PLTB
PLTB
Berikut akan adalah sejarah pengguanaan angin hingga akhirnya kini digunakan untuk
membangkitkan energi listrik.
Sejarah
Sejak dahulu, orang telah memanfaatkan energi angin. Lebih dari 5.000 tahun yang lalu,
orang Mesir kuno menggunakan angin untuk berlayar kapal di Sungai Nil. Kemudian, orangorang membangun kincir angin untuk menggiling gandum dan biji-bijian.
Kata "Kincir Angin" awalnya dikenal di Persia (Iran). Kincir angin ini sendiri awalnya
tampak seperti roda dengan dayung-dayung yang besar. Berabad-abad kemudian, orangorang Belanda mengembangkan desain dasar dari kincir angin ini. Mereka membuat balingbaling berjenis pisau, namun masih berbentuk layar.
Saat ini telah ada pembangkit listrik tenaga angin lepas pantai (offshore), seperti di daerah
lepas pantai Cape Cod, Massachusetts, Amerika Serikat.
2. Rotor
Pisau dan terhubung bersama-sama disebut rotor
3. Pitch
Blades yang berbalik, atau nada, dari angin untuk mengontrol kecepatan rotor dan menjaga
rotor berputar dalam angin yang terlalu tinggi atau terlalu rendah untuk menghasilkan listrik.
4. Brake
Digunakan untuk menjaga putaran pada poros setelah gearbox agar bekerja pada titik aman
saat terdapat angin yang besar. Alat ini perlu dipasang karena generator memiliki titik kerja
aman dalam pengoperasiannya. Generator ini akan menghasilkan energi listrik maksimal
pada saat bekerja pada titik kerja yang telah ditentukan. Kehadiran angin diluar diguaan akan
menyebabkan putaran yang cukup cepat pada poros generator, sehingga jika tidak diatasi
maka putaran ini dapat merusak generator. Dampak dari kerusakan akibat putaran berlebih
diantaranya overheat, rotor breakdown, kawat pada generator putus karena tidak dapat
menahan arus yang cukup besar.
5. Low-Speed Shaft
Mengubah poros rotor kecepatan rendah sekitar 30-60 rotasi per menit.
6. Gear Box
Gears menghubungkan poros kecepatan tinggi di poros kecepatan rendah dan
meningkatkan kecepatan sekitar 30-60 rotasi per menit (rpm), sekitar 1000-1800 rpm,
kecepatan rotasi yang diperlukan oleh sebagian besar generator untuk menghasilkan listrik.
gearbox adalah bagian mahal (dan berat) dari turbin angin dan insinyur generator
mengeksplorasi direct-drive yang beroperasi pada kecepatan rotasi yang lebih rendah dan
tidak perlu kotak gigi.
7. Generator
Berfungsi mengkonversi energi putar menjadi energi listrik. Ada berbagai jenis generator
yang dapat digunakan dalam sistem turbin angin, antara lain generator serempak
(synchronous generator), generator tak-serempak (unsynchronous generator), rotor sangkar
maupun rotor belitan ataupun generator magnet permanen.
Penggunaan generator serempak memudahkan kita untuk mengatur tegangan dan frekuensi
keluaran generator dengan cara mengatur-atur arus medan dari generator. Sayangnya
penggunaan generator serempak jarang diaplikasikan karena biayanya yang mahal,
membutuhkan arus penguat dan membutuhkan sistem kontrol yang rumit.
Generator tak-serempak sering digunakan untuk sistem turbin angin dan sistem
mikrohidro, baik untuk sistem fixed-speed maupun sistem variable speed.
8. Controller
Pengontrol mesin mulai dengan kecepatan angin sekitar 8-16 mil per jam (mph) dan
menutup mesin turbin sekitar 55 mph. tidak beroperasi pada kecepatan angin sekitar 55 mph
di atas, karena dapat rusak karena angin yang kencang.
9. Anemometer
Mengukur kecepatan angin dan mengirimkan data kecepatan angin ke pengontrol.
angin berputar kencang atau saat penggunaan daya pada masyarakat menurun. Contoh
sederhana yang dapat dijadikan referensi sebagai alat penyimpan energi listrik adalah aki
mobil. Aki 12 volt, 65 Ah dapat dipakai untuk mencatu rumah tangga selama 0.5 jam pada
daya 780 watt.
