Dengan Oven
U/ bahan yg tahan suhu
tinggi erlenmeyer
Kain dan kapas ga bisa dg
cara ini
150-170oC
Prinsip
-
STERILISASI GAS
Pemasitian
bahwa
mekanisme nya dlm proses
sesuai.
Terjadi
kualifikasi
:
Memastikan
Hit penetration
Prinsip
Lihat CPOB
-
Adalah
pembunuhan
mikroorganisme, cth : desinfektan
dan alkohol.
Campuran
formaldehid
alkohol
dan
Proses :
1. Autoklaf khusus dengan
suhu 360C, konsentrasi gas
400 mg/L
2. Objek masuk ke chamber
lalu dipaparkan kelembaban
3. Dipanaskan
550C
untuk
hilangkan
udara
pada
chambe
4. Dialirkan gas etilen oksida
dan uap digantikan udara di
chamber
5. Suhu panas 550C selama 4
jam
6. Aerasi 24 jam
MK :
-
STERILISASI KIMIA
STERILISASI FILTRASI
-
Saringan
berpori
sangat kecil
yang
Membran
steril
dg
Panas Kering
Dg
Autoklaf
Syarat
-
STERILISASI RADIASI
Prinsip
-
sel
mikroorganisme
ditembak
(melibatkan 2 radiasi
gamma Co atau cesin
elektron team dalam
elektron berenergi tinggi.
Terjadi perubahan terhadap
ikatan
kimia
sel
mikroorganisme
Efek
letal
pada
sel
mikroorganisme
Keuntungan :
Tidak
melibatkan
suhu
Dapat menembus selsel m.o.
Waktu dikontrol
Strelisasinya
relatif
cepat
Efek
Langsung : Efek letal
karena adanya penimbunan
energi.
Ada
tumbukan
langsung
energi,
pemutusan
gula
fosfat,
terbentuk intramolekular
DNA.
Tidak
Langsung
:
Lingkungan, suhu, air dll.
Keunggulan :
-
Protokol
-
PROTOKOL
1. Validasi
2. Perhitungan
dosimetri
(penetapan dosis)
3. Masukkan ke container
4. Ke conveier dilewatin ke
ruangan
radiasi
(ada
terowongan)
5. Stay
selama
beberapa
menit sesuai dosisnya baru
keluar lagi.
Ruangan
sterilisaasinya
harus
terisolasi
untuk
menahan
radiasinya
(kekuatan
dosis
dari
sinarnya).
PRAFORMULASI SEDIAAN
STERIL
Cakupan praformulasi u/ sediaan
injeksi :
1. Organoleptis
warna,
bentuk aroma
2. Kemurnian
Struktur,
bobot,
suhu
lebur,
higroskopis,
spektrum,
konstanta ionisasi.
pH dan Tonisitas
pH 7.4, 2-12 bisa ditoleransi
pH >9 Nekrosis
pJ <3 Nyeri dan Phlebitis
Buffer harus dihindari jika zat aktif
adalah garam karna bisa dititrasi
ISOTONISITAS
- Harus Isotonis, osmolaritas
antara 280-290 mOsmol/L
- Hipertonik
larutan
lebih
dipilih dibanding hipotonik
karna bisa hemolisis.
- Larutan hipotonis dicegah
dengan NaCl, Manitol dan
Dekstrose.
BAHAN
TAMBAHAN/PERTIMBANGAN
STERILITAS
- Absolute
- Lebih ke cara/ metode
sterilisasi
- Preservastive
tidak
dimasukkan pada formulasi
parenteral,
kecuali
multidose.
