyeri, sehingga bayi menjadi tenang dan mengurangi frekuensi
menangis.
b) Meningkatkan tonus nervous vagus (saraf otak ke-10). Ini membuat
kadar enzim penyerapan gastrin dan insulin naik, sehingga
penyerapan terhadap sari makanan menjadi baik.
c) Menurunkan kadar hormon stress (catecholamine).
d) Meningatkan kadar serotonin.
2) Dampak klinis yang positif
a) Meningkatkan jumlah dan sitotoksisitas dari sistem imunitas (sel
pembunuh alami).
b) Mengubah gelombang otak secara positif.
c) Memperbaiki sirkulasi darah dan pernapasan.
d) Merangsang fungsi pencernaan serta pembuangan.
e) Meningkatkan kenaikan berat badan.
17
18
yang
mendapat
rangsangan
melalui
sentuhan/pijatan
19
(Roesli, 2010).
e) Persiapan Pijat Bayi
Persiapan sebelum melakukan pijat bayi adalah sebagai berikut:
1)
Mencuci tangan.
2) Hindari kuku panjang dan perhiasan yang bisa menggores kulit bayi.
3)
4)
7)
8) Siapkan handuk, popok, baju ganti, dan minyak atau baby oil/lotion.
9) Sebelum memijat, mintalah izin kepada bayi dengan cara membelai
wajahnya sambil mengajak bicara.
10) Gunakan minyak ketika memijat untuk menghindari luka akibat
gesekan yang dapat terjadi karena kontak dengan kulit. Minyak yang
cocok adalah minyak zaitun, minyak telon, atau baby oil. Jangan
menggunakan minyak aroma terapi karena terlalu keras untuk kulit
bayi.
(Roesli, 2010).
f) Hal-hal yang Dilakukan Selama Pemijatan:
Hal-hal yang di lakukan selama pemijatan adalah sebagai berikut:
20
21
pemijatan dilakukan pada malam hari, bayi cukup diseka dengan air
hangat agar bersih dari minyak bayi.
8) Lakukan konsultasi pada dokter atau perawat untuk mendapatkan
keterangan lebih lanjut tentang pemijatan bayi.
9)
(Roesli, 2010).
g) Hal-hal yang Tidak Dianjurkan Ketika Sedang Memijat Bayi:
Hal-hal yang tidak dianjurkan ketika sedang memijat bayi adalah sebagai
berikut:
1) Memijat bayi langsung setelah selesai makan.
2)
3)
Memijat bayi yang sedang tidak sehat, atau tak mau dipijat.
22
1) Kaki
Gambar
Gambar 2.1
Gambar 2.2
Gambar 2.3
Tabel 2.1
Teknik Pijat Bayi
Keterangan
a) Perahan Cara India
(1) Pegang kaki bayi pada pangkal
paha
(2) Gerakan tangan ke bawah secara
bergantian
Gambar 2.4
Gambar 2.5
Gambar 2.6
Gambar 2.7
e) Gerakan Peregangan
(1) Pijat telapak kaki dengan jari
telunjuk, di mulai dari batas jarijari kearah tumit
(2) Dengan jari tangan regangkan
punggung kaki kearah tumit
f) Titik Tekanan
Seluruh permukaan telapak kaki dari
arah tumit ke jari-jari dengan
menggunakan kedua ibu jari
g) Punggung Kaki
Pijat punggung kaki dari pergelangan
kaki
kearah
jari-jari
dengan
menggunakan kedua ibu jari
h) Peras dan Putar Pergelangan Kaki
23
Gambar 2.9
Gambar 2.10
Gambar 2.11
2) Perut
Gambar 2.12
Gambar 2.13
Gambar 2.14
24
Gambar 2.15
Gambar 2.16
Gambar 2.17
Gambar 2.18
(2) Tangan
kanan
membuat
setengah lingkaran dari bagian
kanan perut bayi sampai ke
bagian kiri perut bayi (seolah
membentuk gambar bulan {B})
(3) Lakukan gerakan ini bersamasama. Tangan kiri selalu
membuat
bulatan
penuh
(matahari), sedangkan tangan
kanan akan membuat gerakan
setengah lingkaran (bulan)
e) Gerakan I Love You
(1) I. Pijatlah perut bayi mulai
dari bagian kiri atas ke bawah
dengan menggunakan jari-jari
tangan kanan membuat huruf
I.
(2) LOVE. Pijatlah perut bayi
membentuk huruf L terbalik,
mulai dari kanan atas ke kiri
atas, kemudian dari atas ke kiri
bawah.
