Anda di halaman 1dari 3

4a. Bagaimana struktur budaya di komersilkan melalui iklan brand tersebut?

Definisi iklan yang disampaikan oleh Kasiyan (2008:xvii) “Iklan adalah berita pesanan
(untuk mendorong, membujuk) kepada khalayak ramai tentang benda dan jasa yang
ditawarkan. Iklan adalah penyampaian pesan untuk mempersuasi khalayak”.

Definisi iklan yang disampaikan Kasiyan dalam bukunya Manipulasi dan deumanisasi
perempuan dalam iklan tersebut diatas mengarahkan iklan sebagai suatu alat untuk
menawarkan sebuah produk baik berupa barang atau jasa yang didalamnya sarat dengan
muatan pesanan dari pengiklan untuk membujuk mendorong dan mempersuasi khalayak
untuk menggunakan produk yang ditayangkan dalam iklan.

Berbicara mengenai gaya hidup dalam iklan, Wibowo (2003:xiii) dalam prolog bukunya yang
berjudul Sihir Iklan; Format komunikasi mondial dalam kehidupan Urban Kosmopolit
menyatakan bahwa “penyajian iklan yang sebenarnya merupakan salah satu aktivitas
pendukung promosi, boleh jadi mampu mengubah gaya hidup dan kebiasaan hidup, terutama
gaya hidup dan kebiasaan hidup warga urban-kosmopolit”. Pendapat wibowo tersebut diatas
menyatakan bahwa pada mulanya tujuan iklan adalah sebagai aktivitas pendukung promosi,
namun pada perjalanan nya, aktivitas penyajian iklan tersebut mampu mengubah gaya hidup
dan kebiasaan masyarakat terutama bagi masyarakat urban-kosmopolit. Beberapa contoh
iklan yang mengkomersilkan struktur budaya, beberapa di antaranya ;

1. Aqua

Iklan AQUA versi “Temukan Indonesiamu” merupakan salah satu iklan yang menceritakan
tentang Budaya Indonesia. Budaya Indonesia pada sikap Ramah Tamah diperlihatkan dengan
menampilkan kehidupan masyarakat Indonesia yang ramah. Pada level realitas, budaya
Indonesia ditunjukan melalui kode gesture, dan ekspresi. Pada level representasi
penggambaran budaya Indonesia pada sikap ramah tamah melalui kode narasi, dan setting.
Pada level ideologi, budaya Indonesia direpresentasikan pada ideologi Pluralisme yang
menunjukan sikap ramah dan kekeluargaan masyarakat Indonesia.

Iklan AQUA versi “Selfie” juga merupakan iklan yang mengkomersilkan budaya Indonesia.
Pengiklan melalui iklan Aqua vesi selfie ini berusaha untuk menanamkan mitos minum Aqua
sebagai bagian dari gaya hidup sehat melalui tampilan Aqua yang bening dan tidak berwarna
sehingga paling baik untuk dikonsumsi agar tidak kekurangan asupan air didalam tubuh yang
dapat menyebabkan penurunan konsentrasi dan fokus. Ikan Aqua versi Selfie ini
menampilkan cerminan gaya hidup masa kini yang gemar menonton konser, gaya berpakaian
kekinian yang direpresentasikan oleh model dan gemar melakukan selfie untuk eksistensi
diri.

iklan AQUA versi “Kids” memiliki banyak aspek yang menarik perhatian dari penonton di
Indonesia. Secara denotasi menggunakan permasalahan yang benar-benar terjadi di kalangan
pelajar. Selain itu, tanda secara konotasi dapat dilihat secara lebih jelas melalui ekspresi
wajah yang dikeluarkan oleh ibu dan juga kakak dalam iklan tersebut, sulitnya anak dalam
konsentrasi dapat terganggu dengan apa saja, bahkan aquarium yang ikannya hanya satu bisa
jadi ganggunan yang besar bagi si anak untuk belajar. Gambaran yang paling mencolok
adalah saat ibu kebingungan, visual wajah ibu yang menunjukkan sudah tidak tahu harus
bagaimana lagi untuk menghadapi anaknya agar dapat konsentrasi dalam belajar, dan juga
visual warna putih dari belakang sehingga ibu terlihat lebih gelap yang cenderung dapat
diartikan kesedihan atau kematiaan.(Monica and Luzar, 2011) Dari segi visual yang
kebanyakan didominasi oleh warna biru, putih, coklat, dan hijau. Penyampaian pesan secara
implisit melalui tanda-tanda menggunakan warna-warna yang yang spesifik membantu
penonton juga memikirkan tentang kemurnian (putih), kesegaran (biru), ramah terhadap alam
dan ketenangan (coklat dan hijau). Disisi lain, menarik juga ketika Aqua memberikan fakta
tentang kebutuhan minum anak-anak, Aqua menyertakan sumber-sumber jurnal yang
diambil, meskipun tulisannya kecil, dapat diartikan kalau Aqua tidak mengada-ngada dalam
menyatakan suatu gagasan, dan juga sangat berperan aktif dalam menggunakan warna dengan
baik untuk merepresentasikan merek dan produknya.

2. INDOMIE

Konsumsi mie instan di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Konsumen mie instan
berasal dari berbagai kalangan baik dari kalangan menengah ke bawah sampai menengah ke
atas, dari anak kecil sampai orang tua. Hal ini dapat dilihat dari penjualan mie instan di
Indonesia yang disampaikan oleh World Instan Noodles Association (WINA) bahwa
“penjualan mie instan di Indonesia menduduki tertinggi kedua setelah China, penjualan mie
instan di Indonesia pada tahun 2010 mencapai 14,4 miliar bungkus (bags/cup) di bawah
China sebesar 42,3 miliar bungkus” (dalam Dimas Yanuar. 2011:2). Selain itu, konsumsi fast
food di Indonesia juga mengalami pertumbuhan pesat terutama di perkotaan.

Ditemukan bahwa terdapat makna denotasi di dalam tayangan iklan INDOMIE versi “Selera
yang selalu menemani” adalah aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh masyarakat yang ada
di pedesaan dan di kota salah satunya yaitu kegiatan makan mie instan bersama-sama. Makna
konotasi yang terdapat di dalam tayangan iklan Indomie versi “Selera yang selalu menemani”
adalah kebersamaan, keserdahaan, dan keberagaman. Makna mitos yang terdapat di dalam
tayangan iklan Indomie versi “Selera yang selalu menemani” adalah sebuah kebiasaan atau
budaya yang tanpa sadar atau dengan sadar dilakukan oleh masyarakat Indonesia selama ini
yaitu gotong royong, dan “Mangan Ora Mangan Sing Penting Ngumpul”.

Iklan “Indomie setiap hari rasa apa saja 2000” ( https://www.youtube.com/watch?


v=WRVogEUAsVI ) adalah iklan yang menampilkan sebuah keluarga yang setiap harinya
mengonsumsi INDOMIE. Dampak dari iklan tersebut secara tidak sadar masyarakat di
Indonesia mengonsumsi mie setiap saat, bahkan rela untuk stock persediaan INDOMIE yang
beragam. Budaya di Indonesia pun berubah dalam kegiatan hajatan atau pengajian yang mana
isi dari sembako atau “tentengan” pasti terdapat INDOMIE didalamnya.

Anda mungkin juga menyukai