Anda di halaman 1dari 57

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan,
khususnya pendidikan dasar dan menengah. Berbagai usaha telah dilakukan untuk
meningkatkan mutu pendidikan nasional, antara lain melalui berbagai pelatihan
dan peningkatan kualitas guru, penyempurnaan prasarana pendidikan lainnya, dan
peningkatan mutu manajemen pendidikan sekolah. Namun demikian, berbagai
indikator mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang merata.
Menurut Piaget (dalam Nasution, 2000) mengemukakan bahwa, proses berpikir
manusia berkembang secara bertahap, dari berpikir konkrit ke abstrak melalui 4
periode. Keempat periode tersebut adalah (a) periode sensori motor (0-2 tahun),
(b) periode pra operasional (2-7 tahun), (c) periode operasi konkrit (7-12 tahun),
dan (d) periode operasi formal (11-12 tahun ke atas). Dari tahap perkembangan
tersebut nampak bahwa pembelajaran yang diberikan kepada siswa di Sekolah
telah berada pada tingkat pemikiran operasi formal. Pelajaran IPA adalah
pelajaran tertinggi, terpenting
Diantara faidah pelajaran IPA adalah mengantarkan anak menjadi anak
yang belajar realistik Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam
mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Perwujudan masyarakat
berkualitas menjadi tanggung jawab pendidikan, terutama dalam mempersiapkan
peserta didik menjadi subyek yang makin berperan menampilkan keunggulan

dirinya yang tangguh, kreatif, mandiri dan profesional pada bidangnya masingmasing.
Tilaar yang dikutip Mulyasa (2002: 20) mengemukakan bahwa:
Pendidikan nasional dewasa ini sedang dihadapkan pada empat krisis pokok, yang
berkaitan dengan kuantitas, relevansi atau efisiensi eksternal, elitisme, dan
manajemen. Lebih lanjut dikemukakan bahwa sedikitnya ada tujuh masalah
pokok sistem pendidikan nasional: (1) menurunnya akhlak dan moral peserta
didik, (2) pemerataan kesempatan belajar, (3) masih rendahnya efisiensi internal
sistem pendidikan, (4) status kelembagaan, (5) manajemen pendidikan yang tidak
sejalan dengan pembangunan nasional, dan (6) sumber daya yang belum
profesional.
Para pendidik menyadari bahwa IPA bukanlah termasuk bidang studi yang
mudah bagi kebanyakan siswa. IPA sering di keluhkan sebagai bidang studi yang
sulit dan membosankan. Menurut Soedjadi (1991: 5) bahwa Faktor yang
mempengaruhi mutu pendidikan di antaranya adalah: (1) masukan / input; (2)
masukan instrumen; dan (3) lingkungan. Selanjutnya dikatakan bahwa masukan
instrumen yang meliputi pendidikan, sarana, dan kurikulum dalam arti luas serta
evaluasi hasil belajar, dipandang sebagai faktor dominan yang memiliki pengaruh
besar. Dalam meningkatkan mutu pendidikan hanya mungkin dicapai dengan
meningkatkan mutu proses pendidikan yang didalamnya terdapat interaksi antara
siswa, guru, sarana, kurikulum, evaluasi dan lingkungan. Dari beberapa faktor
tersebut dapat bersama-sama atau sendiri-sendiri mempengaruhinya. Artinya hasil
belajar yang rendah tidak hanya dipengaruhi oleh salah satu faktor saja.

Menurut Soedjadi (1992) bahwa bukan sesuatu yang mustahil rendahnya


hasil belajar dikarenakan materi kurikulum yang terlalu berat, metode
pembelajaran yang tidak tepat, sarana pembelajaran yang tidak mendukung, atau
lingkungan sekolah yang tidak memungkinkan proses pembelajaran berjalan
normal. Misalnya, perpustakaan sederhana, dan sarana laboratorium yang dimiliki
kurang memadai. Akibat keterbatasan-keterbatasan tersebut sebagian besar
pembelajaran dilaksanakan secara tradisional/konvensional, sehingga dalam
waktu relatif singkat dapat menyajikan dan menyelesaikan bahan ajar yang cukup
banyak melalui ceramah. Hal ini menyebabkan pelajaran IPA termasuk pelajaran
yang kurang diminati siswa.
Berdasarkan kenyataan di lapangan tersebut, salah satu cara untuk dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa perlu suatu strategi atau pemilihan model
pembelajaran yang tepat. Menurut Carin (1993: 82) yang dikutip oleh Kuswardi
mengemukakan pembelajaran langsung secara sistematis menuntun dan
membantu siswa untuk melalui tahap-tahap pembelajaran tertentu, yang
bermaksud untuk melihat hasil belajar dari masing masing tahap. Pembelajaran
langsung adalah salah satu model pembelajaran yang memusat pada guru dan
disajikan melalui 5 tahap, yaitu (1) menyampaikan tujuan dan mempersiapkan
siswa; (2) mendemonstrasikan pengetahuan; (3) pemberian pelatihan terbimbing;
(4) mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik; dan (5) memberikan
perluasan latihan mandiri. Pembelajaran langsung secara sistematis menuntun dan
membantu siswa melalui langkah-langkah atau tahapan-tahapan tertentu, dan
selanjutnya siswa akan aktif bekerja sendiri dengan adanya kegiatan latihan

terbimbing dan latihan mandiri. Ini berarti siswa akan mendapat informasi yang
jelas dalam mempelajari suatu materi pelajaran.

B. Rumusan Masalah
1. Adakah peningkatan hasil belajar siswa kelas VI SDN Bantur 03 Kabupaten
Malang yang mengikuti pembelajaran langsung praktek IPA?
2. Bagaimana respon siswa kelas VI SDN Bantur 03 Kabupaten Malang dalam
pembelajaran langsung praktek IPA?

C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas VI SDN Bantur 03
Kabupaten Malang yang mengikuti pembelajaran langsung praktek IPA
2. Mengetahui respon siswa kelas VI SDN Bantur 03 Kabupaten Malang dalam
pembelajaran langsung praktek IPA

D. Batasan Istilah Penelitian


Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur
sistematik dam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan
para guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran.
Pembelajaran langsung adalah suatu pembelajaran yang bertumpu pada
prinsip prilaku dan teori belajar sosial yang dirancang khusus untuk menunjang
proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan prosedural dan

pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan
pola bertahap, selangkah demi selangkah.
Hasil Belajar Siswa adalah tingkat pencapaian belajar, yang diukur dari skor
yang diperoleh berdasarkan tes hasil belajar kognitif dan psikomotor setelah
mengikuti pembelajaran.

E. Manfaat Penelitian
1. Dapat memberikan informasi kepada guru IPA di SDN Bantur 03 Kabupaten
Malang

tentang

keefektifan

pembelajaran

IPA dengan

menerapkan

pembelajaran langsung.
2. Dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi guru IPA di SDN Bantur 03
Kabupaten Malang dalam menentukan alternatif pembelajaran IPA
F. Hipotesis
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai
berikut:

Hipotesis pertama berbunyi :


Ha :

Ada peningkatan hasil belajar siswakelas VI SDN Bantur 03 Kabupaten


Malang yang mengikuti pembelajaran langsung praktek IPA

Ho :

Tidak ada peningkatan hasil belajar siswakelas VI SDN Bantur 03


Kabupaten Malang yang mengikuti pembelajaran langsung praktek IPA

Hipotesis kedua berbunyi :

Ha :

Siswa kelas VI SDN Bantur 03 Kabupaten Malang mempunyai respon


yang positif dalam pembelajaran langsung praktek IPA

Ho :

Siswa kelas VI SDN Bantur 03 Kabupaten Malang mempunyai respon


yang negatif dalam pembelajaran langsung praktek IPA

BAB II
LANDASAN TEORI

a. Pengertian Pembelajaran
Menurut Hudojo (1988: 107) pembelajaran tidak hanya sekedar
memberikan informasi, memerintah, atau membiarkan siswa belajar sendiri,
melainkan memberikan kesempatan kepada yang diajar untuk mencari, menalar,
menebak, bertanya, dan bahkan berdebat sehingga mereka mempunyai kebiasaan
untuk belajar.
Lebih lanjut Hudojo (1988: 5) mengatakan bahwa pembelajaran adalah
suatu kegiatan dimana pengajar menyampaikan pengetahuan/pengalaman yang
dimilikinya kepada peserta didik. Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang
melibatkan pengajar dan peserta didik. Peserta didik diharapkan belajar karena
adanya intervensi pengajar. Dan diharapkan juga agar peserta didik menjadi
terbiasa belajar sehingga ia mempunyai kebiasaan belajar. Sedangkan menurut
Gagne dan Bringgs (dalam Rusyan, 1939: 26) pembelajaran adalah serangkaian
kegiatan yang dilakukan guru, yang dapat mempengaruhi siswa untuk bekerja.
Sehingga yang terpenting dalam mengajar bukanlah usaha guru menyampaikan
bahan, melainkan bagaimana siswa dapat mempelajari bahan sesuai dengan
tujuan. Dalam penelitian ini, pembelajaran merupakan upaya guru memberikan
bimbingan kepada siswa dalam proses belajar, sehingga memudahkan siswa
mempelajari dan menguasai materi pelajaran.

