Anda di halaman 1dari 17

Tugas IV

Mata Kuliah Kapita Selekta

Disusun Oleh :
1.
2.
3.
4.
5.

Ade Nur Amalia (4313030001)


Alifah Khairunisa (4313030003)
Arga Duta Wiyana (4313030004)
Conita Istiqoma (4313030005)
Dikna Nadia Siti T.L. (4313030006)
BM-6A

PROGRAM STUDI BROADBAND MULTIMEDIA


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
2016

Soal
1) Cari referensi, buku, dan jurnal mengenai BTS hotel !

2) Buatlah :
- Tujuan dari BTS hotel
- Bagian-bagian dari BTS hotel
- Contoh-contoh perangkat yang ada di BTS hotel
3) Perencanaan penerapan BTS
Jawab :

BTS HOTEL
2) BTS hotel adalah sebuah konsep unik yang diterapkan dalam rangka membantu
penyediaan koneksi komunikasi seluler pada lokasi dimana pembuatan tower-tower tidak
diizinkan karena berbagai peraturan atau persyaratan keamanan.
2.1 Latar Belakang Adanya BTS Hotel
Pembangunan BTS hotel memiliki beberapa alasan, yaitu sebagai berikut :
-

Tidak adanya lahan untuk membangun tower (BTS macrocell).


Jika terdapat lahan tetapi masyarakat sekitar tidak setuju untuk dibangun tower di

tempat tersebut.
Adanya larangan dari pemerintah atau tidak adanya rekomendari dari tata letak kota.
Kurangnya kecepatan data.

2.2 Tujuan BTS Hotel


BTS Hotel merupakan gabungan atau pengembangan dari microcell, repeater,
teknologi pole atau mikro tower, camouflage antenna, camouflage pole , power sharing.
Tujuan utama dari penerapan BTS hotel adalah menjadi solusi alternatif ketika
pembangunan menara macro di area-area tertentu sudah tidak diizinkan karena kepadatan
yang tinggi, sehingga pembangunan beberapa menara micro berbentuk pole sangat perlu
diterapkan. Selain itu, tujuan lain dari pembangunan BTS Hotel adalah untuk memperluas
cakupan BTS per-cell-nya dalam rangka memenuhi kebutuhan akses data daerah urban
dan sub urban juga sebagai alternatif pembangunan tower BTS yang membutuhkan lahan
yang luas.
2.3 BTS Pooling
BTS adalah kependekan dari Base Transceiver Station. Terminologi ini termasuk baru
dan mulai populer di era booming seluler saat ini. BTS berfungsi menjembatani perangkat
komunikasi pengguna dengan jaringan menuju jaringan lain. Satu cakupan pancaran BTS
2

dapat disebut cell. Komunikasi seluler adalah komunikasi modern yang mendukung
mobilitas yang tinggi. Dari beberapa BTS kemudian dikontrol oleh satu Base Station
Controller (BSC) yang terhubungkan dengan koneksi microwave ataupun serat optik.
Apabila kita berbicara mengenai BTS, maka jaringan yang dimaksud adalah jaringan
GSM. BTS berhubungan langsung dengan MS melalui Air-interface dan berhubungan
dengan BSC menggunkan A-bis interface seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1 di
bawah ini.

Gambar 1. Aristektur Jaringan GSM


Karena fungsinya sebagai transceiver, maka bentuk fisik sebuah BTS pada umumnya
berupa tower dengan dilengkapi antenna sebagai transceiver dan perangkatnya. Karena
BTS telah beralih menjadi BTS hotel maka peran tower digantikan oleh pole/tiang.
Fungsi dasar BTS adalah sebagai Radio Resource Management, yaitu melakukan fungsifungsi yang terkait dengan :
-

Meng-asign channel ke MS pada saat MS akan melakukan pembangunan hubungan.


Menerima dan mengirim sinyal dari dank ke MS.
Menerima dan mengirim sinyal dengan frekuensi yang berbeda-beda hanya dengan

menggunakan satu antenna yang sama.


Mengontrol power yang ditransmisikan ke MS.
Mengontrol proses handover.

2.4 Kelebihan serta Kelemahan BTS Hotel


BTS hotel diterapkan karena memiliki beberapa manfaat, diantaranya adalah sebagai
berikut:

Kualitas suara yang lebih baik dan drop call yang lebih sedikit.
Cost saving dari sisi kebutuhan lokasi BTS, karena semula harus membangun

menara, kini cukup dengan menggunakan tiang/pole.


