Anda di halaman 1dari 13

PERTEMUAN 14

14 Menjelaskan geostrategi Indonesia


Memahami geostrategic Indonesia tidak begitu saja lepas dari geopolitik Indonesia
karena geopolitik Indonesia pelaksanaanya sedikitnanyak ditentukan oleh geopolitik Indonesia.
Geopolitik dilandasi oleh konsepsi wawasan nusantara sedangkan geoostrategi dilandasi dengan
ketahanan nasional, begitu juga ketahanan nasional dilandasi pada wawasan nusantara disamping
pancasila dan UUD 1945
14.1 Pengertian Geostrategi
Geostrategi berasal dari kata geo yang berarti bumi, dan strategi adalah cara / metode. Dengan
demikian geostrategic adalah cara melaksanakan politik nasional (kebijakan nasional yang
berdasarkan pertimbangan wilayah yang meliputi posisi geografi,karakter geografi,potensi dsb).
Sehingga dapat diartikan diartikan sebagai usaha dengan menggunakan segala kemampuan atau
sumber daya baik SDM maupun SDA untuk melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan. Bagi
bangsa Indonesia geostrategi diartikan sebagai metode untuk mewujudkan cita-cita proklamasi,
sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, melalui proses pembangunan nasional.
14.2 Latarbelakang Geostrategi
Geostrategi merupakan masalah penting bagi setiap bangsa baik pada masa lampau, kini,
manapun mendatang. Geostrategi menjadi sangat penting karena setiap bangsa yang telah
menjadi negara membutuhkan strategi dalam memanfaatkan wilayah negara sebagai ruang hidup
nasional untuk menentukan kebijakan, sarana dan sasaran perwujudan kepentingan dan tujuan
nasional melalui pembangunan sehingga bangsa itu tetap eksis dalam arti ideologis, politis,
ekonomis, sosial budaya Hankam.
Pembukaan UUD 1945 memberikan amanat kepada para penyelenggara negara agar dalam hidup
berbangsa dan negara dalam lingkup nasional diuraikan untuk mewujudkan upaya melindungi
segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Geostrategi Indonesia pada dasarnya adalah strategi nasional Bangsa Indonesia dalam
memanfaatkan wilayah negara Republik Indonesia sebagia ruang hidup nasional guna merancang
arahan tentang kebijakan, sarana dan pembangunan untuk mencapai kepentingan dan tujuan
nasional tersebut diatas.
Geostrategi Indonesia dirumuskan dalam wujud Konsepsi Ketahanan Nasional.
14.3 Tujuan Geostrategi
Geostrategi /Ketahanan Nasional diperlukan dalam menunjang keberhasilan tugas pokok
pemerintahan, seperti tegaknya hukum dan ketertiban, terwujudnya kesejahteraan dan

kemakmuran, terselenggaranya pertahanan dan keamanan, terwujudnya keadilan hukum dan


keadilan sosial, serta terdapatnya kesempatan rakyat untuk mengaktualisasikan diri.
Menyusun dan mengembangkan potensi kekuatan nasional baik yang berbasis pada aspek
ideologi , politik , sosial budaya , bahkan aspek-aspek alamiah . Menunjang tugas pokok
pemerintah Indonesia dalam : a. Menegakkan hukum dan ketertiban (law and order) b.
Terwujudnya kesejahteraan dan kemakmuran (welfare and prosperity) c. Terselenggaranya
pertahanan dan keamanan (defense and prosperity) d. Terwujudnya keadilan hukum & keadilan
sosial ( yuridical justice & social justice) e. Tersedianya kesempatan rakyat untuk
mengaktualisasikan diri (freedom of the people)
14.4 Fungsi Geostategi
Geostrategi/Ketahanan Nasional Indonesia mempunyai fungsi sebagai :
1. Daya tangkal. Dalam kedududukannya sebagai konsepsi penangkalan, geostrategi
Indonesia ditujukan untuk menangkal segala bentuk ancaman, gangguan, hambatan, dan
tantangan terhadap identitas, integritas, eksistensi bangsa, dan negara Indonesia dalam
aspek.
a.

