karbon atau basah, keringkan elektroda dan bersihkan dengan spark plug
cleaner. Tekanan udara jangan melebihi 588 kpa, dan lamanya tidak lebih
dari 20 detik.
9. Periksa secara visual elektroda busi dari kerusakkan dan keretakkan
insulator. Ganti busi jika menunjukan kerusakan.
10.Memeriksa celah elektroda. Ukur celah elektroda dengan menggunakan
gap gauge atau ticknes gauge. Jika celah elektroda tidak sesuai dengan
spesifikasi gantilah busi dengan yang baru. Jika celah elektroda busi yang
baru tidak sesuai dengan spesifikasi, stel celah elektroda busi. Gunakan
merek busi yang sama untuk semua silinder.
11.Periksa tahanan insulator busi (harus lebih dari 20 Mega Ohm). Jika
tahanan insulator kurang dari harga spesifikasi gantilah busi.
12.Pasangkan busi, kencangkan sesuai dengan momen spesifikasi (Momen
Spesifikasi : 14.7 - 21.6 N.m)
13.Pasangkan ignation coil dengan kabelnya pada tutup silinder head.
14.Hubungkan kabel tegangan tinggi ke busi.
15.Pasang air cleaner beserta komponen pendukungnya.
POWER SUPPLY
1. Lepaskan air cleaner beserta komponen pendukungnya.
2. Lepaskan socket terminal ignation coil.
3. Ukur tegangan antara terminal 1 dan 3 pada sisi connector wire harnes
ketika kunci kontak pada posisi "ON". (Harga spesifikasi = harga tegangan
baterai). Jika tegangan tidak sesuai dengan harga spesifikasi, periksa fuse
(sekring) dan wire harnes.
4. Hubungkan lampu test (12 V , 6 W) antara terminal 2 dan 3 pada sisi
connector wire harnes. Periksa apakah lampu menyala saat mesin
distarter. Pada kondisi ini, lampu test menyala, jika lampu test tidak
menyala, periksa output dari cam angle sensor dan EFI ECU
KABEL TEGANGAN TINGGI
1. Lepaskan air cleaner beserta komponen pendukungnya.
2. Lepaskan socket terminal ignation coil. Lepaskan ignation coil dengan
terlebih dahulu melepaskan baut pengikatnya.
3. Lepaskan sambungan kabel busi dan kabel busi dari ignation coil. Hati-hati
ketika melepas kabel busi dan ignation coil, peganglah pada karet
penutupnya.
4. Periksa tahanan kabel busi. Spesifikasi dari tahanan kabel busi adalah : 3 5,6 Kilo ohm. Spesifikasi dari sambungan kabel busi : 1 - 0,3 ohm pada
silinder 2 dan 4. Spesifikasi kabel busi 2 - 3,8 kilo ohm pada silinder no 3.
Bandingkan hasil pengukuran dengan harga spesifikasi dan lakukan sesuai
prosedur.
IGNATION COIL
1. Lepaskan air cleaner beserta komponen pendukungnya.
2. Lepaskan socket terminal ignation coil.
3. Lepaskan ignation coil dengan terlebih dahulu melepaskan
pengikatnya.
baut
4. Lepaskan sambungan kabel busi dan kabel busi dari ignation coil.
5. Periksa tahanan ignation coil. Harga spesifikasi kumparan skunder : 11,6 15,6 kilo ohm. Untuk kumparan primer sulit untuk mengukur nilai
tahannya karena didalamnya termasuk komponen elektronik.
CAM ANGLE SENSOR
1. Lepaskan air cleaner berserta komponen pendukungnya.
2. Lepaskan socket terminal cam angle sensor.
3. Ukur tahanan diantara terminal. Nilai spesifikasi 105 - 255 ohm (pada suhu
20 derajat Celcius)
4. Periksa dan perhatikan signal yanng ditunjukan oleh grafik pada terminal
ketika distarter. Ketika tegangan melewati terminal alat ukur selama
periode starter, osiloskop menunjukan gelombang berfungsi normal.
5. Lepaskan cam angle sensor dari silinder head dengan terlebih dahulu
melepas baut pengikatnya.
6. Lepaskan cam angle sensor.
7. Putar rotor shaft sampai signal rotor berhadapan lurus dengan signal
generator.
8. Periksa air gap antara signal generator dan signal rotor pada ke empat
tempat dan sesuaikan harga spesifikasi air gap yaitu : 0,2 - 0,4 mm, Jika
air gap tidak sesuai dengan harga spesifikasi, stel air gap.
9. Penyetelan air gap. Lepaskan sekrup pengikat signal generator. Stel air
gap antara signal generator dan rotor sesuai harga spesifikasi. Keraskan
sekrup pengikat signal generator.
10.Pasang tutup cam angle sensor.
11.Pasangkan cam angle sensor pada silinder head. Keraskan baut
pengikatnya. Momen spesifikasi : 14,7 - 21,6 N.m
12.Periksa saat pengapian dan stel jika tidak sesuai dengan spesfifikasi.
