Anda di halaman 1dari 7

Sejarah Berdirinya Aqua

image: http://1.bp.blogspot.com/vhwStL1xK_c/UTg0gVNR27I/AAAAAAAAAx0/TjBEcPt_Axc/s320/4974950_20130224042
329.jpg

Siapa yg gak kenal Aqua, Aqua adalah sebuah merek air minum dalam kemasan (AMDK)
yang diproduksi oleh PT Aqua Golden Mississippi di Indonesia sejak tahun 1973. Selain
di Indonesia, Aqua juga dijual di Singapura. Aqua adalah merek AMDK dengan penjualan
terbesar di Indonesia dan merupakan salah satu merek AMDK yang paling terkenal di
Indonesia, sehingga telah menjadi seperti merek generik untuk AMDK, yang mana
setiap agan pergi ke warung-warung untuk beli air minum dalam kemasan pasti selalu
bilangnya bang beli aqua gelas/botol yang belum tentu sama si abang warung di
kasih yang merek Aqua. Saat ini, terdapat 14 pabrik yang memproduksi Aqua dengan
kepemilikan berbeda-beda (10 pabrik dimiliki oleh PT Tirta Investama, 3 pabrik dimiliki
oleh PT Aqua Golden Mississippi, dan pabrik di Brastagi, Sumatera Utara dimiliki oleh PT
Tirta Sibayakindo).
Sejak tahun 1998, Aqua sudah dimiliki oleh perusahaan multinasional dalam bidang
makanan dan minuman asal Perancis, Grup Danone, hasil dari penggabungan PT Aqua
Golden Mississippi dengan Danone.
SEJARAH AWAL PENDIRIAN

image:
http://4.bp.blogspot.com/-ZOf6qK93eI/UTg0sr7ztzI/AAAAAAAAAx8/UDnm8OoH7WU/s1600/4974950_20130224042532.jpg

Aqua Group didirikan oleh Almarhum Tirto Utomo, warga asli


Wonosobo pada tahun 1973. Tirto Utomo atau Kwa Sien Biauw (lahir di Wonosobo, 9
Maret 1930 meninggal 16 Maret 1994 pada umur 64 tahun) adalah
pengusahaIndonesia. Lulusan Fakultas Hukum Universitas Indonesia ini dikenal sebagai
pendiri Aqua Golden Mississipi pada tahun 1973. Pada 16 Maret 1994, ia meninggal
dunia dan dimakamkan di pemakaman warga Tionghoa di dekat Hotel Kresna,
Wonosobo.
Padahal sebelumnya Tirto Utomo juga bekerja di Pertamina. Tetapi untuk fokus pada
bisnisnya,
ia
melepaskan
pekerjaannya
di
Pertamina.
Ide mendirikan perusahaan AMDK timbul ketika Tirto bekerja sebagai pegawai
pertamina pada awal tahun 1970-an. Ketika itu Tirto bertugas menjamu delegasi sebuah
perusahaan Amerika Serikat. Namun jamuan itu terganggu ketika istri ketua delegasi
mengalami diare yang disebabkan karena mengonsumsi air yang tidak bersih. Tirto
kemudian mengetahui bahwa tamu-tamunya yang berasal dari negara Barat tidak
terbiasa meminum air minum yang direbus, tetapi air yang telah disterilkan.
Awalnya orang sinis dengan ide Tirto Utomo untuk menjual air minum kemasan botol
yang harga per botol awalnya sama dengan harga 1 liter bensin Premium. Namun Tirto
Utomo yakin, pada masa yang akan datang Indonesia akan kekurangan air bersih yang
siap untuk diminum, sehingga idenya ini terus dia lanjutkan dan tidak memikirkan
komentar sinis orang. Pada awalnya market Aqua adalah orang-orang asing yang ada di
Indonesia, karena mereka yakin air kemasan lebih steril dan aman daripada air tanah
dan air PDAM. Dengan mendirikan pabrik air minuman dengan mesin yang canggih di
Bekasi, sehingga orang asing lebih percaya dengan minuman air kemasan ini.
Tirto dan saudara-saudaranya mulai mempelajari cara memproses air minum dalam
kemasan. Ia meminta adiknya, Slamet Utomo untuk magang di Polaris, sebuah
perusahaan AMDK yang ketika itu telah beroperasi 16 tahun di Thailand. Tidak
mengherankan bila pada awalnya produk Aqua menyerupai Polaris mulai dari bentuk
botol kaca, merek mesin pengolahan air, sampai mesin pencuci botol serta pengisi air.
Awalanya Aqua bernama Puritas, kemudian seorang konsultan Tirto, , Eulindra Lim,
mengusulkan untuk menggunakan nama Aqua karena cocok terhadap imej air minum
dalam botol serta tidak sulit untuk diucapkan. Ia setuju dan mengubah merek
produknya dari Puritas menjadi Aqua. Dua tahun kemudian, produksi pertama Aqua
diluncurkan dalam bentuk kemasan botol kaca ukuran 950 ml dengan harga jual Rp.75,
hampir dua kali lipat harga bensin yang ketika itu bernilai Rp.46 untuk 1.000 ml.
Aqua berasal dari bahasa Latin yang artinya air, dimana pada awalnya di jual untuk
orang asing, tetapi kemudian Tirto Utomo melihat pasar masyarakat Indonesia juga
memiliki potensi, sehingga dia menjual air kemasan botol ukuran kecil dan ditempatkan
di terminal-terminal bus di Jakarta dan sekitarnya, serta sepanjang jalan pantura Jawa

