Anda di halaman 1dari 10

LOMBA ESSAI NASIONAL

LITERACY CELEBRATION OF HI (LIBERTHI)


UPKM HALAQOH ILMIAH

Ekosistem yang Mendorong Pemuda Mempelajari Budaya untuk Mengatasi


Krisis Identitas Nusantara

Sub Tema: Ekonomi

Disusun oleh:
Ela Septiana Yusira (19320255)

PRODI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
KOTA YOGYAKARTA
A. Pendahuluan
Indonesia sedang berada pada fase krisis budaya. Sejak memasuki era
globalisasi yang ditandai dengan perkembangan teknologi komunikasi,
berbagai budaya di dunia bebas masuk dan saling mempengaruhi. Anak muda
Indonesia yang merupakan pengguna aktif smartphone sering terpapar budaya
tersebut. Berdasarkan data Puslitbang Aptika IKP Kominfo, data anak muda
yang aktif menggunakan smartphone yakni usia 9 sampai 19 tahun sebanyak
65,34% dan usia 20 sampai 29 tahun sebanyak 75,95% (Fauzi, 2018). Data
tersebut menunjukkan bahwa anak muda sering mengakses smartphone. Hal
yang diakses antara lain media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan
layanan streaming seperti Netflix dan Viu. Tayangan yang disajikan oleh
aplikasi tersebut banyak yang memuat kebudayaan dari barat dan Korea
Selatan.
Budaya Korea terus membanjiri hiburan di tanah air dari tayangan drama
yang mengisahkan kehidupan ala Korea hingga musik beraliran K-Pop. Bukan
hanya Indonesia budaya Korea berhasil menyihir berbagai wilayah di dunia
yang disebut dengan Korean Wave atau Hallyu yakni penyebaran budaya korea
menjadi budaya pop Korea melalui tayangan drama, hiburan, K-Pop dan
produk seperti pakaian dan makanan (Putri, Amirudin dan Purnomo, 2019).
Anak muda yang terpapar setiap hari selama bertahun-tahun, kemudian mulai
terpengaruh oleh nilai-nilai dan kebiasaan yang dibawa oleh budaya Korea.
Gaya hidup anak muda Indonesia mulai berubah menyesuaikan dengan budaya
Korea. Seperti yang dijelaskan oleh Plummer (1998) dalam (Putri, Amirudin
dan Purnomo, 2019), cara hidup seseorang ditentukan dari bagaimana orang
tersebut menghabiskan waktu, apa yang mereka anggap sebagai yang penting
dalam hidup dan bagaimana cara mereka berpikir tentang dunia sekitarnya.
Perubahan gaya hidup dapat terlihat dari anak muda Indonesia berbondong-
bondong mempelajari bahasa Korea Selatan dengan mengakses Website dan
Youtube hingga mengikuti berbagai kursus di lembaga pelatihan bahasa.
Belum lagi perilaku konsumtif masyarakat Indonesia, membuat barang-barang
dagangan yang serupa dengan tayangan drama yang mereka tonton langsung