b. Pengertian Belajar
Nasution (1982: 39) mengemukakan bahwa belajar adalah perubahan
kelakuan berkat pengalaman dan latihan. Perubahan tersebut bukan hanya
mengenai jumlah pengetahuan melainkan juga dalam bentuk kecakapan,
kebiasaan, sikap, penghargaan, pengertian dan minat. Pada prinsipnya perubahan
itu meliputi segala aspek organisma atau proses pribadi seseorang. Pendapat
senada dikemukakan oleh Winkel (1989: 9) yang dikutip oleh Kuswardi bahwa
belajar adalah suatu respon mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif
dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,
pemahaman, keterampilan dan nilai sikap.
Menurut Rusyan, dkk (1989: 9) belajar sebagai suatu proses perubahan
tingkah laku. Perubahan tingkah laku dalam arti luas meliputi pengamatan,
pengenalan, pengertian, perbuatan, keterampilan, perasaan, minat, penghargaan
dan sikap. Dan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu
respon untuk mencapai suatu perubahan tingkah laku yang lebih baik.
Perbuatan belajar pada diri seseorang dapat diamati dari adanya
perubahan tingkah laku yang lebih baik. Perbuatan belajar pada diri seseorang
dapat diamati dari adanya perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri orang
tersebut. Perubahan tersebut meliputi pengetahuan, keterampilan, kebiasaan,
pengertian, sikap maupun minat.

c. Model Pembelajaran Langsung


2. Pengertian Model Pembelajaran
Menurut Arend (1997: 7) mempunyai dua alasan penting yaitu (1)
model mempunyai maksud yang lebih luas daripada strategi, metode atau
prosedur, (2) model dapat berfungsi sebagai sarana komunikasi yang penting.
Sedangkan

Soekamto,

dkk

(1996:

78)

menyatakan

model

pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang


sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai
tujuan tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang
pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan
respon belajar mengajar. Jadi, yang dimaksud dengan model pembelajaran
adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematik dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu
dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para guru
dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran.
3. Pengertian Pembelajaran Langsung
Pembelajaran langsung merupakan suatu pembelajaran yang dapat
membantu siswa mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi
yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah. Menurut Arend (1997: 9)
pembelajaran langsung adalah suatu pembelajaran yang bertumpu pada
prinsip-prinsip perilaku daan teori belajar sosial yang dirancang khusus untuk
menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan

10

prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik yang


dapat diajarkan dengan pola kegiatan bertahap, selangkah demi selangkah.
Selanjutnya dikatakan bahwa pembelajaran langsung adalah suatu
model pembelajaran yang pemusatannya pada guru dan disajikan dalam lima
tahap, yaitu: (1) penyampaian tujuan pembelajaran dan mempersiapkan siswa;
(2) mendemonstrasikan ilmu pengatahuan dan keterampilan; (3) pemberian
latihan terbimbing; (4) mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik;
(5) pemberian perluasan latihan mandiri. Dalam penelitian ini yang dimaksud
dengan pembelajaran langsung adalah suatu pembelajaran yang bertumpu
pada prinsip-prinsip perilaku dan teori belajar sosial yang dirancang khusus
untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan prosedural dan
pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan
dengan pola kegiatan bertahap, selangkah demi selangkah.
4. Pembelajaran Langsung
1. Menyampaikan Tujuan Pembelajaran dan Mempersiapkan siswa
Seorang guru yang baik selalu mengawali pembelajarannya dengan
menjelaskan tujuan pembelajaran serta mempersiapkan siswa untuk belajar.
Tujuan langkah awal ini untuk menarik dan memusatkan perhatian siswa,
serta

memotivasi

siswa

untuk

berpartisipasi/berperan

serta

dalam

pembelajaran.
a. Menyampaikan Tujuan
Para siswa perlu mengetahui dengan jelas, mengapa mereka berpartisipasi
dalam suatu pembelajaran, dan mereka perlu mengetahui apa yang harus

11

mereka lakukan setelah selesai berperan serta dalam pembelajaran. Guru


yang baik, akan mengkomunikasikan tujuan tersebut kepada siswanya
melalui rangkuman rencana pembelajaran dengan cara menampilkannya
melalui OHP atau tulisan dipapan tulis.
b. Menyiapkan siswa
Kegiatan ini bertujuan untuk menarik perhatian siswa, memusatkan
perhatian siswa pada pokok pembicaraan dan mengingatkan kembali pada
hasil belajar yang telah dimilikinya, yang relevan dengan pokok bahasan
yang akan dipelajari. Tujuan ini dapat dicapai dengan jalan mengulang
pokok-pokok pembicaraan pelajaran yang lalu, atau memberikan sejumlah
pertanyaan kepada siswa. Menyiapkan siswa pada awal pembelajaran
merupakan suatu kegiatan yag amat penting sebab pada saat siswa masuk
kelas dan mengawali pembelajaran seribu satu pikiran terbawa serta
kedalam kelas. Pikiran-pikiran semacam ini perlu dihilangkan dari benak
siswa dan diupayakan agar siswa dapat berkonsentrasi penuh pada pokok
pembicaraan. Kegiatan ini sekaligus memotivasi siswa berperan penuh
pada proses pembelajaran. Setiap guru mempunyai cara tersendiri untuk
menyiapkan dan memotivasi siswa. Guru yang berhasil tidak pernah
meninggalkan kegiatan ini.
2. Mendemontrasikan Pengetahuan atau Keterampilan
Fase kedua ini adalah melakukan presentasi atau mendemontrasikan
materi pembelajaran atau keterampilan. Kunci keberhasilan kegiatan ini

12

adalah kejelasan informasi dan mengikuti langka- langkah demonstrasi yang


efektif.
a. Menyampaikan informasi yang jelas
Kemampuan guru untuk menyampaikan informasi yang jelas dan spesifik
kepada siswa, mempunyai dampak yang positif terhadap proses belajar
siswa.

Bila

informasi

yang

diberikan

oleh

guru

rancu

atau

membingungkan siswa, hal ini dapat disebabkan oleh guru tidak


menguasai pokok bahasan yang akan diajarkan dan tidak menguasai
teknik komunikasi yang baik.
b. Melakukan demonstrasi
Pembelajaran langsung berpegang teguh pada asumsi bahwa sebagian
besar yang dipelajari dari mengamati orang lain. Tingkah laku orang lain
yang baik maupun yang buruk merupakan acuan tingkah laku siswa.
Jelaslah bahwa belajar dengan meniru tingkah laku orang lain dapat
menghemat waktu, menghindarkan siswa belajar melalui trial and error.
Tetapi

perlu

diingat

bahwa

belajar

melalui

pemodelan

dapat

mengakibatkan terbentuknya tingkah laku yang tidak sesuai atau salah.


Agar guru dapat melakukan demostrasi suatu konsep atau keterampilan
dengan berhasil maka guru perlu sepenuhnya menguasai konsep atau
keterampilan yang akan didemonstrasikan, dan berlatih melakukan
demonstrasi untuk menguasai komponen-komponennya.
c. Pemahaman dan penguasaan

13

Untuk menjamin agar siswa mengamati tingkah laku yang benar dan
bukan sebaliknya, guru perlu benar-benar memperhatikan apa yang terjadi
pada setiap tahap demonstrasi. Ini berarti bahwa jika guru menghendaki
agar siswa siswinya dapat melakukan sesuatu yang benar, maka guru perlu
berupaya agar sesuatu yang didemonstrasikan itu juga benar. Guru harus
memahami dan menguasai konsep-konsep materi yang didemonstrasikan.
Banyak contoh yang menunjukkan bahwa siswa bertingkah laku yang
tidak benar karena mencontoh tingkah laku orang lain yang tidak benar.
3. Memberikan Latihan Terbimbing
Salah satu langkah penting dalam pembelajaran langsung adalah cara
guru mempersiapkan dan melaksanakan latihan terbimbing yang gunanya
untuk membantu siswa dalam melakukan kegiatan yang terdapat dalam LKS
yang telah disiapkan guru. Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru
dalam merencanakan dan melaksanakan pelatihan terbimbing adalah sebagai
berikut.
a. Guru meminta siswa melakukan latihan terbimbing secara singkat dan
bermakna. Jika keterampilannya kompleks, maka pada awal pembelajaran
guru dapat menyederhanakan keterampilan tersebut.
b. Guru meminta siswa melakukan latihan sampai benar-benar menguasai
konsep/keterampilan yang dipelajari. Untuk keterampilan yang merupakan
prasyarat keterampilan berikutnya maka latihan terbimbing perlu
dilakukan agar keterampilan yang dimaksud benar-benar dikuasai oleh
siswa.

14

c. Guru memperhatikan

tahap-tahap awal pelatihan yang mungkin saja

siswa melakukan keterampilan yang kurang atau bahkan salah. Di


samping itu pada awal pelatihan pada umumnya siswa ingin mengetahui
keberhasilannya.
4. Mengecek Pemahaman dan Memberikan Umpan Balik.
Fase ini guru memberikan memberikan beberapa pertanyaan baik
secara lisan maupun tertulis dan guru merespon terhadap jawaban siswa. Fase
ini merupakan aspek penting dalam pembelajaran langsung, untuk mengetahui
sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan. Tanpa adanya
umpan balik, siswa tidak mungkin dapat memperbaiki kekurangannya atau
kesalahannya, dan tidak dapat mencapai tingkat penguasaan keterampilan
yang mantap. Yang menjadi permasalahan bagi guru adalah bagaimana
memberikan umpan balik yang efektif untuk siswa yang jumlahnya banyak.
Arends (1997: 86) menyarankan cara pemberian umpan balik sebagai berikut.
a. Berikan umpan balik sesegera mungkin setelah mereka melakukan latihan
atau sebelum mereka melupakan kesalahan yang baru.
b. Upayakan umpan balik jelas dan spesifik.
c. Umpan balik ditujukan pada tingkah laku dan bukan pada kemauan
sendiri.
d. Upayakan agar umpan balik sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif
siswa.
e. Berikan pujian dan umpan balik pada kinerja yang benar, karena siswa
lebih menyukai umpan balik yang positif daripada negatif.