Ketahanan pada aspek ideology. Ketangguhan kekuatan nasional dalam menghadapi


ancaman dari luar maupun dari dalam, dalam rangka menjamin kelangsungan
kehidupan ideology bangsa dan negara Republik Indonesia.

b.

Ketahanan pada aspek politik. Untuk mengejar ketinggalan dari negara maju, kita
perlu mengadakan proses perubahan atau modernisasi, penegakan hukum, dan
menegakkan disiplin nasional.

c.

Ketahanan pada aspek ekonomi. Ketangguhan kekuatan nasional dalam kegiatan


yang berkaitan dengan produksi, distribusi, dan konsumsi barang dan jasa, usaha
untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat baik secara individu maupun kelompok.

d.

Ketahanan pas aspek sosial budaya. Ketangguhan kekuatan nasional dalam


menghadapi ancaman dari luar maupun dari dalam, dalam rangka menjamin
kelangsungan kehidupan sosial budaya bangsa dan negara Republik Indonesia.

e.

Ketahanan pada aspek pertahanan keamanan. Ketangguhan kekuatan pertahanan


nasional dan upaya untuk melindungi kepentingan bangsa dan negara demi tetap
terwujudnya kondisi kelangsungan hidup bangsa.
Berfungsi sebagai pengarah bagi pengembangan potensi kekuatan bangsa dalam

ideology, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan (hankam) sehingga
tercapai kesejahteraan rakyat. Ketahanan Nasional sebagai pengarh berfungsi menyatukan
pola pikir, pola tindak, dan cara kerja intersektor, antarsektor, dan multidisipliner. Cara kerja
ini selanjutnya diterjemahkan dalam RJP (rencana jangka panjang) yang dulu dikenal dengan
GBHN. RJP yang dibuat pemerintah dan disetujui DPR membuat kebijakan dan strategi
pembangunan dalam setiap sektor untuk mencapai tujuan nasional masyarakat adil dan
makmur.
14.5 Sifat sifat Geostategi
Untuk mewujudkan Ketahanan Nasional, dilaksanakan dengan mengelola dan
menyelenggarakan kesejahteraan dan keamanan terhadap sistem kehidupan nasional. Sebagai
konsepsi pengaturan dan penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara, metode
pendekatan dan pengkajian Ketahanan Nasional terdiri atas pendekatan keamanan dan
pendekatan kesejahteraan.
Sifat-sifat Ketahanan Nasional adalah sebagai berikut :
1. Manunggal
Dalam membangun Ketahanan Nasional adanya kesatuan yang bersifat komprehensif-integral
antara trigatra dan pancagatra. Sifat integrative tidak mempunyai arti mencampuradikan semua
aspek sosial secara begitu saja, tetapi integrasi dilaksanakan secara serasi, seimbang, dan
harmonis.
2. Mawas ke Dalam
Geostrategi/Ketahanan Nasional ditujukan ke dalam diri bangsa dan negara sendiri karena
bertujuan untuk mewujudkan hakikat dan sifat nasionalnya.
3. Kewibawaan
Geostrategi/Ketahanan Nasional bertujuan untuk mewujudkan kewibaan nasional, dan harus
diperhitungkan oleh pihak lain.
3. Berubah menurut Waktu
Geostrategi/Ketahanan Nasional bersifat dinamis dan dapat berubah sesuai dengan situasi dan
kondisi bangsa.
4. Tidak Membenarkan Sikap Adu Kekuasaan dan Adu Kekuatan
Konsepsi Ketahanan Nasional dapat dipandang sebagai suatu alternative lain dari konsepsi yang
mengutamakan penggunaan adu kekuasaan dan adu kekuatan yang masih dianut oleh negaranegara maju pada umumnya.
5. Percaya pada Diri Sendiri

