Anda di halaman 1dari 7

ARTIKEL

KAMPANYE SOSIAL ANTI KORUPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pendidikan Budaya
Anti Korupsi di Prodi Sarjana Terapan Kebidanan Alih Jenjang

Disusun Oleh :

1. Ani Mulyani 7. Popi Suprapti


2. Ayu Chrisna 8. Qurrothuayuni Putri
3. Dwi Hastuti 9. Vinna Milasari
4. Eva Susiana 10. Weni Widiarti
5. Gina Sonia (AJ B) 11. Yoyoh Nurfitriah
6. Nira Santi Mubarok

Semester I/Kelompok 4

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
JURUSAN KEBIDANAN
2022
KAMPANYE SOSIAL ANTI KORUPSI

A. Pengertian
Korupsi adalah tindakan menguntungkan diri sendiri dan orang lain
yang bersifat busuk, jahat, dan merusakkan karena merugikan negara dan
masyarakat luas. Pelaku korupsi dianggap telah melakukan penyelewengan
dalam hal keuangan atau kekuasaan, pengkhianatan amanat terkait pada
tanggung jawab dan wewenang yang diberikan kepadanya, serta pelanggaran
hukum (Pusdiklatnakes BPPSDM Kementerian Kesehatan, 2014).
Antikorupsi merupakan kebijakan untuk mencegah dan menghilangkan
peluang bagi berkembangnya korupsi. Pencegahan yang dimaksud adalah
bagaimana meningkatkan kesadaran individu untuk tidak melakukan korupsi
dan bagaimana menyelamatkan uang dan aset negara (Rusdiana, 2020).
Kampanye sosial merupakan sebuah proses komunikasi yang
dilakukan untuk menyebarluaskan pesan-pesan penting yang sangat
diperlukan masyarakat. Menurut Rogers dan Stoney, pengertian kampanye
sosial adalah serangkaian komunikasi verbal maupun komunikasi non verbal
yang sudah terencana agar mengakibatkan dampak pada masyarakat banyak
secara berkelanjutan dalam kurun waktu tertentu.
Kampanye sosial anti korupsi adalah sebuah proses komunikasi verbal
maupun nonverbal untuk memberikan informasi tentang anti korupsi kepada
masyarakat agar terdapat peningkatan nilai-nilai anti korupsi.

B. Fungsi Kampanye sosial


1. Kampanye sebagai pusat informasi untuk mengubah jalannya pola pikir
masyarakat
2. Kampanye sebagai bentuk suatu usaha menciptakan tujuan untuk
mengubah pandangan masyarakat.
3. Kampanye adalah untuk mengembangkan masyarakat agar dapat berpikir
kritis kedepannya
4. Kampanye adalah untuk membangun citra positif dari pemimpin yang
hendak berorasi di depan masyarakat

C. Media Kampanye Sosial


Beberapa media yang menjadi objek dari kampanye sosial, antara lain;
1. Digital (media sosial)

2. Elektronik (televisi, radio)

3. Media cetak (koran, majalah, tabloid)


4. Outdoor (baliho, banner, papan nama)

D. Peran Mahasiswa dalam Kampanye Sosial Anti Korupsi


Dalam sejarah tercatat bahwa mahasiswa mempunyai peran penting
dalam menentukan perjalanan bangsa Indonesia. Dengan idealisme, semangat
muda dan kemampuan intelektual tinggi yang dimilikinya mahasiswa mampu
berperan sebagai agen perubahan (agent of change). Peran mahasiswa tersebut
terlihat menonjol dalam peristiwaperistiwa besar seperti Kebangkitan Nasional
tahun 1908, Sumpah Pemuda tahun 1928, Proklamasi Kemerdekaan tahun
1945, lahirnya Orde Baru tahun 1966, dan Reformasi tahun 1998. Maka
tidaklah berlebihan jika mahasiswa diharapkan juga dapat menjadi motor
penggerak utama gerakan anti korupsi di Indonesia (Kemenkes, 2016).
Mahasiswa dapat berperan nyata melalui edukasi dan kampanye, yang
merupakan salah satu strategi pemberantasan korupsi yang sifatnya represif.
Melalui program edukasi dan kampanye dapat dibangun perilaku dan budaya
antikorupsi antarsesama mahasiswa atau jenjang lebih rendah lagi, yaitu taman
kanak-kanak, sekolah dasar, dan sekolah menengah (Pusdiklatnakes BPPSDM
Kementerian Kesehatan, 2014).
Apapun bakat mahasiswa dalam edukasi dan kampanye dapat
dijadikan pintu masuk untuk kampanye gerakan antikorupsi. Kegiatan ini
dapat dimasukkan melalui aneka bakat seni yang dimiliki oleh mahasiswa,
seperti menyanyi, menciptakan lagu antikorupsi, seni drama, atau juga
kemampuan menulis (Pusdiklatnakes BPPSDM Kementerian Kesehatan,
2014).
Kegiatan kampanye, sosialisasi, seminar, pelatihan, kaderisasi, dan
lain-lain dapat dilakukan untuk menumbuhkan budaya antikorupsi. Kegiatan
kampanye ujian bersih atau antimencontek misalnya, dapat dilakukan untuk
menumbuhkan antara lain nilai-nilai kerja keras, kejujuran, tanggung jawab,
dan kemandirian (Kemenkes, 2016)
Hal yang sama dapat dilakukan oleh mahasiswa atau kelompok
mahasiswa untuk mengamati lingkungan di lingkungan masyarakat sekitar.
Mahasiswa dapat melakukan gerakan antikorupsi dan menanamkan nilai-nilai
antikorupsi di masyarakat sekitar. Memberikan pendidikan kepada masyarakat
tentang bahaya melakukan korupsi. Upaya mahasiswa ini misalnya
memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai bahaya melakukan
tindakan korupsi karena pada nantinya akan mengancam dan merugikan
kehidupan masyarakat sendiri serta menghimbau agar masyarakat ikut serta
dalam menindaklanjuti (berperan aktif) dalam memberantas tindakan korupsi
yang terjadi di sekitar lingkungan mereka. Selain itu, masyarakat dituntut
lebih kritis terhadap kebijakan pemerintah yang dirasa kurang relevan. Maka,
masyarakat sadar bahwa korupsi memang harus dilawan dan dimusnahkan
dengan mengerahkan kekuatan secara masif, artinya bukan hanya pemerintah
saja melainkan seluruh lapisan masyarakat (Kemenkes, 2016).
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes. 2016. Pengetahuan Budaya Anti Korupsi. Jakarta : Pusdik SDM


Kesehatan

Pusdiklatnakes BPPSDM Kementerian Kesehatan. 2014. Buku Ajar Pendidikan


dan Budaya Anti Korupsi (PBAK). Jakarta: Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Tenaga Kesehatan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM
Kesehatan

Rusdiana dkk. 2020. “Hambatan Implementasi Pencegahan Tindak Pindak


Korupsi pada Pelaksanaan Program Dana Desa di Kabupaten Gresik”
dalam Jurnal Law, Development & Justice Review Volume 3 Nomer 1.

DosenSosiologi. 2021. Pengertian Kampanye Sosial, Fungsi, Tujuan, Jenis, dan


Contohnya. Diakses tanggal 23 September 2022 pada link
https://dosensosiologi.com/pengertian-kampanye-sosial/

Anda mungkin juga menyukai