(3) YOU. Pijatlah perut bayi
membentuk huruf U terbalik,
mulai dari kanan bawah (daerah
usus buntu) ke atas, kemudian
ke kiri, ke bawah dan berakhir di
perut kiri bawah
f) Gelembung atau Jari- Jari Berjalan
Letakkan ujung- ujung jari satu tangan
pada bagian perut bagian kanan
a) Jantung Besar
(1) Meletakkan ujung-ujung jari
kedua telapak tangan di tengah
dada bayi
(2) Buat gerakan ke atas sampai ke
bawah leher, kemudian ke
samping diatas tulang selangka,
lalu ke bawah membentuk
jantung dan kembali ke ulu hati
f) Kupu- kupu
(1) Tangan kanan membuat gerakan
memijat menyilang dari tengah
25
(2)
Gambar 2.19
4) Tangan
Gambar 2.20
Gambar 2.21
Gambar 2.22
Gambar 2.23
Gambar 2.24
a) Memijat Ketiak
Membuat gerakan memijat pada
daerah ketiak dari atas ke bawah
b) Perahan Cara India
(1) Pegang pundak bayi dengan
tangan kanan, sedangkan tangan
kiri memegang
pergelangan
tangan bayi
(2) Gerakkan tangan kanan dan kiri
di mulai dari pundak kearah
pergelangan tangan
(3) Gerakkan tangan kanan dan kiri
secara bergantian dan berulang
seperti memerah susu sapi
c) Peras dan Putar
Peras dan putar lengan bayi dari arah
pundak ke pergelangan tangan
d) Membuka Tangan
Pijat telapak tangan dengan kedua ibu
jari dari pergelangan tangan sampai
kearah jari-jari
e) Putar Jari- Jari
(1) Pijat jari bayi satu persatu kearah
ujung bayi dengan gerakan
memutar
(2) Akhiri gerakan ini dengan tarikan
lembut pada tiap ujung bayi
f) Punggung Tangan
(1) Letakkan tangan bayi di antara
kedua tangan kita
(2) Usap punggung tangan bayi dari
arah pergelangan tangan kearah
26
Gambar 2.25
Gambar 2.26
Gambar 2.27
Gambar 2.28
4) Muka
Gambar 2.29
Gambar 2.30
jari-jari
g) Peras dan Putar Pergelangan Tangan
Peras sekeliling pergelangan tangan
dengan ibu jari dan jari telunjuk
h) Perahan Cara Swedia
(1) Gerakkan tangan kanan dan kiri
secara
bergantian
dari
pergelangan
tangan
kearah
pundak
(2) Lanjutkan
pijatan
dari
pergelangan tangan kiri kearah
pundak
i) Gerakan Menggulung
(1) Pegang lengan bayi bagian atas
dengan kedua telapak tangan
(2) Bentuk gerakan menggulung dari
pangkal
lengan
kearah
pergelangan jari-jari tangan
a) Dahi: Menyetrika dahi
(1) Letakkan kedua jari tangan pada
pertengahan dahi
(2) Tekan dahi dengan lembut dari
dahi bagian tengah keluar ke
samping kanan dan kiri
(3) Gerakkan ke bawah ke daerah
pelipis, membuat lingkaran kecil
di daerah pelipis kemudian
gerakkan ke bawah melalui
daerah pipi di bawah mata
b) Alis: Menyetrika alis
(1) Meletakkan kedua ibu jari
diantara kedua mata.
(2) Gunakan kedua ibu jari untuk
memijat secara lembut pada alis
mata dan diatas kelopak mata,
mulai dari tengah ke samping
seolah menyetrika alis.
c) Hidung
(1) Letakkan kedua ibu jari di
pertengahan alis
(2) Tekan ibu jari dari pertengahan
kedua alis turun melalui tepi
hidung kearah pipi dengan
27
Gambar 2.31
Gambar 2.32
Gambar 2.33
Gambar 2.34
Gambar 2.35
5)
Punggung
Gambar 2.36
28
Gambar 2.37
Gambar 2.38
Gambar 2.39
Kaki
Ulangi
gerakan
menyetrika
punggung, tangan kanan memegang
kaki dan gerakan di lanjutkan sampai
ke tumit kaki
d) Gerakan Melingkar
(1) Jari kedua tangan membuat
gerakan melingkar kecil dari
tengkuk turun ke bawah kanan
tulang punggung sampai ke
pantat
(2) Mulai lingkaran kecil di leher,
kemudian lingkaran besar di
pantat
e) Gerakan Menggaruk
Buat
gerakan
menggaruk
memanjang sampai ke pantat bayi
dengan lima jari tangan
Gambar 2.40
Sumber : Roesli (2010).
i.
29
Gunakan sentuhan relaksasi dan suara ibu untuk menolong agar kaki
bayi menjadi rileks dan lemas.