Geostrategi/Ketahanan Nasional dikembangkan dan ditingkatkan berdasarkan sikap mental


percaya pada diri sendiri. Suatu bangsa yang merdeka dan berdaulat harus percaya dan yakin,
bahwa ia dapat mengurus dan mengatur rumah tangga sendiri dengan baik dan tidak tergantung
kepada bantuan luar. Andai kata diperlukan bantuan, maka hal tersebut bersifat komplementer.
6. Tidak Tergantung pada Pihak Lain
Geostrategi/Ketahanan Nasional dibangun dan dikembangkan atas dasar kemampuan sendiri
dengan memanfaatkan segenap aspek kehidupan nasional. Pengembangan kemampuan nasional
dalam meningkatkan daya saing bangsa diupayakan untuk tidak tergantung pada pihak lain.
Walaupun kebanyakan negara berkembang merupakan bekas daerah jajahan dan masih
dipengaruhi mental kolonial dan rasa tergantung kepada bekas penjajahannya.
14.6 Konsep dasar geostrategic
Konsep geostrategi Indonesia pada hakekatnya bukan mengembangkan kekuatan untuk
penguasaan terhadap wilayah di luar Indonesia atau untuk ekspansi terhadap negara lain, tetapi
konsep strategi yang didasarkan pada kondisi metode , atau cara untuk mengembangkan potensi
kekuatan nasional yang ditujukan untuk pengamanan dan menjaga keutuhan kedaulatan Negara
Indonesia dan pembangunan nasional dari kemungkinan gangguan yang datang dari dalam
maupun dari luar negeri . Konsep Geostrategi Indonesia
14.7 Komponen strategi Astragatra
Komponen ini adalah komponen strategi yang terdiri atas delapan gatra (aspek).
Delapan gatra (aspek) ini dapat diklasifikasi dalam dua bagian yang meliputi :
1. Trigatra
Adalah komponen yang bersifat alamiah (tetap). Komponen ini meliputi tiga unsur yaitu :
a.

Aspek Geografi
Aspek geografi adalah aspek yang berkaitan dengan letak kondisi bumi di mana
negara berada. Pengaruh letak geografi terhadap politik melahirkan geopolitik
(wawasan nusantara) dan geostrategi (ketahanan nasional)
Beberapa wawasan nasional yang tumbuh karena pengaruh geografi adalah seperti :
1)

Wawasan benua adalah cara pandang negara yang dilandasi lingkungan negara
yang serba daratan (benua) atau yang dikanal dengan Land Locked Contry.

2)

Wawasan bahari adalah cara pandang negara yang dipengaruhi oleh kondisi
negara yang bersifat archipelago, tetapi negaranya sendiri bersifat daratan.

3)

Wawasan dirgantara adalah cara pandang negara yang dipengaruhi oleh kondisi
wilayah dirgantara yang strategis bagi penempatan GSO (Geo Stationary Orbit).

4)

Wawasan kombinasi adalah cara pandang negara yang dipengaruhi oleh kondisi
geografis negara yang memiliki wilayah daratan, lautan, dan udara yang strategis
(relative berimbang)
Dalam kaitan dengan wawasan nasional di atas, negara Indonesia dapat

dikategorikan sebagai negara kesatuan yang menganut wawasan kombinasi atau


wawasan nusantaa.
b.

Sumber Daya Alam


Kekayaan alam yang terkandung dalam sumber daya alam (SDA) Indonesia dapat
dibagi tiga golongan, yaitu :
1)

Hewani (fauna) adalah sumber daya alam yang menjadi sumber bahan makanan
yang berasal dari binatang (hewan)

2)

Nabati (flora) adalah sumber daya alam yang dapat menjadi sumber bahan
makanan yang berasal dari unsur tumbuh-tumbuhan.

