Anda di halaman 1dari 6

55

Program Jaminan Kesehatan Nasional dan Angka Kematian Ibu di Kota Bogor
(Studi Fenomena dan Dampak Kesehatan)

Helfi Gustia1, Susilahati2, Dwijo Susilo3


Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyrakat Universitas Muhammadiyah Jakarta
Abstrak
Telah terjadi perubahan besar terhadap sistem kesehatan nasional dengan adanya implementasi JKN.
Perubahan tersebut terutama pada sub sistem pembiayaan dan upaya kesehatan. Sebelum ada
program JKN ada beberapa program jaminan kesehatan kepada masyarakat yang dapat diakses oleh
seluruh masyarakat tanpa terkecuali dan kini hanya dapat dinikmati oleh peserta JKN saja. Salah satu
program yang dihapus sejak diberlakukannya JKN adalah program jaminan persalinan universal
(Jampersal). Penelitian ini bertujuan mempelajari program JKN dan Angka Kematian Ibu. Penelitian
ini telah dilaksanakan di Kota Bogor untuk mewakili karakteristik geografi yang berbeda, karena
pada tahun 2015 dilakukan di Kabupaten Bogor. Rancangan penelitian yang digunakan adalah studi
kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan angka kematian ibu melahirkan di Kota Bogor bukan
hanya semata dipengaruhi oleh pembiayaan persalinan, tetapi juga oleh kesadaran masyarakat akan
pentingnya pemenuhan upaya kesehatan yang terlihat dari jumlah kepesertaan JKN yang semakin
meningkat. Disamping itu juga didukung antara lain oleh program EMAS yang didanai oleh APBD,
opat sedayungan (kerjasama yang baik antara petugas kesehatan, kader, keluarga dan masyarakat).

Kata Kunci : AKI, implementasi, JKN

Korespondensi: Helfi Gustia, Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyrakat Universitas Muhammadiyah
Jakarta. Jl KH Ahmad Dahlan Ciputat Cirendeu mobile 08129989896, e-mail: helfi_umj@yahoo.com

Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, Vol.13, No. 1, Januari 2017


56

Pendahuluan diberlakukannya JKN adalah program jaminan


Berdasarkan Survei Demografi dan persalinan universal (Jampersal).Dengan
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 adanya kebijakan JKN tentu saja berdampak
angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih pada upaya penurunan kematian ibu yang
tinggi sebesar 359 per 100.000 kelahiran merupakan salah satu prioritas pembangunan
hidup. Target global MDGs (milinium kesehatan nasional.
Development Goals) kelima adalah Maka dari itu perlu melakukan evaluasi
menurunkan angka kematian ibu menjadi 102 implementasi kebijakan JKN terhadap upaya
per 100.000 penduduk kelahiran hidup pada peningkatan kesehatan ibu dan anak.
tahun 2015.1 Mengacu pada kondisi tersebut Penelitian ini bertujuan melihat program JKN
diatas maka diperlukan sebuah program untuk dankematian ibu sebagai sebuah fenomena dan
mengatasi AKI yang masih memprihatinkan. melihat dampak bagi kesehatan ibu.Penelitian
Faktor faktor yang mempengaruhi kematian ini telah dilaksanakan di Kota Bogor untuk
ibu diantaranya jenis pekerjaan, riwayat mewakili karakteristik geografi yang berbeda,
antenatal care, rujukan,Komplikasi kehamilan, karena pada tahun 2015 dilakukan di
riwayat penyakit, komplikasi kehamilan.2,3 Kabupaten Bogor.Kabupaten Bogor mewakili
Jaminan Kesehatan Nasional adalah daerah pedesaan (rural) dan Kota Bogor
program jaminan sosial yang menjamin biaya mewakili daerah perkotaan (urban).Hasil
pemeliharaan kesehatan serta pemenuhan penelitian di Kabupaten Bogor pada tahun
kebutuhan dasar kesehatan yang 2015 menunjukkan bahwa terjadi penurunan
diselenggarakan nasional secara gotong jumlah ibu yang melakukan persalinan dengan
royong wajib oleh seluruh penduduk Indonesia menggunakan pembiayaan JKN dibandingkan
dengan membayar iuran berkala atau iuran dengan pembiayaan Jampersal.
yang dibiayai oleh pemerintah kepada badan
penyelenggara jaminan sosial kesehatan Metode
nirlaba-BPJS Kesehatan yang bertujuan Rancangan penelitian yang digunakan
memberikan manfaat pemeliharaan kesehatan analisis data kualitatif dengan melakukan
dan perlindungan akan pemenuhan kebutuhan analisis isi menggunakan matriks hasil
dasar kesehatan.4Telah terjadi perubahan besar wawancara. Hasil wawancara ini juga akan
terhadap sistem kesehatan nasional dengan dikuatasi untuk memperdalam dan mendukung
adanya implementasi JKN. Perubahan tersebut pembahasan hasil penelitian.
terutama pada sub sistem pembiayaan dan
upaya kesehatan. Sebelum ada program JKN Hasil dan Pembahasan
ada beberapa program jaminan kesehatan Pada peride tahun 2015 – 2016 tidak
kepada masyarakat yang dapat diakses oleh terjadi penurunan angka kematian ibu.Banyak
seluruh masyarakat tanpa terkecuali dan kini faktor yang memprngaruhi angka kematian ibu
hanya dapat dinikmati oleh peserta JKN berdasarkan data yang diperoleh Dari Dinas
saja.Salah satu program yang dihapus sejak Kesehatan Kota Bogor.