Tengah. Hal ini ternyata sukses, membuat Aqua diminati oleh para supir-supir bus dan
penumpang, serta masyarakat lainnya. Hal ini menunjukkan, bahwa masyarakat
Indonesia sangat membutuhkan air mineral botol yang bersih.
Kesuksesan Aqua, menarik beberapa perusahaan lain untuk membuat nama di air
mineralnya dengan nama Aqua. Bahkan jika kita berniat membeli air mineral kemasan
botol, selalu menyebut dengan mau membeli Aqua, padahal yang diberikan kadangkala
bukan merek Aqua, tetapi itulah Aqua sudah menjadi brand image yang baik di mata
konsumen.
Beberapa
pesaing
utama
Aqua
adalah
:

PT.
Parmargha
dengan
Ades.
PT. Santa Rosa dengan Oasis.

21px; text-align: center;"> PT. Sinar Sosro dengan Air Sosro.


PT. Coca Cola Amatil Indonesia dengan Bonaqa.
PT. ABC Central Food dengan Pure ABC.
dll.
PERKEMBANGAN & AKUISISI OLEH DANONE

image: http://1.bp.blogspot.com/T1SYZBWkt5k/UTg1L3eoJPI/AAAAAAAAAyE/wGUqy11YlF4/s320/4974950_201302240
42706.jpg

Pada tahun 1982, Aqua mengganti bahan baku (air) yang semula berasal dari sumur bor ke mata
air pegunungan yang mengalir sendiri (self-flowing spring) karena dianggap mengandung
komposisi mineral alami yang kaya nutrisi seperti kalsium, magnesium, potasium, zat besi, dan
sodium.
Willy Sidharta, sales dan perakit mesin pabrik pertama Aqua, merupakan orang pertama yang
memperbaiki sistem distribusi Aqua.
Ia memulai dengan menciptakan konsep delivery door to door khusus yang menjadi cikal bakal
sistem pengiriman langsung Aqua. Konsep pengiriman menggunakan kardus-kardus dan galon-

galon menggunakan armada yang didesain khusus membuat penjualan Aqua Secara konsisten
menanjak hingga akhirnya angka penjualan Aqua mencapai dua triliun rupiah pada tahun 1985.
Pada tahun 1984, Pabrik AQUA kedua didirikan di Pandaan, Jawa Timur sebagai upaya
mendekatkan diri pada konsumen yang berada di wilayah tersebut. Setahun kemudian, terjadi
pengembangan produk Aqua dalam bentuk kemasan PET 220 ml. Pengembangan ini membuat
produk
Aqua
menjadi
lebih
berkualitas
dan
lebih
aman
untuk
dikonsumsi.
Pada tahun 1995, Aqua menjadi pabrik air mineral pertama yang menerapkan sistem produksi in
line di pabrik Mekarsari. Pemrosesan air dan pembuatan kemasan AQUA dilakukan bersamaan.
Hasil sistem in-line ini adalah botol AQUA yang baru dibuat dapat segera diisi air bersih di
ujung
proses
produksi,
sehingga
proses
produksi
menjadi
lebih
higienis.
Pada tahun 1998, karena ketatnya persaingan dan munculnya pesaing-pesaing baru, Lisa Tirto
sebagai pemilik Aqua Golden Mississipi sepeninggal suaminya Tirto Utomo, menjual sahamnya
kepada Grup Danone pada 4 September 1998. Akusisi tersebut dianggap tepat setelah
beberapa cara pengembangan tidak cukup kuat menyelamatkan Aqua dari ancaman pesaing baru.
Langkah ini berdampak pada peningkatan kualitas produk dan menempatkan AQUA sebagai
produsen air mineral dalam kemasan (AMDK) yang terbesar di Indonesia. Pada tahun 2000,
bertepatan dengan pergantian milenium, Aqua meluncurkan produk berlabel Danone-Aqua.
Beberapa Produk dari Aqua :

Read more at http://info-biografi.blogspot.com/2013/03/sejarah-berdirinyaaqua.html#FjMQRuR8ur57Lx8o.99


[tutup]
Ikuti Wikipedia bahasa Indonesia di

Facebook,

Twitter,

Instagram dan IRC #wikipedia-idconnect

Aqua (air mineral)


Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
AQUA
Aqua Group was founded by the late Tirto Utomo, a native of Wonosobo in 1973.
Tirto Utomo or Kwa Sien Biauw (born in Wonosobo, March 9, 1930 - March 16, 1994
died at the age of 64 years) is pengusahaIndonesia. Graduate of the Faculty of Law,
University of Indonesia is known as the founder of Aqua Golden Mississippi in 1973.
On March 16, 1994, he died and was buried in the cemetery of Chinese citizens near
Kresna, Wonosobo.