15

f. Jika memberikan umpan balik negatif, tunjukkan bagaimana cara


melakukannya dengan benar.
g. Bantulah siswa untuk memfokuskan perhatiannya pada proses dan bukan
pada hasil.
h. Ajarkan siswa cara memberikan umpan balik kepada diri mereka sendiri
dan bagaimana menilai keberhasilan kinerjanya.
5. Memberikan Perluasan Latihan Mandiri
Pada fase ini guru memberikan tugas kepada siswa untuk menerapkan
keterampilan yang baru saja diperoleh secara mandiri. Kegiatan ini dilakukan
di rumah atau di luar jam pelajaran. Arends (1997) menyarankan beberapa hal
yang perlu diperhatikan oleh guru dalam memberikan tugas mandiri sebagai
berikut.
a. Pilih tugas mandiri yang dapat dilakukan oleh siswa di rumah dengan
baik. Tugas di rumah yang diberikan bukan merupakan kelanjutan dari
proses pembelajaran, tetapi merupakan kelanjutan pelatihan atau persiapan
untuk pertemuan berikutnya.
b. Guru seyogyanya menginformasikan kepada orang tua siswa tentang
tingkat keterlibatan mereka dalam membimbing siswa di rumah.
c. Guru perlu memberikan umpan balik tentang hasil tugas yang diberikan
kepada siswa di rumah.

a. Dasar Teoritik yang Melandasi Pembelajaran Langsung


5. Analisis Sistem

16

Analisis sistem berasal dari berbagai bidang pengetahuan, dan telah


mempengaruhi

pola

pikir

dalam

bermacam-macam

penelitian

dan

pengembangan, termasuk dalam bidang biologi, teori organisasi, teori sosial,


dan proses belajar. Pada dasarnya analisis sistem adalah mempelajari
hubungan yang terdapat pada komponen-komponen yang saling bergantung
dan merupakan suatu kesatuan.
Di bidang pembelajaran, analisis sistem menekankan bagaimana
pengorganisasian pengetahuan dan keterampilan, dan bagaimana menguraikan
secara sistematik keterampilan kompleks menjadi komponen-komponen yang
dapat diajarkan secara berurutan dan berhasil. Gagne dan Leslie Briggs
(dalam Arend, 1997: 68) mengemukakan pandangannya tentang analisis
sistem dalam bidang pendidikan sebagai berikut.
Pembelajaran yang dirancang secara sistematik akan berpengaruh
terhadap perkembangan individu (manusia). Beberapa pakar pendidikan
mengemukakan, bahwa pendidikan akan sangat berhasil jika dirancang hanya
untuk memberikan kesempatan kepada siswa memperoleh lingkungan belajar
yang menunjang dan berkembang sesuai dengan kemampuan dan responnya
sendiri, tanpa adanya paksaan apapun. Gagne dan Briggs menganggap hal
tersebut merupakan pandangan yang keliru. Pembelajaran yang tidak terarah,
menurut mereka sangat memungkinkan terjadinya perkembangan pada banyak
siswa menuju kearah ketidakmampuan memenuhi kepuasan pribadinya dari
kehidupan masyarakat sekarang atau yang akan datang.
6. Teori Belajar Perilaku

17

Prinsip yang paling penting dalam teori belajar perilaku adalah bahwa
perilaku seseorang berubah sesuai dengan konsekuensi-konsekuensi langsung
dari perilaku tersebut. Konsekuensi yang menyenangkan akan memperkuat
perilaku,

sedangkan

konsekuensi

yang

tidak

menyenangkan

akan

memperlemah perilaku. Berarti konsekuensi yang menyenangkan akan


meningkatkan frekuensi seseorang untuk melakukan perilaku yang serupa,
dan sebaliknya yang tidak menyenangkan akan menurunkan frekuensi
seseorang untuk melakukan perilaku yang serupa.
Penguatan atau hukuman yang diberikan adalah untuk merubah perilaku.
Menurut teori belajar perilaku, memberikan konsekuensi penguatan atau
hukuman sesegera mungkin akan lebih baik dan memberikan pengaruh positif
terhadap perilaku selanjutnya daripada diberikan dibelakang. Oleh karena itu,
pemberian konsekuensi sesegera mungkin dalam proses pembelajaran itu
penting, supaya kesalahan yang sama tidak dilakukan lagi oleh siswa.
Seseorang melakukan suatu perilaku, dengan konsekuensi-konsekuensiyang
tidak menyenangkan akan menurunkan frekuensi seseorang untuk melakukan
perilaku yang serupa (Budayasa, 1998: 14).
Dalam pembelajaran

langsung

pemberian

konsekuensi sesegera

mungkin ini dapat diterapkan pada fase mengecek pemahaman dan


memberikan umpan balik.
7. Teori Belajar Sosial
Teori belajar yang banyak sumbangannya pada pembelajaran langsung
adalah teori belajar sosial, yang disebut juga belajar melalui observasi. Teori

18

belajar

sosial

merupakan

prinsip-prinsip

pembelajaran

perilaku

dan

penekanannya pada proses mental internal. Interaksi antara penguatan


eksternal dan proses kognitif digunakan untuk menjelaskan bagaimana
seseorang belajar dari orang lain.
Bandura (dalam Nur, 1997: 4) mengemukakan bahwa: sebagian besar
manusia belajar melalui pengamatan secara selektif dan mengingat tingkah
laku orang lain. Ada empat elemen penting yang perlu diperhatikan dalam
pembelajaran melalui pengamatan. Keempat elemen tersebut adalah atensi,
retensi, reproduksi, motivasi dan penguatan.
a. Atensi (perhatian)
Seseorang harus menaruh perhatian (atensi) agar dapat belajar melalui
pengamatan. Dalam pembelajaran, guru harus menjamin agar siswa
memberikan atensi kepada bagian penting dari pelajaran dengan
melakukan presentasi yang jelas dan menggarisbawahi poin-poin penting.
Dalam mendemonstrasikan suatu keterampilan yang kompleks, guru dapat
meminta siswa untuk memperhatikan demonstrasi tersebut dari belakang
dan memperhatikan dari atas pundak guru pada saat guru bekerja. Melihat
tangan guru dari perspektif yang sama membuat pembelajaran melalui
pengamatan lebih mudah.
b. Retensi (ingatan)
Bandura juga menemukan bahwa retensi suatu hasil pengamatan (tingkah
laku) dapat memantapkan jika pengamat dapat menghubungkan observasi

19

dengan pengalaman-pengalaman sebelumnya, yang bermakna baginya dan


mengulangi secara kognitif.
Setelah memahami hal tersebut, guru yang memanfaatkan pembelajaran
langsung dapat melakukan hal-hal sebagai berikut.
1) Untuk mengaitkan keterampilan baru dengan pengetahuan awal siswa,
guru dapat meminta siswa untuk membandingkan keterampilan baru
yang telah didemonstrasikan dengan sesuatu yang telah diketahui, dan
dapat dilakukannya.
2) Untuk memastikan terjadinya retensi jangka panjang, guru dapat
menyediakan periode pelatihan yang memungkinkan siswa mengulang
keterampilan baru secara bergiliran, baik secara fisik maupun secara
mental.
c. Reproduksi
Memberikan kesempatan praktek kepada siswa untuk melakukan kegiatan
yang baru mereka pelajari, merupakan hal yang penting. Salah satu cara
yang dapat dilakukan oleh guru yang menggunakan pembelajaran
langsung ialah melalui pemodelan korektif yang mencakup kegiatankegiatan berikut.
1) Untuk memastikan sikap positif terhadap keterampilan baru, guru
seyogyanya memberikan pujian sesegera mungkin pada aspek
keterampilan

yang

dilakukan

siswa

dengan

benar,

lalu

mengidentifikasikan keterampilan yang masih sulit dilakukan oleh


siswa.

20

2) Untuk

memperbaiki

keterampilan

yang

salah,

guru

perlu

mendemonstrasikan kinerja yang benar, kemudian meminta siswa


mengulanginya sampai benar-benar menguasai.
3) Umpan balik dapat ditujukan pada aspek-aspek yang benar dari
penampilan, tetapi yang lebih penting ialah ditujukan pada aspekaspek yang salah dari penampilan. Secara cepat memberi tahu siswa
tentang respon-respon yang tidak tepat sebelum berkembang
kebiasaan-kebiasaan yang tidak diinginkan.
d. Motivasi dan Penguatan
Siswa dapat memperoleh suatu keterampilan atau perilaku melalui
motivasi atau insentif untuk melaksanakannya. Apabila siswa itu
mengantisipasi akan memperoleh penguatan (reinforcement) pada saat
meniru tindakan-tindakan suatu model, siswa akan lebih termotivasi untuk
menaruh perhatian mengingat dan mereproduksi perilaku tersebut.
Seseorang yang mencoba suatu perilaku baru tidak mungkin untuk tetap
melakukannya tanpa penguatan. Secara rinci dan sistematis tahap-tahap
pembelajaran langsung dan teori-teori belajar yang melandasi setiap tahap
dapat dilihat pada Tabel 2.1
Tabel 2.1
Tahap-tahap Pembelajaran Langsung dan Teori Belajar yang Melandasinya
Tahap / Fase
1
1. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan
mempersiapkan

Peran Guru
2
Guru menjelaskan TPK,
informasi latar belakang
pelajaran, pentingnya

Teori Belajar
3
Teori belajar perilaku,
teori belajar social
(Bandura; tahap retensi,

21

siswa.

pelajaran, mempersiapkan
siswa untuk belajar.
Guru mendemonstrasikan
keterampilan dengan benar,
atau menyajikan informasi
tahap demi tahap.

motivasi dan penguatan).