Real estate savings, artinya membutuhkan hanya satu lokasi untuk ruangan

perangkat BTS dan pole-pole untuk remote site.


Scalability (capacity/traffic), artinya dari sisi

pengembangan

teknologi,

penambahan kapasitas dan fitur dapat dilakukan dengan lebih mudah dan simpel,

cukup dilakukan pada satu lokasi untuk beberapa pole remote unit.
Memiliki akses yang data yang lebih cepat.
Longer battery life, artinya memiliki umur baterai yang lebih lama.
Menjadi solusi permasalahan tower-tower tinggi yang mengganggu lingkungan.
Future proof, artinya fleksibel dalam pemusatan perangkat dalam mengadaptasi

teknologi baru.
Reduced maintenance and operation costs.

Selain memiliki manfaat, BTS hotel ini juga memiliki kelemahan yaitu :

Karena bersifat power sharing, maka apabila satu sumber power mati maka yang

lain akan mati juga.


Karena mempunyai satu jalur optik, apabila ada suatu jalur putus maka yang lain

akan terkena imbas.


Cakupan area lebih pendek, karena coveragenya kecil.

2.5 Bagian-Bagian beserta Perangkat BTS Hotel


Bagian-bagian serta perangkat dari BTS hotel lebih sederhana dibanding BTS
konvensional. Perbedaan yang mendasar adalah pada menara BTS. Jika pada BTS
konvensional menggunakan tower BTS, maka pada BTS hotel peran tower digantikan
oleh pole. Untuk lebih jelasnya mengenai bagian-bagian beserta perangkat BTS hotel
diilustrasikan pada Gambar 2 di bawah ini.

Gambar 2. Bagian-Bagian Serta Perangkat BTS Hotel


Komponen utama dari BTS hotel yaitu Remote Site Location dan Hub Location (BTS
room)
2.4a Remote Site Location atau Remote Radio Unit
Pada remote site terdapat beberapa perangkat yaitu :
-

Pole berupa tiang di bawah 20 meter sebagai penyangga antenna. Dengan


menggunakan pole ini maka area yang sulit dijangkau dapat disolusikan diantara area

gedung-gedung bertingkat atau jembatan penyebrangan.


Rectifier sebagai penyearah tegangan dari tegangan AC yang berasal dari PLN

dikonversikan pada tegangan searah (DC) untuk di konsumsi oleh perangkat lainnya.
Antena sektoral berfungsi sebagai penghubung antara BTS dan handphone.
Antena pada BTS hotel biasanya berupa camouflage antenna sehingga secara sepintas

orang yang melihatnya tidak menyangka bahwa itu antenna.


Antena microwave bentuknya seperti genderang rebana yang menerima atau
memancarkan gelombang radio dari BTS ke BSC atau dari BTS ke BTS lainnya.

Antena ini juga dalam BTS hotel diubah menjadi camouflage antenna.
Microwave system terdiri atas indoor unit dan outdoor unit. Indoor unit berada di
dalam shelter memiliki port E1 yang di koneksikan ke port E1 BTS melalui DDF.
Unit indoor juga dapat mensuplai tegangan DC dari receiver yang sama. Sedangkan
outdoor unit menempel pada antena microwave. Indoor unit dan outdoor unit

terhubung menggunakan kabel koaksial.


Kabel fiber optic untuk menyambungkan antenna dengan BTS room.
Baterai sebagai backup power saat listrik dalam keadaan mati.
5

Equipment box berupa remote unit sebagai jembatan untuk pengaturan BTS dari
BTS room. Antara BTS dan masing-masing remote site akan dihubungkan dengan satu
single fiber optic.

2.4b BTS room (Hub Location) atau Base Band Unit


Pada BTS room terdapat beberapa perangkat yaitu sebagai berikut :
-

Neutral Host Cabinet berisi modul-modul yang mengatur jalannya komunikasi.


Service Provider A,B, dan C berupa modul-modul yang berisi layanan-layanan

dari operator yang berbeda-beda.


Telco Panel sebagai sumber listrik.
Electric Transistor berfungsi sebagai sebuah penguat (amplifier), sirkuit pemutus
dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan (stabilisator), sebagai perata arus,
menguatkan arus, membangkitkan frekuensi rendah maupun tinggi, modulasi sinyal

dan berbagai fungsi lainnya.