2) Gerakan peregangan lembut
Gerakan peregangan lembut adalah gerakan-gerakan sederhana yang
meregangkan tangan dan kaki bayi, memijat perut dan pinggul, serta
meluruskan tulang belakang bayi. Peregangan lembut ini dilakukan
diakhir pemijatan atau diantara pemijatan. Setiap gerakan peregangan
dapat dilakukan selama 4-5 menit.
(Roesli, 2010).
Gambar
Gambar 2.41
Gambar 2. 42
Tabel 2.2
Teknik Peregangan Lembut
Keterangan
a) Tangan disilangkan
(1) Pegang kedua pergelangan tangan
bayi dan silangkan keduanya di
dada.
(2) Luruskan kembali kedua tangan
bayi ke samping. Ulangi gerakan
ini sebanyak 4-5 kali.
b) Membentuk diagonal tangan-kaki
(1) Pertemukan ujung kaki kanan dan
ujung tangan kiri bayi di atas tubuh
bayi sehingga membentuk garis
diagonal.
Selanjutnya,
tarik
kembali kaki kanan dan kaki kiri
bayi ke posisi semula.
(2) Pertemukanlah ujung kaki kiri
dengan ujung tangan diatas tubuh
bayi. Selanjutnya, tarik kembali
tangan dan kaki bayi ke posisi
semula.
Gerakan
membentuk
diagonal ini dapat diulang sebanyak
4-5 kali.
c) Menyilangkan kaki
(1) Pegang pergelangan kaki dankiri
bayi, lalu silangkan keatas perut.
30
Gambar 2.43
Gambar 2.44
Gambar 2. 45
Sumber: Roesli (2010).
31
B. Kerangka Teori
Pengetahuan ibu
tentang pijat bayi
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
pengetahuan:
1. Informasi
2. Kultur (budaya
dan agama)
3. Pendidikan
4. Pengalaman
5. Sosial ekonomi
6. Usia
Pijat bayi:
1. Pengertian pijat bayi
2. Manfaat pijat bayi
3. Mekanisme
dasar
pemijatan (fisiologi pijat
bayi)
4. Waktu pijat bayi
5. Persiapan pijat bayi
6. Hal-hal yang dilakukan
selama pemijatan
7. Hal-hal
yang
tidak
dianjurkan ketika sedang
memijat bayi
8. Gerakan relaksasi dan
peregangan lembut
Cukup baik
Kurang baik
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
merupakan
tempat
atau
lokasi
pengambilan
penelitian
32
33
Populasi
Populasi adalah keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam
suatu penelitian (Saryono, 2010). Dalam penelitian ini populasi yang
diambil adalah ibu yang mempunyai bayi yang tinggal di Dukuh
Cemetuk, Lorog, Tawangsari, Sukoharjo yang berjumlah 35 orang.
2.
D. Instrumen Penelitian
Alat
pengumpul data
34
35
Agar diperoleh data yang valid dan reliabel, maka kuesioner diuji terlebih
dahulu dengan uji validitas dan reliabilitas.
1.
Uji Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benarbenar mengukur apa yang diukur (Saryono, 2010). Sebuah instrumen
dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya hendak
diukur. Untuk mengetahui validitas item digunakan rumus korelasi
Product Moment. Suatu item dikatakan valid jika nilai rhitung > rtabel
(Hidayat, 2007). Rumus Product Moment adalah sebagai berikut:
r
N. XY X. Y
&
&
$%
N X ( X) &' %
N XY ( Y) &'
Keterangan :
rxy : Koefisien korelasi product moment
N : Jumlah responden
x : Skor pertanyaan
y : Skor total
xy
36
Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Saryono, 2010). Untuk
menguji reliabilitas pada instrumen ini menggunakan Alpha Cronbach.
Rumus Alpha Cronbach adalah sebagai berikut:
/ 0&
+
2
() ) = *
, -.
+ 1
/ &1
Keterangan :
r11
: Reliabilitas instrumen
b2
t2
(Ghozali, 2005).
Tabel 3.3
Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner
Variabel
Alpha cronbach
Pengetahuan ibu tentang pijat
0,913
bayi
Keterangan
Reliabel
37
38
G. Definisi Operasional
No
Tabel 3.4
Definisi Operasional Tingkat Pengetahuan Tentang Pijat Bayi
Skala
Variabel
Definisi Operasional
Alat Ukur
Hasil Ukur
Ukur
a. Baik: apabila
prosentase
76-100%
b. Cukup baik:
apabila
prosentase
56-75%
c. Kurang baik:
apabila
prosentase
<56%
(Arikunto, 2006)
39
b. Coding
Coding merupakan kegiatan kode numerik (angka) terhadap data
yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting
bila pengolahan dan analisa data menggunakan komputer. Biasanya
dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya dalam satu
buku (code book) untuk memudahkan kembali melihat kondisi dan arti
suatu kode dari suatu variabel.