3. Pemberian pelatihan
terbimbing.

Guru merencanakan dan


memberi bimbingan
pelatihan awal.

4. Mengecek
kesempatan untuk
perluassan latihan
mandiri.

Guru mengecek apakah


siswa telah berhasil
melakukan tugas dengan
baik, memberikan umpan
balik
Guru mempersiapkan
kesempatan melakukan
perluasan latihan mandiri,
dengan perhatian khusus
pada penerapan kepadaa
situasi yang lebih kompleks
dan kehidupan sehari-hari.

Teori belajar sosial


(Bandura; tahap atensi,
retensi, motivasi dan
penguatan).
Teori belajar perilaku
(konsekuensi
perilaku),Teori belajar
sosial (Bandura; tahap
motivasi dan penguatan).
Teori belajar sosial
(Bandura; tahap
reproduksi)

2. Mendemonstrasikan
pengetahuan atau
keterampilan.

5. Memberikan kesempatan untuk


perluasan latihan
mandiri.

Analisis sistem teori


belajar perilaku, teori
belajar sosial (Bandura;
tahap atensi).

a. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Langsung


8. Kelebihan Pembelajaran Langsung
Pembelajaran langsung sangat menguntungkan bagi guru baru/guru
muda, karena pembelajaran langsung dapat dipelajari dengan mudah dan
efektif untuk mengajarkan topik-topik tertentu yang berkenaan dengan
pengetahuan dasar. Pembelajaran langsung digunakan untuk menyampaikan
pengetahuan yang ditransformasikan langsung oleh guru kepada siswa,
sehingga guru dapat merancang seefisien mungkin waktu yang digunakan
untuk mencapai tujuan pembelajaran (Kardi, 1997: 31).

22

Kelebihan daari model pembelajaran langsung lainnya adalah guru


dapat merencanakan waktu untuk mencapai target pencapaian kurikulum yang
ditetapkan, hal ini dikarenakan guru dalam pembelajaran langsung dapat
merencanakan waktu sesuai dengan waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan suatu topic/materi pelajaran.
9. Kekurangan Pembelajaran Langsung
Pembelajaran langsung kurang cocok untuk mengajarkan keterampilan
sosial, proses berpikir tinggi, dan konsep-konsep abstrak (Arend, 1997: 75).

a. Perangkat Pembelajaran
Dalam melaksanakan pembelajaran guru sangat memerlukan sejumlah
kelengkapan mengajar berupa perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran
membantu dan memudahkan guru dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar, serta memberikan variasi pengalaman belajar kepada siswa dalam
rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan sehingga perlu dikembangkan
perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang dimaksud meliputi: (1)
rencana pembelajaran (RP), (2) lembar kerja siswa (LKS), (3) buku guru, (4)
buku siswa, dan (5) tes hasil belajar.
10. Rencana Pembelajaran (RP)
Rencana

pembelajaran

disusun

untuk

mempermudah

guru

melaksanakan pembelajaran yang di dalamnya memuat data tentang satuan


pendidikan, mata pelajaran, kelas/semester, materi pokok, sub materi pokok,
alokasi waktu, kompetensi dasar, hasil belajar, indikator, model pembelajaran,

23

sumber pembelajaran, alat dan bahan, kegiatan belajar mengajar, dan


penilaian. Secara umum kualitas RP ditentukan oleh indikator, yaitu
a. Konstruksi Bahasa
Persyaratan konstruksi yang harus dipenuhi RP adalah syarat-syarat yang
berhubungan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kesederhanaan
pemakaian kata-kata, dan kejelasan agar dapat dimengerti oleh siswa.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyusun dan membuat RP
yaitu: 1) menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, 2) menggunakan
struktur kalimat yang jelas, 3) memiliki tata urutan pelajaran yang sesuai
dengan kemampuan siswa, 4) memuat alokasi waktu yang dijadikan
pedoman oleh guru.
b. Teknis
Penyusunan dan pembuatan RP juga harus memenuhi syarat teknis seperti:
tulisan, penampilan, dan kebenaran konsep.
1) Tulisan. RP ditulis menggunakan huruf cetak dan tidak menggunakan
huruf romawi atau latin.
2) Penampilan. Penampilan RP harus memiliki kombinasi yang sesuai
sehingga memudahkan guru dalam penyampaian pembelajaran
langsung.
3) Kebenaran konsep.
Di samping persyaratan di atas, format RP harus sesuai dengan
tuntutan kurikulum. Dalam RP hendaknya memuat komponenkomponen: (a) tujuan pembelajaran umum; (b) tujuan pembelajaran

24

khusus; (c) waktu yang tersedia untuk melakukan kegiatan; (d)


rangkuman materi; (e) alat dan bahan yang digunakan; (f) prosedur
kegiatan pembelajaran
11. Buku Guru
Adalah buku petunjuk/panduan bagi guru yang berisi tentang segala
sesuatu yang seharusnya dilakukan guru selama kegiatan pembelajaran.
Secara umum kualitas buku guru ditentukan berdasarkan tiga indikator, yaitu:
(a) format, (b) konsep/materi, (c) bahasa.
a. Format
Dari indikator format, buku guru yang berkualitas memenuhi kriteria
sebagai berikut.
1) Setiap bagian dapat teridentifikasi secara jelas.
2) Sistem penomoran jelas.
3) Memuat alokasi waktu yang menjadi pedoman guru.
4) Memuat kegiatan yang harus dilakukan oleh guru.
5) Secara umum dapat dipahami.
b. Konsep
Dari indikator konsep, buku guru yang berkualitas memenuhi kriteria
sebagai berikut.
1) Konsep/materi buku guru ditulis secara akurat.
2) Konsep sesuai dengan kurikulum.
3) Konsep didukung sumber belajar yang memedai.
c. Bahasa

25

Dari indikator bahasa, buku guru yang berkualitas memenuhi kriteria


sebagai berikut.
1) Menggunakan tata bahasa yang benar.
2) Menggunakan struktur kalimat yang sederhana dan jelas.
3) Petunjuk-petunjuk ditulis secara jelas.
4) Menggunakan bahasa yang mudah dipahami.
12. Buku Siswa
Adalah buku yang digunakan siswa sebagai panduan belajar selama
kegiatan pembelajaran. Secara umum kualitas buku siswa ditentukan
berdasarkan tiga indikator, yaitu: (a) format, (b) konsep/materi, (c) bahasa.
a. Format
Dari indikator format, buku siswa yang berkualitas memenuhi kriteria
sebagai berikut.
1) Setiap bagian dapat teridentifikasi secara jelas.
2) Sistem penomoran jelas.
3) Menimbulkan minat belajar.
4) Menggunakan jenis dan ukuran huruf (font) yang sesuai dengan
karakter peserta didik.
5) Secara visual, buku siswa menarik untuk dibaca.

26

b. Konsep
Dari indikator konsep, buku siswa yang berkualitas memenuhi kriteria
sebagai berikut.
1) Konsep/materi buku siswa ditulis secara akurat.
2) Konsep sesuai dengan kurikulum.
3) Konsep didukung sumber belajar yang memedai.
4) Konsep dapat menumbuhkan motivasi siswa.
c. Bahasa
Dari indikator bahasa, buku siswa yang berkualitas memenuhi kriteria
sebagai berikut.
1) Menggunakan tata bahasa yang benar.
2) Menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat perkembangan
mental peserta didik.
3) Menumbuhkan motivasi untuk membaca lebih lanjut.
4) Menggunakan struktur kalimat yang sederhana dan jelas.
5) Petunjuk-petunjuk ditulis secara jelas.
6) Menggunakan bahasa yang menarik.

d. Keefektivan pembelajaran
Keefektivan pembelajaran dalam penelitian ini akan ditinjau dari aspekaspek (1)respon siswa; (2) kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran; (3)
respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran; dan (4) ketuntasan belajar yang
dicapai oleh siswa. Berikut ini adalah penjelasan masing-masing aspek tersebut.

27

13. Respon siswa


Dalam pembelajaran sangat perlu diperhatikan bagaimana keterlibatan
siswa dalam pengorganisasian pelajaran dan pengetahuannya. Semakin aktif
siswa maka ketercapaian ketuntasan pembelajaran semakin besar, sehingga
semakin efektiflah pembelajaran tersebut.
Paul B. Diedrick (dalam Rusyan, 1994: 138) membuat berbagai respon
belajar siswa, diantaranya (1) respon menggambar yang meliputi menggambar
yang meliputi menggambar, membuat grafik, membuat diagram; (2) respon
mendengarkan yang meliputi mendengarkan penjelasan, diskusi; (3) respon
visual yang meliputi membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi,
percobaan, memperhatikan pekerjaan orang lain; (4) respon menulis yang
meliputi mencatat, menulis laporan; dan (5) respon oral yang meliputi
bertanya, memberi saran, menyatakan pendapat, dan diskusi.
Dari uraian di atas terlihat bahwa respon siswa dalam pembelajaran
merupakan satu aspek yang mempengaruhi keefektifan pembelajaran. Untuk
melihat respon siswa dalam pembelajaran diperlukan suatu indikator, yaitu
gejala-gejala yang nampak di dalam tingkah laku siswa selama pembelajaran.
Melalui indikator tersebut dapat dilihat tingkah laku mana yang muncul dalam
pembelajaran.