Gustia dkk, Program Jaminan Kesehatan Nasional dan Angka Kematian Ibu
57

Penerapan program JKN di Kota Bogor subsidi (PBI). Untuk yang pembiayaan
mengikuti peraturan yang berlaku, baik mandiri tidak masalah, tetapi bagaimanan
peraturan yang diterbitkan oleh Menteri dengan yang tidak mampu ini (PBI)?
Kesehatan, Dinas Kesehatan, dan Pemda, dan Strategi program JKN di lingkungan
penerapan strateginya sesuai dengan protap kerja dilaksanakan sesuai protap yang telah
yang telah ditentukan. Berdasarkan hasil ditentukan oleh JKN seperti rujukan – rujukan
wawancara dengan informan bahwa: masalah kebidanan disesuaikan dengan kode –
Penerapan program dan strategi JKN sesuai kode diagnosa yang ditentukan oleh JKN, bila
aturan aturan yang berlaku dan sesuai protap diagnosa tidak ada dalam aturan tersebut maka
yang telah ditentukan. tidak dapat diberikan rujukan JKN”.Di
Menurut Informan penerapan program samping itu penerapan strategi program JKN
JKN di setiap Puskesmas tetap mengikuti adalah Kapitasi dan non kapitasi. Jika
aturan-aturan yang berlaku, baik yang kapitasinya 100 %, maka untuk faskes adalah
ditetapkan oleh Menteri Kesehatan maupun 70 %, 20 % medis, dan 10 % antara lain untuk
peraturan-peraturan yang dibuat ditingkat pelatihan. Sedangkan yang non kapitasi adalah
Pemda dan Dinas Kesehatan.Prinsipnya adalah yang dapat dirasakan langsung oleh
mengikuti aturan yang ada baik Permenkes, masyarakat.Selain itu ada juga informan
Perwali ataupun peraturan dari Dinas menyatakan PKM memberikan pelayanan
Kesehatan Kota. Untuk program JKN yang kesehatan dasar yang bekerjasama dengan
dikelola oleh pemerintah, tahap awal program BPJS.Sistem pembiayaan penyedian,
ini ada tiga kebijakan, yaitu 1) Kementerian penyelenggaraan pelayanan kesehatan rujukan
Dalam Negeri karena Kota Bogor di bawah menggunakan sistem INAC BGs. PKM
Kementerian Dalam Negeri, 2) Kementerian sebagai penyelenggara dituntut menyelesaikan
Kesehatan karena Dinas Kesehatan di bawah 144 diagnosa penyakit, juga memberikan
Kementerian Kesehatan, dan 3) dari BPJS pelayanan preventif dan promotif”.
sendiri yang independen (bukan di bawah Berdasarkan hasil wawancara dengan
Kementerian Kesehatan). Dengan adanya tiga informan upaya penurunan angka kematian
kebijakan ini perlu dilakukan sinkronisasi agar ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB)
tidak terjadi satu dan lainnya saling melalui implementasi program JKN dapat
berlawanan. dilakukan dengan berbagai cara antara lain
Jika dibandingkan program JKN dengan penguatan faskes tingkat pertama dan Dinas
program Jampersal, menurut informan adalah Kesehatan dalam pelayanan UKP dan UKM,
Jampersal itu hanya dikelola oleh Kementerian sosialisasi yang aktif, pelatihan kader
Kesehatan, kemudian pembiayaannya juga kesehatan dalam rangka pencegahan kesakitan
jelas penganggaran dari APBN, beda dengan dan kematian bayi dan balita. Diupayakan
JKN karena JKN di kelola oleh BPJS sendiri, semua ibu hamil mempunyai jaminan
dan anggarannya didapat dari pembiayaan, ada kesehatan sejak bayi baru lahir sudah
yang pembiayaan mandiri dan ada yang terproteksi apabila ada gangguan kesehatan.

Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, Vol.13, No. 1, Januari 2017


58

Di samping itu juga menyediakan alat sosialisasi pelatihan disiapkan dari 30% untuk
kesehatan dan tenaga kesehatan yang cukup, operasional Puskesmas dapat dari alokasi
mengharuskan ibu hamil memeriksakan JKN. Pendapat ini ditambahkan oleh informan
kehamilannya di PKM dan segera dirujuk jika lain yang mengemukakan implementasi
ditemukan penyulit dalam kehamilan. program JKN terhadap penurunan AKI dan
Menurut salah satu informan AKB cukup membantu karena memperoleh
implementasi program JKN terhadap sistem rujukan, setiap rumah sakit harus
penurunan AKI dan AKB dapat dilakukan menerima JKN. JKN juga dapat disesuaikan
dengan mengalokasikan anggaran, dengan kelas rawat sesuai pendaftaran
menyediakan kebutuhan kesehatan, alat dan peserta.Selain itu semua ibu hamil mempunyai
tenaga kesehatan. JKN membantu jaminan kesehatan sejak bayi baru lahir sudah
menurunkan AKI/AKB dengan terproteksi apabila ada gangguan kesehatan.
memberlakukan semua ibu hamil harus Namun ada informan yang
melakukan pemeriksaan kehamilannya di mengemukakan implementasi program JKN
FKTP dan jika di temukan penyulit pada dalam penurunan AKI dan AKB melalui
kehamilannya segera dirujuk ke RS. Program pemanfaatan kartu lebih sulit dengan JKN,
JKN hanya berlaku untuk peserta BPJS saja. karena untuk JKN sekarang itu
Upaya lain dapat dilakukan dengan sosialisasi pemanfaatannya melalui wilayah, karena
yang aktif mengenai resiko tinggi dengan aturan dari BPJS per wilayah misalkan
memanfaatkan layanan singkat, pelatihan mendaftar BPJS di wilayah X, maka
kader kesehatan dalam rangka pencegahan berobatnya juga di wilayah X kecuali dalam
kesakitan dan kematian bayi dan balita. Selain persalinan, tidak memandang lokasi BPJSnya
itu semua ibu hamil mempunyai jaminan aktif kemudian dia punya KTP dan KK bisa
kesehatan sejak bayi baru lahir sudah dipergunakan kartu JKN baik yang mandiri
terproteksi apabila ada gangguan kesehatan. ataupun bantuan dari pemerintah.
Ditambahkan oleh informan lain biaya Sedangkan implementasi program
untuk anggota yang PBI untuk bantuan iyuran Jampersal dalam usaha penurunan AKI dan
ibu hamil digratiskan, selain itu pada program AKB menurut informan dari hasil wawancara
JKN ada dana kapitasi yang masuk ke adalah melalui Jampersal yang berlaku untuk
Puskesmas sebesar 30% di Kota Bogor, dana meringankan biaya persalinan, menyamakan
ini dipakai untuk operasional Puskesmas. orang kaya dan tidak mampu. Sedangkan
Sebesar 10% digunakan untuk promosi program jampersal mendekatkan akses
kesehatan dan 20% promosi misalkan untuk layanan untuk seluruh ibu hamil, bersalin,
Posyandu untuk itu secara tidak langsung nifas, dan bayi baru lahir. Selain itu
mungkin untuk upaya penurunan angka mendekatkan akses layanan untuk seluruh ibu
kematian dicegah dengan baik. Program kelas hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir, serta
ibu misalnya untuk penyuluhan ibu yang siapa pun yang hamil dan membawa KTP dan
melahirkan juga bisa dari JKN, untuk Kartu domisili dan tidak memandang domisili

