Program Jaminan Kesehatan Nasional dan Angka Kematian Ibu di Kota Bogor
(Studi Fenomena dan Dampak Kesehatan)
Korespondensi: Helfi Gustia, Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyrakat Universitas Muhammadiyah
Jakarta. Jl KH Ahmad Dahlan Ciputat Cirendeu mobile 08129989896, e-mail: helfi_umj@yahoo.com
Gustia dkk, Program Jaminan Kesehatan Nasional dan Angka Kematian Ibu
57
Penerapan program JKN di Kota Bogor subsidi (PBI). Untuk yang pembiayaan
mengikuti peraturan yang berlaku, baik mandiri tidak masalah, tetapi bagaimanan
peraturan yang diterbitkan oleh Menteri dengan yang tidak mampu ini (PBI)?
Kesehatan, Dinas Kesehatan, dan Pemda, dan Strategi program JKN di lingkungan
penerapan strateginya sesuai dengan protap kerja dilaksanakan sesuai protap yang telah
yang telah ditentukan. Berdasarkan hasil ditentukan oleh JKN seperti rujukan – rujukan
wawancara dengan informan bahwa: masalah kebidanan disesuaikan dengan kode –
Penerapan program dan strategi JKN sesuai kode diagnosa yang ditentukan oleh JKN, bila
aturan aturan yang berlaku dan sesuai protap diagnosa tidak ada dalam aturan tersebut maka
yang telah ditentukan. tidak dapat diberikan rujukan JKN”.Di
Menurut Informan penerapan program samping itu penerapan strategi program JKN
JKN di setiap Puskesmas tetap mengikuti adalah Kapitasi dan non kapitasi. Jika
aturan-aturan yang berlaku, baik yang kapitasinya 100 %, maka untuk faskes adalah
ditetapkan oleh Menteri Kesehatan maupun 70 %, 20 % medis, dan 10 % antara lain untuk
peraturan-peraturan yang dibuat ditingkat pelatihan. Sedangkan yang non kapitasi adalah
Pemda dan Dinas Kesehatan.Prinsipnya adalah yang dapat dirasakan langsung oleh
mengikuti aturan yang ada baik Permenkes, masyarakat.Selain itu ada juga informan
Perwali ataupun peraturan dari Dinas menyatakan PKM memberikan pelayanan
Kesehatan Kota. Untuk program JKN yang kesehatan dasar yang bekerjasama dengan
dikelola oleh pemerintah, tahap awal program BPJS.Sistem pembiayaan penyedian,
ini ada tiga kebijakan, yaitu 1) Kementerian penyelenggaraan pelayanan kesehatan rujukan
Dalam Negeri karena Kota Bogor di bawah menggunakan sistem INAC BGs. PKM
Kementerian Dalam Negeri, 2) Kementerian sebagai penyelenggara dituntut menyelesaikan
Kesehatan karena Dinas Kesehatan di bawah 144 diagnosa penyakit, juga memberikan
Kementerian Kesehatan, dan 3) dari BPJS pelayanan preventif dan promotif”.
sendiri yang independen (bukan di bawah Berdasarkan hasil wawancara dengan
Kementerian Kesehatan). Dengan adanya tiga informan upaya penurunan angka kematian
kebijakan ini perlu dilakukan sinkronisasi agar ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB)
tidak terjadi satu dan lainnya saling melalui implementasi program JKN dapat
berlawanan. dilakukan dengan berbagai cara antara lain
Jika dibandingkan program JKN dengan penguatan faskes tingkat pertama dan Dinas
program Jampersal, menurut informan adalah Kesehatan dalam pelayanan UKP dan UKM,
Jampersal itu hanya dikelola oleh Kementerian sosialisasi yang aktif, pelatihan kader
Kesehatan, kemudian pembiayaannya juga kesehatan dalam rangka pencegahan kesakitan
jelas penganggaran dari APBN, beda dengan dan kematian bayi dan balita. Diupayakan
JKN karena JKN di kelola oleh BPJS sendiri, semua ibu hamil mempunyai jaminan
dan anggarannya didapat dari pembiayaan, ada kesehatan sejak bayi baru lahir sudah
yang pembiayaan mandiri dan ada yang terproteksi apabila ada gangguan kesehatan.
Di samping itu juga menyediakan alat sosialisasi pelatihan disiapkan dari 30% untuk
kesehatan dan tenaga kesehatan yang cukup, operasional Puskesmas dapat dari alokasi
mengharuskan ibu hamil memeriksakan JKN. Pendapat ini ditambahkan oleh informan
kehamilannya di PKM dan segera dirujuk jika lain yang mengemukakan implementasi
ditemukan penyulit dalam kehamilan. program JKN terhadap penurunan AKI dan
Menurut salah satu informan AKB cukup membantu karena memperoleh
implementasi program JKN terhadap sistem rujukan, setiap rumah sakit harus
penurunan AKI dan AKB dapat dilakukan menerima JKN. JKN juga dapat disesuaikan
dengan mengalokasikan anggaran, dengan kelas rawat sesuai pendaftaran
menyediakan kebutuhan kesehatan, alat dan peserta.Selain itu semua ibu hamil mempunyai
tenaga kesehatan. JKN membantu jaminan kesehatan sejak bayi baru lahir sudah
menurunkan AKI/AKB dengan terproteksi apabila ada gangguan kesehatan.