Proses Pembangkitan Energi Listrik Tenaga Angin (PLTB) Secara Umum
Suatu pembangkit listrik dari energi angin merupakan hasil dari penggabungan dari
beberapa turbin angin sehingga akhirnya dapat menghasilkan listrik. Cara kerja dari
pembangkitan listrik tenaga angin ini yaitu awalnya energi angin memutar turbin angin.
Turbin angin bekerja berkebalikan dengan kipas angin (bukan menggunakan listrik untuk
menghasilkan listrik, namun menggunakan angin untuk menghasilkan listrik). Kemudian
angin akan memutar sudu-sudu turbin, lalu diteruskan untuk memutar rotor pada generator
letaknya di bagian belakang turbin angin. Generator mengubah energi putar rotor menjadi
energi listrik dengan prinsip hukum Faraday, yaitu bila terdapat penghantar didalam suatu
medan magnet, maka pada kedua ujung penghantar tersebut akan dihasilkan beda potensial.
Ketika poros generator mulai berputar, maka akan terjadi perubahan fluks pada stator yang
akhirnya dihasilkan tegangan dan arus listrik. Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan ini
disalurkan melalui kabel jaringan listrik dan didistribusikan ke rumah-rumah, kantor, sekolah,
dan sebagainya.
Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan oleh generator ini berupa AC (alternating
current) yang memiliki bentuk gelombang kurang lebih sinusoidal. Energi Listrik ini biasanya
akan disimpan kedalam baterai sebelum dapat dimanfaatkan. Turbin untuk pemakaian umum
berukuran 50-750 kilowatt. Sebuah turbin kecil, kapasitas 50 kilowatt, digunakan untuk
perumahan, piringan parabola, atau pemompaan air.
Gambar B Sistem PLTB Kecepatan Berubah / Variable Speed (Back To Back Converter)
Sistem variable speed (C) dan (D) adalah sistem PLTB yang dibedakan berdasarkan jenis
generator yang digunakan.
Gambar D Sistem PLTB Kecepatan Berubah / Variable Speed (Rotor Magnet Permanen)
Syarat
Angin
Untuk
PLTB
Tidak semua jenis angin dapat digunakan untuk memutar turbin pembangkit listrik tenaga
bayu / angin. Untuk itu berikut akan dijelaskan klasifikasi dan kondisi angin yang dapat
digunakan untuk menghasilkan energi listrik.
Angin kelas 3 adalah batas minimum dan angin kelas 8 adalah batas maksimum energi
angin yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik.
Kincir Angin
Secara umum kincir angin dapat di bagi menjadi 2, yaitu kincir angin yang berputar dengan
sumbu horizontal, dan yang berputar dengan sumbu vertikal. Gambar E menunjukan jenisjenis kincir angin berdasarkan bentuknya. Sedangkan gambar F menunjunkan karakteristik
setiap kincir angin sebagai fungsi dari kemampuannya untuk mengubah energi kinetik angin
menjadi energi putar turbin untuk setiap kondisi kecepatan angin. Dari gambar F dapat
disimpulkan bahwa kincir angin jenis multi-blade dan Savonius cocok digunakan untuk
aplikasi PLTB kecepatan rendah. Sedangkan kincir angin tipe Propeller, paling umum
digunakan karena dapat bekerja dengan lingkup kecepatan angin yang luas.
dengan nilai kecepatan maksimal (Vcutoff) yang besar adalah Vcut dan Vrated yang relatif
akan besar pula.
masa depan. Tenaga angin juga merupakan sumber energi yang ramah lingkungan, dimana
penggunaannya tidak mengakibatkan emisi gas buang atau polusi yang berarti ke lingkungan.
Penentuan ketinggian dari turbin angin dilakukan dengan menganalisa data turbulensi
angin dan kekuatan angin. Derau aerodinamis merupakan fungsi dari banyak faktor seperti
desain sudu, kecepatan perputaran, kecepatan angin, turbulensi aliran masuk. Derau
aerodinamis merupakan masalah lingkungan, oleh karena itu kecepatan perputaran rotor perlu
dibatasi di bawah 70m/s. Beberapa ilmuwan berpendapat bahwa penggunaan skala besar dari
pembangkit listrik tenaga angin dapat merubah iklim lokal maupun global karena
menggunakan energi kinetik angin dan mengubah turbulensi udara pada daerah atmosfir.