1
diburu. Produk baju Korea begitu diterima oleh berbagai kalangan, Industri
fashion Korea pun menginvasi Indonesia. Produk makanan seperti Kimchi,
Tteokbokki dan Ramyeon yang sering kali dimakan oleh aktor dalam drama,
membuat masyarakat Indonesia tertarik untuk mencoba. Produk impor pun
membanjiri pasar.
Paparan budaya asing yang terus menerus mempengaruhi nilai, perilaku
hingga kepribadian anak muda Indonesia. Kini sulit membedakan suku
seseorang, karena anak muda kehilangan identitas budayanya. Pola pikir bahwa
bangsa asing lebih baik dan lebih maju pun sudah tidak asing dibenak mereka.
Rasa bangsa bisa memakai produk yang sama dengan milik idola mengalahkan
rasa bangsa memakai produk lokal. Hal ini sudah termasuk krisis identitas
nusantara yang menjangkit banyak anak muda di Indonesia.
B. Pembahasan
Perlu adanya upaya-upaya pelestarian budaya Indoensia kepada anak
muda. Namun sebelum mengkritik anak muda sebagai kaum konsumtif dan
mudah terpengaruh budaya lain. Mari kita lihat kreasi anak muda Indonesia
dalam upaya melestarikan budaya. Pada tahun 2015, ada aplikasi Printeous
yaitu sebuah aplikasi yang dapat mencetak foto dan karya seniman lain
menjadi bentuk kaos, Smartphone Case, Tote Bags dan berbagai benda lain
(Solopos, 2015). Lalu di tahun 2020, ada game Fantasypedia yang
menghadirkan permainan yang memungkinkan pemain untuk mempelajari
beragam kebudayaan di Indonesia (Hadyan, 2020). Terbaru di tahun 2021, ada
L Project yang memudahkan seniman dan kolektor barang seni saling
bertransaksi (Hartati, 2021).
Ada masih banyak lagi inovasi yang dilakukan oleh anak muda untuk
memudahkan masyarakat Indonesia untuk mengenal budaya sendiri. Gerakan
itu pun telah sesuai dengan ungkapan Widjaja (1986) dalam (Nahak, 2019),
bahwa untuk melestarikan budaya perlu dilakukan kegiatan yang terus menerus
dan terarah serta menyesuaikan situasi dan kondisi, sehingga perlu
mencerminkan kegiatan yang bersifat dinamis dan luwes. Sayangnya langkah
tersebut hanya sampai pada memberikan anak muda akses untuk mengenal

2
budaya Indonesia. Tidak ada dorongan mendesak yang memicu anak muda
perlu untuk terus menerus menggunakan produk kesenian, dan mempelajari
budaya.
Anak muda Indonesia mulai dari usia SMP hingga kuliah fokus pada
pembelajaran akademik, mengikuti kompetisi dan ikut kursus dengan harapan
akan membantu perkembangan karier ke depan. Semangat belajar anak muda
untuk mempersiapkan masa depan dapat dilihat dari jumlah pengguna
Ruangguru di tahun 2020 yang tembus 22 juta pengguna (Supriyanto, 2021).
Belum lagi kehadiran platform yang memungkinkan untuk belajar wirausaha,
pengembangan diri, pengembangan hingga persiapan karier di era digital
menjamur seperti Kelas.com, QuBisa, Satu persen dan Progate. Platform
belajar tersebut adalah karya anak muda Indonesia yang telah digunakan oleh
jutaan pengguna. Semangat belajar anak muda di Indonesia dipicu oleh
tuntutan industri yang akan lebih menghargai keterampilan seseorang
dibandingkan riwayat sekolah. Hal ini membuat anak muda Indonesia
berbondong-bondong untuk memperbanyak keterampilan dan mengasah
kemampuan.
Andai semangat belajar tersebut dimiliki anak muda Indonesia untuk
mempelajari budaya, maka dapat diprediksi bahwa kecintaan, kepedulian,
kepribadian dan keberanian untuk membela tanah air akan menjadi jati diri
tanpa perlu dituntut oleh berbagai tokoh mulai dari politisi hingga seniman.
Anak muda yang mencintai budaya sendiri akan bangga memakai produk yang
mencerminkan kebudayaan. Anak muda akan terbiasa melestarikan bahasa
daerahnya. Anak muda juga lebih peduli untuk mengembangkan desa
pariwisata hingga belajar tarian dan alat musik daerah.
Produk budaya seperti nilai-nilai adat, bahasa, tari dan musik memiliki
pengaruh terhadap kepribadian dan tingkah laku seseorang. Menurut Haviland
(1999) dalam (Kustyarini, 2017), pikiran dan cara pandang seseorang terhadap
lingkungan sekelilingnya dipengaruhi oleh bahasa yang digunakannya. Hal ini
menunjukkan bahwa penutur bahasa yang berbeda memandang lingkungannya
secara berbeda. Dalam bahasa kita akan menemukan ungkapan seperti sinomin,

