Anda di halaman 1dari 8

1.

SEJARAH BRAND

A. AQUA
Aqua berdiri sejak 23 Februari 1973, Tirto Utomo adalah pendiri PT. Golden
MIssissippi sebagai pelopor AMDK (Air Minum Dalam Kemasan) pertama di
Indonesia

Awal mula Aqua ( pada awal tahun 1970-an Tirto Utomo adala seorang pekerja di
perusahaan pertamina. pada saat ia bekerja ia diberikan tugas untuk menjamu
delegasi sebuah perusahaan Amerika Serikat, namun jamuan tersebut terdapat
masalah ketika kedua istri ketua delegasi tersebut mengalami diare yang
disebabkan karena mengkonsumsi air yang tidak bersih. Air minum tersebut adalah
air tanah yang di rebus secara tradisional. Pada saat itu lah Tirto Utomo menarik
kesimpulan bahwa tamu- tamunya tersebut yang berasal dari negara barat tidak
terbiasa dengan air minum yang direbus melainkan air yang telah disterilkan.
sehingga Ia tergerak dan memiliki ide untuk ber-inovasi untuk membuat air minum
yang bersih dan layak dikonsumsi dalam bentuk kemasan. sehigga munculah
minuman air putih atau air tawar yang dikemas dalam botol. Namun pada tahun
1970-an hal tersebut di angkap tidak lazim oleh masyarakat Indonesia. membotolkan
air minum saat itu masih dianggap suatu hal yang aneh dan sulit di terima oleh
masyarakat. dikarenakan, masyarakat memiliki pemahaman akan air minum, yang
mana umumnya air minum adalah air tanah yang direbus, bukan air yang dikemas
dalam botol. sementara air botol berasal dari air yang disterilkan. Namun pada tahun
1973 Tirto Utomo mulai memperkenalkan minuman air putih dalam kemasan
bermerek Golden Mississippi di Indonesia, dan mendirikan parik air minum dalam
kemasan di Pondok Ungu, Bekasi, Jawa Barat. Dikarenakan Tirto Utomo merasa
kurang cocok dengan nama mereknya tersebut, Satu tahun setelahnya yakni pada 1
Oktober 1974, Ia memperkenalkan merek Aqua, karena nama Aqua terinspirasi
oleh nama samaran Tirto Utomo yakni A kwa. saat itu kemasan Aqua yakni
950ml dalam botol kaca yang di jual seharga Rp.75 per botolnya.
(Kemasan Pertama AQUA)

Namun pada saat itu Aqua tidak laku dan hampir bangkrut karena banyak orang
menggap untuk apa membeli air minum mentah. tetapi Tirto Utomo justru
menaikkan harga Aqua hingga tiga kali lipat. Ia memanfaatkan keadaan
dengan menjual Aqua pada perusahaan Korea yang waktu itu sedang
menangani proyek tol jagorawi.

Masa Keemasan AQUA :


Pada tahun 1970-an tersebut banyaknya pekerja kontraktor asing dari hyundai,
korea selatan, yang mengerjakan proyek Tol Jagorawi. pekerja - pekerja asing
tersebut merupakan salah satu pelanggan pertama Aqua. kebiasaan meminum air
putih dalam kemasan tersebut ternyata menyebar kepada pekerja lokal, yang
mengetahui dari mulut ke mulut. Dikarenakan kepraktisannya, Aqua mulai diterima
oleh masyarakat. Pada tahun 1984 Aqua mendirikan pabrik keduanya di Pandaan,
Malang, Jawa timur guna menyasar pangsa pasar di jawa timur.
Pada tahun 1985, Aqua mulai memperkenalkan kemasan yang lebih kecil, yaitu
220ml yang berbentuk gelas pelastik.

Masa Terpuruk AQUA :


Pada tahun 1998, Perusahaan asal Perancis,Danone melalui Danone Asia Holding
Pte, membeli saham perusahaan PT. Aqua Golden Mississippi. Namun Tirto Utomo
juga masih memegang saham Aqua lewat PT. Tirta Investama. bersamaan dengan
akusisi perusahaan, Aqua mulai berganti lable dan terdapat logo danone dikemasan
Aqua. sehingga munculah boikot produk perancis di beberapa negara termasuk
Indonesia, maka dari itu Majelis Ulama Indonesia (MUI) menghimbau agar umat
islam Indonesia tidak mebeli produk yang berasal dari negara di bawah
kepemimpinan Emmanuel Macron, salah satunya yakni produk minumankemasan
Aqua keluaran dari Danone. Namun pada saat itu Corporate Communications
Director Danone Indonesia yakni Arif Mujahid membuka suara mengatakan,
bahwasannya beberapa produk yang dijual di Indonesia adalah murni hasil
pengembangan dalam negeri salah satunya yakni produk Aqua.

Pada tahun 2003 AQUA Grup melakukan peresmian pabrik baru di Klaten di awal
tahun 2003. Pabrik Klaten menjadi pabrik ketigabelas Grup AQUA. Pada tahun ini,
Grup AQUA juga menginisiasikan pengintegrasian proses kerja perusahaan melalui
penerapan SAP [System Application and Products for Data Processing] dan HRIS
[Human Resources Information System].