Pengaruh ekologi yang terjadi dari penggunaan pembangkit tenaga angin adalah terhadap
populasi burung dan kelelawar. Burung dan kelelawar dapat terluka atau bahkan mati akibat
terbang melewati sudu-sudu yang sedang berputar. Namun dampak ini masih lebih kecil jika
dibandingkan dengan kematian burung-burung akibat kendaraan, saluran transmisi listrik dan
aktivitas manusia lainnya yang melibatkan pembakaran bahan bakar fosil. Dalam beberapa
studi yang telah dilakukan, adanya pembangkit listrik tenaga angin ini dapat mengganggu
migrasi populasi burung dan kelelawar. Pembangunan pembangkit angin pada lahan yang
bertanah kurang bagus juga dapat menyebabkan rusaknya lahan di daerah tersebut.
Ladang angin lepas pantai memiliki masalah tersendiri yang dapat mengganggu pelaut dan
kapal-kapal yang berlayar. Konstruksi tiang pembangkit listrik tenaga angin dapat
mengganggu permukaan dasar laut. Hal lain yang terjadi dengan konstruksi di lepas pantai
adalah terganggunya kehidupan bawah laut. Efek negatifnya dapat terjadi seperti di Irlandia,
dimana terjadinya polusi yang bertanggung jawab atas berkurangnya stok ikan di daerah
pemasangan turbin angin. Studi baru-baru ini menemukan bahwa ladang pembangkit listrik
tenaga angin lepas pantai menambah 80 110 dB kepada noise frekuensi rendah yang dapat
mengganggu komunikasi ikan paus dan kemungkinan distribusi predator laut. Namun begitu,
ladang angin lepas pantai diharapkan dapat menjadi tempat pertumbuhan bibit-bibit ikan
yang baru. Karena memancing dan berlayar di daerah sekitar ladang angin dilarang, maka
spesies ikan dapat terjaga akibat adanya pemancingan berlebih di laut.
Dalam operasinya, pembangkit listrik tenaga angin bukan tanpa kegagalan dan kecelakaan.
Kegagalan operasi sudu-sudu dan juga jatuhnya es akibat perputaran telah menyebabkan
beberapa kecelakaan dan kematian. Kematian juga terjadi kepada beberapa penerjun dan
pesawat terbang kecil yang melewati turbin angin. Reruntuhan puing-puing berat yang dapat
terjadi merupakan bahaya yang perlu diwaspadai, terutama di daerah padat penduduk dan
jalan raya. Kebakaran pada turbin angin dapat terjadi dan akan sangat sulit untuk dipadamkan
akibat tingginya posisi api sehingga dibiarkan begitu saja hingga terbakar habis. Hal ini dapat
menyebarkan asap beracun dan juga dapat menyebabkan kebakaran berantai yang membakar
habis ratusan acre lahan pertanian. Hal ini pernah terjadi pada Taman Nasional Australia
dimana 800 km2 tanah terbakar. Kebocoran minyak pelumas juga dapat teradi dan dapat
menyebabkan terjadinya polusi daerah setempat, dalam beberapa kasus dapat
mengkontaminasi air minum.
Pemanfaatan energi angin merupakan pemanfaatan energi terbaru yang paling berkembang
saat ini.
Berdasarkan laporan tengah tahun 2012 The World Wind Energy Association (WWEA),
total kapasitas pembangkit listrik tenaga angin diseluruh dunia telah mencapai 254.000 MW
atau 254 GW. Jumlah tersebut sudah merupakan penambahan 16.546 MW selama enam bulan
pertama tahun 2012. Hal ini menunjukkan 10 % lebih sedikit jika dibandingkan dengan
periode yang sama tahun 2011, yaitu terdapat penambahan 18.405 MW.
http://dwitaariyanti.blogspot.com/
http://www.kaskus.co.id/
http://fendysutrisna.blogspot.com/
Sumber Gambar :
evwind.es
carboncreditromania.wordpress.com
www.alpensteel.com
culturalpropertylaw.wordpress.com
evolvegreen.ca
fendysutrisna.blogspot.com
jereports.com
greenpoweroregon.com
informedfarmers.com
Dalam tugas saat ini saya membuat dengan tema Kincir angin untuk tenaga
listrik, mengapa saya mengambil tema ini? Karna saat ini kincir angin
merupakan salah satu upaya warga untuk memenuhi kebutuhan listrik.