3)

Mineral (tambang) adalah sumber daya alam yang memiliki nilai tambah bagi
devisa negara yang berasal dari eksplorsi dalam bumi.

Pola dasar pengelolaan sumber daya alam di atas, dilakukan berdasarkan pada asas.
1)

Maksimal, yaitu prinsip pengelolaan sumber daya manusia secara menyeluruh


dan sungguh-sungguh oleh seluruh elemen bangsa dan negara.

2)

Lestari, yaitu prinsip pengelolaan SDA yang mengutamakan kelangsungan


lingkungan hidup secara berkelanjutan (substainable)

3)

Daya saing, yaitu prinsip pengelolaan SDA yang berorientasi pada kualitas dan
kuantitas yang bisa memiliki daya saing dengan produk SDA negara asing (luar
negeri)

Untuk mengatasi kesejangangan (gap) antara potensi SDA dengan penduduk, maka
diupayakan:

c.

1)

Menyusun pola pengelolaan SDA

2)

Mengembangkan IPTEK

3)

Membina kesadaran nasional

4)

Mengadakan program pembangunan yang serasi

5)

Mengadakan pembentukan modal yang cukup

6)

Menciptakan daya beli konsumen yang cukup

Keadaan dan Kemampuan Penduduk


Penduduk adalah orang yang mendiami suatu tempat dalam wilayah tertentu dengan
tanpa melihat status kewarganegaraan yang dianut oleh orang tersebut.
Masalah yang dihadapi dalam kependudukan adalah meliputi :
1)

Jumlah Penduduk. Hal yang menjadi masalah dalam jumlah penduduk adalah
makin meningkatnya jumlah penduduk yang tidak memiliki kualitas, baik dirinya,
masyarakat, dan negara.

2)

Komposisi penduduk adalah susunan penduduk menurut usia, jenis kelamin,


agama, suku bangsa, dan pendidikan.

3)

Distribusi penduduk. Hal yang menjadi masalah dalam distribusi penduduk


adalah penyebaran penduduk yang tidak merata ke seluruh wilayah negara (tanah
air)

2. Pancagatra
Komponen pancagatra adalah komponen yang meliputi lima aspek Ketahanan
Nasional dalam kehidupan sosial (intangible). Komponen pancagatra meliputi :
a.

Ketahanan di Bidang Ideologi


Adalah Ketahanan Nasional yang berintikan pemahaman dan pengalaman nilai
ideologi Pancasila yang dapat menjadi landasan sikap dan perilaku untuk mengatasi
segala ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan baik yang datang dari luar
negeri maupun dari dalam yang membahayakan kelangsungan kehidupan Pancasila
sebagai dasar falsafah dan ideologi bangsa dan negara Indonesia.

b.

Ketahanan Nasional di Bidang Politik


Adalah Ketahanan Nasional yang berintikan kehidupan politik yang damai, tertib,
adil, jujur dan demokratis, serta tercipta stabilitas politik, yang dapat untuk mengatasi
segala ATHG, baik yang datang dari luar negeri maupun dari dalam negeri yang dapat
membahayakan kelangsungan kehidupan bangsa dan negara Indonesia.

c.

Ketahanan Nasional di Bidang Ekonomi


Ketahanan Nasional yang berintikan tersedianya pangan, sandang, lapangan kerja,
perumahan, menurunnya angka kemiskinan sehingga dapat mengatasi segala ATHG,
baik yang datang dari luar negeri maupun dari dalam yang membahayakan
kelangsungan kehidupan ekonomi bangsa dan negara Indonesia.

d.

Ketahanan Nasional di Bidang Sosial dan Budaya

Ketahanan Nasional yang berintikan tersedianya pendidikan murah dan berkualitas,


hormat-menghormati, sopan santun, beretika, dan bangga menjadi anak Indonesia.
Melalui adanya ketahanan sosial dna budaya diatas, diharapkan dapat menjadi
saringan untuk mengatasi segala ATHG, baik yang datang dari luar negeri maupun
dari dalam negeri yang membahayakan kelangsungan kehidupan sosial dan budaya
bangsa dan negara Indonesia.
e.