Indikator

pada

aspek

respon

siswa

pembelajaran adalah sebagai berikut.


a. Memperhatikan dan mendengarkan penjelasan dari guru.
b. Menulis atau membaca.
c. Melakukan latihan terbimbing.

dalam

kegiatan

28

d. Menanggapi pertanyaan/pendapat orang lain.


e. Berdiskusi.
f. Menyimpulkan pelajaran.
14. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran
Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran merupakan salah
satu aspek yang mempengaruhi keefektivan pembelajaran. Untuk melihat
kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran diperlukan indikator, yaitu
gejala-gejala yang nampak di dalam tingkah laku guru selama pembelajaran.
Melalui indikator-indikator tersebut dapat dilihat tingkah laku mana yang
muncul dalam pembelajaran. Indikator-indikator pada aspek kemampuan guru
dalam mengelola pembelajaran adalah sebagai berikut.
a. Pendahuluan (mengaitkan pelajaran sekarang dengan pelajaran terdahulu,
menyampaikan TPU dan TPK, dan memotivasi siswa).
b. Kegiatan inti.
c. Penutup (membimbing siswa dalam merangkum pelajaran dan alokasi
penggunaan waktu).
d. Suasana kelas.

15. Respon Siswa terhadap Kegiatan Pembelajaran


Minat siswa terhadap kegiatan pembelajaran dapat dilihat dari respon
siswa terhadap pembelajaran yang berlangsung. Dalam penelitian ini
indikator-indikator pada aspek respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran
adalah sebagai berikut.

29

a. Senang tidaknya siswa terhadap komponen pembelajaran.


b. Baru tidaknya komponen pembelajaran bagi siswa.
c. Ketertarikan siswa untuk mengikuti pembelajaran selanjutnya.
d. Jelas tidaknya bimbingan yang diberikan.
e. Senang tidaknya siswa terhadap kegiatan latihan selama pembelajaran.
16. Ketuntasan Belajar yang Dicapai Siswa
Menurut Reigeluth dan Meris (dalam Degeng, 1989: 165) keefektivan
pembelajaran selalu berkaitan erat dengan pencapaian tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan. Lebih lanjut Reigeluth dan Meris menyatakan bahwa
salah satu indikator terpenting efektifnya suatu pembelajaran adalah
kecermatan penguasaan perilaku. Artinya salah satu pembelajaran dikatakan
semakin efektif jika tingkat kesalahan yang dilakukan siswa dalam
menyelesaikan soal semakin kecil.
Tingkat keefektivan pembelajaran menyangkut dua hal pokok, yaitu
tingkat presentase siswa yang mencapai tingkat penguasaan tujuan dan
presentase rata-rata penguasaan tujuan oleh semua siswa. Pencapaian tingkat
penguasaan tujuan pembelajaran disebut ketuntasan belajar. Seorang siswa
dikatakan mencapai ketuntasan belajar jika siswa tersebut telah mencapai skor
minimal 65%. Sedangkan ketuntasan belajar klasikal dikatakan tercapai jika
85% siswa di kelas tersebut telah mencapai daya serap 65% (Depdikbud,
1994: 37).
Dari uraian di atas terlihat bahwa ketuntasan belajar siswa merupakan
salah satu asspek yang mempengaruhi keefektivan pembelajaran. Sedangkan

30

indikator-indikator pada aspek ketuntasan belajar yang dicapai oleh siswa


adalah sebagai berikut.
a. Ketuntasan belajar individual.
b. Ketuntasan belajar klasikal.

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Rancanagan penelitian
Penelitian ini dilaksanakan melalui tiga tahap, sebagai berikut :
1. Pemberian pre-test, yaitu tes yang dilaksanakan sebelum penerapan model
pengajaran langsung untuk mengetahui pengetahuan awal siswa.
2. Pelaksanaan pengajaran langsung.

31

3. Pemberian post-test, yaitu tes yang dilaksanakan setelah pelaksanaan model


pengajaran langsung.
Ketiga tahap tersebut mengacu pada rancangan penelitian yang
menggunakan desain penelitian One Group Pre-test and Post-test Design yang
digambarkan pola berikut.
T1

Keterangan: T1 :

T2

Tes yang dilakukan sebelum menggunakan metode


pembelajaran langsung

X :

Perlakuan

dengan

menerapkan

metode

pembelajaran

langsung
T2 :

Tes yang dilakukan setelah menggunakan metode


pembelajaran langsung
(Sudjana, 1989: 31)

B. Pelaksanaan penelitian
1. Pre-test
Pre-test dilaksanakan sebelum proses pembelajaran berlangsung dan
digunakan untuk mengetahui kemampuan dasar siswa. Hasil pre-test juga
digunakan sebagai skor dasar dalam penyekoran.
2. Proses pembelajaran
Proses pembelajaran berlangsung selama 3 kali tatap muka atau 4 jam
pelajaran digunakan untuk pre-test dan post-test.
.

32

3. Post-test
Post-test dilaksanakan pada akhir pembelajaran dan digunakan untuk
mengetahui apakah dengan pembelajaran ini dapat meningkatkan hasil belajar
siswa
4. Analisis
Data yang telah diperoleh akan dianalisis sesuai dengan metode
analisis data yang digunakan oleh peneliti.

C. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian mengambil objek berupa model pembelajaran pada mata
pelajaran IPA kelas VI di SDN Bantur 03 Kabupaten Malang.

D. Populasi dan Sampel


1. Populasi penelitian
Sumadi (2000: 81) berpendapat bahwa generalisasi dari sampel ke
populasi mengandung resiko bahwa akan terdapat kekeliruan atau ketidak
tepatan, karena sampel tidak akan mencerminkan secara tepat populasinya.
Makin tidak sama sampel itu dengan populasinya, maka makin besar pula
kemungkinan kekeliruan dalam generalisasi itu.
Pada penelitian ini ditentukan sebagai populasi penelitian adalah
siswakelas VI SDN Bantur 03 Kabupaten Malang sebanyak 42 siswa
2. Sampel Penelitian

33

Sampel adalah sebagai bagian dari populasi, sebagai contoh (master)


yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu. Masalah sampel dalam
suatu penelitian timbul disebabkan hal berikut.
a) Penelitian bermaksud mereduksi objek penelitian sebagai akibat dari
besarnya jumlah populasi, sehingga harus meneliti sebagian saja dari
populasi.
b) Penelitian

bermaksud

mengadakan

generalisasi

dari

hasil-hasil

kepenelitiannya, dalam arti mengenakan kesimpulan-kesimpulan kepada


objek, gejala, atau kejadian yang lebih luas (Hadi, 1980: 70).
Adapun sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas VISDN Bantur 03 Kabupaten Malang yang berjumlah 42 iswa, pengambilan
sampel dengan teknik purposif sampling
E. Pengembangan Instrumen Penelitian
Selain disusun dan dikembangkan perangkat pembelajaran, dalam
penelitian ini juga dikembangkan instrumen penelitian. Proses pengembangan
dilakukan bersamaan dengan perangkat pembelajaran maka ada beberapa
kelemahan yang ditemui di antaranya adalah instrumen yang dikembangkan
langsung digunakan pada saat pengembangan perangkat sehingga kevalidan
instrumen belum terjamin, jadi apabila digunakan untuk mengambil dat ada
kemungkinan data yang diambil jadi tidak sesuai (kacau).
Sesuai jenis data yang ingin diperoleh dalam penelitian, maka instrumen
yang dikembangkan adalah lembar pengamatan siswa

dan tes hasil belajar.

34

Sementara format instrumen penelitian dan lembar validasi yang sudah ada
dengan revisi kecil (diadopsi dari Asmara, 2000).
a. Lembar Respon Siswa
Tabel 3.1
Kisi-kisi Respon Siswa
Variabel
Respon
Siswa

Indikator

Jumlah
Item

Nomor
Item

1, 2

3, 4

5, 6

7, 8

9, 10

1. Senang terhadap pembelajaran


langsung
2. Membaca atau menulis yang
relevan dengan KBM
3. Hambatan dalam pembelajaran
langsung
4. Menanggapi pendapat atau
pertanyaan orang lain
5. Berdiskusi atau tanyajawab antara
siswa dan guru

Untuk menguji validitas tes respon siswa ini juga dilakukan


dengan validitas isi yaitu dengan melihat indikator-indikator yang
dikembangkan, apakah indikator-indikator itu benar indikator respon
siswa. Selanjutnya melihat apakah tes yang dikembangkan itu benar untuk
mengukur indikator-indikator tersebut. Kemudian untuk mengetahui
apakah masing-masing butir memiliki dukungan yang signifikan terhadap
skor total keseluruhan butir dilakukan dengan mengkorelasikan skor
masing-masing butir dengan skor total keseluruhan butir.

