MOLA HIDATIDOSA
Oleh :
Isti Kartika ( P1337424414006 )
Noviarti Putri Yuliantono ( P1337424414010 )
Rosdiana N. B. Toyo ( P1337424414018 )
Diana Agustus ( P1337424414004 )
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Setiap kehamilan yang terjadi pada seorang calon ibu merupakan
tanda kehadiran sang buah hati yang sedang bertumbuh di dalam rahim.
Namun tak semua kehamilan dapat berlangsung sukses. Pada keadaaan
tertentu buah kehamilan ada yang mengalami gangguan dalam proses
pertumbuhan dan akhirnya gugur. Kehamilan dengan (vili korionik)
abnormal yang menggantung seperti anggur disebut dengan istilah mola
hidatidosa. (Eny, 2009).
Mola hidatidosadiyakini sebagai penyebab aborsi paling spontan
pada trimester pertama. Nyeri tekan pada ovarium dan ovarium kerap
membesar
kejadian
itu
sering
terjadi
pada
penderita
mola
atau
Partial
mole.Secara
makroskopik,
mola
massa
besar
dari
vili
khorionik
yang
mengalami
hidatidosa
komplet
dan
mola
hidatidosa
parsial.
3.
Rumusan masalah
1) Pengertian Mola Hidatidosa
2) Etilogi dan Patofisiologis terjadinya mola hidatidisa
3) Klasifikasi Mola Hidatidosa
4) Diagnosis dan gejala klinis mola hidatidosa
5) Prognosis yang timbul dari mola hidatidosa
6) Komplikasi dari mola hidatidosa
7) Panatalaksanaan mola hidatidosa
8) Pemeriksaan diagnostik dan diagnosis banding mola hidatosida
Tujuan Penulis
1) Untuk mengetahui pengertian mola hidatidosa
2) Untuk mengetahui etilogi dan patofisiologi terjadinya mola hidatidosa
3) Untuk mengetahui klasifikasi dari mola hidatidosa
4) Untuk mengetahui diagnosis dan gejala klinis mola hidatidosa
5) Untuk mengetahui prognosis yang timbul dari mola hidatidosa
6) Untuk mengetahi komplikasi dari mola hidatidosa
7) Untuk mengetahui penatalaksanaan mola hidatidosa
8) Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik dan diagnosis banding mola
hidatidosa.
4.
Manfaat Penulisan
1) Untuk menambah pengetahuan penulis dan pembaca
2) Untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah Kegawatdaruratan
BAB II
PEMBAHASAN
1.
plasenta. Mola diyakini sebagai penyebab aborsi paling spontan pada trimester
pertama (Morgan, 2009)
Mola hidatidosaadalah perubahan pertumbuhan embrionik dini, yang
menyebabkan gangguan pada plasenta, proliferesisel-sel abnormal yang cepat
dan penghancuran embrio (Williams, 2004)
Mola hidatidosaadalah suatu kehamilan dimana setelah fertilisasi hasil
konsepsi tidak berkembang menjadi embrio tetapi terjadi proliferasi dari vili
korialis disertai dengan degenerasi hidropik. Uterus melunak dan berkembang
lebih cepat dari usia gestasi yang normal, tidak dijumpai adanya janin, kavum
uteri hanya terisi oleh jaringan seperti rangkaian buah anggur (Saifuddin,
2006).
2.
jaringan
mesenkim
terbentukgelembung-gelembung.
dari
vilidan
akhirnya
yang
abnormal
adalah
sel-sel
trofoblas,
yang
2) Mola Parsialis
Terdapat perkembangan abnormal dari plasenta tetapi masih didapati janin.
Kehamilan mola parsialis biasanya disebabkan karena 2 sprema membuahi
1 sel telur. Hal ini enyebabkan terjadinya kehailan triploidi ( 69 XXX atau
69 XXY ), sehingga terjadi perkembangan plasenta yang abnormal juga
disertai perkembangan janin yang abnormal pula. Janin pada kehamilan
mola parsialis biasanya juga meninggal didalam rahim karena memiliki
kelainan kromosom dan kelainan kongenital seperti bibir sumbing dan
syndactily. Sealain itu mola parsialis juga dapat disebabkan adanya
pembuahan sel telur yang haploid oleh sprema diploid 46 XY yang belum
tereduksi/
4.
mola
hidatidosa
harus
dicurigai
bila
ada
wanita
5) Perdarahan tanpa nyeri yang tidak teratur paling banyak terjadi pada 12
minggu kehamilan. Mungkin terus-menerus atau intermiten, biasanya
berwarna kecoklatan, dan tidak banyak.
6) Uterus kerap bertambah besar dari usia kehamilan karena pertumbuhan
mola yang cepat (terjadi kurang lebih pada sepertiga kasus).
7) Sesak napas.
8) Ovarium biasanya nyeri tekan dan membesar (techa lutein cysts).
9) Tidak ada bunyi denyut jantung janin.
10) Tidak ada aktivitas janin.
11) Pada palpasi tidak ditemukan bagian-bagian janin.
12) Hipertensi akibat kehamilan, pre-eklamsi atau eklamsi sebelum usia
kehamilan 24 minggu.
13) Anemik sekunder akibat kehilangan darah dan/atau nutrisi yang buruk
karena hiperemesis
(Morgan, 2009; Yulianti, 2005; Murkoff, 2005)
5.
6.