Ketahanan Nasional di Bidang Hankam


Ketahanan Nasional yang berintikan adanya rasa aman, damai, tidak sengketa dengan
bangsa dan negara lain, percaya pada kemampuan sendiri. Melalui hal diatas,
diharapkan mampu mengatasi segala ATHG, baik yang datang dari luar negeri
maupun dari dalam yang membahayakan kelangsungan kehidupan pertahanan dan
keamanan bangsa dan negara Indonesia.

14.8 Hubungan komponen stategi Astragatra


14.9 Implementasi Geostrategi
Implementasi Ketahanan Nasional diartikan melaksanakan atau menggunakan
kemampuan berupa pengetahuan, keterampilan yang dilandasi sikap ulet dan tangguh untuk
mengembangkan daya saing bangsa sehingga menjadi bangsa yang kompretitif dan dihormati
di dunia.
Untuk menjadikan bangsa yang berdaya saing, maka bangsa Indonesia harus mampu
memecahkan permasalahan yang dihadapi dengan efisien, transparan, dan accountable.
Beberapa permasalahan besar adalah masalah politik yang terkait dengan kesiapan
menghadapi globalisasi, politik luar negeri yang bebas dan aktif, masalah disintegrasi dan
otonomi, sistem partai politik dan birokrasi. Permasalahan dalam bidang ekonomi adalah
ekonomi biaya tinggi dengan adanya pungutan liar (pungli), kebijakan ekonomi yang tidak
berorientasi produk domestik, ekspor kebutuhan pangan, dan masih kecilnya investasi.
Masalah dalam bidang sosial budaya dicerminkan rendahnya angka HDI (Human
Development Index) pada tahun 2004 pada nomor 117 dari 175 negara, pendidikan 60%

pendudik masih SD, kesadaran akan lingkungan dan disiplin yang masih rendah. Kondisi ini
di atas tahun 2007 menurut data HDI, Indonesia masih berada pada posisi yang banyak
berubah yaitu berada pada urutan 103 dari 133 negara. Masalah dalam bidang hukum adalah
lemahnya penegakan hukum, banyaknya kasus korupsi, dan pelanggaran HAM.

1.

Implementasi Ketahanan Nasional dalam Bidang Politik


Untuk menghadapi permasalahan dalam bidang politik, maka sejumlah tindakan
harus dilaksanakan, sehingga tercipta situasi politik yang kondusif bagi peningkatan daya
saing bangsa. Beberapa hal yang harus dilaksanakan adalah :
a.

Dalam rangka menghadapi globalisasi, maka perlu diambil langkah-langkah


mengadakan proses perubahan atau modernisasi. Peningkatan kompetensi diplomat
diperlukan dalam rangka menghadapi berbagai perundingan internasional seperti
ASEAN, AFTA, APEC, PBB, dan WTO, sehingga kondisi Indonesia memperoleh
keuntungan. Modernisasi juga menyangkut sumber daya manusia (SDM) melalui
pendidikan sehingga kompetensinya sama dengan SDM luar negeri, membangun
watak bangsa, serta modernisasi sarana pertahanan nasional untuk mempertahankan
wilayah NKRI, dan mengembangkan paradigma baru dalam TNI atau reformasi TNI.
Peningkatan anggaran dalam bidang pendidikan dan pertahanan merupakan salah satu
implementasi dalam bidang politik.

b.

Mengembangkan politik luar negeri yang bebas dan aktif. Hal ini dilakukan dengan
berperan serta dalam proses perdamaian di dunia internasional dan berpartisipasi aktif
dalam peristiwa yang bersifat global.

c.

