Anda di halaman 1dari 4

SKENARIO 2

SR (28th) seorang wanita dengan riwayat epilepsi. SR rutin mengonsumsi Fenitoin 1 x


sehari 300mg untuk mencegah serangan. Setelah memiliki 2 orang anak, SR merencanakan
untuk mengikuti program KB dengan mengonsumsi obat oral kontrasepsi selama 3 bulan
terakhir ini. Namun sudah seminggu ini dia merasa mual, muntah, terlambat datang bulan dan
dinyatakan hamil oleh dokter.

STEP 1
1. Epilepsi
Gangguan sistem saraf pusat akibat aktivitas listrik otak yang tidak normal. Penyakit
pada ssp yang timbul berupa kekejangan.
2. Fenitoin
Obat untuk mengatasi kejang atau antikonvulsan pada penderita epilepsi. Bekerja
dengan cara menstabilkan neuron dan mengurangi aktivitas kejang. Merupakan obat
golongan d yaitu terdapat bukti positif mengenai risiko terhadap janin.

STEP 2 DAN 3
1. Bagaimana mekanisme kerja obat fenitoin dan obat oral kontrasepsi?
Fenitoin : bekerja pada kanal natrium dengan meningkatkan eflux dan mengurangi ion
natrium sehingga mengurangi kejang pada otak. Memblokade pergerakan dan
mencegah potensi pos tetanik. memberikan efek stabilitas pada membran yang mudah
terpacu dan dapat menunda ion k+ yang menyebabkan periode refaktori.
Kontrasepsi oral ; menekan hormon ovarium saat siklus haid yang normal sehingga
mencegah ovulasi. Mengendalikan lendir dari mulut rahim sehingga sperma tidak bisa
masuk dan menipiskan lapisan endonatrium
2. Apa yang menyebabkan obat kontrasepsi oral yang diminum tidak berefek? Kontrasepsi
oral dengan adanya konduktor enzim seperti obat rifampisin, fenitoin dapat
menyebabkan kadar ekstradiol menurun sehingga efikasi kontrasepsi oral menurun.
3. Efek samping fenitoin? Pada ssp vertigo, gangguan koordinasi. Pada intestinal
meyebabkan diare. Menyebabkan trombositpenia. Pada kulit berupa ruam, dermatis,
dan nekrosis jaringan, penggunaan secara IV dapat menyebabkan purple.. syndrom,
penurunan densistas tulang. Pada reaksi sistem imun dapat meyebabkan
hipersensitivitas. Sakit kepala, pusing, vertigo, mual , muntah, sambelit, insomnia, rasa
gugup, gusi membengkak
Kontrasepsi : penyakit kardiovaskuler, peningkatan berat bada, pendarahan, rasa mual,
sakit kepala, rasa tidak nyaman pada payudara, gairah seks menurun.
4. Bagaimana interaksi fenitoin dan obat oral kontrasepsi?
Obat oral isinya hormon esterogen dan progesteron yang sintetik. Interaksi keduanya,
fenitoin akan menurunkan efek dari etinilestradiol dengan mempengaruhi enzim protein
p450 3a metabolisme hati atau usus sehingga khasiatnya jadi berkurang dan pada
pemakiannya masih bisa menyebabkan kehamilan. Obat fenitoin berinteraksi dengan
obat kontrasepsi dan mengalami tipe induksi enzim yang menstimulasi enzim semakin
banyak enzim makin banyak obat yang dimetabolisme, maka hasilnya akan segera
dikeluarkan sehingga menyebabkan efek dari kontrasepsinya menurun.
5. Terapi lain untuk epilepsi? Pemasangan stimulator dan katoda untuk anak anak dengan
terapi tambahan . operasi epilepsi yang dilakukan jika terapi obatnya tidak mempan lagi.
Hal yang harus diperhatikan jika anak-anak terkena epilepsi harus rutin minum obat
sesuai waktunya, pastikan jumlah obat mencukupi jika telah habis segra kontrol ke
dokter.
6. Apa saja kerugian obat oral kontrasepsi? Kekurangan : harus diminum setiap hari di jam
yang sama dan tidak boleh terlewat, dapat meningkatkan tekanan darah, meningkatkan
risiko pembekuan darah, tidak cocok pada wanita yang obesitas yang usianya diatas 35
tahun.
7. Dosis dari kedua obat tersebut? Epilepsi pada dewasa : dosis awal 3-4 mg/kg bb atau
150-300 mg/ hari. Dosis pemeliharaan 200-500 mg/hari.
Untuk anak-anak dosis awal 5mg/kg bb/hari dapat dibagi dalam dua jadwal konsumsi.
Dosis pemeliharaan 4-8 mg bb/hari dapat dibagi dalam beberapa jadwal konsumsi. Dosis
maksimalnya 300 mg /hari
Untuk status epilepsi yang kejang terus-menerus : untuk dwasa 10-15 mg/kg bb
diberikan melalui suntikan pembuluh dara. Dosis pemeliharan 100 mg untuk 3;4 kali
sehari. Untuk anak-anak 15-20 mg/kg bb diberikan melalui IV dengan kecepatan lambat.
8. Indikasi dan kontraindikasi fenitoin? Indikasi fenitoin : kejang tonik, utnuk mennagani
status epilepsi tikus
Kontraindikasi : hipersensitivitas fenitoin, penyakit kardiovaskuler DM, kehamilan
Indikasi Kontrasepsi oral : untuk gangguan haid
Kontraindikasi kontrasepsi : risiko penyakit hati, wanita menyusui, infeksi, penyakit
radang panggul yang masih aktif, infeksi menular seks seperti klamidia, kanker serviks,
kanker endometrium, rahim yang tidak normal, pendarahan vagina
9. Solusi yang dapat diberikan pada skenario ini? Mengganti metode dari kontrasepsi
oralnya yang tidak dipengaruhi interaksi obat seperti yang non hormonal.
10. Interaksi farmasetis, farmakokinetik, dan farmakodinamik dari obat tersebut?
Farmakodinamik : fenitoin dapat mengaktivasi chanel natrium sehingga menurunkan
eflux natrium
Farmakokinetik : metabolisme utama di hati
11. Inkompatibilitas terapik dari kedua obat tersebut? Inkompatibilitas nya masih berkaitan
dengan interaksi obatnya, fenitoin berinteraksi dengan kontrasepsi akan mengalami
induksi enzim sehingga makin banyak enzim semakin banyak obat termetabolisme
sehingga menurunkan efek dari obat kontrasepsinya
12. Bagaimana farmakokinetika dari obat fenitoin?
Lambat dan sangat sedikit karna obat ini tidak larut dalam cairan lambung yang bersifat
asam, absorpsi maksimal di jejenum. Pemebrian secara IM akan menyebakan
pengendapan
Distribusi : pengikatan fenitoin oleh pada pasien epilepsi fraksi bebasnya 5,8 % volume
distribusi kurang lebih 64% dari BB, waktu paruh pemberian oral 18-24 jam sdangkan
untuk kadar optimal 5-10 hari. Fenitoin sebagian besar dieksresi bersama dengan
empedu, dan dieksresi melalui ginjal.

STEP 4 ANALISIS MASALAH

STEP 5 MIND MAP

Inkompatibilitas terapetik

STEP 6 LO
1. DRP dalam skenario tersebut
2. Vitamin yang perlu diminum bagi wanita penyandang epilepsi
3. dosis obat yang sesuai untuk wanita penyandang epeilepsi
4. bagaimana yang harus dilakukan jika terjadi epilepsi pada wanita hamil
5. Bagaimana merawat bayi wanita epilepsi

Anda mungkin juga menyukai