P0121 : TP Sensor Circuit High Voltage (TP Sensor Circuit Tegangan Tinggi)
P0122 : TP Sensor Circuit Low Voltage (TP Sensor Circuit Tegangan Rendah)
P1121 : TP Sensor Signal Lower Than Expected (TP Sensor Sinyal Lebih Rendah
dari yang
diharapkan)
P1122 : TP Sensor Signal Higher Than Expected (TP Sensor Sinyal Lebih Tinggi
dari yang diharapkan)
3. Mobil anda akan gagal pada saat uji emisi
4. Bahan bakar boros
5. Starter Sulit atau waktu starter lama (setelah mesin dimatikan)
6. Asap hitam keluar dari knalpot
7. Nyendat-nyendat saat akselerasi
lebih jelasnya :
Saat anda menginjak pedal gas,
Plat throttle akan membuka dan TP sensor mengukur berapa banyak udara yang
masuk dan mengukur sudut bukaan throttle dan mengirimkannya ke PCM/ECU
PCM akan menyemprotkan bahan bakar lebih banyak
Saat anda melepaskan injakan pedal gas,
Plat throttle akan menutup dan TP sensor akan mengukur berapa banyak udara
yang masih masuk dan mengukur sudut saat plat throttle menutup dan
mengirimkannya ke PCM/ECU
PCM akan menyemprotkan bahan bakar lebih sedikit
Deskripsi Rangkaia Throttle Position Sensor
Throttle Position Sensor terletak dithrottle body tepatnya dibelakang tuas yang
dapat kabel gas, jika anda telah menemukannya lihat terdapat 3 kabel yang
terhubung dengan sensor TPS, tiap kabel tersebut memiliki pekerjaan sendirisendiri.lihatlah gambar diatas!
1. Dengan throttle ditutup, tegangan yang dibuat kecil dan dikirimkan ke PCM
- Pada saat throttle tertutup, sensor TP output sekitar 0.5 Volt DC
2. Dengan throttle dibuka posisi plat throttle terbuka lebar, tegangan yang
dibuat lebih besar dan dikirim
ke PCM/ECU
- Pada saat throttle terbuka lebar, output sensor TP sekitar 4,5 Volt DC
INGAT : Throttle Position Sensor (TPS), saat plat throttle tertutup menghasilkan
tegangan rendah sekitar 0.5 Volt DC, Saat plat throttle mulai terbuka (saat anda
menginjak pedal gas), tegangan akan meningkat sampai 5 volt.Saat throttle
terbuka lebar, saat posisi plat throttle mentok maka sensor TP akan
menghasilkan tegangan sekitar 4.5 Volt DC
b) Menggunakan jangka sorong, ukur ketebalan flens luncuran, dalam. Ketebalan minimum 3,9 mm
(0,1535 in).
c) Menggunakan mikrometer, ukur diameter luar dari permukaan jurnal poros output.
Roda gigi-2 : Minimum 38,415 mm (1,5124 in)
Roda gigi-3 : Minimum 38,415 mm (1,5124 in)
d) Menggunakan mikrometer, ukur diameter luar, dan luncuran dalam. Diameter minimum
36,98 (1,4559 in).
e) menggunakan dial gauge, ukur keolengan poros output. Keolengan maksimum 0,06 mm (0,0024
in).
2. Periksa celah oli roda gigi 1menggunakan dial gauge, ukur celah oli antara roda gigi dan luncuran
dalam, dengan bantalan rol jarum
Celah standar : 0,009 0,064 mm (0,0004 0,0025 in)
Celah maksimum : 0,064 mm (0,0025 in)
Bila celah oli melampaui maksimum,gantilah roda gigi, luncuran dalam atau bantalan rol jarum.
3. Periksa celah oli roda gigi 2 dan 3, menggunakan dial gauge,ukur celah oli antara roda gigi dan
poros dengan bantaI rol jarum terpasang.
celah standar ; 0,06 - 0,11 mm (0,00211 0,0043 in)
Celah maksimum ; 0,11 mm (0,0043 in)
Bla celah oli melampaui nilai maksimum, gantillah roda gigi atau poros output.
5. Ukur celah antara garpu pemlndah dan hub sleeve, menggunakan feeler gauge, ukur celah antara
hub sleeve dan garpu pemindah.l Celah maksimum 1,00 mm (0,039 in). Bila celah melampaui nilai
limit, ganti garpu pemindah atau hub sleeve.
c) Menggunakan hidrlik pres dan SST, pasang bantalan yang baru. sst 09506 30012.
d) Pilih snap ring untuk mendapatka celah aksial minimum dan pasangan pada poros.
tabel ketebalan
e) Bila perlu, pilih Snap ring untuk mendapatkam "kebebasan"aksial yang benar dan pasangkan pada
penahan bantalan.Ketebalan snap ring :
tabel.
b) Menggunakan SST, pasang perapat 0li yang baru. SST 09201 60011. Kedalaman perapat oli
20 mm
Gambar diatas adalah bentuk fisik sensor dan circuit hubungan dengan ECU/ECM
Prosedur Pemeriksaan:
1. Pemeriksaan ECM (voltage THW)