HVAC unit berfungsi menjaga kondisi udara sekitar untuk melindungi alat-alat,

dan kenyamanan personal dengan cara mengatur ventilasi dan pengkondisian udara.
Fiber Optic Cable untuk menyambungkan perangkat yang ada pada BTS room
dengan perangkat-perangkat remote site yang tersebar di beberapa lokasi dalam
jangkauan BTS hotel yang bersangkutan.

3) Perencanaan Penerapan BTS Hotel


Sebelum membangun BTS hotel perlu dilakukan perencanaan. Perencanaan bertujuan
untuk menentukan kapasitas, coverage, serta kualitas seperti yang diilustrasikan pada
Gambar 3 di bawah ini.

Gambar 3. Tujuan Perencanaan


6

BTS hotel ini sendiri di Indonesia sudah mulai banyak diterapkan. Dalam penerapan BTS
hotel terdapat beberapa konsep umum BTS hotel yang sebelumnya harus diketahui. Hal
tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :
3.1 Konsep Umum BTS Hotel
BTS Hotel menghubungkan BTS-BTS dalam suatu rumah yang disebut BTS room.
Kemudian dari BTS room (misalnya : BTS telkomsel, BTS XL, dll) ini akan
terhubung ke MU (Master Unit) dan dari MU ini akan terhubung ke RU (Remote
Unit) dengan menggunakan kabel optik dan sistem ODAS (Outdoor Distributed
Antena System). Dengan demikian urusan uplink dan downlink otomatis akan dihandle
oleh BTS Hotel. RU ini terletak di pole-pole untuk memancarkan antenna dan dapat
dijangkau sampai jarak 20 km dan akan mewakili kepentingan dari beberapa BTS .
Sebenarnya cara kerjanya sama dengan menggunakan tower, tetapi BTS Hotel

menggunakan mikroseluler sehingga daerah jangkauan lebih kecil.


ODAS adalah jaringan dari node-node antenna terpisah yang terhubung ke sumber
yang sama melalui media transportasi yang menyediakan layanan nirkabel dalam
wilayah geografis. Untuk lebih jelasnya, Gambar 4 di bawah ini mengilustrasikan
ODAS.

Gambar 4. ODAS

DAS mendukung multiple frequency band dan multi operator.


Daya yang dipakai untuk BTS dapat digunakan bersama-sama.
BTS hotel memiliki BTS hotel room dimana isinya adalah kumpulan BTS yang

digabungkan dari berbagai operator sehingga ruang dapat dioptimalkan.


BTS hotel menggunakan pole untuk aplikasi di luar ruangan, maka area yang sulit
dijangkau dapat disolusikan antara gedung-gedung bertingkat.

3.2 Pertimbangan Perencanaan BTS Hotel


7

Untuk melakukan perencanaan BTS Hotel sebaiknya memperhatikan pertimbangan hal


sebagai berikut :
-

Kondisi ketersediaan coverage seluler di area yang menjadi target pembangunan BTS

Hotel.
Keberadaan bangunan, tower, rooftop, dan kontur di wilayah target lokasi
pembangunan BTS Hotel. Apabila terdapat bangunan-bangunan maupun tower, hal
ini dapat menjadi peluang untuk dimanfaatkan bagi penempatan elemen-elemen BTS

Hotel, seperti Remote Unit, backup power, antena, dan pengkabelan pendukung.
Keberadaan BTS existing. Apabila masih terdapat BTS yang masih existing baik di
suatu gedung maupun tower, maka dapat dimanfaatkan kapasitas sisanya untuk BTS

hotel.
Mendiskusikan kebutuhan operator.
Pilihan teknologi. Teknologi dalam BTS Hotel berkembang seiring dengan
perkembangan elemen-elemen pembentuknya. Saat ini sudah ada produk yang efisien

dalam jumlah optik yang dibutuhkan.


Site Acquisition. Biasanya proses disain atau planning berjalan seiring dengan site
acquisition (sitac), karena disain bisa saja berubah manakala sitac tidak berhasil
dilakukan, misalnya karena proses ijin yang gagal atau berlarut-larut titik lokasi baru

yang akhirnya merubah disain secara signifikan.