CARA KELARUTAN OBAT YANG
TAK LARUT (FORMULASI)
- Manipulasi pH
- Kosolven
- Pembawa no aquous
- Surfaktan (ex. polisorbat)
- Kompleksasi
CARA FORMULASI MOLEKUL
YANG GA STABIL
- Hilangkan air
- Eksipien cth. Antioksidan
- Non aquous vehicle dan
emultion
CARA SUSTAINABLE RELEASE
- Oily Vehicle
- Aquous suspension
- Emulsion/ michrosphere
PANDUAN FORMULASI
PARENTERAL
Untuk i.m : bisa dg pelarut non
aquous
Bentuk 3 larutan, suspensi,
emulsi
Bentuk 4 serbuk kering,..
Pertimbangan Volume!!1
Ada volum kecil dan Volum besar
Bolus adalah sediaan vol. Kecil
yang diberikan secara cepat ex.
i.v
Infus adalah sediaan vol.
Besar yang diberikan secara
lambat.
Pertimbangan Farmakokinetika
U/ pertimbanagan cepat dan
lambat
Jika cairannta hipertonis, boleh
diberikannya secara perlahan2.
U/ i.m atau s.c diberikan dalam
bentuk bolus.
Sebelum
menentukan
rutee
sebagai
formulator
harus
mempertimbangkan volume. Jika
zat mudah larut maka volumenya
sedikit yang dibutuhkan.
Pertimbangan
Tonisitas!2
-
pH
dan
Eksipien
Air, minyak tumbuhan
Kosolven, PEG, Etanol
Pengawet, untuk dosis ganda
Buffer, untuk pertahankan pH
dimana harus kompatibel dengan
zat aktif, eksipien, non toksik dan
tejangkau.
Bulking agent, dekstrosa
Eksispien
dipilih
terhadap
stabilitas,
efektifitas,
kompatibilitas, toksisitas, dan
sterilitas
dapat
Cth :
R/ Lidokain Injeksi. Needle nya?
Ukuran dan panjang masing2
jarum utk berbagai rute!
ANSEL ED. 9
Karna karbon aktif tidak selektif
(dapat menyerap semua) maka
kita dapat memperhitungkan zat
aktif yang terabsorbsi.
Sediaan infus dan injeksi volume
besar :
IV Rute yg ditujukan ke
pembuluh darah vena (warna
biru) ke jantung. Jika vol nya
besar, maka harus memiliki
tekanan osmotik, bersifat cairan,
emulsi, larutan atau suspensi
(darah).
IM Rute yg ditujukan u/ jaringan
dermis
ke
otot.
Biasanya
Suspensi.
IP Rute yang diberikan kepada
manusia, ke eprut/abdomen (tidak
lazim terhadap manusia).
IC Dibawah lapisan Epidermis.
PARENTERAL : U/ rute yang
diberikan secara injeksi dengan
cara merobek jaringan sehingga
harus steril, ga cukup kalo bebas
pirogen aja.
PIROGEN
:
Senyawa
kimia
(bahan2 yang dihasilkan dari
bakteri/
bangkai/
metabolit
bakteri).
DEPIROGENISASI
:
membebaskan pirogen
karbon
organik
yang
menyebabkan demam.
Cara
pengeringan
pelarut
tanpa
pemanasan.
IV YANG LAZIM TDK DIPATASI
VOLUMENYA, DOSIS DISESUAIKAN
TIAP ORANG
IM MAX. 5 ML
IC
SC JARINGAN LEBIH TIPIS, 1 ML.
Kenapa penggunakan IM dibatasi
max 5 ml? Karena jika berlebihan
menyebabkan syaraf terganggu
dan menimbulkan rangsangan
nyeri.
Bentuk yang akan diinjeksikan
semuanya cair, liquid preparation,
walaupun dry solution (for inject).
For injectable suspension u/
sediaan2 cair yang diinjeksikan
secara
parenteral;
solven/pembawa harus murni;
bisa ditambah zat tambahan
kecuali pewarna.
VAKSIN
Chapter 10. Ansel Ebook
1. Bacterial Vaccines
- Suspensi
beberapa
m.o
hidup (dilemahkan) atau
inaktif.