Masalah disintegrasi dan otonomi. Masalah disintegrasi bangsa harus diselesaikan


dengan baik. Banyak kasus disintegrasi disebabkan adanya ketidakadilan dalam
bidang hukum, politik, ekonomi, dan budaya. Keberhasilan kasus Aceh merupakan
wujud dari Ketahanan Nasional. Oleh sebab itu, implementasi HAM, pemberlakuakn
hukum sesuai dengan adat, serta memberikan otonomi dalam pengelolaan ekonomi

merupakan kunci masalah disintegrasi dan otonomi. Pemberlakuan otonomi harus


terus disempurnakan, yaitu memberi kebebasan sesuai dengan kebutuhan lokal,
namun menghindari kebangsaan daerah yang sempit yang justru menjadi bibit
disintegrasi.
d.

Penataan sistem politik yang menjamin kestabilan pemerintahan. Pengembangan


demokrasi berupa pemilihan umum langsung ternyata berjalan dalami, baik DPR,
Presiden, maupun Kepala Daerah. Hal ini menunjukkan bahwa kedewasaan warga
negara semakin tinggi dan merupakan kekuatan bangsa di masa depan. Dalam bidang
politik juga perlu dilakukan pengembangan sistem yang terbuka dan demokratis,

2.

Implementasi Ketahanan Nasional dalam Bidang Ekonomi


Untuk menghadapi permasalahan dalam bidang ekonomi, maka sejumlah

tindakan harus dilaksanakan, sehingga tercipta kondisi perekonomian yang kondusif


untuk menunjang pertumbuhan ekonomi dan pemerataan hasil pembangunan. Beberapa
hal yang harus dilaksanakan adalah :
a.

Menata kebijakan fiskal terutama yang terkait dengan pajak serta restribusi.
Peraturan baik UU maupun Perda yang memberatkan dunia industri harus dicabut.
Kebijakan fiskal harus mampu membuat dunia industri efisien dan efektif serta
berdaya saing untuk ekspor.

b.

Mengembangkan industri yang berorientasi pada produk dalam negeri. Krisis


moneter sudah meruntuhkan industri elektronika dan tekstil. Oleh sebab itu, perlu
dikembangkan industri berbasis pertanian, karena kondisi Indonesia sangat cocok
untuk pertanian dan hampir 50% penduduknya hidup dari pertanian.

c.

Menggiatkan swasembaga pangan. Pangan adalah kebutuhan pokok, krisis pangan


dapat membuat stabilitas politik terganggu. Indnesia merupakan negara dengan
penduduk mencapai 200 juta dan kebutuhan pangan mencapai 50 juta ton. Oleh sebab
itu, program swasembada pangan harus dikembangkan dan memberikan harga yang
memadai bagi petani.

d.

Mengembangkan iklim investasi yang baik. Pembenahan sistem investasi dilakukan


dengan mempermudah prosedur perizinan dan memberi insentif yang memadai
seperti keringanan pajak, sarana infrastruktur, dan kepastian hukum dalam
ketenagakerjaan.

e.

Mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan dan mendorong usaha kecil dan


menengah dengan mengembangkan kredit mikro dan penunjang yang memadai
seperti pengembangan informasi pasar dan teknologi.

f.

Mengembangkan sistem pasar dengan mengurangi campur tangan pemerintah


dengan mendirikan lembaga yang mengawasi persaingan usaha sehingga tidak terjadi
monopoli yang merugikan konsumen.

g.

Mengembangkan pasar modal yang sehat, transparan, dan efisien untuk menjadi
sumber permodalan.

h.

Mengelola kebijakan mikro dan makro secara hati-hati sehingga tingkat inflasi
rendah dan tingkat suku bunga rendah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

i.

Meningkatan efisiensi BUMN dan BUMD dengan melakukan reorganisasi dan


restrukturisasi, sehingga fungsi dan tanggung jawab BUMN berjalan dengan baik.

3.