c. Entry Data
Entry Data adalah kegiatan memasukkan data yang telah
dikumpulkan ke dalam master tabel atau database komputer, kemudian
membuat distribusi frekuensi sederhana atau bisa juga dengan
membuat tabel kontigensi.
d. Melakukan teknik analisis
Dalam melakukan analisis, khususnya terhadap data penelitian
akan menggunakan ilmu statistik terapan disesuaikan dengan tujuan
yang hendak dianalisis. Apabila penelitiannya deskriptif, maka akan
menggunakan
(menggambarkan)
statistik
adalah
deskriptif.
statistik
yang
Statistik
deskriptif
membahas
cara-cara
40
2.
Analisa data
Dalam
penelitian
ini
menggunakan
analisa
univariat
yaitu
: 76-100%
: 56-75%
: < 56%
(Arikunto, 2006).
Adapun rumus untuk mengetahui skor prosentase (Riwidikdo, 2009)
yaitu:
Skor prosentase =
x 100%
Sedangkan rumus prosentase untuk jumlah ibu yang memijatkan bayinya menurut
tingkat pengetahuannya (Riwidikdo, 2009) yaitu sebagai berikut:
Skor prosentase =
x 100%
I. Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian pada responden peneliti memperlihatkan
etika penelitian antara lain:
1. Informed Consent (Lembar Persetujuan Responden)
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
Dukuh Cemetuk terletak di Desa Lorog, Kecamatan Tawangsari,
Kabupaten Sukoharjo. Dukuh Cemetuk terbagi menjadi 4 RT 2 RW. Secara
geografis sebelah utara berbatasan dengan Dukuh Banjarsari, sebelah selatan
berbatasan dengan Dukuh Gupakan, sebelah barat berbatasan dengan Dukuh
Karangasem dan sebelah timur berbatasan dengan Dukuh Karangpung.
Jumlah seluruh penduduk di Dukuh Cemetuk, Lorog, Tawangsari,
Sukoharjo sejumlah 1206 jiwa dan terdapat 103 Kepala Keluarga serta
terdapat 35 ibu yang mempunyai bayi di Dukuh Cemetuk, Lorog, Tawangsari,
Sukoharjo.
B. Hasil Penelitian
42
43
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Tentang
Pijat Bayi
No Tingkat Pengetahuan
Jumlah
Prosentase
Responden
(%)
1 Baik
10
28
2 Cukup Baik
9
26
3 Kurang Baik
16
46
Total
35
100
Sumber: Data Primer, Juni 2012
Berdasarkan tabel 4.1 diatas, dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan
ibu tentang pijat bayi paling banyak pada kategori kurang baik sebanyak 16
responden (46%), kategori baik sebanyak 10 responden (28%) dan paling
sedikit pada kategori cukup baik sebanyak 9 responden (26%).
C. Pembahasan
Pada penelitian ini paling banyak ibu-ibu di Dukuh Cemetuk, Lorog,
Tawangsari, Sukoharjo mempunyai tingkat pengetahuan yang kurang baik
tentang pijat bayi yaitu sebanyak 16 responden (46%) kemudian sebanyak 10
responden (28%) memiliki tingkat pengetahuan yang baik tentang pijat bayi
dan paling sedikit pada tingkat pengetahuan cukup baik yaitu sebanyak 9
responden (26%).
Dari penelitian ini sebagian besar responden dengan tingkat pengetahuan
kurang baik kurang mengetahui tentang hal-hal yang dilakukan selama
pemijatan, teknik pijat bayi dan gerakan peregangan lembut. Menurut Roesli
(2010) hal-hal yang dilakukan selama pemijatan diantaranya tanggap pada
isyarat yang diberikan bayi. Jika bayi menangis usahakan untuk menenangkan
sebelum melanjutkan pemijatan. Jika bayi menangis lebih keras hentikan
44
terhadap
suatu
obyek
tertentu.
(Notoatmodjo,
2007).
45
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian mengenai tingkat pengetahuan tentang Pijat Bayi di
Dukuh Cemetuk, Lorog, Tawangsari, Sukoharjo dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1.
2.
3.
B. Saran
1.
Bagi Responden
Diharapkan responden khususnya orang tua bayi lebih meningkatkan
pengetahuan tentang pijat bayi misalnya dengan mengikuti penyuluhan
tentang pijat bayi, mencari informasi tentang pijat bayi baik melalui
media (televisi, radio, buku, koran, majalah) atau mendiskusikannya
dengan tenaga kesehatan setempat.
46
47
2.
3.