3
antonim, majas dan peribahasa yang memiliki kekayaan nilai. Contohnya
peribahasa Dayak Benuaq yang menggambarkan cara pandang masyarakat
Dayak Benuaq dalam menghadapi berbagai kejadian dalam hidup (Musfufah,
2016). Menurut Djamaris (1985) dalam (Musfufah, 2016), peribahasa
merupakan bunga dari bahasa yang setiap katanya memiliki arti luas dan dalam
serta disampaikan dengan kiasan yang indah. “Kediq ilos, lipih padekng” yang
artinya “Sekecil jarum, setipis daun alang-alang”. Peribahasa tersebut
bermakna bahwa kita tidak boleh meremehkan pemberian seseorang, lihatlah
makna dari niat pemberi. Peribahasa tersebut mengajarkan masyarakat Dayak
Banuaq untuk menjadi orang yang penuh etika dan moral saat berperilaku.
Pentingnya belajar bahasa daerah dapat mengajarkan anak muda dalam
berperilaku di masyarakat.
Untuk mewujudkan Anak muda yang memiliki identitas nusantara,
kecintaan dan kepedulian pada budaya Indonesia tidak cukup dengan
memberikan akses pada budaya tersebut. Perlu adanya tuntutan agar
mendorong anak muda mau belajar, terbiasa mengakses dan akhirnya
melestarikan nilai-nilai budaya dalam kepribadiannya. Pendorong tersebut
dapat dimulai dari membuat kebijakan baru terkait keterampilan yang perlu
dimiliki oleh anak muda. Seperti yang dijelaskan diatas anak muda menjadi
semangat belajar, karena untuk berkarier di masa depan dituntut untuk
memiliki keterampilan tertentu.
Conteklah kebijakan tersebut, buatlah kebijakan dan tren baru dimana
anak muda yang memiliki keterampilan bahasa daerah, kemampuan bermain
alat musik daerah dan kemampuan tari daerah menjadi poin tambahan.
Platform belajar seperti QuBisa dan Satu Persen dapat membuat kursus
tambahan seperti kelas bermain alat musik angklung yang setiap
menyelesaikan kursus akan diberikan sertifikat. Pihak perusahaan dapat
membuat kebijakan baru bahwa setiap pelamar yang memiliki kemampuan
bermain alat musik nusantara akan mendapat poin tambahan untuk direkrut.
Lalu anak muda akan merasa terdorong, mulailah mereka mengikuti kelas
musik angklung, mulai mereka membeli angklung dan selesai kelas mereka

4
segera mengunggah sertifikat ke Linkedin. Lalu perlahan terciptalah budaya
dan tren baru di Indonesia.
Menciptakan ekosistem yang mendukung anak muda untuk terdorong dan
merasa dihargai telah belajar budaya Indonesia menjadi hal yang penting bila
ingin anak muda melestarikan kebudayaan nusantara. Menuntut dan
menyalahkan anak muda yang mudah terpengaruh budaya lain tidak menjadi
jalan keluar. Buatlah sebuah lingkungan yang membuat anak muda merasa
harus mempelajari budaya dan merasa dihargai bila memiliki pengetahuan dan
keterampilan tersebut.
Inisiasi ini dapat dimulai dari perusahaan yang dipimpin oleh anak muda
sendiri seperti Satu Persen dapat mulai menetapkan kebijakan bahwa pelamar
yang memiliki keterampilan bahasa daerah akan mendapat poin tambahan.
Lalu, platform seperti Kelas.com dapat mulai mengadakan kursus tentang
belajar bahasa daerah.
C. Kesimpulan
Pada masa globalisasi seperti saat ini, menolak pengaruh budaya luar
sudah tidak mungkin. Bangsa yang saling mempengaruhi bangsa lain dengan
budayanya terbukti merupakan cara yang jitu untuk meningkatkan
perekonomian suatu Negara. Indonesia dapat mencontoh keberhasilan Korea
Selatan melalui Korean Wave. Peran pemuda dalam mempertahankan identitas
nusantara dapat dimulai dari menciptakan ekosistem yang mendorong anak
muda untuk mau mempelajari budayanya sendiri.