Gustia dkk, Program Jaminan Kesehatan Nasional dan Angka Kematian Ibu
59

harus satu tempat tapi se Indonesia akan Untuk Jampersal dukungan yang
berlaku. diberikan adalah memperkuat manajemen
Dalam upaya penurunan AKI dan AKB pengelolaan dari tingkat kota, membaut MoU
Pemda juga berperan.Hal ini disampaikan oleh antar Dinkes dan BPJS, sosialisasi dan monev.
informan untuk program JKN ada kebijakan Hasil wawancara dengan informan
tertulis dan tidak tertulis. Program-program diperoleh keterangan bahwa ibu hamil yang
yang diandalkan dari Pemda untuk Dinas memanfaatkan program JKN lebih rendah dari
Kesehatan dalam rangka menurunkan AKI dan pada yang ikut program Jampersal. Hal ini
AKB antara lain pelatihan-pelatihan kader dari sesuai dengan pendapat informan bahwa
Dinas Kesehatan, anggaran dari Pemda dan kalau jampersal itu banyak yang menggunakan
sejak Maret 2016 ada program “opat kalau JKN itu yang ngak punya jampersal ibu
sauyunan” (empat orang yang mendampingi hamil yang memanfaatkan program JKN
ibu hamil). Program Emas untuk enam kurang lebih 90 % baik mandiri maupun
Puskesmas (satu per Kecematan) terutama subsidi, dan ibu hamil yang memanfaatkan
Poned yang didanai dari APBD. Program program Jampersal dapat diberikan keseluruh
Emas diadopsi dari program yang didanai ibu hamil tanpa memandang status dan tidak
USAID tahun 2014 di beberapa Provinsi usah mendapat cukup KTP, KK, dan buku
termasuk Jawa Barat ada beberapa KIA.
kabupaten/kota. Ketika wawancara Jumlah ibu hamil yang memanfaatkan
berlangsung pelatihan program Emas Kota program JKN tahun 2014 adalah 343 orang
Bogor masih berjalan, dimana Puskesmas dan tahun 2015 sebanyak 343 orang,
peserta dilatih oleh Puskesmas Kabupaten sedangkan yang ikut program Jampersal
Bogor dan satu RSUD dilatih oleh RSUD adalah 327 orang.
Kabupaten Bogor.
Kesimpulan dan saran
Perubahan angka kematian ibu tidak ditingkatkan lagi terutama pada penggunaan
semata mata dikarenakan oleh masalah alokasi dana preventif promotive guna
penganggaran melainkan banyak faktor menekan angka kematian ibu. Seyogyanya
lainnya yang harus diperhatikan seperti jenis program preventif promotive tersebut bukan
pekerjaan, riwayat antenatal care, rujukan, hanya diintervensi mulai dari ibu hamil namun
Komplikasi kehamilan, riwayat penyakit, dilakukan dengan pendekatan sepanjang daur
komplikasi kehamilan. Program JKN yang hidup manusia (mulai remaja).
berjalan sudah cukup baik namun perlu
Daftar Pustaka
1. Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI.
Situasi kesehatan ibu. Kemenkes. 2014
2. Sumarni. Faktor faktor yang
mempengaruhi kematian ibu di

Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, Vol.13, No. 1, Januari 2017


60

Kabupaten Banyumas Jawa Tengah 4. Asih EP. Paham JKN Jaminan


Periode Tahun 2009-2011. Bidan Prada: Kesehatan Nasional. Friedrich-Ebert-
Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol. 5 No. 1 Stiftung Kantor Perwakilan Indonesia -
Edisi Juni 2014, hlm. 52-62 Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN).
3. Nurul A. Faktor risiko kematian ibu. September 2014
Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional
Vol. 7, No. 10, Mei 2013

Gustia dkk, Program Jaminan Kesehatan Nasional dan Angka Kematian Ibu

Anda mungkin juga menyukai