35

b. Tes Hasil Belajar


Pengujian keabsahan instrumen hasil belajar untuk mengetahui
kualitas instrumen terutama dari segi validitas dan reliabilitasnya. Jenis
validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi.
Pemilihan validitas ini didasarkan pada argumentasi Tuckman (1978)
bahwa jenis validitas yang relevan untuk mengukur prestasi akademik
adalah validitas isi sebab validitas ini memiliki keterkaitan dengan tujuan
khusus pembelajaran dan materi pembelajaran.
Tabel 3.2
Kisi-kisi Tes Praktek IPA membuat parasut
Hasil
belajs
Hasil
belajar

Aspek yang dinilai

10

Skor
5

1. persiapan peralatan
2. kekompakan mengerjakan
3. motivasi mengerjakan
4. minat mengaerjakan
5. sikap siswa
6. kemampuan psikomotorik
7. hasil praktek
8. Kerapian
9. Kedisiplinan
10. hasil
menyimpulkan
praktaek IPA

Cara Kerja
1. Guntinglah kantong menjadibentuk lingkaran
2. Ikatlah ujung-ujung plastik dengan benang, usahakan benang sama
panjang
3. Ikatkan pemberat pada ujung-ujung tali

36

4. Lemparkan ke atas, kamu akan melihat payung terkembang dan jatuh


berlahan
5. Buatlah parasut dengan ukuran diameter lingkaran yang berbeda-beda,
misalnya: 10 cm, 20 cm dan 30 cm
6. Cobalah untuk membuat berukuran sama tetapi terbuat dari bahan
yang berbeda secara bersama-sama. Manakah yang akan jatuh terlebih
dahulu?
7. Terbangkan parasut yang berukuran sama tetapi dengan pemberat yang
berbeda secara bersama-sama. Parasut manakah yang akan jatuh
terlebih dahulu?
Tes kemampuan awal dan tes perolehan belajar memiliki bentuk,
bobot, waktu mengerjakan t es psikomotor dan cara pemberian skor yang
sama, perbedaannya terletak pada tes awal tanpa ada pemodelan. Oleh
karena itu prosedur pengembangan dan pengujian keandalan isi tes
psikomotor hanya difokuskan pada tes psikomotor perolehan belajar, dan
selanjutnya tes ini dapat digunakan untuk mengukur kemampuan awal
siswa.
Tolak ukur dalam pengujian butir-butir tes perolehan belajar adalah
tujuan khusus pembelajaran. Rumusan tujuan pembelajaran dalam
penelitian ini berpedoman pada Kurikulum KBK SD tahun 2004. Hal ini
dilakukan agar tidak menyimpang dari kurikulum yang digunakan oleh
guru-guru dan perancang program saat ini. Aspek tes dikatakan kesahihan
jika tes itu dapat mengukur apa yang seharusnya diukur sesuai dengan

37

maksud rancangan pembuatan tes. aspek butir tes disusun sebanyak 10


butir, dikonsultasikan kepada guru bidang studi IPA untuk mengetahui apa
aspek butir-butir tes itu sudah layak digunakan untuk mengukur unjuk
kerja siswa sesuai dengan tujuan. Setelah dikonsultasikan dengan guru
IPA dilakukan revisi untuk memperbaiki butir-butir yang masih
memerlukan perbaikan. Setelah dilakukan revisi atau perbaikan butir-butir
tes.
F. Metode Pengumpulan Data.
1. Metode pengumpulan data respon siswa
Respon siswa ditujukan kepada 42 siswa yang sudah dipilih menjadi
sampel. Setiap siswa diberi angket respon siswa selama pembelajaran
berlangsung. Untuk memperoleh data respon siswa dilakukan penyebaran
angket sebanyak 10 butir angket.

2. Metode pengumpulan data hasil belajar


Untuk memperoleh data hasil belajar siswa pada pokok bahasan
praktek IPA, kepada siswa diberikan tes sesudah kegiatan pembelajaran (posttest). Analisis data hasil belajar siswa secara deskriptif bertujuan untuk
mendeskripsikan ketuntasan hasil belajar siswa. Data yang yang dianalisis
untuk mendeskripsikan ketuntasan hasil belajar siswa adalah data post-test.
Sesuai dengan ketentuan ketuntasan belajar berdasarkan petunjuk pelaksanaan
kurikulum KBK, seorang siswa dinyatakan tuntas belajar apabila memilki
daya serap 65%. Sedangkan ketuntasan hasil belajar secara klasikal jika

38

dalam suatu kelas terdapat paling sedikit 85% siswa di kelas tersebut telah
tuntas belajar.

G. Teknik Analisis Data


1. Data respon siswa
Untuk memperoleh data respon siswa dilakukan observasi terhadap
siswa selama pembelajaran berlangsung. Data dikumpulkan dengan cara
melakukan penilaian dengan rumus :
Nilai yang diperoleh
Jumlah skor tertinggi

X 10

2. Data hasil belajar


Untuk memperoleh data kemampuan awal siswa, kepada siswa
diberikan tes sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung (pre-test) dengan
menggunakan instrumen tes hasil belajar dan di uji dengan uji tanda yaitu: p
(X x) = b (x ; n, p) = b (x ; n, ).
Untuk memperoleh data hasil belajar siswa, kepada siswa diberikan tes
sesudah kegiatan pembelajaran berlangsung (post-test) dengan menggunakan
instrumen tes hasil belajar dan hasil di uji dengan uji t tanda sebagai berikut:
p (X x) = b (x ; n, p) = b (x ; n, )

39

BAB IV
PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

A. Penyajian Data
1. Data Hasil Pre Test
Tabel 4.1
Hasil Pre Test
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23

1
6
7
5
7
7
5
6
7
5
7
7
5
6
7
5
7
7
5
6
7
5
7
7

2
7
7
6
6
7
6
7
7
6
6
7
6
7
7
6
6
7
6
7
7
6
6
7

3
5
7
5
7
7
7
5
7
5
7
7
7
5
7
5
7
7
7
5
7
5
7
7

4
7
5
7
8
6
6
7
5
7
8
6
6
7
5
7
8
6
6
7
5
7
8
6

Butir Soal
5
6
7
6
6
7
6
6
7
8
7
6
8
7
7
6
6
7
6
6
7
8
7
6
8
7
7
6
6
7
6
6
7
8
7
6
8
7
7
6
6
7
6
6
7
8
7
6

7
6
6
7
6
7
8
6
6
7
6
7
8
6
6
7
6
7
8
6
6
7
6
7

8
8
7
6
7
6
7
8
7
6
7
6
7
8
7
6
7
6
7
8
7
6
7
6

9
6
5
6
8
7
8
6
5
6
8
7
8
6
5
6
8
7
8
6
5
6
8
7

10
5
8
6
7
6
6
5
8
6
7
6
6
5
8
6
7
6
6
5
8
6
7
6

Skor/
T1
63
65
60
71
66
68
63
65
60
71
66
68
63
65
60
71
66
68
63
65
60
71
66

40

24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42

5
6
7
5
7
7
5
6
7
5
7
7
5
7
5
6
7
5
7

6
7
7
6
6
7
6
7
7
6
6
7
6
7
6
7
7
6
6

7
5
7
5
7
7
7
5
7
5
7
7
7
7
7
5
7
5
7

6
7
5
7
8
6
6
7
5
7
8
6
6
6
6
7
5
7
8

8
7
6
6
7
7
8
7
6
6
7
7
8
7
8
7
6
6
7

7
6
7
6
8
6
7
6
7
6
8
6
7
6
7
6
7
6
8

8
6
6
7
6
7
8
6
6
7
6
7
8
7
8
6
6
7
6

7
8
7
6
7
6
7
8
7
6
7
6
7
6
7
8
7
6
7

8
6
5
6
8
7
8
6
5
6
8
7
8
7
8
6
5
6
8

6
5
8
6
7
6
6
5
8
6
7
6
6
6
6
5
8
6
7

68
63
65
60
71
66
68
63
65
60
71
66
68
66
68
63
65
60
71

9
7
6
8
8
7
8
7
6
8
8
7
8
7
6

Skor/
T1
10
6
69
8
72
7
70
7
79
6
72
7
75
6
69
8
72
7
70
7
79
6
72
7
75
6
69
8
72

2. Data Hasil Post Test


Tabel 4.2
Hasil Pos Test
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

1
8
8
7
9
7
8
8
8
7
9
7
8
8
8

2
7
7
6
7
8
7
7
7
6
7
8
7
7
7

3
6
8
7
8
7
7
6
8
7
8
7
7
6
8

4
7
9
7
8
8
8
7
9
7
8
8
8
7
9

Butir
5
8
6
6
7
7
7
8
6
6
7
7
7
8
6

Soal
6
6
7
8
8
7
8
6
7
8
8
7
8
6
7

7
6
6
7
8
7
8
6
6
7
8
7
8
6
6

8
8
7
7
9
8
7
8
7
7
9
8
7
8
7

41

15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42

7
9
7
8
8
8
7
9
7
8
8
8
7
9
7
8
8
8
7
9
7
8
7
8
8
8
7
9

6
7
8
7
7
7
6
7
8
7
7
7
6
7
8
7
7
7
6
7
8
7
8
7
7
7
6
7

7
8
7
7
6
8
7
8
7
7
6
8
7
8
7
7
6
8
7
8
7
7
7
7
6
8
7
8

7
8
8
8
7
9
7
8
8
8
7
9
7
8
8
8
7
9
7
8
8
8
8
8
7
9
7
8

6
7
7
7
8
6
6
7
7
7
8
6
6
7
7
7
8
6
6
7
7
7
7
7
8
6
6
7

8
8
7
8
6
7
8
8
7
8
6
7
8
8
7
8
6
7
8
8
7
8
7
8
6
7
8
8

7
8
7
8
6
6
7
8
7
8
6
6
7
8
7
8
6
6
7
8
7
8
7
8
6
6
7
8

7
9
8
7
8
7
7
9
8
7
8
7
7
9
8
7
8
7
7
9
8
7
8
7
8
7
7
9

8
8
7
8
7
6
8
8
7
8
7
6
8
8
7
8
7
6
8
8
7
8
7
8
7
6
8
8

7
7
6
7
6
8
7
7
6
7
6
8
7
7
6
7
6
8
7
7
6
7
6
7
6
8
7
7

70
79
72
75
69
72
70
79
72
75
69
72
70
79
72
75
69
72
70
79
72
75
72
75
69
72
70
79

3. Data hasil Analisis pre test dan post test


Setelah data pre test dan post test didapatkan, maka langkah
selanjutnya adalah membandingkan antara hasil pre test dan post test tersebut.
Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.3
Hasil Analisis Pre Test dan Post Test Melalui Uji Tanda.
No.