Semua warga negara mesti berupaya untuk mencapai hal yang dimaksud.
Dalam hal ini tentu yang paling utama mesti melakukan hal tersebut para
warga yang menggunakan listrik dan pemerintah yang mengelola sistem
pemakaian listrik di setiap warga. Untuk dapat mencapai hal tersebut labih
jauh masyarakat lah yang sangat perlu untuk ditingkatkan kesadarannya.
Kincir angin membutuhkan sumber energi dari angin dimana angin adalah
sumber daya alam yang tak akan habis maka sangat menjadi pilihan untuk
warga juga dalam memilih untuk membangkitkan listrik.
Sejarah Ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika
beberapa perusahaan Belanda mendirikan pembangkit tenaga listrik untuk
keperluan sendiri. Pengusahaan tenaga listrik tersebut berkembang menjadi
untuk kepentingan umum, diawali dengan perusahaan swasta Belanda yaitu
NV. NIGM yang memperluas usahanya dari hanya di bidang gas ke bidang
tenaga
listrik.
Konsumsi listrik Indonesia secara rata rata adalah 473 kWh/kapita pada 2003.
Angka ini masih tergolong rendah dibandingkan rata rata konsumsi listrik
dunia yang mencapai 2215 kWh/kapita (perkiraan 2005). Dalam daftar yang
dikeluarkan oleh The World Fact Book, Indonesia menempati urutan 154 dari
216 negara.
Karena
terus
meningkatnya konsumsi
listrik
disetiap daerah,
hal ini
diindonesia.
yang
permintaan
diimpor
untuk
yaitu
minyak.
pusat-pusat
Hal
pembangkit
ini
menyebabkan
tenaga
listrik
terjadinya
yang
dapat
mempergunakan jenis bahan bakar lain. Pada saat ini terdapat lima jenis
bahan bakar untuk pembangkitan tenaga listrik, yaitu batubara, gas, hidro,
nuklir dan minyak. Kemudian berkembang tuntutan-tuntutan lain, yaitu
keperluan peningkatan efisiensi pembangkitan dan perlunya teknologi yang
lebih bersahabat lingkungan.
Tentunya pemerintah pun tidak tinggal diam dalam menghadapi lonjakan
kebutuhan energi, terutama energi listrik. Salah satu langkah awal yang
pemerintah lakukan adalah dengan membuat blueprint Pengelolaan Energi
Nasional 2006 2025 (Keputusan Presiden RI nomer 5 tahun 2006). Secara
garis besar, dalam blueprint tersebut ada dua macam solusi yang dilakukan
secara bertahap hingga tahun 2025, yaitu peningkatan efisiensi penggunaan
energi
(penghematan)
dan
pemanfaatan
sumber-sumber
energi
baru
dan
dapat
diterima
masyarakat.
Lau bagaimana
Penyediaan tenaga listrik saat ini?
Untuk sitem penyediaan tenaga listrik yang besar pada umumnya dapat
disebut
1.Pusat
tiga
jenis
listrik
2.Pusat
listrik
3.Pusat
listrik
tenaga
listrik,
tenaga
tenaga
tenaga
yaitu:
air
termal
nuklir
dengan
menggunakan
turbin
angin
atau
kincir
angin.
Sistem
alternatif
yang
sangat
berkembang
pesat,
mengingat
angin
Lalu
bagaimana
cara
kerja
dari
kincir
angin
tersebut
agar
dapat
1.
Turbin
Angin.
hembusan angin. Bagian ini merupakan bagian paling sulit dibangun jika anda berniat
membangunnya sendiri. Eksperimen terus menerus dengan sabar sehingga didapatkan
kesesuaian antara kekuatan hembusan angin, ukuran baling-baling dan kemampuan
generator.
energi
Adakalanya
putaran
sebelum
(mekanik)
poros
yang
dihasilkan
baling-baling
untuk
disambung
memutar
ke
generator.
generator
listrik,
b. Generator listrik, yang berfungsi mengubah energi kinetik menjadi arus listrik, yang
kemudian
diteruskan
ke bagian 2
(Controller).
Untuk
skala
kecil
umumnya
menggunakan generator listrik DC. Jika menggunakan aki 12V sebagai penyimpan
arusnya, maka generatornya harus mampu mengeluarkan tegangan minimal 12 V agar
dapat mengisi aki.
c. Ekor turbin angin, yang berfungsi mengarahkan unit turbin angin agar selalu
berhadapan dengan arah angin.