- M.o ditumbuhkan pd
medium, pH, lingkungan
yang
sesuai
kecuali
pengadukan (bakteri aerob)
terkontrol dari segi
spesies, galur (jelas)
Diternakkan, lalu dipanen
dan dilemahkan
Yg digunakan berupa sel
utuh
TAHAP PREPARASI
-
Proses
pelemahan
:
pemanasan,
dengan
cairan
kimia,
dll
(inaktivasi
dg
formaldehid)
- Bakteri yang sudah ter
inaktivasi yang kemudian di
formulasi menjadi sediaan
vaksin
- Bakteri yg telah di inaktivasi
lalu dilepaskan/ dipisahkan
dari mediumnya
(hanya
membutuhkan sel utuhnya
saja)
- Proses pemisahan (sel dan
medium)
perlu
dioptimasi, bisa digunakan
cara
sentrifugasi
:
didapatkan
pellet
bakterinya
(yang
mengendap) lalu dilakukan
pencucian
dengan
NaCl
fisiologis.
- Sel yang sudah didapatkan
disuspensikan
dalam
medium tertentu.
2. Viral Vaccines
- Ada yang berupa virion
utuhnya.
- Cara pemisahan virus
yang diambil virion dalam
bentuk utuhnya
- Sel host tidak boleh terbawa
yang diambil virionnya saja.
3. Cancer Vaccines
- Berisi antigen protein,
berupa senyawa
diformulasi
bisa
ditambah adjuvan.
PASSIVE IMMUNITY
Human Immune Sera
-
Serum
hewan
yg
mengandung
antibodi
diinfeksikan ke manusia
Sebelum
diinfeksikan
dilemahkan/diinaktivasi
terlebih dahulu.
PROSES FORMULASI
Tujuan
:
U/
meningkatkan/
menginduksi sistem imun yang
spesifik terhadap vaksin yang
diberikan. (Beda dg formulasi
obat lain)
ada
efek
sampingnya juga.
Penelitian
vaksin
Bagaimana
mendapatkan
adjuvant yang kcl adverse
effect
dan
dapat
meningkatkan kemampuan
stimulasi/ induksi.
IMMUNOSTIMULARY
ADJUVANT
-
Polisakarida dari
gram negatif
PRESERVATIVE
-
Fenol,
2-phenoxyethanol,
ethyl mercuri thiosalicylate
(thiomerosal) (2001 baru
dihilangkan)
SALTS
-
Sebagai
tonicity
adjust pH
agent,
ADDITIVES
-
Sebagai
bahan
pengisi,
bulking agent
Cth : gula, asam amino
biasa
digunakan
pada
sediaan2
yang
perlu
diliofilisasi (kering-beku)
Protein dg struktur tersier,
sekunder
akan
terputus
pada proses pembekuan
(pengeringan).
Pdahal
struktur
tsb
akan
menentukan
kespesifikasiannya.
Sukrosa/asam amino lain
menjaga struktur2 tsb agar
tetap terjaga dan tidak
terputus.
Strukturnya kembali utuh
setelah rekonstitusi.
RESIDUAL
FROM
MANUFACTURING PROCESS
bakteri
Eksipien Meningkatkan
stabilitas Vaksin
-
Kitosan,
Hidrogel,
Hyaluronic acid, Polyesters
Stabilitas
secara
kesesluruhan pada proses
penyimpanan.
Quality Control
Semua
eksipien
yang
ditambahkan pada sediaan
vaksin harus memiliki/
memenuhi
persyaratan
keamanan, tidak mengiritasi,
tidak menyebabkan hemolisis,
seperti syarat eksipien pada
sediaan parenteral.
MENGEMBANGKAN
VAKSIN
SEDIAAN
Penggunaan
adjuvant,
Stabilisator, Bulking Agent dan
eksipien lain.
Penyimpanan Vaksin pada suhu 28oC
FORMULASI SEDIAAN MATA
-
tidak
menimbukan iritasi, ukuran
pasrtikelnya ditentukan.