Pre Test

H. Post Test

Arah

Tanda

42

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39

(X)
63
65
60
71
66
68
63
65
60
71
66
68
63
65
60
71
66
68
63
65
60
71
66
68
63
65
60
71
66
68
63
65
60
71
66
68
66
68
63

(Y)
69
72
70
79
72
75
69
72
70
79
72
75
69
72
70
79
72
75
69
72
70
79
72
75
69
72
70
79
72
75
69
72
70
79
72
75
72
75
69

Perbedaan
X<Y
X<Y
X<Y
X<Y
X<Y
X<Y
X<Y
X<Y
X<Y
X<Y
X<Y
X<Y
X<Y
X<Y
X<Y
X<Y
X<Y
X<Y
X<Y
X<Y
X<Y
X<Y
X<Y
X<Y
X<Y
X<Y
X<Y
X<Y
X<Y
X<Y
X<Y
X<Y
X<Y
X<Y
X<Y
X<Y
X<Y
X<Y
X<Y

(Xi Yi)
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+

43

40
41
42

65
60
71

72
70
79

X<Y
X<Y
X<Y

+
+
+

Kolom akhir berisikan tanda (X i Yi) yang memberikan h = 0 untuk


tanda yang terjadi paling sedikit, ialah tanda negatif. Dengan n = 42 dan
0,05 dari tabel nilai kritis h untuk uji tanda (Sudjana, 1992: 448) didapat h =
17. dari pengamatan diperoleh h = 0 dan ini lebih kecil dari 17. Jadi hipotesis
berbunyi Ho ditolak dan Hi diterima. Hal ini menunjukkan bahwa ada
peningkatan hasil belajar siswa setelah menerapkan pembelajaran langsung.
Jadi hipotesis berbunyi Ada peningkatam hasil belajar siswa setelah
mengikuti pembelajaran

praktek IPA dibandingkan dengan hasil sebelum

menerapkan pembelajaran langsung.

4. Data Hasil Analisis Respon Siswa


Tabel 4.4
Tabel Hasil respon siswa
JUMLAH
PROSENTASE
JAWABAN

NO

URAIAN

1.

Setelah melaksanakan
kegiatan
pembelajaran langsung bagaimana
perasaannmu
a. bangga
b. biasa saja
c. tidak bangga

2.

Apakah

petunjuk

pembelajaran

32
4
-

88.88
11.11
-

44

3.

4.

9.

langsung yang diberikan oleh guru


cukup jelas?
a. jelas
b. kurang jelas
c. tidak jelas
Apakah
jalannya
pelaksanaan
pembelajaran langsung menurut
Anda lancar?
a. lancar
b. kurang lancar
c. tidak lancar
Bagaimana
tanggapan
Anda
terhadap pelaksanaan pembelajaran
langsung yang dilakukan
a. menarik
b. kurang menarik
c. tidak menarik
Apakah bahasa atau kalimat yang
digunakan
oleh
guru
pembimbingdapat mudah dipahami?
a. mudah dipahami
b. kurang dapat dipahami
c. tidak dapat dipahami
Menurut
pendapat
Anda
pembelajaran
langsung
sesuai
dengan diharapkan Anda
a. ya
b. kadang-kadang
c. tidak
Apakah Anda mengalami hambatan
dalam pelaksanaan pembelajaran
langsung yang diterapkan
a. tidak mengalami
b. kadang-kadang
c. mengalami hambatan
Apakah
Anda
mengharapkan
kelanjutan dan pelaksanaan kegiatan
pembelajaran langsung ini
a. masih mengharapkan
b. pikir-pikir
c. tidak mengharapkan
Apakah anda senang dengan
pelaksanaan pembelajaran langsung?

32
4
-

88.88
11.11
-

26
4
6

72.22
11.111
16.66

30
4
1

83.33
16.66
-

28
6
2

77.77
16.66
5.55

34
2
-

94.44
5.55
-

20
6
10

55.55
16.66
27.77

32
4
-

88.88
11.11
-

45

10.

a. Senang sekali
b. Senang
c. Kurang senang
Dengan waktu yang tersedia
bagaimana tanggapan Anda?
a. memadai
b. cukup memadai
c. kurang memadai

30
6
-

83.33
16.66
-

2
20
14

5.55
55.55
38.88

B. Analisis Data Hasil Penelitian


Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah menganalisis data.
Analisis data merupakan hal yang penting dalam suatu penelitian karena dari
analisis inilah akan diketahui hasil penelitian yang telah dilakukan. Oleh karena
itu dalam mengenalisis data harus dilakukan secara tepat dan teliti, sebab
kekeliruan dalam pengumpulan data berakibat kesalahan dalam menarik
kesimpulan.
Adapun rincian analalisis data tersebut adalah sebagai berikut:
1. Hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran IPA pokok bahasan
praktek IPA dengan menerapkan pembelajaran langsung mengalami
peningkatan dibandingkan dengan hasil sebelum menerapkan pembelajaran
langsung
Kolom akhir berisikan tanda (X i Yi) yang memebrikan h = 0 untuk
tanda yang terjadi paling sedikit, ialah tanda negatif. Dengan n = 42 dan
0,05 dari tabel nilai kritis h untuk uji tanda (Sudjana, 1992: 448) didapat h =
17. dari pengamatan diperoleh h = 0 dan ini lebih kecil dari 17. Jadi hipotesis
berbunyi Ho ditolak dan Hi diterima. Hal ini menunjukkan bahwa ada
peningkatan hasil belajar siswa setelah menerapkan pembelajaran langsung.

46

Jadi hipotesis berbunyi Ada peningkatam hasil belajar siswa setelah


mengikuti pembelajaran
langsung

praktek IPA dengan menerapkan pembelajaran

dibandingkan dengan hasil

sebelum menerapkan pembelajaran

langsung
2. Respon siswa dalam pembelajaran langsung
Dari hasil angket yang telah dilakukan diperoleh sejumlah jawaban
siswa mengenai respon siswa selama pelaksanaan strategi pembelajaran
langsung. Dalam kegiatan pembelajaran perlakuan yang pertama dalam dapat
dikatakan berhasil dengan baik, karena siswa mempunyai respon yang positif
selama pembelajaran berlangsung..
C. Pembahasan Hasil
Kolom akhir berisikan tanda (Xi Yi) yang memebrikan h = 0 untuk tanda
yang terjadi paling sedikit, ialah tanda negatif. Dengan n =42 0,05 dari tabel
nilai kritis h untuk uji tanda (Sudjana, 1992: 448) didapat h = 17. dari pengamatan
diperoleh h = 0 dan ini lebih kecil dari 17. Jadi hipotesis berbunyi Ho ditolak dan
Hi diterima. Hal ini menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa
setelah menerapkan pembelajaran langsung.
Jadi hipotesis berbunyi Ada peningkatam hasil belajar siswa
setelah mengikuti pembelajaran praktek IPA dengan menerapkan pembelajaran
langsung

dibandingkan dengan hasil

sebelum menerapkan pembelajaran

langsung
Berdasarkan hasil penelitian, maka diketahui siswa yang menggunakan
pembelajaran bidang studi IPA pada tingkat tinggi, selanjutnya dibuat rencana

47

untuk membantu dalam hal penyelesaiannya, salah satu caranya adalah dengan
menggunakan pembelajaran langsung.
Adapun data dari hasil penelitian ini ialah: (1) Dari pre test terdapat siswa
yang belum memahami belajar bidang studi IPA, tetapi setelah mendapat latihan
strategi pembelajaran langsung maka secara bertahap dapat memahami, (2) Ada
perubahan hasil belajar dengan adanya perlakuan.
Dari keterangan ini terlihat bahwa siswa telah memperoleh hasil belajar
yang lebih baik tentang pelaksanaan pembelajaran langsung sehingga akhirnya
dapat memahami pembelajaran dalam bidang studi IPAi. Hal ini sesuai dengan
pendapat Soetarlina Soekardji (1985: 99), Kadang-kadang pencatatan data
berlaku saja sudah menimbulkan berubahan frekuensinya. Dari penelitain yang
dilakukan dan berdasarkan hasil analisis yang telah terbukti bahwa pengaruh
positif dari pelaksanan pembelajaran langsung terhadap bidang studi IPA siswa
kelas VI SDN Bantur 03 Kabupaten Malang
Dalam pelaksanaan pembelajaran langsung tidak terdapat kendalakendala, baik dari segi tempat maupun suasana latihan, kelancaran latihan,
petunjuk kegiatan yang telah diberikan maupun bahasa atau kalimat yang
digunakan oleh pembimbing kecuali alokasi waktu yang kurang memadai selama
pelaksanaan pembelajaran langsung, karena disesuaikan dengan waktu yang ada.
Untuk mengatasi masalah waktu pemberian perlakuan dapat dilakukan tidak
hanya pada hari-hari efektif sekolah saja namun juga pada hari sekolah, sehingga
masalah waktu dapat dihindari atau diatasi.

