Different belief adalah sebuah keadaan dimana terjadi perbedaan kepercayaan antara
perawat dan pasien sehingga menimbulkan konflik. Kepercayaan disini dapat berupa agama,
maupun adat-istiadat yang dianut oleh suatu masyarakat atau suku bangsa.
Kasus
Seorang ibu rumah tangga bernama Ibu A mengalami luka bakar pada wajahnya
akibat kecelakaan yang dialaminya, ibu tersebut saat diantar ke rumah sakit berada dalam
keadaan tidak sadar kemudian saat ibu tersebut sadar ia tidak dapat melupakan kejadian yang
dialaminya dan bekas luka yang terdapat diwajahnya . Keadaan wajah ibu tersebut
sebagiannya melepuh, namun keadaannya masih bisa dikatakan baik hanya saja menurut
orang-orang tidak mengenakan untuk melihat wajahnya yang sekarang sehingga ia merasa
kurang percaya diri untuk keluar rumah dan merasa perannya sebagai istri dan ibu sangat
tidak berguna. Untuk mengatasi keadaan tersebut, si Ibu disarankan oleh perawat untuk
melakukan operasi plastik pada wajahnya, namun karena sang ibu memiliki kepercayaan
bahwa haram hukumnya mengubah ciptaan tuhan tehadap fisik yang diberikan yaitu
mengubah wajahnyaLalu bagaimana untuk mengatasi hal tersebut ?
A. Pengkajian
Pengkajian adalah proses pengumpulan, pengorganisasian, validasi, dan pencatatan
data tentang status klien (Kozier,1995).Data yang ada diambil dari berbagai sumber dan
merupakan dasar pengambilan keputusan untuk tahapan selanjutnya.
Dalam tahap ini, perawat dituntut untuk mengumpulkan segala data mengenai klien,
latar belakang budayanya, bagaimana budaya keyakinan yang dianutnya, dan budaya atau
nilai yang dianut dalam keluarganya.
Informasi ini dapat diperoleh dari mana saja, misal dengan melakukan wawancara
dengan pasien, maupun dengan keluarga pasien.
Dalam kasus di atas, diketahui bahwa pasien adalah seorang muslim perempuan yang
sudah menikah dan berumah tangga. Dia mempunyai suami dan anak. Dalam keyakinan yang
dianutnya, dia percaya bahwa ada larangan mengubah bentuk fisik (operasi plastic) dalam
agamanya karena termasuk merubah hasil ciptaan Tuhan yang dianutnya.
Setelah didapat beberapa data yang tepat mengenai budaya pasien, barulah perawat
mulai mendiagnosa pasien.
B. Diagnosa
Diagnosa keperawatan adalah tahap kedua dalam proses keperawatan dan merupakan
suatu pernyataan dari masalah pasien baik actual maupun resiko berdasarkan data pengkajian
yang sudah dianalisis.
Pada tahap ini perawat dituntut untuk dapat memberikan kesimpulan terkait kondisi
atau data dari pasien yang sudah dikumpukan dan di validasi pada tahap perencanaan.
Diagnosa untuk kasus diatas adalah
1. Munculnya konflik batin dalam diri pasien karena solusi yang ia miliki bertolak belakang
dengan kepercayaan yang diyakini.
2. Psikis pasien sedikit terganggu dan tertekan karena dihadapkan pada situasi yang sulit.
3. Keluarga pasien juga mengalami konflik akibat keadaan yang sedang dialami oleh pasien
C. Perencanaan
Perencanaan mencakup tindakan apa yang akan diambil, mengapa tindakan tersebut
diambil, kapan tindakan itu dilakukan, siapa yang akan melakukan tindakan tersebut dan
bagaimana caranya tindakan tersebut dilakukan.
Untuk kasus diatas, sebagai seorang perawat kita harus menjelaskan mengenai
prosedur melakukan operasi plastik. Setelah pasien dan keluarga mengerti, perawat lantas
menanyakan ketersediaan pasien untuk melakukan serangkaian tes pemeriksaan untuk
melakukan operasi plastik. Jika pasien dan keluarganya masih ragu untuk mengambil
keputusan , maka tanyakan pada pasien tentang alasan mengapa ia tetap ragu,dan kemudian
jika pasien meminta saran maka berikanlah masukan yang masuk akal dan bersumber jelas
Apabila pasien dan keluarganya tetap menolak, maka perawat tidak boleh memaksa
pasien. Perawat harus menghormati hak pasien untuk menolak setiap tindakan medis yang
dilakukan kepadanya. Saat pasien dan keluarganya menolak, perawat dapat menjelaskan
kondisi pasien apakah memungkinkan jika pemeriksaannya ditunda atau jika memang
mendesak bisa dirujuk ke rumah sakit yang lain.
D. Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan rencana tindakan yang telah ditentukan dengan
tujuan kebutuhan klien terpenuhi secara optimal (Depkes, 1993). Sebelum melakukan
implementasi, perawat hendaknya mengkaji terlebih dahulu apakah tindakan yang tadinya
sudah direncanakan masih berguna untuk pasien atau tidak.
Pada kasus diatas, perawat dapat langsung melaksanakan tindakan-tindakan yang
sudah direncanakan pada tahap perencanaan dan dapat melakukan tindakan yang sesuai
dengan keputusan pasien. Jika pasien menerima tindakan tersebut, maka perawat dapat
melakukan pemeriksaan sebagaimana mestinya dengan didampingi wali pasien, namun jika
pasien menolak, maka perawat harus menerimanya dan memberikan informasi sebaik
mungkin mengenai beberapa alternative yang dapat diambil terkait dengan status kesehatan
pasien