Pada tahun 2004 AQUA Grup memenangkan penghargaan Superbrands dan


Indonesia Best Brand Award. Di tahun ini, Grup AQUA juga meluncurkan logo AQUA
yang baru.

Pada tahun 2005 AQUA Grup memproduksi MIZONE, minuman isotonik bernutrisi
dengan dua rasa, yaitu orange lime dan passion fruit. Di tahun yang sama,Aqua
meraih beberapa penghargaan seperti The Consumer Packaging Branding,
Indonesia Best Brand, dan Indonesia Golden Award.

Pada tahun 2011 AQUA Grup meluncurkan program AQUA Home Service (AHS)
dan melakukan kampanye "Mulai hidup sehat dari sekarang". AQUA Grup
melanjutkan promosi perilaku hidup bersih dan sehat yang menjadi bagian dari
program WASH, salah satunya melalui kampanye pengelolaan sampah yang disebut
"GEMAS" (Gemar Mengelola Sampah). Desain dekoratif untuk botol AQUA
Reflections yang unik, modern dan elegan tanpa meninggalkan ciri khas Indonesia,
didesain oleh desainer Sebastian Gunawan.

Pada tahun 2021 Aqua menjadi minuman kemasan dengan nilai tertinggi di
Indonesia dilansir dari katadata.co.id
SEJARAH BRAND
B. INDOMIE
Latar belakang terciptanya Indomie dikarenakan kelangkaan beras yang melanda
Indonesia pada saat itu. Maka diciptakannya mie instan pada tahun 1969, namun
pada masa itu mie instan justru diragukan banyak orang, untuk dijadikan sebagai
salah satu bahan pangan pokok. tetapi karena mi instan harganya relatif terjangkau,
mudah di sajikan dan awet maka mi instan perlahan dapat diterima oleh masyarakat
Indonesia. Oleh karena hal tersebut pada tahun 1972 Indomie mulai meluncurkan
produk mi instan yang diciptakan oleh 4 orang yang berasal dari medan kemudian
menciptakan Indomie, keempat tokoh tersebut adalah Djajadi Djaja, Wahyu Tjuandi,
Ulong Senjaya dan Pandi Kusuma, kemudian bumbu Indomie sendiri di racik oleh
tokoh kuliner Indonesia yakni Nunuk Nuraini. Setelah itu mereka pertama kali
memproduksi Indomie melalui PT. Sanmaru Food Manufacturing. Indomie adalah
nama singkatan yang memiliki kepanjangan “Indonesia Mie”.

Pada tahun 1972 ( Indomie pertama kali diproduksi oleh PT. Sanmaru dari Grup
Jangkar Jati miliki Djajadi Djaja. pada tahun pertama ini produk indomie yang
beredar di pasaran adalah Indomie Kuah Rasa Kaldu Ayam, dikarenkan rasa
tersebut sesuai dengan selera lidah masyarakat Indonesia pada saat itu.)

Pada tahun 1982 (Indomie kembali mengeluarkan rasa baru yakni Indomie Kuah
Kari Ayam.)
Pada tahun 1983 (Indomie mengeluarkan inovasi barunya yakni Indomie varian
goreng, yang mana varian tersebut berhasil mendongkrak penjualan Indomie secara
signifikan.)

Pada tahun 1984 (Indomie diakusisi oleh PT. Sarimi Asli Jaya yang memproduksi
Sarimi.)
Pada tahun 1990 (PT. Indofood Sukses Makmur Tbk yang sebelumya bernama PT.
Panganjaya Intikusuma membeli peruahaan PT. Sarimi Asli Jaya, sehingga Indomie
dan Sarimi menjadi produk milik PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. perusahaan
tersebut tidak terlepas dari Salim Group yang dimiliki oleh Sudono Salim atau Liem
Sioe Liong.)
Pada tahun 1992 ( PT. Indofood pertama kali memasarkan produknya yakni Indomie
ke negara lain selain indonesia. negara - negara tersebut seperti Singapura,
Malaysia, Hong Kong, Taiwan, Eropa, Timur Tengah, Afrika, Amerika dll.)

Saat ini Indomie sudah tersebar ke berbagai belahan dunia, lebih dari 80 Negara di
dunia kini sudah mengetahui Indomie. bahkan elect instant ramen power rangking
yang dibuat oleh media Los Angeles times menempatkan Indomie mie goreng
original dan mie goreng barbeque chicken pada urutan nomor 1 dan 10 dari total 31
mie instan yang ada di dunia.
Maka berikut data yang menyatakan bahwa Indomie menempati posisi pertama dari
mi instan terpopuler dikutip dari katadata.co.id
Indomie juga menjadi merek mi instan yang paling sering dikonsumsi masyarakat
Indonesia pada tahun 2022, berikut data yang dilansir dari katadata.co.id

Anda mungkin juga menyukai