Kemungkinan perkembangan teknologi seluler. Perlu diantisipasi juga kemungkinan
penggunaan infrastruktur ini ke depannya. Jika ada kebutuhan untuk menggunakan
pole untuk layanan Wifi misalnya, maka disain pole perlu dibuat sedemikian agar

dapat dicadangkan space tersendiri untuk perangkat Wifi nantinya.


Teknologi substitusi. Saat ini berbagai macam teknologi lain dapat melakukan hal
serupa BTS hotel. Diantaranya adalah Femtocell, repeater, dan booster.

3.3 Tahapan Melakukan Perencanaan BTS Hotel


Secara garis besar, tahapan-tahapan yang biasanya dilakukan dalam perencanaan BTS
hotel adalah sebagai berikut :
a. Tahapan pra perencanaan : perencanaan konfigurasi dan kapasitas
b. Tahapan perencanaan :
- Perencanaan detail
- Perencanaan konfigurasi
- Perencanaan cakupan
- Perencanaan kapasitas
- Perencanaan frekuensi
- Verifikasi parameter perencanaan
c. Tahapan post-perencanaan :
8

- Optimasi (dengan Drive Test)


- Monitoring (KPI)

3.3a Site Investigation Survey


Survei dilakukan bertujuan untuk melakukan pengamatan di lapangan juga
menentukan titik lokasi pengambilan data. Pada saat survei hal yang perlu diperhatikan
adalah keadaan lingkungan yang akan dibangun BTS hotel, bagaimana kondisi tanah
disana, macam-macam obstacle yang terdapat di tempat tersebut, dll. Hasil dari survei
berupa desain site BTS hotel.
3.3b Drive Test
Drive test adalah suatu pekerjaan yang bertujuan untuk mengumpulkan data dari hasil
pengukuran kualitas sinyal suatu jaringan. Drive test merupakan bagian dari proses
optimasi

yang

bertujuan

untuk

meningkatkan

kualitas

suatu

jaringan

dan

mengembangkan kapasitas jaringan. Secara umum tujuan drive test adalah untuk
mengumpulkan informasi jaringan radio secara real di lapangan. Dimana informasi yang
diperoleh dapat digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan lain diantaranya adalah:
-

Untuk mengetahui coverage sebenarnya dilapangan apakah sudah sesuai dengan

coverage prediction pada saat planning.


Untuk mengetahui parameter jaringan dilapangan apakah sudah sesuai dengan

parameter planning (perencanaan).


Untuk mengetahui performansi jaringan setelah dilakukan perubahan perangkat.
Drive test digunakan untuk outdoor dan dengan menggunakan mobil. Pada saat
melakukan drive test akan dilakukan pengujian loss signalling, drop call, handover
failure dan overshoot. Tools yang harus dipersiapkab untuk melakukan drive test
adalah : laptop, GPS, donggel, handphone, mobil serta software TEMS Investigation.
Contoh tampilan dari TEMS Investigation diilustrasikan pada Gambar 5 di bawah ini.

Gambar 5. Ilustrasi software TEMS Investigation


Pada saat melakukan drive test, terdapat parameter-parameter kualitas penting yaitu
sebagai berikut :
a. RxLevel merupakan kuat sinyal penerimaan yang menyatakan besarnya sinyal yang
diterima pada sisi penerima MS. Nilai RxLevel merupakan suatu nilai yang
menunjukkan level kekuatan sinyal, yang ditunjukkan dalam rentang minus dBm.
Rentang nilai dari RxLevel salah satu operator yang ada di Indonesia ditampilkan
pada Gambar 6 di bawah ini.

b.

Gambar 6. Penetapan Nilai RxLevel


Rx Quality tingkat kualitas sinyal penerimaan di MS, adalah kualitas sinyal suara
yang diukur dalam Bit Error Rate (BER). Nilai RxQuality ini berfungsi sebagai
penanda kualitas sinyal, apakah sudah bagus atau belum. Nilai penetapan RxQuality
ditampilkan pada Tabel 1 di bawah ini.
RxQua

Bit Error Rate (BER)