2. Unit pengontrol (Controller).
Bagian ini berfungsi mengubah arus listrik AC menjadi arus listrik DC (jika menggunakan
generator AC) dan mengontrol pengisian arus listrik ke dalam battery agar tidak merusak
battery karena pengisisan aki yang berlebihan (over charging).
3. Battery (aki).
Bagian ini akan menyimpan arus listrik yang dihasilkan generator listrik agar bisa
digunakan setiap saat. Jenis aki yang digunakan sebaiknya jenis Deep Cycle Battery.
4. Inverter.
Bagian ini berfungsi mengubah tegangan listrik DC 12V dari aki menjadi tegangan listrik
AC 220V / 110V untuk perlatan rumah tangga yang bekerja pada tegangan 220V / 110V.
Jenis turbin angin itu sendiri dibagi menjadi 2 (dua), diantaranya :
1. Turbin angin sumbu horizontal
Turbin angin sumbu horizontalialah jenis turbin angin yang paling banyak
digunakan. Turbin ini terdiri dari sebuah menara yang di puncaknya terdapat
sebuah baling-baling yang berfungsi sebagai rotor dan menghadap atau
membelakangi arah angin. Kebanyakan turbin angin jenis ini mempunyai dua
atau tiga bilah baling-baling walaupun ada juga turbin bilah baling-balingnya
kurang atau lebih daripada yang disebut diatas. Contoh turbin angin sumbu
horizontal ditunjukan pada Gambar dibawah ini.
2. Turbin Savonius
Turbin Savonius diciptakan pertama kali di negara Finlandia dan berbentuk S
apabila dilihat dari atas. Turbin jenis ini secara umumnya bergerak lebih
perlahan
dibandingkan
jenis
turbin
angin
sumbu
horizontal,
tetapi
Lalu manfaat apa saja yang bisa dirasakan dari penggunaan pembangkit
listrik tenaga angin ini?
Keuntungan utama dari penggunaan pembangkit listrik tenaga angin secara
prinsipnya adalah disebabkan karena sifatnya yang terbaru. Hal ini berarti
eksploitasi sumber energi ini tidak akan membuat sumber daya angin yang
berkurang seperti halnya penggunaan bahan bakar fosil. Oleh karenanya
tenaga angin dapat berkontribusi dalam ketahanan energi dunia di masa
depan. Tenaga angin juga merupakan sumber energi yang ramah lingkungan,
dimana penggunaannya tidak mengakibatkan emisi gas buang atau polusi
yang berarti ke lingkungan.
Emisi karbon ke lingkungan dalam sumber listrik tenaga angin diperoleh dari
proses manufaktur komponen serta proses pengerjaannya di tempat yang
akan didirikan pembangkit listrik tenaga angin. Namun dalam operasinya
membangkitkan listrik, secara praktis pembangkit listrik tenaga angin ini
tidak menghasilkan emisi yang berarti. Jika dibandingkan dengan pembangkit
listrik dengan batubara, emisi karbon dioksida pembangkit listrik tenaga
angin
ini
hanya
seper-seratusnya
saja.
Disamping
karbon
dioksida,
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Turbin Angin
Turbin angin adalah kincir angin yang digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik.
Turbin angin ini pada awalnya dibuat untuk mengakomodasi kebutuhan para petani dalam
melakukan penggilingan padi, keperluan irigasi, dll. Turbin angin terdahulu banyak dibangun di
Denmark, Belanda, dan negara-negara Eropa lainnya dan lebih dikenal dengan Windmill.
Kini turbin angin lebih banyak digunakan untuk mengakomodasi kebutuhan listrik
masyarakat, dengan menggunakan prinsip konversi energi dan menggunakan sumber daya alam
yang dapat diperbaharui yaitu angin. Walaupun sampai saat ini pembangunan turbin angin masih
belum dapat menyaingi pembangkit listrik konvensonal (Contoh: PLTD,PLTU,dll), turbin angin
masih lebih dikembangkan oleh para ilmuwan karena dalam waktu dekat manusia akan
dihadapkan dengan masalah kekurangan sumber daya alam tak terbaharui (Contoh : batubara,
minyak bumi) sebagai bahan dasar untuk membangkitkan listrik.