7.
gravidarum
diobati
sesuaidengan
protocol
selesai
penelitian
menyebutkan
bahwa
kemungkinan
terjadi
adanya
metastase
maka
penderita
harus
Foto thoraks
Pemeriksaan HCG urine atau darah
USG
Uji sonde menurut Hanifa. Sonde masuk tanpa tahanan dan
4) Mioma uteri
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL PATOLOGIS TRIMESTER I
PADA NY. S USIA 21 TAHUN G1 P0A0 AMENORHEA 8 MINGGU
Contoh Kasus pada Mola Hidatidosa
Tanggal Pengkajian
: 17 April 2013
Jam
: 14.00 WIB
I.
DATA SUBJEKTIF
A. Identitas Istri/Suami
Nama
Ny. S
Nama Suami
Tn. T
Umur
21 tahun
Umur
30 tahun
Suku/Bangsa :
Jawa/Indonesia
Suku/Bangsa :
Sunda/Indonesia
Agama
Islam
Agama
Islam
Pendidikan
SD
Pendidikan
SD
Pekerjaan
IRT
Pekerjaan
Buruh
Alamat
Kp.
Kp.
Cikandang
02/Rw.
09
Rt. Alamat
Desa
Cikandang
02/Rw.
09
Rt.
Desa
Cikandang Kecamatan
Cikandang Kecamatan
Cikajang
Cikajang
Garut
Kabupaten
Garut
B. Alasan datang
Ibu datang ke RS. PELITA BUNDA rujukan dari Klinik WDH dengan
diagnosa perdarahan.
C. Keluhan Utama
Kabupaten
: 14 tahun
Nyeri Haid
: tidak ada
Siklus
: 28 hari
Lama
: 7 hari
Warna darah
: Merah segar
Leukhorea
: sebelum haid
Banyaknya
Ibu
mengatakan
telah
Riwayat ANC
AN
Suplement & Fe
Tanggal
Tempat
(Jenis,
Ke
1
17 April 2013
Klinik
minum)
-
WDH
Kead
Nifas
sekarang
Asi
UK
Jenis
Penolong JK/ BB
Penyulit
IMD
Penyulit
eksklus
if
Ha
mil
ini
anak
Sebelum hamil :
Nutrisi
1) Makan
a) Frekuensi makan pokok : 3 x perhari
b) Komposisi
Nasi
: 3 x @ mangkuk sayur
: 1 x sehari
2) Minuman beralkohol
:-
3) Obat-obatan
:-
4) Jamu
:-
II.
DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum :
a. Keadaan Umum
: Baik
b. Kesadaran
: Compos Mentis
c. BB sebelum / sesudah
: 40 / 41
d. TB
: 156 cm
e. LILA
: 24 cm
f. Tanda-tanda Vital :
TD
: 110/60 mmHg
N
: 88 x/menit
R
: 20 x/menit
S
: 37 C
2. Status Present
a. Kepala
: mesochepal, bersih, rambut tidak rontok.
b. Mata
: Simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera putih.
c. Hidung
: simetris, sekret dalam batas normal, todak ada
polip.
d. Mulut
pecah.
e. Telinga
f. Leher
Inspeksi:
Muka
Mamae
Vulva
2) Palpasi
Leoplod I
:-
Leoplod II
:-
Leoplod III
:-
Leoplod IV
:-
TFU
: - .cm
TBJ
: - gram
3. Auskultasi :
DJJ :- x/menit
Frekuensi : -
4. Pemeriksaan penunjang :
Hb
: 7,5 gr%
Gol. Darah : O
III.
ASESSMENT/DIAGNOSA
Diagnosa aktual
IV.
PLANING
1. Melakukan perbaikan keadaan umum seperti pemasangan infus
( RL ) dan melakukan transfusi darah jika Hb < 8 gr%
2. Memantau jumlah pendarahan yang keluar.
3. Melakukan rujukan ke pusat pelayanan kesehatan yang lebih naik
V.
:
TD
N
R
S
: 110/60 mmHg
: 88 x/menit
: 20 x/menit
: 37 C
:
Diagnosa aktual
( RL ) dan lakukan
1. Memberitahu ibu bahwa pada saat palpasi tidak diteukan bagianbagian janin.
H : ibu mengerti hasilnya.
2. Melakukan pemasangan infus ( RL ) dan melakukan transfusi darah.
H : Ibu berhasil dipasang infus dan di lakukan transfusi darah.
3. Memantau pendarahan yang keluar
H : darah yang keluar berhasil dipantau.
4. Merujuk ibu ke fasilitas kesehatan yang lebih baik.
H : ibu berhaasil dirujuk dengan pemantauan Bidan selama
perjalanan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mola hidatidosa adalah suatu kehamilan yang berkembang tidak
wajar dimana tidak ditemukan janain dan hampir seluruh vili korialis
mengalami perubahan berupa degenerasi hidropik. Pada permulaannya
gejala mola hidatidosa tidak seberapa berbeda dengan kehamilan biasa,
yaitu mual, muntah, pusing dan lain lain,hanya saja derajat keluhannya
sering lebih hebat. Kadar hCG pada mola jauh lebih tinggi daripada
kehamilan biasa. USG ( B - Scan) memberi gambaran yang khas mola
hidatidosa.
Kematian pada mola hidatidosa disebabkan oleh perdarahan,
infeksi, payah jantung atau tirotoksikosis.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
EGC :
Jakarta.
Prawirohardjo, Sarwono.2009. Ilmu Kandungan, Edisi Ketiga. Pt. Bina
asuhan-keperawatan-mola-hidatidosa/
http://makalah-asuhan-kebidanan.blogspot.com/2010/11/askep-molahidatidosa.html