Anda di halaman 1dari 4

Tanaman Hias Bapak Yakup

Sejarah Berdiri
Bapak Yakup lahir pada tanggal 12 Okteber 1962, Bapak Yakup merupakan anak
pertama dari lima bersaudara. Beliau mempunyai lima orang anak, 2 anak lakilaki dan 3 anak perempun. Dari kecil sudah menjadi tulang punggung keluarga,
karena ketika berumur 5 tahun, beliau sudah ditinggalkan oleh ayahanda
tercinta. Terlahir ditengah-tengah keluarga yang pendidikan agamanya sangat
kuat, maka secara tidak langsung ikut membentuk karakter beliau dalam melihat
keadaan-keadaan yang terjadi.
Menjadi tulang punggung dalam keluarga memang bukan hal yang mudah,
ditambah dengan pendidikan yang rendah. Jangankan untuk sekolah, untuk
makan sekeluarga saja masih ketar-ketir. Hingga akhirnya baliau bertekad bahwa
adik-adiknya harus sekolah yang tinggi jangan seperti dirinya yang tidak pernah
mengeyam pendidikan sekolah. Sejak kecil bapak Yakup dikenal dengan orang
yang sangat kreatif dan inovatif.
Termotivasi dengan keadaan yang demikian, bapak Yakup mencoba
mengembangkan hobi menjadi sebuah hal yang positif dan produktif. Seperti,
bagaimana agar hobi tersebut bisa menghasilkan manfaat bukan hanya untuk
dirinya saja tetapi juga bagi keluarga dan masyarakat sekitar. Sejak kecil bapak
Yakup sangat hobi dengan tanaman hias.
Dengan modal mental yang tidak mudah menyerah, berani dan kreatif. Hingga
akhirnya pada tanggal 7 Juni 1975 bapak Yakup memberanikan diri untuk
membuka usaha yang pada saat itu masih jarang dilirik oleh orang-orang,
terutama di daerah Kebon Jeruk. Yaitu membuka Usaha Tanaman Hias. Tetapi,
disinilah kejelian dan keberanian bapak Yakup, dimana beliau dengan cepat bisa
melihat peluang, kesempatan dan keadaan yang ada.
Pada saat itu dia melihat tanah-tanah yang ada didaerahnya masih menjadi
lahan yang kosong dan mubadzir. Melihat kesempatan yang seperti ini jiwa
wirausahanya merasa tertantang untuk melakukan sesuatu. Bagaimana caranya
agar tanah yang ada didaerahnya tidak menjadi lahan yang mubadzir. Bapak
Yakup mengatakan Dari pada tanah yang ada didepan rumah ama yang
dibelakang rumah mubadzir, lebih baik digunakan biar menghasilkan sesuatu
yang bermanfaat dan produktif.
Sebagai langkah awal, sejak usaha tanaman hiasnya lahir, bapak Yakup membeli
bibt-bibit unggul yang diperlukan dan sesuai dengan jenis tanah yang ada di
tempatnya. Selain itu, sosialisai dengan masyarakat sekitar (baik formal maupun
non-formal), sering dilakukan dengan harapan lahan-lahan yang tadinya
dibiarkan mubadzir atau terbuang percuma, lebih baik digarap agar menjadi
lahan yang produktif.
Kemudian membangun jaringan ke luar juga sering dilakukannya, seperti
membangun jaringan kesesama pengusaha tanaman hias, baik yang perorangan

maupun organisasi atau lembaga. Seiring waktu berjalan, usaha ini berkembang
menjadi salah satu pokok mata pencaharian masyarakat Kebon Jeruk. Saat ini
beliau sudah mempunyai enam lahan garapan. Satu sekitar pekarangan rumah
dan yang lima di luar pekarangan, bahkan ada yang di luar Kelurahan Kebon
Jeruk.