Implementasi Ketahanan Nasional dalam Bidang Sosial dan Budaya


Untuk menghadapi permasalahan dalam bidang sosial dan budaya, maka sejumlah
tindakan harus dilaksanakan, sehingga tercipta kondisi sosial budaya yang mendukung
daya saing bangsa dengan terciptanya sumber daya manusia yang kompeten, kondisi
sosial yang stabil, dan berkembangnya budaya sebagai hasil karya manusia Indonesia.
Beberapa hal yang harus dilaksanakan adalah :
a.

Meningkatkan HDI Indonesia dengan melakukan: peningkatan mutu pendidikan


dengan penerapan standarisasi pendidikan, meningkatkan jumlah wajib belajar
sembilan tahun, meningkatan daya saing perguruan tinggi, peningkatan kesehatan ibu
dan anak, serta peningkatan fasilitas lingkungan.

b.

Meningkatkan taraf pendidikan dari 60% lulusan SD menjadi lebih tinggi dengan
memberikan dana pendidikan minimal 20% dari APBN.

c.

Meningkatkan perbaikan lingkungan dengan upaya: penataan daerah industri melalui


tata guna lahan, pengendalian konversi hutan, pengelolaan sampah, dan pengendalian
pencermaran udara, air, dan tanah

d.

Meningkatkan disiplin masyarakat dengan upaya pemberian penyuluhan tentang


kedisplinan, sosialisasi peraturan perundang-undangan dan peraturan daerah, serta
memberikan sanksi sosial yang tegas untuk memberikan efek jera.

e.

Meningkatkan kualitas pendidikan agama, kerukunan umat beragama, dan


mempermudah umat beragama dalam menjalankan ibadahnya dengan upaya
peningkatan toleransi antar umat beragama, dialog, dan kerja sama antarumat
beragama.

f.

Mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh warga negara untuk


memberikan perlindungan terhadap kecelakaan kerja, kematian, dan pelayanan hari
tua.

g.

Mengembangkan kebebasan berekspresui dalam bidang kesenian, kebudayaan, dan


peristiwa dengan memerhatikan etika, moral, estetika, dan agama.

h.

Meningkatkan peran serta perempuan dalam bidang politik dan ekonomi sesuai
dengan peranan kaum pria.

14.10 Kajian kasus untuk Geostrategi


Peran IPTEK Dalam Perkembangan Geostrategi Indonesia:
Dalam Panca Gatra kehidupan Nasional yang meliputi bidang Pertahanan dan Keamanan
terdapat faktor-faktor yang dapat mendorong untuk kemajuan bangsa serta berperan dalam
Geostrategi Indonesia, salah satunya yakni faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).
Pengembagan Iptek dalam pembuatan persenjataan juga di butuhkan untuk membuat peralatan
perang yang lebih canggih dan mutakhir sehingga tidak kalah dalam hal keakuratan serta jarak
jelajah dari sebuah senjata. Dalam usaha pemupukan nasionalisme untuk memperkuat Ketahanan

Nasional, maka pengaruh iptek sangatlah penting, yakni dalam bidang pendidikan. Ilmu
pengetahuan dan Teknologi Peran IPTEK Dalam Perkembangan Geostrategi Indonesia
Kesimpulan:
Jadi, geostrategi Indonesia diwujudkan melalui konsep Ketahanan Nasional yang bertumbuh
pada perwujudan kesatuan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan.
Dengan mengacu pada kondisi geografi bercirikan maritim, maka diperlukan strategi besar
(grand strategy) maritim sejalan dengan doktrin pertahanan defensif aktif dan fakta bahwa bagian
terluar wilayah yang harus dipertahankan adalah laut. Implementasi dari strategi maritim adalah
mewujudkan kekuatan maritim (maritime power) yang dapat menjamin kedaulatan dan integritas
wilayah dari berbagai ancaman. Kesimpulan
Soal
1 bagaimana pelaksanaan geostrategic di Indonesia?

Anda mungkin juga menyukai