Anda di halaman 1dari 14

Interaksi Obat Fenitoin

RATIH DARA SYADILLAH


1113102000003

Top 300 Pharmacy Drug


2016

Interaksi Fenitoin Alkohol dan Makanan


Alcohol (Ethyl) : CNS Depressants may enhance the
CNS depressant effect of Alcohol
(Ethyl).
Sumber
: Drug Information
Handbook
Ethanol :
Acute use: Avoid or limit ethanol (inhibits metabolism
of phenytoin). Watch for sedation.
Chronic use: Avoid or limit ethanol (stimulates
metabolism of phenytoin).
Food : Phenytoin serum concentrations may be altered
if taken with food. If taken with enteral nutrition,
phenytoin serum concentrations may be decreased.
Tube feedings decrease bioavailability; hold tube
feedings 1-2 hours before and 1-2 hours after phenytoin
administration. May decrease calcium, folic acid, and
vitamin D levels.
Herb/Nutraceutical : Avoid evening primrose (seizure
threshold decreased). Avoid valerian, St John's wort,

Fenitoin-Warfarin
Drugs.com

Penggunaan Warfarin dan Fenitoin bersama dapat


menyebabkan mudah pendarahan, juga meningkatnya
kadar Fenitoin. Kadar Fenition dam Waktu Protrombin
atau INR (International Normalized Ratio) harus di
monitor kapan saja dosis diubah atau dihentikan.

Fenitoin-Obat Kontrasepsi
Efektivitas dari kontrasepsi oral kombinasi maupun
yang hanya mengandung progesteron akan
menurun jika berinteraksi dengan obat yang
menginduksi aktivitas enzim hepatik (misalnya
karbamazepin, griseofulvin, modafinil, nelfinavir,
nevirapin, okskarbazepin, fenitoin, fenobarbital,
PIONas
ritonavir, topiramat, rifabutin serta rifampisin).

Obat Anti Epilepsi untuk Ibu Hamil

Sumber : Medscape

Obat Anti Epilepsi untuk Ibu


Hamil
Hormon yang berpengaruh terhadap bangkitan
pada ibu epilepsi yang hamil adalah estrogen dan
progesteron. Pada seorang wanita yang hamil kadar
estrogen dalam darah akan menurun,sehingga
merangsang
aktifitas enzim asam glutamat
dekarboksilase dan karena itu sintesa gamma amino
butiric acid (GABA) akan menurun dalam otak.
Dengan menurunnya konsentrasi GABA di otak
akan merangsang bangkitan epilepsi (Laidlaw, 1988;
Gilroy, 1992). Terjadinya suatu bangkitan sangat
berbahaya baik untuk ibu maupun fetus akibat
trauma yang timbul. Supresi detak jantung janin
selama proses persalinan akibat bangkitan yang
timbul.

Obat Anti Epilepsi untuk Ibu


Hamil
Pada
wanita
hamil
volume
plasma
meningkat kira-kira sepertiga pada trisemester
ketiga, hal ini disebabkan oleh efek dilusi.
Penentuan
dan
angka
penurunan
dari
konsentrasi obat anti epilepsi berbeda untuk
setiap jenis obat. Penurunan kadar obat dalam
adrah untuk fenitoin kira-kira 80% terjadi pada
trisemester pertama, juga serupa dengan
fenobarbital. Untuk karbamazepin terbesar
penurunannya
pada
trisemester
ketiga
(Yerby,1991).

Pada wanita hamil dengan bangkitan dan telah


mendapat obat anti epilepsi maka pemeriksaan yang
perlu dilakukan yaitu:
1. Pemeriksaan kadar obat dalam darah
2. EEG
3. CT Scan, bila ada kelainan neurologik, dilakukan
tergantung pada stadium kehamilan.
Perubahan-perubahan konsentrasi obat anti epilepsi
secara teratur harus dimonitor setiap bulan. Wanita epilepsi
lebih cenderung memperoleh komplikasi obstetrik adlam
masa kehamilan dari pada wanita penduduk rata-rata.
Pengaruh epilepsi terhadap kehamilan yaitu:
4. Melahirkan bayi prematur, didapat 4-11%
5. Berat badan lahir rendah, kurang dari 2500 gr, ditemukan
pada 7 10%
6. Mikrosefali
7. Apgar skor yang rendah (Yerby, 1991)