Prinsip Dasar
Prinsip dasar yang dimiliki Bapak Yakup yang sangat khas dan unik, ini
dipengaruhi oleh faktor psikologis, kultur, dan agama. Yaitu:
1. Jujur, amanah dan ihsan
2. Inovatif dan Kreatif
3. Independen (tidak selalu tergantung dengan pemerintah)
4. Percaya diri
5. Berorientasi ke depan
Visi dan Misi
Visi :
Mengembangkan potensi yang ada di dalam dirinya agar bisa berkembang
menjadi sesuatu yang bermanfaat. Serta mengembangkan jiwa yang mandiri
tanpa tergantung dengan orang lain.
Misi :
1. Membangun diri menjadi individu yang berfungsi untuk keluarga dan
masyarakat.
2. Mengembangkan jaringan pemberdayaan masyarakat.
3. Mengembangkan dan menumbuhkan aset masyarakat yang berbasis
kekuatan sendiri.
4. Mengambangkan potensi lokal yang ada.
5. Meningkatkan produktifitas baik kualitas maupun kuantitas.
Sarana dan Prasarana
Kantor/gedung
Untuk hal ini Bapak Yakup menggunakan rumah sekaligus untuk kantor,
sebagai tempat dialog dengan pegawai, rekan bisnis dan evaluasi kinerja
usahanya. Selain itu, kantor juga berfungsi sebagai tempat transaksi seperti:
pembayaran dan penawaran barang. Membangun jaringan juga sering dilakukan
di kantor. Dari awal berdiri hingga sekarang, kantor bertempat di Jl. F Pejuangan
Kebon Jeruk RT 9 RW 10 No. 25 Jakarta Barat.
Media
1. Tanah lahan
2. Pot
3. Selang atau ceret untuk menyiram tanaman
4. Beberapa jenis tanaman yang dibutuhkan
5. Hambatan dan Tantangan
Hambatan dan Tantangan

Setiap orang yang menekuni sebuah usaha pasti akan menemui berbagai
macam kendala, kebanyakan orang-orang yang tidak bisa eksis dalam menekuni
sebuah usaha tidak mampu menyelesaikan dan menghadapi masalah, kendala
dan tantangan. Begitupun dengan usaha yang dijalankan oleh bapak Yakup, tidak
jauh berbeda jauh orang-orang umumnya. Sejak usaha ini dimulai tahun 1975,
bapak Yakup banyak menemui berbagai macam masalah, anatar lain:

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Sarana transportasi kurang mendukung


Kondisi kantor/gedung kurang representatif
Kondisi tanah yang tidak sesuai
Iklim yang tidak menentu
kurang mampu menguasai bahasa asing dan Indonesia.
Ada beberapa pegawai yang buta huruf atau tidak bisa membaca.
Masyarakat tetangga semakin banyak yang melakukan usaha serupa.
Semakin derasnya arus globalisasi.

Kesimpulan
Wirausaha adalah sikap bukan sebuah profesi. Wirausaha merupakan
objek bukan subjek. Profesi apapun, keahlian apapun yang dimiliki seseorang,
akan memungkinkan individu-individu tersebut pantas disebut wirausahawan.
Sampai saat ini, gelar wirausahawan adalah gelar yang ditahbiskan relatif
hanya kepada para pedagang saja. Pengertian tersebut berkembang dalam
benak masyarakat sehingga mengendapkan makna yang sebenarnya lebih luas
dari definisi yang ada. Wirausahawan bukanlah gelar yang berhak diklaim oleh
kalangan pedagang atau pengusaha saja. Bahkan semua profesi yang
mengandung kemaslahatan, merupakan tanah yang humus untuk
menumbuhkan jiwa-jiwa wirausaha.
Pemahaman yang salah terhadap ruang lingkup usaha dan pengertian
wirausaha ini telah membuat sebagian besar individu beranggapan bahwa
dengan menjadi pedagang, melakukan proses jual-beli, maka otomatis ia telah
menjadi wirausahawan. Kesalahan tersebut mengindikasikan cara pandang yang
menganggap bahwa segala sesuatu bisa di-bisnis-kan untuk menghasilkan
uang. Kewirausahaan bukan semata-mata kegiatan meraih laba, yang seringkali
hinggap pada anggapan pribadi-pribadi sekuler sebagai tujuan akhir. Kata
usaha-pun bukan monopoli ruang lingkup berdagang atau jual-beli saja. Semua
profesi adalah usaha, sehingga seorang dokter, petani, pelukis, penyanyi,
bahkan mahasiswa pantas digelari wirausahawan, persis sejajar dengan
pedagang.
Dalam Islam, usaha sendiri merupakan salah satu syarat dari Allah Azza
wa Jalla agar pintu rezeki dibukakan oleh-Nya. Berdagang termasuk cabang
usaha yang menjadi pintu datangnya rezeki. Menjadi guru, dokter, pegawai
negeri, tentara, mahasiswa ataupun seniman, juga termasuk profesi-profesi yang
ditempuh manusia dalam membuka pintu-pintu rezeki. Dengan begitu, besarkecilnya rezeki tidak tergantung dari seseorang berdagang atau tidak. Penentu

besarnya rezeki bukanlah profesi seseorang, melainkan seberapa besar


seseorang menyempurnakan usaha atau ikhtiarnya.

Anda mungkin juga menyukai