10

l
0
< 0,2%
1
0,2 % hingga 0,4%
2
0,4% hingga 0,8%
3
0,8% hingga 1,6%
4
1,6% hingga 3,2%
5
3,2% hingga 6,4%
6
6,4% hingga 12,8%
7
>12,8 %
Tabel 1. Penetapan RxQuality berdasarkan BER
Kedua parameter diatas terdapat pada jaringan GSM (2G). Untuk jaringan WCDMA (3G)
memiliki nama parameter yang berbeda.
3.3c KPI (Key Perfomance Indicator)
Key Perfomance Indicator (KPI) diajikan acuan pada saat analisis hasil drive test. KPI
merupakan faktor utama yang dijadikan acuan baik buruknya kualitas suatu jaringan.
Macam-macam KPI tersebut ialah :
-

Speech Quality Indicator (SQI) indikator kualitas suara dalam keadaan dedicated
mode (menelepon). Semakin besar nilai SQI, semakin baik pula kualitas suara. Nilai
SQI berkisar antara -20 hingga 30 dBm. Nilai SQI dihitung oleh TEMS secara

otomatis yang di update setiap 0,5s.


Call Setup Success Ratio (CSR) standarisasi persentase tingkat keberhasilan
panggilan oleh ketersediaan kanal suara yang sudah dialokasikan untuk mengetahui
kesuksesan panggilan tersebut, maka ditandai dengan tone saat terkoneksi dengan
ponsel lawan bicara. Standar CSR ditentukan dalam Peraturan Menteri Kominfo

No.12/Per/M.Kominfo/04/2008 bahwa presentase CSR harus 90%.


Call Completion Success Ratio (CCSR) persentase tingkat keberhasilan hubungan
sampai berakhir tanpa terjadi drop call. Nilai CCSR biasanya ditentukan dari operator

sebesar >98%.
Drop Call Ratio (DCR) presentase banyaknya panggilan yang jatuh atau putus
setelah kanal pembicaraan digunakan. Standar DSR ditentukan dalam Peraturan

Menteri Kominfo No.12/Per/M.Kominfo/04/2008 bahwa presentase DCR harus 5%.


Blocked Call Ratio (BCR) presentase kepadatan panggilan yang disebabkan karena

keterbatasan kanal. Nilai BCR dikategorikan baik apabila <1%.


Call Setup Time (CST) waktu yang diperlukan untuk melakukan panggilan dalam
satuan sekon. Besarnya nilai CST ialah <5s.

3.3d Link Budget


11

Perhitungan link budget dilakukan untuk mencari nilai coverage. Model perhitungan
link budget menggunakan Okumura-Hatta. Okumura hatta membagi propagasi ke dalam 3
daerah :
-

Urban jika lingkungan berupa gedung bertingkat.


Sub Urban lingkungan area dengan pemantulan (scatter) rumah dan pepohonan.
Rural daerah ini tidak terdapat pohon-pohon dan bangunan-bangunan/ lapangan
terbuka.

Dengan menghitung link budget, kita juga dapat menghitung investasi yang diperlukan
untuk melakukan pembangunan BTS. Di bawah ini akan diberikan contoh perhitungan
link budget serta investasi yang dibutuhkan.
Suatu operator A yang berlisensikan DCS berencana untuk membangun coverage cellular
di daerah Batam dengan [60%rural dengan 95% coverage probability dan 40% sub urban
dengan 100% coverage probability] dengan total luasnya adalah 715 km2. Berapakah
total investasi yang dibutuhkan oleh operator dengan asumsi sebagai berikut :
Spesifikasi
I.
BTS
a. BTS max Tx power
b. Combiner loss
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
II.
a.
b.
c.

Average 7/8 feeder length


Average jumper length
Connector loss
Antenna Gain
BTS sensitivity
Average BTS antenna height
Total BTS cost per site
Number of sector per site
M.S.
Noise correction
Body loss
Mobile station average height

Besarnya
48 dBm
4,5 dB
35 m
14 m
0,5 dB
18 dB
-110 dBm
35 m
120 K USD
3
2 dB
3 dB
1,5 m

Jawaban untuk Rural


A. Hasil dari Microsoft Excel

12

Gambar 7. Hasil GSM Link Budget Rural

Gambar 8. Hasil Site Count Rural

13

Gambar 9. Default Sys Para Rural


B. Hasil Pengukuran
a. Sisi DL rural
1. Required coverage area : % rural total luas =
2. Feeder dan connector loss
-

Loss untuk feeder 7/8 dengan tinggi 35 m :


Loss untuk feeder dengan tinggi 4m :

