Karteristik
Tanda dan Gejala Etiologi Proses Syok Intervensi
Hipovolemik 1. Penurunan tekanan darah 1. Perdarahan hebat Kehilangan volume cairan secara tiba- Penatalaksanaan syok menurut
2. Frekuensi nadi/HR (hemorragic) tiba mengurangi aliran balik vena menuju guideline Eropa dan California
meningkat 2. Trauma yang jantung dan menyebabkan penurunan 1. Initial Assessment (ABCD)
3. Frekuensi pernapasan/RR menyebabkan perpindahan curah jantung. Mekanisme kompensasi 2. Tangani Perdarahan
meningkat cairan (ekstravasasi) ke diaktifkan untuk meningkatkan sirkulasi 3. Oksigenasi
4. Pernapasan cepat dan ruang tubuh non- melalui aktivasi sistem saraf simpatis dan 4. IV Akses
dalam, secara bertahap fungsional respon neurohormonal. 5. Resusitasi Cairan
semakin sulit dan dangkal 3. Dehidrasi berat oleh 6. Pantau Hemodinamik
seiring perburukan kondisi berbagai sebab, seperti 7. Pantau EKG
pasien luka bakar dan diare berat 8. Penatalaksanaan lanjutan
5. CRT >2 detik 4. Trauma hebat pada organ
6. Akral teraba dingin tubuh atau fraktur yang
7. Penurunan Volume Darah disertai dengan luka
8. Penurunan Kesadaran ataupun luka langsung
9. Haluaran urin menurun pada pembuluh arteri
dan pekat utama
10. Perubahan aktivitas
mental (letargi-responsif)
Sepsis 1. Perubahan status mental Infeksi oleh bakteri hematogen Infeksi masif dikompensasi dengan 1. Resusitasi cairan, menggunakan
(konfusi atau agitasi) atau akibat pengeluaran isi pelepasan endotoksin, yang kemudian cairan koloid
2. Peningkatan frekuensi saluran cerna ke dalam tubuh berakibat pada dilatasi pembuluh darah, 2. Kultur bakteri yang didapat dari
pernapasan tekanan darah menurun, sehingga aliran cairan tubuh, untuk menentukan
3. Demam atau hipotermia balik vena, stroke volume, dan curah antibiotik yang tepat
4. Edema jantung menurun, hal ini membuat suplai 3. Berikan antibiotik dengan
oksigen ke sel berkurang dan perfusi spektrum luas pada 1 jam
jaringan menurun sehingga berakibat pertama
kerusakan pada metabolisme sel.
Obstruktif 1. Kulit dingin, lembab, 1. Kegagalan pengisian Kegagalan pengisian diastol dan 1. Airway management
sianosis diastolik : Temponade peningkatan afterload pada ventrikel (pembebasan jalan nafas)
2. Takikardi jantung kanan dan kiri → obstruksi mekanik 2. WSD
3. Nadi lemah 2. Peningkatan afterload aliran darah → pengisian ventrikel 3. Chest tube
4. Bunyi napas unilateral ventrikel kanan berkurang → penurunan cardiac output 4. Needle decompression
menghilang 3. Peningkatan afterload → tekanan darah turun → penurunan
5. Adanya pergesekan trakea ventrikel kiri jaringan perfusi → kegagalan
dan mediastrium 4. Emboli paru metabolisme seluler
6. Terdapat bendungan pada 5. Tekanan pneumotoraks
leher
7. Takipnea
8. Hipotensi
9. Pulsus paradoksus
meningkat
Kardiogenik 1. Sesak nafas 1. Disfungsi miokardium Infark miokard menimbulkan iskemik Penatalaksanaan Medis Syok