Whereas before Tirto Utomo also worked in Pertamina. But to focus on his business,
he let go of his job in Pertamina.

The idea of establishing the company AMDK arise when Tirto working as an
employee of Pertamina in the early 1970s. When it Tirto duty to entertain a
delegation of US companies. However dinner was interrupted when the wife of the
head of delegation had diarrhea caused by consuming water that is not clean. Tirto
later learned that her guests that came from Western countries did not used to
drink boiled water, but the water that has been sterilized.

Initially cynic with Utomo Tirto idea to sell bottled water bottles that the price per
bottle was initially the same as the price of 1 liter of gasoline Premium. However
Tirto Utomo sure, in the future Indonesia will be a shortage of clean water ready to
drink, so that this idea keeps him go ahead and do not think about the snide
comments. At first the market Aqua are strangers in Indonesia, because they
believe bottled water is safer than water and sterile soil and water taps. By
establishing a drinking water plant with a sophisticated machine in Bekasi, so
foreigners have more confidence with this drink bottled water.

Tirto and his brothers began to learn how to process bottled water. He asked his
brother, Slamet Utomo to intern at Polaris, a bottled water company that when it
has been operating 16 years in Thailand. Not surprisingly, at first resembles Aqua
Polaris products ranging from glass bottle shape, brand water treatment machine,
until the bottle washer and filler water.

Awalanya Aqua called purity, then a consultant Tirto,, Eulindra Lim, proposing to use
the name because it is suitable for image Aqua bottled water and not difficult to
pronounce. He agreed and changed the brand product of purity into Aqua. Two
years later, the first production Aqua was launched in the form of a glass bottle of
950 ml size with a selling price Rp.75, almost double the price of gasoline when it is
worth Rp.46 to 1,000 ml.

Aqua is derived from the Latin word for water, which was originally sold to
foreigners, but then Tirto Utomo see market society Indonesia also has the
potential, so he sells bottled water small size and placed in the bus terminals in
Jakarta and surrounding areas, and along the north coast of Central Java. It turned
out to be successful, make Aqua demand by drivers of buses and passengers, as
well as other communities. This shows that the Indonesian people urgently need
clean bottle of mineral water.

Aqua success, attracted several other companies to make a name in the name Aqua
mineral water. Even if we intend to buy bottled mineral water, always referred to
want to buy Aqua, when given the brand Aqua sometimes not, but that Aqua has
become a good brand image in the eyes of consumers.
Aqua some major competitors are:
PT. Parmargha with Ades.
PT. Santa Rosa with Oasis.
21px; text-align: center; "> PT. Sinar Sosro with Air Sosro.
PT. Coca Cola Amatil Indonesia with Bonaqa.
PT. ABC Central Food with mashed ABC.
etc.

DEVELOPMENT & ACQUISITION BY DANONE

image: http://1.bp.blogspot.com/T1SYZBWkt5k/UTg1L3eoJPI/AAAAAAAAAyE/wGUqy11YlF4/s320/4974950_201302240
42706.jpg

In 1982, Aqua replace raw materials (water) which was originally derived from wells
drilled into mountain springs flowing (self-flowing spring) because it is considered to
contain the composition of natural minerals that are rich in nutrients such as
calcium, magnesium, potassium, iron, and sodium.
Willy Sidharta, sales and first factory machine assemblers Aqua, was the first to
improve the distribution of Aqua.

He began by creating the concept of a special door to door delivery is the


forerunner to the direct delivery system Aqua. The concept of using shipping boxes
and gallon-gallon using a fleet of specially designed Aqua consistently making sales
uphill until the sales figures Aqua reach two trillion rupiah in 1985.

In 1984, a second factory was established in Pandaan AQUA, East Java in an attempt
to get closer to consumers in the region. A year later, Aqua product development
occurs in the form of 220 ml PET packaging. This development makes the product
Aqua become more qualified and more safe for consumption.
In 1995, Aqua became the first mineral water plant to implement in-line production
system at the plant Mekarsari. Water processing and packaging manufacturing
AQUA done simultaneously. Results in-line system is newly created AQUA bottle can
be filled immediately clean water at the end of the production process, so that the
production process becomes more hygienic.
In 1998, due to intense competition and the emergence of new competitors, Lisa
Tirto as owner of Aqua Golden Mississippi after the death of her husband Tirto
Utomo, Danone sold its shares to the Group on September 4, 1998. The acquisition
was deemed appropriate after some way development is not strong enough to save
Aqua from the threat of new competitors. This contributed to the improvement of
product quality and put AQUA as a producer of bottled mineral water (bottled water)
which is the largest in Indonesia. In 2000, coinciding with the turn of the millennium,
launches Aqua Danone-Aqua labeled products.
Some products of Aqua:

Anda mungkin juga menyukai