Jenis turbin angin ada 2, yaitu :
1.
Turbin angin sumbu horizontal
2.
2.1.1
Gambar 2.1
Turbin angin megawatt pertama di dunia berada di Castleton, Vermont.Turbin angin sumbu
horizontal (TASH) memiliki poros rotor utama dangenerator listrik di puncak menara. Turbin
berukuran kecil diarahkan oleh sebuah baling-baling angin (baling-baling cuaca) yang
sederhana, sedangkan turbin berukuran besar pada umumnya menggunakan sebuah sensor
angin yang digandengkan ke sebuah servo motor. Sebagian besar memiliki
sebuah gearbox yang mengubah perputaran kincir yang pelan menjadi lebih cepat berputar.
Karena sebuah menara menghasilkan turbulensi di belakangnya, turbin biasanya diarahkan
melawan arah anginnya menara. Bilah-bilah turbin dibuat kaku agar mereka tidak terdorong
menuju menara oleh angin berkecepatan tinggi. Sebagai tambahan, bilah-bilah itu diletakkan di
depan menara pada jarak tertentu dan sedikit dimiringkan. Karena turbulensi menyebabkan
kerusakan struktur menara, dan realibilitas begitu penting, sebagian besar TASH merupakan
mesin upwind (melawan arah angin). Meski memiliki permasalahan turbulensi, mesin downwind
(menurut jurusan angin) dibuat karena tidak memerlukan mekanisme tambahan agar mereka
tetap sejalan dengan angin, dan karena di saat angin berhembus sangat kencang, bilah-bilahnya
bisa ditekuk sehingga mengurangi wilayah tiupan mereka dan dengan demikian juga mengurangi
resintensi angin dari bilah-bilah itu.
2.1.2
Gambar 2.2
Turbin angin sumbu vertikal/tegak (atau TASV) memiliki
poros/sumbu rotor utama yang disusun tegak lurus.
Kelebihan utama susunan ini adalah turbin tidak harus
diarahkan ke angin agar menjadi efektif. Kelebihan ini
sangat berguna di tempat-tempat yang arah anginnya
sangat bervariasi. VAWT mampu mendayagunakan angin
dari berbagai arah. Dengan sumbu yang vertikal, generator
serta gearbox bisa ditempatkan di dekat tanah, jadi menara
tidak perlu menyokongnya dan lebih mudah diakses untuk
keperluan perawatan. Tapi ini menyebabkan sejumlah
desain
menghasilkan
tenaga
putaran
yang
berdenyut. Drag (gaya yang menahan pergerakan sebuah
benda padat melalui fluida (zat cair atau gas) bisa saja
tercipta saat kincir berputar. Karena sulit dipasang di atas menara, turbin sumbu tegak sering
dipasang lebih dekat ke dasar tempat ia diletakkan, seperti tanah atau puncak atap sebuah
bangunan. Kecepatan angin lebih pelan pada ketinggian yang rendah, sehingga yang tersedia
adalah energi angin yang sedikit. Aliran udara di dekat tanah dan obyek yang lain mampu
menciptakan aliran yang bergolak, yang bisa menyebabkan berbagai permasalahan yang
berkaitan dengan getaran, diantaranya kebisingan dan bearing wear yang akan meningkatkan
biaya pemeliharaan atau mempersingkat umur turbin angin. Jika tinggi puncak atap yang
dipasangi menara turbin kira-kira 50% dari tinggi bangunan, ini merupakan titik optimal bagi
energi angin yang maksimal dan turbulensi angin yang minimal.