2. Nyeri dada berulang (gagal pompa), yang (kekurangan oksigen pada jantung), jika Kardiogenik :
3. Pucat, akral dingin diakibatkan oleh infark dibiarkan akan terjadi kerusakan otot 1. Patikan jalan nafas tetap
4. Hipotensi miokard akut jantung dan terjadi gangguan adekuat, bila tidak sadar
5. Frekuensi nadi naik 2. Pengisian diastolik kontraktilitas jantung, lalu terjadi sebaiknya dilakukan intubasi.
6. RR naik ventrikel yang tidak disfungsi ventrikel kiri yang berubah 2. Berikan oksigen 8 – 15
7. CRT > 3 detik adekuat menjadi syok kardiogenik dan liter/menit dengan
8. Tekanan darah sistolik < 3. Curah jantung yang tidak menyebabkan penurunan volume menggunakan masker untuk
90 mmHg adekuat antara lain sekuncup dan penurunan curah jantung. mempertahankan PO2 70 – 120
9. Tekanan darah arteri rata- bradiaritmia, regurgitasi mmHg
rata < 70 mmHg mitral atau ruptur septum 3. Rasa nyeri akibat infark akut
10. Distensi vena jugularis interventrikularis yang dapat memperbesar syok
11. Aritmia yang ada harus diatasi dengan
12. Oliguria pemberian morfin.
13. Penurunan status mental 4. Koreksi hipoksia, gangguan
14. Pembesaran jantung elektrolit, dan keseimbangan
15. Kongesti paru asam basa yang terjadi.
5. Bila mungkin pasang CVP.
6. Pemasangan kateter Swans
Ganz untuk meneliti
hemodinamik.
Medikamentosa :
1. Morfin sulfat 4-8 mg IV, bila
nyeri.
2. Anti ansietas, bila cemas.
3. Digitalis, bila takiaritmi dan
atrium fibrilasi.
4. Sulfas atropin, bila frekuensi
jantung < 50x/menit.
5. Dopamin dan dobutamin
(inotropik dan kronotropik), bila
perfusi jantung tidak
adekuat.Dosis dopamin 2-15
mikrogram/kg/m.
6. Dobutamin 2,5-10
mikrogram/kg/m: bila ada dapat
juga diberikan amrinon IV.
7. Norepinefrin 2-20
mikrogram/kg/m.
8. Diuretik/furosemid 40-80 mg
untuk kongesti paru dan
oksigenasi jaringan.
9. Digitalis bila ada fibrilasi atrial
atau takikardi supraventrikel
Anafilaktik 1. Eritema 1. Antibiotik Bahan alergen bertemu dengan antibodi 1. Berikan epinefrin untuk
2. Urtikaria 2. Agens Anti-Inflamasi IgE yang kemudian menimbulkan vasokontriksi perifer,
3. Pruritus 3. Analgesik Narkotik hipersensitifitas dan pelepasan hormon bronkhodilatasi, dan menekan
4. Angioderma seluruh tubuh 4. Obat-obatan lain histamin, berakibat pada dilatasi produksi histamin
5. Cemas 5. Anestetik pembuluh darah, tekanan darah menurun, 2. Pemberian oksigen yang
6. Gelisah 6. Anestetik tambahan sehingga aliran balik vena, stroke adekuat, seperti bronkodilator
7. Dipsnea 7. Produk darah volume, dan curah jantung menurun, hal dengan nebulizer
8. Mengi 8. Anti serum ini membuat suplai oksigen ke sel 3. Pastikan kepatenan jalan napas,
9. Nyeri 9. Agens Diagnostik berkurang dan perfusi jaringan menurun misal dengan makukan intubasi
10. Edema laring 10. Bisa sehingga berakibat kerusakan endotrakeal (jika diperlukan)
11. Bronkokontriksi berat 11. Hoemon pada metabolisme sel.
12. Hipotensi 12. Enxim dan bioloig lainnya
13. Hipoksia 13. Ekstrak yang digunakan
14. Penurunan kesadaran dalam desentisiasi
15. Sianosis dan akral dingin 14. Makanan
16. Peningkatan frekuensi 15. Tekstil
nadi
Neurogenik 1. Hipotensi Gangguan pada tonus simpatis, Cedera spinal menyebabkan kehilangan 1. Posisi trendelenberg
2. Bradikardia berat trauma medula spinalis (syok tonus simpatis, lalu berakibat pada 2. Pemberian oksigen yang
3. Hilangnya kemampuan spinal), nyeri hebat pada dilatasi pembuluh darah, tekanan darah adekuat
berkeringat di bawah fraktur tulang, trauma kepala, menurun, sehingga aliran balik vena, 3. Hati-hati dengan pemberian
ketinggian cedera rangsangan pada medulla stroke volume, dan curah jantung cairan
4. Penurunan frekuensi spinalis akibat obat anestesi, menurun, hal ini membuat suplai oksigen 4. Pemberian obat vasopressor
pernapasan suhu lingkungan yang panas. ke sel berkurang dan perfusi jaringan (dopamin) untuk
5. Kulit hangat menurun sehingga berakibat kerusakan menstabilkan tekanan darah
6. Hipoksia pada metabolisme sel. dan perfusi organ
7. CRT > 2 detik 5. Pantau hipotermia akibat
disfungsi hipothalamus