Anda di halaman 1dari 27

GASTRITIS EROSIF

Pendahuluan
• Perdarahan akut saluran cerna bagian atas (SCBA) sering
dijumpai di bagian gawat darurat. Sebagian besar pasien
dalam keadaan stabil, sebagian lainnya dalam keadaan gawat
darurat yang memerlukan tindakan cepat dan tepat.
Konsensus terkini menempatkan endoskopi sebagai tulang
punggung terapi perdarahan SCBA nonvariseal. Perdarahan
SCBA merupakan perdarahan yang berasal dari esofagus
sampai ligamentum of Treitz.
• Data studi retrospektif di RS Cipto Mangunkusumo tahun
2001-2005 dari 4154 pasien yang menjalani endoskopi,
diketahui bahwa 807 (19,4%) pasien mengalami perdarahan
SCBA. Penyebab perdarahan SCBA antara lain: 380 pasien
(33,4%) ruptur varises esofagus, 225 pasien (26,9%)
perdarahan ulkus peptikum, dan 219 pasien (26,2%) gastritis
erosif.
Etiologi
• Presentasi klinis : hematemesis (muntah
darah), emesis hitam seperti bubuk kopi, dan
melena (feses hitam seperti aspal)
• Presentasi klinis non-spesifik adalah mual,
muntah, nyeri epigastrium, tanda komorbid
pasien (seperti diabetes melitus, penyakit
jantung koroner, stroke, penyakit ginjal kronik,
dan artritis). Riwayat konsumsi obat perlu
diketahui.
Defenisi
Gastritis erosif adalah jenis gastritis yang sering
tidak menyebabkan peradangan signifikan tetapi dapat
melunturkan lapisan lambung. Gastritis erosif dapat
menyebabkan perdarahan, erosi, atau ulserasi. Gastritis
erosif mungkin akut atau kronis. (National Digestive
Diseases Information Clearinghouse, 2010).
Gastritis erosif atau ulserasi duodenum adalah
kondisi dimana lambung mengalami erosi atau ulserasi
lambung atau duodenum yang telah mencapai sistem
pembuluh darah lambung atau duodenum; dapat terjadi
secara akut atau kronis (Corwin, 2009).
Etiologi
• Gastritis erosif kronis merupakan akibat dari zat iritan seperti alkohol,
kafein, endotoksin bakteri (setelah menelan makanan terkontaminasi),
obat-obatan (terutama obat aspirin dan obat anti peradangan lain,
penyakit chrone dan infeksi virus dan bakteri (Anggita, 2012).
Algoritma
Level of evidence
(1) Level of evidence strongly in favor of
recommendation.
(2) Level of evidence favors
recommendation.
(3) Level of evidence in favor of
recommendation is
equivocal.
(4) Level of evidence does not favor
recommendation.
Strength of recommendations
(A) Strong evidence for multiple published,
well-controlled randomized trials or a well-
designed systemic meta-analysis.
(B) Strong evidence from at least one
quality published randomized controlled
trial or evidence from published, well-
designed, cohort or matched case – control
studies.
(C) Consensus of authoritative expert
opinions based on clinical evidence or from
well designed, but uncontrolled or non-
randomized clinical trials.
Therefore, we conducted a
prospective randomized
controlled study by recruiting
elderly Chinese OA or RA patients
(60-75 years old) with a history of
diagnosed gastroduodenal ulcer
to our study and evaluated the
effects of gastrointestinal
protection using a combination of
Celebrex and omeprazole.
67 th, H. Pylori (-), gastritis erosiva, induced Aspirin.
• Berdasarkan kasus ini, pasien masuk ke dalam kategori
Moderate-High GI Risk dan Low CV Risk.
• Oleh sebab itu, penggunaan Aspirin dihentikan, dan
direkomendasikan untuk memilih terapi PPI + COX-2 inhibitor.
• Aspirin diduga menjadi penyebab gastritis erosif yang dialami
pasien sejak 2 tahun terakhir.
• Pemilihan Omeprazole (PPI) + Celecoxib (COX-2 inhibitor)
pada pasien ini dinilai tepat menimbang pasien mengalami
gastritis erosif yang diakibatkan oleh penggunaan NSAID, dan
juga mengalami nyeri pada lututnya (osteoatritis). Celexocib
menjadi pilihan pada pasien yang memiliki upper GI bleeding.
• Penggunaan Piroxicam untuk nyeri lututnya dapat
dipertimbangkan kembali agar tidak terjadi polifarmasi dan
interaksi drug to drug.
• Celecoxib dapat menyebabkan infark miocard,
sehingga pemakaiannya harus dipantau. Pada
pasien dengan low risk GI, dapat diberikan
low dose Aspirin untuk menangani gangguan
kardiovaskular akibat Celecoxib. Namun, pada
kasus ini, derajat hipertensi yang dialami
pasien tidak diketahui. Sehingga Apirin tidak
perlu digunakan dulu.
Saran Rejimen Dosis
• Omeprazole : 2 x sehari 20 mg
• Celecoxib : 2 x sehari 200 mg
Penatalaksanaan
• Pasien diedukasi untuk berhenti merokok
secara perlahan dan menghindari makanan
yang menyebabkan nyeri.
• Re-endoskopi pasien dengan ulkus gaster
setelah 6 minggu jika terdapat risiko
keganasan.
Interaksi yang mungkin terjadi :
Interaksi yang mungkin terjadi :
Interaksi yang mungkin terjadi :
Daftar Pustaka
• Scarpignato et al. 2016. Effective and safe proton pump inhibitor therapy in acid-related
diseases – A position paper addressing benefits and potential harms of acid
suppression. BMC Medicine (2016) 14:179
• Lanza et al. 2009.Guidelines for Prevention of NSAID-Related Ulcer Complications.
Guidelines for Prevention of NSAID-Related Ulcer Complications
• Nugraha, Dwi Adhi. 2017. Diagnosis dan Tatalaksana Perdarahan Saluran Cerna Bagian
Atas Non-Variseal. CDK-252/ vol. 44 no. 5 th. 2017
• National Digestive Diseases Information Clearinghouse. NIH Publication No. 10–4764
January 2010
• Toljamo, Kari. 2012. GASTRIC EROSIONS –CLINICAL SIGNIFICANCE AND PATHOLOGY.
UNIVERSITY OF OULU
• Li, Junke et al. 2016. Celebrex combined with omeprazole to reduce gastrointestinal
adverse reactions caused by Celebrex alone in treating Chinese elderly patients with
osteoarthritis. Int J Clin Exp Med 2016;9(9):18332-18338
• Gigante & Tagarro. 2012. Non-Steroidal Anti-Inflammatory Drugs and Gastroprotection
with Proton Pump Inhibitors A Focus on Ketoprofen/Omeprazole. Clinical Drug
Investigation
Kombinasi fixed dose
Ketoprofen/Omeprazole sangat efektif
mencegah ulkus gastroduodenal dan
menuntaskan gejala dispepsia pada
pengguna NSAID. Omeprazole ditoleransi
dengan baik pengobatan jangka pendek
maupun panjang.

Ketoprofen/omeprazole fixed-dose, modified release


capsules are currently approved in various
European countries for the symptomatic treatment
of RA, AS and OA in patients with a previous
history of, or who are at risk of developing,
NSAID-associated gastroduodenal ulcers.
• Pada literatur ini, kita dapat melihat review
perbandingan obat-obat golongan Pompa
Proton Inhibitor yang digunakan dalam
berbagai treatment.

Anda mungkin juga menyukai