2.2 Tenaga Angin
2.2.1 Energi Kinetik Angin Sebagai Fungsi dari Kecepatan Angin
Energi kinetik angin yang dapat masuk ke dalam area efektif turbin angin dapat dihitung
berdasarkan persamaan (2.1) berikut :
(2.1)
dimana pada persamaan tersebut dapat kita lihat bahwa energi angin (P ; Watt) bergantung
terhadap faktor-faktor seperti aliran massa angin (m ; kg/s), kecepatan angin (v ; m/s), densitas
udara ( ; kg/m3), luas permukaan area efektif turbin (A ; m 3 ). Di akhir persamaan, secara jelas
dapat disimpulkan bahwa energi angin akan meningkat 8 kali lipat apabila kecepatan angin
meningkat 2 kali lipatnya, atau dengan kata lain apabila kecepatan angin yang masuk ke dalam
daerah efektif turbin memiliki perbedaan sebesar 10% maka energi kinetik angin akan meningkat
sebesar 30%. Perhitungan daya yang dapat dihasilkan oleh sebuah turbin angin dengan
diameter kipas R adalah :
(2.2)
dimana adalah kerapatan angin pada waktu tertentu dan v adalah kecepatan angin pada waktu
tertentu. Umumnya daya efektif yang dapat dipanen oleh sebuah turbin angin hanya sebesar
20%-30%. Jadi rumus diatas dapat dikalikan dengan 0,2 atau 0,3 untuk mendapatkan hasil yang
cukup eksak. Prinsip dasar kerja dari turbin angin adalah mengubah energi mekanis dari angin
menjadi energi putar pada kincir, lalu putaran kincir digunakan untuk memutar generator, yang
akhirnya akan menghasilkan listrik.
Apabila kecepatan kerja PLTB adalah Vrated, maka daya keluaran PLTB dapat diperoleh dari
persamaan (2.1)dengan menuliskan kembali ke persamaan sebagai berikut.
(2.3)
(2.4)
Gambar 2.1 merupakan kurva intensitas energi kinetik angin berdasarkan fungsi dari kecepatan
angin.
Gambar 2.3 Intensitas Energi Angin
Gambar 2.4 menunjukan hasil perhitungan kecepatan angin berdasarkan ketinggian, dengan
garis putus-putus menggunakan asumsi n = 7, sedangkan garis lurus dengan asumsi n =5.
Angin Musim Timur/Angin Muson Timur adalah angin yang mengalir dari Benua Australia
(musim dingin) ke Benua Asia (musim panas). Angin ini menyebabkan Indonesia mengalami
musim kemarau, karena angin melewati celah- celah sempit dan berbagai gurun (Gibson,
Australia Besar, dan Victoria). Musim kemarau di Indonesia terjadi pada bulan Juni, Juli dan
Agustus, dan maksimal pada bulan Juli.
(4) Angin Permukaan
Kecepatan dan arah angin ini dipengaruhi oleh perbedaan yang diakibatkan oleh material
permukaan Bumi dan ketinggiannya. Secara umum, suatu tempat dengan perbedaan tekanan
udara yang tinggi akan memiliki potensi angin yang kuat. Ketinggian mengakibatkan pusat
tekanan menjadi lebih intensif.
Selain perbedaan tekanan udara, material permukaan bumi juga mempengaruhi kuat lemahnya
kekuatan angin karena adanya gaya gesek antara angin dan material permukaan bumi ini.
Disamping itu, material permukaan bumi juga mempengaruhi kemampuannya dalam menyerap
dan melepaskan panas yang diterima dari sinar matahari. Sebagai contoh, belahan Bumi utara
didominasi oleh daratan, sedangkan selatan sebaliknya lebih di dominasi oleh lautan. Hal ini saja
sudah mengakibatkan angin di belahan Bumi utara dan selatan menjadi tidak seragam.
Gambar2.5 menunjukkan tekanan udara dan arah angin bulanan pada permukaan Bumi dari
tahun 1959-1997. Perbedaan tekanan terlihat dari perbedaan warna. Biru menyatakan tekanan
rendah, sedangkan kuning hingga oranye menyatakan sebaliknya. Arah dan besar angin
ditunjukkan dengan arah panah dan panjangnya.
menggunakan teori medan elektromagnetik. Singkatnya, (mengacu pada salah satu cara kerja
generator) poros pada generator dipasang dengan material ferromagnetik permanen. Setelah itu
disekeliling poros terdapat stator yang bentuk fisisnya adalah kumparan-kumparan kawat yang
membentuk loop. Ketika poros generator mulai berputar maka akan terjadi perubahan fluks pada
stator yang akhirnya karena terjadi perubahan fluks ini akan dihasilkan tegangan dan arus listrik
tertentu. Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan ini disalurkan melalui kabel jaringan listrik
untuk akhirnya digunakan oleh masyarakat. Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan oleh
generator ini berupa AC(alternating current) yang memiliki bentuk gelombang kurang lebih
sinusoidal.