5
DAFTAR PUSTAKA

Fauzi, Abror. 2018. “Jumlah Pengguna Smartphone di Indonesia #18”,


https://indonesiabaik.id/infografis/jumlah-pengguna-smartphone-di-
indonesia-18, diakses pada 02 Maret 2022 pukul 22.31.
Hadyan, R. (2020). “FantasyTown Hadirkan Situs FantasyPedia untuk Edukasi
Pemain”
https://teknologi.bisnis.com/read/20201014/564/1304949/fantasytown-
hadirkan-situs-fantasypedia-untuk-edukasi-pemain, diakses pada 02 Maret
22:52.
Hartati, E. R. (2021). “Platform Seni L Project Kini Telah Hadir”
https://investor.id/lifestyle/246071/platform-seni-l-project-kini-telah-hadir,
diakses pada 02 Maret pukul 22:54.
Kustyarini. (2017). Bahasa dan Pembentukan Karakter. Jurnal Ilmiah, 19 (2),
44-51.
Musfufah, Nurul. (2016). Fungsi dan Makna Peribahasa Dayak Benuaq :
Kajian Etnolinguistik. SIROK BASTRA, 4 (2), 121-128.
Nahak, H. M. I. (2019). Upaya Melestarikan Budaya Indonesia Di Era
Globalisasi. Jurnal Sosiologi Nusantara, 5 (1), 65-75.
Putri, K. A., Amirudin., & Purnomo, M. H. (2019). Korean Wave dalam
Fanatisme dan Konstruksi Gaya Hidup Generasi Z. NUSA, 14 (1), 125-
135.
Solopos. (2015). “Aplikasi Terbaru : Ini Aplikasi Khusus Seniman Indonesia”
https://www.solopos.com/aplikasi-terbaru-ini-aplikasi-khusus-seniman-
indonesia-637412, diakses pada 02 Maret pukul 22:50.
Supriyanto, Y. (2021). “Akhir 2020, Jumlah Pengguna Ruangguru Tembus 22
Juta Akun” https://lifestyle.bisnis.com/read/20210203/220/1351892/akhir-
2020-jumlah-pengguna-ruangguru-tembus-22-juta- akun#:~:text=Selama
%202020%2C%20saat%20pandemi%20virus,juta%2 0menjadi
%2022%20juta%20pengguna.&text=Bisnis.com%2C%20JAKA RTA
%2D%2DRuangguru,dibandingkan%20dengan%20periode%20sepan jang
%202019, diakses pada 04 Maret Pukul 15:31.

6
LOMBA ESAI NASIONAL
LITERACY CELEBRATION OF HI (LIBERTHI)

NAMA : ELA SEPTIANA YUSIRA


NIM : 19320255
ASAL PERGURUAN TINGGI : UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
JURUSAN/ FAKULTAS : PSIKOLOGI/ PSIKOLOGI DAN ILMU
SOSIAL BUDAYA
ANGKATAN : 2019
ALAMAT : JL. SYAHRANI DAHLAN, GG. H.
ARSYAD, RT.08, NO. O4, GUNUNG
PANJANG, SAMARINDA SEBERANG,
KALIMANTAN TIMUR
NO HP : 085386554843
ALAMAT EMAIL : 19320255@students.uii.ac.id
JUDUL ESSAY : EKOSISTEM YANG
MENDORONG PEMUDA
MEMPELAJARI BUDAYA UNTUK
MENGATASI KRISIS IDENTITAS
NUSANTARA
SUB TEMA : EKONOMI

DATA REKENING
a. NO REKENING : 1480015264131
b. BANK : MANDIRI
c. ATAS NAMA : ELA SEPTIANA YUSIRA

2
Scan KTM Samarinda, 05 Maret 2022

Ela Septiana Yusira


19320255

Anda mungkin juga menyukai