48

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
1. Ada peningkatam hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran
langsung dibandingkan dengan hasil

sebelum menerapkan pembelajaran

langsung
2. Siswa mempunyai respon yang positif terbukti dari angket yang disebarkan
maka siswa mempunyai rasa senang.

B. Saran-saran
1. Kepada pihak sekolah yang terkait hasil penelitian ini dapat dijadikan
masukkan bagi pelaksanaan pembelajaran langsung.
2. Untuk siswa yang kurang aktif dalam pelaksanaan pembelajaran langsung ini,
perlu adanya bimbingan secara kontinu sehingga ketuntasan belajar secara
klasikal dapat tercapai, aktifitas siswa efektif.
3. Kepada peneliti lain, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan
dalam penelitian lanjutan dimana lebih memperhatikan aspek alokasi waktu
agar hasil dari perlakuan dapat dicapai secara optimal.

49

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................ii
KETERANGAN PERPUSTAKAAN........................................................................iii
KATA PENGANTAR.................................................................................................iv
DAFTAR ISI..............................................................................................................v
BAB I.

PENDAHULUAN..................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................4
C. Tujuan Penelitian................................................................................4
D. Batasan Istilah Penelitian...................................................................4
E. Manfaat Penelitian ............................................................................5
F. Hipotesis.............................................................................................5

BAB II.

LANDASAN TEORI.............................................................................7
A. Pengertian Belajar..............................................................................7
B. Pengertian Pembelajaran....................................................................8
C. Model Pembelajaran Langsung..........................................................9
D. Dasar Teoretik yang Melandasi Pembelajaran Langsung...................16
E. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Langsung.........................22
F. Perangkat Pembelajaran......................................................................23
G. Keefektivan Pembelajaran .................................................................27

50

BAB III.

METODE PENELITIAN.....................................................................32
A. Desain Penelitian ...............................................................................32
B. Pelaksanaan Penelitian.......................................................................33
C. Tempat Penelitian...............................................................................33
D. Populasi dan Sampel .........................................................................34
E. Pengembangan Instrumen Penelitian..................................................35
F. Metode Pengumpulan Data.................................................................39
G. Teknik Analisis Data...........................................................................40

BAB IV.

PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA.................................................41


A. Penyajian Data....................................................................................41
B. Analisis Data Hasil Penelitian............................................................47
C. Pembahasan Hasil Analisis.................................................................49

BAB V.

SIMPULAN DAN SARAN...................................................................51


A. Simpulan.............................................................................................51
B. Saran-saran.........................................................................................51

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi

51

MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN


PENILAIAN AUTENTIK ASSESMENT SISWA KELAS
VI SDN Bantur 03 Kabupaten Malang
(UJI COBA KBK 2004 KELAS VI)

KARYA ILMIAH
Disusun Dalam Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Kenaikan Pangkat Jabatan Guru

Disusun oleh :
AGUS SUWITO, S.Ag.
NIP. : 150 242 140

KANTOR DEPARTEMEN AGAMA


KABUPATEN SIDOARJO
2005
DAFTAR PUSTAKA

52

Arend, R. I. 1997. Classroom Instruction and Management. New york: McGraw-Hill.


Arikunto, S. 2001. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian. Revisi kelima. Jakarta: Rineka Cipta.
Budayasa, I. K. 1998. Teori Belajar Perilaku. Buku ajar yang dikembangkan dalam
rangka penelitian berjudul Restrukturisasi Kurikulum PBM dan Peningkatan
Hubungan IKIP Surabaya dengan Universitas luar Negeri. Surabaya: PPs.
IKIP Surabaya.
Degeng, I Nyoman Sudana. 1989. Ilmu Pelajaran Taksonomi Variabel. Jakarta:
Depdikbud Dikti.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1999. Penyempurnaan/ Penyesuaian
Kurikulum Pendidikan Dasar 1994 (suplemen GBPP) Jakarta.
Effendi. 1999. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika SLTP Pokok Bahasan
Cahaya Berorientasi Model Pembelajaran Langsung. Tesis Magister
Pendidikan yang tidak dipublikasikan, Universitas Negeri Surabaya.
Hudojo, Herman. 1988. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: Dirjen Dikti
P2LPTK.
Kardi, Soeparman. 1997. Direct Instruction, Penemuan Terbimbing dan Investigasi
Kelompok, IKIP Surabaya.
Kuswardi, Yemi. 2001. Penerapan Model Pembelajaran Langsung pada Pokok
Bahasan Persamaan Linier dengan Satu Peubah. Tesis Magister Pendidikan
yang tidak dipublikasikan, Universitas Negeri Surabaya.
Mulyasa, E. 2000. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Bumi Aksara.
Margono. 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nur, M.2000. Pengajaran Langsung. Surabaya: University Press Surabaya.
Rusyan, T., Atang Kusnidar, Zainal Arifin. 1989. Pendekatan dalam Proses belajar
Mengajar. Bandung: Remaja Karya.
Soedjadi, R. 1991. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Cetakan
Kedua. Jakarta: Rineka Cipta.
Soekamto, T., Winataputra dan Saripudin, U. 1995. Teori Belajar dan Model-model
Pembelajaran. Jakarta: Pusat Antar Universitas Untuk Peningkatan Respon
Instruksional Dirjen Dikti Diknas.

53

Thiagarajan, S & Semmel, M. M. I. 1974. Instructional Development for Training


Teacher of Expentional Children. Bloomington: Indiana University.
Winkel, WS. 1989. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia.

Lampiran :
Cara Kerja:
1. Guntinglah kantong menjadibentuk lingkaran
2. Ikatlah ujung-ujung plastik dengan benang, usahakan benang sama panjang
3. Ikatkan pemberat pada ujung-ujung tali
4. Lemparkan ke atas, kamu akan melihat payung terkembang dan jatuh berlahan

54

5. Buatlah parasut dengan ukuran diameter lingkaran yang berbeda-beda, misalnya:


10 cm, 20 cm dan 30 cm
6. Cobalah untuk membuat berukuran sama tetapi terbuat dari bahan yang berbeda
secara bersama-sama. Manakah yang akan jatuh terlebih dahulu?
7. Terbangkan parasut yang berukuran sama tetapi dengan pemberat yang berbeda
secara bersama-sama. Parasut manakah yang akan jatuh terlebih dahulu?

ANGKET RESPON SISWA


NO
1.

2.

URAIAN
kegiatan pembelajaran langsung bagaimana

Setelah melaksanakan
perasaannmu
a. Bangga
b. biasa saja
c. tidak bangga
Apakah petunjuk pembelajaran langsung yang diberikan oleh guru cukup
jelas?
a. jelas

55

3.

4.

9.

10.

b. kurang jelas
c. tidak jelas
Apakah jalannya pelaksanaan pembelajaran langsung menurut Anda lancar?
a. lancar
b. kurang lancar
c. tidak lancar
Bagaimana tanggapan Anda terhadap pelaksanaan pembelajaran langsung
yang dilakukan
a. menarik
b. kurang menarik
c. tidak menarik
Apakah bahasa atau kalimat yang digunakan oleh guru pembimbingdapat
mudah dipahami?
a. mudah dipahami
b. kurang dapat dipahami
c. tidak dapat dipahami
Menurut pendapat Anda pembelajaran langsung sesuai dengan diharapkan
Anda
a. ya
b. kadang-kadang
c. tidak
Apakah Anda mengalami hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran
langsung yang diterapkan
a. tidak mengalami
b. kadang-kadang
c. mengalami hambatan
Apakah Anda mengharapkan kelanjutan dan pelaksanaan kegiatan
pembelajaran langsung ini
a. masih mengharapkan
b. pikir-pikir
c. tidak mengharapkan
Apakah anda senang dengan pelaksanaan pembelajaran langsung?
a. Senang sekali
b. Senang
c. Kurang senang
Dengan waktu yang tersedia bagaimana tanggapan Anda?
a. memadai
b. cukup memadai
c. kurang memadai

Indikator Penilaian Pembelajaran Langsung Pembuatan Parasut:


1. Persiapan peralatan
2. Kekompakan mengerjakan

56

3. Motivasi mengerjakan
4. Minat mengaerjakan
5. Sikap siswa
6. Kemampuan psikomotorik
7. Hasil praktek
8. Kerapian
9. Kedisiplinan
10. Hasil menyimpulkan praktaek IPA

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat, taufiq dan hidayahnya, sehingga penulisan Karya Tulis ini dapat
terselesaikan.
Model pembelajaran langsung merupakan paradikma baru dalam dunia
pendidikan, diharapkan dengan pembelajaran langsung hasil belajar siswa dapat
tercapai tidak hanya segi kognitif saja, akan tetapi benar-benar mengacu pada hasil
belajar psikomotor. Penulis menyadari Karya Tulis ini belum memenuhi harapan dari
segenap pembaca, hal ini disebabkan kurangnya kemampuan penulis sangat

57

memerlukan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Dukungan moral dari berbagai pihak penulis harapkan,
sehingga hambatan dan halangan dapat teratasi, untuk itu penulis sampaikan terima
kasih yang sebanyak-banyaknya serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada
guru bidang studi IPA yang telah membantu pelaksanaan penelitian ini, sehingga
penelitian ini dapat diselesaikan :
Akhirnya mudah-mudahan Karya Tulis ini ada guna dan manfaatnya bagi
perkembangan pendidikan serta kemajuan dan perkembangan masyarakat dimasa
mendatang.

Penulis

iv

Anda mungkin juga menyukai