(2) Penyimpan energi
Karena keterbatasan ketersediaan akan energi angin (tidak sepanjang hari angin akan selalu
tersedia) maka ketersediaan listrik pun tidak menentu. Oleh karena itu digunakan alat penyimpan
energi yang berfungsi sebagai back-up energi listrik. Ketika beban penggunaan daya listrik
masyarakat meningkat atau ketika kecepatan angin suatu daerah sedang menurun, maka
kebutuhan permintaan akan daya listrik tidak dapat terpenuhi. Oleh karena itu kita perlu
menyimpan sebagian energi yang dihasilkan ketika terjadi kelebihan daya pada saat turbin angin
berputar kencang atau saat penggunaan daya pada masyarakat menurun. Penyimpanan energi
ini diakomodasi dengan menggunakan alat penyimpan energi. Contoh sederhana yang dapat
dijadikan referensi sebagai alat penyimpan energi listrik adalah aki mobil. Aki mobil memiliki
kapasitas penyimpanan energi yang cukup besar. Aki 12 volt, 65 Ah dapat dipakai untuk
mencatu rumah tangga (kurang lebih) selama 0.5 jam pada daya 780 watt. Kendala dalam
menggunakan alat ini adalah alat ini memerlukan catu daya DC (Direct Current) untuk mengcharge/mengisi energi, sedangkan dari generator dihasilkan catu daya AC (Alternating Current).
Oleh karena itu diperlukan rectifier-inverter untuk mengakomodasi keperluan ini. Rectifier-inverter
akan dijelaskan berikut.
(3) Rectifier-inverter
Rectifier berarti penyearah. Rectifier dapat menyearahkan gelombang sinusodal(AC) yang
dihasilkan oleh generator menjadi gelombang DC. Inverter berarti pembalik. Ketika dibutuhkan
daya dari penyimpan energi(aki/lainnya) maka catu yang dihasilkan oleh aki akan berbentuk
gelombang DC. Karena kebanyakan kebutuhan rumah tangga menggunakan catu daya AC ,
maka diperlukan inverter untuk mengubah gelombang DC yang dikeluarkan oleh aki menjadi
gelombang AC, agar dapat digunakan oleh rumah tangga.
2.4 Generator Arus Searah (DC)
Generator DC merupakan sebuah perangkat mesin listrik dinamis yang mengubah energi
mekanis menjadi energi listrik. Generator DC menghasilkan arus DC / arus searah. Generator
DC dibedakan menjadi beberapa jenisberdasarkan dari rangkaian belitan magnet atau penguat
eksitasinya terhadap jangkar (anker), jenis generator DC yaitu:
1)
2)
3)
Generator kompon
2.4.1
Konstruksi Generator DC
kerja
Generator
DC
Pembangkitan tegangan induksi oleh sebuah generator diperoleh melalui dua cara:
dengan menggunakan cincin-seret, menghasilkan tegangan induksi bolak-balik.
dengan menggunakan komutator, menghasilkan tegangan DC.
Proses pembangkitan tegangan tegangan induksi tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.8 dan
Gambar 2.9
induksi terbesar terjadi saat rotor menempati posisi seperti Gambar 2 (a) dan (c). Pada posisi ini
terjadi perpotongan medan magnet secara maksimum oleh penghantar. Sedangkan posisi
jangkar pada Gambar 2.(b), akan menghasilkan tegangan induksi nol. Hal ini karena tidak
adanya perpotongan medan magnet dengan penghantar pada jangkar atau rotor. Daerah medan
ini disebut daerah netral.
Gambar 2.10 Tegangan Rotor yang dihasilkan melalui cincin-seret dan komutator.
Jika ujung belitan rotor dihubungkan dengan slip-ring berupa dua cincin (disebut juga dengan
cincin seret), seperti ditunjukkan Gambar 2.10 (1), maka dihasilkan listrik AC (arus bolak-balik)
berbentuk sinusoidal. Bila ujung belitan rotor dihubungkan dengan komutator satu cincin
Gambar 2.10 (2) dengan dua belahan, maka dihasilkan listrik DC dengan dua gelombang positip.
Rotor dari generator DC akan menghasilkan tegangan induksi bolak-balik. Sebuah komutator
berfungsi sebagai penyearah tegangan AC.
Besarnya tegangan yang dihasilkan oleh sebuah generator DC, sebanding dengan banyaknya
putaran dan besarnya arus eksitasi (arus penguat medan).