60
100

715 km2 = 429 km2

35 m
100 m

4m
100 m

5,87 = 2,0545 dB

16,1 = 0,644 dB

Sehingga total loss : loss connector + loss feeder = (0,5 + 2,0545 + 0,644) dB =
3,2 dB
3. EIRP
= Tx max(BTS) combiner loss total loss + antenna gain
= (48-4,5-3,2+18) dB = 58,3 dB
4. Max Path loss

= EIRP actual sensitivity


= (58,3- (-100)) dB = 158,3 dB
5. Allowable Path loss
= max path loss body loss fading margin clutter
loss
= (158,3-3-7,2-3) dB = 145,10 dB
b. Sisi UL Rural
1. Max Path loss = m.s tx total loss + EIRP m.s + antenna gain actual sensitivity
m.s
= (30-3,2+3+18-(-110)) dB = 157,8 dB
14

2. Path loss

= max. path loss body loss fading margin clutter loss


= (157,8-3-7,2-3) dB = 144,6 dB
3. BTS untuk rural
- Luas jangkauan 1 BTS per cell untuk 3 sector = 1,949RR
= 1,94910,8710,87 = 230,29
km2
2
- Padahal luas rural : 429 km
429
BTS yang dibutuhkan = 230,29 = 1, 86 site = 2 site
4. Investasi untuk rural : 120 K USD 2 = 240 K USD
Jawaban untuk Sub Urban
A. Hasil dari Microsoft Excel

Gambar 10. GSM Link Budget Sub Urban

Gambar 11. Hasil Site Count Sub Urban


B. Hasil Pengukuran
a. Sisi DL Sub Urban

15

40
100

1. Required coverage area : % sub urban total luas =

715 km2 = 286 km2

2. Feeder dan connector loss


- Loss untuk feeder 7/8 dengan tinggi 35 m :

- Loss untuk feeder dengan tinggi 4m :

35 m
100 m

4m
100 m

5,87 = 2,0545 dB

16,1 = 0,644 dB

Sehingga total loss : loss connector + loss feeder = (0,5 + 2,0545 + 0,644) dB =
3,2 dB
3. EIRP = Tx max(BTS) combiner loss total loss + antenna gain = (48-4,53,2+18) dB = 58,3 dB
4. Max Path loss

= EIRP actual sensitivity


= (58,3- (-100)) dB = 158,3 dB

5. Allowable Path loss = max path loss body loss fading margin clutter loss
= (158,3-3-21,3-3) dB = 131 dB
b. Sisi UL Sub Urban
1. Max Path loss = m.s tx total loss + EIRP m.s + antenna gain actual sensitivity
m.s
= (30-3,2+3+18-(-110)) dB = 157,8 dB
= max. path loss body loss fading margin clutter loss
= (157,8-3-21,3-3) dB = 130,5 dB
3. BTS untuk sub urban
- Luas jangkauan 1 BTS per cell untuk 3 sector = 1,949RR
= 1,9491,581,58 = 4,87 km2
2
- Padahal luas sub urban : 286 km
286
BTS yang dibutuhkan = 4,87 = 58, 73 site = 59 site
2. Path loss

4. Investasi untuk sub urban : 120 K USD 59 = 7080 K USD

16

DAFTAR PUSTAKA

Husna,V.I. 2015. Implementasi Pembangunan BTS Hotel di Sentul City. Laporan

Praktik Kerja Lapangan. Politeknik Negeri Jakarta.


Natali,Y., dkk. Perencanaan Sistem BTS Hotel DCS TSEL 1800 MHz di Area Sentul
City. Jurnal ICT Penelitian dan Penerapan Teknologi. Akademi Telkom Sandhy Putra

Jakarta (diakses pada tanggal 12 April 2016 pukul 19.00 WIB).


http://www.slideshare.net/kakariz/jaringan-nirkabel-29413180 (diakses pada tanggal

14 April 2016 pukul 19.30 WIB).


http://telecommunicationforall.blogspot.co.id/2014/02/apakah-bts-hotel.html (diakses

pada tanggal 14 April 2016 pukul 20.00 WIB)


http://osptelkom.blogspot.co.id/2014/01/bts-hotel-sebagai-konsep-baru-bagi.html

(diakses pada tanggal 14 April pukul 20.15 WIB).


https://rifkisyabani.wordpress.com/2015/08/12/bts-hotel-bts-yang-dipasang-di-hotel/
(diakses pada tanggal 15 April pukul 20.00 WIB).

17

Anda mungkin juga menyukai