memberlakukan semua ibu hamil harus Namun ada informan yang
melakukan pemeriksaan kehamilannya di mengemukakan implementasi program JKN
FKTP dan jika di temukan penyulit pada dalam penurunan AKI dan AKB melalui
kehamilannya segera dirujuk ke RS. Program pemanfaatan kartu lebih sulit dengan JKN,
JKN hanya berlaku untuk peserta BPJS saja. karena untuk JKN sekarang itu
Upaya lain dapat dilakukan dengan sosialisasi pemanfaatannya melalui wilayah, karena
yang aktif mengenai resiko tinggi dengan aturan dari BPJS per wilayah misalkan
memanfaatkan layanan singkat, pelatihan mendaftar BPJS di wilayah X, maka
kader kesehatan dalam rangka pencegahan berobatnya juga di wilayah X kecuali dalam
kesakitan dan kematian bayi dan balita. Selain persalinan, tidak memandang lokasi BPJSnya
itu semua ibu hamil mempunyai jaminan aktif kemudian dia punya KTP dan KK bisa
kesehatan sejak bayi baru lahir sudah dipergunakan kartu JKN baik yang mandiri
terproteksi apabila ada gangguan kesehatan. ataupun bantuan dari pemerintah.
Ditambahkan oleh informan lain biaya Sedangkan implementasi program
untuk anggota yang PBI untuk bantuan iyuran Jampersal dalam usaha penurunan AKI dan
ibu hamil digratiskan, selain itu pada program AKB menurut informan dari hasil wawancara
JKN ada dana kapitasi yang masuk ke adalah melalui Jampersal yang berlaku untuk
Puskesmas sebesar 30% di Kota Bogor, dana meringankan biaya persalinan, menyamakan
ini dipakai untuk operasional Puskesmas. orang kaya dan tidak mampu. Sedangkan
Sebesar 10% digunakan untuk promosi program jampersal mendekatkan akses
kesehatan dan 20% promosi misalkan untuk layanan untuk seluruh ibu hamil, bersalin,
Posyandu untuk itu secara tidak langsung nifas, dan bayi baru lahir. Selain itu
mungkin untuk upaya penurunan angka mendekatkan akses layanan untuk seluruh ibu
kematian dicegah dengan baik. Program kelas hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir, serta
ibu misalnya untuk penyuluhan ibu yang siapa pun yang hamil dan membawa KTP dan
melahirkan juga bisa dari JKN, untuk Kartu domisili dan tidak memandang domisili
Gustia dkk, Program Jaminan Kesehatan Nasional dan Angka Kematian Ibu
59
harus satu tempat tapi se Indonesia akan Untuk Jampersal dukungan yang
berlaku. diberikan adalah memperkuat manajemen
Dalam upaya penurunan AKI dan AKB pengelolaan dari tingkat kota, membaut MoU
Pemda juga berperan.Hal ini disampaikan oleh antar Dinkes dan BPJS, sosialisasi dan monev.
informan untuk program JKN ada kebijakan Hasil wawancara dengan informan
tertulis dan tidak tertulis. Program-program diperoleh keterangan bahwa ibu hamil yang
yang diandalkan dari Pemda untuk Dinas memanfaatkan program JKN lebih rendah dari
Kesehatan dalam rangka menurunkan AKI dan pada yang ikut program Jampersal. Hal ini
AKB antara lain pelatihan-pelatihan kader dari sesuai dengan pendapat informan bahwa
Dinas Kesehatan, anggaran dari Pemda dan kalau jampersal itu banyak yang menggunakan
sejak Maret 2016 ada program “opat kalau JKN itu yang ngak punya jampersal ibu
sauyunan” (empat orang yang mendampingi hamil yang memanfaatkan program JKN
ibu hamil). Program Emas untuk enam kurang lebih 90 % baik mandiri maupun
Puskesmas (satu per Kecematan) terutama subsidi, dan ibu hamil yang memanfaatkan
Poned yang didanai dari APBD. Program program Jampersal dapat diberikan keseluruh
Emas diadopsi dari program yang didanai ibu hamil tanpa memandang status dan tidak
USAID tahun 2014 di beberapa Provinsi usah mendapat cukup KTP, KK, dan buku
termasuk Jawa Barat ada beberapa KIA.
kabupaten/kota. Ketika wawancara Jumlah ibu hamil yang memanfaatkan
berlangsung pelatihan program Emas Kota program JKN tahun 2014 adalah 343 orang
Bogor masih berjalan, dimana Puskesmas dan tahun 2015 sebanyak 343 orang,
peserta dilatih oleh Puskesmas Kabupaten sedangkan yang ikut program Jampersal
Bogor dan satu RSUD dilatih oleh RSUD adalah 327 orang.
Kabupaten Bogor.
Kesimpulan dan saran
Perubahan angka kematian ibu tidak ditingkatkan lagi terutama pada penggunaan
semata mata dikarenakan oleh masalah alokasi dana preventif promotive guna
penganggaran melainkan banyak faktor menekan angka kematian ibu. Seyogyanya
lainnya yang harus diperhatikan seperti jenis program preventif promotive tersebut bukan
pekerjaan, riwayat antenatal care, rujukan, hanya diintervensi mulai dari ibu hamil namun
Komplikasi kehamilan, riwayat penyakit, dilakukan dengan pendekatan sepanjang daur
komplikasi kehamilan. Program JKN yang hidup manusia (mulai remaja).
berjalan sudah cukup baik namun perlu
Daftar Pustaka
1. Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI.
Situasi kesehatan ibu. Kemenkes. 2014
2. Sumarni. Faktor faktor yang
mempengaruhi kematian ibu di
Gustia dkk, Program Jaminan Kesehatan Nasional dan Angka Kematian Ibu