Pengobatan dan tatalaksana


Seorang
wanita
epilepsi
yang
merencanakan untuk hamil selalu khawatir
terhadap janin, kehamilan, perkembangan
danperawatan bayi. Hal ini membutuhkan
pengawasan khusus, baik sebelum dan
selama hamil, dan penyuluhan prekonsepsi
haruslah merupakan bagian yang penting
untuk pencegahan dan persiapan (Laidlaw,
1988).

Penyuluhan Prakonsepsi
Wanita epilepsi yang hamil harus diberitahu tentang
resiko
hamil
yang
berhubungan
dengan
penggunaan obat anti epilepsi. Mereka harus tahu
juga
bahwa
serangan
epileptik
dapat
membahayakan kandungan dan diri sendiri. Namun
demikian mereka harus mengetahui bahwa resiko
dapat diperkecil dengan tindakan pencegahan.
Disatu pihak ia harus menggunakan obat anti
epilepsi untuk mengontrol timbulnya serangan
epileptik pada ibu yang hamil dan sekaligus ia
harus mencegah terkenanya fetus oleh efek obat
anti epilepsi digunakan oleh ibu yang hamil. Terapi
yang
dianjurkan
ialah
penggunaan
monoterapi dengan dosis serendah mungkin
paad tahap pertama kehamilan. Dosis dapat
dinaikkan pada trisemester ketiga kehamilan. Pada

Efek Terotogenik Obat Anti


Epilepsi
Hipotesa mekanisme terjadinya teratogenisitas obat
anti epilepsi adalah:
1. Metabolisme obat anti epilepsi terjadi melalui
komponen arene oksid atau epoksid, yang
sebagian besar merupakan komponen reaktif
yang bersifat teratogenik.
2. Kelainan genetik yang disebabkan oleh hidrolase
epoksid meningkatkan resiko terhadap toksisitas
fetus, atau alternatif lain
3. Radikal bebas yang dihasilkan dari metabolisme
obat anti epilepsi dan bersifat sitotoksik.
4. Kelainan genetik yang disebabkan oleh free
radical scavenging activity meningkatkan resiko
terhadap
toksisitas
fetus
(Yerby,1991;

Obat-obat anti epilepsi


Presentase malformasi akibat
obat anti epilepsi adalah:
1. Trimetadion, lebih 50%
2. Fenitoin, 30%
3. Sodium Valproat, 1,2%
4. Karbamazepin, 0,5-1 %
5. Fenobarbital, 0,6% (Yerby, 1991)

Kesimpulan
Penelitian pada hewan uji telah terbukti bahwa
semua obat-obat anti epilepsi bersifat teratogenik
dan dihubungkan dengan kadar obat anti epilepsi
misalnya fenitoin, berakibat malformasi pada tikus,
tergantung pada jenis tikus dan dosis yang
diberikan. Salah satu bentuk malformasi tersebut
adalah palatum yang terbelah dan ini merupakan
malformasi yang terbanyak tampak pada epilepsi
(Laidlaw, 1988; Hirano, 1989). Umumnya obat anti
epilepsi
yang
digunakan
adalah
fenitoin,
karbamazepin, dan sodium valproat, dihubungkan
dengan malformasi konginetal minor seperti wajah
dismorfik dan hipoplasia phalang distal. Trimetadion
dihubungkan dengan abnormalitas berat, dan

Pustaka
Laidlaw J., Riches A., Oxley J. 1988. A
textbook of epilepsi. 3th ed. New York : Churchill
Livingstone, p. 203-211; 544-557
Yerby MS. 1991. Pregnancy and teratogenesis in
woman and epilepsy. JohnWiley & Sons, p. 163181.
MedScape
Drugs.com
Top 300 Pharmacy Drug 2016
DIH
PIONAS

Anda mungkin juga menyukai